• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Carbon Black Sebagai Bahan Pengisi Pada Proses Pengolahan Compound Terhadap Kekerasan (Hardness) Pada Proses Pembuatan Packing Pintu Rebusan Di PT. Industri Karet Nusantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penambahan Carbon Black Sebagai Bahan Pengisi Pada Proses Pengolahan Compound Terhadap Kekerasan (Hardness) Pada Proses Pembuatan Packing Pintu Rebusan Di PT. Industri Karet Nusantara"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON HITAM SEBAGAI

BAHAN PENGISI PADA PROSES PENGOLAHAN

KOMPON TERHADAP KEKERASAN PADA

PROSES PEMBUATAN PACKING PINTU

REBUSAN DI PT. INDUSTRI

KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

REALITA SURBAKTI 092401073

PROGRAM DIPLOMA III KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON HITAM SEBAGAI

BAHAN PENGISI PADA PROSES PENGOLAHAN

KOMPON TERHADAP KEKERASAN PADA

PROSES PEMBUATAN PACKING PINTU

REBUSAN DI PT. INDUSTRI

KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli

Madya

REALITA SURBAKTI

092401073

PROGRAM DIPLOMA III KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PENAMBAHAN CARBON BLACK SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA PROSES PENGOLAHAN COMPOUND TERHADAP KEKERASAN (HARDNESS) PADA PROSES PEMBUATAN PACKING PINTU REBUSAN DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : REALITA SURBAKTI Nomor Induk Mahasiswa : 092401073

Program Studi : D-III KIMIA Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) NIP. 1955 1218 1987012001 NIP.195503251986012002

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON HITAM SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA PROSES PENGOLAHAN KOMPON TERHADAP KEKERASAN

PADA PROSES PEMBUATAN PACKING PINTU REBUSAN DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

TUGAS AKHIR

Saya mengaku bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 13 Juli 2012

(5)

PENGHARGAAN Bismillaahhirrohmaanirrohiim

Alhamdulillaahi Robbil aalamiin Penulis ucapkan sebagai suatu ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas kuasaNya yang tetap mencurahkan berkah serta hidayahnya dan atas ridho Allah SWT penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya (AMd). Pada masa penyelesaian karya ilmiah ini, penulis telah banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak-pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dengan rasa kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ibu Dr. Rumondang Bulan, M.S, selaku ketua departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Seluruh Staff Pengajar dan Administrasi Program Studi D III Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membimbing dan membantu penulis dalam melaksanakan proses pembelajaran di Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra.Herlince Sihotang,M.Si selaku dosen pembimbing dan sebagai sekretaris Program Studi D III Kimia yang dengan sabar membimbing dan meluangkan waktunya kepada penulis dalam penyusunan Karya Ilmiah ini.

4. Keluarga tercinta, Ayahanda Drs.Umar Surbakti dan Ibunda Samsidar Harahap serta abangda Otawa Jiwa Surbakti dan adinda Pinta Pora Surbakti yang selalu memberikan kasih sayang dan mendo’akan yang terbaik untuk Penulis serta bantuan berupa moril dan materil, tanpa mereka penulis bukanlah apa-apa.

5. Seluruh staf dan Karyawan PT. Industri Karet Nusantara – Pabrik Rubber Articles, yang telah membantu dan mengarahkan Penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

6. Teman-teman semasa PKL, Era Rahayu dan Pipin Sulistiono yang telah banyak memberikan dukungan dan perhatiannya kepada penulis.

7. Teman Dekat Saya Afri Akbar yang telah banyak membantu penulis dalam hal memberikan semangat serta dukungan kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat saya Eight People Creative dan teman-teman saya angkatan 2009 serta keluarga besar Kimia Industri yang telah memberikan semangat serta dukungan kepada penulis dari awal hingga akh ir pada masa pekuliahan.

(6)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai penambahan carbon black sebagai bahan

pengisi pada proses pengolahan kompon dengan variasi 6, 7, 8, 9, 10, 11 kg dan

diperoleh kekerasan (hardness) masing-masing 63, 70, 73, 75, 82, 85 Shore A. Dari

hasil analisa diperoleh bahwa, semakin banyak penambahan carbon black maka

semakin besar hardness yang diperoleh begitu juga sebaliknya semakin sedikit

(7)

THE EFFECT ADDITION OF CARBON BLACK AS FILLER AT

PROCESSING OF COMPOUND TO HARDNESS IN THE

PROCESS OF PACKING THE DOOR STEW

IN PT.INDUSTRI KARET NUSANTARA

ABSTRACT

Have been made for the addition of carbon black filler material in the processing

of compound with variation of 6, 7, 8, 9, 10, 10, 11 kg and hardness is obtained for

63, 70, 73, 75, 82, 88 ShoreA. Analysis of the results obtained that,the more the

addition of carbon black, the greater hardnessand vice versa gained the slight increase

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Permasalahan 3

1.3.Tujuan 3

1.4.Manfaat 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Karet Alam 4

2.2.Karet Sintetis 5

2.3.Struktur Kimia Karet 9

2.4.Pemilihan Bahan Pengisi 10 2.5.Klasifikasi Carbon Black 10

2.5.1.Furnace Black 10

2.5.2.Thermal Black 11

2.5.3.Channel Black 11

2.5.4.Jenis Carbon Black Lainnya 11

(9)

2.7.Bahan Pengisi Penguat 13 2.8.Pengaruh dari Bahan Pengisi 13 2.8.1.Pengaruh Ukuran danStruktur Bahan Pengisi 14 2.8.2.Pengaruh Bahan Pengisi Pada Sifat Mekanis 16 2.9.Ketahanan Kompon Terhadap Abrasi 17 BAB 3 METODE PEMBAHASAN

3.1.Alat 18

3.2.Bahan 19

3.3.Prosedur Kerja 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil 23

4.2.Pembahasan 23

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan 25

5.2.Saran 25

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Isoprene 6

(11)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai penambahan carbon black sebagai bahan

pengisi pada proses pengolahan kompon dengan variasi 6, 7, 8, 9, 10, 11 kg dan

diperoleh kekerasan (hardness) masing-masing 63, 70, 73, 75, 82, 85 Shore A. Dari

hasil analisa diperoleh bahwa, semakin banyak penambahan carbon black maka

semakin besar hardness yang diperoleh begitu juga sebaliknya semakin sedikit

(12)

THE EFFECT ADDITION OF CARBON BLACK AS FILLER AT

PROCESSING OF COMPOUND TO HARDNESS IN THE

PROCESS OF PACKING THE DOOR STEW

IN PT.INDUSTRI KARET NUSANTARA

ABSTRACT

Have been made for the addition of carbon black filler material in the processing

of compound with variation of 6, 7, 8, 9, 10, 10, 11 kg and hardness is obtained for

63, 70, 73, 75, 82, 88 ShoreA. Analysis of the results obtained that,the more the

addition of carbon black, the greater hardnessand vice versa gained the slight increase

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Packing Pintu Rebusan adalah suatu produk jadi yang dihasilkan dari

pencampuran karet alam dan karet sintetis. Packing pintu rebusan sangat banyak

digunakan di PKS yang berguna untuk mencegah agar uap air tidak keluar dari pintu

rebusan. Untuk membuat packing pintu rebusan ada beberapa tahap yang harus

dilakukan yaitu: pembuatan kompon packing pintu rebusan, pengujian hardness,

persiapan dan pengendalian packing pintu rebusan, proses vulkanisasi, proses

pendinginan dan finishing.

Pada proses pembuatan packing pintu yang harus diperhatikan agar mendapat hasil

kompon yang bagus adalah dengan cara memperhatikan penambahan bahan

pengisinya.

Vulkanisasi adalah kunci dari keseluruhan teknologi karet, walaupun kadar bahan

yang terlibat dalam proses vulkanisasi tidak lebih dari 0,5 - 5 % dari berat keseluruhan

campuran, namun proses ini memegang peranan yang sangat penting dalam

pembentukan sifat fisik dan sifat kimia yang dikehendaki. Maka setelah memilih jenis

elastomer yang digunakan sebagai bahan dasarnya, selanjutnya ditentukan sistem

vulkanisasinya. Sistem vulkanisasi dapat didefenisikan sebagai jumlah aditif yang

diperlukan untuk memvulkanisasi elastomer atau karet yang semula bersifat plastis,

liat dan tidak mantap terhadap suhu (thermoplastis) berubah menjadi elastis, kuat dan

(14)

Sistem vulkanisasi melibatkan bahan pemvulkanisasi, pengisi, pencepat,

penggiat dan bila perlu penghambat untuk mengatur waktu pravulkanisasi atau scorch,

waktu vulkanisasi dan tingkat kematangan (curing state) serta mengatur processability

pada suhu yang diinginkan agar memperoleh sifat fisik vulkanisat yang dikehendaki.

Pemilihan Karet adalah tahap pertama dalam penyusunan kompon. Dimana

karet yang baik dapat meningkatkan mutu kualitas yang baik juga. Tahap kedua

adalah sistem vulkanisasi, dengan adanya vulkanisasi dilakukan dengan pemanasan

yang baik akan dapat membentuk kompon yang baik, dan tahap ketiga adalah

pemilihan bahan pengisi. Bahan pengisi penguat dan ukuran partikel sangat

berpengaruh terhadap barang jadi karet dan pengolahannya.

Carbon black dengan ukuran partikel kecil memberikan kuat tarik tertinggi

pada penambahan optimum. Carbon black juga dapat mengaktifkan vulkanisasi.

Modulus merupakan fungsi utama dari ukuran, struktur dan banyaknya

penambahan carbon black. Makin meningkat lagi jika pemakaian carbon black

bertambah ( Dr. Suharto H.,1993 ).

Berdasarkan hal diatas, penulis ingin membuat karya ilmiah dengan judul “

Pengaruh Penambahan karbon hitam Sebagai Bahan Pengisi Pada Proses Pengolahan

kompon Terhadap Kekerasan pada Proses Pembuatan Packing Pintu Rebusan Di

PT.Industri Karet Nusantara ”

1.2.Permasalahan

Bagaimana pengaruh penambahan carbon black sebagai bahan pengisi dalam proses

vulkanisasi terhadap kekerasan pada pengolahan kompon di PT. Industri Karet

(15)

1.3.Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh penambahan carbon black sebagai bahan pengisi dalam

proses vulkanisasi sehingga diperoleh gambaran mengenai kondisi komponyang

dihasilkan untuk membuat packing pintu rebusan yang bagus.

