• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perlakuan Fisik dan Kalium Nitrat (KNO3)Pada Kinerja Perkecambahan Benih dan Vigor Bibit Tanaman Srikaya (Annona squamosa Linn.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perlakuan Fisik dan Kalium Nitrat (KNO3)Pada Kinerja Perkecambahan Benih dan Vigor Bibit Tanaman Srikaya (Annona squamosa Linn.)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERLAKUAN FISIK DAN KALIUM NITRAT (KNO3) PADA KINERJA PERKECAMBAHAN BENIH DAN VIGOR BIBIT

TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosaLinn.)

Oleh

DEBBY CLAUDIA FRAGUS

Perbanyakan tanaman srikaya dapat dilakukan dengan cara generatif yaitu

menggunakan benih. Kulit benih srikaya tebal dan keras yang menyebabkan

perkecambahannya cukup lama. Pemberian perlakuan awal pada fisik benih dan

pemberian kalium nitrat (KNO3) dengan konsentrasi berbeda diharapkan dapat

meningkatkan kinerja perkecambahan dan vigor bibit tanaman srikaya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perlakuan fisik dan kalium nitrat

(KNO3) pada benih yang dapat meningkatkan kinerja perkecambahan benih dan

vigor bibit tanaman srikaya; (2) mengetahui kombinasi perlakuan fisik dan KNO3

yang dapat meningkatkan kinerja perkecambahan benih dan vigor bibit tanaman

srikaya.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Maret 2014 di

Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung menggunakan Rancangan

(2)

Debby Claudia Fragus

9; setiap kombinasi diulang 3 kali sebagai kelompok. Data yang diperoleh

dianalisis dengan Uji Bartlett untuk menguji homogenitas ragam antarperlakuan

dan Uji Tukey untuk menguji aditivitas data pengamatan serta Uji Duncan New

Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% untuk menguji perbedaan nilai

tengah antarperlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan antara ujung benih

digunting dan KNO33% merupakan kombinasi perlakuan terbaik yang dapat

meningkatkan kinerja perkecambahan benih dan vigor bibit tanaman, ditunjukkan

oleh variabel pengamatan tinggi bibit tanaman, panjang akar primer, bobot kering

bibit, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar.

(3)

PENGARUH PERLAKUAN FISIK DAN KALIUM NITRAT (KNO3) PADA KINERJA PERKECAMBAHAN BENIH DAN VIGOR BIBIT

TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosaLinn.)

Oleh

DEBBY CLAUDIA FRAGUS Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH PERLAKUAN FISIK DAN KALIUM NITRAT (KNO3) PADA KINERJA PERKECAMBAHAN BENIH DAN VIGOR BIBIT

TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosaLinn.)

(Skripsi)

Oleh

DEBBY CLAUDIA FRAGUS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Buah srikaya. ... 8

2. Daging dan biji buah srikaya. ... 8

3. Pemanjangan hipokotil. ... 10

4. Kotiledon muncul ke permukaan tanah. ... 10

5. Grafik pengaruh pemberian konsentrasi KNO3yang berbeda pada perkecambahan benih Browntop, New Zealand. ... 13

6. Denah tata letak petak percobaan. ... 17

7. Benih tanaman srikaya yang akan digunakan. ... 18

8. Grafik pengaruh konsentrasi KNO3dan perlakuan fisik pada persen perkecambahan. ... 23

9. Grafik pengaruh konsentrasi KNO3dan perlakuan fisik benih pada kecepatan munculnya kecambah. ... 25

10. Diagram pengaruh konsentrasi KNO3dan perlakuan fisik pada tinggi bibit tanaman. ... 26

11. Grafik pengaruh konsentrasi KNO3dan perlakuan fisik pada jumlah daun tanaman. ... 28

12. Diagram pengaruh konsentrasi KNO3dan perlakuan fisik pada panjang akar primer. ... 29

13. Diagram pengaruh konsentrasi KNO3dan perlakuan fisik pada bobot kering bibit. ... 30

(6)

vi 15. Diagram pengaruh konsentrasi KNO3dan perlakuan

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.3 Kerangka Pemikiran ... 5

1.4 Hipotesis ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tanaman Srikaya (Annona squamosaL.) ... 7

2.1.1 Klasifikasi tanaman ... 7

2.1.2 Morfologi tanaman srikaya ... 7

2.1.3 Reproduksi tanaman srikaya ... 8

2.1.4 Tipe perkecambahan benih tanaman srikaya ... 9

2.1.5 Karakteristik benih tanaman srikaya ... 10

2.1.6 Parameter dan tolok ukur viabilitas bibit tanaman srikaya ... 11

2.2 Efek Perlakuan Fisik Pada Perkecambahan Benih ... 11

2.3 Peran KNO3pada Perkecambahan Benih ... 12

III. BAHAN DAN METODE ... 15

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 15

(8)

ii

3.3 Metode Penelitian ... 15

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 18

3.4.1 Persiapan Benih ... 18

3.4.2 Pembuatan Media Tanam ... 18

3.4.3 Perlakuan Fisik ... 19

3.4.4 Perlakuan dengan KNO3 ... 19

3.4.5 Pengecambahan Benih ... 19

3.5 Variabel Pengamatan ... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

4.1 Hasil Penelitian ... 22

4.1.1 Persen Perkecambahan ... 23

4.1.2 Kecepatan Muncul kecambah ... 24

4.1.3 Tinggi Bibit Tanaman Umur 8 MST ... 26

4.1.4 Jumlah Daun Bibit Tanaman Umur 8 MST ... 27

4.1.5 Panjang Akar Primer Bibit Pada Umur 8 MST ... 28

4.1.6 Bobot Kering Bibit Umur 8 MST ... 30

4.1.7 Bobot Kering Tajuk Umur 8 MST ... 31

4.1.8 Bobot Kering Akar Umur 8 MST ... 32

4.2 Pembahasan ... 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

5.1 Kesimpulan ... 42

5.2 Saran ... 43

(9)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan gizi pada setiap 100 g daging buah srikaya. ... 3

2. Ringkasan hasil analisis ragam pengaruh perlakuan fisik dan konsentrasi KNO3pada kinerja perkecambahan dan vigor bibit tanaman srikaya. ... 22

3. Pengaruh perlakuan fisik dan konsentrasi KNO3pada persen perkecambahan benih tanaman srikaya. ... 23

4. Pengaruh perlakuan fisik dan konsentrasi KNO3pada kecepatan munculnya kecambah benih tanaman srikaya. ... 24

5. Pengaruh perlakuan fisik dan konsentrasi KNO3pada jumlah daun bibit tanaman srikaya pada umur 8 minggu. ... 27

6. Korelasi antarvariabel pengamatan. ... 34

7. Rata-rata persen perkecambahan benih tanaman srikaya. ... 47

8. Uji homogenitas ragam persen perkecambahan. ... 47

9. Analisis ragam persen perkecambahan benih tanaman srikaya. ... 48

10. Rata-rata kecepatan perkecambahan benih tanaman srikaya. ... 49

11. Uji homogenitas ragam kecepatan munculnya kecambah. ... 49

12. Analisis ragam kecepatan perkecambahan benih tanaman srikaya. . 50

13. Rata-rata tinggi tanaman srikaya pada umur 8 minggu. ... 50

14. Uji homogenitas ragam tinggi tanaman. ... 51

(10)

iv

16. Rata-rata jumlah daun tanaman srikaya pada umur 8 mst. ... 52

17. Uji homogenitas ragam jumlah daun. ... 52

18. Analisis ragam jumlah daun tanaman srikaya pada umur 8 minggu. 53 19. Rata-rata panjang akar tanaman srikaya pada umur 8 mst. ... 53

20. Uji homogenitas ragam panjang akar. ... 54

21. Analisis ragam panjang akar tanaman srikaya pada umur 8 mst. ... 54

22. Rata-rata bobot kering bibit tanaman srikaya pada umur 8 mst. ... 55

23. Uji homogenitas ragam bobot kering bibit. ... 55

24. Analisis ragam bobot kering bibit tanaman srikaya pada umur 8 mst. ... 56

25. Rata-rata bobot kering tajuk tanaman srikaya pada umur 8 mst. ... 56

26. Uji homogenitas ragam bobot kering tajuk. ... 57

27. Analisis ragam bobot kering tajuk tanaman srikaya pada umur 8 mst. ... 57

28. Rata-rata bobot kering akar tanaman srikaya pada umur 8 mst. ... 58

29. Uji homogenitas ragam bobot kering akar. ... 58

30. Analisis ragam bobot kering akar tanaman srikaya pada umur 8 mst. ... 59

(11)
(12)
(13)
(14)

“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang”

(Imam Syafi’i)

“Lakukan sekarang atau tidak sama sekali.”

(15)

PERSEMBAHAN

Untuk Ayah Aladin dan Ibu Kasrotun yang telah mengajarkan kesederhanaan

dalam hidup yang membuatku semakin tangguh dari waktu ke waktu, yang telah

lama menantikan keberhasilanku, yang tak pernah lupa menyebut namaku dalam

setiap doa, yang tak pernah lelah memperhatikan, mendampingi, dan yang selalu

mendukung serta memberi semangat.

UntukMuhammad ‘Aqil Dhiaulhaqadik kecilku tersayang kupersembahkan

sebuah tulisan, kado kecil yang dapat ku berikan dari bangku kuliahku yang

memiliki sejuta cerita, pengorbanan, dan perjalanan untuk mendapatkan masa

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Banyuwangi, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten

Tanggamus pada 6 Juli 1992. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara

dari pasangan Bapak Aladin dan Ibu Kasrotun,S. Pd. A.U.D.

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1996 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Banyuwangi Tanggamus Lampung hingga tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis

melanjutkan pendidikan formal di SD Negeri 1 Srirahayu Tanggamus Lampung

dan diselesaikan pada tahun 2004. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan

di SMP Negeri 1 Sukoharjo Pringsewu Lampung hingga tahun 2007. Pada tahun

2007 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Gading Rejo Pringsewu

dan diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan

terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian di

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri.

Pada tahun 2013, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Kedaton 2, Batanghari Nuban, Lampung Timur selama 40 hari dan pada tahun

yang sama penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung. Selama menjadi

mahasiswa Fakultas Pertanian, penulis pada tahun akademik 2013/2014 menjadi

(17)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Perlakuan Fisik dan Kalium Nitrat (KNO3) pada Kinerja

Perkecambahan Benih dan Vigor Bibit Tanaman Srikaya (Annona squamosa

Linn.)”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di

Universitas Lampung.

Ucapan terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada pihak yang telah

membimbing dan membantu kelancaran akan terselesaikannya skripsi ini yaitu:

1. Bapak Ir. Eko Pramono, M. S., selaku Pembimbing Pertama atas kesediaan

dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan, saran, motivasi serta

bantuannya dalam pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan skripsi

ini.

2. Ibu Ir. Yayuk Nurmiaty, M. S., selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing Kedua atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan ide dalam

penelitian ini, motivasi, bimbingan, nasihat- nasihat yang bijak, saran, dan

kritiknya selama proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Paul Benjamin Timotiwu, M. S., selaku penguji atas kritik dan

(18)

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M. Sc., selaku ketua bidang jurusan

Agroteknologi atas saran dan bimbingannya untuk penulis.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M. P., selaku Ketua Jurusan

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

7. Bapak dan ibu dosen serta staf Jurusan Aroteknologi.

8. Ade Achmad Al-Fath CA. Umar yang selalu membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini serta telah memberikan

semangat yang luar biasa, nasihat-nasihat bijak, dukungan serta motivasi

dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

9. Sahabatseperjuangan Adila Utamako, Aulia Dwi Safitri, Dwi Rosalia, Heny

Susanti, Windy Eka Pratiwi. Terima kasih atas dukungan, doa, semangat, dan

kepedulian kalian terhadap penulis selama ini.

