GAMBARAN KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI PERUMNAS TALANG KELAPA PALEMBANG TAHUN 2011
Witi Karwiti
Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang
ABSTRAK
Air merupakan salah satu sumber yang paling berharga karena tanpa air tidak satupun bentuk kehidupan yang mungkin berlangsung. Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan bagi penduduk adalah dengan mengusahakan pemakaian air bersih. Pengolahan air minum oleh PDAM merupakan cara untuk mendapatkan air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air untuk kesehatan, misalnya dengan cara klorinasi yaitu dengan menambahkan kaporit (Ca(OCl)2). Residu klorin (sisa klorin) harus diukur karena residu yang terlalu tinggi dapat membahayakan kesehatan sedangkan bila terlalu rendah tidak efektif sebagai desinfektan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar sisa klorin pada air PDAM di Perumnas Talang Kelapa Palembang tahun 2011. Jenis penelitian ini adalah deskriptif Analitik. Sampel yang digunakan adalah air PDAM yang didistribusikan di Perumnas Talang Kelapa Palembang Blok VII dan diambil berdasarkan jarak dari bak penampungan. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah EPA DPD dengan menggunakan Photometer HI 83000 series.
Dari hasil analisa kadar sisa klorin pada 25 sampel air, didapatkan 5 sampel (20%) mengandung sisa klorin yang memenuhi syarat, sisanya 20 sampel mengandung sisa klorin yang tidak memenuhi syarat terdiri dari 11 sampel (44%) mengandung sisa klorin rendah dan 9 sampel (36%) mengandung sisa klorin tinggi.
Disarankan kepada pihak PDAM untuk mengadakan pengawasan internal terhadap kualitas air yang diproduksinya, misalnya pemeriksaan sisa klorin yang dilakukan minimal satu kali sehari untuk memastikan efisiensi proses klorinasi.
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling berharga karena tanpa air tidak satupun bentuk kehidupan yang mungkin berlangsung (Suryawiria, 1996). Dalam kesulitan bahan pangan dan air, manusia mungkin dapat bertahan hidup tanpa makan selama lebih dari dua bulan, tetapi tanpa minum akan mengakibatkan kematian dalam waktu kurang daru seminggu,demikian juga makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan (Chandra, 1997).
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi persyaratan kesehatan. Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan bagi penduduk adalah dengan mengusahakan pemakaian air bersih (Riyadi, 1984). Air bersih menurut Permenkes No. 416 tahun 1990 adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan air menurut KepMenKes No. 907 tahun 2002 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Athena, 2004).
Pengolahan air minum merupakan cara untuk mendapatkan air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air untuk kesehatan. Di kota-kota khususnya Palembang, pengolahan air dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Cara pembersihan air yang dialirkan melalui pipa-pipa air minum biasanya dengan cara klorinasi, yaitu dengan menambahkan kaporit (CaOCl2). Berbagai jenis senyawa
organik yang berada di dalam air yang bereaksi dengan klorin akan dapat menginaktifkan klorin. Karena itu, selama masih banyak terkandung senyawa-senyawa tersebut, klorin yang ditambahkan tidak dapat berdaya sebagai desinfektan terhadap jasad-jasad renik. Hanya setelah kebutuhan klorin telah cukup banyak untuk menghilangkan senyawa-senyawa tersebut di atas, baru penambahan klorin selebihnya dapat berfungsi dalam membunuh dan menghambat pertumbuhan mikroba (Winarno, 1986).
Pemeriksaan terhadap sisa klor pernah dilakukan oleh petugas DinKes Kota Surabaya, petugas mengambil sampel air di 146 pelanggan dari beberapa wilayah di Surabaya, sebanyak 118 pelanggan yang airnya disampling ditemukan sisa klor yang tinggi (Rachmie, 2007). Penelitian Elizabet (2001), tentang pengaruh jarak instalasi pengolahan terhadap kadar sisa klor dalam air minum konsumen. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang sangat kuat antara jarak instalasi pengolahan air terhadap kadar sisa klor yaitu semakin jauh jarak instalasi pengolahan air maka kadar sisa klor semakin menurun.
perpipaan wajib mengadakan pengawasan internal terhadap kualitas air yang diproduksinya, misalnya pemeriksaan sisa klor yang dilakukan minimal satu kali sehari untuk memastikan efisiensi proses klorinasi sebelum didistribusikan (Pudjianto, 1984)
Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), klorin banyak digunakan sebagai desinfektan karena klorin sangat efektif membasmi spora dan residu klorin mudah diukur. Residu klor (sisa klor) harus dapat terdeteksi untuk memastikan bahwa klorinasi telah berlangsung dengan baik. Residu klorin pun harus diukur karena residu yang terlalu tinggi dianggap membahayakan kesehatan dan juga menyebabkan korosif pada peralatan besi. Atau penyebab kebocoran pada pengalengan, sedangkan bila terlalu rendah tidak efektif sebagai desinfektan (Slamet, 1994).
Zat klorin jika bereaksi dengan senyawa organik akan membentuk suatu senyawa bersifat toksik seperti dioksin. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi sehingga akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker (Rini, 2006).
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui gambaran kadar sisa klorin pada air PDAM di Perumnas Talang Kelapa Palembang tahun 2011.
BAHAN DAN CARA
Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan observatif yaitu melakukan pengujian kadar sisa klorin dalam air PDAM di Perumnas Talang Kelapa Palembang berdasarkan jarak dari bak penampungan. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober s/d 3 Desember 2011.
Tempat pengambilan sampel di Perumnas Talang Kelapa Palembang Blok VII. Sampel yang digunakan adalah air PDAM yang didistribusikan ke Perumnas Talang Kelapa Blok VII dan diambil secara purfosive
berdasarkan jarak yaitu 50 m, 100 m, 150 m, 200 m dan > 200 m dari bak penampungan.
PEMERIKSAAN SAMPEL
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Metode EPA DPD dengan menggunakan alat photometer HI 83000 series.
Prinsip analisa metode EPA DPD yaitu bila N,N – dietil – p – fenilendiamin (DPD) sebagai indikator ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung sisa klor aktif, reaksi terjadi seketika dan warna larutan menjadi merah. Konsentrasi sisa klor dapat dibaca dengan menggunakan alat photometer HI 83000 series (Alaerts dan Santika, 1987).
INTERPRETASI HASIL
1. Memenuhi syarat, jika sisa klorin yang terdapat dalam sampel 0,2 mg/L – 0,5 mg/L (normal) 2. Tidak memenuhi syarat, jika sisa
ANALISIS DATA
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan juga disajikan secara narasi.
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan penelitian terhadap kadar sisa klorin pada sampel air PDAM di Perumnas Talang Kelapa Palembang berdasarkan jarak sebanyak 25 sampel, jarak 50 m dari bak penampungan 5 sampel (20%) memiliki kadar sisa klorin tinggi (tidak memenuhi syarat).
Jarak 100 m dari bak penampungan 2 sampel (8%) mengandung sisa klorin memenuhi syarat dan 3 sampel (12%) mengandung sisa klorin tinggi (tidak memenuhi syarat).
Untuk jarak 150 m dari bak penampungan 3 sampel (12%) mengandung sisa klorin memenuhi syarat, 2 sampel mengandung sisa klorin tidak memenuhi syarat yaitu 1 sampel (4%) mengandung sisa klorin rendah dan 1 sampel (4%) mengandung sisa klorin tinggi.
Sedangkan jarak 200 m dan >200 m dari bak penampungan masing-masing sebanyak 5 sampel (20%) dimana mengandung sisa klorin rendah (tidak memenuhi syarat).
PEMBAHASAN
Hasil penelitian dari 25 sampel air PDAM di Perumnas Talang Kelapa yang dilakukan pemeriksaan terhadap kadar sisa klorin berdasarkan jarak dari bak penampungan, terdapat 20 sampel (80%) tidak memenuhi syarat yaitu terdapat 11 sampel (44%) mengandung
sisa klorin rendah dan 9 sampel (36%) mengandung sisa klorin tinggi.
Pada air minum (PDAM), klorin banyak digunakan sebagai desinfektan mengingat klorin sangat efektif membasmi spora dan residu klorin mudah diukur, selain klorinasi air dengan gas korin atau sodium hipoklorit adalah mudah dan murah. Klor yang diberikan ke dalam air dapat dalam bentuk unsur-unsurnya atau bentuk hipoklorit, yang mula-mula terhidrolisa memberikan klor bebas yang terdiri dari molekul klor, asam hipoklorit, dan ion hipoklorit. Klor bebas bereaksi dengan amoniak dan senyawa nitrogen tertentu membentuk kloramin, dikloramin, dan nitrogen klorida (Pudjianto, 1984).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Elizabet (2001), tentang pengaruh jarak instalasi pengolahan terhadap kadar sisa klor dalam air minum konsumen, bahwa semakin jauh jarak instalasi pengolahan air maka kadar sisa klorin semakin menurun. Hal ini disebabkan karena sifat klorin yang sedikit demi sedikit direduksi dan dapat juga disebabkan karena adanya kebocoran pipa pendistribusian (Alaerts dan Santika, 1987). Tinggi rendahnya klorin juga tergantung pada diameter pipa karena semakin kecil diameter pipa maka semakin besar tekanan, dimana hal ini dapat menyebabkan penurunan kadar klorin pada air.
mendapatkan kadar sisa klorin yang tidak memenuhi syarat daripada yang memenuhi syarat, hal ini berarti proses klorinasi pada air PDAM belum berjalan secara efektif.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu : Dari 25 sampel, kadar sisa klorin pada air yang memenuhi syarat Permenkes RI No.416 tahun 1990 sebanyak 5 sampel (20%) dan tidak memenuhi syarat sebanyak 20 sampel (80%).
Saran
1. Disarankan kepada pihak PDAM untuk melakukan pengawasan internal terhadap kualitas air yang diproduksinya, misalnya pemeriksaan sisa klorin minimal satu kali sehari pada bak penampungan dan konsumen terjauh untuk memastikan efisiensi proses klorinasi.
2. Disarankan kepada masyarakat untuk membiarkan air PDAM selama 30 menit sebelum digunakan untuk mengendapkan sisa klorin yang dapat membahayakan kesehatan dan memasak air hingga benar-benar mendidih untuk membunuh kuman penyebab penyakit yang lolos dari proses klorinasi karena sisa klorin yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G dan Santika, Sri Sumesti. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional: Surabaya.
Athena, Sunar Haryono. 2004. Buletin
Penelitian Kesehatan.
Departemen Kesehatan: Palembang.
Chandra, Budiman. 1997. Pengantar Sanitasi Lingkungan. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya: Palembang.
Elizabet. 2001. Pengaruh Jarak
Instalasi Pengolahan Air
terhadap Kadar Sisa
Khlor dalam Air Minum
Konsumen pada Jaringan
Utama Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota
Bengkulu.(http://www.fkm.undi p.or.id/data/index.php/action diakses 09 Juni 2008).
Pudjianto, Edi Wahyu. 1984. Analisa Kualitas Air, Pengendalian dan pemeriksaan sampel Air. PT. Bina Indra Karya: Surabaya. Rachmie, Esti Martina. 2007. Air
PDAM Belum Layak Minum.
Surabaya.(http://www.indopos.c o.id/index.php diakses 09 Juni 2008).
Rini, Daru Setyo. 2006. Minimasi Limbah dalam Industri Pulp andpaper.(http://www.terranet. or.id// diakses 04 Juni 2008) Riyadi, A.S. 1984. Kesehatan
Lingkungan. Karya Anda:
Surabaya.
Slamet, Juli Soemirat. 1994.Kesehatan
Lingkungan. Gajah Mada
University Press: Bandung. Suryawiria, Unus. 1996. Air dalam
Kehidupan dan Lingkungan
yang Sehat. PT. Alumni:
Bandung.