1.4.Manfaat

Untuk mendapatkan hasil kompon yang bagus untuk pembuatan packing pintu

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karet Alam

Karet alam merupakan produk yang diperoleh dari pengolahan lateks

pohon,melalui torehan atau pemotongan tanamannya. Tanaman karet tidak menuntut

kesuburan tanah yang tinggi. Di Indonesia dan malaysia karet dapat diusahakan

dengan hasil yang cukup tinggi di daerah-daerah dengan tanah yang kurang subur,

asalkan disertai dengan pemupukan dan pengolahan tanaman yangcukup baik. Tanah

yang paling cocok untuk tanaman karet terutama tanah-tanah yang mudah ditembus

air dan tidak terdapat lapisan sampai kedalaman 2-3 meter. Tanaman karet dapat tahan

di tanah dengan pH 4-8 dan yang paling cocok di tanah dengan pH antara 5-6

(Sembiring,T,K,.1985)

Ada beberapa macam karet alam yang dikenal luas,yaitu :

1. Bahan oleh karet (lateks kebun, slat tipis,dan lump segar)

2. Karet konvensional (ribbed smoked sheet, white creepes dan pale crepe, estate

brown crepe, thin bark crepe,pure smoke blanket crepe ambers dan off crepe)

3. Lateks pekat

4. Karet bongkah atau block rubber

5. Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber

6. Karet siap olah atau tyre rubber

(17)

Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh

dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum

dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet

alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Hal ini disebabkan karena karet alam

memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan karet sintetis yaitu :

1. Memiliki daya elastisitas atau daya lenting yang sempurna

2. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah

3. Mempunyai daya aus yang tinggi

4. Tidak mudah panas (low heat build up)

5. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking

resistance)

Namun,karet sintetis juga memiliki kelebihan seperti tahan terhadap

berbagai zat kimia dan harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap

stabil. Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia maupun

bisnisnya, akan tetapi menurut ahli, karet alam tetap memiliki harga pasar yang baik.

Beberapa industri tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet

alam, misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam

(Omposunggu,M.,dan dalimunthe,R.1995).

2.2.Karet Sintetis

Karet sintetis sebagai besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak

bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran dilakukan sejak zaman

(18)

bahwa kenyataannya jumlah suplay karet alam tidak akan mampu memenuhi seluruh

kebutuhan dunia karet.

Negara-negara industri maju merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis

karet sintetis. Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya setiap jenis

memiliki sifat tersendiri yang khas. Ada yang jenis yang tahan terhadap panas atau

suhu tinggi, pengaruh udara, dan bahkan ada yang kedap gas . Berdasarakan tujuan

pemanfaatannya, ada dua macam karetsintetis yang dikenal, yaitu karet sintetis yang

digunakan secara umum serta karet sintetis yang digunakan secara khusus.

A. Karet Sintetis yang digunakan secara umum

1. SBR (Styrene Butadiena Rubber)

Jenis SBR merupakan jenis karret yang paling banyak diproduksi dan

digunakan. Jenis ini memiliki ketahanan kikis yang baik dan kalor atau panas yang

ditimbulkan juga rendah. Namun SBR yang tidak diberi tambahan bahan penguat

memiliki kekuatan yang rendah dibanding dengan karet alam.

2. BR (Butadiena Rubber)

Dibanding dengan SBR, karet jenis BR lebih lemah, daya lekat lebih rendah

dan pengolahannya juga tergolong sulit. Karet ini jarang digunakan tersendiri. Untuk

membuat suatu barang biasanya Brdicampur dengan karet alam.

3. IR (Isoprene Rubber)

Jenis karet ini mirip dengan karet alam karena sama-sama merupakan polimer

(19)

keseluruhan. Jenis IR ini memiliki kelebihan lain dibanding dengan karet alam, yaitu

lebih murni dalam bahan dan viskositasnya lebih mantap.

B. Karet sintetis untuk kegunaan khusus

Jenis-jenis karet sintetis ini tidak terlalu banyak digunakan dibanding dengan

karet sintetis untuk kegunaan umu. Jenis ini digunakan untuk keperluan khusus karena

memiliki keperluan yang tidak dipunyai jenis karet sintetis, yang pertama sifat

sekaligus menjadi kelebihannya ini dalah tahan terhadap gas. Beberapa jenis karet

sintetis untuk kegunaan khusus yang banyak dibutuhkan diantara adalah sebagai

berikut:

1. IIR (Isobutene Isoprene Rubber)

IIR sering disebut butyl rubber dan hanya mempunyai sedikit ikatan rangkap

sehingga membuatnya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon. IIR juga

terkenal karena kedap gas. Dalam proses vulkanisasinya, jenis IIR lambat matang

sehingga memerlukan bahan pemercepat dan belerang. Akibat buruknya, IIR

tidak baik dicampur dengan karet alam atau karet sintetis yang lainnya bila akan

diolah menjadi suatu barang.

