TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG PERAWATAN ALAT GENITALIA EKSTERNA DI SMA AL-AZHAR MEDAN
TAHUN 2010
Oleh :
NAMA : R A B I TA NIM : 095102004
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KARYA TULIS ILMIAH
Nama : RABITA
NIM : 095102004
Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat Genitalia
Eksterna Di SMA AL AZHAR Medan Tahun 2010
Menyatakan bahwa mahasiswi tersebut diatas disetujui untuk mengikuti ujian sidang
hasil KTI.
Medan, Juni 2010
Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna SMA
Al Azhar Medan Tahun 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang
lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan kecuali karya atau
pendapat orang lain yang menjadi acuan dalam penulisan karya tulis ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2010
Yang Menyatakan
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Rabita
Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna SMA Al Azhar Medan Tahun 2010
x + 36 hal + 5 tabel + 1 skema + 7 lampiran
ABSTRAK
Memelihara organ reproduksi merupakan awal dari menjaga kesehatan reproduksi, hal ini berkaitan dengan masalah infeksi sauran reproduksi secara fungsional dan proses. Dengan mengetahui alat genitalia eksterna maka akan mudah merawatnya. Jenis penelitian ini bersifat deskriftif dengan jumlah populasi 82 orang dan sampel 68 orang. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan remaja puteri tentang perawatan alat genitalia eksterna, 44 orang remaja puteri (64,7%) dengan kategori tingkat pengetahuan yang cukup dan 8 orang remaja puteri (11,8%) dengan kategori tingkat pengetahuan yang kurang. Hasil penelitian ada sebanyak 49 orang remaja puteri (72%) dengan kategori tingkat pengetahuan tentang sumber informasi dari keuarga/teman serta 8 orang remaja puteri (11,8%) dengan kategori tingkat pengetahuan tentang sumber informasi dari media elektronik. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengetahuan, umur, dan sumber infromasi sangat mempengaruhi pengetahuan remaja putri dan diharapkan kepada dinas pendidikan dalam hal ini perlu meningkatkan pengetahuan remaja, khususnya kesehatan reproduksi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna SMA
Al-Azhar Medan Tahun 2010”
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan,
akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktunya. Untuk itu perkenakanlah penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU
2. dr. Murniati Manik, M.Sc, SpKK selaku Ketua Program studi D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan USU
3. dr. Christoffel L. Tobing SpOG (K) selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah yang memberikan arahan dan bimbingan.
4. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Administrasi Program studi D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan USU.
5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan, kasih sayang, dukungan, dan
semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini selesai.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang
diberikan. Semoga mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal
Alamin.
Medan, Juni 2010 Peneliti,
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KARYA TULIS ILMIAH ... i
ABSTRAK ... iii
D. Anatomi organ reproduksi bagian wanita bagian luar (eksterna) dan fungsinya ... 12
E. Perawatan Alat Genitalia Eksterna ... 14
F. Efek Perawatan Yang Salah Pada Alat Reproduksi Eksternal ... 18
F. Alat Pengumpulan Data ... 24
G. Prosedur Pengumpulan Data... 25
H. Rencana Analisis Data ... 26
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28
A. Hasil ... 28
B. Pembahasan ... 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
A. Kesimpulan ... 34
B. Saran ... 35
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Puteri
Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna SMA Al Azhar Medan Tahun 2010 ... 28
Tabel 5.2. Distribusi Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat
Genitalia Eksterna SMA Al Azhar Medan Tahun 2010 ... 29
Tabel 5.3. Distribusi Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat
Genitalia Eksterna Berdasarkan Umur SMA Al Azhar Medan
Tahun 2010 ... 30
Tabel 5.4. Distribusi Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat
Genitalia Eksterna Berdasarkan Sumber Informasi SMA Al Azhar Medan Tahun 2010 ... 30
Tabel 5.5. Distribusi Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat
Genitalia Eksterna Berdasarkan Pentingkah Mengetahui
Perawatan Genitalia Ekesterna SMA Al Azhar Medan Tahun
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Editor Bahasa Indonesia
Lampiran 5 Hasil Output
Lampiran 6 Jadwal Konsul KTI
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Rabita
Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna SMA Al Azhar Medan Tahun 2010
x + 36 hal + 5 tabel + 1 skema + 7 lampiran
ABSTRAK
Memelihara organ reproduksi merupakan awal dari menjaga kesehatan reproduksi, hal ini berkaitan dengan masalah infeksi sauran reproduksi secara fungsional dan proses. Dengan mengetahui alat genitalia eksterna maka akan mudah merawatnya. Jenis penelitian ini bersifat deskriftif dengan jumlah populasi 82 orang dan sampel 68 orang. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan remaja puteri tentang perawatan alat genitalia eksterna, 44 orang remaja puteri (64,7%) dengan kategori tingkat pengetahuan yang cukup dan 8 orang remaja puteri (11,8%) dengan kategori tingkat pengetahuan yang kurang. Hasil penelitian ada sebanyak 49 orang remaja puteri (72%) dengan kategori tingkat pengetahuan tentang sumber informasi dari keuarga/teman serta 8 orang remaja puteri (11,8%) dengan kategori tingkat pengetahuan tentang sumber informasi dari media elektronik. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengetahuan, umur, dan sumber infromasi sangat mempengaruhi pengetahuan remaja putri dan diharapkan kepada dinas pendidikan dalam hal ini perlu meningkatkan pengetahuan remaja, khususnya kesehatan reproduksi.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa,
dikenal juga dengan masa pubertas. Masa ketika seorang anak mengalami perubahan
fisik, psikis dan pematangan fungsi organ reproduksi, biasanya terjadi pada usia belasan
tahun. Pada perempuan ditandai dengan menstruasi yang pertama (menarche) sedangkan
pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. (Sinta. 2001)
Masa pubertas mulai dengan awal berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada
saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur. Pubertas terjadi karena tubuh
kita mulai menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang berpengaruh pada
perempuan dan hormon testosteron yang berpengaruh pada laki-laki. (Hurlock. 2001)
Organ reproduksi merupakan alat dalam tubuh yang berfungsi untuk suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya
(reproduksi). Agar dapat menghasilkan keturunan yang sehat dibutuhkan pula kesehatan
dari organ reproduksi. Salah satu yang menjadi faktor utama terciptanya kesehatan yaitu
selalu menjaga kebersihan diri (personal hygiene). (Hurlock. 2001)
Menjaga keberhasilan organ-organ seksual atau reproduksi merupakan awal dari
usaha menjaga kesehatan. Keringat dapat membuat tubuh menjadi lembab terutama pada
organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat, sehingga dapat membantu
Masalah dengan system reproduksi secara fungsional dan proses adalah
banyaknya kaum wanita yang menderita infeksi saluran reproduksi itu sendiri meliputi
kandidiasis genital, vaginosis bacterial, klamedia. (Wahyuni., Ma’shum. 2003)
Rumah sakit di Subang dan Tangerang menemukan bahawa sebagian besar di
Tangerang (77,5%) dan Subang (68,3%) mempunyai status hygiene menstruasi yang
buruk. Penelitian yang sama mengemukakan bahwa sebagian besar responden
menggunakan pembalut yang modern, dan masih terdapat responden yang salah dalam
mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan (20,1% pada hari biasa dan
19,8% pada saat menstruasi). Adapun cara lain dalam perawatan organ reproduksi wanita
bagian luar adalah dengan cara kuno yang kini mulai dipopulerkan lagi yaitu spa vagina.
Perawatan ini dapat mencegah dan mengatasi keputihan, menjaga imunitas organ intim,
juga memberikan sensasi virginitas serta meningkatkan gairah seksual. Spa atau solus per
aqua (hanya dengan air) adalah terapi yang sudah ribuan tahun digunakan untuk
memelihara kesehatan tubuh. (Admin, 2003, ¶7, http//;www.ISRPadaPerempuan
Indonesia.com, diperoleh pada tangal 10 15 November 2009)
Penggunaan bahan-bahan pembasuh vagina dan penggunaan pembalut wanita
pada saat menstruasi, bila tidak terkontrol justru akan menimbulkan kerugian bagi organ
reproduksi bagian luar serta frekuensi penggantian pembalut. (Antara News, 2008,
¶8,http;//www.artikel.kesehatan.reproduksi. remaja.com
Kurangnya pengetahuan remaja puteri dan informasi yang tepat tentang kesehatan
organ reproduksi kemungkinan dapat menimbulkan kurangnya tanggung jawab terhadap
kesehatan organ reproduksinya. Maka perlu adanya pemberian informasi yang lengkap , diperoleh pada tanggal 15
dan terkini kepada remaja puteri untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mereka
akan pentingnya menjaga kebersihan diri terutama organ reproduksi termasuk resiko bila
tidak dijaga khususnya pada saat menstruasi (Departemen Kesehatan RI, 1993 ).
Oleh karena itu penulis ingin mengetahui pengetahuan remaja puteri tentang
perawatan alat genitalia eksterna di SMA Al Azhar Medan Tahun 2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah di atas yang menjadi rumusan adalah bagaimana
tingkat pengetahuan remaja puteri SMA Al Azhar Medan tentang perawatan alat genitalia
eksterna Tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja puteri tentang perawatan alat
genitalia eksterna.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja putri tentang alat genitalia
eksterna berdasarkan umur.
b. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja putri tentang alat genitalia
eksterna berdasarkan informasi.
c. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja putri tentang alat genitalia
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara diharapkan penelitian ini menjadi bahan atau sumber bacaan
di perpustakaan.
b. Penelitian ini bermanfaat bagi remaja puteri SMA Al Azhar Medan dalam
rangka merencanakan dan mengembangkan kegiatan yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi remaja.
c. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi remaja puteri tentang pentingnya
merawat organ reproduksi bagian luar.
d. Bagi peneliti sendiri, sebagai aplikasi ilmu kesehatan reproduksi yang telah
didapatkan selama perkuliahan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui
dengan objek yang di ketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek yang
mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak
melebur jadi objek, atau sebaliknya yang objek melebur menjadi subjek. Pengetahuan
pada hakekatnya yang dituntut atau ingin dicapai tujuanya adalah mencapai kebenaran.
Dengan mengetahui yang benar kita dapat mengetahui yang salah tanpa terlebih dahulu
mengetahui yang benar (Agustino, 2005).
Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan langgeng dari pada
perilaku oleh pengetahuan.
Notoadmodjo (2005), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
beruntun :
1. Awarennes (Kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu tentang stimulus (objek).
2. Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
3. Evaluation (Menimbang-menimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden mulai baik lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
diketahui oleh stimulus.
5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pengetahuan yang dicakup didalam
domain kognitif mempunyai enam tingkat yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat mengingat kembali (recal) terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Yaitu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada suatu kondisi
real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam komponen
komponen, tapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk melakukan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam batas keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian terhadapsuatu materi atau
objek.
B. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam
penyambungan informasi baik media maupun non media. Berdasarkan fungsinya
sumber informasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Media
A. Media Cetak Terdiri
1) Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam
bentuk buku baik tulisan maupun gambar.
2) Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi berupa lembaran yang dilipat
berbentuk gambar atau kombinasi.
3) Flayer (selebaran) berbentuk seperti leaflet tetapi tidak berbentuk lipatan.
4) Flipchart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi dalam
bentuk lembar balik.
5) Rubrik atau tulisan pada surat kabar maupun majalah.
6) Poster yaitu bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi yang
B. Media Elektronik
1) Televisi penyampaian pesan dalam bentuk sandiwara, sinetron, faorum diskusi
atau tanya jawab, ato serta ks cerdas cermat.
2) Radio penyampaian pesan atauinformasi berbentuk obrolan (tanya jawab)
sandiwara dan ceramah.
3) Video
4) Film srip
C. Media Papan
Papan tau billboard dapat diisi dengan informasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat, mencakup pesan yang dtulis dalam lembaran seng yang ditempel di
kendaraan umum.
2. Non media
A. Keluarga yaitu suatu kelompok kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai
suatu kesatuan. Keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan. Didalam keluarga pengetahuan diperoleh dari orang tua.
B. Tenaga kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan
remaja tentang perawatan organ reproduksi bagian luar. Sumber informasi dapat
C. Remaja 1. Definisi
Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia., Olds, 2001).
Masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12
sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia
tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi
remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke
dalam kelompok remaja (Albanbriana, 2008, ¶2, http;//www.definisi-remaja.com
Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik secara
cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Terjadinya
perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya. Dalam hal
inilah bagi para ahli dalam bidang ini, memandang perlu akan adanya pengertian,
bimbingan dan dukungan dari lingkungan disekitarnya agar dalam perubahan tersebut
terjadi pertumbuhan yang sehat sedemikian rupa sehingga kala remaja tersebut menjadi
manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani. Terjadinya kematangan seksual atau
alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan reproduksi, merupakan suatu bagian penting
dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul ,
dorongan-dorongan seksual yang tidak sehat akan menimbulkan prilaku seksual yang
tidak bertanggung jawab (Yani, 2009).
2. Tingkatan Remaja
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada
dua tahap yaitu:
a. Masa remaja awal (13-17 tahun)
1) Ini disebut juga usia belasan atau usia belasan yang tidak menyenangkan.
2) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebayanya
3) Tampak dan merasa ingin bebas
4) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan tubuhnya dan mulai berfikir
yang hayal (abstrak)
5) Perkembangan fisiknya yang cepat
6) Memberntuk sikap dan adanya minat-minat baru
7) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis
b. Masa remaja Akhir (17-18 tahun)
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3) Kemampuan berfikir abstrak (berhayal) makin berkembang
4) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
5) Perilaku dimana menganggap perbuatan yang mereka perbuat salah satunya bisa
,mencerminkan mereka.
6) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
3. Perkembangan Fisik Remaja Puteri
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada
tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai
dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan
kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh
kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang
cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin
sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Papalia., Old. 2001).
Ketika beranjak dewasa, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada tubuh
remaja putra. Selama masa pubertas ini, lemak tubuh yang terdapat pada remaja putra
menurun dari 18-19% menjadi 11 % dari bobot tubuh remaja putra pada awalnya.
Sementara itu pada remaja putri, justru terjadi peningkatan dari sekitar 21% menjadi
sekitar 26-27%.
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih
awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend
secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai
menstruasi sekitar usia 15-17 tahun, sekarang sekitar 12-14 tahun. Di tahun 1880,
laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23-24 tahun dan perempuan pada usia
19-20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18-20 dan
perempuan pada usia 13-14 tahun (Papalia., Old. 2001).
Pada remaja putri juga terdapat pertumbuhan sekunder yang salah satu gejalanya
Di sekitar kemaluan dan ketiak mulai tumbuh rambut, lemak badan juga bertambah di
sekitar bagian pinggul termasuk bagian perut dan atas paha, sehingga terbentuklah tubuh
khas wanita yang indah. Pendapat mengenai perkembangan fisik remaja di atas searah
dengan pendapat John W. Santrock dalam bukunya Life Span Development yang
menyatakan bahwa empat perubahan tubuh yang paling menonjol pada perempuan
adalah pertumbuhan tinggi badan yang cepat, menarche, pertumbuhan buah dada, dan
pertumbuhan rambut kelamin. Pertumbuhan fisik remaja selanjutnya akan berdampak
pada perilaku sosial, seksual, emosi serta kognitif remaja. Dengan pertumbuhan fisik
yang terjadi remaja merasa bahwa dirinya adalah orang dewasa sehingga remaja akan
mengembangkan citra individual mengenahi diri mereka yang tidak jarang berbenturan
dengan nilai-nilai yang dipegang oleh orang dewasa. Masa pematangan fisik ini berjalan
lebih kurang dua tahun dan biasanya dihitung mulai menstruasi yang pertama pada
perempuan (Santrock, 1995).
D. Anatomi organ reproduksi bagian wanita bagian luar (eksterna) dan fungsinya
1. Mons Veneris
Bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi bagian
depan symphysis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut.
2. Labia Mayora
Berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke
bawah dan ke belakang. Labia mayora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang
Terdiri dari 2 permukaan :
a. Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut.
b. Bagian dalam menyerupai selaput lender dan mengandung banyak kelenjar
sebacea.
3. Labia Minora
Didapatkan sebagai lipatan di sebelah medial dari labia mayora. Kedua lipatan
tersebut (kiri dan kanan) bertemu di atas (preputium clitoris) dan di bawah klitoris
(frenulum clitoridis). Di bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orificium
vaginae bersatu juga, disebut : faourchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah
melahirkan anak).
4. Klitoris
Merupakan suatu tunggal yang erectil, mengandung banyak urat-urat saraf
sensoris, dan pembuluh-pembuluh darah. Analoog dengan penis laki-laki.
5. Vestibulum
a. Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh clitoris, dorsal oleh fourchet.
b. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina urethra dan terdapat pula 4
lubang kecil yaitu :
1) Dua muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat di samping dan agak ke
belakang dari introitus vaginae.
6. Kelenjar bartholin
Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina. Mengeluarkan
secret mucus terutama pada waktu coitus.
7. Himen (selaput dara)
Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vagina.
Biasanya himen berlubang sebesar ujung jari hingga getah dari genitalia interna dan
darah haid dapat mengalir ke luar.
Bila himen tertutup sama sekali disebut hymen occlusivum. Setelah partus,
hanya tinggal sisa-sisa kecil pada pinggir introitus dan disebut : carunculae
myrtiformis.
(Obstetri Ginekologi, 2001)
E. Perawatan Alat Genitalia Eksterna
Perawatan alat genitalia eksterna sangat jarang dilakukan dikarenakan terkesan
tabu dan jorok, sejak kecil kita juga tidak dibiasakan untuk membicarakannya atau
bahkan mempelajarinya. Seperti yang kita ketahui penis pada laki-laki dan vagina pada
perempuan yang dimiliki fungsi reproduksi (melangsungkan keturunan) dan dengan
mengenal dan mempelajarinya maka akan lebih tahu bagaimana merawat, menggunakan
dan menjaganya dengan benar.
Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan
perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu
dalam memelihara kesehatan reproduksi.
1. Menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman
2. Mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal-gatal
3. Menjaga agar Ph vagina tetap normal (3,5-4,5)
Perawatan alat reproduksi mempunyai tujuan, antara lain :
1. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina.
2. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di luar
vagina.
3. Mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal, yaitu 3,5 sampai 4,5.
4. Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri, protozoa.
5. Mencegah munculnya keputihan dan virus.
(Siswono, 2001).
Perawatan kebersihan yang dibicarakan kebanyakan hanya menyangkut hal yang
umum saja, sedangkan urusan kesehatan organ reproduksi jarang didapatkan dari orang
tua, dikarenakan seringkali mereka merasa tidak nyaman membicarakan masalah
seksual. Ajaran untuk memelihara kebersihan sudah didapat dari kecil, sayangnya
kebersihan organ seksual tak pernah dibicarakan. Memelihara keberhasilan area organ
reproduksi bagian luar merupakan hal yang sangat penting dan merupakan awal dari
usaha menjaga kesehatan reproduksi (Wahyuni., Ma’shum., 2003).
Letak organ reproduksi tersebut pada daerah yang tertutup dan berlipat ditambah
lagi bila berkeringat, akan menjadi lembab sehingga memudahkan bakteri berkembang
biak dan dapat menimbulkan gangguan pada organ reproduksi. Maka kita harus
Menurut para pakar kesehatan, ketidak seimbangan PH vagina akan
menyebabkan bakteri-bakteri komensial (deoderlin) menjadi mati sehingga vagina dapat
terserang bakteri dari luar. Apabila hal itu terjadi dapat menyebabkan penjalaran infeksi
ke organ reproduksi lebih atas lagi dan menyebabkan infeksi rongga panggul. Penelitian
di Amerika membuktikan infeksi rongga panggul diatas dikenal dengan nama pelvic
inflammotory disease (PID). PID sendiri adalah infeksi pada bagian dalam organ
reproduksi perempuan, yang disebabkan oleh bakteri yang menjalar dari vagina dan
leher rahim hingga dapat mencapai rahim dan ovarium keadaan ini dapat menyebabkan
perempuan mengalami sakit menjelang menstruasi dan bisa juga mengalami kesulitan
hamil (Antara News, 2008, ¶3, http;//www.artikel. kesehatan.reproduksi.remaja.com
a. Cara membasuh
,
diperoleh pada tanggal 15 September 2009).
Menjaga keberhasilan didaerah organ reproduksi bagian luar meliputi ;
Basuhlah organ reproduksi tersebut secara hati-hati dengan air bersih dan sabun
yang lembut dua kali sehari pada saat mandi. Jika alergi terhadap sabun yang lembut,
cukup basuh dengan air bersih, lebih baik lagi dengan air hangat. Jangan mencuci alat
kelamin bagian dalam maupun bagian luar dengan obat-obatan seperti air jahe,
cocacolla, alkohol dan lain-lain. Cairan itu dapat membuat kulit kelamin menjadi rusak.
Liang senggama perempuan mengandung kuman-kuman kecil yang membantu menjaga
kesehatan organ tersebut. Bila kuman-kuman ini mati akibat cairan yang dipakai untuk
membasuhnya maka bibit penyakit, jamur dan bakteri yang merugikan akan berkembang
Cara membasuh yang benar adalah dari arah depan ke belakang, jangan
sebaliknya. Hal ini akan mencegah masuknya kuman-kuman penyakit. Setelah dibasuh
kemudian keringkan dengan baik menggunakan tissu atau handuk yang kering dan
bersih (Noe, 2003 & Tilaar, 2003 ).
b. Bahan pembasuh yang digunakan untuk pakaian dalam
Celana dalam yang ketat karena dapat menyebabkan organ reproduksi menjadi
mudah berkeringat. Sebaiknya bahan yang digunakan untuk pakaian dalam adalah yang
terbuat dari bahan katun karena dapat menyerap keringat dengan baik.
c. Frekuensi mengganti pakaian dalam
Yang perlu diperhatikan dalam memilih pakaian dalam adalah bahan yang
digunakan sebaiknya terbuat dari bahan katun sehingga dapat menyerap keringat dan
membiarkan kulit bernapas. Selain itu, hindari menggunakan pakaian dalam yang terlalu
ketat karena selain gerah, juga menyebabkan peredaran darah tidak lancar.
Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian
dalam, paling tidak sehari dua kali setelah mandi; terutama bagi wanita aktif dan mudah
berkeringat. Anda juga bisa menggunakan panty liners atau pembalut tipis sekali pakai
untuk melapisi pakaian dalam. Ada baiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis organ
genital secara teratur (setidaknya dua tahun sekali) untuk mendeteksi kemungkinan
adanya kanker pada organ reproduksi. Ada dua kanker yang kerap menyerang organ
reproduksi wanita, yaitu kanker indung telur dan kanker leher rahim. Sampai sekarang,
disebabkan oleh Penyakit Menular Seksual (PMS). Kanker leher rahim bisa muncul
karena hubungan seksual di bawah dua puluh tahun, berganti-ganti pasangan, tidak
merawat kebersihan alat kelamin, berhubungan seks dengan laki-laki yang memiliki
pasangan penderita kanker leher rahim, dan akibat sering merokok
d. Perlu mencukur rambut-rambut didaerah organ reproduksi bagian luar.
Perlunya dilakukan mencukur atau merapikan rambut-rambut disekitar organ
reproduksi bagian luar. Jika tidak berpotensial ditumbuhi sejenis jamur atau kutu yang
dapat menimbulkan rasa gatal (Wahyuni & Ma’shum., 2003).
Menjaga Kebersihan Pada Masa Menstruasi, Untuk menampung darah
menstruasi, wanita menggunakan pembalut. Pembalut itu perlu diganti sekitar empat
sampai lima kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri pada pembalut
yang digunakan dan mencegah masuknya bakteri tersebut kedalam vagina. (http://
www.indonesia.com, diperoleh pada tanggal 20 November 2009)
F. Efek Perawatan Yang Salah Pada Alat Reproduksi Eksterna
Mengatakan bahwa efek samping dari kesalahan dalam merawat alat reproduksi
eksterna, yaitu :
1. Jika ada pembersih/sabun berbahan daun sirih digunakan dalam waktu lama,
akan menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.
2. Produk pembersih wanita yang mengandung bahan povidone iodine mempunyai
efek samping dermatitis kontak sampai reaksi alergi yang berat.
BAB III
KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional 1. Pengetahuan
Hasil dari apa yang diketahui seseorang yang didapat secara formal yang dinilai
dari jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan dengan kategori sebagai berikut:
a. Pengetahuan baik : Apabila responden mendapat skor :> 75%-100%
b. Pengetahuan cukup : Apabila responden mendapat skor : >60%-75%
c. Pengetahuan kurang : Apabila responden mendapat skor : <60%
(Arikunto, 2006)
2. Umur
Lamanya seseorang hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan hingga
saat diwawancarai, dengan kategori sebagai berikut:
a. 13-17 Tahun
b. 17-18 Tahun
Tingkat Pengetahua
n
Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat Genitalia
Eksterna
1. Umur
2. Sumber Informasi
3. Sumber Informasi
Sumber infomasi adalah media yang digunakan oleh seseorang untuk
memperoleh informasi, pesan. Dimana media tersebut terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Media cetak majalah, Koran dan buku-buku
b. Media elektronik : radio, televis dan internet
c. Media papan
d. Keluarga : orang tua dan saudara
e. Petugas kesehatan : Dokter, Bidan, Perawat
4. Perawatan
Perawatan adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara
pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau
periode tertentu dan pengamatan studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh remaja Kelas X SMA
AL-Azhar Medan sebanyak 82 orang.
2. Sampel
Sampel yaitu sebagian dari populasi, sample dalam penelitian ini remaja yang
duduk di kelas X SMA Al-Azhar Medan. Teknik pengambilan dalam penelitian
adalah pengambilan secara acak sederhana (Random Sampling). Jadi besarnya
dalam penelitian ini adalah :
n = Jumlah
N = Jumlah populasi
Maka ;
Maka besarnya dalam penelitian ini sejumlah 68 orang (Nursalam, 2007).
C. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang pengetahuan remaja puteri tentang perawatan alat genitalia
eksterna memilih siswi kelas x SMA Al Azhar di Medan, pertimbangan belum pernah
dilakukan penelitian yang sama.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2010 sampai bulan Mei 2010.
E. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mendapatkan surat rekomendasi dari
ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara
1. Sampel dalam penelitian terlebih dahulu diberi penjelasan tentang tujuan dan
kerja penelitian serta meminta kesediaannya untuk berperan serta dalam
penelitian dan mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan. Partisipasi
responden yang diteliti bersifat sukarela. Responden berhak untuk
mengundurkan diri dan peneliti harus menghormati hak responden.
2. Anomity (tanpa nama), untuk menjaga kerahasiaan, maka questioner yang
diberikan kepada responden tanpa nama akan diberi kode tertentu.
3. Confidentiality (kerahasiaan) yaitu bahwa hanya peneliti yang mempunyai akses
terhadap informasi tersebut.
F. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian, yakni data
demografi dan kuesioner pengetahuan.
1. Data Demografi
Instrumen penelitian berisi data demografi meliputi umur dan sumber informasi yang
diperoleh dari responden.
