commit to user
KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA
NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Skripsi
Oleh NURUZZUHAL
NIM K 7406117
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ii
KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA
NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh NURUZZUHAL
NIM K 7406117
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pemimbing :
Pembimbing I
Prof. Dr. Sutarno, M.Pd NIP. 1948 07 13 1973 04.1.001
Pembimbing II
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Rabu
Tanggal : 01 September 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd 1………..
Sekretaris : Jonet Ariyanto, SE, M.M. 2………
Anggota I : Prof. Dr. Sutarno, M.Pd 3………..
Anggota II : Leny Noviani, S.Pd, M.Si 4………
Disahkan oleh
Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan,
commit to user
v ABSTRAK
Nuruzzuhal. Kontribusi Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kontribusi antara disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. 2) Untuk mengetahui kontribusi antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. 3) Untuk mengetahui kontribusi antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo yang terbagi dalam empat kelas dan berjumlah 165 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling dengan perhitungan 30% dari jumlah populasi, sehingga diperoleh sampel dalam penelitian ini adalah 30% x 165 = 49,5 siswa, atau dibulatkan menjadi 50 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisis regresi linier ganda. Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Terdapat kontribusi antara disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t untuk variabel disiplin belajar menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel atau 2,902 >
2,012. Hal ini berarti semakin tinggi disiplin belajar siswa maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa. 2) Terdapat kontribusi antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t untuk variabel ligkungan keluarga menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel atau 2,425 > 2,012. Hal
ini berarti semakin baik kondisi lingkungan keluarga siswa maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa. 3) Terdapat kontribusi antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji F yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel atau 13,109 >
3,195. Hal ini berarti semakin tinggi disiplin belajar siswa dan kondisi lingkungan keluarga siswa maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa.
Temuan lain yang dapat dilaporkan dari hasil penelitian ini adalah persamaan garis regresi linear ganda Y = 39,480 + 0,340 X1 + 0,297 X2.Hal ini
commit to user
vi
belajar (X1) dan juga akan meningkat atau menurun sebesar 0,297 untuk setiap
peningkatan atau penurunan satu unit lingkungan keluarga (X2).
Besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel adalah: (1) Sumbangan relatif disiplin belajar (X1) terhadap hasil belajar (Y)
adalah sebesar 56,14%. (2) Sumbangan relatif lingkungan keluarga (X2) terhadap
hasil belajar (Y) adalah sebesar 43,86 %. (3) Sumbangan efektif disiplin belajar (X1) terhadap hasil belajar (Y) adalah sebesar 20,10%. (4) Sumbangan efektif
commit to user
vii ABSTRACT
Nuruzzuhal. Contribute to Learning Discipline and Family Environmental Against Learning Outcomes Economy on Student Class XI SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University Surakarta, August 2010.
The purpose of this study are: 1) To know the contribution of the discipline of learning to the outcomes of economic student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. 2) To know the contribution of family environment on the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. 3) To know the contribution of the discipline of study and the family is together on the results student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010.
The population in this study are all students of class XI IPS SMA 2 Sukoharjo is divided into four classes and numbered 165 students. Samples taken using proportional random sampling by calculating 30% of the total population, so that samples obtained in this study is 30% x 165 = 49.5 students, or rounded up to 50 students. Data collection techniques used in this study is the questionnaire and documentation. Data collection techniques used in this study is the questionnaire and documentation. Before data analysis, first test prerequisites include analysis of normality test, linearity, multicollinearity test, autocorrelation test, and test of heteroscedasticity.
Based on the results of this study concluded: 1) There is a contribution to the discipline of learning the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. This is evidenced by the t test results for the variable learning disciplines shows that the value of thitung > ttabel or 2.902 >
2.012. This means the higher the student discipline will be the better student learning outcomes. 2) There is a contribution of family environment on the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. This is evidenced by the t test results for family environmental variable indicates that the value of thitung > ttabel or 2.425 > 2.012. This means the
better the condition of the family environment so students will better the student learning outcomes. 3) There is a contribution to the discipline of study and the family is together on the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. This is evidenced by the F test results which showed that the value of Fhitung > Ftabel or 13.109> 3.195. 3) There is a
contribution to the discipline of study and the family is together on the results of student class XI studying economics SMA 2 Sukoharjo Academic Year 2009/2010. This is evidenced by the F test results which showed that the value of Fhitung > F tabel or 13.109> 3.195. Other findings that can be reported from the
results of this study is a double linear regression line equation Y = 39.480 + 0.340X1 + 0.297X2. This means that on average one unit of student learning
commit to user
viii
decreased by 0.297 for every increase or decrease of one unit of the family environment (X2).
The donations given by each of the variables are: (1) the relative contribution of discipline to learn (X1) to learning outcomes (Y) is approximately
56.14%. (2) the relative contribution of the family (X2) on learning outcomes (Y)
commit to user
ix MOTTO
! ! "
!
#$$
%
% &
' ! !
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Ibu dan Ayah tercinta
2. Kakak-kakakku tercinta
3. Seseorang yang selalu memberikan
dukungan kepadaku
4. Teman-teman PTN ’06
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis berhasil menyusun dan menyelesaikan skripsi ini
guna melengkapi tugas serta memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi
Pendidikan Ekonomi Tata Niaga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Skripsi ini disusun dengan bantuan dari berbagai pihak baik langsung
maupun tidak langsung yang tak ternilai harganya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui
permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan
pengarahan dan ijin atas penyusunan skripsi ini.
4. Ketua BKK PTN yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyusunan
skripsi ini.
5. Prof. Dr. Sutarno, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama persiapan hingga selesainya penyusunan
skripsi ini.
6. Leny Noviani, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis selama persiapan hingga selesainya
penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah memberikan ijin dan
kemudahan dalam mengadakan penelitian.
8. Ibu dan Ayah tercinta yang selalu menyertakan nama penulis di dalam setiap
lantunan doanya.
commit to user
xii
10.Teman-teman dan sahabat-sahabatku di Forum Kudus Surakarta, kalianlah
keluargaku di perantauan ini.
11.Rekan-rekan PTN 2006
12.Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Surakarta, Agustus 2010
commit to user
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
HALAMAN MOTTO ... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 10
1. Disiplin Belajar ... 10
a. Pengertian Disiplin Belajar ... 10
b. Konsep-konsep Disiplin Belajar di Dalam Kelas ... 11
c. Cara Pembinaan Disiplin Belajar Siswa ... 13
2. Lingkungan Keluarga ... 18
a. Pengertian Lingkungan Keluarga ... 18
commit to user
xiv
c. Faktor-faktor yang Bersumber dari Keluarga
yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21
3. Belajar ... 24
a Pengertian Belajar ... 24
b Prinsip-Prinsip Belajar ... 24
c Tujuan Belajar ... 25
4. Hasil Belajar ... 27
a. Pengertian Hasil Belajar ... 27
b. Tipe Hasil Belajar ... 27
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 28
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 32
C. Kerangka Pemikiran ... 33
D. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
1. Tempat Penelitian ... 36
2. Waktu Penelitian ... 36
B. Populasi dan Sampel ... 36
1. Populasi ... 36
2. Sampel ... 37
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 38
C. Teknik Pengumpulan Data ... 38
1. Metode Angket atau Kuesioner ... 39
2. Metode Dokumentasi ... 47
D.Rancangan Penelitian ... 47
E. Teknik Analisis Data ... 48
1. Uji Prasyarat ... 48
2. Uji Hipotesis ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data Variabel ... 54
commit to user
xv
1. Uji Normalitas ... 59
2. Uji Linieritas ... 60
3. Uji Multikolinieritas ... 61
4. Uji Autokorelasi ... 62
5. Uji Heteroskedastisitas ... 62
C.Pengujian Hipotesis ... 64
1. Pengujian Hasil Analisis Data ... 64
2. Penafsiran Pengujian Hipotesis ... 66
D.Pembahasan Hasil Analisis Data ... 67
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A.Simpulan ... 73
B. Implikasi Hasil Penelitian ... 73
C. Saran ... 74
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Ketidakdisiplinan Siswa Kelas XI IPS Semester I ... 5
Tabel 2. Nilai Rata-rata Ujian Semester Kelas XI IPS Semester I ... 6
Tabel 3. Deskripsi Data Variabel Disiplin Belajar (X1), Lingkungan Keluarga (X2), dan Hasil Belajar Siswa (Y) ... 54
Tabel 4. Distribusi frekuensi data nilai angket variabel disiplin belajar siswa (X1) ... 54
Tabel 5. Distribusi frekuensi data nilai angket variabel lingkungan keluarga (X2) ... 56
Tabel 6. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa (Y) ... 57
Tabel 7. Hasil Uji Linieritas Variabel Disiplin Belajar (X1) dan Hasil Belajar (Y) ... 60
Tabel 8. Hasil Uji Linieritas Variabel Lingkungan Keluarga (X2) dan Hasil Belajar (Y) ... 60
Tabel 9. Hasil Uji Multikolinieritas ... 61
Tabel 10. Hasil Uji Autokorelasi ... 62
Tabel 11. Hasil Uji Analisis Data ... 64
Tabel 12. Hasil Uji F ... 65
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ... 34
Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Belajar Siswa ... 55
Gambar 3. Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Keluarga ... 56
Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Siswa ... 58
Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual .... 59
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 78
2. Matrik Spesifikasi Data ... 79
3. Surat Pengantar Angket ... 80
4. Angket Penelitian ... 81
5. Tabulasi Data Hasil Try Out Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 85
6. Tabulasi Data Hasil Try Out Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 86
7. Uji Validitas Disiplin Belajar (X1) ... 87
8. Uji Validitas Lingkungan Keluarga (X2) ... 91
9. Uji Reliabilitas Disiplin Belajar (X1) ... 94
10. Uji Reliabilitas Lingkungan Keluarga (X2) ... 95
11. Tabulasi Data Penelitian Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 96
12. Tabulasi Data Penelitian Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 98
13. Data Hasil Belajar Siswa (Y) ... 99
14. Data Induk Penelitian ... 100
15. Tabel Kerja Analisis Data ... 101
16. Perhitungan Deskripsi Data Penelitian Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 102
17. Perhitungan Deskripsi Data Penelitian Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 103
18. Perhitungan Deskripsi Data Penelitian Hasil Belajar Siswa (Y) ... 104
19. Uji Normalitas ... 105
20. Uji Linieritas ... 106
21. Uji Multikolinearitas ... 108
22. Uji Autokorelasi ... 108
23. Uji Heteroskedastisitas ... 109
24. Koefisien Determinasi... 109
25. Uji F ... 110
commit to user
xix
27. Menghitung Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 111
28. Daftar Nama Siswa untuk Try Out Penelitian ... 113
29. Daftar Nama Siswa Penelitian ... 114
30. Daftar Nilai Ujian Ekonomi Semester II ... 116
31. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 120
32. Surat Ijin Menyusun Skripsi ... 121
33. Surat Ijin Skripsi Kepada Dekan ... 122
34. Surat Ijin Skripsi Kepada Rektor ... 123
35. Surat Ijin Skripsi Kepada Obyek Penelitian ... 124
36. Daftar Tabel r ... 125
37. Daftar Tabel F ... 126
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan
nasional. Salah satu tujuan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, untuk mewujudkan tujuan ini pemerintah berupaya untuk
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Pendidikan sebagai hak asasi
setiap warga negara telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Lebih
lanjut di dalam UUD 1945 ayat 3 menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dalam
Syaiful Sagala (2006: 3):
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui dua
jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur
pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan
seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jalur
pendidikan sekolah ini bersifat formal dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan
pemerintah, dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional. Jalur
pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan
yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang
tidak berjenjang dan berkesinambungan seperti pendidikan keluarga,
commit to user
sekolah bersifat tidak formal dalam arti tidak ada keseragaman pola yang bersifat
nasional (Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, 2005).
Dunia pendidikan kita masih mendapat sorotan tajam, mengingat
banyaknya permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi. Salah satu di
antaranya adalah rendahnya mutu atau kualitas pendidikan. Mutu pendidikan
dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang
diharapkan, dengan kata lain mutu pendidikan dilihat dari kualitas keluarannya,
apakah keluaran tersebut mampu mewujudkan diri sebagai manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya dan lingkungannya.
Berbagai usaha untuk mengatasi masalah mutu pendidikan di antaranya:
seleksi masuk yang rasional untuk sekolah dan perguruan tinggi, pelatihan dan
penataran guru, penyempurnaan kurikulum, pengembangan dan penyempurnaan
sarana dan prasarana, peningkatan manajeman pendidikan, dan kegiatan
pengendalian mutu melalui laporan penyelenggaraan pendidikan, supervisi dan
monitoring, sistem ujian dan seleksi nasional, dan pemberian akreditasi lembaga
pendidikan (Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, 2005).
Membahas masalah kualitas pendidikan tidak terlepas dari pencapaian
hasil belajar siswa, karena hasil belajar siswa dapat dijadikan tolok ukur untuk
menilai apakah pendidikan di suatu sekolah berhasil atau tidak. Pada prinsipnya
berhasil baik atau tidaknya belajar itu ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor
yang bersumber dari dalam diri siswa (individual) dan faktor yang bersumber dari
luar diri siswa (sosial). Faktor individual yang mempengaruhi berhasil baik atau
tidaknya belajar antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi, dan faktor pribadi dalam hal ini yaitu sikap dan disiplin siswa,
sedangkan yang termasuk faktor sosial meliputi faktor keluarga, keadaan rumah
tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar
mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena
guru merupakan orang yang secara langsung memberikan materi pelajaran kepada
siswa, sehingga guru merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan belajar
commit to user
materi dan kegiatan pembelajaran sedemikian rupa, sehingga tercipta suasana
pembelajaran yang dinamis, inovatif, dan menyenangkan. Guru juga harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat yang melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran, namun berhasil tidaknya proses belajar mengajar
tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru, karena masih ada faktor yang
lain seperti orang tua dan siswa itu sendiri.
Siswa merupakan individu yang secara langsung melakukan proses
pembelajaran, sehingga siswa harus dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan aktif, mampu mengungkapkan gagasan-gagasan, serta mampu
menyertakan segala aspek yang ada pada dirinya baik kecerdasan, minat,
perhatian, motivasi, cara belajar, dan disiplin belajar. Berdasarkan hal-hal
tersebut di atas diharapkan akan tercapai hasil belajar yang memuaskan.
Disiplin siswa di dalam pengelolaan pengajaran merupakan suatu
masalah yang sangat penting. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan
melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya, pengajaran tidak
mungkin dapat mencapai target maksimal. Disiplin belajar merupakan salah satu
sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh siswa. Siswa akan memperoleh hasil
belajar yang memuaskan apabila siswa mampu mengatur waktu dan kegiatan
belajarnya. Pencapaian hasil belajar yang baik selain karena adanya tingkat
kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat baik, juga didukung oleh adanya disiplin
sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin individu dalam belajar, dan juga karena
perilaku yang baik. Sebaliknya ada siswa yang hasil belajarnya kurang
memuaskan meskipun tingkat kecerdasannya baik atau sangat baik, hal itu terjadi
karena siswa kurang tertib dan kurang teratur belajar.
Di lingkungan sekolah sebetulnya sudah ada tata tertib untuk mengatur
siswa, namun kenyataannya masih terdapat pelanggaran-pelanggaran dalam
pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa yang terlambat datang ke
sekolah, tidak mengerjakan tugas, malas belajar, dan gaduh saat kegiatan belajar
mengajar sedang berlangsung. Pembinaan disiplin perlu diadakan baik di sekolah
maupun di rumah. Pembinaan disiplin di sekolah dapat dilakukan dengan cara
commit to user
akan pentingnya disiplin belajar. Akhmad Sudrajat (2008: 1) berpendapat bahwa
”Tujuan disiplin siswa di sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan
lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas”. Siswa akan bersemangat
untuk belajar di kelas apabila suasana belajar nyaman dan kondusif, selanjutnya
hal ini akan memotivasi siswa untuk lebih berprestasi dalam belajar. Pembinaan
disiplin di rumah perlu juga dilakukan karena orang tua mempunyai peran yang
sangat besar dalam penanaman disiplin belajar siswa. Wujud pembinaan itu dapat
dilakukan dengan mengingatkan waktu belajar, memperhatikan kebutuhan
anaknya, dan menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Syafruddin (2005)
menyebutkan bahwa kedisiplinan dalam belajar siswa itu meliputi mentaati dan
mematuhi tata tertib sekolah, masuk kelas tepat waktu, ketertiban diri saat belajar
di kelas, mengatur waktu belajar di rumah, mengulang kembali pelajaran di
rumah, mengerjakan tugas sekolah di rumah.
Orang tua sebagai keluarga siswa seharusnya tidak mempercayakan
pendidikan anaknya secara totalitas pada pihak sekolah, masyarakat dan
pemerintah. Hal ini dikarenakan keberadaan anak justru lebih banyak berada di
lingkungan keluarga ataupun lingkungan sosialnya, di lingkungan sekolah selain
waktunya relatif singkat, seorang guru juga harus menangani banyak siswa.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
perkembangan anak. Seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk pertama
kalinya di dalam keluarga, di dalam proses ini seorang anak diajarkan dan
dikenalkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan menentukan bagi
perkembangan anak di masa depan. Peran keluarga (orang tua) dalam
keberhasilan belajar anak masih sangat diperlukan meskipun anak tersebut sudah
bersekolah. Suasana keluarga yang harmonis dan menyenangkan akan mendorong
anak giat atau berdisiplin dalam belajar yang pada akhirnya akan mencapai hasil
belajar yang optimal.
Tanggung jawab keluarga (orang tua) terhadap keberhasilan belajar anak
selain kondisi keluarga yang harmonis yaitu tingkat pendidikan, perhatian, serta
pemenuhan kebutuhan belajar anak. Apabila kondisi dalam keluarga seperti
commit to user
dengan urusannya sendiri, serta pemenuhan kebutuhan belajar yang kurang akan
mendorong siswa malas dalam belajar yang pada akhirnya akan mencapai hasil
belajar yang kurang memuaskan. Ngalim Purwanto (2004) menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga yang mempengaruhi hasil
belajar siswa di antaranya adalah: kemampuan ekonomi orang tua, tingkat
pendidikan orang tua, harapan dan cita-cita orang tua terhadap anak, suasana di
dalam keluarga, serta pemenuhan fasilitas dan kebutuhan belajar. Abdul Majid
(2006) menyatakan bahwa kemampuan ekonomi orang tua yang kurang memadai,
anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan orang tua, harapan orang tua
yang terlalu tinggi terhadap anak, dan orang tua pilih kasih terhadap anak dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan
bahwa perhatian orang tua yang cukup, kondisi ekonomi keluarga yang memadai,
tingkat pendidikan orang tua yang tinggi, lingkungan keluarga yang harmonis
akan membentuk dan mendidik anak berdisiplin dalam belajar yang pada akhirnya
anak akan mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SMA Negeri 2 Sukoharjo,
menunjukkan bahwa terdapat permasalahan terhadap tingkat disiplin para
siswanya, baik itu perilaku disiplin mereka di sekolah maupun di rumah.
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa masih terdapat banyak siswa yang
mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap
dan tindakannya seperti: tidak masuk sekolah, terlambat masuk kelas, tidak
menaati peraturan sekolah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
ramai di kelas saat pelajaran dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari data
ketidakdisiplinan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo selama semester I
Tahun Ajaran 2009/2010 sebagai berikut :
Tabel 1. Data Ketidakdisiplinan Siswa Kelas XI IPS Semester I
Kasus Banyaknya Kasus
1. Siswa yang tidak masuk sekolah a. Sakit
b. Ijin c. Alpha
347 74 385 2. Siswa yang terlambat masuk sekolah 115
commit to user
Berdasarkan observasi awal juga diketahui lingkungan belajar siswa di
SMA Negeri 2 Sukoharjo baik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat dirasakan oleh beberapa siswa masih kurang mendukung terhadap
pencapaian prestasi belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari cara pengelolaan kelas
dan cara guru dalam mengajar yang kurang bervariasi sehingga terkesan
membosankan, selain itu penggunaan sarana pembelajaran juga masih kurang
dikarenakan sarana dan prasarana yang disediakan olah sekolah masih terbatas.
Dilihat dari prestasi belajar mata pelajaran ekonomi yang didapat dari nilai tugas,
ulangan harian, mid semester dan ujian semester masih berada dalam kategori
cukup, meskipun masih banyak siswa yang nilainya di bawah rata-rata nilai
ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 62,00. Berdasarkan hasil
observasi awal di SMA N 2 Sukoharjo diketahui bahwa nilai rata-rata ujian
semester I kelas XI IPS Tahun Ajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Nilai Rata-rata Ujian Semester Kelas XI IPS Semester 1
Tahun Ajaran 2009/2010
Kelas XI Nilai Rata-rata Kelas
XI IPS 1 59.29
XI IPS 2 64.17
XI IPS 3 57.40
XI IPS 4 64.93
Rata-rata 61.45
Sumber: Data Nilai Ujian Semester I SMA N 2 Sukoharjo
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di SMA Negeri 2 Sukoharjo tersebut
di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pentingnya disiplin
belajar dan lingkungan keluarga dalam pencapaian hasil belajar siswa dan
mengangkatnya dalam penelitian dengan judul “Kontribusi Disiplin Belajar dan
commit to user
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kondisi yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Disiplin belajar siswa merupakan ketaatan dan kepatuhan yang harus ditaati
namun banyak siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang masih melanggar.
2. Disiplin belajar siswa sangat menunjang keberhasilan belajar namun masih
banyak siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo yang masih kurang paham arti
pentingnya disiplin terhadap keberhasilan belajar.
3. Lingkungan keluarga berupa situasi keluarga yang kondusif menyumbang
keberhasilan siswa dalam belajar namun masih belum diketahui seberapa besar
sumbangan tersebut, khususnya bagi siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo.
4. Perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya baik di rumah maupun
di sekolah sangat diperlukan keberadaannya namun pada kenyataannya masih
banyak orang tua yang kurang memperhatikan hal tersebut.
5. Prestasi siswa yang ditunjukkan dari hasil belajar ekonomi siswa SMA Negeri
2 Sukoharjo pada umumnya dalam kategori cukup namun masih banyak siswa
yang nilainya berada di bawah rata-rata.
C.Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam suatu penelitan diperlukan agar suatu
penelitian tersebut mempunyai arah dan tujuan yang jelas, selain itu juga
dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan adanya kesalahpahaman dalam
penafsiran. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan
usaha-usaha peningkatan hasil belajar ekonomi melalui disiplin belajar dan
didukung dengan adanya lingkungan keluarga siswa yang baik, dan mencari
besarnya kontribusi disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar
commit to user
2. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas : disiplin belajar dan lingkungan keluarga.
b. Variabel terikat : hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS.
3. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat kontribusi antara disiplin belajar terhadap hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Apakah terdapat kontribusi antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.
3. Apakah terdapat kontribusi antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga
secara bersama-sama terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA
Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui kontribusi antara disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahui kontribusi antara lingkungan keluarga terhadap hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.
3. Untuk mengetahui kontribusi antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga
secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2
commit to user
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga
yang berupa konsep-konsep mengenai disiplin belajar, lingkungan keluarga
dan pengaruhnya terhadap hasil belajar khususnya hasil belajar ekonomi
b. Sebagai penambah khazanah bacaan tentang pentingnya disiplin belajar dan
lingkungan keluarga siswa dan pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar.
c. Sebagai bahan referensi dan pendukung guna memberikan sumbangan
konseptual bagi penelitian yang berkaitan dengan pentingnya disiplin belajar
dan lingkungan keluarga dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan
untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa
Sebagai masukan bagi siswa akan pentingnya disiplin dalam kegiatan belajar
guna pencapaian hasil belajar yang optimal.
b. Bagi sekolah
Sebagai masukan dan sumber informasi nyata tentang pentingnya kedisiplinan
dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswanya.
c. Bagi orang tua
Sebagai masukan bagi pihak orang tua akan pentingnya lingkungan keluarga
yang baik yang akan mendorong siswa untuk giat atau berdisiplin dalam
belajar.
d. Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang
penelitian, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang
commit to user
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka
1. Disiplin Belajar a. Pengertian Disiplin Belajar
Belajar merupakan salah satu kewajiban bagi setiap siswa dimana
setiap siswa dituntut untuk selalu belajar teratur. Dibutuhkan adanya
kesungguhan dan disiplin di dalam kegiatan belajar. Disiplin merupakan suatu
kondisi yang harus dijalankan apabila seorang siswa mengharapkan kelancaran
dalam belajarnya.
Disiplin belajar terdiri dari dua kata yaitu, kata disiplin dan belajar.
Kata disiplin adalah kata yang sudah tidak asing lagi di dengar baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Menurut Ametembum
dalam Soedomo Hadi (2005) menyebutkan asal mula pengertian disiplin yaitu
suatu keadaan tertib di mana para pengikut tunduk dengan senang hati pada
ajaran pemimpinnya. Starawaji (2009: 1) menyatakan bahwa:
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (2005: 82), “Disiplin berasal dari kata
yang sama dengan disciple, yakni seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana terdapat
serangkaian perilaku orang-orang yang tunduk dengan senang hati atau secara
sukarela mengikuti peraturan, ajaran dan pengendalian seorang pemimpin.
Pengertian belajar menurut Witherington yang dikutip oleh Ngalim
commit to user
yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.” Menurut
Slameto (2003: 2), “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah
laku, kecakapan, dan keterampilan sebagai hasil pengalamannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin belajar
adalah ketaatan, kepatuhan, ketertiban yang dimiliki seseorang siswa dalam
kegiatan belajar sehingga diperoleh suatu perubahan tingkah laku, kecakapan,
dan keterampilan.
b. Konsep-konsep Disiplin Belajar di Dalam Kelas
Akhmad Sudrajat (2008) berpendapat bahwa tujuan disiplin belajar
siswa di sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar
yang nyaman terutama di kelas. Siswa akan bersemangat untuk belajar di kelas
apabila suasana belajar nyaman dan kondusif, selanjutnya hal ini akan
memotivasi siswa untuk lebih berprestasi dalam belajar. Disiplin siswa dalam
belajar di kelas dapat dibentuk dengan beberapa macam cara mengontrol,
antara lain :
1) Kontrol yang Otoriter
Disiplin di dalam kelas itu baik, bila siswa duduk tenang
terus-menerus sambil memeperhatikan guru. Hal ini sebenarnya berkat tekanan
dari guru. Guru harus bekerja keras agar siswa dapat disiplin.
2) Kebebasan Liberal
Disiplin akan lahir dengan sendirinya berkat pemberian
kelonggaran yang penuh. Siswa bebas bertingkah laku sesuai dengan
commit to user
3) Kebebasan Terbimbing
Kebebasan terbimbing merupakan kombinasi antara kontrol otoriter
dan kebebasan liberal. Tekanan disiplin terutama pada kesadaran dan
pengendalian diri sendiri. Dalam hal ini siswa diberi bimbingan,
penyuluhan, dan mawas diri.
(Soedomo Hadi, 2005).
Seseorang baru dikatakan mempunyai cara belajar yang baik apabila
mempunyai sikap disiplin dalam melaksanakan belajar, yaitu timbul suatu
kepercayaan yang dapat dimiliki siswa dengan jalan latihan membiasakan diri.
Masih banyak pada realita di dunia pendidikan siswa yang belum menaati
peraturan, meskipun sudah ada tata tertib yang disertai dengan sanksi
hukuman. Menurut Soedomo Hadi (2005: 62), pelanggaran disiplin bersumber
dari:
1) Tipe kepemimpinan guru yang otoriter yang mengakibatkan siswa menjadi submisif, apatis, atau malah sebaliknya agresif.
2) Sekelompok besar siswa dikurangi hak-haknya yang seharusnya ikut merencanakan sesuatu di bawah bimbingan guru.
3) Guru kurang memperhatikan kelompok minoritas, baik di atas maupun di bawah rata-rata.
4) Siswa kurang dilibatkan/diikutsertakan dalam tanggung jawab sekolah.
5) Sekolah kurang memperhatikan latar belakang kehidupan keluarga murid.
6) Sekolah kurang kerjasama dengan orang tua siswa sehingga saling melepaskan tanggung jawab.
7) Kebosanan dalam kelas, karena sebab-sebab tertentu.
8) Perasaan kecewa dan tertekan karena siswa dituntut untuk bertingkah laku yang kurang wajar sebagai anak.
9) Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian pengenalan atau status.
Usaha untuk menumbuhkan kedisiplinan pada diri siswa menjadi
bagian dari tugas seorang guru, sebab pada dasarnya disiplin merupakan bagian
dari kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang optimal sehingga tanpa adanya
commit to user
c. Cara Pembinaan Disiplin Belajar Siswa
Tugas utama siswa adalah belajar, dengan belajar diharapkan siswa
dapat mencapai prestasi yang optimal. Siswa harus membiasakan diri untuk
berdisiplin dalam belajar agar dalam melaksanakan kegiatan belajar nantinya
tidak terasa berat. Cara yang dapat ditempuh untuk berdisiplin adalah dengan
melaksanakan pembinaan belajar, baik di rumah maupun di sekolah.
1) Pembinaan Disiplin Belajar di Sekolah
Guru mempunyai peran yang sangat besar dalam penanaman
disiplin belajar siswa. Salah satu peran guru yang sangat penting dalam
upaya menciptakan disiplin adalah menciptakan kelas yang teratur.
Syafruddin (2005) menyatakan bahwa tanpa disiplin yang baik,
suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan
pembelajaran. Secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan
tertib bagi proses pembelajaran.
Menurut Soedomo Hadi (2005) teknik pembinaan disiplin di kelas
dapat dilakukan dengan cara:
a) Teknik Inner Control
Kepekaan akan disiplin harus tumbuh dan berkembang dari
dalam diri siswa sendiri (self discipline) dengan kesadaran akan norma-norma peraturan tata tertib yang diterapkan, mereka dapat mengendalikan
dirinya.
b) Teknik External Control
Pengendalian diri berasal dari luar siswa dan hal itu dapat
berupa bimbingan (guidance) dan penyuluhan (conseling), kadang-kadang pengendalian ini dapat berupa pengawasan tetapi yang bersifat
hukuman. Teknik external control biasanya untuk pendidikan rendah, sedangkan untuk pendidikan menengah dan tinggi lebih dikembangkan
teknik inner control. c) Teknik Cooperative Control
Disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran kerjasama
commit to user
itu dalam pengendalian atau pembinaan disiplin harus ada kerjasama
guru dengan siswa (cooperative control).
Menurut Ametembun dalam Soedomo Hadi (2005: 60), kerjasama
guru dengan siswa dalam rangka menegakkan disiplin di dalam kelas ini
perwujudannya adalah:
a) Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan siswa-siswa. b) Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada
siswa-siswa.
c) Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.
d) Memberikan kesempatan untuk berdiri sendiri, berpikir sendiri, terutama dalam mengemukakan dan menerima pendapat orang lain. e) Memberi kesempatan berpartisipasi secara luas sesuai dengan taraf
kesanggupan siswa.
f) Menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan sikap-sikap yang diinginkan: sosial, psikologis, biologis.
Hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembinaan disiplin
kelas ini adalah adanya perbedaan-perbedaan individual siswa dalam
kesanggupan mawas diri dan pengendalian dirinya. Penciptaan kondisi
belajar yang teratur di dalam kelas selain peran dari guru, juga tidak lepas
dari individu atau siswa itu sendiri dalam megikuti peraturan dan tata tertib
selama mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas.
2) Pembinaan Disiplin Belajar di Rumah
Disiplin belajar tidak hanya diterapkan di lingkungan sekolah tetapi
juga perlu diterapkan di rumah, dikarenakan waktu belajar siswa lebih
banyak di rumah bila dibandingkan dengan di sekolah. Orang tua
bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan selama siswa berada di
rumah, sehingga orang tua berkewajiban untuk menciptakan suasana
keakraban antara masing-masing anggota keluarga dan memberikan
perhatian yang cukup dalam kegiatan belajar anaknya seperti mengawasi
anak dalam belajar dan meyediakan sarana belajar yang dibutuhkan. Orang
tua memegang kontrol penuh untuk mengawasi dan mengatur anak dalam
belajar selama anak tersebut berada di rumah, namun kontrol ini diharapkan
tidak berlebihan karena jika terlalu banyak belajar tubuh anak tersebut akan
commit to user
rekreasi juga dibutuhkan oleh anak dalam kegiatan belajar agar pikiran dan
tubuh anak tersebut kembali segar, selain itu diperlukan juga peran orang
tua dalam penciptaan suasana belajar dan dukungan dari orang tua untuk
memacu anak tersebut agar mau belajar dengan sendirinya.
Siswandi A. N. (2009) menyebutkan keberhasilan dalam menanamkan
kedisiplinan baik di sekolah maupun di rumah dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut, antara lain :
1) Menyadari adanya perbedaan tingkat kemampuan kognitif anak, dengan
azas perkembangan aspek kognitif maka cara yang dilakukan perlu
disesuaikan dengan tingkat kemampuan kognitif ini.
2) Menanamkan disiplin anak harus dimulai sejak dini, seawal mungkin yakni
sejak anak mulai mengembangkan pengertian-pengertian dan mulai bisa
melakukan sendiri.
3) Perlu dipertimbangkan agar mempergunakan teknik demokratis sebanyak
mungkin dalam usaha menanamkan disiplin ini. Pendekatan yang
berorientasi pada kasih sayang harus dipakai sebagai dasar untuk
menciptakan hubungan yang baik.
4) Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai bentuk sikap tegas,
konsekuensi dan konsisten dengan dasar bahwa hukuman yang dilakukan
bukan pada anak atau perasaan anak, melainkan perbuatannya yang
melanggar aturan.
5) Menanamkan sikap disiplin secara berkelanjutan. Menanamkan disiplin
bukanlah kegiatan sekali jadi melainkan harus berkali-kali melainkan
mendorong perlu dilakukan berulang-ulang sampai tercapai keadaan dimana
anak bisa melakukannya sendiri sebagai kebiasaan.
Keberhasilan dalam menanamkan kedisiplinan merupakan hal yang
sangat penting, dengan mengetahui dan memahami faktor-faktor tersebut
diharapkan bagi guru dan orang tua akan lebih mudah dalam menanamkan
kedisiplinan pada siswa atau anak tersebut. Syafruddin (2005) menyebutkan
bahwa kedisiplinan dalam belajar siswa itu meliputi mentaati dan mematuhi
commit to user
kelas, mengatur waktu belajar di rumah, mengulang kembali pelajaran di
rumah, mengerjakan tugas sekolah di rumah.
1) Mentaati dan mematuhi tata tertib sekolah
Dalyono (2009) mengatakan bahwa pelaksanaan disiplin yang
kurang misalnya murid-murid liar, sering terlambat, tugas yang diberikan
tidak dilaksanakan, kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali
dapat menjadi pengahambat pelajaran di sekolah. Diperlukan suatu aturan
atau tata tertib sekolah yang mengikat semua personal yang ada di sekolah
agar proses belajar dapat berjalan lancar. Setiap siswa wajib mentaati
peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ditentukan, misalnya siswa
wajib datang ke sekolah tepat waktu, tertib dan sopan dalam berpakaian
seragam sesuai yang ditetapkan peraturan sekolah. Setiap siswa yang tidak
hadir ke sekolah wajib membuat surat ijin dan akan mendapat sanksi yang
tegas bagi yang melanggarnya.
2) Masuk kelas tepat waktu
Syaiful Sagala (2006) mengatakan bahwa cara belajar yang baik
secara umum menggambarkan kesiapan belajar yaitu kesiapan sebelum dan
sesudah mengikuti mata pelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut maka
siswa sebaiknya sudah siap dan berada di dalam kelas sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai, hal ini bertujuan agar suasana pembelajaran di kelas
nantinya tidak terganggu dengan siswa yang terlambat mengikuti pelajaran.
3) Ketertiban diri saat belajar di kelas.
Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut
adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan, dan ketertiban dalam mengikuti
pelajaran yang terarah pada suatu tujuan belajar. Syaiful Sagala (2006)
menyebutkan bahwa cara belajar yang baik secara umum menggambarkan
di antaranya rajin melaksanakan tugas-tugas belajar, sungguh-sungguh
menghadiri pelajaran, datang ke sekolah tepat waktu, lingkungan yang
tenang, menyusun catatan pelajaran yang lengkap. Berdasarkan pendapat
tersebut ketertiban belajar di kelas yang dimaksud yaitu mempunyai catatan
commit to user
4) Mengatur waktu belajar di rumah
Kegiatan belajar tidak cukup hanya dilakukan di sekolah. Siswa
hendaknya mampu mengatur waktu belajar di rumah untuk dapat berhasil
dalam kegiatan belajar. Sebagai contohnya yaitu belajar rutin sesuai jadwal
akan lebih efektif daripada belajar sistem dadakan, pembagian waktu belajar
dan bermain yang tepat, kemauan dari diri sendiri untuk belajar meskipun
tidak ada tugas.
5) Mengulang kembali pelajaran di rumah
Syaiful Sagala (2006) menyebutkan bahwa salah satu cara belajar
yang baik yaitu mengulang bacaan untuk mengokohkan ingatan. Materi
yang telah disampaikan di sekolah perlu dipelajari lagi di rumah agar
ingatan dan pemahaman siswa terkait materi yang telah disampaikan
semakin baik.
6) Mengerjakan tugas sekolah di rumah
Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam
belajar yang dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah.
Menurut Syaiful Sagala (2006), “Untuk mengukur kemajuan belajar, maka
ulangan, latihan akan memperkuat hasil belajar, sebaliknya tanpa latihan,
ulangan dan penggunaan maka hasil belajar akan hilang atau melemah.”
Berdasarkan pendapat tersebut mengerjakan tugas merupakan wujud latihan
untuk memperkuat pemahaman belajar yang diberikan oleh guru kepada
siswa.
Berdasarkan dari uraian di atas disiplin yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah:
1) Mentaati dan mematuhi tata tertib sekolah.
2) Masuk kelas tepat waktu.
3) Ketertiban diri saat belajar di kelas.
4) Mengatur waktu belajar di rumah.
5) Mengulang kembali pelajaran di rumah.
commit to user
2. Lingkungan Keluarga a. Pengertian Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
perkembangan seorang anak. Seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk
pertama kalinya di dalam keluarga, di dalam proses ini seorang anak
dikenalkan dan diajarkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan
menentukan bagi perkembangan anak di masa depan. Menurut ahli psikologi,
lingkungan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian
seorang anak adalah lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga
merupakan lingkungan primer yang kuat pengaruhnya kepada individu
dibanding lingkungan sekunder.
Perlu dikaji terlebih dahulu mengenai pengertian lingkungan keluarga
sebelum mengkaji lebih lanjut mengenai peranan lingkungan keluarga dalam
pencapaian hasil belajar seorang anak. Dalyono (2009) membedakan
pengertian lingkungan menjadi tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan
fisiologis, psikologis, dan sosio kultural. Secara fisiologis lingkungan meliputi
segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air,
zat asam, sistem saraf, dan kesehatan jasmani. Secara psikologis lingkungan
mencakup segenap stimuli yang diterima oleh individu mulai sejak dalam
konsesi, kelahiran sampai matinya, sedangkan secara sosio kultural lingkungan
mencakup segenap stimuli, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan
perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok,
latihan, belajar adalah termasuk sebagai lingkungan ini.
Menurut Syah Muhibbin, (2005: 138),
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak tempat tinggal) semuanya dapat memberikan dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
Berdasarkan pernyataan di atas lingkungan dalam penelitian ini
mengacu pada pengertian lingkungan secara sosio kultural. Departemen
commit to user
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan”. F.J. Brown dalam Syamsu Yusuf
(2004) berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga
dapat diartikan dua macam, yaitu: 1) dalam arti luas, keluarga meliputi semua
pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan
dengan Clan atau marga, 2) dalam arti sempit, keluarga meliputi orang tua dan anak.
Berdasarkan pengertian lingkungan dan pengertian keluarga di atas
dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah segenap stimuli,
interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perilaku ataupun karya
orang lain di dalam unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang mempunyai hubungan darah atau keturunan
yang saling ketergantungan.
b. Fungsi Keluarga
Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
perkembangan emosi para anggotanya terutama anak. Kebahagiaan ini
diperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsinya secara baik. Fungsi
dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan
mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Syamsu
Yusuf (2004) mengatakan bahwa secara psikososiologis keluarga berfungsi
sebagai:
1) Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
2) Sumber pemenuhan kebutuhan
3) Sumber kasih sayang dan penerimaan
4) Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota
masyarakat yang baik
5) Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial
dianggap tepat
commit to user
7) Pemberi bimbingan dalam belajar
8) Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi
baik di sekolah maupun di masyarakat
9) Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
10) Sumber persahabatan/teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk
mendapat teman diluar rumah.
Berdasarkan sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga ini dapat
diklasifikasikan ke dalam fungsi-fungsi berikut:
1) Fungsi Biologis
Keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan
legalitas, kesempatan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan
dasar biologisnya yang meliputi pangan, sandang, papan, dan reproduksi
atau pengembangan keturunan.
2) Fungsi Ekonomis
Keluarga mempunyai kewajiban untuk menafkahi anggota
keluarganya yaitu istri dan anak.
3) Fungsi Pendidikan
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi
anak. Fungsi tersebut meliputi penanaman, pembimbingan, atau pembiasaan
nilai agama, budaya, dan ketrampilan-ketrampilan tertentu yang bermanfaat
bagi anak.
4) Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan penyemaian bagi masyarakat masa depan, dan
lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi
kualitas generasi yang akan datang.
5) Fungsi Perlindungan
Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi para anggota keluarganya
dari gangguan, ancaman, dan atau kondisi yang menimbulkan
commit to user
6) Fungsi Rekreatif
Keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan
kenyamanan, keceriaan, kehangatan, dan penuh semangat bagi para
anggotanya untuk melaksanakan fungsi ini.
7) Fungsi Agama
Keluarga berfungsi sebagai penanaman nilai-nilai agama kepada
anak mereka agar memiliki pedoman hidup yang benar.
c. Faktor-faktor yang Bersumber dari Keluarga yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
perkembangan anak, begitu juga dalam perkembangan belajar anak,
faktor-faktor dari lingkungan keluarga menjadi poin penting yang dapat
mempengaruhi hasil belajar. Faktor tersebut diantaranya :
1) Kemampuan ekonomi orang tua yang kurang memadai
Hasil belajar yang baik tidak dapat diperoleh hanya dengan
mengandalkan keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru di depan
kelas, tetapi membutuhkan alat-alat yang memadai seperti buku tulis, pensil,
pena, peta dan terlebih lagi buku bacaan. Bagi orang tua yang keadaan
ekonominya kurang sudah barang tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan
anak-anaknya secara memuaskan yang pada akhirnya akan menghasilkan
hasil belajar yang tidak baik.
2) Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tua
Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di
dalam keluarga. Masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa tugas
mendidik adalah tugas sekolah saja. Orang tua beranggapan bahwa tugas
orang tua hanya mencukupi kebutuhan lahir anak seperti makan, minum,
pakaian, dan alat-alat pelajaran, serta kebutuhan-kebutuhan lain yang
bersifat kebendaan. Oleh sebab itu, orang tua yang seperti ini selalu sibuk
commit to user
Mereka tidak memiliki waktu lagi untuk memperhatikan dan mengawasi
anak-anaknya.
3) Harapan orang tua yang terlalu tinggi terhadap anak
Terdapat pula orang tua yang memiliki pengharapan yang sangat
tinggi terhadap anaknya di samping adanya orang tua yang kurang
memperhatikan dan mengawasi anaknya. Mereka memaksa anak-anak untuk
selalu rajin belajar dan memperoleh nilai yang tinggi tanpa memperhatikan
kemampuan anak. Bagi anak yang tidak memiliki kemampuan yang tinggi
dapat menimbulkan putus asa.
4) Orang tua pilih kasih terhadap anak
Keadaan anak dalam suatu keluarga tidak selalu sama, mereka lahir
dengan membawa kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada anak
yang dilahirkan sesuai harapan, tetapi ada juga yang tidak demikian.
Keadaan yang demikian rupanya tidak selalu diterima oleh sebagian orang
tua sebagai suatu kenyataan. Ada orang tua yang menolak anak yang
keadaanya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Penolakan ini
memang tidak dinyatakan secara terus terang, tetapi ditampilkan dalam
bentuk perlakuan-perlakuan tertentu.
(Abdul Majid, 2005).
Menurut Dalyono (2009) faktor yang bersumber dari keluarga yang
mempengaruhi belajar adalah:
1) Faktor orang tua
a) Cara mendidik anak
Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anak serta
tidak memperhatikan kemajuan belajarnya akan menjadi penyebab
kesulitan belajar bagi anak tersebut.
b) Hubungan orang tua dengan anak
Hubungan orang tua dengan anak penting sekali dalam
menentukan kemajuan belajar anak. Hubungan ini meliputi kasih sayang,
penuh pengertian atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh,
commit to user
c) Contoh atau Bimbingan dari orang tua
Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala
yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya.
Belajar memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan
tanggung jawab belajar tumbuh dari diri anak.
2) Suasana Rumah atau keluarga
Suasana keluarga yang sangat ramai/gaduh akan menyebabkan
anak tidak dapat belajar dengan baik. Anak akan terganggu konsentrasinya
sehingga sukar untuk belajar, demikian juga suasana rumah yang selalu
tegang, banyak cekcok antar anggota keluarga, kesedihan atau suasana yang
selalu membisu akan melahirkan anak-anak yang tidak sehat mentalnya.
3) Keadaan ekonomi keluarga
a) Keadaan ekonomi keluarga yang kurang atau miskin
Keadaan ini akan menyebabkan kurangnya alat-alat belajar
siswa, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua, dan tidak
tersedianya tempat belajar yang baik.
b) Keadaan ekonomi yang berlebihan
Keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama, di mana
ekonomi keluarga berlimpah ruah. Seorang anak yang dimanja oleh
orang tua tanpa kontrol dan tanggung jawab akan menjadikan anak
tersebut segan belajar karena anak terlalu banyak bersenang-senang.
Keadaan ini juga akan menghambat kemajuan belajar.
Berdasarkan dari pendapat dan uraian di atas, maka lingkungan
keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
1) Kondisi ekonomi keluarga
2) Perhatian orang tua
3) Suasana rumah atau keluarga
commit to user
3. Belajar a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan pokok yang harus dilaksanakan dalam
pendidikan di sekolah. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar
dalam sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Arthur T. Jersild dalam Syaiful Sagala (2006: 12) menyatakan bahwa
”Belajar adalah modification of behaviour through experience and training yaitu perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam
pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan”.
Dalyono (2009: 49) mendefinisikan bahwa belajar adalah ”Suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
ketrampilan, dan sebagainya”. Menurut Slameto (2003: 2), ”Belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu
proses yang dilakukan seseorang yang menghasilkan perubahan pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, latihan dan
interaksi dengan lingkungannya.
b. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam
proses belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan
prinsip-prinsip orang belajar (Pakde Sofa, 2009). Siswa juga hendaknya
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam belajar sehingga tercipta
interaksi pembelajaran yang baik dengan guru. Prinsip-prinsip belajar yang
commit to user
1) Kematangan Jasmani dan Rohani
Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai
kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya.
Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta
kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar,
sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara
psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.
2) Memiliki Kesiapan
Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni
dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan
belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan
menimbulkan banyak kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar
yang baik.
3) Memahami Tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, ke mana
arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting
dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat
selesai dan berhasil.
4) Memiliki Kesungguhan
Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk
melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang
kurang memuaskan.
5) Ulangan dan Latihan
Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan.
Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga
dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan.
(Dalyono, 2009).
c. Tujuan belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang bertujuan. Tujuan belajar
commit to user
komponen yang ada dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar
pencapaian tujuan belajar. Pencapaian tujuan belajar dipengaruhi oleh berbagai
komponen yang saling mempengaruhi dan terkait antara satu dengan yang lain.
Komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang
ingin diajarkan, guru dan siswa serta sarana dan prasarana belajar yang
tersedia.
Pada dasarnya tujuan belajar itu sangat banyak dan bervariasi.
Menurut Sardiman A.M. (2003: 26-29), “Bila ditinjau secara umum tujuan
belajar ada tiga jenis, yaitu: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan, 2) penanaman
konsep ketrampilan, 3) pembentukan sikap”. Berikut penjelasannya akan
penulis uraikan:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Tujuan ini memiliki kecenderungan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir seseorang dapat berkembang
jika seseorang memiliki pengetahuan, dengan kata lain, seseorang tidak
dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan,
sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
Pengetahuan seseorang akan bertambah melalui belajar, sehingga tujuan
seseorang belajar adalah untuk mendapat pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan pengetahuan
Tujuan ini memiliki kecenderungan untuk mengembangkan
keterampilan seseorang dalam hal ini peserta didik. Keterampilan tersebut
dapat bersifat jasmani ataupun rohani. Keterampilan seseorang didapat dari
belajar, karena dalam kegiatan belajar tersebut terjadi interaksi. Interaksi
tersebut mengarah pada pencapaian keterampilan yang menuruti
kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.
3) Pembentukan sikap
Tujuan ini memiliki kecenderungan untuk menumbuhkan sikap
mental perilaku, dan pribadi seorang anak didik. Kecakapan dalam
mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi