ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL ( Studi pada Kripik Ubi Mak Atik )
SKRIPSI
Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara oleh :
MENTARI ASTUTI 100907080
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASINIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL (Studi Pada Kripik Ubi Mak Atik)
Nama : Mentari Astuti Nim : 100907080
Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren. M.SP
Usaha Kripik ubi merupakan salah satu usaha yang digeluti oleh Mak Atik dalam mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Usaha ini sudah enam tahun bertahan dengan memproduksi dan menjual makanan ringan kripik ubi. Penelitian ini dilakukan di usaha kripik ubi Mak Atik jl. Marelan pasar1 rel.
Alasan peneliti mengambil judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil karena usaha Mak Ati ini produktif( banyak penggemar untuk membeli hasil produksinya). Adapun permasalahan yang akan diteliti 1. Strategi apa yang dapat diterapkan bagi Usaha Kripik Ubi Mak Atik dalam mengembangkan usahanya, 2. Faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan Usaha Kripik Ubi Mak Atik dalam mencapai tujuannya,3. Faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang berepengaruh terhadap aktivitas usaha kripik ubi Mak Atik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.Adapun yang menjadi sampel wawancara yaitu pemilik usaha dan karyawan sebanyak 5 orang dan konsumen yang datang sebanyak 50 orang.Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
kelemahan terdiri dari produknya belum memiliki merk, promosi yang kurang, tidak memiliki laporan keuangan, tidak adanya pelatihan karyawan, dan jumlah karyawan yang masih sedikit. Dan 3. Faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan usaha pada Usaha Kripik Ubi Mak Atik.Faktor peluang terdiri dari rendahnya daya tawar pemasok, masyarakat yang hobinya ngemil, berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun. Faktor ancaman terdiri dari munculnya pesaing baru, dan banyaknya barang substitusi.
ABSTRACT
SMALLBUSINESS DEVELOPMENTSTRATEGY ANALYSIS (Studies in potato chips Mak Atik)
Name : Mentari Astuti Nim : 100907080
Advisor : Dra. Nurlela Ketaren. M.SP
Businesses potato chips is one of the business undertaken by Mak Atik in earning to meet everyday needs.This effort has been six years survived by producing and selling snacks potato chips. This research was conducted in potato chips business Mak Atik jl. Marelan pasar1 rail.
The reason researchers took the title Analysis of Small Business Development Strategy for the Ati Mak productive effort (many fans to buy their products). The problems to be studied first. Strategies can be applied to what potato chips Mak Enterprises Atik in developing a business, 2. Internal factors whatever the strengths and weaknesses of potato chips Mak Enterprises Atik in achieving its objectives, 3. What are the external factors into the opportunities and threats to the business activity berepengaruh Mak Atik potato chips.The method used is a qualitative method. As for the interview sample are business owners and employees as many as 5 people and consumers who come in as many as 50 people. Data obtained from observation, interviews, and library research.
The results show that the strategy can be applied to small businesses Mak Atik potato chips are 1. Strategies that can be applied to business Mak Atik potato chips for enterprise development is a SWOT analysis, which is to offer a quality product at an affordable price in accordance with the wishes of consumers and maintain a friendly service to maintain customer loyalty. 2. Internal factors are the strengths and weaknesses that affect business development in potato chips Mak Enterprises Atik. The power factor is composed of Strategic Location, affordable, adequate facilities, equipment to help complete production process, product quality, employee-friendly to consumers, employees were disciplined. Factors weakness consists of products do not have a brand, promotion less, do not have the financial statements, the lack of training of employees, and number of employees are still little. And 3.External factors into opportunities and threats affecting enterprise development in potato chips Mak Enterprises Atik. Chance factor consists of the low bargaining power of suppliers, the people whose hobby snacking, the development of technology from year to year. Threat factors consist of the emergence of new competitors, and the number of substitutes.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORI ……… . 8
2.1 Strategi ... 8
2.1.1 Pemilihan Alternatif Strategi ... 9
2.2 Pengembangan Usaha ... 12
2.2.1. Defenisi Pengembangan Usaha ... 12
2.2.2 Teknik Pengembangan Usaha ... 12
2.2.3 Tahapan Pengembangan Usaha ... 14
2.3 Pengertian Usaha Kecil ... 15
2.3.2 Kekuatan dan Kelemahan ... 16
2.4 Keripik Ubi ... 17
2.5 Perumusan Strategi Dengan Pendekatan Analisis SWOT ... 18
2.5.1 Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT Matriks) ... 19
2.6 Analisis Lingkungan ... 20
2.6.1 Analisis Lingkungan Internal ... 21
2.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
3.1 Bentuk Penulisan ... 24
3.2 Lokasi Penelitian ... 24
3.3 Informan Penelitian ... 24
3.4 Defenisi Konsep ... 25
3.5 Defenisi Operasional ... 26
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.7 Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1 Deskripsi Perusahaan ... 32
4.1.1 Profil Usaha Kripik Ubi Mak Atik ... 32
4.1.2 Struktur Organisasi ... 37
4.1.3 Dekripsi Tugas ... 38
4.2 Penyajian Data ... 39
4.3 Analisis Data ... 43
4.3.2 Lingkungan Internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan
Usaha Kripik Ubi Mak Atik ... 50
4.3.3 Lingkungan Eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas Usaha Kripik Ubi Mak Atik 56
4.4. Pembahasan ... 60
4.4.1 Strategi Pengembangan Usaha ... 60
4.4.2 Lingkungan Internal ... 65
4.4.3 Lingkungan Eksternal ... 73
BAB V PENUTUP ... 86
5.1 Kesimpulan ... 86
5.2 Saran ... 87
DAFTAR TABEL
3.1 Matriks SWOT ... 31
4.1 Produk yang dijual pada Kripik Mak Atik ... 34
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 40
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 42
4.5 Matriks SWOT ... 79
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 2 : Surat Penugasan Dosen Pembimbing
Lampiran 3 : Kartu Kendali Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian Dari Kampus
Lampiran 5 : Surat Undangan Seminar Proposal Untuk Dosen Pembimbing
Lampiran 6 : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal
Lampiran 7 : Hasil Toefl
Lampiran 8 : Bukti Hadir Diseminar Proposal Penelitian
Lampiran 9 : Identitas Informan
Lampiran 10 : Daftar Pertanyaan Wawancara Informan Kunci
Lampiran 11 : Daftar Pertanyaan Wawancara Informan Utama
Lampiran 12 : Transkrip Wawancara
Lampiran 13 : Gambar produk yang dijual Usaha Kripik ubi Mak Atik
Lampiran 14 : Gambar fasilitas yang dimiliki oleh Usaha Kripik Ubi Mak
ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL (Studi Pada Kripik Ubi Mak Atik)
Nama : Mentari Astuti Nim : 100907080
Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren. M.SP
Usaha Kripik ubi merupakan salah satu usaha yang digeluti oleh Mak Atik dalam mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Usaha ini sudah enam tahun bertahan dengan memproduksi dan menjual makanan ringan kripik ubi. Penelitian ini dilakukan di usaha kripik ubi Mak Atik jl. Marelan pasar1 rel.
Alasan peneliti mengambil judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil karena usaha Mak Ati ini produktif( banyak penggemar untuk membeli hasil produksinya). Adapun permasalahan yang akan diteliti 1. Strategi apa yang dapat diterapkan bagi Usaha Kripik Ubi Mak Atik dalam mengembangkan usahanya, 2. Faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan Usaha Kripik Ubi Mak Atik dalam mencapai tujuannya,3. Faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang berepengaruh terhadap aktivitas usaha kripik ubi Mak Atik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.Adapun yang menjadi sampel wawancara yaitu pemilik usaha dan karyawan sebanyak 5 orang dan konsumen yang datang sebanyak 50 orang.Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
kelemahan terdiri dari produknya belum memiliki merk, promosi yang kurang, tidak memiliki laporan keuangan, tidak adanya pelatihan karyawan, dan jumlah karyawan yang masih sedikit. Dan 3. Faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan usaha pada Usaha Kripik Ubi Mak Atik.Faktor peluang terdiri dari rendahnya daya tawar pemasok, masyarakat yang hobinya ngemil, berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun. Faktor ancaman terdiri dari munculnya pesaing baru, dan banyaknya barang substitusi.
