Nani Pahini
ABSTRAK
PENGARUH SKILL MULTIREPRESENTASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA
MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE
Oleh
NANI PAHINI
Banyak siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan rumit karena terlalu banyak menggunakan rumus-rumus dan pengembangan konsep sehingga siswa lebih banyak merepresentasikan fisika hanya secara matematik. Siswa cenderung kesulitan untuk mengubah makna konsep tersebut ke dalam bentuk representasi yang lain. Pada dasarnya, siswa memiliki kemampuan seluas samudera, sehingga sesungguhnya siswa memiliki skill dalam merepresentasikan sebuah konsep fisika dalam berbagai bentuk representasi, hanya tinggal
Nani Pahini kemudian diuji normalitas dan linieritasnya sebagai prasyarat uji regresi linier sederhana dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal dan linier. Hasil uji regresi linier sederhana yang dilakukan menunjukkan nilai R square sebesar 0,393 yang berarti bahwa pengaruh skill multirepresentasi terhadap hasil belajar siswa sebesar 3,93% dengan koefisien korelasi yang positif sebesar 0,627 menunjukkan kedua variabel tersebut memiliki tingkat hubungan yang kuat dengan persamaan regresi Y = 19,752 + 0,845X. Hasil analisis data juga menunjukkan nilai thitung sebesar 4,477 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,045 dan signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa skill multirepresentasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar fisika.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kepahiang pada tanggal 19 September 1992. Anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Panut dan Ibu Eni Paridah. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1996 di TK Perwanida Kepahiang dan diselesaikan pada tahun 1997. Penulis menyelesaikan pendidikan selanjutnya di SD Negeri 4 Pringsewu pada tahun 2004, SMP Negeri 4 Pringsewu pada tahun 2007, dan SMA Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Ujian Masuk Lokal.
Pada tahun 2013, penulis menjadi asisten dosen pada mata kuliah Dasar-dasar dan Perancangan Evaluasi Pendidikan untuk program studi Pendidikan Fisika. Pada tahun yang sama penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MAN Krui di Desa Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat.
MOTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (QS. Al-Insyiraah: 6-8 )
Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri
(HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Siapapun yang tidak mencintai ilmu, maka tidak ada kebaikan dalam dirinya, maka jangan sampai kita menjadi kenalan atau temannya
(Imam Asy-Syafie)
Kekhawatiran tidak menjadikan bahaya membesar, hanya dirimu yang mengerdil. Tenanglah semata karena Allah bersamamu, maka tugasmu hanya
berikhtiar dan di sanalah pahala syurga menantimu (Salim A. Fillah)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda kasih sayang, cinta, dan terima kasih penulis kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa menyebut nama penulis dalam setiap untaian doa, yang telah mendidik dan membimbing penulis, dan yang selalu mendukung penulis. Semoga Allah memberikan keberkahan pada keduanya dan keluarganya, serta kesempatan kepada penulis untuk selalu memberikan yang terbaik dan membahagiakan keduanya.
2. Kakak-kakak dan Ayuk tersayang, Ginanjar Niscoyo, Wari Wagito, Trisna Dinata, dan Puji Sumanti yang senantiasa menginspirasi.
3. Keluarga besar penulis, serta sahabat terkasih yang senantiasa membersamai dan menginspirasi penulis.
4. Keluarga besar Pendidikan Fisika.
SANWACANA
Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam.
Ungkapan syukur atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Skill Multirepresentasi terhadap Hasil Belajar Fisika pada Model Pembelajaran EXCLUSIVE”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan
5. Bapak Wayan Suana, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing II atas keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, dan inspirasi.
6. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan dan saran untuk perbaikan skripsi. 7. Seluruh Dosen Pendidikan Fisika yang telah berjasa memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
8. Dosen Pengampu Mata Kuliah Kependidikan dan Mata Kuliah Umum yang juga telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
9. Bapak Drs. Yulizar, M.M., selaku Kepala SMA Negeri 1 Pringsewu beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10.Bapak Warsana, S.Pd., selaku guru mitra dan siswa-siswi 2A MIA SMA Negeri 1 Pringsewu atas kelembutan, semangat, bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
11.Bapak dan Ibu Guru, serta Staf Tata Usaha SMA N 1 Pringsewu atas keharmonisannya selama penelitian ini dilaksanakan.
12.Bapak dan Ibu, Kakak-kakak, dan Ayuk teristimewa yang tak akan pernah tergantikan kehangatannya dikeluarga sederhana yang penuh cinta.
13.Vita N. Hidayati, Esy Andriyani, Sabila Husna, Agra Maysa, Fahita A., Mita R., Aisyiah R. Ferani, Titis Nindia S. A., Siska F. Anita, Devi Susilawati, Atika C. Rini, Anis Fauziah, Desta Indriana, Fera Syeliyani, Siska Lucky, Sholiha Asem Niann, serta sahabat sejiwa yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah menyengatkan jutaan kebaikan.
Prastiwi, Ratri S. Pertiwi, Kadek C.S. Putri, Imas S.E. Galih, Rosita K., Rika Syafitri, Cory Frisca, Shela Maulita, Novelly I., Liza Fitri, Meitikasari,
Farahita M.C. Dewi, Vandan W., dan Laskar Putra Kelas B, serta rekan-rekan Pendidikan Fisika 2010 Kelas A. Kita ada untuk saling melengkapi dan menyempurnakan.
15.Kakak dan adik tingkat Keluarga Besar Pendidikan Fisika Bersatu.
16.Keluarga Besar Himasakta Berseri 2012-2013: Santi A., Tizha, Ayu W., N, Ibu Nu, Sabila, Adik Silo, Mbul Oktia, Kak Destra, MU, Ana, Fadilla Amel, dan Laskar Putra Berseri, serta rekan-rekan pengurus yang menakjubkan. 17.Keluarga Besar UKMF FPPI FKIP Unila, Himasakta FKIP Unila, dan Badan
Eksekutif Mahasiswa FKIP Unila. Jazaakumullahu biahsanal jazaa.
18.Sahabat seperjuangan KKN dan PPL Kampung Jawa – Pesisir Tengah – Krui, Ani Aminah, Anita S., Dona Ratnasari, Dwi A. Sari, Erni Oftika, Galuh Mulyani, Bachtiar A. P., Edi Makmur, dan Luki Nugroho.
19.Serta semua pihak yang telah membantu penulis sejak mengawali kuliah hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta membalas semua kebaikan yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, Aamiin.
Bandar Lampung, Juni 2014 Penulis
i DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Konsep Multirepresentasi ... 6
2. Hasil Belajar ... 12
3. Model Pembelajaran EXCLUSIVE ... 15
B. Kerangka Pemikiran ... 22
C. Hipotesis ... 24
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
B. Desain Penelitian ... 25
C. Instrumen Penelitian... 26
D. Analisis Instrumen ... 26
ii
2. Uji Reliabilitas ... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ... 28
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 29
1. Analisis Data ... 29
2. Pengujian Hipotesis ... 29
a. Uji Normalitas ... 29
b. Uji Linieritas ... 30
c. Uji Regresi Linier Sederhana ... 30
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 32
a. Uji Validitas Soal Skill Multirepresentasi ... 33
b. Uji Validitas Soal Hasil Belajar ... 33
c. Uji Reliabilitas Soal Skill Multirepresentasi ... 34
d. Uji Reliabilitas Hasil Belajar ... 35
2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 35
3. Data Hasil Penelitian ... 40
a. Data Kuantitatif Skill Multirepresentasi ... 40
b. Data Kuantitatif Hasil Belajar ... 40
4. Hasil Uji Analisis Data ... 41
a. Hasil Uji Normalitas ... 41
b. Hasil Uji Linieritas ... 42
c. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 43
iii LAMPIRAN
1. Silabus ... 52
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 56
3. Buku Siswa ... 71
4. LKK I: Suhu dan Pemuaian ... 88
5. LKK II: Kalor dan Pengaruh Kalor ... 92
6. LKK III: Perpindahan Kalor ... 96
7. Kisi-kisi Soal Skill Multirepresentasi... 100
8. LP 1: Soal Skill Multirepresentasi... 105
9. Rubrikasi Penilaian Skill Multirepresentasi ... 110
10.Kisi-kisi Soal Hasil Belajar ... 113
11.LP 2: Soal Hasil Belajar ... 119
12.Rubrikasi Penilaian Hasil Belajar ... 121
13.Data Hasil Uji Instrumen Soal Skill Multirepresentasi ... 124
14.Data Hasil Uji Instrumen Soal Hasil Belajar ... 125
15.Hasil Uji Validitas Soal Skill Multirepresentasi ... 126
16.Hasil Uji ValiditasSoal Hasil Belajar... 127
17.Hasil Uji Reliabilitas Soal Skill Multirepresentasi ... 130
18.Hasil Uji ReliabilitasSoal Hasil Belajar ... 131
19.Data Hasil Skill Multirepresentasi ... 132
20.Data Hasil Belajar ... 133
21.Hasil Uji Normalitas Skill Multirepresentasi – Hasil Belajar ... 134
22.Hasil Uji Linieritas Skill Multirepresentasi – Hasil Belajar... 135
iv DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kriteria Penilaian QCAI ... 11
2.2 Kriteria hasil belajar siswa ... 14
4.1 Hasil Uji Validitas Soal Skill Multirepresentasi ... 33
4.2 Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar ... 34
4.3 Hasil Uji Reliabilitas Soal Skill Multirepresentasi ... 34
4.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar ... 35
4.5 Klasifikasi Skill Multirepresentasi ... 40
4.6 Klasifikasi Hasil Belajar ... 41
4.7 Hasil Uji Normalitas ... 41
4.8 Hasil Uji Linieritas ... 42
v DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Diagram Fungsi Representasi (Ainswort, 1999) ... 7
2.2 Siklus Model Pembelajaran EXCLUSIVE ... 17
2.3 Prinsip Intekasi Model Pembelajaran EXCLUSIVE ... 18
2.4 Bagan Paradigma Pemikiran ... 23
4.1Persentase Skill Multirepresentasi Siswa ... 44
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu fisika mempelajari tentang gejala-gejala alam yang dapat dibuktikan secara eksperimental dan secara matematis melalui berbagai simbol-simbol. Mata pelajaran fisika di SMA menuntut siswa memiliki kemampuan
konseptual dan analisis untuk menemukan sebuah konsep baru. Kebanyakan siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan rumit karena terlalu banyak menggunakan rumus-rumus dan pengembangan konsep. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep yang diajarkan menyebabkan siswa belum bisa mengubah makna konsep tersebut ke dalam bentuk representasi yang lain.
Selama ini, kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran fisika hanyalah kumpulan dari berbagai rumus sehingga siswa lebih banyak
merepresentasikan fisika hanya secara matematik. Seperti kisah Masatoshi Koshiba, peraih penghargaan Nobel Fisika 2002, memiliki nilai fisika sangat
rendah dan mendapat “cap kehinaan” dari gurunya saat SMA: Koshiba tidak
2 representasi yang berbeda bukan hanya secara matematik hingga akhirnya dia malah mendapat penghargaan Nobel Fisika pada 2002.
Pada dasarnya, siswa memiliki kemampuan seluas samudera dan memiliki kecerdasan berbeda-beda yang misterius (Chatib, 2012: 79). Oleh karena itu, siswa pun belajar dengan cara yang berbeda pula sesuai dengan jenis
kecerdasannya. Hal ini menjadi salah satu alasan bahwa sesungguhnya siswa memiliki kemampuan (skill) dalam merepresentasikan atau menyajikan sebuah konsep fisika dalam berbagai format/ bentuk representasi, seperti deskripsi verbal, gambar/ diagram, grafik, matematik, dan simulasi komputer.
Dengan mengetahui berbagai skill siswa dalam merepresentasikan sebuah konsep diharapkan mampu mempengaruhi hasil belajar siswa, karena format/ bentuk representasi yang berbeda, masing-masing memiliki kesesuaian dengan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Representasi grafik, dapat digunakan untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel, untuk membandingkan atau memperjelas. Dengan verbal, siswa mendapatkan informasi tentang definisi dan penjelasan konsep sehingga menstimulasi siswa untuk menggunakan penalarannya dan mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan masalahnya. Sedangkan persamaan matematik dapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan empiris.
3 fenomena dengan berbagai cara akan memudahkan orang tersebut memahami hal tersebut dengan baik. Ide ini konsisten dengan beberapa hasil studi yang dilakukan terhadap efektivitas representasi multimodal dalam pembelajaran físika, yang akan memberikan peluang siswa memahami konsep físika melalui berbagai cara yang mempengaruhi proses kognitif dalam dirinya (Abdurrahman, 2013).
Pembelajaran fisika yang baik menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam merepresentasikan konsep dalam berbagai cara, agar siswa lebih mudah memahami konsep yang diajarkan sehingga memiliki hasil belajar yang optimal. Materi yang dipilih untuk penelitian ini adalah suhu dan kalor, karena untuk menguasai aplikasi materi ini cukup sulit dan materi ini dapat direpresentasikan dalam berbagai cara. Model pembelajaran yang interaktif dan membangkitkan keaktifan siswa sangat diperlukan untuk menjadikan materi yang disampaikan lebih mudah dipahami.
Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran EXCLUSIVE yang merupakan akronim dari exploring, clustering, simulating, valuing, and evaluating. Sintaks model ini cocok untuk konsep atau materi pelajaran fisika yang membutuhkan kegiatan belajar berkelompok, yang akan memudahkan siswa untuk bertukar pendapat
4 Berdasarkan uraian di atas, maka telah dilakukan penelitian untuk melihat seberapa besar pengaruh skill multirepresentasi tersebut terhadap hasil belajar fisika dengan materi pokok suhu dan kalor pada model pembelajaran
EXCLUSIVE dengan judul “Pengaruh Skill Multirepresentasi Siswa terhadap Hasil Belajar Fisika pada Model Pembelajaran EXCLUSIVE”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh skill multirepresentasi siswa terhadap hasil belajar fisika pada model pembelajaran EXCLUSIVE?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh skill multirepresentasi siswa terhadap hasil belajar fisika pada model pembelajaran EXCLUSIVE.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi guru dan calon guru, dapat mengetahui pengaruh skill
multirepresentasi terhadap hasil belajar siswa dalam menyajikan materi pembelajaran.
5 E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:
1. Skill Multirepresentasi merupakan kemampuan untuk menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk, yang berarti mempresentasikan ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, yang digunakan pada penelitian ini berupa representasi verbal, gambar, grafik, dan matematis.
2. Hasil belajar fisika merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai hasil belajar berdasarkan hasil tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar aspek kognitif yang ditunjukkan oleh nilai yang diperoleh siswa setelah diberi tes.
3. Model pembelajaran EXCLUSIVE merupakan model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang merupakan akronim dari Exploring, Clustering, Simulating, Valuing and Evaluating, yang menjadi sintaks pembelajaran.
4. Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas 2A MIA (Matematika dan Ilmu Alam) SMA N 1 Pringsewu Semester Genap Tahun Ajaran 2013 – 2014. 5. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi pokok Suhu dan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Konsep Multirepresentasi
Dalam psikologi matematika, representasi bermakna deskripsi hubungan antara objek dengan simbol (Hwang dkk., 2007).
Penggunaan representasi dengan berbagai cara atau mode representasi untuk merepresentasikan suatu fenomena disebut multiple representasi. Waldrip, dkk. (2006:86) mendefinisikan multiple representasi sebagai praktik merepresentasikan kembali (re-representing) konsep yang sama melalui berbagai bentuk, yang mencakup mode-mode representasi deskriptif (verbal, grafik, tabel), eksperimental, matematis, figurative (pictorial, analogi, dan metafora), kinestetik, visual dan/atau mode mode aksional-operasional. Contohnya siswa dapat merepresentasikan suatu objek nyata dalam representasi gambar, permasalahan yang sedang dihadapi maka penggabungan representasi tersebut saling melengkapi sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep dan
7 Multirepresentasi memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai pelengkap, pembatas interpretasi, dan pembangun pemahaman (Ainswort, 1999). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 2.1:
Gambar 2.1 Diagram Fungsi Representasi (Ainswort, 1999)
Berdasarkan Gambar 2.1, fungsi multirepresentasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Multirepresentasi digunakan untuk memberikan representasi yang berisi informasi pelengkap.
a) Multirepresentasi melengkapi proses untuk mendapatkan penjelasan mengenai suatu konsep tertentu atau dalam
memecahkan soal fisika. Penjelasan secara verbal melalui teks Fungsi Multirepresentasi
Pelengkap Membatasi Membangun
8 akan menjadi lebih mudah dipahami ketika dilengkapi gambar atau grafik yang relevan dengan informasi yang sedang dibicarakan. b) Multirepresentasi melengkapi informasi. Multirepresentasi
berfungsi untuk menyampaikan informasi dalam bentuk yang berbeda. Multirepresentasi digunakan untuk melengkapi suatu representasi yang tidak mencukupi untuk menyampaikan informasi atau mungkin terlalu sulit bagi siswa untuk mengartikan
representasi tersebut.
2) Multirepresentasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasi dalam menggunakan representasi lain. Hal ini dapat dicapai melalui dua cara yaitu, memanfaatkan representasi yang bisa dikenal untuk mendukung interpretasi yang kurang bisa dikenal atau lebih abstrak dan menggali sifat-sifat inheren satu representasi untuk membatasi interpretasi representasi kedua.
3) Multirepresentasi dapat digunakan untuk mendorong siswa membangun pemahaman yang lebih dalam. Pada fungsi ini, multirepresentasi dapat digunakan untuk meningkatkan abstraksi, membantu generalisasi, dan membangun hubungan antar representasi. Meningkatkan abstraksi yaitu dengan menyediakan beragam
representasi sehingga siswa dapat mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri. Multirepresentasi untuk membantu generalisasi antara lain menggunakan berbagai bentuk representasi untuk menyediakan
9 hubungan antar representasi digunakan untuk meningkatkan abstraksi dan membantu generalisasi.
a. Format-format Representasi
Yusup (2009: 2) menyatakan Dalam fisika ada beberapa format representasi yang dapat dimunculkan, format-format tersebut antara lain:
a) Deskripsi Verbal
Untuk memberikan definisi dari suatu konsep, verbal adalah satu cara yang tepat yang dapat digunakan.
b) Gambar/ diagram
Gambar dapat membantu memvisualisasikan sesuatu yang masih bersifat abstrak. Dalam fisika banyak bentuk diagram yang sering digunakan antara lain, diagram gerak, diagram benda bebas (free body diagram), diagram garis medan (field line diagram), diagram rangkaian listrik (electrical diagram circuit), diagram sinar (ray diagram), diagram muka
gelombang (wave front diagram), dan diagram keadaan energi (energy state diagram)
c) Grafik
Penjelasan dari suatu konsep dapat kita representasikan dalam bentuk grafik. Oleh karena itu, kemampuan membuat dan membaca grafik adalah keterampilan yang sangat diperlukan. Grafik balok energi (energy bar chart), grafik balok momentum (momentum bar chart), merupakan grafik yang sering digunakan dalam merepresentasikan konsep-konsep fisika.
d) Matematik
Untuk penyelesaian persoalan kuantitatif, representasi matematik sangat diperlukan. Namun penggunaan representasi kuantitatif ini akan banyak ditentukan
keberhasilannya oleh pengguna representasi kualitatif secara baik. Pada proses tersebut tampaklah bahwa siswa tidak seharusnya menghapalkan semua rumus-rumus atau persamaan matematik.
Berbagai representasi yang telah disebutkan di atas dapat
10 yang baik untuk siswa memahami suatu pelajaran, sebab berbagai representasi dapat memunculkan kemampuan-kemampuan lain dari penggabungan banyak penyampaian. Dengan adanya berbagai format representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi maka penggabungan representasi tersebut saling melengkapi sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep dan menyelesaikan masalah.
b. Alasan Penggunaan Multirepresentasi
Ada beberapa alasan pentingnya menggunakan multirepresentasi dalam pembelajaran menurut Yusup (2009: 2):
a) Multi kecerdasan (multiple intelligences)
Menurut teori multi kecerdasan, orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasannya. Representasi yang berbeda-beda memberikan kesempatan belajar yang optimal dari setiap jenis kecerdasan.
b) Visualisasi bagi otak
Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik seringkali dapat divisualisasi dan dipahami lebih baik dengan
menggunakan representai konkret.
c) Membantu mengonstruksi representasi tipe lain Beberapa representasi konkret membantu dalam mengkonstruksi representasi yang lebih abstrak
d) Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran kualitatif Penalaran kualitatif seringkali terbantu dengan penalaran yang lebih konkret
e) Representasi matematik yang abstrak digunakan untuk penalaran
11 Dalam multirepresentasi, tujuan memecahkan soal fisika adalah
merepresentasi proses secara fisik melalui berbagai cara verbal, diagram, grafik, dan persamaan-persamaan matematik. Deskripsi verbal yang abstrak dihubungkan dengan representasi matematik yang abstrak oleh representasi gambar dan diagram fisik yang lebih mudah.
c. Instrumen Skill Multirepresentasi
Pada kuantitas nilai, penilaian didasarkan pada seberapa banyak penyajian atau representasi dari solusi jawaban. Peneliti meninjau solusi jawaban siswa dan memberikan penilaian untuk tiap-tiap siswa secara individu setelah diskusi. Penilaian didasarkan pada seberapa baik solusi jawaban yang diberikan. Pengevaluasian solusi jawaban siswa berdasarkan Solution Quality Evaluation Criteria, yang merupakan hasil revisi dari penelitian konsep evaluasi QCAI. Skor diatur ke dalam 5 kategori (level 1 sampai dengan 5), dapat dilihat pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian QCAI
Solution Quality Evaluation Criteria
Level Kriteria
5 Benar, persamaan matematik dan verbal, atau penjelasan grafik/ gambar benar dan lengkap
4 Benar, persamaan matematik dan verbal, atau penjelasan grafik/ gambar benar tetapi tidak lengkap
3 Benar, persamaan matematik benar tetapi tidak ada penjelasan verbal atau penjelasan grafik/ gambar 2
Tidak benar, persamaan matematik baik tetapi jawaban tidak benar. Atau, jawaban benar tetapi tidak ada proses matematik
12 2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui
keberhasilan belajar seseorang. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.
Dalam perkembangannya, hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan guru dalam mengajar. Hal ini terlihat dari apa yang telah dicapai siswa, dan keberhasilan siswa dalam memahami dan mengerti konsep serta materi yang telah diajarkan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan
ungkapan Sanjaya (2009: 138), ukuran keberhasilan pembelajaran adalah sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, dan siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang dipelajarinya.
Hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar-mengajar antara guru dan siswa. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Hamalik (2004: 30), hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:
1) Pengetahuan,
13 Hasil belajar dikatakan betul-betul baik jika memenuhi dua prinsip atau ciri (Sardiman, 2007: 49-50) sebagai berikut:
a) Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. Kalau hasil pengajaran itu tidak tahan lama dan lekas menghilang, berarti hasil belajar itu tidak efektif.
b) Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”.
Pengetahuan hasil proses belajar-mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat memengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.
Sistem pendidikan nasional dan rumusan tujuan pendidikan; baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional pada umumnya menggunakan klasifikasi hasil belajar Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas enam aspek, yakni: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
14 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa (Sudjana, 2005: 22). Menurut Nasution (2006: 36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan tingkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran dimana hasil belajar dapat dinyatakan dalam dua bentuk pengukuran yaitu dalam bentuk angka maupun dalam bentuk tingkah laku.
Amir dalam Arikunto (2007: 32) menyatakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan dalam bentuk angka. Untuk mengetahui kriteria hasil belajar siswa terhadap pedoman dapat dilihat pada Tabel 2.2:
Tabel 2.2 Kriteria Hasil Belajar Siswa
Nilai Siswa Kualifikasi Nilai
80-100 Sangat Baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
15 3. Model Pembelajaran EXCLUSIVE
Dewasa ini telah banyak dikembangkan model pembelajaran guna membantu Guru dalam menyajikan pembelajaran yang terstruktur, sistematis, dan menarik, salah satunya yaitu model pembelajaran EXCLUSIVE. EXCLUSIVE yang merupakan akronim dari exploring, clustering, simulating, valuing, and evaluating. Abdurrahman dkk. (2012: 217) memaparkan bahwa model pembelajaran EXCLUSIVE merupakan model pembelajaran tematik yang dikembangkan berdasarkan kerangka model Sudiarta (Sudiarta, 2005) yaitu model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistimatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik
Model pembelajaran EXCLUSIVE berguna dalam mengkaji informasi dari fakta atau fenomena yang ada di lingkungan sekitar dan terkait dengan pengalaman nyata siswa sehari-hari (Abdurrahman dkk., 2012: 218). Model ini dikembangkan berbasis teori konstruktivisme, yaitu salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstrusi (bentukan) kita sendiri.
a. Sintaks Model Pembelajaran EXCLUSIVE
16 Fase 1 : Exploring
Setelah apersepsi dan memotivasi singkat mengenai tema yang akan dipelajari, siswa dibagi menjadi menjadi beberapa kelompok dimana masing-masing kelompok mempunyai tugas untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan informasi rinci mengenai tema yang dipelajari. Dalam hal ini dimungkinkan guru membagi kelompok berdasarkan informasi yang harus mereka gali. Setiap kelompok bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anggotanya telah menguasai informasi.
Fase 2 : Clustering
17 Fase 3 : Simulating
Pada tahap ini, siswa diajak untuk melakukan simulasi agar dapat memahami konsep dengan pengalaman secara langsung.
Fase 4 : Valuing
Pada tahap ini siswa diajak untuk memahami nilai-nilai yang diperoleh melalui diskusi dan simulasi, sehingga tumbuh kemauan daan kemapuan yang kuat untuk menerapkan dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Fase 5 : Evaluating
Tahap yang terakhir adalah mengeveluasi jalannya keseluruhaan proses pembelajaran sehigga memperoleh sejumlah rumusan rekomendasi-rekomendasi perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya. Dalam tahap ini, jika ternyata dari hasil evaluasi masih ada hal-hal yang perlu digali lebih dalam, tahap Exploring dapat dilakukan kembali dan seterusnya ditampilkan pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Siklus Model Pembelajaran EXCLUSIVE
P
Ex
Exploring
Clustering
Simulating Valuing
18 Model pembelajaran EXCLUSIVE ini dapat dikembangkan untuk memacu siswa berperan aktif dalam setiap fase pembelajarannya. Siswa diharapkan mampu dan mengajukan pendapatnya. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif dan terlibat saling tukar pikiran, berkolaborasi, berkomunikasi, dan bersimulasi sama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sehingga diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuannya.
b. Prinsip Interaksi Model Pembelajaran EXCLUSIVE
Dalam model pembelajaran EXCLUSIVE, guru memposisikan diri sebagai fasilitator yang menyediakan sumber belajar, mendorong siswa untuk belajar menyelesaikan masalah, memberi motivasi, reward dan bantuan kepada siswa agar dapat belajar dan
mengkonstruksi pengetahuannya secara optimal. Interaksi yang terjadi adalah interaksi timbal balik antara guru siswa, dan bahan ajar
(sumber belajar). Model pembelajaran EXCLUSIVE dikembangkan untuk pendekatan yang bersifat low structure artinya pembelajaran berpusat pada siswa. Penekanan model ini adalah implementasi strategi kognitif, mengontrol, dan mengevaluasi sendiri cara belajar siswa dalam sistem interaksi timbal balik seperti pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Prinsip Intekasi Model Pembelajaran EXCLUSIVE
Guru
Siswa
19 4. Suhu dan Kalor
a. Suhu dan Pemuaian
Suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu merupakan terjadinya keseimbangan termal antara sistem yang mengukur dan yang diukur.
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pada zat padat, cair, dan gas. Ada tiga jenis pemuaian, yaitu pemuaian linier atau pemuaian panjang (satu dimensi), pemuaian luas (dua dimensi), dan pemuaian ruang atau volume (tiga dimensi). Pada benda padat pemuaian bisa berupa pemuaian panjang, luas, atau
volume, sedangkan pada benda cair dan benda gas pemuaiannya adalah pemuaian ruang (volume).
1) Muai panjang
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar
perubahan suhu. Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah
L = L0 { 1 + ( t1 – t2 )} 2) Muai Luas
20 yang lebar sekali dan tipis. Untuk menentukan pertambahan luas digunakan persamaan sebagai berikut :
A = A0 { 1 + ( t1 – t2 )} 3) Muai Volume
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Untuk menentukan pertambahan volume akhir digunakan persamaan sebagai berikut :
V = V0 { 1 + ( t1 – t2 )}
b. Kalor
Kalor meruapakan energi yang ditransfer dari suatu benda ke yang lainnya karena adanya perbedaan temperatur. Satuan kalor adalah kalori (kal) atau kilo kalori (k kal). kalori/ kilo kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan unutk menaikkan temperatur 1 gram/ 1 kg air sebesar 1o C. Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diterima/ dilepas untuk menaikkan/ menurunkan suhu 1 satuan massa zat sebesar 1o C. Jika kalor jenis suatu zat = c, maka untuk menaikkan/ menurunkan suatu zat bermassa m, sebesar t oC, kalor yang
diperlukan/ dilepaskan sebesar:
21 c. Perpindahan Kalor
Kalor dapat dipindahkan dengan 3 macam cara, antara lain, secara konduksi (hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran)
1) Konduksi
Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat
digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Jika satu ujung benda dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat. Sementara itu, tumbukan dengan molekul-molekul yang langsung berdekatan lebih lambat, mereka mentransfer sebagian energi ke molekul-molekul lain, yang lajunya kemudian bertambah. Molekul tersebut kemudian juga mentransfer sebagian energi mereka dengan molekul lain sepanjang benda tersebut. Dengan demikian, energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang benda. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi.
Konduksi atau hantaran kalor hanya terjadi bila ada perbedaan suhu. Besarnya kalor Q tiap selang waktu tertentu dirumuskan sebagai berikut:
2) Konveksi
22 pada peristiwa terjadinya angin darat dan angin laut. Kalor yang merambat per satuan waktu adalah:
3) Radiasi
Radiasi merupakan pemindahan panas melalui pancaran energi gelombang elektromagnetik. Energi panas tersebut dipancarkan dengan kecepatan yang sama dengan gelombang-gelombang elektromagnetik lain di ruang hampa (3 x 108 m/det). Banyaknya panas yang dipancarkan per satuan waktu menurut Stefan Boltzman adalah:
(Giancoli, 2001: 489-511)
B. Kerangka Pemikiran
23 Gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh variabel moderator terhadap variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.4 Bagan Paradigma Pemikiran Keterangan:
X = skill multirepresentasi Y = hasil belajar fisika
M = model pembelajaran EXCLUSIVE
Materi Suhu dan Kalor memungkinkan siswa dapat menginterpretasikan suatu konsep dalam berbagai format representasi. Representasi verbal, siswa mendapatkan informasi tentang definisi dan penjelasan sesuatu sehingga menstimulus siswa untuk menggunakan penalarannya dan mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan masalahnya. Melalui representasi gambar/ diagram, siswa dapat mengkaji suatu hubungan, dan dapat menunjukkan persentase sesuatu. Representasi grafik, dapat digunakan untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel, untuk membandingkan dan memperjelas; mengklasifikasi; mengkategorikan dan menunjukkan hubungan hierarki; ringkasan informasi; menunjukkan hubungan diantara konsep-konsep; atau menunjukkan akibat dalam prosedur. Representasi dengan persamaan matematik dapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan empirik.
M
24 Representasi-representasi tersebut saling terkait satu sama lain yang dapat memudahkan siswa membangun pengetahuannya sendiri. Akibatnya siswa dapat lebih mengoptimalkan hasil belajarnya. Melalui kemampuan
multirepresentasi siswa dapat meningkatkan rasa ingin tahu, rasa ingin memahami dan berhasil, dan rasa bekerja sama dengan para siswa.
Telah banyak dikembangkan model pembelajaran guna membantu guru dalam menyajikan pembelajaran yang terstruktur, sistematis, dan menarik, salah satunya yaitu model pembelajaran EXCLUSIVE. Kerangka model pembelajaran EXCLUSIVE merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistimatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik. Model pembelajaran ini menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Model pembelajaran ini dapat membantu dalam menggali skill
multirepresentasi siswa sehingga dapat pula mengoptimalkan hasil belajar siswa.
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh skill multirepresentasi siswa terhadap hasil belajar fisika pada model pembelajaran EXCLUSIVE
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Semester 2 MIA SMA N 1 Pringsewu Semester Genap Tahun Ajaran 2013 – 2014
2. Sampel
Kelas populasi yang ada hanya diambil satu kelas sebagai sampel yaitu Kelas 2A MIA yang berjumlah 33 siswa. Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil kelas sampel yaitu menggunakan teknik purposive sampling.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada Siswa Kelas 2A MIA. Desain yang digunakan untuk mengukur pengaruh skill multirepresentasi terhadap hasil belajar fisika menggunakan rancangan desain One-Shot Case Study. One-Shot Case Study merupakan sebuah desain penelitian yang menggunakan satu kelas sampel eksperimen untuk
26 pemberian treatment dapat diukur secara kuantitatif melalui data hasil
posttest. Secara prosedur rancangan desain penelitian seperti ditampilkan pada gambar 3.1,
Gambar 3.1 Desain penelitian One-Shot Case Study Keterangan:
X : Skill multirepresentasi
O : Observasi (Hasil belajar fisika)
Setyosari (2012: 174)
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: 1. Soal uraian yang digunakan untuk mengukur skill multirepresentasi
siswa.
2. Soal uraian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika.
D. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen diujikan pada sampel penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas suatu instrumen menunjukkan adanya tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih memiliki
27 validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Setyosari, 2012). Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriteria uji bila pearson correlation yang dinyatakan dengan r
hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut
signifikan (valid)
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah intrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Pengujian reliabilitas menggunakan SPSS 16.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala
alpha cronbach’s 0 sampai 1.
Menurut Sayuti dalam Saputri (2010:30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6. Untuk menentukan besarnya koefisien alpha, maka digunakan ukuran
kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.
b. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.
28 d. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel. e. Nilai Alpha Cronbach’s 0,80 sampai dengan 1,00 berarti sangat
reliabel.
Kriteria yang diterima dan digunakan dalam penelitian ini yaitu jika nilai
Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 1,00 yang berarti cukup reliabel
hingga sangat reliabel.
Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan
menjumlahkan skor setiap nomor soal.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes, yaitu tes pertama yang digunakan untuk memperoleh data skill
29 F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data
Proses analisis untuk data skill multirepresentasi dan hasil belajar fisika siswa adalah dengan menilai hasil dari jawaban siswa pada soal yang telah diberikan dengan mengacu pada rubrik penilaian. Nilai dari setiap siswa dapat diperoleh menggunakan rumus:
Keterangan:
N = nilai yang diharapkan
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar S = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji menggunakan data skor skill multirepresentasi dan hasil belajar fisika yang dianalisis menggunakan uji sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Pengujian apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dilakukan menggunakan uji statistik yaitu Kolmogrov-Smirnov
menggunakan bantuan program SPSS 16.0 dengan cara menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya, yaitu:
H0 = data terdistribusi secara normal
30 Pedoman pengambilan keputusan:
1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.
2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila
signifikansi (Liniearity) kurang dari 0,05; dan jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan sebaliknya, serta jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan sebaliknya.
c. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi merupakan uji yang digunakan untuk meramalkan suatu variabel terikat (Y) berdasarkan satu variabel bebas (X) dalam suatu persamaan linier. Pengamatan pasangan variabel X dan Y digambar dengan diagram titik dan kemudian titik tersebut dihubungkan sehingga membentuk pola garis. Pola garis tersebut secara matematis dapat didekati dengan suatu garis lurus atau persamaan linier yaitu:
31 Keterangan:
Y = variabel terikat X = variabel bebas a = intersep
b = koefisisen regresi/ slop
pengujian analisis hubungan antar variabel menggunakan bantuan program SPSS 16.0 dengan uji Linier Regression. Ketentuan pengujian, jika t hitung mutlak > t tabel maka H0 ditolak. Jika t hitung mutlak < t tabel maka H0 diterima.
Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh skill multi representasi siswa terhadap hasil belajar fisika pada model pembelajaran EXCLUSIVE
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan skill multirepresentasi terhadap hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran EXCLUSIVE, yaitu sebesar 39% dengan R Square sebesar 0,39.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses penelitian dan analisis terhadap hasil belajar maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya dalam proses pembelajaran tidak hanya terfokus pada satu format representasi, serta pembelajaran EXCLUSIVE dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran fisika agar kemampuan
representasi siswa yang berbeda-beda dapat berkembang sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar secara optimal.
2. Perlu adanya bimbingan yang lebih intensif kepada siswa untuk
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2013. Belajar Sains – Fisika melalui Multiple Representations. Tersedia dalam: http://staff.unila.ac.id/abdurrahmanabe/2013/03/25/belajar-sains-fisika-melalui-multiple-representatations/ [Diakses 24 Juli 2013]. Abdurrahman, Tarmini, W. & Kadaryanto, B. 2012. Pengembangan Model
Pembelajaran Tematik Berorientasi Kemampuan Metakognitif untuk Membentuk Karakter Literate dan Awareness Bagi Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Rawan Bencana. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains UNS-Solo.
Abdurrahman, Aprilyawati, R. & Payudi. 2008. “Limitation Of Representation Mode In Learning Gravitational Concept and Its Influence Toward Student
Skill Problem Solving”. Proceeding of The 2nd International Seminar on Science Education. PHY-31: 373-377.
Ainsworth, S. 1999. The Functions of Multiple Representations. Computers & Education, Vol. 33, No. 2, pp. 131-152.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bina Aksara.
Chatib, Munir. 2012. Sekolah Anak-anak Juara. Bandung: Kaifa Learning. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Lasry, N. & Aulls, M.W. 2007. The Effect of Multiple Internal Representations on Context Rich Instruction. American Journal of Physics, Vol. 75, No. 11, pp. 1030-1037.
Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2009. Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudiarta, P. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika berorientasi Pemecahan masalah kontekstual Open-Ended. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Vol. 15, No. 2, pp. 95-101.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.
Waldrip, B., Prain, V. & Carolan, J. 2006. “Learning Junior Secondary Science through Multi-Modal Representations”. Electronic Journal of Science Education, Vol. 11, No. 1, pp. 86-105.