• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pengelolaan Waduk Berbasis Sistem KJA Multispesies (Studi Kasus Waduk Cirata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pengelolaan Waduk Berbasis Sistem KJA Multispesies (Studi Kasus Waduk Cirata)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

MODEL PENGELOLAAN WADUK BERBASIS SISTEM KJA

MULTISPESIES (STUDI KASUS WADUK CIRATA)

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Model Pengelolaan Waduk Berbasis Sistem KJA Multispesies (Studi Kasus Waduk Cirata) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

KAFI HIDONIS. Model Pengelolaan Waduk Berbasis Sistem KJA Multispesies (Studi Kasus Waduk Cirata). Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan RAHMAT KURNIA.

Model daya dukung waduk yang ada untuk keramba jaring apung (KJA) saat ini berdasarkan monospesies. Model ini kurang bisa diaplikasikan untuk menghitung daya dukung waduk untuk keramba jaring apung saat ini, khususnya waduk Cirata. KJA di waduk Cirata merupakan KJA multispesies dengan dua lapis jaring. Model daya dukung baru dikembangkan untuk menghitung daya dukung berdasarkan KJA multispesies. Berdasarkan model ini, daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies saat ini sebesar 22 974 petak (jenis satu lapis jaring) dan 25 142 petak (jenis dua lapis jaring). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa aktivitas KJA saat ini telah melebihi daya dukung. Daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies setelah restorasi diperkirakan 27 879 petak (jenis satu lapis jaring) dan 30 510 (jenis dua lapis jaring). KJA yang menggunakan dua lapis jaring meningkatkan daya dukung di waduk Cirata. Aktivitas restorasi di waduk akan meningkatkan daya dukung untuk KJA di masa mendatang.

(5)

SUMMARY

KAFI HIDONIS. Management Model of Reservoir Based on Multispecies Cage Aquaculture (Case Study Cirata Reservoir). Supervised by KADARWAN SOEWARDI and RAHMAT KURNIA.

Carrying capacity models of reservoir recently are base on monospecies cage aquaculture. These models are lack of application on estimating environmental capacity for cage aquaculture in recent condition, particularly on Cirata reservoir (West Java). Cage aquaculture on Cirata reservoir are multispecies and double layers cage culture. New environmental capacity model developed for estimating environmental capacity based on multispecies cage aquaculture. Based on this model, the existing Cirata’s capacity for multispecies cage aquaculture is 22 974 square (single layer net cage type) and 25 142 square (double layers net cage type). This shown that recent cage aquaculture activity have been over capacity. Cirata’s capacity for multispecies cage aquaculture after restoration were estimated 27 879 square (double layer net cage type) and 30 510 (single layer net cage type). The cage aquaculture using double layer net provide more capacity for cage aquaculture in Cirata. Restoration activity on reservoir will provide more capacity for cage aquaculture in the future.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

KAFI HIDONIS

(8)
(9)

Judul Tesis : Model Pengelolaan Waduk Berbasis Sistem KJA Multispesies (Studi Kasus Waduk Cirata)

Nama : Kafi Hidonis NIM : C251110221

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Prof Dr Ir Kadarwan Soewardi

Ketua Dr Ir Rahmat Kurnia, MSi Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Perairan

Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tesis yang berjudul Model Pengelolaan Waduk Berbasis KJA Multispesies merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Kadarwan Soewardi dan Bapak Dr Ir Rahmat Kurnia selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Sigid Hariyadi yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Yaya Hudaya dan Bapak Ade Jahidin dari Badan Pengelola Waduk Cirata beserta staf Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

2 METODE 2

Tempat dan Waktu Penelitian 2

Bahan dan Alat 3

Penentuan Stasiun 3

Pengumpulan Data 4

Pengambilan Contoh Air 4

Analisis Contoh Air 4

Analisis Daya Dukung KJA 5

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Kondisi umum KJA di waduk Cirata 6

Ketersediaan fosfor (P) di perairan waduk 7

Daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies saat ini 7 Daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies setelah aktivitas

restorasi 10

Pembahasan 12

4 KESIMPULAN DAN SARAN 13

Kesimpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 14

(12)

DAFTAR TABEL

1. Stasiun pengambilan sampel 3

2. Parameter, metode dan peralatan penelitian 5

3. Nilai rata-rata total fosfor (mg/m3) di waduk Cirata 7 4. Data yang diperlukan untuk menghitung daya dukung waduk Cirata bagi KJA

multispesies 7

5. Simulasi daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies dengan 1 lapis

jaring berdasarkan proporsi jenis ikan pada jaring utama 9

6. Simulasi daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies dengan 2 lapis

jaring berdasarkan proporsi jenis ikan pada jaring utama 9

7. Simulasi daya dukung waduk Cirata setelah restorasi untuk KJA multispesies

(1 lapis jaring) berdasarkan proporsi jenis ikan pada jaring utama 10

8. Simulasi daya dukung waduk Cirata setelah restorasi untuk KJA multispesies

(2 lapis jaring) berdasarkan proporsi jenis ikan di jaring utama 11

DAFTAR GAMBAR

1. Peta waduk Cirata 4

2. Jenis ikan di jaring utama KJA di Cirata 6

3. Grafik perbandingan daya dukung sebelum dan sesudah restorasi 11

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kode baris program PHP untuk perhitungan daya dukung waduk berbasis KJA

multispesies 15

2. Baris program PHP untuk perhitungan simulasi daya dukung waduk berbasis

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Waduk merupakan danau buatan yang dibuat dengan cara membendung aliran sungai. Pembangunan waduk biasanya ditujukan untuk berbagai manfaat dan kebutuhan, seperti cadangan air minum, irigasi, pembangkit listrik, pariwisata, serta kegiatan perikanan. Pengembangan waduk di Indonesia saat ini tercatat sekitar 700 buah dengan total luas perairan 63 570 hektar dengan jumlah tertinggi di Pulau Jawa (78,1%).

Salah satu waduk yang memiliki peran penting di Pulau Jawa adalah waduk Cirata. Waduk ini terletak diantara waduk Jatiluhur dan waduk Saguling, serta berada di 3 lintasan wilayah Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Puwakarta. Waduk Cirata yang membendung aliran sungai Citarum ini dibangun sejak tahun 1987, waduk ini mulanya diperuntukkan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pemasok air irigasi, bahan baku air minum dan pencegah banjir.

Kegiatan budidaya berupa keramba jaring apung (KJA) di waduk Cirata pertama kali muncul pada 1988 sebagai kompensasi bagi warga sebanyak 1.500 kepala keluarga yang lahannya tergenang untuk pembangunan waduk. Kegiatan KJA ini meningkat pesat dalam satu dekade ini. Sensus Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) pada tahun 2011 menyebutkan, jumlah KJA di Cirata mencapai 53 031 unit. Semakin bertambahnya limbah yang masuk ke waduk menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas waduk Cirata, sehingga mendapat kategori buruk (berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Barat Nomor 39/2000).

Limbah organik yang masuk ke waduk Cirata mengakibatkan menurunnya kualitas air. Limbah organik dari KJA berkontribusi 3 kali lipat menambah beban nutrien ke waduk jika dibandingkan limbah dari pertanian ataupun limbah dari rumah tangga (Garno 2006).

Meningkatnya aktivitas KJA di waduk Cirata setiap tahun mengancam kemampuan waduk Cirata untuk mendukung sumberdaya perairan. Abery et al. (2005) menunjukkan bahwa produksi ikan di Cirata seharusnya dapat mencapai 2300 kg/petak pada tahun 1995 namun menurun hingga 400 kg / petak pada tahun 2002. Hal ini diakibatkan laju pertumbuhan ikan telah mengalami penurunan sebagai akibat menurunnya kualitas air waduk Cirata (Komarawidjaja et al., 2005) Aktivitas KJA di Cirata telah dibatasi oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 2002 melalui Surat Keputusan Gubernur No 41/2002 yang membatasi jumlah KJA hingga 12 ribu unit. Kebijakan ini tidak berdasarkan studi ilmiah dan daya dukung waduk sendiri. Kebijakan semacam ini akan memberikan persoalan baru dalam pengelolaan waduk itu sendiri.

Perumusan Masalah

(14)

2

terlambat, kebijakan ini juga tidak berdasarkan kajian ilmiah dan daya dukung dari waduk itu sendiri. Kebijakan semacam ini tentunya akan melahirkan persoalan dalam pengelolaan waduk Cirata itu sendiri.

Agar pengelolaan waduk Cirata dapat berlangsung secara optimal dan berkelanjutan maka perlu adanya kajian daya dukung bagi waduk Cirata. Selain itu, restorasi terhadap waduk serta penggunaan teknologi yang ramah lingkungan diharapkan dapat mengembalikan daya dukung waduk seperti semula.

Pendekatan model pengelolaan berbasis sistem KJA yang baik dan tepat untuk waduk juga diharapkan bisa menjadi acuan bagi pengambilan kebijakan untuk pengelolaan waduk, sehingga pemanfaatan waduk secara optimal masih bisa dirasakan oleh masyarakat.

Aplikasi model pengelolaan waduk yang berbasis KJA selama ini baru dikembangkan untuk KJA dengan jenis ikan dan pakan yang homogen. Beveridge (1984) telah membuat model dampak budi daya salmon dalam KJA berdasarkan pada model keseimbangan fosfor Dillon dan Rigler (1974), model tersebut memprediksi daya dukung danau untuk memproduksi ikan dengan tetap menjaga kualitas air agar tetap layak digunakan.

Model ini dirasakan kurang tepat jika diaplikasikan pada waduk Cirata. Dalam prakteknya kegiatan KJA di waduk Cirata tidak hanya membudidayakan satu jenis ikan, melainkan beberapa jenis ikan (multispesies). Selain itu, pemberian jenis pakan yang berbeda juga akan memberikan sisa fosfor yang berbeda di perairan. Oleh karena itu, dibutuhkan model daya dukung waduk untuk kegiatan KJA multispesies agar bisa memberikan gambaran yang lebih tepat dalam menentukan daya dukung KJA di waduk Cirata.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Mengkaji daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies. 2. Mengevaluasi daya dukung waduk Cirata saat ini.

3. Mengkaji daya dukung waduk Cirata setelah kegiatan restorasi.

4. Menentukan model pengelolaan terbaik untuk budidaya perikanan berbasis KJA multispesies.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai acuan untuk pengelolaan KJA yang ramah lingkungan di perairan waduk sehingga pemanfaatannya bisa optimal dan berkelanjutan. Model pengelolaan ini juga bisa digunakan untuk perairan waduk lainnya.

2

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

(15)

3 laboratorium. Kegiatan di lapangan terbagi atas 7 stasiun. Kegiatan di laboratorium berupa analisis kualitas air yang dilakukan di Laboratorium Produktivitas Lingkungan Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Kegiatan di lapangan dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu Januari hingga Maret 2013.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh air yang diambil dari setiap stasiun pengamatan, air destilasi, dan bahan kimia baik untuk analisis kualitas air, maupun untuk keperluan pengawetan.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah GPS (Global Positioning System). Kemerer water sampler, Secchi disk, botol sampel, cool box, peralatan analisis kimia di laboratorium, pH meter, DO meter.

Penentuan Stasiun

Lokasi pengambilan sampel terdiri atas 6 stasiun yang dianggap mewakili semua lokasi. Diantaranya area intake, daerah batas KJA, muara Cisokan, muara Citarum-Cimeta, muara Cikundul, dan zona tengah KJA. Peta lokasi pengambilan sampel bisa dilihat pada Gambar 1.

Tabel 1 Stasiun pengambilan sampel

Stasiun Nama Lokasi Bujur Timur Lintang Selatan 1 Area Intake 107o 20' 727" 06o 41' 501"

2 Daerah Batas KJA 107o 19' 707" 06o 42' 404"

3 Muara Cisokan 107o 16' 617" 06o 46' 016"

4 Muara Citarum 107o 18' 832" 06o 48' 042"

5 Muara Cikundul 107o 17' 645" 06o 47' 137"

(16)

4

Gambar 1 Peta waduk Cirata

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data kualitas perairan yang terdiri dari parameter fisika, kimia dan biologi yang diperoleh dari pengukuran di lapangan. Data produksi KJA diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Data sekunder meliputi data fisik waduk, peta lingkungan waduk.

Pengambilan Contoh Air

Proses pengambilan contoh air diambil dari setiap titik lapisan fotik atau kolom air dengan menggunakan Varn Dorn Water Sampler berkapasitas 2 liter. Contoh air tesebut didistribusikan untuk analisis oksigen terlarut dan fosfat total. Parameter penunjang kecerahan, suhu, pH.

Analisis Contoh Air

(17)

5

Tabel 2 Parameter, metode dan peralatan penelitian

No Parameter Satuan Alat/Metode Tempat I

Analisis Daya Dukung KJA

Analisis data daya dukung untuk KJA digunakan dengan pengembangan model persediaan fosfor Dillon dan Rigler (1977) untuk penilaian (Assessment of carrying capacity) daya dukung lingkungan perairan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung konsentrasi total-P. Untuk di daerah tropis, nilai ini merupakan rata-rata tahunan melalui beberapa penarikan contoh.

2. Tetapkan [P]f.

3. Menghitung kapasitas perairan dalam menopang budidaya ikan:

Δ[P] = [P]f – [P]i ... ... [1]

����ℎ = �[ ]��/ 1 − ���ℎ .... ... [2]

Rfish = x + [1-x]R ... [3]

R = 1/(1+ ρ0,5) ... [4]

Total Allowable Loading (TAL) adalah: TAL = Lfish x A ... [5]

4. Bila diketahui PL, maka Total Acceptable Production (TAP) bisa hitung dengan: TAP= TAL/PL ... [6]

(18)

6

FCR : food convertion rate Ppakan : kandungan P dalam pakan

Pikan : kandungan P dalam ikan di jaring utama

Rfish : bagian Lfish yang hilang ke sedimen R : koefisien retensi fosfor

X : proporsi dari total P yang hilang ke sedimen A : luas permukaan waduk

Dengan mengetahui hasil dari setiap ukuran langkah-langkah tersebut di atas, maka kita dapat mengetahui beban masukan unsur hara (P) dalam penilaian daya dukung waduk. Dengan demikian dapat dihitung daya dukung waduk untuk KJA multispesies.

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi umum KJA di waduk Cirata

Sensus BPWC tahun 2011 menunjukkan bahwa saat ini terdapat 53 031 KJA di waduk Cirata. KJA yang aktif berjumlah 48 591 petak. Adapun sebaran KJA yang masih aktif sebanyak 44% terdapat di Kabupaten Bandung Barat, 38% di Cianjur (38%) dan 18% masuk di wilayah Purwakarta.

Hasil pengambilan contoh melalui wawancara dari 123 responden menunjukkan bahwa ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan jenis utama yang dibudidayakan di jaring utama dari KJA. Berdasarkan jumlah keramba jaring yang digunakan, 52% membudidayakan ikan mas dalam jaring utama dan sisanya (48%) membudidayakan ikan bawal air tawar. Pada jaring sekunder, jenis ikan yang dibudidaya yakni ikan nila (Oreochromis niloticus).

Gambar 2 Jenis ikan di jaring utama KJA di Cirata

48% 52%

Jenis ikan di jaring utama KJA di Cirata

(19)

7

Ketersediaan fosfor (P) di perairan waduk

Konsentrasi total P di waduk Cirata mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Konsentrasi total P rata-rata sebesar 271 mg/m3. Nilai total P terendah pada tahun

2013 sebesar 99 mg/m3 dan tertinggi pada tahun 2004 sebesar 516 mg/m3.

Tabel 3 Nilai rata-rata total fosfor (mg/m3) di waduk Cirata

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Total-P

516 a 262 a 315 a 200 a 306 a 241 a 279 a 214 a 234 a 99 b

(mg/m3)

a data dari BPWC; b hasil pengamatan Januari-Maret 2013

Nilai rata-rata total P di waduk Cirata berdasarkan kriteria mutu air (PP No 82/2001) masih di bawah ambang batas kelas III. Artinya perairan waduk Cirata masih layak untuk dilaksanakan kegiatan perikanan. Status kesuburan waduk Cirata berdasarkan kriteria Wetzel (1975) termasuk perairan yang sangat subur. Hal ini menunjukkan bahwa waduk Cirata berpotensi besar untuk menopang perikanan secara ekstensif yang mengandalkan pakan alami.

Daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies saat ini

Data yang diperlukan untuk menghitung daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies ditampilkan pada tabel 4.

Tabel 4 Data yang didapatkan dan diperlukan untuk menghitung daya dukung waduk Cirata bagi KJA multispesies

No Parameter Nilai Sumber

8 FCR ikan mas 2 Pengamatan dan perhitungan

9 FCR ikan bawal 2 Pengamatan dan perhitungan

10 P ikan mas 0,7% Kaushik (1995)

11 P ikan bawal 0,9% Yosmaniar (2010)

12 P ikan nila 0,9% Watanabe et al.(1980)

13 P pakan 5,62% Analisis Laboratorium

(20)

8

Daya dukung waduk untuk KJA multispesies bisa dihitung dengan mengikuti tahap berikut:

1. Nilai [P]i yang digunakan merupakan rataan tahunan konsentrasi total-P yakni 271 mg/m3.

2. Nilai [P]f yang digunakan berdasarkan kriteria mutu air (PP No 82/2001)

untuk kelas III yakni 1000 mg/m3.

3. Hitung ∆[P] dengan menggunakan persamaan [1]; ∆[P] = [P]f – [P]i

= 729 mg/m3

Lfish = ∆[P] z ρ / (1 - Rfish)

Nilai x diasumsikan 0,5.

Nilai Rfish dihitung berdasarkan persamaan [3] sehingga didapatkan Rfish =

0,7016.

Nilai z (kedalaman) merupakan kedalaman rata-rata waduk Cirata saat ini. z = 28,76 m

ρ = 2,19 thn-1

Lfish = (271 x 28,76 x 2,19)/(1- 0,7016)

= 153 885,07 mg/m2/thn.

Nilai TAL (Total Allowable Loading) dihitung berdasarkan persamaan [5] sehingga didapatkan TAL = 9 540,87 ton/tahun. Dengan asumsi semua KJA memiliki musim tanam (MT) yang sama yakni 3 bulan maka nilai TAL sebesar 2 385, 22 ton / MT.

5. Nilai PL untuk KJA multispesies dengan 1 lapis jaring bisa dihitung dengan

persamaan;

6. Adapun nilai PL untuk KJA multispesies dengan 2 lapis jaring bisa dihitung

dengan persamaan;

PL = (FCR x Ppakan) – Pikan1 – Pikan2 ... [9]

Dimana;

Pikan1 merupakan kandungan total P dalam tubuh ikan di jaring utama.

Pikan2 merupakan kandungan total P dalam tubuh ikan di jaring sekunder.

Untuk KJA dengan ikan mas pada jaring utama, nilai FCR =2 dan Pikan1 =

7 kg/ton. Jika diasumsikan jenis ikan di jaring sekunder merupakan ikan nila, dan diasumsikan FCR untuk nila adalah 1 maka PL untuk ikan mas =

96,4 kg/ton.

Untuk KJA dengan ikan bawal pada jaring utama, nilai FCR =2 dan Pikan1

= 9 kg/ton. Jika diasumsikan jenis ikan di jaring sekunder merupakan ikan nila, dan diasumsikan FCR untuk nila adalah 1 maka PL untuk ikan bawal

(21)

9

7. Jika Qi merupakan proporsi produksi ikan jenis ke-i yang dibudidaya pada jaring utama, dan i merupakan jenis ikan (i=1,2,3,...) maka daya dukung waduk untuk KJA multispesies (DDm) bisa dihitung dengan penjumlahan seluruh TAP dari setiap jenis ikan dengan proporsi tertentu :

��� = ∑��=1�� � � �

Jika diasumsikan seluruh KJA hanya menggunakan jaring utama (1 lapis), serta proporsi produksi ikan di jaring utama adalah 1: 1, maka daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies sebanyak 22 850 ton/MT. Jika produksi ikan di setiap petak KJA selama satu musim tanam sebanyak 1 ton. Maka daya dukung waduk untuk KJA multispesies (1 lapis) sebanyak 22 850 petak KJA (11 316 petak ikan mas dan 11 534 petak ikan bawal sebagai ikan jaring utama). Simulasi daya dukung dengan beberapa proporsi yang berbeda ditunjukkan pada tabel 5.

Tabel 5 Simulasi daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies dengan 1 lapis jaring berdasarkan proporsi jenis ikan pada jaring utama

Proporsi Mas Bawal Total sekunder (2 lapis jaring) dan jenis ikan di jaring sekunder merupakan ikan nila, serta FCR pada ikan di jaring sekunder sebesar 1:1, maka daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies saat ini dengan proporsi ikan di jaring utama sama (1:1) yakni sebesar 25 003 petak (12 371 petak ikan mas dan 12 632 petak ikan bawal). Adapun simulasi daya dukung dengan beberapa proporsi yang berbeda ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Simulasi daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies dengan 2 lapis jaring berdasarkan proporsi jenis ikan pada jaring utama

Proporsi Mas Bawal Total

(22)

10

Daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies setelah aktivitas restorasi

Peningkatanendapansedimen di dasar perairan berimbas pada kedalaman waduk. Berkurangya kedalaman waduk akibat endapan sedimen mengakibatkan berkurangnya volume air waduk. Endapan sedimen di saat tertentu juga menjadi ancaman bagi KJA. Umbalan dari endapan dasar waduk bisa mengakibatkan kematian masal bagi ikan yang merugikan para nelayan. Menurut Effendie et al.(2005) kematian massal ikan di Cirata diakibatkan adanya umbalan sehingga terjadi percampuran antara lapisan air permukaan dengan air yang reduktif di lapisan dasar.

Kegiatan restorasi waduk ditujukan untuk mengembalikan fungsi waduk seperti semula sehingga daya dukung waduk bisa kembali seperti semula. Aktivitas restorasi dilakukan dengan cara menyedot endapan sedimen yang ada di dasar perairan sehingga volume waduk kembali seperti awal mula.

Estimasi daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies setelah aktivitas restorasi dihitung dengan asumsi volume waduk kembali seperti semula. Jika semua KJA diasumsikan menggunakan 1 lapis jaring, dan ikan nila sebagai jenis ikan pada jaring sekunder dengan FCR 1 maka daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies setelah restorasi yakni sebesar 27 742 petak, dengan komposisi 13 738 petak ikan mas dan 14 004 petak ikan bawal. Simulasi daya dukung waduk Cirata setelah restorasi untuk KJA multispesies dengan 1 lapis jaring ditampilkan pada Tabel 7.

Tabel 7 Simulasi daya dukung waduk Cirata setelah restorasi untuk KJA multispesies (1 lapis jaring) berdasarkan proporsi jenis ikan pada jaring utama

Proporsi Mas Bawal Total

(23)

11 bahwa KJA dengan 2 lapis jaring akan memberikan daya dukung yang lebih besar dibandingkan dengan KJA 1 lapis jaring.

Simulasi dengan beberapa proporsi antara ikan mas dan bawal didapatkan daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Simulasi daya dukung waduk Cirata setelah restorasi untuk KJA multispesies (2 lapis jaring) berdasarkan proporsi jenis ikan di jaring utama

Proporsi Mas Bawal Total

Simulasi daya dukung pada Tabel 8 menunjukkan bahwa penggunaan KJA dengan 2 lapis jaring akan menghasilkan daya dukung yang lebih besar dibandingkan dengan KJA 1 lapis jaring.

Gambar 3 Grafik perbandingan daya dukung sebelum dan sesudah restorasi Perbandingan daya dukung waduk saat ini dan sesudah restorasi ditunjukkan pada Gambar 2. Daya dukung waduk setelah restorasi menunjukkan peningkatan dibanding daya dukung waduk sekarang. Penggunaan dua lapis jaring pada KJA menunjukkan daya dukung yang lebih baik dibandingkan KJA yang hanya menggunakan satu lapis jaring.

(24)

12

Pembahasan

Beberapa model dan metode untuk menghitung daya dukung perairan danau telah dikembangkan. Pada penelitian ini, model daya dukung untuk KJA multispesies merupakan pengembangan dari model Beveridge (1984) yang didasarkan pada model ketersediaan fosfor Dillon-Rigler (1974). Aplikasi model Dillon-Rigler juga sudah dicoba dengan berbagai variasi data, baik pada danau ataupun waduk (Bennett et al., 1999; Pulatsu, 2003; Mhlanga et al., 2013).

Model daya dukung waduk untuk KJA multispesies ditunjukkan pada persamaan [10]; ��� = ��� ∑

�=1 . Nilai PL tergantung pada skenario jenis

KJA yang dipakai. Jika skenario yang digunakan adalah KJA satu lapis jaring, maka nilai PL dihitung berdasarkan persamaan [8]. Sedangkan jika skenario yang

digunakan adalah KJA dua lapis jaring, maka nilai PL dihitung berdasarkan

persamaan [9]. Aplikasi berbasis web untuk perhitungan dan simulasi daya dukung waduk untuk KJA multispesies bisa diakses pada situs http://umbisoft.com/cirata.

Jumlah KJA di waduk Cirata saat ini sebanyak 53 031 unit (BPWC 2011) telah melebihi daya dukung waduk berdasarkan model pengelolaan waduk berbasis KJA multispesies baik dengan skenario KJA dengan satu lapis jaring maupun KJA dengan dua lapis jaring. Skenario KJA multipsies dengan dua lapis jaring memberikan daya dukung yang lebih besar dibandingkan dengan skenario KJA satu lapis jaring. Hal ini dikarenakan sisa pakan yang tidak termakan pada jaring utama akan dimanfaatkan oleh ikan pada jaring sekunder, sehingga beban fosfor dari sisa pakan yang terbuang ke lingkungan akan lebih sedikit dibandingkan KJA dengan satu lapis jaring.

Model simulasi untuk restorasi menunjukkan bahwa aktivitas restorasi bisa meningkatkan daya dukung waduk Cirata. Hal ini dikarenakan aktivitas restorasi dengan cara menyedot lumpur pada dasar waduk bisa mengembalikan volume waduk seperti semula. Peningkatan volume waduk juga akan meningkatkan kapasitas waduk untuk menopang beban nutrien yang berasal dari inlet ataupun aktivitas KJA itu sendiri. Restorasi dengan penyedotan lumpur juga efektif dalam mengurangi limbah organik, namun perlu diperhatikan adanya kemungkinan menurunnya pH akibat proses oksidasi sulfida ketika proses penyedotan (Van Wichelen et al. 2007).

(25)

13

4

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Model daya dukung waduk untuk KJA multispesies ditunjukkan dengan persamaan ��� = ��� ∑

�=1 . Estimasi dengan menggunakan model daya

dukung waduk untuk KJA multispesies menunjukkan bahwa aktivitas KJA di waduk Cirata saat ini melebihi daya dukung lingkungan. Aktivitas restorasi dengan penyedotan sedimen akan membuat daya dukung waduk meningkat. Penggunaan KJA dengan pemakaian jaring sekunder (2 lapis jaring) lebih efisien untuk mempertahankan daya dukung waduk dibandingkan KJA 1 lapis jaring.

Saran

Pengembangan model dengan kombinasi ikan jenis lain atau pakan jenis lain diharapkan bisa membuat estimasi untuk daya dukung yang lebih akurat. Pengembangan model bisa dipadukan dengan perhitungan keuntungan dari setiap jenis KJA.

DAFTAR PUSTAKA

Abery NW, Sukadi F, Budhiman AA, Kartamihardja ES, Koeshendrajana S, De Silva SS. 2005. Fisheries and Cage Culture of Three Reservoirs in Wst Java, Indonesia; Case Study of Ambitious Development and Resulting Interactions. Fisheries Management and Ecology. 12: 315-330.

[APHA] American Public Health Asociation. 2005. Standard methods for the examination of water and wastewater. Ed ke-21. Washington (US): APHA. Bennet EM, Reed-Andersen T, Houser JN, Gabriel JR, Carpenter SR. 1999. A Phosphorus Budget for the Lake MendotaWatershed. Ecosystems. 2: 69–75. Beveridge MCM. 1984. Cage and Pen Fish Farming. Carrying Capacity Models and Environmental Impact. FAO Fisheries Technical Paper 255. Rome (IT): FAO.

[BPWC] Badan Pengelola Waduk Cirata. 2011. Laporan Inventarisasi Sensus Keramba Jaring Apung Tahun 2011. Bandung Barat (ID): PJB Cirata. Dillon PJ, Rigler FH. 1974. Test of Simple Nutrient Budget Model Predicting The

Phosphorus Concentration in Lake Water. J.Fish.Res.Board Can. 31:1771-1778.

Effendie I; Nirmala K, Saputra UH, Sudrajat AO; Zairin M, Kurokura H. 2005. Water Quality Fluctuations Under Floating Net Cages For Fish Culture In Lake Cirata And Its Impact On Fish Survival. Fisheries Science. 71: 972-977.

(26)

14

Saint-Augustin Lake, Quebec, Canada. Environmental Management. 49:1037–1053.

Garno YS. 2006. Contribution of Organic Waste krom Fish Culture on The Degradation of Water Quality of Reservoir Cirata. J.Tek.Ling P3TL-BPPT. 7(3) : 303-310.

Kaushik SJ. 1995. Nutrient Requirements, Supply and Utilization in The Context of Carp Culture. Aquaculture. 129: 225-241.

Komarawidjaja WS, Sukimin S, Arman E. 2005. Status Kualitas Air Waduk Cirata dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ikan Budidaya. J.Tek.Ling. P3TL-BPPT. 6 (1) : 268-273.

Mhlanga L, Mhlanga W, Mwera P. 2013. The Application of A Phosphorus Mass Balance Model for Estimating The Carrying Capacity of Lake Kariba. Turk J Vet Anim Sci, 37:316-319.

[PJB] Pembangkitan Jawa Bali. 2008. Pematokan dan Pengukuran Sedimentasi Waduk Cirata (Pengukuran Sedimentasi). Laporan Penelitian. Jakarta (ID): Maturo Nuansatama.

[PJB] Pembangkitan Jawa Bali. 2009. Penyelidikan Karakteristik Sungai Inflow Waduk Cirata. Laporan Penelitian. Bandung (ID): Gelar Buana Persada. Pulatsu. 2003. The Aplication of a Phosphorus Budget Model Estimating the

Carrying Capacity of Kesikopru Dam Lake. Turk J Vet Anim Sci. 27: 1127-1130.

Van Wichelen J, Declerck S, Muylaert K, Hoste I, Geenens V, Vandekerkhove J, Michels E, De Pauw N, Hoffmann M, De Meester L, Vyverman W. 2007. The Importance of Drawdown and Sediment Removal for The Restoration of The Eutrophied Shallow Lake Kraenepoel (Belgium). Hydrobiol. 584:291–303.

Watanabe T, Takeuchi T, Murakami A, Ogino C. 1980. The Availability to Tilapia nilotica of Phosphorus in White Fish Meal. Bull Japan Soc Sci Fish. 46: 897-899.

Wetzel RG. 1975. Limnology Lake And River Ecosystem. Ed ke-3. California (US): Academic Pr. p 241.

(27)

15 Lampiran 1 Kode baris program PHP untuk perhitungan daya dukung waduk

berbasis KJA multispesies $TAL=$Lfish * $A /1000000;

$Pikan3=9;

if ($_POST[pakan]=='laju'){ $Ppakan=54.1;}

elseif ($_POST[pakan]=='arta'){ $Ppakan=56.2;}

elseif ($_POST[pakan]=='spm'){ $Ppakan=38.5;}

(28)

16

Lampiran 1 (lanjutan) baris program PHP untuk perhitungan daya dukung waduk berbasis KJA multispesies

$TAP1=$TAL/$Penv1/4; $TAP2=$TAL/$Penv2/4;

$DD1=floor($TAP1 * $proporsi1); $DD2=floor($TAP2 * $proporsi2);

$DDm=floor(($TAP1 * $proporsi1)+($TAP2 * $proporsi2)); echo "TAL = $TAL g/m<sup>2</sup>/tahun</br>";

echo "Daya dukung Waduk Multispesies= $DDm Ton ikan /MT </br>"; echo "Proporsi = $prop1 : $prop2 </br>";

(29)

17

Lampiran 2 Baris program PHP untuk perhitungan simulasi daya dukung waduk berbasis KJA multispesies

<?php

$deltap=1000-$_POST[pskrg]; $flush=$_POST[flushing]; $V=$_POST[V];

$A=$_POST[A]; $FCR1=$_POST[fcr1]; $FCR2=$_POST[fcr2];

if($_POST[ikan1]=='mas'){$Pikan1=7; }else {$Pikan1=9;}

if ($_POST[ikan2]=='mas'){$Pikan2=7;} else{

$Pikan2=9;} $x=0.5;

$R= 1/(1+ sqrt($flush)); $Rfish= $x + ((1-$x)*$R); $z=$V/$A;

$Lfish=($deltap*$z*$flush)/(1-$Rfish); $TAL=$Lfish * $A /1000000;

$Pikan3=9;

if ($_POST[pakan]=='laju'){$Ppakan=54.1;} elseif ($_POST[pakan]=='arta'){$Ppakan=56.2;} elseif ($_POST[pakan]=='spm'){$Ppakan=38.5;} elseif ($_POST[pakan]=='pilar'){$Ppakan=33.8;} $jaring1=$_POST[jaring1];

(30)

18

Lampiran 2 (lanjutan) Baris program PHP untuk perhitungan simulasi daya dukung waduk berbasis KJA multispesies

$Penv1=($FCR1*$Ppakan)-$Pikan1;} elseif($_POST[jaring1]=='2lapis'){

$Penv1=($FCR1*$Ppakan)-$Pikan1-$Pikan3; }

if ($_POST[jaring2]=='1lapis'){$Penv2=($FCR2*$Ppakan)-$Pikan2;} elseif($_POST[jaring2]=='2lapis'){

$Penv2=($FCR2*$Ppakan)-$Pikan2-$Pikan3;} $TAP1=$TAL/$Penv1/4;

$TAP2=$TAL/$Penv2/4; $ikan1= $_POST[ikan1]; $ikan2=$_POST[ikan2];

echo "<table align='center' border='1'><tr><th>Proporsi</th><th>KJA $ikan1 ($jaring1)</th><th>KJA $ikan2

($jaring2)</th><th>Total</th></tr>"; $prop2=0;

$prop1=1;

$jarak=$_POST[jarak]; while ($prop2<=2.5){

$proporsi1=$prop1/($prop1 + $prop2); $proporsi2=$prop2/($prop1 + $prop2); $DD1=floor($TAP1 * $proporsi1); $DD2=floor($TAP2 * $proporsi2);

$DDm=floor(($TAP1 * $proporsi1)+($TAP2 * $proporsi2)); echo "<tr><td> $prop1 : $prop2</td>";

echo "<td> ".number_format($DD1)."

</td><td>".number_format($DD2)."</td><td>".number_format($D Dm)."</td></tr>";

(31)

19 Lampiran 2 (lanjutan) Baris program PHP untuk perhitungan simulasi daya

dukung waduk berbasis KJA multispesies $DD1=floor($TAP1 * 0);

$DD2=floor($TAP2 * 1); echo "<tr><td> 0 : 1</td>";

echo "<td> ".number_format($DD1)."

</td><td>".number_format($DD2)."</td><td>".number_format($DD2)."</td></t r>";

(32)

20

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pasuruan, Jawa Timur pada tanggal 23 Oktober 1984 dari ayah H. Machfudz, SH. dan ibu Hj. Siti Rofi’ah. Penulis merupakan putra bungsu dari empat bersaudara.

Gambar

Gambar 1 Peta waduk Cirata
Gambar 2 Jenis ikan di jaring utama KJA di Cirata
Tabel 6 Simulasi daya dukung waduk Cirata untuk KJA multispesies dengan 2
Tabel 7 Simulasi daya dukung waduk Cirata setelah restorasi untuk KJA multispesies (1 lapis jaring) berdasarkan proporsi jenis ikan pada jaring utama

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya daya dukung perairan Waduk Cirata untuk produksi ikan mas yang dihitung berdasarkan data perairan selama tahun 2011, jumlah KJA yang dapat beroperasi untuk model

Penelitian ini menganalisis bagaimana produktivitas, stabilitas, dan sustainabilitas agroekosistem lahan surutan waduk Cirata di Desa Mande serta dikaitkan dengan gangguan

Tujuan utama pembangunan Waduk Cirata adalah sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) uotuk memenuhi kebutuhan energi dari lislrik di pulau Jawa dan Bali

bahwa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan KJA di waduk adalah dengan meningkatkan produksi dan produktivitas, usaha introduksi jenis ikan, melakukan pengaturan

Upaya penangkapan ikan nilem di Waduk Cirata menggunakan alat tangkap jaring dinding, jala tebar dan pancing, namun dari ketiga alat tangkap tersebut jaring dinding

Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan jumlah yang luar biasa semenjak waduk tersebut digunakan sebagai areal produksi ikan dalam KJA (1988) sampai dengan tahun 2003

Langkah yang dapat ditempuh oleh stakeholders untuk meningkatkan daya dukung Waduk Jatiluhur terhadap aktivitas budidaya ikan dengan sistem KJA salah satunya adalah

Langkah yang dapat ditempuh oleh stakeholders untuk meningkatkan daya dukung Waduk Jatiluhur terhadap aktivitas budidaya ikan dengan sistem KJA salah satunya adalah