• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

ACHMAD CHAERUL PAHMI (107018303961)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MI MATHLAUL'HUDA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Ne geri Syarif Hidayatullah J il<arta

Oleh

Achmad Chaerul Pahmi

107018303961

Di Bawah Bimbingan

Dr. Fauzan. MA

NIP. 19761107 2007011 013

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDATYAII

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGIJRUAN

T]NTVERSITAS ISLAM I\IEGERI SYARIF IIIDAYATIJLLAII

JAKARTA

t435W 2014M

(3)

TIPE

CI\HT)

TERHADAP

HASIL

BELAJAR SISWA PADA

MATA

PELAJARAN IPS

MI

MATHLAUL'HUDA"

disusun oleh Achmad Chaerul Pahmi, NIM.

107018303975, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah, Fakutas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak

untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta,l

I

Agustus 2014

Yang Mengesahkan,

Dr. Fauzan. MA

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengaruh Sfrategi Pembelajarau Kooperatif Tipe

Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Bel*jar Siswa Pada Mata

Pelajaran

IPS MIS

Mathlaut

Huda

disusun oleh ACHMAD CHAERUL PAHMI Nomor Induk Mahasiswa 10?018303961, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam

Ujian

Munaqasah pada tanggal 1.4-A7-2ilt4

di

hadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh geiar Sarjana 51 (S.Pd) dalam

bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Jakarta, 14 Juli 2014 Panitia Uj ian Munaqasyah

Ketua Jurusan PGMI

Dr. Fauzan. MA

NiP: 19761107 200701

I

013

Sekertaris Panitia

Asep Ediana Latip. M. Pd

ttJIP: i9810623 200912 1 003

Fenguji I

Dr.Iwan Purwanto. M.Pd

NrP. 19730424 200801 1012 Penguji

II

Asep Ediana Latip. M. Pd

NIP : 19810673 2A0912 1 003

Tanggal

de-l{**r

,E-D8-344

Tanda Tangan

aauq

*o

d-fi)(+

d

ffi

(5)

Nama

NIM

Jurusan Fakultas

Achmad Chaerul Pahmi 1 070 1 830396 1

PGMI

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi

ini

merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (SI)

di

Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi

ini

telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah J akarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya

ini

bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakafia, i1Agustus2014

Yang Menyatakan

w

(6)

i

Achmad Chaerul Pahmi, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS MIS Mathlaul’huda”. Skripsi, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep uang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasy eksperimen. Penelitian ini dilakukan di MIS Mathlaul’huda Bogor. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 45 siswa dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 45 siswa. kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajarkan dengan metode numbered head together (NHT), sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diajarkan secara konvensional. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Berdasarkan analisis data dengan uji-t yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan metode numbered head together (NHT) diperoleh thitung 3,96 dan ttabel sebesar 1,66. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara metode numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Metode Numbered Head Together, hasil belajar siswa

(7)

ii

Learning Departement Program for Islamic Elementary Schools, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

The aims of this research is to determine the effect of Number Head Together method approach Againts Student Result on the concept of Money. The method of research used quasi experiments. The research was conducted at Elementary schools MIS Mathlaul Huda Bogor. The sample in this study consisted of two groups: experimental groups totaling 45 students and a control group totaling 45 students too. The experimental group was taught to approach the experimental method, whereas the control group was taught in the conventional group. The research instrument used was a test instrument. Based on data analysis using the

“t-test” with performed on a 95% confidence level indicates that the learning outcomes of students who were taught science approach to experimental methods tvalues of 3.96 and t count ttable of 1.66 It can be concluded that there was a

significant effect between experimental methods approach of student learning outcomes.

Keywords: : Numbered Head Together methods approach, students’ learning

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kepada allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan

rahmat kepada kita semua, selalu memberikan petunjuk kepada orang yang

bersungguh-sungguh dan memberikan jalan keluar terhadap segala kesulitan.

Karena Allah lah Maha kuasa atas segala sesuatu. Shalawat serta salam selalu

tercurah kepada panutan umat islam yaitu Nabi muhammad SAW yang

memberikan tauladan bagi umatnya sehingga selamat di dunia dan akhirat.

Setiap manusia harus yakin akan kekuatan Allah dan janji Allah. Begitu

juga penulis yang yakini terhadap kekuatan dan maha pengasih dan

penyayang-Nya. Seperti janji Allah dalam Al-Qur’an ”Man Jadda Wa jada” artinya jika

bersungguh-sungguh pasti tercapai. Kata-kata itulah yang menjadi motivasi

penulis dan dengan Ridha-Nya dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak

skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, M.A., Ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Eri Rosatria, M.Ag., selaku dosen penasehat akademik Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasinya.

4. Dr Fauzan, M.A dosen pembimbing skripsi, yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini.

5. Satibi, S.Ag.M.Pd selaku Kepala Sekolah MIS Mathlaul Huda, Bogor yang

(9)

iv

dukungan yang tiada henti-hentinya. Tak akan mampu penulis membalas

segala pengorbananmu.

8. Istriku yang tercinta Eka Fristiani yang sedang mengandung calon anakku yang

tak henti – hentinya selalu memberi motivasi dan kasih sayangnya.

9. Untuk teman-teman seperjuanganku angkatan 2007 PGMI Heri darmawan,

Andi Irawan, wilda, Nani, Khodijah, Iim, Windha, Mufid, Dara, Rita, Niken,

Dian, Novi, Yuyun, Iona.

10. Untuk teman-teman kosan semanggi II Agus, Black, Heri, Dole, Judli, Acong,

maskur, Sauki.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan

pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran

serta masukkan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi pembaca.

Jakarta, 11 Agustus 2014

(10)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah Hasil Belajar ... 3

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah Hasil Belajar... 3

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 6

A. Deskripsi Teoritis ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Hasil Belajar IPS ... 8

3. Faktor-Faktor Mempengaruhi hasil belajar ... 9

B. Pembelajaran Kooperatif ... 15

1. Pembelajaran Kooperatif ... 15

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 15

b. Prinsip Pembelajaran Kooperatif ... 16

c. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif ... 17

2. Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together ... 19

C. Pengertian IPS ... 20

(11)

vi

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 26

E. Variabel Penelitian ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data... 27

G. Instrumen Penelitian... 27

H. Uji Coba Instrumen... 27

1. Uji Validitas Instrumen ... 27

2. Reliabilitas Instrumen ... 28

3. Tingkat Kesukaran ... 29

4. Daya Pembeda... 30

I. Teknik Analisis Data... 31

1. Uji Prasyarat Analisis Data... 32

a. Uji Normalitas... 32

b. Uji Homogenitas... 34

2. Pengujian Hipotesis... 35

J. Hipotesis Statistik... 37

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Data Tes ... 38

1. Deskripsi Kegiatan Penelitian... 38

2. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 40

3. Deskripsi Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 42

B. Hasil Analisis Data Tes... 44

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data... 44

a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest... 45

b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest... 45

(12)

vii

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest... 46

b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest ... 47

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... .... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 56

(13)

viii

Tabel 3.4 : Klasifikasi DayaPembeda ... 31

Tabel 3.5 : Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 33

Tabel 3.6 : Tabel Bantu Perhitungan Chi-kuadrat (X2) ... 34

Tabel 4.1 : Data Hasil kelompok Number Head Together... 41

Tabel 4.2 : Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol ... 41

Tabel 4.3 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Head Together ... 42

Tabel 4.4 : Data Hasil Posttest Kelompok head Together ... 43

Tabel 4.5: Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol... 43

Tabel 4.6 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Number Head Togethetdan Kontrol ... 44

Tabel 4.7 : Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ... 45

Tabel 4.8 : Hasil Uji Homogenitas Pretest- Posttest ... 46

Tabel 4.9 : Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen... 47

Tabel 4.10 : Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 48

(14)

ix

Lampiran 2 : Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar ... 68

Lampiran 3 : Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar... 77

Lampiran 4 : Validitas dan Raliabilitas Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar... 78

Lampiran 5 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar... 79

Lampiran 6 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar ... 80

Lampiran 7 : Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar... 81

Lampiran 8 : Contoh Perhitungan Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar ... 82

Lampiran 9 : Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar yang Dipakai dalam Penelitian ... 85

Lampiran 10 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 89

Lampiran 11 : Lembar Kerja Siswa ... 107

Lampiran 12 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 108

Lampiran 13 : Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas Eksperimen ... 119

Lampiran 14 : Uji Normalitas Data Skor Posttest Siswa Kelas Eksperimen ... 123

Lampiran 15 : Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas Kontrol ... 127

Lampiran 16 : Uji Normalitas Data Skor Posttest Siswa Kelas Kontrol ... 131

Lampiran 17 : Uji Homogenitas Pertest ... 135

Lampiran 18 : Uji Homogenitas Posttes ... 138

(15)

1

Manusia tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan, sebab pendidikan

merupakan kunci dari masa depan manusia yang diberkati dengan akal dan

pikiran, melalui pendidikan manusia belajar sehingga terjadilah perubahan

tingkah laku yang ditandai adanya perubahan pengetahuan yang semula

tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak mengerti menjadi mengerti dan

yang semula tidak terampil menjadi terampil, belajar merupakan suatu

proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya.

Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan

dan kelangsungan hidup suatu bangsa karena pendidikan merupakan

wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

manusia. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang republik

Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Bab II

Pasal 3 dipaparkan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional secara

luas, yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab1.

Selain dikeluarkanya UU Tentang Pendidikan, kepedulian pemerintah

terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia adalah dengan adanya

penyusunan kurikulum Pendidikan secara nasional baik itu untuk tingkat

1

(16)

pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sekolah Dasar merupakan pendidikan yang paling awal dalam

membentuk karakter siswa dari kegiatan belajar yang dapat mempengaruhi

hasil belajar. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar, seorang guru

harus menyediakan perangkat yang cukup agar dapat mengembangkan

segala potensi peserta didik yang meliputi sarana pendukung, fasilitas,

media, sumber, pengelolaan kelas, dan proses pembelajaran dengan

menggunakan berbagai alternatif strategiyang bermakna bagi siswa.

Mengenai siswa SD itu merupakan masa-masanya berkembang

untuk masa remaja nantinya. Terutama kelas 3 SD, kelas tersebut pada

masa ini tingkat perkembangan seorang anak pada umumnya masih

melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu

memahami hubungan antar konsep secara sederhana. Oleh karena itu,

proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan

pengalaman yang dialami secara langsung oleh siswa. Untuk itu, guru

harus menciptakan suasana belajar yang dapat mendorong potensi yang

dimiliki siswa agar berkembang secara optimal, karena guru merupakan

salah satu kunci utama keberhasilan belajar siswa.

Hal senada juga diungkapkan oleh Agung Webe, menurutnya

“keberhasilan siswa di kelas sangat dipengaruhi oleh guru yang merupakan roh bagi suatu mata pelajaran, jiwa yang membuat mata

pelajaran itu hidup dan bisa berwarna".2

Kedua pendapat di atas, menjelaskan bahwa proses pembelajaran

akan berjalan lancar apabila seorang guru dapat membangkitkan semangat

peserta didik dengan menciptakan suasana kelas yang hidup, sehingga

2Agung Webe, „

(17)

dapat memberikan rasa antusias belajar yang sangat tinggi.

Salah satu wujud atau penerapan model pembelajaran kooperatif

adalah dengan menggunakan tipe Numbered Head Together (NHT) yaitu

model pembelajaran dengan cara membagi peserta didik yang heterogen

dalam kelompok supaya anggotanya saling bekerjasama. Anggota yang

sudah bisa nantinya membantu mengajari temanya dalam kelompok yang

belum bisa. Model pembelajaran ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI yang dirancang untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar serta mempengaruhi pola interaksi peserta didik

dalam pembelajaran yang berdampak pada sikap dan perilaku yang baik

dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan

penelitian yang berkaitan dengan upaya meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam

pembelajaran di SD/MI.

Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul’Huda merupakan sekolah yang belum menerapkan pembelajaran aktif dan kegiatan pembelajaran hasil belajar

banyak yang belum mencapai nilai KKM yaitu 63 hal ini berdasarkan hasil

survey peneliti ke MI Mathlaul’Huda Bogor. Maka dari itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian guna memperbaiki praktek pembelajaran aktif

yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS MI Mathlaul’Huda”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan

beberapa masalah penting, diantaranya adalah:

1. Strategi Pembelajaran IPS masih berpusat pada guru

(18)

3. Suasana pembelajaran belum kondusif

C. Pembatasan dan Perumusan masalah Hasil Belajar 1. Pembatasan Masalah

Pembatasan fokus pada penelitian ini dibatasi pada:

a. Cara pembelajaran IPS membuat anak Aktif dengan menggunakan

Strategi Numbered Head Together (NHT)

b. Hasil yang dilihat dalam penelitian adalah peningkatan hasil belajar

siswa yang dilihat dari aspek kognitif.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka

dibuat perumusan masalah dibawah ini :

“Apakah terdapat pengaruh penggunaan Strategi Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa kelas III MI Mathlaul’Huda

?”

D. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti yang

diharapkan dari penelitian ini Untuk mengetahui :

a. Siswa menjadi terbiasa untuk mengembangkan kemampuan daya pikir

dan kreativitasnya melalui metode NHT.

b. Sebagai metode alternatif yang dapat digunakan guru untuk

menjelaskan konsep-konsep yang sulit dimengerti.

c. Dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoritis

(19)

2. Manfaaat penelitian :

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca dan guru siswa

dengan penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT).

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata dalam

hal meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Mathlaul’huda

melalui penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi siswa, guru dan sekolah.

a. Bagi siswa :

a. Meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Memudahkan siswa untuk memahami konsep pelajaran.

b. Bagi guru

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam

memilih penerapan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam rangka perbaikan pembelajaran pada siswa kelas III MIS

(20)

6

KAJIAN TEORI

A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Setiap manusia di dalam kehidupanya pasti belajar, baik itu secara

formal atau informal. James O. Wittaker mengungkapkan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman.

Thursan Hakim dalam bukunya Belajar secara Efektif, mengartikan bahwa bekajar adalah suatu proses perubahan didalam

kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,

daya pikir, dan lain-lain kemampuanya.

Hilgar dan Bower dalam bukunya Theoris of Learning

mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah

laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana merubahan

tingkah laku dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon

pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. 1

Dr. Salameto juga merumuskan pengertian tentang belajar, menurutnya belajar adalah suatau proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkunganya.2 Dari beberapa pendapat para akhli

1

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003), h. 84

2 Slameto,

(21)

tentang pengertian belajar, adalah suatu kegitan yang melibatkan dua

unsur yaitu jiwa.

Briggs yang dikutip oleh Muhibbin Syah, mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan, sebagai berikut: secara kuantitatif belajar berarti

kegiatan pengisian atau pengembangan kemamupuan kognitif dengan

fakta sebanyak-banyaknya. Secara intusional belajar adalah proses

validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi

yang telah dipelajari. Adapun secara kualitatif belajar adalah proses

memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara

menafsirkan dunia dunia disekeliling siswa.3

Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup

manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan

kualitatif individu yang relative mencapai tingkah lakunya berkembang.

Semua aktivitas dan prestasi Hidup manusia tidak lain adalah hasil

belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu

proses, bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara

aktif dan integrative dengan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai

suatu tujuan.

Oleh karena itu, seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan

diakhiri dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan perubahan

dalam dirinya dengan memiki pengalaman baru maka individu telah

dikatakan belajar. Perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan

yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah

laku. Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri

melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri anak

setelahterjadi perubahan. Perubahan dalam diri anak yang dikatakan

sebagai hasil proses belajar. Jika perubahan tersebut diperoleh dari

3 Muhibbin Syah,

(22)

pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, jadi pengalaman

ditandai oleh dua factor yaitu pengalaman dan perubahan.

Selain itu, belajar atau Learning adalah perubahan yang secara

relative berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari

pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk prilaku yang amat

penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia

menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses

inilah manusia bertahan hidup (Survaive).

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar

pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

setelah melakukan aktivitas tertentu. 4Akhirnya dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif dan

psikomotorik yaitu:

1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar inteklektual yang

terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan Evaluasi

2) Ranah Efektif berkenaan dengan sikap

3) Ranah Psikomotor berkenaan dangan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa merupakan perubahan-perubahan yang

berhubungan dengan pengetahuan /Kognitif, keterampilan/Psikomotorik,

dan nilai sikap/ afektif sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan.5

4

Pupuh Paturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, cet.3, 2009), h. 6

5 Andi Irawan, Peningkatan aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode NHT,

(23)

Hasil belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa dari aspek kognitif,

psikomotorikm dan afektif setelah mereka memperoleh pengalaman

belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar.6

Perubahan Kognitif siswa merupakan suatu perubahan yang

menyangkut tujuan yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan

kemampuan intelektual.

3. Faktor-faktor yang memepengaruhi hasil belajar

Telah diuraikan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa

raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang

menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang

telah dilakukan oleh individu. Proses itu adalah hasil yang telah dicapai

dari proses belajar. Mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar diantarnya faktor Internal dan faktor Ekternal

akan dijelaskan dibawah ini:7

1. Faktor Interen siswa meliputi:

Di dalam membicarakan faktor interen ini, akan di bahasa

menjadi tiga faktor, yaitu: Faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan

faktorFisiologis. 8

a. Faktor Jasmaniah

Faktor kesehatan dan cacat tubuh, Proses belajar akan

terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Keadaaan cacat juga

mempengaruhi belajar.9

6 Sudjana,

Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h. 83

7

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2008), h. 180-204

8 Slameto,

(24)

b. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan

segar jasmaninya akan beralinan belajarnya dari orang yang dalam

keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata

kemauan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kekurangan

gizi; mereka lekas lelah, mudah mengamuk dan sukar menerima

pelajaran.

c. Kondisi Psikologis 1) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan

pada sutu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat

pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan anatara

diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat belajar yang

tinggi cenderung menghsilkan prestasi yang bagus, sebaliknya

minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi rendah bagi

peserta didik.

2) Kecerdasan

Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang

bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang

mengandung berbagai komponen. Taraf intelegensi sangat pesat

pada masa umur balita dan mulai menetap pada akhir masa

remaja. Karena intelegensi diakui ikut menentukan keberhasilan

belajar seseorang tersebut memiliki intelegensi yang baik

umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.

9

(25)

3) Bakat

Bakat merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan

atau latihan. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai

prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan,

pengetahuan, pengalamaan, dan dorongan atau motivasi agar

bakat itu terwujud.

4) Motivasi

Motivasi berpangkat dari kata “motif” yang dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu

tujuan.10

5) Kemampuan Kognitif

Dalam duni pendidikan ada tigs tujuan yang dikenal

diantaranya adalah; ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut

kepada anak didik untuk dikuasai. Karena penguasaan pada

tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.

2. Faktor Ekternal siswa meliputi: a. Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.

Dalam lingkunganah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata

rantai kehidupan yang disebut ekosistem yang merupakan tempat

tingal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya.

b. Kurikulum

Kurikulum adalah a plan for Learning yang merupakan unsur

substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar

mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang akan guru

10 Pupuh Paturrohman dan Sobry Sutikno,

(26)

sampaikan dalam suatu pertemuan kelas yang diprogramkan

sebelumnya. Jadi kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses

dan hasil belajar anak didik di sekolah.

c. Program

Program pendidikan di susun untuk dijalankan demi

kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan sekolah tergantung

dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program

pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik

tenaga, finensial, dan sarana prasarana.

d. Sarana dan fasilitas

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Suatu

sekolah yang kekurangan ruang kelas, sementara jumlah peserta

didik dalam jumlah yang banyak melebihi daya tamping ruang

kelas, akan dapat menemukan banyak masalah ketika

berlangsungnya proses pembelajaran.

e. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah

ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Guru

merupakan unsure manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru

mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada peseta didik tanpa

adanya seorang guru, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

4. Pengukuran Hasil Belajar

Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai

hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan

apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan

ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta

(27)

Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,

baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar memabaginya menjadi 3 ranah, yakni:

1. Ranah kognitif, pembelajaran kognitif tentang belajar memusatkan

pada proses perolehan konsep-konsep, sifat dari konsep-konsep, dan

bagaimana konsep-konsep itu disajikan dalam struktur kognitif.

Menurut Benjamin Bloom ada enam tingkatan dalam pembelajaran

dimulai dari tingkat paling bawah yaitu: Knowledge, comperehension,

analysis, Synthesis, dan Evaluation.11 Ranah kognitif berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:

a) Pengetahuan/ingatan (knowledge), aspek ini mengacu pada

kemampuan mengenal dan mengingat materi yang sudah pelajari

dari yang sederhana sampai hal yang sukar.

b) Pemahaman (comperehension), aspek pemahaman ini mengacu

pada kemampauan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah

hal tersebut diketahui atau diingat, serta memaknai arti dari bahan

maupun materi yang dipelajari.

c) Penerapan/aplikasi (application) aspek ini mengacu pada

kemampuan dalam menerapkan pengetahuan atau menggunakan

ide-ide umum, metode-metode, prinsif-prinsif, dan sebagainya

dalam memecahkan persoalan tertentu.

d) Analisis (analysis) aspek ini mengacu pada kemampuan

mengakasji sesuatu bahan atau keadaan kedalam

komponen-komponen yang lebih spesifik, serta mampu memahami hubungan

diantara bagian-bagian yang satu dengan yang lainya.

11 Anonim,

Taxonomy of Learning and Benjamin Bloom, Levels of Learning,

(28)

e) Sintesis (Synthesis) aspek ini mengacu kepada kemampuan

memadukan berbagai konsep atau komponen sehingga membentuk

suatu pola struktur yang baru.

f) Evaluasi (Evaluation), aspek ini mengacu kepada kemampauan

memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap gjala atau

prisriwaberdasarkan norma-norma dengan kriteria tertentu.

2. Ranah yang kedua adalah ranah afektif, ranah afektif berkenaan

dengan sikap dan nilai.

a) Reciving/attending, yakni semaam kesepkatan dalam menerima

arangsangan (stimulasi) dari luar yang dating dari siswa dalam

bentuk masalah, situasi gelaja, dll. Dalam tipe ini termasuk

kesadaran, keinginan untuk menerima situasi, control dan sleksi

gelaja atau rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh

sesorang terhadap stimulus yang dating dari luar. Hal ini mencakup

ketepatan reaksi, kepuasan dalam menjawab dari luar yang dating

dari dirinya.

c) Valuing (penilaian), bekenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadapa gelaja atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk

didalamnya kesediana menerima nilai, latar belakang, atau

pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai

tersebut.

d) Organisasi, yakni pengmbangan dari nilai kedalam suatu system

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lainya,

(29)

e) Karakteristik nilai atau intrnalisasi nilai yakni keterpaduan system

yang telah dimiliki sesorang, yang mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah lakunya.12

3. Ranah yang ke tiga adalah ranah Psikomotorik, yaitu ranah yang

tampak dalam bentuk keterampilan (Skill) dan kemampuan bertindak

individu.

a) Gerak reflek (keterampilan pada gerak yang tidak sadar)

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan

visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lainya

d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai

kepada keterampilan yang kompleks

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursive

seperti gerakan ekpresif dan interfretatif.13

B. Pembelajaran Kooperatif 1. Pembelajaran Kooperatif

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam

kelas untuk mempermudah proses belajar siswa. Di antara model

pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas adalah

pembelajaran kooperatif.

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Ong Eng Tek dalam Suwangsih dan Tiurlina menjelaskan bahwa

Kooperatif adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling

membantu satu sama lain. Sedangkan pembelajaran kooperatif artinya

belajar bersama-sama, saling memebantu satu sama lain dalam belajar dan

12

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009),Cet-14, h, 29-30

13

(30)

memastikan setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas

yang telah ditentukan sebelumnya.14

Lebih lanjut Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem

pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang

mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras yang

berbeda (heterogen).15

Riyanto menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik

(Academic Skill), sekaligus ketrampilan sosial (social skill) termasuk

interpersonal skill.16

Senada dengan pendapat itu, menurut Maifalinda, belajar

kooperatif adalah model belajar yang dapat meningkatkan pemahaman

siswa terhadap konsep dan juga dapat meningkatkan kepekaan dan empati

di antara siswa.17

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah model yang digunakan untuk

mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa terutama

untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam

mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan akademik

sekaligus ketrampilan sosial yang menggunakan pengelompokan kecil

yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan yaitu mencapai ketuntasan

belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar serta dapat meningkatkan

kepekaan sosial dan empati di antara siswa.

b. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Ada yang membedakan model pembelajaran kooperatif dengan

14

Erna Suwangsih dan Tiurlina, op. cit., hal. 160 15

Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran, (Jakarta : kencana, 2008), hal. 194

16

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: kencana, 2009), hal. 271 17

(31)

model pembelajaran yang lainya. Perbedaan itu dapat dilihat dari

prinsipnya. Prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif menurut

Roger dan David Johnson yang sebagaimana dikutip Anita Lie yaitu18:

1) Saling ketergantungan positif

2) Tanggung jawab perseorangan

3) Tatap muka

4) Komunikasi antar anggota

5) Evaluasi proses kelompok

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Trianto bahwa prinsip

pembelajaran kooperati adalah sebagai berikut:

1) Positive independence artinya adanya saling ketergantungan positif yaitu anggota kelompok menyadari pentingnya kerjasama dalam pencampaian tujuan

2) Face to face interaction artinya antar anggota berinteraksi dengan saling berhadapan.

3) Individual accountability artinya setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontrbusi untuk mencapai keberhasilan kelompok.

4) Use of collaborative/social skill artinya harus menggunakan ketrampilan bekerja sama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru.

5) Group processing, artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif.19

Jadi dalam menggunakan pembelajaran kooperatif harus

menerapkan lima prinsip tersebut agar mencapai hasil yang maksimal

dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif berbeda dengan model

pembelajaran yang lain. Dalam menjalankanya harus sistematis dan saling

terkait. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim

18

Anita Lie, Cooperatif Learning Mempraktekan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas , (Jakarta: Grasindo, 2002). hal. 30

19

(32)

sebagaimana dikutip oleh Trianto dapat dilihat pada tabel sebagai

[image:32.595.127.513.205.726.2]

berikut20:

Tabel 2.1

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau

lewat bahan bacaan

Fase-3

Mengorganisasikansiswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjalaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi secara

efesien

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok

20

(33)

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT ini akan memudahkan

siswa menerima materi pelajaran akibat berpikir bersama (head together).

Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna serta dapat

meningkatkan prestasi belajarnya. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT

aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa, dalam proses diskusi

dan kerja kelompok guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan interaksi

antara siswa dengan guru maupun antar siswa membuat proses berpikir

siswa lebih optimal dan siswa mengkontruksi ilmu yang dipelajarinya

menjadi pengetahuan yang akan bermakna dan tersimpan dalam

ingatannya.

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir

bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dengan melibatkan

lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu

pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran

tersebut. 21

Senada dengan itu, Kunandar mengatakan bahwa NHT adalah

suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak

siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan

mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai

pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas.22

Dengan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk

meningkatkan penguasaan akademik.

21

Trianto, ibid., hal.62 22

(34)

Dalam penerapanya, NHT memiliki langkah-langkah yang harus

dilakukan seorang guru agar kegiatan pembelajaran menjadi efektif.

Langkah-langkah pembelajaran NHT sebagai berikut:

a. Langkah 1: Penomoran (Numbering), yaitu guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.

b. Langkah 2: Pengajuan Pertanyaan (Questioning), yaitu guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang besifat umum.

c. Langkah 3: Berpikir Bersama (Head Together). Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

d. Langkah 4: Pemberian Jawaban (Answering). Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.23

2. Metode Pembelajaran Konvensional a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode secara harfiah berarti “cara”. dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai

untuk mencapai tujuan tertentu.24 Metode juga dapat diartikan sebagai cara

yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun

dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Metode merupakan fasilitas untuk menghantarkan bahan

pelajaran dalam upaya mencapai tujuan. Oleh karena itu bahan pelajaran

yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan

mempersulit guru dalam mencapai tujuan pengajaran.

Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah

satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang

kurang bergairah dan kondisi anak yang kurang kreatif dikarenakan

penentuan metode yang kurang sesuai dengan tujuan pengajaran. Oleh

23

Ibid., hal. 368-369

24 Pupuh Pathurrohman dan M.Sobry Sutikno,

(35)

karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki

nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar.25

b. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran

1) Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode mengajar yang

menyamaikan materi pelajaran dengan cara lisan. Metode ini

adalah metode yang paling banyak digunakan, tetapi dalam

pembelajaran IPS dianggap kurang efektif karena dalam

pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek produk tapi

juga pada aspek proses. Pembelajaran dengan metode ceramah,

bersifat teacher center, karena hampir seluruh Informasi tentang

bahan ajar berasal dari penjelasan guru. Sementara siswa

cenderung bersifat pasif. Namun, sebenarnya metode ini tetap bisa

efektif digunakan jika memang seorang guru bisa menggunakannya

dalam sitasi dan kondisi yang tepat.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode mengajar dengan cara

bertukar pendapat antara siswa satu dengan siswa lainnya tentang

materi yang dipelajari. Diskusi antar siswa ini bisa dilakukan

perorangan atau kelompok. Pembelajaran dengan metode diskusi

akan hidup, apabila siswa sebelumnya telah mempelajari materi

yang akan dibahas.

3) Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang

menyajikan bahan ajar dengan cara tanya jawab dengan

memposisikan guru sebagai penanya dan siswa yang menjawab.

Pertanyaan merupakan alat intelektual yang sering digunakan

untuk menimbulkan prilaku keingintahuan siswanya, sehingga

dapat digunakan untuk memperoleh tujuan kognitif atau

25

(36)

memperoleh tujuan kognitif atau memperoleh

keterampilan-keterampilan berpikir tertentu.

4) Metode Resitasi

Metode Resitasi adalah metode mengajar dengan cara

memberikan sejumlah tugas terstruktur pada siswa untuk di

kerjakan diluar jam pelajaran sekolah. Dalam prakteknya, siswa

dapat mengerjakan tugas tersebut di perpustakaan, laboratorium

dan tempat-tempat belajar lainnya sesuai dengan tugas yang

diberikan. Perbedaan metode resitasi dengan pekerjaan rumah

adalah terletak pada perencanaan dan sistem penilaiannya. Tugas

pada metode resitasi sudah direncanakan sebelumnya, sehingga

terstruktur dan cara penilaiannya pun sudah ditentukan.

5) Metode Karyawisata

Metode Karyawisata adalah metode mengajar dengan cara

melakukan kunjungan ketempat-tempat yang dianggap relevan

dengan materi yang diajarkan

6) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

mendemokan atau memperlihatkan suatu proses. Metode ini,

biasanya cocok digunakan untuk pembentukkan suatu konsep atau

proses suatu percobaan dalam suatu materi yang diajarkan.

Dalam memilih metode mengajar perlu diperhatikan hal-hal

berikut: 26

1) Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motif,

minat, atau gairah belajar siswa.

26 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,

(37)

2) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan

keigatan kepribadian siswa.

3) Metode mengajar yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan

bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

4) Metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan

siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi.

5) Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam

teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha

pribadi.

6) Metode mengajar yang digunakan harus dapat meniadakan penyajian

yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau

situasi yang nyata yang bertujuan.

7) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan

mengembangkan nilai-niai dan sikap-sikap utama yang diharapkan

dalam cara kebiasaan bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran dengan memperhatikan berbagai aspek yang akan

dikembangkan misalnya minat, motivasi, kreativitas, nilai-nilai dan

lain sebagainya yang menjadi tujuan pembelajaran.

C. Pengertian IPS

1. Pengertian IPS

“Sesuai dengan yang tertera didalam UU Sisdiknas No.20/2003 Bab X pasal 37 bahwa Kurikulum dasar pendidikan dan menengah pendidikan memuat salah satunya Ilmu Pengetahuan Sosial”.28 “Ilmu

Pengetahuan sosial adalah bidang studi yang merupakan panduan dari

sejumlah mata pelajaran sosial. mata pelajaran sosial yaitu geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan koperasi”.29“Ilmu Pengetahuan Sosial

28UU Sisdik as No. 0/ 00 , ………., h. . 29

(38)

(IPS) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya”.30

“Ilmu pengetahuan IPS diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah sosial yang dipilih dan dikembangkan dengan menggunakan

pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial itu

dapat dIPShami siswa”.31

Ilmu Pengetahuan sosial merupakan pengajaran yang selalu

berkenaan dengan kehidupan nyata dimasyarakat, yakni kegiatan usaha

yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya, mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi, dan untuk memajukan kehidupannya.

Dengan kata lain, pengetahuan sosial merupakan usaha mempelajari,

menelaah, dan mengkaji kehidupan sosial manusia dimuka bumi.32

Tujuan IPS tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin

baik maka semakin berprestasi. Tujuan ini juga tentu tidak secara langsung

tercipta tanpa campur tangan seorang guru dalam membentuk karakter

tersebut. Guru sangat berpengaruh dalam hal ini mengembangkan

kemampuan berfikir siswa, sikap dan nilai diri siswa. Maka guru dituntut

untuk dapat mengetahui perkembangan siswanya, sejauh mana hasil

belajar tersebut dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa.

2. Tujuan IPS

Tujuan pengajaran IPS ada 3 tujuan utamanya yaitu (a)

mempersiapkan anak didik menjadi warga Negara yang baik, (b) mengajar

anak didik berkemampuan berpikir dan (c) agar anak dapat melanjutkan

30

Syafruddin Nurdin, Quantum Teaching:Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Ciputat: Ciputat Press, 2005),h.

31 Udin S.Winataputra, et.al.,

Ilmu Sosial (,Jakarta: UT, 2002), hal.128 cet.I 32

(39)

kebudayaan bangsanya. Titik berat studi sosial adalah perkembangan

individu yang dapat memahami lingkungan sosialnya, serta manusia

dengan kegiatan intraksi antar mereka, dan anak didik diinginkan agar

dapat menjadi anggota yang produktif dan dapat memberikan andilnya

dalam masayarakat. Dalam Departemen of Instructions Fairfax Country

Schools Virginia, mengemukakan bahwa program studi sosial hendaknya

menyajikan kesempatan yang banyak setra beraneka ragam untuk

membentuk warga Negara yang efektif, termasuk kesadaran bahwa hak

selalu disertai oleh kewajiban.

Tujuan pengajaran IPS di Indonesia, bertujuan seperti tersebut di

atas yang merupakan tujuan yang bersifat universal yang dapat berlaku

bagi anak didik di negara manapun di dunia ini. Selain tujuan yang umum

itu, maka pada setiap Negara mempunyai tujuan khusus yang khas,

berdasarkan filsafat, sejarah, watak, dan keadaan geografis yang

berbeda-beda. IPS di Indonesia merupakan wahana pencapaian tujuan pendidikan

nasional. Yang harus dimiliki oleh anak didik yaitu: (a) Taqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, (b) cerdas dan terampil, (c) berbudi pekerti yang

luhur, (d) memiliki keperibadian yang kuat, dan (e) memiliki semangat

kebangsaan dan cinta tanah air yang tebal. Bagi bangsa Indonesia,

karakteristik warganegara yang baik tentu saja harus mengacu kepada

dasar Negara yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Secara khusus tujuan pengajaran IPS di sekolah dapat dikelompokkan

menjadi empat komponen seperti berikut:

a. Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia

dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa

datang.

b. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk

(40)

c. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap (values) demokrasi

dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil

bagian/berperan serta dalam kehidupan sosial.

Keempat tujuan tersebut tidak terpisahkan atau berdiri sendiri, melainkan

merupakan kesatuan dan saling berhubungan. Keempat tujuan tersebut

sesuai dengan perkembangan pendidikan IPS sampai pada saat sekarang.

3. Ruang Lingkup IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :27

a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

c. Sistem Sosial dan Budaya

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

4. Pembelajaran IPS

Adapun pembelajaran IPS itu mencakup beberapa hal seperti dibawah ini:

a. Perwujudan dari satu pendekatan Interdisipliner dari pelajaran

Ilmu-ilmu Sosial.

b. Integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial seperti: Sejarah, Geografi,

Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Ilmu Politik dan Psykologi sosial.

c. Menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat sekeliling.

d. IPS bukan Ilmu Sosial walaupun bidang perhatiannya sama yaitu

hubungan timbal balik antara manusia (human relation ship).

e. IPS hanya terdapat pada program pengajaran di sekolah.

f. IPS merupakan penyederhanaan Ilmu sosial untuk pengajaran

27

(41)

5. Materi Pembelajaran a. Sejarah Uang

Sebelum ada uang jika mengnginkan sesuatu, dilakukan melalui

tukar menukar. Cara seperti ini dilakukan oleh orang pada zaman dahulu.

Tukar menukar barang ini dinamakan barter.

Pada masa sekarang, orang tidak lagi melakukan barter. Untuk

memperoleh barang yang diinginkan dilakukan dengan membayar. Alat

pembayaran yang digunakan adalah uang. Tukar menukar barang dengan

menggunakan alat pembayaran yang sah dinamakan jual beli. Di

Indonesia, Rupiah merupakan alat pembayaran yang sah. Uang rupiah

dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

b. Berbagai Jenis Uang

a) Uang Kartal

Zaman dahulu uang terbuat dari kulit hewan, tembaga, perak, dan

emas. Sekarang uang terbuat dari kertas. Kita sekarang mengenal uang

logam dan kertas. Uang logam dan uang kertas dapat kita gunakan

untuk berbelanja.

Uang kartal adalah uang yang berbentuk logam dan kertas. Jadi

uang kartal ini uang yang biasa kita gunakan dalam kehidupan

sehari-hari.28

b) Uang Giral

Perusahaan besar dalam membeli barang tidak menggunakan uang

tunai. Mereka membayar melalui giro di Bank. Perusahaan besar

melakukan jual beli dalam jumlah besar sehingga tidak menggunai

uang tunai, bisa ratusan juta rupiah atau miliyaran. Untuk menghemat

waktu maka pembayaran dilakukan mengguanakan uang giral.

28Muha ad ur’syaba , Il u Pe getahua Sosial , Cv. Arya Duta: Depok h.

(42)

c. Kegunaan Uang

Uang berguna sebagai alat pembayaran yang sah. Kalau kita

menginginkan barang atau layanan harus menggunakan uang.

Uang juga dapat dimanfaatkan untuk ditabung. Manfaat dari menabung

yaitu jika lama-lama menjadi bertambah banyak. Jika sewaktu-waktu

memerlukan uang, kita tinggal mengambil saja.

C.Penelitian Yang Relevan

Hasil-hasil penelitian yang terkait dengan penggunaan metode Numbered

Head Together (NHT) terhadap hasil belajar diantaranya:

1. Andi Irawan dengan judul “Penerapan metode Numbered Head Together untuk

meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep benda dan sifatnya pada siswa

kelas IV SD”. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa setelah diterapkan

metode Numbered Head Together pada mata pelajaran IPA konsep benda dan

sifatnya menunjukkan adanya peningkatan kerja ilmiah siswa.29

2. Anis Masriyah dengan judul “Penerapan metode Numbered Head Together

untuk meningkatkan kemampuan sains permulaan pada anak didik kelompok A TK Negeri Pembina Kota Blitar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan sains permulaan. Pembelajaran dari berpusat

pada guru menjadi berpusat pada anak. perubahan penilaian ke arah yang

komprehensif yang tidak hanya dengan hasil kerja anak, tetapi juga terhadap

pengembangan situasi pembelajaran ke arah yang lebih kondusif.30

3. Habibah dengan judul “pengaruh metode Numbered Head Together terhadap

kemampuan berpikir kratif siswa dalam pembelajaran fisika bernuansa nilai

pada konsep cahaya”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan

metode Numbered Head Together dengan siswa yang diajar secara

29

Nurul Ulum, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Benda dan Sifatnya Pada Siswa Kelas IV SD, 2012, (http://library.um.ac.id).

30

Anis Masriyah, Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan sains permulaan pada anak didik kelompok A TK Negeri Pembina kota Blitar , 2012,

(43)

konvensional. Hal ini berarti bahwa adanya peningkatan kemampuan berpikir

kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan metode Numbered Head

Together sebagai salah satu metode dalam belajar.31

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan alur berpikir yang telah dikemukakan,

maka hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh metode NHT terhadap

hasil belajar IPS siswa.

31

(44)

29

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul’Huda Bogor

pada kelasIII Semeter Genap, 4 x pertemuan tahun pelajaran 2013/ 2014.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Number Head

Together, karena kelompok uji coba (eksperimen) dan kelompok pembanding

(kontrol) tidak dipilih secara acak. Kedua kelompok sudah ada sebelumnya, dan

tidak ada pengubahan perlakuan. Metode ini dipilih karena tujuan utama

penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu

perlakuan (treatment).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control Group

Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu

kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada

kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok Eksperimen diberikan

perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode NHT, sedangkan kelompok

kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan,

kedua kelas diberikan posttest. Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat

[image:44.595.114.512.615.681.2]

pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

A T1 X T2

B T1 Y T2

Keterangan:

(45)

T1 : pemberian pretest

T2 : pemberian posttest

X : penerapan metode eksperimen Y : pembelajaran konvensional

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1 Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa-siswi kelas III Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul’Huda tahun pelajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 2 kelas, dimana 1 kelas terdiri dari 45 siswa.

2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.2 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2

kelompok, yaitu:

a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat

pembelajaran IPS menggunakan Number Head Toghter. Sampel yang

terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas III A yang

berjumlah 45 siswa.

b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapat

pembelajaran IPS tanpa menggunakan metode eksperimen. Sampel

yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah siswa kelas III B yang

berjumlah 45 siswa.

3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

saturation sampling, yaitu pengambilan sampel dengan mengikut sertakan

semua anggota populasi sebagai sampel penelitian

E.Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebasnya adalah Number Head Togther, sedangkan variabel

terikatnya adalah hasil belajar siswa.

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), ed. Revisi V, cet. 12, h. 108

2

(46)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

cara-cara memperoleh data yang dipergunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini

teknik pengumpulan data dengan cara memberikan tes awal yang dilakukan

sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) pada kedua

kelas yaitu kelas Number Head Together dan kelas kontrol.

G.Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes

berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan

D pada konsep Mengenal Uang. Tes disusun berdasarkan indikator yang

disesuaikan dengan KTSP, skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah

bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan KTSP

b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

c. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian

d. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing

e. Melakukan uji coba instrumen

H. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas

instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini

uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas Number Head Together dan kelas

kontrol, yaitu kelas III Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul’Huda Tenjo. Setelah

melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji

(47)

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu

instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes yang

digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor siswa

untuk tiap butir soal dengan skor total. P

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Interprestasi Reliabilitas
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan..  Sebagai contoh, sebuah

Scanned by CamScanner... Scanned

Pertama , periode diskursus kenabian ( Prophetic Discourse ), di mana al-Qur’an lebih suci, lebih autentik, dan lebih dapat dipercaya dibanding ketika dalam bentuk

Hasil survei yang didapat menunjukan bahwa potensi lokal yang terdapat di wilayah Kulon Progo berupa daerah pegunungan, dataran rendah, kawasan hutan mangrove dan

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

If there are multiple resources that are being provided because of a single RFI, then a has-a association could help to identify which RFIs are addressed by which

WIB, bertempat di Ruang rapat Politeknik KP Bitung, dengan calon penyedia yang telah mendaftar. sebanyak 15

Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang akademik sehingga mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang handal, berdaya saing, cerdas, inovatif