AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SARI BUAH TOMAT KAYA
ANTIOKSIDAN
LYCOPENE
SEBAGAI AGEN
KEMOPREVENTIF PENYAKIT KANKER MENGGUNAKAN
SARI BUAH JERUK NIPIS
(CITRUS AURANTIFOLIA)
SEBAGAI PENGAWET
TESIS
OLEH:
ROLINA ZAHHARA TAMBUNAN
127051008
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SARI BUAH TOMAT KAYA
ANTIOKSIDAN
LYCOPENE
SEBAGAI AGEN
KEMOPREVENTIF PENYAKIT KANKER MENGGUNAKAN
SARI BUAH JERUK NIPIS
(CITRUS AURANTIFOLIA)
SEBAGAI PENGAWET
TESIS
OLEH:
ROLINA ZAHHARA TAMBUNAN
127051008
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Pada Program Studi Magister Ilmu Pangan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis
:
Aktivitas Antioksidan Sari Buah
Tomat Kaya Antioksidan
Lycopene
Sebagai Agen Kemopreventif
Penyakit Kanker Menggunakan Sari
Buah Jeruk Nipis (
Citrus
Aurantifolia
) Sebagai Pengawet
Nama
:
Rolina Zahhara Tambunan
NIM
:
127051008
Program Studi
:
Magister Ilmu Pangan
Menyetujui
Komisi Pembimbing,
(Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MP)
Ketua
Anggota
(Prof. Dr. Jamaran Kaban, M.Sc)
Ketua Program Studi,
Dekan,
(Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si)
(Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS)
PERNYATAAN ORISINALITAS
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SARI BUAH TOMAT KAYA
ANTIOKSIDAN
LYCOPENE
SEBAGAI AGEN
KEMOPREVENTIF PENYAKIT KANKER MENGGUNAKAN
SARI BUAH JERUK NIPIS
(CITRUS AURANTIFOLIA)
SEBAGAI PENGAWET
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengakui semua karya Tesis ini
adalah hasil kerja saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan yang tiap
satuannya telah dijelaskan sumbernya dengan benar.
Medan, Februari 2015
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap
: Rolina Zahhara Tambunan
Tempat / Tgl lahir
: Sumbul, Kab. Dairi, 28 Agustus 1982
Alamat Rumah
: Jl. Menteng 7 Gang Kenanga No. 1 Medan
HP
: 081269670305
: rolina_zt@yahoo.com
Instansi Tempat Kerja
: UPT. PTPH Medan, Dinas Pertanian
Provinsi Sumatera Utara
Alamat Kantor
: Jl. Jend. Besar Dr. Abdul Haris Nasution
No.4 Pangkalan Mansyhur - Medan
DATA PENDIDIKAN
SD Negeri 030332 Sumbul
Tahun 1988 – 1994
SMP Negeri 1 Sumbul
Tahun 1994 – 1997
SMU Negeri 1 Sumbul
Tahun 1997 – 1998
SMU Negeri 4 Medan
Tahun 1998 – 2000
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SARI BUAH TOMAT KAYA ANTIOKSIDAN LYCOPENE SEBAGAI AGEN KEMOPREVENTIF PENYAKIT KANKER MENGGUNAKAN SARI BUAH JERUK NIPIS
(CITRUS AURANTIFOLIA) SEBAGAI PENGAWET
ABSTRAK
Buah tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) dari tanaman yang berasal dari keluarga Solanaceae, memiliki kandungan vitamin A dan C serta senyawa antioksidan yang baik untuk kesehatan terutama likopen. Likopen merupakan senyawa karotenoid yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan berwarna merah kekuningan. Penggunaan agen kemopreventif dari bahan alam menjadi suatu alternatif mengurangi jumlah penderita kanker di dunia. Agen kemopreventif yang diteliti berupa sari buah tomat kaya antioksidan likopen menggunakan sari jeruk nipis sebagai pengawet, diaplikasikan pada tikus percobaan yang sudah diinduksi bahan karsinogen senyawa Acrylamide yang dapat menginduksi kanker. Analisis aktivitas antioksidan dilakukan dengan mengamati pengaruh sari buah tomat kaya antioksidan likopen pada histopatologi hati tikus dengan metode pewarnaan hematoxylin eosin dan pengaruh enzim Cu.Zn - SOD (Cupper Zink - Superoksida Dismutase) dengan pewarnaan immunohistokimia.
Pada panjang gelombang 503 nm diperoleh rata-rata kandungan antioksidan Lycopene tomat segar sebesar 64,2582 mg/Kg dengan waktu inkubasi 30 menit, sedangkan kadar likopen sebelum pasteurisasi adalah sebesar 74,8454 mg/Kg. Semakin tinggi konsentrasi sari jeruk nipis yang ditambahkan pada sari buah tomat, kadar vitamin C semakin meningkat. Kadar asam askorbat paling tinggi pada penyimpanan 3 minggu adalah 110,6520 mg/100 g dengan konsentrasi pengawet sari jeruk nipis sebesar 1%. Semakin tinggi konsentrasi sari jeruk nipis kadar likopen semakin meningkat dan semakin lama penyimpanan kadar antioksidan likopen semakin menurun. Kadar likopen terbaik terdapat pada penyimpanan 2 minggu yaitu sebesar 85,2148 mg/Kg pada konsentrasi pengawet sari jeruk nipis 1%.
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF TOMATO JUICE RICH IN LYCOPENE ANTIOXIDANT AS CANCER CHEMOPREVENTIVE AGENTS USING
CITRUS AURANTIFOLIA JUICE AS A PRESERVATIVE
ABSTRACT
The fruit of tomato (Solanum lycopersicum Lycopersicum esculentum SYN.) plant from Solanaceae family that originated, has a content of vitamins A and C as well as antioxidant compounds that are good for health especially lycopene. Lycopene is a carotenoid compounds found in red yellowish vegetables and fruits. The use of natural materials as chemo preventive agent becomes an alternative to reduce cancer patients number in the world. The chemo preventive agents that have been scrutinized was antioxidant-rich tomato juice using lime juice as preservative, applied on rats which had been induced by carcinogens i.e Acrylamide compounds that can cause cancer. Analysis of antioxidant activity is done by observing the effect of lycopene antioxidant-rich tomato juice on rat liver histopathology using hematoxylin eosin staining method and influence of the Cu-Zn SOD enzyme (Cupper Zink-superoxide Dismutase) using immunohistochemistry staining.
Lycopene antioxidant content of fresh tomato was obtained 64,2582 mg/Kg at the wavelength 503 nm with an incubation time of 30 minutes. Lycopene levels before pasteurization was 74,8454 mg/Kg. The higher addition of lime juice concentration, the higher of tomato juice acid, the higher level of ascorbic acid for 3 weeks was 110,6520 mg/100 g with 1% lemon juice. The higher the concentration of lime juice, the lycopene level was increase and the longer the storage time, the levels of lycopene antioxidant was decrease. The best lycopene level was found in the best storage of 2 weeks which was equal to 85,2148 mg/Kg at the preservatives concentration of lemon juice of 1%.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan Thesis ini. Thesis berjudul
Aktivitas Antioksidan Sari Buah Tomat Kaya Antioksidan Lycopene Sebagai Agen Kemopreventif Penyakit Kanker Menggunakan Sari Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Sebagai Pengawet, yang dibimbing oleh Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MP, dan Prof. Dr. Jamaran Kaban, M.Sc.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Thesis ini banyak mendapat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik berupa doa, pikiran dan tenaga
sehingga proposal ini dapat penulis selesaikan sedemikian adanya. Ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MP, dan Bapak
Prof. Dr. Jamaran Kaban, M.Sc sebagai pembimbing saya, yang telah banyak
meluangkan waktu dan tenaganya selama pelaksanaan penelitian dan untuk
penyempurnaan Thesis ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Pontas Tambunan
dan Ibunda Humara Napitupulu, suami tercinta Frenky Sinaga, dan Ananda
tercinta Khahral Zefanya J.T. Sinaga yang telah memberikan semangat dan
motivasi hingga thesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nafiah dan dr.
Chrestella SpPA di Laboratorium Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran USU,
USU yang sudah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Ucapan
terimakasih kepada teman, kakak, abang, dan adik di Jurusan Magister Ilmu
Pangan dan semua pihak yang sudah membantu. Semoga thesis ini bermanfaat
bagi pihak yang membutuhkan dan peneliti selanjutnya.
Medan, Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK………... i
ABSTRACT……… ii
KATA PENGANTAR ………... iii
DAFTAR ISI ……….. v
DAFTAR TABEL……….. viii
DAFTAR GAMBAR……… ix
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
PENDAHULUAN………..………. 1
Latar Belakang………. 1
Perumusan Masalah……….…. 7
Tujuan Penelitian……….. 8
Hipotesis Penelitian……….. 9
Kegunaan Penelitian………. 10
TINJAUAN PUSTAKA …………..……….. 11
Buah Tomat………. 11
Sistematika Buah Tomat……….. 13
Jenis-jenis Buah Tomat…..……….. 14
Komposisi Kimia Buah Tomat... 17
Perubahan Komposisi Kimia Buah Tomat Selama Pertumbuhan dan Pematangan……… 18
Asam askorbat (Vitamin C)…….……… 19
Sifat fisika dan kimia vitamin C………...………... 20
Kandungan vitamin C buah tomat…..………..……... 23
Antioksidan likopen……..………... 26
Sifat-sifat fisika dan kimia likopen secara umum………... 26
Kandungan Antioksidan Likopen pada Buah Tomat………….. 32
Karotenoid buah tomat……… 38
Sintesis Vitamin C dan Antioksidan Lycopene pada tanaman tomat………. 38 Penanganan pascapanen dalam mempertahankan mutu buah tomat…………... 43 Pemanfaatan buah tomat….……… 47
Antioksidan………..……… 49
Radikal bebas………….……….. 53
Stres oksidatif………..……… 54
Proses pembuatan sari buah tomat……….. 56
Pengaruh Aplikasi Panas terhadap Kandungan Vitamin Tomat 57 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia, Swingle)……….. 59
Mikroba Penyebab Kerusakan dan Keracunan Pangan………... 65
Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada Bahan Pangan……..… 68
Uji organoleptik……….. 71
Pengujian Aktivitas Antioksidan secara in vivo………. 71
Enzim Superoxide Dismutase (SOD)…...……….. 72
Karsinogen Acrylamide……….. 73
Sifat farmakokinetika akrilamida……….……….. 76
Karsinogenesis……… 77
Kanker dan Proses terjadinya kanker………. 78
METODOLOGI PENELITIAN………... 81
Waktu dan Tempat Penelitian…...………. 81
Bahan Penelitian………...………... 81
Alat Penelitian………...….….………... 81
Rancangan Penelitian……...………... 82
Pelaksanaan Penelitian………... 84
Ekstraksi jus jeruk nipis………….……… 84
Pembuatan sari buah tomat kaya lycopene……… 84
Penentuan pH………... 85
Penentuan total asam sari jeruk nipis dengan titrasi…... 86
Penentuan kadar vitamin C menggunakan metode kolorimetri 86 Penentuan kadar antioksidan lycopene dengan metode spektrofotometri………. 87
Uji aktivitas antioksidan dengan DPPH free radical scavenging assay……….... 88
Pengamatan mutu sari buah tomat secara mikrobiologi……… 89
Penentuan antioksidan lycopene pada tikus secara in vivo…... 90
Palpalasi nodul kanker………... 91
Prosedur pembuatan preparat histologi hati tikus……….. 91
Prosedur pewarnaan Hematoxylin Eosin…...……… 92
Prosedur pewarnaan Immunohistokimia………... 92
Uji organoleptik……...………..…… 94
Analisis data………...……… 94
Bagan penelitian……… 96
HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 101
Karakteristik bahan baku dan sari buah tomat…...……… 101
Karakteristik sari buah jeruk nipis………...……….. 101
Karakteristik buah tomat……… 104
Kadar likopen sari buah tomat sebelum pasteurisasi…………. 106
Aktivitas antioksidan sari buah tomat kaya likopen sebelum pasteurisasi………... 107
Kadar vitamin C sari buah tomat...……… 107
Kadar antioksidan lycopene sari buah tomat…..…………... 107
Aktivitas antioksidan sari buah tomat pada berbagai konsentrasi jeruk nipis selama penyimpanan…………... 110
Uji TPC………..………....………... 113
Uji in vivo………...………. 114
Pengaruh sari buah tomat kaya antioksidan likopen pada
histologi hati tikus……...
114
Pengamatan enzim Cu.Zn-SOD dengan pewarnaan
Immunohistokimia...
120
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis-jenis tomat berdasarkan bentuk buah dan kegunaannya 15
Tabel 2. Kandungan nutrisi tomat segar. 17
Tabel 3. Beberapa perubahan komposisi buah tomat terkait dengan proses pematangan
19
Tabel 4. Komposisi Isomer lycopene pada produk buah tomat dan plasma darah manusia
32
Tabel 5. Kandungan Likopen Buah Segar dan Olahan Tomat 35
Tabel 6. Konsentrasi antioksidan lycopene dari beberapa varietas tomat 37 Tabel 7. Kandungan Karotenoid Buah Tomat dan Produk olahannya 38 Tabel 8. Penggolongan antioksidan berdasarkan cara kerjanya 52
Tabel 9. Aktivitas antimikroba dari ekstrak 62
Tabel 10. Komposisi kimia dari lemon 62
Tabel 11. Produksi jeruk lemon 63
Tabel 12. Karakteristik sari jeruk nipis, buah tomat, dan sari buah tomat sebelum pasteurisasi
101
Tabel 13. Kandungan Asam sitrat pada sari jeruk nipis 102
Tabel 14.Kadar Vitamin C sari jeruk nipis 103
Tabel 15. Kadar Vitamin C buah tomat segar 105
Tabel 16. Kandungan antioksidan lycopene pada buah tomat segar 106 Tabel 17.Kadar Lycopene pada sari buah tomat sebelum pasteurisasi 106 Tabel 18. Kadar antioksidan likopen sari buah tomat pada berbagai konsentrasi jeruk nipis selama penyimpanan
110
Tabel 19. Anova nilai aktivitas antioksidan sari buah tomat pada berbagai konsentrasi sari jeruk nipis selama penyimpanan
112
Tabel 20. Koefisien Regresi Berganda Kadar Vitamin C, Lycopene, dan Aktivitas antioksidan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. a. Bagian-bagian buah tomat. b. Penampang melintang buah tomat 12 Gambar 2. Struktur molekul asam-asam organik pada buah tomat. (A) Asam
sitrat; (B) Asam malat; (C) Asam asetat; (D) Asam format; (E) Asam laktat; (F) Asam galaktonat
17
Gambar 3. Struktur molekul Vitamin C atau asam askorbat (2-oxo-L-threo- hexono- 1,4-lactone-2,3-enediol)
22
Gambar 4. Bentuk molekul lycopene 27
Gambar 5. Struktur molekul antioksidan paling potensial 28
Gambar 6. Perbandingan suhu ekstraksi terhadap kadar total Lycopene 30 Gambar 7. Jalur Smirnoff-Wheeler untuk biosintesis L-askorbat tumbuhan 36 Gambar 8. Peran hormon tanaman, CO2
pada akumulasi karotenoid selama pematangan buah tomat
, Cahaya, dan saling mempengaruhinya 41
Gambar 9. Buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) 42
Gambar 10. Gugus kromofor dan auksokrom DPPH 64
Gambar 11. Struktur representatif tiga dimensi Superoxide dismutase 72
Gambar 12. Struktur molekul Acrylamide 77
Gambar 13. Skema perkembangan sel kanker (Anonim, 2015) 79
Gambar 14. Bagan Penelitian 97
Gambar 15. Bagan pengamatan hispatologi hati tikus 99
Gambar 16. Bagan pewarnaan immunohistokimia 100
Gambar 17. Hubungan konsentrasi sari jeruk nipis selama penyimpanan dengan kandungan vitamin C sari buah tomat olahan
108
Gambar 18. Hubungan konsentrasi sari jeruk nipis selama penyimpanan terhadap kadar antioksidan likopen sari tomat olahan
110
Gambar 19. Hubungan nilai aktivitas antioksidan sari buah tomat selama penyimpanan terhadap konsentrasi sari jeruk nipis
111
Gambar 20. Grafik hasil perhitungan total plate count pada sari buah tomat menggunakan sari jeruk nipis sebagai pengawet dengan penyimpanan 0, 1, 2, dan 3 Minggu
Gambar 21. Fotomikrograf lobulus hati tikus (Sediaan seksional, Potongan melintang) metode pewarnaan hematoksilin-eosin.
117
Gambar 22. Fotomikrograf lokalisasi Cu.Zn-SOD secara immunohistokimia jaringan hati tikus.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kurva standard asam askorbat 137
Lampiran 2. Karakteristik jeruk nipis 138
Lampiran 3. Kadar Vitamin C sari buah tomat 139
Lampiran 4. Kadar antioksidan likopen sari buah tomat pada berbagai
konsentrasi sari jeruk nipis selama penyimpanan
140
Lampiran 5. Aktivitas antioksidan sari buah tomat pada berbagai konsentrasi
sari jeruk nipis selama penyimpanan
141
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SARI BUAH TOMAT KAYA ANTIOKSIDAN LYCOPENE SEBAGAI AGEN KEMOPREVENTIF PENYAKIT KANKER MENGGUNAKAN SARI BUAH JERUK NIPIS
(CITRUS AURANTIFOLIA) SEBAGAI PENGAWET
ABSTRAK
Buah tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) dari tanaman yang berasal dari keluarga Solanaceae, memiliki kandungan vitamin A dan C serta senyawa antioksidan yang baik untuk kesehatan terutama likopen. Likopen merupakan senyawa karotenoid yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan berwarna merah kekuningan. Penggunaan agen kemopreventif dari bahan alam menjadi suatu alternatif mengurangi jumlah penderita kanker di dunia. Agen kemopreventif yang diteliti berupa sari buah tomat kaya antioksidan likopen menggunakan sari jeruk nipis sebagai pengawet, diaplikasikan pada tikus percobaan yang sudah diinduksi bahan karsinogen senyawa Acrylamide yang dapat menginduksi kanker. Analisis aktivitas antioksidan dilakukan dengan mengamati pengaruh sari buah tomat kaya antioksidan likopen pada histopatologi hati tikus dengan metode pewarnaan hematoxylin eosin dan pengaruh enzim Cu.Zn - SOD (Cupper Zink - Superoksida Dismutase) dengan pewarnaan immunohistokimia.
Pada panjang gelombang 503 nm diperoleh rata-rata kandungan antioksidan Lycopene tomat segar sebesar 64,2582 mg/Kg dengan waktu inkubasi 30 menit, sedangkan kadar likopen sebelum pasteurisasi adalah sebesar 74,8454 mg/Kg. Semakin tinggi konsentrasi sari jeruk nipis yang ditambahkan pada sari buah tomat, kadar vitamin C semakin meningkat. Kadar asam askorbat paling tinggi pada penyimpanan 3 minggu adalah 110,6520 mg/100 g dengan konsentrasi pengawet sari jeruk nipis sebesar 1%. Semakin tinggi konsentrasi sari jeruk nipis kadar likopen semakin meningkat dan semakin lama penyimpanan kadar antioksidan likopen semakin menurun. Kadar likopen terbaik terdapat pada penyimpanan 2 minggu yaitu sebesar 85,2148 mg/Kg pada konsentrasi pengawet sari jeruk nipis 1%.
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF TOMATO JUICE RICH IN LYCOPENE ANTIOXIDANT AS CANCER CHEMOPREVENTIVE AGENTS USING
CITRUS AURANTIFOLIA JUICE AS A PRESERVATIVE
ABSTRACT
The fruit of tomato (Solanum lycopersicum Lycopersicum esculentum SYN.) plant from Solanaceae family that originated, has a content of vitamins A and C as well as antioxidant compounds that are good for health especially lycopene. Lycopene is a carotenoid compounds found in red yellowish vegetables and fruits. The use of natural materials as chemo preventive agent becomes an alternative to reduce cancer patients number in the world. The chemo preventive agents that have been scrutinized was antioxidant-rich tomato juice using lime juice as preservative, applied on rats which had been induced by carcinogens i.e Acrylamide compounds that can cause cancer. Analysis of antioxidant activity is done by observing the effect of lycopene antioxidant-rich tomato juice on rat liver histopathology using hematoxylin eosin staining method and influence of the Cu-Zn SOD enzyme (Cupper Zink-superoxide Dismutase) using immunohistochemistry staining.
Lycopene antioxidant content of fresh tomato was obtained 64,2582 mg/Kg at the wavelength 503 nm with an incubation time of 30 minutes. Lycopene levels before pasteurization was 74,8454 mg/Kg. The higher addition of lime juice concentration, the higher of tomato juice acid, the higher level of ascorbic acid for 3 weeks was 110,6520 mg/100 g with 1% lemon juice. The higher the concentration of lime juice, the lycopene level was increase and the longer the storage time, the levels of lycopene antioxidant was decrease. The best lycopene level was found in the best storage of 2 weeks which was equal to 85,2148 mg/Kg at the preservatives concentration of lemon juice of 1%.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah
salah satu jenis tanaman hortikultura yang banyak dikenal masyarakat, hampir
setiap hari digunakan sebagai bahan makanan baik dalam masakan sayuran,
sambal, jus buah, dan sebagai produk olahan tomat. Buah tomat (Solanum
lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman yang berasal
dari keluarga Solanaceae, memiliki kandungan vitamin A dan C serta senyawa
likopen yang baik untuk kesehatan. Secara keseluruhan kandungan buah tomat per
100 gram adalah 30 kilo kalori, vitamin C 40 mg, vitamin A 1500 SI, sejumlah zat
besi, kalsium, magnesium, kalium, yodium, zink, fluoride, dan asam organik.
Manfaat mengkonsumsi jus tomat secara rutin dapat mengurangi risiko kanker
terutama kanker prostat dan dapat mengurangi resiko penyakit jantung serta
membuat jantung dan pembuluh darah lebih kuat. Mengkonsumsi jus tomat setiap
hari juga dapat membantu dalam pengontrolan berat badan karena dapat menekan
rasa lapar. Khasiat jus tomat yang lain dapat merangsang metabolisme tubuh,
membuat sistem kekebalan tubuh lebih kuat, selain sebagai anti oksidan yang baik
untuk tubuh. Aktivitas antioksidan dari ekstrak buah tomat dalam metanol
memiliki nilai IC50 yaitu kekuatan antioksidan untuk menonantifkan radikal
bebas sebanyak 50% adalah sebesar 44,06 μg/ml lebih rendah dari vitamin C
sebesar 3,63 μg/ml (Fatricia et al., 2012; Bardwaj et al., 2013).
Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak tanaman kaya dengan
likopen. Likopen merupakan senyawa karotenoid yang terdapat pada sayuran dan
buah-buahan berwarna merah kekuningan. Beberapa studi in vitro likopen
menunjukkan adanya aktivitas antioksidan poten sehingga dapat disimpulkan
bahwa likopen adalah senyawa penting yang dapat menjadi agen kemopreventif
penyakit kanker potensial. Sumber likopen terbesar dapat diperoleh dari buah
tomat. Beberapa studi epidemiologi memperlihatkan adanya penurunan resiko
kanker prostat pada pria yang mengkonsumsi likopen dari buah tomat. Selain
likopen, polifenol yang terdapat dalam tomat juga memiliki kemampuan
antioksidan yang dapat memadamkan radikal bebas. Hasil penelitian ini memberi
kemungkinan bahwa dengan mengkonsumsi tomat dapat memberikan proteksi
terhadap kerusakan oksidatif yang secara potensial mencegah mutasi pada fase
inisiasi dan progresi kanker. Pada artikel review berjudul Lycopene in Oral Health
yang dibuat tahun 2013 dinyatakan bahwa likopen menunjukkan kemampuan
yang lebih tinggi dalam mengikat oksigen tunggal. Likopen memiliki warna yang
kuat dan tidak beracun, sehingga likopen sangat berguna sebagai agen pewarna.
Pigmen tomat yang berwarna merah mengandung lycopene, yaitu zat antioksidan
yang dapat menghancurkan radikal bebas dalam tubuh akibat rokok, polusi dan
sinar ultra violet. Selain itu lycopene dilaporkan dapat mencegah kerusakan sel
yang dapat mengakibatkan kanker leher rahim, prostat, kolon dan pankreas.
Likopen memiliki multi fungsi pada tubuh dengan melindungi tubuh sejak awal
dari kanker mulut seperti leukoplakia dan juga mencegah kerusakan jaringan
periodontal. (Bardwaj et al, 2013)
Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan dan salah satu
Dasar (2007), di Indonesia pengidap kanker mencapai 10,2% dari proporsi total
kejadian penyakit tidak menular sekaligus menjadi penyebab kematian ketujuh
akibat penyakit. Data dari Union Internationale Contre le Cancer (UICC) dan
World Health Organization (WHO) menyebutkan, pada tahun 2004 angka
kematian akibat kanker diperkirakan mencapi 7 juta orang, dua kali lebih banyak
dari angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS. Tahun 2007 UICC melaporkan
bahwa sebanyak 8 juta penduduk dunia meninggal akibat menderita kanker atau
sekitar 13% dari total kematian akibat penyakit yang terjadi dan diperkirakan akan
terus meningkat hingga mencapai 11,8 juta kematian pada tahun 2030. UICC juga
memperkirakan jumlah penderita kanker di negara berkembang pada tahun 2020
bisa mencapai 10 juta orang, dengan 16 kasus baru setiap tahunnya. Angka
kematian akibat penyakit kanker diperkirakan juga akan terus bertambah, karena
kecenderungan pasien memulai pengobatan ketika penyakit kankernya sudah pada
stadium lanjut. Salah satu yang menjadi perhatian dunia saat ini adalah anak-anak
yang menderita penyakit kanker. Karena penyakit kanker ternyata menjadi
penyebab kematian tertinggi dari 160.000 anak yang diagnosa menderita kanker.
Angka kematian anak-anak akibat kanker di Negara berkembang mencapi 60
persen, sementara di negara maju 25 persen. (Anonim, 2010). Di Indonesia,
penyakit kanker menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup penting, karena
angka kejadian dan jumlah kematian akibat kanker terus meningkat setiap
tahunnya. Dari hasil Munas terakhir Yayasan Kanker Indonesia, ditetapkan 10
jenis kanker yang angka kejadiannya cukup besar di Indonesia, yaitu kanker leher
rahim, kanker payudara, kanker hati, kanker paru, kanker kulit, kanker nasofaring,
Tingginya angka kematian akibat kanker dari tahun ke tahun tidak dapat
lagi dipandang hanya dengan sebelah mata. Menurut Dr. Mellissa S Luwia, MHA,
ketua panitia hari kanker sedunia 2006 di Indonesia, persoalan penyakit kanker di
Indonesia karena kurangnya pemahaman masyarakat bahwa sebenarnya kanker
bisa disembuhkan bila diketahui sejak dini dan segera diobati. Ini terbukti dari
banyaknya penderita kanker yang berhasil sembuh, karena penyakitnya terdeteksi
sejak dini dan disiplin menjalani pengobatan. Penggunaan agen kemopreventif
dari bahan alam menjadi suatu alternatif mengurangi jumlah penderita kanker di
dunia. Agen kemopreventif merupakan agen yang dapat mencegah dan
menghambat proses perkembangan kanker serta membantu memulihkan kondisi
kesehatan penderita kanker. Berbagai usaha untuk menanggulangi tingginya
angka tersebut terus dilakukan baik oleh para peneliti, tenaga medis, dan
akademisi yang salah satunya melalui kegiatan penelitian. Berbagai kegiatan
penelitian mengenai kanker pada umumnya dilakukan dengan mengunakan objek
percobaan yang dikenal sebagai hewan model. Pada umumnya hewan model yang
digunakan untuk studi mengenai kanker adalah tikus. Agen kemopreventif yang
diteliti diaplikasikan pada tikus percobaan yang sudah diinduksi bahan karsinogen
senyawa Acrylamide yang dapat menyebabkan kanker. Tikus akan dikorbankan
untuk dilakukan analisis aktivitas antioksidan mencegah kanker dengan
menganalisis kadar SOD (Superoksida Dismutase). SOD adalah kelompok
metaloenzim yang berperan sebagai antioksidan vital dan melakukan
perlindungan primer menentang efek toksik radikal superoksida pada organisme
aerobik. Aktivitas SOD pada semua organ menurun secara signifikan setelah
Palozza et al., (2011) melaporkan bukti peran lycopene sebagai reduktor
dalam proliferasi sel, diferensiasi dan apoptosis. Lycopene mencegah kerusakan
oksidatif sel dan berpengaruh dalam pertumbuhan sel serta modulasi lycopene
redoks sensitif target molekular pada signaling sel. Trejo-Solis et al., (2013)
mengemukakan penelitian secara in vivo mengungkapkan bahwa pengobatan
dengan lycopene dapat menghambat pertumbuhan tumor di hati, paru-paru,
prostat, payudara, dan usus besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi
saos tomat lebih efektif meningkatkan bioavailabilitas likopen dalam tubuh
dibandingkan dengan mengkonsumsi tomat segar. Likopen ditemukan dalam sel
mukosa dalam jumlah yang lebih besar pada individu yang mengkonsumsi saos
tomat, hal ini dapat mencerminkan kadar likopen dalam plasma. Hal tersebut
menunjukkan bahwa keberadaan likopen akan meningkat dalam produk olahan
tomat dibandingkan dalam tomat segar (Intan, 2007). Berdasarkan penelitian Rao
dan Agarwal (1999) bahwa masyarakat disarankan untuk mengkonsumsi rata-rata
1,86 mg likopen per hari dan dibawah angka tersebut dinyatakan kekurangan
likopen, dosis yang dianjurkan adalah mengkonsumsi 200 gram tomat agar
mampu mengurangi risiko terkena kanker. (Sulistyowati, 2006)
Buah tomat mudah rusak karena mengandung banyak air, dan tumbuh
dekat tanah. Pada musim panen, jumlah tomat sangat melimpah sehingga harga
tomat menjadi turun, hal ini menyebabkan kerugian di kalangan petani. Buah
tomat mempunyai masa simpan yang singkat sehingga tidak dianjurkan
Sari buah adalah cairan yang terdapat secara alami dalam buah-buahan.
Sari buah lebih mudah untuk dicerna dan lebih tahan lama dengan kualitas setara
dengan kualitas buahnya. Beberapa penentu kualitas sari buah adalah kekentalan,
kekeruhan, dan kadar padatan terlarutnya. Pada prinsipnya dikenal 2 (dua) macam
sari buah, yang pertama adalah sari buah encer yang dapat langsung diminum,
yaitu cairan buah yang diperoleh dari pengepresan daging buah, dilanjutkan
dengan penambahan air dan gula pasir. Sari buah yang kedua adalah sari buah
pekat/konsentrat yaitu cairan yang dihasilkan dari pengepresan daging buah dan
dilanjutkan dengan proses pemekatan, baik dengan cara pendidihan biasa maupun
dengan cara lain seperti penguapan dengan hampa udara. Konsentrat ini tidak
dapat langsung diminum, tetapi harus diencerkan terlebih dahulu dengan air
(Anonim, 2014; Dewanti et al., 2010).
Umumnya sari buah yang beredar di masyarakat saat ini menggunakan
bahan pengawet kimiawi yang memiliki efek samping merugikan kesehatan. Sari
jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung zat herbal yang jika ditambahkan
pada sari buah akan mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Jeruk nipis
mempunyai kandungan minyak atsiri dan asam organik yang berfungsi sebagai
antibakteri. Asam askorbat adalah antioksidan paling penting pada sari buah jeruk
nipis dan dapat mencegah stress oksidatif. Flavanone, flavone dan flavonol
merupakan tiga jenis flavonoid yang terbentuk pada jeruk nipis. Banyak penelitian
melaporkan tentang antioksidan pada sari buah dan bagian lemon yang dapat
dikonsumsi dari sumber dan varietas yang berbeda. Larrauri et al., (1996) juga
membandingkan serat kulit jeruk nipis dan jeruk (orange) dengan α- tocopherol
Perumusan Masalah
Likopen tidak disintesis di dalam tubuh manusia tetapi fluktuasi
keberadaannya dalam serum dan sangat mempengaruhi kesehatan manusia. Oleh
karena itu dibutuhkan inovasi produk untuk mengefisiensikan konsumsi likopen
bagi masyarakat luas maupun penderita kanker. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsumsi olahan tomat seperti saos tomat lebih efektif meningkatkan
bioavailabilitas likopen dalam tubuh dibandingkan mengkonsumsi tomat segar.
Likopen ditemukan dalam sel mukosa dalam jumlah yang relatif lebih besar pada
individu yang mengkonsumsi saos tomat, dapat mencerminkan kadar likopen
dalam plasma (Allen et al., 2002). Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan
likopen akan meningkat dalam produk olahan dibandingkan dalam produk tomat
segar.
Berbagai jenis olahan sari buah yang beredar di masyarakat saat ini
ditemukan menggunakan bahan pengawet kimiawi yang memiliki efek samping
merugikan kesehatan, sehingga diperlukan cairan jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
yang merupakan zat herbal yang ditambahkan pada sari buah karena berkaitan
dengan kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Jeruk nipis
mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antibakteri, oleh
karena itu peneliti tertarik melakukan olahan tomat menjadi sari buah tomat yang
dikemas menggunakan gelas cup bahan PP atau Polypropylene. Formulasi sari
buah tomat dibuat sedemikian rupa sehingga sari buah tomat memiliki mutu yang
baik dan aman untuk dikonsumsi. Sari buah tomat kaya antioksidan lycopene
sangat diperlukan sebagai agen kemopreventif penyakit kanker, sehingga perlu
antioksidan Lycopene secara in vivo pada tikus percobaan di laboratorium. Daya
awet jeruk nipis terhadap sari buah tomat diamati dengan melakukan pengujian
mutu mikrobiologis sari buah secara berkala.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Berapa besar konsentrasi sari buah jeruk nipis paling optimal dapat
mengawetkan sari buah tomat namun masih kategori baik untuk
dikonsumsi.
b. Berapa besar konsentrasi antioksidan Lycopene pada sari buah tomat
paling optimal sebagai agen kemopreventif penyakit kanker yang
diinduksi pada tikus percobaan.
Tujuan Penelitian
Penelitian berjudul Aktivitas Antioksidan Sari Buah Tomat Kaya
Lycopene sebagai agen kemopreventif penyakit kanker menggunakan sari buah
jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) sebagai pengawet alami ini dilakukan dalam 2
(dua) tahap dengan masing-masing tahap bertujuan untuk:
Tahap pertama:
a. Melakukan uji mutu buah tomat segar sebagai bahan baku olahan sari buah tomat, meliputi pH, total asam, kadar Vitamin C, kadar Lycopene.
b. Menentukan uji mutu sari buah jeruk nipis sebagai pengawet sari buah tomat meliputi pH, total asam, kadar asam sitrat, aktivitas antioksidan.
d. Menentukan aktivitas antioksidan sari buah tomat kaya Lycopene dengan metode DPPH.
Tahap kedua:
a. Menentukan kadar SOD hati tikus putih yang diinduksi dengan acrylamide
pada berbagai konsentrasi sari buah tomat kaya Lycopene.
b. Sari buah tomat dengan penambahan pengawet alami jeruk nipis dapat
menurunkan kejadian kanker secara mikroskopik.
Hipotesis Penelitian
Dari uraian di atas disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
Penelitian tahap pertama:
H0 : Sari buah jeruk nipis tidak dapat meningkatkan masa simpan sari buah
tomat dengan aktivitas antioksidan yang masih kuat.
H1 : Sari buah jeruk nipis dapat meningkatkan masa simpan sari buah tomat
dengan aktivitas antioksidan yang semakin melemah.
Penelitian tahap kedua:
H0 : Sari buah tomat kaya antioksidan lycopene tidak dapat menurunkan
kejadian kanker pada tikus yang diinduksi dengan acrylamide dengan
kadar antioksidan endogen enzim SOD (Superoxide dismutase) hati tikus
H1 : Sari buah tomat kaya antioksidan lycopene dapat menurunkan kejadian
kanker pada tikus yang diinduksi dengan acrylamide dengan kadar
antioksidan endogen enzim SOD (Superoxide dismutase) hati tikus
menurun.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk menjadi media pembelajaran efektif dalam
memperoleh pengetahuan mengenai potensi olahan buah tomat sebagai agen
kemopreventif penyakit kanker melalui serangkaian pengujian-pengujian di
laboratorium. Ditinjau dari aspek praktis, penelitian ini bermanfaat dalam
menghasilkan sari buah tomat kaya antioksidan Lycopene sebagai alternatif
produk minuman kesehatan bagi industri minuman dimana pengawet yang
diaplikasikan pada sari buah diekstrak dari buah jeruk nipis sehingga tubuh tidak
TINJAUAN PUSTAKA
Buah Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah
tumbuhan keluarga Solanaceae, berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, dari
Meksiko sampai Peru. Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku
Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat menyebar ke seluruh
Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran
tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya
tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang
Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan
demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik
maupun subtropik. (Pracaya, 2012)
Buah tomat terdiri dari beberapa bagian yaitu perikarp, plasenta, funikulus,
dan biji. Anatomi buah tomat dapat dilihat pada Gambar 1. Perikarp meliputi
eksokarp, mesokarp, dan endocarp. Eksokarp adalah lapisan terluar dari buah dan
sering mengandung zat warna buah terdiri dari dinding pericarp dan kulit buah.
Perikarp meliputi dinding luar dan dinding radial (septa) yang memisahkan
rongga lokula. Mesokarp adalah lapisan yang paling dalam berupa selaput terdiri
dari parenkim dengan ikatan pembuluh (jaringan tertutup) dan lapisan bersel
tunggal yaitu lokula. EndoKarp adalah lapisan paling dalam terdiri dari biji,
a. Bagian-bagian buah tomat b. Penampang melintang buah tomat
Gambar 1. a. Bagian-bagian buah tomat. b. Penampang melintang buah tomat (Anonim, 2015)
Epidermis pada buah atau sayuran yang berbentuk buah biasanya dibentuk
oleh sel - sel yang sangat kecil sehingga menyerupai dinding tebal yang kompak
tanpa ruang antar sel kecuali pada bagian stomata dan lentisel. Bentuk sel
epidermis bervariasi tergantung pada spesies dan varietas. Pada buah tomat,
varietas yang tahan terhadap retakan memiliki sel epidermis berbentuk datar,
sementara pada varietas yang mudah mengalami keretakan kulit, sel epidermisnya
berbentuk bundar (Rančićet al, 2010).
Buah tomat plum (Solanum lycopersicum L. varroma) memiliki 2 karpel.
Bagian buah tomat terdiri dari daging (perikarp dan kulit) dan pulp (plasenta dan
jaringan lokula). Perikarp biasanya tebal dan berair. Pulp menyumbang kurang
dari sepertiga dari massa buah segar. Kolumela (bagian dalam) adalah badan steril
yang merupakan sumbu pusat tubuh buah dewasa barupa sekat dalam yang
menonjol dan berwarna putih. Plasenta merupakan tempat melekatnya bakal biji
oleh perikarp, septa dan kolumela daerah ini berisi membran agar – agar yang
bersifat kenyal dan berair (Rančićet al, 2010).
Sebagian besar pembelahan sel dalam pericarp berlangsung selama 10 –
14 hari pertama setelah berbunga. Kulit buah (exocarp) terdiri dari lapisan
epidermis luar ditambah 2 - 4 lapisan sel hypodermal berdinding tebal dengan
kolenkim seperti bahan pengental. Dalam proses perkembangan awal buah,
plasenta mulai memperluas ke lokula untuk menyerap biji dalam 10 hari pertama
dan mengisi seluruh rongga lokula dalam beberapa hari berikutnya. Pada buah
yang belum matang terbentuk plasenta dan setelah matang terbentuk lokula.
Cairan intraseluler dapat terakumulasi dalam lokula dan protoplas tetap utuh
(Rančićet al, 2010).
Sistematika Buah Tomat
Sistematika buah tomat adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae (tidak termasuk) Eudicots
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Nama binomial : Solanum lycopersicum
Sinonim : Lycopersicon lycopersicum / Lycopersicon esculentum
(Wikipedia, 2014)
Jenis-Jenis Buah Tomat
Umumnya jenis-jenis tomat didasarkan pada ketinggian tanaman, penampilan,
dan kegunaannya. Berdasarkan ketinggian tanamannya, jenis tomat dibagi
menjadi 3 golongan utama, yaitu (Faujiah, 2014) :
a. Determinate
Golongan ini merupakan yang terpendek diantara tanaman tomat, yakni hanya
berkisar antara 50-80 cm saja. Golongan ini tidak bisa tumbuh tinggi karena
ujung tanamannya diakhiri dengan rangkaian bunga. Jenis ini relatif memiliki
umur sangat pendek sehingga dapat cepat dipanen.
b. Intermediate
Pohon Tomat dengan golongan ini termasuk relatif tinggi dan dapat tumbuh
hingga mencapai 2 m. Namun demikian, meskipun batang tanamannya relatif
tinggi umurnya hanya berkisar 4 bulan saja.
c. Hybrida
Golongan ini merupakan hasil persilangan antara golongan determinate
dengan intermediate. Karena merupakan persilanngan antara keduanya,
varietas ini memiliki sifat dari keduanya.
Selain dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik tanamannya, jenis
Tabel 1. Jenis-jenis tomat berdasarkan bentuk buah dan kegunaannya
NO Jenis tomat Keterangan
1 Tomat Plum Tomat ini mirip buah plum.
Bentuknya bulat lonjong, dagingnya banyak sekali mengandung air dan memiliki permukaan kulit yang tipis. Umumnya dipakai untuk tumisan dan masakan yang membutuhkan waktu memasak yang relatif lama seperti membuat saos tomat dan diolah sebagai
2 Tomat Beef Tomat beef ini memiliki bentuk
yang paling besar jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Karena ukurannya yang besar tomat jenis ini sering kali digunakan untuk membuat sandwich atau hamburger. Tapi tidak jarang juga para chef
menggunakannya untuk bahan tumisan atau masakan lain yang memerlukan tomat dalam ukuran besar.
3 Tomat ceri
Tomat ini bentuknya kecil agak lonjong. Ketika masih muda warnanya hijau pucat dan ketika sudah masak warnanya berubah menjadi orange ke merahan. Rasanya dagingnya cukup manis, dan mengandung juice yang cukup banyak. Umumnya digunakan sebagai pelengkap salad atau dimakan dalam keadaan segar.
4 Tomat hijau Sesuai dengan namanya, tomat ini
air yang sedikit. Sebenarnya tomat hijau adalah tomat yang dipanen sebelum masak.
Biasanya digunakan sebagai bahan tumisan karena rasanya yang cenderung segar.
5 Tomat pear Jens tomat ini memang mirip
dengan buah pear (seperti air mata yang jatuh) hanya saja bentuknya jauh lebih kecil dari buah Pear. Memiliki warna beraneka ragam, mulai dari merah, orange, dan kuning dan rasanya cukup manis. Umumnya dikonsumsi langsung atau ditambahkan sebagai bahan pelengkap salad. Tomat jenis ini kurang populer di Indonesia.
6 Tomat anggur Tomat Anggur merupakan varian
tomat yang paling kecil diantara lainnya. Berbeda dengan tomat ceri yang cenderung lebih lonjong, bentuk tomat anggur cenderung lebih bulat dan lebih kecil.
Karena rasanya yang cukup manis, tomat anggur sering kali dikonsumsi secara langsung ataupun digunakan sebagai salad. Sering kali ketika di jual warnanya kuning dan merah. Tomat jenis ini juga jarang dijumpai di Indonesia.
Komposisi Kimia Buah Tomat
Varietas-varietas tomat memiliki jumlah zat terlarut dalam air bervariasi
dari 4,5 sampai 7 % dengan fruktosa dan glukosa merupakan zat paling dominan.
[image:35.595.113.519.206.619.2]Kandungan nutrisi buah tomat dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan nutrisi tomat segar.
Nutrien Kandungan
per 100 g
Nutrien Kandungan
per 100 g
Analisis Proksimat Asam Amino
Air (g) 93,76 Triptofan (g) 0,006
Energi (kkal) 21 Treonin (g) 0,021
Protein (g) 0,85 Isoleusin (g) 0,020
Total lemak (g) 0,33 Leusin (g) 0,031
Karbohidrat (g) 4,64 Lisin (g) 0,031
Serat (g) 1,1 Metionin (g) 0,007
Abu (g) 0,42 Kistin (g) 0,011
Mineral Fenilalanin (g) 0,022
Kalsium (mg) 5 Tirosin (g) 0,015
Zat besi (mg) 0,45 Valin (g) 0,022
Magnesium (mg) 11 Arginin (g) 0,021
Fosfor (mg) 24 Histidin (g) 0,013
Kalium (mg) 222 Alanin (g) 0,024
Natrium (mg) 9 Asam aspartat (g) 0,118
Seng (mg) 0,09 Asam glutamat (g) 0,313
Tembaga (mg) 0,074 Glisin (g) 0,021
Mangan (mg) 0,105 Prolin (g) 0,016
Selenium (mg) 0,4 Serin (g) 0,023
Vitamin
Asam Lemak
Tiamin (mg) 0,059 Tak jenuh tunggal (g) 0,050
Riboflavin (mg) 0,048 Tak jenuh ganda (g) 0,135
Niasin (mg) 0,628
Asam pantotenat (mg) 0,247
Vit. A (IU) 623
Tokoferol (mg) 0,34
(Sumber:Kailaku et al., 2014)
Asam organik yang paling dominan pada tomat adalah asam sitrat. Selain asam
sitrat, asam malat adalah asam organik yang paling berkontribusi terhadap cita
rasa buah tomat. Struktur kimia asam-asam organik dari buah tomat terdapat pada
trans-asonitat, laktak, galakturonat, dan α-okso. Pada keseluruhan kematangan buah mulai dari berwarna hijau tua hingga merah, keasaman meningkatkan
mencapai nilai maksimum dan kemudian menurun. Keasaman maksimum
ditemukan pada breaker dan tahap berwarna pink. Keasaman buah tomat sangat
penting untuk rasa dan penting juga dalam proses pengolahan karena butirat,
mikroorganisme termofilik, dan pembusuk anaerobik tidak dapat berkembang
ketika pH di bawah 4,3. Namun ketika pH lebih dari 5, spora mikroorganisme
sulit untuk dibunuh. (Salunkhe et al, 1974)
Perubahan Komposisi Kimia Buah Tomat Selama Pertumbuhan dan Pematangan
Komposisi kimia tomat segar tergantung pada beberapa faktor yaitu
kultivar, kedewasaan, cahaya, suhu, musim, iklim, kesuburan tanah, irigasi, dan
perlakuan petani. Konsentrasi relatif komponen-komponen kimia dari buah tomat
yang penting dalam menilai kualitas buah tomat adalah warna, tekstur,
penampilan, nilai gizi, dan aroma. Buah tomat Moscow memiliki kadar air 94%
(A) (B) (C)
[image:36.595.128.489.482.691.2](D) (E) (F)
Gambar 2. Struktur molekul asam-asam organik pada buah tomat. (A) Asam sitrat; (B) Asam malat; (C) Asam asetat; (D) Asam format; (E) Asam laktat; (F)
pada tahap merah matang. Perubahan komposisi berhubungan dengan pematangan
buah tomat disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Beberapa perubahan komposisi buah tomat terkait dengan proses pematangan
Tahap kedewasaan Komposisib
matang
Hijau Breaker Pink Merah Merah
Bahan kering (%) 6.40 6.20 5.81 5.80 6.20
Keasaman tertitrasi (%) 0.285 0.310 0.295 0.270 0.285
Asam organik (%) 0.058 0.127 0.144 0.166 0.194
Asam askorbat (mg %) 14.5 17.0 21.0 23.0 22.0
Klorofil (µg %) 45.0 25.0 9.0 0.0 0.0
β-Karoten (µg %) 50.0 242.0 443.0 10.0 0.0
Lycopene (µg %) 8.0 124.0 230.0 374.0 412.0
Penurunan gula (%) 2.40 2.90 3.10 3.45 3.65
Pektin (%) 2.34 2.20 1.90 1.74 1.62
Pati (%) 0.61 0.14 0.136 0.18 0.07
Votatiles (ppb) 17.0 17.9 22.3 24.6 31.2
Volatile reducing 248 290 251 278 400
substances (µeq. %)
Asam amino (µmole %) _c 2358 3259 2941 2723
Nitrogen protein 9.44 10.00 10.27 10.27 6.94
(rag N/g)
a kultivar Fireball, selain kultivar V. R. Moscow untuk kandungan asam amino. b Dinyatakan dalam basis berat segar.
c Nilai tidak dilaporkan . (Sumber: Salunkhe et al, 1974)
Asam askorbat (Vitamin C)
Vitamin C adalah salah satu vitamin paling penting untuk nutrisi manusia
yang tersedia pada buah-buahan dan sayuran. Faktor "antiscorbutic" buah-buahan
segar, yang mencegah perkembangan khas Simptom skurvi pada manusia, adalah
turunan karbohidrat dikenal sebagai vitamin C atau asam askorbat. (Zhang, 2013).
L-Asam askorbat (AA) merupakan bentuk aktif biologis yang utama dari vitamin
C. Asam askorbat teroksidasi secara reversibel menjadi bentuk L-asam
dehidroaskorbat (DHA), juga menunjukkan aktivitas biologis.
Vitamin C (asam askorbat) adalah suatu mikronutrien esensial yang
[image:37.595.113.514.171.418.2]teroksidasi, dan sebagian besar fungsinya dalam organisme hidup bergantung
pada kebutuhan sel. Tubuh manusia tidak dapat menghasilkan asam askorbat,
sehingga harus diperoleh sepenuhnya melalui diet seseorang. Kekurangan vitamin
C dalam tubuh manusia akan mengakibatkan timbulnya penyakit yang disebut
dengan scurvey, gejalanya meliputi terjadinya pendarahan, rasa sakit pada sendi
dan kelelahan. Asupan harian vitamin C sangat kecil yaitu 10 - 15 mg/hari untuk
orang dewasa yang diperlukan untuk mencegah defisiensi dan scurvey. (Rahman
et al, 2007)
Sifat fisika dan kimia Vitamin C
Sifat-sifat fisika Vitamin C adalah sebagai berikut:
Rumus kimia : C6H8O
Massa molar : 176.12 g mol−1
6
Penampilan : Padatan putih kekuningan
Densitas : 1,65 g/cm3
Kelarutan dalam air : 33 g/100 ml
Kelarutan dalam etanol : 2 g/100 ml
Kelarutan dalam gliserol : 1 g/100 ml
Kelarutan dalam propilena glikol : 5 g/100 ml
Kelarutan lain : tidak larut dalam solven dietil eter,
kloroform, benzena, minyak, dan lemak
Keasaman (pKa) : 4,20 (pertama), 11,6 (gugus hidroksil atom
Sifat-sifat kimia vitamin C adalah sebagai berikut (Sudarmadji, 2003):
a. Membentuk garam dengan logam.
b. Sifat asam ditentukan oleh ionisasi grup enol pada atom karbon.
c. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi (bersifat stabil
terhadap asam, tidak stabil terhadap basa)
d. Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih bila terdapat katalisator Fe, Cu,
enzim askorbat oksidase, sinar, temperatur yang tinggi. Larutan encer
vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada
katalisator seperti diatas. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam
dehidroaskorbat.
e. Vitamin C dapat berbentuk asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat.
Keduanya mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam askorbat sangat
mudah teroksidasi secara reversibel menjadi asam L-dehidroaskorbat.
Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami
perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki
keaktifan vitamin C lagi (Winarno, 2002).
Pada makanan, pH mempengaruhi stabilitas asam askorbat dengan
stabilitas maksimal pada pH antara 4 dan 6. Pemanasan menyebabkan kehilangan
asam askorbat tergantung pada derajat pemanasan, luas permukaan yang kontak
dengan air, oksigen, pH, dan adanya logam transisi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pemanasan dapat menurunkan kandungan vitamin C pada suatu bahan.
Gambar 3. Struktur molekul Vitamin C atau asam askorbat (2-oxo-L-threo-hexono-
1,4-lactone-2,3-enediol) (Wikipedia, 2015)
Vitamin C merupakan antioksidan utama yang larut dalam air di dalam
tubuh. Itu menurunkan tekanan darah dan level kolesterol. Analisis telah
menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang memadai efektif dalam menurunkan
risiko berkembangnya kanker payudara, leher rahim, kolon, rektum, paru-paru,
mulut, prostat dan perut. Vitamin C bersifat non-toksik untuk menjaga kesehatan
tubuh seperti pita suara terjaga baik, untuk mencegah flu, tubuh manusia harus
mampu memenuhi ketersediaan vitamin C. (Rahman et al, 2007)
Terdapat beberapa metode analisis untuk menentukan kandungan Vitamin
C pada buah-buhan atau sayuran, yaitu : metode titrimetri, metode biologi, metode
elektrokimia, dan metode kromatografi. Semua metode memiliki keterbatasan
yang besar dalam penggunaannya untuk berbagai tujuan yang berbeda. Sangat
sulit untuk memilih metode yang unik untuk menentukan kandungan total vitamin
dalam produk makanan, sampel biologi dan farmasi. Karena masing-masing
sampel memiliki karakteristik dan sifat spesifik dalam proses ekstraksi,
pemurnian, gangguan senyawa-senyawa lain (seperti warna, kehadiran komponen
pengoksidasi dan reduksi). Meskipun beberapa metode untuk penentuan asam
askorbat sudah tersedia namun sangat sedikit metode bekerja untuk penentuan
dikarenakan kedua bentuk vitamin c, askorbat asam dan dalam bentuk yang
teroksidasi yaitu asam dehidroaskorbat memiliki sifat kimia, sifat optik, dan sifat
elektrokimia yang berbeda. Misalnya, metode resmi AOAC (2000) berdasarkan
titrasi AA dengan 2,6 – dikloroindofenol dalam larutan asam tidak aplikatif pada
semua matrik. Zat-zat yang terdapat pada buah-buahan secara alami seperti tanin,
beta tanin, Cu(II), Fe(II), dan Co(II) teroksidasi oleh dye. Selain itu, metode hanya
berlaku jika bahan memiliki konsentrasi DHA yang rendah. (Rahman et al, 2007)
Pada pada pH yang tinggi, asam askorbat mengalami reaksi hidrolisis
oksidasi yang bersifat destruktif sehingga cincin lakton dari asam askorbat terbuka
dan aktivitas vitamin akan hilang. Proses ini terjadi secara alami pada
buah-buahan dan sejumlah asam diketogulonat yang ada pada buah-buah-buahan. Struktur
asam askorbat sangat mirip dengan struktur glukosa, beberapa glukosa dapat
diekstrak dari asam askorbat sampel. Karena strukturnya mirip, jika menggunakan
metode DNPH, glukosa dapat juga berwarna membentuk kompleks dengan
DNPH (dinitrofenil hidrazin) sebagai asam askorbat. (Rahman et al, 2007)
Kandungan Vitamin C Buah Tomat
Tanaman tomat adalah tanaman yang memiliki siklus hidup singkat,
tanaman ini tumbuh setinggi satu sampai tiga meter. Dari antara tanaman sayuran,
tanaman tomat paling banyak dibudidayakan, hampir semua lokasi pertanian di
dunia menanam tanaman ini. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada
suhu 20 – 27°C, jika ditanaman pada suhu >30°C atau < 10°C maka pembentukan
buah pada tanaman ini akan terhambat. Tanaman tomat tumbuh subur pada tanah
dapat ditanam untuk rotasi tanam di lahan persawahan. Tanaman tomat yang
banyak dibudidayakan adalah buah tomat segar berwarna merah dengan variasi
dalam bentuk dan ukuran, chery-buah kecil, dan prosesing buah dengan warna
merah yang kuat dan tinggi dalam kandungan bahan padat, sangat sesuai sebagai
bahan dalam pembuatan pasta, sup atau saos. (Warianto, 2011)
Syarat tumbuh tanaman tomat terutama faktor cahaya dan suhu
mempengaruhi komposisi dan kualitas buah tomat. Terdapat penelitian yang
memperkirakan perbedaan kualitas tanaman tomat yang tumbuh pada lingkungan
dengan intensitas cahaya dan suhu lokasi pertanaman berbeda yaitu di tempat
terbuka dan di dalam polyhouse dengan naungan jaring saat cuaca mendung di
musim hujan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa buah-buahan yang dipanen
dari lahan memiliki rasio total soluble solid TSS : titratable acidity TA (11.73),
keasaman (0.49%), jumlah gula (2,5%), asam askorbat (147 mg/Kg), TSS
(5.76oB) dan kandungan Likopen (87 mg/Kg) lebih tinggi dari buah-buahan yang
ditanam pada kondisi dilindungi. Namun, lingkungan di polyhouse mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sepanjang pertambahan tinggi
tanaman (1,4 m) dan jumlah cabang. Produksi buah yang diperoleh dari polyhouse
lebih tinggi (2.6 kg/tanaman) daripada lahan terbuka (1,5 kg/ tanaman). Oleh
karena itu, kedua kondisi lingkungan menguntungkan dalam beberapa aspek.
Parameter ekonomi penting seperti berat buah dan hasil lebih baik pada kondisi
terlindungi tetapi parameter nutrisi seperti kandungan vitamin C dan antioksidan
lycopene lebih tinggi dari pertanaman buah tomat pada kondisi terbuka selama
Buah tomat adalah sumber yang kaya asam askorbat (vitamin C).
Berdasarkan berat segar, kandungan vitamin C rata-rata sekitar 25 mg/100 g.
Namun, nilai-nilai bervariasi sesuai dengan kultivar. Cahaya berpengaruh pada
kandungan asam askorbat selama pertumbuhan. Kandungan asam askorbat
mengalami sedikit perubahan selama pematangan buah. Dari beberapa hasil
penelitian menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan konsentrasi asam askorbat
selama pematangan. Kultivar tomat mengalami proses pematangan pada laju yang
lebih cepat yang ditunjukkan mengandung sejumlah vitamin c yang lebih tinggi
dibandingkan dengan buah tomat yang matang pada laju yang relatif lambat.
(Salunkhe et al, 1974)
Secara signifikan jumlah asam askorbat yang lebih tinggi ditemukan di
lapangan terbuka yaitu sebesar 14,50 mg 100 g-1 daripada buah-buahan yang
tumbuh di polybag di dalam rumah yaitu sebesar 12,82 mg 100 g-1. Biosintesis
asam askorbat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan budidaya, intensitas
cahaya mempengaruhi kandungan asam askorbat dalam buah tomat. Selain
kondisi iklim, genotip memiliki efek yang besar pada kandungan asam askorbat
pada buah tomat. Penelitian yang pernah dilakukan memperoleh kandungan asam
askorbat buah-buahan bervariasi antara 10 dan 30 mg/100 g asam askorbat pada
buah segar di lingkungan terlindungi dan di lahan terbuka. Kandungan asam
askorbat pada buah ‘Carmem’ adalah 4,80 dan 5,65 mg/100g berat buah segar
yang dihasilkan pada rumah kaca dan di lahan. Meskipun tidak penting untuk
sintesis asam askorbat, Luminositas dapat mempengaruhi akumulasi selama
pertumbuhan tanaman dan buah. Asam askorbat disintesis dari gula hasil
pada gilirannya, adalah fungsi intensitas Luminositas. Pada produksi gula, suatu
substrat digunakan dalam sintesis asam askorbat. (Rana et.al., 2014)
Kandungan gula buah tomat yang diproduksi di lahan terbuka memiliki
kandungan lebih tinggi (25 g/Kg) daripada buah-buahan yang diproduksi di lahan
terlindungi (19,2 g/Kg). Hal ini terjadi dikarenakan intensitas cahaya dan aktivitas
tumbuhan berfotosintesis lebih besar pada lingkungan terbuka. Disamping
intensitas cahaya dan faktor-faktor iklim lingkungan yang berbeda, kelembaban
udara relatif tinggi dapat mengurangi transpirasi tanaman dan mendorong
penyerapan air oleh buah melalui pembuluh xylem meningkat, sehingga terjadi
pengenceran konsentrasi molekul organik pada buah-buahan. Hal ini
menyebabkan buah-buahan yang tumbuh di lingkungan dilindungi kurang
beraneka rasa dan memiliki kandungan padatan terlarut lebih rendah, kandungan
gula dan asam askorbat dari dari buah-buahan yang tumbuh di lahan menjadi
berkurang. (Rana et.al., 2014)
Antioksidan Likopen
Sifat-sifat fisika dan kimia likopen secara umum
Likopen atau yang sering disebut sebagai α-karoten adalah suatu karotenoid
pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan dalam buah tomat
dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Pada penelitian makanan dan
phytonutrien yang terbaru, likopen merupakan senyawa yang paling banyak
diteliti. Karotenoid ini telah dipelajari secara ekstensif dan ternyata merupakan
antioksidan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan anti-kanker. Nama
Gambar 4. Bentuk molekul lycopene
(Maulida dan Zulkarnaen., 2010)
Secara struktural, likopen terbentuk dari delapan unit isoprena. Bentuk molekul
likopen dapat dilihat pada Gambar 4. Bagian warna hitam menunjukkan unsur
Karbon sedangkan bagian putih menunjukkan unsur Hidrogen. Banyaknya ikatan
ganda pada likopen menyebabkan elektron untuk menuju ke transisi yang lebih
tinggi membutuhkan banyak energi sehingga likopen dapat menyerap sinar yang
memiliki panjang gelombang tinggi (sinar tampak) dan mengakibatkan 8 unit
isopren warnanya menjadi merah terang. Jika likopen dioksidasi, ikatan ganda
antarkarbon akan patah membentuk molekul yang lebih kecil yang ujungnya
berupa (–C=O). Meskipun ikatan (–C=O) merupakan ikatan yang bersifat
kromophorik (menyerap cahaya), tetapi molekul ini tidak mampu menyerap
cahaya dengan panjang gelombang yang tinggi sehingga lycopene yang
teroksidasi akan menghasilkan zat yang berwarna pucat atau tidak berwarna.
Elektron dalam ikatan rangkap akan menyerap energi dalam jumlah besar untuk
menjadi ikatan jenuh, sehingga energi dari radikal bebas yang merupakan sumber
penyakit dan penuaan dini dapat dinetralisir oleh lycopene.
1 2 3 4
8 7
6 5
Likopen
α – tokoferol
Trans β
karoten
β –
kriptosantin
Zeasantin
[image:46.595.115.507.85.680.2]Lutein
Diantara berbagai antioksidan yang telah ditemukan, likopen adalah
antioksidan yang paling potensial dengan urutan : likopen > tokoferol > karoten >
kriptozantin > zeasantin > karoten > lutein (Schierle, 1997; Yeum, 1996; Nguyen,
1999). Struktur molekul dari masing- masing antiokidan dapat dilihat pada
Gambar 5. Likopen bersifat antioksidan dengan cara melindungi sel dari
kerusakan reaksi oksidasi singlet oksigen (singlet oxygen quenching) dan
oksidator lain. Singlet oksigen adalah molekul oksigen yang sangat reaktif karena
berada pada tingkat energi yang tinggi. Spesi tersebut terbentuk dalam sistem
biologi (sel) dan memiliki waktu hidup pendek, spesi ini berasal dari oksigen di
udara (yaitu oksigen triplet dengan spin elektron sejajar dan bersifat para
magnetik, lebih stabil daripada oksigen singlet dengan spin berpasangan) yang
masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur pernapasan. Oleh enzim dalam sel,
oksigen diubah menjadi radikal hidroksi, peroksida dan senyawa reaktif yang lain.
Diperkirakan dalam sistem biologi, reaksi dengan spesi oksigen reaktif ini
memegang peran penting dalam etiologi beberapa penyakit kronis, termasuk
diantaranya penyakit jantung koroner. Likopen sangat baik untuk perokok ringan
ataupun perokok pasif. Asap rokok diketahui mengandung nitrogen oksida cukup
tinggi. Nitrogen oksida dapat bereaksi dengan oksigen udara membentuk radikal
nitrogen dioksida yang sangat berbahaya. Kehadiran likopen secara in vitro sangat
efektif untuk melindungi limfosit dari radikal bebas nitrogen dioksida. Efektivitas
likopen pada tomat maupun buah-buahan lain yang berwarna merah, jauh lebih
baik daripada suplemen likopen. Hal itu disebabkan oleh mekanisme sinergi
dengan komponen-komponen lain pada buah-buahan, seperti vitamin A dan
Sayuran dan buah yang berwarna merah seperti tomat, semangka, jeruk
besar merah muda, jambu biji, pepaya, strawberry, gac (buah asli dari Vietnam),
dan rosehip (buah biji bunga mawar) merupakan sumber utama likopen. Sumber
lain adalah bakteri seperti Blakeslea trispora. Tidak seperti vitamin C yang akan
hilang atau berkurang apabila buah atau sayur dimasak, lycopene justru akan
semakin kaya pada bahan makanan tersebut setelah dimasak atau disimpan dalam
waktu tertentu. Misalnya, likopen dalam pasta tomat empat kali lebih banyak
dibanding dalam buah tomat segar. Hal ini disebabkan likopen sangat tidak larut
dalam air dan terikat kuat dalam serat. Likopen merupakan suatu antioksidan yang
sangat kuat, kemampuannya mengendalikan singlet oksigen (oksigen dalam
bentuk radikal bebas) 100 kali lebih efisien daripada vitamin E atau 12500 kali
dari pada gluthation. Singlet oksigen merupakan prooksidan yang terbentuk akibat
radiasi sinar ultra violet dan dapat menyebabkan penuaan dan kerusakan kulit.
Selain sebagai anti penuaan kulit, lycopene juga memiliki manfaat untuk
mencegah penyakit kardiovascular, kencing manis, osteoporosis, infertiliti, dan
kanker (kanker kolon, payudara, endometrial, paru-paru, pankreas, dan terutama
kanker prostat). Ini semua diakibatkan banyaknya ikatan rangkap dalam
molekulnya. Sebagai antioksidan, likopen dapat melindungi DNA, di samping sel
darah merah, sel tubuh, dan hati. (Hu Weilian et al., 2013)
Sifat Fisis Likopen
Nama kimia senyawa likopen adalah 2,6,10,14,19,23,27,31 – oktametil
-2,6,8,10,12,14,16,18,20, 22,24,26,30-dotriakontatridekene. Nama umum adalah
Ψ,Ψ-karoten, all-trans-karoten, dan (semua-E)-likopen. Berat molekul likopen:
536,873 gram/mol, warna likopen: merah terang, bentuk; kristal, titik leleh:
172-173 ºC, titik didih : terdekomposisi; Likopen tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam n-Hexane dan hidrokarbon suku rendah lain, metilen klorida, dan ester suku
rendah yang terbentuk dari alkohol dan asam karboksilat. Struktur molekul
antioksidan likopen dapat dilihat pada Gambar 6.
Likopen bereaksi dengan oksigen bebas sesuai dengan reaksi berikut: Sifat Kimia Likopen
C40H56
Lycopene teroksidasi oleh zat-zat oksidator membentuk molekul yang lebih kecil
dengan bentuk (R-C=O) sesuai reaksi:
+ n On → (n+1) R-C-O
C40H56
(sumber : id.wikipedia.org, diakses Februari 2014; Rath, 2009)
→R-C=O
Kondisi pemrosesan makanan dapat menghasilkan isomerisasi parsial dari
semua trans-lycopene menjadi isomer-isomer cis serta pada saat oksidasi dengan
pembentukan epoksida. Likopen terdapat pada buah tomat secara alami menjalani
isomerisasi selama proses pengolahan buah tomat menjadi produk-produk yang
bervariasi. Hal ini juga telah ditunjukkan bahwa plasma darah manusia
mengandung isomer-isomer likopen yang umum. Informasi komposisi isomer
Tabel 4. Komposisi Isomer lycopene pada produk buah tomat dan plasma darah manusia
Sample All-trans- 5-cis- 9-cis- 13-cis- & Isomer cis- Lycopene Lycopene Lycopene 15-cis-Lycopene Lycopene lain
(% lycopene total)
Tomat merah
Segar* 94 – 96 3 – 5 0 – 1 1 <1 Tomat masak
Olahan bahan
pangan 35 – 96 4 – 27 <1 – 14 <1 – 7 <1 – 22 Plasma darah
manusia** 32 – 46 20 – 31 1 – 4 8 – 19 11 – 28
*Hasil tidak dipublikasi pada rujukan Schierle et al., 1996 **Empat sampel digunakan bersama dan empat sampel sebagai donor tunggal Sumber: Olempska-Beer Z. et al, 2006
Kandungan Antioksidan Likopen pada Buah Tomat
Tomat mengandung likopen yang tinggi. Likopen ini merupakan pigmen
tomat berwarna merah, termasuk ke dalam golongan karotenoid. Telah banyak
penelitian yang mengungkapkan manfaat likopen terhadap kesehatan. Likopen
diketahui mempunyai kemampuan sebagai antioksidan dan dapat melindungi
tubuh terhadap berbagai macam penyakit seperti kanker dan penyakit jantung.
Tomat yang dihancurkan atau dimasak merupakan sumber likopen yang lebih baik
dibandingkan dengan tomat mentahnya. Sebagai contoh, jumlah likopen dalam jus
tomat bisa mencapai lima kali lebih banyak daripada pada tomat segar, para
peneliti menduga, tomat yang dimasak atau dihancurkan dapat mengeluarkan
likopen lebih banyak, sehingga mudah diserap tubuh.
Likopen terdapat pada bagian dinding sel tomat. Oleh karena itu,
pemasakan dengan sedikit minyak dapat melepaskan komponen ini. Sebagai
tambahan, pemasakan tomat dengan minyak zaitun (olive oil) memudahkan tubuh
menyerap likopen dengan lebih baik (Ahuja et al., 2003). Komponen fenolik
meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit. Kelompok fenolik yang paling banyak
adalah flavonoid. Flavonoid sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh yaitu sebagai
antioksidan yang dapat mencegah kanker. Baru-baru ini diketahui bahwa puree
tomat (hancuran tomat), mengandung sejumlah kecil senyawa yang disebut rutin.
Senyawa rutin tersebut dapat diserap dan dimanfaatkan dengan baik oleh tubuh.
(Wresdiyati et al., 2008)
Senyawa fenolik adalah salah satu kelompok utama fitokimia pangan yang
ditemukan dalam buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, merupakan metabolit
sekunder yang dapat dibagi dalam kelompok yang berbeda, yaitu, flavonoid
(misalnya antosianin, flavanol, flavon, atau isoflavon), asam fenolik, tanin, stilben