• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebijakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Online Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kebijakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Online Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

CEPI MUHAMMAD IQBAL NIM. 41708701

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN BANDUNG

(2)

iii

Penggunaan Information and Communication Technology atau ICT yang dilakukan oleh pemerintah baik untuk lembaga pemerintahan maupun masyarakat adalah dapat mewujudkan praktek pemerintahan yang lebih baik. Berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah dengan memperbaiki pelayanan publik, meningkatkan efisiensi pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah dapat meningkatkan pelayanan pendaftaran pembuatan identitas kependudukan sebagai warga Negara Indonesia. KTP Online sebagai cara pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dalam pelayanan yang lebih tepat cepat dan akurat.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis kebijakan publik yang dikemukakan oleh William N. Dunn mengemukakan Lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu analisis kebijakan yaitu, (1) Perumusan Masalah Kebijakan (2) Peramalan Kebijakan (3) Rekomendasi Kebijakan (4) Pemantauan Kebijakan dan (5) Penilaian Kebijakan.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik Pengumpulan data yaitu observasi, studi pustaka, dan wawancara. Teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang meliputi pengumpulan data, display data dan pengambilan keputusan dan verifikasi.

(3)

iv

Use of Information and Communication Technology or ICT carried out by the government for both government agencies and the community is able to achieve better governance practices. Various activities undertaken by the government improve public services, improve the efficiency of the implementation of regional autonomy, the government can improve services making registration of population identity as citizens of Indonesia. Online ID cards as a way of Purwakarta district governments in improving service to the community in a more appropriate service quickly and accurately.

The theory used in this study is the theory of public policy analysis put forward by William N. Dunn suggested five factors that influence the success or failure of a policy analysis that is, (1) Formulation of Policy Issues (2) Forecasting Policy (3) Policy Recommendations (4) Monitoring and Policy (5) Assessment Policy.

The research method used is descriptive research method with qualitative approaches. Mechanical determination of informants is using purposive technique. The data collection technique is observation, book study and interview. Data analysis technique used is descriptive qualitative which includes data collection, data display and decision-making and verification.

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh

pemerintah baik untuk lembaga pemerintahan maupun masyarakat adalah dapat

mewujudkan praktek pemerintahan yang lebih baik. Penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology atau

ICT) di dunia telah semakin luas.

ICT ini dipergunakan karena memiliki kelebihan-kelebihan yang

menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan cara tradisional dalam

melakukan interaksi. Kelebihan dari ICT ini adalah dalam hal kecepatan,

kemudahan dan biaya yang lebih murah, sehingga mempengaruhi kelancaran

aliran informasi antara pemerintah dengan pemerintah atau pemerintah dengan

masyarakat.

Perkembangan internet sangat berkembang pesat di kalangan masyarakat

Indonesia, hampir semua instansi pemerintahan mulai menggunakan sistem online

untuk melakukan input atau output data. Hal tersebut menjadi sebuah gambaran

betapa berkembang pesatnya suatu jaringan internet di instansi-instansi

pemerintahan saat ini. Perkembangan teknologi khususnya internet membawa kita

kedalam dunia yang serba canggih, serba cepat dalam melakukan aktivitas

(5)

Untuk sekarang dan beberapa tahun kedepan gaya hidup masyarakat tidak

akan terlepas dari internet karena kemajuan teknologi informasi yang demikian

pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi

pengaksesan, pengolahan, dan pendayagunaan ICT dalam volume yang besar

secara cepat dan akurat. ICT dan pengetahuan dapat diciptakan secara cepat dan

dapat segera disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia

dalam hitungan detik.

Kebijakan untuk mengembangkan ICT dilakukan oleh pemerintah daerah

secara baik, karena menginginkan pelayanan yang baik untuk meraih

kesempatan-kesempatan yang ada. ICT sudah menjadi bagian yang sangat signifikan dalam

perkembangan teknologi saat ini, perkembangan teknologi informasi dipengaruhi

oleh tingginya kebutuhan akan teknologi dan sistem informasi yang akurat, efektif

dan efisien.

ICT dibuat agar mempermudah dalam pengelolaan data maupun informasi

serta memudahkan kita dalam mencari data maupun informasi tersebut, kemajuan

teknologi informasi yang pesat serta ini seharusnya menjadi potensi dalam

pemanfaatannya secara luas. Membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan,

dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat

dalam hal ini ICT harus bisa menjadi manfaat besar bagi penggunanya.

Seiring dengan perkembangan ICT, saat ini Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta sedang melakukan pelaksanaan sistem

baru pada proses pembuatan KTP yang telah dilakukan secara online. Dinas

(6)

Pelaksana Teknis Pemerintah Daerah di Bidang Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil berdasarkan Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan.

Selain melayani pembuatan KTP Online yang bersifat Intern, Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta mempunyai produk

layanan seperti ganti nama, akta kelahiran, akta kematian, akta pangakuan dan

pengesahan anak, akta pengangkatan anak, akta penceraian, akta perkawinan,

jenis layanan kependudukan dan salinan akta.

Awalnya pada akhir Bulan Januari Tahun 2009 pelaksanaan pembuatan

KTP secara Online oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Purwakarta hanya terdapat pada Kecamatan-kecamatan saja. Hal ini

mengakibatkan proses pembuatan KTP, masyarakat/ diwakili oleh aparatur Desa

untuk datang ke Kecamatan yang cukup lama dan membutuhkan biaya

transportasi. Kemudian dari awal Januari Tahun 2011 mulai di terapkan KTP

online di Desa-desa, yaitu untuk mempercepat proses pembuatan KTP yang tidak

perlu waktu yang banyak, dengan Proses pembuatan KTP Online yang bersifat

Intern. Oleh karena itu masyarakat hanya butuh waktu 10 menit sampai

pembuatan KTP selesai.

KTP Online saat ini telah memiliki dasar hukum yaitu Peraturan Daerah

Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

Lalu, Peraturan Bupati Purwakarta tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan

Daerah Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan. Hal ini dapat diketahui dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun

(7)

Nomor 18 Tahun 2007, tentang Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan.

Tetapi dalam penampilan data dibatasi untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan

data dari pemanfaatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta pada

dasarnya pengelolaan KTP adalah suatu satu bukti diri bagi setiap penduduk

dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Sehingga menjadikan program KTP

online sebagai salah satu program yang strategis dan penting kontribusinya untuk

keberhasilan pembangunan baik di tingkat daerah maupun nasional.

Tujuan dari KTP online ini adalah untuk mempermudah dalam proses

pembuatan KTP baru maupun pembuatan KTP hilang dan perpanjangan KTP. Hal

ini juga mempermudah dalam pencarian data dan informasi mengenai penduduk

atau seseorang, karena dalam KTP online ini data yang dibuat akan langsung

terkoneksi dalam data based.

KTP merupakan salah satu bukti diri bagi setiap penduduk dalam wilayah

Negara Republik Indonesia. Setiap penduduk diatas 17 tahun, atau telah/ pernah

menikah wajib memiliki KTP, masa berlaku KTP bagi yang berusia 17 tahun

sampai dengan usia dibawah 60 tahun adalah 5 tahun. Bagi penduduk yang

berusia diatas 60 tahun masa berlaku KTP adalah seumur hidup, KTP diterbitkan

untuk permohonan baru, terjadi perubahan data, rusak, hilang dan habis masa

berlakunya.

Proses pembuatan KTP Online yang bersifat Intern pada masyarakat

melakukannya melalui beberapa tahap, mulai dari RT / RW, Kantor Kelurahan

(8)

memakan waktu yang cukup lama dan tidak hanya itu pada saat proses

pendaftaran permohonan pembuatan KTP di Kantor Desa/ Kecamatan di

Kabupaten Purwakarta.

Ada juga syarat perpanjang KTP Online yang bersifat Intern di antaranya,

Pertama, mengisi formulir registrasi secara lengkap (Perpanjangan tidak akan

diproses jika belum lengkap). Kedua, scan foto / menggunakan foto digital dalam

format jpeg, Maksimal 200 KB. (Untuk tahun lahir ganjil menggunakan latar

belakang merah, untuk tahun lahir genap menggunakan latar belakang biru).

Ketiga, scan tanda tangan menggunakan latar belakang putih polos dalam bentuk

format jpeg, maksimal 200 KB. Keempat, menyiapkan KTP yang sudah habis

masa berlakunya untuk diambil oleh petugas pengantar KTP. Kelima, menyiapkan

foto copy KK untuk diambil oleh petugas pengantar KTP. Keenam, mengisi

nomor telepon / HP yang bisa dihubungi untuk konfirmasi lebih lanjut. Ketujuh,

sebelum melakukan pendaftaran masyarakat harus sudah memiliki Kartu Keluarga

(KK).

Sebelum KTP Online ada sering terlihat antrian panjang yang banyak di

temukan jika pembuatan KTP dilaksanakan di Kecamatan. Hal tersebut

dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab, serta dapat

terjadinya pungutan liar dengan alasan untuk mempercepat proses pembuatan

KTP, hal tersebut tentunya merugikan masyarakat banyak.

Pelayanan yang cepat diperlukan oleh masyarakat berarti bahwa setiap

individu di berbagai negara dapat saling berkomunikasi secara langsung kepada

(9)

Kebutuhan masyarakat akan informasi dan pelayanan yang serba cepat dan mudah

melalui teknologi digital menjadi suatu tuntutan, penerapan teknologi informasi

pada lembaga pemerintahan dapat mempermudah akses antara pemerintah dengan

pemerintah atau pemerintah dengan masyarakat.

KTP Online yang dilakukan secara terpadu, tertib dan berlanjut serta dikelola

secara profesional dengan memanfaatkan dan memadukan unsur-unsur fungsional,

saran dan prasarana baik secara intern maupun ekstern. Serta tidak hanya melalui

komunikasi satu arah saja dimana pemerintah dapat mempublikasikan data dan

informasi yang dimilikinya, akan tetapi juga komunikasi dua arah, yaitu

masyarakat dapat menerima dari pemerintah dan memberikan informasi kepada

pemerintah.

KTP Online yang di harapkan melayani masyarakat sesuai yang diharapkan

secara cepat, tepat, akurat, relevan, mutakhir. Serta dapat dipercaya dan terpilih

sesuai dengan kebutuhan pimpinan, pengelola dan pengguna di setiap tingkatan

wilayah. Harapan ini untuk membawa Kabupaten Purwakarta ke arah yang lebih

baik dar bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

Adapun pelayanan KTP Online ini masih mempunyai kendala yaitu masih

ada daerah yang menemui kendala jaringan sehingga perangkat tidak bisa

dioperasikan dan pelayanan pembuatan KTP Online gratis tidak maksimal.

Karena Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta hanya

menyediakan operator dan perangkat, kalau jaringan adalah urusan pihak

Hubungan Antar Lembaga (Hubtarga) Setda Kabupaten Purwakarta yang sudah

(10)

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti sangat tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul : “ANALISIS KEBIJAKAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) ONLINE DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PURWAKARTA”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan latar belakang di atas, maka untuk

mempermudah arah dan proses pembahasan, peneliti mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana perumusan masalah dalam analisis kebijakan KTP Online di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta ?

2. Bagaimana peramalan kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta ?

3. Bagaimana rekomendasi kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta ?

4. Bagaimana pemantauan kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta ?

5. Bagaimana penilaian kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online di

(11)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini yaitu untuk analisis kebijakan kartu tanda

penduduk (KTP) Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Purwakarta. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perumusan masalah dalam analisis kebijakan KTP Online

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

2. Untuk mengetahui peramalan kebijakan kolektif dalam analisis kebijakan

KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Purwakarta.

3. Untuk mengetahui rekomendasi kebijakan di instansi terkait analisis

kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Purwakarta.

4. Untuk mengetahui pemantauan kebijakan dalam analisis kebijakan KTP

Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

5. Untuk mengetahui penilaian kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis dan

praktis sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan di bidang pelaksanaan proses penelitian mulai dari pencarian

(12)

ataupun teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan. Banyak hal baru

yang ditemukan dalam proses pelaksanaan penelitian sehingga menambah

pengetahuan dan dapat secara langsung menerapkan dari berbagai teori yang

dipelajari sangat idealis.

2. Secara teoritis, Penelitian yang dilaksanakan dapat berguna untuk ilmu

pemerintahan sesuai program studi yang dipelajari di Universitas Komputer

Indonesia. Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan ilmu

bagi Pemerintahan serta dapat dijadikan bahan tinjauan awal untuk

melakukan penelitian serupa di masa yang akan datang, yaitu dengan

mengetahui gejala-gejala baik hambatan, tantangan, dan gangguan dalam

proses pelaksanaan penelitian.

3. Secara praktis, penelitian yang dilakukan dengan cara pencarian data

langsung ke sumber data yang bersangkutan, dapat memberikan kegunaan

bagi instansi yaitu Pemerintah Kabupaten Purwakarta itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan ini, diharapkan para aparatur Pemerintah

Kabupaten Purwakarta khususnya aparatur di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Purwakarta dapat mengaplikasikan teori-teori yang sesuai dengan

analisis kebijakan KTP Online serta dapat memberikan Penelitian yang dapat

memberikan masukan-masukan yang diharapkan akan memberikan jalan keluar

(13)

1.5 Kerangka Pemikiran

Suatu negara memerlukan adanya kebijakan untuk mengatur pemerintahan.

Kebijakan yang dibuat pemerintah ditujukan untuk mengarahkan

tindakan-tindakan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Menurut Joko Widodo definisi analisis di dalam bukunya yang berjudul

Analisis Kebijakan Publik melalui fakta-fakta yang berhubungan dengan setiap

pengamatan yang diperoleh dan dicatat secara sistematis (Widodo, 2009:13).

Berdasarkan pengertian tersebut maka analisis merupakan suatu pemahaman

dari suatu hal yang diperoleh melalui penyelidikan sehingga dapat mengetahui

keadaan yang sebenarnya.

Pemerintah yang selalu mempunyai kebijakan dalam menjalankan

kepentingan untuk kemajuan bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat Edi

Suharto dalam bukunya Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik bahwa:

“Kebijakan adalah sebuah instrument pemerintahan, bukan saja dalam arti

government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula government

yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik” (Suharto, 2008:03).

Berdasarkan pengertian konsep Analisis kebijakan tersebut memberikan

keterangan bahwa kebijakan yang ada dengan dasar yang kuat, dalam proses

implementasinya haruslah memiliki arah tujuan yang benar-benar jelas, hal

tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang ada.

Proses analisis kebijakan yang dikemukakan oleh William N. Dunn dalam

bukunya yang berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik adalah : “suatu

(14)

menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan dalam proses

kebijakan” (Dunn, 1998:44).

Berdasarkan pengertian di atas maka analisis kebijakan adalah aktivitas

menciptakan pengetahuan dan dalam proses pembuatan kebijakan. Analis

kebijakan meneliti sebab, akibat, kinerja dan program publik. Analisis tersebut

sangat diperlukan dalam praktek pengambilan keputusan di sektor publik, dan

karenanya dibutuhkan oleh para politisi, konsultan, dan pengabilan keputusan oleh

pemerintah.

Karakter dari kebijakan publik yang dikemukakan oleh Riant Nugroho

dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan

Evaluasi adalah : “Cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya yaitu

dengan langsung mempraktekkan dalam bentuk program-program atau melalui

formasi kebijakan turunan dari kebijakan publik tersebut”(Nugroho, 2004:158).

Berdasarkan pengertian karakter analisis kebijakan tersebut memberikan

keterangan bahwa analisis kebijakan yang ada dengan dasar yang kuat, dalam

proses analisisnya haruslah memiliki arah tujuan yang benar-benar jelas, hal

tersebut tidak lain untuk kebijakan publik terdapat beberapa hal yang dapat

mempengaruhi sebagai Sifat dari masalah-masalah itu sendiri berpengaruh

terhadap analisis program-program yang didesain untuk memecahkan masalah

tersebut dengan berbagai cara, diantaranya yang dikemukakan oleh William N.

Dunn (1998:25) dalam bukunya Pengantar Analisis Kebijakan Publik yang

mengajukan Lima faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan atau

(15)

1. Perumusan Masalah Kebijakan, yaitu dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda. Perumusan Masalah Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Analisis Batas, yaitu memperkirakan apakah sistem formulasi masalah individual yang kita sebut metaproblem relatif lengkap.

b. Analisis Klasifikasi, yaitu teknik untuk memperjelas konsep-konsep yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan kondisi permasalahan.

c. Analisis Hirarki, yaitu teknik untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah.

d. Synecties, yaitu suatu metode yang diciptakan untuk mengenali masalah-masalah yang bersifat analog.

e. Brainstorming, yaitu metode untuk menghasilkan ide-ide dan tujuan yang membantu untuk mengidentifikasi masalah.

f. Analisis perspektif berganda, yaitu metode untuk memperoleh pandangan yang lebih banyak mengenai masalah-masalah dan peluang pemecahan secara sistematis.

g. Analisis asumsi, yaitu teknik yang bertujuan mensintesiskan secara kreatif asumsi-asumsi yang bertentangan dengan masalah kebijakan. h. Pemetaan argumentasi, yaitu teknik yang menggabungakan

pendapat-pendapat dengan informasi bebijakan yang sama, akan menghasilkan pengetahuan yang bertentangan.

Berdasarkan perumusan masalah kebijakan tersebut memberikan beberapa

indikator yang bisa memudahkan dengan menambah pengetahuan yang relevan

dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi

masalah kebijakan.

2. Peramalan Kebijakan, yaitu meyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari di ambilnya alternatif. Peramalan Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Proyeksi, yaitu ramalan yang didasarkan kecenderungan masa lalu maupun masa kini ke masa depan dan dapat diperkuat dengan pendapat-pendapat para otoritas.

(16)

c. Perkiraan, ramalan yang didasarkan pada penilaian informasi atau penilaian pakar tentang situasi masyarakat masa depan.

Berdasarkan Peramalan Kebijakan tersebut memberikan beberapa indikator

yang bisa memudahkan dengan meyediakan pengetahuan yang relevan dengan

kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat

dari di ambilnya alternatif.

3. Rekomendasi Kebijakan, yaitu membuahkan pengetahuan yang relevan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan. Rekomendasi Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Pengambilan Keputusan Tunggal, yaitu pilihan yang harus dibuat oleh satu orang saja, yang dapat mempengaruhi orang banyak.

b. Kepastian, yaitu hasil pilihan yang harus diketahui dengan pasti. c. Kecepatan, yaitu hasil tindakan harus segera terjadi.

Berdasarkan Rekomendasi Kebijakan tersebut memberikan beberapa

indikator yang bisa memudahkan dengan membuahkan pengetahuan yang relevan

kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di

masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan.

4. Pemantauan Kebijakan, yaitu menyediakan pengetahuan yang diambil dari kebijakan sebelumnya. Pemantauan Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Kepatuhan, yaitu untuk menetukan apakah tindakan para aparatur sesuai standar dan prosedur yang dibuat oleh legislator.

b. Pemeriksaan, yaitu membantu menentukan apakah sumberdaya dan pelayanan yang dimaksudkan untuk kelompok sasaran.

c. Akuntansi, monitoring menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk melakukan akuntansi atas perubahan sosial dan ekonomi.

(17)

Berdasarkan Pemantauan Kebijakan tersebut memberikan beberapa

indikator yang bisa memudahkan dengan menyediakan pengetahuan yang diambil

dari kebijakan sebelumnya.

5. Penilaian Kebijakan, yaitu membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang benar-benar yang dihasilkan.

a. Evaluasi Semu, yaitu menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan.

b. Evaluasi Formal, yaitu menghasilkan informasi valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar program kebijakan.

(Dunn, 1998:25).

Berdasarkan Lima faktor analisis kebijakan di atas maka, analisis kebijakan

terdiri dari beberapa tahapan dan metode yang dilaksanakan. Bermanfaat bagi

analis sebagai pedoman utama dalam menghasilkan atau mencapai suatu tujuan

yang diharapkan.

E-Government merupakan suatu kemajuan pemerintah dalam

program-program yang utama saat ini. Menurut Oliver Wendell Holmes dalam bukunya

Sains & Teknologi Jilid 2menjelaskan pengertiannya yaitu :“Kegunaan Teknologi

Informasi untuk memberikan pelayanan kepada publik dengan lebih nyaman dan

secara keseluruhan merupakan cara yang lebih baik dari sebelumnya”(Holmes,

2000:2).

Definisi tersebut mengatakan bahwa E-Government adalah pelayanan yang

sudah mengalami pemprosesan dimana yang sebelumnya belum dapat

dimanfaatkan secara langsung mengalami proses pengolahan dapat

mengefisienkan biaya, hal tersebut dapat dimanfaatkan dan menjadi informasi

(18)

Melengkapi teori tersebut yang di uraikan mengenai pengertian sistem, data

dan informasi, melengkapi pandangan tersebut, maka diuraikan mengenai sistem,

data dan informasi, M. Khoirul Anwar dalam buku SIMDA: Aplikasi Sistem

Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan Di Era Otonomi Daerah menjelaskan

pengertian sistem, sistem adalah “seperangkat komponen yang saling

berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan”(Anwar,

2004:4). Dimana satu dengan yang lain saling mendukung untuk terlaksananya

sistem tersebut sehingga menjelaskan bahwa sistem yang ada tidak dapat berdiri

sendiri dimana dalam sistem harus ada keterkaitan yang menjadi pengikat sistem

itu sendiri.

Pendapat yang dikemukakan diatas dapat dikatakan bahwa sistem

merupakan komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain

yang tidak dapat dipisahkan. Bedasarkan pengertian-pengertian di atas dapat

diketahui bahwa sistem itu merupakan suatu kesatuan rangkaian kerja yang dapat

menghasilkan sesuatu dari hasil rangkaian-rangkaian tersebut. Sesuatu yang

dihasilkan oleh rangkaian-rangkaian tersebut tidak lain adalah data.

Merencanakan dan menganalisa perancangan suatu sistem terlebih dahulu

harus mengatahui lebih dahulu mengenai komponen-komponen yang ada dalam

10 sistem tersebut baik itu tentang data dan informasi. Keterkaitan data dan

informasi sangatlah erat sebagaimana hubungannya antara sebab dan akibat.

Dikatakan bahwa data merupkan bentuk dasar dari sebuah informasi, sedangkan

informasi merupkanan elemen yang dihasilkan dari suatu bentuk pengelohan data.

(19)

yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi

penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan

datang”(Davis, 2002:28).

Definisi tersebut mengatakan bahwa informasi yang ada adalah data yang

sudah mengalami pemprosesan dimana yang sebelumnya belum dapat

dimanfaatkan secara langsung akan tetapi setelah mengalami proses pengolahan,

data tersebut dapat dimanfaatkan dan menjadi informasi yang berguna.

Hal ini akan memudahkan dalam perencanaan dan pengembilan keputusan

sebagaimana dikemukakan oleh Ladjamudin dalam bukunya: Analisis dan desain

Sistem Informasi, bahwa: sistem informasi merupakan “sekumpulan prosedur

organisasi yang pada saat pelaksanaan akan memberi informasi bagi pengambil

keputusan dan/ atau untuk mengendalikan organisasi”(Ladjamudin, 2002:13).

Dengan demikian suatu organisasi mendukung kegiatan yang ada dengan

perencanaan dan dan ketepatan waktu sebagaimana yang dijelaskan diatas.

Suatu informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang

lebih berguna bagi yang menerimanya, dan suatu informasi mengambarkan 13

kejadian-kejadian nyata yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk

pengambilan suatu keputusan. Pengolahan data secara elektronik merupakan

serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi dengan

menggunakan komputer yang mencakup pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan

dan pengawasan hasil pengolahan tersebut. Mc Leod suatu informasi berkualitas

harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(20)

dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut dianggap.

b. Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi. c. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang

dibutuhkan, kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

d. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan”

(Mc Leod, 2001:61).

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka peneliti menyusun

definisi operasional sebagai berikut :

1. Analisis kebijakan adalah merupakan suatu aktivitas intelektual yang praktis

yang di tujukan untuk menciptakan secara kritis menilai, dan

mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan dalam proses kebijakan.

2. KTP Online adalah sistem yang terintegrasi untuk memberikan pelayanan

berupa data kependudukan di tiap Kecamatan dan Desa yang berdasarkan

ICT.

3. Analisis kebijakan KTP Online adalah suatu aktivitas intelektual dalam

proses kebijakan diterapkan pada prakteknya bukan sekedar teori yang

dilakukan melalui sistem yang terintegrasi untuk memberikan pelayanan

berupa data kependudukan secara Online.

Adapun metode-metode dalam Analisis kebijakan KTP Online di Kabupaten

Purwakarta yaitu :

1. Perumusan Masalah Kebijakan adalah teknik yang dapat menambah

(21)

asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses

pembuatan kebijakan pelaksanaan KTP Online melalui penyusunan

agenda. Perumusan Kebijakan ini terdiri dari metode-metode yaitu :

a. Analisis Batas adalah suatu teknik untuk memperkirakan apakah

sistem formulasi dalam pelaksanaan KTP Online terdapat

masalah individual yang kita sebut metaproblem relatif lengkap.

b. Analisis Klasifikasi adalah suatu teknik untuk memperjelas

konsep-konsep yang digunakan dalam KTP Online KTP Online

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Purwakarta untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan kondisi

permasalahan.

c. Analisis Hirarki adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi

sebab-sebab yang mungkin ada dari suatu masalah pada KTP

Online KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Purwakarta.

d. Synecties adalah suatu teknik yang diciptakan untuk mengenali

masalah-masalah yang bersifat analog yang terdapat dalam KTP

Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Purwakarta.

e. Brainstorming adalah suatu tenik untuk menghasilkan ide-ide dan

tujuan yang membantu pelaksanaan KTP Online di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta untuk

(22)

f. Analisis perspektif berganda adalah suatu metode dimana untuk

memperoleh pandangan yang lebih banyak mengenai KTP Online

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Purwakarta terhadap masalah-masalah dan peluang pemecahan

secara sistematis.

g. Analisis asumsi adalah suatu teknik yang bertujuan

mensintesiskan KTP Online di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta secara kreatif

asumsi-asumsi yang bertentangan dengan masalah kebijakan.

h. Pemetaan argumentasi adalah suatu teknik yang menggabungkan

pendapat-pendapat dengan informasi kebijakan yang sama

terhadap KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Purwakarta, akan menghasilkan pengetahuan

yang bertentangan.

2. Peramalan Kebijakan adalah suatu teknik yang meyediakan

pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang pelaksanaan KTP

Online serta masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai

akibat dari di ambilnya alternatif. Ramalan mempunyai tiga bentuk

utama yaitu :

a. Proyeksi adalah suatu teknik ramalan yang didasarkan atas

kecenderungan masa lalu tentang pembuatan KTP, masa kini ke

(23)

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta dan

dapat diperkuat dengan pendapat-pendapat para otoritas.

b. Prediksi adalah suatu teknik ramalan yang berdasarkan pada asumsi

teoretik yang tegas terhadap pelaksanaan KTP Online oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

c. Perkiraan adalah suatu teknik yang didasarkan pada penilaian

informasi atau penilaian pakar tentang situasi masyarakat masa

depan yang telah menggunakan KTP Online di Kabupaten

Purwakarta.

3. Rekomendasi Kebijakan adalah suatu teknik untuk menambah

pengetahuan yang relevan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari

pelaksanaan KTP Online dan berbagai alternatif yang akibatnya di

masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan. Rekomendasi

ada beberapa model pilihan yaitu :

a. Pengambilan Keputusan Tunggal adalah suatu teknik pilihan yang

harus dibuat oleh satu orang saja, dan dapat mempengaruhi orang

banyak terhadap berjalannya KTP Online di Kabupaten Purwakarta.

b. Kepastian adalah suatu teknik hasil KTP Online di Kabupaten

Purwakarta menjadi pilihan yang harus diketahui dengan pasti.

c. Kecepatan adalah suatu sikap dalam bertindak untuk mengetahui

hasil KTP Online di Kabupaten Purwakarta tindakan harus segera

(24)

4. Pemantauan Kebijakan adalah suatu kegiatan penyediaan pengetahuan

yang diambil dari kebijakan pelaksanaan KTP Online sebelumnya.

Pemantauan setidaknya memainkan empat fungsi dalam analisis

kebijakan yaitu :

a. Kepatuhan adalah suatu sikap dimana akan untuk menentukan

apakah tindakan para aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Purwakarta sesuai standar dan prosedur yang dibuat

oleh legislator.

b. Pemeriksaan adalah suatu kegiatan dimana akan membantu

menentukan apakah sumberdaya dan pelayanan KTP Online di

Kabupaten Purwakarta yang dimaksudkan untuk kelompok sasaran.

c. Akuntansi adalah suatu kegiatan monitoring dimana akan

menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk melakukan

akuntansi atas perubahan sosial dan ekonomi setelah diterapkannya

KTP Online di Kabupaten Purwakarta.

d. Ekplanasi adalah suatu kegiatan pemantauan untuk mengumpulkan

informasi tentang KTP Online di Kabupaten Purwakarta serta dapat

menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakan publik dan program

berbeda.

5. Penilaian Kebijakan adalah suatu teknik dimana akan membuahkan

pengetahuan yang relevan dengan kebijakan pelaksanaan KTP Online

(25)

dengan yang benar-benar yang dihasilkan. Ada dua pendekatan dalam

Penilaian Kebijakan.

a. Evaluasi Semu adalah suatu hasil penilaian kebijakan dimana akan

menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai

hasil kebijakan penerapan KTP Online.

b. Evaluasi Formal adalah suatu teknik dimana akan menghasilkan

informasi valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan

KTP Online di Kabupaten Purwakarta tetapi mengevaluasi hasil

tersebut atas dasar program kebijakan.

Berdasarkan pada teori, konsep, definisi operasional dan indikator-indikator

(26)

Hasil

Terealisasinya harapan pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam melaksanakan E-government melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam pelaksanaan KTP Online dengan baik dan benar, serta bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Purwakarta.

1. Perumusan Masalah

Kebijakan

a. Analisis Batas b. Analisis Klasifikasi c. Analisis Hirarki d. Synecties

e. Brainstorming

f. Analisis perspektif

berganda

g. Analisis asumsi

h. Pemetaan

argumentasi

Kartu Tanda Penduduk (KTP) Online

Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

[image:26.595.57.516.102.692.2]

3. Rekomendasi Kebijakan a. Pengambilan keputusan tunggal b. Kepastian c. Kecepatan 2. Peramalan Kebijakan a. Proyeksi b. Prediksi c. Perkiraan 4. Pemantauan Kebijakan a. Kepatuhan b. Pemeriksaan c. Akuntansi d. Ekspanasi 5. Penilaian Kebijakan a. Evaluasi semu b. Evaluasi formal Gambar 1.1

Model Kerangka Pemikiran

(27)

1.6 Metode Penelitian

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif

karena untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu hal yang kemudian

diklasifikasikan sehingga dapat diambil satu kesimpulan. Kesimpulan tersebut

dapat lebih mempermudah dalam melakukan penelitian dan pengamatan, dengan

begitu dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.

Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang

suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu

gejala atau hubungan antar dua gejala atau lebih (Soehartono, 2002:35).

Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, karena pengumpulan data

dilakukan dengan observasi dan wawancara. Menurut Sofian Effendi metode

penelitian kualitatif adalah:

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna (Effendi, 2005:9).

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk memberikan gambaran tentang suatu

masyarakat atau kelompok orang tertentu. Hal ini berhubungan antar dua gejala

atau lebih yang terdapat pada objek yang diteliti.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai peneliti dalam penelitian skripsi

(28)

1. Observasi non partisipan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

peneliti berada di luar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam

kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, sehingga peneliti dapat lebih mudah

mengamati tentang data dan informasi yang diharapkan. Peneliti dalam

melakukan penelitian mengenai analisis kebiajakan KTP Online di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

2. Wawancara yaitu cara memperoleh informasi melalui komunikasi

percakapan yang dilakukan saling berhadapan ataupun bisa melalui telepon.

Peneliti mewawancarai aparatur yang berada di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta, dengan cara melakukan tanya

jawab kepada aparatur, yang mengetahui dan untuk memahami lebih jauh

analisis kebiajakan KTP online di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Purwakarta.

3. Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari dan mencari buku-buku mengenai

pegangan yang berhubungan dengan implementasi kebijakan E-Government

melalui KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Purwakarta.

4. Dokumentasi yaitu mencari data menganai hal-hal atau variabel yang berupa

dokumen kebijakan-kebijakan yang terkait dengan KTP Online. Metode ini

dimaksudkan untuk mempelajari dan mengkaji secara mendalam data-data

mengenai analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan

(29)

1.6.3 Teknis Analisa Data

Teknik analisa data yang sesuai dengan penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Rahardjo Nasution dalam

bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif: Berbagai Alternatif

Pendekatan dapat diartikan sebagai berikut: “mengamati orang dalam lingkungan

hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran

mereka tentang dunia sekitarnya”(Nasution, 2003:5). Teknik analisa data yang

sesuai dengan penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif.

Secara operasional teknik analisis data yang dilakukan melalui beberapa

tahapan sebagaimana model teknis analisis data yang dikemukakan buku yang

berjudul Analisis Data Kualitatif: sumber tentang metode-metode baru.

1. Data Reduction (reduksi data) sebagai proses pemilihan, penyerderhanaan klasifikasi data kasar dari hasil penggunaan teknik dan alat pengumpulan data dilapangan, reduksi data sesudah dilakukan semenjak pengumpulan data.

2. Data Display (penyajian data) merupakan suatu upaya penyusunan sekumpulan informasi menjadi pernyataan. Data kualitatif disajikan dalam bentuk teks yang pada mulanya terpencar dan terpisah menurut sumber informasi dan pada saat diperolehnya informasi tersebut. Kemudian data diklasifikasikan menurut pokok-pokok permasalahan yang diantara lain terkait dengan pelaksanaan program Peningkatkan pemberdayaan masyarakat.

3. Conclusion Verivication (penarik kesimpulan) yaitu berdasarkan reduksi interpretasi dan penyajian data yang telah dilakukan pada setiap tahap sebelumnya selaras dengan mekanisme logika pemikiran induktif, maka penarikan kesimpulan akan bertolak dengan hal-hal yang khusus (spesific) sampai kepada rumusan kesimpulan yang sifatnya umum (general)

(Miles dan Huberman 1992:15-20).

Pengertian analisis data tersebut menurut Miles dan Huberman dalam

(30)

dianalisis setelah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan lapangan.

Data yang di analisis oleh peneliti adalah data kualitatif.

1.6.2 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive (pengambilan informan berdasarkan tujuan). Teknik dalam penentuan

informan ini adalah siapa yang akan diambil sebagai anggota informan diserahkan

pada pertimbangan pengumpul data yang sesuai dengan maksud dan tujuan

penelitian. Menurut Masri Singarimbuan, teknik pengambilan sampel purposive

adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan

penelitian. Sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti (Singarimbuan,

1995:26).

Penentuan informan dalam penelitian ini berdasarkan objek yang diteliti

dan berdasarkan keterkaitan informan tersebut dengan penelitian. Informan dalam

penelitian ini terdiri dari informan yang berkaitan dengan Analisis Kebijakan

KTP Online Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta,

yang terdiri dari :

1. Dua orang Staf Bagian informasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kabupaten Purwakarta. Beliau adalah orang yang mengetahui

tentang analisis kebijakan E-Government melalui KTP Online di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

2. Satu orang Staf Bidang Informasi dan Analisis Hubungan Antar Lembaga

(31)

tentang analisis kebijakan, pelaksana dalam KTP Online di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

3. Tiga orang Staf Sub Bagian Hukum dan Kepegawaian di Dinas

Kependudukan dan Percatatan Sipil Kabupaten Purwakarta yang mengetahui

tentang analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

4. Dua orang Masyarakat yang terdiri dari pelaksana program baik pemerintah

maupun pihak pelaksanan yang ditunjuk di Kabupaten Purwakarta.

5. Satu Staf Bagian Informasi di Diskominfo Kabupaten Purwakarta sebagai

pakar ICT yang ikut merumuskan kebijakan penerapan KTP Online di

(32)

1.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Jl. Mr. Dr. Kusumahatmaja No. 8 Telp.

(0264) 200640 dan Diskominfo Kabupaten Purwakarta. Waktu penelitian dimulai

dari Bulan Maret 2011 sampai Juli 2011 yang diawali dengan pembuatan usulan

penelitian skripsi, penyusunan laporan penelitian sampai penggandaan skripsi.

(33)
[image:33.595.106.526.160.621.2]

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

waktu

Kegiatan

Tahun 2011

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags

Studi Pustaka

Pendahuluan

Pengajuan Judul Penelitian

Bimbingan Usulan Penelitian

Seminar Usulan Penelitian

Pengajuan surat ke tempat penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

Pengolahan Data & Analisis Data

Penulisan Skripsi

(34)

31 2.1 Kebijakan Publik

Pemerintah yang selalu mempunyai kebijakan dalam menjalankan

kepentingan untuk kemajuan bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat Edi

Suharto dalam bukunya Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik bahwa:

“Kebijakan adalah sebuah instrument pemerintahan, bukan saja dalam arti

government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula government

yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik” (Suharto, 2008:03).

Berdasarkan pengertian konsep Analisis kebijakan tersebut memberikan

keterangan bahwa kebijakan yang ada dengan dasar yang kuat, dari sisi goverment

yang lebih diperhatikan karena sebagai pengelola program pemerintahan. Hal ini

karena dalam proses implementasinya haruslah memiliki arah tujuan yang

benar-benar jelas, hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan

yang ada.

Karakter dari kebijakan publik yang dikemukakan oleh Riant Nugroho

dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan

Evaluasi adalah : “Suatu cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya

yaitu dengan langsung mempraktekkan dalam bentuk program-program atau

melalui formasi kebijakan turunan dari kebijakan publik tersebut”(Nugroho,

(35)

Berdasarkan pengertian di atas maka kebijakan menurut karakternya

adalah langsung mempraktekkan dalam bentuk program-program dalam proses

pembuatan kebijakan. Analis kebijakan meneliti sebab, akibat, kinerja dan

program publik. Kebijakan tersebut sangat diperlukan dalam praktek pengambilan

keputusan di sektor publik, dan karenanya dibutuhkan oleh para politisi,

konsultan, dan pengabilan keputusan oleh pemerintah. Program-program yang

dilakukan oleh pemerintah senantiasa bisa berjalan dengan baik, hal ini

dikarenakan bisa memajukan daerahnya dalam mengahadapi kemajuan masa yang

akan datang

Kebijakan diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat untuk

mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Menurut Fredrickson dan Hart

kebijakan adalah:

“Suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu sambil mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan / mewujudkan sasaran yang diinginkan” (Fredrickson dan Hart, 2003:12).

Berdasarkan pengertian kebijakan tersebut memberikan keterangan bahwa

kebijakan yang lebih mengarah ke tujuan, adanya hambatan-hambatan dan

mewujudkan sasaran yang diinginkan dalam proses pelaksanaannya. Hal tersebut

tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang ada. Masyarakat adalah

sebagai sasaran utama dalam kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, suatu

pencapaian paling tinggi dalam pemerintahan yaitu suksesnya kebijakan yang di

(36)

Kebijakan diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat dalam

berbagai bidang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Menurut

Magill kebijakan adalah:

“Suatu usaha meliputi semua kebijakan ekonomi, transportasi , komunikasi, pertahanan keamanan (militer), serta fasilitas-fasilitas umum lainnya (air

bersih, listrik).Kebijakan sosial merupkaan satu tipe kebijakan publik yang

diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial” (Magill, 1999: 10).

Berdasarkan pengertian kebijakan tersebut memberikan keterangan bahwa

kebijakan yang lebih mengarah kepada berbagai bidang yang diperhatikan dan

memiliki tujuan. Adanya tipe-tipe dari kebijakan tersebut maka beragam

kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam mengembangkan daerahnya untuk

lebih maju. Hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan

yang ada.

Adapun menurut Hessel Nogi S. Tangkilisan kebijakan merupakan

aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat baik secara

langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan

masyarakat (Tangkilisan, 2003:2). Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa kebijakan merupakan tindakan-tindakan atau keputusan yang dibuat oleh

pemerintah, dimana tindakan atau keputusan dimaksud memiliki pengaruh

terhadap masyarakatnya.

Kebijakan sebenarnya telah sering kita dengar dalam kehidupan

sehari-hari, istilah kebijakan seringkali disamakan dengan istilah kebijaksanaan. Jika

diuraikan terdapat perbedaan antara kebijakan dengan kebijaksanaan. Adapun

(37)

seseorang yang berkaitan dengan dengan aturan-aturan yang ada. Sedangkan

kebijakan mencakup seluruh bagian aturan-aturan yang ada termasuk konteks

politik, karena pada dasarnya proses pembuatan kebijakan sesungguhnya

merupakan suatu proses politik. Menurut M. Irafan Islamy berpendapat bahwa:

“Kebijaksanaan memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih jauh lagi (lebih menekankan kepada kearifan seseorang), sedangkan kebijakan mencakup aturan-aturan yang ada di dalamnya sehingga policy lebih tepat diartikan sebagai kebijakan, sedangkan kebijaksanaan merupakan pengertian dari kata wisdom” (Islamy, 1997:5).

Berdasarkan pendapat tersebut, kebijakan pada dasarnya suatu tindakan

yang mengarah kepada tujuan tertentu dan bukan hanya sekedar keputusan untuk

melakukan sesuatu. Kebijakan seyogyanya diarahkan pada apa yang senyatanya

dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan oleh

pemerintah. Hal ini merupakan suatu proses kebijakan pemerintah melalui

berbagai pertimbangan-pertimbangan demi berjalannya program pemerintah yang

telah ditetapkan.

Menurut Brian W. Hogwood and Lewis A. Gunn secara umum proses

kebijakan dikelompokan menjadi tiga, yaitu:

1. Proses pembuatan kebijakan merupakan kegiatan perumusan hingga dibuatnya suatu kebijakan.

2. Proses implementasi merupakan pelaksanaan kebijakan yang sudah dirumuskan.

3. Proses evaluasi kebijakan merupakan proses mengkaji kembali implementasi yang sudah dilaksanakan atau dengan kata lain mencari jawaban apa yang terjadi akibat implementasi kebijakan tertentu dan membahas antara cara yang digunakan dengan hasil yang dicapai (Hogwood and Gunn, 2003:5).

Berdasarkan pengertian kebijakan secara umum tersebut maka kebijakan

(38)

proses mengkaji kembali implementasi yang sudah dilaksanakan. Maka dengan

kata lain mencari jawaban apa yang terjadi akibat implementasi kebijakan

tertentu, hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang

ada. Adanya suatu kebijakan oleh pemerintahan yaitu berbagai proses dalam

melakukan atau menjalankan suatu program pemerintah yang sedang berjalan

maupun yang belum berjalan

Pemerintah yang selalu mempunyai kebijakan dalam menjalankan

kepentingan untuk kemajuan bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat Marshall

dalam bukunya Implementasi Kebijakan Publik bahwa : “Kebijakan adalah

kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tindakan yang memiliki dampak

yang langsung terhadap kesejahteraan warga negara melalui penyediaan

pelayanan sosial atau bantuan keuangan”( Marshall, 2003:21).

Menurut pendapat tersebut, kebijakan pada dasarnya suatu tindakan yang

mengarah kepada tindakan yang memiliki dampak yang langsung terhadap

kesejahteraan warga negara. Kebijakan seyogyanya diarahkan melalui penyediaan

pelayanan sosial atau bantuan keuangan. Pemerintah dalam hal ini sangat berperan

penting untuk menentukan kebijakan yang akan di laksanakan dan yang sesuai

dengan potensi daerahnya.

Adapun kebijakan publik yang berdasarkan peningkatan kualitas

pelayanan kemasyarakatan dan sumberdaya manusia menurut Dalton dan Smith

kebijakan adalah :

(39)

dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pemberian beragam tunjangan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan dan program-program tunjangan sosial lainnya (Dalton dan Smith, 2006:4).

Berdasarkan pendapat tersebut, kebijakan pada dasarnya suatu tindakan

yang mengarah kepada pemberian beragam tunjangan pendapatan serta pelayanan

terhadap masyarakat dan program-program tunjangan sosial lainnya. Kebijakan

ini diarahkan melalui penyediaan pelayanan sosial atau bantuan keuangan.

Pemerintah dalam hal ini sangat berperan penting untuk mengatur dan mengetahui

kebutuhan masyarakat secara nyata.

Adanya suatu kebijakan dalam meneliti kekurangan apa yang terjadi

dalam suatu program pemerintah. Menurut Woll terdapat tingkatan pengaruh

dalam pelaksanaan kebijakan yaitu :

1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan dari tindakan pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi kehidupan rakyat.

2. Adanya output kebijakan dimana kebijakan yang diterapkan untuk melakukan pengaturan/penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan rakyat.

3. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang mempengaruhi masyarakat

(Woll, 2003:2).

Berdasarkan pengertian kebijakan sesuai pengaruh dalam pelaksanaannya

yaitu memilih kebijakan atau keputusan dari pemerintah, melihat penganggaran

pada program kerja pemerintah dan melihat dampak yang akan terjadi atas adanya

kebijakan tersebut, hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan

kebijakan yang ada. Adanya dampak suatu kebijakan yang dilakukan oleh

pemerintah, yaitu berhasilnya suatu program yang diharapkan oleh pemerintah

(40)

2.2 Analisis Kebijakan

Suatu negara memerlukan adanya kebijakan untuk mengatur

pemerintahan. Kebijakan yang dibuat pemerintah ditujukan untuk mengarahkan

tindakan-tindakan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Menurut Joko Widodo definisi analisis di dalam bukunya yang berjudul

Analisis Kebijakan Publik melalui fakta-fakta yang berhubungan dengan setiap

pengamatan yang diperoleh dan dicatat secara sistematis (Widodo, 2009:13).

Berdasarkan pengertian tersebut maka analisis merupakan suatu

pemahaman dari suatu hal yang diperoleh melalui penyelidikan sehingga dapat

mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Proses analisis kebijakan yang dikemukakan oleh William N. Dunn dalam

bukunya yang berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik adalah : “suatu

aktivitas intelektual yang praktis yang di tujukan untuk menciptakan secara kritis

menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan dalam proses

kebijakan” (Dunn, 1998:44).

Berdasarkan pengertian di atas maka analisis kebijakan adalah aktivitas

menciptakan pengetahuan dan dalam proses pembuatan kebijakan. Analis

kebijakan meneliti sebab, akibat, kinerja dan program publik. Analisis tersebut

sangat diperlukan dalam praktek pengambilan keputusan di sektor publik, dan

karenanya dibutuhkan oleh para politisi, konsultan, dan pengabilan keputusan

(41)

Suatu analisis yang dilihat dari sisi mekanisme dan substantif, analisis

dapat dilihat dari berbagai perspektif. Subagyo Halim menjelaskan analisis dapat

di lihat dari :

1. Secara Mekanis, dalam tahapan analisis akan terjadi:

a) Perubahan angka dan catatan hasil pengumpulan data jadi informasi yang lebih mudah dipahami.

b) Penggunaan alat analisis yang bermanfaat untuk membuktikan hipotesis ataupun pendeskripsian variabel riset secara benar, bukan kebetulan saja.

c) Penginterprestasian berbagai informasi dalam kerangka yang lebih luas, atau inferensi ke populasi, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

2. Secara Substantif, dalam tahapan analisis dilakukan proses :

a) Membandingkan dan mengetes teori atau konsep dengan informasi yang ditemukan.

b) Mencari dan menentukan konsep baru dari data yang dikumpulkan. c) Mencari penjelasan apakah konsep baru itu berlaku umum, atau

baru terjadi bila ada kondisi tertentu (Halim, 2002:35).

Berdasarkan sisi mekanisme dan substantif diatas maka adanya persepektif

analisis baik dilihat secara mekanis atau substantif, maka akan lebih memudahkan

dalam menganalisis kebijakan yang dilakukan para penelaah. Selain itu, kita

dapat menentukan dari sisi mana kita akan menganalisis.

Analisis merupakan aktivitas untuk menciptakan pengetahuan. Analisis

diperlukan untuk mengetahui kekurangan apa saja yang dihadapi dalam suatu

aktivitas. Adapun terdapat beberapa macam analisis sesuai dengan kegunaannya,

yaitu :

1. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah analisis yang dimulai dengan cara

(42)

2. Analisis Kekuatan Relatif

Analisis Kekuatan Relatif adalah analisis yang berupaya

mengidentifikasikan masalah yang memiliki kekuatan relative terhadap

masalah lain.

3. Analisis Fundamental

Analisis Fundamental adalah suatu sekuritas memiliki nilai intrinsic

tertentu (nilai tingkah laku) nilai intrinstik.

Suatu sekuritas ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang

mempengaruhinya, faktor tersebut data dari instansi. Analisis ini akan

membandingkan nilai intrinsik suatu sekuritas dengan tingkah laku

pegawai guna menentukan apakah sudah dapat diterapkan atau belum.

Analisis ini akan memahami dan akhirnya mengevaluasi kinerja pegawai

yang diterapkan.

4. Analisis Instansi Individual

Analisis Instansi Individual adalah analisis yang dilakukan dengan

mengamati kinerja fungsi-fungsi instansi dan kepemimpinan para

pegawai. Analisis itu akan mengetahui perkembangan dan kondisi kerja

pegawai.

(Halim,2002:40).

Berdasarkan pengertian diatas tersebut maka analisis merupakan suatu

pemahaman dari suatu hal yang diperoleh melalui langkah-langkah analisis

(43)

beberapa macam analisis diatas maka akan dapat diketahui apakah tujuan analisis

tersebut.

Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty ( 2002:52 ), kata

analisis dapat diartikan sebagai berikut :“penguraian suatu pokok atas berbagai

bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antara bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan

menurut Syahrul dan Mohammad Ardi Nizar (200:48)” kemudian yang dimaksud menganalisis adalah:“melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau

ayat-ayat yang berkaitan dengan akutansi dan alasan–alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.”

Berdasarkan pengertian diatas yaitu pemahaman pada penelaahan bagian

itu sendiri, serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat

bahwa analisis merupakan kegiatan memperhatikan, mengatasi dan memecahkan

sesuatu (mencari jalan keluar) yang dilakukan seseorang.

Berbagai cara dalam menciptakan pengetahuan tentang proses pembuatan

kebijakan, analisis kebijakan meneliti sebab akibat, dan kinerja serta program

kebijakan. Menurut Hessel Nogi S. Tangkilisan analisis kebijakan adalah

penentuan alternatif dari kebijakan yang mampu memberikan jalan keluar dari

berbagai macam alternatif kebijakan (Tangkilisan, 2003:1). Adapun analisis

kebijakan menurut Budi Winarno berhubungan dengan penyelidikan dan deskripsi

sebab akibat dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan (Winarno, 2005:27).

Dari dua definisi analisis kebijakan di atas bahwa analisis kebijakan

(44)

penyelidikan sebuah sebab akibat dari suatu kebijakan yang mampu memberikan

jalan keluar dari berbagai macam alternatif program serta kinerja kebijakan.

Adapun hal yang menjadi pokok dalam analisis kebijakan, kita dapat

menganalisis pembentukan, substansi dan dampak dari kebijakan-kebijakan

tertentu. Analisis kebijakan dapat dilakukan tanpa mempunyai kecenderungan

untuk menyetujui atau menolak kebijakan-kebijakan yang ada sebelum keputusan

terjadi. Pada dasarnya terdapat tiga hal pokok dalam menganalisis kebijakan

yaitu:

1. Fokus utama adalah mengenai penjelasan / anjuran kebijakan yang pantas

2. Sebab-sebab dan konsekunsi dari kebijakan diselidiki dengan menggunakan metodologi ilmiah

3. Analisis dilakukan dalam rangka mengembangkan teori-teori umum yang dapat diandalkan kebijakan-kebijakan dan pembentukannya. Sehingga dapat diterapkan kepada lembaga dan bidang kebijakan yang berbeda.

(Tangkilisan, 2003:3).

Berdasarkan hal pokok dalam menganalisis kebijakan yaitu pemahaman

yang pantas terhadap apa yang menjadi sebuah kebijakan, serta mengembangkan

teori-teori umum yang dapat diandalkan kebijakan-kebijakan dan

pembentukannya. Sehingga dapat diterapkan kepada lembaga dan bidang

kebijakan yang tidak sama.

Analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan

dalam proses pembuatan kebijakan. diantaranya yang dikemukakan oleh William

N. Dunn (1998:25) dalam bukunya Pengantar Analisis Kebijakan Publik yang

mengajukan Lima faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan atau

(45)

1. Perumusan Masalah Kebijakan, yaitu dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda. Perumusan Masalah Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Analisis Batas, yaitu memperkirakan apakah sistem formulasi masalah individual yang kita sebut metaproblem relatif lengkap.

b. Analisis Klasifikasi, yaitu teknik untuk memperjelas konsep-konsep yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan kondisi permasalahan.

c. Analisis Hirarki, yaitu teknik untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah.

d. Synecties, yaitu suatu metode yang diciptakan untuk mengenali masalah-masalah yang bersifat analog.

e. Brainstorming, yaitu metode untuk menghasilkan ide-ide dan tujuan yang membantu untuk mengidentifikasi masalah.

f. Analisis perspektif berganda, yaitu metode untuk memperoleh pandangan yang lebih banyak mengenai masalah-masalah dan peluang pemecahan secara sistematis.

g. Analisis asumsi, yaitu teknik yang bertujuan mensintesiskan secara kreatif asumsi-asumsi yang bertentangan dengan masalah kebijakan. h. Pemetaan argumentasi, yaitu teknik yang menggabungakan

pendapat-pendapat dengan informasi bebijakan yang sama, akan menghasilkan pengetahuan yang bertentangan.

Berdasarkan perumusan masalah kebijakan tersebut memberikan beberapa

indikator yang bisa memudahkan dengan menambah pengetahuan yang relevan

dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi

masalah kebijakan.

2. Peramalan Kebijakan, yaitu meyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari di ambilnya alternatif. Peramalan Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Proyeksi, yaitu ramalan yang didasarkan kecenderungan masa lalu maupun masa kini ke masa depan dan dapat diperkuat dengan pendapat-pendapat para otoritas.

(46)

c. Perkiraan, ramalan yang didasarkan pada penilaian informasi atau penilaian pakar tentang situasi masyarakat masa depan.

Berdasarkan Peramalan Kebijakan tersebut memberikan beberapa

indikator yang bisa memudahkan dengan meyediakan pengetahuan yang relevan

dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai

akibat dari di ambilnya alternatif.

3. Rekomendasi Kebijakan, yaitu membuahkan pengetahuan yang relevan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan. Rekomendasi Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Pengambilan Keputusan Tunggal, yaitu pilihan yang harus dibuat oleh satu orang saja, yang dapat mempengaruhi orang banyak.

b. Kepastian, yaitu hasil pilihan yang harus diketahui dengan pasti. c. Kecepatan, yaitu hasil tindakan harus segera terjadi.

Berdasarkan Rekomendasi Kebijakan tersebut memberikan beberapa

indikator yang bisa memudahkan dengan membuahkan pengetahuan yang relevan

kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di

masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan.

4. Pemantauan Kebijakan, yaitu menyediakan pengetahuan yang diambil dari kebijakan sebelumnya. Pemantauan Kebijakan terdiri dari beberapa indikator yaitu :

a. Kepatuhan, yaitu untuk menetukan apakah tindakan para aparatur sesuai standar dan prosedur yang dibuat oleh legislator.

b. Pemeriksaan, yaitu membantu menentukan apakah sumberdaya dan pelayanan yang dimaksudkan untuk kelompok sasaran.

c. Akuntansi, monitoring menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk melakukan akuntansi atas perubahan sosial dan ekonomi.

(47)

Berdasarkan Pemantauan Kebijakan tersebut memberikan beberapa

indikator yang bisa memudahkan dengan menyediakan pengetahuan yang diambil

dari kebijakan sebelumnya.

5. Penilaian Kebijakan, yaitu membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang benar-benar yang dihasilkan.

a. Evaluasi Semu, yaitu menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan.

b. Evaluasi Formal, yaitu menghasilkan informasi valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar program kebijakan.

(Dunn, 1998:25).

Berdasarkan Lima faktor analisis kebijakan di atas maka, analisis

kebijakan terdiri dari

Gambar

Gambar 1.1 Model Kerangka Pemikiran
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2
Tampilan Formulir Permohonan KTP Gambar 3.1 Online di Kabupaten Purwakarta
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Dinas Kependudukan clan Pencatatan Sipil Kabupaten Tanjung Jabung Barat, 20 Maret 2015 Dalam menjalankan fungsi pelayanan KTP-el telah jelas mengenai tugas

Ragaimana dengan fasilitas yang diberikan dalam proses pclayanan publik dalam pembuatan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Malinau '?.. Apakah di

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan antara lain bahwa: program Tranparansi Pelayanan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (E- KTP) di Dinas

Hipotesis kerja dalam penelitian ini, yaitu transparansi pelayanan publik dalam pembuatan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

1) Secara umum, Tujuan atau sasaran kebijakan yang jelas dan konsisten mengenai pembuatan KTP di dinas kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Halmahera

Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pangandaran

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada Implementasi Kebijakan Layanan Dokumen Kependudukan Terintregrasi Oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pangandaran,

Demikian halnya dengan Implementasi Kebijakan Kartu Identitas Anak di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ciamis, pelaksanaan program tersebut tidak akan berjalan apabila