• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELATION BETWEEN TEACHERS PERCEPTION OF HEAD MASTER MANAGERIAL SKILL AND WORK MOTIVATION WITH TEACHERS PERFORMANCE ON PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOLS IN NORTH LAMPUNG REGENCY HUBUNGAN PERSEPSI KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASYAH, MOTIVASI KERJA DENGAN KIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RELATION BETWEEN TEACHERS PERCEPTION OF HEAD MASTER MANAGERIAL SKILL AND WORK MOTIVATION WITH TEACHERS PERFORMANCE ON PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOLS IN NORTH LAMPUNG REGENCY HUBUNGAN PERSEPSI KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASYAH, MOTIVASI KERJA DENGAN KIN"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

RELATION BETWEEN TEACHERS PERCEPTION OF HEAD MASTER MANAGERIAL SKILL AND WORK MOTIVATION WITH TEACHERS

PERFORMANCE ON PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOLS IN NORTH LAMPUNG REGENCY

By

SAMSEL ARIP

The purpose of this research is to describe and analyze the relation between: 1) teachers perception of head master managerial skill with teachers performance, 2) work motivation with teachers performance also 3) teachers perception of head master managerial skill and work motivation with teachers performance simultaneously with teachers performance on public junior high schools in North Lampung regency.

The kind of this research is quantitative by using method of ex post facto. The samples use Arikunto formula as much 40 from 151 teachers who teach on public junior high schools in North Lampung regency. Data are obtained from questionnaire and documentation, then analyzed by used correlational technique and regression both simple and double. Hypothesis test is done by Product Moment correlation and double correlation, which have been done before with analyze precondition test, such as normality and homogeneity test.

After research has been done and obtained the results, such as: 1) there is positive and significant relation between teachers perception of head master managerial skill with teachers performance, it means that getting better teachers perception of head master managerial skill, the teachers performance will be better too, 2) there is positive and significant relation between work motivation with teachers performance, it means that getting better work motivation of teachers, the teachers performance will be better too 3) there is positive and significant relation between teachers perception of head master managerial skill and work motivation with teachers performance, it means that getting better teachers perception of head master managerial skill and work motivation of teachers, the teachers performance will be better too.

The suggestions of this research especially for teachers in order to create good work motivation. The consciousness to grow work motivation not only influenced by external factors but also the most important is internal motivation of ourselves, that are the efforts to increase teachers performance and his profession.

(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASYAH, MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA

GURU MIN DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Oleh

SAMSEL ARIP

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan: 1) Persepsi keterampilan manajerial dengan kinerja guru, 2) motivasi kerja dengan kinerja guru serta 3) keterampilan manajerial dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja guru MIN di Kabupaten Lampung Utara.

Jenis penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan metode ex post facto. Sampel menggunakan rumus Arikunto sebanyak 40 dari 151 guru yang mengajar di MIN di Kabupaten Lampung Utara. Data diperoleh melalui angket dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasional baik secara parsial maupun ganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan korelasi Product Moment dan korelasi ganda, yang sebelumnya telah dilakukan pengujian prasyarat analisis diantaranya yaitu uji normalitas dan homogenitas.

Hasil Penelitian sebagai berikut: 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan manajerial Kepala Madrasyah dan kinerja guru, mengandung arti bahwa semakin baik persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala madrasyah maka semakin baik pula kinerjanya, 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru, mengandung arti bahwa semakin baik motivasi kerja seorang guru maka semakin baik pula kinerjanya, 3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan manajerial dan motivasi kerja dengan kinerja guru secara bersama-sama, mengandung arti bahwa semakin baik persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala madrasyah dan motivasi kerja seorang guru maka semakin baik pula kinerjanya.

Saran yang disampaikan dari hasil penelitian ini terutama kepada guru agar dapat menciptakan motivasi kerja yang baik. Kesadaran menumbuhkan motivasi kerja tidak hanya dipengaruhi oleh faktor luar saja, tetapi yang lebih penting adalah yang berasal dari diri sendiri (motivasi intrinsik) yakni upaya peningkatan kinerja dan profesinya.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Turgak kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Utara pada tanggal 20 Juli 1980, anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Bahrin Sulaiman dan Ibu Yusmina Berlian.

(8)

MOTO

Think big, feel strong, and pray hard for deep heart."

Berpikirlah besar, jadilah kuat, dan berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk hati yang terdalam.

(9)

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan Kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta.Bahrin &Yusmina 2. Istri tercinta Septiana, SPd

3. Anak-anak ku Raisya Ramadhani Arif & M.Raihan Asyraf Arif

4. Teman- teman Seperjuangan Abang Joe ,Abraham (Aan) Adinda Nata (ganjar).

(10)

SANWANCANA

Alhamdulillah hirobbil Alamin,Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLah SWT atas segala rahmat,nikmat,ridho dan inayah serta karunia-Nya,sehingga tesis dengan judul ”Hubungan Persepsi Keterampilan Manejerial Kepala Madrasyah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru

MIN di Kabupaten Lampung Utara”dapat di selesaikan oleh penulis dengan baik dan lancar tanfa suatu halangan yang bearti.

Tesis ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Megister Manejemen Pendidikan.

Penyelesaiaan penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuaan dari beberapa pihak, baik berupa bantuan materil maupun dukungan moril. oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas penulisan tesis ini dengan segala partisipasi dan motivasi, secara khusus penulis ucapkan terimakasih terutama kepada yang terhormat:

(11)

Lampung.

3. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing ke satu atas kesediaan memberikan bimbingan dan selalu memotivasi penulis serta bantuan dalam penyelesaian tesis ini.

4. Dr. Sumadi, M.S., Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing ke dua dalam pembuatan tesis ini, yang selalu memotivasi, memberi saran dan masukan yang sangat bermakna bagi penulis.

5. Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd. Sekretaris Program studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai pembahas dalam seminar proposal dan seminar hasil, terimakasih atas saran-saran yang diberikan

6. Bapak /ibu Dosen pengampu pada Program Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 7. Kepala MIN se Kabupaten Lampung Utara yang memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

(12)

semoga penyusunan tesis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Bandar lampung, 15 Januari 2014 Penulis

(13)
(14)
(15)

4.1.1 Variabel Keterampilan Manajerial ... 66

4.4.2 Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru ... 79

4.4.3 Hubungan Keterampilan Manajerial dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru ... 81

4.5Keterbatasan Penelitian ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Implikasi ... 87

5.3 Saran ... 89

(16)
(17)

1. 3.1 Pengambilan Sampel... 47

2. 3.2 Kisi-kisi Instrumen... 52

3. 3.3: Daftar Interpretasi Nilai r (validitas instrumen)... 54

4. 3.4 Interpretasi Besarnya Nilai Reliabilitas Kuesioner... 58

5. 4.1 Data Statistik Dasar Variabel Penelitian... 66

6. 4.2 Distribusi Skor Variabel Keterampilan Manajerial (X1)... 66

7. 4.3 Distribusi Skor Variabel Motivasi Kerja (X2)... 68

8. 4.4: Distribusi Skor Variabel Kinerja Guru (Y)... 69

9. 4.5: Hasil Uji Normalitas Variabel Penitian... 71

10.4.6 Hasil Pengujian Normalitas Kolmogorov Smirnov... 71

11.4.7: Analisis Test of Homogeneity of Variances... 73

12.4.10: Hasil Korelasi Product Moment Hubungan Keterampilan Manajerial denganKinerja Guru... 74

13.4.11: Hasil Korelasi Product Moment Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru... 75

(18)

DAFTAR GAMBAR

1. 4.1: Histogram Skor Keterampilan Manajerial... ... 67

2. 4.2: Histogram Skor Motivasi Kerja... 68

3. 4.3: Histogram Skor Kinerja Guru... 71

4. 4.4: Normal Q-Q Plot Keterampilan Manajerial... 72

5. 4.5: Normal Q-Q Plot Motivasi Kerja... 72

(19)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian Bab I, penulis akan meguraikan Latar belakang masalah, identipikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian.

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia saat ini semakin menunjukkan kemajuan yang pesat dalam hampir segala bidang, salah satu contoh yang utama adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. banyak penemuan baru diciptakan oleh para ilmuwan di berbagai sudut dunia yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan, kesenangan, dan kebahagiaan umat manusia. Para ilmuwan tersebut berupaya menciptakan kemajuan dalam bidangnya masing-masing ke arah yang lebih maju dan modern. Perubahan kemajuan itu menerpa semua sudut kehidupan di muka bumi ini, perubahan inilah yang dikatakan globalisasi.

(20)

pendidikan. industri dan sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan sumber daya manusia, teknologi dan manajemen. Dari ketiga faktor tersebut, kemampuan sumber daya manusia pada akhirnya menentukan kemenangan bersaing karena merupakan sumber daya yang aktif, sumber keunggulan kompetitif yang dapat diperbarui dan dikembangkan melalui mutunya dalam bekerja

Pada era globalisasi saat ini mempersiapkan sumber daya manusia berkeunggulan dan bermutu tinggi merupakan tugas yang teramat penting, peran pendidikan sangat diperlukan, bahkan merupakan kunci utama keberhasilan pembangunan bangsa. Hal ini dikuatkan oleh Hadiyanto (2004) bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan sarana strategis untuk meningkatkan potensi bangsa agar mampu berkiprah dalam tataran yang lebih global, bahkan pendidikan perlu dimantapkan, sehingga dapat difungsikan sebagai penelitian, menemukan dan memupuk bakat, meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan dan mengubah kesempatan kerja dalam rangka pertumbuhan ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan ketrampilan dan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk masa yang akan datang.

(21)

Komponen pendukung yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan adalah tenaga kependidikan, karenanya seluruh stakeholders atau komponen pendidikan harus benar-benar bekerja sesuai pada tugas pokok dan fungsi masing-masing. tanpa pendidikan yang terencana maka tujuan pendidikan nasional tidak akan tercapai dengan baik, dan kualitas sumber daya manusia akan sulit ditingkatkan.dalam posisinya sebagai administrator dan manajer pendidikan, kepala sekolah diharapkan memiliki kemampuan profesional dan ketrampilan yang memadai.Ketrampilan yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan sekolah, yaitu ketrampilan konseptual, ketrampilan hubungan dan ketrampilan tehnikal. Ketrampilan konseptual meliputi: kemampuan melihat sekolah dan semua program pendidikan sebagai suatu keseluruhan. Ketrampilan hubungan manusia meliputi: kemampuan menjalin hubungan kerjasama secara efektif dan efisien dengan personel sekolah, baik secara perorangan maupun kelompok. Ketrampilan tehnikal merupakan kecakapan dan keahlihan yang harus dimiliki kepala sekolah meliputi metode-metode, proses-proses, prosedur dan tehnik pengelolahan sekolah .

(22)

sekolah memegang peranan penting, karena dapat memberikan iklim yang memungkinkan bagi guru berkarya dengan penuh semangat.dengan ketrampilan manajerial yang dimiliki, kepala sekolah membangun dan mempertahankan kinerja guru yang positif.

Guru merupakan komponen terpenting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh kaerena itu dibutuhkan sikap profesional guru dalam proses pembelajaran. pendidikan tidak hanya berfokus pada masa kini saja tetapi juga berorientasi pada masa yang akan datang. Sehinga pendidikan juga mempersiapkan masa depan peserta didik, sekaligus juga mempersiapkan masa depan suatu bangsa karena peserta didik atau generasi muda yang ada sekarang adalah harapan bangsa yang akan menentukan masa depan suatu bangsa. makna dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pendidikan tersebut tidak akan dapat dicapai tanpa terlaksananya pendidikan yang bermutu dalam suatu bangsa. Oleh karena itu penting untuk memahami lebih jauh mengenai masalah mutu dalam sistem pendidikan.

(23)

merupakan bukti bahwa proses pembelajaran telah berlangsung dengan baik dan efektif. untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif, guru dan Kepala Sekolah menjadi ujung tombak karena mereka langsung terjun dalam proses pelaksanaan pendidikan tersebut. karena itu Kepala Sekolah dan guru perlu meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya.

Kepala Sekolah harus mampu mengembangkan dan mengimplementasikan kompetensi kemampuan manajerialnya. dengan demikian Kepala Sekolah dapat melakukan evaluasi tentang kinerja mengajar guru untuk dapat melaksnakan efektivitas pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya dengan baik.selain Kepala Sekolah, yang paling berperan dalam meningkatkan mutu sekolah adalah guru. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan akademik serta kemampuan profesional di dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai fasilitator di sekolah. Guru harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan profesionalnya sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Secara rinci aspek rendahnya mutu guru menurut Sudarminta (dalam Majid 2005: 56) antara lain tampak dari gejala-gejala berikut :

(24)

Guru merupakan komponen dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan cita-cita luhur bangsa yang tertuang dalam Tujuan Pendidikan Nasional. Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap professional guru dalam proses pembelajaran. Menurut Sagala (2009:5), tanpa sikap profesional, suatu institusi seperti lembaga pendidikan tidak akan memperoleh hasil yang maksimal. Profesionalisme menggambarkan selalu berpikir, berpendirian, bersikap, bekerja dengan sungguh-sungguh, kerja keras, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi untuk keberhasilan kerjanya. Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dengan para murid dibandingkan dengan profesional lainnya disekolah. guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian, dan membuka komunikasi dengan masyarakat. maka guru merupakan kunci keberhasilan lembaga pendidikan. baik buruknya pendidikan dipengaruhi oleh kinerja mengajar guru. untuk mengukur kinerja guru adalah :TR Mithcell (dalam Rusman 2009:352) Performance =Motivation x Ability

(25)

oleh penilaian terhadap kinerjanya. Penilaian tidak hanya dilakukan untuk membantu mengawasi sumber daya organisasi namun juga untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan sumber daya yang ada dan mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki. Penilaian terhadap prestasi kerja merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja guru, bagian-bagian yang me-nunjukkan kemampuan guru yang kurang dapat diidentifikasi, diketahui sehingga dapat ditentukan strategi dalam meningkatkan kinerjanya.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa profesionalitas adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupannya yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesional. Pengakuan guru serta dosen sebagai profesi diharapkan dapat memacu tumbuhnya kesadaran terhadap mutu dan pada gilirannya akan meningkatkan citra guru di tengah masyarakat. Secara teknik menurut Walisman (2007:10) penguatan profesionalisme itu dikaitkan dengan pentingnya perhatian terhadap kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa salah satu upaya meningkatkan citra guru adalah dengan meningkatkan kinerja mengajar guru. guru yang memiliki kinerja mengajar yang baik akan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efisien dan efektif.

(26)

pada MIN di kabupaten Lampung Utara diketahui baru sekitar 77,5 % guru kualifikasi pendidikannya S1dan sekitar 19,9% guru belum kualifikasi pendidikannya S1. Dari studi pendahuluan ini nampak guru sudah mempersiapkan pembelajaran dengan persiapan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) namun bukan dibuat atau disusun sendiri melainkan masih hasil copy dari teman. bahkan guru-guru yang sudah dinyatakan profesional dan telah menerima tunjangan profesional guru belum menunjukan kinerja yang baik. kualitas dan profesionalitas guru dapat dinilai dari prestasi/kinerjanya, ini juga bisa di lihat dari hasil UN siswa di beberapa Madrasyah di K abupaten Lampung Utara,dalam rangka pencapaian tujuan materi ajar serta standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Data Guru MIN Kab Lampung Utara.

No Aspek Jumlah Persentase

No Nama Madrasyah Jumlah siswa Nilai rata-rata

(27)

Faktor yang mempengaruhi produktivitas dan prestasi/kinerja guru adalah Kualifikasi pendidikan dan yang tidak kalah menentukan adalah motivasi guru dari studi pendahuluan di atas dapat di lihat bahwa perangkat pembelajaran guru kurang lengkap ini mengindikasikan motivasi kerja guru masih rendah. guru yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi memungkinkan mempunyai semangat kerja yang baik, dengan semanngat kerja yang baik guru akan selalu memperbaharui pola pembelajarannya menjadi lebih menyenangkan dan inovatif, sehingga mempengaruhi keterampilan kinerja. Jika orang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja diharapkan kinerjanya akan meningkat, dan sebaliknya jika motivasi seseorang dalam bekerja rendah maka kinerjanya akan menurun, dengan motivasi yang rendah yang dimiliki guru akan membuat pola pembelajarannya tidak terencana dengan baik dan pada akhirnya akan menjadikan guru tersebut tidak professional.

Motivasi kerja yang tinggi, seorang guru dapat terus melakukan inovasi di dalam kegiatan pembelajaran, dan selalu memperbaharui keterampilan profesionalnya dalam kegiatan belajar mengajar guna mendapatkan mutu pembelajaran yang bermutu dengan harapan melahirkan kualitas yang sangat baik.

(28)

kinerja guru yang efektif. menarik untuk dicermati mengenai peran Kepala Sekolah dan motivasi kerja terkait kinerja guru yang efektif. Penelitian ini akan lebih difokuskan pada persepsi guru terhadap kemampuan manajerial Kepala Sekolah khususnya dalam pengelolaan program sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti: Hubungan Persepsi Keterampilan Manajerial Kepala Madrasyah dan Motivasi kerja dengan Kinerja Guru MIN di kabupaten Lampung Utara.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diindentifikasi sejumlah permasalahan yang mempengaruhi kinerja guru di MIN di kabupaten Lampung Utara antara lain sesuai dengan

1.2.1 Kinerja guru di pengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain motivasi dan ability.

1.2.2 Latar belakang Pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang yang di ajarkan /belum memenuhi kualifikasi S1

1.2.3 Motivasi kerja guru yang rendah ini di lihat dari kelengkapan guru dalam mengajar

(29)

1.3Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan baik waktu,tenaga dan biaya maka penelitian ini dibatasi pada kajian persepsi peterampilan menajemen kepala Madrasah, motivasi kerja dengan kinerja Guru.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas dan identifikasi masalah maka rumusan masalah adalah:

1.4.1 Bagaimanakah hubungan persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru MIN di Kabupaten Lampung Utara? 1.4.2 Bagaimanakah hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru MIN di

Kabupaten Lampung Utara?

1.4.3 Bagaimanakah hubungan persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala madrasah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru MIN di kabupaten Lampung Utara?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini dalah untuk menganalisis :

1.5.1 Hubungan persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru MIN di kabupaten Lampung Utara.

(30)

1.5.3 Hubungan persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala Madrasah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru MIN di Kabupaten Lampung Utara.

1.6Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan praktis 1.6.1Kegunaan Teoritis

1.6.1.1Sebagai sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Manajemen (persepsi keterampilan manajerial kepala Madrasah dan motivasi kerja dan kinerja)

1.6.1.2Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam topik yang relevan.

1.6.2 Kegunaan Praktis

1.6.2.1Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi penentu kebijakan yang berhubungan dengan keterampilan manajerial kepala Madrasah dalam kaitannya dengan peningkatan motivasi kerja dan kinerja guru. 1.6.2.2Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna

meningkatkan kinerja guru di kabupaten Lampung Utara.

(31)

1.7Ruang LingkupPenelitian

1.8Sebagai mana judul penelitian di atas pada penelitian ini ,maka ruang lingkup penelitian ini akan di arahkan pada tiga pokok bahasan (a)Objek Penelitian (b)Subjek Penelitian (c) Tempat dan waktu Penelitian.(d) Ruang lingkup penelitian.

1.7.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah:

1.8.1.1Keterampilan persepsi manajerial kepala Madrasah adalah keterampilan yang dimiliki seorang kepala madrasah dalam melaksanakan tugas-tugas pokok yang dibebankan kepadanya yang meliputi keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan teknikal. 1.8.1.2Motivasi kerja guru adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau

semangat dalam bekerja seorang pendidik atau guru yang meliputi Motivasi berprestasi motivasi beraffliasi/berhubungan dan motivasi mengusai (Need Ach,Need Pow,Need Affli /motif, harapan, dan insentif) 1.8.1.3Kinerja adalah merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun

tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan.

1.8.2 Subjek penelitian

(32)

1.8.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Lampung Utara yaitu pada MIN yang ada di Lampung Utara yang terdiri dari 7 MIN, yang telah dilaksanakan dari tanggal 01 September 2012 sampai 27 April 2013. (selama 6 bulan)

1.8.4 Ruang Lingkup Ilmu

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada BAB II Peneliti akan membahas Landasan teori dan hubungan Keterampilan manajerial kepala madrasah, Motivasi Kerja dan Kinerja.

2.1 Kinerja

Kinerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan yang maenjadi tanggung jawabnya, kinerja guru adalah kemampuan guru tersebut untuk menyelesaikan tugas yang di berikan dengan sebaik-baiknnya. semakin baik guru tersebut melaksanakan tugasnya maka kinerjanya semakin baik.

Menurut Wibowo (2007:4) kinerja adalah merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut.Implementasi kinerja di lakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

(34)

output drives from processes,human or otherwise yaitu: Kinerja adalah hasil proses yang dilakukan manusia August W Smith dalam Mulyasa ( 2008:318) untuk mengukur kinerja TR Mithcell (dalam Rusman 2009:352) Performance =Motivation x Ability

Kinerja adalah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seseorang dalam bidang tugasnya. Usman, (2009:487), Kinerja sama artinya dengan prestasi kerja atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Performance .kinerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.

Meskipun mustahil mengidentifikasi kinerja secara universal yang dapat diterapkan pada semua pekerjaan, adalah mungkin menentukan beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh kriteria apabila kriteria itu diharapkan bermanfaat bagi penilaian keinerja Henry Simamor (2004:362-363).

Karakteristiknya kriteria kinerja yang baik adalah:

1. Mampu diukur dengan cara-cara yang dapat dipercaya. konsep kehandalan pengukuran mempunyai dua komponen: stabilitas dan konsistensi. Stabilitas menyiratkan bahwa pengukuran kriteria yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda haruslah mencapai hasil yang kira-kira serupa. konsistensi menunjukkan bahwa pengukuran kriteria yang dilakukan dengan metode yang berbeda atau orang yang berbeda harus mencapai hasil yang kira-kira sama.

(35)

jika kriteria semacam itu memberikan skor yang identik kepada semua orang, maka kriteria tersebut tidak berguna untuk mendistribusikan kompensasi atas kinerja, merekomendasikan kandidat untuk promise, ataupun menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

3. Sensitive terhadap masukan dan tindakan pemegang jabatan. karena tujuan penilaian kinerja adalah untuk menilai efektifitas individu anggota organisasi, kriteria efektifitas yang dipakai dalam system itu haruslah utama di bawah kebijakan pengendalian orang yang sedang dinilai.

4. Dapat diterima oleh individu yang mengetahui kinerjanya sedang dinilai. adalah penting agar orang-orang yang kinerjanya sedang diukur merasa bahwa kinerja yang sedang digunakan memberikan petunjuk yang adil dan benar tentang kinerja mereka.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang dpat dinilai dari hasil karyanya.

2.1.2 Penilaian Kerja

Pendapat Sutermeister (dalam Usman 2009:488) menyatakan“we have recognized that employee performance depend on both motivation and ability”.

(36)

1) Ketreampilan berkomunikasi, terdiri atas (a) menampilkan gagasan logis dalam bahasa yang mudah dipahami, (b) menyatakan ketidak setujuannya tanpa menciptakan konflik (c) menulis dengan kata-kata yang jelas dan tepat, dan (d) menggunakan bahasa yan goptimis.

2) Inisiatif,/Motivasi yang mencakup (a) selalu bersedia membantu orang lain jika pekerjaannya telah selesai, (b) ingin selalu terlibat dalam proyek baru (c) selalu berusaha mengembangkan keterampilan di luar kerja, dan (d) menjadi sumber gagasan untuk perbaikan kinerja.

3) Perencanaan dan Organisasi, meliputi (a) selalu membuat jadwal kerja personal, dan (b) bekerja berdasarkan jadwal tersebut.

Sejalan dengan pendapat bahwa yang mempengaruhi kinerja adalah daya tarik pekerjaan, upah (insentif), keamanan, perlindungan kerja, pengetahuan, lingkungan dan suasana kerja, harapan pengembangan karir, keterlibatan dalam pengembangan organisasi, perhatian dan kepemimpinan atasan. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam melaksanakan tugas dipengaruhi oleh faktor: intelegensi; sikap dan disiplin; minat; persepsi; motivasi; pengetahuan dan kemampuan; keadaan fisiologis; insentif atau gaji; keamanan dan perlindungan; sarana dan prasarana, iklim kerja, dan gaya kepemimpinan atasan

2.1.3 Kinerja Guru

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (UU no 14 tahun 2005 /Guru/Dosen)

(37)

kemampuan yang perlu dimiliki oleh guru diantaranya adalah kompetensi pribadi dan kompetensi professional. Kompetensi pribadi meliputi kemampuan untuk: (1) mengembangkan kepribadian, (2) berinteraksi dan berkomunikasi, (3) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, (4) melaksanakan administrasi madrasah, dan (5) melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Sedangkan untuk kompetensi professional meliputi kemampuan untuk (1) menguasai landasan kependidikan, (2) menguasai bahan pengajaran, (3) menyusun dan merencanakan program pengajaran, (4) melaksanakan program pengajaran, dan menilai dan mengevaluasi belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Baik buruknya kinerja guru juga dapat dilihat dari output pendidikan yang dihasilkan. Madrasah-madrasah yang mampu menghasilkan peserta didik yang berprestasi, umumnya memiliki guru-guru yang kinerjanya baik, dan sebaliknya sekolah yang peserta didiknya rendah prestasinya pada umumnya kinerja guru-gurunya buruk. Kinerja guru yang baik memerlukan berbagai kemampuan atau kecakapan yang harus dimiliki guru, kemampuan yang dimaksud adalah:

2.1.3.1 Guru Mampu Merencanakan dan Melaksanakan Pembelajaran

(38)

yang tersedia di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Merencanakan pembelajaran ada tiga komponen pokok dalam pembelajaran, yaitu: (1) guru, (2) siswa, dan (3) perencanaan. guru adalah pelaku pembelajaran dan sekaligus faktor yang terpenting. di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi oleh komponem lain,dan sebaliknya guru dapat mampu memanipulasi komponen lain menjadi bervariasi.Siswa merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan belajar.Komponen siswa ini dapat dimodifikasi oleh guru

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan dan pembelajaran Perencanaan adalah proses, pembuatan, cara merencanakan.perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pembuatan rencana, model, bentuk, pola, kunstruksi suatu yang akan dilakukan.Belajar mempunyai arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu atau dengan kata lain berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.pembelajaran diartikan sebagai suatu proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

(39)

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk,kunstruksi.

B. Fungsi Perencanaan Pembelajaran.

Fungsi perencanaan pembelajaran berkaitan dengan komponen-komponen berikut yang mengarah pada tujuan pembelajaran.

a. Apakah bentuk, model ,pola,konstruksi pembelajaran sesuai dengan tujuan.

b. Apakah komponen materi yang direncanakan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan?

c. Apakah fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan?

(40)

Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai alat untuk membentuk, mempola, membuat model,dan mengkonstruksi proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran akhir perencanaan pembelajaran adalah memudahkan belajar siswa. Untuk mendapatkan fungsi diatas, perencanaan pembelajaran harus mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar,walaupum inti perencanaan pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal bagi pencapaian tujuan.

C. Syarat Perencanaan Pembelajaran

Merencanakan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas batas kemungkinan dalam pembelajaran. dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. dengan teori dan prinsip-prinsip belajar guru memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar. supaya guru dapat membuat perencanaan pembelajaran yang baik, maka guru perlu memahami syarat perencanaan pembelajaran.

1) Kemampuan Analitik

(41)

matapelajaran, (b) kendala dan sumber-sumber belajar yang tersedia, dan (c) karakteristik siswa.

(a) Tujuan belajar dan karakteristik mata pelajaran

Tujuan adalah perangkat hasil yang hendak dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuan yang disadari oleh siswa sangat bermakna dalam upaya menggerakkan kegiatan belajar mereka untuk mencapai hasil yang optimal.Mereka akan melakukan kegiatan belajar dengan lebih baik. Oleh karena itu, guru di samping menjelaskan apa yang mereka harus lakukan, perlu diberitahukan tujuan yang hendak dicapai oleh siswa.

(b) Kendala dan sumber-sumber belajar yang tersedia

Kurangnya sarana dan prasarana penunjang menjadikan kendala tercapainya tujuan pendidikan

(c) Karakteristik siswa.

Siswa adalah individu yang unik. tidak ada dua orang siswa yang sama persis. tiap siswa memiliki perbedaan satu sama dengan yang lain. perbedaan itu terdapat pada fisik, psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perbedaan individu siswa perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran.

2) Kemampuan Pengembangan

(42)

hasil belajar yang optimal. Berkaitan dengan kemampuan pengembangan tersebut seorang perencana harus paham dan peka dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai.

Strategi pembelajaran merupakan suatu garis besar yang berfungsi untuk membelajarkan siswa, atau membuat siswa mau belajar.dapat pula dikatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru siswa dalam wujud kegiatan pembelajaran. Untuk keberhasilan belajar, maka pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran perlu memperhatikan empat hal adalah : (1) mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa untuk menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku (tujuan dan materi),(2) memilih pendekatan pembelajaran. (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik, serta (4) menetapkan alat evaluasi.

Kemampuan guru merupakan pertimbangan di dalam pemilihan metode, sebab gurulah yang melakukan pembelajaran.sebaik apapun metode yang dipilih, apabila guru yang melaksanakannya tidak menguasai, maka metode tersebut tidak akan baik. begitu juga tentang kemampuan siswa.guru harus memperhatikan kemampuan intelektual siswa, sehingga metode yang digunakan pun membuahkan proses dan hasil belajar yang tinggi.

(43)

Motivasi adalah pendorong tingkah laku siswa ke arah tujuan tertentu. Kaitannya dengan metode, maka guru diharapkan menggunakan metode yang dapat menarik siswa, sehingga siswa berminat untuk belajar, mau bekerja keras, dan berusaha menyelesaikan tugas dengan baik. Keadaan ini dapat diatasi guru dengan menggunakan variasi metode untuk mengurangi kebosanan siswa.

2.1.3.2 Guru mampu Mendidik

Menurut Mulyasa, (2005:37) Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh dan panutan dan identipikasi peserta didik dan lingkungannya oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu,yang mencangkup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

Paradigma pembelajaran yang mendidik menurut Raka Joni, ( 2006) Pembelajaran yang membuahkan bukan saja dasar-dasar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga sekaligus menumbuhkan karakter yang kuat serta penguasaan kecakapan hidup (soft skills), sehingga tampil sebagai manusia yang penuh kasih terhadap sesama (compassion) serta menjunjung tinggi etika . Hanya guru yang dalam tugas kesehariannya mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik tersebut, dan yang layak dihargai oleh masyarakat dan pemerintah. untuk menunaikan tugasnya guru yang profesional memiliki kompetensi akademik yang meliputi kemampuan :

(44)

2. Menguasai bidang studi dari sisi keilmuan dan kependidikan.

3. Menyelenggarakan pembelajaran yan mendidik meliputi: perancangan, implementasi, penilaian proses dan hasil pembelajaran dan pemanfaatan hasil penilaian untuk melakukan perbaikan secara sistematis dan berkelanjutan, sehingga dapat memfasilitasi perkembangan karakter, soft skills dan pembentukan hard skills.

4. Mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.

Kompetensi yang terkandung dalam empat kompetensi guru sebagaimana tertuang di dalam UU nomor 14 tahun 2005 meliputi:

1. Kompetensi pedagogik, dimaknai sebagai kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogic meliputi pemahaman padapes erta didik, perancangan dan pelaksanaanpembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan potensi peserta didik.

2. Kompetensi kepribadian, dimaknai sebagai kemampuan kepribadian. Kompetensi kepribadian ini dirinci meliputi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan.

3. Kompetensi sosial, bertolak dari asumsi bahwa pendidik adalah bagian dari masyarakat, sehingga layak dituntut memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi profesional, sebagai regulasi yang membingkai kebijakan sertifikasi guru ditampilkan setara dengan ketiga kompetensi lainnya, yaitu kompetensi profesional yang dimaknai sebagai kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

(45)

peserta didik maupun dengan pemahaman peserta didik, khususnya yang menyangkut perbedaan individual dalam kapasitas dan gaya belajarnya, bahkan juga dengan kemampuan khas ketika berkomunikasi dengan peserta didik dalam interaksi pembelajaran yang dipandu oleh wawasan kependidikan sebagai rujukan kearifan profesional pandidik

Kompetensi sosial sebagai kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar, tidak serta merta secara khusus berbicara tentang komunikasi yang khas yang terjadi dalam interaksi pembelajaran. bentuk komunikasi dan bahasa yang digunakan akan berbeda ketika guru berkomunikasi dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar, dengan ketika guru berkomunikasi dengan peserta didik di dalam seting pembelajaran.

2.1.3.3 Guru Mampu Mengelola Program Belajar Mengajar

(46)

Pembelajaran adalah suatu layanan ahli, karena terapannya harus selalu dilandasi oleh suatu keahlian. mulai dari persiapannya, program pembelajaran disusun mengarah pada pencapaian tujuan utuh pendidikan, kesiapan belajar peserta didik, serta dukungan logistik yang tersedia. Sedangkan dalam implementasinya guru perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian sambil jalan, karena peserta didik akan mereaksi secara unik terhadap setiap tindakan guru. Ini berarti bahwa dalam pelaksanaan tugasnya guru harus selalu waspada memperhitungkan berbagai kemungkinan dampak jangka panjang dari keputusan serta tindakanya demi tercapainya tujuan utuh pendidikan.

(47)

Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik tidak terbatas pada penerusan informasi (content transmission) sebagaimana yang selama ini banyak dilakukan di dalam praktik-praktik pebelajaran di tanah air, melainkan terutama berupa penyediaan lingkungan pembelajaran yang memfasilitasi pembentukan kemampuan yang utuh dalam diri peserta didik. Menurut Raka Joni, ( 2006) Kemampuan-kemampuan dan kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik perlu dimodifikasi menjadi :

1. Pengetahuan pemahaman yang diperoleh melalui pengkajian yang dilakukan dalam berbagai bentuk dan konteks.

2. Ketrampilan baik kognitif dan personal-sosial serta psikomotorik yang diperoleh melalui latihan.

3. Sikap dan nilai serta kebiasaan yang diperoleh melalui penghayatan, keterlibatan dan/atau partisipasi aktif dalam peristiwa serta kegiatan yang sarat nilai, sehingga bermuara kepada terbangunya karakter, atau lingkungan belajar yang menggiring peserta didik bukan saja untuk menjawab pertanyaan (answering questions) melainkan juga mempertanyakan jawaban baik yang diajukan oleh rekan- rekannya maupun ditemukannya sendiri,bahkan secara lebih mendasar juga mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan yang tengah dibahas.

Secara lebih rinci, kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik terdiri atas sub-sub kemampuan:

(48)

2. Mengimplementasikan program pembelajaran dengan kewaspadaan penuh (informed responsiveness) terhadap peluang untuk menjadikan optimasi antara pemanfaatan dampak instruksional dan dampak pengiring pembelajaran yang dibingkai dengan wawasan kependidikan sebagai asas pengendali. Semua ini demi tercapainya tujuan utuh pendidikan.

3. Mengases hasil dan proses pembelajaran yang tercapai baik sebagai dampak langsung maupun dampak pengiring proses pembelajaran dalam konteks tujuan utuh pendidikan.

4. Memanfaatkan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran untuk perbaikan pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan baik mlalui tindakan remidi maupun pengayaan.

2.1.3.4 Guru Mampu Mengelola Kelas

(49)

2.1.3.5 Guru Mampu Menggunakan Media dan Sumber Pelajaran

Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran baik secara langsuang maupun tidak langsung. Media dan sumber belajar harus memperhatikan: (1) tujuan pelajaran, (2) materi pelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) penilaian pembelajaran, (5) kemampuan guru itu sendiri, (6) kemampuan siswa dan sebagainya. Proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media dan sumber, akan memnerikan manfaat antara lain: (1) memperbesar perhatian siswa terhadap materi pelajaran, (2) menghilangkan verbalisme, (3) menumbuhkembangkan motivasi belajar, (4) menumbuh kembangkan berfikir sistematis, (5) mengajak siswa untuk lebih berani bertanya, (6) menyederhanakan pokok pembahasan yang komplek, dan (7) memberikan pengalaman secara langsung sehingga materi dapat diingat lebih lama oleh peserta didik.

2.1.3.6 Guru Menguasai Metode Pembeljaran

Metode mengajar merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh guru, menurut Sugiyono, (2006:110) terdapat tiga prisip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran, yaitu (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3) kondisi pembelajaran yangberbeda bias memliki pengaruh yang tidak konsisten pda hasil pembelajaran.

2.1.3.7 Guru Mampu Mengelola Proses Belajar Mengajar

(50)

materi pemblejaran secara sistematis, (2) kemampuan dalam mengatur lalu lintas komunikasi antaraguru dan siswa dengan siswa, dan (3) mengarahkan pembicaraan atau diskusi dalam kelas sesuai dengan indicator atau standar kompetensi yang disampaikan.

2.1.3.8 Guru Mampu Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran

Ada tiga kemampuan yang amat mendasar yang harus dimiliki guru sehubungan dengan pelaksanaan eveluasi pembelajaran, yaitu (1) kemampuan dalam membuat dan menjabarkan kisi-kisi soal, (2) membuat pembobotan terhadap item-item soal, baik dari sis ranah (kognitif, dasar dalam bentuk item-item soal secara jelas dan opersional (terstruktur).

Hamalik (2007:159) menjelaskan bahwa evaluasi berfungsi untuk : 91) diagnostic dan pengembangan, (2) seleksi, (3) kenaikan kelas, dan (4) penempatan dengan sasaran ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor, evaluasi merupakan suatu keniscayaan dalam pengukuran hasil yang dicapai dalam PBM, menentukan tingkat keberhasilan anak dan juga sebagai pedoman untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan

(51)

Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi serta tindak lanjut.

a) Menentukan tujuan

Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap sesuai rencana pembelajaran yang disusun. Kompetensi yang harus dikuasai mencakup koginitif, psikomotorik dan afektif.

b) Menentukan Rencana Evaluasi

Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang menjadi sasaran pembelajaran) dan course content (materi sajian untuk mencapai kompetensi) serta teknik evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi

1. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dan dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat berbentuk obyektif atau uraian: sedang non tes dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban singkat, benar- salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa, hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel.

2.Pengumpulan Data atau Informasi

(52)

terbuka agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya sehingga bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar

3. Analisis dan interpretasi

Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan hasil belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi; sedang interpretasi. merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar.

4. Tindak lanjut

(53)

instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses dan instrumen evaluasi hasil belajar.

2.2 Kepala Madrasah

2.2.1 Pengertian Kepala Madrasah

Wahjosumijo (2002:83) mengartikan bahwa kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Berdasarkan pengertian dapat penulis simpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segalga sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

Secara umum tugas dan peran kepala sekolah/madrasyah memiliki lima demensi,diantaranya:Kompetensi keperibadian, manejerial, kewirausahaan, supervisi dan kompetensi sosial (PERMEN no 13 tahun 2007,standar kepala Sekolah)

2.2.2 Karakteristik Kepala Sekolah

Tiong (Usman, 2009:290) menyatakan kepala sekolah yang efektif mempuyai karakteristik sebagai berikut: (a) adil dan tegas dalam mengambil keputusan, (b) membagi tugas secara adil kepada guru, (c) menghargai partisipasi staf, (d) memahami perasaan guru, (e) memiliki visi dan berupaya melakukan perubahan (f) terampil dan tertib, (g) berkemampuan dan efisien, (h) memiliki dedikasi dan rajin, dan (i) tulus dan percaya diri.

(54)

sekolah adalah orang yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dab yang menentukan irama bagi sekolah tersebut. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan.

Dari beberapa pendapat yang diungkapkan di atas, dapat diketahui bahwa karaketeristik kepala sekolah adalah kepala sekolah yang dapat memahami fungsi keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan perannya secara efektif dalam memimpin sekolah.

2.2.3 Pengertian Keterampilan Manajerial

Gibson, Ivancevich, dan Donnely (dalam Wahyudi 2009:67) Keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan..Sedangkan dalam dunia pendidikan, manajer adalah seorang yang menjalankan aktifitas untuk memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Danim (2010:71) Keterampilan manajerial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dalam melaksanakan sejumlah tugas.keterampilnan manajerial kepala sekolah dimaksudkan sebagai bekal baginya untuk dapat melaksanakan manajemen sekolah secara bail. dengan keterampilan manajerial tersebut, diharapkan kepala sekolah dapat melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan efisien.

(55)

2.2.4. Dimensi Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah

Dimensi kompetensi manejerial kepala madrasyah (Rusman2008: diantaranya: 1) Menyusun perencanaan sekolah

8) Mengelola sarana dan prasarana,unit layanan khusus

9) Mengelola peserta didik,sestem informasi,kemajuan tehnelogi

10)Mengelola pengembangan kurikulum,keuangan ,ketatausahaan sekolah 11)Melakukan monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kerja

sekolah.

Menurut Robert L. Katz (dalam Danim 2010:71) menjelaskan tiga macam keterampilan manajerial yang diperlukan oleh seoarnag manajer dalam mengelola sumber daya organisasi, yaitu: keterampilan konseptual (conceptual skill), keterampilan hubungan manusia (human skill), dan keterampilan teknikal (technical skill).

Danim (2010:73) Mengatakan:

Keterampilan konseptual adalah kecakapan untuk memformulasikan pikiran, memahamai teori-teori melakukan aplikasi, melihat kecenderungan berdasarkan kemampuan teroritis dan yang dibutuhkan di dalamdunia kerja. Keterampilan hubungan manusiawi adalah keterampilan untuk menempatkan diri di dalam kelompok kerja dan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak. keterampilan teknis adalah leterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan-tindakan praktis, memecahkan masalah melalui taktik yang baik, atau menyelesaikan tugas-tugas secara sistematis.

Dari uraian tersebut di atas penulis simpulkan keterampilan konseptual kepala sekolah adalah keterampilan untuk menentukan strategi, merencanakan, merumuskan kebijaksanaan, serta memutukan sesuatu yang terjadi dalam organisasi termasuk sekolah sebagai lembaga pendidikan.

(56)

Wahyudi (2009:73) keterampilan hubungan manusia yang dilakukan oleh kepala sekolah meliputi:

a. Menjalin hubungan kerjasama dengan guru; b. Menjalin komunikasi dengan guru;

c. Memberikan bimbingan dan bantuan dalam mneyelesaikan tugas guru; d. Memberikan penghargaan kepada guru berprestasi;

e. Menyelesaikan segala permasalahan di sekolah;

f. Mengikutsertaka guru dalam merumuskan pengambilan keputusan; g. Menyelesaikan konflik di sekolah;

h. Menghormati peraturan sekolah;

i. Menciptakan iklim kompetitif yang sehat di antar guru.

Secara lebih rinci Wahyudi (2009:75-76) mengemukanan bahwa, kegiatan kepala sekolah yang bersifat teknis adalah:

(a) kepala sekolah menjalankan supervise kepada guru di kelas, (b) kepala sekolah mengevaluasi dan merevisi program pengajaran guru, (c) kepala sekolah membuat program pelaksanaan kegiatan pengajaran dengan menghubungkan kurikulum dengan waktu, fasilitas dan personel yang ada, (d) kepala sekolah mengelola program evaluasi siswa, (e) mengkoordinasi penggunaan alat pengajaram, (f) membantu guru dalam perbaikan pengajaran, (g) membantu guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (h) mengatur dan mengawasi tata tertib siswa, (i) menyusun anggaran belanja sekolah, (j) melaksanakan administrasi sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.

2.3 Motivasi Kerja Guru

(57)

2.3.1 Pengertian Motivasi

Menurut Uno (2008:1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Hasibuan (2004:95), motivasi berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang.Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Sedangkan motivasi adalah salah satu factor kesuksesan manusia setelah peluang dan intensif. kecenderungan orang yang sukses ditentukan oleh motivasi, peluang dan intensif. (Uno, 2008:8). berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan, upaya, tujuan dan kebutuhan dari seseorang untuk melakukan perubahan kearah yang positif.

1.3.2 Pengertian Motivasi Kerja

(58)

Dapat disimpullan bahwa yang dimaksud motivasi kerja adalah suatu yang dapat menimbulkan semnagat atau dorongan bekerja individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai tujuan.

1.3.3 Ciri-Ciri Motivasi Kerja

Menurut Sadiman (2005:83) motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapai tugas (dapat menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja sendiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

(59)

1.3.4 Teori Motivasi McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)

Teori motivasi McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Achievment (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan berprestasi. Menurut McClelland (dalam Winardi 2002:163) bahwa karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu:

1. Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat

2. Menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya merekasendiri

3. Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibanfingkan dengan mereka yang berprestasi rendah

David McClelland (dalam Wahyudi 2002:164) menjelaskan tiga jenis motivasi:Motivasi untuk berprestasi:Motivasi untuk berprestasi (N.Ach) Motivasi untuk berkuasa (N.Pow) Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (N.Affli)

2.3.5 Dimensi Motivasi Kerja

Hasibuan (2000:163) mengatakan teori motivasi mempunyai sub variabel yaitu, motif, harapan, dan insentif. Adapun pengertiannya adalah:

a. Motif (motif) adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan seseorang. Setipa motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

(60)

c. Insentif (incentive) yaitu memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah (imbalan) kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.

Lebih khusus lagi subvariabel dari teori motivasi kerja hasibuan sebagai berikut: a. Motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan

bekerja seseorang, yang meliputi: 1. Upah yang adil dan layak

2. Kesempatan untuk maju atau promosi 3. Pengakuan sebagai individu

4. Keamanan bekerja 5. Tempat kerja yang baik 6. Penerimaan oleh kelompok 7. Perlakuan yang wajar

8. Dan pengakuan akan prestasi

b. Harapan adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku untuk tercapainya tujuan:

1. Kondisi kerja yang baik 2. Perasaan ikut terlibat

3. Pendisiplinan yang bijaksana

4. Penghargaan penuh atas penyelesaian pekerjaan, loyalitas pimpinan, 5. Pemahaman yang simpatik atas persoalan-persoalan pribadi

(61)

1. Intrinsik : - penyelesaian - Pencapaian prestasi

2. Ekstrinsik : - finansial (gaji dan upah, tunjangan) - Antar pribadi

- promosi

2.4. Kerangka Pikir Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hubungan masing-masing variable dengan variable terikat, maka penulis mambuat kerangka pemikiran hubungan antar variable seperti diuraikan di bawah ini.

Kepala madrasyah adalah manajer atau pemimpin yang ada di madrasah mempunyai peranan sangat besar dalam upaya memajukan pendidikan di madrasah.Untuk dapat mensinergikan organisasi dalam madrasah, Kepala Madrasah harus mempunyai keterampilan manjerial yang memadai. Dengan keterampilan manajerial yang dimilikinya, seorang pengelola madrasah dapat memotivasi guru dan membangkitkan semangat kerja, menciptakan kerjasama yang harmonis antara semua unsur yang ada di madrasah, menumbuhkan minat terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan, suasana kerja/iklim kerja yang menyenangkan, serta dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan pada akhirnya meningkatnya mutu lulusan.

(62)

memperbaharui pola pembelajarannya menjadi lebih menyenangkan dan inovatif, sehingga mempengaruhi keterampilan Kinerja. Jika orang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja diharapkan kinerjanya akan meningkat, dan sebaliknya jika motivasi seseirang dalam bekerja rendah maka kinerjanya akan menurun, dengan motivasi yang rendah yang dimiliki guru akan membuat pola pembelajarannya tidak terencana dengan baik dan pada akhirnya akan menjadikan guru tersebut tidak professional. Dengan motivasi kerja yang tinggi, seorang guru dapat terus melakukan inovasi di dalam kegiatan pembelajaran, dan selalu memperbaharui keterampilan profesionalnya dalam kegiata belajar mengajar guna mendapatkan mutu pembelajaran yang bermutu dengan harapan melahirkan kualitas yang sangat baik.

(63)

X1 r Y

X1,X2 r Y

X2 r Y

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

2.5Hipotesis

Peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

2.5.1 Terdapat hubungan positif erat dan signifikan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru MIN di Kabupaten Lampung Utara.

2.5.2 Terdapat hubungan positif erat dan signifikan antara motivasi kerja dengan Kinerja guru MIN di kabupatenLampung Utara.

2.5.3 Terdapat hubungan positif erat dan signifikan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala madrasah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru MIN di kabupaten Lampung Utara.

Keterampilan Manejerial.X1

MOTIVASI KERJA.X2

(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian BAB III, penulis akan menguraikan berdasarkan urutan penyajian sebagai berikut:

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitiann pendekatan penelitian kuntitatif. (Sugiyono, 2007:7) mengemukakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang akan dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable sosiologis maupun psikologis

3.2 Populasi

(65)

3.3 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2009:90), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2004:120) mengemukakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Selanjutnya jika subjek besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau lebih.dengan demikian penulis mengambil 25% dari total populasi yang ada.Pengguanaan tehnik ini dalam menentukan sampel merupakan pertimbangan tersendiri oleh peneliti di kernakan jarak dan waktu serta biaya ,maka di gunakan tehnik ini untuk menekan jumlah sampel.Penentuan sampel setiap untuk masing-masing Madrasyah dengan cara random/ undian.

3.1 Tabel Pengambilan Sampel

No Nama Madrasyah Juimlah Guru / Populasi Jumlah Sampel

1 MIN 1 24 X 25% :6 6 Orang

2 MIN 2 1 8 X 25% :4,5 5 Orang

3 MIN 3 20 X 25%:5 5 Orang

4 MIN 4 18 X 25% :4,5 5 Orang

5 MIN Blambangan 22 X 25% :5,5 6 Orang 6 MIN Bernah 17 X 25% :4,25 5 Orang

7 MIN Negara Ratu 32 X 25% :8 8 Orang

Jumlah 151 Orang 40 Orang

(66)

3.4 Variabel Penelitian

Sugiyono (2009:39) mendefinisikan variabel penelitaian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Penelitian ini terdapat dua variable bebas (independen) dan satu variable terikat (dependen).

3.4.1 Variable Bebas (Independen)

Menurut Sugiyono (2009:39) variabel independen dering disebut stimulus, predictor, antecedent atau dalam bahasa Indonesia merupakan variable bebeas, adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Dalam penelitian ini variable independennya adalah persepsi guru terhadaf Keterampilan manajerial kepala madrasah (x1) dan motivasi kerja guru (x2).

1.4.2 Variabel Terikat (Dependen)

Menurut Uno (2009:40) variable dependen sering disebut sebagai variable output, criteria, konsekuen, atau dalam bahasa Indonesia disebut variable terikat, adalah merupakan variable yag dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya (dependen) adalah Kinerja guru (y).

3.4.2.1 Definisi konseptual Variabel

Masri (2003:31) menyatakan: “Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena

(67)

keadaan, kelompok atau individu tertentu.”Definisi konsepsional masing-masing

variable, sebagai berikut:

3.4.2.2 Keterampilan Manajerial

Persepsi terhadap manajerial kepala madrasah adalah persepsi guru terhadap keterampilan yang dimiliki seorang kepala madrasah dalam melaksanakan tugas-tugas pokok yang dibebankan kepadanya yang meliputi keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan teknikal.

1.4.2.3 Motivasi Kerja

Sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat dalam bekerja seorang pendidik atau guru yang meliputi : motivasi untuk berprestasi (N-Ach), motivasi untuk berkuasa (N.Pow), motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (N.affl)

3.4.2.4 Kinerja

Merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun guru. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan.

3.4.3.1 Definisi Operasional Variabel

(68)

Dalam penelitian ini definisi Operasional Variabel ini meliputi (1)Definisi operasional Keterampilan Menajerial Kepala Madrasyah.(2) Definisi operasional Motivasi Kerja guru.(3) Definisi Operasional Kinerja guru.

Definisi operasional adaalah sebagai berikut:

1. X1. Persepsi guru tentang Ketrampilan Menajerial Kepala Madrasyah yang yaitu bagaimana panadan guru terhadap kompetensi manejerial kepala madrasyah ddengan indicator sebagai berikut:kompetensi manejerial yang meliputi: Keterampilan konseptual (conceptual skill) Keterampilan hubungan manusia(human skill) Keterampilan teknik (technical skill)

Masing- masing indikator persepsi Keterampilan Manejerial Kepala Madrasyah diukur dengan mengunakan angket yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan menggunakan Skala Likert dengan lima pilihan: SS : Sangat Setuju,S : Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju, sehingga didapat nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 100.

2. X2.Motivasi Kerja Guru denngan gunakan indikator Motivasi untuk berprestasi:Motivasi untuk berprestasi (N.Ach) Motivasi untuk berkuasa (N.Pow) Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (N.Affli)

(69)
(70)

.4.3.2 .Kisi-kisi Instrumen Penelitian

3. Keterampilan teknik (technical skill).

Untuk memperjelas teknik apa yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa tenik pengumpulan data sebagai berikut:

3.5.1 Teknik Dokumentasi

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3.2: Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.3: Daftar Interpretasi Nilai r (validitas instrumen)
Tabel 3.4: Hasil Perhitungan Validitas Keterampilan Manajerial (X1)
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

mengetahui pengaruh emotional labor terhadap kesejahteraan psikologis pada

Pada akhir penulisan, penulis menyarankan agar perusahaan memperbaiki kualitas meja mayo mengingat masih adanya kerusakan dengan langkah awal yang bisa dilakukan

di DIY yang dilaksanakan di STIKes „Aisyiyah Yogyakarta telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh MTKP, perbedaan pada persyaratan administrasi 2) Proses

Dapat di dudukkan dan menumpu pada kedua tangannya. - Usia 8 bulan : Mampu duduk sendiri dan mengambil posisi ongkong-ongkong dan bertahan sebentar. Permasalahan akan

Joko Widiyanto, 2010, “ Penerapan Laboratorium Riil dan Virtuil pada Pembelajaran Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Memori ”. Ashadi, Pembimbing II,

Kendala apa yang sering bapak / ibu temukan dalam mengajar jumlah fi’liyah.. Bagaimana cara bapak / ibu dalam mengatasi

PENINGKATAN JALAN PAYAKUMBUH-SULIKI-KOTOTINGGI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA