• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA

NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Skripsi

Oleh NURUZZUHAL

NIM K 7406117

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA

NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh NURUZZUHAL

NIM K 7406117

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pemimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Sutarno, M.Pd NIP. 1948 07 13 1973 04.1.001

Pembimbing II

(4)

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 01 September 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd 1………..

Sekretaris : Jonet Ariyanto, SE, M.M. 2………

Anggota I : Prof. Dr. Sutarno, M.Pd 3………..

Anggota II : Leny Noviani, S.Pd, M.Si 4………

Disahkan oleh

Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Nuruzzuhal. Kontribusi Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kontribusi antara disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. 2) Untuk mengetahui kontribusi antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. 3) Untuk mengetahui kontribusi antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo yang terbagi dalam empat kelas dan berjumlah 165 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling dengan perhitungan 30% dari jumlah populasi, sehingga diperoleh sampel dalam penelitian ini adalah 30% x 165 = 49,5 siswa, atau dibulatkan menjadi 50 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisis regresi linier ganda. Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Terdapat kontribusi antara disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t untuk variabel disiplin belajar menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel atau 2,902 >

2,012. Hal ini berarti semakin tinggi disiplin belajar siswa maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa. 2) Terdapat kontribusi antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t untuk variabel ligkungan keluarga menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel atau 2,425 > 2,012. Hal

ini berarti semakin baik kondisi lingkungan keluarga siswa maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa. 3) Terdapat kontribusi antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji F yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel atau 13,109 >

3,195. Hal ini berarti semakin tinggi disiplin belajar siswa dan kondisi lingkungan keluarga siswa maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa.

Temuan lain yang dapat dilaporkan dari hasil penelitian ini adalah persamaan garis regresi linear ganda Y = 39,480 + 0,340 X1 + 0,297 X2.Hal ini

(6)

commit to user

vi

belajar (X1) dan juga akan meningkat atau menurun sebesar 0,297 untuk setiap

peningkatan atau penurunan satu unit lingkungan keluarga (X2).

Besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel adalah: (1) Sumbangan relatif disiplin belajar (X1) terhadap hasil belajar (Y)

adalah sebesar 56,14%. (2) Sumbangan relatif lingkungan keluarga (X2) terhadap

hasil belajar (Y) adalah sebesar 43,86 %. (3) Sumbangan efektif disiplin belajar (X1) terhadap hasil belajar (Y) adalah sebesar 20,10%. (4) Sumbangan efektif

(7)

commit to user

vii ABSTRACT

Nuruzzuhal. Contribute to Learning Discipline and Family Environmental Against Learning Outcomes Economy on Student Class XI SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University Surakarta, August 2010.

The purpose of this study are: 1) To know the contribution of the discipline of learning to the outcomes of economic student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. 2) To know the contribution of family environment on the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. 3) To know the contribution of the discipline of study and the family is together on the results student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010.

The population in this study are all students of class XI IPS SMA 2 Sukoharjo is divided into four classes and numbered 165 students. Samples taken using proportional random sampling by calculating 30% of the total population, so that samples obtained in this study is 30% x 165 = 49.5 students, or rounded up to 50 students. Data collection techniques used in this study is the questionnaire and documentation. Data collection techniques used in this study is the questionnaire and documentation. Before data analysis, first test prerequisites include analysis of normality test, linearity, multicollinearity test, autocorrelation test, and test of heteroscedasticity.

Based on the results of this study concluded: 1) There is a contribution to the discipline of learning the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. This is evidenced by the t test results for the variable learning disciplines shows that the value of thitung > ttabel or 2.902 >

2.012. This means the higher the student discipline will be the better student learning outcomes. 2) There is a contribution of family environment on the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. This is evidenced by the t test results for family environmental variable indicates that the value of thitung > ttabel or 2.425 > 2.012. This means the

better the condition of the family environment so students will better the student learning outcomes. 3) There is a contribution to the discipline of study and the family is together on the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. This is evidenced by the F test results which showed that the value of Fhitung > Ftabel or 13.109> 3.195. 3) There is a

contribution to the discipline of study and the family is together on the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. This is evidenced by the F test results which showed that the value of Fhitung > F tabel or 13.109> 3.195. Other findings that can be reported from the

results of this study is a double linear regression line equation Y = 39.480 + 0.340X1 + 0.297X2. This means that on average one unit of student learning

(8)

commit to user

viii

decreased by 0.297 for every increase or decrease of one unit of the family environment (X2).

The donations given by each of the variables are: (1) the relative contribution of discipline to learn (X1) to learning outcomes (Y) is approximately

56.14%. (2) the relative contribution of the family (X2) on learning outcomes (Y)

(9)

commit to user

ix MOTTO

! ! "

!

#$$

%

% &

' ! !

(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Ibu dan Ayah tercinta

2. Kakak-kakakku tercinta

3. Seseorang yang selalu memberikan

dukungan kepadaku

4. Teman-teman PTN ’06

(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan

Hidayah-Nya, sehingga penulis berhasil menyusun dan menyelesaikan skripsi ini

guna melengkapi tugas serta memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi

Pendidikan Ekonomi Tata Niaga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini disusun dengan bantuan dari berbagai pihak baik langsung

maupun tidak langsung yang tak ternilai harganya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui

permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan

pengarahan dan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Ketua BKK PTN yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyusunan

skripsi ini.

5. Prof. Dr. Sutarno, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis selama persiapan hingga selesainya penyusunan

skripsi ini.

6. Leny Noviani, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis selama persiapan hingga selesainya

penyusunan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah memberikan ijin dan

kemudahan dalam mengadakan penelitian.

8. Ibu dan Ayah tercinta yang selalu menyertakan nama penulis di dalam setiap

lantunan doanya.

(12)

commit to user

xii

10.Teman-teman dan sahabat-sahabatku di Forum Kudus Surakarta, kalianlah

keluargaku di perantauan ini.

11.Rekan-rekan PTN 2006

12.Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, Agustus 2010

(13)

commit to user

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Disiplin Belajar ... 10

a. Pengertian Disiplin Belajar ... 10

b. Konsep-konsep Disiplin Belajar di Dalam Kelas ... 11

c. Cara Pembinaan Disiplin Belajar Siswa ... 13

2. Lingkungan Keluarga ... 18

a. Pengertian Lingkungan Keluarga ... 18

(14)

commit to user

xiv

c. Faktor-faktor yang Bersumber dari Keluarga

yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21

3. Belajar ... 24

a Pengertian Belajar ... 24

b Prinsip-Prinsip Belajar ... 24

c Tujuan Belajar ... 25

4. Hasil Belajar ... 27

a. Pengertian Hasil Belajar ... 27

b. Tipe Hasil Belajar ... 27

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 28

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 32

C. Kerangka Pemikiran ... 33

D. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

1. Tempat Penelitian ... 36

2. Waktu Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 37

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 38

C. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Metode Angket atau Kuesioner ... 39

2. Metode Dokumentasi ... 47

D.Rancangan Penelitian ... 47

E. Teknik Analisis Data ... 48

1. Uji Prasyarat ... 48

2. Uji Hipotesis ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data Variabel ... 54

(15)

commit to user

xv

1. Uji Normalitas ... 59

2. Uji Linieritas ... 60

3. Uji Multikolinieritas ... 61

4. Uji Autokorelasi ... 62

5. Uji Heteroskedastisitas ... 62

C.Pengujian Hipotesis ... 64

1. Pengujian Hasil Analisis Data ... 64

2. Penafsiran Pengujian Hipotesis ... 66

D.Pembahasan Hasil Analisis Data ... 67

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A.Simpulan ... 73

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 73

C. Saran ... 74

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Ketidakdisiplinan Siswa Kelas XI IPS Semester I ... 5

Tabel 2. Nilai Rata-rata Ujian Semester Kelas XI IPS Semester I ... 6

Tabel 3. Deskripsi Data Variabel Disiplin Belajar (X1), Lingkungan Keluarga (X2), dan Hasil Belajar Siswa (Y) ... 54

Tabel 4. Distribusi frekuensi data nilai angket variabel disiplin belajar siswa (X1) ... 54

Tabel 5. Distribusi frekuensi data nilai angket variabel lingkungan keluarga (X2) ... 56

Tabel 6. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa (Y) ... 57

Tabel 7. Hasil Uji Linieritas Variabel Disiplin Belajar (X1) dan Hasil Belajar (Y) ... 60

Tabel 8. Hasil Uji Linieritas Variabel Lingkungan Keluarga (X2) dan Hasil Belajar (Y) ... 60

Tabel 9. Hasil Uji Multikolinieritas ... 61

Tabel 10. Hasil Uji Autokorelasi ... 62

Tabel 11. Hasil Uji Analisis Data ... 64

Tabel 12. Hasil Uji F ... 65

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ... 34

Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Belajar Siswa ... 55

Gambar 3. Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Keluarga ... 56

Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Siswa ... 58

Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual .... 59

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 78

2. Matrik Spesifikasi Data ... 79

3. Surat Pengantar Angket ... 80

4. Angket Penelitian ... 81

5. Tabulasi Data Hasil Try Out Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 85

6. Tabulasi Data Hasil Try Out Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 86

7. Uji Validitas Disiplin Belajar (X1) ... 87

8. Uji Validitas Lingkungan Keluarga (X2) ... 91

9. Uji Reliabilitas Disiplin Belajar (X1) ... 94

10. Uji Reliabilitas Lingkungan Keluarga (X2) ... 95

11. Tabulasi Data Penelitian Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 96

12. Tabulasi Data Penelitian Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 98

13. Data Hasil Belajar Siswa (Y) ... 99

14. Data Induk Penelitian ... 100

15. Tabel Kerja Analisis Data ... 101

16. Perhitungan Deskripsi Data Penelitian Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 102

17. Perhitungan Deskripsi Data Penelitian Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 103

18. Perhitungan Deskripsi Data Penelitian Hasil Belajar Siswa (Y) ... 104

19. Uji Normalitas ... 105

20. Uji Linieritas ... 106

21. Uji Multikolinearitas ... 108

22. Uji Autokorelasi ... 108

23. Uji Heteroskedastisitas ... 109

24. Koefisien Determinasi... 109

25. Uji F ... 110

(19)

commit to user

xix

27. Menghitung Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 111

28. Daftar Nama Siswa untuk Try Out Penelitian ... 113

29. Daftar Nama Siswa Penelitian ... 114

30. Daftar Nilai Ujian Ekonomi Semester II ... 116

31. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 120

32. Surat Ijin Menyusun Skripsi ... 121

33. Surat Ijin Skripsi Kepada Dekan ... 122

34. Surat Ijin Skripsi Kepada Rektor ... 123

35. Surat Ijin Skripsi Kepada Obyek Penelitian ... 124

36. Daftar Tabel r ... 125

37. Daftar Tabel F ... 126

(20)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan

nasional. Salah satu tujuan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa, untuk mewujudkan tujuan ini pemerintah berupaya untuk

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Pendidikan sebagai hak asasi

setiap warga negara telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang

menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Lebih

lanjut di dalam UUD 1945 ayat 3 menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dalam

Syaiful Sagala (2006: 3):

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui dua

jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur

pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah

melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan

seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jalur

pendidikan sekolah ini bersifat formal dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan

pemerintah, dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional. Jalur

pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan

yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang

tidak berjenjang dan berkesinambungan seperti pendidikan keluarga,

(21)

commit to user

sekolah bersifat tidak formal dalam arti tidak ada keseragaman pola yang bersifat

nasional (Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, 2005).

Dunia pendidikan kita masih mendapat sorotan tajam, mengingat

banyaknya permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi. Salah satu di

antaranya adalah rendahnya mutu atau kualitas pendidikan. Mutu pendidikan

dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang

diharapkan, dengan kata lain mutu pendidikan dilihat dari kualitas keluarannya,

apakah keluaran tersebut mampu mewujudkan diri sebagai manusia-manusia

pembangunan yang dapat membangun dirinya dan lingkungannya.

Berbagai usaha untuk mengatasi masalah mutu pendidikan di antaranya:

seleksi masuk yang rasional untuk sekolah dan perguruan tinggi, pelatihan dan

penataran guru, penyempurnaan kurikulum, pengembangan dan penyempurnaan

sarana dan prasarana, peningkatan manajeman pendidikan, dan kegiatan

pengendalian mutu melalui laporan penyelenggaraan pendidikan, supervisi dan

monitoring, sistem ujian dan seleksi nasional, dan pemberian akreditasi lembaga

pendidikan (Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, 2005).

Membahas masalah kualitas pendidikan tidak terlepas dari pencapaian

hasil belajar siswa, karena hasil belajar siswa dapat dijadikan tolok ukur untuk

menilai apakah pendidikan di suatu sekolah berhasil atau tidak. Pada prinsipnya

berhasil baik atau tidaknya belajar itu ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor

yang bersumber dari dalam diri siswa (individual) dan faktor yang bersumber dari

luar diri siswa (sosial). Faktor individual yang mempengaruhi berhasil baik atau

tidaknya belajar antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,

motivasi, dan faktor pribadi dalam hal ini yaitu sikap dan disiplin siswa,

sedangkan yang termasuk faktor sosial meliputi faktor keluarga, keadaan rumah

tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar

mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena

guru merupakan orang yang secara langsung memberikan materi pelajaran kepada

siswa, sehingga guru merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan belajar

(22)

commit to user

materi dan kegiatan pembelajaran sedemikian rupa, sehingga tercipta suasana

pembelajaran yang dinamis, inovatif, dan menyenangkan. Guru juga harus mampu

menerapkan metode mengajar yang tepat yang melibatkan siswa secara aktif

dalam proses pembelajaran, namun berhasil tidaknya proses belajar mengajar

tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru, karena masih ada faktor yang

lain seperti orang tua dan siswa itu sendiri.

Siswa merupakan individu yang secara langsung melakukan proses

pembelajaran, sehingga siswa harus dapat mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan aktif, mampu mengungkapkan gagasan-gagasan, serta mampu

menyertakan segala aspek yang ada pada dirinya baik kecerdasan, minat,

perhatian, motivasi, cara belajar, dan disiplin belajar. Berdasarkan hal-hal

tersebut di atas diharapkan akan tercapai hasil belajar yang memuaskan.

Disiplin siswa di dalam pengelolaan pengajaran merupakan suatu

masalah yang sangat penting. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan

melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya, pengajaran tidak

mungkin dapat mencapai target maksimal. Disiplin belajar merupakan salah satu

sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh siswa. Siswa akan memperoleh hasil

belajar yang memuaskan apabila siswa mampu mengatur waktu dan kegiatan

belajarnya. Pencapaian hasil belajar yang baik selain karena adanya tingkat

kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat baik, juga didukung oleh adanya disiplin

sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin individu dalam belajar, dan juga karena

perilaku yang baik. Sebaliknya ada siswa yang hasil belajarnya kurang

memuaskan meskipun tingkat kecerdasannya baik atau sangat baik, hal itu terjadi

karena siswa kurang tertib dan kurang teratur belajar.

Di lingkungan sekolah sebetulnya sudah ada tata tertib untuk mengatur

siswa, namun kenyataannya masih terdapat pelanggaran-pelanggaran dalam

pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa yang terlambat datang ke

sekolah, tidak mengerjakan tugas, malas belajar, dan gaduh saat kegiatan belajar

mengajar sedang berlangsung. Pembinaan disiplin perlu diadakan baik di sekolah

maupun di rumah. Pembinaan disiplin di sekolah dapat dilakukan dengan cara

(23)

commit to user

akan pentingnya disiplin belajar. Akhmad Sudrajat (2008: 1) berpendapat bahwa

”Tujuan disiplin siswa di sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan

lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas”. Siswa akan bersemangat

untuk belajar di kelas apabila suasana belajar nyaman dan kondusif, selanjutnya

hal ini akan memotivasi siswa untuk lebih berprestasi dalam belajar. Pembinaan

disiplin di rumah perlu juga dilakukan karena orang tua mempunyai peran yang

sangat besar dalam penanaman disiplin belajar siswa. Wujud pembinaan itu dapat

dilakukan dengan mengingatkan waktu belajar, memperhatikan kebutuhan

anaknya, dan menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Syafruddin (2005)

menyebutkan bahwa kedisiplinan dalam belajar siswa itu meliputi mentaati dan

mematuhi tata tertib sekolah, masuk kelas tepat waktu, ketertiban diri saat belajar

di kelas, mengatur waktu belajar di rumah, mengulang kembali pelajaran di

rumah, mengerjakan tugas sekolah di rumah.

Orang tua sebagai keluarga siswa seharusnya tidak mempercayakan

pendidikan anaknya secara totalitas pada pihak sekolah, masyarakat dan

pemerintah. Hal ini dikarenakan keberadaan anak justru lebih banyak berada di

lingkungan keluarga ataupun lingkungan sosialnya, di lingkungan sekolah selain

waktunya relatif singkat, seorang guru juga harus menangani banyak siswa.

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi

perkembangan anak. Seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk pertama

kalinya di dalam keluarga, di dalam proses ini seorang anak diajarkan dan

dikenalkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan menentukan bagi

perkembangan anak di masa depan. Peran keluarga (orang tua) dalam

keberhasilan belajar anak masih sangat diperlukan meskipun anak tersebut sudah

bersekolah. Suasana keluarga yang harmonis dan menyenangkan akan mendorong

anak giat atau berdisiplin dalam belajar yang pada akhirnya akan mencapai hasil

belajar yang optimal.

Tanggung jawab keluarga (orang tua) terhadap keberhasilan belajar anak

selain kondisi keluarga yang harmonis yaitu tingkat pendidikan, perhatian, serta

pemenuhan kebutuhan belajar anak. Apabila kondisi dalam keluarga seperti

(24)

commit to user

dengan urusannya sendiri, serta pemenuhan kebutuhan belajar yang kurang akan

mendorong siswa malas dalam belajar yang pada akhirnya akan mencapai hasil

belajar yang kurang memuaskan. Ngalim Purwanto (2004) menjelaskan bahwa

faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga yang mempengaruhi hasil

belajar siswa di antaranya adalah: kemampuan ekonomi orang tua, tingkat

pendidikan orang tua, harapan dan cita-cita orang tua terhadap anak, suasana di

dalam keluarga, serta pemenuhan fasilitas dan kebutuhan belajar. Abdul Majid

(2006) menyatakan bahwa kemampuan ekonomi orang tua yang kurang memadai,

anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan orang tua, harapan orang tua

yang terlalu tinggi terhadap anak, dan orang tua pilih kasih terhadap anak dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan

bahwa perhatian orang tua yang cukup, kondisi ekonomi keluarga yang memadai,

tingkat pendidikan orang tua yang tinggi, lingkungan keluarga yang harmonis

akan membentuk dan mendidik anak berdisiplin dalam belajar yang pada akhirnya

anak akan mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SMA Negeri 2 Sukoharjo,

menunjukkan bahwa terdapat permasalahan terhadap tingkat disiplin para

siswanya, baik itu perilaku disiplin mereka di sekolah maupun di rumah.

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa masih terdapat banyak siswa yang

mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap

dan tindakannya seperti: tidak masuk sekolah, terlambat masuk kelas, tidak

menaati peraturan sekolah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,

ramai di kelas saat pelajaran dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari data

ketidakdisiplinan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo selama semester I

Tahun Ajaran 2009/2010 sebagai berikut :

Tabel 1. Data Ketidakdisiplinan Siswa Kelas XI IPS Semester I

Kasus Banyaknya Kasus

1. Siswa yang tidak masuk sekolah a. Sakit

b. Ijin c. Alpha

347 74 385 2. Siswa yang terlambat masuk sekolah 115

(25)

commit to user

Berdasarkan observasi awal juga diketahui lingkungan belajar siswa di

SMA Negeri 2 Sukoharjo baik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat dirasakan oleh beberapa siswa masih kurang mendukung terhadap

pencapaian prestasi belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari cara pengelolaan kelas

dan cara guru dalam mengajar yang kurang bervariasi sehingga terkesan

membosankan, selain itu penggunaan sarana pembelajaran juga masih kurang

dikarenakan sarana dan prasarana yang disediakan olah sekolah masih terbatas.

Dilihat dari prestasi belajar mata pelajaran ekonomi yang didapat dari nilai tugas,

ulangan harian, mid semester dan ujian semester masih berada dalam kategori

cukup, meskipun masih banyak siswa yang nilainya di bawah rata-rata nilai

ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 62,00. Berdasarkan hasil

observasi awal di SMA N 2 Sukoharjo diketahui bahwa nilai rata-rata ujian

semester I kelas XI IPS Tahun Ajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Nilai Rata-rata Ujian Semester Kelas XI IPS Semester 1

Tahun Ajaran 2009/2010

Kelas XI Nilai Rata-rata Kelas

XI IPS 1 59.29

XI IPS 2 64.17

XI IPS 3 57.40

XI IPS 4 64.93

Rata-rata 61.45

Sumber: Data Nilai Ujian Semester I SMA N 2 Sukoharjo

Berdasarkan kenyataan yang terjadi di SMA Negeri 2 Sukoharjo tersebut

di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pentingnya disiplin

belajar dan lingkungan keluarga dalam pencapaian hasil belajar siswa dan

mengangkatnya dalam penelitian dengan judul “Kontribusi Disiplin Belajar dan

(26)

commit to user

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kondisi yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Disiplin belajar siswa merupakan ketaatan dan kepatuhan yang harus ditaati

namun banyak siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang masih melanggar.

2. Disiplin belajar siswa sangat menunjang keberhasilan belajar namun masih

banyak siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang masih kurang paham arti

pentingnya disiplin terhadap keberhasilan belajar.

3. Lingkungan keluarga berupa situasi keluarga yang kondusif menyumbang

keberhasilan siswa dalam belajar namun masih belum diketahui seberapa besar

sumbangan tersebut, khususnya bagi siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo.

4. Perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya baik di rumah maupun

di sekolah sangat diperlukan keberadaannya namun pada kenyataannya masih

banyak orang tua yang kurang memperhatikan hal tersebut.

5. Prestasi siswa yang ditunjukkan dari hasil belajar ekonomi siswa SMA Negeri

2 Sukoharjo pada umumnya dalam kategori cukup namun masih banyak siswa

yang nilainya berada di bawah rata-rata.

C.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam suatu penelitan diperlukan agar suatu

penelitian tersebut mempunyai arah dan tujuan yang jelas, selain itu juga

dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan adanya kesalahpahaman dalam

penafsiran. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan

usaha-usaha peningkatan hasil belajar ekonomi melalui disiplin belajar dan

didukung dengan adanya lingkungan keluarga siswa yang baik, dan mencari

besarnya kontribusi disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar

(27)

commit to user

2. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas : disiplin belajar dan lingkungan keluarga.

b. Variabel terikat : hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS.

3. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2

Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat kontribusi antara disiplin belajar terhadap hasil belajar

ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Apakah terdapat kontribusi antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar

ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.

3. Apakah terdapat kontribusi antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga

secara bersama-sama terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA

Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui kontribusi antara disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui kontribusi antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar

ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.

3. Untuk mengetahui kontribusi antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga

secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2

(28)

commit to user

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga

yang berupa konsep-konsep mengenai disiplin belajar, lingkungan keluarga

dan pengaruhnya terhadap hasil belajar khususnya hasil belajar ekonomi

b. Sebagai penambah khazanah bacaan tentang pentingnya disiplin belajar dan

lingkungan keluarga siswa dan pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar.

c. Sebagai bahan referensi dan pendukung guna memberikan sumbangan

konseptual bagi penelitian yang berkaitan dengan pentingnya disiplin belajar

dan lingkungan keluarga dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan

untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Sebagai masukan bagi siswa akan pentingnya disiplin dalam kegiatan belajar

guna pencapaian hasil belajar yang optimal.

b. Bagi sekolah

Sebagai masukan dan sumber informasi nyata tentang pentingnya kedisiplinan

dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswanya.

c. Bagi orang tua

Sebagai masukan bagi pihak orang tua akan pentingnya lingkungan keluarga

yang baik yang akan mendorong siswa untuk giat atau berdisiplin dalam

belajar.

d. Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang

penelitian, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang

(29)

commit to user

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Disiplin Belajar a. Pengertian Disiplin Belajar

Belajar merupakan salah satu kewajiban bagi setiap siswa dimana

setiap siswa dituntut untuk selalu belajar teratur. Dibutuhkan adanya

kesungguhan dan disiplin di dalam kegiatan belajar. Disiplin merupakan suatu

kondisi yang harus dijalankan apabila seorang siswa mengharapkan kelancaran

dalam belajarnya.

Disiplin belajar terdiri dari dua kata yaitu, kata disiplin dan belajar.

Kata disiplin adalah kata yang sudah tidak asing lagi di dengar baik di

lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Menurut Ametembum

dalam Soedomo Hadi (2005) menyebutkan asal mula pengertian disiplin yaitu

suatu keadaan tertib di mana para pengikut tunduk dengan senang hati pada

ajaran pemimpinnya. Starawaji (2009: 1) menyatakan bahwa:

Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.

Menurut Elizabeth B. Hurlock (2005: 82), “Disiplin berasal dari kata

yang sama dengan disciple, yakni seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana terdapat

serangkaian perilaku orang-orang yang tunduk dengan senang hati atau secara

sukarela mengikuti peraturan, ajaran dan pengendalian seorang pemimpin.

Pengertian belajar menurut Witherington yang dikutip oleh Ngalim

(30)

commit to user

yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.” Menurut

Slameto (2003: 2), “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah

laku, kecakapan, dan keterampilan sebagai hasil pengalamannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin belajar

adalah ketaatan, kepatuhan, ketertiban yang dimiliki seseorang siswa dalam

kegiatan belajar sehingga diperoleh suatu perubahan tingkah laku, kecakapan,

dan keterampilan.

b. Konsep-konsep Disiplin Belajar di Dalam Kelas

Akhmad Sudrajat (2008) berpendapat bahwa tujuan disiplin belajar

siswa di sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar

yang nyaman terutama di kelas. Siswa akan bersemangat untuk belajar di kelas

apabila suasana belajar nyaman dan kondusif, selanjutnya hal ini akan

memotivasi siswa untuk lebih berprestasi dalam belajar. Disiplin siswa dalam

belajar di kelas dapat dibentuk dengan beberapa macam cara mengontrol,

antara lain :

1) Kontrol yang Otoriter

Disiplin di dalam kelas itu baik, bila siswa duduk tenang

terus-menerus sambil memeperhatikan guru. Hal ini sebenarnya berkat tekanan

dari guru. Guru harus bekerja keras agar siswa dapat disiplin.

2) Kebebasan Liberal

Disiplin akan lahir dengan sendirinya berkat pemberian

kelonggaran yang penuh. Siswa bebas bertingkah laku sesuai dengan

(31)

commit to user

3) Kebebasan Terbimbing

Kebebasan terbimbing merupakan kombinasi antara kontrol otoriter

dan kebebasan liberal. Tekanan disiplin terutama pada kesadaran dan

pengendalian diri sendiri. Dalam hal ini siswa diberi bimbingan,

penyuluhan, dan mawas diri.

(Soedomo Hadi, 2005).

Seseorang baru dikatakan mempunyai cara belajar yang baik apabila

mempunyai sikap disiplin dalam melaksanakan belajar, yaitu timbul suatu

kepercayaan yang dapat dimiliki siswa dengan jalan latihan membiasakan diri.

Masih banyak pada realita di dunia pendidikan siswa yang belum menaati

peraturan, meskipun sudah ada tata tertib yang disertai dengan sanksi

hukuman. Menurut Soedomo Hadi (2005: 62), pelanggaran disiplin bersumber

dari:

1) Tipe kepemimpinan guru yang otoriter yang mengakibatkan siswa menjadi submisif, apatis, atau malah sebaliknya agresif.

2) Sekelompok besar siswa dikurangi hak-haknya yang seharusnya ikut merencanakan sesuatu di bawah bimbingan guru.

3) Guru kurang memperhatikan kelompok minoritas, baik di atas maupun di bawah rata-rata.

4) Siswa kurang dilibatkan/diikutsertakan dalam tanggung jawab sekolah.

5) Sekolah kurang memperhatikan latar belakang kehidupan keluarga murid.

6) Sekolah kurang kerjasama dengan orang tua siswa sehingga saling melepaskan tanggung jawab.

7) Kebosanan dalam kelas, karena sebab-sebab tertentu.

8) Perasaan kecewa dan tertekan karena siswa dituntut untuk bertingkah laku yang kurang wajar sebagai anak.

9) Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian pengenalan atau status.

Usaha untuk menumbuhkan kedisiplinan pada diri siswa menjadi

bagian dari tugas seorang guru, sebab pada dasarnya disiplin merupakan bagian

dari kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang optimal sehingga tanpa adanya

(32)

commit to user

c. Cara Pembinaan Disiplin Belajar Siswa

Tugas utama siswa adalah belajar, dengan belajar diharapkan siswa

dapat mencapai prestasi yang optimal. Siswa harus membiasakan diri untuk

berdisiplin dalam belajar agar dalam melaksanakan kegiatan belajar nantinya

tidak terasa berat. Cara yang dapat ditempuh untuk berdisiplin adalah dengan

melaksanakan pembinaan belajar, baik di rumah maupun di sekolah.

1) Pembinaan Disiplin Belajar di Sekolah

Guru mempunyai peran yang sangat besar dalam penanaman

disiplin belajar siswa. Salah satu peran guru yang sangat penting dalam

upaya menciptakan disiplin adalah menciptakan kelas yang teratur.

Syafruddin (2005) menyatakan bahwa tanpa disiplin yang baik,

suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan

pembelajaran. Secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan

tertib bagi proses pembelajaran.

Menurut Soedomo Hadi (2005) teknik pembinaan disiplin di kelas

dapat dilakukan dengan cara:

a) Teknik Inner Control

Kepekaan akan disiplin harus tumbuh dan berkembang dari

dalam diri siswa sendiri (self discipline) dengan kesadaran akan norma-norma peraturan tata tertib yang diterapkan, mereka dapat mengendalikan

dirinya.

b) Teknik External Control

Pengendalian diri berasal dari luar siswa dan hal itu dapat

berupa bimbingan (guidance) dan penyuluhan (conseling), kadang-kadang pengendalian ini dapat berupa pengawasan tetapi yang bersifat

hukuman. Teknik external control biasanya untuk pendidikan rendah, sedangkan untuk pendidikan menengah dan tinggi lebih dikembangkan

teknik inner control. c) Teknik Cooperative Control

Disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran kerjasama

(33)

commit to user

itu dalam pengendalian atau pembinaan disiplin harus ada kerjasama

guru dengan siswa (cooperative control).

Menurut Ametembun dalam Soedomo Hadi (2005: 60), kerjasama

guru dengan siswa dalam rangka menegakkan disiplin di dalam kelas ini

perwujudannya adalah:

a) Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan siswa-siswa. b) Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada

siswa-siswa.

c) Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.

d) Memberikan kesempatan untuk berdiri sendiri, berpikir sendiri, terutama dalam mengemukakan dan menerima pendapat orang lain. e) Memberi kesempatan berpartisipasi secara luas sesuai dengan taraf

kesanggupan siswa.

f) Menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan sikap-sikap yang diinginkan: sosial, psikologis, biologis.

Hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembinaan disiplin

kelas ini adalah adanya perbedaan-perbedaan individual siswa dalam

kesanggupan mawas diri dan pengendalian dirinya. Penciptaan kondisi

belajar yang teratur di dalam kelas selain peran dari guru, juga tidak lepas

dari individu atau siswa itu sendiri dalam megikuti peraturan dan tata tertib

selama mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas.

2) Pembinaan Disiplin Belajar di Rumah

Disiplin belajar tidak hanya diterapkan di lingkungan sekolah tetapi

juga perlu diterapkan di rumah, dikarenakan waktu belajar siswa lebih

banyak di rumah bila dibandingkan dengan di sekolah. Orang tua

bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan selama siswa berada di

rumah, sehingga orang tua berkewajiban untuk menciptakan suasana

keakraban antara masing-masing anggota keluarga dan memberikan

perhatian yang cukup dalam kegiatan belajar anaknya seperti mengawasi

anak dalam belajar dan meyediakan sarana belajar yang dibutuhkan. Orang

tua memegang kontrol penuh untuk mengawasi dan mengatur anak dalam

belajar selama anak tersebut berada di rumah, namun kontrol ini diharapkan

tidak berlebihan karena jika terlalu banyak belajar tubuh anak tersebut akan

(34)

commit to user

rekreasi juga dibutuhkan oleh anak dalam kegiatan belajar agar pikiran dan

tubuh anak tersebut kembali segar, selain itu diperlukan juga peran orang

tua dalam penciptaan suasana belajar dan dukungan dari orang tua untuk

memacu anak tersebut agar mau belajar dengan sendirinya.

Siswandi A. N. (2009) menyebutkan keberhasilan dalam menanamkan

kedisiplinan baik di sekolah maupun di rumah dipengaruhi oleh faktor-faktor

berikut, antara lain :

1) Menyadari adanya perbedaan tingkat kemampuan kognitif anak, dengan

azas perkembangan aspek kognitif maka cara yang dilakukan perlu

disesuaikan dengan tingkat kemampuan kognitif ini.

2) Menanamkan disiplin anak harus dimulai sejak dini, seawal mungkin yakni

sejak anak mulai mengembangkan pengertian-pengertian dan mulai bisa

melakukan sendiri.

3) Perlu dipertimbangkan agar mempergunakan teknik demokratis sebanyak

mungkin dalam usaha menanamkan disiplin ini. Pendekatan yang

berorientasi pada kasih sayang harus dipakai sebagai dasar untuk

menciptakan hubungan yang baik.

4) Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai bentuk sikap tegas,

konsekuensi dan konsisten dengan dasar bahwa hukuman yang dilakukan

bukan pada anak atau perasaan anak, melainkan perbuatannya yang

melanggar aturan.

5) Menanamkan sikap disiplin secara berkelanjutan. Menanamkan disiplin

bukanlah kegiatan sekali jadi melainkan harus berkali-kali melainkan

mendorong perlu dilakukan berulang-ulang sampai tercapai keadaan dimana

anak bisa melakukannya sendiri sebagai kebiasaan.

Keberhasilan dalam menanamkan kedisiplinan merupakan hal yang

sangat penting, dengan mengetahui dan memahami faktor-faktor tersebut

diharapkan bagi guru dan orang tua akan lebih mudah dalam menanamkan

kedisiplinan pada siswa atau anak tersebut. Syafruddin (2005) menyebutkan

bahwa kedisiplinan dalam belajar siswa itu meliputi mentaati dan mematuhi

(35)

commit to user

kelas, mengatur waktu belajar di rumah, mengulang kembali pelajaran di

rumah, mengerjakan tugas sekolah di rumah.

1) Mentaati dan mematuhi tata tertib sekolah

Dalyono (2009) mengatakan bahwa pelaksanaan disiplin yang

kurang misalnya murid-murid liar, sering terlambat, tugas yang diberikan

tidak dilaksanakan, kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali

dapat menjadi pengahambat pelajaran di sekolah. Diperlukan suatu aturan

atau tata tertib sekolah yang mengikat semua personal yang ada di sekolah

agar proses belajar dapat berjalan lancar. Setiap siswa wajib mentaati

peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ditentukan, misalnya siswa

wajib datang ke sekolah tepat waktu, tertib dan sopan dalam berpakaian

seragam sesuai yang ditetapkan peraturan sekolah. Setiap siswa yang tidak

hadir ke sekolah wajib membuat surat ijin dan akan mendapat sanksi yang

tegas bagi yang melanggarnya.

2) Masuk kelas tepat waktu

Syaiful Sagala (2006) mengatakan bahwa cara belajar yang baik

secara umum menggambarkan kesiapan belajar yaitu kesiapan sebelum dan

sesudah mengikuti mata pelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut maka

siswa sebaiknya sudah siap dan berada di dalam kelas sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai, hal ini bertujuan agar suasana pembelajaran di kelas

nantinya tidak terganggu dengan siswa yang terlambat mengikuti pelajaran.

3) Ketertiban diri saat belajar di kelas.

Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut

adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan, dan ketertiban dalam mengikuti

pelajaran yang terarah pada suatu tujuan belajar. Syaiful Sagala (2006)

menyebutkan bahwa cara belajar yang baik secara umum menggambarkan

di antaranya rajin melaksanakan tugas-tugas belajar, sungguh-sungguh

menghadiri pelajaran, datang ke sekolah tepat waktu, lingkungan yang

tenang, menyusun catatan pelajaran yang lengkap. Berdasarkan pendapat

tersebut ketertiban belajar di kelas yang dimaksud yaitu mempunyai catatan

(36)

commit to user

4) Mengatur waktu belajar di rumah

Kegiatan belajar tidak cukup hanya dilakukan di sekolah. Siswa

hendaknya mampu mengatur waktu belajar di rumah untuk dapat berhasil

dalam kegiatan belajar. Sebagai contohnya yaitu belajar rutin sesuai jadwal

akan lebih efektif daripada belajar sistem dadakan, pembagian waktu belajar

dan bermain yang tepat, kemauan dari diri sendiri untuk belajar meskipun

tidak ada tugas.

5) Mengulang kembali pelajaran di rumah

Syaiful Sagala (2006) menyebutkan bahwa salah satu cara belajar

yang baik yaitu mengulang bacaan untuk mengokohkan ingatan. Materi

yang telah disampaikan di sekolah perlu dipelajari lagi di rumah agar

ingatan dan pemahaman siswa terkait materi yang telah disampaikan

semakin baik.

6) Mengerjakan tugas sekolah di rumah

Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam

belajar yang dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah.

Menurut Syaiful Sagala (2006), “Untuk mengukur kemajuan belajar, maka

ulangan, latihan akan memperkuat hasil belajar, sebaliknya tanpa latihan,

ulangan dan penggunaan maka hasil belajar akan hilang atau melemah.”

Berdasarkan pendapat tersebut mengerjakan tugas merupakan wujud latihan

untuk memperkuat pemahaman belajar yang diberikan oleh guru kepada

siswa.

Berdasarkan dari uraian di atas disiplin yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah:

1) Mentaati dan mematuhi tata tertib sekolah.

2) Masuk kelas tepat waktu.

3) Ketertiban diri saat belajar di kelas.

4) Mengatur waktu belajar di rumah.

5) Mengulang kembali pelajaran di rumah.

(37)

commit to user

2. Lingkungan Keluarga a. Pengertian Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi

perkembangan seorang anak. Seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk

pertama kalinya di dalam keluarga, di dalam proses ini seorang anak

dikenalkan dan diajarkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan

menentukan bagi perkembangan anak di masa depan. Menurut ahli psikologi,

lingkungan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian

seorang anak adalah lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga

merupakan lingkungan primer yang kuat pengaruhnya kepada individu

dibanding lingkungan sekunder.

Perlu dikaji terlebih dahulu mengenai pengertian lingkungan keluarga

sebelum mengkaji lebih lanjut mengenai peranan lingkungan keluarga dalam

pencapaian hasil belajar seorang anak. Dalyono (2009) membedakan

pengertian lingkungan menjadi tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan

fisiologis, psikologis, dan sosio kultural. Secara fisiologis lingkungan meliputi

segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air,

zat asam, sistem saraf, dan kesehatan jasmani. Secara psikologis lingkungan

mencakup segenap stimuli yang diterima oleh individu mulai sejak dalam

konsesi, kelahiran sampai matinya, sedangkan secara sosio kultural lingkungan

mencakup segenap stimuli, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan

perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok,

latihan, belajar adalah termasuk sebagai lingkungan ini.

Menurut Syah Muhibbin, (2005: 138),

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak tempat tinggal) semuanya dapat memberikan dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

Berdasarkan pernyataan di atas lingkungan dalam penelitian ini

mengacu pada pengertian lingkungan secara sosio kultural. Departemen

(38)

commit to user

adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu

atap dalam keadaan saling ketergantungan”. F.J. Brown dalam Syamsu Yusuf

(2004) berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga

dapat diartikan dua macam, yaitu: 1) dalam arti luas, keluarga meliputi semua

pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan

dengan Clan atau marga, 2) dalam arti sempit, keluarga meliputi orang tua dan anak.

Berdasarkan pengertian lingkungan dan pengertian keluarga di atas

dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah segenap stimuli,

interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perilaku ataupun karya

orang lain di dalam unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang mempunyai hubungan darah atau keturunan

yang saling ketergantungan.

b. Fungsi Keluarga

Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

perkembangan emosi para anggotanya terutama anak. Kebahagiaan ini

diperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsinya secara baik. Fungsi

dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan

mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Syamsu

Yusuf (2004) mengatakan bahwa secara psikososiologis keluarga berfungsi

sebagai:

1) Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya

2) Sumber pemenuhan kebutuhan

3) Sumber kasih sayang dan penerimaan

4) Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota

masyarakat yang baik

5) Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial

dianggap tepat

(39)

commit to user

7) Pemberi bimbingan dalam belajar

8) Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi

baik di sekolah maupun di masyarakat

9) Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi

10) Sumber persahabatan/teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk

mendapat teman diluar rumah.

Berdasarkan sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga ini dapat

diklasifikasikan ke dalam fungsi-fungsi berikut:

1) Fungsi Biologis

Keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan

legalitas, kesempatan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan

dasar biologisnya yang meliputi pangan, sandang, papan, dan reproduksi

atau pengembangan keturunan.

2) Fungsi Ekonomis

Keluarga mempunyai kewajiban untuk menafkahi anggota

keluarganya yaitu istri dan anak.

3) Fungsi Pendidikan

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi

anak. Fungsi tersebut meliputi penanaman, pembimbingan, atau pembiasaan

nilai agama, budaya, dan ketrampilan-ketrampilan tertentu yang bermanfaat

bagi anak.

4) Fungsi Sosialisasi

Keluarga merupakan penyemaian bagi masyarakat masa depan, dan

lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi

kualitas generasi yang akan datang.

5) Fungsi Perlindungan

Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi para anggota keluarganya

dari gangguan, ancaman, dan atau kondisi yang menimbulkan

(40)

commit to user

6) Fungsi Rekreatif

Keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan

kenyamanan, keceriaan, kehangatan, dan penuh semangat bagi para

anggotanya untuk melaksanakan fungsi ini.

7) Fungsi Agama

Keluarga berfungsi sebagai penanaman nilai-nilai agama kepada

anak mereka agar memiliki pedoman hidup yang benar.

c. Faktor-faktor yang Bersumber dari Keluarga yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi

perkembangan anak, begitu juga dalam perkembangan belajar anak,

faktor-faktor dari lingkungan keluarga menjadi poin penting yang dapat

mempengaruhi hasil belajar. Faktor tersebut diantaranya :

1) Kemampuan ekonomi orang tua yang kurang memadai

Hasil belajar yang baik tidak dapat diperoleh hanya dengan

mengandalkan keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru di depan

kelas, tetapi membutuhkan alat-alat yang memadai seperti buku tulis, pensil,

pena, peta dan terlebih lagi buku bacaan. Bagi orang tua yang keadaan

ekonominya kurang sudah barang tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan

anak-anaknya secara memuaskan yang pada akhirnya akan menghasilkan

hasil belajar yang tidak baik.

2) Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tua

Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di

dalam keluarga. Masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa tugas

mendidik adalah tugas sekolah saja. Orang tua beranggapan bahwa tugas

orang tua hanya mencukupi kebutuhan lahir anak seperti makan, minum,

pakaian, dan alat-alat pelajaran, serta kebutuhan-kebutuhan lain yang

bersifat kebendaan. Oleh sebab itu, orang tua yang seperti ini selalu sibuk

(41)

commit to user

Mereka tidak memiliki waktu lagi untuk memperhatikan dan mengawasi

anak-anaknya.

3) Harapan orang tua yang terlalu tinggi terhadap anak

Terdapat pula orang tua yang memiliki pengharapan yang sangat

tinggi terhadap anaknya di samping adanya orang tua yang kurang

memperhatikan dan mengawasi anaknya. Mereka memaksa anak-anak untuk

selalu rajin belajar dan memperoleh nilai yang tinggi tanpa memperhatikan

kemampuan anak. Bagi anak yang tidak memiliki kemampuan yang tinggi

dapat menimbulkan putus asa.

4) Orang tua pilih kasih terhadap anak

Keadaan anak dalam suatu keluarga tidak selalu sama, mereka lahir

dengan membawa kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada anak

yang dilahirkan sesuai harapan, tetapi ada juga yang tidak demikian.

Keadaan yang demikian rupanya tidak selalu diterima oleh sebagian orang

tua sebagai suatu kenyataan. Ada orang tua yang menolak anak yang

keadaanya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Penolakan ini

memang tidak dinyatakan secara terus terang, tetapi ditampilkan dalam

bentuk perlakuan-perlakuan tertentu.

(Abdul Majid, 2005).

Menurut Dalyono (2009) faktor yang bersumber dari keluarga yang

mempengaruhi belajar adalah:

1) Faktor orang tua

a) Cara mendidik anak

Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anak serta

tidak memperhatikan kemajuan belajarnya akan menjadi penyebab

kesulitan belajar bagi anak tersebut.

b) Hubungan orang tua dengan anak

Hubungan orang tua dengan anak penting sekali dalam

menentukan kemajuan belajar anak. Hubungan ini meliputi kasih sayang,

penuh pengertian atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh,

(42)

commit to user

c) Contoh atau Bimbingan dari orang tua

Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala

yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya.

Belajar memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan

tanggung jawab belajar tumbuh dari diri anak.

2) Suasana Rumah atau keluarga

Suasana keluarga yang sangat ramai/gaduh akan menyebabkan

anak tidak dapat belajar dengan baik. Anak akan terganggu konsentrasinya

sehingga sukar untuk belajar, demikian juga suasana rumah yang selalu

tegang, banyak cekcok antar anggota keluarga, kesedihan atau suasana yang

selalu membisu akan melahirkan anak-anak yang tidak sehat mentalnya.

3) Keadaan ekonomi keluarga

a) Keadaan ekonomi keluarga yang kurang atau miskin

Keadaan ini akan menyebabkan kurangnya alat-alat belajar

siswa, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua, dan tidak

tersedianya tempat belajar yang baik.

b) Keadaan ekonomi yang berlebihan

Keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama, di mana

ekonomi keluarga berlimpah ruah. Seorang anak yang dimanja oleh

orang tua tanpa kontrol dan tanggung jawab akan menjadikan anak

tersebut segan belajar karena anak terlalu banyak bersenang-senang.

Keadaan ini juga akan menghambat kemajuan belajar.

Berdasarkan dari pendapat dan uraian di atas, maka lingkungan

keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

1) Kondisi ekonomi keluarga

2) Perhatian orang tua

3) Suasana rumah atau keluarga

(43)

commit to user

3. Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan pokok yang harus dilaksanakan dalam

pendidikan di sekolah. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar

dalam sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Arthur T. Jersild dalam Syaiful Sagala (2006: 12) menyatakan bahwa

”Belajar adalah modification of behaviour through experience and training yaitu perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam

pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan”.

Dalyono (2009: 49) mendefinisikan bahwa belajar adalah ”Suatu usaha atau

kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,

mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,

ketrampilan, dan sebagainya”. Menurut Slameto (2003: 2), ”Belajar ialah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan beberapa

pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu

proses yang dilakukan seseorang yang menghasilkan perubahan pengetahuan,

ketrampilan, sikap dan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, latihan dan

interaksi dengan lingkungannya.

b. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam

proses belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan

prinsip-prinsip orang belajar (Pakde Sofa, 2009). Siswa juga hendaknya

memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam belajar sehingga tercipta

interaksi pembelajaran yang baik dengan guru. Prinsip-prinsip belajar yang

(44)

commit to user

1) Kematangan Jasmani dan Rohani

Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai

kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya.

Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta

kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar,

sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara

psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.

2) Memiliki Kesiapan

Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni

dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan

belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan

menimbulkan banyak kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar

yang baik.

3) Memahami Tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, ke mana

arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting

dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat

selesai dan berhasil.

4) Memiliki Kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk

melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang

kurang memuaskan.

5) Ulangan dan Latihan

Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan.

Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga

dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan.

(Dalyono, 2009).

c. Tujuan belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang bertujuan. Tujuan belajar

(45)

commit to user

komponen yang ada dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar

pencapaian tujuan belajar. Pencapaian tujuan belajar dipengaruhi oleh berbagai

komponen yang saling mempengaruhi dan terkait antara satu dengan yang lain.

Komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang

ingin diajarkan, guru dan siswa serta sarana dan prasarana belajar yang

tersedia.

Pada dasarnya tujuan belajar itu sangat banyak dan bervariasi.

Menurut Sardiman A.M. (2003: 26-29), “Bila ditinjau secara umum tujuan

belajar ada tiga jenis, yaitu: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan, 2) penanaman

konsep ketrampilan, 3) pembentukan sikap”. Berikut penjelasannya akan

penulis uraikan:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Tujuan ini memiliki kecenderungan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir seseorang dapat berkembang

jika seseorang memiliki pengetahuan, dengan kata lain, seseorang tidak

dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan,

sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

Pengetahuan seseorang akan bertambah melalui belajar, sehingga tujuan

seseorang belajar adalah untuk mendapat pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan pengetahuan

Tujuan ini memiliki kecenderungan untuk mengembangkan

keterampilan seseorang dalam hal ini peserta didik. Keterampilan tersebut

dapat bersifat jasmani ataupun rohani. Keterampilan seseorang didapat dari

belajar, karena dalam kegiatan belajar tersebut terjadi interaksi. Interaksi

tersebut mengarah pada pencapaian keterampilan yang menuruti

kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.

3) Pembentukan sikap

Tujuan ini memiliki kecenderungan untuk menumbuhkan sikap

mental perilaku, dan pribadi seorang anak didik. Kecakapan dalam

mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi

(46)

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .......................................................
Tabel 1. Data Ketidakdisiplinan Siswa Kelas XI IPS Semester I
Tabel 2. Nilai Rata-rata Ujian Semester Kelas XI IPS Semester 1
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Morphological observations cassava, for the varieties of Adira-1 and Cabak macao from three areas of research with different altitudes of 50 m asl, 300 m above sea level,

Dengan transmisi synchronous, ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar receiver dapat menentukan awal dan akhir dari suatu blok data.. Untuk itu, tiap blok dimulai

Berdasarkan hasil diskusi dengan pengguna, fungsi yang dibutuhkan oleh sistem ini antara lain fungsi untuk meng- input XML ke sistem, melakukan parsing untuk

ANALISIS KONTEN DAN NILA-NILAI RELIGIUS DALAM KOMIK KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS CERITA DI SEKOLAH DASAR

Dengan hak bebas royalti nou-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmed.iakan, mengeiolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Panjang yang diukur adalah panjang total, yaitu panjang dari ujung mulut ikan hingga pangkal ekor dan ditimbang bobot basahnya, kemudian sebanyak 60-120 ekor dimasukkan

The connotative meaning is the code path used illuminati to show the sign of the interesting sign in the end and it is rarely found at Illuminati books..

Laporan Tahunan Sekolah merupakan kesempatan bagi sekolah untuk memberikan pertanggungjawaban terhadap stakeholder sekolah (khususnya orang tua). Melalui media ini