2. Kuesioner Pengetahuan
Instrumen berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden dalam
perawatan alat genitalia eksternanya. Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan dengan
menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar diberi skor 1 dan
jawaban salah diberi skor 0. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan
dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai
terendah dimana rentang kelas sebesar 20 dan banyak kelas sebesar 3, yaitu baik, cukup,
kurang, sehingga diperoleh P = 6. Kisaran nilai antara 0 sampai 20, maka pengetahuan
akan diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yakni : Baik (skor 14-20), Cukup (skor 7-13),
dan Kurang (skor 0-6).
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur yang dilaksanakan dalam pengumpulan data ini dengan mendapatkan
surat permohonan melakukan penelitian dan ketua program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang ditujukan kepada Kepala
Sekolah SMA Al-Azhar Medan.
Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah SMA Al Azhar Medan, peneliti
melaksanakan pengumpulan calon responden dan menjelaskan tujuan penelitian yang
akan dilaksanakan dengan menanyakan kesediaan calon responden. Calon responden
yang bersedia menjadi responden diminta untuk anda tangani surat persetujuan,
selanjutnya responden dipersilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan
peneliti dalam kuesioner setelah penjelasan tentang tata cara pengisian kuesioner.
Setelah kuesioner dijawab, peneliti mengumpulkan semua kuesioner yang diisi
responden kemudian memeriksa kelengkapan data yang terkumpul pada kuesioner dan
bila terdapat kesalahan akan kekurangan data maka diperbaiki dan dilengkapi dengan
melakukan pendataan ulang mengelola atau analisa data dilaksanakan setelah semua
H. Analisis Data
Data yang dikumpulkan dianalisa secara deskriptif. Dalam proses pengolahan
data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu:
1. Editing
Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan memberikan kode (angka) terhadap data yang terdiri
atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan
analisis data menggunakan. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode
dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan ari
suatu kode dari suatu variable.
3. Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan dalam master
atau database. Kemudian membuat distribusi frekuensi.
4. Melakukan teknik analisis
Dalam melakukan analisis data penelitian menggunakan ilmu terapan yang
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Statistika deskriptif adalah
statistika yang membahas cara-cara meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan
suatu data dengan tujuan agar lebih mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna
(Hidayat, 2007).
skor 0. Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan melihat persentase tentang
pengetahuan remaja terhadap perubahan fisik pubertas. Kemudian dilakukan
interpretasi item pertanyaan dengan cara menghitung persentase jawaban benar
untuk semua item pertanyaan dari seluruh responden dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
100 x n
f p=
∑
Dimana : p = Persentase
∑f = Total nilai keseluruhan
N = Jumlah jawaban yang benar
Hasil persentase dari pemberian skor terhadap pengetahuan dari penelitian
dengan menggunakan kategori:
1. Pengetahuan “baik,” apabila responden dapat menjawab dengan ≥ 75%
2. Pengetahuan “cukup,” apabila responden dapat menjawab dengan benar
60%-75%
3. Pengetahuan “kurang,” apabila responden dapat menjawab dengan benar ≤ 60%
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengolahan data yang dilakukan oleh
peneliti terhadap tingkat pengetahuan remaja puteri tentang perawatan alat genitalia
eksterna SMA Al Azhar Medan tahun 2010 dengan jumlah populasi 68 orang.
Tabel 5.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna Di SMA Al Azhar Medan Tahun 2010
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Berdasarkan tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa semua responden 68 orang
(100%) pada usia 13-17 tahun. Berdasarkan sumber informasi, sebagian besar responden
49 orang (72%) responden mendapatkan informasi dari keluarga/teman. Sebagian besar
responden mengatakan penting dalam mengetahui perawatan genitalia eksterna
sebanyak 65 orang (95,5%).
Tabel 5.2.
Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna SMA Al Azhar Medan Tahun 2010
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
16
44
8
23,5
64,7
11,8
TOTAL 68 100
Berdasarkan table 5.2. dapat digambarkan bahwa dari 68 responden mayoritas 44
orang remaja puteri (64,7%) berpengetahuan cukup, dan minoritas 8 orang remaja puteri
Tabel 5.3.
Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna Berdasarkan Umur SMA AL Azhar Medan Tahun 2010
No Umur Baik Cukup Kurang Total
Berdasarkan table 5.3. dapat digambarkan bahwa dari 68 responden semua
Tabel 5.4.
Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna Berdasarkan Sumber Informasi SMA Al Azhar Medan Tahun 2010
No Umur Baik Cukup Kurang Total
Dari tabel 5.4. diperoleh bahwa 68 responden mayoritas mendapat sumber
informasi dari keluarga/teman sebanyak 49 orang remaja puteri (72%). Minoritas
mendapatkan sumber informasi dari petugas kesehatan sebanyak 0.
Tabel 5.5.
Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna Berdasarkan Pentingkah Mengetahui Perawatan Genitalia Ekesterna
SMA Al Azhar Medan Tahun 2010
No Kategori Baik Cukup Kurang Total
Dari tabel 5.5. di atas diperoleh bahwa 68 responden mayoritas 65 orang remaja
puteri (95,6%) mengatakan penting mengetahui perawatan genitalia eksterna, minoritas
1 orang remaja puteri (1,4%) mengatakan tidak penting mengetahui perawatan genitalia
B. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan
Dari hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan remaja puteri terhadap perawatan
alat genitalia eksterna SMA Al Azhar Medan menunjukkan mayoritas responden
berpengetahuan cukup 44 orang (64,7%).
Menurut Notoatdmojo (2003), mengatakan bahwa pengetahuan adalah
merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu.
Hasil penelitian ini cukup karena di SMA Al Azhar tersebut remaja puterinya
mendapatkan pendidikan tentang kesehatan reproduksi, sehingga mereka cukup
mengetahui tentang pentingnya perawatan alat genitalia eksterna tersebut.
2. Umur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Al Azhar Medan diketahui bahwa
mayoritas remaja putri yang berumur 13-16 tahun mempunyai pengetahuan tentang
perawatan alat genitalia eksterna cukup sebanyak 45 orang (66,2%) dan minoritas
remaja putri kurang mengetahui tentang perawatan alat genitalia eksterna sebanyak 8
orang (11,7%).
Menurut penelitian Wahyuni dan Ma’shum (2003) yang mengatakan bahwa
perawatan kebersihan alat genitalia tersebut biasanya hanya mengangkut hal-hal umum
saja, karena masih dianggap tabu untuk mengetahui secara detail tentang perawatan
organ reproduksinya. Sehingga pengetahuan mereka sampai umur 13-16 tahun hanya
sekedar mengetahui hal-hal yang umum saja, yang mereka dapat dari orang tua mereka
3. Sumber Informasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan SMA Al Azhar Medan Tahun 2010
dapat diketahui bahwa mayoritas responden memperoleh sumber infromasi dari
keluarga/teman sebanyak 49 orang (72%) dan minoritas responden memperoleh sumber
informasi dari petugas kesehatan sebanyak 0.
Menurut penelitian Siti (2005), tingkat pengetahuan remaja puteri tentang
perawatan alat genitalia eksterna di SMA Darma Pancasila Medan Tahun 2005 diketahui
mayoritas responden memperoleh sumber informasi dari orang tua sebanyak 29 orang
(36,7%).
Meskipun remaja puteri di SMA Al Azhar tersebut mendapatkan pengetahuan
tentang perawatan alat genitalia eksterna ini dari sekolah, tetapi dari hasilnya mereka
lebih banyak mendapatkan informasi tersebut dari keluarga/teman mereka, jadi dari hasil
penelitian ini bisa di lihat bahwa remaja puteri masih malu untuk mencari informasi
tentang perawatan alat genitalia eksterna dari sekolah atau pendidikan, pada hal sekolah
sudah memberikan mereka pembelajaran tentang kesehatan reproduksi.
Menurut Jhon Brown kurangnya sumber informasi dapat mempengaruhi remaja
untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari norma-norma susila. Sumber
informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Dari remaja
tersebut adalah masa perkembangannya, sumber informasi berasal dari orang tua, teman,
tenaga kesehatan, media massa, media elektronik, sekolah. Media informasi merupakan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan remaja putri tentang perawatan alat genitalia eksterna terdapat 44
orang remaja putri (64,7%) dengan kategori tingkat pengetahuan cukup dan 8
orang remaja putri (11,8%) dengan kategori tingkat pengetahuan kurang.
2. Pengetahuan remaja putri tentang perawatan alat genitalia eksterna berdasarkan
umur remaja put ri 13-16 tahun 45 orang remaja putri (66,2%) yang memiliki
kategori tingkat pengetahuan tentang perawatan alat genitalia eksterna cukup
dan 8 orang remaja putri (11,7%) yang memiiki kategori pengetahuan tentang
perawatan alat genitalia eksterna kurang.
3. Pengetahuan remaja putri tentang pentingnya perawatan alat genitalia eksterna
yaitu yang mengatakan penting sebanyak 65 orang remaja putri (95,6%), yang
mengatakan tidak penting 1 orang remaja putri (1,4%)dan yang mengatakan
tidak penting sebanyak 2 orang remaja putri (3%).
4. Pengetahuan remaja putri tentang perawatan alat genitalia eksterna berdasarkan
sumber informasi dari media cetak sebanyak 11 orang remaja putri (16,2%),
media elektronik 8 orang remaja putri (11,8%), dari keluarga/teman 49 orang
B. Saran
1. Diharapkan kepada remaja puteri khususnya siswi SMA Al Azhar Medan
hendaknya membiasakan diri menjaga kebersihan dan merawat alat genitalia
khususnya bagian luar.
2. Diharapkan kepada institusi dalam hal ini Depdiknas untuk mencantumkan
pengetahuan kesehatan reproduksi khususnya remaja dalam kurikulum
pembelajaran untuk menambah pengetahuan remaja itu sendiri, terutama dalam
perawatan alat genitalia eksterna.
3. Perlu adanya kerjasama antara Dinas Kesehatan dan Departemen Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, aziz. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika
Hurlock, Elizabeth. (2001). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Muadz, Masri. (2006). Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Bagi Calon Konselor Sebaya. Jakarta : DPRHR
Universitas Padjajaran Bandung. 2001. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elemen
Qomariah, dkk, (2001). Infeksi Saluran Reproduksi Pada Wanita. Jakarta : BKKBN
Ma’shum dan Wahyuni. (2005). Merawat Daerah Rahasia Kita.
Sarwono, S. (2000). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Sinta. (2001). Menjaga Bagian Organ Reproduksi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Agustino. (2005). Perilaku Remaja. Jakarta : Rineka Cipta
Yani. (2009). Bimbingan Bagi Remaja. Yogyakarta : Jazamedia
Papalia, old. (2001). Perkembangan Pada Remaja. Jakarta : Rineka Cipta
SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA
Nama : RABITA
NIM : 095102004
Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan
Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna Tahun 2010
Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengeditan bahasa indonesia
dan telah sesuai dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dalam karya tulis
ilmiah.
Medan, Juni 2010
Diuji Oleh
INSTRUMEN PENELITIAN
PENELITIAN TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI KELAS X SMA AL-AZHAR MEDAN TENTANG PERAWATAN ALAT
GENITALIA EKSTERNA TAHUN 2010
Daftar pertanyaan ini untuk mengumpulkan data tentang seberapa jauh tingkat
pengetahuan remaja putri tentang perawatan alat genitalia eksterna. Penelitian ini
berguna untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri dalam melakukan perawatan alat
genitalia eksternanya khususnya Kelas X SMA Al-Azhar Medan Tahun 2010.
No Responden :
Umur :
Petunjuk pengisian :
1. Semua pertanyaan harus dijawab
2. Pilihlah dari salah satu jawaban yang disediakan
1. Apakah anda merasa penting membersihkan alat kelamin bagian luar?
a. Penting
b. Tidak Penting
c. Sangat Tidak Penting sekali
2. Apakah yang dimaksud dengan organ reproduksi?
a. Bagian organ tubuh yang menjalankan fungsi untuk reproduksi
b. Organ dalam tubuh yang dimiliki laki-laki dan perempuan
3. Salah satu tujuan perawatan alat genitalia/alat kelamin yaitu?
a. Agar terhindar dari penyakit yang di sebabkan oleh virus, bakteri,
protozoa.
b. Agar vagina tidak berbau
c. Agar darah haidnya tidak terganggu
4. Apakah dalam aktivitas sehari-hari anda sering menggunakan celana yang ketat
dan berbahan yang tidak menyerap keringat?
a. Sering sekali
b. Sangat Jarang
c. Tidak Pernah
5. Bahan yang cocok untuk celana dalam adalah?
a. Yang tidak menyerap keringat
b. Bahan yang terbuat dari katun
c. Bahan apa saja
6. Sebaiknya mengganti celana dalam berapa kali dalam sehari?
a. 1 kali saja
b. 2 kali
c. 3 kali
7. Mengapa penggatian celana dalam setiap hari harus dilakukan?
a. Supaya nyaman
b. Untuk menghindari bakteri-bakteri berkembang dengan cepat
8. Dengan menggunakan apa sebaiknya membersihkan alat genitalia bagian luar?
a. Dengan menggunakan sabun pembersih vagina
b. Dengan menggunakan air daun sirih
c. Dengan air bersih
9. Mencuci alat kelamin bagian luar dengan menggunakan cairan seperti cocacola, air
jahe dan alkohol dilarang karena?
a. Dapat membuat kulit kelamin sekitarnya menjadi rusak
b. Dapat meningkatkan PH Vagina
c. Dapat terjadi perdarahan
10.Apakah yang didapat jika alat kelamin lembab?
a. Pertumbuhan bakteri atau jamur
b. Perdarahan alat kelamin
c. Kerusakan alat kelamin atau lecet
11.Jika kita salah membersihkan alat kelamin maka sebaiknya?
a. Kuman masuk ke dalam saluran reproduksi
b. Organ reproduksi jadi lembab
c. Kerusakan organ reproduksi
12.Efek samping dari penggunaan produk pembersih wanita (seperti sabun sirih, dsb)
yang terlalu lama adalah?
a. Alergi berat
b. Membuat rambut genitalia semakin panjang
13.Biasanya setelah buang air kecil atau buang air besar sebaiknya dikeringkan dengan menggunakan?
a. Tissue basah
b. Handuk kering dan bersih
c. Kapas
14.Apa akibatnya jika PH Vagina tidak seimbang?
a. Bakteri-bakteri yang menguntungkan akan mati sehingga terjadi infeksi
keorgan reproduksi bagian dalam
b. PH Vagina menjadi turun
c. Bakteri atau jamur tidak berkembang
15.Bagaimana cara membersihkan alat genitalia bagian luar yang baik adalah?
a. Dibasuh dari belakang ke depan
b. Dari tengah ke depan
c. Di siram saja
16.Sebaiknya mencukur atau merapikan rambut-rambut disekitar alat genitalia pada
saat?
a. Pada saat menstruasi
b. Sudah terinfeksi
c. Apabila sudah panjang
17.Sebaiknya berapa kali mengganti pembalut dalam satu hari pada saat menstruasi?
a. kali
b. 2-3 kali
18.Apakah anda pernah merasa gatal-gatal, merah dan pada saat dibersihkan terasa perih pada alat genitalia bagian luar?
a. Pernah, sampai sekarang masih tetap gatal-gatal
b. Pernah, sekarang sudah tidak lagi karena sudah diobati
c. Tidak Pernah
19.Apakah Anda Tahu bahwa ciri-ciri pada soal no 14 merupakan infeksi jamur pada
alat genitalia bagian luar/alat kelamin?
a. Ya, sangat tahu
b. Baru mengetahui
c. Sama sekali tidak tahu
20.Apakah saudari pernah mendengar tentang perawatan organ reproduksi bagian
luar. Jika pernah sumber informasi tersebut diperoleh dari?
a. Media Cetak
b. Media Elektronik
c. Keluarga/Teman
FORMAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Setelah mendengar dan memahami maksud penelitian yang telah dijelaskan oleh
saudari RABITA, Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik USU dengan ini saya yang bertanda
tangan dengan dibawah ini :
Nama :
Alamat :
Bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan dengan
judul: ”Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri SMA Al-Azhar Medan Tentang Perawatan
Alat Genitalia Eksterna Di Medan Tahun 2010”
Informasi dan data yang saya berikan adalah benar adanya sesuai dengan
kenyataan dan pengetahuan saya.
Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan suka rela tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Medan, Februari 2010
Responden