ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATA PELAJARAN EKONOMI PADA MATERI SISTEM DAN ALAT PEMBAYARAN
KELAS X DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN, SLEMAN
Penelitian ini bertujuan mengembangkan Lembar Kerja Siswa untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, menggunakan pola pikir yang maksimal, menciptakan proses belajar yang aktif, proaktif dan menyenangkan pada pembelajaran Ekonomi di SMA Kelas X IPS.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Prosedur penelitian dan pengembangan produk terdiri dari analisis kebutuhan/masalah, tahap pengembangan produk, tahap uji coba dan revisi produk serta menghasilkan produk massal, dan penyempurnaan laporan akhir. Validasi produk dilakukan oleh dua dosen Pendidikan Ekonomi dan dua pelaksana Kurikulum 2013 di SMA. Uji Coba lapangan dilakukan satu kali yaitu di Kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Prambanan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan mencari skor rata-rata dan deskriptif.
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF STUDENT WORKING SHEETS FOR ECONOMIC SUBJECT ON THE MATERIAL SYSTEM AND THE PAYMENT OF THE TENTH CLASS IN SMA NEGERI 1 PRAMBANAN,
SLEMAN
This research aims to develop student working sheets to increase the quality of student learning in applying the maximum way of thinking, creating the active, learning process and pleasant learning process on economic subject the tenth grade students of social science class in Senior High School.
This research is a research and development. The procedure of research and development consists of need analysis/problems, the planning stages of product development, the initial product design phase and product revision, producing massal product and refinement of the final report. Validation was performed by two economic lecturers and two doers of 2013 Curriculum of Senior High School. Field trials were carried out in one that is in the tenth class of social sciences department of SMA Negeri 1 Prambanan. The techniques of data collection were observation, interviews, questionnaires, documentation and test. Data were analyzed by looking for mean and descriptive scores.
i
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
MATA PELAJARAN EKONOMI PADA MATERI
SISTEM DAN ALAT PEMBAYARAN KELAS X
DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN, SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Fiberniat Lahagu
NIM: 121324016
PRORAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menjaga, melindungi dan
menolongku pada waktu kesesakkan.
2. Orang tuaku Elia Lahagu dan Amerina Lase yang selalu menyayangi,
mendoakan dan memotivasi sepanjangan perjalanan hidupku.
3. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat yang sudah ambil bagian dalam
membiayai kuliahku hingga selesai.
5. Kedua kakakku Aperius Lahagu dan Sotiani Lahagu yang selelu
memberikan dorongan kepadaku untuk tetap maju dalam dunia pendidikan.
6. Kedua adikku Eferin Lahagu dan Yurniwati Lahagu yang sudah menjadi
semangat aku menjalani hidupku.
7. Keluarga Bapak Gembala Sidang Gereja Kemenangan Iman Indonesia
Cabang Yogyakarta yang selalu membimbing aku dalam hati nurani untuk
menerapkan ilmu sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus Kristus.
8. Sahabatku Yupinter Laoli yang sudah menemani aku dan memotivasi
untuk terus bertahan menyelesaikan kuliahku.
v
MOTTO
Bersyukur itu, memberi kehidupan.
Maka engkau akan berhasil, jika engkau
melakukan dengan setia ketetapan-ketetapan
dan hukum-hukum yang diperintahkan Tuhan
kepada Musa untuk orang Israel. Kuatkan dan
teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan tawar
hati.
(1 Tawarikh 22 : 13)
Tetapi orang yang rendah hati akan mewarisi
negeri dan bergembira karena kesejahteraan
yang berlimpah-limpah.
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATA PELAJARAN EKONOMI PADA MATERI SISTEM DAN ALAT PEMBAYARAN
KELAS X DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN, SLEMAN
Penelitian ini bertujuan mengembangkan Lembar Kerja Siswa untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, menggunakan pola pikir yang maksimal, menciptakan proses belajar yang aktif, proaktif dan menyenangkan pada pembelajaran Ekonomi di SMA Kelas X IPS.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Prosedur penelitian dan pengembangan produk terdiri dari analisis kebutuhan/masalah, tahap pengembangan produk, tahap uji coba dan revisi produk serta menghasilkan produk massal, dan penyempurnaan laporan akhir. Validasi produk dilakukan oleh dua dosen Pendidikan Ekonomi dan dua pelaksana Kurikulum 2013 di SMA. Uji Coba lapangan dilakukan satu kali yaitu di Kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Prambanan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan mencari skor rata-rata dan deskriptif.
ix ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF STUDENT WORKING SHEETS FOR ECONOMIC SUBJECT ON THE MATERIAL SYSTEM AND THE PAYMENT OF THE TENTH CLASS IN SMA NEGERI 1 PRAMBANAN,
SLEMAN
This research aims to develop student working sheets to increase the quality of student learning in applying the maximum way of thinking, creating the active, learning process and pleasant learning process on economic subject the tenth grade students of social science class in Senior High School.
This research is a research and development. The procedure of research and development consists of need analysis/problems, the planning stages of product development, the initial product design phase and product revision, producing massal product and refinement of the final report. Validation was performed by two economic lecturers and two doers of 2013 Curriculum of Senior High School. Field trials were carried out in one that is in the tenth class of social sciences department of SMA Negeri 1 Prambanan. The techniques of data collection were observation, interviews, questionnaires, documentation and test. Data were analyzed by looking for mean and descriptive scores.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah dan
pernyertaan-Nya yang sungguh luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini sebagai syarat kelulusan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dengan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi
ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari orang-orang di sekitar penulis
dan beberapa pihak yang telah terlibat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Sanata Dharma atas sumbangsih yang telah diberikan
selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis menjalani proses belajar dan
mengajar di bangku perkuliahan.
2. Wakil Rektor IV dan semua staff yang telah menuntun dan memberikan
arahan kepada penulis untuk tetap semangat dan juga yang sudah banyak
membantu penulis dalam hal keuangan.
3. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melanjutkan jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi sehingga
saya memperoleh gelar sarjana.
4. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi,
segenap Dosen dan seluruh Staff Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, atas sumbangsih yang telah diberikan selama penyusunan Skripsi
ini dan selama penulis menjalani proses belajar dan mengajar dibangku
xi
5.
Dr. Teguh C. Dalyono, M.S.
selaku dosen Pembimbing Skripsi yangtelah sabar menuntun dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis
dalam menyusun dan menyelesaikan Skripsi.
6. Segenap Dosen dan seluruh Staff Karyawan Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, atas sumbangsih yang
telah diberikan selama penyusunan Skripsi ini dan selama penulis menjalani
proses belajar dan mengajar dibangku perkuliahan.
7. Ayah dan Ibu (Elia Lahagu dan Amerina Lase) yang selalu mendukung
penulis dalam doa, yang memberikan segenap kasih sayang, arahan dan
semangat juga dukungan moral dan materi.
8. Kakak-kakak dan Adik-adik (Abang Aperius Lahagu, Kak Sontiani Lahagu,
Adek Eferin Lahagu dan Adek Yurniwati Lahagu) yang telah mendukung dan
memberikan semangat serta dorongan.
9. Bpk/Ibu Siahaan selaku Gembala Sidang Gereja Kemenangan Iman Indonesia
(GKII) Cabang Yogyakarta, yang selalu menuntun dan membentuk penulis
dalam kerohanian juga selalu mendukung dalam pelayanan.
10.Teman-teman Kelompok Sel Sanata Dharma I (Nifa, Suardi, Fangki, Heri,
Risky, Gipson, Ica, Sintia, Reni dan Julvan) yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat untuk cepat selesai dan berhasil.
11.Teman-teman sepelayanan Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) yang
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
ABSTRAK... viii
ABSTRAC... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xix
DAFTAR GAMBAR... xxi
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 7
C. Batasan Masalah... 8
D. Tujuan Penelitian... 8
xiv
F. Definisi Operasional... 10
G. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Ekonomi... 14
1. Belajar... 14
2. Pembelajaran Ekonomi... 15
B. Media Pembelajaran... 15
1. Pegertian Media... 15
2. Fungsi Media Pembelajaran... 17
3. Manfaat Media Pembelajaran... 17
4. Klasifikasi Media Pembelajaran... 19
C. Lembar Kerja Siswa... 21
1. Pengertian LKS... 21
2. Fungsi, Tujuan dan Manfaat LKS... 23
3. Karakteristik LKS... 24
4. Macam-Macam LKS... 26
5. Unsur-unsur LKS Sebagai Bahan Ajar... 28
6. Langkah-Langkah Aplikatif Membuat LKS... 29
7. Langkah-Langkah Mengembangkan LKS... 31
D. Kurikulum 2013... 34
1. Pengertian Kurikulum 2013... 34
xv
3. Tujuan Kurikulum 2013... 40
4. Karakteristik Kurikulum 2013... 40
5. Pendidikan Karakter... 44
6. Pendekatan Saintifik... 51
7. Penilaian Autentik... 58
E. Kriteria Pengembangan LKS... 64
1. Kevalidan... 64
2. Kepraktisan... 65
3. Keefektifan... 65
F. Penelitian Terdahulu... 66
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 69
B. Prosedur Pengembangan Produk... 70
C. Subjek Penelitian... 77
D. Data yang dibutuhkan... 77
1. Data Kebutuhan Awal Pengembangan LKS... 77
2. Data Validasi Ahli... 79
3. Data Kevalidan LKS... 79
4. Data Kepraktisan... 79
5. Data Keefektifan LKS... 79
E. Teknik Pengumpulan Data... ... 80
xvi
2. Koesioner... 81
3. Dokumentasi... 81
4. Tes... 81
F. Instrumen Penelitian... 81
1. Lembar Pertanyaan Wawancara... 82
2. Lembar Validasi Ahli... 82
3. Lembar Validitas LKS... 82
4. Lembar Kepraktisan LKS... 83
5. Lembar Keefektifan LKS... 83
G. Analisis Data... 83
1. Analisis Kevalidan LKS Dari Validator... 84
2. Analisis Kevalidan LKS Dari Siswa ... 86
3. Analisis Kepraktisan LKS... 88
4. Analisis Keefektifan LKS... 89
H. Agenda Kegiatan ... 92
1. Waktu dan Tempat Penelitian... 92
2. Jadwal Penelitian... 92
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 94
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Prambanan... 94
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Prambanan... 96
xvii
4. Sarana dan Prasarana... 97
5. Kondisi Siswa... 99
6. Kondisi Guru dan Tenaga Administrasi... 99
B. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan... 100
1. Hasil Wawancara... 100
2. Hasil Analisis LKS yang Digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan... 101
C. Deskripsi Produk Awal Yang Dikembangkan... 109
D. Validasi LKS Oleh Validator... 112
1. Validasi LKS oleh Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk... 112
2. Validasi Dari Pelaksana Kurikulum 2013dan Revisi Produk... 118
3. Pembahasan Skor Rata-Rata Validitas Dari Validator... 122
E. Pelaksanaan Uji Coba Produk LKS... 123
F. Hasil Penelitian... 125
1. Hasil Kevalidan LKS... 125
2. Hasil Kepraktisan LKS... 127
3. Hasil Keefektifan LKS... 130
BAB V PEMBAHASAN A. LKS Dengan Kriteria Valid... 139
xviii
2. LKS Yang Direvisi... 140
B. LKS Dengan Kriteria Praktis... 149
1. Pembahasan Berdasarkan Instrumen Penelitian... 149
2. LKS yang Direvisi... 149
C. LKS Dengan Kriteria Efektif... 150
1. Pembahasan Berdasarkan Data Instrumen Aktivitas Siswa... 150
2. Pembahasan Berdasarkan Data Instrumen Respon Siswa... 151
3. Pembahasan Berdasarkan Data Instrumen Hasil Belajar Siswa... 152
4. LKS Yang Direvisi dengan Kriteria Efektif... 153
D. Kajian Produk Akhir/Massal... 153
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan... 155
B. Keterbatasan Peneliti... 158
C. Saran... 158
xix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Bahan Ajar LKS Sesuai Struktur dan Formatnya... 28
Tabel 3.1 Kriteria Pengaktegorian Validitas Menurut Validator... 85
Tabel 3.2 Kriteria Pengkategorian Validitas LKSdari Perspektif Siswa... 87
Tabel 3.3 Kriteria Pengkategorian Kepraktisan LKS... 88
Tabel 3.4 Konversi Nilai Hasil Belajar... 90
Tabel 3.5 Kriteria Pengkategorian Keefektifan LKS... 91
Tabel 3.6 Jadwal Penelitian... 92
Tabel 4.1 Jumlah Siswa Laki-laki dan Perempuan... 99
Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan... 99
Tabel 4.3 Hasil Analisis Kevalidan LKS yang Digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan... 102
Tabel 4.4 Hasil Analisis Kepraktisan LKS yang digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan... 103
Tabel 4.5 Nilai siswa kelas X IPS 3 pada materi Sistem dan Alat Pembayaran... 104
xx
Tabel 4.7 Hasil Validitas Oleh Pakar B... 114
Tabel 4.8 Komentar Pakar A Kurikulum 2013... 117
Tabel 4.9 Komentar Pakar B Kurikulum 2013... 118
Tabel 4.10 Data Validasi Pelaksana Kurikulum 2013 (Bapak Yono)... 118
Tabel 4.11 Data Validasi Pelaksana Kurikulum 2013 (Bapak Rochmat)... 120
Tabel 4.12 Komentar Pelaksana Kurikulum 2013 (Bapak Yono)... 122
Tabel 4.13 Data Skor Total Oleh Semua Validator... 122
Tabel 4.14 Data Penilaian LKS Dengan Kriteria Valid Menurut
Persepsi Siswa... 126
Tabel 4.15 Hasil Penilaian Siswa Pada Kriteria Praktis... 128
Tabel 4.16 Data Penilaian LKS Dengan Kriteria Efektif Tentang
Aktivitas siswa... 130
Tabel 4.17 Data penilaian LKS dengan Kriteria efektif tentang respon
Siswa... 132
Tabel 4.18 Data Hasil Belajar Siswa Dalam Hal Tugas... 134
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Langkah-Langkah Penyusunan LKS... 29
Gambar 3.1 Bagan Langkah-Langkah Prosedur Pengembangan Produk... 71
Gambar 4.1 Hasil Penelitian Dalam Bentuk Diagram Pie... 137
Gambar 5.1 Tampilan Penomoran LKS Sebelum Direvisi... 140
Gambar 5.2 Tampilan Penomoran LKS Setelah Direvisi... 141
Gambar 5.3 Tampilan Perintah Latihan Soal teka-teki silang Sebelum
Direvisi... 142
Gambar 5.4 Tampilan Perintah Latihan Soal teka-teki silang Setelah
Direvisi... 142
Gambar 5.5 Tampilan Perintah Latihan Soal Mengelompokkan Gambar
Sebelum Direvisi... 143
Gambar 5.6 Tampilan Perintah Latihan Soal Mengelompokkan Gambar
Setelah Direvisi... 143
Gambar 5.7 Tampilan penggunaan tanda baca pada LKS sebelum
xxii
Gambar 5.8 Tampilan penggunaan tanda baca pada LKS sebelum
Direvisi... 145
Gambar 5.9 Tampilan Gambar Pada LKS sebelumdirevisi... 146
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian... 164
Lampiran 2 : Kuesioner... 167
Lampiran 3 : Hasil Wawancara... 176
Lampiran 4 : Contoh LKS Yang Digunakan di Sekolah... 179
Lampiran 5 : Hasil Penilaian LKS Yang Digunakan di Sekolah... 180
Lampiran 6 : Tabel Daftar Nilai Siswa... 190
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 192
Lampiran 8 : Lembar Validasi Oleh Validator... 212
Lampiran 9 : Transkrip Penilaian Instrumen Oleh Siswa... 229
Lampiran 10 : Foto-Foto Pelaksanaan Penelitian... 234
Lampiran 11 : Data TranskripJumlah Jawaban Siswa Pada Instrumen... 238
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada umumnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan
cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar (Syah, 2009:1). Sebagai
warga negara Indonesia pendidikan formal yang wajib ditempuh adalah wajib
belajar tahun dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar hingga pendidikan
Sekolah Menengah untuk menjawab kebutuhan dan tantangan zaman.
Pengalaman dan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari merupakan
pendidikan bagi individu tersebut.
Pendidikan tentu harus ada yang namanya kurikulum dan mengikuti
perkembangan zaman kurikulum diubah dan dikembangkan. Kurikulum
pendidikan saat ini adalah diterapkan yang namanya Kurikulum 2013.
Berdasarkan pengamatan peneliti mulai dari tahun 2013 sampai sekarang ini,
beberapa sekolah bahkan hampir semua sekolah yang ada di Yogyakarta,
telah menerapkan Kurikulum 2013. Bahkan pada saat ini banyak guru-guru
mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 untuk mengembangkan potensi dalam
mengajar dan melaksanakan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah dimana guru
tersebut mengajar. Dalam Kurikulum 2013, pemerintah menekankan pada
dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring atau dapat
menghubungkan keterkaitan pada semua mata pelajaran.
Penerapan pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013, menuntut
pendidik dapat mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu
kegiatan belajar yang menyenangkan dengan menciptakan media/bahan
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu bentuk alat yang
digunakan dalam proses pembelajaran dan dapat membangkitkan minat
belajar siswa. Salah satu bahan/media pembelajaran yang digunakan adalah
media LKS.
Kebanyakan pendidik menyamakan LKS dengan buku siswa, namun
pada kenyataannya tidak demikian. Media LKS berbeda dengan buku siswa.
Buku siswa merupakan buku panduan siswa atau sumber belajar siswa yang
terkait dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa tersebut.
Salah satu buku siswa mata pelajaran yaitu Mandiri Ekonomi untuk SMA
Kelas X Kurikulum 2013 yang ditulis oleh Alam S.. Di dalam buku siswa
tersebut terdapat beberapa komponen-komponen yang dimuatkan oleh penulis,
diantaranya: 1) identitas buku siswa; 2) kata pengantar; 3) daftar isi; 4)
kompetensi inti; 5) kompetensi dasar; 6) materi pembelajaran; 7) soal-soal
evaluasi setiap bab; dan 8) daftar pustaka. Buku siswa masih terlihat sangat
umum, karena tidak mencatumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dan penilaian setiap tugas yang diberikan kepada siswa. Di dalam buku siswa
juga tidak mencantumkan langkah-langkah pelaksanaan tugas yang lebih
pelajaran yang dipelajari disetiap bab. Sementara Lembar Kerja Siswa berisi
sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan siswa dalam
menemukan konsep dalam suatu tema dan tidak terstruktur. LKS merupakan
media pembelajaran yang lebih cenderung dengan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, petunjuk pelaksanaan tugas yang membantu siswa untuk lebih
cepat memahami materi pembelajaran. LKS dapat menciptakan suasana
belajar lebih produktif, menyenangkan, menarik minat siswa dan memberikan
motivasi kepada siswa. Dengan demikian, LKS penting dimiliki oleh siswa
karena LKS merupakan pelengkap dari pada buku siswa tersebut.
Belajar merupakan bentuk pengembangan diri dengan menggunakan
fasilitas yang memadai. Belajar merupakan bentuk perubahan pengetahuan
individu kearah yang lebih baik. Berbagai cara guru-guru lakukan untuk
mengajarkan peserta didik agar bisa menguasai semua materi pembelajaran.
Namun, disana juga ada berbagai kesulitan yang harus ditempuh dan dijalani.
Terkadang materi pembelajaran atau buku pembelajaran yang dipakai oleh
guru untuk mengajar, kurang bisa di ikuti oleh peserta didik dikarenakan
pemahaman peserta didik satu persatu berbeda-beda. Dalam hal itu
seharusnya sekolah atau guru-guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa)
yang praktis dan mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Sebagai tambahan
panduan peserta didik, yaitu LKS untuk memahami dan memperkuat
pemahaman siswa tentang mata pelajaran Ekonomi khususnya materi Sistem
Selama ini beberapa sekolah membeli LKS dari penerbit yang
diperjual-belikan cenderung tidak menarik dan tidak inovatif sehingga tidak
mampu mendorong siswa untuk tertarik mempelajarinya. Pengalaman peneliti
pada saat praktek lapangan guru yang ada di sekolah, dimana sekolah tempat
peneliti praktek belum menggunakan LKS. Khususnya mata pelajaran
Ekonomi belum menggunakan media LKS yang diberikan kepada siswa
sebagai tempat kegiatan siswa belajar dan memudahkan untuk mempelajari
berbagai materi dalam pelajaran Ekonomi. Pendidik diharapkan kreatif untuk
mengkreasi LKS yang sesuai, menarik dan menambah pengetahuan siswa
mempelajarinya.
Penggunaan LKS oleh pendidik diharapkan dapat meminimalkan
perannya dalam hal mengajar, tetapi lebih mengaktifkan peserta didik, dan
memudahkan peserta didik memahami materi yang disampaikan. Media LKS
dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
dan latihan-latihan berdasarkan materi yang diajarkan. Dalam hal ini, peserta
didik diharapkan dapat melatih kemandiriannya dalam belajar. Namun,
beberapa hal yang diharapkan tersebut, selama ini masih belum tercapai. Pada
saat peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada Ibu Dra. Kristina
S.S., sebagai guru Ekonomi di SMA Negeri 1 Prambanan terkait dengan
penggunaan LKS sebagai media pembelajaran. LKS yang selama ini
digunakan sebagai media pembelajaran sangat sederhana bahkan hanya
berupa soal-soal evaluasi pembelajaran. Di SMA Negeri 1 Prambanan telah
pendidik lebih sedikit daripada peran siswa atau guru hanya sebagai fasilitator
saja. Harapan dari penerapan Kurikulum 2013 tersebut di SMA Negeri 1
Prambanan masih belum tercapai, maka dengan itu pengembangan LKS
diharapkan dapat menjawab harapan Kurikulum 2013 untuk meningkatkan
kualitas belajar siswa.
Langkah-langkah pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yaitu
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah
menuntut siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas sesuai
dengan prosedur atau langkah-langkah yang sudah ditetapkan.
Langkah-langkah pembelajaran pendekatan saintifik dikenal dengan mengamati,
menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring atau berkomukasi di
dalam kelas. Untuk mencapai semua prosedur pembelajaran tersebut
dibutuhkan salah satu media pembelajaran. Media pembelajaran yang
digunakan adalah salah satunya LKS. Dengan menggunakan LKS, tujuan
pembelajaran dari pendekatan saintifik akan tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Peneliti mencoba memberikan gambaran karakteristik tentang Lembar
Kerja Siswa yang baik yaitu : 1) LKS mampu mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran baik dalam desain, meringkas materi maupun menyusun
langkah-langkah pelaksanaan tugas; 2) LKS mampu mengembangkan konsep
pembelajaran; 3) LKS mampu melatih siswa dalam menemukan konsep
pembelajaran dan mengembangkan keterampilan; 4) LKS mampu menarik
dan 5) LKS mampu memberikan pemahaman tentang pembelajaran kepada
siswa. Media pembelajaran LKS yang baik jika diterapkan akan memberikan
hasil yang baik kepada siswa dalam hal pembelajaran.
Peneliti ketika melakukan wawancara, peneliti sempat menanyakan
tekait pembelajaran Ekonomi. Pembelajaran Ekonomi biasanya dikenal
dengan abstraktif, penjelasan yang menggunakan kata-kata yang menuntut
peserta didik harus benar-benar memahami pelajaran agar dapat dimengerti.
Berbeda dengan pelajaran yang cenderung hitung-hitungan atau belajar
angka-angka, yang hasilnya tetap dan pasti, tetapi pembelajaran ekonomi
lebih kepenyusunan dan merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat sesuai
dengan pemahaman-pemahaman konsep yang peserta didik lakukan dan
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini tingkat kesulitan
memahami materi pembelajaran Ekonomi lebih tinggi dari pada pembelajaran
yang cenderung angka-angka.
Mengatasi masalah-masalah di atas, dapat diatasi dengan
mengembangkan media pembelajaran salah satunya adalah LKS. Pentingnya
pengembangan LKS pada Kurikulum 2013 yang sekarang ini sedang
dikembangkan dan dilaksanakan di sekolah-sekolah seluruh pelosok tanah air,
menjadikan siswa lebih cepat menemukan konsep pembelajaran dan
menggunakan pola pikir dengan maksimal dalam mengembangkan
pengetahuan yang dimiliki dan dipelajari lewat lembaga pendidikan. Oleh
karena itu, peneliti ingin memberikan sesuatu masukan yang bermanfaat
digunakan untuk pemahaman siswa dan pengayaan materi. Hal inilah yang
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pengembangan LKS Mata Pelajaran Ekonomi pada Materi Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran Kelas X di SMA Negeri 1 Prambanan, Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah LKS mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Prambanan,
sudah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif?
2. Apakah hasil pengembangan LKS mata pelajaran Ekonomi pada materi
Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran di SMA Negeri 1 Prambanan,
sudah memenuhi kriteria valid?
3. Apakah hasil pengembangan LKS mata pelajaran Ekonomi pada materi
Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran di SMA Negeri 1 Prambanan,
sudah memenuhi kriteria praktis?
4. Apakah hasil pengembangan LKS mata pelajaran Ekonomi pada materi
Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran di SMA Negeri 1 Prambanan,
sudah memenuhi kriteria efektif?
5. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan LKS mata pelajaran Ekonomi pada materi Sistem
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan masalah yaitu:
1. Mata Pelajaran Ekonomi di kelas X SMA memiliki banyak materi yang
terbagi dalam beberapa kompetensi dasar. Peneliti memilih salah satu
topik materi pembelajaran dengan kompetensi dasar yaitu
“mendeskripsikan sistem pembayaran dan alat pembayaran”.
2. Pengembangan Lembar Kerja Siswa mengacu pada Kurikulum 2013.
3. Pemilihan tempat penelitian oleh peneliti yaitu: SMA Negeri 1
Prambanan, karena SMA Negeri 1 Prambanan sudah menerapkan
Kurikulum 2013.
4. Lembar Kerja Siswa dikembangkan dengan tiga (3) Kriteria kelayakan
penggunaan media pembelajaran LKS yaitu valid, praktis dan efektif
yang akan dijelaskan pada definisi operasional.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah LKS mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri
1 Prambanan sudah memenuhi kriteria valid, paraktis dan efektif.
2. Untuk mengetahui apakah hasil pengembangan LKS mata pelajaran
Ekonomi pada materi Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran sudah
memenuhi kriteria valid.
3. Untuk mengetahui apakah hasil pengembangan LKS mata pelajaran
Ekonomi pada materi Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran sudah
4. Untuk mengetahui apakah hasil pengembangan LKS mata pelajaran
Ekonomi pada materi Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran sudah
memenuhi kriteria efektif.
5. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah menggunakan LKS mata pelajaran Ekonomi pada materi sistem
pembayaran dan alat pembayaran.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap pembelajaran Ekonomi. Manfaat tersebut adalah:
1. Bagi siswa
a. Meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa terkhusus dalam
pembelajaran ekonomi.
b. Memudahkan siswa memahami konsep ekonomi dan mampu bekerja
sama atau berkolaborasi dengan siswa yang lain.
2. Bagi peneliti
a. Menambah wawasan mengenai pembuatan perangkat pembelajaran
yaitu LKS yang relevan dengan metode yang diterapkan.
b. Sebagai langkah awal dan pengalaman peneliti untuk memberikan
pelayanan kepada siswa apabila peneliti mengajar sebagai pendidik
3. Bagi guru
a. Lembar Kerja Siswa yang dihasilkan dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran ekonomi.
b. Dapat memotivasi guru untuk menciptakan Lembar Kerja Siswa
lainnya untuk diterapkan pada materi pembelajaran yang lain.
4. Bagi sekolah
a. Memberikan sumbangan yang baik kepada sekolah dalam
meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran ekonomi.
b. Sebagai modal melakukan pembelajaran ekonomi di kelas.
F. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah:
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah suatu bahan ajar cetak yang berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk
pelaksanaan tugas baik secara teoretis maupun secara praktis yang
mengacu pada kompetensi dasar pembelajaran dasar yang harus dicapai
oleh siswa dengan bergantung pada bahan ajar yang dilakukan.
2. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah serangkaian proses
untuk menghasilkan bahan ajar yang bermanfaat berupa Lembar Kerja
Siswa (LKS).
3. LKS dengan kriteria valid adalah lembar kerja siswa yang memenuhi
beberapa kriteria yaitu:
b. Kedalaman isi yang kontekstual;
c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan konsep; dan
d. Memiliki bahasa yang jelas, mudah dimengerti dan sistematis.
4. LKS dengan kriteria praktis adalah lembar kerja siswa yang sudah
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Dapat diterapkan dan digunakan di lapangan dengan sedikit revisi
atau tanpa revisi dari para ahli atau validator;
b. Dapat diterapkan dalam proses pembelajaran;
c. Ukuran besar kecilnya LKS harus sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa; dan
d. LKS memudahkan siswa menemukan konsep pembelajaran.
5. LKS dengan kriteria efektif adalah lembar kerja siswa sudah memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa;
b. Dapat direspon oleh siswa dengan respon positif;
c. Dapat meningkatkan kreativitas siswa; dan
d. Dapat mejadikan siswa lebih proaktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
6. Subtema “Sistem Pambayaran dan Alat Pembayaran” adalah subtema yang memuat tentang Kompetensi Dasar dan topik pembelajaran yang
G. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan
Produk yang akan dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Unsur-unsur LKS disusun lengkap yang terdiri dari:
a. Identitas LKS terdiri dari:
1) Satuan pendidikan;
2) Kolom Nama Siswa;
3) Kelas/Semester;
4) Tema/Subtema; dan
5) Mata pelajaran terkait.
b. Petunjuk umum terdiri dari:
1) Petunjuk penggunaan LKS; dan
2) Alokasi waktu pengerjaan LKS.
c. Tujuan pembelajaran atau indikator dari kompetensi dasar materi
yang ada dalam LKS pada mata pelajaran terkait.
d. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri dari
kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan yang dilengkapi dengan tugas dan
langkah-langkah kerja.
e. Kegiatan melakukan penilaian dan refleksi.
2. LKS disusun dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, jelas dan
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
4. LKS disusun mengintegrasikan hanya satu mata pelajaran yaitu mata
pelajaran Ekonomi untuk SMA.
5. LKS disusun berdasarkan Kurikulum 2013.
6. LKS disusun dengan tampilan yang menarik, dan kreatif agar
14 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran Ekonomi 1. Belajar
Syah (2009:68) berpendapat bahwa belajar adalah tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif. Selanjutnya Reber dalam Syah (2009:66) mengemukakan
dua defenisi belajar. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi
yang relatif langgeng sebagai hasil yang diperkuat. Sedangkan Sardiman
(2010:21) berpendapat bahwa belajar adalah usaha mengubah tingkah
laku. Belajar akan membawa perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,
tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, watak, dan
penyesuaian diri. Dengan demikian belajar merupakan rangkaian kegiatan
jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Beberapa para ahli di atas tentang pengertian belajar, peneliti
menyimpulkan bahwa belajar adalah tahapan proses perolehan
pengetahuan dan perubahan perilaku bagi siswa untuk menuju
2. Pembelajaran Ekonomi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan
lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Kemudian disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan
terencana yang dilakukan pendidik untuk membelajarkan peserta didik
(Kunandar, 2011:293). Mata pelajaran ekonomi adalah bagian dari mata
pelajaran di sekolah yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat
dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak terbatas dengan
alat pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya.
Pelajaran ekonomi juga sangat berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari, dengan itu menggunakan LKS dapat memudahkan peserta didik
menemukan konsep dan memahami materi tersebut, sehingga tidak terjadi
kesalahan saat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan
pembelajaran Ekonomi adalah kemampuan (kompetensi) atau
keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka
mempelajari bahasan tertentu dalam setiap kali pembelajaran berakhir.
B. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media
Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang
memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Menurut Asosiasi Teknologi
dan Komunikasi Guruan (Association for Education and Communication
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional
(Asnawir dan Usman, 2002:11).
Gerlach & Ely dalam Arsyad (2002:3), mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Gagne dalam Sadiman (2003:6)
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar,
sementara itu Briggs dalam Sadiman (2003:6) berpendapat bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Adapun media pengajaran menurut Ibrahim dan
Syaodih (2003:112) diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat
mendorong proses belajar mengajar. Dari berbagai definisi diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala benda yang
dapat menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang
2. Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan
pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang
dipelajari. Berikut ini fungsi-fungsi dari penggunaan media pembelajaran
menurut Asnawir dan Usman (2002:24):
1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu
memudahkan mengajar bagi guru.
2) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi
lebih konkrit).
3) Menarik perhatian siswa lebih besar (kegiatan pembelajaran dapat
berjalan lebih menyenangkan dan tidak membosankan).
4) Semua indra siswa dapat diaktifkan.
5) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Beberapa manfaat media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan
Ahmad Rivai (1991:3) adalah:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik.
3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru
mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
pengamatan, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Encyclopedia of Education Research dalam Hamalik (1994:15) merinci manfaat media pembelajaran sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
siswa, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama
melalui gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu
perkembangan kemampuan berbahasa siswa.
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara
lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak
dalam belajar.
Maka dapat diambil kesimpulan manfaat dari penggunaan media
perhatian siswa sehingga menimbulkan motivasi untuk belajar dan
materi yang diajarkan akan lebih jelas, cepat dipahami sehingga dapat
meningkatkan prestasi siswa.
4. Klasifikasi Media Pembelajaran
Gagne & Briggs dalam Arsyad (2002:4) mengemukakan bahwa
media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri dari, antara lain:
buku, tape-recorder , kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Berikut
ini akan diuraikan klasifikasi Media Pembelajaran menurut taksonomi
Leshin, dkk., dalam (Arsyad, 2008: 81-101), yaitu:
1) Media berbasis manusia
Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan
untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi.
Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah
sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan
pembelajaran.
2) Media berbasis cetakan
Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umun
dikenal adalah buku teks, buku penuntun, buku
kerja/latihan/Lembar Kerja Siswa, jurnal, majalah, dan lembar
3) Media berbasis visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan)
memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar.
Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat
ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia
nyata.
4) Media berbasis Audio-visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara
memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah
satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual
adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Contoh media
yang berbasis audio-visual adalah video, film, slide bersama tape,
televisi.
5) Media berbasis komputer
Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda
dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai
manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama
Computer-Managed Instruction (CMI). Adapula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya
meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau
Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran.
Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran
lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.
C. Lembar Kerja Siswa 1. Pengertian LKS
Menurut Melawati dalam Prastowo (2011:204) LKS bukanlah
singkatan dari Lembar Kegiatan Siswa melainkan Lembar Kerja Siswa,
yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta
didik diharapkan dapat mempelajari bahan ajar tersebut secara mandiri.
Sementara, Majid (2009:176) mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa
(student work sheet) merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh
guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat
berupa tugas teori dan atau tugas praktek. Tugas teoretis misalnya tugas
membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat rangkuman yang
selanjutnya dipresentasikan, sedangkan tugas praktek dapat berupa kerja
laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survei tentang harga bawang
merah dan bawang putih dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat atau
Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2004:23) menjelaskan
bahwa lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi
tugas yang harus dikerjakan siswa. Jadi, dari kedua pendapat ahli di atas,
ditemukan kesamaan bahwa lembar kerja siswa merupakan
lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
Trianto (2010:212) mengatakan bahwa “lembar kegiatan siswa
merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan
kegiatan terprogram”. Depdikbud dalam Trianto (2010:212) menjelaskan
bahwa lembar kegiatan siswa merupakan alat belajar siswa yang memuat
berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa secara aktif. Kegiatan
yang diberikan dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan
pertanyaan. Belawati (2003:322) mengemukakan bahwa LKS bukan
merupakan “Lembar Kegiatan Siswa”, akan tetapi Lembar Kerja Siswa”.
LKS merupakan media pembelajaran yang sudah dikemas sedemikian
rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi pembelajaran
yang terdapat dalam LKS tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa
akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan
materi. Selain itu, dalam LKS, siswa dapat menemukan arahan yang
terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.
Berdasarkan beberapa uraian beberapa ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa
petunjuk-petunjuk/panduan pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik untuk memahami materi yang dipelajari dan memecahkan masalah
tersebut dengan yang mengacu pada kompetensi yang harus dicapai.
Dengan adanya upaya seorang guru membuat LKS sendiri maka
LKS yang diciptakan dapat menarik, efektif, sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Oleh karena itu, maka perlu ada pengembangan LKS untuk
meningkatkan hasil belajar, memberi kemudahan dalam belajar,
meminimalisir terjadinya resiko-resiko tersebut, sehingga menjadi LKS
yang valid, praktis dan efektif.
2. Fungsi, Tujuan dan Manfaat LKS
Sesuai dengan penjelasan mengenai kajian tersebut di atas maka
ada beberapa yang menjadi fungsi, tujuan dan manfaat LKS (Prastowo,
2011:205-207), berikut:
a. Fungsi LKS
1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan siswa, namun lebih
mengaktifkan siswa;
2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami
materi yang disampaikan;
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih;
dan
b. Tujuan LKS
1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk memberi
interaksi dengan materi yang diberikan;
2) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi yang diberikan;
3) Melatih kemandirian belajar siswa; dan
4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta
didik.
c. Manfaat LKS
1) Memancing siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran;
2) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep;
3) Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses;
4) Melatih siswa untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis;
5) Mempercepat proses pembelajaran; dan
6) Bagi guru menghemat waktu mengajar.
3. Karakteristik Lembar Kerja Siswa
Trianto (2010:212) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa
dibagi dalam dua karakteristik, yaitu:
a. Lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih,
mengembangkan keterampilan siswa dalam menemukan konsep
b. Lembar kegiatan siswa yang dirancang untuk membimbing siswa
dalam suatu proses pembelajaran tanpa bimbingan guru dan lembar
kegiatannya terstruktur.
Dalam menyusun lembar kegiatan siswa, ada beberapa kriteria yang
harus ditentukan yaitu:
a. Mengacu pada kurikulum;
b. Mendorong siswa untuk belajar dan bekerja;
c. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh siswa; dan
d. Tidak dikembangkan untuk menguji konsep-konsep yang sudah di
ujikan guru dengan cara duplikasi.
Ibrahim dalam Trianto (2010:213) mengungkapkan bahwa dalam
mengembangkan LKS harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
persyaratan pedagogik, konstruksi, dan teknis. Pertama, persyaratan pedagogik adalah lembar kegiatan siswa yang dibuat harus berdasarkan
asas-asas pembelajaran yang efektif, seperti memberi proses
menemukan konsep dan petunjuk mencari tahu. Kedua, persyaratan konstruksi adalah dalam mengembangkan LKS, harus menggunakan
bahasa yang mudah dipahami yang sesuai dengan usianya,
menggunakan struktur kalimat yang sederhana dan pendek, serta jelas.
4. Macam-macam Lembar Kerja Siswa
Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang
dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Prastowo (2014:272)
mengemukakan 5 jenis LKS yaitu sebagai berikut:
a. LKS yang Penemuan (membuat siswa menemukan konsep materi
pembelajaran)
Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan
belajar jika seseorang tersebut aktif mengkonstruksi pengetahuan
didalam otaknya. Ini merupakan salah satu karakteristik
pembelajaran teori. LKS jenis ini memuat apa yang harus
dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan
menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan
siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil
kegiatannya, dan berilah pertanyaan analisis yang membantu siswa
mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan
dibangun siswa dalam benaknya.
b. LKS yang Aplikatif-Integratif (membuat siswa menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan)
Suatu pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan
konsep, siswa selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang
telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini
contoh LKS yang membantu siswa menerapkan cara mengatur
memberikan tugas kepada mereka untuk bertanya dan menonton
video, kemudian meminta mereka berlatih melakukan transaksi
pembelian kepada sesama teman sekelas, misal tentang keperluan
sekolah. Dengan siswa dilatih untuk bertransaksi dari yang paling
penting kepada yang kurang penting. Kemudian bagaimana
sistemnya, uang apa yang dipakai, dan dapat membuat siswa
mengerti menggunakan uang yang ada dengan baik dan benar.
c. LKS yang Penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar)
LKS penuntun berisi pertanyaan atau jawabannya ada di
dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika siswa
tersebut membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini ialah
membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi
pembelajaran yang terdapat di dalam buku.
d. LKS yang Penguatan (berfungsi sebagai penguatan)
LKS penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari
topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS
penguatan lebih menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman
dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku
ajar.
e. LKS yang Praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum)
Petunjuk pratikum dapat digabungkan dalam kumpulan LKS.
Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini petunjuk praktikum
Jenis lembar kerja siswa yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah jenis lembar kerja siswa yang penemuan (membuat siswa
menemukan suatu konsep) dan lembar kerja siswa yang
Aplikatif-Integratif (membuat siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai
konsep yang telah ditemukan).
5. Unsur-unsur LKS sebagai bahan ajar
Dilihat dari strukturnya, LKS merupakan bahan ajar yang lebih
sederhana daripada modul, namun lebih kompleks daripada buku.
Berikut unsur LKS dipandang dari struktur dan formatnya.
Tabel 2.1
Bahan Ajar LKS Sesuai Struktur dan Formatnya No Struktur LKS Format LKS
1 Judul Judul
2 Petunjuk belajar, Kompetensi dasar yang akan dicapai
3 Kompetensi dasar dan Indikator atau materi pokok,
Waktu penyelesaian
4 Informasi pendukung, Bahan/peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 8 - Laporan yang harus dikerjakan Sumber: (Prastowo, 2011:207-208)
Dengan memahami struktur dan format LKS di atas sudah
sangat jelas bahwa seorang guru tidak cukup hanya mengajar dan
membuat bahan ajar, namun diperlukan juga yang namanya LKS yang
membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran. Namun dalam
khusus untuk menjadikan LKS itu menarik dan bisa mendukung siswa
dalam pembelajaran.
6. Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKS
Lembar Kerja Siswa kreatif dan inovatif akan menciptakan
proses pembelajaran yang menyenangkan dan harapan semua peserta
didik. Peserta didik akan lebih tertantang untuk membuka lembar demi
lembar halamannya. Menurut Diknas dalam Prastowo (2011:212)
langkah-langkah penyusunan LKS adalah sebagai berikut:
a. Melakukan Analisis Kurikulum
Sebelum membuat LKS langkah awal yang dilakukan adalah
menganalisa kurikulum. Analisa kurikulum dimaksudkan untuk
menentukan materi-materi yang akan dibuat bahan ajar LKS.
Analisis ini dilakukan dengan cara melihat materi pokok,
pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan. Selanjutnya
memperhatikan kompetensi yang mesti dimiliki oleh siswa.
b. Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang
harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKS-nya. Sekuensi
ini dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.
c. Menentukan Judul-Judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar,
materi-materi pokok, pengalaman belajar yang terdapat dalam
kurikulum. Satu kompetesi dasar bisa dijadikan satu judul jika
cakupan kompetensi tersebut tidak terlalu besar. Bila kompetensi
dasar itu terlalu besar dan bisa diuraikan menjadi beberapa materi
pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, namun jika lebih dari 4
MP maka harus dipikirkan kembali apakah kompetensi dasar itu
perlu dipecah, kemudian dijadikan kedalam beberapa judul LKS.
d. Penulisan LKS
Untuk menulis LKS ada beberapa langkah yang harus dilakukan.
kompetensi dasar, kita dapat melakukan rumusan langsung dari
kurikulum yang berlaku, seperti kompetensi inti diturunkan dari
Kurikulum 2013. Kedua, menentukan alat penilaian. pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana
penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat
penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan
Penilaian Acuan Pokok (PAP) atau Criterion Referenced Assessment. Ketiga, menyusun materi. Penyusunan materi LKS perlu memperhatikan:1) kompetensi dasar yang akan dicapai, 2)
informasi pendukung, 3) sumber materi, dan 4) pemilihan kalimat
yang jelas dan tidak ambigu. Keempat, memperhatikan struktur LKS. Struktur LKS meliputi enam komponen, yakni judul,
petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta
penilaian.
7. Langkah-langkah Mengembangkan LKS
LKS yang baik adalah LKS yang kaya manfaat. LKS tersebut
hendaknya mampu menjadi sebagai bahan ajar yang menarik bagi
peserta didik sehingga peserta didik terdorong untuk untuk belajar keras
dan belajar cerdas. Untuk membuat LKS tersebut kita perlu
memperhatikan desain pengembangan dan langkah-langkah
a. Menentukan Desain Pengembangan LKS
Menurut Belawati dalam Prastowo, (2011:216) ada 2 faktor yang
perlu diperhatikan pada saat mendesain LKS, yaitu tingkat
kemampuan membaca peserta didik dan pengetahuan peserta didik.
Batasan mendesain LKS hanyalah imajinasi seorang pendidik.
Sedangkan menurut Prastowo (2011:216) batasan umum yang
dijadikan pedoman saat mendesain LKS adalah sebagai berikut:
1) Ukuran
Ukuran yang digunakan dapat mengakomodasi kebutuhan
pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa. Contohnya, jika
ingin membuat bagan maka kertas A4 lebih baik dari pada
kertas A5.
2) Kepadatan
Halaman pendidik harus mengusahakan agar halaman tidak
terlalu dipadati dengan tulisan. Sebab, halaman yang terlalu
padat akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian.
3) Penomoran
Pemberian nomor akan mencegah timbulnya kesulitan bagi
siswa untuk memahami materi secara keseluruhan. Dengan
adanya penomoran, siswa akan mampu mengatasi kesulitan
untuk menentukan judul, subjudul, dan anak subjudul dari
4) Kejelasan
Hasil cetakan tulisan LKS yang memuat materi dan intruksi
yang dihasilkan haruslah jelas dibaca siswa untuk membuat
kenyamanan dalam membacanya.
b. Pengembangan Isi LKS
Untuk mengembangkan LKS yang menarik dan dapat
digunakan secara maksimal oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, perlu menempuh empat langkah, yaitu:
1) Menentukan tujuan pembelajaran yang akan diuraikan dalam
LKS di tahap ini, desain LKS ditentukan mengacu pada tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Perhatikan ukuran, kepadatan
halaman, penomoran halaman, dan kejelasan.
2) Pengumpulan materi, didalamnya terdapat ringkasan materi dan
tugas yang ditentukan harus sejalan dengan tujuan
pembelajaran. Bahan yang dimuat dalam LKS dapat
dikembangkan sendiri atau dengan memanfaatkan materi yang
sudah ada. Selain itu, perlu ditambahkan pula ilustrasi atau
bagan yang dapat memperjelas penjelasan naratif yang
disajikan.
3) Penyusunan elemen atau unsur-unsur langkah ini adalah tahap
untuk mengintegrasikan desain (hasil dari tahap pertama)
4) Pemeriksaaan dan penyempurnaan setelah melakukan tiga
langkah tersebut, LKS yang dihasilkan belum bisa diberikan
kepada siswa namun hal yang terakhir yang dilakukan adalah
pemeriksaan dan penyempurnaan LKS. Ada empat variabel
yang harus dicermati pada langkah ini, yaitu:
a) Kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran yang
berangkat dari kompetensi dasar.
b) Kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran.
c) Kesesuaian elemen atau unsur-unsur dengan tujuan
pembelajaran
d) Kejelasan penyampaian.
Untuk menyempurnakan LKS yang dihasilkan dapat
dilakukan dengan mengevaluasi sebelum dan sesudah diberikan
kepada siswa. Sebelum LKS dicetak diperlukan evaluasi dari para
ahli, kemudian dilakukan revisi, dan LKS bisa diberikan kepada
siswa untuk diujicobakan. Komentar dari siswa setelah
mengerjakan LKS dijadikan masukan untuk mengembangkan LKS
yang dihasilkan agar lebih baik.
D. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Kunandar (2014:15) menjelaskan bahwa Indonesia sebagai
organisme, negara Indonesia lahir, tumbuh, berkembang, dan
mempertahankan kehidupannya untuk mencapai apa yang dicita-citakan
di awal kelahirannya. Cita-cita luhur tersebut tercantum dalam UUD
1945 alinea ke empat, yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Dalam rangka mewujudkan kondisi di atas pemerintah melalui
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan pembaruan
dan inovasi dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah pembaruan
dan inovasi dalam bidang kurikulum, yakni lahirnya Kurikulum 2013.
Hidayat (2013:113) mengemukakan bahwa orientasi Kurikulum 2013
adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi
sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge).
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam Permendikbud)
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang
diberlakukan mulai tahun ajaran 2013-2014 memenuhi kedua dimensi
tersebut.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor
sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi
pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu
kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif
(15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia
penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun
2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu
tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan
agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak
menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan
industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di
tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup
masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat
di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta
mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
TIESS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi
uji yang ditanyakan di TIESS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut:
1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada siswa. siswa harus memiliki
pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki
kompetensi yang sama;
2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif
guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari
mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet);
4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan