• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kearsipan Pada Akademi Keperawatan Imelda Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Manajemen Kearsipan Pada Akademi Keperawatan Imelda Medan"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEARSIPAN PADA AKADEMI KEPERAWATAN IMELDA MEDAN

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaiakan studi untu memperoleh

gelar ahli madya (Amd) dalam bidang Perpustakaan dan Informasi

DISUSUN OLEH

ASELLA BR SINUHAJI 102201018

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Puji dan Syukur saya panjatkan atas rahnat dan karunia Tuhan Yang

Maha Esa karena saya diberi kedua orang tua yang begitu saying

pada saya sehingga bias menyelesaikan studi saya...

Terima kasih kepada Ibu dan Ayah atas kesabaran, kegigihan dalam

membimbing dan mendidik saya sehingga dapat menyelesaikan studi

saya

Ibu….Ayah….

Kasihmu senyumu selalu kamu berikan padaku

Kamu banting tulangmu

Kamu peras keringatmu

Namun kamu selalu berusaha tersenyum di depanku

Walau ku sering mendurhakai kamu,Kamu tak pernah sedikitpun

meminta balasan dariku

Karena kamu tau kamu lakukan semua itu hanya untuk

membuatku bahagia

Kamu cahaya hidupku,Kamu pelita dalam setiap langkahku

Maafkan bila aku belum bias membalas semua kebaikan yang telah

Kamu berikan untukku

Tapi aku bejanji aku aku akan selalu berusaha dan berdoa semampuku

Untuk kebahagianmu di masa tua kamu nati

Agar kamu selau tersenyum walaupun apa yang aku beri

Tidak sebesar apa yang aku terima selama ini

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapakan puji syukur kepada Tuhan Jesus Kristus, Juruselamat yang telah menganugerahkan kasih karunia-Nya selama penulis menempuh di Program Pendidikan Studi D- III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas

karya ini yang berjudul “Manajemen Kearsipan Pada Akademi Keperwatan

Imelda Medan’’.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan pada kertas karya ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang menuju kearah perbaikan dan kesempurnaan kertas karya ini.

Dalam penyelesaian kertas karya ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materil sehingga Tugas Akhir ini dapat disusun dengan baik, khususnya kepada:

1. Bapak Dr.Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Perpustakaan Sistem Informasi dan Desen wali yang telah memberikan bimbingan, bantuan sehingga selesainya kertas karya ini.

3. Bapak Ishak, S.S, M.Hum, sebagai dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, bantuan sehingga selesainya kertas karya ini.

4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, sebagai tim pembaca yang telah

menyediakan waktunya untuk memeriksa kertas karya ini.

5. Ketua Akademik Keperawatan Imelda, Bapak Sundria

L.Ritonga,S.S,S.Kep,M.Pd,MN

6. Seluruh karyawan Akademik Keperawatan Imelda Medan yang telah

membantu penulis untuk melakukan observasi dan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Kepada seluruh teman mahasiswa Perpustakaan ‘10’, terima kasih atas kerja sama dan dukungannya selama ini.

8. Seluruh staf pengajar pada Program Studi D – III Perpustakaan dan

Informasi yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengetahuannya selama ini kepada penulis.

9. Ayahanda Oben Sinuhaji dan Ibunda Saringan Br Sembiring seta

keluarga tercinta, yang telah banyak memberikan bantuan moril, material serta doa.

(4)

Mudah-mudahan kertas karya ini bias bermakna dan berguna bagi orang-orang yang membacanya.

Medan, 2014 Penulis

Asella Br Sinuhaji Nim: 0102201018

(5)

DAFTAR ISI

1.4.Metode Penulisan ... 3

BAB II : MANAJEMEN KEARSIPAN 2.1.Pengertian Arsip ... 4

2.2.Pengertian Manajemen Arsip ... 6

2.3.Daur Hidup Kearsipan ... 8

2.4.Tahap Terciptanya Arsip ... 9

2.5.Pengendalian Arsip ... 10

2.6.Nili Guna Arsip ... 18

2.6.1. Penentuan Nilai Arsip ... 18

2.6.2. Angka Pemakaian Arsip... 19

2.7.Penyimpana Arsip ... 19

BAB III : MANAJEMEN KEARSIPAN PADA YAYASAN IMELDA MEDAN 3.1.Sejarah Berdirinya Yayasan Imelda Medan ... 21

3.2.Stuktur Organisasi ... 23

3.3.Hasil Penelitian ... 24

3.3.1. Prosedur Surat Masuk dan Surat Keluar Sistem Buku Agenda.... 26

3.3.2. Pembahasan ... 31

3.3.3. Penaganan surat masuk dan surat keluar ... 31

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ... 32

4.2. Saran ... 33

(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan kemampuan pelayanan bagi

perusahaan swasta maupun pemerintah dalam memberi informasi kepada

pengguna. Informasi yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan organisasi swasta

ataupun pemerintah tersebut didasarkan pada proses pengolahan data sesuai

dengan undang-undang yang berlaku. Data yang diolah menjadi informasi yang

bersumber dari arsip atau dokumen diperlukan acuan, sehingga temu balik

informasi dapat ditemukan secara cepat, tepat dan akurat.

Informasi didahului oleh sebuah peristiwa. Peristiwa tersebut ditandai

dalam bentuk simbol. Simbol yang disusun menurut peraturan dan konvensi yang

mapan merupakan data. Data tersebut dapat berupa data numeric (angka), huruf,

audio seperti suara atau bunyi, video, citra atau gabungan antara dua jenis data

atau lebih. Jika informasi disebarkan kepada manusia, maka informasi tersebut

menjadi pengetahuan selama informasi tersebut merupakan hal baru bagi si

penerima. Informasi yang diterima manusia dapats dikategorikan menjadi dua

jenis yaitu informasi terekam dan informasi tidak terekam dalam media tertentu.

Data diolah menjadi informasi baik secara manual atau komputerisasi

dapat dipergunakan oleh para pimpinan untuk mengambil keputusan. Data

tersebut berasal dari berbagai transaksi dan kegiatan yang terekam pada arsip.

Walau sudah diolah oleh komputer, arsip tetap harus disimpan sebagai bahan

bukti yang otentik. Disini terlihat pentingnya arsip dalam perkembangan peralatan

teknologi canggih saat ini.

Salah satu informasi yang penting bagi dunia bisnis yaitu rekaman dari

(7)

tersebut diperlukan untuk membantu pelayanan ataupun keperluan informasi

intern.

Manajemen arsip berfungsi untuk menjaga keseimbangan arsip dalam segi

terciptanya, pengendalian, dan penyimpanan pada arsip, sehingga banyak

pekerjaan yang lain yang tertangani dan dapat menciptakan efisiensi waktu dan

biaya. Manajemen arsip tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari keputusan

yang telah diambil.

Disadari atau tidak perusahaan swasta atau pemerintah yang idealnya

mengelola arsip sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun diasumsikan bahwa

masih belum dilakukannya pengolahan arsip yang selektif dan efisien.

Mengingat begitu pentingnya manajemen kearsipan tersebut, penulis

tertarik untuk meneliti Manajemen Kearsipan yang dilakukan Akademi

Keperawatan Imelda Medan. Apakah sistem yang selama ini telah berjalan secara

efisien dalam melakukan kegiatan untuk kearsipan mengingat bahwa arsip adalah

suatu informasi yang bersifat tertulis yang diperlukan sebagai alat pendukung

dalam menentukan keputusan bagi pengambil keputusan.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

- Untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen kearsipan pada

Akademi Keperawatan Imelda Medan.

- Untuk mengetahui apakah manajemen arsip berfungsi secara baik atau

tidak.

1.3. Ruang Lingkup

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis membatasi ruang lingkup

penulisan yakni, arsip aktif dan inaktif khususnya terhadap terciptanya arsip,

pengendalian, dan penyimpanan arsip tersebut di Akademik Keperawatan Imelda

(8)

1.4.Metode Penulisan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kertas karya

ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Keperpustakaan ( Library Research)

Penulis mengumpulkan data-data yang di perlukan dengan mempelajari

berbangai literature dan sumber bacaan yang dianggap relevan dengan

pembahasan kertas karya ini.

2. Studi Lapangan (Field Research)

a. Pengamatan langsung ke lapangan yaitu ke Perpusakaan Akademik

Keperawatan Imelda.

b. Mencatat dokumentasi perpustakaan yang relevan.

(9)

BAB II

MANAJEMEN KEARSIPAN

2.1. Pengertian Arsip

Pengertian arsip adalah sekumpulan warkat yang memiliki kegunaan

tertentu yang disimpan secara sistematis dan setiap saat diperlukan dan dapat

ditemukan kembali dengan cepat.

Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri arsip yaitu:

• Kumpulan warkat yang memiliki kegunaan tertentu.

• Disimpan secara sistematis.

• Dapat ditemubalikkan dengan cepat.

Pengertian arsip pada kenyataannya bukan hanya berarti kertas saja, tetapi

dapat diberikan pengertian seperti naskah, foto, film, rekaman suara, peta, gambar

bagan, dan dokumen-dokumen lain dalam segala bentuk dan sifatnya, asli atau

salinan, dan yang dihasilkan atau diterima oleh suatu organisasi, sebagai bukti

tujuan organisasi, fungsi, prosedur pekerjaan atau kegiatan pemerintah lainnya

atau karena kepentingan informasi yang terkandung di dalamnya. Ada beberapa

pengertian arsip yaitu:

Pengertian arsip dikutip dari Tunggal (2005:61) yang terdapat pada

undang-undang nomor 7 tahun 1971 tentang “Tentang Ketentuan Pokok Kearsipan” pada

Bab 1 pasal 1 yang berbunyi sebagai berikut:

a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga Negara dan

Badan-badan pemerintah dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan

tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan

(10)

b. Naskah-naskah yang dibuat dan yang diterima oleh Badan-badan Swasta

dan/perorangan dlam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal

maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Dalam penjelasan UU tersebut bahwa naskah-naskah yang berisikan

hal-hal yang terhubung satu dengan yang lain dihimpun dalam satu berkas tersendiri

mengenai masalah yang sama. Sedangkan menurut Suraja (2006:33): Pengertian

arsip adalah naskah atau catatan yang dibuat dan diterima oleh organisasi

pemerintah, swasta dan perorangan mengenai suatu peristiwa atau hak dalam

kehidupannya, dalam corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun

berkelompok, yang memiliki guna tertentu, dan disimpan secara sistematis,

sehingga bilamana diperlukan dapat disediakan dengan mudah dan cepat.

Menurut fungsi dan kegunaannya arsip dapat digolongkan menjadi arsip

dinamis dan arsip statis. Menurut undang-undang nomor 7 tahun 1971 yang

dimaksud dengan arsip dinamis dan arsip statis adalah sebagai berikut:

a. Arsip dinamis yang digunakan secara langsung dalam perencanaan,

pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau

dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Negara.

Dapat dikatakan bahwa arsip dinamis adalah aarsip-arsip yang dipergunakan

secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari. Arsip dinamis dapat

dirinci lagi menjadi:

1) Arsip aktif, yaitu arsip yang masih dipergunakan secara terus

menerus, bagi kelangsungan pekerjaan di lingkungan unit

pengolahan dari suatu organisasi/kantor.

2) Arsip inaktif, yaitu arsip yang tidak lagi dipergunakan secara terus

menerus atau frekuensi penggunaannya sudah jarang atau hanya

(11)

Contoh: Record (permanent file)

b. Arsip statis, yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk

perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya

maupun untuk penyelenggaraan kehidupan sehari-hari administrasi negara

dan ini merupakan pertanggung jawaban nasional bagi kegiatan pemerintah

dan nilai gunanya penting untuk generasi yang akan datang.

2.2. Pengertian Manajemen Arsip

Pada setiap kegiatan diperlukan bantuan data dan informasi. Demikian

pula pada kegiatan pengambilan keputusan yang kita kenal dengan manajemen.

Bantuan data dan informasi yang benar dapat dihasilkan secara efektif dan efisien.

Menurut Amsyah (2003:9) pengertian manajemen adalah: Para pemimpin yang

bertugas membuat keputusan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan dari masing-masing fungsi yang ada di perkantoran, baik pada

(12)

Manajemen memang biasa diartikan seperti yang disebut di atas, tetapi

biasa juga mempunyai pengertian yang lebih. Pengertian manajemen begitu luas,

sehingga dalam kenyataan tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:553), istilah manajemen

mempunyai beberapa pengertian, yaitu:

- Proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran

- Pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan

organisasi.

Dua pengertian di atas masing-masing dapat dijelaskan untuk kegiatan

kearsipan sebagai berikut, suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap

dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan, misalnya

prosedur penyimpanan arsip. Dalam kegiatan tersebut terdapat suatu rangkaian

ketentuan-ketentuan mengenai cara penyimpanan arsip antara lain meliputi:

memisah-misahkan (segregating), meneliti (examining), memadukan

(assembling), mengklasifikasi (classification), mengindeks (indexing),

mempersiapkan tunjuk silang (cross reference), menyusun dan memfile.

Kearsipan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan arsip.

Pengertian kearsipan terungkap dalam berbagai macam rumusan.

Menurut Sedarmayati (2003:10): Mendefinisikan kearsipan sebagai kelompok

pengetahuan teratur yang mempelajari ihwal arsip dari perorangan, badan swasta

atau organisasi pemerintah yang sangat penting untuk keperluan penelitian atau

sumber ingatan dikemudian hari.

Setiap kegiatan tersebut, baik dalam organisasi dalam pemerintah atau

swasta selalu ada kaitannya dengan masalah arsip. Oleh karena itu untuk

menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar haruslah ada manajemen dan

prosedur kerja yang baik di bidang kearsipan.

(13)

organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan, pengembangan,

perumusan kebijaksanaan, pengambilan keputusan, pembuatan laporan,

pertanggung jawaban, penilaian dan pengendalian setepat-tepatnya.

Sedangkan menurut Wursanto (1991:16): Pengertian kearsipan adalah proses

kegiatan pengurusan atau pengaturan arsip dengan mempergunakan suatu sistem

tertentu, sehingga arsip-arsip dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat

apabila sewaktu-waktu diperlukan.

Kearsipan merupakan suatu unsur dari sistem informasi organisasi atau

pekerjaan kantor semakin dirasakan pentingnya di dalam kehidupan organisasi

pemerintah ataupun swasta atau perorangan. Semua unsur manajemen kearsipan

perlu dikelola dengan baik.

Menurut Suraja (2006:62): Pengertian manajemen kearsipan adalah rangkaian kegiatan mengelola seluruh unsur yang digunakan atau terlibat di dalam proses

pengurusan arsip. Usaha pengelolaan kearsipan dilakukan melalui pelaksanaan

fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan,

dan pengendalian atau pengawasan terhadap arsip dan sumber daya yang ada

untuk pengurusan kearsipan.

Pelaksanaan manajemen dalam organisasi bertujuan untuk mewujudkan

efektifitas dan efesien kerja dalam mencapai tujuan dan hasil dari pelaksanaan

serangkaian kegiatan.

2.3. Daur Hidup Kearsipan

Di samping pengertian manajemen arsip, perlu dipahami tentang daur hidup kearsipan. Dalam daur hidup kearsipan terdiri dari beberapa tahap-tahap

proses kehidupan arsip tersebut.

Sebagaimana yang telah penulis kemukakan terdahulu bahwa, kearsipn

merupakan suatu proses mulai terciptanya, pengendalian, serta penyimpanan

warkat menurut sistem tertentu agar suatu saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan

(14)

2.4. Tahap Terciptanya Arsip

Tahap terciptanya arsip dan penerimaan merupakan awal dari lahirnya

suatu arsip dinamis aktif yaitu sejak tercetusnya ide dan gagasan untuk

selanjutnya diletakan dalam bentuk isi naskah atau surat, yang selanjutnya disusun

menjadi suatu konsep dengan tulisan tangan diolah dalam kata-kata dan kalimat

sehingga terbentuk menjadi suatu surat, formulir atau laporan dan sebagainya,

sebagai proses dalam terciptanya arsip yaitu manajemen surat menyurat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa surat adalah alat untuk

menyampaikan suatu maksud secara tertulis. Dalam kehidupan modern ini makin

banyak kegiatan yang menuntut bukti tertulis dikarenakan surat memiliki bukti

autentik berupa tulisan dan tanda tangan yang tidak dimiliki oleh alat komunikasi

lisan, apalagi kegiatan yang menyangkut aspek hukum, sudah pasti memerlukan

bukti tertulis hitam di atas putih. Syarat-syarat surat yang baik harus objektif dan

bukan subyektif, susunan isi surat teratur, singkat tidak bertele-tele, jelas, lengkap

isinya, sopan, dan wujud fisik yang menarik. Untuk menghasilkan surat yang

memenuhi syarat seperti yang telah dijelaskan, maka penulisannya perlu

memenuhi syarat yaitu memenuhi permasalahan, menguasai bahasa tertulis, dan

memiliki pengetahuan surat-menyurat.

Karena banyaknya macam surat, maka untuk memudahkan dalam hal

pengetahuan macam surat dapat ditinjau dari beberapa segi:

a. Menurut wujudnya, yaitu: kartu pos, warkat pos, surat bersampul,

memorandum dan nota, telegram dan surat pengantar.

b. Menurut tujuannya, yaitu: surat pemberitahuan, surat perintah, surat

permintaan, surat peringatan, surat panggilan, surat susulan, surat

keputusan, surat laporan, surat perjanjian dan lain-lain.

c. Menurut sifat isi dan asalnya, yaitu : surat dinas, surat niaga, surat peribadi

(15)

d. Menurut jumlah penerima, yaitu: surat biasa yang untuk satu orang

(pejabat/organisasi), surat edaran untuk beberapa orang dan surat

pengumuman untuk sekelompok masyarakat.

e. Menurut keamanan isinya, yaitu: surat sangat rahasia, surat rahasia dan

surat biasa.

f. Menurut prosedur pengurusannya, yaitu: surat masuk surat keluar.

g. Menurut jangkauannya, yaitu: surat intern dan surat ekstern.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu syarat agar surat

dikatakan baik kalau jelas dan sopan. Hal itu akan tercapai kalau menggunakan

bahasa praktis. Bahasa peraktis menurut Sedarmayati (2001:165), yaitu:

Menggunakan kata yang minim, dapat dimengerti artinya oleh penulis surat,

penulis mampu menggunakan surat, penulis mampu menggunakan kata tersebut

dan kata yang dipergunakan:

 Sederhana

 Umum

 Bukan bahasa daerah atau bahasa asing

Di samping harus mempergunakan bahasa praktis, keberhasilan suatu surat

juga dipengaruhi juga oleh gaya bahasa. Dalam surat menyurat gaya bahasa

sangat dipergunakan oleh dua faktor yaitu, kedudukan penulis surat terhadap yang

dikirim surat dan persoalan yang akan dikemukakan di dalam surat.

2.5. Pengendalian Arsip

Dalam hal ini di mana surat masuk dan surat keluar dicatat sesuai dengan

sistem yang telah ditentukan. Setelah itu surat-surat tersebut diarahkan atau

dikendalikan guna pemrosesan lebih lanjut. Pengurusan surat dapat dilakukan

(16)

A.Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar Sistem Kartu Kendali

Kartu kendali merupakan helai tipis berukuran 10 x 15 cm berisikan

kolom-kolom untuk mencatat surat masuk dan surat keluar serta untuk

mengendalikan.

Sehingga dapat diketahui surat atau arsip yang ditangani dan merupakan langkah

mempermudah sekretaris mengetahui jalannya surat tanpa harus membuat suatu

kesalahan dalam membuang waktu untuk pencarian arsip.

a. Penerimaan

Sebagai langkah pertama membuka dan membaca isi surat untuk

kemudian meneruskan kepada yang berhak adalah sekertaris. Cara

pengurusan penerimaan warkat dilakukan dengan:

1. Mengumpulkan dan menghitung jumlah warkat yang masuk

2. Meneliti ketetapan alam

3. Menggolong-golongkan warkat sesuai jenisnya, seperti surat, naskah

tertulis (buku, laporan, neraca), dan dokumen perkantoran lainnya.

4. Menanda tangani bukti pengiriman pada kartu atau buku sebagai

(17)

b. Penyortiran

Dalam melakukan pekerjaan penyortiran warkat ini meliputi tugas untuk:

1. Menggolong-golongkan warkat ke dalam warkat peribadi dan

dinas

2. Memisahkan warkat pribadi untuk pimpinan, sekretaris, atau

pegawai lainnya.

3. Membaca surat dinas menjadi 3 golongan dinas rutin, penting, dan

rahasia.

4. Membaca dan meneliti isi surat agar dapat memberi saran kepada

pimpinan sepanjang diberi wewenang untuk masalah itu.

c. Pencatatan

Kartu kendali untuk pencatatan surat masuk dilakukan untuk memberi

keyakinan akan ketepatan pencatatan bagian petugas tata usaha sekretariat

induk. Pencatatan surat masuk dapat dilakukan dengan mempergunakan

buku catatan harian atau agenda dan kartu tertentu. Agenda adalah

pencatatan surat keluar dan surat masuk dapat dipisahkan dengan

menggunakan buku agenda surat masuk dan buku agenda surat keluar.

Biasanya dibedakan pada tahunnya, sedangkan kartu dalam sistem

(18)

1. Kartu surat rutin penting.

No Urut Jenis Surat Aamat / Tujuan Keterangan

Jakarta, ………., 20 ………

……….

Yang menyampaikan

Menerima

Tanda tangan

Nama terang :

Setelah diterima dan ditanda tangani mohon tanda terima ini

dikembalikan lagi ke alamat kami tersebut diatas.

Terimakasih

Gambar 2.4

(19)

2. Kartu pengantar untuk surat rutin biasa.

Kartu pengantar surat biasa Sumber Sedarmayanti (2001:220)

3. Kartu pengantar untuk surat rahasia

LEMBAR PENGANTAR SURAT RAHASIA

Unit pengelolaan : Disampaikan jam :

No. Urut Asal Surat Tanggal Nomor Keterangan

Diterima jam : Tanggal

:

Tanda tangan penerima :

Nama Terang :

Gambar 2.6

(20)

d. Pengarahan dan penerusan kepada yang berhak

Untuk meneruskan dan menyerahkan surat kepada yang berhak mengolah,

terlebih dahulu perlu dilengkapi lampiran berupa lembar disposisi (routing

slip) pada surat tersebut. Lembar disposisi berguna sebagai tempaat pimpinan

memberikan tanggapan atas isi surat dengan menegaskan berupa instruksi

atau sebagai informasi.

e. Penyimpanan Berkas/Arsip Surat

Berkas/Arsip surat dari pimpinan umumnya masih bersifat dinamis, artinya

sewaktu-waktu masih dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan. Prosedur

tata kearsipan dinamis dalam menata file mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Meneliti tanda-tanda apakah warkat sudah dapat disimpan

2. Mengindeks

3. Memberi kode-kode dan sortir

4. Menyimpan kepada folder tertentu

5. Menata arsip

Warkat disimpan dalam file sesudah diberikan tanda oleh pimpinan sebagai

berikut:

1. File atau Dep/simpan.Dep dari singkatan deponeren yang berarti simpan.

2. Menggaris bawahi kata-kata atau kalimat yang dianggap penting yang

dianggap penting untuk dijadikan masalah atau subyek penyimpanan.

3. Memberi tanda tulisan yang agak menyolok misalnya dengan tinta merah.

Tanda-tanda tersebut harus tertera di atas lembaran disposisi.

Surat keluar sebagai jawaban atau tanggapan atas isi surat masuk yang

diterima dari instansi, perusahaan dan perorangan wajib diurus dengan teliti, agar

terjalin rangkaian hubungan timbale balik yang serasi, selaras, dan seimbang serta

(21)

Surat keluar juga dapat terjadi tanpa menerima surat masuk, bila hal

tersebut merupakan kegiatan intern, yang sifatnya penting bagi suatu perusahaan

atau instansi. Semua surat keluar harus diurus sebaik-baiknya oleh sekertaris.

Pengolahan surat masuk dan surat keluar sebagai tindak lanjut dari surat

masuk atau surat keluar yang bersifat intern pada umumnya sama yakni dimulai

dengan pembuatan konsep, pengetikan, penenda tanganan, pengiriman dan

penyimpanan.

1. Mempersiapkan konsep surat keluar

Konsep surat disusun sekretaris atas intruksi pimpinan. Intruksi pembuatan

konsep jawaban/surat diberikan dengan mendiktekan atau menulis konsep dengan

tangan. Konsep surat yang sudah disetujui pimpinan dapat segera diketik dalam

bentuk/format tertentu.

2. Penandataanganan surat keluar oleh yang berhak

Penandatanganan surat dilakukan setelah konsep surat menjadi bentuk

surat jadi, setelah melalui koreksi dan sudah bebas dari kesalahan. Cara

penyimpanan konsep surat yang harus ditandatangani pimpinan/pejabat yang

berhak adalah sebagai berikut.:

a. Memasukkan konsep jadi surat keluar ke dalam satu map bertuliskan

untuk ditandatangani,

b. Tidak memaksakan pimpinan atau pejabat untuk segala menandatangani

surat keluar,

c. Memasukkan konsep surat keluar ke dalam satu map khusus dengan

bertuliskan untuk perhatian pimpinan,

d. Memperhatikan kebiasaan pimpinan dalam menandatangani surat keluar,

misalnya kelengkapan lampiran, amplop atau disertai dengan konsep

pertama atau draft-nya.

3. Pencatatan dan penyimpanan arsip surat keluar

Konsep surat keluar yang sudah ditandatangani dan menjadi surat dinas

(22)

kemudian diteruskan ke bagian pencatat surat. Pencatat surat, pencatatnya

dalam buku verbal atau kartu tertentu yang diperlukan. Seperti yang

dipergunakan dalam dalam pencatat surat masuk, maka surat keluarpun

menggunakan buku verbal atau kartu-kartu kendali, lembar pengantar untuk

mencatatnya.

4. Pengiriman surat keluar

Pengiriman surat keluar dilaksanakan oleh kurir atau petugas ekspedisi

yang ada dalam kantor sendiri. Secara tradisional digunakan buku ekspedisi,

sedangkan cara baru, menggunakan kartu atau lembar pengantar. Dengan cara

demikian maka petugas mempunyai tanda terima dari pelaksanaan tugas

pengiriman surat keluar tersebut.Dalam buku ekspedisi dicatat tentang:

nomor urut, jenis warkat (bentuk ,nomor, tanggal, dikirim kepada lampiran)

dan tanda bahwa surat sudah diterima oleh pejabat/bagian yang dituju.

Kartu pengiriman di atas bersifat gabungan (kolektif), sedangkan

pengiriman secara khusus untuk setiap surat dilakukan dengan kartu yang disebut

kartu pengiriman. Pengiriman surat keluar secara intern harus memperhitungkan

hal sebagai berikut:

a. Pemeriksaan alamat yang tertera di amplop dan yang tertera di surat harus

sama.

Lampiran harus sesuai dengan yang disebutkan dalam surat.

b. Jika pengiriman melalui bagian pengiriman sentral, perhatikan perangko

sudah cukup atau belum serta tanda-tanda pengiriman lainnya yang perlu.

c. Surat khusus untuk pimpinanhendaknya dikumpulkan dalam satu map khusus

bertuliskan khusus pimpinan.

d. Pengiriman intern menggunakan lembar pengedaran disposisi.

B.Penanganan Surat Masuk dan Keluar Sistem Buku Agenda

Setiap surat masuk yang diterima dan surat keluar yang dikirim oleh suatu

organisasi pemerintah ataau swasta mempunyai nilai yang sangat penting, baik

(23)

sekaligus dapat menunjukkan dinamika organisasi. Pengurusan surat dengan

menggunkan buku agenda, merupakan suatu proses pencatatan surat masuk atau

surat keluar dengan menggunakan buku agenda dan buku ekspedisi intern atau

ekstern.

2.6. Nilai Guna Arsip

Nilai arsip didasarkan pada kegunaannya bagi kepentingan pengguna

arsip. Nilai guna arsip dibedakan menjadi:

a. Nilai guna primer, meliputi nilai guna administrasi, nilai guna hukum, nilai

guna keuangan, nilai guna ilmiah, dan nilai guna teknologi

b. Nilai guna sekunder

c. Nilai guna kebuktian

d. Nilai guna informasional

Jadi dengan demikian, yang dimaksud dengan penentuan nilai guna arsip menurut

Sedarmayanti (2003:104) adalah: Suatu proses penilaian arsip untuk menentukan jangka waktu penyimpanan atau retensi arsip yang didasarkan atas pengkajian

terhadap isi arsip, penataannya dan hubungannya dengan arsip-arsip lainnya.

2.6.1. Penentuan Nilai Guna Arsip

Berdasarkan Surat Edaran Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia

Nomor: SE/02/1983 tentang Pedoman Umum untuk Menentukan Nilai Guna

Arsip, maka perlu diketahui bahwa penentuan nilai guna arsip merupakan

kegiatan untuk memisahkan arsip-arsip ke dalam dua kategori, yaitu: arsip yang

bernilai guna permanen yang terus disimpan, sedangkan arsip yang bernilai guna

sementara yang dapat dimusnahkan dengan segera atau dikemudian

hari.Keberhasilan penilaian tersebut, tergantung kepada:

a. Kemantapan pengertian dan pemahaman terhadap cara dan bagaimana kegiatan

(24)

b. Pengertian dan kesadaran akan fungsi kegunaan arsip bagi penggunaannya

serta kepentingan penyelamatan arsip sebagai bahan bukti dan bahan

pertanggung jawaban nasional.

2.6.2. Angka Pemakaian Arsip

Penilaian arsip merupakan kegiatan mengevaluasi nilai guna informasi

yang ada di dalam arsip. Kegiatan tersebut penting untuk menentukan jadwal

penyimpanan atau retensi arsip yang menjadi dasar pelaksanaan penyusutan arsip.

Sebab nilai guna arsip dapat berubah sesuai dengan kepentingan penggunaan dan

fungsinya.

Bernilai tidaknya arsip di samping dapat diukur dari angka kecermatan dan

jangka waktu penemuan kembali, dapat pula diukur dari angka pemakaian, yaitu:

angka persentase sebagai perbandingan antara jumlah permintaan warkat untuk

dipakai kembali dengan jumlah seluruh warkat dalam arsip.

2.7. Penyimpanan Arsip

Sebagaimana diketahui bahwa penyimpanan dan penemuan kembali arsip

dengan cepat dan tepat merupakan tujuan dari penataan arsip. Menyimpan arsip

pada tempatnya secara teratur, belum dapat menjamin bahwa arsip tersebut dapat

ditemukan dengan mudah. Penemuan kembali arsip sangat erat hubungannya

dengan system penataan atau penyimpanan yang dipergunakan, serta tergantung

dari kecekatan petugas arsip. Oleh karena itu perlu dipikirkan tentang penentuan

pemilihan sistem penataan atau penyimpanan.

A. Faktor yang Menunjang Kemudahan Penyimpanan dan Penemuan Kembali Arsip

Di dalam memilih dan menentukan cara penataan arsip, seharusnya

mengenal terlebih dulu kepada jenis atau semacam informasi yang ada serta

diperlukan, dengan menyesuaikan kepada situasi dan kebutuhan dilingkungan

kerja. Bahkan, untuk penyesuaian berikutnya, jika diperlukan dapat

(25)

Beberapa factor yang menunjang, dan perlu diperhatikan atau dipenuhi

dalam rangka memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali arsip adalah:

a.Melakukan kegiatan menghimpun, mengklasifikasi, menyusun, menyimpan

dan memelihara arsip berdasarkan system yang berlaku, baik arsip yang

bersifat kedinasan maupun arsip pribadi pimpinan

b.Dalam menciptakan suatu sistem penataan arsip yang baik, hendaknya

diperhatikan atau dipenuhi beberapa faktor penunjang, antara lain adalah:

1.Kesederhanaan

Sistem penataan arsip yang dipilih dan diterapkan harus mudah, supaya

bukan hanya dimengerti oleh satu orang saja, melainkan juga dapat

dimengerti orang lain.

2.Ketepatan penyimpanan arsip

Berdasarkan system yang digunakan, harus memungkinkan penemuan

kembali arsip dengan cepat dan tepat.

3.Memenuhi persyaratan ekonomis

Yaitu dapat memanfaatkan ruangan, tempat dan peralatan yang ada, serta

biaya yang tersedia.

4.Menjamin keamanan

Arsip harus terhindar dari kerusakan, pencurian atau kemusnahan dan harus

aman dari bahaya:air, api, gangguan binatang, udara yang lembab dan

lain-lain, sehingga penyimpanannya harus di tempat yang benar-benar aman dari

segala gangguan.

5.Penempatan arsip

Hendaknya diusahakan pada tempat yang strategis, maksudnya adalah agar

tempat penyimpanan mudah dicapai oleh setiap unit atau yang memerlukan

arsip tersebut tanpa membuang banyak waktu dan tenaga.

6.Sistem yang digunakan harus fleksibel

Maksudnya adalah harus memberikan kemungkinan adanya

perubahan-perubahan dalam rangka penyempurnaan dan ketepatan kerja.

7. Petugas arsip

(26)

c. Untuk arsip perlu menyelenggarakan pengadaan dan melayani peminjaman

arsip dengan sebaik-baiknya.

d. Mencatat dan menyimpan pidato serta peristiwa penting yang terjadi setiap

hari, lengkap dengan tanggal kejadian yang terjadi setiap hari, agar dapat

dijadikan alat bantu untuk menemukan atau mempertimbangkan kembali jika

aewaktu-waktu diperlukan.

e. Mengadakan pengontrolan arsip secara periodik agar dapat memahami

seluruh media informasi yang ada dan mengajukan saran untuk mengadakan

(27)

BAB III

MANAJEMEN KEARSIAPN PADA AKADEMI KEPERAWATAN IMELDA MEDAN 3.1 Sejarah Berdirinya Akademi Keperawatan Imelda Medan

Akademi Keperawatan Imelda Medan dibuka pada tahun 1992 dengan

memiliki faslitas berupa Rumah Sakit Sendiri (RSU Imelda Pekerja Indonesia)

yang berlokasi di Jalan Bilal No.24,Pulo Brayan Darat I, Medan Timur. Hingga

tahun 2009 tercatat akademik ini telah menghasilkan sebanyak 5000 alumni yansg

berkualitas dan telah tersebar di seluruh tanah air Indonesaia dan bahkan ada yang

sudah diperkerjakan di Luar negeri. Dan saat ini Akademi Keperawatan Imelda

Medan telah memiliki mahasiswa sebanyak 513 orang.

Di akademi keperawatan Imelda diasuh oleh banyak dosen-dosen baik dari

tamatan pendidikan S2 Magister Biomedik,USU, Magister Pendidikan UNIMED,

S2 Keperawatan Monash University of Singapore, Sarjana Kedokteran USU, S1

Keperawtan dan lain-lain.

Selain itu, di Akademik Keperwatan Imelda Medan ini, pendidikannya juga

didukung oleh sarana dan prasarana yang baik, Untuk praktek belajar dan

olahraga yang lengkap bagi mahasiswa, Akademi Keperawatan Pendidikan

Imelda Medan telah menyediakan fasilitas belajar seperti fasilitas Laboraturium

(Lab. Klinik dasar, anak, maternitas, komunitas, anatomi, patologi klinik,

emergency, audio visual, bahsa, computer,jiwa dan medical bedah), rung kelas

yang nyaman, dan banyak lagi dan untuk fasilitsmolahranga, Akademi

Keperawatan Imelda Medan junga telah menyediakan fasilitas olahranga yang

baik bagi mahasiswanya seperti tersedianya dadminton, futsal,tennis meja dan

(28)

VISI

Akadermi Keperawatan Imelda Medan sebagia institusi pendidikan

dipeloma III keperwatan yang berkualitas dan mampu menghasilkan lulusan yang

bersaing di pasaran nasional dan global.

MSI

1. Membentuk perwat yang memiliki nilai-nilai professional keperawatan.

2. Membentuk perawat yang mamapu menguasai iptek keperawatan yang

bertaraf global.

3. Membentuk perawat yang tbuka terhadap kemajuan iptek keperawatan.

TUJUAN INSTITUSI

1. Menciptakan pbm yang sesua dengan standard profesi keperawatan.

2. Merancang materi pbm yang disesuaikan dengan iptek keperawatan.

3. Menyediakan Sumber Daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti

perkembangan iptek keperawatan.

4. Menyediakan fasilitas pendidikan yang mampu memotivasi mahasiswa untuk

mendapatkan informasi tentang kemajuan iptek keperwatan terkini.

5. Membentuk sikap prilaku perawat yang berilmu, terampil, berbudi pekerti

(29)

3.2

Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi untuk

membuat proses kegiatan kerja dalam suatu unit organisasi atau instansi. Dan

adanya struktur organisasi dapat diketahui dengan jelas gambaran tentang

kedudukan serta tugas-tugas dalam organisasi.

Gambar 3.1

(30)

3.3 Hasil Penelitan

Penulis melihat bahwa surat-surat keluar yg bersifat penting harus

ditandatangani oleh Ketua atau Wakil Ketua dan Sekretaris. Dan dalam

korespondensi bentuk surat yang dipakai oleh Akademik Keperawatan Imelda

Medan harus dalam bentuk surat yang ideal, sederhana,dan praktis serta mudah

diketik, dan surat yang indah dilihat oleh pembaca adalah bentuk surat yang lurus

(block style). Bentuk lurus (block style) yang asli tercantum dalam literature barat,

pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Bentuk Surat Block

(31)

3.3.1Prosedur Surat Masuk dan Surat Keluar Sistem Buku Agenda

Pada Akademik Keperawatan Imelda Medan rata-rata surat masuk lebih

kurang 7 surat per hari, yaitu misalnya: Surat perjanjian kerja (outsourcing), surat

pemberhentian, surat mutasi pegawai Yayasan Imelda Medan, surat permohonan

kerja, surat penawaran kerja, dan lain-lain.

Surat masuk di Akademik Keperawatan Imelda Medan terdiri dari: 1. Penerima surat

Surat masuk diterima oleh sekretaris yang terlebih dahulu diperhatikan;

a. Menerima surat yang disampaikan oleh pengantar surat

b. Meneliti kebenaran surat.

c. Membubuhkan paraf pada bukti penerimaan.

d. Mensortir surat

e. Membuka sampul surat dan mengeluarkan surat dari amplop. Jika alamat

pengirim tidak tercantum di dalam surat, amplop diikutsertakan bersama

surat yang tertera alamatnya.

f. Mencatat surat masuk pada buku agenda. Seperti di bawah ini:

Nomor Urut

Tangal

Diterima Sipengirim

Nomor dan tanggal

Isi

Ringkasan Kepada Catatan

Gambar 3.3

Format buku agenda surat masuk pada Akademik Keperawatan Imelda Medan

g. Meneliti kelengkapan lampiran surat.

h. Surat distempel untuk dibubuhi tanggal, nomor agenda dan disahkan oleh

(32)

i. Memberikan surat kepada ketua.

AGENDA Tgl

Nomor

Gambar 3.4

Format stempel agenda pada Akademik Keperawatan Imelda Medan Sumber : Akademik Keperawatan Imelda Medan

2. Pengarahan surat

Pengarahan surat adalah kegiatan untuk menindaklanjuti atau memproses

surat sesuai dengan isinya oleh ketua yayasan untuk menentukan surat

strsebut tergolong penting atau biasa. Selanjutnya ketua yayasan menulis

disposisi atau pengarahan tindakan yang harus dilakukan terhadap surat yang

bersangkutan kepada yang membidangi yaitu sekrtaris atau bendahara.

3. Penyimpanan

Setelah selesai diproses, surat disimpan oleh sekretaris di filing cabinet atau

pada lemari file.

Surat Keluar

Surat keluar dapat dibagi menjadi dua yaitu, surat keluar yang merupakan surat

balasan dan surat perdana.

Pengurusan surat keluar pada Akademik Keperawatan Imelda Medan:

1. Pembuatan konsep surat oleh sekretaris atau bendahara.

2. Pemeriksaan konsep surat oleh ketua yaysan dari segi kebenaran isi

maupun

bentukya, sekaligus memberikan persetujuan untuk diterbitkan.

3. Sekretaris atau bendehara mengetik konsep surat yang telah disetujui

(33)

4. Surat yang telah diterbitkan tersebut diserahkan beserta konsep yang telah

disetujui kepada ketua untuk ditanda tangani.

5. Surat yang telah ditanda tangani langsung distempel dengan stempel

yayasan dan diagendakan serta didistribusi ke masing-masing lembaranya

sesuai dengan maksud yaitu lembaran utama untuk tujuaan surat, lembaran

kedua atau tembusan pertama untuk arsip dan lembran ketiga untuk

seterusnya atau tembusan kedua dan seterusanya gunanya untuk dikirim

sebagai tembusan kepada pihak yang terkait.

6. Melipat surat dan memasukannya ke dalam amplop, membubuhkan

perangko serta pemberian perekat pada amplop dilakukan oleh sekertaris.

7. Pencatatan pada buku ekpedisi diberikan kepada petugas pengantar untuk

di kirimkan.

Format buku agenda surat keluar pada Yayasan Imelda Medan Sumber : Akademik Keperawatan Imelda Medan

(34)

Penyimpanan arsip pada Akademik Keperawatan Imelda Medan

menggunakan dua cara yaitu menggunakan map order yang diletak pada lemari

file dan filling cabinet.

Pada penyimpanan arsip dengan map order, arsip dibagi menurut subjek,

selain penyusunan arsip harus sesuai dengan tanggal dan pada lemari file telah

ditandai oleh tahun yang berlaku seperti pada surat keluar dipecah menjadi dua

yaitu file umum dan file tagihan. Pada file tagihan didalamnya terdapat arsip atau

dokumen tagihan cleaning service, tagihan kontrak cleaning service dan tagihan

jasa penyedia tenaga kerja. Sama halnya laporan keuangan yang dibagi tiga, yaitu:

sewa, outsourcing, dan cleaning service. Dokumen atau arsip yang merupakan

surat rahasia dan surat penting seperti akta pendirian, surat perjanjian, surat

kepemilikan harta disimpan pada filling cabinet.

Perlindungan pada penyimpanan dengan menggunakan kapur barus dan

penyemprotan serangga pada setiap laci filling cabinet dan lemari file untuk

menghindari tikus, kecoak dan serangga lainya.

Berdasarkan kegiatan yang terjadi pada Akademik Keperawatan Imelda

Medan penyimpanan atau kegiatan menaruh dan menyusun arsip atau dokumen

secara sistematis, dengan menggunakan berbagai cara dan alat ditempat yang

aman dan dapat ditemukan kembali dengan cepat jika dibutuhkan. Penyusunan

arsip atau berkas secara sistematis berarti ketika melakukan penyimpanan arsip,

pegawai menaruh arsip atau berkas dengan mempergunakan prosedur, alat,

memperhatikan klasifikasi arsip dan kodenya serta urutan kejadian subjek dan

kronologi (tanggal) arsip atau berkas.

C. Ruang Kantor Akademik Keperawatan Imelda Medan

Letak ruang kantor Akademik Keperawatan Imelda Medan berada di lantai

lima. Luas ukuran ruangan lebih kurang 4,5 meter untuk lebar dan 13 meter untuk

panjang. Perincian ukuran pada ruangan ketua, lebar 4 meter dan panjang 4,5

(35)

Pada ruangan ketua Akademik Keperawatan Imelda Medan terdapat filing

cabinet 2 unit dan lemari file yang berlaci empat. Pada ruangan sekertaris

dibelakang mejanya terdapat 3 unit lemari file yang berpintu 2 dan 1 unit filling

cabinet.

3.3.2 Pembahasan

Dari penjelasan serta uraian mengenai hasil penelitian objek kearsipan

juga menyangkut terhadap judul yang diambil, penulis telah menguraikan

sebelumnya tentang pentingnya penanganan kearsipan yang baik dalam surat

masuk dan surat keluar pada perusahaan.

3.3.3 Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar

Surat merupakan peranan yang sangat penting untuk menjadi sumber

informasi yang dapat menghubungkan perusahaan yang satu dengan perusahaan

yang lainya untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik. Perusahaan tidak akan

memberikan informasi yang akurat, apabila perusahaan tersebut tidak memelihara

penanganan surat dan sistem kearsipan yang telah berlaku pada perusahaan

tersebut. Prosedur surat menyurat pada Akademik Keperawtan Imelda Medan

mempergunakan agenda serta stempel agenda yang dibutuhkan pada surat

tersebut. Sebagai sarana penemuan kembali membandingkan dengan teori yang

telah diuraikan sebelumnya prosedur surat masuk dan surat keluar lebih efektif

dan efesien, jika pengurusan surat dengan menggunakan kartu kendali

memudahkan untuk:

1. Mudah penyusunan lebih lanjut.

2. Sarana penemuan kembali indeks mudah diingat

3. Persyaratan vertikal file dapat terwujud, dan dapat disesuaikan dengan

calon pengguna.

4. Fleksibel, tunjuk silang dapat diterapkan. Sehingga dapat mengetahui

jalanya surat tanpa perlu kekawatiran untuk melakukan kesalahan

(36)

Pada Akademik Keperawatan Imelda Medan tidak mempergunakan kartu

indeks yang berfungsi sebagai pencatat arsip yang akan disimpan, padahal kartu

indeks dapat mempermudah dan mempercepat dalam pencarian suatu arsip. Maka

penulis menganalisa mengenai penanganan system kearsipan pada Akademik

Keperawatan Imelda Medan yang masih diterapkan sampai sekarang, apakah

sistem manajemen kearsipan yang efektif dan efesien untuk perusahaan dalam

(37)

BAB IV

4.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penanganan surat masuk dan surat keluar pada Yayasan Imelda Medan

dilakukan oleh sekertaris dengan memakai buku agenda untuk dapat

mengetahui jalannya surat tersebut.

2. Pada Yayasan Imelda Medan peralatan yang diperlukan dalam

memudahkan penyimpanan arsip adalah filing cabinet dan lemari arsip,

sedangkan dalam penyusuan dokumen menggunakan folder, ordner, dan

schnelhectermap.

3. Sistem penyimpanan arsip pada Yayasan Imelda Medan menggunakan

sistem tanggal, yang mana dalam penyimpanan arsip atau berkas

berdasarkan urutan tanggal, bulan, dan tahun.

4. Pada Yayasan Imelda Medan peminjaman hanya sekitar lingkungan kantor

Yayasan Imelda Medan saja, sehingga tidak memerlukan kartu

peminjaman arsip.

5. Penilaian angka pemakaian arsipmbelum dilakukan oleh Yayasan Imelda

Medan untuk membantu dalam pemindahan, penyusutan dan pemusnahan

arsip yang dikarenakan yayasan ini baru berjalan selama 12 tahun lebih,

sehingga menyebabkan bergabungya arsip yang tidak memiliki nilai guna

(38)

4.2 Saran

Dari hasil kesimpulan yang telah diuraikn di atas, maka saran-saran yang

dapat diberikan adalah:

1. Sesuai dengan tata kearsipan yang baik, sebaiknya manajeman kearsipan

pada Yayaan Imelda Medan menggunakan penggabungan sistem tanggal

dan sistem subjek.

2. Sebaiknya penanganan surat masuk dan surat keluar mempergunakan

kartu kendali sehingga dapat diketahui surat yang diagendakan dan

memberi kemudahan bagi sekretaris untuk mengetahui jalannya surat

tanpa harus membuat suatu kesalahan dalam membuang waktu untuk

pencarian arsip.

3. Untuk mempermudah dalam pencarian arsip sebaiknya menggunakan

kartu indeks yang dipergunakan untuk mencatat arsip yang akan disimpan.

Apabila ada arsip yang diperlukan, maka sekretaris dapat melihat terlebih

dahulu pada kartu indeks, sehingga dengan mudah mengetahui letak arsip

yang diperlukan tersebut.

4. Sebaiknya dilakukan penilaian arsip agar dapat ditentukan berapa lama

jenis arsip yang bersangkutan disimpan berdasarkan nilai gunanya.

Sehingga dapat dilakukan pemusnahan sesuai dengan daftar yang telah

dibuat oleh Yayasan Imelda Medan dan ini dapat memberikan

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Zulkifli.2003. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia.

Barhos, Basir. 2005. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyono, Sularso dkk. 2002. Dasar-Dasar Kearsiapan. Yogyakarta: Liberty.

Maulana, M.N. 1982. Administrasi Kearsipan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Sedarmayanti. 2001. Manajemen Perkantoran. Bandung: Mandar Maju.

Sulistyo- Basuki. 2003. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Suraja, Yohannes. 2006. Manajemen Kearsiapan. Malang: Dioma.

(40)

LAMPITAN

KOLEKSI ARSIP AKADEMI KEPERAWATAN IMELDA 1. Arsip Akademi Keperawatan Imelda

(41)

3. Tumpukan Arsip

(42)
(43)

Gambar

Gambar 2.1 Pembagian Arsip
Gambar 2.4 Kartu surat rutin penting
Gambar 2.5
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Akademik Keperawatan Imelda Medan
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

tergantung pada kekakuan, massa, dan tipe tumpuan pada ujung pegas. Tumpuan fixed pada kedua ujung pegas adalah paling umum digunakan, dimana dengan membuat

Ditinjau dari jumlah hop yaitu sebanyak 9 buah, dapat diketahui total kapasitas yang harus disediakan oleh backhaul yaitu dengan menjumlahkan seluruh kapasitas

SD Negeri 200222 Padangsidimpuan merupakan lembaga pendidikan formal yang mana guru-gurunya semakin ditingkatkan mutu dan kompetensinya, kalau dulu guru-guru SD

Oleh karena itu, supaya tidak menimbulkan pro dan kontra di masa yang akan datang, maka regulasi mengenai keterangan saksi melalui teleconference sebagai alat bukti dalam

JUDUL : MER-C JOGJA UPDATE CIRCUMCISION MEDIA : HARIAN JOGJA. TANGGAL : 27

( Zulkifli Amsyah, “Manajemen Kearsipan” ). Meskipun manajemen kearsipan cenderung diterapkan dalam pengurusan arsip secara manual, namun aplikasi manajemen kearsipan yang

MASUKKAN DALAM DOKUMEN LELANG KETENTUAN- KETENTUAN BARU YANG ADA DI KEPPRES NO... MASUKKAN DALAM