ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA
(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014)
Oleh
NURUL ROHMAH
Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013-2014 yang terdistribusi dalam sebelas kelas. Dengan teknik purposive sampling, dipilih siswa kelas VII F dan VII G sebagai sampel. Data penelitian diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Hasil analisis data menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pendekatan Realistic Mathematics Education lebih tinggi dari pembelajaran konvensional. Dengan demikian, disimpulkan bahwa pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nurul Rohmah lahir di Waymili pada tanggal 9 Januari 1992. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Jumroni dan Ibu Jumiati. Penulis memiliki dua orang adik bernama Arif Abdurrohman dan Ahmad Abdul Aziz.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Waymili Lampung Timur, kemudian melanjutkan di SD Negeri 1 Bratasena Adi Warna dan lulus pada tahun 2004. Pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Gedung Meneng dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Menggala dan lulus pada tahun 2010.
Persembahan
Dengan Mengucap Syukur Kepada Allah SWT
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada:
Kedua orang tuaku tercinta (Jumroni dan Jumiati) yang telah membesarkan,
mendidik, mencurahkan kasih sayang, dan tak pernah lelah untuk selalu
mendoakan kebahagiaanku dan memberikanku yang terbaik dalam hidup ini.
Kedua adikku tersayang: Arif dan Aziz.
Pakde Man dan sekeluarga besar yang selalu memberikan dukungan,
nasehat, dan doa untuk kesuksesanku.
Para pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidik dan
membimbingku.
Sahabat-sahabat seperjuangan.
Moto
“Sesungguhnya Allah tidak akan m
engubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri
.”
(QS. Ar-Ra'd:11)
“
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
”
(QS. Al-Insyirah: 6)
“
Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai manusia, tetapi ia
ii SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menye-lesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education untuk Meningkatkan Kemampuan PemecahanMasalah Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014)”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku ketua jurusan P. MIPA sekaligus dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing I yang telah bersedia memberikan waktunya untuk konsultasi akademik serta atas kesediaannya memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran, kritik, dan saran selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
iii 4. Ibu Widyastuti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
memberikan waktunya untuk membimbing, memberikan banyak ilmu, kritik, dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 6. Bapak Sudjasman, S.H., selaku Kepala SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang
telah memberikan izin penelitian di SMP Negeri 8 Bandar Lampung.
7. Ibu Nurbaiti, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam penelitian.
8. Bapakku tercinta Jumroni dan ibuku tercinta Jumiati, kedua adikku Arif Abdurrohman dan Ahmad Abdul Aziz, pakde Man, bibi Pris, mbah, serta seluruh keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan, dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.
9. Sahabat-sahabat terbaikku: Intan Permata Sari, Qorri Ayuni, Nurul Hasanah, Cita Bhekti Laksana Ria, Ebta Aprilia, Fitri Aprilia, Iga Apriliana M, atas motivasi, nasehat, semangat, dan kebersamaanya selama ini dan semoga persahabatan kita tetap terjalin selamanya.
10.Sahabat-sahabat seperjuanganku di Pendidikan Matematika angkatan 2010 A: Aan, Andri, Arif, Asih, Beni, Cita, Dhea, Dian, Dilla, Ebta, Endang, Fertil, Hesti, Iga, Imas, Intan, Kismon,Lia, Novi,Novrian, Nurul H., Qorri, Ria A.A, Rianita, Rini, Rusdi, Sulis, Tri H., Tripau, Utari, Wira, dan Yulisa atas motivasi, persahabatan, nasehat, semangat, dan kebersamaanya selama ini. 11.Sahabat-sahabatku di Pendidikan Matematika angkatan 2010 B atas motivasi,
iv 12.Kakak tingkat angkatan 2008 dan 2009 serta adik tingkat angkatan 2011,
2012, dan 2013 atas kebersamaannya.
13.Bapak Ketut dan ibu Sri sekeluarga yang telah memberikan perhatian dan dukungan selama pelaksanaan KKN dan PPL di Agung Jaya.
14.Sahabat-sahabat KKN Agung Jaya dan PPL SMP Pelita: Nadia, Deacy, Karina, Efril, Argy, Joni, Via, Lady, Rani dan Indah atas semangat, kebersamaan, dan perhatian yang kalian berikan.
15.Bapak dan Ibu guru serta siswa-siswi SMP Pelita dan SMP Negeri 8 Bandar Lampung.
16.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala disisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, 22 Agustus 2014 Penulis,
v A.Pendekatan Realistic Mathematics Education ... 8
B. Pembelajaran Konvensional ... 13
C.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 14
D.Kerangka Pikir ... ... 16
C.Prosedur Penelitian ... 22
D.Data Penelitian ... 23
E. Teknik Pengumpulan Data ... 23
F. Instrumen Penelitian ... 24
1. Validitas Isi ... 24
2. Reliabilitas ... 25
G.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 26
1. Normalized Gain (g) ... 26
2. Uji Normalitas ... 26
vi
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 30 B. Pembahasan ... 34 V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 39 B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Distribusi Siswa dan Rata-rata Nilai Ulangan Mid Semester Ganjil Pada Setiap Kelas VII ... 20 Tabel 3.2 Pretest-Posttest With Control Group Design ... 21 Tabel 3.3 Uji Normalitas Data Gain Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa ... 27 Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa ... 31 Tabel 4.2 Data Gain Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa ... 32 Tabel 4.3 Rekapitulasi Uji Mann-Whitney Data Gain Nilai Kemampuan
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A.Perangkat Pembelajaran
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Pembelajaran
dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education ... 42 A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Pembelajaran
Konvensional ... 61 A.3 Lembar Kerja Kelompok (LKK) ... 85 B.Perangkat Tes
B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ... 114 B.2 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 115 B.3 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 116 B.4 Form Validasi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ... 119 C.Analisis Data
C.1 Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa ... 121 C.2 Data Nilai Hasil Pretest dan Posttest serta Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan Pendekatan Realistic
Mathematics Education ... 122 C.3 Data Nilai Hasil Pretest dan Posttest serta Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan Pembelajaran
Konvensional ... 123 C.4 Peringkat Gain Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education dan
Pembelajaran Konvensional ... 124 C.5 Uji Normalitas Data Gain Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa dengan Pendekatan Realistic Mathematics
Education ... 125 C.6 Uji Normalitas Data Gain Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
ix
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat terbentuk dengan diselenggarakannya pendidikan yang tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman namun tetap mengacu kepada dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2 kurikulum salah satu mata pelajaran yang perlu diperhatikan adalah matematika.
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada anak saat prasekolah sampai ke jenjang pendidikan formal yaitu mulai dari TK, SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan kemampuan pemecahan masalah. Salah satu kemampuan matematis yang perlu diperhatikan adalah kemampuan pemecahan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh Branca (Kesumawati, 2009: 485) bahwa kemampuan pemecahan masalah sebagai jantungnya matematika.
Siswa yang mempunyai kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik pasti memiliki keterampilan untuk membuat pilihan-pilihan dalam menyelesaikan berbagai masalah dengan menggunakan penalaran yang logis. Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan yang erat hubungannya dengan kehidupan, sehingga sangat penting untuk dikuasai oleh siswa. Namun pada kenyataannya, berdasarkan wawancara kepada beberapa guru di Lampung. Banyak siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang masih rendah. Hal itu dapat diketahui dari ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
3 (30%). Persentase ini menunjukkan bahwa pengetahuan, penerapan dan penalaran matematis siswa di Indonesia masih rendah. Pengetahuan mencakup fakta dan konsep yang perlu diketahui siswa. Penerapan berfokus pada kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman konsep. Penalaran tidak hanya menemukan solusi dari masalah rutin tetapi juga masalah nonrutin. Rendahnya pengetahuan dan penalaran ini membuat siswa mengalami kesulitan untuk menerapkannya dalam pemecahan masalah matematis.
Hal ini juga terjadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang memiliki rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis masih rendah. Hal tersebut didasarkan pada data nilai mid semester yang diperoleh dari SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada siswa kelas VII tahun pelajaran 2013-2014 dengan pokok bahasan bilangan dan pecahan. Hasil tes menunjukkan dari 258 siswa hanya 39 siswa yang nilainya mencapai KKM 65. Persentase kelulusan siswa dalam tes yang memuat kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematis ini hanya mencapai 15,1%. Pada soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan dalam tes ini hanya memuat dua indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu merancang model matematika dan menyelesaikan masalah, sedangkan dua indikator lainnya yaitu memahami masalah dan menafsirkan solusi tidak biasa dilakukan oleh siswa. Padahal indikator ini sangat penting dalam pemecahan masalah matematis.
4 Namun secara umum menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam penyampaian materi, pendekatan pembelajaran yang digunakan masih bersifat abstrak dan berpusat pada guru. Guru menjelaskan dengan metode ceramah, siswa mendengar sambil mencatat, dan siswa mengerjakan soal latihan yang mirip dengan contoh. Hal ini membuat siswa terlatih untuk menyimpulkan pembicaraan yang panjang menjadi inti. Namun, cenderung membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematis tidak berkembang secara optimal.
Hal penting yang harus dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis ini adalah dengan pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran matematika dari yang biasanya pembelajaran sangat abstrak dan teoritis menjadi pembelajaran yang konkrit berkaitan dengan kehidupan nyata dan kegiatan pembelajaran terpusat pada guru ke situasi dimana siswa menjadi pusat perhatian. Guru sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan siswa membangun matematika untuk mereka sendiri, tidak hanya mengikuti contoh-contoh tanpa mengerti konsep matematika.
5 Education sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika karena pendekatan ini menekankan pada aktivitas siswa dan berpijak dari hal yang riil bagi siswa. Dalam Realistic Mathematics Education proses berpikir siswa dimulai dari hal yang konkrit kemudian ke hal yang lebih abstrak.
Dalam mempelajari konsep atau materi lain yang berkaitan dengan matematika melalui masalah-masalah riil, siswa perlu mengembangkan sendiri cara menyelesaikan masalah. Hal tersebut dimaksudkan sebagai wahana untuk mengembangkan proses berpikir siswa, dari proses berpikir yang paling dikenal siswa, ke arah proses berpikir yang lebih formal. Jadi dalam pembelajaran guru tidak menjelaskan tentang cara penyelesaian masalah, tetapi siswa sendiri yang menemukan penyelesaian tersebut. Oleh karena itu dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Berdasarkan uraian di atas, pemilihan pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan studi eksperimen pada pembelajaran matematika dengan pendekatan Realistic Mathematics Education untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada jenjang SMP.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Ap h penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education dapat
6 Dari rumusan masalah di atas dapat dijabarkan pertanyaan penelitian, yaitu
“Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education lebih tinggi dari pembelajaran konvensional?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah 1) Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi terhadap perkembangan pembelajaran matematika, terutama pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui pendekatan Realistic Mathematics Education.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
7 E. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pendekatan Realistic Mathematics Education adalah bentuk pendekatan yang mengaitkan pembelajaran matematika dengan dunia nyata.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan ide-ide matematika untuk mencari solusi yang tepat dalam memecahkan masalah.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda sejak tahun 1971 di Institut Freudenthal. Institut ini didirikan oleh Profesor Hans Freudenthal (1905-1990), seorang penulis, pendidik, dan matematikawan. Menurut Freudenthal (Daryanto, 2013: 162) peserta didik tidak boleh dipandang sebagai passive receivers of ready-made mathematics (penerima pasif matematika yang sudah jadi) dan pendidikan harus mengarahkan peserta didik untuk menemukan kembali matematika dengan cara mereka sendiri.
9 pendekatan matematika yang mengembangkan suatu konsep matematika yang dimulai oleh siswa secara mandiri dengan memberikan peluang pada siswa untuk berkreasi mengembangkan pemikirannya. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan Realistic Mathematics Education merupakan bentuk pendekatan yang mengaitkan pembelajaran matematika dengan dunia nyata dan menekankan pada aktivitas siswa untuk mengembangkan pengetahuannya.
Suherman (2003: 144) menyatakan filosofi pendekatan Realistic Mathematics Education yaitu matematika bukanlah satu kumpulan aturan atau sifat-sifat yang sudah lengkap yang harus siswa pelajari. Siswa diberikan tugas-tugas yang mendekati kenyataan. Freudenthal (Suherman, 2003: 146) menyatakan bahwa
“Mathematics is human activity”, yaitu pembelajaran matematika menekankan pada aktivitas manusia. Pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education ini terpusat pada siswa dan didasari atas beberapa prinsip penerapan. Suherman (2003: 147) menyatakan lima prinsip utama dalam pendekatan Realistic Mathematics Education, yaitu sebagai berikut.
a. Didominasi oleh masalah-masalah dalam konteks, melayani dua hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika.
b. Perhatian diberikan pada pengembangan model-model, situasi, skema, dan simbol-simbol.
c. Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif, artinya siswa memproduksi sendiri dan mengkonstruksi sendiri (yang mungkin berupa alogaritma atau aturan), sehingga dapat membimbing para siswa dari level matematika informal menuju matematika formal.
d. Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika. e. Terdapat keterkaitan antar topik atau pokok bahasan.
10 kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika dengan caranya sendiri. Konsep matematika diharapkan muncul dari proses matematisasi. Wijaya (2011: 21) menyatakan terdapat dua macam proses matematisasi, yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Matematisasi horizontal merupakan proses berpikir dari dunia nyata ke dalam simbol-simbol matematika, sedangkan matematisasi vertikal merupakan proses berpikir yang terjadi di dalam matematika itu sendiri, misalnya penemuan cara penyelesaian soal, mengaitkan antar konsep-konsep matematis atau menerapkan rumus-rumus matematika.
Jadi dalam pembelajaran guru tidak memberikan informasi atau menjelaskan tentang cara penyelesaian masalah. Siswa sendiri yang menemukan penyelesaian tersebut dengan cara mereka sendiri. Oleh karena itu dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Berdasarkan pengertian, prinsip utama pendekatan Realistic Mathematics Education di atas, Hadi (2005) menyatakan langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pendekatan Realistic Mathematics Education ini adalah:
1. Memahami masalah riil
Guru memberikan masalah (soal) riil dan siswa diminta untuk memahami masalah tersebut.
2. Menyelesaikan masalah riil.
11 3. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban
Siswa diminta untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban mereka dalam kelompok kecil. Selanjutnya, hasil diskusi dibandingkan pada diskusi kelas yang dipimpin oleh guru. Tahap ini dapat digunakan untuk melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengaktifkan siswa melalui optimalisasi interaksi antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan sumber belajar.
4. Menarik Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan tentang konsep, definisi, teorema, prinsip atau prosedur matematika yang terkait dengan masalah riil yang baru diselesaikan.
Konsep pendekatan Realistic Mathematics Education sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki pembelajaran matematika yang didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Dalam pendekatan Realistic Mathematics Education menurut Daryanto (2013: 164) guru memiliki peran dalam pembelajaran sebagai berikut.
1. Guru hanya sebagai fasilitator.
2. Guru harus mampu membangun pengajaran secara interaktif.
3. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif menyumbang pada proses belajar dirinya dan secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan persoalan riil.
12 Lebih lanjut Daryanto (2013: 163) menyatakan implikasi dari pendekatan Realistic Mathematics Education sebagai berikut.
1) Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematik yang mempengaruhi belajar selanjutnya.
2) Siswa memperoleh pengetahauan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri.
3) Pembentukan pengetahuan merupakan proses perubahan yang meliputi penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali dan penolakan.
4) Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri berasal dari seperangkat ragam pengalaman.
5) Setiap siswa tanpa memandang ras, budaya dan jenis kelamin mampu memahami dan mengerjakan soal matematika.
Pendekatan Realistic Mathematics Education juga memiliki kelebihan. Suherman (2003: 143) mengemukakan bahwa pendekatan Realistic Mathematics Education mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut.
a. Matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak karena menyangkut kehidupan sehari-hari. b. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa.
c. Menekankan belajar matematika learning by doing.
d. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakan penyelesaian yang baku sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education yaitu sebagai berikut.
a. Tidak semua materi matematika dapat disajikan secara riil bagi siswa.
b. Membutuhkan waktu yang cukup lama agar siswa dapat menemukan konsep yang sedang dipelajari.
13 situasi t h y g “real” b g w dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut; 2) siswa mengembangkan model-model matematika terhadap persoalan/masalah yang diajukan dalam bentuk Lembar Kerja Kelompok (LKK); 3) membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Siswa menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya; 4) menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusi tentang konsep, definisi, teorema, dan prinsip atau prosedur matematika yang terkait dengan masalah yang diberikan; 5) memberikan tindak lanjut berupa PR atau tugas.
B. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang paling sering diterapkan oleh guru. Yamin (2013: 59) menyatakan bahwa pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang mengutamakan hasil yang terukur dan guru berperan aktif dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menghafal materi yang disampaikan oleh guru dan meteri pelajaran lebih didominasi tentang konsep, fakta, dan prinsip.
14 ide-idenya baik dalam memahami konsep maupun dalam memecahkan masalah.
Menurut Nining (Sukma, 2013: 15) pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut.
1) Murah biayanya karena media yang digunakan hanya suara guru sehingga guru lebih cepat dalam menyampaikan informasi;
2) Mudah mengulangnya kembali kalau diperlukan, sebab guru sudah menguasai apa yang telah diceramahkan;
3) Dengan penguasaan materi yang baik dan persiapan guru yang cermat bahan dapat disampaikan dengan cara yang sangat menarik, lebih mudah diterima dan diingat oleh siswa;
4) Memberi peluang kepada siswa untuk melatih pendengaran
5) Siswa dilatih untuk menyimpulkan pembicaraan yang panjang menjadi inti.
Pembelajaran konvensional yang diterapkan pada sekolah yang diteliti adalah suatu pembelajaran yang berpusat pada guru dengan metode ceramah dan pemberian tugas. Siswa dilatih untuk menyimpulkan pembicaraan yang panjang menjadi inti dan diberikan latihan soal-soal pemecahan masalah, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
C. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berbicara tentang kemampuan pemecahan masalah matematis, tentu tidak terlepas dari masalah itu sendiri. Masalah adalah suatu hal yang harus diselesaikan. Suherman (2003: 92) menyatakan bahwa masalah biasanya memuat situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara lang- sung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.
15 berbagai masalah. Berdasarkan standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP, 2006: 140), pembelajaran matematika memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luas, akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika, dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan matematika. Dengan demikian kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting dan perlu ditingkatkan di sekolah.
16 kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat berkembang secara optimal. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan strategi atau ide-ide matematika untuk mencari solusi yang tepat dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 (Armiati dan Febrianti, 2013: 583-584) dimuat beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu sebagai berikut.
1) Pemahaman masalah, 2) Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan, 3) Menyajikan masalah secara tematik dalam segala bentuk, 4) Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat, 5) Merencanakan strategi pemecahan masalah, 6) Membuat dan menafsirkan metode matematika dari suatu masalah, dan 7) Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.
Hal serupa juga diungkapkan oleh BNSP (2006: 140) kemampuan pemecahan masalah matematis meliputi kemamapuan (1) memahami masalah, (2) merancang model matematika, (3) menyelesaikan masalah, (4) menafsirkan solusinya. Indikator kemampuan pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator yang diungkapkan oleh BNSP.
D. Kerangka Pikir
17 Kemampuan ini penting untuk ditingkatkan karena merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang erat kaitanya dengan kehidupan. Penguasaan kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik berguna untuk membuat pilihan-pilihan dalam menyelesaikan berbagai masalah dengan menggunakan penalaran yang logis.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru matematika dan hasil mid semester kelas VII tahun pelajaran 2013-2014 di SMP N 8 Bandar Lampung, diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah dan perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan ini. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis terjadi karena siswa tidak terbiasa menuliskan hal-hal yang diketahui untuk memahami masalah dan menafsirkan solusi. Padahal aktivitas dalam memahami masalah sangat penting karena merupakan awal dari tingkat pemahaman siswa mengenai suatu masalah, sehingga dapat mencari solusi yang tepat dari setiap masalah yang diberikan, dan begitu pula untuk menafsirkan solusi yang tepat terhadap pembelajaran.
18 Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperlukan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan mengaitkan masalah kehidupan yang sifatnya konkrit bagi siswa. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan Realistic Mathematics Education. Pendekatan Realistic Mathematics Education sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika karena pendekatan ini menekankan pada aktivitas siswa dan berpijak dari hal yang riil bagi siswa. Dalam Realistic Mathematics Education proses berpikir siswa dimulai dari hal yang konkrit kemudian ke hal yang lebih abstrak.
Dalam mempelajari konsep yang berkaitan dengan matematika melalui masalah-masalah riil, siswa perlu mengembangkan sendiri cara menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Hal tersebut dimaksudkan sebagai wahana untuk mengembangkan proses berpikir siswa, dari proses berpikir yang paling dikenal siswa, ke arah proses berpikir yang lebih formal. Jadi dalam pembelajaran guru tidak menjelaskan tentang cara penyelesaian masalah, tetapi siswa sendiri yang menemukan penyelesaian tersebut dengan cara mereka sendiri.
19 E. Anggapan Dasar
Penelitian ini, bertolak pada anggapan dasar sebagai berikut:
1. Setiap siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung semester genap tahun Pelajaran 2013-2014 memperoleh materi pelajaran matematika sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa selain pendekatan Realistic Mathematics Education dan pembelajaran konvensional dianggap memiliki kontribusi yang sama.
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hipotesis Umum
Penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
2. Hipotesis Kerja
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang terletak di Jl.Untung Suropati Gg. Bumimanti II No.16 Kampung Baru, kota Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 258 siswa yang terdistribusi dalam sebelas kelas (VII A-VII K) seperti pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Distribusi Siswa dan Nilai Mid Semester Siswa Kelas VII
No. Kelas Jumlah Siswa Rata-Rata Nilai MID Semester
1 VII A 23 52,1
2 VII B 23 48,6
3 VII C 24 51,3
4 VII D 23 45,0
5 VII E 25 27,8
6 VII F 23 37,7
7 VII G 24 38,1
8 VII H 24 36,4
9 VII I 23 42,4
10 VII J 22 35,4
11 VII K 24 32,8
Jumlah Populasi 258 447,6
Nilai Rata-rata Populasi 40,6
Sumber: Data sekolah
21 bahwa sampel diajar oleh guru yang sama dan mempunyai rata-rata nilai mid semester tahun pelajaran 2013-2014 yang relatif sama. Kemudian dipilih dua kelas dari tiga kelas yang diajar oleh guru yang sama dan diperoleh kelas VII F sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education dan kelas VII G sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest with control group design.
Tabel 3.2 Pretest-Posttest with Control Group Design
Group Pretest Treatment Posttest
Experiment O X1 O
Control O X2 O
Sumber: (Fraenkel dan Wallen, 1993: 248) Keterangan:
X1 : perlakuan dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics
Education.
X2 : perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
O : tes yang diberikan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
22 C. Prosedur Penelitian
Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, penelitian
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Penelitian pendahuluan, yaitu melihat kondisi di lapangan seperti jumlah kelas, jumlah siswa, karakteristik siswa, masalah yang dihadapi siswa, serta cara mengajar guru matematika.
2. Menentukan populasi dan sampel penelitian.
3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang pokok bahasan segitiga dan segiempat dengan pendekatan Realistic Mathematics Education dan pembelajaran konvensional.
4. Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education.
5. Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4–5 orang siswa berdasarkan data hasil ulangan mid semester ganjil matematika tahun pelajaran 2013-2014. Data tersebut digunakan sebagai acuan pembagian kelompok agar kelompok yang terbentuk heterogen.
6. Menyiapkan instrumen penelitian dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi yang sesuai dengan indikator pembelajaran dan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa serta kunci jawaban instrumen dan aturan penskorannya.
7. Menguji validitas instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Setelah dinyatakan valid, instrumen tes kemudian diujikan kepada siswa yang
23 8. Menganalisis instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis
setelah dilakukan uji coba untuk mengetahui reliabilitas.
9. Melaksanakan pretest pada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebelum pembelajaran. 10. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan pendekatan
Realistic Mathematics Education pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
11. Melaksanakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat data nilai akhir kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
12. Mengolah dan menganalisis data gain. 13. Menyusun laporan.
D. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education dan pembelajaran konvensional yang terdiri dari: (1) data awal berupa nilai yang diperoleh melalui pretest pada awal penelitian, (2) data akhir berupa nilai yang diperoleh melalui posttest pada akhir penelitian, dan (3) data gain nilai.
E. Teknik Pengumpulan Data
24 diberikan pada awal penelitian (pretest) dan akhir penelitian (posttest) kepada kedua kelas sampel. Tes yang diberikan bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pendekatan Realistic Mathematics Education dan pembelajaran konvensional.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dalam bentuk soal uraian. Penyusunan soal tes dan kisi-kisi tes disesuaikan dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang diukur adalah kemampuan siswa dalam memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi.
a. Validitas Isi
Validitas isi menunjukkan sejauh mana instrumen dapat mencerminkan keseluruhan isi yang hendak diukur. Validitas isi dari tes kemampuan pemecahan masalah matematis dapat diketahui dengan melihat apakah indikator kemampuan pemecahan masalah matematis sudah terwakili secara nyata dalam tes tersebut atau belum. Salah satu syarat tes dikategorikan valid jika butir-butir tesnya telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian
guru mitra.
Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan
kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa
25
terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang digunakan untuk mengambil data telah
memenuhi validitas isi (Lampiran B.4). Setelah semua butir soal dinyatakan valid, maka instrumen tes diujicobakan. Uji coba dilakukan pada kelas yang sudah mempelajari materi segitiga dan segiempat, yaitu VIII F. Setelah diujicobakan, langkah selanjutnya adalah mengukur tingkat realiabilitas. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian diolah dengan menggunakan bantuan Software Microsoft Excel untuk mengetahui reliabilitas tes.
b. Reliabilitas Tes
Perhitungan reliabilitas instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis dicari dengan menggunakan rumus Alpha (Sudijono, 2008: 208) sebagai berikut.
r
= koefisien reliabilitas instrumen tesn
. = banyaknya butir item
2b
.= jumlah varians dari tiap-tiap butir item tes
2
t
= varians total.Sudijono (2008: 209) berpendapat bahwa suatu tes memiliki reliabilitas tinggi (reliabel) apabila koefisien reliabilitas tesnya sama dengan atau lebih besar dari-pada 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa koefisien reliabilitas tes adalah 0,71 (Lampiran C.1). Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes memiliki reliabilitas yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis validitas dan reliabilitas instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis
26
dengan kompetensi dasar dan indikator kemampuan pemecahan masalah
matematis. Selain itu, soal yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga instrumen tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
G.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang dilaksanakan berupa pretest dan postest. Data yang diperoleh dari hasil pretest dan postest dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap normalized gain dari kedua kelas dengan bantuan Software Microsoft Excel. Adapun analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Normalized Gain (g)
Normalized gain dihitung setelah diperoleh hasil pretest dan posttest dari kedua kelas. Rumus normalized gain (g) (Hake, 1999: 1) adalah sebagai berikut.
g
=
––
2. Uji Normalitas
27 dalam penelitian ini adalah uji Kuadrat. Rumusan hipotesis untuk uji Chi-Kuadrat (Sudjana, 2005: 273) adalah sebagai berikut.
H0 : sampel data gain nilai berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : sampel data gain nilai berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Statistik uji Chi-Kuadrat dihitung dengan rumus:
2E = frekuensi yang diharapkan. k = banyaknya kelas interval.
Dengan taraf signifikan , terima H0 jika x2 x2(1)(k3),dan tolak H0
jika x2 x2(1)(k3).
Uji normalitas data gain nilai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dilakukan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Adapun rekapitulasi perhitungannya disajikan pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Uji Normalitas Data Gain Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Kelas Keputusan Uji
Pendekatan Realistic Mathematics
Education 5,46 5,99 H0 diterima
Pembelajaran Konvensional 8,62 H0 ditolak
28
= 5%, yang berarti H0 diterima dan pada pembelajaran konvensionalyang berarti H0 ditolak. Dengan demikian, data gain nilai kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan pada pembelajaran konvensional berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran C.5 dan C.6.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas data, analisis berikutnya adalah menguji hipotesis. Berdasarkan hasil uji prasyarat, data gain nilai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan pada pembelajaran konvensional berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal maka untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney (Djarwanto, 1996: 226-228) dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
a. Hipotesis
Hipotesis uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
29 H1: Rank peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
mengikuti pendekatan Realistic Mathematics Education lebih tinggi dari pembelajaran konvensional.
b. Mengurutkan data tanpa memperhatikan kategori sampelnya. c. Menjumlahkan peringkat masing-masing sampel.
d. Menghitung statistik U
U = 1 1 1
n1 = banyaknya siswa dari kelas pendekatan Realistic Mathematics Education. n2 = banyaknya siswa dari kelas pembelajaran konvensional.
R1 = jumlah peringkat yang diberikan pada sampel dengan jumlah n1.
R2 = jumlah peringkat yang diberikan pada sampel dengan jumlah n2.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education lebih tinggi dari pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, guru
dapat menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education sebagai salah satu alternatif pembelajaran di kelas.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education lebih tinggi dari pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, guru
dapat menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education sebagai salah satu alternatif pembelajaran di kelas.
40
DAFTAR PUSTAKA
Armiati, M. dan Febrianti, H. 2013. Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 9 Padang. Prosiding Semirata, hal. 583–590. Bandar Lampung: FMIPA Unila.
BNSP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: BNSP.
Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.
Djarwanto. 1996. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Yogyakarta: Liberty.
Fitriana, Hanny. 2010. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. [Online]. Tersedia:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1047/1/98042-HANNY-FITRIANA-FITK.pdf. [10 Juni 2014].
Fraenkel, Jack and Wallen, Norman E. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Singapura: McGraw-Hill.
Hadi, Sutarto. 2005. Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Tulip.
Hake, R. 1999. Analizing Change/Gain Score. [Online] Tersedia: Http://www.physics.indiana.edu/-sdi/AnalizingChange-Gain.pdf.
[15 Desember 2013].
Izzati, Nur. 2009. Berpikir Kreatif dan Kemempuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya pada Peserta Didik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematik, hal. 49-60. [Online]
Tersedia: http://publikasi.stkipsili-wangi.ac.id/files/2012/09/Prosiding-Seminar-Nasional-Pendidikan-Matematika.pdf. [13 Maret 2014].
41 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. [Online]
Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/7049/1/P34Dra.NilaKesumawati.pdf. [13 November 2013].
Muchlis, Effie Efrida. 2012. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas II SD Kartika 1.10 Padang. Jurnal Exacta, volum X, nomor 2, halaman 136-139. [Online]. Tersedia: http://repository.unib.ac.id/519/1/Effie Efrida Mukhlis.pdf [13 November 2013].
Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, Pierre, and Arora, Alka. 2012. Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2011 International Result in Mathematics. Boston: TIMSS and PIRLS International Study Center.
Soejadi. 2002. Pemanfaatan Realitas Dan Lingkungan Dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tasito.
Suherman, Erman. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Sukma, Yusmayri. P. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Batanghari Tahun Pelajaran 2012/2013). Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Syaiful. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Edumatica, volume 2, nomor 01, halaman 36-44. [Online]. Tersedia:
http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/edumatica/article/download/603/53 7[ 10 Juni 2014].
Widiyanti, Teti. 2011. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.