2. NBR (Nytrile Butediena Rubber)

NBR adalah karet sintetis untuk kegunaan khusus yang paling banyak

dibutuhkan. Sifatnya yang sangat menonjol adalah tahan terhadap minyak.

Sekalipun di dalam minyak, karet ini tidak akan mengembang. Sifat ini

disebabkan oleh adanya kandungan akrilonitril di dalamnya. Semakin tinggi kadar

akrilonitril yang dimiliki, maka daya tahan terhadap minyak, lemak, dan bensin

(20)

untuk diplastisasi, cara mengatasinyaadalah dengan memilih NBR yang memiliki

viskositas awal yang sesuai dengan keinginan. NBR memerlukan pula

penambahan bahan penguat serta bahan pelunak senyawa ester.

3. CR (Chloropene Rubber)

CR memiliiki ketahanan terhadap minyak, tetapi dibandingkan dengan NBR

ketahanannya masih kalah. CR juga memiliki daya tahan terhadap pengaruh

okisigen dan ozon di udara, bahkan juga terhadap panas atau nyala api.

Pembuatan karet sintetis CR tidak divulkanisasi dengan belerang melainkan

magnesium pengoksida, seng oksida, dan bahan pemercepat tertentu.

4. EPR (Etylene Propylene Rubber)

Etylene Propyne Rubber sering disebut dengan EPDM karena tidak hanya

mengggunakan monomer etilen dan propilen pada proses polimerisasinya, melainkan

juga monomer ketiga EPDM. Adapun bahan pengisi dan bahan pelunak yang

ditambahkan tidak memberikan pengaruh terhadap daya tahan. Keunggulan yang

dimiliki oleh EPRadlah ketahanannya terhadap sinarmatahari, ozon serta pengaruh

unsur cuaca lainnya, Sedangkan kelemahannya adalah daya lekatnya yang rendah.

Selain yang sudah disebutkan diatas, ada juga beberapa jenis karet sintetik

untuk digunakan khusus (jarang digunakan). Jenis ini antara lain, karet akrilat, karet

polisulfida, karet poliuretan, karet flour dan karet silicon. Hanya untuk barang tertentu

dan kegunaan spesifik saja yang membutuhkan bahan baku karet sintetis ini. Harga

jenis karet ini tergolong mahal. Contohnya karet flour, harganya bisa mencapai 45 kali

(21)

2.3. Struktur Kimia Karet

Partikel karet yangterdapat pada lateks dari senyawa kimia golongan

hidrokarbon. Hidrokarbon tertentu tersusun oleh rantai panjang dari suatu isoprene

dan disebut dengan polyisoprene. Monomer-monomer isoprene saling berikatan

secara kepala ekor 1,4 membentuk polyisoprene yangmempunyai bobot molekul

(22)

2.4.Pemilihan Bahan Pengisi

Ada 2 macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet. Pertama, bahan

pengisi yang tidak aktif. Kedua, bahan pengisi yang aktif atau bahan pengisi yang

menguatkan. Yang pertama hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada karet

yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun. Biasanya bahan pengisi

tidak aktif lebih banyak digunakan untuk menekan harga karet yang dibuat karena

bahan ini berharga murah, contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat,magnesium

karbonat, barium sulfat, dan barit. Bahan pengisi aktif atau penguat contohnya karbon

hitam, silika, alumunium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini mampu menambah

kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan putus yang tinggi pada

karet yang dihasilkan. Kadan-kadang bahan pengisi aktif dan tidak aktif diberikan

pada campurn sebagai alternatif penghematan biaya. (Tim Penulis PS,1992).

2.3.Klasifikasi carbon black

Carbon black adalah suatu produk dengan skala besar. Pada dunia produksi

dibutuhkan kira-kira 2,5 jutaton pertahun. Carbon black banyak digunakan pada

industri ban dan industri karet sebagai bahan pengisi penguat, Menurut proses

produksinya carbon black digolongkan sebagai berikut:

2.3.1. Furnace Black

Pada tahun 1943 minyak furnace diproses dari proses gas alam. Frunace black

diproduksi dari zat cair aromatik, asalnya dari fraksionasi petroleum, hasil

penyulingan aspal cair atau pembakaran etylene. Pada dasarnya, zat tersebut

dipanaskan dulu dan dibakar dengan dengan pemasukan udara yang cukup.

(23)

dengan suatu air spray dean carbon blacknya terpisah dari campuran gasdan uap air

pada Zyclones atau alat penyaring dan hasilnya didapatkan.

2.3.2. Thermal Black

Thermal black secara umum diproduksi darigs alam yang dipanaskan dulu dalam

ruangan hampa udara.Thermal black termasuk zat non aktif, meningkatkan kekuatan

tarik dari vulkanisasi menjadi lebih kecil, tetapi memberi kekerasan pada pada

penguatan yang tinggi dan pengolahan yang baik serta sifat yang dinamis. Thermal

black baru saja ditemukan dan memiliki kekurangan yaitu harganya yangmahal, tetapi

baru-baruini telah meningkat kapasitasnya dengan cepat. Penggunan Thermal Black

ditujukan untu suatu aplikasi yang khusus.

2.3.3. Channel Black

Hingga akhir perang duia ke-2 channel black digunakan sebagai bahan penguat yang

penting. Channel black telah menggantikan furnance black yang telah dikembangkan

sejak beberapa tahun sebelum perang. Furnace black jenis SBR lebih tahan terhadap

abrasi jika dibandingkan dengan Channel black. Channel lebih aditif (nilai pH nya

sekitar 5 dibandingkan furnace black 6,5-10) dari padapengisi yang lain.

Channel black dihasilkan olehpembakaran parsial dari gas hidrocarbon,

kebanyakan gas alam, melalui proses pembakaran dengan menggunakan baja.

2.3.4. Jenis Carbon Black Lainnya

Disamping jenis yang utama dari carbon black dapat ditemukan juga jenis lainnya,

(24)

Acetylene Black, yang disiapkan oleh dekomposisi thermal dari acetylene, yang

diketahui dari konduktivitasnya elektriknya. Acetylene Black mempunyai keuntungan

pada banyak aplikasi dimana diperlukan daya konduktivitas yang tinggi, dan

elektrostatik harus dihindari, sebagai contoh padapenggilingan, pipa karet kapal

tangki, kontainer. Acetylene black sering digantikan oleh konduktivitas furnance

black. Flame Black, dihasilkan dari pembakaran dari bahan bakar cair dengan prosespenggolongan sifat yang menggunakan bahan yang mempunyai sifat dinamik.

Flame black sering digantikan oleh furnace black, terutama dengan struktur yang

lebih tinggi. Electrik Arc Carbon Black, adalah hasil sampingan dari produk

acetylene pada electric Arc. Tapi sekarang ini jenis ini tidak diproduksi lagi (Werner

Hofmann, 1989).

2.6. Struktur Carbon Black

Penggolongan dari carbon black (lihat tabel 2.8.) diproses berdasarkan adsorpsi iodin

(suatu indeks menyangkut ukuran dan aktivitas permukaan) dan struktur yang

mengukur tingkat dari pengkelompokkan dan pengumpulan dari partikel-partikel

untuk membentuk rantai dan strukturnya seperti buah anggur, kumpulan yang serupa

membentuk unit yang aktif secara teknis setelah dicampur ke dalam karet. Struktur

carbon black diperlihatkan pada vulkanisat dan karakteristiknya dikenal sebagai α F

-value. Struktur carbon black yang rendah sudah ada sejak 2 tahun yang lalu. Struktur

tersebut mungkin untuk menghasilkan struktur carbon black yang lebih tinggi.

Perbedaannya terlihatpadapermukaan dan struktur yang diperkenalkan dalam

teknologi sifat karet. Adsorpsi iodin yang tinggi selalu dengan penguatan yang tinggi.

Struktur carbon black tinggi menyebabkan penghamburan yang baik dalam campuran,

(25)

dengan modulus tinggi, kekerasan tinggi dan ketahanan pakai dari vulkanisat. Struktur

carbon black rendah memberikan panas yang rendah, regangan tinggi dan kekuatan

sobek, ketahanan pembakaran yang bagus dan nilai ketegangan rendah (Werner

Hofmann,1989)

2.4.Bahan Pengisi Penguat

Carbon black dikenal sebagaibahan pengisi penguat untuk karet alam dan karet

sintetik. Carbon black dihasilkan bernacam-macam type dari proses pembakaran yang

tidak sempurna atau proses cracking dari gas alam atau hidrokarbon langsung. Sampai

ditemukannya dari karet sintetik jenisnya adalah channel black, dikatakan demikian

karena diperoleh dari nyala api pada saluran baja pendingin. Setelah beberapa tahun

kemudian, furnace black ditemukan dan banyak digunakan karena butirannya lebih

lebar dan lebih menguntungkan dari segi ekonomi dimana diperoleh hasil yang lebih

baik dari hidrokarbon yang berkualitas. Thermal black juga salah satu jenis bahan

pengisi yang digunakan untuk compound yang lunak dan diguanakn sebagai aplikasi,

misalnya seperti untuk pipa bagian dalam dari karet alam yang memberikan ketahanan

terhadap sobekan. (A.T.Mc Ptterson, 1956)

2.5. Pengaruh dari bahan pengisi

Istilah pengisi mengacu pada zat aditif yang padat yang disatukan dalam

matriks plastik. Pengisi secara umum adalah material anorganik dan dapat

digolongkan menurut pengaruhnya pada sifat mekanis dari suatu campuran. Bahan

pengisi ditambahkan terutama untuk mengurangi biaya dari compound, dimana

ketahanan pengisi ditambahkan untuk mempengaruhi sifat mekanis seperti modulus

(26)

meningkatkan temperatur panas, mengurangi penyusutan, meningkatkan modulus.

Bahan pengisi penguat memperbaiki beberapa sifat mekanis. Dalam beberapa hal,

suatu ikatan kimia dibentuk antara pengisi dan polimer, didalam hal lain volume

pengisi mempengaruhi sifat-sifat dari termoplastik. Sebagai hasilnya, sifat pada

permukaan dan interaksi antara pengisi dan termoplastik mempunyai arti yang

penting. Suatu bagian dari sifat pengisi meliputi perlakuan. Yang terdiri dari bentuk

partikel, ukuran partikel, dan distribusi dari ukuran dan kimia permukaan dari suatu

partikel. Secara umum, semakin kecil partikel, semakin besar peningkatan dari sifat

mekanis, seperti kekuatan tarik. Partikel yang lebih besar dapat memberikan sifat

reduksi yang dibandingkan ketermoplastik murni. Partikel bentuk dapat juga

mempengaruhi sifat. Sebagai contoh seperti partikel yang berserat mungkin

diorentasikan selama pengolahan. Ilmu kimia permukaan dari partikel adalah penting

untuk di interaksikan dengan polimer dan untuk memungkinkan interfasila adhesi

yang baik. Ilmu tersebut penting untuk permukaan partikel polimer basah dan

mempunyai interfasial yangbaik yang mengikat untuk memperoleh hasil yang lebih

baik. Carbon black digunakan sebagai suatu pengisi utama pada industri karet, tetapi

carbon black dapat juga ditemukan pada aplikasi konduktivitas thermoplastik,

perlindungan terhadap UV, dan sebagai pigmen. (Charles A.Harper,2002).

2.5.1.Pengaruh Ukuran dan Struktur Bahan Pengisi

Bahan pengisi diigunakan untuk meningkatkan sifat fisik, memperbaiki

karakteristik pengolahan tertentu dan menghemat biaya. Bahan pengisi penguat dapat

meningkatkan kekerasan, kuat tarik modulus, kuat sobek dan ketahanan kikis suatu

(27)

Pemilihan bahan pengisi merupakan tahap ketiga yang peting dalam

penyusunan kompon setelah karet dan sistem vulkanisasi. Bahan pengisi penguat

sangat berpengaruh terhadap sifat fisik barang jadi karet dan pengolahannya. Ukuran

partikel dan struktur carbon black sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik dan

pengolahan compound. ISAF adalah kode untuk jenis carbon black N-220, HAF

adalah kode untuk jenis carbon black N-330, FEF adalah kode untuk jenis carbon

black N-550, SRF-LM adalah kode untuk jenis carbon black N-990. Derajat

penguatan meningkat dengan makin mengecilnya ukuran. Makin halus ukuran bahan

pengisi makin besar energi yang diperlukan untuk mendispersikannya ke dalam karet,

maka makin sukar diolah. Ukuran partikel bahan pengisi memegang peranan yang

penting pada kuat tarik compound. Carbon black dengan ukuran partikel kecil

memberikan kuat tarik tertinggi pada penambahan optimum. Carbon black juga dapat

mengaktifkan vulkanisasi.

Modulus merupakan fungsi utama dari ukuran, struktur dan banyaknya

penambahan carbon black. Makin meningkat struktur carbon black makin tinggi

modulus dan akan meningkat lagi jika pemakaian carbon black bertambah.

Perpanjangan putus mirip modulus, merupakan fugsi dari struktur carbon back, tetapi

struktur yang makin tinggi memberikan perpanjangan putus yang rendah. Makin

banyak carbon black struktur tinggi yang ditambahkan, perpanjangan putus semakin

menurun. Compound yang mengandung carbon black berukuran partikel besar seperti

thermal black (MT) mempunyai perpanjangan putusyang terbaik dan tidak

dipengaruhi oleh meningkatnya penambahan. Viskositas mooney compound untuk

semua jenis karet bergantung terutama pada struktur dan banyaknya penambahan

(28)

viskositas mooney. Ukuran partikel yang besar meningkatkan scorch, sedang struktur

tinggi dan ukuran partikel yang kecil menurunkan ketahanan scorch (Dr.Suharto

H.,1993).

2.8.2. Pengaruh Bahan Pengisi Pada Sifat Mekanis

Hal yang paling penting diteknologi karet untuk memodifikasi sifat mekanis

dari suatu compound karet dengan penambahan dari bermacam-macam partikel

pengisi carbon black dengan modifikasi yang berbeda. Suatu perbandingan dari

pengaruh dari enam pengisi yang berbeda pada sifat tarikan dari karet alam dan data

yang sama untuk GR-S. Channel Black memberikan kekauan dan kekuatan yang

besar,pengaruh lebih banyak ditemukan pada compound GR-S dari pada karet alam.

Perbedaan pada ketahanan terhadap abrasi lebih besar ditemukan pada sifat kekuatan.

Bahan pengisi dibandingkan atas dasar volume yang sama per 100 volume dari

karet. Dengan meningkatnya ukuran pemngisi yang diberikan, sifat yang selalu

ditunjukkan menjadi maksimum atau berkurang. Misalnya, tanpa pengisi compound

GR-S mempunyai kekuatan tarik hanya 275 psi. Pada volume 14 dari cahnnel balck

per 100 volume dari karet, kenaikan kekuatan menjadi 1,90 psi. Pada volume 28

menjadi 3,010 psi, tetapi pada volume 56 turun menjadi 2,920 psi. Perpanjangan yang

terakhir, pada sisi lain, menjangkau nilai maksimum pada volume 14.

Pengisi yang berbeda mempengaruhi kekrasan darikaret dengan kekerasan

yang sama telah dimodifikasi siofatregangannya. Seperti pada compound karet alam

tanpa pengisi mempunyai kekrasan 39 pada skala Shore durometer. Ketika channel

black ditambahkan menjadi 23 volume per 100 volume dari rubber, kekerasannya

(29)

56, dengan tanah liat kekerasannya menjadi 54, dengan kapur halus kekerasannya 51,

dan dengan thermal black kekrasannya 50. Nilai-nilai dari kekerasan diperoleh dari

campuran getah yang murni dapat diperoleh dengan menambahkan pelunak atau

plasticier seperti minyak petroleum atau lilin,atau suatu ester seperti butyl phthalate

(A.T.Mc Ptterson.,1956).

2.9.Ketahanan Compound Terhadap Abrasi

Abrasi pada umunya suatu hal yang dihubungkan dengan pergesekan dari dua

permukaan, seperti pada ban, tumbukan atau pemotongan jenis dari abrasi adalah hal

yang penting di dalam banyak aplikasi dari karet.

Carbon black adalah pengisi yang efektif untuk ditambahkan pertama kali

untuk ketahanan terhadap abrasi. Dengan menggunakan carbon black, melalui jarak

yang bermil-mil telah meningkat dari kira-kira 5.000 sampai 80.000 mil pada tahun

1912 menjadi 30.000 sampai 40.000 mil pada saat sekarang, walaupun ada

pengurangan di dalam lingkar di dalam ban roda dan peningkatan yang besar pada

kecepatan.

Ketahanan terhadap abrasi dihubungkan dengan ketahanan terhadap sobekan,

Ketika carbon black ditambahkan pada karet, ketahanan sobek menjadi meningkat,

dan karakter dari permukaan koyak menjadi karakteristik yang tidak beraturan dan

banyak teknologi karet lebih baik daripada mengira compound dengan cara manual

atau tes mengoyak dengan tangan daripada mesin. Pada partiekl compound GR-S,

volume 28 dari channel black per 100 dari karet naik terhadap ketahanan sobek dari

(30)

BAB 3

METODE PEMBAHASAN

3.1. Alat-alat

1. Ball cutting

2. Mix Mill

3. Hand Press

4.Gunting

5.Pena/pulpen

6.Alat uji hardness (hardnesstester)

3.2.Bahan-Bahan

1. RSS-III (Ribbed Smoked Sheet)

2. Carbon Black

3. SBR 1502 (Styrene Butadine Rubber)

4. MINAREX-B

5. Zink Oksida

6. Asam Stearat

7. Flextol-H

8. TMTD (Tetrmetiltiuram disulfida)

9. Sulfur

(31)

11. 40-10Na

3.3. Prosedur Kerja

a. Pembuatan Kompon Packing Pintu Rebusan

- Dimasukkan bahan karet RSS(Rubbed smoked sheet) dan SBR 1502 (karet

sintetis) sesuai dengan formula kedalam celah Roll Mix.Mill.

- Bahan karet RSS (Rubbed smoked sheet) dan Sintetis digiling selama 10-15

menit dengan jarak Rol Mix.Mill 0.05-0,8 cm.

- Setelah mastikasi (pencampuran karet-bahan kimia) tercapai, dimana kompon

menjadi lunak. Masukkan campuran bahan-bahan kimia (Zink oksida, asam

stearat,felxtol-H,CBS dan TMTD) hingga merata. Proses penggilingan selama

10-15 menit.

- Dimasukkan carbon black kedalam penggilingan pencampuran berlangsung 15-30

menit.

- Ditambahkan sulfur sampai merata pada hasil penggilingan akhir selama 5 (lima)

menit.

- Setelah merata, kerapatan Rox Mix.Mill disetel 3-5 mm, untuk ini penggilingan

berlangsung selama 5-10 menit

- Diatur kerapatan Rox.Mix.Mill (2-7,5 mm) atau menurut spesifikasi ketebalan

lembaran, kompon.

(32)

- Sampel yang sudah diambil dilakukan proses vulkanisasi. - Sampel dibawa kelaboratorium fisika untuk pengujian hardness. - Letakkan sampel uji pada alat hardness tester.

- Geser cover of indentor yang berfungsi untuk melindungi indentor (jarum) pada alat hardness tester.

- Tekan alat hardness tester hingga menyentuh sampel uji - Baca skala pada alat hardness tester

- Lakukan beberapa kali

b. Perakitan dan Pengendalian Packing Pintu Rebusan 1. Persiapan Kompon dan Moulding

- Kompon sebelum disusun di moulding

- Persiapan Kompon yang telah di-check physical propertiesnya oleh bagian lab/qualitycontrol

- Minta kompon kepada operator mix-mill dengan ukuran ketebalan yang telah ditentukan lalu dipasang, panjang dan lebarnya sesuai dengan ukurannya.

2. Penyusunan kompon ke moulding (Alat untuk mencetak kompon)

- Kompon yang telah dipotong menurut ukurannya dengan ketebalan 15 mm

kemudian ditimbang dan diikat ke moulding.

- Setelah itu canvas lingkaran.

- Canvas Panjang.

- Canvas Silang.

- Kompon tebalnya 2 mm.

(33)

- Canvas panjang.

- Canvas Silang

- Kompon tebalnya 2 mm.

- Canvas lingkaran.

- Canvas Panjang.

- Canvas Silang.

- Kompon tebalnya 4 mm.

- Kemudian dibalut dengan kain berbentuk lingkaran dan siap di vulkanisasi

d. Proses Vulkanisasi

- Pengoperasian hand Press

1. Letakkan mould yang telah berisi compound pada hand press.

2. Putar penekan hand searah dengan jarum jam hingga maksimal.

3. Biarkan selama beberapa menit sesuai dengan waktu vulkanisasi yang telah di

tentukan.

- Pengendalian Hand Press

Setting temperatur elemen listrik, bila terjadinya kekurangan kematangan pada

produk dengan menaikkan temperatur 10 oC dari temperatur semula.

- Hand Press Setelah Beroperasi

1. Putar penekan hand press berlawanan dengan arah jarum jam.

2. Tekan tombol warna merah.

3. Buka pintu panel ketiga “breaker” kebawah (posisi OFF) dan tutup pintu

(34)

e. Setelah Vulkanisasi

- Dilakukan pendingin selama 30 menit setelah dingin packing pintu rebusan

siap untuk dikeluarkan dari hand press.

- Selanjutnya Packing Pintu Rebusan siap untuk dikeluarkan dari moulding.

f. Finishing

Memotong sisa waste yang terdapat pada Packing Pintu Rebusan dan kemudian

(35)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Data dari hasil pengukuran dan pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.1

No Variasi Carbon Black Hardness (Shore A)

1 6 kg 63

2 7 kg 70

3 8 kg 73

4 9 kg 75

5 10kg 82

6 11kg 88

4.2.Pembahasan

Dari hasil analisa diatas dapat diperoleh bahwa, semakin berkurang carbon

black yang ditambahkan maka semakin kecil hardness yang didapat dan semakin

banyak carbon black yang ditambahkan maka semakin besar pula hardness yang

diperoleh. Karena fungsi carbon black adalah sebagai bahan pengisi yang dapat

menambah kekerasan suatu produk yang diinginkan. Pada saat mastikasi, semakin

kecil serbuk partikel carbon black maka semakin mudah larut dengan bahan kimia

(36)

Untuk kebutuhan jumlah carbon black yang digunakan pada proses pembuatan

packing pintu rebusan harus sesuai dengan standarisasi hardness yang telah ditetapkan

yaitu 70±5. Jadi, penambahan carbon black cukup sampai dengan penambahan 9 kg

karena kalau lebih dari 9 kg, hardness yang diperoleh semakin besar dan sudah tidak

memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan. Hasil ini merupakan hasil analisis yang

diperoleh penulis sewaktu melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT.Industri Karet

(37)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

- Untuk penambahan carbon black sebagai bahan pengisi sebanyak 7, 8, 9 kg

didapatkan kekerasan yang memenuhi standarisasi yang baik yaitu 70 ± 5.

- Semakin banyak penambahan carbon black maka semakin besar hardness

yang diperoleh dan akan terus meningkat jika jumlah pemakaian carbon black

bertambah.

5.2. Saran

- Untuk menghasilkan kompon yang berkualitas,seperti kekerasan yang tepat

haruslah diperhatikan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan sehingga

komposisinya tepat tidak berkurang atau berlebih dan haruslah diusahakan

agar pada waktu pengolahan kompon tidak terjadi kesalahan.

- Untuk mendapatkan kompon yang bagus dan memenuhi standarisasi harus

diperhatikan kualitas dari bahan bakunya,misalnya bahan pengotor seperti

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Barlow, C. 1978. The Natural Rubber Industry. Kuala Lumpur : Oxford University Press.

Harper, C.A. 2002. Handbook Of Plastic, Elastomer & Composites. Fourth Edition, New York : McGraw – Hill.

Hofmann, W. 1989. Technology Rubber Handbook. Jerman : Henser Penerbit.

Morton, M. 1973. Rubber Technology. Second Edition. Ohio.

Mc. Pherson, A.T. 1956. Engineering User Of Rubber. New York : Reinhold Publishing Corporation.

Omposunggu, M., dan Dalimunthe, R. 1995. Teknologi Pengolahan Karet Alam di Indonesia. Indonesia : Intan Dirja Lela.

Suharto, H. 1993. Rancangan Kompon. Bogor : Balai Penelitian Karet.

Sembiring, T. 1985. Studi Kemungkinan Pembuatan Epoksi. Proyek P3T USU. Medan.

Gambar

Gambar 2. : karet alam cis -1,4-poliisopren

Referensi

Dokumen terkait

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

Sekolah yang sudah ditetapkan oleh kementerian sebagai sekolah rujukan, sekolah pembina, sekolah model, sekolah unggul yang telah memiliki infrastruktur standar diwajibkan

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

Turunan dari SKL dalam bentuk standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian harus disusun secara lebih sistematis dan terstruktur sehingga memudahkan bagi guru untuk

If you’re an individual who wants to invest with thes e virtual currencies with high risk of volatility, make sure to invest the amount that your. pocket can

Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan

Hubungan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai, terutama yang berasal dari agama, pada tingkat yang ekstrim dianggap bersifat kontradiktif; sekurang-kurangnya ilmu

Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan dan pengaruh scara parsial antara tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan jumlah