• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Utilisasi Pelayanan Persalinan oleh Pasien Antenatal Care di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Utilisasi Pelayanan Persalinan oleh Pasien Antenatal Care di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013"

Copied!
269
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH : INDRYANI NIM : 109101000006

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)

iii Skripsi, Juli 2013

Indryani, NIM. 109101000006

Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Utilisasi Pelayanan

Persalinan oleh Pasien Antenatal Care di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013

xxii + (189) halaman, (39) tabel, (4) bagan, (1) gambar, (8) lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Utilisasi pelayanan persalinan merupakan perilaku penggunaan atau pemanfaatan pelayanan persalinan yang tersedia di suatu pelayanan kesehatan (Rumah Sakit Puri Cinere). Tingginya angka jumlah kunjungan pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere nyatanya tidak diikuti dengan utilisasi pelayanan persalinan di Rumah Sakit Puri Cinere. Utilisasi pelayanan persalinan di Rumah Sakit Puri Cinere cenderung rendah dan menurun dari tahun ke tahun.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan kuantitatif dan desain penelitian cross sectional study. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan alat bantu kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien antenatal care trimester III Rumah Sakit Puri Cinere bulan April 2013. Sampel penelitian ini berjumlah 105 responden. Sebelum pengumpulan data, dilakukan uji kuesioner terhadap 20 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.

(4)

iv

persalinan di Rumah Sakit Puri Cinere. Pihak rumah sakit juga dapat bekerjasama dengan dokter dalam memberikan edukasi dan informasi mengenai pentingnya pemanfaatan pelayanan antenatal care dan persalinan di fasilitas kesehatan.

Kata Kunci : utilisasi pelayanan kesehatan, pelayanan antenatal care, pelayanan persalinan, rumah sakit.

(5)

v Undergraduated Thesis, July 2013

Indryani, NIM. 109101000006

Analysis Factors Related with Giving Birth Service of Utilization by Antenatal Care Patients at Puri Cinere Hospital in 2013.

xxii + (189) pages, (39) tables, (3) charts, (1) pictures, (8) attachment

ABSTRACT

Background: The utilization of giving birth service was the behavior of using giving birth service providing in a health service (Puri Cinere Hospital). On fact, the high of visiting numbers by the antenatal care patients were not followed by the utilization of giving birth service in Puri Cinere Hospital. The utilization of giving birth service in puri cinere hospital were low and decrease from year to year (each year).

Method: This study was analytic research using quantitative approach and cross sectional study design. The data was collected by interview method using questionnaire tool. The population were all the patients of antenatal care third semester in April 2013. The sample were 150 respondent. The data analysis used univariate, bivariate, and multivariate.

Result: Based on the finding of this research, the antenatal care patient who utilized the giving birth service in Puri Cinere Hospital was 64,8%. The finding showed that there were 9 variables which had meaningful relation with the utilization of giving birth service by the antennal care patient in Puri Cinere Hospital, including the job, family income, the mothers perception of pregnancy condition, the health facility, the doctor service, the information facility, the service cost, the financial backer, and the accessible. While the variable which was the most dominant related to the utilization of giving birth service by the antenatal care patient in Puri Cinere Hospital was health facility.

(6)

vi

Keywords : Utilization ofhealth service, antenatal care service,giving birth service, hospital.

(7)
(8)
(9)

ix

“ ... Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan Hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap”. (QS. Al-Insyirah: 5-8).

“ ... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-radu: 11).

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Kedua orangtua,, keluarga dan teman-teman yang telah memberikan

dukungan, motivasi, dan doa yang tulus.

(10)

x

Nama : Indryani

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 3 November 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Cendana II blok E7 No.16 RT 02/ RW 017

Perumahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 14516.

No. Telp : 089636306210

Email : indry.kesmas@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. 1997 - 2003 : SD Negeri Serua X Bukit indah 2. 2003 - 2006 : SMP Negeri 2 Pamulang 3. 2006 - 2009 : SMA Negeri 1 Ciputat

4. 2009 – Juli 2013 : S1-Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Riwayat Organisasi

1. 2009 - 2010 : Anggota Korp Suka Rela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. 2010 - 2012 : Staf Publikasi, Humas, dan Informasi (Pubhuminfo) Korp Suka Rela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(11)

xi

dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Utilisasi Pelayanan Persalinan oleh Pasien Antenatal Care di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013” dapat diselesaikan tepat waktu.

Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir mahasiswa semester VIII (delapan) Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun nonmateril dalam penyusunan penelitian skripsi ini.

2. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ir. Febrianti, M.Si selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Yuli Amran, MKM dan dr.Yuli Prapanca Satar, MARS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.

5. Raihana N. Alkaff, M.MA, Fajar Ariyanti, Ph.D dan Lilis Muchlisoh, MKM selaku penguji sidang skripsi yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini. 6. Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku penanggung jawab Peminatan

Manajemen Pelayanan Kesehatan yang telah memberikan masukan dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.

(12)

xii

Broto, dr.diana, Ibu Ella, dan perawat poliklinik kebidanan yang telah membantu pelaksanaan penelitian skripsi ini.

11.Bapak Ahmad Gozali yang telah membantu administrasi mahasiswa dari awal hingga akhir perkuliahan.

12.Rahmi Fadhila, Mentary Putry, Amelia Marif, Alfiyah, Desi Nutrika, Taslimah, Abdul Rahman, Ahmad Rifqy, Nanik S. dan Kak Ami 2007 yang telah membantu pelaksanaan penelitian skripsi ini.

13.Teman-teman Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2009, khususnya teman-teman Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK).

14.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Jakarta, Juli 2013

Penulis

(13)

xiii

C. Pertanyaan Penelitian 8

D. Tujuan Penelitian 10

(14)

xiv

3. Jenis Pelayanan Kesehatan 20

4. Rumah Sakit Sebagai Pelayanan Kesehatan 22

B. Utilisasi Pelayanan Kesehatan 26

1. Pengertian Utilisasi Pelayanan Kesehatan 26

2. Model Utilisasi Pelayanan Kesehatan 28

C. Pelayanan Antenatal Care 45

D. Pelayanan Persalinan 51

1. Pengertian Persalinan 51

2. Jenis Persalinan 51

3. Pelayanan Persalinan 52

E. Pelayanan Terdahulu 53

F. Kerangka Teori 59

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESIS PENELITIAN 57

A. Kerangka Konsep 57

B. Definisi Operasional 65

C. Hipotesis Penelitian 69

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 71

A. Desain Penelitian 71

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 72

C. Populasi dan Sampel 72

1.Populasi 72

2.Sampel 73

(15)

xv

1.Uji Validitas 80

2.Uji Reliabilitas 82

G. Manajemen Data 83

1.Data Coding 83

2.Data Editing 84

3.Data Structure 84

4.Data Entry 84

5.Data Cleaning 84

H. Analisis Data 85

1.Analisis Univariat 85

2.Analisis Bivariat 86

3.Analisis Multivariat 87

BAB V HASIL PENELITIAN 90

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Puri Cinere 90

1. Sejarah Rumah Sakit Puri Cinere 90

2. Logo, Lokasi, dan Bangunan Rumah Sakit Puri Cinere 92 3. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Puri Cinere 93 4. Struktur Organisasi Rumah Sakit Puri Cinere 94 5. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Puri Cinere 95

6. Fasilitas Rumah Sakit Puri Cinere 95

B. Hasil Analisis Univariat 98

1. Variabel Dependen 99

2. Variabel Independen 100

C. Hasil Analisis Bivariat 114

(16)

xvi

BAB VI PEMBAHASAN 142

A. Keterbatasan Penelitian 142

B. Gambaran Utilisasi Pelayanan Persalinan 143 C. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Utilisasi Pelayanan

Persalinan 145

1. Usia 145

2. Pendidikan 148

3. Pekerjaan 151

4. Penghasilan Keluarga 154

5. Persepsi Ibu tentang Kondisi Kehamilan 157

6. Fasilitas Kesehatan 161

7. Pelayanan Dokter 164

8. Pelayanan Paramedis 167

9. Kemudahan Informasi 170

10. Biaya Pelayanan 172

11. Penanggung Biaya 176

12. Aksesibilitas 179

BAB VII PENUTUP 183

A. Simpulan 183

B. Saran 185

(17)

xvii

2.1 Utilisasi Pelayanan Kesehatan Menurut Andersen 33

2.2 Tata Laksana Antenatal Care 50

2.3 Kerangka Teori Penelitian 56

(18)

xviii

(19)

xix

2.1 Jumlah dan Waktu Pemeriksaan Kehamilan 49

2.2 Penelitian Terdahulu 54

3.1 Definisi Operasional Penelitian 65

4.1 Hasil Perhitungan Sampel Penelitian 77

4.2 Hasil Uji Validitas 81

5.1 Poliklinik Rumah Sakit Puri Cinere 96

5.2 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Utilisasi

Pelayanan Peraalinan 99

5.3 Usia Pasien Antenatal Care 100

5.4 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Usia 101 5.5 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Jenjang

Pendidikan 102

5.6 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan

Pendidikan 102

5.7 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan

Jenis Pekerjaan 103

5.8 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan

Pekerjaan 104

5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga 105 5.10 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan

Persepsi Ibu tentang Kondisi Kehamilan 106 5.11 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan

Persepsi Pasien Antenal Care terhadap Fasilitas

Kesehatan 107

(20)

xx

Persepsi terhadap Kemudahan Informasi 111 5.15 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan

Persepsi terhadap Biaya Pelayanan Persalinan 112 5.16 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan

Penanggung Biaya 113

5.17 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan

Aksesibilitas 114

5.18 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Usia dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah Sakit Puri

Cinere Tahun 2013 115

5.19 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Pendidikan dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah Sakit Puri

Cinere Tahun 2013 116

5.20 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Pekerjaan dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah Sakit Puri

Cinere Tahun 2013 118

5.21 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Penghasilan Keluarga dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah

Sakit Puri Cinere Tahun 2013 119

5.22 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Kondisi Kehamilan dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013 120 5.23 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Fasilitas

Kesehatan dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah

Sakit Puri Cinere Tahun 2013 122

5.24 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Pelayanan Dokter dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah

(21)

xxi

Sakit Puri Cinere Tahun 2013 126

5.27 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Biaya Pelayanan dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah

Sakit Puri Cinere Tahun 2013 128

5.28 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Penanggung Biaya dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah Sakit

Puri Cinere Tahun 2013 129

5.29 Distribusi Pasien Antenatal Care Berdasarkan Aksesibilitas dan Utilisasi Pelayanan Persalinan di Rumah

Sakit Puri Cinere Tahun 2013 131

5.30 Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Independen dengan

Variabel Dependen 133

5.31 Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Berganda antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen 135 5.32 Hasil Analisis Multivariat Pembuatan Model antara Penghasilan

Keluarga, Persepsi Ibu tentang Kondisi Kehamilan, FasilitasKesehatan, dan Penanggung Biaya dengan

Utilitas Pelayanan Persalinan oleh Pasien Anatenal Care di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013 136 5.33 Hasil Uji Interaksi antara Fasilitas Kesehatan, Penghasilan

Keluarga, dan Persepsi Ibu tentang Kondisi Kehamilan dengan Utilisasi Pelayanan Persalinan oleh Pasien Antenatal Care di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013 137 5.34 Hasil Analisis Multivariat antara Penghasilan Keluarga,

Persepsi Ibu tentang Kondisi Kehamilan, Fasilitas Kesehatan, dan Penanggung Biaya dengan Utilisasi Pelayanan Persalinan oleh Pasien Antenatal Care di

(22)

xxii Lampiran 2. Pedoman Telaah Dokumen Lampiran 3 Pedoman Observasi

Lampiran 4. Struktur Organisasi Rumah Sakit Puri Cinere

Lampiran 5. Surat Permohonan Skripsi di Rumah Sakit Puri Cinere Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Skripsi di Rumah Sakit Puri Cinere

Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Pengumpulan Data di Rumah Sakit Puri Cinere

(23)

xxiii

ANC Antenatal Care

ASEAN Association of Southeast Asian Nations

BOR Bed Occupancy Rate

BTO Bed Turn Over

Depkes Departemen Kesehatan Republik Indonesia

KB Keluarga Berencana

KEK Kekurangan Energi Kronis

LBK Letak Belakang Kepala

MDG’S Millenium Development Goal’s

NICU Neonate Intensive Care Unit

OK SIP Orientasi, Kepercayaan, Safety, Integritas dan Professional

OR Odds Ratio

PemProv Pemerintah Provinsi

Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan PID Pelvic Inflammatory Disease

PNS Pegawai Negeri Sipil

PPK Pemberi Pelayanan Kesehatan

PT Perseroan Terbatas

RSPC Rumah Sakit Puri Cinere RSHC Rumah Sakit Hospital Cinere

SDKI Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SDM Sumber Daya Manusia

SKN Sistem Kesehatan Nasional

UGD Unit Gawat Darurat

UU Undang – Undang

(24)

1 A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk menggambarkan derajat kesehatan suatu bangsa. AKI adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan kehamilan atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain per 100.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 2007).

(25)

2

belum dapat mencapai target yang ditetapkan oleh Millenium Development Goal’s (MDG’S), yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, diketahui bahwa penyebab utama AKI di Indonesia adalah karena perdarahan, eklampsi, dan infeksi. Perdarahan menempati urutan pertama penyebab kematian ibu dengan 28%, dimana anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan. Presentase kedua adalah eklampsi (24%), dimana kejang dapat terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan. Sedangkan presentase ketiga penyebab kematian ibu adalah infeksi, yaitu 11%.

(26)

3

menyebabkan masih rendahnya utilisasi pelayanan kesehatan di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi individu dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Menurut Andersen (1968) dalam Ilyas (2006), bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi utilisasi pelayanan kesehatan, yaitu karakteristik predisposisi (predisposing characteristics), karakteristik kemampuan (enabling characteristics), dan karakteristik kebutuhan (need characteristics). Karakteristik predisposing digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa individu memiliki kecenderungan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda, karena adanya ciri individu yaitu demografi, struktur sosial, dan keyakinan terhadap kesehatan. Karakteristik enabling mencerminkan bahwa untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, individu memerlukan dukungan atau faktor yang memungkinkannya yang berasal dari sumber daya keluarga dan sumber daya masyarakat. Sedangkan karakteristik need mencerminkan bahwa individu memanfaatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya.

(27)

4

yang mendorong seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Selain pendapat Andersen dan Green, masih terdapat beberapa model utilisasi pelayanan kesehatan menurut para ahli, antara lain: model utilisasi pelayanan kesehatan menurut Feldstein (1993), dimana dibutuhkan demand terhadap utilisasi pelayanan kesehatan. Model utilisasi pelayanan menurut Andersen dan Anderson (1979) dalam Ilyas (2006) yang menggolongkan model utilisasi pelayanan kesehatan ke dalam tujuh kategori, yaitu demografi, struktur sosial, sosial psikologis, sumber daya keluarga, sumber daya masyarakat, organisasi, dan sistem kesehatan. Model utilisasi pelayanan kesehatan menurut Dever (1984) yang menjelaskan bahwa utilisasi pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor sosiobudaya, faktor organisasi, faktor konsumen, dan faktor yang berhubungan dengan provider (pemberi pelayanan kesehatan).

(28)

5

persalinan di Rumah Sakit Puri Cinere sangat rendah dan cenderung menurun dari tahun ke tahun, dimana utilisasi pelayanan persalinan pada tahun 2010 sebesar 916 pasien menurun menjadi 783 pasien pada tahun 2012. Jika dibandingkan dengan jumlah pasien yang memanfaatkan pelayanan antenatal care, hanya sekitar 5,1% dari total kunjungan pasien antenatal care yang memanfaatkan pelayanan persalinan di Rumah Sakit Puri Cinere dan angka tersebut sudah termasuk pasien baru yang bukan merupakan pasien antenatal care.

(29)

6

Cinere, didapatkan informasi bahwa rendahnya utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere berdampak pada inefisiensi pelayanan persalinan yang disediakan oleh rumah sakit.

(30)

7

untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pasien antenatal care dalam menentukan utilisasi pelayanan persalinan di Rumah Sakit Puri Cinere. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi manajemen rumah sakit dalam menentukan kebijakan terkait peningkatan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care sebagai bentuk upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

(31)

8

dilakukannya penelitian guna mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhinya agar dapat dilakukan intervensi atau perbaikan untuk meningkatkan utilisasi pelayanan persalinan di rumah sakit sebagai salah satu bentuk upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi pertanyaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

2. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

(32)

9

5. Apakah terdapat hubungan antara penghasilan keluarga dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

6. Apakah terdapat hubungan antara persepsi ibu tentang kondisi kehamilan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

7. Apakah terdapat hubungan antara fasilitas kesehatan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

8. Apakah terdapat hubungan antara pelayanan dokter dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

9. Apakah terdapat hubungan antara pelayanan paramedis dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

(33)

10

12.Apakah terdapat hubungan antara penanggung biaya dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

13.Apakah terdapat hubungan antara aksesibilitas dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

14.Variabel apa yang paling berhubungan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

(34)

11

c. Diketahuinya hubungan antara pendidikan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

d. Diketahuinya hubungan antara pekerjaan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

e. Diketahuinya hubungan antara penghasilan keluarga dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

f. Diketahuinya hubungan antara persepsi ibu tentang kondisi kehamilan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

g. Diketahuinya hubungan antara fasilitas kesehatan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

(35)

12

j. Diketahuinya hubungan antara kemudahan informasi dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

k. Diketahuinya hubungan antara biaya pelayanan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

l. Diketahuinya hubungan antara penanggung biaya dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

m. Diketahuinya hubungan antara aksesibilitas dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

n. Diketahuinya variabel yang paling berhubungan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013.

E. Manfaat Penelitian

(36)

13

keilmuan Manajemen Pelayanan Kesehatan khususnya terkait utilisasi pelayanan kesehatan.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Mahasiswa

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana pembelajaran mahasiswa untuk dapat menambah dan memperluas khasanah keilmuan serta sebagai sarana dalam mengaplikasikan keilmuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan kesehatan.

b. Rumah Sakit

1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi manajemen rumah sakit dalam menentukan kebijakan terkait utilisasi pelayanan persalinan.

(37)

14

Pelayanan Kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan penelitian sejenis dan berkelanjutan mengenai demand terhadap utilisasi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2013. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, dimana variabel independen dan dependen diambil dalam waktu yang bersamaan.

(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Pelayanan Kesehatan

1. Definisi Pelayanan Kesehatan

Menurut Lavey dan Loomba (1973) dalam Azwar (1996), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat. Sedangkan Thabrany (2000) dalam Ilyas (2006) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan merupakan suatu produk jasa yang unik dibandingkan dengan produk jasa lainnya. Hal ini dikarenakan pelayanan kesehatan memiliki tiga ciri utama, yaitu:

a. Uncertainty

Pelayanan kesehatan bersifat tidak bisa dipastikan, baik dari segi waktu, tempat, besar biaya yang dibutuhkan, maupun tingkat urgensi dari pelayanan tersebut.

b. Asymetry of information

(39)

pembeli jasa pelayanan kesehatan. Ketidakseimbangan informasi ini meliputi informasi tentang kebutuhan seseorang akan suatu pelayanan, kualitas pelayanan, harga, dan manfaat dari suatu pelayanan. Hal ini karena pembeli jasa pelayanan (pasien) bersifat kurang informasi (customer ingnorance), sehingga pasien menyerahkan sepenuhnya kepada dokter yang bertindak terhadap dirinya. Hal ini dapat menimbulkan tindakan supply induce demand (memberikan pelayanan yang sebenarnya tidak diperlukan) atau moral hazard dan dapat juga memberikan pelayanan dengan kualitas yang rendah.

c. Externality

(40)

2. Prinsip Pokok Pelayanan Kesehatan

Azwar (1996) menjelaskan bahwa persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh suatu pelayanan kesehatan adalah:

a. Tersedia dan Berkesinambungan

Suatu pelayanan kesehatan harus tersedia di masyarakat (available) dan berkesinambungan (continous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat dibutuhkan. b. Dapat diterima dan Wajar

Suatu pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

c. Mudah dicapai

(41)

d. Mudah dijangkau

Pengertian keterjangkauan yang dimaksud adalah dari segi biaya. Biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

e. Bermutu

Pengertian bermutu yang dimaksud adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, dimana di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

Sistem Kesehatan Nasional (2009) menjelaskan bahwa terdapat beberapa prinsip yang harus dimiliki oleh institusi sebagai syarat pelayanan kesehatan adalah:

a. Berkesinambungan dan Paripurna

Upaya kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan secara berkesinambungan dan paripurna, meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan hingga pemulihan, serta rujukan antar tingkatan upaya kesehatan.

b. Bermutu, Aman, dan Sesuai Kebutuhan

(42)

masyarakat, efektif dan sesuai, serta mampu menghadapi tantangan global dan regional.

c. Adil dan Merata

Pelayanan kesehatan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan di seluruh wilayah.

d. Non Diskriminatif

Setiap penduduk harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis, bukan status sosial ekonomi dan tidak membeda-bedakan suku atau ras, budaya, dan agama, dengan tetap memperhatikan gender.

e. Terjangkau

Pelayanan kesehatan yang bermutu harus terjangkau oleh seluruh masyarakat, baik dari aspek akses maupun biaya.

f. Teknologi Tepat Guna

Pelayanan kesehatan menggunakan teknologi tepat guna yang berbasis bukti. Teknologi tepat guna berasas pada kesesuaian kebutuhan dan tidak bertentangan dengan etika, moral, dan nilai agama.

g. Bekerja dengan tim secara tepat dan cepat

(43)

3. Jenis Pelayanan Kesehatan

Berbagai konsep tentang jenis pelayanan kesehatan banyak dikemukakan oleh para ahli. Notoatmodjo (2007) membedakan jenis pelayanan kesehatan menjadi tiga bentuk pelayanan, yaitu:

a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care)

Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan yang diperlukan masyarakat yang mengalami sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatannya. Pelayanan ini merupakan bentuk pelayanan dasar (basic health service) meliputi balai kesehatan masyarakat (balkesmas), pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling.

b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua (Secondary Health Care)

Pelayanan kesehatan sekunder diperlukan untuk masyarakat yang memerlukan perawatan inap, dimana tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer dan memerlukan tenaga spesialis. Bentuk pelayanan ini adalah Rumah Sakit tipe C dan D.

c. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga (Tertiary Health Service)

(44)

Berdasarkan sasaran dan orientasinya, Notoatmodjo (2010) membagi pelayanan kesehatan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:

a. Kategori Berorientasi Publik (Masyarakat)

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kategori publik terdiri dari sanitasi lingkungan (air bersih, sarana pembuangan limbah (padat dan cair), imunisasi, perlindungan kualitas udara, dan sebagainya). Pelayanan kesehatan masyarakat lebih diarahkan langsung ke arah publik dibandingkan ke arah individu secara khusus. Orientasi pelayanan kesehatan publik adalah preventif dan promotif.

b. Kategori Berorientasi Pribadi (Individu)

Pelayanan kesehatan pribadi adalah langsung ke arah individu, dimana umumnya mengalami masalah kesehatan atau penyakit. Orientasi pelayanan individu adalah penyembuhan dan pengobatan (kuratif), serta pemulihan (rehabilitatif) yang ditujukan langsug kepada pemakai pribadi (individual costumer).

Hodgetts dan Cascio (1983) dalam Azwar (1996), mengemukakan jenis pelayanan kesehatan, yaitu:

a. Pelayanan Kedokteran

(45)

bersama-sama dalam satu organisasi dengan tujuan utama, yaitu untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, dengan sasaran adalah perseorangan dan keluarga.

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi dengan tujuan utama adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit, dengan sasaran adalah kelompok dan masyarakat.

4. Rumah Sakit Sebagai Pelayanan Kesehatan

Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Sebagai sebuah organisasi, rumah sakit memiliki misi memberikan pelayanan yang menyeluruh, bermutu, dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bermutu berarti rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat, dan sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran, sehingga dapat berfungsi sebagai pusat rujukan. Sedangkan terjangkau berarti dapat melayani segala lapisan masyarakat (Azwar, 1996).

(46)

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Adapun yang dimaksud dengan pelayanan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

WHO (1994) dalam Hartono (2010), menyatakan bahwa rumah sakit merupakan bagian dari sistem kesehatan yang berfungsi sebagai pusat sumber daya bagi peningkatan kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009, rumah sakit memiliki fungsi, yaitu:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan meliputi pelayanan

yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Menurut Undang-Undang No.44 tahun 2009, rumah sakit dikategorikan berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, yaitu:

a. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

(47)

b. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya, misalnya rumah sakit ibu dan anak, rumah sakit kanker, dan rumah sakit kusta.

Berdasarkan kepemilikannya, Undang-Undang No.44 tahun 2009 membedakan rumah sakit di Indonesia ke dalam dua jenis, yaitu:

a. Rumah Sakit Publik

Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

1) Rumah Sakit Pemerintah Pusat

Menurut Azwar (1996), terdapat dua macam rumah sakit milik pemerintah pusat, yaitu:

a) Rumah Sakit Departemen Kesehatan

(48)

b) Rumah Sakit Departemen Lain

Beberapa Departemen lain, seperti Departemen Perhubungan, Departemen Pertahanan dan Keamanan, dan Departemen Pertambangan juga mengelola rumah sakit sendiri. Peranan Departemen Kesehatan disini adalah merumuskan kebijakan pokok bidang kesehatan yang harus dipakai sebagai landasan dalam melaksanakan setiap upaya kesehatan.

2) Rumah Sakit Pemerintah Daerah

Sesuai dengan Undang-Undang Pokok Pemerintah Daerah No. 5 tahun 1974, rumah sakit yang berada di daerah-daerah dikelola oleh Pemerintah Daerah. Pengelolaan yang dimaksud tidak hanya dalam bidang pembiayaan, tetapi juga dalam bidang kebijakan, seperti terkait pembangunan sarana, pengadaan peralatan, dan penetapan tarif pelayanan. Peranan Departemen Kesehatan disini adalah merumuskan kebijakan pokok pelayanan kesehatan saja, disamping dalam batas-batas tertentu juga turut membantu dalam bidang pembiayaan, tenaga, dan obat-obatan, yakni dalam rangka menjalankan asas perbantuan (medebewind) dari sistem pemerintahan di Indonesia (Azwar, 1996). b. Rumah Sakit Privat

(49)

sakit perusahaan, rumah sakit penanam modal (dalam negeri dan luar negeri), dan rumah sakit badan hukum lain.

B. Utilisasi Pelayanan Kesehatan

1. Definisi Utilisasi Pelayanan Kesehatan

Menurut Dever (1984), utilisasi pelayanan kesehatan adalah interaksi yang kompleks antara pengguna jasa pelayanan (konsumen) dan penyelenggara jasa pelayanan (provider). Sedangkan Purnamawati (2002) menyatakan bahwa utilisasi pelayanan kesehatan merupakan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan maupun dalam bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Utilisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh individu maupun kelompok. Pengetahuan tentang faktor pendorong individu membeli pelayanan kesehatan merupakan faktor kunci mempelajari utilisasi pelayanan kesehatan dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian pelayanan kesehatan berarti juga mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi utilisasi (Ilyas, 2006).

(50)

perilaku tersebut sebagai suatu fungsi dari karateristik individu, karakteristik lingkungan, dan karakteristik kekuatan sosial.

Informasi tentang utilisasi pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan oleh manajemen pelayanan kesehatan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Feldstein (1988) dalam Ilyas (2006), bahwa dengan mengerti tentang utilisasi pelayanan kesehatan, maka akan memungkinkan semakin akuratnya upaya peningkatan pelayanan kesehatan di masa depan. Artinya data dan informasi penggunaan pelayanan kesehatan merupakan dokumen substansial untuk merancang program pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan mampu dibeli oleh masyarakat. Informasi utilisasi pelayanan kesehatan juga dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi keefektifan dan efisiensi dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan (Ilyas, 2006).

(51)

2. Model Utilisasi Pelayanan Kesehatan

Banyak faktor yang mempengaruhi individu dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Faktor-faktor penentu pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut dilukiskan oleh para ahli dalam bentuk model utilisasi pelayanan kesehatan. Menurut Andersen dan Newman (1979) dalam Notoatmodjo (2010) bahwa adanya model utilisasi pelayanan kesehatan bertujuan untuk melukiskan hubungan antara faktor-faktor penentu dari penggunaan pelayanan kesehatan, meringankan peramalan kebutuhan-kebutuhan masa depan pelayanan kesehatan, menentukan apakah ada atau tidak adanya pelayanan dari pemakaian pelayanan kesehatan yang berat sebelah, menyarankan cara-cara memanipulasi kebijaksanaan yang berhubungan dengan variabel-variabel agar memberikan perubahan-perubahan yang diinginkan, dan menilai pengaruh pembentukan program atau proyek-proyek pemeliharaan atau perawatan kesehatan yang baru.

Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat, terdapat berbagai jenis model utilisasi pelayanan kesehatan yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

a. Andersen (1968)

(52)

Model utilisasi pelayanan Andersen menyatakan bahwa keputusan seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan ditentukan pada 3 (tiga) kategori utama, yaitu: predisposisi seseorang untuk menggunakan pelayanan (predisposing characteristics), kemampuan seseorang untuk mencari pelayanan (enabling characteristics), dan kebutuhan seseorang akan pelayanan kesehatan (need characteristics). Adapun penjelasan masing-masing karakteristik utilisasi pelayanan kesehatan model Andersen adalah sebagai berikut:

1) Karakteristik Predisposisi (Predisposing Characteristics)

Karakteristik predisposisi merupakan karakteristik sosial budaya dari individu yang telah ada sebelum seseorang mengalami kesakitan (Andersen dan Newman, 1973). Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan setiap individu memiliki kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda (Ilyas, 2006). Andersen membagi karakteristik predisposisi dalam tiga faktor, yaitu: a) Faktor Demografi

Faktor demografi meliputi variabel usia, jenis kelamin, dan status perkawinan.

b) Faktor Struktur Sosial

(53)

c) Faktor Kepercayaan Kesehatan

Faktor kepercayaan terhadap kesehatan (health belief) adalah sikap atau pandangan terhadap suatu objek. Sikap ini dianggap dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Misalnya, sikap positif seseorang terhadap pelayanan dokter, maka seseorang tersebut akan lebih sering berobat atau berkonsultasi kesehatan ke dokter. Adapun variabel yang mempengaruhi sikap atau kepercayaan seseorang terhadap kesehatan adalah:

(1) Keyakinan terhadap penyembuhan penyakit.

(2) Sikap dan kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan dan sebagainya). (3) Pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan, masalah

kesehatan, dan penyakit yang diderita.

2) Karakteristik Kemampuan (Enabling Characteristics)

(54)

a) Sumber Daya Keluarga

Sumber daya keluarga meliputi variabel penghasilan keluarga, keikutsertaan dalam asuransi kesehatan, kemampuan membeli jasa kesehatan dan pengetahuan tentang informasi kesehatan yang dibutuhkan.

b) Sumber Daya Masyarakat

Sumber daya masyarakat meliputi variabel ketersediaan fasilitas pelayanan, tenaga kesehatan yang tersedia, biaya yang dikeluarkan untuk utilisasi setiap pelayanan kesehatan, dan kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan.

3) Karakteristik Kebutuhan (Need Characteristics)

Karakteristik kebutuhan merupakan komponen yang paling memiliki hubungan langsung dengan utilisasi pelayanan kesehatan (Ilyas, 2006). Menurut Andersen dan Newman (1973), bahwa karakteristik kebutuhan merupakan asumsi yang muncul dari kondisi predisposing dan enabling yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu: a) Penilaian Individu (Perceived)

(55)

(Andersen dan Newman, 1973). Sedangkan menurut Ilyas (2006), penilaian individu merupakan penilaian kesehatan yang dirasakan oleh individu, besarnya ketakutan terhadap penyakit, dan hebatnya rasa sakit yang diderita.

b) Penilaian Klinik (Evaluated)

Penilaian klinik merupakan penilaian medis mengenai status kesehatan individu dan kebutuhan individu tersebut terhadap pelayanan kesehatan (Andersen dan Newman, 1973). Sedangkan menurut Ilyas (2006), penilaian klinik merupakan penilaian beratnya penyakit dari dokter yang memeriksa kesehatan individu. Hal ini tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan dan penentuan diagnosis penyakit oleh dokter.

(56)

Bagan 2.1

Utilisasi Pelayanan Kesehatan Model Andersen

Sumber : Andersen dan Newman (1973)

b. Zschock (1979)

Zschock (1979) dalam Ilyas (2006) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menggunakan pelayanan kesehatan, yaitu:

(57)

1) Status Kesehatan, Pendapatan, dan Pendidikan

Status kesehatan seseorang memiliki hubungan yang erat dengan utilisasi pelayanan kesehatan, dimana semakin tinggi status kesehatan seseorang, maka ada kecenderungan individu banyak menggunakan pelayanan kesehatan. Utilisasi pelayanan kesehatan seseorang juga dipengaruhi oleh pendapatan, dimana kemampuan seseorang dalam membiayai pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi utilisasi dari pelayanan kesehatan tersebut. Seseorang yang tidak memiliki pendapatan dan biaya yang cukup akan sangat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan, meskipun individu tersebut sangat membutuhkan pelayanan kesehatan tersebut. Di samping itu, tingkat pendidikan seseorang juga dapat mempengaruhi tingkat utilisasi pelayanan kesehatan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan formal lebih tinggi akan memiliki pengetahuan kesehatan dan informasi pelayanan kesehatan yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mempengaruhi seseorang dalam menentukan utilisasi pelayanan kesehatan.

2) Faktor Konsumen dan Pemberi pelayanan kesehatan

(58)

memungkinkan pemberi pelayanan kesehatan melakukan pemeriksaan dan tindakan yang sebenarnya tidak diperlukan oleh pasien. Pada daerah yang sudah maju dan sarana pelayanan kesehatannya banyak, masyarakat dapat menentukan pilihan terhadap pemberi pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keinginan konsumen. Sedangkan bagi masyarakat dengan sarana dan fasilitas kesehatan terbatas, tidak ada pilihan lain kecuali menyerahkan semua keputusan tersebut kepada pemberi pelayanan kesehatan yang tersedia.

3) Kemampuan dan Penerimaan Pelayanan Kesehatan

Kemampuan membayar pelayanan kesehatan berhubungan erat dengan tingkat penerimaan dan penggunaan pelayanan kesehatan. Pihak ketiga (asuransi) pada umumnya cenderung membayar pembiayaan kesehatan tertanggung lebih besar dibanding dengan perorangan.

4) Risiko Sakit dan Lingkungan

(59)

Lingkungan yang memenuhi persyaratan kesehatan memiliki risiko sakit yang lebih rendah kepada individu dan masyarakat.

c. Andersen dan Anderson (1979)

Andersen dan Anderson (1979) dalam Ilyas (2006), menggolongkan model utilisasi pelayanan kesehatan ke dalam tujuh kategori berdasarkan tipe dari variabel yang digunakan sebagai faktor yang menentukan dalam utilisasi pelayanan kesehatan, yaitu:

1) Model Demografi (Demographic Model)

Pada model ini, variabel yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, dan status perkawinan. Variabel ini digunakan sebagai ukuran atau indikator fisiologis yang mempengaruhi utilisasi pelayanan kesehatan, dengan asumsi perbedaan derajat kesehatan, derajat kesakitan, dan penggunaan pelayanan kesehatan berhubungan dengan variabel demografi (Notoatmodjo, 2010).

2) Model Struktur Sosial (Social Structural Model)

(60)

bertentangan akan menggunakan pelayanan kesehatan dengan cara yang tertentu pula (Notoatmodjo, 2010).

3) Model Sosial Psikologis (Social Psychological Model)

Dalam model ini, variabel yang digunakan meliputi sikap, persepsi dan keyakinan individu terhadap kesehatan. Variabel ini mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan dan bertindak untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia.

4) Model Sumber Daya Keluarga (Family Resource Model)

Pada model ini, variabel yang digunakan adalah pendapatan keluarga, cakupan pembiayaan mengenai pelayanan kesehatan, dan pihak yang membiayai pelayanan kesehatan. Variabel ini digunakan untuk mengukur kesanggupan dari individu dan keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Dengan demikian, model sumber daya keluarga adalah model penentu utilisasi pelayanan kesehatan berdasarkan aspek ekonomis.

5) Model Sumber Daya Masyarakat (Community Resource Model)

(61)

setiap pelayanan kesehatan, dan kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan.

6) Model Organisasi (Organization Model)

Model ini merupakan pencerminan perbedaan bentuk-bentuk sistem pelayanan kesehatan. Pada umumnya, variabel yang digunakan adalah:

a) Gaya praktek pengobatan (sendiri, rekanan, atau kelompok). b) Sifat alamiah dari pelayanan tersebut (pembayaran secara langsung

atau tidak.

c) Lokasi dari pelayanan kesehatan (pribadi, rumah sakit, atau klinik).

d) Petugas kesehatan yang pertama kali dihubungi oleh pasien (dokter, perawat, bidan atau lainnya).

7) Model Sistem Kesehatan

(62)

b. Green (1980)

Menurut Green (1980), bahwa perilaku seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor penguat (reinforcing faktor) yang dikenal dengan model PRECEDE (Predisposing, reinforcing, and enabling cause in educational diagnosis and evaluation). Adapun uraian ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1) Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Faktor predisposisi merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi seseorang dalam berperilaku. Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, dan persepsi individu terhadap kesehatan yang mendorong motivasi seseorang dalam bertindak. Dalam faktor ini juga termasuk faktor demografi meliputi usia, jenis kelamin, sosioekonomi, dan jumlah keluarga.

2) Faktor Pemungkin (Enabling Factors)

(63)

mencapai pelayanan kesehatan (aksesibilitas) meliputi jarak, waktu tempuh, dan ketersediaan transportasi.

3) Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Faktor ini merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan seseorang mendapatkan dukungan atau tidak yang terwujud dalam sikap dan perilaku kelompok referensi dari perilaku masyarakat, seperti dukungan dari keluarga, teman, atau tenaga kesehatan.

c. Dever (1984)

Menurut Dever (1984), utilisasi pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Sosiobudaya

Faktor sosiobudaya mencakup kemajuan teknologi dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

a) Teknologi

(64)

radiologi dapat meningkatkan utilisasi pelayanan kesehatan di masyarakat.

b) Norma

Norma dan nilai-nilai sosial yang terdapat dalam masyarakat akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak termasuk dalam perilaku utilisasi pelayanan kesehatan.

2) Faktor yang berhubungan dengan organisasi

Faktor yang berhubungan dengan organisasi adalah struktur dan proses yang memberi kebijakan kepada organisasi pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitar yang mempengaruhi proses pelayanan kesehatan. Faktor ini meliputi ketersediaan pelayanan kesehatan, keterjangkauan geografis, keterjangkauan sosial, dan karakteristik struktur pelayanan kesehatan.

a) Ketersediaan Pelayanan Kesehatan

Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan, karena suatu pelayanan digunakan jika tersedia. Suatu sumber daya dikatakan tersedia jika terdapat dan diperoleh tanpa mempertimbangkan mudah atau sulitnya digunakan.

b) Keterjangkauan Geografi

(65)

memanfaatkan pelayanan kesehatan, berkaitan dengan jarak tempuh, waktu tempuh, dan kemudahan dalam memperoleh alat transportasi. Hubungan antara akses geografi dan penggunaan pelayanan tergantung dari jenis sumber daya yang ada. Peningkatan akses yang disebabkan oleh berkurangnya jarak, waktu tempuh, dan kemudahan transportasi dapat mengakibatkan peningkatan pelayanan yang berhubungan dengan keluhan-keluhan ringan atau pemakaian pelayanan preventif akan lebih tinggi daripada pelayanan kuratif.

c) Keterjangkauan Sosial

Keterjangkauan sosial terdiri atas dua dimensi, yaitu dapat diterima dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Dalam aspek keterjangkauan sosial, konsumen dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan memperhitungkan dari segi ekonomi, yaitu biaya pelayanan dan ada atau tidaknya penanggung biaya pelayanan. d) Karakteristik Struktur Pelayanan

(66)

dokter cenderung membentuk pelayanan yang bisa memberikan keuntungan untuk memaksimalkan pendapatan mereka. Selain itu, struktur organisasi suatu pelayanan kesehatan juga mempengaruhi utilisasi seseorang terhadap pelayanan kesehatan. Bentuk pelayanan, seperti praktek dokter tunggal, praktek dokter bersama, klinik, rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya membuat pola utilisasi pelayanan kesehatan yang berbeda.

3) Faktor yang berhubungan dengan konsumen

Faktor yang berkaitan dengan konsumen meliputi sosiodemografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan etnis), sosioekonomi (pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan keluarga), dan sosiopsikologi (persepsi terhadap penyakit).

4) Faktor yang berhubungan dengan provider

(67)

d. Feldstein (1993)

Feldstein (1993) menyatakan bahwa permintaan (demand) seseorang terhadap pelayanan kesehatan berbeda satu sama lainnya yang dipengaruhi oleh faktor pasien dan penyedia layanan kesehatan, yaitu:

1) Insiden penyakit

Faktor ini berhubungan dengan penyakit yang dirasakan dan keinginan untuk melakukan pengobatan preventif. Bagi sebagian besar orang, kejadian sakit dan utilisasi pelayanan kesehatan merupakan kejadian tak terduga. Sehingga, untuk individu tertentu, penyakit dianggap sebagai peristiwa acak yang tidak dapat dipastikan. Tetapi secara umum, kejadian penyakit dapat diprediksi sehubungan dengan pertambahan usia dan berkaitan juga dengan jenis kelamin. Seiring dengan pertambahan usia, terjadi peningkatan kejadian kronis dan perubahan pola kesakitan, maka penyakit kronis menjadi determinan utama terhadap kebutuhan akan pelayanan kesehatan.

2) Karakteristik Demografi-Budaya

Karakteristik demografi budaya meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan sistem nilai budaya yang terdapat pada keluarga dan masyarakat. 3) Faktor Ekonomi

(68)

nilai waktu yang dipergunakan untuk pengobatan, dan asuransi kesehatan. Pada keluarga, faktor ekonomi sangat mempengaruhi pemilihan tempat pelayanan kesehatan.

C. Pelayanan Antenatal Care

Antenatal care (antepartum care) adalah pelayanan pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan (risiko tinggi, sedang atau rendah), dengan tujuan untuk mempersiapkan persalinan menuju well born baby dan well health mother, mempersiapkan perawatan bayi dan laktasi, serta memulihkan kesehatan ibu yang optimal saat akhir kala nifas (Manuaba, 2006).

Dalam arti lebih luas, Manuaba (2006) menjelaskan bahwa pelayanan antenatal care dapat diartikan sebagai berikut:

1. Mempersiapkan pasangan menikah untuk menjadi orang tua efektif. 2. Meningkatkan pengertian bahwa keluarga bagian dari masyarakat.

3. Mencari faktor sosial-budaya yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kesehatan umum ibu hamil.

4. Meningkatkan pengertian merencanakan keluarga dan keluarga berencana untuk meningkatkan kesejahteraan umum keluarga.

(69)

6. Menghindari peradangan panggul atau Pelvic inflammatory disease (PID) dari infertilitas.

Wibowo (1992) menyatakan bahwa pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan selama masa kehamilan seorang ibu yang diberikan sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan, dengan tujuan pelayanan antenatal adalah dicapainya keadaan-keadaan sebagai berikut:

1. Kehamilan dengan gejala dan keluhan fisik dan psikis minimal.

2. Persalinan dengan status kesehatan ibu dan bayi dalam keadaan prima. 3. Bayi lahir sehat tanpa kelainan.

4. Tertanamnya kebiasaan hidup sehat yang memberi manfaat bagi anggota keluarga yang lain.

5. Penyesuaian yang baik terhadap keadaan pasca melahirkan.

(70)

Lebih lanjut, Departemen Kesehatan (2007) menyatakan bahwa pelayanan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seterusnya, agar ibu hamil dapat melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat. Diperkirakan 15 - 20 % dari seluruh ibu hamil akan mengalami keadaan risiko tinggi dan kompilikasi obstetric, yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya bila tidak ditangani dengan memadai. Oleh karena itu, pada pelayanan antenatal perlu dilakukan analisis risiko bersama ibu hamil dan keluarga dalam menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang aman. Dari analisis risiko tersebut, dibahas rencana tempat dan penolong persalinannya kelak. Adapun kebijakan teknis yang disusun oleh Depkes (2007) dalam menegakkan pelayanan antenatal adalah:

1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.

2. Melakukan deteksi dini penyulit atau komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal, serta rujukan bila diperlukan.

3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit atau komplikasi.

(71)

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu. 3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan kehamilan yang cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar tumbuh kembang secara normal.

7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati, dan kematian noenatal. 8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.

(72)

Tabel 2.1

Jumlah dan Waktu Pemeriksaan Kehamilan

Umur Kehamilan Pemeriksaan yang dilakukan

Kunjungan ideal Kunjungan minimal

1 minggu – 7 bulan 4 minggu sekali 1 kali 7 bulan – 9 bulan 2 minggu sekali 1 kali 9 bulan – 10 bulan 1 minggu sekali 4 kali Sumber : Depkes (2007)

(73)

Bagan 2.2

Tata Laksana Antenatal Care

Sumber : Manuaba (2006)

Tujuan Antenatal Care well born baby dan well health mother, melalui:  Tata laksana khusus

 Tata laksana umum antenatal care

 Menghindari PID – Infertilitas infeksi pascapartus

Pemeriksaan Fisik

Antenatal care teratur  Ulangan laboratorium

Persalinan Well Born Baby dan Well Health Mother  Rumah sakit dengan fasilitas adekuat

(74)

D. Pelayanan Persalinan 1. Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan serangkaian kejadian pada ibu hamil yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau 36-40 minggu, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Depkes, 1996 dalam Rosmini 2002). Sedangkan Manuaba (1998) mengemukakan bahwa persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan, jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.

2. Jenis Persalinan

Berdasarkan cara persalinan, Rustam (1998) membagi kategori persalinan menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Persalinan biasa (normal), yaitu proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan ini dikenal dengan persalinan spontan.

b. Persalinan luar biasa (abnormal), yaitu persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan cara operasi caesarea.

(75)

a. Persalinan spontan, yaitu persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan, yaitu proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

c. Persalinan anjuran, yaitu proses persalinan yang terjadi apabila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

3. Pelayanan Persalinan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan pelayanan kesehatan dasar yang dibutuhkan oleh setiap ibu hamil. Menurut Permenkes No.29 tahun 2012, pelayanan persalinan merupakan pelayanan terhadap proses lahirnya bayi kurang bulan maupun cukup bulan secara spontan maupun disertai penyulit yang memerlukan tindakan medis termasuk pasca persalinan.

Dalam upaya menurunkan AKI, pemerintah menjalankan berbagai program yang dicanangkan antara lain: Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer (MPS). Safe Motherhood memiliki empat pilar yaitu:

(76)

b. Pelayanan antenatal untuk mencegah komplikasi dan menjamin bahwa komplikasi dalam persalinan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara benar.

c. Persalinan yang aman dengan menjamin bahwa semua tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan peralatan untuk melaksanakan persalinan yang bersih, aman, dan menyediakan pelayanan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir.

d. Pelayanan obstetrik neonatal esensial (emergensi) untuk menjamin tersedianya pelayanan esensial pada kehamilan risiko tinggi dengan gawat obstetrik (GO), pelayanan emergensi untuk gawat darurat obstetrik (GDO) dan komplikasi persalinan pada setiap ibu yang membutuhkannya.

Making Pregnancy Safer (MPS) memiliki 3 (tiga) pesan kunci yaitu:

a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.

b. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal ditangani secara adekuat.

c. Setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

E. Penelitian Terdahulu

(77)

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Desain

Penelitian

(78)

Berdasarkan tabel 2.2 di atas, dapat diketahui bahwa beberapa penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan uji analisis univariat dan bivariat. Pada penelitian ini, dilakukan pengembangan penelitian dari penelitian sebelumnya, yaitu menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan uji analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Penggunaan uji analisis multivariat ini bertujuan untuk mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan terhadap utilisasi pelayanan persalinan oleh pasien antenatal care di Rumah Sakit Puri Cinere. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi rumah sakit dalam menentukan strategi atau kebijakan untuk pengembangan pelayanan persalinan di Rumah Sakit Puri Cinere.

F. Kerangka Teori

(79)

utilisasi pelayanan menurut Dever (1984) merupakan salah satu teori utilisasi yang lengkap dalam menjelaskan utilisasi pelayanan kesehatan. Secara skematis model utilisasi pelayanan kesehatan menurut teori Dever (1984) adalah sebagai berikut:

a. Sosiodemografi : usia, jenis kelamin, dan status perkawinan

b. Sosioekonomi : pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan keluarga.

c. Sosiopsikologi : persepsi tentang penyakit.

Faktor Organisasi

a. Ketersediaan pelayanan kesehatan b. Keterjangkauan geografis (aksesibilitas) c. Keterjangkauan sosial : biaya pelayanan

dan penanggung biaya d. Struktur organisasi pelayanan

Utilisasi Pelayanan

(80)

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang mengacu pada model utilisasi pelayanan kesehatan menurut Dever (1984), dimana utilisasi pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor sosiobudaya, organisasi, konsumen, dan provider (pemberi pelayanan kesehatan), dalam penelitian ini disusun kerangka konsep yang disesuaikan dengan karakteristk penelitian, yaitu:

1. Faktor Sosiobudaya

Pada penelitian ini, faktor sosiobudaya tidak diteliti dikarenakan pasien antenatal care Rumah Sakit Puri Cinere memiliki karakteristik, yaitu masyarakat perkotaan dan termasuk pasien dengan kelas sosial menengah ke atas, sehingga diasumsikan memiliki persepsi terhadap kemajuan teknologi dan norma di masyarakat yang homogen.

2. Faktor Organisasi

(81)

organisasi pelayanan tidak diteliti, karena untuk menggambarkan karakteristik struktur organisasi ini menggunakan variabel sistem pembayaran tenaga kesehatan dan struktur organisasi pelayanan kesehatan, dimana variabel tersebut merupakan struktural internal manajemen rumah sakit yang umumnya tidak diketahui oleh konsumen.

3. Faktor Konsumen

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan untuk menggambarkan faktor yang berhubungan dengan konsumen adalah variabel usia (menggambarkan sosiodemografi), pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan keluarga (menggambarkan sosioekonomi), serta persepsi ibu tentang kondisi kehamilan (menggambarkan sosiopsikologi).

Dalam penelitian ini, variabel jenis kelamin dan status perkawinan yang umumnya digunakan untuk menggambarkan sosidemografi tidak diteliti karena variabel tersebut bersifat homogen.

4. Faktor Provider (Pemberi Pelayanan Kesehatan)

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan untuk menggambarkan faktor yang berhubungan dengan pemberi pelayanan kesehatan adalah fasilitas kesehatan, pelayanan dokter, pelayanan paramedis, dan kemudahan informasi pelayanan.

Gambar

Tabel 2.2  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

c. Untuk mengetahui hubungan paritas ibu hamil dengan keteraturan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling tahun 2015. Untuk mengetahui hubungan

Persepsi pasien terhadap dokter dan akses tempat pelayanan tidak berhubungan dengan minat kunjungan ulang pasien Antenatal Care di poliklinik kebidanan Rumah Sakit Islam

Namun, hubungan ini sebagai faktor protektif, artinya ibu yang melakukan kunjungan antenatal care tidak lengkap menurunkan risiko 0,742 kali lebih kecil untuk melakukan persalinan

Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan pada ibu yang patuh dan tidak patuh dalam melaksanakan antenatal care (ANC)di Puskesmas

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care (ANC) pada ibu hamil resiko tinggi di wilayah

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuraijah (2012), bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemanfaatan Antenatal care

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan tangible dengan capaian standar pelayanan minimal pada pasien diruang rawat

475| HUBUNGAN PELAYANAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KLINIK PRATAMA AZ-ZAHRA TAHUN 2022 Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN