• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tata Ruang Perpustakaan STMIK Potensi Utama Terhadap Kepuasan Pengguna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Tata Ruang Perpustakaan STMIK Potensi Utama Terhadap Kepuasan Pengguna"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PEN GARU H T AT A RU AN G PERPU ST AK AAN ST M I K

POT EN SI U T AM A M EDAN T ERH ADAP K EPU ASAN

PEN GGU N A

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang studi Perpustakaan dan Informasi

OLEH:

LELA MAYA SARI

040709023

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Mayasari, Lela.2010. Pengaruh Tata Ruang Perpustakaan STMIK Potensi Utama terhadap kepuasan Pengguna : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di perpustakaan STMIK Potensi Utama yang berlokasi di Jl. K.L Yos Sudarso Km 6,5 No. 3A, Tj. Mulia Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tata ruang perpustakaan terhadap kepuasan penggunadi STMIK Potensi Utama. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perpustakaan STMIK Potensi Utama, bagi peneliti lain, serta bagi penulis.

Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif asosiatif yang menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang diperoleh dari responden. Populasi penelitian ini adalah 1.551 orang dengan jumlah sampel 283 orang yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Untuk mengetahui siapa yang menjadi sampel penelitian digunakan teknik Propotionate Tratified Random Sampling. Untuk mengukur pengaruh tata ruang perpustakaan terhadap tingkat kepuasan pengguna digunakan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 16.0. untuk menguji hipotesis dilakukan uji-t dengan membandingkan nilai thitung

dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α= 5%).

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengaruh tata ruang perpustakaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna, dan demikian hipotesis diterima. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa 57,5% variabel kepuasan pengguna di Perpustakaan STMIK Potensi Utama dapat diakibatkan adanya perabotan perlengkapan perpustakaan yang lengkap, tata letak, sirkulasi udara, sistem penerangan dan sistem pewarnaan yang baik diperpustakaan sedangkan sisanya sebesar 42,5% diakibatkan oleh faktor lain diluar variabel yang digunakan.

(3)

PERNYATAAN ORISINILITAS

Karya ini adalah karya orisinil yang disajikan sebagai salah satu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Desember 2010

Penulis

Lela Maya Sari

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatnya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Skripsi ini diajukan guna mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa semua ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan dari keluarga. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya secara khusus kepada orang tua Ayahanda Ilyas Yusuf dan Ibunda tercinta Surniarti S.Pd yang telah memberikan bekal pendidikan kepada penulis, berkat doa, dukungan, kasih saying dan motivasi akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih buat adik perempuan kandung penulis, Vvi Noviyanti S. Pd yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, baik dalam penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyamapaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syahron Lubis, M.A, selaku dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan

dan Informasi.

3. Ibu Dr.Irawati A. Kahar, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak Syakirin Pangaribuan, SH, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. A. Ridwan Siregar, SH, M.Lib, selaku kepala perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh staff dan pengajar pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis kuliah di Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

(5)

8. Buat sahabat-sahabat penulis Dewi, Jelita, Suryawan, Yanti,Valen,Beby, Wita, killa, tika, hayatul dan seluruh nya anak stambuk 04 yang tidak bias disebutkan semuanya terima kasih atas dukungan dan doanya.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Desember 2010

Penulis

Lela Maya Sari

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Hipotesis

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.2. Tata Ruang Perpustakaan

2.2.1. Tujuan Tata Ruang Perpustakaan

2.2.2. Ruangan Perpustakaan

2.2.3. Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan

2.3 Lingkungan dan Kondisi fisik Tata Ruang Perpustakaan

2.3.1 Tata Letak

2.3.2 Sistem Ventilasi

2.3.3 Sistem Penerangan

(7)

2.3.5 Sistem Akustik

2.4. Kepuasan Pengguna

2.4.1. Faktor Yang Menentukan Kepuasan Pengguna

2.4.2. Pengukuran Kepuasan pengguna

2.4.3. Frekwensi Kunjungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

3.2 Lokasi Penelitian

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

3.3.2. Sampel

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.6 Definisi Operasional Variabel

3.7 Analisis Data

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif

3.7.2. Uji Regresi

3.7.3. Uji Hipotesis

3.7.4 Uji koefisien Determinasi

3.7.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Istrumen

3.7.5.1 Uji Validitas Instrumen

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

4.1.1 Karakteristik Responden

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Deskripsi Data

A. Variabel tata ruang perpustakaan

B. Variabel kepuasan pengguna

4.2.2 Pengujian validitas Instrumen

4.2.3 Pengujian Reabilitas Instrumen

4.2.4 Pengujian Persyaratan Analisis

4.2.5 Uji Normalitas

4.2.6 Uji Homogenitas

A. Uji Homogenitas tata ruang perpustakaan (X)

B. Uji Homogenitas kepuasan pengguna(Y)

4.3 Analisis Statistik

4.3.1 Analisis Regresi linier

4.3.2 Pengujian Hipotesis

4.3.3 Pengujian Determinasi (r²)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 5.2 Saran

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Perolehan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata

Tabel 2 : Definisi Operasional Variabel

Tabel 3 : Komposisi Responden Berdasarkan Program Studi

Tabel 4 : Distribusi Frekwensi Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan

Tabel 5 : Distribusi Frekwensi Tata Letak

Tabel 6 : Distribusi Frekwensi Sirkulasi Udara

Tabel 7 : Distribusi Frekwensi Sistem Penerangan

Tabel 8 : Distribusi Frekwensi Sistem Pewarnaan

Tabel 9 : Distribusi Frekwensi Sistem Layanan dan Kecepatan Pemberian Informasi

Tabel 10 : Distribusi Frekwensi Kemudahan Akses Informasi

Tabel 11 : Distribusi Frekwensi Survey Kepuasan Pengguna

Tabel 12 : Distribusi Frekwensi Kunjungan

Tabel 13 : Hasil Pengujian Validitas Variabel Tata Ruang Perpustakan (X)

Tabel 14 : Hasil Pengujian Validitas Variabel kepuasan Pengguna (Y)

Tabel 15: Uji Realibilitas Instrumen

Tabel 16:Distribusi Frekuensi Tata Ruang Perpustakaan

Tabel 17:Distribusi Frekuensi Kepuasan Pengguna

Tabel 18: Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Rekapitulasi data

Normalitas data

Uji Homogenitas

Tabel Distribusi Normal

Tabel distribusi t

Tabel distribusi CHI Square

Nilai kritis L untuk uji Lilifors

Tabel nilai r Product Moment

Uji validitas dan Reabilitas variabel x

Uji validitas dan Reabilitas variabel y

Anova

Tabulasi frekuensi jawaban responden variabel x

(11)

ABSTRAK

Mayasari, Lela.2010. Pengaruh Tata Ruang Perpustakaan STMIK Potensi Utama terhadap kepuasan Pengguna : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di perpustakaan STMIK Potensi Utama yang berlokasi di Jl. K.L Yos Sudarso Km 6,5 No. 3A, Tj. Mulia Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tata ruang perpustakaan terhadap kepuasan penggunadi STMIK Potensi Utama. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perpustakaan STMIK Potensi Utama, bagi peneliti lain, serta bagi penulis.

Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif asosiatif yang menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang diperoleh dari responden. Populasi penelitian ini adalah 1.551 orang dengan jumlah sampel 283 orang yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Untuk mengetahui siapa yang menjadi sampel penelitian digunakan teknik Propotionate Tratified Random Sampling. Untuk mengukur pengaruh tata ruang perpustakaan terhadap tingkat kepuasan pengguna digunakan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 16.0. untuk menguji hipotesis dilakukan uji-t dengan membandingkan nilai thitung

dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α= 5%).

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengaruh tata ruang perpustakaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna, dan demikian hipotesis diterima. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa 57,5% variabel kepuasan pengguna di Perpustakaan STMIK Potensi Utama dapat diakibatkan adanya perabotan perlengkapan perpustakaan yang lengkap, tata letak, sirkulasi udara, sistem penerangan dan sistem pewarnaan yang baik diperpustakaan sedangkan sisanya sebesar 42,5% diakibatkan oleh faktor lain diluar variabel yang digunakan.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sebagai pusat informasi memiliki tugas dan fungsi yang harus dijalankan setiap harinya, seperti kegiatan administrasi memberikan pelayanan yang optimal dengan menyediakan informasi dalam berbagai bidang dan disiplin ilmu serta memberikan pelayanan kepada para pengguna yang membutuhkan informasi. Perpustakaan merupakan suatu tempat untuk memperoleh informasi dalam upaya peningkatan intelektual dari sumber daya manusia untuk menuju terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

Pada era informasi seperti sekarang ini ditandai dengan kemajuan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan memiliki andil yang sangat penting diberbagai bidang dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Perpustakaan sering diidentifikasikan sebagai gedung atau ruang yang didalamnya terdapat sekumpulan koleksi dan bahan bacaan, oleh karena itu banyak hal yang harus menjadi perhatian khususnya bagi penyelenggara perpustakaan agar pengguna perpustakaan benar-benar mendapatkan kepuasan dari Perpustakaan.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah salah satu perpustakaan yang berada disuatu perguruan tinggi dan merupakan salah satu unsur penunjang bagi perguruan tinggi yang berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi bersangkutan. Tugas pokok dari perguruan tinggi berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian dan pengembangan dengan ruang lingkupnya mengelola informasi yang mencakup berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang secara khusus dimanfaatkan oleh civitas akademik untuk terwujudnya tujuan pembelajaran serta Tridharma perguruan tinggi.

(13)

Kepuasan pengguna diartikan sebagai sesuatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok orang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan. Kepuasan pengguna perpustakaan dapat terpenuhi melalui penyediaan jasa layanan dan ketersediaan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu perpustakaan perguruan tinggi sebagai penyedia jasa layanan informasi bagi civitas akademika perlu mengetahui telah sejauh mana perpustakaan perguruan tinggi bersangkutan menyediakan pelayanan dan produk jasa kepada penggunanya karena kepuasaan pengguna dapat menjadi tolok ukur keberhasilan dari kegiatan yang terdapat pada perpustakaan.

Perpustakaan STMIK Potensi Utama termasuk salah satu perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan STMIK Potensi Utama memiliki luas ruangan 46.82 m2 yang didalam ruangan terdapat 4 set rak buku dan 1 rak majalah yang disusun pada bagian pinggir ruangan perpustakaan, selanjutnya pada bagian tengah ruangan disusun 8 gandeng meja baca beserta kursi baca. Ruang Perpustakaan juga dilengkapi dengan 1 buah Air Condicioner sebagai menetralisir udara berhubungan ruang perpustakaan yang tidak memiliki ventilasi ataupun jendela, 1 set rak untuk penitipan tas yang berada disebelah pintu masuk, 2 komputer dimana 1 dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk menelusuri katalog perpustakaan dan 1 lagi digunakan untuk proses sirkulasi. Dengan luas ruangan 46.82 m2 Perpustakaan STMIK Potensi Utama diberikan penyinaran dengan 4 bola lampu yang berada tepat ditengah-tengah ruangan. Jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan STMIK Potensi Utama yaitu 4.073 eksemplar buku, 884 eksemplar majalah, dan 100 bahan Audio Visual.

(14)

Berkenaan dengan beberapa uraian di atas penulis mencoba untuk mengetahui lebih dalam tentang permasalahan perpustakaan STMIK Potensi Utama dengan mengadakan penelitian dan pengamatan lebih jauh pada Perpustakaan STMIK Potensi Utama Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian pada ”Apakah terdapat Pengaruh Tata Ruang Perpustakaan Terhadap Kepuasan Pengguna.”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tata ruang perpustakaan terhadap tingkat kepuasan pengguna.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini penulis berharap akan memberikan manfaat nantinya bagi :

1. Bagi Perpustakaan STMIK Potensi Utama, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang menyangkut tata ruang perpustakaan demi pencapaian kepuasaan bagi penggunanya.

2. Bagi Peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian–penelitian berikutnya yang berkaitan dengan tata ruang perpustakaan dan kepuasan pengguna.

3. Bagi Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta cakrawala berfikir tentang arti pentingnya tata ruang perpustakaan dalam meningkatkan kepuasan penggunanya.

1.5 Hipotesis

(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis perpustakaan yang keberadaannya ada pada perguruan tinggi yang secara khusus dimanfaatkan oleh civitas akademik. Sebagai alat bantu atau sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran diperguruan tinggi. Untuk memperjelas pengertian perpustakaan perguruan tinggi dapat kita perhatikan beberapa pendapat tentang pengertian perpustakaan perguruan tinggi.

Menurut Sulistyo Basuki (1991: 51): “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi atau badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama memberikan tercapainya tujuan perguruan tinggi”.

Sedangkan menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (1991: 1) Menyatakan bahwa “Perpustakaan perguruan tinggi adalah unit kerja yang merupakan bagian yang integral dari suatu lembaga perguruan tinggi induknya, yang bersama-sama dengan unit kerja bagian lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda melaksanakan program Tri dharma”.

2.1.1Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebagai sebuah lembaga yang telah dibentuk dalam penyelenggaraannya perpustakaan harus memiliki tujuan agar setiap proses kegiatan yang dilaksanakan dapat berhasil sesuai dengan tujuannya, demikian juga halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi juga harus mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai.

Didalam buku pedoman pengelolaan koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 4) dinyatakan bahwa tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

adalah :

1. Dharma pertama yaitu pendidikan dan pengajaran, dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

(16)

3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselenggarakan melalui kegiatan mengumpul, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat.

Sedangkan menurut Supriyanto (2006: 2) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Memenuhi keperluan informasi pengajar dan mahasiswa

2. Menyediakan bahan literatur rujukan pada semua tingkat akademik. 3. Menyediakan jasa peminjaman serta jasa informasi aktif bagi pemakai.

Berdasarkan beberapa uraian di atas terlihat bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan untuk menyediakan berbagai informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna yang berbeda-beda.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebagai lembaga perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi tertentu dalam menjalankan aktifitasnya yang merupakan sumber informasi demi tercapainya tujuan. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (2004: 3), dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu :

a. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar bagi civitas akademika, oleh karena itu koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung evaluasi pembelajaran

b. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah di akses oleh pencari dan pengguna informasi.

c. Fungsi Riset

Perpustakaan merupakan fungsi bahan–bahan riset dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan teknologi dan seri koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya–karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. d. Fungsi Rekreasi

(17)

e. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh karya perguruan tingginya civitas akademik dan non akademik.

f. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan. g. Fungsi Interprestasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber–sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri dharmanya.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki bermacam fungsi untuk menunjang tercapainya tujuan dari perpustakaan tersebut. Adapun fungsi dari perpustakaan perguruan tinggi yang utama adalah fungsi edukatif dan informatif.

2.2 Tata Ruang Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi sangat penting artinya bagi insan perguruan tinggi, dalam upaya untuk pengembangan daya intelektualitas oleh karena itu keberadaan perpustakaan dapat ditemukan pada setiap perguruan tinggi dan sekolah tinggi baik negeri maupun swasta. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya peranan dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi yang dijadikan sebagai sumber informasi dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran diperguruan tinggi. Seiring dengan perkembangan perpustakaan dalam penyelenggaraan perpustakaan terdapat faktor utama dalam lingkungan perpustakaan yang sangat mempengaruhi kelancaran tugas dan fungsi perpustakaan yang terkadang selalu terabaikan padahal mempunyai peranan yang sangat penting dalam kenyamanan, kesejukan dan keindahan dari suatu perpustakaan yaitu tata ruang perpustakaan.

Perpustakaan sering kali terlihat hanya sebagai gedung tempat terkumpulnya berbagai jenis bacaan, yang tidak tertata dengan baik, kurang nyaman, kurang pencahayaan sehingga terasa membosankan.

(18)

1. Koleksi yang relevan, aktual dan akurat 2. Tenaga yang berkualitas dan professional 3. Sistem pelayanan yang cepat dan tepat

4. Didukung oleh sarana dan prasaran yang memadai.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Tata Ruang Perpustakaan adalah: “Aturan atau cara menyusun ruang, kamar, bilik”. Berdasarkan Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 16 (1990: 133) bahwa “Tata ruang adalah upaya penataan dan pemanfaatan ruang”.

Sedangkan Afriyanto (2007: 3) menyatakan bahwa :

Tata ruang adalah suatu cara untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dalam perpustakaan. Ruangan yang tertata rapi dan buku–buku yang juga tertata akan membuat suatu perpustakaan memberikan nuansa nyaman sehingga pemakai perpustakaan tertarik untuk membaca buku dan berlama–lama di perpustakaan.

Dari pendapat dan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa tata ruang perpustakaan perguruan tinggi adalah “suatu cara mengatur dan menyusun ruang perpustakaan perguruan tinggi dengan memperhatikan berbagai aspek antara lain:

1. Tata ruangan perpustakaan

2. Tata letak perabot dan perlengakapan 3. Sirkulasi udara

4. Penerangan 5. Keserasian warna

Jika memperhatikan aspek tersebut maka di perpustakaan akan tercipta suasana kondusif dan menyenangkan yang pada gilirannya akan memberikan suasana sejuk dan menyenangkan yang pada gilirannya akan memberikan suasana nyaman baik bagi penyelenggara maupun pengguna perpustakaan.

2.2.1 Tujuan Tata Ruang Perpustakaan

(19)

gedung dan ruang perpustakaan perlu memperhatikan fungsi tiap ruang, unsur–unsur keharmonisan dan keindahan, baik interior maupun eksterior.

Tata atau penataan ruang perpustakaan bertujuan untuk (Lasa 2005: 148) :

1. Memperoleh efektivitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga dan anggaran

2. Menciptakan lingkungan yang aman suara, nyaman cahaya, nyaman udara dan nyaman warna.

3. Meningkatkan kwalitas pelayanan

4. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan.

Untuk pencapaian tujuan tata ruang perpustakaan perlu diperhatikan azas–azas tata ruang dan prinsip–prinsip tata ruang. Adapun azas–azas tataruang menurut Lasa ( 2005: 149) antara lain :

1. Azas jarak. Yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak yang paling pendek.

2. Azas rangkaian karya. Yaitu suatu tata ruang yang menempatkan tenaga dan alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. 3. Azas pemanfataan. Yaitu tata susunan ruang yang memanfaatkan sepenuhnya ruang

yang ada.

Prinsip–prinsip tata ruang adalah sebagai berikut :

1. Penempatan

a. Bagian pelayanan umum ditempatkan dibagian lokasi yang strategis.

b. Bagian yang memerlukan konsentrasi hendaknya ditempatkan diruang terpisah aman dari kebisingan dan gangguan.

c. Perabot, seperti meja, kursi, dan rak hendaknya disusun dalam bentuk garis lurus. 2. Kenyamanan

a. Jarak satu mobeler dengan lainnya dibuat agak lebar agar orang yang lewat lebih leluasa.

b. Baian yang menimbulkan suara berisik hendaknya hendaknya dibuat diruang terpisah.

c. Ukuran tinggi rendah, panjang, lebar, luas dan bentuk perabot hendaknya dapat diatur lebih leluasa.

3. Keamanan

a. Perlu ada lorong yang cukup lebar untuk keselamatan apabila sewktu–waktu terjadi bencana alam seperti gempa bumi, kebakaran dan lain–lain.

b. Menempatkan jalan darurat kearah luar pada tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.

(20)

2.2.2 Ruangan Perpustakaan

Pada dasarnya setiap perpustakaan besar maupun kecil memiliki bagian atau tempat tertentu yang terdiri dari sejumlah ruangan yang memiliki fungsi yang berbeda–beda. Pembagian ataupun penataan ruangan harus disesuaikan dengan sifat kegiatan, sistem kegiatan, kapasitas pengguna dan sifat, fasilitas ruangan, faktor keamanan dan kenyamanan, selain itu beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam merencanakan ruang perpustakaan perguruan tinggi agar berfungsi dengan baik adalah alokasi luas lantai, pembagian ruang menurut fungsi, tata ruang, struktur dan utilitas (manfaat), ergonomi (ruangan atau penyerasian ruang, pengamanan ruang–ruang perpustakaan serta rambu–rambu). Disamping itu, dalam menghitung lantai perlu diperhatikan rencana pengembangan perpustakaan untuk 10 tahun mendatang (Perpustakaan Perguruan Tinggi, Buku Pedoman 2004: 125).Kebutuhan ruang untuk perpustakaan perguruan tinggi lebih variatif. Kebutuhan itu menurut keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi no. 162 tahun 1967 tanggal 16 Desember 1967 ditetapkan bahwa “Kebutuhan luas lantai bangunan perpustakaan perguruan tinggi berdasarkan penghitungan 1 m² / pengguna (Diknas 1994: 112) ketentuan ini berlaku umum bagi perguruan tinggi tanpa membedakan status dan nilai akreditasi perguruan tinggi yang bersangkutan”. Pada dasarnya kebutuhan masyarakat perpustakaan ditentukan penggunaanya untuk koleksi, pemakai / pengguna, staf dan keperluan lain.

Adapun standar pembagian ruangan perpustakaan menurut persentase seluruh luas lantai perpustakaan yang diperuntukkan bagi kepentingan koleksi, pengguna, dan staf ( Purwanti, 2007: 7 ) adalah sebagai berikut :

a. Untuk perpustakaan dengan sistem tertutup : Untuk koleksi 45 %

Untuk pengguna 25 %

Untuk staf 20 %

Untuk keperluan lainnya 10 % b. Untuk Perpustakaan dengan sistem terbuka :

Untuk koleksi dan pengguna 70 %

Untuk Staf 20 %

Untuk keperluan lain 10 %

(21)

Adapun ruang yang harus dimiliki oleh sebuah Perpustakaan Nasional RI, (1992: 5) adalah:

1. Ruang koleksi

Ruang koleksi adalah ruang tempat menyimpan koleksi perpustakaan, luas ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri dari suatu ruangan atau beberapa ruang, misalnya ruang koleksi buku, ruang koleksi majalah, ruang koleksi referensiruang koleksi audio visual .

2. Ruang baca

Ruang baca adalah ruang yang digunakan untuk membaca bahan pustaka, luas ruangan ini tergantung pada jumlah bahan pustaka pembaca/pemakai jasa perpustakaan.

3. Ruang pelayanan

Ruang pelayanan adalah tempat peminjaman dan pengembalian buku, meminta keterangan kepada petugas, menitipkan barang atau tas, mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.

4. Ruang kerja teknis administrasi

Ruang kerja teknis administrasi adalah ruangan yang digunakan untuk melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Pemerosesan bahan pustaka mulai dari pengadaan sampe bahan pustaka tersebut siap untuk disajikan kepada pemakai perpustakaan

b. Ruang Khusus adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang diskusi / pertemuan.

Dari pengertian diatas maka yang dimaksud dengan ruang perpustakaan adalah tempat atau bagian tertentu dalam suatu gedung perpustakaan yang memiliki fungsi tertentu seperti ruang koleksi, ruang untuk pengguna (baca), dan ruang staff pelayanan.

2.2.3 Perabot dan Kelengkapan Perpustakaan

(22)

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa perabot dan perlengkapan perpustakaan adalah segala jenis barang yang dibutuhkan oleh ruang perpustakaan yang berdasarkan fungsi dan spesifikasi ruang yang merupakan komponen yang sangat penting guna menunjang kelancaran kegiatan kerja pegawai dan pengguna perpustakan. Perabot dan perlengkapan yang ada didalam suatu ruangan perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan dan pelayanan serta kegiatan yang dilaksanakan di ruang tersebut.

Dalam Buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992: 5) disebutkan perabot dan perlengkapan yang diperlukan pada setiap ruangan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1.Perabot dan perlengkapan ruang koleksi a. Rak buku, terdiri dari:

- Rak buku satu muka - Rak buku dua muka

- Rak buku serbaguna untuk ruang kerja b. Rak Majalah

c. Tangga injakan

d. Gantungan surat kabar e. Rak atlas

f. Rak kamus g. Rak brosur

h. Rak piringan hitam

i. Lemari alat piringan hitam / kaset

j Lemari untuk menyimpan slide dan gambar OHP (Over Head Proyektor)

k. Rak untuk menyimpan roll film l. Kotak kartu mikro

m.Rak untuk menyimpan pita video dan kaset n. Rak kaset video

(23)

p. Alat pemadam api q. Telepon

r. AC / kipas angin rak referensi

2.Perabot dan perlengkapan ruang baca a. Meja baca, terdiri dari:

- Meja serbaguna - Meja rendah

b.Kursi baca, terdiri dari: - Kursi duduk rendah

c. Sice untuk membaca santai (lobi) d. Karel / meja belajar perorangan e. Telepon

f. AC / Kipas angin

3.Perabot dan perlengkapan ruang pelayanan a.Meja sirkulasi

b.Locker / rak penitipan c.Lemari catalog d.Lemari kartu kardeks e.Papan pengumuman f.Rak buku baru

g.Tanda–tanda petunjuk h.Kotak saran

i.Mesin foto kopi

(24)

l.Meja proyektor m.Telepon n.Kipas angin / AC o.Komputer

4.Perabot dan perlengkapan ruang kerja teknisi administrasi a.Meja / kursi kerja

b.Lemari arsip c.Rak / lemari

d.Alat pembersih lantai e.Kursi tamu

f.Meja pengolahan g.Alat penjilidan h.Telepon i.AC / Kipas angin

j.Mesin penghitung /kalkulator k.Book charger

l.Computer

5.Perabot dan perlengkapan ruang khusus a.Meja dan kursi

b.Alat penghisap debu c.Papan tulis

d.AC / Kipas angina e.TV / Video kaset

(25)

h.Earphone / intercom i.Overhead proyektor j.Apaque proyektor k.Layar

l.Proyektor slide

Dari pernyataan di atas terlihat bahwa untuk mencapai tujuan tataruang perpustakaan kita harus memperhatikan azas-azas dan prinsip-prinsip dalam menata ruang perpustakaan. Selain itu kita juga harus memperhatikan kelengkapan dan perabot-perabot yang cocok untuk digunakan dalam ruang perpustakaan, termasuk penataan dari perabot–perabot tersebut.

2.3 Lingkungan dan Kondisi fisik Tata Ruang Perpustakaan

Penataan ruang perpustakaan yang serasi, bersih dan tenang dapat mempengaruhi kenyamaan pengguna perpustakaan untuk berlama-lama berada di perpustakaan, serta dapat meningkatkan kinerja petugas perpustakaan. Untuk itu, penetaaan ruangan perlu dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek.

Salah satu cara yang dilakukan perpustakaan adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional. Selain itu, perpustakaan harus memperhatikan faktor lingkungan fisik pada tataruang perpustakaan, karena lingkungan dan kondisi fisik tataruang yang baik dapat mempengaruhi hasil kinerja seseorang. Bila kondisi lingkungan kerja baik, keadaan seseorang tersebut mampu melakukan kegiatannya secara optimal dengan baik, sehat, nyaman, dan tenang.

Menurut Lasa (2005: 161), yang termasuk fisik tataruang perpustakaan adalah:

1. Tata letak

2. Temperatur (Suhu Ruangan) 3. Pencahayaan (Penerangan) 4. Pewarnaan

2.3.1 Tata letak

(26)

Adapun tujuan dari penempatan dan penataan perabot dan kelengkapan perpustakaan lainnya adalah:

1. Tidak terjadi hambatan lalu lintas pemakai disetiap ruangan atau antar ruangan. 2. Wajar dan menarik

3. Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai perpustakaan maupun pelaksana kerja.

4. Adanya efisiensi pemakaian ruangan (Perpustakaan Nasional RI, 1992: 175).

Perlu diperhatikan bahwa tata letak adalah perabot dan perlengkapan perpustakaan diupayakan untuk mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu, agar dapat menghilangkan kesan yang membosankan dan menjenuhkan serta memberikan suasana yang lebih segar dan menyenangkan baik bagi pengguna perpustakaan maupun penyelenggara perpustakaan.

Pendapat di atas menyatakan bahwa tata letak adalah penataan dan pengaturan letak perabotan dan perlengkapan perpustakaan dalam suatu ruangan perpustakaan agar dapat dimanfaatkan secara efektif oleh pengguna perpustakaan

2.3.2 Sistem Ventilasi

`Ventilasi secara sederhana dapat diartikan sebagai perputaran udara secara bebas didalam

suatu ruangan. Demikian halnya perpustakaan sebagai suatu bangunan harus mempunyai system ventilasi karena ventilasi merupakan salah satu komponen yang terdapat pada kondisi fisik tata ruang perpustakaan, yang dapat membantu perputaran udara dengan lancar yang akan memberikan kenyamanan dan kesegaran udara bagi penyelenggara perpustakaan maupun penggunanya.

Sulistiyo Basuki (1993: 130) menyatakan bahwa “Perpustakaan yang terang dan sejuk berkat ventilasi yang baik akan lebih besar peluangnya untuk menarik perhatian pengunjung serta menyenangkan pustakawan”.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan ventilasi adalah:

1. Menempatkan lubang ventilasi jendela/ lubang angin pada sisi dinding yang berhadapan 2. Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan arah angin.

3. Mengusahakan luas lobang ventilasi sebanding dengan persyaratan dan fasilitas ruang, (sekurang–kurangnya 10 % dari luas ruang yang bersangkutan)

(27)

1. Ventilasi pasif adalah ventilasi yang didapat dari alam, caranya dengan membuat lubang angin atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin local. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding dengan persyaratan dan dan fasilitas ruang (10 % dari ruang bersangkutan). Bila menggunakan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan terhindar dari matahari langsung.

2. Ventilasi aktif adalah ventilasi yang menggunakan system penghawaan buatan yaitu menggunakan AC karena temperature dan kelembaban ruang perpustakaan yang stabil maka dapat menjaga keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka, pandang dengar dan computer (Purwanti 2007: 9).

Dari uraian di atas jelas bahwa kedua jenis ventilasi tersebut mempunyai peran untuk kenyamanan dan keawetan koleksi buku dan bahan pustaka lainnya maupun peralatan (perabot) untuk mencegah gangguan serangga dan cendawan buku disamping itu juga untuk menjaga kesetabilan temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan sehingga kenyamanan pada ruang perpustakaan tetap terjaga dengan baik, sebab kondisi dalam ruangan akan mempengaruhi kemampuan manusia dalam melaksanakan pekerjaan diruangan tersebut jika pemasangan ventilasi pasif tidak dapat menjangkau keseluruhan ruang perpustakaan, maka ruang yang perlu mendapat prioritas utama kondisi temperature dan kelembabannya adalah:

1. Area penyimpanan penggunaan multi media 2. Area koleksi buku langka

3. Area koleksi buku 4. Ruang baca

5. Ruang kerja perpustakaan (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004: 131)

Untuk Tingkat pengkondisian ruang yang digunakan adalah temperatur 22 - 24° C (untuk ruang koleksi buku, ruang baca dan ruang kerja) 20° C (untuk ruang komputer) Kelembaban 45 – 55% (Departemen Pendidkan Nasional RI, 2004: 131).

Sedangkan menurut Poole “Dasar Perencanaan... ITB 1981 : 40” Batas pengaturan hawa yang umum untuk sebuah perpustakaan perguruan tinggi adalah 21° C ± 2° C (19° – 23° C) dan kelembaban 45% ± 5% = (40% – 50%). Pada umumnya dapat dikatakan setiap keawetan suhu 5° C.

Uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kegunaan dari pemasangan ventilasi adalah:

1. Ventilasi pasif berguna agar peredaran atau sirkulasi udara, angin dapat terjaga dengan baik.

(28)

2.3.3 Sistem Penerangan

Perpustakaan merupakan tempat berbagai jenis kegiatan melihat, dari yang mudah sampai kepada yang sulit, dari membaca huruf besar dengan kontras yang baik antara huruf yang besar dan kertas sampai kepada tulisan tangan dengan pensil yang keras pada kertas kelabu, derajat dan kualitas pencahayaan harus cukup tinggi sehingga memudahkan orang membaca tulisan susah dilihat diatas meja, ditempat bekerja dikantor, didaerah katalog, dilorong rak buku, dan ditempat yang lain–lain. Pola pencahayaan perlu merata karena diperpustakaan sudah lumrah terjadi perubahan atau pergeseran ruang baca dan tempat rak. Sistem pencahayaan harus mempunyai kekuatan 500 kw dan menimbulkan silau baik yang langsunng dari sumbernya maupun sebagai pantulan ( Poole 1981: 28,29).

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Departemen Pendidikan Nasional RI 2004: 131) daftar intensitas penerangan cahaya dalam suatu ruangan perpustakaan dibedakan sebagai berikut:

1. Area baca (majalah dansurat kabar) 200 Lumen 2. Meja baca (ruang baca umum) 400 Lumen

Adapun usaha yang ditempuh agar penerangan tidak menyebabkan penurunan gairah membaca serta tidak membuat silau (Diknas, 2004: 132) adalah:

1. Mungkin dari sinar matahari langsung

2. Memilih jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat misalnya, lampu pijar akan memberikan cahaya yang bersifat setempat, lampu TL/ PL/ Fluorescent akan memberikan cahaya yang merata, lampu sorot akanmemberikan cahaya yang terfokos pada objek tertentu.

Dari uraian tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:

1. Kegiatan diperpustakaan sebagian besar adalah kegiatan membaca dan menulis maka diperlukan pengaturan penerangan atau cahaya yang cukup karena merupakan syarat mutlak untuk melakukan aktivitas didalam ruangan.

2. Penerangan atau cahaya yang masuk kedalam ruangan terdiri dari 2 macam yaitu cahaya alami dan cahaya buatan.

(29)

4. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya pencahayaan yang baik antara lain meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja, mengurangi ketegangan pada mata dan kelehan jiwa serta dapat meningkatkan prestise suatu lembaga perpustakaan.

5. Hindari sinar matahari secara langsung serta memilih secara langsung lampu yang dapat memberikan sifat dan penerangan yang tepat.

Kegiatan diperpustakaan sebagian besar adalah merupakan kegiatan membaca oleh karena itu perlu pengaturan cahaya yang baik, agar terhindar dari hal–hal yang tidak diinginkan seperti:

1. kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi 2. kelelahan mental

3. keluhan–keluhan pegal didaearah mata, dan sakit kepala sekitar mata 4. keluhan kerusakan alat penglihatan

5. meningkatkan kecelakaan (Lasa, 2005: 169)

Menurut Lasa (2005: 170,171) pada dasarnya cahaya yang masuk kedalam ruangan ada dua macam yaitu :

a. Cahaya alam adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari dan kubah langit. Cahaya matahari harus dibatasi dan diusahakan tidak langsung masuk keruangan karena dapat menyebabkan kenaikan suhu ruangan.Cahaya kubah langit adalah cahaya yang berasal dari kubah langit, dan dapat dimanfaatkan untuk penerangan ruangan karena tidak membawa radiasi panas secara langsung seperti sinar matahari.

b. Cahaya buatan, adalah cahaya yang ditimbulkan oleh benda atau gerakan benda yang dibuat manusia baik yang berupa lampu TL maupun lampu pijar. Penggunaan lampu TL sebagai alat penerangan sebaiknya dengan menggunakan komponen TL (Ballast, Kondensator, Starter) yang baik sehingga dapat mengurangi getaran cahaya yang timbul dari sumber cahaya tersebut (Departemen Pendidikan Nasional RI 2004: 132)

2.3.4 Sistem Pewarnaan

Warna sangat mempengaruhi orang yang bekerja dan membaca diperpustakaan, warna juga dapat mengoptimalkan konsentrasi dan mempengaruhi jiwa seseorang yang dapat membuat seseorang menjadi nyaman, hangat. Oleh karenanya dalam perencanaan ruang perpustakaan perlu di pahami sifat dan pengaruh warna. Lasa (2005: 164) Mengatakan bahwa warna yang kondusif untuk ruang perpustakaan antara lain :

a. warna merah menggambarkan panas, warna kegemaran, dan kegiatan bekerja. Warna ini berguna untuk merangsang panca indra dan jiwa agar bermanfaat dalam melaksanakan tugasnya.

b. Warna kuning menggambarkan kehangatan, warna ini akan merangsang mata dan syaraf yang dapat menimbulkan perasaan gembira.

(30)

Dalam pemilihan warna untuk suatu ruangan perpustakaan sangat erat hubungannya dengan faktor penerangan, artinya harus diperhatikan nilai–nilai pemantulannya. Misalnya warna dinding sebelah bawah misalnya harus lebih gelap dari warna dinding sebelah atas agar tidak terjadi pemantulan dari bagian lain ruang tersebut.

Menurut Lasa (2005: 164) Pemilihan warna yang sesuai untuk ruang dalam akan memberi kesan:

1. suasana yang menyenangkan dan menarik

2. dapat meningkatkan semangat dan gairah kerja, sehingga akan mampu meningkatkan produktivitas kerja.

3. mengurangi kelelahan.

Sedangkan menurut Purwono dalam Suryanto (2006: 355) bahwa ”Pemilihan warna untuk suatu ruangan agar tampil indah dan nyaman dipadukan dengan perabot, asesoris pendukung tata ruang serta sistem pencahayaan akan menghadirkan suasana ruang yang berbeda-beda. Seperti warna terang (kuning, orange, merah) membuat ruangan terasa meriah, hangat dan akrab”.

Lain halnya dengan Darmono (2001: 202) menyatakan bahwa, pilihan warna dinding juga dapat mempengaruhi rasa tenang. Karena perpustakaan memerlukan suasana tenang, maka pilihan warna dasar ruangan hendaknya jangan terlalu tajam dan mencolok. Warna netral dan tenang sangat menunjang suasana tenang diperpustakaan.

Dari uraian diatas jelas bahwa warna memiliki pengaruh psikologis bagi manusia, pemilihan warna yang tepat akan sangat mempengaruhi jiwa seseorang yang dapat membuat suasana nyaman, hangat,yang pada gilirannya akan membuat seseorang dapat bertahan lebih lama lagi didalam suatu gedung perpustakaan, demikian sebaliknya pemilihan warna yang tidak sesuai akan mengakibatkan kejenuhan, rasa bosan, kurang nyaman dan lain sebagainya. Pemilihan warna-warna ruang perpustakaan harus disesuaikan dengan keadaan perpustakaan yang memerlukan tenang dan terang, maka faktor pemantulan cahaya juga perlu mendapat perhatian khusus, disamping cahaya hendaknya perlu dihindari penggunaan warna gelap, karena warna ini menimbulkan kesan suram, sempit dan sesak pada suatu ruangan.

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 132) dijelaskan memilih warna dinding dan perabot yang mendominasi ruang yang dapat memantulkan atau menyerap sinar yang intensitas pantulan cahaya warna antara lain:

(31)

3. Ivori muda (krem) 71

4. Pale- apple green (hijau daun) 51 5. Apricot beige (kuning kunyit) 66 6. Medium grey (abu – abu) 43 7. Lemon yellow (kuning muda) 65 8. Light green (hijau muda) 41 9. Ivory (kuning gading) 59 10. Pale blue (biru muda) 41 11. Light buff (coklat muda) 56 12. Deep rose (merah muda) 12 13. Dark green (hijau tua) 9 14. Peach (kuning tua) 53

Dari daftar intensitas tersebut diatas terlihat dengan jelas warna–warna cerah seperti putih, krem, kuning kunyit, kuning muda, kuning gading, coklat muda, kuning tua memiliki intensitas yang cukup tinggi dan warna gelap seperti merah mawar, hijau tua, intensitasnya cukup rendah bahkan warna gelap lainnya seperti merah tua, hitam, coklat tua tidak memiliki intensitas untuk suatu ruangan perpustakaan.

Pemaparan di atas dapat dipahami bahwa gangguan suara baik yang bersumber dari ruang perpustakaan maupun yang bersumber dari luar perpustakaan dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi dan kenyamanan dari pengguna perpustakaan untuk itu dalam perencanaan ruang perpustakaan perlu diperhatikan penerapan sistem akustik.

Sintesis:

Sesuai dengan pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tataruang adalah suatu tatanan yang dapat menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam sebuah ruangan. Hal ini terlihat dari indikator:

1. Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan 2. Tata Letak

3. Sirkulasi udara 4. Sistem Penerangan 5. Sistem Pewarnaan

2.4 Kepuasan Pengguna

Kepuasan diartikan sebagai sesuatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok orang

yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan

(32)

Karena berdasarkan etimologi pengguna adalah orang yang menggunakan suatu barang dalam kaitan perpustakaan pengguna adalah orang yang menggunakan fasilitas perpustakaan sebagaimana telah dibahas sebelumnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 404) Pelanggan adalah orang yang membeli barang secara tetap. Jadi kemiripan dari pengertian keduanya. Kepuasan seseorang dalam menggunakan suatu barang sangat erat kaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh orang yang memiliki barang tersebut. Sedangkan menurut Reitz (20024: 527)“user is any person who the resources and services of library” maksudnya pengguna perpustakaan adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan yang ada diperpustakaan.

Perpustakaan merupakan salah satu pusat pelayanan yang harus selalu memberikan kepuasan kepada penggunanya, seperti yang diungkapkan Kotler (1999: 52) bahwa “kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.”

Sedangkan menurut Sutarno, (2006: 112) “jika layanan kepada pelanggan memuaskan, maka baiklah kinerjanya, sebaliknya apabila layanan yang diberikan belum memuaskan maka dapat dianggap bahwa perpustakaan tersebut belum mampu melayani dengan baik.

Dari kedua pendapat tersebut diatas terdapat kesamaan yaitu menyangkut kedua komponen perasaan puas dan kinerja dari layanan yang disuguhkan oleh penyelenggara perpustakaan (pustakawan), artinya pelanggan akan terpenuhi kepuasannya apabila pelayanan yang diperoleh dari kinerja penyelenggara perpustakaan telah memenuhi harapannya. Kepuasan Pengguna Perpustakaan dapat terpenuhi melalui penyediaan jasa layanan dan ketersediaan informasi yang sesuai dengan kebutuhan Pengguna. Oleh karena itu Perpustakaan sebagai penyedia jasa layanan informasi perlu mengetahui sampai di mana tingkat kepuasan pengguna terhadap layanan dan produk jasa yang disediakannya.

Kepuasan dipandang sebagai suatu hasil perbandingan dari apa yang dibutuhkan dengan layanan yang diperoleh. Menurut Sutarno (2006: 113) bahwa layanan yang efektif adalah yang dapat memenuhi keinginan pemakai dalam hal:

a. penyediaan informasi yang sesuai dengan keinginan pemakai

b. waktu yang tepat, leluasa, memadai dan tidak terlalu mengikat termasuk kesempatan sore dan malam untuk kelompok masyarakat pekerja yang hendak tidak memiliki aktivitas atau sedang libur.

(33)

d. Suasana yang menyenangkan, aman, tenang, tentram jauh dari kegaduhan dan kebisingan.

e. Sikap dan perilaku petugas yang penuh perhatian, ramah, santun, bersifat membimbing, memandu, penuh perhatian dan menguasai masalah.

f. Tata tertib yang sederhana, mudah dipahami, diikuti dan dilaksanakan.

g. Adanya fasilitas dan kemudahan yang lain seperti petunjuk, informasi singkat dan lainnya.

h. Menimbulkan kesan yang baik, menyenangkan dan memuaskan sehingga orang ingin kembali lagi.

i. Berorientasi kepada pelanggan/ konsumen dan bersifat mandiri.

Dari uraian di atas maka terlihat dengan jelas bahwa tugas pokok perpustakaan adalah memberikan layanan informasi kepada pengguna/ pelanggan dari perpustakaan agar timbul kepuasan atau rasa puas dari pengguna sehingga sehingga akan meningkatkan nilai dari kepercayaan serta dampak positif bagi pengguna perpustakaan.

2.4.1 Faktor yang Menentukan Kepuasan Pengguna

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Sutardji dan Maulidyah (2006: 33) terdapat beberapa faktor yang dianggap mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepuasan pengguna perpustakaan yaitu:

1. Sistem layanan

Sistem layanan yang diterapkan dalam suatu perpustakaan berpengaruh dalam menciptakan kepuasan penggunanya. Untuk mengakses informasi disediakan alat bantu penelusuran seperti catalog, bibliografi, indeks, dan daftar tambahan koleksi.

2. Biaya

Dalam memberikan layanan kepada penggunanya, ada beberapa pelayanan yang diharuskan untuk membayarnya jika pengguna ingin menikmati pelayanan tersebut. Mereka beranggapan bahwa kepuasan dalam memperoleh informasi yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan harga yang dibayarkan.

3. Kemudahan memperoleh informasi

Sarana yang diberikan dan disediakan diperpustakaan untuk menemukan dan memperoleh informasi (bahan pustaka) yang dibutuhkan pengguna.

4. Kecepatan memperoleh informasi

Waktu yang dibutuhkan pengguna untuk menentukan dan memperoleh informasi (bahan pustaka) baik melalui alat Bantu penelusuran maupun langsung dari petugas perpustakaan.

5. pelayanan pemberian informasi

(34)

Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2001: 158) bahwa untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan terdapat beberapa faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan (dalam hal ini penulis hanya mengutip faktor yang ada hubungannya dengan perpustakaan) yaitu:

1. Kualitas produk, Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas pelayanan, Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

3. Biaya,

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa faktor kualitas produk dan pelayanan yang optimal, kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh informasi serta biaya yang murah adalah merupakan faktor yang dominasi yang harus diberikan oleh sebuah perpustakaan dalam upaya untuk mencapai tingkat kepuasan dari pengguna.

2.4.2 Frekwensi Kunjungan

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1988: 245) disebutkan bahwa frekwensi adalah harapan, jumlah harapan, sedangkan kunjungan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1988: 476) kunjungan adalah hal (perbuatan, proses) mengunjungi atau berkunjungan.

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa frekwensi kunjungan adalah kekerapan (keseringan) seseorang pergi kesuatu tempat untuk berkunjung. Sedangkan dalam ruang lingkup perpustakaan frekwensi kunjungan dengan sederhana dapat diartikan adalah keseringan pengguna dalam mengunjungi atau memanfaatkan fasilitas perpustakaan dalam waktu tertentu.

Setiap pengguna perpustakaan mempunyai frekwensi kunjungan yang berbeda–beda hal ini disebabkan ketergantungan mereka terhadap kebutuhan mereka akan informasi dan kepentingan lainnya, karena setiap orang mempunyai waktu, kesempatan dan kepentingan yang berbeda–beda. Ada pengguna yang setiap hari selalu menyempatkan diri untuk memanfaatkan fasilitas dan layanan perpustakaan dan ada pula pengguna perpustakaan yang jarang atau sesekali memanfaatkan fasilitas perpustakaan disebabkan karena kebutuhannya tentang informasi dari perpustakaan belum begitu penting.

Sintesis:

(35)

1. Sistem layanan / kecepatan pemberian informasi 2. Kemudahan akses informasi

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Arikunto (2002: 136), “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian asosiatif. Dimana menurut Sugiyono (2006: 11), “Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih.” Untuk itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang diteliti yaitu Tata ruang Perpustakaan dan Tingkat kepuasaan pengguna pada Perpustakaan STMIK Potensi Utama.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu dengan cara menyebarkan angket kepada sejumlah responden yang dijadikan sampel penelitian, dengan teknik analisis korelasional.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan STMIK Potensi Utama Kampus II, yang berlokasi Jl. K.L Yos Sudarso Km. 6.5 No. 3-A, Tj. Mulia-Medan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Untuk memudahkan penelitian ini menetapkan adanya populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2006: 87) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang memiliki kuantitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(37)

Informatika (SI) sebanyak 560 orang, dari jurusan Teknik Informatika (TI) 262 orang, dan dari jurusan komputer dan bahasa inggris (D1) sebanyak 51 orang.

3.3.2 Sampel

Melihat jumlah populasi penelitian yang cukup besar maka penulis membatasi jumlah populasi dengan memilih beberapa orang saja dari jumlah populasi yang ada atau yang biasa disebut dengan sampel. Menurut Arikunto (2002: 109) “Sampel adalah merupakan sebagian dari atau wakil populasi yang diteliti.”

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Proptionate Stratified Random Sampling. Menurut Sugiyono (1997: 59) Propotionate stratified Random sampling adalah, “Penarikan sampel dimana populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogeny dan berstrata secara proposional”.

Untuk menghitung besar sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 5 % maka, perolehan sample penelitian adalah 283 orang anggota perpustakaan yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 : Perolehan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata

Jurusan Sub Populasi Sampel Jumlah

Manajemen Informatika (MI)

(38)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian ( Nawawi, 1991: 100). Disini penulis melakukan kunjungan keperpustakaan STMIK Potensi Utama untuk melihat langsung keadaan tata ruang Perpustakaan.

2. Angket, yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang sedang menggunakan perpustakaan.

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui berbagai literature dan dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis dan sumber data sebagai berikut :

1. Data primer, antara lain data yang diperoleh dari responden melalui angket dan data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung oleh penulis.

(39)
(40)

3.7 Defenisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu tata ruang perpustakaan ( X ) sebagai variable bebas (independent variable) dan kepuasan pengguna ( Y )sebagai variable terikat ( dependent variable ). Secara lebih tegas dari defenisi masing–masing variable penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel tata ruang perpustakaan ( X ).

Yang dimaksud tata ruang adalah suatu tatanan yang dapat menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam sebuah ruangan. Hal ini terlihat dari indikator:

1. Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan 2. Tata Letak

3. Sirkulasi udara 4. Sistem Penerangan 5. Sistem Pewarnaan

2. Variabel kepuasan pengguna ( Y ).

kepuasan pengguna adalah tingkat atau perasaan puas seseorang setelah mendapatkan suatu hasil kerja atau pelayanan suatu badan yang diberikan. Hal ini terlihat dari indikator:

1. Sistem layanan / kecepatan pemberian informasi 2. Kemudahan akses informasi

3. Survey kepuasan pengguna 4. Frekwensi kunjungan 3.8 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan satuan ukuran skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap dengan menggunakan bobot untuk setiap jawaban yang diberikan responden dari setiap indikator pertanyaan adalah:

a. Jawaban sangat setuju mempunyai bobot nilai 4 b. Jawaban setuju mempunyai bobot nilai 3

(41)

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen.

3.9.1 Uji Validitas Instrumen.

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat, karena validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sebuah instrument. Yang dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat.

Menurut Arikunto ( 2003 : 145 ), ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu :

a. Validitas Eksternal

Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variable penelitian yang dimaksud. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi Product Moment, yaitu:

r

хy =

∑ ∑

)(

)

(

x

2

y

2

xy

r

xy = Koefisien korelasi person Pm

xy = Jumlah dari x kali y (Arikunto, 2002 :146)

b. Validitas Internal

(42)

Sedangkan Ghozali ( 2005 : 19 ) menyatakan bahwa untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan 3 macam, yaitu :

1. Melakukan korelasi antara butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.. 2. Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara

masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk 3. Uji dengan Confirmatori Factor Analysis ( CFA ).

Berdasarkan hal di atas Pengujian validitas kuisioner dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.

3.9.2 Uji Reabilitas Instrumen

Reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kusioner yang merupakan indikator dari variabel. Ghozali ( 2005 : 20 ) menyatakan bahwa pengukuran reabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, Yaitu:

1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan kusioner ( pertanyaan ) yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.

2. One Shot atau pengukuran selaki saja dilakukan dengan hanya sekali saja kusioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini penulis menggunakan pengukuran reliabilitas One Shot atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan uji Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.10 Analisis Data

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif

(43)

Untuk menghitung persentasi jawaban yang diberikan responden penulis menggunakan rumus ( Hadi, 1981 : 20 ) sebagai berikut :

F

P = x 100 %

n

Keterangan : P = Persentase

F = Jumlah Jawaban yang diperoleh

n = Jumlah Responden

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapat dari tabulasi data, penulis menggunakan metode penafsiran yang dikemukakan oleh Supardi ( 1979 : 20 ) sebagai berikut :

1 – 25 % Sebagian kecil 26 – 49 % Hampir setengah

50 % Setengah

50 – 75 % Sebagian besar 76 – 99 % Pada umumnya 100 % Keseluruhan

3.10.2 Uji Regresi

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (tata ruang perpustakaan) terhadap variabel terikat (kepuasan pengguna) digunakan rumus regresi linier sederhana ( Gulo, 2000: 188 ) yaitu:

ŷ = a + bX

Keterangan : ŷ = subjek dalam variabel dependen diprediksikan

a = Harga Y Bila X = 0 ( Harga Konstanta )

(44)

Koefisien b pada X yang disebut koefisien regresi menunjukkan tingkat ketergantungan Y pada X. Kalau b = 0, maka Y tidak tergantung pada X, b (+) maka pengaruh mengalami kenaikan dan b (-) maka pengaruh mengalami penurunan.

Untuk mengukur korelasi product moment diperlukan bobot nilai dari setiap jawaban yang diberikan responden dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jawaban sangat setuju mempunyai bobot nilai 4 b. Jawaban setuju mempunyai bobot nilai 3

c. Jawaban kurang setuju mempunyai bobot nilai 2 d Jawaban tidak setuju mempunyai bobot nilai 1

3.10.3 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui yang dikemukakan dapat diterima atau ditolak maka diadakan pengujian hipotesis. Dalam Irianto (2004: 97–98) dinyatakan bahwa “hipotesis yang akan dipecahkan selalu mengandung dua pengertian jawaban”, dengan demikian kita akan menghadapi dua macam hipotesis, yaitu :

1. Ho (hipotesis nol) yang memprediksikan bahwa tidak adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya.

2. Ha (hipotesis kerja atau hipotesis alternatif) yang memprediksikan adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya.

Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan uji (t) dan signifikasi untuk membuktikan hipotesis penelitian tataruang Perpustakaan STMIK Potensi Utama sebagai variabel bebas, terhadap kepuasan pengguna sebagai variabel terikat, uji dilakukan dengan membandingkan nilai thitung (th) dengan nilai ttabel (ttab) dengan tingkat kepercayaan 95% (a = 5%).

Ho ditolak jika thitung ≤ t tabel (ttab) pada α = 5%.

Ha diterima jika thitung ≥ ttabel (ttab) pada α = 5

3.10.4 Koefisien Determinasi (R2)

(45)
(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

4.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan program studi yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4.1 : Komposisi Responden Berdasarkan Program Studi

No. Program Studi Jumlah Persentase (%)

1 Manajemen Informatika (MI) 124 43,8

2 Sistem Informatika (SI) 102 36,1

3 Teknik Informatika (TI) 48 16,9

4 Komputer& Bahasa Inggris (D1) 9 3,2

Total 283 100

Dari hasil tabulasi data berdasarkan program studi responden, maka dapat diketahui bahwa jumlah resonden berjumlah 283 orang dengan karakteristik dibagi menjadi pada empat program studi yaitu : Program Studi Manajemen Informatika (MI) sebanyak 124 orang (43.8 %), Sistem Informatika (SI) 102 orang (36.1 %), Teknik Informatika (TI) 48 orang (16.9 %) orang, dan Komputer& Bahasa Inggris (D1) 9 orang (3.2 %).

Bedasarkan data tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa seluruh responden telah berpartisipasi mengisi angket penelitian ini.

4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Tata Ruang Perpustakaan

(47)

4.1.2.1 Indikator Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan

Tanggapan responden terhadap perabot dan perlengkapan perpustakaan dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4 : Distribusi Frekwensi Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan

Pernyataan

Frekwensi

Total

SS S KS TS STS

1 26 73 1.59 7.1 1.8 100

2 35 15 78 9 2.1 100

Berdasarkan pada table 4 pada pernyataan nomor 1 menunjukkan bahwa 26% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan bahwa perabot dan perlengkapan perpustakaan dapat menunjang kelancaran kegiatan kerja pegawai dan pengguna perpustakaan, 73% responden menyatakan setuju, 1.59 % responden kurang setuju, 7.1% responden menyatakan tidak setuju dan 1.8% responden menyatakan sangat tidak setuju.

Distribusi jawaban responden di atas mengidentifikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa perabot dan perlengkapan perpustakaan STMIK Potensi Utama dapat menunjang kelancaran kegiatan kerja pegawai dan pengguna perpustakaan.

Untuk pernyataannomor 2, 35% responden meyatakan sangat setuju dengan pertanyaan perabot dan perlengkapan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna, 1.55% responden menyatakan setuju, 78% responden menyatakan kurang setuju, 9% responden meyatakan tidak setuju dan hanya 6% responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

(48)

4.1.2.2 Indikator Tata Letak

Tanggapan responden terhadap tata letak dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5 : Distribusi Frekwensi Tata Letak

Pernyataan

Frekwensi

Total

SS S KS TS STS

3 10.2 21.9 59.0 7.1 1.8 100

4 12.0 56.5 26.1 2.5 2.8 100

5 13.4 29.7 46.3 8.1 2.5 100

Dari table 5 untuk pernyataan nomor 3, 10,2% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan penataan perabot dan perlengkapan perpustakaan cocok dengan kondisi ruang perpustakaan, 21,9% responden menyatakan setuju, 59% responden menyatakan kurang setuju, 7,1% menyatakan tidak setuju dan hanya 1,8% responden menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan distribusi jawaban responden di atas diidentifikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan kurang setuju dengan penataan perabot dan perlengkapan perpustakaan cocok dengan kondisi ruang Perpustakaan STMIK Potensi Utama.

(49)

Berdasarkan distribusi jawaban responden di atas diidentifikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju penataan perabot dan kelengkapan perpustakaan membuat keleluasaan bergerak yang wajar dari pengguna.

Pada pernyataan nomor 5 mengenai tata letak dan penataan perabot perpustakaan STMIK Potensi Utama rapi dan menarik, 13,4% responden menyatakan sangat setuju, 29,7% responden menyatakan setuju, 46,3% responden menyatakan kurang setuju, 8,1% responden menyatakan tidak setuju dan 2.5% responden menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan distribusi jawaban responden di atas diidentifikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan kurang setuju dengan tata letak dan penataan perabot perpustakaan STMIK Potensi Utama rapi dan menarik.

4.1.2.3 Indikator Sirkulasi Udara

Tanggapan responden terhadap Sirkulasi udara dapat dilihat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6 : Distribusi Frekwensi Sirkulasi Udara

Pernyataan

Frekwensi

Total

SS S KS TS STS

6 17.0 44.9 27.6 8.1 2.5 100

7 15.9 44.9 32.2 7.1 2.8 100

8 36.0 40.6 18.7 4.6 0 100

(50)

Berdasarkan distribusi jawaban responden di atas diidentifikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan perpustakaan STMIK Potensi Utama sebagai suatu bangunan harus mempunyai sistem ventilasi yang baik.

Pada pernyataan nomor 7 mengenai kenyamanan pada ruang perpustakaan tetap terjaga ruang perpustakaan harus mempunyai ventilasi, 15,9% responden menyatakan sangat setuju, 44,9% responden menyatakan setuju, 32,2% responden menyatakan kurang setuju, 7,1% responden menyatakan tidak setuju dan 2,8% responden menyatakkan sangat tidak setuju.

Berdasarkan distribusi jawaban responden di atas diidentifikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan kenyamanan pada ruang perpustakaan STMIK Potensi Utama tetap terjaga ruang perpustakaan harus mempunyai ventilasi.

Untuk pernyataan nomor 8, 36% responden menyatakan sangat setuju dengan Air Condicioner (AC) pada ruangan perpustakaan STMIK Potensi Utama dapat memberikan kenyamanan, 40,6% responden menyatakan setuju, 18,7% responden menyatakan kurang setuju , 4,6% responden menyatakan tidak setuju.

(51)

4.1.2.4 Indikator Sistem Penerangan

Tanggapan responden terhadap system penerangan dapat dilihat pada tabel 7 berikut :

Tabel 7 : Distribusi Frekwensi Sistem Penerangan

Pernyataan

Frekwensi

Total

SS S KS TS STS

9 8.1 62.5 19.8 9.5 0 100

10 8.8 54.4 30.4 4.9 1.4 100

11 11.7 56.2 24.7 7.4 0 100

Dari table 7 untuk pernyataan nomor 9, 8,1% responden menyatakan sangat setuju dengan penerangan di ruang perpustakaan STMIK Potensi Utama sesuai dengan dengan intensitas dari masing-masing kepentingan ruangan, 62,5% responden menyatakan setuju, 19,8% responden menyatakan kurang setuju, 9,5% menyatakan tidak setuju.

Berdasarkan distribusi jawaban responden di atas diidentifikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan penerangan di ruang perpustakaan STMIK Potensi Utama sesuai dengan dengan intensitas dari masing-masing kepentingan ruangan

Pada pernyataan nomor 10 mengenai Perpustakaan STMIK Potensi Utama memiliki pencahayaan yang baik guna meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja, 8,8% responden menyatakan sangat setuju, 54,4% responden menyatakan setuju, 30,4% responden menyatakan kurang setuju, 4,9% responden menyatakan tidak setuju dan 1,4% responden menyatakkan sangat tidak setuju.

(52)

Untuk pernyataan nomor 11, 11,7% responden menyatakan sangat setuju dengan penerangan atau cahaya yang cukup pada Perpustakaan STMIK Potensi Utama merupakan syarat yang mutlak untuk melakukan aktivitas didalam ruangan, 56,2% responden menyatakan setuju, 24,7% responden menyatakan kurang setuju, 7,4% responden menyatakan tidak setuju.

Berdasarkan distribusi jawaban responden di atas diidentifikasi bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan penerangan atau cahaya yang cukup pada Perpustakaan STMIK Potensi Utama merupakan syarat yang mutlak untuk melakukan aktivitas didalam ruangan.

4.1.2.5 Indikator Sistem Pewarnaan

Tanggapan responden terhadap Sstem pewarnaan dapat dilihat pada tabel 8 berikut :

Tabel 8 : Distribusi Frekwensi Sistem Pewarnaan

Pernyataan

Frekwensi

Total

SS S KS TS STS

12 14.1 50.2 30.4 5.3 0 100

13 19.4 57.6 19.1 3.9 0 100

Dari table 8 untuk pernyataan nomor 12, 14,1% responden menyatakan sangat setuju dengan pemilihan warna yang tepat akan sangat mempengaruhi jiwa seseorang dan akan membuat seseorang dapat bertahan lebih lama didalam perpustakaan, 50,2% responden menyatakan setuju, 30,4% responden menyatakan kurang setuju, 5,3% menyatakan tidak setuju.

Gambar

Tabel 3.1 : Perolehan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Angket
Tabel 4.1 : Komposisi Responden Berdasarkan Program Studi
Tabel 4 : Distribusi Frekwensi Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan , tata ruang yang baik juga berguna untuk menjaga serta.. melindungi koleksi bahan pustaka

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh tata ruang UPT Perpustakaan Universitas Islam Batik Surakarta terhadap kepuasan pengguna,.. Metode yang

Penataan perabot pada ruang perpustakaan dengan menempatkan rak- rak koleksi di ruangan yang terpisah dari ruang baca, tetapi pemustaka. dapat mengambil sendiri koleksi kemudian

Dengan ketersediaannya koleksi bahan pustaka yang lengkap dan fasilitas memadai, dibutuhkan sebuah bimbingan atau pendidikan untuk para pengguna perpustakaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem tata cahaya alami dan buatan dengan aspek kenyamanan visual pada ruang baca Balai Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta

Bahan pustaka atau koleksi yang di minati oleh seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat adalah mengandung manfaat, nilai, yang sesuai dengan apa yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan kebisingan terhadap kondisi koleksi buku dan kenyamanan pengunjung perpustakaan. Penelitian

Sesuai dengan rata-rata 2 indikator tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata- rata tingkat kepuasan pengguna terhadap kebijakan pengembangan koleksi buku perpustakaan STMIK