SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
REBECCA PANJAITAN 090502098
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN RETURN ON
INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dividend per share
dan return on investment berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?’’. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dividend per share dan return on investment terhadap harga saham baik secara parsial atau bersama-sama.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dividend per share dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel tingkat
dividend per share dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia, dan secara parsial menunjukkan dividend per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan return on investment secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
ANALYZE THE IMPACT OF DIVIDEND PER SHARE DAN RETURN ON INVESTMENT OF LISTED BANK COMPANIES IN INDONESIAN
STOCK EXCHANGE
The formulation of the problem in this research is "Do dividend per share and return on investment influence and significant on the stock price of bank companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange
The hypothesis in this research is dividend per share and return on investment have a
?''. The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of dividend per share and return on investment to stock prices either partially or jointly.
significant influence on the stock price of bank companies that are listed in
The methods used for the data collection are through the documentation study to collect supporting data from the literature, journals and reference books to get an idea of the issues, and to gather relevant secondary data from a report published by the Indonesia Stock Exchange. The methods used for data analysis are descriptive analysis and multiple linear regression.
the Indonesia Stock Exchange.
The result of this research shows that dividend per share and return on investment simultaneously have a significant influence to the stock price bank companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange, and partially dividend per share have significantly positive influence to the stock price, while partially return on investment not significantly influence to the stock price.
Key Words: Dividend Per Share And Return On Investment .
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Dividend Per Share dan Return On
Investment Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek
Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa
dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec, Ac.Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
kesabaran, keramahan, serta perhatian yang peneliti terima hingga
rampungnya skripsi ini.
6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
8. Orang Tua tercinta Ir. Robert Panjaitan dan Ir.M.Iriana Simanungkalit yang
senantiasa mendoakan dan mendukung, serta limpahan kasih sayang yang
luar biasa, dan atas setiap pengorbanan materil yang tak dapat penulis
sebutkan.
9. Kakak, abang, dan adikku terkasih Maria Debora Panjaitan, SPsi, Andar
Ruben Panjaitan, SH dan Calvin Benyamin Panjaitan atas segala doa dan
dukungan selama ini.
10. Sahabat – sahabat ku, Irene, Sarli, Christin, Erbina, Sri Juliani, Agnesia,
Novaria, dan Elgina. Terimakasih atas suka duka yang telah kita lewati
bersama dan atas segala bantuannya selama masa perkuliahan.
11. Teman-teman di manajemen stambuk 2009: Yulia, Rudolfo, Rosiana, Robi,
Herico, Jonalsal, Bara, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
dan peneliti lainnya.
Medan, Juni 2013
Penulis
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40
4.1.1 Gambaran Umum Pasar Modal di Indonesia ... 40
4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan di Indonesia .. 45
4.2 Hasil Penelitian ... 65
4.2.1 Analisis deskriptif ... 65
4.2.2 Analisis statistik ... 70
4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 70
4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 81
4.2.2.3 Pengujian Hipotesis ... 82
4.3 Pembahasan ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93
5.1 Kesimpulan ... 93
5.2 Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN ...
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman 1.1 Dividend Per Share, Return On Investment dan Harga Saham
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 25
4.1 Histogram Dependent Variabel (Harga Saham) ... 71
4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 72
4.3 Scatterplot Standardized Predicated Value ... 74
4.4 Histogram Dependent Variabel (Sqrt Harga Saham) ... 76
4.5 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 77
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN RETURN ON
INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dividend per share
dan return on investment berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?’’. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dividend per share dan return on investment terhadap harga saham baik secara parsial atau bersama-sama.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dividend per share dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel tingkat
dividend per share dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia, dan secara parsial menunjukkan dividend per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan return on investment secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
ANALYZE THE IMPACT OF DIVIDEND PER SHARE DAN RETURN ON INVESTMENT OF LISTED BANK COMPANIES IN INDONESIAN
STOCK EXCHANGE
The formulation of the problem in this research is "Do dividend per share and return on investment influence and significant on the stock price of bank companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange
The hypothesis in this research is dividend per share and return on investment have a
?''. The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of dividend per share and return on investment to stock prices either partially or jointly.
significant influence on the stock price of bank companies that are listed in
The methods used for the data collection are through the documentation study to collect supporting data from the literature, journals and reference books to get an idea of the issues, and to gather relevant secondary data from a report published by the Indonesia Stock Exchange. The methods used for data analysis are descriptive analysis and multiple linear regression.
the Indonesia Stock Exchange.
The result of this research shows that dividend per share and return on investment simultaneously have a significant influence to the stock price bank companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange, and partially dividend per share have significantly positive influence to the stock price, while partially return on investment not significantly influence to the stock price.
Key Words: Dividend Per Share And Return On Investment .
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seiring dengan semakin majunya peradaban masyarakat, pilihan investasi
pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.
Perkembangan pasar modal yang pesat menarik perhatian para pelaku bisnis. Para
pelaku bisnis telah menyadari bahwa pasar modal dapat menawarkan keuntungan
bagi mereka serta memberikan konstribusi yang besar bagi perkembangan
perekonomian.
Perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan
instrument keuangan jangka panjang melalui pasar modal. Selain itu, perusahaan
juga memiliki peluang untuk lebih maju dan lebih dikenal masyarakat. Bagi
investor, pasar modal dapat dijadikan wadah dalam penyaluran dana melalui
pembelian efek – efek baru yang ditawarkan atau yang diperdagangkan di pasar
modal dengan tujuan mendapatkan return (tingkat pengembalian). Adanya pasar
modal memungkinkan para investor untuk memilih perusahaan berprospek baik
yang berpotensi memberi keuntungan baik dari capital gain maupun dividend.
Investor akan memperoleh dividend sebagai bagian keuntungan yang
diberikan emiten kepada investor berdasarkan return saham yang diperoleh
perusahaan. Besar kecilnya dividend yang akan dibayarkan perusahaan tergantung
pada kebijakan dari masing-masing perusahaan. Dividend Payout Ratio (rasio
pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang
dialokasikan untuk pembayaran dividen (Horne, 2005:3). Investor akan
memperoleh Capital gain saat transaksi dimana harga jual saham lebih tinggi dari
harga beli saham.
Harga saham ditentukan oleh hukum ekonomi yaitu hukum permintaan dan
penawaran. Jika jumlah permintaan jauh melampaui jumlah penawaran, dapat
diperkirakan harga saham akan naik. Demikian pula sebaliknya, jika jumlah
penawaran jauh melebihi jumlah permintaan, harga saham tersebut akan turun.
Sifat fluktuatif dari saham yang menyebabkan perubahan pada harga saham
sehingga diperlukan sejumlah informasi yang berkaitan dengan pergerakan harga
saham agar dapat meminimalkan risiko sekaligus membantu investor
mendapatkan keuntungan.
Permintaan akan saham suatu perusahaan dapat meningkat ketika
perusahaan mendeklarasikan dividen atau memutuskan membeli kembali saham.
Hal itu dikarenakan keputusan itu memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki
laba yang baik. Berbeda dari mendeklarasikan dividen, saat mengumumkan
program pembelian kembali perusahaan tidak melakukan komitmen jangka
panjang untuk menghasilkan dan mendistribusikan lebih banyak kas. Pada
kebijakan dividen dibutuhkan komitmen perusahaan untuk dapat menghasilkan
dan mendistribusikan lebih banyak kas pada jangka panjang. Perusahaan yang
tidak menghasilkan uang tidak akan mempunyai arus kas untuk membayar kecuali
perusahaan memotong investasinya atau beralih ke investor untuk tambahan utang
cukup yang dapat menunjukkan masa depan mereka yang bagus dengan
membayar dividen tinggi (Brealey et al,2007:51).
Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika dividen naik, investor akan
menjadi yakin akan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Dikarenakan peningkatan dividen mensinyalkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba sehingga dapat melakukan peningkatan pada pembayaran
dividen. Pengumuman pemotongan dividen biasanya dianggap sebagai berita
buruk (harga saham turun) dan peningkatan dividen biasanya dianggap sebagai
berita baik (harga sama naik) (Brealey et al, 2007:51). Dividen yang lebih besar
cenderung akan meningkatkan harga saham. Kemudian meningkatnya harga
saham berarti meningkatnya nilai perusahaan (Sartono, 2004:281).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham dalam penelitian ini
adalah Return On Investment. Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi
dengan membeli saham suatu perusahaan, investor terlebih dahulu menilai potensi
keuntungan dan resiko yang akan didapatnya dari investasi itu. Harga saham
mengiktisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baik keadaan kinerja
suatu perusahaan. Peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari
investor kepada manajer (Brealey et al, 2007:46).
Return on Investment (ROI) adalah rasio yang paling umum digunakan
untuk mengukur kinerja. Return on Investment mengukur seberapa efektif
penggunakan modal yang diinvestasikan untuk mendapat keuntungan (Hilton,
2002:562). Para investor membeli saham atas dasar kekuatan laba salah satu sifat
dihasilkan oleh asset (Brealey et al, 2007:164). Jika perusahaan memperoleh laba
yang tinggi maka tingkat Return On Investment (ROI) yang dihasilkan perusahaan
pun akan tinggi sehingga banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk
membeli saham perusahaan tersebut sehingga mendorong harga saham naik
menjadi lebih tinggi.
Perusahaan perbankan adalah salah satu sektor yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting yaitu
sebagai pusat dari sistem perekonomian hal ini dikarenakan kegiatan
perekonomian suatu negara yang tidak pernah terlepas dari lalu lintas
pembayaran uang. Bank menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya dalam bentuk kredit atau dalam bentuk-bentuk lainnya. Berbagai
proyek investasi dalam berbagai skala sering menggunakan fungsi dari perbankan
sebagai lembaga perantara antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang mengalami kekurangan dana.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai sektor perbankan merupakan sektor
termatang yang sudah tercatat di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Menurut Direktur Utama BEI, Warsito, alasan sektor perbankan merupakan sektor
termatang di BEI adalah berdasarkan ukuran bahwa saat ini sudah tidak ada lagi
bank besar yang tidak melepas sebagian sahamnya ke publik (go public)
Perkembangan perbankan di Indonesia dari tahun ke tahun menuju ke arah
yang lebih baik. Hal ini terlihat dari dalam lima tahun terakhir, tingkat imbal hasil
dari tingkat pertumbuhan IHSG. Menurut Masassya, direktur utama Jamsostek,
berdasarkan data diperkirakan sampai dengan akhir 2013 mendatang harga empat
saham bank besar masih akan naik yaitu saham bank PT Bank Central Asia Tbk
(BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
(BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) (www.tribunnews.com, 7
November 2012). Sehingga kemungkinan investor mempertimbangkan sektor
perbankan. Tabel 1.1 memperlihatkan perkembangan dividend per share, return
on investment dan harga saham perusahaan perbankan yang terdiri dari PT Bank
Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Tabel 1.1
Dividen PerShare, Return On Investment dan Harga Saham 4 Bank Besar Nama
Harga saham pengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya yang
diikuti dengan naik turunnya dividend per share dan return on investment.
Rp 100 mengalami peningkatan menjadi Rp 153 pada tahun 2010 diikuti
peningkatan harga saham pada tahun 2010 yaitu sebesar 6.400 menjadi 8.000 pada
tahun 2011. Akan tetapi, pada tahun 2011 jumlah dividend per share pada PT
Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami penurunan menjadi Rp 114 diikuti
peningkatan harga saham yaitu menjadi Rp 9.200 pada tahun 2012.
Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) peningkatan jumlah
dividend per share dari tahun 2009 hingga 2011 diikuti dengan peningkatan harga
saham dari tahun 2010 hingga 2012. Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk (BBRI) penurunan jumlah dividend per share dari tahun 2009 hingga 2011
diikuti dengan peningkatan harga saham dari tahun 2010 hingga 2012. Sedangkan,
peningkatan dividend per share dari tahun 2009 hingga 2011 pada PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) diikuti dengan penurunan harga saham
dari tahun 2010 hingga 2012.
Peningkatan return on investment (ROI) dari tahun 2009 hingga 2011
diikuti dengan peningkatan harga saham pada PT Bank Central Asia Tbk
(BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk (BBNI) dari tahun 2010 hingga 2012. Akan tetapi, peningkatan
return on investment (ROI) dari tahun 2009 hingga 2011 pada PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) diikuti dengan penurunan harga saham dari tahun
2010 hingga 2012.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan
menitikberatkan pada aspek dividend per share (DPS) dan return on investment
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
menggunakan data keuangan tahun 2009-2012 yaitu dengan judul ”Analisis Pengaruh Dividend Per Share dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka perumusan masalah sebagai berikut: “Apakah dividend per share dan return
on investment berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?’’.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh dividend per share dan return on investment terhadap
harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, sebagai berikut:
a. Bagi Investor
Dapat menjadi rekomendasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi pada saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
b. Bagi Emiten
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan masukan untuk
baik, diharapkan minat investor terhadap saham suatu perusahaan juga akan
semakin meningkat.
c. Bagi Penulis
Memberikan manfaat pengetahuan mengenai pengaruh dividend per share dan
return on investment terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan referensi untuk mendapatkan
penemuan-penemuan baru dan berguna bagi kemajuan dan pengembangan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk
memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,
seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010:26). Menurut Bruce Lloyd dalam
Anoraga (2001:5), “ berlangsungnya fungsi pasar modal meningkatkan dan
menghubungkan aliran jangka dana jangka panjang secara efisien yang akan
menunjang pertumbuhan rill ekonomi secara keseluruhan”.
2.1.2 Investasi
Proses investasi berkenaan dengan bagaimana seharusnya seorang investor
membuat keputusan mengenai pemilihan sekuritas, seberapa ekstensif investasi
sebaiknya dilakukan dan kapan investasi seharusnya dilaksanakan (sharpe et al
1997:1). Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di
Menurut Tandelilin (2010:8), ada beberapa tujuan seseorang melakukan
investasi, antara lain adalah:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang.
2. Mengurangi tekanan inflasi, dimana dengan melakukan investasi dalam
pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri
dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya
pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak.
Menurut Anoraga dan Pakarti (2001:78) dalam melakukan investasi,
investor dihadapkan pada beberapa risiko. Risiko tersebut antara lain:
1. Risiko finansial, yaitu risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari
ketidakmampuan emiten saham memenuhi kewajiban pembayaran dividen
atau bunga serta pokok investasi.
2. Risiko pasar, yaitu risiko akibat menumnnya harga pasar secara substansial
baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan manajemen
perusahaan atau kebijakan pemerintah.
3. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional
dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan
Berdasarkan risiko atas perkembagan pasar modal, penggolongan investor
dapat terbagi atas berikut ini :
1. Investor yang mempunyai orientasi jangka panjang, mengharapkan adanya
longterm capital appreciation. Untuk itu investor harus menganalisis kualitas
investasi berdasarkan informasi yang akurat dan actual untuk mengambil
keputusan pengelolaan portofolionya.
2. Investor yang mempunyai motivasi investasi jangka pendek, mengharapkan
adanya short term capital appreciation. Untuk memperoleh capital gain
jangka pendek ini, investor berdasarkan informasi yang mereka peroleh sering
melakukan penjualan yang dianggap under value. Tindakan jual beli untuk
jangka pendek ini sering bersifat spekulasi dalam batas risiko yang dapat
diperhitungkan berdasarkan informasi yang mereka miliki
3. Tingkat bunga dan dividen merupakan unsur yang penting dalam investasi
pasar modal. Oleh karena itu, investor dapat memahami kebijakan dividen
yang dianut oleh perusahaan go public.
2.1.3 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan
pendanaan perusahaan. Aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah
menentukan aloksai laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan
penambahan laba ditahan perusahaan.Rasio pembayaran dividen (dividend-payout
ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai
lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia
bagi pembayaran dividen saat ini (Horne, 2007:270).
2.1.3.1 Dividend Per Share
Stice (2004:902) menyatakan bahwa “dividen adalah pembagian
keuntungan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional
sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”.
Kebijakan dividen selalu dibarengi dengan keputusan untuk menahan sebagian
kecil laba atau pendapatan perusahaan sebagai cadangan dana investasi (dengan
konsekuensi, perusahaan harus mencari pendanaan eksternal yang banyak,
mengingat pendanaan internal, yakni laba ditahan, hanya sedikit). Demikian pula
sebaliknya, bila keputusan investasi dan keputusan keuangan disisihkan dari
pembicaraan, maka keputusan untuk membayarkan sebagian kecil saja pendapatan
perusahaan sebagai dividen selalu dibarengi dengan besarnya angka laba ditahan.
Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk
pembayaran dividen (Horne, 2005: 3).
Dividend per share merupakan besar dividen yang dibagikan untuk setiap
lembar saham. Dividen memiliki pengaruh terhadap harga saham karena
memberikan informasi, atau sinyal, mengenai profitabilitas perusahaan. Ketika
perusahaan meningkatkan dividen, para investor akan yakin bahwa pihak
manajemen mengumumkan perubahan positif dalam profitabilitas masa depan
yang diharapkan untuk perusahaan tersebut. Selanjutnya, harga saham akan
bereaksi positif terhadap kenaikan dividen ini. Dividen akan digunakan oleh para
Secara sistematis DPS dapat dirumuskan sebagai berikut :
DPS = dividen kas
jumlah saham beredar
2.1.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, antara
lain (Keown, 2010:215) :
1. Pembatasan Hukum.
Umumnya perusahaan tidak boleh membayar dividen bila : pasiva perusahaan
melebihi aktivanya, besarnya dividen melebihi laba yang diakumulasikan (laba
ditahan) dan dividen dibayarkan dari modal yang diinvestasikan ke dalam
perusahaan.
2. Posisi Likuiditas.
Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar telah sukses
menghasilkan kas dari operasi. Namun dana ini biasanya diinvestasikan
kembali dalam perusahaan dalam jangka pendek atau digunakan untuk
membayar hutang yang jatuh tempo. Maka, perusahaan bisa sangat
menguntungkan dan masih kekurangan kas. Karena dividen dibayar dalam
bentuk kas, dan bukan dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas
untuk pembayaran dividen. Dari sini, posisi likuiditas punya tanggungan
langsung terhadap kemampuannya membayar dividen.
3. Tidak Adanya Sumber Pendanaan Lainnya.
Perusahaan bisa menahan laba untuk reinvestasi atau membayar dividen dan
banyak perusahaan kecil atau baru, pilihan kedua ini tidak realistis. Perusahaan
ini tidak punya akses ke pasar modal, sehingga harus sangat mengandalkan
dana internal. Konsekuensinya, rasio pembayaran dividen umumnya lebih kecil
untuk perusahaan kecil atau baru daripada perusahaan besar yang dimiliki
publik.
4. Laba Dapat Diramalkan Atau Tidak.
Rasio pembayaran dividen tergantung pada sejauh mana laba perusahaan dapat
diramalkan atau tidak. Bila pendapatan berfluktuasi secara signifikan,
manajemen tidak bisa mengandalkan dana internal untuk memenuhi kebutuhan
di masa mendatang. Bila laba bisa dihasilkan, perusahaan mungkin menahan
jumlah lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia pada saat
dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan pendapatan yang stabil biasanya
membayar bagian labanya dengan lebih besar dalam bentuk
dividen.Perusahaan ini tidak terlalu kuatir tentang tersedianya laba untuk
memenuhi kebutuhan modal di masa mendatang.
5. Kontrol Kepemilikan.
Bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahankan kontrol voting
merupakan prioritas yang tinggi. Bila pemegang saham biasa sekarang tidak
bisa berpartisipasi dalam penawaran baru, penerbitan saham baru tidak
menarik, dalam hal bahwa kontrol pemegang saham sekarang dicairkan.
Pemilik mungkin lebih suka bahwa manajemen mendanai investasi baru
Pertumbuhan perusahaan ini kemudian terkendala oleh besarnya modal hutang
yang tersedia serta oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
6. Inflasi.
Dalam periode inflasi, idealnya ketika aktiva tetap mulai rusak dan ketinggalan
jaman, dana yang dihasilkan dari depresiasi digunakan untuk mendanai
penggantian. Karena dana peralatan yang setara terus naik, dana depresiasi
tidak mencukupi. Ini menuntut agar laba ditahan, yang mengimplikasi bahwa
deviden terkena pengaruh kurang menguntungkan.
2.1.4 Return On Investment
Menurut Horne dan Wachowicz (2005:222) salah satu pengukuran
profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi adalah dengan ‘tingkat
pengembalian atas investasi’ (return on investment – ROI ), atau ‘tingkat
pengembalian atas aktiva’ (return on asset – ROA ) dengan rumus :
���������ℎ������ℎ�����
�����������
Return on Investment (ROI) adalah rasio yang paling umum digunakan
untuk mengukur kinerja. Return on Investment mengukur seberapa efektif
penggunakan modal yang diinvestasikan untuk mendapat keuntungan (Hilton,
2002:562).
Menurut Halim (2007:157) Return On Investment merupakan salah satu
rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas
manajemen dalam mengelola asset dan equity yang dimiliki perusahaan untuk
kemampulabaan dan efektivitas penggunaan asset. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik pula efektivitas penggunaan asset.
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada
“Standar Akuntansi Keuangan” paragraf 69 yang menyatakan bahwa :
“Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja”
(2007:13) Harga saham mengiktisarkan penilaian kolektif investor tentang
seberapa baik keadaan kinerja suatu perusahaan. Peningkatan harga saham
mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer (Brealey et al, 2007:46).
Para investor membeli saham atas dasar kekuatan laba. Salah satu sifat utama
menentukan laba yang dihasilkan perusahaan adalah dengan menggunakan laba
yang dapat dihasilkan oleh asset (Brealey et al, 2007:164).
Dari uraian diatas dapat dapat disimpulkan perusahaan yang melaporkan
tingkat penghasilan yang tinggi biasanya mengalami kenaikan harga saham karena
investor akan menaikkan ekspektasi mereka terhadap kinerja perusahaan di masa
yang akan datang. Sebaliknya, perusahaan yang gagal memenuhi ekspektasi
investor akan mengalami penurunan harga saham.
2.1.5 Saham
Saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:6) adalah tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan
yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Harga saham yang digunakan dalam
2.1.5.1 Jenis – Jenis Saham
Saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Darmadji dan Fakhrudin,
2006:7) yakni :
1. Saham atas unjuk (bearer stock), yaitu jenis saham yang tidak tertulis nama
pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
2. Saham atas nama (registered stock), yaitu saham yang ditulis dengan jelas siapa
nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada
posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Umumnya saham
yang lebih diminati masyarakat adalah saham biasa.
4. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan
hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham prefen tidak memberikan hak
suara kepada pemegangnya untuk memilih direksi ataupun manajemen
perusahaan tetapi saham ini memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan
dan pembagian dividen yang diutamakan terlebih dahulu.
2.1.5.2 Penilaian Harga Saham
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku,
nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung
berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah
Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham
yang sebenarnya atau seharusnya terjadi (Tandelilin, 2010:301).
Dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang
dipergunakan yaitu
1. Apabila harga saham melampaui nilai intrinsik saham, maka saham tersebut
dinilai overvalued (harganya terlalu mahal). Dalam situasi seperti ini, investor
tersebut bisa mengambil keputusan untuk menjual sahamnya tersebut.
2. Apabila harga saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka harga saham
tersebut dinilai wajar dan berada dalam berada kondisi keseimbangan. Dalam
situasi seperti ini sebaiknya investor tidak melakukan transaksi pembelian
maupun penjualan saham.
3. Apabila harga saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut
dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi para investor, saham
yang undervalued ini sebaiknya dibeli atau dipertahankan apabila saham
tersebut telah dimilikinya, karena kemungkinan besar akan terjadi lonjakan
saham di masa yang akan datang.
Terdapat dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham
berdasarkan analisis fundamental (Halim, 2005:21), antara lain :
1. Pendekatan Dividen
Dalam pendekatan ini, harga saham dapat diketahui dengan menghitung nilai
sekarang (present value -PV) dari proyeksi dividen yang akan diterima
Model dasar perhitungan harga saham dengan pendekatan ini adalah sebagai
Dt = dividen yang diterima pada periode t
i = tingkat pengembalian yang diminta
a) Dividen dengan jumlah tetap (zero growth)
Diasumsikan tingkat pertumbuhan diukur dengan tingkat kenaikan dividen
yang diharapkan, dan jika pertumbuhannya di masa mendatang nol, dividen
yang akan dibayarkan sama setiap tahun hingga tahun ke-t, maka harga saham
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Po =
��
b) Dividen dengan pertumbuhan normal (normal growth)
Dari tahun ke tahun, perusahaan selalu berupaya agar laba dan dividen akan
tumbuh seperti yang direncanakan. Tingkat pertumbuhan tersebut diharapkan
terus berlanjut pada tingkat yang sama dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
(produk nasional bruto), dan bahkan dapat lebih tinggi dari pertumbuhan
Oleh karena itu, rumus umum besarnya dividen per tahun dengan
pertumbuhan normal dapat dinyatakan sebagai berikut :
�
�=
�
0(1 +
�
)
�Keterangan :
dn = besarnya dividen pada tahun ke-n
d0 = besarnya dividen pada tahun ke-0 (tahun sebelum pembayaran dividen
saat ini)
n = periode waktu pembayaran dividen
g = pertumbuhan pembayaran dividen
2. Pendekatan Price Earnings Ratio (PER)
Pendekatan ini sering digunakan oleh analis saham untuk menilai harga
saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan
keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini
menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk
setiap rupiah perolehan laba perusahaan, sehingga PER dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
g = pertumbuhan dividen
2.2 Penelitian Terdahulu
Mashurdin (2003) dengan judul “Pengaruh Dividen per Lembar Saham
dan Tingkat Kesehatan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go
Public di Indonesia”. Analisis data dilakukan dengan pendekatan korelasi dan
regresi dengan menggunakan SPSS, sebelumnya dilakukan pengujian asumsi
yang meliputi uji normalitas, uji homoskedastisitas, uji multikolinearistas, dan uji
autokorelasi. Hasil pengujian menunjukkan terdapat hubungan antara dividen
perlembar saham dan tingkat kesehatan perusahaan dengan harga saham pada
perusahaan go public, demikian juga halnya terdapat hubungan dividen per lembar
saham dan tingkat kesehatan perusahaan secara bersama-sama terhadap harga
saham pada perusahaan go public di Indonesia.
Harahap (2011) dengan judul “Pengaruh Rasio Pembayaran Dividen Dan
Dividen Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia”. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis
pengaruh DPR dan DPS terhadap harga saham adalah metode analisis statistik
regeresi linier berganda.Hasil penelitian adalah bahwa dari seluruh variabel
independen yaitu rasio pembayaran dividen (DPR) dan dividen per lembar saham
(DPS) berpengaruh terhadap harga saham.
Miranda (2011) dengan judul “Pengaruh Earning Per Share, Dividen Per
Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food &
Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian tersebut
Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa variabel Earning Per Share,
Dividen Per Share, dan Financial Leverage secara simultan berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan food & beverage namun secara parsial hanya variabel
Earning Per Share saja yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Abadi (2012) dengan judul “Analyze the impact of financial variables on
stock prices of Tehran Stock Exchange companies”. Penelitian tersebut
menggunakan uji statistic regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian
dinyatakan bahwa variabel ROI dan volume penjualan berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Tehran sedangkan margin
laba kotor tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Tehran .
Ramlawati (2011) dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap
Harga Saham Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bei”.
Penelitian tersebut menggunakan uji statistik regresi linier berganda. Berdasarkan
hasil penelitian dinyatakan bahwa variabel EPS, PBV, ROI, dan DER secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tekstil dan garmen yang
terdaftar di BEI (2005-2009), namun hanya EPS dan PBV memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham sedangkan ROI dan DER tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan tekstil dan garmen
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor – faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Di dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel
bebas yang dianggap memiliki pengaruh terhadap harga saham perusahaan
perbankan sebagai variabel terikat. Kedua variabel bebas tersebut adalah dividend
per share (DPS) dan return on investment (ROI) .
Dividend per share adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian
pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen untuk setiap lembar saham. Ketika
dividen naik, investor akan menjadi yakin akan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Dikarenakan peningkatan dividen mensinyalkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat melakukan peningkatan pada
pembayaran dividen. Karena itu, tidak mengejutkan, ketika kita menemukan
bahwa pengumuman pemotongan dividen biasanya dianggap sebagai berita buruk
(harga saham turun) dan peningkatan dividen biasanya dianggap sebagai berita
baik (harga sama naik) (Brealey et.al,2007:51).
Return on Investment (ROI) adalah rasio yang paling umum digunakan
untuk mengukur kinerja. Return on Investment mengukur seberapa efektif
penggunakan modal yang diinvestasikan untuk mendapat keuntungan (Hilton,
2002:562). Tinggi rendahnya rasio ini sering kali merefleksikan kemampulabaan
dan efektivitas penggunaan asset. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik pula
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada
“Standar Akuntansi Keuangan” paragraf 69 yang menyatakan bahwa :
“Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja”
(2007:13). Para investor membeli saham atas dasar kekuatan laba. Salah satu sifat
utama menentukan laba yang dihasilkan perusahaan adalah dengan menggunakan
laba yang dapat dihasilkan oleh asset (Brealey, et al, 2007:164). Harga saham
mengiktisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baik keadaan kinerja
suatu perusahaan. Peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari
investor kepada manajer (Brealey et al, 2007:46).
Dari pernyataan – pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang
investor akan percaya kepada perusahaan yang mampu menunjukkan kinerja yang
baik melalui tingkat profitabilitas (ROI) yang tinggi, sehingga bersedia
menanamkan sejumlah dana dalam perusahaan tersebut dengan memiliki
sahamnya. Jika dihubungkan dengan harga saham, kecenderungan yang terjadi
adalah tingkat ROI yang tinggi akan mengakibatkan kenaikan saham. Sedangkan,
apabila tingkat ROI rendah investor menilai bahwa perusahaan menunjukkan
kinerja keuangan yang kurang baik maka para investor kurang berminat dengan
saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, sehingga terjadi penurunan
harga saham.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang menegaskan pengaruh
Dividen Per Share (DPS) dan Return On Investment (ROI) terhadap harga saham
Sumber :Brealey et al (2007) Hilton (2002)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
“Dividend Per Share dan Return On Investment berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankandi Bursa Efek Indonesia”.
Dividend Per Share
(X1)
Return On Investment (X2)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian
asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih (Rochaety et al, 2009:17).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melaui media internet dengan
situs
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juni
2013.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 bagian, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variabel), yang terdiri dari dividend per
share (DPS) dan return on investment (ROI).
2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu harga saham perusahaan
b. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:
1. Data dividend per share (DPS) dan return on investment (ROI)
perusahaan perbankan pada tahun 2009-2011.
2. Data harga saham penutupan akhir tahun perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2010-2012.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Mendefenisikan konsep secara operasional adalah “menjelaskan
karakteristik dari obyek ke dalam elemen – elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”
(Erlina,2011:48). Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan
dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang
negatif dengan variabel dependen. Adapun yang menjadi variabel bebas atau
independent variable dari penelitian ini adalah:
1. Dividend Per Share (�1)
Dividend per share merupakan besar dividen yang dibagikan untuk setiap
lembar saham. Secara sistematis DPS dapat dirumuskan sebagai berikut :
DPS = dividen kas
jumlah saham beredar
2. Return On Investment (�2)
Adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan (Munawir 2007 : 89). Data yang diambil adalah
return on investment (ROI) perusahaan perbankan mulai tahun 2009
sampai 2011.
ROI =���� ����� ℎ������ ℎ�����
����� ������
b. Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung
pada variabel lain. Variabel terikat atau dependent variable yang digunakan
adalah harga saham masing-masing perusahaan. Harga saham dihitung dari
harga saham penutupan (closing price) tiap akhir tahun.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran merupakan pemberian tanda berupa angka atau simbol untuk
suatu fenomena empiris dengan satu atau beberapa kriteria tertentu (Erlina,
2011:47)
Defenisi Operasional Skala
Independen
Dividend per share merupakan besar
dividen yang dibagikan untuk setiap lembar saham.
Adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
Harga saham perusahaan perbankan dihitung dari harga saham penutupan (closing price) tiap akhir tahun
Rasio
Rasio
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, di mana kita tertarik
untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar (listing)
di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011, yang berjumlah 31 emiten
Tabel 3.2
Nama – Nama Perusahaan Perbankan No Kode
Emiten
Nama Perusahaan Terdaftar
1 AGRO Bank Agroniaga Tbk 08 Agustus 2003
2 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 15 Juli 2002
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 04 Oktober 2007 4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 08 Januari 2008
5 BBCA Bank Central Asia Tbk 31 Mei 2000
6 BBKP Bank Bukopin Tbk 10 Juli 2006
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25 Nov 1996
8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10 Januari 2001
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 10 Nov 2003
10 BBTN Bank Tabungan Negara Tbk 17 Des 2009
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 25 Juni 1997
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06 Des 1989 13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 13 Juli 2001 14 BJBR Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk 08 Juli 2010
15 BKSW Bank Kesawan Tbk 21 Nov 2002
16 BMRI Bank Mandiri Tbk 14 Juli 2003
17 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31 Des 2009
18 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29 Nov 1989
19 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21 Nov 1989
20 BNLI Bank Permata Tbk 15 Januari 1990
21 BSIM Bank Sinarmas Tbk 13 Des 2010
22 BSWD Bank Swadesi Tbk 01 Mei 2002
23 BTPN Bank Tabungan Pesiunan Nasional Tbk 12 Maret 2008 24 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 30 Juni 1999 25 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 29 Agustus 1990 26 MAYA Bank Mayapada InternasionalTbk 29 Agustus 1997 27 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 03 Juli 2007
28 MEGA Bank Mega Tbk 17 April 2000
29 NISP Bank OCBC NISP Tbk 20 Oktober 1994
30 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29 Des 1982
31 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15 Des 2006 Sumber: www.idx.co.id
Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling
Adapun kriteria penarikan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2012
2. Perusahaan perbankan yang melakukan pembayaran dividen dan menyediakan
3. Perusahaan perbankan yang mempublikasikan harga saham selama periode
tahun 2010 – 2012.
Tabel 3.3
Daftar Jumlah Perusahaan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 –
2012
31
2 Jumlah perusahaan yang tidak melakukan pembayaran dividen dan tidak menyediakan laporan keuangan selama periode tahun 2009 – 2012.
(14)
3 Perusahaan perbankan yang tidak
mempublikasikan harga saham selama periode tahun 2010 – 2012.
0
Jumlah perusahaan sampel 17
Tabel 3.4 Sampel Penelitian No Kode
Emiten
Nama Perusahaan Terdaftar
1 BBCA Bank Central Asia Tbk 31 Mei 2000
2 BBKP Bank Bukopin Tbk 10 Juli 2006
3 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25 Nov 1996
4 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10 Januari 2001
5 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 10 Nov 2003
6 BBTN Bank Tabungan Negara Tbk 17 Des 2009
7 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06 Des 1989 8 BJBR Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk 08 Juli 2010
9 BMRI Bank Mandiri Tbk 14 Juli 2003
10 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31 Des 2009
11 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29 Nov 1989
12 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21 Nov 1989
13 BSWD Bank Swadesi Tbk 01 Mei 2002
14 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 30 Juni 1999 15 MAYA Bank Mayapada InternasionalTbk 29 Agustus 1997
16 MEGA Bank Mega Tbk 17 April 2000
3.7 Jenis Data
Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah “data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data” (Kuncoro,
2009:148). Data sekunder yang digunakan dalam penelitianini adalah data
sekunder kuantitatif berupa laporan keuangan yang berasal dari hasil publikasi
Bursa Efek Indonesia.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan
mengumpulkan data pendukung dari literatur dan buku-buku referensi untuk
mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder
yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh dan Bursa Efek Indonesia.
3.9 Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan
metode analisis statistik sebagai berikut:
3.9.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah kegiatan mengumpulkan dan mengelompokkan
data mentah untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif
(Kuncoro, 2009:192). Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan dan
mengelompokkan data yang diperoleh, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan
3.9.2 Metode Analisis Statistik
Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear
berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dividend per share dan return on
investment terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Adapun persamaan regresi yang digunakan, yaitu:
Yi,t = a + b1X1 + b2X2 Keterangan:
+ e
Yi,t
a = Konstanta
= Harga saham perusahaan i pada tahun t
X1
3.9.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang
efisien dan tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun syarat
Asumsi Klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut
dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas data
mendekati normal. Jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada
pada suatu garis lurus (Rochaety et.al, 2009:104).
Uji ini juga dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain:
a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis
diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:
H0
H
= data residual berdistribusi normal
a
Dengan menggunakan tingkat signifikan (�) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2
tailed) > taraf nyata (α), maka H
= data residual tidak berdistribusi normal
0 diterima artinya data residual berdistribusi
normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) < taraf nyata (α), maka Ha
b. Pendekatan Histogram
diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.
Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva
normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah
mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak
kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau
“kemencengan kurva” (skewness). Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat
bertanda positif (arah kanan) dan bertanda negatif (arah kiri).
c. Pendekatan Grafik
PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan
nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya
residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung
plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari
garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians
dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah
dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar (scatter
plot). Analisis pada gambar scatter plot yang menyatakan model regresi linear
berganda tidak terdapat heteroskedastisitas (Nugroho, 2005:63) jika:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk bola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres
nilai absolut residual terhadap variabel independen.Apabila signifikansi > dari
taraf nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan
begitu sebaliknya.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya) (Erlina, 2011:106).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala
autokorelasi dideteksi dengan menggunakan the Breusch-Godfrey (BG) test.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian the
Breusch-Godfrey (BG) test dengan ketentuan bila variabel auto (lag) menunjukkan
probabilitas signifikan di atas 005 berarti data tidak terkena autokorelasi.
4. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresiditemukan adanya korelasi antara veriabel independen. Jika terjadi korelasi,
maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap
ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan
Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:
a. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas
b. Bila VIF< 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas
c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.
3.9.4 Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan
digunakan untuk menganalisis, suatu perhitungan statistik disebut signifikan
secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah
berada dalam daerah dimana �� diterima. Model pengujian yang dilakukan adalah
uji F dan uji t.
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
a. H0:b1
b. H
=�2=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan
dari dividend per share (DPS) dan return on investment (ROI) terhadap harga
saham.
a
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05
maka H
: minimal satu ��≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersamaan dari dividend per share (DPS) dan return on investment (ROI)
terhadap harga saham.
0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05
maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat
dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitungdan nilai Ftabel.
2.Uji Signifikansi Parsial (uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah:
a. Dividend Per Share (DPS) H0
H
:b1 = 0, artinya dividend per share (DPS) tidak berpengaruh yang signifikan
terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
0
b. Return On Investment (ROI)
:b1≠0,artinya dividend per share (DPS) berpengaruh yang signifikan
terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
H0
H
:b2 = 0, artinya return on investment (ROI) tidak berpengaruh yang
signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
0
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 H
:b2≠0,artinya return on investment (ROI) berpengaruh yang signifikan
terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
0
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t< 0,05 Ha diterima, artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga
dapat dibandingkan dengan nilai ttabel
1. H
. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
0 diterima jika- ttabel< thitung < ttabel 2. H
pada α = 5%
3. Koefisien Determinasi (R2
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya
variasi variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh variasi
variabel bebas (independent variable). Pengukuran besarnya persentase kebenaran
dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple
R
)
2
(koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan
oleh variabel bebas). Apabila nilai R2 suatu regresi (mendekati satu), maka
semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel
independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen.
Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Gambaran Umum Pasar Modal Di Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat
Tabel 4.1
Perkembangan Pasar Modal di Indonesia Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh 1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925 – 1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II 1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif
1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
1977 – 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
1987 Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
1988 – 1990 Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat 2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya 13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
22 Mei 1995 Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
10 November 1995
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
02 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
Sumber : www.idx.co.id
Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang
secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik.
Indeks-indeks tersebut adalah:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan
Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa
Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu
atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar
pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut
yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi
pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham perusahaan tercatat
tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.
IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak
bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang
mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek Indonesia juga
tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang
dilakukan oleh siapapun Pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan
(benchmark).
2. Indeks Sektoral
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing