• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. SMART Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. SMART Tbk"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRESS KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN

(Pada Perusahaan PT. SMART Tbk Sumatera Utara)

OLEH

INDRAWANSYAH MAULANA

080503147

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH STRESS KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

PT. SMART Tbk SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis apakah stress kerja dan motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. SMART Tbk Sumatera Utara.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian penjelasan ( eksplanatory ). Metode pengumpulan datanya adalah dengan mempergunakan kuesioner. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis bagaimana pengaruh stress kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di PT. SMART Tbk Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa hasil uji F dengan nilai 18,99 menunjukkan bahwa variable yang terdiri dari stress kerja dan motivasi kerja dapat mengestimasi kinerja karyawan pada PT. SMART Tbk Sumatera Utara. Hasil uji signifikan t ( uji t ) menyatakan bahwa variabel stress kerja ( X1 ) dan motivasi kerja ( X2 ) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan ( Y ) pada PT. SMART Tbk Sumatera Utara. Berdasarkan pengujian bahwa hubungan antara stress kerja dan motivasi kerja mempunyai hubungan cukup erat. Dan tingkat kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh motivasi kerja dan lingkungan kerja, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

THE IMPACT OF JOB STRESS AND WORK MOTIVATION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PT. SMART Tbk NORTH SUMATERA

The research objective is to analyze whether the stress of work and work motivation has an influence on the performance of employees at PT. SMART Tbk North Sumatra.

The method of analysis used in this study is a research method explanations (explanatory). Data collection method is by using questionnaires. The formulation of the problem in this research is to investigate and analyze how the effect of work stress and work motivation on employee performance in PT. SMART Tbk North Sumatra.

The results of this study showed that the F test results indicate that the value 18.99 variable consisting of the stress of work and motivation can estimate the performance of employees at PT. SMART Tbk North Sumatra. Significant assay results t (t test) states that job stress variable (X1) and motivation (X2) has a positive and significant influence on employee performance (Y) at PT. SMART Tbk North Sumatra. Based on the testing that the relationship between job stress and work motivation has pretty close ties. And the level of employee performance can be explained by the motivation and work environment, while the rest can be explained by other factors not examined in this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja terhadap

Kinerja Karyawan PT. SMART Tbk”. Penulis telah banyak menerima bimbingan,

saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Allah SWT dan

kepada kedua orang tua (Irhamsyah Zulkifli dan Nurce Pohan) beserta semua pihak

yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan

Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi

dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penulisan skripsi

ini.

(5)

6. Terima kasih yang tidak pernah putus penulis ucapkan kepada abang (Ibrahim

Syahputra ) dan seluruh keluarga yang telah banyak membantu dan

mendukung penulis. Serta teman-teman penulis terkhusus buat Halida yang

telah menjadi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

semua Akuntansi angkatan 2008, dan orang-orang yang selalu berada

dibelakang penulis yang membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Desember 2012 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Karyawan ... 8

2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan ... 8

2.1.2 Penilaian Kinerja ... ... 9

2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja ... 9

2.1.4 Manfaat Penilaian Kinerja ... 10

2.1.5 Pelaku Penilaian Kinerja ... 12

2.2 Stress Kerja ... 13

2.2.1 Pengertian Stress Kerja ... 13

2.2.2 Faktor Penyebab Stress Kerja ... 14

2.2.3 Penanganan Stress Kerja ... .... 16

2.3 Motivasi Kerja ... ... 19

2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja ... ... 19

2.3.2 Faktor-faktor Motivasi ... 21

2.3.3 Jenis-jenis Motivasi ... 23

2.3.4 Proses Motivasi ... 24

2.3.5 Teori-teori Motivasi ... 24

2.4 Penelitian Terdahulu ... 28

2.5 Kerangka Konseptual... 29

2.6 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Lokasi Penelitian ... 31

(7)

3.3 Jadwal Penelitian ... 32

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Variabel Penelitian ... 32

3.4.1 Defenisi Variabel ... 32

3.5 Populasi dan Sample Penelitian ... 35

3.6 Jenis Data ... 36

3.7 Metode Pengumpulan Data... 36

3.8 Uji Validitas dan Reabilitas ... 37

3.8.1 Uji Validitas ... 37

3.8.2 Uji Reabilitas ... 38

3.9 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.9.1 Uji Normalitas ... 39

3.9.2 Uji Multikoloneritas... 39

3.9.3 Uji Heteroskedasitas ... 40

3.10 Pengujian Hipotesis ... 41

3.10.1 Uji F (F-test) ... 41

3.10.2 Uji T (T-test) ... 41

3.10.3 Uji Regresi Linier Berganda ... 42

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. SMART Tbk ... 44

4.2 Uji Validitas dan Reabilitas ... 45

4.2.1 Uji Validitas ... 45

4.2.2 Uji Reabilitas ... 51

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 53

4.3.1 Uji Normalitas ... 53

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 56

4.3.3 Uji Heterokedasitas ... 57

4.4 Uji Hipotesis ... 58

4.4.1 Uji F (F-test) ... 59

4.4.2 Uji T (T-test) ... 60

4.4.3 Uji Regresi Linier Berganda ... 61

4.5 Hasil Skala Likert ... 64

4.6 Pembahasan…… ... 67

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 69

5.3 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 29

Gambar 4.1 Histogram ... 54

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 55

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 28

Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Defenisi Operasional variabel ... 34

Tabel 4.1 Uji Validitas Stress Kerja ... 46

Tabel 4.2 Uji Validitas Stress Kerja 2 ... 47

Tabel 4.3 Uji Validitas Motivasi Kerja ... 48

Tabel 4.4 Uji Validitas Kinerja Karyawan ... 49

Tabel 4.5 Uji Validitas Kinerja Karyawan 2 ... 50

Tabel 4.6 Uji Validitas Kinerja Karyawan 3 ... 51

Tabel 4.7 Uji Reabilitas Stress Kerja ... 52

Tabel 4.8 Uji Reabilitas Motivasi Kerja ... 52

Tabel 4.9 Uji Reabilitas Kinerja Karyawan ... 53

Tabel 4.10 Uji Kolmogrov-smirnov ... 56

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas ... 57

Tabel 4.12 Uji F (F-test)... 59

Tabel 4.13 Uji T (T-test) ... 60

Tabel 4.14 Uji Regresi Linier Berganda ... 62

Tabel 4.15 Skala Likert Stress Kerja ... 64

Tabel 4.16 Skala Likert Motivasi Kerja ... 65

Tabel 4.17 Skala Likert Kinerja Karyawan... 66

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

(11)

ABSTRAK

PENGARUH STRESS KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

PT. SMART Tbk SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis apakah stress kerja dan motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. SMART Tbk Sumatera Utara.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian penjelasan ( eksplanatory ). Metode pengumpulan datanya adalah dengan mempergunakan kuesioner. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis bagaimana pengaruh stress kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di PT. SMART Tbk Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa hasil uji F dengan nilai 18,99 menunjukkan bahwa variable yang terdiri dari stress kerja dan motivasi kerja dapat mengestimasi kinerja karyawan pada PT. SMART Tbk Sumatera Utara. Hasil uji signifikan t ( uji t ) menyatakan bahwa variabel stress kerja ( X1 ) dan motivasi kerja ( X2 ) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan ( Y ) pada PT. SMART Tbk Sumatera Utara. Berdasarkan pengujian bahwa hubungan antara stress kerja dan motivasi kerja mempunyai hubungan cukup erat. Dan tingkat kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh motivasi kerja dan lingkungan kerja, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

THE IMPACT OF JOB STRESS AND WORK MOTIVATION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PT. SMART Tbk NORTH SUMATERA

The research objective is to analyze whether the stress of work and work motivation has an influence on the performance of employees at PT. SMART Tbk North Sumatra.

The method of analysis used in this study is a research method explanations (explanatory). Data collection method is by using questionnaires. The formulation of the problem in this research is to investigate and analyze how the effect of work stress and work motivation on employee performance in PT. SMART Tbk North Sumatra.

The results of this study showed that the F test results indicate that the value 18.99 variable consisting of the stress of work and motivation can estimate the performance of employees at PT. SMART Tbk North Sumatra. Significant assay results t (t test) states that job stress variable (X1) and motivation (X2) has a positive and significant influence on employee performance (Y) at PT. SMART Tbk North Sumatra. Based on the testing that the relationship between job stress and work motivation has pretty close ties. And the level of employee performance can be explained by the motivation and work environment, while the rest can be explained by other factors not examined in this study.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan sektor ekonomi pesat

mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya dunia usaha serta pertumbuhan bisnis

yang secara tidak langsung memacu perkembangan industri di tanah air.

Dalam dunia usaha yang semakin maju dan berkembang itu tentu banyak pula

perusahaan yang didirikan. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang sama

yaitu mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini kekayaan utama yang paling berharga

dalam suatu negara sesungguhnya adalah sumber daya manusia. Karena itu SDM

dijadikan subyek pembangunan bukan objek pembangunan.

Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola dan memanfaatkan antara

perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain agar mampu bersaing secara

sehat. Hal ini membuat persaingan antara perusahaan berusaha meningkatkan

kinerjanya semaksimal mungkin agar dapat memenangkan persaingan. Hal ini

merupakan tantangan yang sangat menarik sekaligus merupakan sumber stress yang

cukup berat. Sehingga bisa dikatakan tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari

rasa was-was, lemas ketegangan atau stress yang sering terjadi dalam lingkungan

perusahaan (pekerjaan), pergaulan sosial bahkan dalam kehidupan rumah tangga.

PT. SMART Tbk, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang

industri pengelolaan kelapa sawit. PT. SMART Tbk, memiliki beberapa cabang

(14)

sumatera selatan, jawa barat, jawa tengah, DKI jakarta, kalimantan timur, Sulawesi

utara dan irian jaya. Sedangkan pusatnya berada di jawa tengah. Didalam satu kota

cabang perusahaan terdapat karyawan yang bisa dikatakan sangat banyak yang

bertugas didalam kantor atau dilapangan. Dimana setiap bagian atau disetiap daerah

tertentu masih dibagi lagi menjadi beberapa team atau kelompok yang akan diberikan

tugas/ pekerjaan yang harus ditangani oleh karyawan – karyawan yang berpotensi.

Dalam pencapaian target, perusahaan member ketentuan bahwa perusahaan akan

meningkatkan target penjualan dalam setiap tahunnya. Namun jika dilihat dari target

yang sudah dilakukan oleh perusahaan ada beberapa realisasi yang tidak sesuai

dengan harapan perusahaan dalam mendapatkan target penjualan yang seimbang

setiap tahunnya.

Dengan demikian diketahui bahwa realisasi penjualan bisa mengalami kenaikan

atau penurunan. Kenaikan ataupun penurunan realisasi penjualan tersebut bisa

disebabkan oleh beberapa faktor kendala yang timbul dari luar ataupun dari dalam

perusahaan. Beberapa faktor kendala yang berasal dari luar perusahaan yaitu cuaca,

hama, pendistribusian yang tersendat dari kebun kelapa sawit ke tempat pengolahan,

dan sebagainya.

Stress Kerja

Didalam pemasaran, juga terdapat banyak kendala dalam mencapai realisasi dari

target penjualan seperti yang ditentukan oleh perusahaan. Apabila terjadi kendala

(15)

dan hanya mendapat gaji pokok perbulan saja, ditambah lagi dengan rasa khawatir

dan was-was jika menghadapi amarah pimpinan atau manajer apabila mengetahui

bahwa realisasi penjualan yang masuk atau yang diperoleh tidak sesuai dan jauh dari

target penjualan yang telah ditentukan.

Permasalahan-permasalahan yang seperti itulah yang dapat menimbukan atau

mengakibatkan adanya stress.

Stress adalah suatu keadaan atau tanggapan yang kapasitasnya diluar kemampuan

seseorang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor baik didalam maupun diluar

pekerjaannya. Dalam kondisi dunia usaha semacam ini, maka banyak tekanan dari

dalam maupun luar perusahaan, dimana kondisi karyawan rentan terhadap stress . di

lain pihak, perusahaan juga sangat membutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan professional untuk tetap bertahan dalam persaingan yang semakin

ketat. Hal-hal seperti itulah yang seringkali menyebabkan karyawan-karyawan

merasa malas atau jenuh dengan keadaan yang ada sehingga karyawan tersebut sering

absen dengan berbagai alasan.

Hal ini dikarenakan adanya tekanan-tekanan yang menuntut karyawan untuk

merealisasikan target penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan, sebagai

imbalan-imbalan baik dalam bentuk kompensasi ataupun kebijakan yang mereka

peroleh dari perusahaan dianggap belum sesuai dengan kertas kerja yang mereka

(16)

tidak hadir, dan kebanyakan karyawan tersebut mempunyai kegiatan lain sebagai

pekerjaan sampingan dan mendapat pendapatan tambahan.

Dalam keadaan stress banyak orang yang tidak mampu membuat prioritas dan

mengambil keputusan, mereka mengerjakan tugas atau pekerjaan dengan tidak yakin

dan banyak membuat kesalahan, bahkan beban stress yang berlebihan dapat membuat

kondisi tubuh seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Oleh karena itu

masalah stress kerja dan kesehatan mental karyawan perlu mendapat perhatian yang

cukup serius dari pihak perusahaan. Selain itu juga dengan didasari adanya perbedaan

kepribadian, persepsi dan tujuan dari masing-masing individu yang menjadi

karyawan dalam sebuah perusahaan tersebut sehingga reaksi yang timbul apabila

terjadi masalah stress juga akan berbeda.

Motivasi Kerja

Motivasi kerja sangat penting bagi dunia usaha, karena dengan motivasi kerja

yang tinggi maka produktivitas yang tinggi dapat dicapai. Motivasi dapat diciptakan

atau ditingkatkan dengan kemampuan manajemen dalam memenuhi kebutuhan

pegawai, memberikan perhatian terhadap bawahannya dan menganggap pegawai

sebagai insan yang tidak semata-mata sebagai karyawan.

Faktor yang mempengaruhi banyak yang beragam, semakin banyak faktor kerja

yang mempengaruhi motivasi kerja terpenuhi, maka semakin tinggi semangat kerja

(17)

Karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan adalah salah satu faktor

motivasi dari faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi seseorang. Karakteristik

individu mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dan perilaku untuk

memuaskan kebutuhannya, sedangkan karakteristik pekerjaan merupakan suatu

kontributor penting bagi kepuasan kerja melalui penilaian karyawan tentang seberapa

jauh pekerjaan dapat memuaskan kebutuhan individu.

Menurut Porter dan Miles ( dalam Sucipto, 1997) menjelaskan bahwa

karakteristik individu adalah minat, sikap, dan kebutuhan yang dibawa seseorang

dalam situasi kerja. Selanjutnya dikatakan bahwa karakteristik pekerjaan adalah sifat

dari tugas karyawan dan meliputi jumlah tanggung jawab, macam tugas dan tingkat

kepuasaan yang orang peroleh dari karakteristik pekerjaan itu sendiri. Sebuah

pekerjaan yang secara interistik memuaskan akan lebih memotivasi bagi kebanyakan

orang dari pada sebuah pekerjaan yang tidak memuaskan.

Dengan adanya latar belakang atau fenomena yang telah dijelaskan maka peneliti

ingin mengulas mengenai apa sebenarnyayang menyebabkan atau mengakibatkan

timbulnya stress kerja di dalam diri karyawan, yaitu dengan mengulasnya dalam judul

:

“Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT.

SMART Tbk Sumatera Utara”.

Dan untuk selanjutnya diharapkan akan tercipta hubungan timbal balik yang

(18)

menimbulkan rasa memiliki tanggung jawab dan loyalitas yang bagus terhadap

kinerja karyawan dan perusahaan.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskam diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana pengaruh stress kerja dan motivasi kerja secara simultan terhadap

kinerja karyawan PT. SMART Tbk Sumatera Utara?

2. Bagaimana pengaruh stress kerja dan motivasi kerja secara parsial terhadap

kinerja karyawan PT. SMART Tbk Sumatera Utara?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan-tujuan dalam penyusunan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh stress kerja dan motivasi kerja secara simultan

terhadap kinerja karyawan PT. SMART Tbk Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh stress kerja dan motivasi kerja secara parsial

terhadap kinerja karyawan PT. SMART Tbk Sumatera Utara

1.4 Manfaat penelitian

Dalam penelitian ini dapat diambil beberapa manfaat yang diharapkan bisa

berguna bagi beberapa pihak diantaranya adalah:

(19)

Peneliti akan lebih memahami hal-hal yang berkaitan dan sekaligus yang

menyebabkan stress kerja karyawan. Khususnya mengenai masalah hubungan

stress kerja dan motivasi dan kinerja karyawan dalam berperilaku.

2. Motivasi dan kinerja karyawan ( dari sudut pandang manajemen) sehingga

nantinya diharapkan dapat diambil langkah-langkah perbaikan sebagai usaha

peningkatan mutu sumber daya manusia.

3. Bagi ilmu pengetahuan

Untuk menjadi tambahan ilmu dalam bidang manajemen sumber daya

manusia, khusunya pada bidang stress kerja terhadap kinerja karyawan dan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja Karyawan

2.1.1.Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing

– masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara

legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral atau etika (

Prawirosentono:1999). Kinerja pegawai adalah suatu tindakan yang dilakukan

karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilakukan perusahaan

(Handoko:1995). Menurut Gibson (1997), mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari

pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi seperti: kualitas, efisiensi dan

kriteria efektivitas kerja lainnya. Pengertian kinerja adalah hasil kerja kualitas dan

kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikannya, Menurut (Mankunegara:2000). Menurut

(Henry Simamora:1997) dalam buku yang berjudul Manajemen Sumber Daya

Manusia, kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai

persyaratan-persyaratan pekerjaan.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan pada dasarnya, kinerja merupakan apa

(21)

perusahaan dimana ia bekerja. Kinerja dapat berjalan dengan baik apabila karyawan

mendapatkan apa yang ia inginkan dari perusahaan seperti gaji atau upah yang baik

diterima dari perusahaan, mendapatkan perlakuan yang sama didalam perusahaan,

lingkungan kerja yang aman, mendapatkan pelatihan serta pengembangan dalam

bekerja dan dapat mendapatkan posisi atau penempatan yang sesuai yang ia

inginkan sesuai dengan keahlian yang ia peroleh serta mendapat tunjangan yang

mana diperlukannya disaat hari tua, sakit, dan jabatannya.

2.1.2. Penilaian Kinerja

Yang dimaksud penilaian kinerja adalah proses pengukuran kinerja

karayawan. Adapun yang dimaksud dengan perkataan diatas adalah bagaimana

perusahaan dapat melihat dan menilai kinerja yang dilakukan karyawan telah

bekerja dengan baik atau tidak didalam perusahaan tersebut.

Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja

karayawan menurut Henry Simamora adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik situasi.

2. Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar kinerja pekerjaan.

3. Tujuan-tujuan penilaian pekerjaan.

4. Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi.

2.1.3.Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan diadakannya penilaian kinerja terhadap karyawan dapat kita bagi

(22)

1. Tujuan Evaluasi.

Seorang manajer menilai masa lalu seorang karyawan dengan

menggunakan rating deskriptif untuk menilai kinerja dengan data tersebut

sehingga dapat berguna untuk pengambilan keputusan seperti promosi,

demosi, terminasi serta kompensasi.

2. Tujuan Pengembangan.

Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan

dimasa yang akan datang. Sedangkan tujuan pokok dari sistem penilaian

karyawan adalah: sesuatu yang menghasilkan informasi yang valid dan

berkenaan terhadap perilaku dan kinerja anggota organisasi atau

perusahaan.

2.1.4. Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan

Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam bidang ini sependapat

bahwa penilaian ini merupakan proses yang sangat penting bagi pengermbangan

karyawan tersebut kedepannya. Hal ini juga sangat penting bagi perusahaan yang

mana tempat karyawan tersebut bekerja.

Manfaat penilaian bagi karyawan merupakan umpan balik atau sebagai tolak

ukur dimana dapat menilai bagaimana kelebihan, kemampuan, kekurangan serta

potensi yang nantinya bermamfaat untuk menunjukkan tujuan, jalur, serta rencana

(23)

Manfaat penilaian bagi perusahaan merupakan hasil penilaian nantinya dapat

digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan berbagai macam hal seperti

identifikasi, kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekruitment, seleksi,

program pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek

lainnya secara efektif.

Manfaat penelitian bagi penilai adalah untuk memperbaiki adanya sistem yang

salah didalam perusahaan sehingga dapat menjadi perbandingan yang akan ditelaah

oleh perusahan untuk kedepannya agar lebih baik lagi, seperti komunikasi yang

buruk terhadap karyawan, meningkatkan motivasi terhadap karyawan,

meningkatkan pandangan tugas-tugas yang telah diterima karyawan serta

memperbaiki simpul unit-unit didalam perusahaan.

