• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemenfaatan Sistem Informasi Geografi dalam Aplikasi Model Hidrologi untuk Prediksi Debit (Q) dan Debit Puncak (QP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemenfaatan Sistem Informasi Geografi dalam Aplikasi Model Hidrologi untuk Prediksi Debit (Q) dan Debit Puncak (QP)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SEZ

uop

db

(db)

$0 pasn aq

aq db

D UO

(db) .

a43

$0

$0 JO

(2)

Prosiding "Sistem DAS: Inisiatif pengembangan

Data" 5 September 2007

informasinya dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan-kegiatan DAS, khususnya

untuk meng-evaluasi kondisi tingkat kekritisan kondisi tingkat daerah air

Kata kunci: data, hidrologi, debit, debit puncak, SIC

Laju kerusakan di Indonesia pada tahun sebesar

juta Ha per tahun, sedang Dephut sebesar juta dan dilaporkan laju

deforestasi di lndonesia untuk dunia berada di urutan kedua Brazil juta Halth).

Kondisi ini secara nyata berpengaruh pada perubahan iklim global sebagai akibat adanya

peningkatan efek gas kaca yang salah satunya disebabkan deforestasi dan degradasi

Sejalan dengan laju deforestasi dan degradasi di Indonesia, jumlah DAS kritis

juga terus yang saat ini jumlah DAS kritis prioritas I, dan masing-masing

sebanyak 62, 232, dan 178 DAS dengan jumlah ada DAS Menhutbun No.

Dampak yang nyata dirasakan masyarakat di wilayah Indonesia

adalah seringnya banjir, kekeringan, dan

Banjir sebenarnya hanyalah suatu peristiwa alam biasa,

jika telah mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia. Banjir adalah debit aliran air

sungai (iimpasan) yang secara relatif besar dari kondisi normal akibat hujan di

atau d i suatu secara terus menerus, sehingga air tidak dapat

ditampung oleh sungai yang ada, maka air meiimpah keluar dan menggenangi daerah

sekitarnya (Tim PKPS (runoff, oleh Chow dan

Seyhan (1977) adalah bagian hujan yang mengalir dan kemudian muncul di permukaan

sungai, air ini berasal dari daerah tangkapan air atau DAS yang dari

outletnya. langsung (direct direct surface runoff, atau storm adalah

bagian dari yang ke sungai saat kejadian hujan. dasar (base

flow, base runoff) adalah yang berlangsung secara terus-menerus,

ada hujan. Hujan efektif (effective precipitation) adalah bagian lebihan hujan (rainfall

excess) yang secara cepat seluruhnya menjadi langsung. Penggunaan

dari beberapa pernodelan hidrologi, antara lain, untuk memprediksi volume

(Q) dengan (Soil Conservation Service 1964) seperti diperlihatkan

pada I (Singh 1989). Model prediksi dengan SCS sifatnya sederhana,

akurat, dan menggunakan data hujan dan karakteristik DAS yang didapat. Untuk

SCS dapat digunakan untuk DAS kecil sampai besar, yakni luasan

(Johnson sampai dengan Km' atau (McCuen

Williamsand dalam Singh

Debit banjir (qp) dapat diprediksi dengan menggunakan model

(Chow McCuen 1989; Sosrodarsono dan Takeda ini sudah

lama digunakan serta kurang asalnya (Chow tetapi dikenal dan

dipakai dalam penggunaan praktis di (McCuen 1989; dan Sosrodarsono

dan Takeda Penggunaan model rasional dapat diterapkan pada DAS dari berukuran

kecil atau sampai DAS berukuran besar atau

(3)

Pemanfaatan dalarn untuk

dan Debit Puncak

I. prediksi volume (Q) dengan beberapa hidrologi

Sumber: Singh (1989)

Pemanfaatan untuk perhitungan dalarn prediksi Q dan q p

khususnya untuk membantu dalam perhitungan nilai CN dan nilai C rata-rata

(Arnold et e t al. e t Bingner dan Theurer

e t Biesbrouck e t 2002; dan Direktorat PDAS 2007). Tulisan ini akan

proses pemanfaatan untuk menghitung volume dan debit

puncak (qp) suatu khususnya pada penyusunan nilai CN dan nilai koefisien C

rata-rata dengan studi di sub-DAS Lesti, DAS Provinsi Jawa

Timur. Pemanfaatan prediksi ini adalah terbatasnya data aktual nilai volume

(Q) dan debit puncak suatu karena

sungai rnerniliki alat pemantau debit air atau SPAS.

2.

Model Hidrologi adalah sebuah sajian sederhana untuk menggambarkan sistem kehidupan nyata (real world) dari sebuah sistern hidrologi yang kompleks. Sistem adalah

urutan hubungan dari yang dialihragamkan (transform),

dalam waktu yang diberikan, dari unsur masukan yang terukur

keluaran yang terukur. Model hidrologi dibedakan model empirik dan model konseptual (Harto model empirik adalah model yang hanya didasarkan pada percobaan dan pengarnatan, sedang model konseptual adalah model yang

proses-proses hidrologi dalam persarnaan matematik dan membedakan antara fungsi produksi dan fungsi penelusuran (routing). Parameter adalah yang menandai suatu sistem hidrologi yang memiliki nilai tetap, tidak tergantung dari waktu. Variabel adalah yang menandai suatu sistem, yang dapat diukur dan memiliki nilai berbeda

pada waktu yang berbeda. Model dikatakan dari variabel dan

parameter yang diwakilinya mengabaikan variabiiitas ruang (spatial), rnisalnya model dan rational untuk menghitung nilai Q dan qp, dimana masukannya berupa rata-rata

DAS. Model dikatakan "distributedJ 7

adalah dari variabel dan parameter yang

diwakilinya mengandungvariabilitas ruangdan waktu, misalnya model ANSWERS.

perhitungan volume (Q) dengan didasarkan periiaku

infiltrasi dari air yang pada berbagai dengan vegetasi

penutupan yang berbeda. Pada prakiraan total volume ini data yang digunakan meliputi data hujan (harian) yang terdia sebagai masukan (input); data

(kelompok hidrologi dan kelembaban jenis penutupan vegetasi

dan pengelolaannya sebagai karakteristik dari DAS yang ada (SCS Persamaan pendugaan Q dengan SCS, yaitu:

(4)

Prosiding DAS: pengembangan Data" 5 September 2007

dengan

P

=

Total permukaan (mm) dinyatakan dengan hujan (mm) potensi

retensi air (infiltrasi) maksimum (mm) dan bilangan kurva untuk AMC (rata-rata) CN.

CN besarnya antara sampai nilainya dipengaruhi oleh kondisi

hidrologi, kelompok hidrologi kelembaban penutupan lahan dan

pengelolaannya. Nilai CN spasial untuk setiap penggunaan lahan diperoleh

dengan perhitungan rata-rata tertimbang seperti dijelaskan pada 2 .

Nilai masing-masing CN y a n g a d a didasarkan pada kelompok hidrologi A,

C, dan D serta untuk AMC (kelembaban rata-rata pada hari terakhir

antara mm) yang nilainya dikategorikan besarnya infiltrasi d a n

tekstur seperti pada 3. Biasanya nilai Q pada setiap

harian dihitung berdasarkan persamaan diagram pada

Nilai pada b e b e r a p a penutupan lahan berdasarkan interpretasi d a t a penginderaan jauh (pada kondisi AMC

3. Kelompok Widrologi (Hydrologic Soil Group)

A

B

Berliat, Liat Berpasir, Liat Berdebu, Liat (clay)

(5)

dalam Model Debit dan Debit Puncak

Diagram volume mrn) berdasarkan masukan

(P, dan nilai CN

2.2. Debit

Cara prakiraan q p saat ini dikenal beberapa antara lain: hidrograf

satuan, frekuensi, rasional, dan SCS (Singh Pada

hidrograf satuan, penentuan debit puncak didasarkan pada derivasi hidrograf

dari efektif setebal mm. Pada frekuensi, q p dihitung dengan

mengetahui masa ulang tertentu dari data qp yang telah ada pada periode waktu

yang panjang (misal 30 tahun). Pada perhitungan q p didasarkan pada

volume (Q x A) konsentrasi (tc). Pada rasional,

debit puncak dihitung hanya didasarkan pada karakteristik hujan harian maksirnum

dan waktu karakteristik DAS (penutupan lahan dan luas), dan saat ini telah

digunakan karena kepraktisannya. Persamaan prakiraan debit puncak (qp)

, yaitu:

CIA

q p dalam m3

/dtk, faktor koreksi satuan luas A dalam km2

rnaka f = 0,278; dan jika A

dalam ha rnaka f = 0,00278, koefisen limpasan, yaitu nisbah puncak aliran permukaan

terhadap intensitas hujan C (disajikan dalam intensitas hujan dari hujan

maksimum (mm) yang diharapkan terjadi dalam interval tertentu dan kurun waktu

yangsama dengan waktu konsentrasi (tc, jam) dinyatakan dengan I, dan luas DAS (Ha atau

Km2

(6)

Prosiding DAS: Inisiatif Data" 5 September 2007

tcadalah waktu konsentrasi panjang aliran (m), lerengaiiran perbedaan

tinggi elevasi antara keluar (outlet) aliran dari DAS dengan titik terjauh aliran (H) dibagi panjangaliran (L);

Perhitungan nilai intensitas hujan (I) (Sosrodarsono dan Takeda,

yaitu:

I intensitas hujan yang lamanya sarna dengan waktu konsentrasi hujan

harian maksimum selama jam (mm).

SIC

dan

Untuk penghitungan Q dan q p suatu maka perangkat dengan

software d a p a t digunakan untukanalisis d a t a spasial dari parameter-parameter rnasukan pada model. Sub-DAS Lesti merupakan bagian dari DAS Brantas digunakan sebagai untuk menerapkan perhitungan-perhitungan parameter dari model: dan q p sebagai berikut:

Tahapan nilai Q yaitu:

a. sub-DAS Lesti (dari peta DEM)

b. Membuat p e t a digital untuk jenis penutupan aktual (dari peta penutupan

lahan atau citra terbaru atau SPOT 5) kemudian

dioverlay dengan peta (kondisi hidrologi di sub-DAS Lesti.

c. Mengumpuikan data hujan harian pada sub-DAS Lesti

d. Membuat p e t a nilai-nilai pada sub-DAS Lesti, dilakukan dengan cara menumpang-tindihkan (overlay) p e t a p e n u t u p a n lahan pada p e t a (kelompok hidrologi CN dari setiap poligon perpotongan antara peta

penutupan lahan dan peta ditetapkan dengan 3.

e. Menghitung nilai CN tertimbang dari nilai-nilai CN sub-DAS Lesti pada berbagai tipe penggunaan lahan dengan cara pengelolaannya (dari peta penutupan lahan), kondisi hidrologi dan kelompok hidrologi tanahnya (dari peta untuk kondisi AMC (rata-rata) pada sub-DAS Lesti (dari d a t a hujan harian I tahun),

untuk sub-DAS Lesti =

f. Menghitung nilai potensi retensi air maksimum (s) sub-DAS Lesti dengan menggunakan persamaan (2) untuk kondisi AMC

= = 254

g.

Menghitung nilai volume (Q) sub-DAS Lesti dengan rnenggunakan persamaan d a n d a t a hujan harian (P), misal 150 mm, maka nilai volume debit untuk satuan tebal (Q) untuk satu kejadian hujan, yaitu 67 mm, dengan perhitungan

= (P 67

h. Untuk menghitung nilai Q tahunan, selanjutnya digunakan nilai-nilai data hujan harian selama setahun.

(7)

Pemanfaatan dalarn Model untuk Debit dan Debit Puncak

2. Debit Puncak (qp)

a. Membatasi sub-DAS Sasaran (dari peta topografi] peta DEM) b. Membuat peta konturdengan data DEM

c. Membuat peta sungai dengan data DEM

d. Nilai tc dihitung dengan persamaan (4) dimana nilai parameter diperoleh dari beda tinggi (elevasi) titik terjauh dan outlet (H) dari panjang sungai pada peta kontur (L).

= *roo%

0,0195

*

jam

e. Dengan data harian selama tahun pada lokasi sub-DAS

dapat dipilih besar hujan harian maksimum yang terjadi pada

Januari serta nilai tahunannya

f. Dengan maka nilai intensitas hujan (I) dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan rnisal

x

g.

Dengan peta sub-DAS maka luasnya ha

h. Nilai koefisien (C) dihitung dengan menggunakan peta penutupan

lahan akual yang diperoleh dari peta RBI dan atau citra

i. Nilai koefisien (C) tertimbang untuk sub-DAS Sasaran dihitung dengan

menggunakan luasan setiap penutupan lahan pada sub-DAS

dikalikan dengan nilai koefisien C masing-masing penutupan lahan pada poligon (Lampiran I) kemudian dibagi total sub-DAS.

j. Dengan diketahuinya nilai f, C, dan A sub-DAS maka nilai qp untuk bulanan dan tahunan dapat diprakirakan.

CIA

*

*

4. Saran

Pemanfaatan data debit dalam pengelolaan DAS yaitu menilai: atau

koefisien regime sungai (KRS) - menetapkan tingkat kekritisan DAS dan 2) atau

koefisien (C)

-

menetapkan tingkat daerah air. Dengan pemodelan

hidrologi, nilai volume debit (Q) dan debit puncak (qp) suatu DAS atau sub-DAS secara konseptual dapat diprediksi berdasarkan inforrnasi data parameter-parameter masukan (input) ke model. Nilai Q dihitungdengan CN-SCS sedang nilai dihitung dengan Rasional. Untuk menjalankan kedua model hidrologi

dan cepat yaitu memanfaatkan perangkat untuk pengolahan dan

data menyimpan dan rnengambil kembali dari data parameter-parameter input-nya. Faktor penting dalam menjalankan model CN adalah menghitung CN rata tertimbang untuk DAS, sedang pada model Rasional adalah menghitung nilai koefisien (C) rata-rata tertimbang DAS. Dengan alat maka parameter-parameter input data pendukung model untuk memprediksi data hidrologi (Q dan q p ) DAS atau sub-DAS dapat dilakukan dengan sehingga informasinya dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pengelolaan DAS, khususnya untuk mengevaluasi kondisi

(8)

Prosiding Pengelolaan DAS: pengembangan

Infrastruktur Data" 5 September 2007

Ucapan

Ucapan terima kasih pertama kepada Ir. Evaluasi DAS-Direktorat

Pengelolaan DAS) dan Dr. Hari Santoso (Direktur Pengelolaan DAS-Ditjen RLPS) yang

telah memberikan kesempatan rnenyusun rangkaian tulisan ini. Ucapan terima kasih juga

diberikan kepada Dr. Pramono Hadi F-Geografi UGM) yang telah memberikan

masukan dan koreksi, Eko Priyanto (Teknisi IBB) yang telah

membantu dalam mengoperasikan semua pihak baik langsung maupun tidak

langsung yangtelah membantu selesainya tulisan ini.

Arnold JG, JR Williams, R Srinivasan, KW King, and RH Griggs. SWAT-Soil Water

Assessment Tool. USDA, ARS, Grassland, soil and Water Research Laboratory, Temple, Texas.

Biesbrouck B, G Wyseure, J van Orschoven, and J Feyen. AVSWAT Leuven,

Laboratoryfor Soil and Water Management, Leuven,

Bingner RL and Theurer. Technical Processes: Documentation Version

2. USDA-ARS, Sedimentation Laboratory, Oxford, and USDA-NRCS,

National Center, Gaithersburg, MD.

Chow Handbook o f Applied Hydrology: A Compendium o f Water Resource

Technology. New York.

M, R Srinivasan, and Neitsch. SWAT Interface User's Guide f o r

SWAT 98.1, Beta Release. Blackland Research Center, Texas Agriculture

Experimental Station, Texas.

M, R Srinivasan, and Neitsch. SWAT lnterface User's Guide f o r

SWAT Research Center, Texas Agriculture Experimental Station,

Texas.

Direktorat PDAS. Pedornan Pemantauan Tata Air Daerah aliran Sungai dengan

Pendekatan Pemodelan Hidrologi. Peraturan Ditjen RLPS No. P.

30 Januari Ditjen RLPS, Departemen Kehutanan, Jakarta.

Gumbo B, N G and HH G Savenue. 2001. Coupling o f Digital Elevation

Model and Rainfall-Runoff Model in Storm Drainage Network Design. Symposium: Integrated Water Resources Management Theory, Practice, Cases.

Br. Hidrologi. PT. Gramedia Utama,

Johnson RR. 1998. An Investigation o f Curve Number Application t o Watershed in Excess of

25000 Hectars Journal o f Environmental Hydrology, 6 (7):

RH. 1989. Hydrologic Analysis and Design. Prentice Hall, Englewood New

Jersey.

Seyhan E. Fundamentals o f Hydrology. Terjemahan. Subagyo. Dasar-Dasar

(9)

Model

Debit dan Debit

Soil Consevation Service. 1964. Hydrology. National Engineering Handbook, Section US Dept. O f Agriculture, Washingtong, DC.

Soil Conservation Service. Urban Hydrology for Watersheds, Technical Release 55

Singh VP. Hydrologic Systems, Watershed Modelling,. Prentice Hall,

Englewood New Jersey.

Sosrodarsono dan K Takeda. Hidrologi Untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita, Cetakan Ke Jakarta.

Sukresno. Permukaan Untuk Perencanaan Dan

Kegiatan RLKT. DAS No BTPDAS Surakarta, Kehutanan,

Surakarta.

(10)

Prosiding "Sistem Informasi DAS: lnisiatif pengembangan Infrastruktur Data" 5 September 2007

Lampirant. Nilai koefisien (C) untuk persamaan rasional (qp) untuk Kelompok

Gambar

Tabel I .
Tabel 3. Kelompok Widrologi
Gambar I. Diagram perhitungan volume limpasan (4, mrn) berdasarkan masukan hujannya (P, mm) dan nilai CN

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur alhamdulillah karena penulis dapat menyelesaikan laporan seminar tugas akhir yang berjudul Pusat Teknologi Konstruksi Bangunan di Kota Malang dengan tepat waktu

Hartanah Pelaburan dipegang untuk tujuan hasil sewaan jangka panjang atau untuk kenaikan nilai pelaburan atau kedua-duanya sekali, dan tidak diduduki

Form basis pengetahuan akan tampil apabila pengguna atau user menggunakan level pakar pada saat menggunakan program sistem pakar pendiagnosa pada tubuh, form ini

Sub Dit Sub Dit Standardi sasi Pangan Olahan Sub Dit Inspeksi Produksi dan Peredar Pangan Seksi Standardi Sertifikasi an Produk Seksi Inspeksi Produksi Tangga Pangan Seksi

Hal ini menjadi layak dan harus didiskusikan untuk mendapat kesimpulan mengenai desa berdikari di wilayah masing-masing yang disajikan melalui presentasi makalah dari

Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan teknik

Pembangunan fasilitas publik yang dikelola secara efisien berpotensi meningkatkan output perekonomian dan biaya pembangunan fasilitas publik yang sangat besar merupakan

Langkah dalam pembuatan pakan ikan (pellet) adalah 1) penghalusan bahan baku; hal ini dilakukan untuk bahan-bahan yang memang membutuhkan penghalusan, penghalusan