PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INOVATIF BERBASIS PR OBLEM BASED LEAR NING (PBL)
UNTUK MEMBELAJARKAN KONSEP ASAM DAN BASA PADA SISWA SMA
Oleh :
Trisna Winarty Simanullang NIM 4113131078
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INOVATIF BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK
MEMBELAJARKAN KONSEP ASAM DAN BASA PADA SISWA SMA
Trisna Winarty Simanullang (NIM. 4113131078)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh Lembar Kerja Siswa yang telah memenuhi kriteria kelayakan penyajian standar BSNP, melalui uji coba terhadap hasil belajar kimia siswa yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning menggunakan Lembar Kerja Siswa Inovatif pada materi Asam dan Basa di kelas XI SMAN 3 Medan dan melalui persepsi dosen kimia sebagai validator ahli dan guru kimia dengan menggunakan angket BSNP. Berdasarkan uji coba terhadap hasil belajar diperoleh hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan LKS kimia inovatif lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan LKS yang beredar, dimana peningkatannya sebesar 16,55%. Berdasarkan persepsi dosen kimia (sebagai validator ahli) dan guru kimia terhadap Lembar Kerja Siswa inovatif berbasis Problem Based Learning (PBL) yang dikembangkan atas materi Asam dan Basa adalah baik dilihat dari rata-rata rentang nilai validasi sebesar 3,65 dimana, rentang nilai rata-rata validasi berada pada kisaran 3,26-4,00 yang berarti bahwa LKS Inovatif berbasis PBL pada materi asam dan basa kelas XI sesuai kurikulum 2013 telah valid dan layak dipergunakan.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Definisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belajar dan hasil belajar 6
2.2 Bahan Ajar 6
2.2.1. Pengertian Bahan Ajar 6 2.2.2. Ragam bentuk Bahan Ajar 7 2.3. Standar bahan Ajar berdasarkan BSNP 7 2.3.1. Standar kelayakan Isi Buku pelajaran Kimia 8 2.3.2. Standar kelayakan bahasa Bahan Ajar Kimia 8 2.3.3. Standar kelayakan penyajian Bahan Ajar Kimia 9 2.3.4. Standar Kelayakan Kegrafikan Bahan Ajar Kimia 9
2.4. Lembar Kerja Siswa 10
2.4.1. Pengertian LKS 10
2.4.2. Manfaat LKS 11
2.4.3. Fungsi LKS 12
2.4.4. Jenis-jenis LKS 12
2.4.5. Karakteristik LKS 13
2.4.6. Cara Pembuatan LKS 13
2.4.7. Kelebihan dan kekurangan LKS 16 2.4.8. Implikasi LKS dam Pembelajaran 18
2.5. Model Pembelajaran 18
2.5.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 18 2.5.2. Keunggulan dan kelemahan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah 21
2.6. Materi Ajar Asm, Basa, dan Garam 22
vii
2.6.1.1.Teori Arrhenius 22
2.6.1.2.Teori Bronsted- Lowry 23
2.6.1.3.Teori lewis 25
2.6.2 Tetapan Kesetimbangan Air (Kw) 25 2.6.3. Kekuatan Asam dan basa 26
2.6.3.1.Kekuatan Asam 26
2.6.3.2.Kekuatan Basa 27
2.6.4. Derajat Keasaman (pH) 29
2.7. Kerangka berpikir 31
2.8. Hipotesis 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 33
3.2. Populasi dan Sampel 33
3.3. Variabel Penelitian 33
3.4. Rancangan Penelitian 34
3.5. Instrumen Penelitian 35
3.5.1. Validitas Tes 35
3.5.1.1.Validitas Item Tes 35
3.5.1.2.Tingkat Kesukaran 36
3.5.1.3.Daya Pembeda 36
3.5.1.4.Reabilitas Tes 36
3.6. Prosedur Penelitian 37
3.7. Teknik Analisis Data 43
3.7.1. Uji Normalitas 44
3.7.2. Uji Homogenitas 45
3.7.3. Uji Hipotesis 45
3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Survei Lembar Kerja Siawa Kimia SMA 47 4.2. Analisis Lembar Kerja Siswa Kimia SMA 47 4.3. Pengembangan dan Standarisasi Lembar Kerja Siswa Inovatif 55 4.4. Peranan LKS Inovatif Terhadap Hasil Belajar Siswa 62 4.4.1. Standarisasi Instrumen Tes 62 4.4.1.1. Validasi Instrumen Tes 62 4.4.1.2. Tingkat Kesukaran Soal 63 4.4.1.3. Daya Beda Instrumen Tes 63 4.4.1.4. Reliabilitas Intrumen Tes 63 4.5. Analisa Data Hasil Penelitian 64
4.5.1. Menghitung Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol 64 4.5.2. Peningkatan Hasil Belajar 65
4.5.3. Uji Normalitas Data 65
4.5.4. Uji Homogenitas Data 66
viii
4.6. Hasil Pengukuran Kepuasan LKS Pada Siswa 67
4.7. Pembahasan 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 70
5.2. Saran 71
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahapan-tahapan Model PBL 20
Tabel 2.2. Contoh Asam 23
Tabel 2.3. Contoh Basa 23
Tabel 2.4. Asam Basa Konjugasi 24
Tabel 2.5. Harga Kw Air dala Berbagai Suhu 26 Tabel 2.6. Warna Indikator Universal 31 Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 34 Tabel 3.2. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata 44 Tabel 4.1. Hasil angket penilaian lembar kerja siswa berdasarkan
kelayakan isi menurut penilaian Guru Kimia 48 Tabel 4.2. Hasil angket penilaian lembar kerja siswa berdasarkan
kelayakan bahasa menurut penilaian Guru Kimia 50 Tabel 4.3. Hasil angket penilaian lembar kerja siswa berdasarkan
kelayakan penyajian menurut penilaian Guru Kimia. 51 Tabel 4.4. Hasil angket penilaian modul berdasarkan kelayakan
kegrafikan menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru
Kimia. 53
Tabel 4.5. Hasil angket penilaian LKS berdasarkan kelayakan isi menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia. 57 Tabel 4.6 Hasil angket penilaian LKS berdasarkan kelayakan
bahasa menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia 58 Tabel 4.7. Hasil angket penilaian LKS berdasarkan kelayakan
penyajian menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru
Kimia 59
Tabel 4.8. Hasil angket penilaian LKS berdasarkan kelayakan kegrafikan menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru
Kimia. 60
Tabel 4.9. Rentang Validasi Akhir Lembar kerja siswa Inovatif 62 Tabel 4.10. Hasil Perolehan Rata-Rata Pre-Test Dan Post-Test 64 Tabel 4.11. Hasil Perolehan Gain Rata-Rata Eksperimen Dan Kontrol 65 Tabel 4.12. Uji Normalitas Data Pre-Test Dan Post-Test 65 Tabel 4.13. Uji Homogenitas Data Pre-Test Dan Post-Test 66
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Trayek perubahan pH 30 Gambar 3.1. Prosedur Pada Pengembangan dan Standarisasi LKS
Kimia di SMA 39
Gambar 3.2. Skema Penelitian 42
Gambar 4.1. Tingkat Kelayakan Buku yang Dianalisis 54 Gambar 4.2. Tabulasi Rata-rata Rentang Validasi Lembar kerja siswa
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus 74
Lampiran 2 Rencana Pembelajaran 77 Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes 119
Lampiran 4 Instrumen Penelitian 130
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 139 Lampiran 6 Kisi-kisi Setelah Validasi 140 Lampiran 7 Instrumen Tes Setelah Validasi 147 Lampiran 8 Kunci Jawaban Setelah Validasi 151
Lampiran 9 Lembar Observasi 152
Lampiran 10 Perhitungan Validasi 158
Lampiran 11 Tabel Validasi 160
Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran 161 Lampiran 13 Tabel Tingkat Kesukaran 162 Lampiran 14 Perhitungan Daya Beda Soal 163 Lampiran 15 Perhitungan Reliabilitas Tes 164 Lampiran 16 Rekapitulasi Analisis Instrumen 166
Lampiran 17 Penilaian BSNP 167
Lampiran 18 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap LKS 180 Lampiran 19 Hasil Angket Penilaian Dosen Kimia Terhadap LKS Inovatif 184 Lampiran 20 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap LKS Inovatif 188 Lampiran 21 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia dan Dosen Terhadap
LKS Inovatif 192
Lampiran 22 Tabulasi Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol 196
Lampiran 23 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Nilai
Pre-Tes dan Pos Tes 197
Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas 198 Lampiran 25 Perhitungan Uji Homogenitas 204
Lampiran 26 Pengujian Hipotesis 207
Lampiran 27 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 209
Lampiran 28 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 213 Lampiran 29 Tabel Aktivitas Belajar Individu Siswa Kelas Eksperimen 214 Lampiran 30 Tabel Aktivitas Belajar Individu Siswa Kelas Kontrol 216 Lampiran 31 Data Aktivitas Belajar Individu Siswa 218 Lampiran 32 Tabel Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Kelas
Eksperimen 220
Lampiran 33 Tabel Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Kelas
Kontrol 222
xii
Lampiran 39 Tabel Nilai Dalam Distribusi-t 231 Lampiran 40 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 232 Lampiran 41 Lembar Kerja Siswa Inovatif 233
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia yang terdidik yang mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin cepat. Namun apabila kualitas pendidikan itu masih rendah, maka yang tercipta adalah sumber daya manusia yang rendah pula. Sampai sekarang ini mutu pendidikan di Indonesia belum menunjukkan suatu hasil yang memuaskan. Kondisi ini juga terjadi pada pendidikan kimia saat ini. Salah satu indikator mutu pendidikan adalah perolehan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari keberhasilan guru menyampaikan materi pelajaran yang hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan pelajaran tersebut, daya serap dan tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran yang disampaikan (Djamarah dan Zain, 2002).
Ilmu kimia termasuk salah satu cabang dari ilmu pengetahuan, karena penyelidikan-penyelidikan dari ilmu kimia menggunakan prosedur ilmiah. Kimia adalah ilmu yang mempelajari bangun atau struktur materi, perubahan materi, serta energi yang menyertainya (Keenan, 1986).
2
Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Medan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pembelajaran yaitu siswa menilai bahwa mata pelajaran kimia terkhusus materi asam, basa dan garam itu sulit. Hal ini mempengaruhi sikap siswa yang kurang antusias dalam memperhatikan pelajaran sehingga siswa mudah bosan dan berbicara sendiri ketika guru sedang mengajar, serta rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. Selain itu, kurangnya interaksi antar siswa menyebabkan tidak adanya kerjasama antar siswa pada saat menyelesaikan soal kimia, terlihat pada saat guru memberikan tugas rumah, siswa lebih suka mengerjakan secara individu daripada berdiskusi atau mengerjakan bersama-sama sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal terbatas. Faktor lain, yang mempengaruhi rendahnya kualitas pembelajaran kimia pada materi asam, basa dan garam, yakni terjadinya kemacetan komunikasi, siswa merasa kurang percaya diri dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Karena kurangnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran yang membuat kurangnya pemahaman siswa maka hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dikatakan kurang baik.
Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan perubahan paradigma dalam pembelajaran. Beberapa paradigma yang diperlukan yang diadaptasi dari Arnyana (Ida, 2010), yaitu : (1) dari peran guru sebagai sumber pengetahuan menjadi kawan belajar, (2) dari belajar berdasarkan fakta menuju berbasis masalah atau proyek, (3) dari kebiasaan mengulang dan latihan menuju perencanaan dan penyelidikan, maka dalam aplikasinya di pembelajaran dikembangkan pembelajaran berbasis masalah, dengan model pembelajaran Problem based learning (Ida, 2010). Dalam hal ini juga diperlukan inovasi dalam penerapan
3
jenis handout yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar secara terarah. Media ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi dengan metode PBL, sehingga siswa memiliki rasa keingintahuan tinggi serta mampu memotivasi dan mendorong keaktifan siswa dalam belajar (Fadlana, 2013).
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning telah terbukti memberian hasil yang baik dan meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ida (2010) dalam penelitiannya tentang implementasi Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa Ditinjau dari Intelligence Quotient (IQ) menyatakan bahwa implementasi Problem Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari IQ pada
siswa XI IPA SMA Negeri 1 Ubud. Hal yang sama dikemukakan oleh peneliti Ulfah (2013) dalam penelitiannya tentang penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan media LKS untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan logis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Problem based learning meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan logis siswa, dibuktikan dari siklus pertama persentase rata-rata sebesar 68,33% dengan kriteria tinggi dan pada siklus II menjadi 88,96% drngan criteria sangat tinggi. Sejalan dengan penelitian diatas, Fadlana (2013) menyatakan hasil penelitian melalui studi komparasi menggunakan metode PBL (Problem Based Learning) dilengkapi dengan Macromedia Flash dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar siswa pada materi asam, basa dan garam kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL dengan Macromedia flash dan LKS terhadap prestasi belajar siswa.
4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat di identifikasi permasalahan berikut: 1. Pemahaman siswa yang rendah terhadap konsep yang diajarkan
2. Penyajian materi yang rumit, kurang menarik, monoton dan membosankan 3. Buku teks yang dirancang hanya lebih fokus pada pemberian pengetahuan
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah perlu dibatasi. Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi Asam dan Basa di SMAN 3 Medan pada Tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) inovatif berbasis model pembelajaran Problem Based Learning.
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan batasan maslah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Lembar Kerja Siswa (LKS) inovatif berbasis Problem Based Learning (PBL) yang telah disusun telah memenuhi kriteria kelayakan
penyajian standar BSNP, melalui uji coba hasil belajar terhadap siswa, melalui persepsi guru kimia dan validator ahli?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Memperoleh Lembar Kerja Siswa (LKS) inovatif berbasis Problem Based Learning (PBL) yang telah disusun telah memenuhi kriteria kelayakan
5
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaaat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan banyak pengetahuan mengenai penggunaan lembar kerja siswa inovatif berbasis model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kualitas hasil dari proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Membantu meningkatkan hasil belajar kimia siswa dalam proses pembelajaran materi asam, basa dan garam.
3. Bagi Guru
Membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar sehingga dapat meninggalkan cara pembelajaran yang kurang menarik dan monoton dengan mengembangkan model pembelajaran inovatif.
4. Bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa serta kinerja guru di sekolah.
5. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi bagi penelitian untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya yang lebih baik.
1.7. Defenisi Operasional
1. Media LKS merupakan jenis handout yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar secara terarah dan mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi dengan metode PBL, sehingga siswa memiliki rasa keingintahuan tinggi serta mampu memotivasi dan mendorong keaktifan siswa dalam belajar
2. Problem based learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan menstimulasi siswa dari kebiasaan mengulang dan latihan menuju perencanaan dan penyelidikan.
70 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Problem Based Learning (PBL) yang dikembangkan atas materi Asam dan Basa kelas XI telah memenuhi kriteria kelayakan penyajian standar BSNP dan juga melalui:
 Persepsi dosen dan guru kimia sebagai validator ahli terhadap Lembar Kerja Siswa inovatif berbasis Problem Based Learning (PBL) yang dikembangkan atas materi Asam dan Basa adalah baik. Yang dapat dilihat dari rata-rata validasi kelayakan isi adalah 3,77, kelayakan bahasa adalah 3,79, kelayakan penyajian adalah 3,65 dan kelayakan kegrafikan adalah 3,40 dimana, rentang nilai rata-rata validasi secara keseluruhan berada pada kisaran 3,26-4,00 yang berarti bahwa LKS Inovatif berbasis PBL pada materi asam dan basa kelas XI sesuai kurikulum 2013 telah valid dan layak dipergunakan.
71
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa inovatif dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru penting untuk memeriksa isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan dari buku yang akan digunakan siswa sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep dan materi yang belum lengkap.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan, (2013), Model Pembelajaran Problem Based Learning, Kemendikbud, Jakarta.
Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2002).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fadlana, Hanik., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Metode PBL Dilengkapi dengan Macromedia flash dan LKS Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari
Motivasi Belajar Siswa Materi Asm, Basa dan Garam Kelas VII SMP
Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, 2(3) : 161-165.
Giting, Elsa., (2014), Pengembangan Modul Kimia Inovatif Pembelajaran Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sesuai Kurikulum 2013
Berbasis Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (Skripsi),
Unimed, FMIPA: Medan.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan.
Hutagalung, Renata, (2014), Pengembangan Modul Kimia Larutan Elektrolit dan Non Elektroli Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (Skripsi), Unimed, FMIPA:
Medan.
Ida., (2010), Implementasi Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Intelligence Quotient (IQ).
Keenan., (1986), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.
Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press, Yogyakarta.
Purwaningtyas, Restiana; Suparmi.(2012). Pembelajaran Kimia Menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Proyek dan
Metode Eksperimen Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Berpikir
73
Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana Predana Media Group, Bandung.
Sianturi, Agnes, (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Inovatif Redoks Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). (Skripsi), Unimed, FMIPA: Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik (Teori dan Aplikasi dalam Penelitian). UNIMED: FMIPA, Medan
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan. UNIMED: FMIPA, Medan.
Sudjana., (2006), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiharti, Gulmah., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia. UNIMED: FMIPA: Medan.
Sunarya, Yayan., (2012)., Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.
Ulfah, Farida., (2013), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Logis.