Unsur-unsur yang digunakan dalam menilai kinerja yang telah diberikan oleh

karyawan adalah sebagai berikut:

1. Prestasi.

2. Kreativitas

3. Kedisiplinan

4. Tanggung jawab

5. Kecakapan

6. Bekerja sama

(24)

Menurut (Robbins:2006) dalam penilaian kinerja terdapat beberapa pilihan

dalam penentuan mengenai yang sebaiknya melakukan penilaian tersebut antara lain

:

1. Atasan langsung

Semua hasil evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah pada

umumnya dilakukan oleh atasan langsumg karyawan tersebut.

2. Rekan sekerja

Evaluasi ini merupakan salah satu sumber paling handal dari penilaian.

Alasan rekan sekerja yang tindakan dimana interaksi sehari-hari memberi

pandangan menyeluruh terhadap kinerja dalam pekerjaannya.

3. Pengevaluasi diri sendiri

Mengevaluasi kinerja mereka sendiri apakah sudah konsisiten dengan

nilai-nilai, dengan sukarela dan pemberian kuasa.

4. Bawahan langsung

Evaluasi bawahan langsung dapat memberikan informasi yang tepat dan

rinci mengenai perilaku seorang manajer, karena lazimnya penilaian yang

mempunyai kontak yang sering dinilai.

5. Pendekatan menyeluruh

Pendekatan ini memberikan umpan balik kinerja dari lingkungan penuh

kontas sehari-hari yang mungkin dimiliki karyawan, yang disekitar

(25)

2.2. Stress Kerja

2.2.1.Pengertian Stress Kerja

Menurut (Anwar:1993) Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau

rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Dikutip dari

(Bambang Tarupolo:2002), yang mendefinisikan stress kerja adalah sebagai suatu

proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena

pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. “Stress merupakan suatu

kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi

seseorang. Jika seseorang / karyawan mengalami stress yang terlalu besar maka

akan dapat menganggu kemampuan seseorang / karyawan tersebut untuk

menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya”

(Handoko:1997).

(Yoder dan Staudohar:1982) mendefinisikan Stres Kerja adalah “Job stress

refers to a physical or psychological deviation from the normal human state that is

caused by stimuli in the work environment.” yang kurang lebih memiliki arti suatu

tekanan akibat bekerja juga akan mempengaruhi emosi. proses berpikir dan kondisi

fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat

individu tersebut berada (Beehr dan Franz).

Menurut (Pandji Anoraga:2001), stress kerja adalah suatu bentuk tanggapan

seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkunganya

(26)

adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan

individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap

tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan

psikologis atau fisik berlebihan kepada seseorang, (Gibson dan

Kawan-Kawan:1996).

2.2.2. Faktor Penyebab Stress Kerja

Menurut Robbin (2003, pp. 794-798) yang dapat mempengaruhi stress kerja

terhadap karyawan ada 3 hal yaitu:

1. Faktor individu

Faktor individu adalah faktor yang dapat menyebabkan stress kerja terhadap karyawan akan tetapi disebabkan oleh dirinya sendiri, maksudnya disini adalah faktor yang dapat mencakup kehidupan pribadi karyawan tersebut yaitu:

a. masalah keluarga, contoh dari masalah keluarga adalah

ketidakharmonisan rumah tangga, kesulitan pernikahan dan anak yang tidak menurut.

b. karakteristik kepribadian bawaan, contoh dari karakteristik bawaan adalah selalu menghindari masalah, sering menunda-nunda pekerjaan dan selalu mengelak dari pekerjaan.

c. masalah ekonomi pribadi, contoh dari masalah ekonomi pribadi

adalah terlilit hutang. 2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan adalah faktor yang berasal dari lingkungan dimana karyawan tersebut bertempat tinggal atau bekerja sehingga menyebabkan pemikiran yang berlebihan terhadap sesuatu dan selalu was-was terhadap sekitarnya sehingga dapat menyebabkan karyawan tersebut stress dalam menghadapi pekerjaannya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan faktor lingkungan yaitu:

a. perubahan situasi bisnis yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. b. ketidakpastian politik.

c. kemajuan teknologi d. terorisme.

(27)

Faktor Organisasi bisa disebut dengan faktor perusahaan yang artinya faktor yang menyebabkan karyawan stress dari dalam perusahaan atau organisasi dimana ia bekerja. Ada beberapa faktor yang menyebabkan faktor organisasi yaitu:

a. tuntutan tugas, merupakan tuntutan untuk mengerjakan semua tugas yang diberikan kepada karyawan secara baik dan benar walaupun tugas tersebut menumpuk untuk dikerjakan atau banyak untuk dikerjakan.

b. tuntutan antar pribadi, maksudnya disini adalah tuntutan yang mana didapat oleh rekan kerja satu tim atau rekan kerja didalam perusahaan yang mana tidak adanya terjalin harmonisasi didalam bekerja sama dalam perusahaan sehingga dapat menyebakan stressnya karyawan tersebut.

c. tuntutan peran, tuntutan peran adalah tuntutan yang diciptakan oleh perusahaan terhadap karyawan yang bersangkutan untuk melakukan yang terbaik dan apabila tidak berjalan dengan baik karyawan dapat dikenakan sanksi seperti hilang jabatan, berkurangnya gaji atau upah, hilangnya bonus bahkan pemecatan terhadap karyawan tersebut. d. struktur organisasi, adalah suatu sistem yang mengatur kebijakan

dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu perusahaan yang mana dapat menyebabkan kesulitan terhadap karyawan tersebut dalam beradaptasi dan menerima kebijakan baik itu bersifat baru maupun lama sehingga dapat menyebabkan tertekannya karyawan atau disebut dengan stress.

2.2.3.Penanganan Stress Kerja

Stress kerja dapat dicegah timbulnya dan tanpa menimbulkan pandangan yang

negatif atau dampak yang negatif terhadap perusahaan. Belajar menanggulangi

stress secara adaplif dan efektif lebih efesien dibandingkan meredam atau

menghadapi stress tersebut.

Karyawan yang sedang stress tidak harus melampiaskannya terhadap bekerja

secara lebih keras atau terus menerus, karena cara ini tidak efektif untuk

menanggulangi stress. Sebelum memasuki tahapan yang lebih jauh, harus

(28)

stress tersebut, gunanya agar seseorang dapat merancang dan mampu memnberikan

solusi terhadap segala masalah yang muncul terutama yang dapat menyebabkan

stress ditempat kerja.

Maka sesuai dengan pernyataan diatas, perlu penanggan yang khusus dalam

menghadapi stress dalam bekerja yaitu melalui pendekatan organisasi, pendekatan

organisasi bertujuan untuk melihat tingkat stress seorang karyawan agar dapat

diberikan solusi sehingga dapat menjalankan aktivitasnya di perusahaan atau

organisasi dengan baik. Pendekatan organisasi terbagi menjadi dua bagian yaitu:

1. pendekatan individual

Yaitu pendekatan yang mana karyawan tersebut berusaha sendiri agar

dapat mengurangi level stressnya. Strategi dalam melaksanakan pendekatan

individual terbagi menjadi tiga:

a. latihan fisik, dengan latihan fisik yang baik dapat meningkatkan

stamina tubuh agar dapat mengatasi tugas yang berat.

b. latihan relaksasi, tujuannya agar dapat lebih santai dalam mengahadapi

masalah.

c. pengelolaan waktu, tujuan dari pengelolaan waktu adalah agar

seseorang dapat mengefesienkan waktu secara optimal dan baik

(29)

d. dukungan sosial, artinya dengan adanya dukungan dari berbagai pihak

maka seseorang dapat termotivasi untuk menyelesaikan sesuatu dengan

baik.

2. pendekatan organisasional

Pendekatan organisasional adalah pendekatan yang dilakukan perusahaan

atau organisasi dalam mencegah dan mengatasi stress kerja yang dihadapi

oleh karyawannya. Dalam pendekatan ini ada bermacam-macam strategi

yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan, akan tetapi secara umum

strategi ini dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:

a. Strategi penangganan individual, strategi yang mana dimaksudkan

untuk dikembangkan dan diatasi sendiri seperti; melakukan perubahan

reaksi perilaku secara kognitif, melakukan relaksasi dan meditasi serta

melakukan diet dan fitnes.

b. Strategi-strategi penanganan organisasional, yaitu strategi yang telah

didesain dan dibuat oleh manajemen perusahaan yang mana tujuannya

untuk menekan tingkat stress individual bahkan menghentikannya

seperti; menciptakan iklim organisasi yang mendukung, mengurangi

konflik dan mengklarifikasi peran organisasional, rencana dan

pengembangan jalur karir beserta menyediakan konseling, serta

(30)

c. Strategi dukungan sosial, untuk mengatasi stress diperlukannya

dukungan sosial untuk memotivasi karyawan untuk lebih baik. Cara

medukungnya adalah dengan berkomunikasi yang baik terhadapnya.

Ada tiga pola dalam mengatasi stress, yaitu pola sehat, pola harmonis, dan

pola psikologis (Mangkunegara, 2002:158-159):

1. Pola sehat

Pola sehat adalah pola menghadapi stress yang terbaik yaitu dengan kemampuan mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stress tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat dan berkembang. Mereka yang tergolong kelompok ini biasanya mampu mengelola waktu dan kesibukan dengan cara yang baik dan teratur sehingga ia tidak perlu merasa ada sesuatu yang menekan, meskipun sebenamya tantangan dan tekanan cukup banyak.

2. Pola harmonis

Pola harmonis adalah pola menghadapi stress dengan kemampuan mengelola waktu dan kegiatan secara harmonis dan tidak menimbulkan berbagai hambatan. Dengan pola ini, individu mampu mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu secara teratur. Individu tersebut selalu menghadapi tugas secara tepat, dan kalau perlu ia mendelegasikan tugas-tugas tertentu kepada orang lain dengan memberikan kepercayaan penuh. Dengan demikian, akan terjadi keharmonisan dan keseimbangan antara tekanan yang diterima dengan reaksi yang diberikan. Demikian juga terhadap keharmonisan antara dirinya dan lingkungan.

3. Pola patologis.

(31)

2.3 Motivasi Kerja

2.3.1.Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi pada dasarnya berasal dari bahasa latin yaitu ”Movere” yang artinya

”bergerak”. Berdasarkan kata tersebut, maka lahirlah berbagai definisi tentang

motivasi. Pertama defenisi yang diberikan oleh (Hasibuan:1999) menyebutkan

bahwa motivasi kerja adalah pemberian yang menciptakan kegairahan kerja

seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan

segala upayanya untuk mencapai kepuasan.

Senada dengan defenisi diatas maka, menurut (Siagian:1995) memiliki tiga

komponen utama, yaitu :

1. Kebutuhan.

Kebutuhan timbul dalam diri seseorang apabila orang tersebut merasa ada kekurangan dari dalam dirinya. Menurut pengertian homeostatik, kebutuhan timbul atau diciptakan apabila dirasakan adanya ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki, baik dalam arti fisiologis maupun psikologis.

2. Dorongan

Usaha untuk mengatasi ketidakseimbangan biasanya menimbulkan dorongan. Hal tersebut merupakan usaha pemenuhan kekurangan secara terarah yang berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang yang dapat bersumber dari dalam maupun dari luar diri orang tersebut.

3. Tujuan

(32)

menyelaraskan kebutuhannya dengan kebutuhan organisasi. Motivasi merupakan proses psikologi yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-directed behavior (Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, 2001:205).

Jadi dapat disimpulkan menurut (Masuri Tahili:2010) bahwa motivasi kerja

adalah:

1. motivasi kerja merupakan bagian yang urgen atau penting dalam suatu organisasi yang mana berfungsi sebagai alat atau tujan atau sasaran yang ingin dicapai.

2. motivasi kerja mengandung dua tujan utama dari individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan organisasi.

3. motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala didalam diri seseorang itu memeiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi.

Menurut Prof Dr. Sondang P. Siagian, MPA dalam bukunya, teori motivasi

dan aplikasinya, mengatakan bahwa :

Yang dimaksud dengan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dalamnya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi jawabannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya”

Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

merupakan dorongan terhadap serangkaian proses prilaku manusia pada pencapaian

tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur

membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas, bersifat

terus-menerus dan adanya tujuan.

(33)

Dikutip oleh (Martharia Gellerman:1999) menyatakan bahwa faktor-faktor

motivasi kerja yang paling kuat adalah terpenuhinya kebutuhan dasar untuk

mempertahankan hidup yaitu makan, minum, tempat tinggal, dan sejenisnya.

Kemudian kebutuhannya meningkat yaitu keinginan untuk mendapatkan keamanan

hidup. Untuk meningkatkan kinerja pegawai, organisasi perlu melakukan perbaikan

kinerja.

Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologi yang terjadi pada diri

seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, disamping faktor ekstern seperti

tempat tinggal juga sangat ditentukan faktor–faktor intern yang melekat pada setiap

orang atau bawahan seperti usia, tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman masa

lampau, keinginan atau harapan masa depan. Dalam hubungan ini ada beberapa

pandangan atau pendapat :

1. Motivasi merupakan suatu determinan penting bagi kinerja individual.

Jelas kiranya, bahwa ia bukan satu-satunya determinan, karena masih ada

variabel-variabel lain yang turut mempengaruhinya seperti usia,

pengalaman (kerja) sebelumnya, pendidikan, pelatihan

2. Menurut Lyman porter dan Raymond miles ada 3 (tiga) faktor utama

yang berpengaruh pada motivasi yaitu ciri-ciri pribadi seseorang, tingkat dan jenis pekerjaan, lingkungan kerja

3. Sumber lain mengungkapkan bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu

(34)

meliputi individu dengan segala tingkah lakunya, situasi dimana individu

bekerja, proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing–masing

individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya, pengaruh yang datang dari

berbagai pihak, reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu, perilaku

atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu, timbulnya persepsi dan

bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan.

4. Tekanan Psikologis, Di samping hal hal yang dikemukakan diatas apabila kita amati secara cermat dalam kehidupan organisasi. Para bawahan tidak

selalu berprilaku sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

atau menuruti keinginan pimpinannya. Apabila hal ini terjadi berarti ada

sebab sebab yang biasanya ditimbulkan oleh adanya tekanan–tekanan

batin atau psikologis. Dan akibatnya akan mempengaruhi prilaku mereka

sehingga akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Lingkungan pekerjaan diduga merupakan factor yang dapat menyebabkan

timbulnya tekanan psikologis. Tekanan psikologis tampil kedalam berbagai variasi

seperti : rasa kecemasan, perasaan tegang, rasa khawatir, tersinggung, merasa tidak

diperhatikan dan sebagainya. Akibat lebih jauh daripada tekanan psikologis tersebut

bisa merusak rasa kebersamaan dan keutuhan kehidupan organisasi. Apabila hal ini

terjadi berarti derajat tekanan psikologis sudah sampai pada tingkat gawat dan

(35)

2.3.3.Jenis-Jenis Motivasi

Atas dasar asal dorongan, motivasi dapat dibedakan menjadi dua (Ismail dan

Prawironegoro, 2009 : 41) yaitu :

1. Extrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa faktor-faktor dari luar diri. Faktor pendorong yang berasal dari luar diri manusia misalnya harapan akan karir, gaji, bonus dan penghargaan masyarakat. 2. Intrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa

faktor-faktor yang berasal dari dalam dirinya. Faktor-faktor-faktor intrinsik dalam diri seseorang itu adalah nilai-nilai hidup yang dihayati dengan sepenuh jiwa. Misalnya hidup untuk bekerja, bekerja adalah dalam rangka ibadah, atau bekerja adalah jati diri, sikap hidup pantang menyerah dan lain sebagainya.

Tingkatan motivasi kerja seseorang akan berbeda satu dengan lainnya

tergantung seberapa tinggi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dapat

mempengaruhi perilakunya. Namun peningkatan motivasi dapat dilakukan dengan

pelatihan-pelatihan motivasi dalam rangka penyegaran dan penyadaran kembali arti

penting untuk apa seseorang bekerja. Maka menjadi kewajiban manajemen untuk

menjaga motivasi berprestasi karyawan dan para manajer.

2.3.4.Proses Motivasi

Menurut (Jeffrey et. al. dalam Suryani, 2008:27) proses motivasi terjadi

karena adanya kebutuhan, keinginan maupun harapan yang tidak terpenuhi yang

menyebabkan timbuhiya ketegangan. Pada tingkat tertentu ketegangan ini akan

berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan suatu perilaku tertentu

guna memenuhi kebutuhan, keinginan dan hasratnya tersebut yang pada akhirnya

(36)

2.3.5.Teori-Teori Motivasi

Berkaitan dengan peningkatan motivasi ini, penulis mencoba menjelaskan

mengenai teori motivasi dan kebutuhan menurut pendapat beberapa sarjana antara

lain :

1. Teori Abraham Maslow

Abraham Maslow telah mengembangkan sutau konsep teori motivasi

yang dikenal dengan hirarki kebutuhan atau kebutuhan berjenjang.

Menurut Maslow, nampaknya ada semacam hierarki yang mengatur

dengan sendirinya kebutuhan-kebutuhan itu. Maslow berasumsi bahwa :

a. Kebutuhan orang menurut kepentingan. Mulai kebutuhan dasar sampai kebutuhan puncak.

b. Orang tidak memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi bila yang lebih rendah belum terpenuhi.

c. Setiap orang mempunyai 5 kebutuhan secara berjenjang, manusia mempunyai lima tingkat atau hirarki kebutuhan yaitu :

1) Kebutuhan fisiologikal

2) Kebutuhan keamanan, fisik, mental, psikis dan intelektual 3) Kebutuhan social

4) Kebutuhan prestise yang tercermin dalam simbol status

5) Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga menjadi kemampuan yang nyata.

2. Teori David McClelland

David McClelland menyatakan bahwa pada hakekatnya manusia itu

mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain.

(37)

yang berbeda dan dapat dibedakan dari kebutuhan–kebutuhan lainnya.

Seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia

mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang berprestasi

lebih baik dari karya dan prestasi orang lain. David McClelland

mengemukakan tiga jenis kebutuhan yaitu :

a. Need for Achievment (nAch) yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan rasa tanggung jawab untuk memecahkan masalah. Misalnya seorang pegawai mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi cendrung berani mengambil resiko.

b. Need for Affiliation (nAff), yaitu kebutuhan untuk berafiliasi, merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada sama dengan orang lain dan tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.

c. Need for Power (nPow), yaitu kebutuhan akan kekuasaan merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas, untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.

3. Teori Frederick Herzberg

Pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya di pengaruhi oleh dua faktor

utama yang merupakan kebutuhan, herzberg mengembangkan Two factor

theory berdasarkan pada motivators dan hygiene factors. Hygiene factors

merupakan kebutuhan dasar manusia, tidak bersifat memotivasi, tetapi

kegagalan mendapatkannya menyebabkan ketidakpuasan.

4. Teori Douglas Mc Gregor

Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan nyata mengenai

manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negatif, disebut Teori X dan

(38)

2008:225). Menurut Teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh atasan

adalah:

a. Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.

b. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan., mereka harus dipaksa, dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal bila mungkin.

d. Sebagian karyawan menempatkan keamanan diatas faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

5. Teori Evaluasi Kognitif

Merupakan teori yang menyatakan bahwa pemberian

penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan

secara instrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara

keseluruhan (Robbins dan Judge, 2008:233).

6. Teori kaitan Imbalan dengan Prestasi

Dari semua teori yang telah dibahas, disadari bahwa masing-masing

memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu para ahli berusaha

mencari dan menemukan system motivasi yang terbaik dalam arti

menggabung berbagai kelebihan. Model-model tersebut menjadi suatu

model. Para ahli sepakat bahwa model yang paling mencakup

keseluruhannya adalah yang mengaitkan antara imbalan dan prestasi

kerja. Selanjutnya dikemukakan (Robbins dan Judge, 2008:241) bahwa

(39)

yang tetap, contoh yang dilakukan oleh individu lain, bujukan verbal dan

kemunculan.

7. Teori Penguatan

Menurut (Robbins dan Judge, 2008:244), teori ini merupakan teori yang bertentangan dengan teori penentuan tujuan. Teori sebelumnya adalah

sebuah pendekatan kognitif, yang mengemukakan bahwa tujuan-tujuan

seorang individu mengarahkan tindakannya.

Dalam teori penguatan, seseorang mempunyai sebuah pendekatan

perilaku, yang menunjukkan bahwa penguatan mempengaruhi perilaku.

2.4. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai kinerja karyawan yang telah dilakukan :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No

Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 pejabat eselon III pada pemerintah

Varibel Dependen : Prestasi Kerja PT. Junger Farma Distributor di Surabaya.

Variabel

Independen : Stress Kerja

(40)

3

Modelling di PT. Indonesia Steel Tube Work, Semarang.

Variabel

Independen : Stress Kerja

Varibel Dependen : Kinerja Karyawan ( Structural Equation

Sumber : Penelitian Terdahulu

2.5. Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual pada gambar berikut :

H1

H3

H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Oleh Peneliti,2012

(41)

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

(Sugiono:2006). Dalam penelitian ini peneliti mengemukakan hipotesis sebagai

berikut :

H1 : Stress kerja ( X1 ) berpengaruh terhadap aktivitas kinerja karyawan.

H2 : Motivasi kerja ( X2 ) berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas kinerja

karyawan.

H3 : Stress kerja (X1) dan Motivasi kerja (X2) berpengaruh secara simultan

(42)

BAB 3

METODE PENELELITIAN

3.1. Tempat dan Lokasi penelitian

Lokasi penelitian berada di PT. SMART Tbk. Yang terletak dijalan Belmera Baru, Belawan II, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah menggunakan metode penelitian penjelasan

(eksplanatory). Eksplanatory merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana

suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

(43)

3.3.Jadwal Penelitian

Tabel 3.1

Rencana Jadwal Waktu Penelitian

Tahapan

3.4. Varibel Penelitian dan Defenisi Variabel Penelitian

Pengertian variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi akan hal

tersebut, sehingga kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan akan hal tersebut.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (Independen Variabel) dan satu

(44)

3.4.1.Defenisi Variabel Variabel Independen

Variabel Independen, yaitu variabel bebas yang keberadaannya dapat

mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan

positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya. Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Stress Kerja (X1) dan Motivasi Kerja (X2).

1. Stress Kerja (X1) adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh

perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis yang

merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan),

situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis atau fisik

berlebihan kepada seseorang.

2. Motivasi kerja (X2) adalah suatu motif dorongan dari dalam diri yang menimbulkan berbagai kebutuhan dan sikap (attitude) karyawan dalam

menghadapi situasi kerja di perusahaan yang merupakan kondisi atau

energi yang menggerakkan diri karyawan sehingga bekerja dengan mental

yang siap, fisik yang sehat, memahami situasi dan berusaha keras

mencapai target kerja.

Variabel Dependen

Variabel Dependen, yaitu varibel yang bersifat terikat yang keberadaannya

yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang

(45)

Kinerja Karyawan (Y) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing – masing dalam rangka upaya mencapai tujuan oraganisasi

yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

atau etika.

Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Stress Kerja (X1)

Stress Kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis atau fisik berlebihan kepada seseorang.

a. Faktor individu b. Faktor lingkungan c. Faktor organisasi

Likert

Motivasi kerja (X2)

Motivasi kerja adalah suatu motif dorongan dari dalam diri yang menimbulkan berbagai kebutuhan dan sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan yang merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan sehingga bekerja dengan mental yang siap, fisik yang sehat, memahami situasi dan berusaha keras mencapai target kerja.

a. Rasa aman dalam bekerja.

b. Mengembangkan diri dalam berkarir dan memperoleh kemajuan. c. Pemberian

penghargaan.

d. Kebutuhan ekonomis. e. Kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan.

Likert

Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu dan dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang

a. Kecakapan dalam bekerja

b. Kesungguhan dalam bekerja

c. Laporan hasil bekerja d. Pengalaman bekerja e. Semangat dalam bekerja

(46)

akan dikerjakan nya dan bagaimana mengerjakannya selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah ditentukan

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998:130). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Pusat Penelitian Kelapa Sawit yang

berjumlah 350 orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998:131).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan pada Pusat Penelitian Kelapa

Sawit. Tehnik penarikan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Penentuan

jumlah sampel dalam penelitian menggunakan rumus Slovin, dengan rumus sebagai

berikut (Umar, 2001)

) 1

( Ne2 N n

+ =

Dimana:

n = Jumlah sampel

(47)

Populasi (N) sebanyak 350 orang dan tingkat kesalahan (e) sebanyak 10%, maka jumlah sampel adalah:

=

3.6. Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini mempergunakan data primer.

Data primer merupakan data yang diperoleh dari persepsi responden yang diukur dari

mengumpulkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang berhuhubungan atas

variabel-variabel yang akan diteliti terhadap karyawan di PT. SMART Tbk Medan.

Kuesioner (pengumpul data) yang akan diteliti meliputi 3 bagian:

1. meliputi bagian tentang variabel Stress Kerja.

2. meliputi bagian tentang variabel Motivasi Kerja.

3. meliputi bagian tentang variabel Kinerja Karyawan.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode yang akan digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah

menggunakan angket dan kuesioner. Metode ini merupakan metode pengumpulan

data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar

pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya.

Langkah-langkah dalam pengumpulan data primer adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner-kuesioner diberikan langsung kepada semua responden sebanyak

(48)

2. Setelah 1 (satu) minggu peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi

responden.

3. Jika ada responden yang belum mengembalikan daftar pertanyaan tersebut,

maka kepada mereka diberi waktu satu minggu lagi.

4. Setelah batas waktu yang ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh

responden sebanyak 45 orang, maka peneliti akan mengolah data tersebut.

Untuk penskoran dari tiap jawaban yang diberikan oleh responden, peneliti

menentukan sebagai berikut:

a. Untuk jawaban Sangat Setuju responden diberi skor 5

b. Untuk jawaban Setuju responden diberi skor 4

c. Untuk jawaban Cukup Setuju responden diberi skor 3

d. Untuk jawaban Tidak Setuju diberi skor 2

e. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

3.8. Uji Validitas dan Reabilitas. 3.8.1.Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang mengukur tingkat kesahihan dan

kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang memiliki validitas yang tinggi

adalah instrumen yang sahih ataupun valid. Sebaliknya instrumen yang memiliki

validitas yang rendah adalah instrumen yang kurang sahih ataupun valid. Untuk

mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka r yang

(49)

valid, dan apabila rhitung > rtabel maka instrumen dikatakan valid, dan apabila rhitung <

rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid. Uji validitas dapat diperoleh dengan

menggunakan bantuan program aplikasi Software SPSS versi 20.

3.8.2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawaban

tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan

data yang dapat dipercaya. Suatu instrumen pengukuran yang menghasilkan

koefisien alpha cronbach kurang dari 0,6 dipertimbangkan kurang baik, 0,7 dapat

diterima dan diatas 0,8 baik (Aria, 2008:50). Uji reliabilitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan bantuan program aplikasi Software SPSS versi 20.

3.9. Uji Asumsi Klasik 3.9.1.Uji Normalitas

Uji normalitas fungsinya adalah untuk menguji apakah dalam model regresi

atau variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal. Model regresi

yang baik adalah jika distribusi terhadap model adalah normal atau mendekati

normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual tersebut apakah normal

(50)

1. Analisis Grafik

Analisis grafik dapat dilakukan dengan 2 alat yaitu, grafik histogram dan

grafik P-P Plot. Pada grafik Histogram, data yang mendekati normal adalah

data yang dapat membentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, data yang

mendekati normal adalah data yang melenceng ke kiri ataupun ke kanan.

2. Analisis Statistik

Analisis statistik bertujuan untuk melengkapi analisis grafik. Pada uji

statistik dapat dilihat probabilitas yang signifikan terhadap variabel. Jika

probabilitas signifikan diatas 0.05 maka variabel tersebut terdistribusi

secara normal.

3.9.2.Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas

saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10.

3.9.3.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

(51)

lain. Jika variance dari residual satu pengamtan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) dengan residualnya.

Dasar analisis grafik Plot adalah ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada atau tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan melihat pola

tertentu pada grafik antara ZPRED dan SRESID, dimana sumbu Y adalah sumbu Y

yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Ghozali, 2011:105).

3.10. Pengujian Hipotesis 3.10.1.Uji F (F-test)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

a. H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. H0: b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

1. H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

(52)

3.10.2.Uji t (t-test)

Uji t (t-test) disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen.

a. H0 ; b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

b. Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

a. H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5%

b. Ha diterima jika thitung > ttabelpada α = 5%.

3.10.3 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara

lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel

independen pada penelitian ini adalah Stress kerja (X1) dan Motivasi Kerja (X2).

Sedangkan variabel dependennya dalah Kinerja Karyawan (Y). Untuk mengetahui

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan digunakan model

analisis regresi berganda, dengan bentuk persamaan sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

(53)

X1 = Stress Kerja

X2 = Motivasi Kerja

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien regresi

(54)

BAB 4

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum PT. SMART Tbk

PT SMART Tbk adalah salah satu, terbesar emiten, terpadu perusahaan berbasis

kelapa sawit konsumen di Indonesia yang berkomitmen untuk produksi minyak sawit

berkelanjutan. Didirikan pada tahun 1962, perkebunan sawit SMART saat ini

memiliki cakupan area total sekitar 139.000 hektar (termasuk perkebunan plasma).

SMART juga mengoperasikan 15 pabrik, tanaman kernel crushing dan empat empat

kilang. SMART mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1992.

Kegiatan utama SMART adalah penanaman dan pemanenan pohon kelapa sawit,

pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah ("CPO") dan palm

kernel, dan pemurnian CPO menjadi nilai tambah produk seperti minyak goreng,

margarin dan shortening. Selain memproduksi minyak curah dan industrial, produk

hasil rafinasi SMART juga dipasarkan dengan beberapa merek seperti Filma dan

Kunci Mas. Hari ini, merek ini telah diakui untuk kualitas tinggi dan pangsa pasar

yang signifikan di perintah segmen masing-masing di Indonesia. SMART adalah

anak perusahaan Golden Agri-Resources Ltd ("GAR"), yang merupakan salah satu

perusahaan berbasis kelapa sawit terbesar di dunia yang tercatat di Bursa Singapura.

SMART juga mengelola seluruh perkebunan kelapa GAR minyak, yang memiliki

(55)

pada tanggal 30 September 2012. Ini manfaat hubungan SMART dengan skala

ekonomisnya dalam hal manajemen perkebunan, teknologi informasi, penelitian dan

pengembangan, pembelian bahan baku, dan akses terhadap jaringan pemasaran yang

luas, baik domestik dan internasional.

4.2 Uji Validitas dan Uji Reabilitas 4.2.1 Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang mengukur tingkat kesahihan dan

kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang memiliki validitas yang tinggi

adalah instrumen yang sahih ataupun valid. Sebaliknya instrumen yang memiliki

validitas yang rendah adalah instrumen yang kurang sahih ataupun valid. Untuk

mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka r yang

diperoleh (r hitung) dikonsultasikan dengan (r tabel) maka instrumen dikatakan

valid, dan apabila rhitung > rtabel maka instrumen dikatakan valid, dan apabila rhitung <

rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid. Uji validitas dapat diperoleh dengan

(56)

Tabel 4.1

Uji Validitas Stress Kerja

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Sumber: data diolah peneliti, 2012

Dari tabel diperoleh nilai r tabel (0.05;13) = 0.475, dari hasil penelitian diatas

(57)

= 0.315 < 0,475 dan Var 8 r hitung = 0.319 maka akan dilakukan pengujian

validitas kembali.

Tabel 4.2

Uji Validitas Stress Kerja 2 Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

(58)

Dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa semua item pertanyaan memiiliki r

hitung > 0, 475 maka dapat dinyatakan semua item pertanyaan diatas telah valid

atau sahih sebegai item pertanyaan untuk peneltian ini

Tabel 4.3

Uji Validitas Motivasi Kerja Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

(59)

r tabel = 0,475 dari hasil penelitian diatas nilai r hitung pada item pertanyaan

variabel motivasi kerja ini semuanya >0,475 sehingga dapat dinyatakan bahwa

semua item pertanyaan pada variabel motivasi kerja telah valid.

Tabel 4.4

Uji Validitas Kinerja Karyawan Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

(60)

Dari tabel diperoleh nilai r tabel (0.05;13) = 0.475, dari hasil penelitian diatas

terlihat bahwa ada r hitung yang nilainya lebih kecil dari r tabel yaitu var 15 r hitung

= 0.454 < 0,475 maka akan dilakukan pengujian validitas kembali.

Tabel 4.5

Uji Validitas Kinerja Karyawan 2 Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 48.0000 67.429 .542 .910

VAR00002 47.7333 67.352 .805 .905

VAR00003 48.7333 67.781 .542 .910

VAR00004 48.1333 63.838 .847 .900

VAR00006 47.7333 63.924 .518 .914

VAR00007 48.4667 69.267 .454 .913

VAR00009 47.4000 63.971 .636 .907

VAR00010 48.7333 67.352 .577 .909

VAR00011 47.4000 64.114 .753 .903

VAR00012 47.6667 62.238 .623 .909

VAR00013 47.0000 65.143 .722 .904

VAR00014 47.6667 65.381 .514 .913

VAR00005 47.0667 65.352 .711 .905

VAR00008 47.3333 64.952 .839 .901

(61)

Dari tabel diperoleh nilai r tabel (0.05;13) = 0.475, dari hasil penelitian diatas

terlihat bahwa ada r hitung yang nilainya lebih kecil dari r tabel yaitu var 7 r hitung

= 0.454 < 0,475 maka akan dilakukan pengujian validitas kembali.

Tabel 4.6

Uji Validitas Kinerja Karyawan 3 Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Sumber : data diolah peneliti, 2012

r tabel = 0,475 dari hasil penelitian diatas nilai r hitung pada item pertanyaan

variabel kinerja karyawan ini semuanya >0,475 sehingga dapat dinyatakan bahwa

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Waktu Penelitian
Tabel 4.1 Uji Validitas Stress Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diagram Alir Program Pembangkit Kunci Tanda Tangan Digital.. Universitas Kristen Maranatha

usia kerja, dengan kata lain TPAK Kota Pontianak pada tahun 2013 adalah sebesar

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Internalisasi nilai-nilai agama islam, 2) Pembentukan sikap, 3) Perilaku siswa, dan 4) kegiatan ekstrakurikuler

Pelaksanaan kebijakan pengendalian penyakit demam berdarah dengue di kota Semarang dilakukan secara menyeluruh di setiap tingatan pemerintah dan lapisan

Emulator 1 Form Tampilan Awal Berjalan Baik 2 Form Kriptografi DES Berjalan Baik 3 Form Enkripsi dan Dekripsi Kriptografi DES Berjalan Baik 4 Form Contoh Kriptografi DES

Suatu viskositas akan menjadi lebih tinggi jika suhu mengalami penurunan karena pada saat suhu dinaikkan maka partikel-partikel penyusun zat tersebut bergerak

Hasil penelitian diketahui bahwa (1) bentuk gotong royong di masyarakat Kampung Naga terdiri dari pertanian, perbaikan atau renovasi rumah, acara ritual, dan upacara

Hanya peserta yang dinyatakan lulus seleksi administrasi dan membawa Kartu Ujian serta bukti identitas diri asli berupa KTP (sesuai dengan data saat registrasi online) yang