INTONASI EMOSI DALAM TUTURAN BAHASA MELAYU LANGKAT
Penelitian Fonetik Eksperimental
DISERTASI
Oleh
EMMY ERWINA
NIM108107025
Program Doktor (S3) Linguistik
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
INTONASI EMOSI DALAM TUTURAN BAHASA MELAYU LANGKAT
Penelitian Fonetik Eksperimental
DISERTASI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor dalam Program Doktor Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara di bawah pimpinan Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu,
DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K) untuk dipertahankan di hadapan sidang Terbuka Senat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
EMMY ERWINA
NIM 108107025
Program Doktor (S3) Linguistik
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diuji pada Ujian Disertasi Tertutup
Dr. T. Syarfina, M.Hum. Balai Bahasa Prov. Sumut Dr. Irawaty Kahar, M.Pd. USU Medan
Dengan Surat Keputusan
Rektor Universitas Sumatera Utara
Diuji pada Ujian Disertasi Terbuka (Promosi) Tanggal 23 Juni 2014
PANITIA PENGUJI DISERTASI
Pemimpin Sidang:
Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, STM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) (Rektor USU)
Dr. T. Syarfina, M.Hum. Balai Bahasa Prov. Sumut Dr. Irawaty Kahar, M.Pd. USU Medan
Dengan Surat Keputusan Promosi Rektor Universitas Sumatera Utara
Ujian Disertasi Terbuka (Promosi)
PANITIA PENGUJI DISERTASI
Ketua : Prof. Paitoon M. Chayanara, Ph.D.
Anggota : 1. Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.
2. Dr. T. Syarfina, M.Hum.
3. Dr. Gustianingsih, M.Hum.
4. Prof. Bahren Umar Siregar, Ph.D.
5. Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D.
TIM PENGUJI LUAR KOMISI
Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.
Prof. Bahren Umar Siregar, Ph.D.
Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D.
PERNYATAAN
Judul Disertasi
INTONASI EMOSIDALAM TUTURAN BAHASA MELAYU LANGKAT KAJIAN FONETIK EKSPERIMENTAL
Dengan ini penulis menyatakan bahwa disertasi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Doktor Linguistik pada Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian disertasi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Medan, Juni 2014 Penulis,
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:
Papa dan Mama Tercinta
H.Mulyono (Alm.)
Hj. Nurmaini Pasaribu
Mertua tercinta
M.Thahir (Alm.)
H. Ramlah (Almh.)
Suami yang Kusayangi
Ir. H. Bintara Thahir, MS.i, (Alm.)
Anak-Anak dan Menantuku Tercinta
Indila Riskika Putri, B. Comp. Sc. (Hons.)
dr. Gendis Dessy Maoulidya, dan dr. Heru Rahmadhany, Sp.OT
Dimas Satria Nugraha, Dipl
Cucuku yang Kusayangi
Tara Nazzahra Rahmadhany
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan pola intonasi tuturan bahasa Melayu Langkat dalam tiga masalah tuturan emosi, yaitu emosi marah, emosi sedih, dan emosi senang. Permasalahan yang ditelitiadalah : polaintonasi tuturan, frekuensi dan durasi tuturan, danintonasi tuturan emosi marah, sedih dan senang menandakan ciri tuturan bahasa Melayu Langkat.
Penelitian ini berdasarkan kajian fonetik eksperimental yaitu melakukan percobaan-percobaan tentang tuturan-tuturan emosi marah, sedih, dan senang pada kalangan orang kebanyakan dan kaum bangsawan yang berada di Tanjung Pura, KabupatenLangkat, Sumatera Utara yang dituturkan oleh enam informandan 40 responden yang diuji persepsikan. Penelitian ini menggunakan teori fonetikakustik dan program Praat.Tuturan target dalam penelitian untuk emosi marah adalah [pdeh hati amb leh klakuana taoratua], untuk emosi sedih [preh kali ati neiagugor dalam lakukan tugasa], dan untuk emosi senang adalah [snabena amba mndear kabara jo].
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap yang pertama adalah proses digitalisasi, tahap berikutnya adalah melakukan pengukuran ciri akustik dengan cara mengukur frekuensi dan durasi setiap tuturan dan mengekstrak hasil pengukuran itu, tahap selanjutnya adalah tahap uji statistik untuk mengetahui signifikan atau tidaknya ciri akustik hasil pengukuran.Temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah diketahui pola intonasi tuturan, frekuensi dan durasi tuturan, menandakan ciri tuturan bahasa Melayu Langkat.
Pola intonasi untuk emosi marah, yaitu kalangan kaum bangsawan menunjukkan alir nada naik turun sedangkan pada kalangan orang kebanyakan menunjukkan alir nada turun naik turun tetapi sama-sama mempunyai kontur nada deklinasi. Pola intonasi emosi sedih, kalangan kaum bangsawan menunjukkan alir nada turun sedangkan pada kalangan orang kebanyakan menunjukkan alir nada turun naik turun tetapi sama-sama mempunyai kontur nada deklinasi. Pola intonasi emosi senang, kalangan kaum bangsawan menunjukkan alir nada turun sedangkan kalangan orang kebanyakan menunjukkan alir nada naik turun naik turun tetapi sama-sama pempunyai kontur nada deklinasi. Frekuensi dan durasi tuturan antara kaum bangsawan dan orang kebanyakan diperoleh perbedaan yang signifikan. Sementara untuk ciri-ciri intonasi tuturan yang dituturkan oleh kelompok sosial penutur kalangan kaum bangsawan dan kalangan orang kebanyakan yang dipersepsikan responden menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan.
ABSTRACT
The study in this dissertation describes three emotional utterances, for instance, anger, sadness, and happiness in Indonesia‘s Langkat Malay, which are measured by using speech intonation patterns, frequency and duration, and intonation of the emotional utterances.
As an experiment which is carried out by using acoustic phonetics and the Praat instrument this dissertation formally involve native speakers from two social stratas, such as, the nobles and the common people in Tanjung Pura District which is administratively under Langkat Regency.To measure the emotional utterances I invite six key informants for producing key utterances and 40 respondents for perception tests to the utterances concerned. For anger the targets of the emotional utterancesare [pdeh hati ambleh klakuana ta ora tua]; for sadness[preh kali ati ne ia gugor dalam lakukan tugasa], and for happiness [sna benaamba mndear kabara jo].
The study of the emotional utterances is conducted with several steps. The first step is the process of digitization, followed by measuring the acoustic characteristics of frequency and duration of speech, and by extracting the measurement results. The final step refers to the statistical tests to determine the acoustic characteristic significance of the measurement results. The findings are that intonation patterns, frequency and duration, and intonation of speech become the signified characteristics of utterances in Langkat Malay.
The intonation pattern among the nobles‘ emotion of anger shows that
there is a fluctuation (or a rise and fall) in frequency and duration; meanwhile, the pattern among the common people proves to be different with the nobles, that is, a fall and rise in fluctuation in which the tone contour is declining.In addition, the intonation pattern of sadness acquired by the nobles is a fall but a fall and rise among the common people although the tone contour declination is the same. Finally, the intonation pattern of happiness among the nobles is noted to be a fall while among the common people it is a continuous rise and fall at which the tone contour is also declining.
Frequency and duration of utterances among the common people and thenoblesreally have significant differences, butthe intonation characteristics perceived by the respondents reveals the very insignificant differences.
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT , shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan disertasi ini.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya tercinta papa Almarhum H. Mulyono yang sangat saya hormati, yang selalu memberi semangat dan doa agar saya terus belajar. Saya memohon kepada Allah SWT, agar melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Almarhum papa, sesuai dengan amal ibadahnya dan mendapat tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah SWT. Amin YRA. Kepada mama Nurmaini Pasaribu yang sangat saya cintai yang sejak lahir hingga dewasa telah memberikan kasih sayang yang sangat besar dan selalu memberikan semangat untuk keberhasilan saya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada kedua mertua saya Almarhum M. Thahir dan Almarhumah Hj. Siti Ramlah yang selalu sabar dan mendukung cita-cita saya, semoga mendapat tempat yang baik di sisi Allah SWT. Amin YRA.
Disertasi ini dapat saya selesaikan dan gelar akademis tertinggi yang saya cita-citakan dapat saya raih berkat sejumlah nama yang sangat berjasa membimbing, mencurahkan ilmu dan mengarahkan saya. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), SpA(K) yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti program studi S3 Linguistik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc. sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Dr. Syahron Lubis, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D. sebagai Ketua Program Studi Linguistik Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang banyak memberikan motivasi dan dorongan semangat kepada saya.
Kepada Promotor Prof. Paitoon M. Chaiyanara, Ph.D.disela-sela kesibukan beliau sebagai guru besar di National Institute of Education Nanyang Technological University Singapore yang dapat meluangkan waktu untuk memberikan masukan-masukan dan bimbingan-bimbingan atas penyempurnaan disertasi ini. Dr. T. Syarfina, M.Hum, Ko-Promotor I, yang telah mengajarkan saya untuk mencintai fonetik eksperimental dengan kesabaran yang tinggi, sejak saya kuliah fonetik pada semester I, dan membimbing, dalam penyelesaian disertasi ini. Dr. Gustianingsih, M.Hum. sebagai Ko-Promotor II, yang telah memberikan waktu dan perhatian yang sangat besar kepada saya di dalam penyelesaian disertasi ini.
administrasi Program Studi Linguistik Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya ilmu pengetahuan kepada saya selama mengikuti pendidikan S3.
Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada, Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. yang telah memberikan kesempatan dan mengizinkan saya untuk mengikuti program studi S3 Linguistik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara pada tahun 2010, yang ketika itu beliau adalah sebagai Ketua STBA Harapan di mana saya adalah sebagai staf pengajar. Arahan, bimbingan, dan motivasi beliau sangat membantu saya dalam penyelesaian disertasi ini.
Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairunnisa, pada masa beliau menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya.
Rasa hormat dan kasih kepada Ibu Hj. T. Nadziah Ridwan dan Almarhum Prof. T. Amin Ridwan, Ph. D., sebagai dosen, atasan saya ketika beliau menjabat sebagai Ketua STBA Harapan yang banyak memberikan dorongan agar saya kuliah S2 di Universiti Sains Malaysia, dan dorongan agar saya melanjutkan kuliah ke jenjang S3. Beliau selalu memberikan semangat hingga akhir hayatnya. Saya memohon kepada Allah SWT, agar melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada beliau sesuai dengan amal ibadahnya.
Untuk Almarhum suami tercinta Ir. Bintara Thahir, M.Si., dua minggu sebelum beliau meninggal dunia secara tiba-tiba, telah mengizinkan saya untuk mengikuti program studi S3 Linguistik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.Saya memohon kepada Allah SWT, agar melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Almarhum suami, sesuai dengan amal ibadahnya dan di tempatkan di tempat yang sebaik-baiknya. Amin YRA. Juga anak-anak, menantu dan cucu-cucu tersayang, Ananda Indila Riskika Putri B.Comp.Sc.(Hons.), Ananda Dokter Gendis Dessy Maoulidya, Ananda Dimas Satria Nugraha, Dipl. (Tokyo), Ananda dr. Heru Rahmadhany, Sp. OT, Cucunda Tara Nazzahra Rahmadhany, Cucunda Dissyya Thahira Rahmadhany yang memberikan semangat dan perhatian dan telah membuat saya menjadi ibu, atau pun eyang yang mempunyai beberapa fungsi sehingga dapat menyelesaikan jenjang akademik tertinggi ini dengan baik.
Thahir, S.E., dan semua kemanakan-kemanakanku tercinta yang selalu mendoakan dan memberi semangat.
Sahabat-sahabat saya Dra. Wan Anayati, M.A. (Kandidat Doktor), Dr. T. Thirhaya Zein, M.A.,Keluarga besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) teman-teman di Konsentrasi Linguistik angkatan 2010, Ananda H.Muhammad Zulfikar Pane,M.Sc, M.M.,sebagai kawan berdiskusi dan bertukar pikiran.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zainal Arifin AKA, informan, responden dan pejabat di Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu namanya yang telah membantu saya untuk meneliti bahasa Melayu Langkat di daerah Kabupaten Langkat. Hanya kepada Allah SWT saya memohon agar semua yang memberikan dukungan mendapatkan balasan yang terbaik. Akhirnya pada kesempatan ini saya memohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama mengikuti pendidikan. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan ridanya dengan ketulusan dan kasih sayang yang telah diberikan.
Medan, Juni 2014
DAFTAR ISI
2.1.1 Langkat Pada Masa Kependudukan Belanda …...…..…. 15
2.1.2 Langkat Pada Masa Kependudukan Jepang ……...….… 16
2.1.3 Langkat Era Kemerdekaan ……..………..….. 17
2.1.4 Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan Dibumihanguskan Pasca Kemerdekaan ………..…..….. 19
3.5.1 Frekuensi ……….……… 69
BAB V POLA INTONASI EMOSI DALAM TUTURAN BAHASA MELAYU LANGKAT …...………. 91
5.1 Pendahuluan ………... 91
5.2 Kontur Primer Kalimat atau Tuturan Emosi ……….. 92
5.3 Alir Nada Tuturan Emosi ………... 97
5.3.1 Alir Nada Tuturan Emosi Kalangan KaumBangsawan .. 99
3.2.1.2.3 Alir Nada dalam ngelakukan ...…… 104 5.3.2 Alir Nada Tuturan Emosi Kalangan
Orang Kebanyakan …...……….. 109
5.4.1 Perbandingan Alir Nada Emosi Marah Kalangan Kaum Bangsawandan Kalangan Orang Kebanyakan ………... 119 5.4.1.1 Alir Nada pedeh hati ambe ……….……. 119 5.4.1.2 Alir Nada ngeleh kelakuannya ……….… 119 5.4.1.3 Alir Nada tang orang tua ………….………… 120 5.4.2 Perbandingan Alir Nada Emosi Sedih Kalangan Kaum
5.4.2.4 Alir Nada tugasnya …………..………. 122
5.4.3 Perbandingan Alir Nada Emosi Senang Kalangan Kaum Bangsawan dan Kalangan Orang Kebanyakan ………... 123
5.4.3.1 Alir Nada senang bena ….……… 123
BAB VI FREKUENSI DAN DURASI TUTURAN EMOSI BAHASA MELAYU LANGKAT PENANDA KELOMPOK SOSIAL MASYARAKAT MELAYU LANGKAT……….. 136
6.1 Pendahuluan ……...……… 136
6.2 Pengukuran Frekuensi Tuturan Emosi ……….……….. 137
6.2.1 Frekuensi Tuturan Emosi Kalangan Kaum Bangsawan .. 137
6.2.1.1 Frekuensi Tuturan Emosi Marah ...…....……... 137
6.2.1.2 Frekuensi Tuturan Emosi Sedih …..…………. 138
6.2.1.3 Frekuensi Tuturan Emosi Senang .……… 139
6.2.2 Frekuensi Tuturan Emosi Kalangan Orang Kebanyakan ………...………. 139
6.2.2.1 Frekuensi Tuturan Emosi Marah ….…………. 139
6.2.2.2 Frekuensi Tuturan Emosi Sedih …..…………. 140
6.2.2.3 Frekuensi Tuturan Emosi Senang ……..……. 141
6.3 Durasi Tuturan Emosi ……… 142
6.3.1 Durasi Tuturan Emosi Kalangan Kaum Bangsawan ….. 142
6.3.1.1 Durasi Tuturan Emosi Marah ……..…………. 142
6.3.1.2 Durasi Tuturan Emosi Sedih ……..………….. 143
6.3.1.3 Durasi Tuturan Emosi Senang ……..………… 144
6.3.2.2 Durasi Tuturan Emosi Sedih …..……….. 146
6.3.2.3 Durasi Tuturan Emosi Senang ……….. 147
6.4 Perbandingan Durasi Emosi ....….……….. 148
6.4.1 Perbandingan Durasi Emosi Marah Kalangan Kaum Bangsawan dan Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 148
6.4.2 Perbandingan Durasi Emosi Sedih Kalangan Kaum Bangsawan dan Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 150
6.4.3 Perbandingan Durasi Emosi Senang Kalangan Kaum Bangsawan dan Kalangan Orang Kebanyakan ……..…. 153
7.2.9.2 Stimulus ………..……….. 203 7.2.9.3 Hasil Uji Persepsi ……….……… 204 7.2.9.3 Temuan ……… 207 7.3 Persepsi Responden Kalangan Kaum Bangsawan
Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Marah Kalangan
Kaum Bangsawan ..………..……….………. 208 7.4 Persepsi Responden Kalangan Kaum Bangsawan
Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Sedih Kalangan
Kaum Bangsawan ….…….……….……….. 216 7.5 Persepsi Responden Kalangan Kaum Bangsawan
Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Senang Kalangan
Kaum Bangsawan ...……….………. 226 7.6 Persepsi Responden Kalangan Orang Kebanyakan
Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Marah Kalangan
Kaum Bangsawan ………..……… 236
7.7 Persepsi Responden Kalangan Orang Kebanyakan Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Sedih Kalangan
Kaum Bangsawan ………..……… 247
7.8 Persepsi Responden Kalangan Orang Kebanyakan Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Senang Kalangan
Kaum Bangsawan .……… 258
7.9 Persepsi Responden Kalangan Kaum Bangsawan Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Marah Kalangan
Orang Kebanyakan .………..………. 269 7.10 Persepsi Responden Kalangan Kaum Bangsawan
Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Sedih Kalangan
Orang Kebanyakan ………...………. 281 7.11 Persepsi Responden Kalangan Kaum Bangsawan
Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Senang Kalangan
Orang Kebanyakan ………...………. 290 7.12 Persepsi Responden Kalangan Orang Kebanyakan
Orang Kebanyakan ……...………. 300 7.13 Persepsi Responden Kalangan Orang Kebanyakan
Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Sedih Kalangan
Orang Kebanyakan ……...………. 309 7.14 Persepsi Responden Kalangan Orang Kebanyakan
Terhadap Intonasi Tuturan Emosi Senang Kalangan
Orang Kebanyakan ……...………. 316
7.15 Temuan ………..……… 326
7.16 Hipotesis Eksperimen ……….………... 326 7.17 Persepsi Responden ……….. 331
BAB VIII SIMPULAN ……… 334
8.1 Simpulan .……….. 334
8.1.1 Pola Intonasi Tuturan Emosi ...………. 334 8.1.2 Frekuensi dan Durasi Emosi .………... 335 8.1.2.1 Frekuensi Tuturan Intonasi Emosi ………….. 335 8.1.2.1 Durasi Tuturan Intonasi Emosi ………... 336 8.1.3 Ciri-Ciri Intonasi Emosi ……….. 337 8.1.4 Perbedaan Tuturan Emosi ……… 339
8.2 Saran ……….. 340
DAFTAR TABEL
2.1. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jeni Kelamin …….……. 21 3.1. Klasifikasi Emosi Positif dan Emosi Negatif …….………. 55 3.2. Emosi Negatif Timbul Karena Perhatian Tidak Terpenuhi …….….. 56 3.3. Emosi Positif Timbul Karena Perhatian Tidak Terpenuhi …….……. 57 3.4. Vokal Bahasa Melayu Langkat ………….……….. 63 6.1. Frekuensi tuturan intonasi emosi marah
dari kalangan kaum bangsawan ………...………... 137 6.2. Frekuensi tuturan intonasi emosi sedih
dari kalangan kaum bangsawan ……….. 138 6.3. Frekuensi tuturan intonasi emosi senang
dari kalangan kaum bangsawan ………. 139 6.4. Frekuensi tuturan intonasi emosi marah
dari kalangan orang kebanyakan ………. 140 6.5. Frekuensi tuturan intonasi emosi sedih
dari kalangan orang kebanyakan ………...……. 140 6.6. Frekuensi tuturan intonasi emosi senang
DAFTAR GAMBAR
5.1. Sinyal Akustik dan Text Grid tuturan intonasiemosi marah dari kalangan kaum bangsawan ….…….……….……. 92 5.2. Kontur Nada dan Text Grid tuturan intonasi
emosi marah dari kalangan kaum bangsawan ………..……… 92 5.3. Sinyal Akustik dan Text Grid tuturan intonasi
emosi sedih dari kalangan kaum bangsawan ………..….. 93 5.4. Kontur Nada dan Text Grid tuturan intonasi
emosi sedih dari kalangan kaum bangsawan ………....……… 93 5.5. Sinyal Akustik dan Text Grid tuturan intonasi
emosi senang dari kalangan kaum bangsawan ………...…….. 94 5.6. Kontur Nada dan Text Grid tuturan intonasi
emosi senang dari kalangan kaum bangsawan ……….…….……… 94 5.7. Sinyal Akustik dan Text Grid tuturan intonasi
emosi marah dari kalangan orang kebanyakan ...………. 95 5.8. Kontur Nada dan Text Grids tuturan intonasi
emosi marah dari kalangan orang kebanyakan …...………. 95 5.9. Sinyal Akustik dan Text Grid tuturan intonasi
emosi sedih dari kalangan orang kebanyakan ……...……….. 96 5.10. Kontur Nada dan Text Grid tuturan intonasi
emosi sedih dari kalangan orang kebanyakan ...……….. 96 5.11. Sinyal Akustik dan Text Grid tuturan intonasi
5.12. Kontur Nada dan Text Grid tuturan intonasi
emosi senang dari kalangan orang kebanyakan ….…….………….. 97 5.13. Alir Nada [pedeh hati ambe]Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 99 5.14. Alir Nada ngeleh kelakuannya Kalangan Kaum Bangsawan …….. 100 5.15. Alir Nada tang orang tua Kalangan Kaum Bangsawan ……...… 101 5.16. Alir Nada pereh kali ati ne Kalangan Kaum Bangsawan ………….. 102 5.17. Alir Nada ia gugor Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 103 5.18. Alir Nada dalam ngelakukan Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 104 5.19. Alir Nada tugasnya Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 105 5.20. Alir Nada senang bena Kalangan Kaum Bangsawan ……….... 106 5.21. Alir Nada amba mendengar Kalangan Kaum Bangsawan ………… 107 5.22. Alir Nada kabarnya yo Kalangan Kaum Bangsawan …………..… 108 5.23. Alir Nada [pedeh hati ambe]Kalangan Orang Kebanyakan ……… 109 5.24. Alir Nada ngeleh kelakuannya Kalangan Orang Kebanyakan …… 110 5.25. Alir Nada tang orang tuayo Kalangan Orang Kebanyakan ……… 111 5.26.Alir Nada [pereh kali hatie] Kalangan Orang Kebanyakan ……… 112 5.27. Alir Nada [ia gugor] Kalangan Orang Kebanyakan ……… 113 5.28. Alir Nada dalam ngelakukan Kalangan Orang Kebanyakan ……… 114 5.29. Alir Nada tugasnya yo Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 115 5.30. Alir Nada senang bena Kalangan Orang Kebanyakan …………... 116 5.31. Alir Nada ambe mendengar Kalangan Orang Kebanyakan ……… 117 5.32. Alir Nada berita yo Kalangan Orang Kebanyakan ……… 118 6.1. Durasi tuturan intonasi emosi marah
dari kalangan kaum bangsawan ……… 142 6.2. Durasi tuturan intonasi emosi sedih
dari kalangan kaum bangsawan ……… 143 6.3. Durasi tuturan intonasi emosi senang
dari kalangan kaum bangsawan ……..……….. 144 6.4. Durasi tuturan intonasi emosi marah
dari kalangan orang kebanyakan ……… 145 6.5. Durasi tuturan intonasi emosi sedih
6.6. Durasi tuturan intonasi emosi senang
dari kalangan orang kebanyakan ………. 147 6.7. Perbandingan Durasi Vokal dan Konsonan
dalam Tuturan Emosi Marah ……….. 148 6.8. Perbandingan Durasi Vokal dan Konsonan
dalam Tuturan Emosi Sedih ………...……… 150 6.9. Perbandingan Durasi Vokal dan Konsonan
dalam Tuturan Emosi Senang ………...………. 153 7.1. Kontur Nada tuturan intonasi emosi marah dari kalangan
kaum bangsawan dalam bahasa Melayu Langkat,
[pdeh ati amba leh klakuana ta ora tua] ... 163 7.2 Kontur Nada tuturan intonasi emosi marah dari kalangan
orang kebanyakan dalam bahasa Melayu Langkat,
[pdeh hati amba leh klakuana ta ora tua jo] … 163 7.3. Kontur Stimulus Hipotesis 1 Eksperimen 1 ……… 164 7.4. Kontur Nada tuturan intonasi emosi sedih dari kalangan
kaum bangsawan dalam bahasa Melayu Langkat,
[preh kali ati ne ia gugor dalam lakukan tugasa] ……….. 168 7.5. Kontur Nada tuturan intonasi emosi sedih dari kalangan
Orang kebanyakan dalam bahasa Melayu Langkat,
[preh kali ati e ia gugor dalam lakukan tugas a jo] …………... 168 7.6. Kontur Stimulus Hipotesis 1 Eksperimen 2 ………...…….. 170 7.7. Kontur Nada tuturan intonasi emosi senang dari kalangan
kaum bangsawan dalam bahasa Melayu Langkat,
[sna bena amba mndar kabara jo] ………..….. 173 7.8. Kontur Nada tuturan intonasi emosi senang dari kalangan
Orang kebanyakan dalam bahasa Melayu Langkat,
7.11. Kontur Stimulus Hipotesis 2 Eksperimen 2 ………...………….. 184 7.12. Kontur Stimulus Hipotesis 2 Eksperimen 3 ………...…….. 189 7.13. Kontur Stimulus Hipotesis 3 Eksperimen 1 ………...………….. 194 7.14. Kontur Stimulus Hipotesis 3 Eksperimen 2 …...……….. 199 7.15. Kontur Stimulus Hipotesis 3 Eksperimen 3 ……….. 204 7.16. Persepsi Responden Kalangan Kaum Bangsawan terhadap
Intonasi Tuturan Emosi Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……… 208 7.17. Intonasi 0101 B (F) + 7 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 209 7.18. Intonasi 0101C (F) -6 st Tuturan Emosi Marah
Kalangan Kaum Bangsawan ………. 209
7.19. Intonasi 0101 D (F) + 4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ………... 210 7.20. Intonasi0101 E (F) -4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 211 7.21. Intonasi0101F (F) -3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 211 7.22. Intonasi 0101 G (F) + 6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….……….. 212 7.23. Intonasi 0101H (F1) + 6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….……….. 213 7.24. Intonasi 0101I(F1)-4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….………. 213 7.25. Intonasi 0101 Y (F1) + 3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….……….. 214 7.26. Intonasi 0101K (F1)- 3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……… 215 7.27. Intonasi 0101 L (F1)- 6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……… 215
7.28. Intonasi 0101 M (F1) + 5 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……… 216
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ………. 216 7.30. Intonasi 0201B (F) -3 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ………. 217 7.31. Intonasi 0201C (F) +3 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 218 7.32. Intonasi 0201D (F) +7 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 219 7.33. Intonasi 0201E (F) -4 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 219 7.34. Intonasi 0201F (F) -6 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 220 7.35. Intonasi 0201G (F) +5 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 221 7.36. Intonasi 0201H (F1) -3 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 222 7.37. Intonasi 0201I (F1) + 3 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 222 7.38. Intonasi 0201Y (F1) -6 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 223 7.39. Intonasi 0201K (F1) +5 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 224 7.40. Intonasi 0201L (F1) +6 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 224 7.41. Intonasi 0201M (F1) -4 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 225 7.42. Intonasi 0301A Asli Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 226 7.43. Intonasi 0301B (F) +6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 227 7.44. Intonasi 0301C (F)-4 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 228 7.46. Intonasi 0301E (F) -3 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 229 7.47. Intonasi 0301F (F) +4 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 230 7.48. Intonasi 0301G (F) -6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 231 7.49. Intonasi 0301H (F1)-6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 232 7.50. Intonasi 0301I (F1)-3 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 232 7.51. Intonasi 0301Y (F1) +3 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 233 7.52. Intonasi 0301K (F1)+7 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 234 7.53. Intonasi 0301L (F1)-4 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ………. 235 7.54. Intonasi 0301M (F1)+5 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ……… 235 7.55. Intonasi 0101 A Asli Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 236 7.56. Intonasi 0101B (F) + 7 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 237 7.57. Intonasi 0101C (F)-6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 238 7.58. Intonasi 0101D (F) + 4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 238 7.59. Intonasi 0101E (F)-4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 239 7.60. Intonasi 0101F (F)-3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 240 7.62. Intonasi 0101 H (F1) + 6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 241 7.63. Intonasi 0101H (F1) -4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 242 7.64. Intonasi 0101I (F1) +3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 244 7.65. Intonasi 0101Y (F1) -3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 244 7.66. Intonasi 0101K (F1) -6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 245 7.67. Intonasi 0101L (F1) +5 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Kaum Bangsawan ……….. 246 7.68. Intonasi 0201A Asli Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Kaum Bangsawan ……… 247 7.69. Intonasi 0201B (F)-3 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 248
7.70. Intonasi 0201C (F) +3 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 248
7.71. Intonasi 0201D (F) +7 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 249
7.72. Intonasi 0201E (F) -4 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 250
7.73. Intonasi 0201F (F) -6 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 250
7.74. Intonasi 0201G (F) +5 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 251
7.75. Intonasi 0201H (F1)-3 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 252
7.76. Intonasi 0201I (F1) +3 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 253
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 254 7.78. Intonasi 0201K (F1) +5 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 255
7.79. Intonasi 0201L (F1) +6 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 256 7.80. Intonasi 0201M (F1) -4 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Kaum Bangsawan ……… 257
7.81. Intonasi 0301A Asli Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ………. 258 7.82. Intonasi 0301B (F) +6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Kaum Bangsawan ………. 259 7.83. Intonasi 0301C (F)-4 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ………. 259 7.84. Intonasi 0301D (F) +5 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ……… 260
7.85. Intonasi 0301E (F)-3 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ……… 261
7.86. Intonasi 0301F (F) +4 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ……… 262
7.87. Intonasi 0301G (F)-6 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ………. 263 7.88. Intonasi 0301H (F1)-6 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ……… 264
7.89. Intonasi 0301I (F1)-3 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ……… 264
7.90. Intonasi 0301Y (F1) +3 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ……… 265
7.91. Intonasi 0301K (F1) + 7 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ……… 266 7.92. Intonasi 0301L (F1)-4 st Tuturan Emosi
SenangKalangan Kaum Bangsawan ……… 267
SenangKalangan Kaum Bangsawan ……… 268 7.94. Intonasi 0102A Asli Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……… 269 7.95. Intonasi 0102B (F) + 3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……… 270 7.96. Intonasi 0102C (F)-4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 271 7.97. Intonasi 0102D (F) +4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 272 7.98. Intonasi 0102E (F) +7 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……… 273 7.99. Intonasi 0102F (F)-3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……… 274 7.100. Intonasi 0102G (F1) +7 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 275 7.101. Intonasi 0102H (F1) -6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 276 7.102. Intonasi 0102I (F1)-3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 277 7.103. Intonasi 0102Y (F1) +5 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 278 7.104. Intonasi 0102K (F1)-4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 279 7.105. Intonasi 0102L (F1) +6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 280 7.106. Intonasi 0202A Asli Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……… 281 7.107. Intonasi 0202B (F) + 6 st TuturanEmosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……… 282 7.108. Intonasi 0202C (F)- 3 st Tuturan
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……… 283 7.110. Intonasi 0202E (F) + 5 st TuturanEmosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……… 284 7.111. Intonasi 0202F (F) + 4 st TuturanEmosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……… 285 7.112. Intonasi 0202G (F1) + 5 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Orang Kebanyakan ……… 285 7.113. Intonasi 0202H (F1)- 3 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Orang Kebanyakan ……… 286 7.114. Intonasi 0202I (F1)- 6 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Orang Kebanyakan ……… 287 7.115. Intonasi 0202Y (F1) +7 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Orang Kebanyakan ……… 288 7.116. Intonasi 0202K (F1)- 4 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Orang Kebanyakan ……… 288 7.117. Intonasi 0202L (F1) +6 st Tuturan Emosi
SedihKalangan Orang Kebanyakan ……… 289 7.118. Intonasi 0302A Asli Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ………. 290 7.119. Intonasi 0302B (F) + 5 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 291 7.120. Intonasi 0302C (F)-4 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 291 7.121. Intonasi 0302D (F) +3 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 292 7.122. Intonasi 0302E (F)-6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 293 7.123. Intonasi 0302F (F)-3 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 294 7.124. Intonasi 0302G (F) +6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 295 7.126. Intonasi 0302I (F1)-6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 296 7.127. Intonasi 0302Y (F1)-3 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 297 7.128. Intonasi 0302K (F1) +4 st Tuturan
Emosi Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 298 7.129. Intonasi 0302L (F1) +6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 298 7.130. Intonasi 0302M (F1) -4 st Tuturan
Emosi Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 299 7.131. Intonasi 0102A Asli Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 300 7.132. Intonasi 0102B (F) + 3st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 301 7.133. Intonasi 0102C (F)-4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 302 7.134. Intonasi 0102D (F) +4 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 303 7.135. Intonasi 0102E (F) + 7 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 304 7.136. Intonasi 0102F (F)- 3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……….………... 305 7.137. Intonasi 0102G (F1) +7 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 306 7.138. Intonasi 0102H (F1)- 6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 306 7.139. Intonasi 0102I (F1)- 3 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 307 7.140. Intonasi 0102Y (F1) + 5 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 308 7.142. Intonasi 0102L (F1) + 6 st Tuturan Emosi
Marah Kalangan Orang Kebanyakan ………. 308 7.143. Intonasi 0202A Asli Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 309 7.144. Intonasi 0202B (F) + 6 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 310 7. 145. Intonasi 0202C (F)- 3 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 310 7.146. Intonasi 0202D (F)- 4 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 311 7.147. Intonasi 0202E (F) + 5 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 311 7.148. Intonasi 0202F (F) + 4 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 312 7.149. Intonasi 0202G (F1) + 5 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 313 7.150. Intonasi 0202H (F1)-5 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 313 7.151. Intonasi 0202I (F1)-6 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 314 7.152. Intonasi 0202Y (F1) + 7 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 314 7.153. Intonasi 0202K (F1)-4 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……… 315 7.154. Intonasi 0202L (F1) + 6 st Tuturan Emosi
Sedih Kalangan Orang Kebanyakan ……….. 316 7.155. Intonasi 0302A Asli Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 316 7.156. Intonasi 0302B (F) + 5 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan……….. 318 7.158. Intonasi 0302D (F) + 3 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ………. 319 7.159. Intonasi 0302E(F) - 6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 320 7.160. Intonasi 0302F(F) - 3 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 320 7.161. Intonasi 0302G(F) + 6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ………... 321 7.162. Intonasi 0302H(F1) + 5 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 322 7.163. Intonasi 0302I(F1)- 6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 322 7.164. Intonasi 0302Y(F1) -3 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 323 7.165. Intonasi 0302K (F1) + 4 st Tuturan
Emosi Senang Kalangan Orang Kebanyakan ……… 324 7.166. Intonasi 0302L(F1) + 6 st Tuturan Emosi
Senang Kalangan Orang Kebanyakan ………... 324 7.167. Intonasi 0302M(F1)-4 st Tuturan Emosi
DAFTAR DIAGRAM
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan pola intonasi tuturan bahasa Melayu Langkat dalam tiga masalah tuturan emosi, yaitu emosi marah, emosi sedih, dan emosi senang. Permasalahan yang ditelitiadalah : polaintonasi tuturan, frekuensi dan durasi tuturan, danintonasi tuturan emosi marah, sedih dan senang menandakan ciri tuturan bahasa Melayu Langkat.
Penelitian ini berdasarkan kajian fonetik eksperimental yaitu melakukan percobaan-percobaan tentang tuturan-tuturan emosi marah, sedih, dan senang pada kalangan orang kebanyakan dan kaum bangsawan yang berada di Tanjung Pura, KabupatenLangkat, Sumatera Utara yang dituturkan oleh enam informandan 40 responden yang diuji persepsikan. Penelitian ini menggunakan teori fonetikakustik dan program Praat.Tuturan target dalam penelitian untuk emosi marah adalah [pdeh hati amb leh klakuana taoratua], untuk emosi sedih [preh kali ati neiagugor dalam lakukan tugasa], dan untuk emosi senang adalah [snabena amba mndear kabara jo].
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap yang pertama adalah proses digitalisasi, tahap berikutnya adalah melakukan pengukuran ciri akustik dengan cara mengukur frekuensi dan durasi setiap tuturan dan mengekstrak hasil pengukuran itu, tahap selanjutnya adalah tahap uji statistik untuk mengetahui signifikan atau tidaknya ciri akustik hasil pengukuran.Temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah diketahui pola intonasi tuturan, frekuensi dan durasi tuturan, menandakan ciri tuturan bahasa Melayu Langkat.
Pola intonasi untuk emosi marah, yaitu kalangan kaum bangsawan menunjukkan alir nada naik turun sedangkan pada kalangan orang kebanyakan menunjukkan alir nada turun naik turun tetapi sama-sama mempunyai kontur nada deklinasi. Pola intonasi emosi sedih, kalangan kaum bangsawan menunjukkan alir nada turun sedangkan pada kalangan orang kebanyakan menunjukkan alir nada turun naik turun tetapi sama-sama mempunyai kontur nada deklinasi. Pola intonasi emosi senang, kalangan kaum bangsawan menunjukkan alir nada turun sedangkan kalangan orang kebanyakan menunjukkan alir nada naik turun naik turun tetapi sama-sama pempunyai kontur nada deklinasi. Frekuensi dan durasi tuturan antara kaum bangsawan dan orang kebanyakan diperoleh perbedaan yang signifikan. Sementara untuk ciri-ciri intonasi tuturan yang dituturkan oleh kelompok sosial penutur kalangan kaum bangsawan dan kalangan orang kebanyakan yang dipersepsikan responden menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan.
ABSTRACT
The study in this dissertation describes three emotional utterances, for instance, anger, sadness, and happiness in Indonesia‘s Langkat Malay, which are measured by using speech intonation patterns, frequency and duration, and intonation of the emotional utterances.
As an experiment which is carried out by using acoustic phonetics and the Praat instrument this dissertation formally involve native speakers from two social stratas, such as, the nobles and the common people in Tanjung Pura District which is administratively under Langkat Regency.To measure the emotional utterances I invite six key informants for producing key utterances and 40 respondents for perception tests to the utterances concerned. For anger the targets of the emotional utterancesare [pdeh hati ambleh klakuana ta ora tua]; for sadness[preh kali ati ne ia gugor dalam lakukan tugasa], and for happiness [sna benaamba mndear kabara jo].
The study of the emotional utterances is conducted with several steps. The first step is the process of digitization, followed by measuring the acoustic characteristics of frequency and duration of speech, and by extracting the measurement results. The final step refers to the statistical tests to determine the acoustic characteristic significance of the measurement results. The findings are that intonation patterns, frequency and duration, and intonation of speech become the signified characteristics of utterances in Langkat Malay.
The intonation pattern among the nobles‘ emotion of anger shows that
there is a fluctuation (or a rise and fall) in frequency and duration; meanwhile, the pattern among the common people proves to be different with the nobles, that is, a fall and rise in fluctuation in which the tone contour is declining.In addition, the intonation pattern of sadness acquired by the nobles is a fall but a fall and rise among the common people although the tone contour declination is the same. Finally, the intonation pattern of happiness among the nobles is noted to be a fall while among the common people it is a continuous rise and fall at which the tone contour is also declining.
Frequency and duration of utterances among the common people and thenoblesreally have significant differences, butthe intonation characteristics perceived by the respondents reveals the very insignificant differences.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa tidak dapat dipisahkan dari orang yang menuturkannya. Walaupun perwujudan pertuturan itu adalah hasil kegiatan seseorang sebagai individu, tetapi bahasa tidak dapat wujud dalam sebuah masyarakat jika tidak digunakan oleh kelompok individu dalam hubungan mereka satu sama lain seperti yang dikatakan (Omar, 2008:3) bahwa bahasa adalah hak milik bersama kelompok individu, bukan kepunyaan satu individu tertentu. Di dalam menjalani kehidupannya, manusia berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, dan bahasa itu terdiri atasbahasa tulis, bahasa lisan dan bahasa isyarat.Komunikasilisan yang dilakukan oleh individu yang satu dengan individu lainnya selalu diiringi atau menggunakan fitur-fitur prosodi. Laksman (1995: 183) berpendapat istilah intonasi sering digunakan dalam pengertian yang luas sebagai persamaan kata prosodi sedangkan dalam pengertian sempit intonasi adalah salah satu jenis prosodi yang mengandung gerakan-gerakan nada. Malmberg (1974: 201) juga berpendapat bahwa intonasi merupakan tekanan musikal, dimana suatu tuturan diucapkan dengan mengubah-ubah tinggi nada dasar.
bahasa.Crystal (1989:171) juga berpendapat bahwa intonasi dan ciri suprasegmental/prosodi itu mempunyai beberapa fungsi yang berbeda yaitu merupakan penanda emosional, penanda gramatikal, penanda struktur informasi, penanda tekstual, penanda psikologi, dan penanda indeksikal.
Berbicara mengenai suprasegmental, tentu berkaitan dengan bunyi bahasa karena bunyi bahasa dibedakan antara bunyi segmental dan suprasegmental.Bunyi segmental adalah bunyi yang terdapat secara berurutan, sedangkan bunyi suprasegmental adalah bunyi bahasa yang menyertai bunyi segmental tersebut.Runtunan bunyi merupakan arus ujaran yang sambung menyambung dan terus menerus yang diselang selingi oleh jeda, dan disertai dengan intensitas suara, frekuensi, durasi dan sebagainya.Struktur melodis dan struktur temporal atau ritme adalah ciri akustik yang menyertai sebuah tuturan (van Heuven, 1994:3).Kita dapat melihat bahwa bunyi-bunyi vokal dan konsonan yang kita dengar di dalam arus ujaran disebut bunyi segmental yaitu bunyi yang dapat disegmentasikan, sedangkan bunyi yang tidak dapat disegmentasikan, seperti cepat-lambat, kelantangan, tekanan, dan nada disebut bunyi suprasegmental atau prosodi (Rahyono, 2009:43).
manusia beroleh kemampuan berbicara,atau bertutur serta bagaimana struktur dan sistem bunyi bahasa, memerlukan penelaahan yang sifatnya multidisiplin.
Cara bertutur, cara menulis, dan isyaratadalah cara untuk berkomunikasi di dalam masyarakat bahasa. Cara bertutur berhubungan dengan bunyi bahasa yang juga berhubungan dengan fonetik. Penelitian fonetik dibagi menjadi tiga sub bidang utama yaitu penelitian terhadap sistem alat yang menghasilkan bunyi bahasa serta proses yang berkaitan dalam menghasilkan bunyi yaitu fonetik artikulatori; penelitian terhadap gelombang bunyi yang dihasilkan dari pengucapan dan sistem penyiaran gelombang melalui udara di sebut fonetik akustik; penelitian terhadap pendengaran gelombang bunyi bahasa dan alat-alat pendengaran seperti telinga dan anggota-anggota lain yang terlibat dalam sistem pendengaran yaitu fonetik auditori (Chaiyanara, 2006:21).
Penelitian tentang suprasegmental atau prosodi masih sangat sedikit dilakukan di Indonesia. Penelitian prosodi baru dilakukan pada bahasa Indonesia dan beberapa bahasa Melayu antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Pane (1950), Halim (1969), Samsuri (1971), van Heuven (1994), Laksman (1995), Ode (1997), Ebing (1997), Remijsen (2002), Rahyono (2003), Sugiyono (2003), Stoel (2005), Roosman (2006), Syarfina (2008, 2009),Syarfina dan Silvana Sinar (2010), serta penelitian Rohani Ganie (2014).
situasi sosial, perasaan, dan perilaku manusia; sedangkan filsafat memandang emosi sebagai unsur yang selalu mengiringi akal dan pikiran manusia. Dari uraian ini terlihat emosi selalu dikaitkan dengan pengalaman manusia.Pengalaman yang baik atau buruk dapat diungkapkan secara verbal dan non verbal.Emosi dasar seperti marah, kesal, senang, cemas, sedih dapat diungkapkan melalui kata-kata (verbal) dan gerak-gerik, perilaku, dan mimik (nonverbal).Penelitian emosi yang dikaji dengan pendekatan fonetik akustik pun sangat langka dilakukan oleh para peneliti. Padahal, emosi yang umumnya lahir dari tuturan suatu bahasa (verbal), perlu dilihat dari aspek frekuensi, durasi, dan intonasi ujaran dari tuturan emosi tersebut. Pada saat seorang penutur emosi, bagaimana frekuensi, durasi, dan intonasi ujarannya tentunya berbeda ketika seseorang yang tidak dalam suasana emosi.
Di sisi lain, semua bahasa di dunia ini, tentu mempunyai unsur emosi yang berkaitan dengan ucapan atau tuturan penuturnya, seperti emosi marah, sedih, dan senang. Dalam hal ini, tidak terkecuali bahasa Melayu dialek Langkat. Sampai saat ini, belum ada yang meneliti mengenai emosi marah, sedih, dan senang terhadap bahasa Melayu Langkat yang dikaji melalui fonetik akustik, yaitu dengan cara mengukur frekuensi, durasi, dan intonasi disaat penutur mengucapkan kata-kata emosi tersebut.
Oleh karena itu peneliti akan mendeskripsikan intonasi dan durasi tuturan bahasa Melayu Langkat pada emosi dasar yaitu emosi marah, emosi sedih, dan emosi senang yang mempunyai fungsi sebagai penanda/ungkapan emosional:
2. Penanda/ungkapan emosi sedih, yaitu sesuatu yang mendorong perubahan suasana hati seseorang yang menyebabkan orang itu menangis atau sedih. 3. Penanda/ungkapan emosi senang, yaitu sesuatu yang mendorong
perubahan suasana hati seseorang yang menyebabkan orang itu tertawa atau senang.
Tuturan-tuturan emosi dapat dilihat dalam contoh berikut ini: 1. Tuturan emosi marah,
[pdeh ati ambaŋleh klakuaatang oraŋ tua]
‗Pedih hatiku melihat kelakuannya pada orangtua‘ [ksal amba, dah lama bena amba nuŋgu ŋko di sinin]
‗Kesalsaya, telah lama saya menanti engkau di sini‘ [maja aja krjamu, so siaŋ gini blum juga baŋket]
‗Apa saja kerjamu, sudah siang begini belum juga bangun‘ [lama bena ko dataŋ, lteh amba nuŋgu]
‗Lama sekali kaudatang, capai /capek aku menunggu‘ 2. Tuturan emosi sedih,
[preh kali atine, ia gugor dalam ŋelakukan tugasa]
‗Sedih sekali hati ini, ia gugurdalam melakukantugasnya‘ [naŋes, ŋleh tuboh oraŋ naŋ so mati]
„Menangis, melihatjenazah orang yangsudah meninggal dunia‘ [sdeh bena atiku,krna ialah yaŋ slalu pduli taŋ aku]
‗Sedih akumelihat mayat yang bergelimpangan‘ 3. Tuturan emosi senang,
[snaŋ bena, ambamndeŋarkabara jo]
‗Senang sekali, aku mendengar kabar itu‘
[puas atiku ŋleh ana-ana jaŋ patuh pada oraŋ tua]
peneliti dapatkan ketika peneliti berkunjung ke Tanjung Pura untuk menjaring data. Berbagai faktor menjadi penyebab penurunan ataupun pengikisan kompetensi bahasa Melayu Langkat.Pengaruh itu adalah pengaruh lingkungan di sekitar Tanjung Purayang sudah banyak dipengaruhi oleh penduduk sekitar dan bukan penduduk asli suku Melayu, mereka suku-suku lain yang ada di Indonesia, seperti suku Jawa, Minang, Karo dsb.
Pemilihan penelitian ini didasarkan atas asumsi bahwa di dalam masyarakat Melayu Langkat terdapat kelompok-kelompok sosial.Kelompok-kelompok sosial tersebut dalam berinteraksi sehari-hari berbeda di dalam menuturkan atau mengungkapkan emosinya kepada seseorang, apakah itu emosi senang, marah, sedih, benci, kagum, cinta, dan cemas.Ekspresi emosi di dalam bahasa Melayu Langkat juga direalisasikan penutur melalui unsur prosodi atau suprasegmental. Diduga dalam pertuturan sehari-hari pola intonasi emosi kelompok bangsawan lebih rendah atau lebih halus dibandingkan dengan kelompok orang kebanyakan.
Penelitian terhadap keberadaan bahasa ini relatif sedikit, khususnya terkait dengan penelitian intonasi emosi. Dari beberapa penelitian ini, sepengetahuan peneliti belum ada peneliti yang khusus melakukan penelitian tentang intonasiemosi bahasa Melayu Langkat tersebut.Hal ini tentu saja menjadi dorongan yang kuat bagi peneliti untuk menemukan fenomena-fenomena menarik yang terkait dengan intonasi emosi pada bahasa Melayu Langkat.
1.2 Masalah Penelitian
Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang tidak terkendali dalam merealisasikan intonasi bahasa yang bersangkutan.Perubahan intonasi pada sebuah tuturan menghasilkan perubahan makna, bahkan perubahan itu berkemungkinan mengakibatkan ketaksaan makna.Kalaupun si penutur menyampaikan makna sebuah tuturan dengan intonasi tertentu sesuai dengan yang dimaksudkannya, lawan bicara berperan pula dalam menentukan kebermaknaan tuturan yang telah didengarnya.Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebuah tuturan menuntut persyaratan prosodik yang harus dipenuhi oleh tuturan itu.Ketika seorang penutur mengucapkan suatu perkataan, aspek fonetis selalu mengikuti ungkapan serta sikap dan kondisi emosional penutur tersebut.Aspek fonetis tersebut berupa fitur suprasegmental/prosodi, seperti nada, intonasi, tekanan, dan durasi.Adapun yang dianggap sangat menonjol dan memberi pengaruh di dalam sinyal sikap dan emosi dalam tuturan tersebut adalah intonasi dan durasi.Seperti yang dikatakan oleh Mozziconacci (1998:2), bahwa tuturan tidak hanya mengungkapkan pesan-pesan yang disampaikan di dalam bahasa, tetapi memberikan tambahan informasi yang menyangkut identitas, keadaan kesehatan, emosi, sikap dan situasi ketika bertutur.Informasi tambahan ini dinyatakan melalui prosodi dan tidak terkandung secara eksplisit di dalam unsur leksikal maupun sintaksis.
perubahan-perubahan intonasi, misalnya ketika seseorang dari kaum bangsawan marah dan seseorang dari kaum kebanyakan mendengar tuturan itumaka persepsi yang diterima kadang-kadang dapat menghasilkan perubahan makna, bahkan perubahan itu berkemungkinan mengakibatkan ketaksaan makna ataupun untuk mengekspresikan jiwa, contohnya kata “iye ke” dapat mengungkapkan emosi marah, emosi sedih, dan emosi senang.
Persepsi terhadap emosi perlu diteliti melalui intonasi dan durasi tuturan bahasa Melayu Langkat dalam tiga masalah tuturan pada emosi dasar, yaitu emosi marah, emosi sedih, dan emosi senang. Persepsi terhadap emosi dasar ini mengambil bahasan pada pola intonasi tuturan bahasa Melayu Langkat pada tuturan marah, sedih, dan senang. Pola intonasi dapat diperoleh dengan menganalisis frekuensi dan durasi tuturan-tuturan. Sehubungan dengan analisis ini diambil dua variabel kelompok sosial penutur, yaitu kalangan orang kebanyakan dan kalangan kaum bangsawan. Jika terdapat perbedaan signifikan antara tuturan pada kelompok sosial ini. Penelitian ini dipandang perlu memberi penjelasan bahwa ada signifikansi antara variabel masyarakat. Hal ini menjadi temuan yang berharga dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Untuk itu, penelitian ini merumuskan empat masalah penelitian yang mencakup sebagai berikut.
1. Bagaimanakah deskripsi pola intonasi tuturan bahasa Melayu Langkat pada tuturan emosi marah, sedih dan senang?
3. Apakah intonasi tuturan emosi marah,sedih dan senang dengan kontur intonasi tertentu menandakan ciri tuturan bahasa Melayu Langkat?
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tuturan emosi marah, sedih, dan senangpada kelompok sosial penutur bahasa Melayu Langkat?
1.3 TujuanPenelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas maka tujuan penelitianini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pola intonasituturan emosi marah, sedih, dan senang dalam bahasa Melayu Langkat.
2. Menentukan/membuktikan ketiga tuturan emosi marah, sedih dan senang menandai kelompok sosial tertentu.
3. Membuktikanciri-ciri intonasi emosi di dalam tuturan emosi marah, sedih, dan senangdengan kontur intonasi tertentu.
4. Menentukan perbedaan tuturan emosi marah, sedih, dan senang pada kelompok sosial penutur bahasa Melayu Langkat.
1.4 Manfaat Penelitian
Temuanpenelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. menjadi patokan realisasi lisan bahasa Melayu Langkat, yang dikemudian hari mempunyai acuan yang jelas dalam merealisasikan intonasi ketika seseorang berbicara,
3. memperkaya penelitian tentang kebahasaan, khususnya tentang fonetik eksperimental yang masih sangat terbatas bagi para linguis di Indonesia, dan
4. menjadi dasar penelitian lanjutan bagi peneliti-peneliti lain, misalnya fonetiksosiolinguistik.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini menitikberatkan pada kajian fonetik eksperimental yaitu melakukan percobaan-percobaan tentang tuturan-tuturan emosi marah, sedih, dan senang pada kalangan orang kebanyakan dan kaum bangsawan yang berada di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Peneliti membatasi penelitian ini dengan memilih Kecamatan Tanjung Pura sebagai tempat penelitian berlangsung karena Tanjung Pura merupakan tempat pemerintahan Sultan Langkat berlangsung pada masa lalu. Dengan demikian peneliti dapat melihat bahwa warga atau masyarakat di sekitar Tanjung Pura dapat dijadikan sebagai informan maupun sebagai responden. Selain menggunakan pendekatan fonetik eksperimental, di dalam kajian ini, pengkaji juga menggunakan program Praat dan ancangan IPO (Instituut voor Perceptie Onderzoek).
1.6Definisi Istilah
Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang akan diuraikan yaitu 1. IPO(Instituut voor Perceptie Onderzoek)adalah model fonetik
eksperimental dengan menggunakan pendekatan bottom-up.Ancangan
IPO dimulai dari signal akustik hingga analisis statistic parameter akustik
2. Kontur Nada (pitch contour) merupakan kombinasi nada yang memberi ciri melodik pada tuturan di dalam dominasi kalimat ataupun yang membentuk struktur melodik sebuah tuturan (Rohani Ganie 2014).
3. Nada dasar merupakan nada yang digunakan untuk menyebutkan frekuensi awal di dalam sebuah alir nada ataupun di dalam sebuah kontur.
4. Praatadalah nama sebuah alat program analisis tuturan yang terbitkan oleh Institute for Perception Research, Eindhoven, Belanda.
BAB II
SEJARAH DAN MASYARAKAT MELAYU LANGKAT
2.1 Sejarah Singkat Langkat
Perkataan Langkat yang menjadi nama kabupaten yang ada di Sumatera Utara berasal dari nama sebuah pohon yang dikenal oleh masyarakat Melayu pada saat itu dengan istilah pohon langkat. Bentuk pohon langkat ini menyerupai pohon langsat, tetapi rasa buahnya pahit dan kelat. Oleh karena pusat kerajaan ini berada di sekitar tepi sungai Langkat, maka kerajaan ini disebut dengan Kerajaan Langkat.
Luckman Sinar (2011:100), Kerajaan Langkat didirikan oleh Raja Kahar bertepatan tanggal 12 Rabiul Awal 1163 H, atau tanggal 17 Januari 1750. Setelah Raja Kahar wafat kepemimpina beliau diteruskan oleh putranya yang bernama Badiulzaman yang bergelar Sultan Bendahara yang dimulai pada tahun 1750— 1823.
Sebutan raja dengan sebutan sultan, dimulai pada masa Tengku Musa yang menjadi Sultan Langkat dengan gelar Sultan Musa Al-Muazzamsyah mulai tahun 1870—1896. Wilayah kekuasaan Tengku Musa sangat luas selain wilayah Kabupaten Langkat dan Kota Binjai kekuasaan beliau hingga ke wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh yang pada masa itu bernama Langkat Tamiang.
Sungai Lepan di daerah Telaga Said pada tahun 1883. Pada tahun 1892 Sultan Musa bekerja sama dengan perusahaan Belanda yang bernama Koninklijke (Koninklijke Nederlandsche Maatschapij Tot Exploitatie van Petroliumbronnen in Nederlandsche-Indie). Pada masa kepemimpinan Sultan Musa banyak kerajaan kecil yang masih di bawah naungannya yaitu Stabat, Binjai, Selesai, Bahorok, Besitang termasuk Kerajaan Tamiang dan Seruai.
Menurut Arifin (2008:33—34), Kesultanan Langkat mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Abdul Aziz dan dianggap Kerajaan Melayu terkaya yang ada di Sumatera Timur bahkan satu-satunya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur yang memiliki kursi dan tahta kerajaan serta kereta kencana yang terbuat dari emas.
Sultan Abdul Aziz turun tahta pada usia 53 tahun dan digantikan oleh putranya Sultan Mahmud Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmadsyah antara tahun 1926– 1946. Sultan Abdul Aziz wafat pada tanggal 1 Juli 1927 dalam usia 54 tahun, setahun setelah menyerahkan tahtanya kepada putranya. Pada masa kesultanan Sultan Mahmud Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmadsyah keadaan Kerajaan Langkat tidak semakmur masa kepemimpinan ayahandanya Sultan Abdul Aziz yang banyak membangun sarana ibadah dan sarana pendidikan. Sultan Mahmud Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmadsyah hanya membangun sarana kesehatan yaitu Rumah Sakit Tanjung Pura (dulu namanya Rumah Sakit T. Musa) pada tahun 1930 dan memindahkan serta membangun istana barunya di Binjai.
2.1.1 Langkat Pada Masa Kependudukan Belanda
dan (2) Pemerintahan ala Belanda yang dipimpin dengan sebutan residen yang bernama Morrey yang berkedudukan di Binjai (Arifin, 2008:40—43).
Tugas dan kekuasan dari asisten residen Belanda hanyalah mendampingi sultan bagi orang-orang asing, sedangkan Sultan Musa tetap berkuasa penuh kepada rakyat pribumi, dengan pusat kerajaannya di Tanjung Pura. Agar terlaksananya roda pemerintahan maka, pada tahun 1881 Langkat dibagi dua yaitu (1) Langkat Hulu dan (2) Langkat Hilir. Sultan Musa berkedudukan di Langkat Hilir, sedangkan untuk Langkat Hulu Sultan Musa menunjuk putra tertuanya untuk menjadi wakil sultan di Langkat Hulu. Ketika Sultan Abdul Aziz berkuasa, asisten residen Belanda dipindahkan dari Binjai ke Tanjung Pura.
2.1.2 Langkat Pada Masa Kependudukan Jepang
Rezim Jepang mulai berkuasa di Medan dan sekitarnya pada tanggal 13 Maret 1942 yang sekaligus mengambil alih kekuasaan atau jajahan Belanda menjadi jajahan Jepang. Otomatis Kerajaan atau Kesultanan Langkat jatuh ke tangan Jepang. Semua istilah-istilah Belanda ditukar menjadi istilah Jepang.
Istilah keresidenan ditukar menjadi ―Syu‖ yang dikepalai oleh Syu-tyokan yang setarap dengan residen tetapi kekuasaan Syu-tyokan setaraf dengan gubernur yang mempunyai wewenang penuh untuk mengurus dan mengatur daerahnya sendiri.
Belilir Kecamatan Kuala, Tanjungpura, Pangkalan Berandan, Besitang. Di Besitang dikenal dengan perlawanan berdarah oleh H.O.K. Nurdin yang bergelar Datuk Setia Bakti Besitang yang menghadang satu kompi pasukan Jepang dan akhirnya beliau tewas oleh pengeroyokan puluhan serdadu Jepang. Pada masa itu yang yang menjabat sebagai sultan di Langkat adalah Sultan Mahmud yang memang kurang mampu dan kurang berani dalam membela rakyatnya, karena setiap gerak dan langkahnya selalu diintai oleh pihak Jepang. Setiap keputusan yang akan diambil oleh Sultan Mahmud harus diketahui dan disetujui oleh pemerintahan Jepang (Arifin, 2008:43—46).
2.1.3 Langkat Era Kemerdekaan
Berita kemerdekaan Indonesia itu belum terdengar di Medan dan Langkat karena pada masa itu belum ada televisi sedangkan radio juga masih sulit dipunyai. Berita kemerdekaan Indonesia baru diterima melalui telegram pada tanggal 6 September 1945 secara berantai dari Jakarta melalui Bukit Tinggi maka, sejak itu berkibarlah Sang Merah Putih di tanah Langkat.
sebagai daerah istimewa, yang pada akhirnya melahirkan kesepakatan pertemuan sebagai berikut, (1) Kesultanan Langkat berada di bawah perlindungan dan naungan Pemerintah Republik Indonesia, yaitu Gubernur Sumatera, (2) Tengku Amir Hamzah diangkat dan ditetapkan menjadi asisten residen Pemerintah Kabupaten Langkat. Ibu kotanya berkedudukan di Binjai.
Kemudian pada tanggal 26 Oktober 1945 Gubernur Sumatera mengeluarkan surat keputusan bahwa T. Amir Hamzah ditetapkan sebagai asisten residen Republik Indonesia untuk wilayah Langkat (setingkat dengan Bupati pada masa sekarang). Dengan adanya penetapan tersebut maka kunci utama untuk melancarkan jalannya pemerintahan Republik Indonesia di daerah keresidenan Sumatera Timur adalah Sultan Langkat.
Pada 3 Maret 1946 terjadi revolusi sosial di Sumatera Timur yang dilakukan oleh rakyat. Rakyat menuntut agar Pemerintahan Istimewa (Sistem Kerajaan di Sumatera Timur) dibubarkan. Revolusi ditujukan kepada golongan-golongan yang berkhianat kepada bangsa dan tanah air Indonesia. Rakyat pun mulai menyerang istana raja-raja yaitu Deli, Langkat, Asahan, Siantar, Tanah Karo dan lain-lain. Namun Sultan Deli yang berada di Istana Maimoon terlindungi dari amukan rakyat karena ketika itu pendudukan serdadu Inggris di mana pasukan Sekutu menempatkan markas mereka di Istana Maimoon sehingga gerakan revolusi sosial tidak dapat menyerang istana Maimoon.
Penyerangan yang mengatasnamakan rakyat ini dipelopori oleh tokoh Partai Komunis PKI Langkat serta Tokoh Pesindo Langkat.
Selain keluarga besar Sultan Mahmud yang menjadi korban revolusi sosial, Tengku Amir Hamzah juga menjadi korban fitnah. Tengku Amir Hamzah yang semasa hidupnya dikenal sebagai raja Penyair Pujangga Baru juga dikenal sebagai politikus. Tengku Amir Hamzah dianggap tidak mampu bertindak tegas sebagai seorang asisiten residen (Bupati). Maka pada tanggal 3 Maret 1945 ketika ia bersama dengan istri dan anak tunggalnya T. Tahura Alautiah yang masih kecil menunggu mobil jemputan, beberapa orang pemuda membawa paksa Tengku Amir Hamzah dan dibawa sebagai tawanan di sebuah gudang di Perkebunan Tembakau Kuala Begumit arah pedalaman Binjai. Beliau dituduh sebagai kaki tangan Belanda dan pengkhianat Bangsa Indonesia. Maka setelah beberapa hari beliau ditangkap dan ditawan, pada tanggal 20 Maret 1946 pukul 1.15 dini hari Tengku Amir Hamzah dibawa ke arah Stabat dan dipancung mati di sebuah lubang bersama 18 orang lainnya (Arifin, 2008:76).
2.1.4 Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan Dibumihanguskan Pasca- Kemerdekaan