• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I"

Copied!
310
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

HASANUDDIN BANDARLAMPUNG IN THE FIRST SEMESTER by

Mujiyono ABSTRACT

Developing teaching materials is quite important to create effective learning process. Therefore, the purpose of this research is to produce writing teaching materials based on Islamic values character for grade VIII students of MTs Hasanuddin Bandarlampung in the first semester which capable to improve the quality of teaching and learning activities by integrating Islamic values character to the students.

This study uses Research and Development (R&D), which was adapted into nine steps, namely 1) a preliminary study; 2) creating a product design; 3) developing the initial product form; 4) Conducting limited trials; 5) revising the product resulting from limited trials; 6) conducting extensive trials; 7) revising product from extensive trials; 8) conducting effectivity test; 9) revising and creating the final product. The revision of development product was carried out based on the input of each assessment or test conducted to produce adequate teaching materials and were ready for effectivity test. The effectivity test of the product was carried out by implementing the product in learning activities in grade VIII of MTs Hasanuddin Bandarlampung in the first semester.

Comparison of the average score of pretest and posttest showed an increase, the gain of index analysis showed moderate category, and through statistical analysis of Paired Samples T-Test SPSS 7.0 resulted in a significant difference. Results of interviews with teachers and students also revealed that students are motivated to learn, to engage and to show enthusiasm in the teaching-learning activities, and their attitudes reflect the values of the Islamic character.

The final product of this research can be useful for teachers of MTs Hasanuddin as a reference in making lesson plan and developing further teaching materials. For students of MTs Hasanuddin, the final product of this research can be used to support their writing competence achievement in the first semester of grade VIII.

(5)

BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I Oleh

Mujiyono ABSTRAK

Agar pembelajaran dapat berlangsung efektif, pengembangan bahan ajar cukup penting dilakukan. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung Kelas VIII Semester Ganjil.

Penelitian ini menggunakan modelResearch and Development Research(R&D) yang diadaptasi menjadi Sembilan langkah, yaitu 1) studi pendahuluan; 2) membuat rancangan (desain) produk; 3) mengembangkan bentuk produk awal; 4) melakukan uji coba terbatas; 5) melakukan revisi produk hasil uji coba terbatas; 6) melakukan uji coba luas; 7) melakukan revisi produk dari uji coba luas; 8) melakukan uji efektifitas; 9) melakukan revisi dan pembuatan produk akhir. Revisi produk pengembangan dilakukan berdasarkan masukan-masukan dari setiap penilaian atau uji yang dilakukan agar menghasilkan produk bahan ajar yang layak dan siap untuk dilakukan uji efektivitas. Uji efektivitas dilakukan dengan mengimplementasikan produk pada pembelajaran di MTs Hasanuddin Bandarlampung kelas VIII semester I.

Perbandingan rata-rata skorpretestdanposttestmenunjukkan terjadinya peningkatan, analisis indeks gain menunjukkan kategori sedang, dan melalui analisis statistik T-Test Paired Sampel SPSS 7.0 menghasilkan perbedaan yang signifikan. Hasil wawancara dengan guru dan siswa juga mengungkapkan bahwa siswa termotivasi dalam belajar, terlibat aktif, antusias, dan menampakkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai karakter Islam.

Produk akhir dalam penelitian ini dapat berguna bagi guru MTs Hasanuddin sebagai bahan rujukan dalam membuat perencanaan pelaksanan pembelajaran dan keperluan pengembangan bahan ajar lebih lanjut. Bagi siswa MTs Hasanuddin, produk akhir dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian kompetensi menulis di kelas VIII semester I.

(6)

UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I

(Tesis)

Oleh MUJIYONO

-PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(7)

UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I

Oleh MUJIYONO

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(8)

vi

Penulis dilahirkan di Sumberrejo Lampung Kecamatan Punggur

Lampung Tengah, 16 November 1969, merupakan anak bungsu

dari enam bersaudara. Bapak bernama Diman dan ibu bernama

Shinto Toerah.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan SD Negeri 01 Sumberrejo Kecamatan

Punggur pada tahun 1983, SMP Negeri di Kota Gajah pada tahun 1986, SPG

Negeri Metro diselesaikan pada tahun 1989, dan jenjang pendidikan S1 Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung tahun 2006 pada Jurusan

Bahasa dan Seni, program studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia. Pada

tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Magister

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Sejak menjadi menjadi mahasiswa pada jejang pendidikan S1 sampai selesai,

penulis aktif dalam bidang seni di Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni

(UKMBS) Unila. Bersama UKMBS Unila dan Badan Seni Mahasiswa Indonesia

(9)

vii

penulis meraih juara 1 lomba teater Metroval's 1993.

Selain itu, penulis menjadi ketua tim penulis buku EvaluasiPRIMA dan Pelajaran

Bahasa Lampung untuk Sekolah Dasar kelas III sampai VI yang diterbitkan oleh

penerbit Kesaint Krakatau Indah tahun 2006. Pada tahun 2007, penulis menulis

buku Panduan Kegiatan Bulan Ramadan yang diterbitkan oleh Kesaint Krakatau

Indah (Lampung) dan Surya Kencana (Bengkulu). Tahun 2001, penulis pernah

menerbitkan tabloid pendidikan Kreatif Plus. Tahun 2003, penulis menjadi

redaktur pada Surat Kabar MingguanMedia ReformasidanBaturaja Post sampai

tahun 2004. Tahun 2004, penulis diterima sebagai CPNS dan diangkat sebagai

PNS tahun 2005 pada Kantor Departemen Agama Kota Bandarlampung sebagai

tenaga pendidikan di MTs Hasanuddin Bandarlampung.

Selain menjadi guru, penulis juga aktif di bidang penerbitan buku-buku

pendidikan dan administrasi pendidikan pada penerbit Karyamedia, Gita Perdana,

dan Cipta Mandiri. Pada tahun 2008, penulis menjadi editor buku Pelajaran

Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas 7, 8 dan 9 yang diterbitkan dalam bentuk

buku elektronik sekolah (BSE) oleh Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penulis menjadi pembina OSIS di MTs

Hasanuddin tahun 2007 dan tahun 2012 menjadi wakil kepala sekolah bidang

sarana dan prasarana. Tahun 2014, penulis menjadi salah satu pengurus di MGMP

(10)

viii

اْﻮُـﺒَﻫَذ ْﻢُﻬُـﻗ َﻼْﺧَأ ْﺖَﺒَﻫَذ اْﻮُﻤُﻫ ْنِﺈَﻓ

ْﺖَﻴِﻘَﺑ ﺎَﻣ ُق َﻼْﺧَْﻷا ُﻢَﻣُْﻷا ﺎَﻤﱠﻧِإ

Setiap bangsa hanya akan tegak selama masih terdapat akhlak.

Jika akhlak telah hilang, maka hancurlah bangsa itu. (Ibnu Rusyid)



ِﷲا



َﷲا

َﷲا



Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab: 21)

Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya.

(11)

ix Kupersembahkan karya ini kepada

1. Ibuku dan Mertuaku yang telah memberikan cinta dan kasih kepada seluruh

keluarga;

2. Istriku tercinta, Ani Pujiastuti, yang selalu member motivasi dan setia

mendampingiku dalam suka dan duka;

3. Keempat permata hatiku, Aulia Ahmad Nabil, Dzakiy Ahmad Fadli,

Muthia Raida, dan Adinda Muthia Hanifah, yang menjadi inspirasi dan

harapanku;

4. Kakak-kakakku dan keponakanku di kampung halaman;

5. Kawan-kawan seperjuangan di MTs Hasanuddin Bandarlampung yang

memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi dan tesis ini;

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekaliku berbagai ilmu pengetahuan;

7. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.

Semoga Allah SWT senantiasa menaungi kita semua dengan cinta dan

(12)

xi

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengembangan Bahan

Ajar Menulis Berbasis Nilai-nilai Karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Kelas

VIII Semester I”. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia

sampai akhir zaman.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai

pihak dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan, penulis mengucapkan terima

kasih kepada

1. Prof. Sugeng Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan

Keguruan Universitas Lampung;

3. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pascasarjana Universitas Lampung,

4. Dr. Hi. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni, dosen pembahas, dan penguji yang dengan penuh kesabaran

memberikan kritik, saran, masukan, dan motivasi untuk segera meyelesaikan

(13)

xii

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dengan

bijaksana dan penuh kesabaran telah memberikan kritik, masukan,

saran-saran, dan motivasi hingga terselesaianya tesis ini;

6. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku pembimbing utama dan Sekretaris Program

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung yang

dengan bijaksana dan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, arahan,

saran-saran, kritik, dan motivasi dari pembuatan proposal tesis sampai dengan

penyelesaian tesis;

7. Dr. Hi. Karomani, M.Si., selaku dosen pembahas dan dosen penguji yang

telah membantu selama perkuliahan dengan ilmu, kritik, dan sarannya kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis;

8. Dr. Siti Samhati, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua, pembimbing

akademik, dan dosen penguji yang dengan kesabaran dan kepeduliannya telah

banyak memberikan bimbingan, arahan, dan masukan untuk perbaikan dalam

penyelesaian tesis;

9. bapak dan ibu dosen Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang

telah membekali penulis dengan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi

selama mengikuti perkuliahan;

10. seluruh staf administrasi dan karyawan tata usaha Jurusan Pendidikan Bahasa

(14)

xiii yang penulis butuhkan;

11. H. Janim, S.Pd.I, selaku Kepala MTs Hasanuddin Bandarlampung yang telah

memberikan dukungan dan izin kepada penulis dalam menyelesaikan

penelitian;

12. Dr. Wahono, M.Pd., selaku ahli pembelajaran dan teknologi pembelajaran

yang telah memberikan kritik, saran, dan masukannya untuk perbaikan bahan

ajar dalam penelitian ini;

13. temam-teman guru, staf tata usaha, siswa, dan siswi MTs Hasanuddin

Bandarlampung, terima kasih atas segala kerja sama dan bantuannya;

14. teman-teman seperjuangan mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 Program

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atas kerja sama, kritik,

saran, motivasi, serta dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan studi

dan tesis.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu,

saudara, teman-teman, adik-adik, serta orang-orang yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu namanya. Harapan penulis karya ini bermanfaat bagi

semua, khususnya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandarlampung, Januari 2015 Penulis,

(15)

xiii

ABSTRAK………... i

HALAMAN JUDUL………... iii

HALAMAN PERSETUJUAN………. iv

HALAMAN PENGESAHAN………. v

LEMBAR PERNYATAAN………. vi

RIWAYAT HIDUP………. vii

MOTO………..………. ix

PERSEMBAHAN…………...………. x

SANWACANA………...………. xi

DAFTAR ISI……… xiii

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM..……….. xvi

I. PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah ……….……… 9

C. Tujuan Penelitian……… 10

D. Manfaat Penelitian ……… 10

E. Spesifikasi Produk Pengembangan……… 10

F. Pentingnya Pengembangan……… 11

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ……… 12

1. Asumsi ……… 12

2. Keterbatasan Pengembangan ……….. 12

H. Definisi Operasional ………. 13

II. LANDASAN TEORI A. Bahan Ajar ……….. 15

1. Pengertian Bahan Ajar……….. 15

2. Karakteristik Bahan Ajar……… 16

3. Prinsip-prinsip Penyusunan Bahan Ajar…..………. 18

4. Bentuk Bahan Ajar……… 19

5. Bahan Ajar Cetak……….. 20

B. Keterampilan Menulis………. 21

1. Hakikat Menulis……… 22

2. Tujuan Menulis………. 24

3. Manfaat Menulis……… 25

C. Pembelajaran Menulis ……… 27

1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Menulis ………. 27

(16)

xiv

2. Keunggulan Pembelajaran Menulis denganCTL ………. 50

E. Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter……… 51

F. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran………… 55

1. Tahap Perencanaan ……….……….. 57

2. Tahap Pembelajaran………..……… 60

3. Tahap Evaluasi Pembelajaran………..………. 61

G. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam ………. 65

H. Dasar-dasar Nilai-nilai Karakter Islam……….……….. 68

I. Ruang Lingkup Nilai-nilai Karakter Islam………. 69

1. Akhlak Terhadap Allah ……… 70

2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia ………. 70

3. Akhlak Terhadap Lingkungan ………. 72

III. METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ……….... 76

B. Prosedur Pengembangan………. 78

1. Studi Pendahuluan………. 81

2. Pengembangan Produk ………. 84

3. Uji Efetivitas………. 87

C. Data, Instrument, Subjek, dan Analisis Data Penelitian………. 88

1. Sumber Data ………. 89

2. Instrumen ………. 89

3. Subjek……… 90

4. Analisis Data………. 90

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahap Pertama ……….………... 92

1. Gambaran Umum MTs Hasanuddin………. 90

2. Pembelajaran di MTs Hasanuddin……… 98

3. Analisis Kebutuhan……… 106

4. Hasil Analisis Kebutuhan ………. 117

B. Tahap Pertama(Rancangan/Desain Produk Awal)…...………... 121

1. Topik dan Kompetensi Dasar ……… 125

2. Pendahuluan…….………. 126

3. Pemodelan ……… 127

4. Uraian/Pemaparan….……… 127

5. Pelatihan/Kegiatan….………... 128

6. Evaluasi……….……… 128

7. Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Islam ….………. 128

8. Pendektan CTL………. 129

9. Aspeks Menulis ……… 129

10. Kebahasaan ……….. 130

C. Tahap Ketiga (Pengembangan Produk Awal) ……… 131

1. Penilaian Teman Sejawat……….. 131

2. Revisi Pertama……….. 133

(17)

xv

1. Pelaksanaan Uji Coba Terbatas ……… 145

2. Interpretasi Hasil Uji Coba Terbatas ……… 149

E. Tahap Kelima (Revisi Produk Hasil Uji Coba Terbatas) ..…………. 152

F. Tahap Keenam (Uji Coba Luas) ……… 154

1. Pelaksanaan Uji Coba Luas ……… 155

2. Intepretasi Hasil Uji Coba Luas ……….. 159

G. Tahap Ketujuh (Revisi Hasil Uji Coba Luas) ……… 161

H. Tahap Kedelapan (Uji Efektivitas Produk)……….… 156

1. HasilPretest……….. 163

2. HasilPosttest……….. 164

3. Perbandingan HasilPretestdanPosttest ……….. 165

4. UjiT-Test Paired Sample ………. 166

5. Interpretasi Hasil Uji Efektivitas Produk ………. 172

I. Tahap Kesembilan (Revisi dan Produk Akhir) ……….… 173

1. Revisi Akhir Produk Pengembangan ……….. 173

2. Produk Akhir Pengembangan……… 174

J. Pembahasan………. 174

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………. 181

B. Saran……… 183

DAFTAR PUSTAKA……….. 187

(18)

xiv

Halaman

Tabel 1 : Subjek Penelitian 90

Tabel 2 : Daftar Tenaga Pendidik di MTs Hasanuddin

Bandarlampung 97

Tabel 3 : Jumlah Siswa dan Rombel MTs Hasanuddin

Tahun Ajaran 2013/2014 97

Tabel 4 : Rekapitulasi Analisis Angket Kebutuhan Bahan Ajar

Responden Guru 107

Tabel 5 : Rekapitulasi Analisis Angket Kebutuhan Bahan Ajar

Responden Siswa 109

Tabel 6 : Komulasi Rata-rata Analisis Kebutuhan Pembelajaran

denganCTL 112

Tabel 7 : Komulasi Rata-rata Analisis Kebutuhan Nilai-nilai

Karakter Islam dalam Bahan Ajar 115

Tabel 8 : Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Menulis Kelas VIII Semester I 125

Tabel 9 : Hasil Penilaian Teman Sejawat Produk Awal Bahan Ajar 132

Tabel 10 : Hasil Belajar Siswa pada Uji Kelompok Luas 152

Tabel 11 : Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan CTL 152

Tabel 12 : Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Islam 152

Tabel 13 : Komentar dan Masukan untuk Bahan Ajar

Pada Uji Kelompok Luas 161

Tabel 14 : Data Skor HasilPretestSiswa pada Kelas Eksperimen 164 Tabel 15 : Data Skor HasilPosttestSiswa pada Kelas Eksperimen 165

Tabel 16 : Indeks Gain SekorPretestdanPosttest 166

Tabel 17 Paired Samples StatistikKelas VIII A 166

Tabel 18 Paired Samples CorrelationsKelas VIII A 167

Tabel 19 Paired Samples TestKelas VIII A 167

Tabel 20 Paired Samples StatistikKelas VIII B 168

Tabel 21 Paired Samples CorrelationsKelas VIII B 168

Tabel 22 Paired Samples TestKelas VIII B 169

Tabel 23 Paired Samples StatistikKelas VIII C 170

Tabel 24 Paired Samples CorrelationsKelas VIII C 170

(19)

xv

Halaman

Lampiran 1 : Kisi-kisi Angket Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Responden Guru

192

Lampiran 2 : Kisi-kisi Angket Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Responden Siswa

194

Lampiran 3 : Kisi-kisi Angket Evaluasi Bahan Ajar Responden Siswa 197 Lampiran 4 : Kisi-kisi Angket Evaluasi Bahan Ajar Responden Siswa 198 Lampiran 5 : Kisi-kisi Angket Kebutuhan Bahan Ajar Responden

Guru

200

Lampiran 6 : Kisi-kisi Angket Kebutuhan Bahan Ajar Responden Siswa

202

Lampiran 7 : Kisi-kisi Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan Pendekatan CTL Responden Guru

204

Lampiran 8 : Kisi-kisi Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Islam Responden Guru

206

Lampiran 9 : Angket Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Responden Guru

208

Lampiran 10 : Angket Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Responden Siswa

211

Lampiran 11 : Angket Evaluasi Bahan Ajar Responden Guru 214 Lampiran 12 : Angket Evaluasi Bahan Ajar Responden Siswa 217 Lampiran 13 : Angket Kebutuhan Bahan Ajar Responden Guru 219 Lampiran 14 : Angket Kebutuhan Bahan Ajar Responden Siswa 221 Lampiran 15 : Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan Pendekatan

CTL Responden Guru

223

Lampiran 16 : Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan

Mengintegrasikan Nilai-nilai Karakter Islam Responden Guru

225

Lampiran 17 : Instrumen Pedoman Wawancara Sumber Informasi Guru 228 Lampiran 18 : Instrumen Pedoman Wawancara Sumber Informasi

Siswa

230

Lampiran 19 : Instrumen Penilaian Pakar tentang Materi Bahan Ajar 231 Lampiran 20 : Instrumen Penilaian Pakar tentang Pengintegrasian

Nilai-nilai Karakter dalam Bahan Ajar

233

Lampiran 21 : Instrumen Penilaian Pakar tentang Pendekatan CTL dalam Bahan Ajar

236

Lampiran 22 : Hasil Analisis Angket Evaluasi Pembelajaran Responden Guru

(20)

xvi

Lampiran 24 : Hasil Analisis Angket Evaluasi Bahan ajar Responden Guru

242

Lampiran 25 : Hasil Analisis Angket Evaluasi Bahan ajar Responden Siswa

243

Lampiran 26 : Hasil Analisis Angket Kebutuhan Bahan ajar Responden Guru

244

Lampiran 27 : Hasil Analisis Angket Kebutuhan Bahan ajar Responden Siswa

246

Lampiran 28 : Hasil Analisis Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan Mengintegrasikan Nilai-nilai Karakter Islam Responden Guru

248

Lampiran 29 : Hasil Analisis Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan Pendektan CTL Responden Guru

250

Lampiran 30 : Hasil Angket Penilaian Pakar tentang Materi Bahan Ajar 242 Lampiran 31 : Hasil Angket Penilaian Pakar tentang Pendekatan CTL

dalam Bahan Ajar 253

Lampiran 32 : Hasil Angket Penilaian Pakar tentang Pengintegrasian

Nilai-nilai Karakter Islam dalam Bahan Ajar 256

Lampiran 33 : InstrumenPretestMenulis Laporan 260

Lampiran 33 : InstrumenPretestMenulis Surat Dinas 261

Lampiran 34 : InstrumenPretestMenulis Bahasa Petunjuk 262 Lampiran 35 : InstrumenPretestMenulis Drama Satu Babak dengan

Keaslian Ide

263

Lampiran 36 : Instrumen PretestMenulis Drama Satu Babak dengan Kaidah Penulisan

264

Lampiran 37 : InstrumenPosttestMenulis Laporan 265

Lampiran 38 : InstrumenPosttestMenulis Surat Dinas 266

Lampiran 39 : InstrumenPosttestMenulis Bahasa Petunjuk 267 Lampiran 40 : InstrumenPosttestMenulis Drama Satu Babak dengan

Keaslian Ide

268

Lampiran 41 : Instrumen PosttestMenulis Drama Satu Babak dengan Kaidah Penulisan

269

Lampiran 42 : Komulasi Rata-rataPretestKelas VIII A 270

Lampiran 43 : Komulasi Rata-rataPretestKelas VIII B 271

Lampiran 44 : Komulasi Rata-rataPretestKelas VIII C 272

Lampiran 46 : Hasil Wawancara Persiapan dan Pelaksanaan Pembelajaran Responden Guru

273

Lampiran 47 : Hasil Wawancara Pembelajaran Responden Siswa 276 Lampiran 48 : Hasil Wawancara Penggunaan Bahan Ajar Responden

Siswa

278

Lampiran 49 : Resume Tahap-tahap Penelitian Pengembangan 279

Lampiran 50 Lembar Hasil Pretest dan Postest 284

Lampiran 51 Bahan Ajar dan Petunjuk Penggunaan BahanAjar 290 Lampiran 52 Surat Permohanan Izin Penelitian

(21)

xvii

Halaman

Gambar 1 : Langkah-langkah penggunaan MetodeResearch and

Development (R&D)menurut Borg dan Gall……….. 78 Gambar 2 : Tahap-TahapR&Dadaptasi dari Borg and Gall…………. 80

Gambar 3 : Desain Struktur Bahan Ajar……… 84

(22)

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia dan satra Indonesia ditentukan oleh

banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang

peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk menunjang

keber-hasilan pembelajaran, guru perlu melakukan serangkaian persiapan, seperti

merancang silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media dan sumber belajar

yang sesuai dengan kondisi lingkungan, karakteristik siswa, dan sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007

tentang standar proses, antara lain mengatur tentang perencanaan proses

pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen

dalam RPP adalah sumber belajar. Untuk itu, guru hendaknya untuk

mengem-bangkan sumber belajar yang salah satu didalamnya adalah bahan ajar. Selain itu,

pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang berbagai kompetensi yang

harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti maupun

kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang sekolah

(23)

profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengembangkan

sumber belajar.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pemerintah memberikan keleluasaan di masing-masing satuan pendidikan atau sekolah untuk mengem-bangkan kurikulum sesuai dengan kondisi lingkungan, karakteristik siswa, dan sekolah/madrasah. Kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan member keleluasaan kepada guru untuk mengembangkan perangkat pembelajar-an. Salah satu perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru adalah bahan ajar.

Guru, sebagai pemegang peranan penting dalam pembelajaran, bukan hanya

diberi keleluasaan untuk memilah dan memilih, tetapi juga merancang dan

menentukan sendiri bahan ajar yang sesuai dengan kultur tempat ia mengajar.

Keleluasaan ini tentu harus dilihat dari sisi pengembangan bahan ajar yang

bertumpu pada tujuan yang telah digariskan pada kurikulum satuan

pendi-dikannya. Oleh sebab itu, guru harus mandiri dan kreatif. Guru harus mampu menyeleksi atau mengembangkan bahan ajar yang digunakan dalam pembel-ajaran sesuai kebutuhan yang didasarkan pada kurikulum satuan pendidikanya.

(24)

Proses belajar-mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Dalam proses ini,

siswa membangun makna dan pemahaman dengan bimbingan guru. Kegiatan

belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan hal-hal secara lancar dan termotivasi. Suasana pembelajaran yang

diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif, kreatif, menyenangkan, dan

bermakna. Suasana pembelajaran tersebut tentu harus didukung oleh kompetensi

yang dimiliki guru dalam menyusun perangkat pembelajaran dan

melaksanakan-nya dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran,

media, dan bahan ajar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, karakteristik

siswa, dan sumber daya yang tersedia di sekolah/madrasah menjadi faktor yang

penting dalam keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Hasanuddin

Bandar-lampung, para guru telah mempersiapkan pembelajaran dengan cukup baik. Hal

ini ditunjukkan dengan persiapan silabus dan RPP-nya yang cukup baik.

Pelaksanaan pembelajaran pun dapat dikatakan cukup baik. Siswa cukup

berperan aktif belajar. Dalam pembelajaran, guru menggunakan sumber belajar

berupa buku ajar dan lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai sumber utama. Alasan

penggunaan buku ajar dan LKS sebagai sumber utama adalah mudah digunakan

dan praktis. Selain itu, penggunaan bahan ajar LKS, akan menghemat biaya,

waktu, dan tenaga.

Buku Sekolah Elektronik (BSE) dari Pusat Perbukuan Depdiknas maupun

(25)

sebagai buku sumber berlajar utama ternyata memiliki beberapa kelemahan.

Kelemahan itu antara lain belum mampu memenuhi keragaman kebutuhan

pembelajaran. Buku ajar yang baik adalah yang dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan penggunannya, yaitu kebutuhan pembelajaran yang didasari oleh

faktor geografis, etnogafis, dan karaktersitik madrasah itu sendiri.

Kurikukum MTs Hasanuddin dikembangkan sesuai dengan karakteristik

madra-sah pada umumnya, yaitu adanya penanaman nilai-nilai karakter (akhlak mulia)

dalam ajaran Islam (karakter Islam). Oleh sebab itu, silabus, RPP, dan proses

pembelajaran didasari oleh nilai-nilai karakter Islam yang tidak bertentangan

dengan nilai-nilai karakter bangsa. Nilai-nilai karakter Islam yang didalamnya

juga mencakup nilai-nilai karakter bangsa diinternalisasikan di semua elemen

pendidikan dan semua kegiatan, baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun

di luar kelas.

Pembelajaran pada setiap mata pelajaran mempunyai potensi untuk menanamkan

pemahaman siswa dalam mengembangkan nilai-nilai karakter. Pembelajaran

bahasa Indonesia menyiapkan siwa agar dapat berpartisipasi dan berinteraksi

dalam masyarakat modern dengan tatakrama yang baik dan bahasa yang santun.

Sumber belajar berupa buku ajar merupakan bagian penting dari pembelajaran

yang memiliki potensi untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter. Buku ajar

yang digunakan pada pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) di MTs, yang terdiri atas Alquran Hadist, Akidah Akhlak, dan Sejarah

(26)

Tetapi, pada buku-buku ajar untuk pelajaran umum, seperti pelajaran Bahasa

Indonesia perlu disesuaikan dengan kurikulum MTs Hasanuddin yang berbasis

pendidikan Islam. Buku-buku bahasa Indonesia dan buku umum lainnya yang

ada di perpustakaan MTs Hasanuddin Bandarlampung selama ini, meskipun telah

memenuhi sejumlah kriteria kelayakan buku ajar, yaitu kelayakan isi,

penyajian, bahasa, dan grafika, akan tetapi substansinya masih belum sesuai

dengan karakteristik pendidikan yang berbasis agama Islam. Misalnya, dalam

bahan ajar ditampilkan gambar wanita yang tidak memakai jilbab. Gambar

tersebut tidak sesuai karakteristik pendidikan Islam di madrasah yang

mewajib-kan setiap siswa perempuan untuk berjilbab. Selain itu, pada langkah-langkah

dan petunjuk kegiatan dalam materi buku ajar belum secara nyata membiasakan

siswa melakukan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan nilai-nilai karakter.

Misalnya, dalam kerja kelompok siswa belum disarankan membantu temannya

lemah (lambat belajar) atau yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi

pelajaran tertentu.

Kondisi buku ajar seperti disebutkan di atas dianggap sebagai

kekurangan-kekurangan yang perlu untuk disempurnakan dan disesuaikan dengan

karak-teristik pendidikan Islam di MTs Hasanuddin. Buku ajar dan LKS yang

digunakan oleh para guru di MTs Hasanuddin hendaknya terdapat

langkah-langkah dan petunjuk yang nyata sebagai bentuk penanaman nilai-nilai karater

atau akhlak mulia (akhlakulkarimah) melalui pembiasaan, seperti menyuruh

siswa untuk berkata sopan dalam diskusi, menghargai pendapat orang lain,

(27)

bersyukur kepada Allah atas ilmu yang diperolehnya, dan sebagainya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

meliputi empat aspek keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis (Depdiknas, 2003: 3) Keempat aspek tersebut, dua yang disebutkan

pertama, yakni menyimak dan berbicara, marupakan aspek yang menyangkut

bahasa lisan. Dua aspek terakhir menyangkut bahasa tulis, yaitu membaca dan

menulis. Di antara ke empat aspek itu, yaitu menyimak dan membaca merupakan

kemampuan reseptif karena berkenan dengan memahami bahasa. Sementara itu,

kemampuan yang lain yaitu menulis dan berbicara merupakan kemampuan

bahasa yang paling tinggi tingkatannya. Menulis merupakan suatu kegiatan yang

aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang

diungkapkan dalam bahasa tulis. Pada waktu menulis, seseorang dihadapkan pada

masalah ejaan, morfologi, sintaksis, semantik maupun wacana. Secara umum,

aspek menulis dan berbaicara diukur melalui kesesuaian judul dengan isi, alur

kalimat, wacana, dan muatan isi.

Menulis adalah sebuah katerampilan berbahasa yang sangat dibutuhkan pada

masa sekarang. Keterampilan menulis tidak dimiliki dengan sendirinya.

Kemampuan ini memerlukan waktu yang lama untuk diperolehnya. Dengan

menulis, seseorang dapat mengekspresikan ide-ide dan gagasan melalui bahasa

tulis. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa tidak hanya menulis

(28)

sistematis dan logis. Tarigan (1986: 3) menyebutkan, bahwa menulis merupakan

suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara

tidak langsung.

Dengan menulis siswa dapat menuangkan gagasan atau pengalaman pribadinya

yang dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Dengan demikain,

menulis dapat dikatakan sebagai alat atau wahana menyampaikan buah

pikirannya. Menulis juga dapat dijadikan jalan untuk mengungkapkan gagasan

yang ingin disampaikan kepada orang lain. Menulis juga dapat dimanfaatkan

untuk pembangunan karakter siswa. Pendidikan karakter sebenarnya adalah

mentransfer nilai-nilai luhur atau akhlak mulia (akhlakulkarimah) yang harus

diberikan sejak dini. Melalui cerita, nilai-nilai tersebut secara tidak sadar dapat

terinternalisasi. Kekuatan sastra sebenarnya adalah terletak pada kekuatan

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai menghargai pendapat orang lain dapat

dicerminkan melalui dialog antartokoh cerita.

Dalam pembelajaran menulis siswa dapat membangun karakter melalui ide-ide

atau gagasan yang disampaikan. Pembangunan nilai-nilai karakter, baik karakter

bangsa maupun karakter Islam dapat dilakukan selain pada substansi tulisan juga

dapat melalui langkah-langkah atau kegiatan dalam pembelajarannya yang

mengarah pada pembiasaan terbentuknyaakhlakulkarimah.

Selain itu, rendahnya kemampuan menulis pada siswa merupakan permasalahan

yang sudah lama menjadi pembahasan di mana-mana. Rendahnya kemampuan

(29)

motivasi dan latihan siswa pada pembelajaran menulis. Rendahnya motivasi ini

dapat disebabkan oleh guru, metode pembelajaran yang digunakan, bahan ajar,

dan media. Guru dengan motivasi dan kemampuan mengajar yang rendah, tentu

tidak akan menghasilkan pembelajaran yang baik. Pemilihan metode

pembel-ajaran yang kurang tepat akan mengakibatkan siswa tidak mendapat kesempatan

untuk memperoleh pengalaman langsung, nyata, dan bermakna.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter, terutama karakter Islam untuk siswa MTs Hasanuddin dipandang perlu

untuk menjawab permasalahan terjadinya degradasi moral generasi muda.

Pengintegrasian nilai-nilai karakter tersebut dapat diinternalisasikan pada

perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus, RPP, bahan ajar, media. Salah

satu perangkat pembelajaran berkarakter yang masih sulit dikembangkan oleh

guru pada umumnya adalah bahan ajar, termasuk bahan ajar untuk pelajaran

Bahasa Indonesia. Bahan ajar merupakan salah satu bagian dari perangkat

pembelajaran yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan kurikulum di

sekolah atau madrasah. Oleh sebab itu, penting pengembangan bahan ajar

berkarakter, salah satunya adalah bahan ajar pelajaran Bahasa Indonesia, penting

dilakukan untuk mendukung tercapainya kurikulum.

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, menulis merupakan salah satu kompetesi

yang memungkinkan untuk membangun nilai-nilai karakter melalui

pengung-kapan ide-ide dan gagasan. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan

(30)

menulis untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung dengan mengitegrasikan

nilai-nilai Islam dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Berbasis Nilai-nilai Karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung Kelas VIII Semester I”.

Kontribusi penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan

pem-belajaran bahasa Indonesia, khususnya aspek menulis di MTs Hasnuddin

Bandar-lampung yang efektif berbasis dengan mengitegrasikan nilai-nilai karate,

khususnya karakter Islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam meningkatkan salah satu aspeks keterampilan

berbahasa Indonesia siswa, yaitu aspeks menulis sebagai salah satu aspeks dalam

pembelajaran bahasa yang harus dikuasai siswa. Selain itu, hasil penelitian ini

juga diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternative model bahan ajar

yang dapat meningkatkan nilai-nilai karakter Islam siswa sesuai KTSP MTs

Hasanuddin Bandarlampung. Pada akhirnya, peningkatan kemahiran berbahasa

pada aspeks menulis akan berimbas pada kemampuan berpikir, bernalar,

bertindak, dan membentuk habituasi yang mencerminkan akhlak yang mulia.

B. Rumusan Masalah

Adapun, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

“Bagaimanakan pengembangan bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter

(31)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar berbasis

nilai-nilai karakter Islam untuk siswa MTs kelas VIII Semester I yang layak

digunakan. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar

menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin

Bandarlampung Kelas VIII Semester I.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

1) tersedianya bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam untuk MTs

Hasanuddin Bandarlampung Kelas VIII Semester I yang layak digunakan,

2) menjadi model pengembangan bahan ajar dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, khususnya nilai-nilai-nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin

Bandarlampung Kelas VIII Semester I.

E. Spesifikasi Produk Pengembangan

Produk pengembangan ini berupa bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter

Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung dan buku petunjuk

penggunaan-nya. Produk pengembangan ini memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan

bahan ajar yang sudah ada. Ciri khas tersebut adalah dengan adanya

pengintegra-sian nilai-nilai karakter Islam dalam bahan ajar yang disesuaikan dengan ciri

pendidikan madrasah pada umumnya dengan menggunakan pendekatan

(32)

F. Pentingnya Pengembangan

Pengembangan bahan ajar ini memiliki makna yang signifikan, baik dari segi

teoritis maupun praktis. Dari segi teoritis, pengembangan bahan ajar berbasis

nilai-nilai karakter ini dapat memberikan kontibusi bagi teori pengembangan

bahan ajar pada pelajaran umum dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter.

Dari segi praktis, pentingnya penelitian pengembangan ini tampak pada sisi

siswa, guru, penulis buku, dan pengembang kurikulum, khususnya kurikulum

sekolah berbasis agama Islam atau madrasah. Pentingnya bagi siswa adalah

bahan ajar dapat membantu siswa dalam proses belajar untuk mencapai

kompe-tensi menulis yang diharapkan. Secara praktis juga dapat sebagai pedoman dan

sumber belajar yang dapat membantu siapapun dalam pembelajaran menulis.

Harapan penulis, bahan ajar produk pengembangan ini dapat memberikan

inspirasi, motivasi, dan dapat memfasilitasi proses pembelajaran, khususnya pada

kompetensi dasar menulis di kelas VIII semester I.

Pentingnya bagi guru adalah bahan ajar produk pengembangan ini berfungsi

sebagai pedoman dalam melaksanakan langkah-langkah proses pembelajaran

sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dikembangkannya dengan

mengin-tegrasikan nilai-nilai karakter Islam melalui pendekatan CTL. Tersedianya model

bahan ajar yang dibutuhkan tentu akan turut menentukan tingkat keberhasilan

proses pembelajaran. Bahan ajar dan petunjuk penggunaannya dapat memberikan

wawasan yang cukup tetang penjabaran proses pengintegrasian nilai-nilai

karakter dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan CTL.

(33)

khususnya MTs Hasanuddin patut mempertimbangkan hasil penelitian

pengem-bangan ini.

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi

Penelitian pengembangan ini didasarkan pada asumsi-asumsi berikut.

a) Bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam dapat dikembangkan

untuk siswa MTs Hasanuddin.

b) Bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam dapat meningkatkan

prestasi pada kompetensi menulis sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter

Islam pada siswa MTs Hasanuddin.

c) Pengintegrasian nilai-nilai karakter harus dilakukan pada semua proses

pem-belajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bahan ajar

meru-pakan bagian dari perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi.

d) Pendekatan contextual teaching learning (CTL) cocok digunakan untuk

pembelajaran menulis. Oleh sebab itu, langkah-langkah kegiatan yang

terda-pat pada materi bahan ajar mencerminkan langkah-langkah pendekatan CTL.

2. Keterbatasan Pengembangan

Penelitian ini hanya mencakup pengembangan bahan ajar menulis berbasis

nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung kelas VIII semester

ganjil. Proses pengembangan bahan ajar dilakukan melalui serangkaian tahapan

(34)

penilaian teman sejawat, uji ahli/pakar, uji kelompok kecil, uji kelompok besar,

dan uji efektivitas produk. Dari tahapan-tahapan tersebut dihasilkan bahan ajar

menulis berbasis nilai-nilai karakter yang layak. Bahan ajar tersebut layak

digunakan untuk prestasi belajar pada kompetensi dasar menulis dan penanaman

nilai-nilai karakter Islam di MTs Hasanuddin kelas VIII semester ganjil.

Peningkatan prestasi belajar dan penanaman nilai-nilai karakter Islam pada siswa

MTs Hasanuddin Bandarlampung bukan semata-mata disebabkan oleh

implementasi bahan ajar produk pengembangan ini, tetapi juga disebabkan oleh

faktor lain, seperti kompetensi dan keterampilan guru pembelajaran, tingkat

kecerdasan siswa, faktor keturunan, latar belakang sosial, budaya, ekonomi,

lingkungan madrasah, dan kebijakan madrasah dan yayasan.

H. Definisi Operasional

Beberapa istilah dalam penelitian ini diberikan definisi operasional sebagai

berikut.

1. Pengembangan adalah serangkaian prosedur/aktivitas yang dilakukan peneliti

dalam menganalisis kebutuhan, merancang/mendesain produk, melakukan

penilaian teman sejawat, uji ahli/pakar, uji kelompok kecil, uji kelompok

besar, dan uji efektivitas untuk memperoleh produk bahan ajar menulis

berbasis nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung

kelas VIII semester I yang layak untuk meningkatkan kompetensi dasar

menulis dan penanaman nilai-nilai karakter Islam, kualitas proses, dan

(35)

2. Bahan ajar menulis adalah seperangkat materi ajar yang berisi

komptensi-kompetensi dasar (KD) menulis, tujuan, pendahuluan, pemaparan materi,

model dan contoh-contoh, kegiatan-kegiatan penugasan dan pelatihan,

peni-laian, dan refleksi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan kompetensi dasar menulis siswa.

3. Pengintegrasian nilai-nilai karakter Islam adalah pembauran nilai-nilai

akhlaqulkarimah dalam materi bahan ajar yang tercermin pada pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Nilai-nilai karakter

Islam meliputi karakter terhadap Allah, terhadap Rasulullah, terhadap diri

sendiri, dalam keluarga, dalam masyarakat, dan terhadap alam sekitar.

4. Petunjuk penggunaan bahan ajar adalah seperangkat materi yang berisi

pengetahuan tentang pembelajaran menulis, pembelajaran dengan

menginteg-rasikan nilai-nilai karakter Islam, pembelajaran dengan pendekatan CTL, dan

petnjuk-petunjuk menyusun perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pem-belajaran, dan evaluasi yang berkaitan dengan kompetansi dasar menulis di

kelas VIII semester I. Petunjuk penggunaan bahan ajar ini dapat digunakan

sebagai panduan bagi guru dalam pembelajaran menulis di kelas VIII dengan

(36)

A. Bahan Ajar

Pemahaman terhadap hakikat bahan ajar penting diperlukan sebelum melakukan

kegiatan pengembangan. Teori-teori yang digunakan dalam bahan ajar antara

lain adalah (1) pengertian bahan ajar, (2) karakteristik bahan ajar, (3)

prinsip-prinsip penyusunan bahan ajar, (4) bentuk bahan ajar, dan (5) bahan ajar cetak.

1. Pengertian Bahan Ajar

Pannen (2001: 9) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau

materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru atau

peserta didik dalam proses pembelajaran. Sementara itu, Prastowo (2011: 17)

mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat,

maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses

pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran.

Lestari (2013) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran

yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Pendapat lain juga

(37)

seperang-kat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan

menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai

kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dan siswa

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar sangat menentukan

dalam keberhasilan suatu pembelajaran. Bahan ajar harus dikuasai dan dipahami

oleh siswa karena membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Karakteristik Bahan Ajar

Karakteristik bahan ajar menurut Widodo dan Jasmadi (2008:50), yaitu:

1) Self instructional, melalui bahan ajar siswa dapat membelajarkan dirinya

sendiri. Di dalam bahan ajar harus memuat mengenai tujuan pembelajaran

yang jelas agar siswa dapat mengukur sendiri pencapaian hasil belajarnya.

2) Self contained, di dalam bahan ajar harus berisi satu kesatuan materi yang

utuh.

3) Stand alone, bahan ajar yang dikembangkan bisa digunakan sendiri tanpa

harus melibatkan bahan ajar yang lain.

4) Adaptive, bahan ajar hendaknya menyesuaikan dengan perkembangan

teknologi yang ada serta sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

5) User friendly, bahan ajar haruslah sesuai dengan perkembangan penggunanya

(38)

Sebuah bahan ajar juga harus memenuhi standar kelayakan. Standar kelayakan

tersebut dapat dilihat dari isi, sajian, bahasa, dan grafika. Menurut Muslich

(2010) kelayakan isi memiliki tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu

kesesuaian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, keakuratan

materi, dan materi pendukung pembelajaran. Kelayakan penyajian meliputi

teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. Dalam hal

kelayakan bahasa, ada beberapa indikator yang harus diperhatikan, yaitu

kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa, pemakaian

bahasa yang komunikatif, dan memenuhi syarat keruntutan dan keterpaduan

alur berpikir. Kelayakan kegrafikan meliputi bentuk, desain kulit, dan desain isi.

Bahan ajar dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan

bahan ajar yang lainnya. Bahan ajar dalam penelitian ini digunakan dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa MTs Hasanuddin kelas VIII semester I.

Bahan ajar disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari

kurikulum yang berlaku, yaitu menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan

urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif. Tujuan dari penyusunan

bahan ajar ini adalah agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran dapat diukur melalui indikator-indikator yang

dicapai.

Bahan ajar berorientasi kepada kegiatan belajar siswa sehingga bahan ajar

disusun berdasarkan kebutuhan dan motivasi siswa. Hal itu bertujuan agar siswa

lebih antusias dan semangat dalam proses pembelajaran. Bahan ajar ini juga

(39)

bahan ajar ini hendaknya bisa mengarahkan guru dalam menentukan

langkah-langkah pembelajaran di kelas. Pola sajian bahan ajar disesuaikan dengan

perkembangan intelektual siswa sehingga mudah dipahami.

3. Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran harus memerhatikan beberapa

prinsip. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip

relevansi, konsistensi, dan kecukupan (Depdiknas 2006).

a. Prinsip Relevansi

Materi pembelajaran hendaknya relevan atau terdapat kaitan antara materi

dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya

dalam menyajikan konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh, dan pelatihan

harus berkaitan dengan kebutuhan materi pokok yang terkandung dalam

standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga siswa dapat dengan

mudah mengidentifikasi dan mengenali gagasan, menjelaskan ciri suatu

konsep, dan memahami prosedur dalam mencapai suatu sasaran tertentu.

b. Prinsip Konsistensi

Sebuah bahan ajar harus mampu menjadi solusi dalam pencapaian

kompetensi. Dalam penyusunan bahan ajar yang harus diperhatikan adalah

indikator yang harus dicapai dalam kompetensi dasar. Apabila terdapat dua

indikator maka bahan yang digunakan harus meliputi dua indikator tersebut.

c. Prinsip Kecukupan

Prinsip kecukupan artinya, materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai

(40)

boleh terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Apabila materi yang diberikan

terlalu sedikit, maka siswa akan kurang dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Apabila materi yang diberikan terlalu banyak, maka siswa akan

merasa bosan dan pembelajaran membutuhkan waktu yang banyak. Padahal

yang dibutuhkan dalam pembelajaran adalah materi yang sesuai dengan

kompetensi dasar baik dalam segi isi maupun banyaknya materi.

4. Bentuk Bahan Ajar

Ada beragam bahan ajar yang beredar di sekolah. Bahan ajar tersebut ada yang

berbentuk buku, modul, maupun bahan ajar yang berbasis komputer. Lestari

(2013) membedakan bahan ajar menjadi dua, yaitu bahan ajar cetak dan

noncetak. Bahan ajar cetak berupa handout, buku, modul, brosur, dan lembar

kerja siswa. Bahan ajar noncetak meliputi 1) bahan ajar dengar (audio), seperti

kaset, radio, piringan hitam, compact disc audio, 2) bahan ajar pandang dengar

(audio visual) seperti video compact disc dan film, 3) multimedia interaktif,

seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disc (CD) multimedia

interaktif, dan bahan ajar berbasis web.

Berdasarkan bentuknya, Prastowo (2011:40) membedakan bahan ajar menjadi

empat macam, yaitu (1) bahan ajar cetak, (2) bahan ajar dengar atau audio,

(3) bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan (4) bahan ajar interaktif.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai bentuk bahan ajar di atas, dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar ada empat macam, yaitu bahan ajar cetak, bahan

(41)

5. Bahan Ajar Cetak

Bahan ajar cetak disajikan dalam bentuk buku. Buku disusun dengan

menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi

buku, dan daftar pustaka. Secara umum buku dapat dibedakan menjadi empat

jenis sebagai berikut:

a. buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan

sumber untuk kajian ilmu tertentu

b. buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan, misalnya

cerita, novel, dan lain sebagainya

c. buku pegangan, yaitu buku yang biasa dijadikan pegangan guru dalam

melaksanakan pembelajaran

d. buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan

berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar

yang ingin dicapai

Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dalam menulis buku menurut Pusat

Perbukuan Depdiknas (2004). Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: a)

aspek isi atau materi, b) aspek penyajian materi, c) aspek bahasa dan keterbacaan,

dan d) aspek grafika.

a. Aspek isi atau materi

Aspek isi atau materi merupakan bahan pembelajaran yang harus spesifik,

jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan. Informasi yang disajikan

tidak mengandung makna bias. Perincian materi harus mempertimbangkan

(42)

pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan

proses, latihan dan praktik, dan tes keterampilan maupun pemahaman.

b. Aspek penyajian materi

Aspek penyajian materi merupakan aspek tersendiri yang harus diperhatikan

dalam penyusunan buku, baik berkenaan dengan penyajian tujuan

pembelajaran, keteraturan urutan dalam penguraian, kemenarikan minat dan

perhatian siswa, kemudahan dipahami, keaktifan siswa, hubungan bahan,

maupun latihan dan soal.

c. Aspek bahasa dan keterbacaan

Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian bahan seperti

kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana. Aspek keterbacaan berkaitan dengan

tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi

kelompok atau tingkatan siswa.

d. Aspek grafika

Aspek grafika berkaitan dengan fisik buku, seperti ukuran buku, kertas,

cetakan, ukuran huruf, warna, ilustrasi, dan lain-lain. Pada umumnya penulis

buku tidak terlibat secara langsung dalam mewujudkan grafika buku, namun

bekerja sama dengan penerbit.

B. Keterampilan Menulis

Teori-teori yang digunakan dalam keterampilan menulis, antara lain (1) hakikat

(43)

1. Hakikat Menulis

Menulis adalah salah satu dari empat komponen dalam keterampilan berbahasa.

Menurut Tarigan (2008) komponen-komponen tersebut adalah menyimak

(listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills) dan

menulis (writing skills).

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam

komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis didapatkan melalui

proses belajar dan berlatih. Seseorang yang tidak pernah berlatih menulis akan

mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan.

Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat

juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis (Suriamiharja dkk.

1996: 2). Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu cara

berko-munikasi karena dalam pengertian tersebut muncul kesan adanya pengirim dan

penerima pesan.

Menurut Wiyanto (2006: 1), menulis memiliki dua arti, yang pertama berarti

mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat.

Arti menulis yang kedua adalah kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi dengan orang lain tanpa melakukan tatap muka. Menurut Tarigan

(2008), menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam

(44)

memanfaatkan kosa kata. Keterampilan menulis dapat diperoleh jika sering

melakukan latihan dan praktik yang teratur serta berkelanjutan.

Menulis seperti halnya keterampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses

perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan,

keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menulis

bukan pekerjaan yang sulit, namun juga bukan pekerjaan yang mudah. Untuk

memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang penulis

yang terampil. Dengan sering berlatih akan menjadikan seseorang terampil dalam

bidang tulis-menulis.

Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan kosa kata yang

baik dan benar. Sehingga, pembaca dapat memahami tulisan penulis. Selain itu,

penulis juga harus terampil dalam pengembangan paragraf agar pembaca lebih

mengerti inti dari pokok permasalahan.

Keterampilan menulis mempunyai tiga komponen penting, yaitu penguasaan

ba-hasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, penguasaan isi karangan

sesuai dengan topik yang akan ditulis, penguasaan tentang jenis-jenis tulisan,

yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis

sehing-ga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan (Wagiran dan Doyin, 2009: 12).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu

kegiatan mengkomunikasikan gagasan, perasaan atau pesan dengan

menggu-nakan kosakata dan kaidah kebahasaan dalam bentuk tulisan serta dapat

(45)

2. Tujuan Menulis

Tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang.

Tulisan mengandung nada yang serasi dengan maksud dan tujuannya. Menulis

tidak mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan sesuai,

tetapi harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan apa

maksud dan tujuannya.

Tarigan (2008: 23) mengemukakan bahwa setiap jenis tulisan mengandung

bebe-rapa jenis tujuan, tetapi karena tujuan itu sangat beraneka ragam, maka bagi

penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori berikut

ini: (1) memberitahu atau mengajar, (2) meyakinkan atau mendesak, (3)

menghibur atau menyenangkan, dan (4) mengutarakan atau mengekspresikan

perasaan dan emosi yang berapi-api.

Menurut Hartig (dalam Tarigan 2008: 24), tujuan menulis antara lain: (a)

assigment purpose (tujuan penugasan), (b) altruistic purpose (tujuan altruistik),

(c) persuasive purpose (tujuan persuasi), (d) information purpose (tujuan

penerangan atau tujuan informasional), (e) self-exprtessive purpose (tujuan

pernyataan diri), (f) creative purpose (tujuan kreatif), dan (g) problem-solving

purpose(tujuan pemecahan masalah).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis mempunyai tujuan

untuk memberitahukan, meyakinkan, menghibur, memperkenalkan diri, membuat

(46)

Tujuan menulis dalam penelitian ini mengacu pada tujuan menulis untuk

memberi tahu, yaitu memberi tahu mengenai sesuatu berupa arahan agar dapat

dilakukan oleh orang lain dengan baik dan benar. Tujuan tersebut mengacu pada

kegiatan menulis petunjuk.

3. Manfaat Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan

penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat

mengutarakan pikiran dan gagasan untuk menyampaikan maksud dan tujuan.

Jadi, menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.

Menurut Tarigan (2008: 22), menulis sangat penting bagi pendidikan karena

memudahkan para pelajar berpikir. Menulis juga dapat mendorong kita untuk

berpikir kritis, memudahkan penulis memahami hubungan gagasan dalam tulisan,

memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi

dan mampu menambah pengalaman menulis.

Morsey (dalam Tarigan 2008: 20) mengungkapkan, manfaat menulis adalah

untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain

dengan maksud dan tujuan agar dapat dicapai oleh para penulis yang dapat

menyusun pikiran serta menyampaikan pesan dengan jelas dan mudah dipahami.

Kejelasan tersebut bergantung pada pikiran, organisasi, penggunaan kata-kata,

(47)

Bernard Percy (dalam Nurudin 2010: 19) menyebutkan enam manfaat menulis

antara lain, (1) sarana untuk mengungkapkan diri (a tool for self expression),

(2) sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), (3) membantu

mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri (a tool to

help developing personal satisfaction, pride, a feeling of self worth), (4)

meningkatkan kesadaran dan dan penyerapan terhadap lingkungan (a tool for

increasing awareness and perception of environment), (5) keterlibatan secara

bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a tool for active

involvement, not passive acceptance), dan (6) mengembangkan suatu pemahaman

tentang dan kemampuan menggunakan bahasa (a tool for developing an

understanding of and ability to use the language).

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis sangat

bermanfaat dalam kehidupan. Menulis dapat membuat seseorang mengenali

kemampuan dan potensi dirinya, mengembangkan berbagai gagasan, memperluas

wawasan, menjelaskan permasalahan yang semula masih samar, menilai

gagasannya secara lebih objektif, menjadi penemu sekaligus pemecah masalah,

dan membiasakan berpikir serta berbahasa secara tertib.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa manfaat menulis

dalam penelitian ini mengacu pada manfaat menulis yang dikemukakan oleh

Bernard (dalam Nurudin 2010: 19) yaitu sebagai suatu sarana untuk pemahaman

(a tool for understanding). Maksudnya, petunjuk dibuat dengan tujuan agar jelas,

tidak membingungkan, dan mudah diikuti. Kejelasan tersebut mencakup pilihan

(48)

C. Pembelajaran Keterampilan Menulis

1. Prinsip-prinsip Pemelajaran Menulis

Menurut Parera dan Tasai (1995: 14) mengemukakan bahwa untuk dapat

me-netralisir keluhan para guru bahasa, maka perlu diingatkan mereka dua fakta.

Fakta yang pertama banyak sekali orang pandai sangat lemah dalam keterampilan

menulis, fakta kedua, hanya sekelompok kecil orang yang dapat menulis dengan

baik setelah lama berlatih di sekolah dan di luar sekolah. Walaupun demikian

keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang harus diajarkan dan

perhatikan dalam pembelajaran bahasa meskipun dalam bentuk sederhana.

Selanjutnya menurut Rivers dalam Parera dan Tasai (1995: 15) mengemukakan

keterampilan menulis merupakan satu kebiasaan yang elegan dari para elite

terdidik. Oleh karena itu, tujuannya tidak akan tercapai untuk tingkat sekolah

me-nengah ke bawah. Keterampilan menulis menuntut penguasaan bahasa yang

tinggi yang mungkin tidak dikuasai oleh semua orang. Untuk memenuhi

keterampilan menulis yang baik jenjang menulis perlu diperhatikan. Belajar

keterampilan menulis dilakukan secara berjenjang.

Beberapa jenjang untuk keterampilan menurut Parera dan Tasai (1995:15) adalah:

(1) menyalin naskah dalam bahasa, (2) menuliskan kembali/mereproduksi apa yang

telah didengar dan dibaca, (3) melakukan kombinasi antara apa yang telah dihafal

dan didengar dengan adaptasi kecil, (4) menulis terpimpin, dan (5) menyusun

(49)

Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

pembelajaran membaca. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran

ke-terampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampiln

menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar, berbicara, membaca. Menurut

Pirera dan Tasai (1995:27) mengemukakan prinsip prinsip menulis adalah: (1)

menulis tidak da-pat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar

pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serempak, (2) pembelajaran

menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3)

pembe-lajaran menulis adalah pembepembe-lajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa

Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula

dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.

Berdasarkan perinsip-prinsip pembelajaran menulis tersebut, maka alternatif

pembelajaran menulis adalah sebagai berikut: (1) menyalin, (2) menyadur, (3)

membuat ikhtisar, (4) menulis laporan, (5) menyusun pertanyaan angket dan

wawancara, (6) membuat catatan, (7) menulis notulen, (8) menulis hasil seminar,

pidato, dan laporan, (9) menulis surat yang berupa : ucapan selamat, undangan,

pribadi, dinas, perjanjian, kuasa, dagang, pengaduan, perintah, pembaca, memo,

dan kawat (telegram), (10) menulis poster dan iklan, (11) menulis berita, (12)

melanjutkan tulisan, (13) mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan , (14)

mengisi formulir yang terdiri dari: wesel dan cek, (15) menulis kuitansi, (16)

menulis riwayat hidup, (17) menulis lamaran kerja, (18) menulis memorandum,

(19) menulis proposal/usul penelitian, (20) menulis rancangan kegiatan, (21)

(50)

membentuk bagan, denah, grafik, dan tabel, dan (25) menulis karya ilmiah.

Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh

siswa. Sebab dengan penguasaan itu siswa dapat mengetahui kekurangan dan

kesalahan suatu karangan. Badudu (1992: 17) mengemukakan yang perlu

diper-hatikan dalam menulis, yaitu (1) menggunakan kata dalam kalimat secara tepat

makna, (2) menggunakan kata dengan bentuk yang tepat, (3) menggunakan kata

dalam distribusi yang tepat, (4) merangkaikan kata dalam frasa secara tepat, (5)

menyusun klausa atau kalimat dengan susunan yang tepat, (6) merangkaikan

kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara tepat dan baik, (7)

menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik, (8) membuat karangan

(wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi,

argumentasi, (9) membuat surat (macam-macam surat), (10) menyadur tulisan

(puisi menjadi prosa), (11) membuat laporan (penelitian, pengalaman, dan

sesuatu yang disaksikan), (12) mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan

sebaliknya, kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung), (13) mengubah

wacana (wacana percakapan menjadi wacana cerita atau sebaliknya).

2. Jenis-jenis Menulis

Pelajaran menulis atau mengarang menurut Moeljono (1976: 89) dibedakan

menjadi beberapa jenis, yaitu (1) menulis surat, (2) menulis cerita non fiksi, (3)

menulis cerita fiksi, (4) menulis lukisan keadaan, (5) menulis berita aktual, (6)

(51)

2.1 Mengarang Surat

Surat merupakan bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis. Perbedaannya

dengan percakapan biasa ialah karena dalam surat jawaban orangyang diajak

berbicara tidak dapat diterima secara langsung. Oleh karena itu bentuk bahasa

dalam surat dapat dikatakan mengarah-arah pada bahasa percakapan biasa.

Pada garis besarnya surat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) surat

kekeluargaan dan (2) surat dinas. Yang dimaksud dengan surat kekeluargaan

ialah surat yang dikirim dari dan kepada keluarga atau kenalan. Bentuk dan

pemakaian bahasa dalam surat kekeluargaan sangat bebas, tidak terlalu terikat

oleh pedoman yang tertentu, sedangkan surat dinas ialah surat yang dikirimka

Gambar

Gambar 1: Langkah-l-langkah penggunaan Metode Research and De(R&D) menurut Borg dan Galld Development
gambar berikut.
Gambar 3: Desain Struktur Bahan Ajar
Tabel 1: Subjek Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata

“ Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV.. Semester Gasal ” dapat

Pengembangan buku ajar pembelajaran menulis bahasa Indonesia kelas VIII semester I dan II ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pembuatan materi pembelajaran

Artikel ini membahas hasil penelitian pengembangan bahan ajar menulis cerita legenda kapitan Maluku berbasis pendidikan karakter dengan teknik pemodelan pada siswa

Penelitian ini bertujuan: (1) mengembangkan Cerpen IPA Terpadu sebagai sumber Belajar Mandiri untuk Menanamkan Karakter Siswa SMP/MTs Kelas VIII Semester 2; (2)

Hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa pengembangan Bahan Ajar Menulis Puisi Berkonteks Lingkungan Peserta didik Bermuatan Nilai-nilai religius untuk Madrasah

kelayakan bahan ajar menulis kreatif naskah drama berbasis proyek dengan pendekatan kontekstual di SMP kelas VIII; (3) mengetahui repon siswa terhadap pembelajaran