10. Teman-teman Asrama Biyyabyl Intan Andya Bellapama, Inne Olivia,

Shiawlin Ratu Ajeng, Vina Ruzikna Royyen, Yenny Kustanti, Rizki Marysa,

Shinta Riana Anggraeni, Anissa Maylia Sari, Kartika Ressa Harfilia, Nanda

Amalia Mirza, Desi Anggraeni, Dwi Agus Liani, Elsa Puspita, Eka Novita.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala

di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Bandarlampung, 16 Juni 2015 Penulis,

(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Tanaman srikaya atau masyarakat biasa menyebut sirkaya maupun nona

merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari Amerika Serikat. Tanaman

buah ini telah menyebar ke seluruh penjuru Indonesia tetapi hanya dibudidayakan

dalam skala rumah tangga dengan populasi tanaman yang sedikit. Tanaman buah

tropis ini merupakan tanaman tahunan dan sebagai tanaman tingkat tinggi

memiliki bagian-bagian tanaman yang lengkap. Tanaman srikaya berbentuk

perdu dengan batang berkayu dan memiliki percabangan yang cukup banyak

dengan daun berwarna hijau muda serta bunga berwarna kuning keputihan yang

muncul dari ketiak daun pada ujung cabang ataupun ranting. Buah tanaman ini

memiliki sisik halus berwarna hijau dan setiap sisik tersebut merupakan karpel

yang pada tiap karpelnya terdapat satu butir biji. Biji srikaya berbentuk oval

berwarna coklat kehitaman, halus, dan keras (Radi, 1997).

Tanaman ini selain buahnya yang dapat dikonsumsi sebagai buah segar, dapat

juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan selai, sirup, dan makanan

olahan lain. Manfaat-manfaat lainnya dari tanaman ini adalah sebagai tanaman

pelindung di depan rumah, tanaman pagar, buahnya dijadikan pembuatan

minuman asam, sirop, sari buah, dan sejak lama juga telah digunakan sebagai obat

(20)

2 kepala, bagian akar digunakan untuk mengobati penyakit kulit, ekstrak daun serta

tumbukan biji yang halus digunakan untuk memandikan anjing agar tehindar dari

kutu atau binatang kecil lain yang merugikan. Hasil penelitian Pristiet al.(2013),

sari daun srikaya dapat menghambat pertumbuhanEscherchia coli. Selain itu

buah srikaya mengandung antioksidan seperti vitamin C. Kandungan anti oksidan

ini dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Buah ini juga

mengandung kalium tinggi yang bisa membantu melawan kelemahan otot dan

mengandung magnesium yang bermanfaat dapat melindungi tubuh dari serangan

penyakit jantung, menyeimbangkan air dalam tubuh, mengurangi gejala rematik

serta radang sendi, dan membantu menghilangkan asam dari sendi. Buah ini pun

mengandung vitamin A yang dapat bermanfaat untuk menjaga kulit, kesehatan

rambut, serta meningkatkan fungsi mata. Kemudian dapat juga mengontrol

tekanan darah, membantu menormalkan fungsi pencernaan, menyembuhkan

sembelit, serta mengobati diare, dan disentri (Radi,1997).

Srikaya memiliki banyak kandungan gizi yang menurut Direktorat Gizi

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pada setiap 100 g daging buah

srikaya segar mengandung komposisi gizi pada Tabel 1.

Jenis tanaman srikaya ini adalah srikaya lokal atau lebih dikenal dengan srikaya

gading yang memiliki kulit buah berwarna hijau memiliki bentuk pohon dengan

percabangan besar dan melebar, daging buah putih, rasa buah manis dengan

(21)

3 Tabel 1. Kandungan gizi pada setiap 100 gram daging buah srikaya.

Komposisi Gizi Kandungan gizi (per 100g)

Kalori 1001,00 kal

Protein 1,70 mg

Lemak 0,60 mg

Karbohidrat 25,20 mg

Kalsium 27,00 mg

Fosfor 20,00 mg

Besi 0,80 mg

Vitamin B1 0,08 mg

Vitamin C 22,00 mg

Sumber : Radi (1997).

Perbanyakan tanaman srikaya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara

generatif dengan menggunakan biji dan secara vegetatif dengan okulasi dan

sambung pucuk. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan cara generatif yaitu

dengan menggunakan biji. Biji yang akan digunakan untuk benih perbanyakan

diambil dari buah yang sudah matang dengan kondisi normal dan sehat. Dalam

satu buah terdapat 20-40 butir biji dan bobot rata-rata 0,6 g per biji. Perbanyakan

menggunakan benih ini banyak memiliki kekurangan dalam produktivitasnya.

Benih dengan kulit yang tebal dan keras menyebabkan benih tanaman ini

membutuhkan waktu cukup lama untuk berkecambah yaitu 2-3 minggu setelah

disemai (Radi,1997).

Benih yang memiliki kulit yang keras dan kaku ini menjadi faktor pembatas

dalam perbanyakan tanaman sehingga memerlukan perlakuan awal untuk

menjamin benih akan berkecambah dengan cepat dan seragam. Berbagai

perlakuan awal dapat dilakukan untuk mempercepat perkecambahan dan

disesuaikan dengan jenis benihnya dan percobaan-percobaan pendahuluan

(22)

4 Berbagai perlakuan fisik dapat diaplikasikan terhadap benih tanaman srikaya ini

diantaranya dengan pengguntingan bagian belakang benih, perendaman benih

dengan air 60oC serta pemberian bahan kimia salah satunya dengan menggunakan

larutan KNO3dan diharapkan dengan penggabungan berbagai perlakuan ini dapat

mempercepat kinerja perkecambahan benih dan vigor bibit tanaman srikaya.

Menurut Copelandet al.(1997), perkecambahan benih adalah aktifnya kembali

pertumbuhan embrio yang menghasilkan tanaman muda ditandai dengan

munculnya radikula dan hipokotil dari benih. Vigor bibit adalah kemampuan

suatu benih untuk menghasilkan tanaman muda normal yang seragam dalam

berbagai kondisi lapangan, dalam hal ini, akan diukur dengan variabel tinggi bibit

umur 8 mst, panjang akar primer bibit umur 8 mst, jumlah helai daun bibit umur 8

mst, bobot kering bibit umur 8 mst, bobot kering tajuk bibit umur 8 mst, dan

bobot kering akar bibit umur 8 mst.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, diperoleh rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah perlakuan fisik pada kulit benih dengan pelukaan kulit maupun

perendaman air 60oC dapat meningkatkan kinerja perkecambahan benih dan

vigor bibit tanaman srikaya?

2. Apakah penggunaan larutan KNO3dapat meningkatkan kinerja perkecambahan

benih dan vigor bibit tanaman srikaya?

3. Apakah penggabungan atas perlakuan fisik maupun konsentrasi KNO3yang

berbeda dapat meningkatkan kinerja perkecambahan benih dan vigor bibit

(23)

5 1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan tersebut maka

disusun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui perlakuan fisik pada benih yang dapat meningkatkan kinerja

perkecambahan benih dan vigor bibit tanaman srikaya.

2. Mengetahui konsentrasi KNO3yang dapat meningkatkan kinerja

perkecambahan benih dan vigor bibit tanaman srikaya.

3. Mengetahui kombinasi perlakuan fisik dan kimia (KNO3) yang dapat

meningkatkan kinerja perkecambahan benih dan vigor bibit tanaman srikaya.

1.3 Kerangka Pemikiran

Tanaman srikaya dapat diperbanyak dengan cara generatif yaitu dengan

menggunakan biji. Biji yang akan menjadi benih untuk perbanyakan tanaman

disemaikan terlebih dahulu untuk mendapatkan bibit yang terseleksi dengan baik.

Biji srikaya memiliki kulit yang keras dan tebal sehingga diperkirakan dapat

menghambat kinerja perkecambahan. Kinerja perkecambahan benih adalah hasil

kerja benih secara kualitas maupun kuantitas dalam mencapai suatu tujuan untuk

melakukan perkecambahan secara optimal. Perlakuan awal terhadap benih yang

dapat diusahakan untuk mempercepat kinerja perkecambahan benih dan vigor

bibit tanaman srikaya ini antara lain dengan menerapkan perlakuan fisik dan

kimia. Vigor bibit adalah kemampuan suatu benih untuk menghasilkan tanaman

muda normal yang seragam dalam berbagai kondisi lapangan. Pemberian

(24)

6 dalam benih serta membantu mempercepat proses enzimatik sehingga dapat cepat

berlangsung proses perkecambahan.

Perlakuan benih secara fisik yaitu dengan cara melukai kulit benih, ujung

belakang benih digunting, dan perendaman dengan air 60oC. Pengguntingan ujung

benih bertujuan untuk melukai kulit biji yang keras sehingga dapat lebih mudah

ditembus air. Perendaman benih pada air 60oC diharapkan pada saat perendaman

terjadi perubahan-perubahan di dalam benih yang kemudian dapat membantu

menghilangkan zat penghambat pertumbuhan dan juga membantu pembentukan

zat perangsang pertumbuhan. Sedangkan perlakuan secara kimiawi dengan

penyiraman kalium nitrat KNO3dengan konsentrasi berbeda pada persemaian

benih tanaman srikaya. Penyiraman dengan KNO3diharapkan dapat membantu

penipisan kulit benih serta sebagai aktivator dari sebagian besar enzim dalam

perkecambahan benih. Diharapkan kombinasi dari perlakuan fisik benih dan

kalium nitrat dapat membantu mempercepat kinerja perkecambahan benih dan

vigor bibit tanaman srikaya.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka disusun hipotesis sebagai berikut:

1. Perlakuan fisik akan menghasilkan kinerja perkecambahan benih dan vigor

bibit tanaman srikaya.

2. Perlakuan konsentrasi KNO3yang berbeda akan menghasilkan kinerja

perkecambahan benih dan vigor bibit tanaman srikaya.

3. Pengaruh perlakuan fisik pada kinerja perkecambahan benih dan vigor bibit

(25)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Srikaya (Annona squamosaL.).

2.1.1 Klasifikasi tanaman.

Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

Klasifikasi tanaman buah srikaya (Radi,1997):

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Magnoliales

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies :Annona squamosa L.

2.1.2 Morfologi tanaman srikaya.

Tanaman srikaya, sebagai tanaman tingkat tinggi memiliki bagian-bagian tanaman

(26)

8 Tanaman srikaya memiliki daun berbentuk lanset, ujungnya meruncing, serta

berwarna hijau muda. Batang tanaman ini berkayu, berbentuk perdu, memiliki

percabangan yang banyak dan tingginya dapat mencapai 8 meter serta memiliki

bunga dengan warna kuning keputih-putihan dan keluar dari ketiak daun pada

ujung cabang atau ranting. Buah tanaman srikaya ini bersisik halus dan setiap

sisik merupakan karpel, pada tiap karpel biasanya terdapat satu butir biji. Biji

tanaman ini berwarna coklat kehitam-hitaman, halus, keras, dan bagian ujungnya

tumpul (Radi, 1997). Buah tanaman srikaya dapat dilihat pada Gambar 1 dan

Gambar 2.

Gambar 1. Buah srikaya Gambar 2. Daging dan biji buah srikaya

2.1.3 Reproduksi tanaman srikaya.

Suatu tanaman bereproduksi untuk mempertahankan kelestariannya yaitu dengan

membentuk organ vegetatif yang dapat berkembang menjadi tanaman baru atau

memproduksi biji yang dapat digunakan untuk berkembang biak (Widajatiet al.,

2013). Perbanyakan tanaman srikaya ini dengan cara vegetatif dan generatif, pada

umumnya tanaman ini diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu sambung pucuk

(27)

9 diperlukan benih. Di Indonesia, pengertian tentang benih tanaman tertuang dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4 sebagai berikut:

benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya

yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman.

Benih yang digunakan untuk perbanyakan tanaman ini harus dikecambahkan

terlebih dahulu. Hampir semua spesies tanaman budidaya bergantung pada

perkecambahan benih. Oleh karena itu, perkecambahan benih merupakan suatu

proses awal yang kritikal untuk kehidupan tanaman selanjutnya. Secara

morfologi, perkecambahan benih adalah perubahan bentuk dari embrio menjadi

kecambah. Secara fisiologi, perkecambahan benih adalah dimulainya kembali

proses metabolisme dan pertumbuhan struktur penting embrio yang tadinya

tertunda yaitu ditandai dengan munculnya struktur penting embrio (radikula,

hipokotil,dan plumula) menembus kulit benih. Secara teknologi benih,

perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting dari embrio

serta menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal dan

diharapkan dapat berproduksi normal pada kondisi lingkungan yang optimum

(Widajatiet al., 2013).

2.1.4 Tipe perkecambahan benih tanaman srikaya.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tipe

perkecambahan benih tanaman srikaya yaitu tipe epigeal, ditandai dengan

munculnya radikula diikuti dengan memanjangnya hipokotil sehingga mendorong

(28)

10 kotiledon yang muncul ke permukaan tanah dapat dilihat pada Gambar 3 dan

Gambar 4.

Gambar 3. Pemanjangan hipokotil Gambar 4. kotiledon muncul ke permukaan tanah

2.1.5 Karakteristik benih tanaman srikaya.

Benih tanaman srikaya memiliki kulit yang tebal dan keras sehinggaimpermeable

terhadap air dan gas serta kerasnya kulit benih ini menyebabkan embrio yang

memiliki daya berkecambah yang baik tidak dapat menembus kulit benih dalam

perkecambahannya dan dalam prosesnya akan membutuhkan waktu yang cukup

lama. Oleh karena itu benih dengan sifat seperti ini perlu diberi perlakuan di

antaranya perlakuan fisik dan perlakuan dengan bahan kimia. Perlakuan fisik

dapat dilakukan dengan pemarutan, penusukan, penggoresan dan pengguntingan

ujung benih. Perlakuan ini adalah cara yang paling efektif agar kulit benih yang

tebal dapat dilalui oleh air dan oksigen. Perlakuan fisik lainnya yang dapat

diterapkan yaitu perendaman dengan air hangat dengan tujuan membantu

mengaktifkan kembali (zat tumbuh) benih pada embrio yang belum sempurna.

(29)

11 pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air

dengan mudah.

2.1.6 Parameter dan tolok ukur viabilitas bibit tanaman srikaya.

Viabilitas adalah daya hidup. Parameter daya hidup benih salah satunya dapat

diukur dengan vigor. Vigor yaitu kemampuan bibit untuk tumbuh secara normal

dalam kondisi lingkungan yang optimum atau suboptimum. Vigor kekuatan

tumbuh bibit akan mencerminkan vigor benih bila ditanam di lapangan. Tolok

ukur vigor yaitu kecepatan tumbuh bibit dan keserempakan tumbuh bibit. Benih

dengan vigor yang tinggi akan lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan benih

yang memiliki vigor rendah. Keserempakan tumbuh dapat dikelompokkan

menjadi normal kuat dan normal kurang kuat (Widajatiet al., 2013).

2.2 Efek Perlakuan Fisik Pada Perkecambahan Benih.

Berbagai perlakuan fisik yang dapat dilakukan yaitu pelukaan pada kulit benih

dan perendaman dengan air hangat. Pelukaan pada kulit benih di antaranya

dengan diamplas, ditusuk dengan jarum, dikikir, maupun digunting. Pada

dasarnya prinsip kerjanya sama, membuat lubang atau melukai kulit benih

sehingga air dapat masuk dan proses imbibisi dapat berlangsung (Schmidt, 2000).

Perlakuan pada benih dengan melakukan perendaman dengan air hangat yaitu

dengan cara mencelupkan benih ke dalam air hangat hingga mendingin.

Perendaman dapat merangsang penyerapan air dan nutrisi dengan lebih cepat.

Pada perendaman dengan air hangat, suhu air menurun dengan cepat sehingga

(30)

12 memiliki toleransi terhadap perendaman air hangat sehingga embrio benih tidak

mengalami kerusakan. Menurut Schmidt (2000), hampir semua jenis benih yang

diberi perlakuan dengan air hangat memiliki tingkat persentase perkecambahan

yang tinggi.

Menurut Sutopo (2010), berbagai jenis benih terkadang diberi perlakuan

perendaman dengan air hangat dengan tujuan untuk memudahkan benih dalam

menyerap air. Pada saat perendaman terjadi perubahan-perubahan di dalam benih

yang kemudian dapat membantu menghilangkan zat penghambat pertumbuhan

dan juga membantu pembentukan zat perangsang pertumbuhan.

2.3 Peran KNO3pada Perkecambahan Benih.

Perlakuan dengan larutan kimia kalium nitrat (KNO3) pada benih bertujuan untuk

menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi.

Menurut Sutopo (2010), perlakuan dengan larutan kimia seperti kalium nitrat

(KNO3) dengan konsentrasi pekat melunakkan kulit benih sehingga

mempermudah proses imbibisi benih.

Kalium nitrat (KNO3) juga sebagai salah satu jenis perangsang perkecambahan.

Kalium memiliki kontribusi yang besar terhadap potensi osmotik sel dan jaringan

glikofitik dari berbagai spesies tanaman. Peran utama kalium adalah sebagai

aktivator dari sebagian besar enzim dalam benih.

Menurut Schmidt (2000), kalium nitrat merupakan senyawa kimia perangsang

perkecambahan yang paling sering digunakan. KNO3mempunyai pengaruh yang

(31)

13 kalium nitrat merupakan bahan kimia yang paling banyak digunakan untuk

meningkatkankan perkecambahan benih. Larutan KNO3yang umum dalam

pengujian perkecambahan rutin dan direkomendasikan oleh International Seed

Testing Association (ISTA) untuk tes perkecambahan.

Pengaruh KNO3pada perkecambahan biji browntop di Selandia baru dapat dilihat

[image:31.595.120.496.272.501.2]

pada Gambar 5.

Gambar 5. Pengaruh pemberian konsentrasi KNO3yang berbeda pada

perkecambahan benih browntop,New Zealand (Copelandet al., 1997).

Copelandet al. (1997) sebagian besar benih akan sensitif terhadap pemberian

larutan KNO3dan juga sensitif terhadap cahaya. Pada saat tertentu dapat

diasumsikan bahwa KNO3dapat menggantikan peran cahaya tapi sekarang

diyakini bahwa hanya dapat meningkatkan sensitivitas cahaya. Kalium nitrat

terbukti dapat mencegah adanya hambatan cahaya pada perkecambahan benih

rerumputan. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

10 20 30 40

kontrol

KNO3 0,1%

KNO3 0,2%

(32)

14 Kalium nitrat diduga dapat meningkatkan permeabilitas kutikula subdermal benih

(Keeley and Fotheringham, 1997), dengan meningkatnya permeabilitas kutikula

maka KNO3dapat langsung masuk ke embrio benih. Sesuai dengan pernyataan .

Farizaldi (2011) bahwa KNO3mampu mengaktifkan kerja giberelin pada benih

yang kemudian menurut Widajatiet al.(2013) giberelin akan merangsang sintesis

enzim yang berhubungan dengan hidrolisis α-amilase untuk merombak

polisakarida (pati) menjadi monosakarida (glukosa) sebagai sumber energi pada

(33)

15

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

Lampung dari Januari sampai Maret 2014.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih tanaman srikaya dengan

ukuran yang beragam (benih campuran) , larutan KNO3 1,5%, larutan KNO3 3%,

air dengan suhu ± 60oC, media tanam berupa campuran tanah, arang sekam, dan

kompos, serta air.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pot kecil, gelas ukur, timbangan

digital, gunting kuku, label, meteran, termometer, oven, dan desikator.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Perlakuan Faktorial dalam Rancangan

Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah perlakuan fisik benih (f) dengan

3 taraf yaitu tanpa perlakuan benih (kontrol) (f1), benih direndam air ± 60oC (f2),

dan benih digunting (f3). Faktor kedua yaitu penggunaan larutan KNO3 (k)

dengan konsentrasi berbeda, yaitu tanpa KNO3(k1), dengan KNO31,5% (k2), dan

(34)

16 kombinasi diulang 3 kali sebagai kelompok, dalam setiap satuan percobaan

ditanam 20 benih srikaya.

Perlakuan KNO3 diberikan dengan cara menyiram media tanam dengan larutan

KNO3 sebanyak dua kali yaitu pada saat tanam dan tiga hari setelah tanam

kemudian selanjutnya disiram dengan air secukupnya sampai kapasitas lapang.

Jumlah larutan KNO3 pada setiap penyiraman adalah 20 ml per pot.

Susunan perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah

1. f1k1 : tanpa perlakuan fisik + siram KNO30%

2. f1k2 : tanpa perlakuan fisik + siram KNO31,5%

3. f1 k3 : tanpa perlakuan fisik + siram KNO33%

4. f2k1 : benih direndam air 60oC + siram KNO30%

5. f2k2 : benih direndam air 60oC + siram KNO31,5%

6. f2k3 : benih direndam air 60oC + siram KNO33%

7. f3k1 : benih digunting + siram KNO30%

8. f3k2 : benih digunting + siram KNO31,5%

9. f3k3 : benih digunting + siram KNO33%

Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji Bartlett untuk menguji homogenitas

ragam antarperlakuan dan Uji Tukey untuk menguji aditivitas data pengamatan

serta Uji Duncan New Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% untuk menguji

perbedaan nilai tengah antarperlakuan. Tata letak petak percobaan pada penelitian

(35)

17

Ulangan 3

Ulangan 2 U

T B

S

Ulangan 1

Gambar 6. Tata letak petak percobaan.

Keterangan: U : Utara B : Barat S : Selatan T : Timur

(36)

18 3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Benih

Benih tanaman srikaya yang digunakan adalah benih yang berasal dari buah yang

dipetik langsung dari pekarangan rumah warga di Jalan Bumimanti 1 Gang

Damai Kampung Baru Kecamatan Kedaton Bandar Lampung. Benih diekstraksi

dari daging buah kemudian dibersihkan dari daging buahnya (Gambar 7). Jumlah

benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah 540 butir benih dengan ukuran

yang tidak seragam.

Gambar 7. Benih tanaman srikaya yang akan digunakan.

3.4.2 Pembuatan Media Tanam

Media yang digunakan yaitu arang sekam + tanah + kompos dengan perbandingan

1:1:1 dimasukkan pada pot kecil sebanyak 540 pot dan masing-masing pot diisi

(37)

19 3.4.3 Perlakuan Fisik

Dari 540 butir benih,180 butir tidak diberikan perlakuan (kontrol). 180 butir

selanjutnya digunting pada ujung belakang benih sebelum ditanam, 180 butir

sisanya direndam dengan air ±60oC sampai air menjadi dingin kemudian benih

yang telah diberi perlakuan tersebut ditanam di dalam pot kecil yang telah diisi

dengan media tanam.

3.4.4 Perlakuan dengan KNO3

Media tanam yang telah berisi benih srikaya disiram dengan larutan KNO3 dengan

konsentrasi yang berbeda, yaitu konsentrasi KNO3 0%, 1,5%, dan 3% sebanyak

20 ml tiap potnya pada saat penanaman dan tiga hari setelah tanam.

3.4.5 Pengecambahan Benih

Posisi peletakkan benih pada saat dikecambahkan yaitu bagian embrio berada di

atas sedangkan bagian belakang benih berada di bawah. Benih diletakkan pada

kedalaman 3cm dari atas permukaan media tanam. Pada setiap pot ditanam 1

butir benih. Susunan pot di dalam rumah kaca disajikan pada Gambar 6.

3.5 Variabel Pengamatan

3.5.1 Persentase Perkecambahan

Persentase perkecambahan menunjukkan jumlah kecambah muncul ke permukaan

(38)

20 % perkecambahan =jumlah kecambah normal yang munculjumlah 20 benih

3.5.2 Kecepatan Munculnya Kecambah

Kecepatan munculnya kecambah (KMK) dapat diperoleh dengan melakukan Uji

Kecepatan Munculnya Kecambah (UMK). Kecepatan munculnya kecambah

dihitung sebagai jumlah kumulatif dari persen pertambahan kecambah muncul

harian. Kecepatan munculnya kecambah dinyatakan dalam persentase kecambah

normal/hari.

KMK = ∑ ∆KM/Ti �=�

�=0

Keterangan : ∆ KM : Pertambahan persen kecambah muncul Ti : Hari setelah tanam

3.5.3 Tinggi Bibit Pada Umur 8 MST

Bibit tanaman srikaya dengan umur 8 minggu di ambil 2 sampel secara acak

untuk diukur tinggi tanamannya mulai dari permukaan tanah sampai tunas atas.

3.5.4 Panjang Akar Primer Pada Umur 8 MST

Pengukuran panjang akar primer tanaman srikaya diambil secara acak 2 pot dari

setiap satuan percobaan.

3.5.5 Bobot Kering Bibit Pada Umur 8 MST

Pengukuran bobot kering bibit menggunakan sampel yang sama dengan

(39)

21 satuan percobaan. Sampel bibit dimasukkan ke dalam kertas wadah kemudian

dioven selama 3 hari dengan suhu 70oC kemudian ditimbang berangkasan kering

bibit menggunakan timbangan digital.

3.5.6 Bobot Kering Tajuk Bibit Pada Umur 8 MST

Pengukuran bobot kering tajuk bibit menggunakan 2 tanaman sampel yang sama

dengan pengukuran bobot kering bibit yaitu 2 sampel yang diambil secara acak

dari setiap satuan percobaan. Tajuk dari sampel bibit yang telah kering ditimbang

menggunakan timbangan digital.

3.5.7 Bobot Kering Akar Bibit Pada Umur 8 MST

Pengukuran bobot kering akar bibit menggunakan 2 tanaman sampel yang sama

dengan pengukuran bobot kering bibit yaitu 2 sampel yang diambil secara acak

dari setiap satuan percobaan. Akar dari sampel bibit yang telah kering ditimbang

menggunakan timbangan digital.

3.5.8 Jumlah Daun Bibit Pada Umur 8 MST

Bibit yang akan dihitung jumlah daunnya diambil dari 2 sampel acak yang sama

(40)

42

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa:

1. Perlakuan fisik yaitu menggunting ujung benih dapat meningkatkan kinerja

perkecambahan benih dan vigor bibit tanaman srikaya yang ditunjukkan oleh

variabel pengamatan kecepatan munculnya kecambah, persen perkecambahan,

tinggi bibit, jumlah daun, bobot kering bibit, dan bobot kering tajuk tanaman.

2. Konsentrasi KNO33% dapat meningkatkan kinerja perkecambahan benih dan

vigor bibit tanaman srikaya yang ditunjukkan oleh variabel pengamatan

kecepatan munculnya kecambah, persen perkecambahan, tinggi bibit tanaman,

panjang akar primer, bobot kering bibit, bobot kering tajuk, dan bobot kering

akar.

3. Kombinasi antara perlakuan fisik yaitu menggunting ujung benih dan

konsentrasi KNO3memberikan hasil kinerja perkecambahan benih dan vigor

bibit tanaman yang terbaik adalah kombinasi perlakuan antara menggunting

ujung benih dan KNO33% yang ditunjukkan oleh variabel pengamatan tinggi

bibit tanaman, panjang akar primer, bobot kering bibit, bobot kering tajuk, dan

(41)

43 5.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu pemilihan benih yang

viabilitasnya seragam dalam satu buah tanaman srikaya karena diduga dalam satu

benih tanaman srikaya memiliki benih dengan viabilitas yang berbeda dan

variabel pengamatan jumlah helai daun bibit umur 8 mst diganti dengan variabel

luas daun bibit umur 8 mst yang lebih mudah diamati untuk bibit tanaman

(42)

44

PUSTAKA ACUAN

Copeland, L. O., and McDonald, M. B. 1997. Seed Production. Chapman and Hall. 699 hlm.

Farizaldi. 2011.Pengaruh Kalium Nitrat (KNO3) dan Atonik Terhadap

Pertumbuhan Bibit Sengon(Albizia falcataria). Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 11 No.2 : 78-81.

Gardner, F., R. Brent Pearce, R.L. Mitchell. 1991.Fisiologi Tanaman Budidaya(terjemahan). UI Press. Jakarta. 428 hlm.

Guilford, J. P. 1956. Psycometric Methods. Second edition. Tokyo : Kogakusha CompanyLtd.

Keeley, J.E. and Fotheringham, C.J. 1997.Trace gas emissions and smoke-induced seed germination.J. Science, 276, 1248-1250.

Lara, T.S., Lira, J.M.S., Rodrigues, A.C., Rakocevic, M., Alvarenga, A.A. 2014. Pottasium Nitrate Priming Affects the Activity of Nitrate Reductase and Antioxydant Enzymes in Tomato Germination.Journal of agricultural science, 6 No.2 : 72-80.

Lesilolo, M. K., Riry, J., Matatula, E. A. 2012.Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Jenih Tanaman yang Beedar di Pasaran Kota Ambon.J. Agrologia, 2 No.1 :1-9.

Mame, O. S. Y., Oumar, B. A., Maurice, S. A. G. N. A., 2012.Germination Capacity of Annonaceae Seeds(Annona mucirata L., A. Squamosa L., and A. Senegalensis Pers.)Cultivated Under Axenic Conditions. International Journal of Science and Advanced Technology, 2 No. 6 : 21-34.

Marthen, E.K., Rehatta, H. 2013.Pengaruh Perlakuan Pencelupan dan Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes falcataria L.).Jurnal Agrologia, 2 No.1 :10-16.

(43)

45 Pristi, M., Yunikawati,A., Besung, I. N. K., Mahatmi, H. 2013.Efektifitas

Perasan Daun Srikaya Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Escherchia coli. Indonesia Medicus Veterinus 2(2): 170-179. ISSN: 2301-7848.

Purwanto, R.J., dan Yursida. 2013.Pertumbuhan Bibit Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) Asal Benih yang Diskarifikasi dan Direndam Urine Sapi Dengan Pemupukan Organik. Jurnal Ilmiah AgrIBA No.1

Edisi Maret : 108-119.

Radi, J. 1997.Budidaya Srikaya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 43 hlm.

Raisi,A., Kalat, S. M. N., and Darban, A. R. S. 2013.The Study Effects of Stratification, Temperature, and Potassium Nitrat on Seed Dormancy Breaking Ferula assa-foetida. World Applied Sciences Journal, 21(3) : 379-383.

Sandi, A.L.I., Indriyanto, Duryat. 2014.Ukuran Benih dan Skarifikasi dengan Air Panas Terhadap Perkecambahan Benih Pohon Kuku(Pericopsis

mooniana). Jurnal Sylva Lestari, 2 No.3 : 83-92.

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I.

Diterjemahkan oleh Diah R. Lukman dan Sumaryono dari buku Plant Physiology. Institut Teknologi Bogor. Bandung. 241 hlm

Schmidt, L. 2000.Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis. Diterjemahkan oleh Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan. PT Gramedia. Jakarta. 530 hlm.

Sutopo, L., 2010.Teknologi Benih (Edisi Revisi). PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. 237 hlm.

Suwarno, F.C., Sari, M., dan Manggung, R.E.R. 2014.Viabilitas Awal, Daya Simpan, dan Invigorasi Benih Kemangi(Ocimum basilicum L.). J Agron Indonesia 42 (1). :39-43.

Yildiztugay, Evren, and Kucukoduk, M. 2012.Dormancy Breaking and

Germination Requirements for Seeds of Sphaerophysa kotschyana Boiss. Journal of Global Biosciences, 1 : 20-27.

Widajati E., Murniati E., Palupi E.R., Kartika T., Suhartanto M.R., Qadir A. 2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. PT Penerbit IPB Press. Bogor. 168 hlm.

Gambar

Tabel 1.  Kandungan gizi pada setiap 100 gram daging buah srikaya.
Gambar 2.Gambar 1. Buah srikaya
Gambar 4.Gambar 3. Pemanjangan hipokotil
Gambar 5.  Pengaruh pemberian konsentrasi KNO3 yang berbeda padaperkecambahan benih browntop,New Zealand (Copeland et al., 1997).

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan media edmodo dalam pembelajaran biologi materi ekosistem ini belum pernah digunakan pada kelas X MIPA 4 dan X MIPA 5 di SMAN 26 Bandung, dengan digunakannya

Evaluasi kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dilaksanakan terhadap dokumen kelayakan yang disampaikan Peserta Seleksi pada saat penyerahan

Diagnosa Kehilangan telinga bagian kanan dikarenakan cacat bawaan lahir (congenital). Keterangan Model Kerja: Terdapat kehilangan telinga bagian kanan dengan luas ±5,5 x 3

(2004) juga menunjukkan bahwa nilai kemiripan (identity values) dari sekuen nifH dan nifD pada Methylocapsa acidiphila B2 dan Beijerinckia lebih tinggi (98.5 % dan 96.6

Dalam penelitian lain, Pechmann dan Stewart (1990) mengemukakan bahwa apabila produk yang diiklankan adalah produk yang belum familiar, maka respon perhatian

Kesalahan berbahasa dalam tajuk rencana surat kabar Kompas terdapat kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi khususnya penggunaan afiks yang tidak tepat di

Dengan demikian dapat dipahami secara sempurna bahwa yang dimaksud teknologi pembelajaran dalam pendidikan Islam ialah usaha sistematis dalam merancang,

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “Analisis Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi