• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hotel Bisnis Kualanamu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hotel Bisnis Kualanamu"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2015. Batang Kuis Dalam Angka 2015. Katalog BPS : 1102001.1212270 Callender, John dan Chiara, Joseph De. 1983. Time Saver Standards For Building

Types. Singapore: McGraw-Hill

D.K Ching, Francis .2008. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, Jakarta: PenerbitErlangga

D.K. Ching, Francis & Cassandra Adams, 2001; Ilustrasi Konstruksi Bangunan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Hughes, Robert J. dan Kapoor, Jack R. 2011; Foundation of Business : Cengage Learning.

Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi : untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan. Jakarta: PenerbitErlangga

Kasarda, John D. 2016. Aerotropolis. Entry to the Wiley-Blackwell Encyclopedia of Urban and Regional Studies p1-3.

Lawson, Fred. 1976; Hotel Planning and Design, Oxford : Butterworth Architecture

Lawson, Fred. 1995; Hotel and Resort Planning, Design, and Refurbishment, Oxford : Butterworth Architecture

Naughton, Michael dan Rumpza, Stephanie. 2004; Business as a Calling : Minnesotta : University of St. Thomas

Neufert, Ernst and Peter. 2006. Data ArsitekJilid 3. Jakarta: PenerbitErlangga Pickard, Quentin. 2002; The Architect’s Handbook, Oxford : Blackwell

Publishing Company

(2)

BAB III METODOLOGI

3.1 Metode Perancangan

Metode perancangan merupakan upaya untuk menemukan komponen fisik yang tepat dari sebuah struktur fisik (Christopher Alexander, 1983). Ada dua jenis metode perancangan dalam Arsitektur yaitu metode tradisional yang disebut sebagai Black box dan metode rasional yang disebut sebagai Glass box. Metode yang digunakan dalam perancangan Hotel Bisnis Kualanamu adalah Glass Box, yaitu metode yang bersifat rasional dimana setiap tahapan maupun prosesnya direncanakan secara sistematis dan matang serta sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses perancangan arsitektur.

Beberapa tahapan dalam merancang dengan menggunakan metode Glass Box, antara lain:

- Metoda eksplorasi situasi/permasalahan desain (Divergensi)

- Metoda penelitian dan penemuan idea desain (Divergensi dan transformasi) - Metoda eksplorasi pemecahan masalah (Transformasi)

- Metoda evaluasi (Konvergensi)

Metoda perancangan ini digunakan untuk mencapai tujuan penilitian yaitu merancang sebuah Hotel Bisnis Kualanamu di kawasan Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Jenis Data

3.2.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang didapat dengan cara mencari data langsung dari sumbernya (Sinulingga, 2011).

Metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam perancangan ini adalah survei lapangan, dilakukan dengan pengumpulan data eksisting seperti ukuran site dan potret gambar eksisting kondisi sekitar lokasi perancangan, untuk mendapatkan data otentik pada lokasi perancangan.

3.2.2 Data Sekunder

(3)

informasi mengenai kawasan site perancangan dan literatur mengenai fungsi dan tema sejenis fungsi bangunan. Selanjutnya, menentukan teori (data) real atau fakta yang terkait dan mendukung proses perancangan Hotel Bisnis Kualanamu

Adapun data sekunder yang diperoleh adalah:

 Data tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang.

 Data KKOP Bandara Kualanamu, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang

 Data jumlah hotel berdasarkan jenis dan bintang di Deli Serdang serta jumlah wisatawan, data ini dapat di peroleh dari BPS

 Data jumlah dan jenis perusahaan / industri yang ada, data ini di peroleh dari BPS

3.3 Teknik Pengumplan Data

Pengumpulan data diawali dengan penentuan jenis bangunan dengan fungsi yang akan dirancang kemudian menentukan lokasi perancangan. Setelah itu dilakukan observasi untuk mengetahui kondisi sesungguhnya pada lokasi perancangan. Setelah itu, maka dilakukan studi literatur agar diketahui apa saja peraturan dan ketentuan yang berlaku di lokasi perancangan agar bangunan dapat dirancang

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Metoda pengumpulan data yang dilakukan adalah metoda studi kepustakaan dan survei lapangan, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

 Survei lapangan, dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi perancangan dan untuk mengetahui kondisi lahan yang berhubungan dengan kasus perancangan.

(4)

3.3.2 Prosedur / Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data diambil dari keputusan perancangan yang akan dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan, lalu menentukan lokasi site perancangan. Selanjutnya melakukan survey lokasi perancangan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi eksisting site yang akan dirancang dan juga mengumpulkan data aturan-aturan yang berkaitan dengan perancangan Hotel Bisnis Kualanamu.

Survey yang sudah dilakukan sebanyak tiga kali, pada Hari Kamis, 25 Februari 2016, Hari Senin, 15 Maret 2016 dan Hari Kamis, 21 April 2016 ke Kecamatan Beringin, Kecamatan Batang Kuis, dan Simpang Kayu Besar, Kabupaten Deli Serdang. Data-data primer dan sekunder seperti ukuran site, batas site, peraturan dan lain sebagainya, juga dikumpulkan sebagai data yang digunakan dalam proses perancangan.

3.4 Lokasi Perancangan

Pengembangan kawasan Bandara Kualanamu menjdai kawasan aerotoropolis menjadi topik utama penentuan lokasi perancangan, dimana pengembangan pusat-pusat pelayanan kota dititikberatkan pada Bandara Kualanamu. Selain itu, penentuan lokasi perancangan juga harus memerhatikan peraturan yang ada dan rencana pengembangan kawasan Bandara Kualanamu.

Adapun lokasi yang dipilih sebagai lokasi perancangan bertempat di Jalan Bandar Udara Kualanamu, simpang Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.

(5)

3.5 Rangkuman

Metode yang digunakan dalam perancangan Hotel Bisnis Kualanamu adalah Glass Box, yaitu metode yang bersifat rasional dimana setiap tahapan maupun prosesnya direncanakan secara sistematis dan matang serta sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses perancangan Arsitektur.

Teknik pengumpulan data dimulai dari pengumpulan informasi mengenai konsep kawasan yang akan direncanakan. Lalu, memilih fungsi bangunan yang terkait dengan konsep kawasan. Kemudian masuk kedalam tahap pemilihan lokasi terkait dengan konsep kawasan dan mengumpulkan data-data dan informasi mengenai lokasi yang akan dirancang (survei lapangan). Untuk data sekunder dapat diambil dengan penelitian arsip atau studi kepustakaan (literatur).

(6)

BAB IV ANALISA

4.1Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 4.1.1 Analisa Kawasan

Berikut adalah keadaan kawasan di sekitar lokasi perancangan:

Gambar 4.1 Kawasan Perancangan Sumber: Dokumen Pribadi

Keterangan:

1. Pemukiman penduduk 2. Fasilitas umum

3. Fasilitas komersil 4.1.2 Analisa Eksisting Site

Lokasi perancangan berupa lahan kosong yang belum digarap seluas 1,5 hektare yang berada di Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Lokasi perancangan ini memiliki batas-batas lahan sebagai berikut:

 Sebelah utara : Lahan milik warga

(7)

 Sebelah selatan : Tempat ibadat

 Sebelah barat : Lahan milik warga

Adapaun ketentuan yang harus dipenuhi agar rancangan dapat dibangun di kawasan ini adalah sebagai berikut:

 Garis Sempadan Bangunan (GSB) terhadap Jalan Medan – Kualanamu adalah 13 meter.

 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal sebesar 70% dari luas lahan perancangan. Maka luas lahan yang dapat dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan adalah sebesar 1050m2.

 Koefisien Dasar Hijau (KDH) secara umum dirumuskan 100%-(KDB+20%KDB). Maka Koefisien Dasar Hijau yang harus dipenuhi adalah seluas 240m2.

4.1.3 Analisa Arah Matahari dan Angin

Semakin luas sisi bangunan yang berorientasi ke barat dan timur akan mengakibatkan meningkatnya paparan radiasi matahari terhadap bangunan. Letak site yang mengarah ke tenggara mengakibatkan hampir semua sisi lokasi perancangan akan menerima radiasi matahari langsung.

Akana tetapi karena efisiensi penggunaan lahan, kondisi ini tidak dapat dihindari sehingga penerpana teknologi diperlukan untuk pemecahan masalah ini.

Penggunaan material tahan panas dan penghawaan alami dapat mengurangi dampak radiasi matahari langsug terhadap bangunan. Teknologi ini dapat berupa penerapan double-glazzed pada bukaan dengan kaca dan dinding dengan rongga.

(8)

Gambar 4.2 Analisa Arah Mata Angin Sumber: Dokumen Pribadi

4.1.4 Analisa Sirkulasi

Pencapaian ke lokasi perancangan dapat dicapai melalui dua jalan utama yaitu Jalan Batang Kuis dari Kota Medan dan Jalan Bandar Udara Kualanmau dari Tanjungmorawa menuju Kualanamu maupun dari Bandar Udara Kualanamu menuju Tanjung Morawa.

Baik Jalan Batang Kuis Maupun Jalan Bandara Kualanamu merupakan jalan dengan dua lajur.

Adapun jalur masuk dan keluar lokasi perancangan ditempatkan di ruas Jalan Bandara Kualanamu yang mengarah ke Bandar Udara Kualanamu.

Sangat disarankan dibuat akses masuk dari arah Bandar Udara Kualanamu menuju lokasi perancangan untuk memudahkan sirkulasi menuju lokasi perancangan dari bandar udara.

(9)

4.1.5 Analisa Kebisingan

Kebisingan pada lokasi perancangan ditimbulkan oleh kendaraan yang lalu lalang pada Jalan Badara Kualanamu. Menanggapi masalah tersebut maka untuk mengurangi kebisingan pada bangunan maka digunakan komponen lansekap seperti pepohonan agar suara dapat diredam.

Selain itu penempatan fungsi publik seperti lahan parkir juga akan memberikan jarak antara bangunan dan sumber kebisingan sehingga bangunan akan terhindar dari paparan suara secara langsung. Penggunaan secondary layer dan aplikasi double glazed pada bangunan juga akan menghindarkan

bangunan dari paparan suara secara langsung.

Gambar 4.4 Analisa Kebisingan Sumber: Dokumen Pribadi

4.1.6 Analisa Utilitas

Sarana utilitas yang terdapat pada kawasan perancangan meliputi:

 Fasilitas jaringan air bersih daro PDAM

 Fasilitas jaringan listrik dari PLN

 Fasilitas jaringan telepon dari Telkom

 Fasilitas drainase

(10)

Fungsi sarana utilitas yang terdapat pada lokasi perancangan berjalan dengan baik, hanya saja perlu diadakan peremajaan terhadap prasarana utilitas seperti perbaikan tiang telepon dan pelebaran drainase.

4.1.7 Analisa Vegetasi

Gambar 4.6 Analisa Vegetasi Sumber: Dokumen Pribadi

Keterangan:

1. Lahan kosong ditumbuhi rumput dan ilalang 2. Lahan yang ditumbuhi pohon mahogani 3. Lahan yag ditumbuhi pohon buah

Vegetasi eksisting yang terdapat pada lokasi perancangan dapat digunakan seara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan desain tapak perancangan.

(11)

4.1.8 Analisa Pemandangan

Lokasi perancangan adalah lahan yang sama sekali kosong di kawasan yang sedang berkembang. Laju pembangunan fisik yang lambat menyebabkan belum banyaknya bangunan yang berdiri sehingga pemandangan yang dilihat dari lahan perancangan kurang beragam.

Sementara itu lahan kosong dan kabun wilik warga yang terdapat pada bagian utara dan barat lokasi perancangan juga akan memberi kesan monoton. Selain itu, perkembangan kawasan Kualanamu juga memungkinkan terjadinya peralihan fungsi lahan utuk pembangunan.

Maaka untuk mengatasi masalah tersebut pada lokasi perancangan akan dibuat taman pada bagian site yang menghadap kebun warga agar memberi pemandangan yang baikbagi pengunjung hotel.

Gambar 4.7 Analisa Pemandangan Sumber: Dokumen Pribadi

(12)

4.2Analisa Fungsional

4.2.1 Analisa Pengguna dan Kegiatan 1. Pengunjung Hotel

Berdasarkan kepentingannya pengunjung hotel dibagi menjadi dua kategori yaitu pengunjung yang menginap maupun yang tidak menginap.

Pengunjung yang menginap adalah orang yang menggunakan fasilitas akomodasi hotel sebagai tempat untuk menginap dan beristirahat. Adapun kegiatan-kegiatan pengguna dalam kategori ini yaitu:

 Beristirahat

 Mengadakan pertemuan bisnis baik perorangan maupun kelompok

 Mengikuti seminar baik di dalam dan di luar hotel

 Melakukan kegiatan individu, rekreasi maupun menggunakan fasilitas yang disediakan oleh hotel.

Pengunjung yang tidak menginap yaitu orang yang menggunakan fasilitas bersifat umum yang disediakan hotel. Tujuan mereka berkunjung dapat berupa kegiatan yang bersifat privat dengan tamu yang menginap di hotel, mengikuti pertemuan bisnis, mengikuti kegiatan bersifat publik yang dilangsungkan di hotel dan menggunakan fasilitas-fasilitas rekreatif yang disediakan hotel.

2. Pengelola Hotel

a. Kelompok Eksekutif

Merupakan kelompok yang memimpin, mengatur dan mengendalikan operasional hotel agar fungsi hotel sebagai sarana akomodasi berjalan dengan baik.

b. Kelompok Pelaksana

Merupakan orang yang yang secara langsung terlibat dalam pelayanan dan pemeliharaan hotel. Adapun kelopmpok pelaksana pengelola hotel adalah sebagai berikut:

Front office, yaitu bagian terdepan dari sebuah hotel yang berfungsi memberikan informasi, menerima dan mengakomodasi tamu, menerima pesanan serta pembayaran.

(13)

Tata graha (house keeping), yaitu bagian yang memelihara kebersihan dan kelengkapan kamar tamu maupun fasilitas yang disediakan hotel.

Bagian makanan dan minuman (food and beverage), yaitu bagian yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan minuman.

 Bagian pemasaran, yaitu bagian yang bertugas memasarkan produk-roduk hotel.

 Bagian keuangan, yaitu bagian yang mengelola keuangan hotel.

 Bagian teknik dan pemeliharaan (engineering and maintenance), yaitu bagian yang bertugas melaksanakan

perencanaan, instalasi dan pemeliharaan bangunan.

Bagian kemananan (security), yaitu bagian yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan bangunan.

Bagian binatu (laundry), bertugas menyediakan linen bersih untuk kamar dan fasilitas hotel lainnya.

4.2.2 Diagram Hubungan Antar Ruang

(14)

Diagram 4.2 Hubungan Antarruang Area Penerimaan Sumber: Dokumen Pribadi

Diagram 4.3 Hubungan Antarruang Sarana Hotel Sumber: Dokumen Pribadi

Diagram 4.4 Hubungan Antarruang Function Room Sumber: Dokumen Pribadi

(15)

Diagram 4.6 Hubungan Antarruang Area Ruang Karyawan Sumber: Dokumen Pribadi

Diagram 4.7 Hubungan Antarruang Area Pelayanan Sumber: Dokumen Pribadi

4.2.3 Program ruang

Tabel 4.1 Kebutuhan dan Besaran Ruang Kamar No Kebutuhan

ruang

Standar Jumah (unit)

Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 Standard room 24m2/unit 90 2 2160 MHPD 2 Suite room 48m2/unit 22 2 1056 DA 3 Executive room 60m2/unit 8 3 480 Studi

(16)

Sirkulasi 30% (m2) 1108,8 Total Luas (m2) 4804,8

Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 4.2 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Penerimaan No Kebutuhan

ruang

Standar Jumah (unit)

Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 Lobby 0,6m2/unit 1 120 unit 72 MHPD

2 Lounge 1,4m2/seat 1 40 seat 56 MHPD

3 Bellmen bay 1 4 orang 2,4 Asumsi

4 Area periksa 1 2 orang 6 Asumsi

5 Toilet 1.02m²/

orang

2 16 orang 16,32 DA

6 Lift umum 0.36m²/ Orang

3 12 orang 8,64 SBT

7 Grand Stair 1 1 unit 24 Asumsi

8 Tangga darurat 1 2 unit 24 Asumsi

Total (m2) 209.36 Sirkulasi 30% (m2) 62.8

Total Luas (m2) 272.16 Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 4.3 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Front Office No Kebutuhan

ruang

Standar Jumah (unit)

Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 Front desk 1,2 m2/orang

1 2 orang 2,4 DA

2 Informasi 0,3 m2/ kamar

1 120 kamar 36 DA

3 Luggage room 0,4m2/ kamar

1 120 kamar 48 DA

4 Front office manager

(ruang penerima)

0,4 m²/kamar

(17)

5 front office staff

0,3m²/ kamar

1 120 kamar 36 DA

6 General manager

11,5 m2/ unit

1 1 unit 11,5 MHPD

7 Assistant general

manager

9,5m2/ unit

1 1 unit 9,5 MHPD

8 Sekretaris 9,5m2/ unit

1 1unit 9,5 MHPD

9 Accounting manager

0,12m2 /kamar

1 120 kamar 14,4 P

10 Food and beverage

manager

9,5m2/ unit

1 1 unit 9,5 MHPD

11 Sales manager 0,12m2/ kamar

1 120 kamar 14,4 P

12 Personal office

0,3m²/ kamar

1 120 kamar 36 DA

13 Engineering office

9,5m2/ unit

1 1 unit 9,5 MHPD

14 House keeping manager

9,5 m2/unit

1 1 unit 9,5 MHPD

15 Meeting room 2m2/ orang

1 12 orang 24 P

16 Pantry 25m2/ unit

1 1 unit 25 TS

Total (m2) 343,2 Sirkulasi 30% (m2) 102.9 Total Luas (m2) 446.16

(18)

Tabel 4.4 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Karyawan No Kebutuhan

ruang

Standar Jumah (unit)

Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 Ruang makan 1 m2/ kamar

1 120 kamar 120 DA

2 Ruang istiahat 1 m2/ kamar

1 120 kamar 120 DA

3 Ruang locker 0,36m²/ Orang

1 60 orang 21,6 MHPD

4 Pantry 25m2/ unit

1 1 unit 25 TS

5 Toilet 1.02m²/

Orang

2 10 orang 20 DA

Total (m2) 354,6 Sirkulasi 30% (m2) 106,3 Total Luas (m2) 460,9

Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 4.5 Kebutuhan dan Besaram Ruang Food and Beverage No Kebutuhan

ruang

Standar Jumah (unit)

Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 Restoran utama Main restaurant seat area

2 m2/seat 1 80 seat 160 MHPD

Dapur utama 0,9m2 / jlh kamar

1 120 kamar 108 P

Ruang saji 0,23m²/ tamu

1 80 orang 18,4 m2 DA

Pantry 0,3m2 / jlh kamar

1 120 kamar 36 P

Gudang dingin 0,25m2 x luas dapur

1 108m2 27

(19)

2 Coffee shop

Dapur 0,6 m²/ tamu

1 40 orang 24 MHPD

Area duduk 2.25 m²/ 4 orang

1 40 orang 22,5 DA

Kasir 1 2 orang 3,2 Asumsi

Total (m2) 507,1 Sirkulasi 30% (m2) 152,1 Total Luas (m2) 659,2

Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 4.6 Kebutuhan dan Besaran Ruang Function Room No Kebutuhan

ruang

Standar Jumah (unit)

Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 Function room Conference

room

2,5m²/ jlh pengguna

1 350 orang 875 HPD

Pre function 30% x luas function

room

1 875 m² 262.5 HPD

Ruang operator 15m²/ unit

1 1 unit 15 HPD

Lavatory 12m²/

unit

1 1 unit 12 HPD

2 Meeting room 2,5m² x jlh kamar

2 120 kamar 1200 HPD

Inventori meeting room

2 2 unit 12 Asumsi

Total (m2) 2376,5 Sirkulasi 30% (m2) 712,9

(20)

Tabel 4.7 Kebutuhan dan Besaran Ruang Sarana Hotel No Kebutuhan

ruang

Standar Jumah (unit)

Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 Kolam renang 15m x 20m

1 1 300 DA

2 Gymnasium

Ruang latihan 4,7m²/ orang

1 30 orang 141 HPD

Sauna 1,9m²/

orang

1 10 orang 19 HPD

3 Massage room 9,3m²/ orang

1 4 orang 37,2 TS

4 Locker, shower,

lavatory

0,6m²/ orang

1 10 orang 6 DA

Total (m2) 551,2 Sirkulasi 30% (m2) 165,3 Total Luas (m2) 716,5

Sumber: DokumenPribadi

Tabel 4.8 Kebutuhan dan Besaran Ruang Pelayanan No Kebutuhan

ruang

Standar Jumah (unit)

Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 Housekeeping 0,7m²/ kamar

1 120 kamar 84 P

2 Laundry and dry clean

0,6m²/ kamar

1 120 kamar 72 P

3 Linen room 0,3m²/ kamar

1 120 kamar 36 P

4 Ruang mekanikal

R. Air bersih 1 1 60 Asumsi

R. Pengolahan air kotor

1 1 60 Asumsi

(21)

unit Ruang PABX 0,14 m² x

jumlah kamar

1 120 kamar 16,8 TS

Ruang AHU 1 36 Asumsi

Ruang chiller 0,47 m² x jumlah

kamar

1 120 kamar 56,4 TS

Ruang pompa 25 m²/ unit

1 1 unit 25 HPD

Ruang sampah 50 m²/ unit

1 1 unit 50 HPD

Ruang panel 1 1 unit 12 Asumsi

5 Loading dock 0,7m2 / jlh kamar

1 120 kamar 84 DA

Total (m2) 680,2 Sirkulasi 30% (m2) 204

Total Luas (m2) 884,2 Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 4.9 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Parkir No Kebutuhan

ruang

Standar Jumah (unit)

Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 Parkir mobil pengunjung

12,5m²/7 unit kamar

1 120 unit 214,28 m²

SBT

2 Parkir bus (fasilitas bus hotel)

29,8m²/ unit

1 3 unit 89,4 m² DA

3 Parkir karyawan (mobil)

12,5m²/ unit

1 10 unit 125 m² DA

(22)

karyawan (sepeda motor

Total (m2) 528,6 Sirkulasi 30% (m2) 158,6 Total Luas (m2) 678,2

Sumber: Dokumen Pribadi

Keterangan:

 DA : Data Arsitek

 TS : Time Saver

 HPD : Hotel Plan and Design

 P : Pribadi

Tabel 4.10 Rekapitulasi Luas Kebutuhan Ruang

REKAPITULASI LUAS KEBUTUHAN RUANG

No Kelompok kebutuhan ruang Luas (m2)

1 Kamar hotel 4804,8

2 Area penerimaan 272,16

3 Front office 446,16

4 Ruang karyawan 460,9

5 Food and beverage 659,2

6 Function room 3089,4

7 Sarana hotel 716,5

8 Ruang pelayanan 884,2

9 Lahan parkir 678,2

Luas Kebutuhan Ruang 12011,12

(23)

4.3Analisa Teknologi

4.3.1 Analisa Struktur dan Konstruksi Tabel 4.11 Jenis Pondasi yang Digunakan

JENIS SKETSA SIFAT

Pondasi Tiang Pancang

Pengerjaan menggunakan metode pra-febrikasi

Standar dan mutu terjada baik

Mudah diperoleh dalam jumlah yang banyak

Pekerjaan lebih cepat

Pondasi Bore Pile

Tidak menimbulkan getaran yang keras

Dapat dipergunakan untuk segala jenis tanah

Raft

Fondation

Lubang galian dapat dibuat menjadi basement

Sangat berguna pada bangunan yang berada ditapak yang daya dukung tanahnya lemah

(24)

Tabel 4.12 Jenis Struktur Lantai yang Digunakan

JENIS LANTAI BAHAN

STRUKTUR

SIFAT

Plat Lantai Balok Satu Arah/Dua Arah

 Beton bertulang

 Baja Komposit

 Ada ruang antara plat lantai atas dengan plafond untuk penempatan utilitas

Plat Lantai Wafel  Beton bertulang  Fungsi balok didgantikan oelh plat wafel

 Ukuran lebih tipis dibandingkan dengan sistem plat lantai + balok

 Dapat dimanfaatkan sekaligus sebagai plafon

Sumber: Data Arsitek

 Penutup Bangunan

a) Dinding Beton Ekspose / Ekspose Concrete Wall

Beton ekspos digunakan untuk memberikan kesan tegas dan jujur pada bangunan. Beton sendiri dapat menangani kelembaban dan berfungsi sebagai resistansi panas. Selain itu penggunaan beton eksopos akan menghindarkan dari penambahan biaya pengecatan dan instalasi secondary skin.

b) Panel Aluminium Komposit / Alucobond

(25)

c) Dinding Permukaan Kaca / Curtain Wall

Digunakan sebagai pelapis estetika dan memberikan kesan luas. Selain itu penggunaan material ini juga akan memberikan interaksi visua langsung dari dalam ke luar bangunan maupun sebaliknya.

Tabel 4.13 Jenis Struktur Penutup Atap yang Digunakan JENIS

PENUTUP ATAP

SKETSA KELEBIHAN

Dak Beton Kuat dan kokoh

Insulasi bunyi baik sekali

Pemanfaatan ruang atap yang maksimal

Pemanfaatan atap sebagai green roof

Rangka Ruang Bentangannya panjang

Ringan

Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 4.14 Jenis Struktur Bangunan yang Digunakan

JENIS BAHAN SKETSA KELEBIHAN

Beton Kekakuan tinggi

Mudah dalam pengaturan

(26)

Baja  Instalasi relatif cepat

 Fleksibilitas tinggi

 Eknomis waktu

Komposit Tahan terhadap bahaya

kebakaran dan gempa

Pemeliharaan mudah

Sumber: Dokumen Pribadi

4.3.2 Analisa Sistem Utilitas

 Sistem Penyediaan Air

Sistem penyediaan air bersih memiliki dua sumber yaitu PDAM dan air tanah yang difilter. Daru kedua sumber ini air ditampung di bak penapungan air bawah untuk kemudian dipompa ke bak penampungan air di atap gedung. Air dari tangki atas didistribusikan dengan bantuan gaya gravitasi. Hal ini akan mengurangi beban pemakaian pompa.

(27)

 Sistem Jaringan Listrik

Sistem distribusi listrik memiliki dua sumber yaitu tenaga listrik dari penyedia layanan listrik maupun penggunaan pembangkit listrik pribadi.

Gambar 4.9 Skema Sistem Jaringan Listrik Sumber: Dokumen Pribadi

 Sistem Penghawaan

a. Penghawaan Alami

(28)

b. Penghawaan Buatan

Digunakan pada ruang-ruang yan memerlukan kondisi udara yang stabil sehingga dapat memenuhi tingkat kenyaman thermal pada suhu 220C-260C. Dengan sistem ini, suhu dan kelembapan dapat diukur hingga mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan dan merata.

(29)

 Sistem Jaringan Telekomunikasi

Gambar 4.11 Skema Sistem Telekomunikasi Sumber: Doumen Pribadi

4.3.3 Analisa Penerapan Tema

Arsitektur tropis merupakan cara merancang yang mampu memecahkan masalah perancangan pada daerah tropis. Dalam pemecahan masalahnya, arsitektur topis selalu memadukan kondisi eksisting di lokasi perancangan dengan teknologi sehingga bangunan yang dirancang memenuhi sifat berkelanjutan, ramah lingkungan dan berperforma tinggi.

(30)
[image:30.595.226.459.111.311.2]

a. Doubled Glazed

Gambar 4.12 Skema Doubled Glazed Sumber:

http://www.schools.sandwell.net/emu/bowater/bowater/windows.html

Doubled glazed merupakan kaca dua bilah kaca yang didirikan sejajar

sehingga terbentuk rongga. Rongga ini berisi udara yang berguna sebagai insulasi termal, sehingga suhu dalam ruangan dapat terjaga sementara sinar matahari yang masuk dapat dimaksimalkan.

b. Penerapan Atap Miring

Atap miring merupakan cara paling optimal dan sederhanah menanggulangi masalah curah hujan pada daerah tropis sebab air hujan akan langsung dialirkan melalui kemiringan atap. Selain itu atap ini juga berfungsi sebagai shading sehingga panas yang masuk tidak berlebih dan menghindarkan ruangan dari paparan sinar matahari langusng pada siang dan sore hari.

[image:30.595.180.484.586.708.2]
(31)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

5.1.1 Orientasi Bangunan

Bangunan menghadap sisi lebar site yang menghadap tenggara, hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan. Selain itu bukaan pada bangunan juga dibuat sejajar terhadap sisi melebar lahan agar pemandangan ke ruang terbuka lahan maksimal.

[image:31.595.221.451.298.529.2]

Masalah termal yang akan dialami bangunan karena konsep orientasi ini akan diatasi dengan penerapan teknologi pada permukaan bangunan

Gambar 5.1 Konsep Orientasi Bangunan Sumber: Google Earth

5.1.2 Selubung Bangunan

Pemilihan bahan beton yang kurang menyerap panas akan memberikan tenggang waktu pemanasan lebih lama, sehingga suhu ruangan dapat terjaga.

(32)

5.1.3 Penerapan Atap Miring

Curah hujan tinggi pada daerah tropis memerlukan tanggapan berupa atap miring pada bangunan agar curah hujan yang turun apat dialirkan dengan mudah.

[image:32.595.207.501.218.331.2]

Selain itu atap ini juga berfungsi sebagai shading agar panas yang masuk ke ruangan berkurang sehingga kerja pendingin ruangan bisa dioptimalkan.

Gambar 5.2 Konsep Penerapan Atap Miring Sumber:Dokumentasi Pribadi

5.2Konsep Perancangan Tapak 5.2.1 Zoning Ruang Luar

[image:32.595.224.465.418.729.2]
(33)

Keterangan:

1. Massa utama bangunan 2. Taman hotel

3. Ruang mekanikal 4. Sirkulasi utama 5. Sirkulasi servis 6. Lahan parkir Mobil 7. Lahan parkir bus 8. Lahan parkir taxi

9. Lahan parkir sepeda motor tamu 10.Jalur pedestrian

Penzoningan ruang luar memerhatikan tingginya intensitas suara yang berasal dari Jalan Bandara Kualanamu, Sehinggafungsi publik berupa lahan parkir dan vegetasi diposisikan paling depan agar memberi jarak jalan dengan bangunan sehingga suara dapat diredam.

5.2.2 Sirkulasi Ruang Luar

[image:33.595.217.406.484.724.2]

Pada tapak, jalur masuk dibagi tiga yakni jalur masuk servis, jalur masuk mobil pengunjung dan umum dan jalur masuk sepeda motor pengunjung. Jalur pedestrian juga disediakan bagi pengunjung hotel yang menggunakan moda transportasi umum menuju hotel.

(34)

5.3Konsep Perancangan Bangunan 5.3.1 Massa Bangunan

Lokasi perancangan yang menghadap Jalan Bandar Udara Kualanamu berorientasi ke tenggara. Selain itu untuk tujuan efisiensi maka sisi bangunan terlebar dirancang menghadap tenggara dan barat laut sehingga mejadikan Jalan Bandar Udara Kualanamu menjadi sumbu bangunan.

Karena paparan radiasi langsung akan tersebaar secara merata, maka pemilihan bahan dan material bangunan yang memiliki tahanan panas akan membuat suhu ruangan tetap stabil

5.3.2 Zoning Bangunan

Hotel memiliki bebrapa fasilitas seperti gym dan ballroom. Adapun back office dittempatkan di bagian depan bangunan untuk meredam bunyi langsung terhadap bangunan.

[image:34.595.182.542.415.718.2]

Fasilitas restoran dan ruangan gym ditempatkan menghadap taman hotel untuk memberikan kesan asri dan luas terhadap fasilitas tersebut

(35)

Keterangan:

1. Lobi hotel dan front office 2. Restoran

3. Servis 4. Back office

5. Fasilits gym 6. Tangga darurat 7. Lobi Ballroom 5.3.3 Sirkulasi Dalam Bangunan

[image:35.595.162.518.280.560.2]

Bangunan hotel memiliki beberapa pintu masuk agar sirkulasi tidak bersilangan dan berfungsi sebagai pembeda pengguna fasilitas hotel.

Gambar 5.6 Skema Sirkulasi Ruang Dalam Bangunan Sumber: Dokumentasi Pribadi

Keterangan:

1. Pintu masuk utana hotel

2. Pintu masuk menuju lobi ballroom 3. Pintu masuk menuju gym

4. Sirkulasi dari hotel menuju lobi ballroom 5. Drop off

6. Pintu masuk staff

(36)

5.3.4 Struktur Bangunan

Struktur utama bangunan berupa kolom-kolom yang berpola grid. Sistem struktur ini dipilih karena ideal dan efisien untuk bangunan dibawah 20 lantai. Dengan struktur ini maka dapat disusun layout ruang-ruang dalam yang lebih efisien.

[image:36.595.169.478.250.526.2]

Adapaun dilatasi diterapkan pada pertemuan antara podium dengan tower dan pertemuan antara bangunan hall dengan tower. Adapun jenis dilatasi yang digunakan merupakan dilatasi balok konsol agar pola dan bentangan rid tidak berubah.

Gambar 5.7 Skema Struktur Bangunan Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.4Konsep Perancangan Struktur Bangunan 5.4.1 Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi

Struktur bangunan secara umum menggunakan sistem struktur riggid frame dengan menggunakan pola grid. Adapun bagian-bagian

struktur bangunan adalah:

 Atap

(37)

 Lantai bangunan

Adapun lantai bangunan aakan menggunakan konstruksi balok dan konstruksi wafel.

 Selubung Bangunan

Selubung bangunan akan menggunakan konstruksi beton dan aplikasi alukobon sebagai penutup. Pemilihan mateial beton yang tahan panas akan mengurangi dampak radiasi matahari terhadap bangunan.

Pengaplikasian double glazed juga akan mengurangi dampak radiasi matahari terhadap bangunan.

 Pondasi

Pondasi yang diguakan pada konstruksi adalah pondasi tiang pancang, pondasi bore pile dan pondasi raft yang disesuaikan dengan kebutuhan pondasi bangunan

5.4.2 Konsep Pemilihan Jenis Struktur, Bahan dan Sistem Konstruksi

Struktur yang digunakan pada bangunan ini merupakan struktu riggid frame karena efisiensi dari struktur dan kemudahan pengerjaannya.

Bahan struktur yang digunakan beragam sesuai degan kebutuhannya:

 Beton

 Kekakuan tinggi

 Mudah dalam pengaturan  Tahan api

 Baja

(38)

BAB VI

PERANCANGAN ARSITEKTUR

6.1 Lampiran Gambar Kerja

(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Terminologi Judul

2.1.1 Pengertian Hotel

Adapun beberapa pengertian hotel adalah sebagai berikut:

a. Menurut AHMA (American Hotel & Motel Association), hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman,serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang – orang yang tinggal untuk sementara waktu.Kata hotel berasal dari bahasa latin yaitu hospitium yang berarti ruang tamu.

b. Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. PM 10 / PW – 301 / Phb 77, tgl 12 Desember 1977, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial dan disediakan bagi setiap orang untuk peroleh

pelayanan dan penginapan berikut makanan dan minuman.

c. Menurut keputusan Menteri Pariwisata Post dan Telekomunikasi No. KM 37 / PW 340 / MPPT – 86, hotel suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta rasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

2.1.2 Pengertian Hotel Bisnis

Definisi Hotel Bisnis mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p.52), merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis. Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran atau area perdagangan. Hotel Bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel.

Fasilitas yang disediakan hotel bisnis akan menyediakan fasilitas lengkap yang berkaitan dan mendukung untuk kegiatan bisnis terutama untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE) / Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Eksebisi. Fasilitas yang tersedia antara lain ballroom, banquet room, dan business center dengan fasilitas pendukung lainnya seperti

(40)

2.1.3 Hotel Bisnis Kualanamu

Hotel Bisnis Kualanamu adalah hotel hotel penyedia fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis di kawasan Bandar Udara Kualanamau.

2.2Lokasi Perancangan

2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

 RDTR Kawasan Kualanamu

Lokasi perancangan harus disesuaikan dengan peraturan pemerintah berkaitan dengan pengembangan kawasan Kualanamu

 Pencapaian

Sesuai dengan prinsip aerotropolis yan mengutamakan kecepatan maka lokasi harus mudah dicapai baik dari Bandar Udara Kualanamu maupun dari wilayah sekitarnya.

 Tinjauan Terhadap Struktur Kota

Lokasi perancangan sebaiknya berada di kawasan yang dapat mendukung terwujudnya kawasan aerotropolis Kualanamu.

 Utilitas

Lokasi sebaiknya memiliki akses dengan jaringan utilitas agar kegiatan yang akan diadakan pada lokasi perancangan berjalan dengan baik. 2.2.2 Alternatif Pemilihan Lokasi

Lokasi yang ditawarkan adalah sebagai berikut:

[image:40.595.278.428.550.703.2]

 Alternatif 1: Jalan Bandar Udara Kualanamu, simpang Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang

(41)
[image:41.595.233.473.113.269.2]

 Alternatif 2: Jalan Batang Kuis-Pantai Labu, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang

Gambar 2.2 Alternatif 2 Lokasi Perancangan Sumber: Google Earth

[image:41.595.167.528.354.558.2]

 Tinjauan terhadap rencana pengembangan kawasan aerotropolis Kualanamu adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Rencana Pengebangan Kawasan Aerotropolis Kualanamu

Sumber:

Alternaif 1berada di luar kawasan perancangan aerotropolis Kualanamu, tetapi pencapaian akan lebih mudah karena ada akses langsung ke pintu bandar udara.

Alternatif 2 juga berada di luar kawasa bandara tetapi memiliki akses lebih baik ke rencana pengembangan kawasan leisure and recreation, residensial dan kawasan industri aerotropolis Kualanamu.

(42)

lebih lama karena tidak ada pintu masuk langsung ke bandar udara saat ini.

[image:42.595.163.518.86.329.2]

 Tinjauan terhadap KKOP Bandar Udara Kualanamu

Gambar 2.4 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu

Sumber: Data KKOP Bandara Kualanamu

Baik alternatif lokasi 1 maupun 2 berada di ring 2, menurut peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu.

 Tinjauan terhadap pencapaian

Gambar 2.5 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Pencapaian Menuju Lokasi Perancangan

Sumber: Google Map

[image:42.595.167.517.425.645.2]
(43)

lokasi rencana pembangunan tol Medan-Tebing Tinggi. Kemudahan akses akan membuat lokasi ini mudah ditempuh dari berbagai lokasi.

Lokasi inipun dilalui berbagai jenis moda transportasi seperti taxi, angkutan umum dan bus yang memberi kemudahan dalam pemilihan moda menuju lokasi.

Alternatif 2 Memiliki kemudahan akses dari Medan melalui Jala Medan-Tembung. Tetapi tidak memiliki pencapaian langsung dari kawasan Tanjung Morawa, Bandar Udara Kualanamu dan rencana jaringan jalan tol Medan-Tebing Tinggi yang mengakibatkan lokasi ini akan sulit ditempuh.

Sementara itu belum tersedia banyak pilihan moda transportasi menuju lokasi ini sebab belum ada trayek angkutan menuju lokasi.

 Lokasi perancangan

Dari alternatif lokasi diatas, maka perancangan alternatif 1 dirasa lebih baik karena banyaknya pilihan akses dan tersedianya berbagai moda angkutan umum yang memudahkan pencapaian ke lokasi perancangan.

Lokasi ini juga memenuhi peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu yang menempatkan sarana residensial pada ring 2.

2.2.3 Area Pelayanan

Area pelayanan dalam ilmu perancangan kota merupakan istilah yang menyatakan area layanan suatu unit kelembagaan, misal : area pelayanan sekolah SD atau SMP atau SMA, Puskesmas, Kantor Pos, Pasar dan lain sebagainya; misalnya juga suatu daerah yang dilayani oleh suatu sistem angkutan umum.

Hotel Bisnis Kualanamu merupakan lembaga yang utamanya memfasilitasi kegiatan akomodasi dan pertemuan bisnis. Oleh karena itu area yang dilayani oleh hotel ini adalah merupakan area bisnis dan pariwisata.

(44)
[image:44.595.144.528.84.292.2]

Tabel 2.1 Jumlah Hotel berdasarkan Kelas di Kawasan Mebidangro

Kabupaten/ Kota

Pengelompokan Kelas

Hotel berdasarkan Bintang Hotel Melati Jumlah

1 2 3 4 5

Medan 15 6 14 11 5 144 195

Binjai - - - 7 7

Deli Serdang - 1 - - - 63 64

Karo 1 2 1 4 1 57 66

Sumber: Dokumen Pribadi

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah hotel di Kota Medan adalah yang terbanyak sehingga area pelayanan Hotel Bisnis Kualanamu tidak mencakup area Kota Medan. Selain itu Kabupaten Karo dan Kota Binjai yang letaknya jauh dari lokasi perancangan dianggap mampu menyediakan sarana akomodasi bisnis sendrir bagi daerah masing-masing.

2.2.4 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak

Lokasi perancangan berupa lahan kosong yang belum digarap seluas 1,5 hektare yang berada di Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Lokasi perancangan ini memiliki batas-batas lahan sebagai berikut:

 Sebelah utara : Lahan milik warga

 Sebelah timur : Jalan Medan - Kualanamu

 Sebelah selatan : Tempat ibadat

 Sebelah barat : Lahan milik warga

Adapaun ketentuan yang harus dipenuhi agar rancangan dapat dibangun di kawasan ini adalah sebagai berikut:

 Garis Sempadan Bangunan (GSB) terhadap Jalan Medan – Kualanamu adalah 13 meter.

(45)

 Koefisien Dasar Hijau (KDH) secara umum dirumuskan 100%-(KDB+20%KDB). Maka Koefisien Dasar Hijau yang harus dipenuhi adalah seluas 240m2.

2.3Tinjauan Kelompok dan Pelaku Kegiatan 2.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

a. Pengunjung Hotel

Berdasarkan kepentingannya pengunjung hotel dibagi menjadi dua kategori yaitu pengunjung yang menginap maupun yang tidak menginap.

Pengunjung yang menginap adalah orang yang menggunakan fasilitas akomodasi hotel sebagai tempat untuk menginap dan beristirahat. Adapun kegiatan-kegiatan pengguna dalam kategori ini yaitu:

 Beristirahat

 Mengadakan pertemuan bisnis baik perorangan maupun kelompok

 Mengikuti seminar baik di dalam dan di luar hotel

 Melakukan kegiatan individu, rekreasi maupun menggunakan fasilitas yang disediakan oleh hotel.

Pengunjung yang tidak menginap yaitu orang yang menggunakan fasilitas bersifat umum yang disediakan hotel. Tujuan mereka berkunjung dapat berupa kegiatan yang bersifat privat dengan tamu yang menginap di hotel, mengikuti pertemuan bisnis, mengikuti kegiatan bersifat publik yang dilangsungkan di hotel dan menggunakan fasilitas-fasilitas rekreatif yang disediakan hotel.

b. Pengelola Hotel

a. Kelompok Eksekutif

Merupakan kelompok yang memimpin, mengatur dan mengendalikan operasional hotel agar fungsi hotel sebagai sarana akomodasi berjalan dengan baik.

b. Kelompok Pelaksana

(46)

Front office, yaitu bagian terdepan dari sebuah hotel yang berfungsi memberikan informasi, menerima dan mengakomodasi tamu, menerima pesanan serta pembayaran.

 Bagian personalia, yaitu bagian yang bertugas mengurus pemilihan dan pengaduan tenaga kerja.

Tata graha (house keeping), yaitu bagian yang memelihara kebersihan dan kelengkapan kamar tamu maupun fasilitas yang disediakan hotel.

Bagian makanan dan minuman (food and beverage), yaitu bagian yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan minuman.

 Bagian pemasaran, yaitu bagian yang bertugas memasarkan produk-roduk hotel.

 Bagian keuangan, yaitu bagian yang mengelola keuangan hotel.

 Bagian teknik dan pemeliharaan (engineering and maintenance), yaitu bagian yang bertugas melaksanakan

perencanaan, instalasi dan pemeliharaan bangunan.

Bagian kemananan (security), yaitu bagian yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan bangunan.

Bagian binatu (laundry), bertugas menyediakan linen bersih untuk kamar dan fasilitas hotel lainnya.

[image:46.595.137.536.576.768.2]

Deskripsi kegiatan berdasarkan pengguna Hotel Bisnis Kualanamu akan dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Tabel Perilaku pengguna Hotel Bisnis Kualanamu Kelompok

pengguna

Jenis pengguna Aktivitas

Pengunjung hotel

Tamu menginap

 Datang – parkir/drop off.

 Ke resepsionis – menanyakan informasi, memesan kamar.

 Menggunakan fasilitas hotel, baik publik maupun privat.

 Melakukan kegatan rutin individu.

(47)

 Meninggalkan area hotel – melalui parkir atau dijemput.

Tamu tidak menginap

 Datang – parkir / drop off

 Ke resepsionis – menanyakan informasi, memesan penggunaan ruang serba guna

 Diskusi dengan pengelola hotel.

 Menghadiri acara di fasilitas hotel.

 Menggunaan fasilitas umum hotel

 Menemui tamu di hotel.

 Meninggalkan hotel – melalui area parkir atau dijemput.

Pengelola hotel

Eksekutif  Datang – parkir

 Menuju ruang kerja

 Mengadakan pertemuan

 Istirahat, makan, minum, ibadah

 Mengunakan toilet

 Pulang – melalui area parkir Front office  Datang – parkir

 Menuju ruang karyawan

 Menuju front desk – memberikan informasi, men-check in tamu, menerima pembayaran.

 Istirahat, makan, minum, ibadah

 Menggunakan toilet

 Pulang - melalui area parkir Personalia  Datang – parkir

 Menuju ruang karyawan

 Menuju ruang/bagian personalia

 Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja

 Menerima pengaduan pekerja

(48)

 Pulang - melalui area parkir Tata graha  Datang – parkir

 Menuju ruang karyawan

 Menuju fasilitas yang hendak dilayani

 Membersihkan kamar tamu

 Membersihkan fasilitas publik hotel

 Istirahat, makan, minum, ibadah

 Pulang - melalui area parkir Food and

beverage

 Datang – parkir / drop off bahan olahan makanan ke dapur utama

 Menuju ruang karyawan

 Menuju dapur masing-masing

Mengadakan briefing

 Mengolah, menyediakan dan menghidangkan makanan

 Menghantar pesanan ke kamar

 Istirahat, makan, minum, ibadah

 Pulang - melalui area parkir Pemasaran  Datang – parkir

 Menuju bagian pemasaran

 Mengadakan diskusi dengan eksekutif

 Melakukan pemasaran dan promosi

 Melakukan kegiatan perjalanan dengan tujaun pemasaran dan promosi

 Istirahat, makan, minum, ibadah

 Pulang - melalui area parkir Keuangan  Datang – parkir

 Menuju bagian keuangan

 Mengelola keuangan

 Mengadakan pertemuan dengan eksekutif

 Istirahat, makan, minum, ibadah

(49)

Teknik dan pemeliharaan

 Datang – parkir

 Menuju ruang karyawan

 Melakukan pemeriksaan berkala

 Melakukan pemeliharaan dan perbaikan

 Istirahat, makan, minum, ibadah

 Pulang - melalui area parkir Keamanan  Datang – parkir

 Menuju ruang karyawan

 Melaksanakan apel

 Menuju pos penjagaan

 Melakukan pemeriksaan kendaraan dan orang yang masuk ke area hotel

 Istirahat, makan, minum, ibadah

 Pulang - melalui area parkir Binatu  Datang – parkir

 Menuju ruang karyawan

 Menuju ruang binatu

 Mengambil dan mengembalikan lenin dari bagian house keeping

 Membersihkan lenin

 Istirahat, makan, minum, ibadah

 Pulang - melalui area parkir

Sumber: Data Pribadi

2.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang

[image:49.595.139.533.72.544.2]

Berikut adalah tabel deskripsi pengguna dan kegiatan: Tabel 2.3 Tabel Perilaku Pengguna Hotel Bisnis Kualanamu

No. Jenis Ruang Kebutuhan Ruang Kegiatan

1 Hall/Lobby Lobby Menunggu,reservasi

Informasi Informasi,reservasi

(50)

Lobbby lift Menunggu lift

Ruang kontrol Kontrol keamanan,pengawasan

Toilet Sanitasi

2 Kamar hotel standard Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan, minum

Kamar mandi (1 orang)

Mandi, buang air

3 Kamar hotel deluxe Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,minum

Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan, minum

Kamar mandi (1 orang)

Mandi, buang air

4 Kamar hotel suite Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan, minum

Kamar mandi (1 orang)

Mandi, buang air

5 Function Room Function room Ruang pameran/tempat memamerkan produk

Ruang persiapan Tempat latihan

Pantry Menyiapkan informasi Gudang Tempat menyimpan barang Toilet Kegiatan sanitasi

(51)

Toilet Kegiatan sanitasi 7 Kantor pengelola Ruang general

manager

Bekerja, rapat, koordinasi

Ruang staff Bekerja, rapat, koordinasi Ruang rapat Rapat, koordinasi, riview Ruang tunggu/tamu Menunggu, mengobrol Toilet Kegiatan sanitasi

8 Ruang M/E R. Genset Penyimpanan genset

R. Chiller Pengaturan AC R. Pompa Pengaturan pompa air R. AHU Pengaturan listrik

R. Kontrol Mengontrol segala jenis M/E

9 Restoran R.makan, dapur,

gudang, ruang penerima, kasir, toilet, wastafel

Makan, minum

10 Fitness center/Gym Gymnasium Arena olahraga

Ruang alat Menyimpan alat fitness Ruang aerobik Aerobic/senam

Ruang ganti/ locker Ganti pakaian Toilet Kegiatan sanitasi

Shower Mandi

(52)

11 SPA dan Sauna Ruang sauna Perawatan tubuh SPA dan Whirpool Perawatan tubuh

12 Musholla Ruang sholat Melaksanakan sholat

Toilet Berwudhu/sanitasi

Gudang Menyimpan barang

13 Servis/ruang linen Laundry washer Mencuci pakaian Laundry dryer Mengeringkan pakaian Ruang istirahat, dapur,

gudang, toilet, ruang makan

Istirahat pegawai

14 Parkir Mobil Memarkir mobil

Sepeda motor Memarkir sepeda motor

Bus Memarkir bus

Sumber: Data Pribadi

2.4Elaborasi Tema 2.4.1 Pengertian

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian kata arsitektur dan tropis adalah sebagai beriut:

 Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunanserta membuat konstruksi bangunan, serta metoda dan gaya merancang suatu bangunan.

 Tropis adalah daerah sekitar khaktulistiwa

Sehingga secara umum dapat diartikan bahwa arsitekur tropis adalah seni dan ilmu rancang bangunan, membuat konstruksi, serta metode dan gaya merancang bangunan yang berada di khaktulistiwa

Dalam buku “Arsitektur Kota Tropis” (2005) Tri Harso Karyono

(53)

masalah iklim tropis seperti hujan deras, terik radiasi matahari, suhu udara yang relatif tinggi, kelembaban tinggi dan kecepatan angin yang rendah.

Penilaian terhadap baik atau buruknya karya arsitektur topis harus diukur secara kuantitatif menurut criteria fluktuasi sushu ruang, fluktuasi kelembaban, intensitas cahaya, aliran atau kecepatan udara, adakah air hujan yang masuk dan adakah terk matahari mengganggu penghuni bangunan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa arsitektur tropis adalah ilmu atau metode dalam rancangan arsitektur yang dibuat untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh iklim tropis, serta untuk merekayasa iklim luar yang berkarakter tropis menjadi iklim dalam bangunan yang diinginkan.

Scara umum, iklim tropis dibagi menjadi dua subiklim yaitu iklim tropis basah dan tropis kering. Karen lokasi perancangan berada di iklim tropis basah, maka pembahasan akan dibatasi pada iklim tropis basah. Menurut Lippsmeier (1994) ditandai oleh ciri-ciri berikut:

 Radiasi matahari relatif tinggi (1500-2500 kwh/m2/tahun).

 Curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun, berkisar antara 2000-3000 mm/tahun.

 Suhu udara relatif tinggi (23°C - 33°C) dengan perbedaan suhu harian, bulanan dan tahunan relatif kecil (10°C).

 Kelembaban udara tinggi (55-100%).

 Kecepatan angin relatif rendah

Dalam perancangan bangunan di daerah dengan iklim tropis, perlu diperhatikan beberapa kondisi yang dapat memengaruhi kondisi perancangan. Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah:

a. Kenyamanan Termal

Usaha untuk mendapatkan kenyamanan termal terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas.

(54)

panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat.Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar tahan panas. Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :

 Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.

 Melindungi dinding dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.

Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara kedua permukaan bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang besar.

b. Aliran Udara Melalui Bangunan

Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah :

 Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.

 Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan termal, mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam bangunan.

(55)

kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan termal.

c. Radiasi Panas

Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya. Untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).

Tri Harso Karyono (2004), dalam bukunya “Kenyamanan Suhu dalam

Arsitektur Tropis” memaparkan bahwa menurut hasil penelitiannya, kondisi

nyaman bagi manusia untuk daerah tropis adalah:

 Suhu nyaman antara 24°C - 30°C

 Kecepatan angin antara 0,6m/s – 1,5m/s

 Kelembaban antara 50% - 70% (manusia akan nyaman tanpa merasa kulitnya terlalu kering atau basah)

Menurutnya masalah utama iklim tropis di Indonesia yang harus diselesaikan adalah bagaimana menciptakan suhu ruang agar berada di bawah 28,3°C (batas atas suhu udara hangat nyaman) sementara suhu udara di luar berkisar 32°C pada siang hari.

Dalam bukunya “Bangunan Tropis”, Georg Lippsmeier (1994) memaparkan bahwa ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam merancang bangunan guna menanggapi kondisi iklim topis. Adapun pendekatan yang dimaksud yaitu:

 Fasad terbuka menghadap selatan atau utara agar meniadakan radiasi langsung dari cahaya matahari rendah.

 Di daerah beriklim tropis basah diperlukan pelindung untuk semua lubang terhadap cahaya langsung dan tidak langsung.

 Dinding-dinding luar sebuah bangunan terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk pencahayaan.

 Mempunyai sudut-sudut guna membantu masuknya sinar matahari dan turunnya air hujan.

(56)

 Penggunaan tirai vertikal pada bagian barat dan timur bangunan yang sesuai untuk posisi matahari rendah. Contoh sederhana penggunaan tirai vertikal adalah kolom rapat berbentuk lamela, panel kayu yang dapat dilipat dan panel atau profil logam yang dipasang vertikal pada fasad.

 Kombinasi tirai vertikal dan horizontal dalam bentuk kisi-kisi. 2.4.2 Keterkaitan Tema dengan Judul

Lokasi perancangan Hotel Bisnis Kualanamu yang terletak di Kabupaten Deliserdang berada pada daerah dengan kondisi iklim tropis. Adapaun kondisi iklim di lokasi perancangan adalah:

 Suhu rata-rata per bulan adalah 27,7°C

 Suhu tertinggi 32,7°C dan terendah 24,7°C

 Kelembaban udara rata-rata per bulan 83%

 Curah hujan rata-rata 134mm/tahun

 Kecepatan Angin rata-rata 1m/s – 1,5m/s

Tema arsitektur tropis digunakan guna menanggapi keadaan iklim di lokasi perancangan. Dengan memerhatikan aspek-aspek yang telah dibahas pada bagian sebelumnya dalam merancang, diharapkan bangunan mampu mengatasi permasalahan perancangan di daerah tropis dengan memanfaatkan potensi yang ada di lokasi perancangan serta dipadukan dengan pemanfaatan teknologi, sehingga konsumsi energi pada bangunan dapat ditekan dan sifat-sifat bangunan yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan berperforma tinggi dapat tercapai.

[image:56.595.162.440.572.702.2]

2.4.3 Studi Banding Tema Sejenis a. Wisma Dharmalasakti Jakarta

Gambar 2.6 Wisma Dharmala Sakti, Jakarta Sumber:

(57)

 Lokasi: Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat

 Arsitek: Paul Rudolph

Bangunan ini memiliki kesesuaian dengan cirri-ciri bangunan tropis yang dikemukakan oleh Goerg Lippsmeier (Bangunan Tropis, 1994) yaitu:

 Penggunaan sudut-sudut miring yang terlihat pada atap bangunan berguna sebagai shading dan pengalir air hujan.

 Terdapat pelindung pada lubang bangunan dari cahaya langsung dan tidak langsung.

 Penggunaan tirai horizontal pada banguan berupa teritisan atap

 Dinding terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada untuk pencahayaan.

b. Wisma Dharmala 2 Surabaya

 Lokasi: Jalan Panglima Sudirman, Surabaya

 Arsitek: Paul Rudolph

[image:57.595.197.490.492.729.2]

Menyiasati sinar matahari yang berlimpah, arsitek merancang teras menggunakan kanopi aluminium spandrill di tiap muka unit ruang yang berguna untk menahan sinar ultraviolet matahari. Hasilnya hanya 20% panas yang berhasil masuk tetapi ruangan tetap terang dengan cahaya matahari.

Gambar 2.7 Wisma Dharmala 2, Surabaya

(58)
[image:58.595.141.513.70.305.2]

Gambar 2.8 Konsep Penghawaan dan Pencahayaan di Wisma Dharmala 2 Surabaya

Sumber:http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2007300041AR

Bab2/background25.jpg

(59)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Aerotropolis merupakan suatu konsep kawasan dimana bandara akan menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam maupun di luar pagar bandar udara. Fasilitas tersebut dapat berupa perkantoran, gudang logistik, arena permainan, hotel, perumahan, pusat industri, rumah sakit, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan maupun sarana pendukung lainnya.

Konsep aerotropolis di Indonesia sendiri tergolong baru dan merupakan bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menanggapi program Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang memudahkan terjadinya pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Adapaun bandar udara yang direncanakan menjadi kawasan aerotropolis ialah Bandar Udara Kualanamu di Deli Serdang, Bandar Udara Soekarno-Hatta di Tangerang dan Bandar Udara Kertajati di Sumedang.

Bandar Udara Internasional Kualanamu sendiri merupakan bandar udara yang melayani wilayah Sumatera Utara sebagai pengganti Bandar Udara Polonia yang telah beroperasi sejak 1928 dan berlokasi di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandar Udara ini diharapkan mampu menampung sembilan juta penumpang pertahunnya, serta diproyeksikan menampung kapasitas penuh 22,1 juta penumpang pertahun. Selain itu, bandar udara ini juga diharapkan dapat menjadi pangkalan transit internasional di kawasan Sumatera.

Dengan diwacanakanya Kualanamu menjadi kawasan aerotropolis dan adanya program yang mendorong pembangunan di kawasan ini maka akan sangat memungkinkan munculnya bisnis baru di berbagai bidang selain kegiatan bisnis yang sudah ada dan berkembang di daerah ini, sehingga akan sangat mugkin terjadi perjalanan bisnis menuju kawasan Kualanamu.

(60)

Perjalanan bisnis menuntut ketepatan waktu dan kelengkapan sarana untuk mengadakan pertemuan. Maka perlu diadakan sarana akomodasi dengan konsep bisnis hotel di sekitar Bandar Udara Kualanamu yang mudah dijangkau dan memiliki semua kelengkapan yang dibutuhkan oleh pelaku perjalanan bisnis selain kebutuhan untuk beristirahat.

1.2Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari perancangan Hotel Bisnis Kualanamu ini adalah memeberikan pilihan utama bagi pelaku perjalanan bisnis, khususnya di kawasan Kualanamu, untuk menginap dan mengadakan pertemuan bisnis. Sedangkan tujuan dari perancangan Hotel Bisnis Kulanamu adalah:

a. Merancang hotel dengan konsep bisnis di kawasan Bandar Udara Kualanamu.

b. Mengahdirkan sarana akomodasi yang mampu mewadahi berbagai fasilitas pertemuan bisnis selain fasilitas untuk menginap.

1.3Masalah Perancangan

Permasalahan yang timbul dalam perancangan proyek ini adalah:

a. Bagaimana merancang fasilitas yang layak digunakan untuk kegiatan akomodasi maupun bisnis.

b. Bagaimana mengatasi masalah perancangan baik fisik maupun non fisik seperti iklim.

c. Bagaimana menerapkan teori dan konsep yang berkaitan dengan tema sebagai pemecahan masalah perancangan

1.4Pendekatan

Adapun pedekatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data guna memahami fungsi hotel dengan konsep bisnis dilakukan dengan cara:

a. Studi literatur berkaitan dengan fungsi dan konsep hotel sejenis.

b. Studi banding dengan bangunan yang memiliki fungsi dan konsep sejenis.

c. Mengadakan survey lapangan guna mengetahui kondisi eksisting di lokasi perancangan.

(61)

1.5Lingkup Batasan

Lingkup batasan dari perancangan Hotel Bisnis Kualanamu ini mencakup: a. Seluruh aspek fisik yang berkaitan dengan perancangan bangunan hotel

dengan konsep bisnis termasuk lingkungn tapak, massa bangunan dan perancangan ruang.

(62)

1.6Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir dijelaskan dalam diagram sebagai berikut:

Diagram 1.1 Kerangka Berpikir Sumber: Dokumen Pribadi

Latar Belakang:

1. Terbukanya peluang berbisnis di kawasan Kualanamu

2. Tidak tersedianya sarana akomodasi yang menunjang keperluan pertemuan bisnis.

Maksud dan tujuan perancangan

Mengumpulkan data, dilakuakn dengan cara: 1. Survey lapangan

2. Studi Banding 3. Studi Lieratur

Identifikai masalah dan potensi

Analisa dan pemecahan masalah

Program perancangan

Konsep perancangan

(63)

1.7Sistematika Penulisan Laporan

Sestematika penulisan laporan perancangan Hotel Bisnis Kualanamu adalah sebagai berikut:

1. BAB I Pednahuluan

Berisi latar belakang perancangan, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan

2. BAB II Tinjauan Pustaka

Membahas terminology judul, lokasi, kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan potensi lahan, tinjauan fungsi dan elaborasi tema, yaitu pengertian, interpretasi, keterkaitan judul dengan tema dan studi banding arsitektur dengan bangunan fungsi sejenis.

3. BAB III Metodologi

Uraian langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan ditempuh, penjelasan kerangka pendekatan, metode dan teknik diagnosis/analisis yang akan digunakan menghasilkan desain.

4. BAB IV Analisa Perancangan

Analisa lokasi perancangan, masalah-masalah yang ada di lokasi peranacangan, potensi, prospek, kondisi lingkungan dan analisa pengguna. Bagian ini juga memuat program ruang yang dibutuhkan, besaran ruang dan keterkaitan antar-ruang.

5. BAB V Konsep Perancangan

Berisi semua konsep pada bangunan baik konsep pengelompokan fungsi, konsep arsitektural maupun struktural.

6. BAB VI Perancangan Arsitektur

(64)

ABSTRAK

Rencana Pengembangan Kawasan Bandar Udara Kualanamu menjadi kawasan berbasis bandara (aerotropolis) tentu akan mendorong terjadinya pengembangan-pengembangan pada berbagai sektor di kawasan sekitar bandara. Seiring pengembangan-pengembangan tersebut maka perjalanan bisnis menuju kawasan ini juga tentu akan meningkat.

Kawasan pengembangan sendiri merupakan kawasan yang berada di daerah tropis sehingga diperlukan pendekatan desain yang sesuai dengan permasalahan pada kawasan dengan iklim tropis.

Perancangan ini bertujuan untuk memberikan pilihan sarana akomodasi berupa hotel bisnis dengan konsep arsitektur tropis yang mudah dicapai dari bandara dan memadai untuk mengakomodasi berbagai kegiatan pertemuan bisnis.

(65)

ABSTRACT

The development plan of Kualanamu Airportarea to become an airport

based regional (aerotropolis) will certainly encourage the developments in the

various sectors in the region around the airport. Along these developments, the

business trip to this area would also be increased.

The development area itself is an area that is in the tropics so it requires a

design approach in accordance with the problems in areas with tropical climates

The design is intended to provide an option of accommodation facility

such as business hotel with the concept of tropical architecture that is easily

reached from the airport and adequate to accommodate the various activities of a

business meeting.

(66)

HOTEL BISNIS KUALANAMU

SKRIPSI

OLEH

EDUARDO P. TANJUNG (120406055)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(67)

HOTEL BISNIS KUALANAMU

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

OLEH

EDUARDO P. TANJUNG (120406055)

DOSEN PEMBIMBING Ir. Basaria Talarosha, M.T

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(68)

PERNYATAAN

HOTEL BISNIS KUALANAMU

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar puastaka.

Medan, Juni 2016 Penulis

(69)

Judul Skripsi : HOTEL BISNIS KUALANAMU Nama Mahasiswa : EDUARDO P. TANJUNG Nomor Pokok : 120406055

Departemen : Arsitektur

Menyetujui DosenPembimbing

(Ir. Basaria Talarosha, M.T.) NIP: 196501091995012001

KoordinatorSkripsi, KetuaProgramStudi,

(70)

Denganinimahasiswayangbersangkutandinyatakan: SURATHASILPENILAIANSKRIPSI Nama : Eduardo P. Tanjung

Nim : 120406055

JudulSkripsi : Hotel Bisnis Kualanamu Tema : Arsitektur Tropis

RekapitulasiNilai

Gambar

Gambar 4.6 Analisa Vegetasi
Gambar 4.7 Analisa Pemandangan
Tabel 4.1 Kebutuhan dan Besaran Ruang Kamar
Tabel 4.2 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Penerimaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Formulir Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Rekap Tim Kampanye Provinsi DKI Jakarta dan Kabupaten/Kota Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana

Lampu yang di gunakan beragam bentuk dan beragam fungsi, selain sebagai penerang di dalam ruang fungsi lampu di Hotel Melawai adalah sebagai elemen estetika untuk lebih

Titik Koordinat suatu Titik pada Permukaan GEOID ...Error!.

Ditambah lagi, jika kepercayaan konsumen akan CSR memiliki efek mediasi dalam hubungan antara persepsi CSR dan respon konsumen (evaluasi perusahaan, asosiasi produk, niat

Pemerintah menanggapi protes resultan dengan memperkenalkan Perumahan Cacat Act of 1984, yang memberikan hibah perbaikan rumah bagi mereka yang dirancang sebelum

Alat ukur gelombang memiliki fungsi yang sangat penting pada Pengujian model uji fisik dalam saluran gelombang, alat ini dapat mengambil data muka air dengan ketelitian yang

Berdasarkan data di atas, penulis menarik simpulan bahwa ada dua (2) tindakan antisosial yang dilakukan Yuno, yaitu tidak peduli dengan keselamatan orang lain

Fasilitas yang dibangun di World Robotic Explorer dibangun untuk meningkatkan pemahaman dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap robot serta memberikan hiburan,