ABSTRACT
SMALLBUSINESS DEVELOPMENTSTRATEGY ANALYSIS (Studies in potato chips Mak Atik)
Name : Mentari Astuti Nim : 100907080
Advisor : Dra. Nurlela Ketaren. M.SP
Businesses potato chips is one of the business undertaken by Mak Atik in earning to meet everyday needs.This effort has been six years survived by producing and selling snacks potato chips. This research was conducted in potato chips business Mak Atik jl. Marelan pasar1 rail.
The reason researchers took the title Analysis of Small Business Development Strategy for the Ati Mak productive effort (many fans to buy their products). The problems to be studied first. Strategies can be applied to what potato chips Mak Enterprises Atik in developing a business, 2. Internal factors whatever the strengths and weaknesses of potato chips Mak Enterprises Atik in achieving its objectives, 3. What are the external factors into the opportunities and threats to the business activity berepengaruh Mak Atik potato chips.The method used is a qualitative method. As for the interview sample are business owners and employees as many as 5 people and consumers who come in as many as 50 people. Data obtained from observation, interviews, and library research.
The results show that the strategy can be applied to small businesses Mak Atik potato chips are 1. Strategies that can be applied to business Mak Atik potato chips for enterprise development is a SWOT analysis, which is to offer a quality product at an affordable price in accordance with the wishes of consumers and maintain a friendly service to maintain customer loyalty. 2. Internal factors are the strengths and weaknesses that affect business development in potato chips Mak Enterprises Atik. The power factor is composed of Strategic Location, affordable, adequate facilities, equipment to help complete production process, product quality, employee-friendly to consumers, employees were disciplined. Factors weakness consists of products do not have a brand, promotion less, do not have the financial statements, the lack of training of employees, and number of employees are still little. And 3.External factors into opportunities and threats affecting enterprise development in potato chips Mak Enterprises Atik. Chance factor consists of the low bargaining power of suppliers, the people whose hobby snacking, the development of technology from year to year. Threat factors consist of the emergence of new competitors, and the number of substitutes.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan usaha kecil saat ini mengalami kemajuan yang sangat
signifikan, selain karena dorongan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi dan
ditambah dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin kecil, masyarakat
juga dituntut mulai kreatif untuk berfikir tentang bagaimana mendapatkan beragam
penghasilan sampingan guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Usaha kecil
merupakan wadah kreatifitas sebagai upaya meningkatkan produktifitas keluarga,
sehingga mampu meningkatkan perekonomian, mengatasi masalah kemiskinan dan
pengangguran.
Pengembangan usaha kecil sebagai basis ekonomi kerakyatan merupakan salah
satu langkah strategi yang perlu ditindaklanjuti dengan langkah nyata.Dalam rangka
pengembangan usaha kecil dan industri rumah tangga, telah banyak dilakukan upaya
pembinaan dan pemberdayaannya, baik oleh pemerintah maupun swasta. Hanya saja,
upaya pembinaan usaha kecil sering tumpang-tindih dengan program penanggulangan
kemiskinan ( Jatmiko,2005:74).
Sudah tiba waktunya pihak pemerintah memberi perhatian dan
basis utama perekonomian nasional tanpa mengenal perbedaan suku, atau asal-usul,
tetapi lebih realistik dan berorientasi kemasa depan.
Perputaran roda perekonomian tidak lepas dari usaha yang keras di bidang
pemasaran. Kita melihat dan bahkan telah menjalankan proses pemasaran dalam
menjual barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen atau pembeli. Namun
kadang-kadang proses pemasaran tersebut dilakukan hanya berdasarkan kebiasaan
saja, Sehingga sering terjadi keadaan dimana seorang penjual kalah bersaing dengan
penjual yang lain dengan barang dagangan yang sama. Salah satu penyebabnya,
mereka yang menang dalam merebut hati pembeli adalah mereka yang merencanakan
proses menjual barangnya dengan matang, dengan menggunakan dasar-dasar
pemasaran yang baik.
Pemasaran oleh banyak pengusaha kecil dianggap sebagai aspek yang paling
penting.Pendapat yang sering muncul adalah bahwa kemampuan menghasilkan
produk tetapi tidak disertai kamampuan memasarkan produk tersebut adalah
kehancuran.Oleh karena itu permasalahan dibidang pemasaran pada usaha kecil
sering ditempatkan sebagai masalah utama diantara masalah-masalah lainnya.
Pengusaha kecil juga kurang mampu membaca dan mengakses
peluang-peluang pasar yang potensial dan yang memiliki prospek cerah.Akibatnya pemasaran
produk cenderung statis dan monoton, baik dilihat dari segi diversifikasi produk,
kualitas, maupun pasar.Hal ini terjadi karena pengetahuan dan ketrampilan pengusaha
kelembagaan penduduk yang belum berperan khususnya dalam hal membantu
pemasaran.
Usaha Kripik ubi Mak Atik merupakan usaha rumahan yang menjual berbagai
macam kripik ubi dan berbagai macam makanan ringan. Kripik ubi Mak Atik ini
merupakan usaha kecil menengah yang sudah berjalan selama 6 tahun modal awalnya
hanya Rp. 3.000.000,-. Usaha ini dimulai sejak tahun 2008 yang langsung di kelola
oleh ibu Tri Murniati dan bapak Denny sendiri. Setiap bulan usaha ini terus maju dan
berkembang.Sekarang Kripik ubi Mak Atik telah banyak dikenal orang karena rasa
dari kripiknya yang enak dan harganya yang terjangkau oleh kalangan
menengah.Usaha ini memiliki 3 orang karyawan.Kripik Mak Atikawal mulanya
hanya memasarkan produknya ke warung-warung kecil yang ada disekitar usaha Mak
Atik tersebut.Untuk mengenal produk ke masyarakat Mak Atik melakukan bagi-bagi
produk ke saudara-saudara, dan tetangga yang ada disekitar.
Kripik ubi Mak Atik adalah kripik ubi yang proses pembuatannya tanpa
menggunakan zat pengawet, sehingga produk yang dijual tidak dapat bertahan lama
Usaha Kripik Mak Atik ini tepatnya berada di jl.Marelan pasar 1 rel. Marelan
adalah sebuah kecamatan yang terletak di sebelah utara kota medan. Wilayah ini
sangat mungkin menjadi pusat perekonomian di sebelah utara kota Medan. Hal ini
terbukti dengan sudah tersedianya fasilitas rumah sakit ,sekolah, plaza, mini market,
serta pasar tradisional. Sehingga wilayah ini juga merupakan lahan yang baik buat
berkembangnya industri-industri menengah dan terlebih lagi usaha rumahan berskala
mikro. Wilayah ini juga sudah mulai berkembang dengan juga ditemukannya
beberapa bangunan penunjang industri seperti gudang dan industri berskala
menengah sehingga juga mempengaruhi tingkat perekonomian penduduk sekitar. Ini
adalah bukti lain bahwa perdagangan serta usaha industri mikro seharusnya dapat
pula berkembang pesat seiring kemajuan perekonomian di wilayah tersebut.
Masalah yang dihadapi oleh usahaMak Atik adalah usaha Kripik ubi Mak
Atik ini produktif (banyak penggemar untuk membeli hasil produksinya). .
Berdasarkan hasil penelitian Praba Indariawati (Institut Pertanian Bogor,
2009) dalam tesis dengan judul“Kajian Strategi Pengembangan Usaha Industri Kripik
Singkong PT. Inti Sari Rasa di Bekasi”. Dengan menggunakan matriks QSP dipilih
prioritas strategi yang dapat diterapkan, yaitu memperluas jangkauan distribusi dan
pemasaran. Strategi tersebut dapat dicapai dengan cara penetrasi pasar,
pengembangan produk yang sudah ada dan pengembangan pasar.
Hasil penelitian Indra Bagus, ( Universitas Brawijaya, 2010 ) dalam skripsi
Pisang Agung” menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis SWOT yaitu: (a)
Menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik mulai dari manajemen produksi,
manajemen keuangan, manajemen pemasaran dan manajemen sumber daya manusia.
(b) Mengembangkan usaha disegala bidang mulai dari meningkatkan teknologi tepat
guna serta diferensiasi dan diversifikasi produk dengan memperluas jangkauan pasar
agar dapat mempertahankan selera konsumen dan pasar; (c) Menambah modal usaha
dengan mengadakan kerja sama baik dengan pemerintah atau berbagai relasi disertai
pengajuan potensi usaha yang menjanjikan.
Berdasarkan hasil penelitian Mhd Syukran Ilaihi Berutu (Universitas Sumatera
Utara,2010) dalam skripsi dengan judul “Prospek Pengembangan Usaha Keripik
Ubi”. Menyatakan bahwa Penawaran = permintaan, sehingga potensi pengembangan
usaha kripik ubi sangat mempunyai prospek. Usaha pembuatan kripik ubi di daerah
penelitian layak diusahakan secara finansial karena telah memiliki nilai rata-rata R/C
Ratio > 1 yaitu rata-rata sebesar 1,29 per minggu, per bulan, dan per tahun.
Yulie A.C. Hutagalung (Universitas Sumatera Utara, 2013) dalam skripsi
dengan judul “ Strategi Pengembangan Bisnis Stusi Pada RM Minang Setia Jl. Jamin
Ginting No. 326 Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang perlu
diterapkan untuk RM Minang Setia Jl.Jamin Ginting no.326 Medan adalah strategi
agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang.
Berdasarkan hasil penelitian Anggreni Sianipar (Universitas Sumatera Utara,
SWOT) dalam Peningkatan Volume Penjualan Pada Minimarket Surya Swalayan Jl.
SetiaBudi Medan”. Menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis Matriks SWOT
yang menggunakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman minimarket, usaha
ini berkembang dengan baik dan mengalami peningkatan volume penjualan yang
dapat dilihat dari omset yang didapat oleh usaha ini.
Untuk membahas analisis pengembangan usaha kripik ubi Mak Atikbisa
menggunakan analisis SWOT. Karena analisis SWOT dapat mengetahui
pengembangan usaha, baik dari internal maupun eksternal dari usaha kripik ubi Mak
Atik.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul” AnalisisStrategi Pengembangan Usahakecil (Studi Pada Kripik Ubi Mak Atik )”
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang akan
di teliti adalah sebagai berikut:
1. Strategi apa yang dapat diterapkan bagi Usaha Kripik Ubi Mak Atik dalam
mengembangkan usaha?
2. Faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan Usaha Kripik
Ubi Mak Atik dalam mencapai tujuannya?
3. Faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
1. Menganalisis dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai
untuk diterapkan di Usaha Kripik Ubi Mak Atik.
2. Untuk mengindentifikasi dan mengevaluasi faktor internal yang menjadi
kekuatan dan kelemahan usaha Kripik Ubi Mak Atik dalam mencapai
tujuannya.
3. Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor eksternal yang menjadi
peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap Kripik Ubi Mak Atik.
1.4 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi pengusaha kripik ubi Mak Atik, penelitian ini untuk memberikan
masukan tentang bagaimana cara mengembangkan usahanya dan dapat
dijadikan pedoman bagi pengusaha baru.
2. Bagi penulis, penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di
perkuliahan dan dapat secara langsung mengetahui alternatif prospek
pengembangan lainnya pada saat terjadi kendala-kendala yang tidak terduga
sehingga dapat memperkaya pengetahuan penulis.
3. Bagi UniversitasSumatera Utara khususnya Ilmu Adminisrasi Bisnis untuk
dijadikan sebagai referensi tambahan bagi peneliti lain yang penelitiannya
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.Strategi
Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Selain
dengan perkembangan konsep manajemen strategik, strategi tidak didefinisikan hanya
semata-mata sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep
manajemen itu sendiri (melalui berbagai keputusan strategik (strategic decision) yang
dibuat oleh manajemen perusahaan) yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya
keunggulan bersaing perusahaan (Solihin, 2009:69).
Menurut Chandler dalam buku Husein Umar menyatakan bahwa Strategi
adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya (Husein
Umar,2010 :16).
Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level
unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing
produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu
(Solihin, 2012: 87).
Strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh
organisasi. Strategi juga merupakan pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik
Menurut Jauch dan Glueck dalam buku Jatmiko (2003 : 5) mendefinisikan
manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada
penyusunan suatu strategi atau sejumlah stategi yang efektif untuk membantu
mencapai sasaran perusahaan.
Strategi mengembangkan usaha yakni melakukan terobosan baru untuk
membuat konsumen lebih tertarik kepada bisnis kita dan memenangkan persaingan
dalam dunia bisnis. Produk apapun yang dijual dan jasa apapun yang ditawarkan,
bisnis membutuhkan ide inovatif untuk membuatnya selangkah lebih maju dari
competitor. Adapun delapan strategi inovatif dan kreatif dalam mengembangkan
usaha yakni: beri diskon, buat produk menjadi lebih menarik, buatlah inovasi baru,
beri layanan prima untuk membuat konsumen loyal, jalin kemitraan dengan pebisnis
lain, terapkan strategi marketing yang berbeda, jangan takut untuk menghadapi
tantangan apapun, buatlah website (www.carabelajarbisnisonline.org).
2.1.1 Pemilihan Alternatif Strategi
Menurut David (2006: 78) alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh
organisasi atau perusahaan dapat dikategorikan menjadi 4 jenis. Alternatif-alternatif
tersebut adalah :
1. Strategi Integrasi
Strategi integrasi memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan
control atas distributor, pemasok, dan pesaing. Adapun tipe-tipe strategi
a. Integrasi kedepan yaitu tipe strategi yang melibatkan akuisisi
kepemilikan atau peningkatan control atas pemasok perusahaan.
b. Integrasi kebelakang yaitu tipe strategi untuk mencari kepemilikan
atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan.
c. Integrasi horizontal yaitu tipe strategi utuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan control atas pesaing perusahaan.
2. Strategi Intensif
Strategi intensif adalah suatu strategi yang dilakukan oleh perusahaan secara
intensif guna memperbaiki posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang
ada pada saat ini. Tipe strategi intensif meliputi :
a. Penetrasi pasar yaitu tipe strategi yang digunakan untuk meningkatkan
pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang
lebih besar.
b. Pengembangan pasar yaitu tipe strategi untuk memperkenalkan
produk/jasa yang sudah ada didaerah pemasaran yang baru ( pangsa
pasar bertambah)
c. Pengembangan produk yaitu tipe strategi yang mencari peningkatan
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat
3. Strategi Diversifikasi
Strategi ini dilakukan dengan mendiversifikasikan aktivitas bisnis dengan
tujuan agar bisnis yang dijalankan tidak tergantung pada satu industri. Tipe
strategi diversifikasi terbagi atas:
a. Diversifikasi konsentrik yaitu tipe strategi untuk menambah produk
baru yang saling berhubungan untuk pasar yang sama.
b. Diversifikasi horizontal yaitu tipe strategi untuk menambah produk
baru tetapi tidak berhubungan yang bertujuan untuk memuaskan
pelanggan yang sama.
c. Diversifikasi konglomerat yaitu tipe strategi untuk menambah
produk-produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda.
4. Strategi Defensif
Strategi defensif dilakukan untuk bertahan. Adapun tipe-tipe dari strategi
defensif adalah
a. Usaha patungan yaitu dua atau lebih perusahaan bekerja sama
membentuk suatu perusahaan yang baru yang terpisah dari kedua
induknya.
b. Pengurangan yaitu penghematan biaya dengan cara mengurangi
sebagian dari asset perusahaan kepada pihak lain.
c. Divestasi yaitu menjual sebuah unit bisnis atau sebagian dari
d. Likuidasi yaitu menjual seluruh asset perusahaan atau dengan kata
menutup sebuat perusahaan.
2.2 Pengembangan Usaha
2.2.1 Defenisi Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha pada dasarnya adalah tanggung jawab dari setiap
pengusaha/wirausaha. Dalam pengembangan usaha ini termasuk bagi industri rumah
tangga sangat membutuhkan pandangan kedepan (akan dijadikan seperti apa usaha
tersebut), motivasi dan tentu saja kreativitas. Jika ini dapat dilakukan oleh setiap
wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil
menjadi skala menengah atau bahkan menjadi sebuah usaha besar (Anoraga,
2007:66).
Pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian
dari entitas usaha yang sudah ada sebelumnya (Subagyo, 2008:29).
2.2.2 Teknik Pengembangan Usaha
Menurut (Suryana, 2013:221) Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan
teknik peningkatan skala usaha dan perluasan cakupan usaha.
1. Peningkatan Skala usaha
Pengembangan perusahaan dengan peningkatan skala usaha dapat dilakukan
dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan
jenis-jenis barang atau jasa yang akan dihasilkannya dan diusahakannya.
Pengembangan usaha bisa dilakukan hanya apabila akan menurunkan biaya jangka
panjang, sehingga akan menaikkan skala ekonomi yang tinggi. Selain itu,
pengembangan skala usaha dapat dilakukan dengan menambah lokasi usaha tempat
lain, dikota lain dan di Negara lain.
2. Perluasan Cakupan Usaha
Perluasan cakupan usaha adalah diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai
oleh biaya produksi total bersama.Cara ini bisa dilakukan dengan menambah jenis
usaha baru, produk, dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi serta
dengan terknologi yang berbeda.
Dengan demikian, lingkup usaha ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu
diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya produksi total bersama dalam
memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil
dari pada penjumlahan biaya produksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini
bisa dilakukan apabila wirausahawan memiliki permodalan yang cukup.Sebaliknya,
lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha
yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua
atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih besar daripada penjumlahan
biaya produksi dari masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara
terpisah.
Untuk memperluas skala usaha atau lingkup ekonomi, bila pengetahuan usaha
perusahaan lain melalui ventura bersama (joint venture), atau kerja sama manajemen
melalui sistem kemitraan.
2.2.3 Tahapan Pengembangan Usaha
Menurut Anoraga (2007:145) Secara umum pengembangan usaha bagi usaha
kecil dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahap 1 : Identifikasi peluang
Peluang perlu diidentifikasi dan dirinci.Untuk itu diperlukan data dan
informasi. Informasi itu biasanya diperoleh dari berbagai sumber, seperti:
1. Rencana perusahaan
2. Saran dan usul manajemen usaha kecil
3. Program pemerintah
4. Hasil berbagai riset peluang usaha
5. Kadin atau asosiasi usaha sejenis
Tahap 2 : Merumuskan alternatif usaha
Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka pimpinan perusahaan atau
menejer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.
Tahap 3 : Seleksi alternatif
Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa alternatif
yang terbaik( prospektif). Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain
dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Ketersediaan pasar
3. Harga
Tahap 4: Pelaksanaan alternatif terpilih
Setelah penentuan alternatif terpilih, maka tahap selanjutnya pelaksanaan
usaha yang terpilih tersebut.
Tahap 5 : Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap
usaha yang dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan
masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya .
2.3 Pengertian Usaha Kecil
Usaha kecil (UK) sebagai konsep mengacu kepada dua aspek.Petama, aspek
Perusahaan, yang melakukan aktivitas produktif, mengombinasi faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa, memasarkan dan mencetak
keuntungan. Kedua, Aspek Pengusaha yaitu: orang di balik usaha/perusahaan yang
biasanya adalah pemilik, pengelola sekaligus administrator dari perusahaannya (
Anoraga, 2007:50).
Menurut undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, batasan
usaha/industri kecil didefinisikan sebagai berikut:” Industri kecil adalah kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan,
bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk perniagaan secara komersial,
yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah, dan mempunyai
2.3.1 Karakteristik Usaha Kecil
Menurut Jatmiko (2005:65) Karakteristik atau ciri usaha kecil meliputi:
1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti
kaidah administrasi pembukuan standar.
2. Struktur organisasi sederhana.
3. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
4. Modal terbatas.
5. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
6. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu
menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
7. Kemampuan pemasaran sangat terbatas.
8. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan
dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi
standa dan harus transparan.
2.3.2 Kelemahan dan Kelebihan Usaha Kecil
Menurut Anoraga (2002 :226), ada kelemahan dan kelebihan yang dimiliki
oleh usaha kecil.
2. Perubahan mode
3. Peraturan pemerintah
4. Persaingan
5. Masalah tenaga kerja
6. Pendapatan tidak teratur
Sedangkan kelebihan dari usaha kecil yaitu:
1. Usaha kecil beroperasi menebar diseluruh pelosok dengan berbagai ragam
bidang usaha.
2. Usaha kecil beroperasi dengan invesatsi modal untuk aktiva tetap pada tingkat
rendah.
3. Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya yang disebabkan
penggunaan teknologi sederhana.
2.4 Keripik Ubi
Keripik ubi merupakan salah satu produk makanan ringan yang berasal dari
ubi yang banyak digemari konsumen.Dengan berkembangnya aneka olahan untuk
snack, maka ubi kayu juga mengalami perkembangan dengan inovasi-inovasi baru.
Keripik ubi ini di modifikasi dengan bermacam-macam rasa dan tambahan
kandungan lain, seperti perisa yang mempunyai banyak jenis diantaranya rasa jagung
bakar, rasa balado, rasa keju, dan sebagainya (Richana,2013 : 88)
Keripik singkong merupakan produk makanan ringan yang banyak digemari
produk tersebut sebagai alternatif tepat untuk menemani waktu santai bersama rekan
dan keluarga.Prospek bisnis keripik singkong masih sangat terbuka lebar. Bahkan
saat ini banyak konsumen yang menjadikan keripik singkong sebagai buah tangan
yang cocok bagi sanak saudara di luar kota. Disamping prospeknya yang masih
sangat bagus, menjalankan bisnis keripik singkong tidak membutuhkan modal yang
terlalu besar. Hal terpenting dalam proses produksi adalah menggunakan bahan
bakuyang berkualitas dan mengasah keahlian dalam mengolah singkong sehingga cita
rasa yang dihasilkan juga benar-benar berkualitas. Makanan ringan ini sudah
mempunyai identitas yang kuat dikalangan para konsumen sehingga sudah tidak
asing lagi namanya.Berikut beberapa potensi pasar dari usaha keripik singkong:
1. Harga lebih murah
2. Kualitas lebih baik dengan rasanya yang renyah dan gurih
3. Produk baru diperoleh langsung dari produsen tanpa perantara grosir
Adapun kelemahan singkongyaitu merupakan bahan yang dapat busuk, maka
perlu dijaga dan diketahui batas kualitas singkong yang baik untuk dijadikan bahan
baku. ( www.triptrikusahakecil.com)
2.5 Perumusan Strategi dengan Pendekatan Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan.Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Strategi merupakan tujuan jangka panjang
dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang
penting untuk mencapai tujuan tersebut.Pemahaman yang baik mengenai konsep
strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya
strategi yang disusun (Rangkuti, 2009:4).Dengan demikian perencanaan strategis
harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan ( kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman) dengan kondisi yang ada saat ini.hal ini disebut dengan Analisis
situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT(
Rangkuti, 2009:18).
SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal strengths dan weaknesses
serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis.
Menurut Rangkuti (2009:19), analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
peluang ( opportunities ) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (
strengths) dan kelemahan ( weaknesses).
2.5.1Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman ( SWOT Matriks )
Menurut (Rangkuti,2009:32) SWOT adalah alat untuk mencocokkan yang
penting yang membantu mengembangkan empat tipe strategi
:SO(kekuatan-peluang―strenghts- opportunities), WO (kelemahan-peluang―
weaknesses-opportunities), ST (kekuatan-ancaman ―strengths-threats ), WT (
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pemikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
2. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
3. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindarkan ancaman.
2.6 Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merupakan salah satu unsur penting dalam proses
manajemen strategik, sebab analisis lingkungan menghasilkan sejumlah informasi
yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan suatu usaha. Tujuan dari
analisis lingkungan adalah agar bisnis rumahan mampu memanfaatkan informasi
Lingkungan usaha tidak bisa diabaikan begitu saja.Lingkungan usaha dapat
menjadi pendorong ataupun penghambat jalannya usaha.Lingkungan yang dapat
mempengaruhi jalannya usaha adalah lingkungan ekternal dan lingkungan internal.
2.6.1 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah Suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan,
suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi/ perusahaan mempunyai
kemampuan untuk mengendalikan. Faktor internal perusahaan merupakan unit-unit
dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan mempengaruhi keputusan dan
kebijakan dari perusahaan.
Menurut Jatmiko (2004:68) Faktor-faktor kunci lingkungan internal adalah :
a. Aspek pemasaran
Aspek pemasaran didefinisikan sebagai proses penentuan, pengantisipasian,
penciptaan dan pemenuhan keinginan dan kebutuhan pelanggan atas produk.
b. Keuangan dan Akuntansi Produksi
Kondisi keuangan sering kali mempertimbangkan sebagai ukuran yang terbaik
kekuatan atau posisi persaingan perusahaan dan menjadi daya tarik utama
bagi para investor.
c. Aspek Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan faktor lingkungan internal yang
menjalankan aktivitas-aktivitas perusahaan.Perusahaan dapat bekerja dengan
baik jika sumber daya manusia memiliki daya saing, kapabilitas, dan
d. Aspek produksi
Fungsi produksi suatu perusahaan terdiri dari semua aktivitas yang merubah
masukan(input) menjadi barang. Manajemen produksi memperlakukan
masukan (input) mentransformasi, dan kluaran sangat beragam di antara
industri-industri pasar
2.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan adalah pelaku dan kekuatan diluar
perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk
mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan.Lingkungan
eksternal memiliki dua macam lingkungan eksternal, yaitu lingkungan kerja atau
industri dan lingkungan sosial.Lingkugan kerja atau industri terdiri dari
elemen-elemen yang secara langsung mempengaruhi operasi-operasi perusahaan. Beberapa
elemen tersebut adalah pemasok, pesaing dan pelanggan (Pontas,2011:149).
Sedangkan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan eksternal perusahaan yang
tidak berhubungan dan berpengaruh langsung dengan aktivitas-aktifitas perusahaan.
Lingkungan sosial tersebut meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan sosial budaya
dan lingkungan teknologi.
1. Lingkungan Ekonomi
Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana suatu
oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam perencanaan strateginya setiap
organisasi/perusahaan harus mempertimbangkan arah tren ekonomi dari setiap sektor
pasar yang mempengaruhi industri atau pasarnya.
2. Lingkungan sosial-budaya
Faktor sosial-budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja
perusahaan mencakup keyakinan, nilai-nilai, sikap, pandangan, serta gaya hidup
manusia sebagai akibat perkembangan dan perubahan kondisi kebudayaan, bahasa,
ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku bangsa dan ras.
3. Lingkungan Teknologi
Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai
produk dan pasar baru, tetapi kadang juga menjadi alasan utama menurunnya
berbagai produk dan pasar.Teknologi mempunyai pengaruh penting pada kinerja
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif.Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan suatu variable secara mandiri (Azuar juliandi, 2013:14)
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan dan
meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variable, sedangkan penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif karena analisis data yang
dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis, melainkan dengan meneliti
lebih dalam tentang gejala yang dialami (I Made Wirartha, 2006:154).
Data yang diperoleh bukanlah berbentuk angka-angka atau nominal
melainkan berupa kata-kata yang disusun dalam sebuah laporan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada usaha kecil kripik ubi Mak Atik di Jl.
Marelan Pasar 1 Rel. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Desember 2013 –
April 2014.
3.3 Informan Penelitian
Menurut Suyanto (2005: 172) Informan penelitian terdiri dari beberapa
diperlakukan dalam melakukan penelitian), informan utama merupakan informan
yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, informan tambahan yang
merupakan informan yang dapat memberikan informasi meskipun tidak terlibat
langsung dalam interaksi sosial. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik
Usaha Kripik Ubi Mak Atik yaitu ibu Tri Murniati .Informan utama pada penelitian
ini adalah karyawan berjumlah 4 orang dan konsumen berjumlah 3 orang.
3.4 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial ( singarimbun, 1995:33).
Adapun defenisi konsep pada penelitian ini adalah:
1. Pengembangan usaha
Pengembangan usaha pada dasarnya adalah tanggung jawab dari setiap
pengusaha/wirausaha. Dalam pengembangan usaha ini termasuk bagi industri rumah
tangga sangat membutuhkan pandangan kedepan (dijadikan seperti apa usaha
tersebut), motivasi dan kreativitas.
2. Lingkungan Internal
Lingkungan Internal adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu
peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi/perusahaan mempunyai
3. Lingkungan Eksternal
Lingkungan Ekternal adalah pelaku dan kekuatan diluar perusahaan yang
mempengaruhi kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk mengembangkan
dan mempertahankan kelangsungan perusahaan.
4. Usaha Kecil (UK) sebagai konsep mengacu kepada dua aspek. Pertama, aspek
perusahaan, yang melakukan aktivitas produksi, mengombinasikan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan barang atau jasa, memasarkan dan mencetak
keuntungan. Kedua, aspek pengusaha yaitu: orang dibalik usaha/ perusahaan yang
biasanya adalah pemilik, pengelola sekaligus administrator dari perusahaannya.
3.5Defenisi Operasional
Penguraian defenisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan
suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian, selain itu juga
memberikan batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti. Adapun defenisi
operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan Usaha
a. Mengembangkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar.
Mengembangkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar dan
didasarkan saling menguntungkan kedua belah pihak.
b. Motivasi
Motivasi merupakan hal/sesuatu yang mendorong seseorang berbuat sesuatu.
2. Lingkungan internal
Menurut Jatmiko(2004:68) Sumber Daya Manusia merupakan faktor
lingkungan internal yang menjalankan aktivitas-aktivitas perusahaan.
Perusahaan dapat bekerja dengan baik jika sumber daya manusia memiliki
daya saing, kapabilitas, dan manajemen yang baik.
b. Produksi
Menurut Kurniawan dalam buku Anoraga (2007:238) Produksi adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan (output) yang diinginkan
dengan dasar umum ekonomi, efisien dan optimalisasi sumber daya yang ada
sehingga mampu menghasilkan laba.
c. Keuangan
Keuangan adalah dana yang berasal dari berbagai sumber ini dialokasikan
untuk berbagai penggunaan seperti sebagai produksi dan distribusi, untuk
membeli persediaan guna kelancaran produksi, tertanam pada piutang, dan lain
sebagainya.
d. Pemasaran
Menurut Philip Kotler dalam buku Anoraga (2007: 181) pemasaran adalah
proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,
3. Lingkungan Eksternal
a. Pemasok adalah orang yang bekerja sama dengan pemilik usaha dalam
penyediaan bahan baku
b. Pesaing adalah usaha sejenis yang ada di dekat usaha kita.
c. Pelanggan adalah orang yang lebih dari dua kali datang membeli produk
4. Usaha Kecil
a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana adalah proses pencatatan atas biaya
produksi usaha dengan sistem manual/sederhana
b. Struktur organisasi yang sederhana merupakan bagan dari suatu organisasi
yang berfungsi untuk menjalankan dan menggerakan usaha dengan cara
sederhana
c. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan
dana dari pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem
administrasi standard dan harus transparan.
d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat
terbatas.adalah pengalaman yang dimiliki pemilik usaha rendah.
3.6Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpuulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian karena tujuan utama penelitian Untuk mendapatkan data-data atau
1. Pengumpulan Data primer
Pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya, melalui prosedur dan teknik
pengumpulan data yang dapat berupa wawancara, observasi dan studi kepustakaan
(Wirartha (2006:244).
a. Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai (Iskandar
Indranata,2008:119). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
wawancara secara langsung kepada pemilik Usaha Kripik Ubi Mak Atik.
b. Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap situasi sosial yang meliputi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman yang dialami langsung usaha keripik ubi Mak Atik.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder menggunakan studi kepustakaan.Studi
kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi melalui literature yang relevan
dengan judul penelitian seperti buku-buku, situs internet dan jurnal yang memiliki
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
SWOT. Menurut Rangkuti ( 2009 : 131 ) proses penyusunan perencanaan strategi
dalam analisis SWOT.
Matrik SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan.matrik ini dapat menggambarkan jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatandan
kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan
Tabel 3.1 Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Strengths (S) Tentukan faktor-faktor kekuatan internal Weaknesses (W) Tentukan faktor-faktor kelemahan internal Opportunities (O)
Tentukan faktor peluang
eksternal
Strategi S-0
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi W-O
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
Treaths (T)
Tentukan faktor ancaman
eksternal
Strategi S-T
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
ancaman
Strategi W-T
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemadan menghindari
ancaman.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Perusahaan
4.1.1 Profil usaha kripik ubi Mak Atik
Usaha kripik ubi Mak Atik merupakan usaha kecil yang menjual berbagai
macam kripik ubi dan berbagai macam makanan ringan lainnya.Awal berdirinya usah
ini dimulai pada bulan juni 2008.Kripik ubi Mak Atik ini dahulu dijalankan untuk
mendapatkan uang tambahan. Waktu adalah uang, waktu yang dibuang dengan sia-sia
berarti sama dengan membuang uang dengan sia-sia, Maka dari itu Mak Atik
terinspirasi untuk membuka sebuah usaha untuk mendapatkan uang jajan tambahan.
Pada saat itu Mak Atik hanya mengantarkan produknya ke warung-warung di dekat
rumahnya saja. Produk yang dijual waktu itu ukuran kecil dengan harga Rp 500,-.
Usaha ini hanya dikelola oleh ibu Tri Murniati sendiri tanpa ada bantuan orang lain,
setelah dua tahun kemudian usaha ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan
dengan baik. Sehingga suami dari ibu Tri Murniati yaitu bapak Denny keluar dari
perusahaan tempat ia bekerja untuk membantu istrinya menjalankan usaha kripik
tersebut. Usaha kripik ubi Mak Atik ini dikelola ibu Tri Murniati dan bapak Denny,
serta dibantu oleh 3 orang karyawannya yaitu 1 orang merupakan saudara dari Mak
Mulai tahun 2010 usaha ini diajak untuk bekerja sama dengan pebisnis lain.
Pebisnis lain bekerja sama dengan usaha Mak Atik dengan menitipkan produknya di
usaha Mak Atik dengan sistem dua persen dari harga jual produk merupakan
keuantungan untuk Mak Atik. Pada tahun 2011-2012 ketika usaha kripik Mak Atik
ini dibantu oleh bapak Denny usaha ini mengalami peningkatan penjualan dapat
dilihat dari omset yang didapat oleh usaha kripik Mak Atik ini sebesar Rp.4.000.000
perhari atau Rp.120.000.000 perbulan. Pada tahun 2013-2014 omset yang didapat
kripik ubi Mak Atik sebesar Rp. 240.000.000 perbulan.
Lokasi penelitian ini bertempat di usaha kripik ubi Mak Atik yang beralamat
di jl. Marelan pasar 1 rel. Marelan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di
kota medan utara. Wilayah ini berpotensi menjadi pusat perekonomian di bagian
Medan Utara.lokasi ini memiliki fasilitas berupa sekolah yaitu sekolah PAB, rumah
sakit, puskesmas terjun, mesjid nurul huda, kolam renang SRIKANDI, Plaza
SUZUYA, minimarket IRIAN serta pasar tradisional. Lokasi ini sangat strategis dan
dapat diakses oleh berbagai transportasi darat seperti sepeda motor, mobil, angkutan
umum, taksi dan becak..
Usaha kripik Mak Atik di jalan Marelan Pasar 1 rel. merupakan bisnis
rumahan dan tidak berbadan hukum.Keputusan untuk mendirikan usaha kripik ubi ini
di ambil oleh pemilik setelah melihat daerah Marelan merupakan lokasi yang
ketertarikan dan pengalaman terhadap usaha yang dijalankan. Adapun produk yang
[image:47.595.105.520.285.722.2]dijual pada usaha kripik Mak Atik ini seperti terlihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Produk yang dijual pada kripik ubi Mak Atik
Nama produk Ukuran Harga
1. Kripik ubi rasa jagung 1 kg Rp 20.000
½ kg Rp 10.000
¼ kg Rp 5.000
Rp 3.000
2. Kripik ubi rasa balado 1 kg Rp 20.000
½ kg Rp 10.000
¼ kg Rp 5.000
Rp 3.000
3. Kripik ubi rasa rumput laut 1 kg Rp 20.000
½ kg Rp 10.000
¼ kg Rp 5.000
Rp 3.000
4. Kripik sanjai 1 kg Rp 40.000
½ kg Rp 20.000
5. Kripik pisang 1 kg Rp 35.000
½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp 10.000
6.Alen-Alen ½ kg Rp 15.000
7. Untir-untir ½ kg Rp 15.000
¼ kg Rp 8.000
Rp 3.000
8. Kuping gajah 1 kg Rp 30.000
½ kg Rp 15.000
9. Stik balado ½ kg Rp 10.000
10. Kacang arcis ½ kg Rp 15.000
¼ kg Rp 8.000
11. Kacang arab ½ kg Rp 20.000
12. Kacang madu ½ kg Rp 20.000
13. Orong-orong ½ kg Rp 15.000
¼ kg Rp 8.000
14. Yupi ½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp 10.000
15. Peyek kacang tanah 1 kg Rp 35.000
½ kg Rp 20.000
16. Peyek udang kecepe 1 kg Rp 35.000
½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp 10.000
17. Peyek kacang ijo 1 kg Rp 35.000
½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp 10.000
18. Cakar ayam 1 bungkus Rp. 10.000
19.Raja manis ½ kg Rp 15.000
¼ kg Rp 8.000
Rp 3.000
20. Kue bawang 1 kg Rp 35.000
½ kg Rp. 20.000
Usaha kripik ubi Mak Atik beroperasi mulai pukul 10:00-20:00 WIB. Tenaga
kerja terdiri 5 orang yakni 3 orang anggota keluarga dan pekerja bukan keluarga
hanya 2 orang. Untuk karyawan mulai dari bekerja pukul 08:00-20:00 WIB.
VISI
“ Menjadi usahakripik yang memimpin pasar dikota medan”
MISI
“ Meningkatkan volume penjualan, selalu menjual produk yang berkualitas dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada kosumen”.
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan
tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan hubungan keterikatan antara
setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya suatu
bisnis diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktifitas maupun kegiatan
bisnis. Adapun struktur organisasi pada usaha kripik Mak Atik dapat dilihat pada
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
4.1.3 DESKRIPSI TUGAS
Berikut ini merupakan uraian tugas dari struktur organisasi yang telah
dibentuk sesuai dengan kebijakan dari usaha, antara lain sebagai berikut:
1. Pemilik usaha Kripik ubi Mak Atik
Pemilik usaha kripik ubi Mak Atik memiliki peran yang sangat penting.
Adapun tugas dari pemilik usaha ialah memimpin dan mengelola usaha, mengatur
dan member kebijakan, berbelanja bahan baku, menghimpun segala pemasukan dan
pengeluaran, menggaji karyawan, melakukan transaksi penjualan, mengatur dan
memasak bumbu untuk kripik ubi.
Pemilik usaha
( Mak Atik)
Packing
( Farida dan nina) Pengupas/ penggoreng ubi
( Pak Denny) Kasir
2. Kasir
Tugas pokok dari kasir yaitu menghitung jumlah produk yang dibeli
konsumen, menghitung jumlah uang, menempelkan harga pada produk.
3. Pengupasan dan penggorengan ubi
Tugas pokok dari pengupasan dan penggorengan ubi yaitu mengupas ubi yang
telah dipilih, memarut ubi, tetapi penggorengan ubi di masak oleh Mak Atik.
4. Packing
Tugas pokok dari pengepakkan / packing yaitu membungkus kripik yang
sudah siap saji, mengelem dan menyusun produk yang mau dijual.
4.2 Penyajian data
a. Identifikasi responden berdasarkan pendidikan
Jumlah distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden
No Responden Frekuensi Persentase
1. SD 2 03.6
2. SLTP 6 10.9
3. SMA 40 72.8
4. S1/S2 7 12.7
JUMLAH 55 100.0
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan di atas
maka dapat dijelaskan bahwa 55 orang responden yang berkunjung ke usaha Mak
Atik adalah 2 orang responden (03.6 %) berpendidikan SD, 6 orang responden
(10.9%) berpendidikan SLTP, 40 orang responden (72.8%) berpendidikan SMA dan
sisanya 7 orang responden (12.7%) yang berpendidikan S1/S2. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden yang berkunjung ke usaha Mak Atik adalah SMA,
Karena konsumen yang datang ke toko Mak Atik ini responden yang baru tamat
SMA dan sedang menjalankan S1 dan responden yang berkunjung ke usaha Mak Atik
b. Identifikasi responden berdasarkan Jenis Kelamin
[image:54.595.106.517.334.445.2]Jumlah distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden BerdasarkanJenis Kelamin
No Responden Frekuensi Persentase
1. Pria 16 30
2. Wanita 39 70
Jumlah 55 100.0
Sumber : hasil penelitian 2014
Berdasarkan tabeli 4.3 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
diatas maka dapat dijelaskan bahwa 55 orang responden yang berkunjung ke usaha
Mak Atik adalah 16 orang responden (30%) berjenis kelamin pria dan sisanya 39
orang responden (70%) berjenis kelamin wanita. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang berkunjung ke usaha Mak Atik adalah berjenis
kelamin wanita dan sebagian kecil responden yang berkunjung ke usaha Mak Atik
[image:54.595.105.519.335.444.2]c. Identifikasi responden yang berdasarkan umur
[image:55.595.104.519.328.493.2]Jumlah distribusi responden berdasarkan umur dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Responden Frekuensi Persentase
1. 10-20 tahun 13 23.6
2. 21-30 tahun 32 58.2
3. 31-40 tahun 8 14.6
4. 41-50 tahun 2 03.6
Jumlah 55 100.0
Sumber: Hasil penelitian 2014
Berdasarkan tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan umur diatas dapat
dijelaskan bahwa responden yang paling banyak berkunjung ke usaha Mak Atik
adalah beumur 21-30 tahun sebanyak 32 orang dengan hasil persentase 58.2%,
kemudian dengan umur 10-20 tahun sebanyak 13 orang dengan jumlah persentase
23.6, sedangkan responden yang berumur 31-40 tahun sebanyak 8 orang dengan
jumlah persentase 14.6% dan yang paling sedikit dengan umur 41-50 tahun sebanyak
4.3 Analisis data
4.3.1 Strategi Pengembangan Usaha yang diterapkan Mak Atik
Pertanyaan1: Bagaimana tujuan latarbelakang berdirinya usaha Kripik Ubi Mak Atik?
Jawaban :“Tujuan latar belakang berdirinya usaha kripik ubi Mak Atik adalah Karena pada saat itu ekonomi keluarga saya sangat kurang, awalnya saya ingin menambah pemasukan ekonomi untuk keluarga ,akan tetapi saya juga melihat banyaknya pengangguran disekitar lingkungan saya dan saya juga melihat persaingan usaha seperti saya ini belum ada di daerah Marelan ini kecuali minimarket-minimarket yang menjual makanan ringan. ini membuat saya termotivasi untuk membuka usaha dengan menjual berbagai makanan ringan dengan harga yang murah dan produk yang dijual selalu produk yang berkualitas dan produk dengan inovasi baru Untuk mendatangkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada dengan produk-produk yang dijual”(Mak Atik,2014).
Adapun hal diatas yang dinyatakan oleh Mak Atik dihubungkan dengan teori
tentang kewirausahaan (Instruksi Presiden Republik Indonesia atau impress tahun
berkualitas dengan harga yang murah, yang diharapkan mempunyai hasil yang berkesinambungan tidak hanya untuk pemasukan bagi produsen, akan tetapi diharapkan juga dapat membantu mengurangi pengangguran disekitar lingkungan usaha.
Pertanyaan 2: Bagaimana kreatifitas yang dilakukan untuk mendukung usaha kripik Mak Atik?
Jawaban: “Kreatifitas yang dikembangkan oleh Mak Atik sepertikripik ubi rasa kari dan kari cili yang sangat pedas, karena anak muda saat ini suka dengan yang pedas dan produk ini belum ada dijual tempat lain sehingga saya termotivasi untuk membuat produk ini” (Mak Atik, 2014).
Kreatifitas untuk mengembangkan usaha sangat diperlukan, yang dilakukan oleh Mak Atik adalah mengembangkan suatu produk usaha yang disukai oleh konsumen. Untuk Mak atik selaku pemilik usaha dari kripik ubi, beliau mengembangkan kreatifitas contohnya kripik ubi rasa kari dan kripik ubi rasa kari chili. Kreatifitas ini dapat diterima atau disukai oleh pelanggan Mak Atik.
Pertanyaan 3 Bagaimana langkah dan strategi yang dapat ibu lakukan untuk bersaing dengan pesaing lainnya?
Jawaban: “Langkah yang dapat saya lakukan adalah dengan menjual berbagai
[image:57.595.105.517.513.707.2]macam kriteria harga kripik.
Tabel kripik yang dijual Mak Atik
Nama produk Ukuran Harga
1. Kripik ubi rasa jagung 1 kg Rp 20.000
½ kg Rp 10.000
¼ kg Rp 5.000
Rp 3.000
2. Kripik ubi rasa balado 1 kg Rp 20.000
¼ kg Rp 5.000
Rp 3.000
3. Kripik ubi rasa rumput laut 1 kg Rp 20.000
½ kg Rp 10.000
¼ kg Rp 5.000
Rp 3.000
4. Kripik sanjai 1 kg Rp 40.000
½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp. 13.000
5. Kripik pisang 1 kg Rp 35.000
½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp 10.000
6.Alen-Alen ½ kg Rp 15.000
7. Untir-untir ½ kg Rp 15.000
¼ kg Rp 8.000
Rp 3.000
8. Kuping gajah 1 kg Rp 30.000
½ kg Rp 15.000
9. Stik balado ½ kg Rp 10.000
10. Kacang arcis ½ kg Rp 15.000
11. Kacang arab ½ kg Rp 20.000
12. Kacang madu ½ kg Rp 20.000
13. Orong-orong ½ kg Rp 15.000
¼ kg Rp 8.000
14. Yupi ½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp 10.000
15. Peyek kacang tanah 1 kg Rp 35.000
½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp 10.000
16. Peyek udang kecepe 1 kg Rp 35.000
½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp 10.000
17. Peyek kacang ijo 1 kg Rp 35.000
½ kg Rp 20.000
¼ kg Rp 10.000
18. Cakar ayam 1 bungkus Rp. 10.000
19.Raja manis ½ kg Rp 15.000
¼ kg Rp 8.000
Rp 3.000
20. Kue bawang 1 kg Rp 35.000
Sumber : hasil penelitian 27 April 2014.“ ( Mak Atik, 2014).
Suatu usaha wajib mempunyai suatu strategi untuk memperkenalkan dan mempertahankan produknya di pasaran agar tetap diminati oleh konsumen.Mak Atik selaku pengusaha dan pemilik dari usaha kripik ubi mempunyai strategi pemasaran berupa selalu menciptakan rasa baru dan berbagai variasi harga sesuai dengan kemampuan pembeli atau pelanggan.
Pertanyaan 4: Bagaimana hubungan kemitraan atau kerjasama usaha kripik ubi Mak
Atik ini dengan badan keuangan?
Jawaban: “Hubungan kemitraan dan kerja sama usaha saya dengan usaha besar
seperti bank, usaha kripik Mak Atik dapat memanfaatkan kredit usaha kecil dari
perbankan,dan kami berkerja sama pada mulai awal usaha hingga saat ini” ( Mak
Atik,2014).
Pengusaha kripik ubi mak atik ini menjalin kerjasama dengan pihak bank dalam hal peminjaman modal usaha. Suatu usaha bisnis sangatlah wajar memiliki hubungan dengan badan keuangan, dimana badan keuangan disini adalah bank yang memang menyediakan peminjaman modal untuk usaha kecil menengah ( UKM ) yang sudah memenuhi persyaratan-persyaratan untuk peminjaman modal usaha. Hubungan kerjasama yang baik antara pengusaha bisnis dan bank dapat terjalin apabila pihak pengusaha juga memenuhi kewajibannya dengan pihak yang meminjamkan modal usaha. Komite Kredit usaha rakyat Kementrian koordinator bidang perekonomian” Sebaran Penyalurann Kredit Usaha Rakyat Periode Nov 2007-Maret 2013, tanggal 28 April 2013
Pertanyaan 5: Bagaimana usaha ini menjalin kemitraan dengan pebisnis lain?
Jawaban :“ Usaha kami ini bekerja sama dengan pebisnis lain, produk yang
diproduksi hanya dengan berbahan baku ubi saja, sedangkan produk lain
yang saya jual itu titipan pebisnis lain yang dijual di usaha saya” (Mak
Kerjasama dengan pebisnis dalam suatu usaha merupakan hal yang sangat wajar dan juga merupakan strategi yang baik. Dari hasil pantauan dan analisis yang dilakukan oleh peneliti, usaha kripik ubi mak atik ini menjalin kerjasama dengan pebisnis lain untuk menambah aneka produk yang dijual. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, bahwa usaha mak atik ini hanya terfokus pada pembuatan kripik yang berbahan baku ubi. Dengan adanya produk lain dari pebisnis lain, maka produk yang dijual juga beraneka ragam seperti alen-alen, untir-untir, stik balado, kuping gajah, kacang arcis, kacang madu, kacang arab, yupi, peyek kacang, peyek kacang ijo, dan peyek udang kecepe. Dengan demikian diharapkan produk yang dijual dapat menarik minat konsumen yang datang berkunjung ke usaha kripik ubi mak atik.
Pertanyaan 6: Bagaimana cara memotivasi pelanggan agar tetap setia dengan produk
yang ditawarkan?
Jawaban :“Mak Atik menjual Kripik Ubi berbagi rasa dan kemasan besar kecil dan
setiap konsumen yang membeli dengan jumlah banyak kami memberikan
bonus. “ ( Mak Atik,2014).
Motivasi yang dilakukan oleh setiap usaha yang bertujuan untuk menarik hati para konsumen yang datang ketoko. Dengan memberikan bonus kepada pelanggan yang sudah membeli, merupakan suatu strategi untuk membuat konsumen merasa senang dengan produk yang dijual. Motivasi yang dilakukan pada usaha Kripik Ubi Mak Atik ini adalah dengan memberikan bonus jika membeli 5 kripik ukuran 1 kg mendapatkan bonus 1 kripik ukuran kecil dengan harga Rp 3.000.
Pertanyaan 7 Jenis produk apa saja yang dijual usaha Mak Atik?
Jawaban: “Produk yang kami jual berbagai macam rasa seperti kripik ubi rasa jagung bakar, kripik ubi rasa balado, kripik ubi rasa rumput laut, untir-untir, alen-alen, raja manis dan sebagainya, berbagai macam harga mulai dari harga Rp 3.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 35.000 dan Rp 40.000.”( Mak Atik,2014).
Pertanyaan 8 Bagaimanadengan kualitas produk, kebersihan dan cita rasa yang
diberikan usaha kripik Ubi Mak Atik yang menjadi perhatian
pelanggan?
Jawaban: “Kualitas produk, cita rasa,kebersihan merupakan hal yang paling penting
selalu saya perhatikan agar pelanggan menjadi setia dengan produk yang
Mak Atik jual”( Mak Atik, 2014).
Kualitas produk, cita rasa, kebersihan merupakan salah satu cara yang harus
selalu diperhatikan oleh pemilik usaha dalam menjual produk dan juga menjadi salah
satu juga yang selalu diperhatikan oleh konsumen dalam membeli produk. Dengan
memperhatikan kualitas produk, cita rasa, kebersihan dapat memberikan nilai tambah
bagi usaha kripik ubi Mak Atik.
Pertanyaan 9 Bagaimana layanan prima yang dilakukan usaha ini untuk membuat
konsumen loyal?
jawaban: “Layanan yang kami berikan kepada konsumen hanya dengan keramah
tamahan dengan konsumen, apabila ada konsumen yang datang bertanya
tentang informasi produk kami memberitahunya” (Mak Atik,2014).
Pelayanan prima merupakan perhatian yang diberikan karyawan kepada
konsumen agar konsumen nyaman dalam berbelanja.Usaha kripik ubi Mak Atik juga
Menurut Anoraga (2007:66).Pengembangan usaha adalah tanggung jawab
dari setiap pengusaha/wirausaha. Dalam pengembangan usaha ini termasuk bagi
industri rumah tangga sangat membutuhkan pandanga