• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Sumatera Barat"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI SUMATERA BARAT

Oleh ASMIRA AMRI

A14105655

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

ASMIRA AMRI. Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Sumatera

Barat. (Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA)

Pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sub sektor peternakan sebagai salah satu usaha peningkatan pendapatan masyarakat. Dari berbagai jenis usaha peternakan yang ada, pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sapi potong dan ayam broiler sebagai komoditi unggulan. Penetapan kedua komoditi tersebut dikarenakan kedua komoditi ini mempunyai tingkat pemanfaatan sumberdaya lokal yang tinggi dan memberikan sumbangan yang besar bagi kebutuhan pangan protein hewani masyarakat Sumatera Barat.Usaha peternakan ayam broiler menempati urutan kedua setelah sapi potong, namun menempati tingkat yang paling tinggi dibandingkan usaha peternakan komoditi unggas lainnya seperti ayam buras, ayam petelur ataupun itik.

Harga ayam broiler sangat berfluktuatif. Fluktuasi harga ayam broiler dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi produsen dan konsumen. Dampak positifnya adalah ketika harga broiler sedang tinggi, maka penjual broiler akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar, namun konsumen harus mengeluarkan biasa besar untuk memenuhi kebutuhan protein hewani mereka. Sedangkan dampak negative yang ditimbulkan bagi produsen adalah keuntungan yang rendah pada saat harga sedang rendah, namun konsumen mendapatkan dampak positif karena tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk memenuhi kebutuhan protein hewani mereka. Adanya fluktuasi harga memerlukan tindakan pemerintah untuk mengendalikan fluktuasi harga yang terjadi saat ini dan pencegahan agar fluktuasi harga tidak berdampak buruk bagi sub sektor peternakan di Sumatera Barat. Salah satu upaya untuk menganhadapi ketidakpastian pada periode mendatang diperlukan suatu peramalan. Peramalan yang dimaksud disini adalah upaya untuk memperkirakan harga ayam broiler pada waktu tertentu dimasa depan dengan harapan nilainya dapat mendekati atau sama dengan harga sebenarnya yang terjadi pada waktu tersebut.

Sampai saat ini pemerintah provinsi Sumatera Barat belum memiliki model peramalan yang tepat untuk memperkirakan harga ayam broiler dan hanya mengandalkan analisis harga pada bulan tertentu dengan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebagai pengendali harga perlu dibantu untuk mengidentifikasi pola fluktuasi harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat, mendapatkan metode peramalan terbaik untuk meramalkan harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat dan meramalkan kecenderungan harga ayam broiler dimasa yang akan datang di Sumatera Barat.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Data tersebut berasal dari lima kota di Sumatera Barat yaitu Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Solok dan Tanah Datar. Data yang digunakan merupakan data periode dua mingguan harga ayam broiler dari minggu ke dua bulan Januari 2005 sampai minggu ke empat bulan November

2008. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft excel

(3)

Model yang digunakan adalah model time series terdiri dari metode trend,

(4)

PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI SUMATERA BARAT

Oleh : ASMIRA AMRI

A14105655

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul Skipsi : Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Provinsi Sumatera Barat

Nama : Asmira Amri

NRP : A14105655

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP. 132 133 965

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI SAYA YANG

BERJUDUL PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI

SUMATERA BARAT BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI

DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA

SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekan Kamis pada 12 Agustus 1984 sebagai anak

pasangan Amri, S.Ag dan Musnimar, S.Ag. Penulis adalah anak ke dua dari empat

bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD 26 Padang Barat

lulus tahun1996. Pendidikan menengah tingkat pertama di SLTP 25 Padang Utara

lulus tahun 1999. Pendidikan menengah tingkat atas di SMU 1 Padang Panjang

lulus tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan di Program

Diploma III Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH, Sang Maha Rahman dan Rahim, yang telah

memberikan segala kecerdasan dan petunjuk kepada penulis, sehingga akhirnya

karya sederhana ini terselesaikan. Alhamdulillah, ini sebuah barakah bagi penulis

karena dalam dua bulan skripsi ini rampung.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode peramalan terbaik

terhadap harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun demikian penulis berharap agar hasil

yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2009

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Telah beberapa kali penulis mencoba berkarya, namun hasilnya selalu

membuat penulis merenung habis-habisan, bahkan sampai menangis ditengah

malam dan bertanya “Kenapa keinginan tak selalu terwujud?” Tetapi, dalam

perenungan itu akhirnya penulis mendapat satu jawaban bahwa dalam kegagalan

pasti ada cinta, dalam ketidakpastian pasti ada hikmah. Ya, rahmat Ilahi selalu

datang dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan. Inilah sebaris

kalimat yang senantiasa menginspirasi penulis selama menuliskan kata demi kata

dalam skripsi sederhana ini.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang telah

memberikan bantuan moral maupun materil, dorongan semangat, bimbingan,

sumbangan pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Allah SWT Sang Pencipta yang telah memberikan kekuatan, membekaliku

dengan ilmu, kertas dan pena. Sungguh rasa syukur mendalam, jalan lurus

dan lapang selalu bagian dari do`a.

2. Kepada sepasang cinta Papa dan Mama yang telah membesarkanku hingga

mandiri. Tetaplah iringi ananda dengan do`a dan kasih sayang kalian.

3. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing yang telah sabar

memberikan bimbingan, dukungan, pengarahan dan waktunya, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MM selaku dosen evaluator pada saat

kolokium atas masukan, koreksi dan saran.

5. Ibu Lina Marni, Spt dan pihak Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat

atas informasi dan data-data yang telah diberikan.

6. Ibu Ir. Harmini, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberikan

banyak masukan dan koreksi, sehingga skripsi ini lebih baik dan lebih

bermanfaat.

7. Mas Arif Karyadi, selaku dosen penguji dan komisi pendidikan atas

koreksi dan sarannya, sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih sempurna

(10)

8. Saudara-saudaraku tercinta, Erismar Amri MSi, Fauzan Ismara Amri,

Salim Isfayama Amri terimakasih atas segala kasih sayang dan perhatian

serta “pengertian” yang amat berharga dan sangat berarti.

9. Mas Baka Senjaya SP yang memberikan banyak masukan, saran dan

pinjaman bukunya dan Fajar Sumarto Putro SP, yang telah banyak

membantu dalam pengolahan data pada skripsi ini.

10. De Aulia Rahman yang telah banyak mengoreksi skripsi ini saat menjadi

pembahas.

11. Mbak Nur, Mbak Maya, Mbak Rahmi dan Mbak Liesca yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

12. Sahabat-sahabat tersayang, Dhahiri Hagyar Siwi, Ratih Tanjungsari, dan

Lucia Dewi Manurung, untuk kesediaannya menemani ketika kurasa sulit

berdiri dan sendiri

13. Rekan-rekan seperjuangan di Ekstensi yang tidak bisa kusebut satu

persatu, semangat itu terbit dari ulasan senyum kalian.

14. Keluarga besar KPP IPB Baranangsiang 3 Blok B no 11, yang terus

memberi semangat secara “ngak jelas dan ngak karuan” membuat hidup

lebih hidup dengan semua canda kita.

15. Murid-murid kebanggaanku, keceriaan kalian senantiasa memberiku

inspirasi.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik

secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak bisa disebutkan satu

(11)

PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI SUMATERA BARAT

Oleh ASMIRA AMRI

A14105655

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

ASMIRA AMRI. Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Sumatera

Barat. (Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA)

Pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sub sektor peternakan sebagai salah satu usaha peningkatan pendapatan masyarakat. Dari berbagai jenis usaha peternakan yang ada, pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sapi potong dan ayam broiler sebagai komoditi unggulan. Penetapan kedua komoditi tersebut dikarenakan kedua komoditi ini mempunyai tingkat pemanfaatan sumberdaya lokal yang tinggi dan memberikan sumbangan yang besar bagi kebutuhan pangan protein hewani masyarakat Sumatera Barat.Usaha peternakan ayam broiler menempati urutan kedua setelah sapi potong, namun menempati tingkat yang paling tinggi dibandingkan usaha peternakan komoditi unggas lainnya seperti ayam buras, ayam petelur ataupun itik.

Harga ayam broiler sangat berfluktuatif. Fluktuasi harga ayam broiler dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi produsen dan konsumen. Dampak positifnya adalah ketika harga broiler sedang tinggi, maka penjual broiler akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar, namun konsumen harus mengeluarkan biasa besar untuk memenuhi kebutuhan protein hewani mereka. Sedangkan dampak negative yang ditimbulkan bagi produsen adalah keuntungan yang rendah pada saat harga sedang rendah, namun konsumen mendapatkan dampak positif karena tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk memenuhi kebutuhan protein hewani mereka. Adanya fluktuasi harga memerlukan tindakan pemerintah untuk mengendalikan fluktuasi harga yang terjadi saat ini dan pencegahan agar fluktuasi harga tidak berdampak buruk bagi sub sektor peternakan di Sumatera Barat. Salah satu upaya untuk menganhadapi ketidakpastian pada periode mendatang diperlukan suatu peramalan. Peramalan yang dimaksud disini adalah upaya untuk memperkirakan harga ayam broiler pada waktu tertentu dimasa depan dengan harapan nilainya dapat mendekati atau sama dengan harga sebenarnya yang terjadi pada waktu tersebut.

Sampai saat ini pemerintah provinsi Sumatera Barat belum memiliki model peramalan yang tepat untuk memperkirakan harga ayam broiler dan hanya mengandalkan analisis harga pada bulan tertentu dengan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebagai pengendali harga perlu dibantu untuk mengidentifikasi pola fluktuasi harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat, mendapatkan metode peramalan terbaik untuk meramalkan harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat dan meramalkan kecenderungan harga ayam broiler dimasa yang akan datang di Sumatera Barat.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Data tersebut berasal dari lima kota di Sumatera Barat yaitu Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Solok dan Tanah Datar. Data yang digunakan merupakan data periode dua mingguan harga ayam broiler dari minggu ke dua bulan Januari 2005 sampai minggu ke empat bulan November

2008. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft excel

(13)

Model yang digunakan adalah model time series terdiri dari metode trend,

(14)

PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI SUMATERA BARAT

Oleh : ASMIRA AMRI

A14105655

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Judul Skipsi : Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Provinsi Sumatera Barat

Nama : Asmira Amri

NRP : A14105655

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP. 132 133 965

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI SAYA YANG

BERJUDUL PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI

SUMATERA BARAT BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI

DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA

SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekan Kamis pada 12 Agustus 1984 sebagai anak

pasangan Amri, S.Ag dan Musnimar, S.Ag. Penulis adalah anak ke dua dari empat

bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD 26 Padang Barat

lulus tahun1996. Pendidikan menengah tingkat pertama di SLTP 25 Padang Utara

lulus tahun 1999. Pendidikan menengah tingkat atas di SMU 1 Padang Panjang

lulus tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan di Program

Diploma III Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di

(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH, Sang Maha Rahman dan Rahim, yang telah

memberikan segala kecerdasan dan petunjuk kepada penulis, sehingga akhirnya

karya sederhana ini terselesaikan. Alhamdulillah, ini sebuah barakah bagi penulis

karena dalam dua bulan skripsi ini rampung.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode peramalan terbaik

terhadap harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun demikian penulis berharap agar hasil

yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2009

(19)

UCAPAN TERIMAKASIH

Telah beberapa kali penulis mencoba berkarya, namun hasilnya selalu

membuat penulis merenung habis-habisan, bahkan sampai menangis ditengah

malam dan bertanya “Kenapa keinginan tak selalu terwujud?” Tetapi, dalam

perenungan itu akhirnya penulis mendapat satu jawaban bahwa dalam kegagalan

pasti ada cinta, dalam ketidakpastian pasti ada hikmah. Ya, rahmat Ilahi selalu

datang dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan. Inilah sebaris

kalimat yang senantiasa menginspirasi penulis selama menuliskan kata demi kata

dalam skripsi sederhana ini.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang telah

memberikan bantuan moral maupun materil, dorongan semangat, bimbingan,

sumbangan pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Allah SWT Sang Pencipta yang telah memberikan kekuatan, membekaliku

dengan ilmu, kertas dan pena. Sungguh rasa syukur mendalam, jalan lurus

dan lapang selalu bagian dari do`a.

2. Kepada sepasang cinta Papa dan Mama yang telah membesarkanku hingga

mandiri. Tetaplah iringi ananda dengan do`a dan kasih sayang kalian.

3. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing yang telah sabar

memberikan bimbingan, dukungan, pengarahan dan waktunya, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MM selaku dosen evaluator pada saat

kolokium atas masukan, koreksi dan saran.

5. Ibu Lina Marni, Spt dan pihak Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat

atas informasi dan data-data yang telah diberikan.

6. Ibu Ir. Harmini, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberikan

banyak masukan dan koreksi, sehingga skripsi ini lebih baik dan lebih

bermanfaat.

7. Mas Arif Karyadi, selaku dosen penguji dan komisi pendidikan atas

koreksi dan sarannya, sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih sempurna

(20)

8. Saudara-saudaraku tercinta, Erismar Amri MSi, Fauzan Ismara Amri,

Salim Isfayama Amri terimakasih atas segala kasih sayang dan perhatian

serta “pengertian” yang amat berharga dan sangat berarti.

9. Mas Baka Senjaya SP yang memberikan banyak masukan, saran dan

pinjaman bukunya dan Fajar Sumarto Putro SP, yang telah banyak

membantu dalam pengolahan data pada skripsi ini.

10. De Aulia Rahman yang telah banyak mengoreksi skripsi ini saat menjadi

pembahas.

11. Mbak Nur, Mbak Maya, Mbak Rahmi dan Mbak Liesca yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

12. Sahabat-sahabat tersayang, Dhahiri Hagyar Siwi, Ratih Tanjungsari, dan

Lucia Dewi Manurung, untuk kesediaannya menemani ketika kurasa sulit

berdiri dan sendiri

13. Rekan-rekan seperjuangan di Ekstensi yang tidak bisa kusebut satu

persatu, semangat itu terbit dari ulasan senyum kalian.

14. Keluarga besar KPP IPB Baranangsiang 3 Blok B no 11, yang terus

memberi semangat secara “ngak jelas dan ngak karuan” membuat hidup

lebih hidup dengan semua canda kita.

15. Murid-murid kebanggaanku, keceriaan kalian senantiasa memberiku

inspirasi.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik

secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak bisa disebutkan satu

(21)

DAFTAR ISI

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 17

3.1.1. Konsep Harga ... 17

4.3. Metode Pengambilan Sampel ... 36

4.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 36

4.5. Identifikasi Pola Data ... 37

4.6. Metode Peramalan Time Series ... 37

4.6.1. Metode Regresi Sederhana ... 38

4.6.2. Metode Rata-rata Sederhana ... 38

4.6.3. Metode Rata-rata Bergerak Sederhana ... 39

4.6.4. Metode Dekomposisi ... 39

(22)

BAB V. GAMBARAN AGRIBISNIS AYAM BROILER DI

SUMATERA BARAT ... 50

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

6.1. Hasil ... 6.1.1. Peramalan Harga Ayam Broiler di Kota

Padang ... 56

6.1.2. Peramaln Harga Ayam Broiler di Kota

Payakumbuh ... 60

6.1.3. Peramalan Harga Ayam Broiler di Kota

Bukittinggi ... 64

6.1.4. Peramalan Harga Ayam Broiler di Kota Solok .. 68

6.1.5. Peramalan Harga Ayam Broiler di kabupaten

Tanah Datar ... 71

6.2. Pembahasan ... 75

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

7.1. Kesimpulan ... 78

7.2. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Produksi dan Konsumsi Daging Ternak di Sumbar

Tahun 2007 (dalam Kg) ... 2

2. Perkembangan Populasi dan Pemotongan Ternak Unggas

di Sumatera Barat ... 3

3. Penelitian Terdahulu ... 15

4. Pola ACF dan PACF Model Seasonal ARIMA ... 47

5. Rumah Tangga Pemelihara Ternak Pada Lima Kota Di

Sumatera Barat ... 53

6. Populasi Ayam Broiler pada Lima Kota di Sumatera Barat 54

7. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada

Harga Ayam Broiler di Kota Padang ... 58

8. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada

Harga Ayam Broiler di Kota Payakumbuh ... 62

9. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada

Harga Ayam Broiler di Kota Bukittinggi ... 66

10. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada

Harga Ayam Broiler di Kota Solok ... 68

11. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada

(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Grafik fluktuasi harga ayam di lima kota di Sumatera Barat

tahun 2007 ... 3

2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

3. Gamabaran Rantai Pemasaran Ayam Broiler di Sumatera

Barat ...

52

4. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Padang ... 59

5. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Payakumbuh ...63

6. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Bukittinggi ...67

7. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Solok ... 71

8. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kabupaten Tanah Datar ...74

9. Peramalan Harga Ayam Broiler Pada Lima Kota di

Sumatera Barat ... 76

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Harga Dua Mingguan Ayam Broiler di Lima Kota di Sumatera

Barat ... 81

2 Plot Data Time Series ... 82

3 Model Peramalan Terbaik Harga Ayam Broiler di Lima Kota

di Sumatera Barat ... 88

4 Ramalan Harga Ayam Broiler 24 Periode Kedepan di Lima

(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Indonesia menetapkan otonomi daerah bagi setiap provinsi di

Indonesia demi pemerataan pembangunan ekonomi masyarakat di seluruh pelosok

tanah air. Pelaksanaan otonomi daerah menuntut kemandirian daerah dalam

menanggulangi keunggulan daerah, peningkatan taraf hidup masyarakat,

pemerataan hasil pembangunan, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam

aktivitas pembangunan daerah. Otonomi daerah mengharuskan pemerintah

provinsi mampu memberikan informasi mengenai aspek-aspek ekonomi yang

lebih dapat dikembangkan oleh masyarakat terutama dunia usaha.

Sumatera Barat merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sub sektor peternakan

sebagai salah satu usaha peningkatan pendapatan masyarakat terutama pada masa

krisis ekonomi belakangan ini. Dari berbagai jenis usaha peternakan yang ada,

pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sapi potong dan ayam broiler

sebagai komoditi unggulan.

Penetapan komoditi sapi dan ayam broiler sebagai komoditi unggulan

dikarenakan kedua komoditi ini mempunyai tingkat pemanfaatan sumber daya

lokal yang tinggi dan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi kebutuhan

pangan protein hewani masyarakat Sumatera Barat. Hal ini dapat dilihat dari

jumlah produksi dan konsumsi daging ternak di Sumatera Barat pada tahun 2007

(27)

Tabel 1 Jumlah Produksi dan Konsumsi Daging Ternak di Sumatera Barat Tahun 2007 (dalam Kg)

Jenis Ternak Produksi Daging Ternak Konsumsi Daging Ternak

Sapi Potong 16.367.892 9.339.524

Ayam Broiler 13.004.376 8.843.436

Ayam Buras 4.882.376 2.445.627

Ayam Ras Petelur 4.650.059 -

Kerbau 2.828.488 1.551.205

Kambing 2.168.545 1.117.902

Babi 992.466 537.517

Itik 629.160 323.019

Domba 21.184 11.009

Kuda 16.154 9.243

Sumber : Data Base Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat 1998-2007

Pemanfaatan sumber daya lokal dapat dilihat dari data produksi daging

ternak sedangkan kebutuhan protein hewani dapat dilihat dari data konsumsi

daging ternak. Usaha peternakan ayam broiler menempati urutan kedua setelah

sapi potong, namun menempati tingkat yang paling tinggi dibandingkan usaha

peternakan komoditas unggas lainnya seperti ayam buras, ayam ras petelur

ataupun itik.

Statistik data yang tecatat oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat

Tabel 1, memperlihatkan bahwa pada tahun 2007 produksi ternak sapi potong

16.367.892 kg, ayam broiler 13.004.376 kg, ayam buras 4.882.376 kg, ayam ras

petelur 4.650.059 kg, kerbau 2.828.488 kg, kambing 2.168.545 kg, babi 992.446

kg, itik 629.160 kg, domba 21.184 kg dan kuda 16.154 kg. Sedangkan ternak yang

telah dikonsumsi tahun 2007 diantaranya: sapi potong 9.339.524 kg, ayam broiler

8.843.436 kg, ayam buras 2.445.627 kg, kerbau 1.551.205 kg, kambing 1.117.902

kg, babi 537.517 kg, itik 323.019 kg, domba 11.009 kg, dan kuda 9.243 kg.

Secara umum dapat dilihat kebutuhan akan daging ternak di Sumatera Barat

sudah dapat dipenuhi oleh produksi daerah sendiri, dimana produksi daging ternak

(28)

kenapa pemerintah Provinsi Sumatera Barat menetapkan peternakan sebagai

komoditi unggulan untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakatnya.

Penyediaan pasokan daging ayam broiler di Sumatera Barat dapat

dikatakan cukup baik dibandingkan dengan pasokan daging unggas yang lain.

Menurut data base Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat populasi dan

pemotongan ayam broiler dari tahun 2004 sampai tahun 2007 selalu menempati

urutan tertinggi dibandingkan populasi dan pemotongan ternak unggas lainnya.

Perbandingan populasi dan pemotongan berbagai jenis unggas di Sumatera Barat

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Perkembangan Populasi dan Pemotongan Ternak Unggas di

2004 Populasi 12.804.118 7.737.703 5.337.225 852.141

Pemotongan 12.419.996 11.606.560 2.668.631 426.075

2005 Populasi 11.357.881 5.725.515 5.608.482 985.442

Pemotongan 11.017.048 8.588.276 2.804.242 492.725

2006 Populasi 12.847.327 5.107.278 6.397.331 1.050.752

Pemotongan 12.461.906 5.150.191 3.198.157 630.449

2007 Populasi 12.648.143 4.529.106 6.347.337 1.003.445

Pemotongan 12.644.349 6.340.748 3.808.402 602.067

Sumber: Data Base Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat 1998-2007

Populasi ternak yang dimaksud disini adalah jumlah ternak yang disuplai

oleh peternak ke pasar, sedangkan yang dimaksud dengan pemotongan disini

adalah jumlah ternak yang dipotong untuk dikonsumsi oleh konsumen. Populasi

ayam broiler, ayam petelur dan itik di Sumatera Barat selalu melebihi

pemotongannya, berbeda dengan ayam buras dimana pemotongannya lebih tinggi

(29)

daging ayam buras di Sumatera Barat harus dipasok dari daerah lain sehingga

kebutuhan akan daging ayam buras dapat terpenuhi.

Dari Tabel 2 terlihat bahwa populasi dan pemotongan ayam broiler

menempati urutan tertinggi disbanding komoditi unggas lainya. Tingginya

populasi dan pemotongan ayam broiler menunjukkan bahwa peternakan ayam

broiler memiliki peluang pasar yang sangat besar serta keuntungan yang

menjanjikan. Usaha ayam broiler memiliki laju perputaran modal yang cepat dan

waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Harga ayam broiler relatif terjangkau

dan hampir selalu tersedia dipasar-pasar tradisional maupun supermarket.

Bappenas (2006) menjelaskan bahwa banyaknya peternak yang memilih

beternak ayam broiler, karena 1) cepatnya perputaran modal, disebabkan panen

ayam broiler relatif cepat, 2) penyedia kebutuhan protein hewani, 3) pengisi

waktu luang dimasa pensiun, 4) pendidikan dan latihan keterampilan dikalangan

remaja, 5) tabungan dihari tua, 6) mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif).

1.2 Perumusan Masalah

Ayam broiler merupakan salah satu komoditi yang harganya sangat

fluktuatif. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap fluktuatif harga

adalah ketidakseimbangan antara supply dan demand ayam broiler. Berdasarkan

data yang diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1),

harga daging ayam sempat mengalami penurunan mencapai harga Rp 3.500/ekor

pada bulan Januari 2007 di Kota Solok. Penurunan harga terjadi akibat

pemberitaan berkembangnya wabah flu burung di Kabupaten Sawahlunto

(30)

jumlah yang cukup banyak. Harga ayam broiler juga sempat melonjak hingga Rp

22.500/ekor pada Desember 2007 di kota Padang. Peningkatan harga terjadi

akibat seringnya gempa di Sumatera Barat dan mendekati hari raya Idul Adha.

Index

Time Series Plot of padang; payakumbuh; bukittinggi; solok; ...

Gambar 1 Grafik fluktuasi harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat tahun 2007

Tingkat populasi ayam yang tidak seimbang dibandingkan dengan jumlah

pemotongannya dapat menyebabkan adanya fluktuasi harga yang cukup besar.

Fluktuasi harga yang cukup besar ini terjadi akibat adanya penawaran produsen

yang diwakili oleh jumlah populasi ayam, bertemu dengan permintaan konsumen

yang diwakili oleh tingkat pemotongan ayam. Pertemuan penawaran dan

permintaan ini terjadi di pasar terbuka yang nantinya akan menghasilkan harga

keseimbangan antara produsen dan konsumen.

Ketidakstabilan harga yang terjadi memerlukan tindakan pemerintah untuk

mengendalikan fluktuasi harga, agar tidak berimbas buruk bagi konsumen

(31)

harga yang telah dilakukan oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat adalah

dengan pengadaan informasi pasar. Bentuk penyajian informasi yang diberikan

adalah berupa pelayanan informasi harga pasar yang bertujuan menyebarluaskan

informasi perkembangan harga komoditi peternakan termasuk komoditi ayam

broiler.

Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat memanfaatkan internet sebagai

saran pengiriman data perkembangan harga komoditi peternakan secara tepat dan

efektif dengan membuat e-mail pada kabupaten/kota. Kerjasama pengiriman data

perkembangan harga komoditi peternakan ini telah dibuat untuk seluruh dinas

yang menangani fungsi peternakan di kabupaten/kota di Sumatera Barat, namun

yang baru dapat berjalan dengan baik baru pada lima kabupaten/kota, yaitu

Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Solok, dan Tanah Datar.

Data perkembangan harga komoditi peternakan yang dikumpulkan oleh

petugas kabupaten/kota dikirim ke e-mail Dinas Peternakan Provinsi. Data

perkembangan harga komoditi peternakan yang dikirim ke Dinas Peternakan

Provinsi Sumatra Barat dianalisi dan disajikan untuk dipublikasikan melalui TVRI

dan RRI Padang secara berkala dan juga dimuat dalam Selebaran Informasi Pasar

yang diterbitkan oleh Sub Dinas Bina Usaha Dinas Peternakan Provinsi Sumatra

Barat yang terbit setiap dua minggu sekali.

Program pelayanan informasi pasar yang sudah berlangsung sampai saat

ini dianggap belum dapat berjalan sebagaimana mestinya. Informasi

perkembangan harga komoditi pertanian yang disampaikan baru terbatas pada

harga yang berlangsung dipasar belum ada perkiraan harga untuk beberapa

(32)

produsen baru dalam mengetahui harga yang terbentuk sesuai dengan mekanisme

pasar. Namun mengingat harga ayam broiler yang berfluktuatif stakeholder tidak

hanya membutuhkan harga dipasar saat ini tetapi juga membutuhkan perkiraan

harga mendatang guna melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam

mengambil peluang yang ada.

Organisasi usaha peternakan senantiasa terkait dengan waktu yang tepat

untuk melakukan kegiatan usaha peternakan dan pemasaran. Namun pendapatan

peternak tidak dapat diprediksi karena harga komoditi yang dihasilkan sangat

berfluktuasi, akibat kondisi lingkungan dan factor lain yang mempengaruhi

kualitas dan kuantitas out put dari produk. Disamping itu juga dipengaruhi oleh

cuaca, penyakit, harga DOC, harga pakan dan harga produk itu sendiri.

Untuk mengantisipasi ketidakpastian pada periode mendatang diperlukan

suatu peramalan. Peramalan yang dimaksud disini adalah upaya untuk

memperkirakan harga ayam broiler pada waktu tertentu dimasa depan dengan

harapan nilainya dapat mendekati atau sama dengan harga sebenarnya yang terjadi

pada waktu tersebut. Namun sampai saat ini Dinas Peternakan Provinsi Sumatera

Barat belum memliki model peramalan yang tepat untuk memperkirakan harga

ayam broiler dan hanya mengandalkan analisis harga berdasarkan hasil proyeksi

perilaku harga. Proyeksi harga yang dilakukan adalah dengan menyamakan

perilaku harga pada bulan tertentu dengan bulan-bulan yang sama pada

tahun-tahun sebelumnya. Oleh sebab itu Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat

perlu dibantu untuk menemukan :

(33)

2. Bagaimana membuat suatu peramalan terbaik untuk meramalkan harga

ayam broiler dmeramalkan kecenderungan perubahan harga ayam broiler

di Sumatera Barat.

Sasaran yang diharapkan dengan adanya peramalan harga ini adalah dapat

menyempurnakan informasi pasar yang ada dalam memberikan informasi kepada

peternak ayam broiler di Sumatera Barat. Informasi pasar yang memadai, cepat,

tepat sasaran dan tepat waktu didukung oleh informasi perkiraan pasar ternak

periode mendatang dapat digunakan peternak sebagai produsen dalam strategi

penguasaan pasar dan peningkatan usaha sehingga dapat bersaing dengan

kompetitor.

1.3 Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang dihadapi, maka penelitian ini bertujuan :

1. Mengidentifikasi gambaran umum agribisnis ayam broiler di Sumatera

Barat.

2. Mengidentifikasi pola fluktuasi harga ayam broiler di Sumatera Barat.

3. Mendapatkan metode peramalan terbaik untuk meramalkan harga ayam

broiler di Sumatera Barat.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan peramalan harga ayam broiler, selama dua

puluh empat periode kedepan dengan menggunakan metode time series

berdasarkan data dua mingguan harga ayam broiler dari minggu ke dua bulan

(34)

data dua mingguan dilakukan dengan asumsi peramalan dua mingguan memiliki

keunggulan menggambarkan pola yang lebih baik dibandingkan dengan data

bulanan. Data harga yang didapat berasal dari Dinas Peternakan Provinsi

Sumatera Barat bagian Bina Usaha. Data tersebut berasal dari lima kota di

Sumatera Barat yaitu Padang, Payakumbuh, Solok, Bukittinggi dan Tanah Datar.

Kelima kota ini diambil karena kota-kota ini dianggap dapat mewakili kota-kota

lain yang ada di Sumatera Barat.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun

Dinas Perternakan Sumatera Barat bagian Bina Usaha, para pelaku perdagangan

komoditas ayam broiler dan peneliti. Adapun manfaat yang dapat diperoleh

adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang sudah

didapat selama kuliah dengan fakta yang terjadi dilapangan, serta

menambah wawasan dan pengalaman dalam menganalisis, mengkaji dan

memberikan alternatif pemecahan pada suatu masalah yang tejadi.

2. Bagi para produsen, hasil ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

perencanaan dalam berproduksi dan ditingkat harga berapa ayam broiler

tersebut akan dijual.

3. Bagi pedagang besar, dapat melihat kota-kota mana saja yang menjadi

tujuan distribusi ayam broiler dengan jumlah yang disesuaikan dengan

(35)

4. Bagi Dinas Peternakan Sumatera Barat, hasil ini dapat dijadikan sebagai

bahan masukan serta alterrnatif metode peramalan harga ayam yang terjadi

di pasar, selain itu juga dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan

terhadap ayam broiler dengan memberikan pemahaman menganai pola

fluktuasi harga ayam broiler, serta dapat dijadikan acuan untuk membuat

tujuan distribusi ayam broiler agar jumlah pasokan lebih merata ditiap-tiap

kota di Sumatera Barat.

5. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ayam Pedaging

Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang baik, karena

mengandung asam amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah

yang baik. Ayam memiliki serat-serat daging yang pendek dan lunak sehingga

mudah untuk dicerna. Daging ayam menghasilkan jumlah kalori yang rendah

apabila dibandingkan dengan nilai kalori dari daging sapi. Oleh karena itu daging

ayam dapat dipakai sebagai bahan makanan yang baik untuk mengawasi

pertambahan berat badan, penyembuhan dari orang sakit dan untuk orang tua yang

tidak aktif bekerja lagi. Hidangan daging ayam digunakan sebagai sumber protein

dalam diet, yang dimaksud untuk mengurangi jumlah kalori yang diterima dalam

tubuh.

Ayam termasuk keluarga ungas. Pada prinsipnya hampir semua ayam

dapat digunakan sebagai sumber daging. Karena pertimbangan effisiensi dan

ekonomi, hanya jenis ayam tertentu saja yang dikembangkan secara intensif. Jenis

ayam yang potensial sebagai sumber daging dikenal sebagai ayam pedaging.

Berdasarkan aspek pemuliaannya terdapat tiga jenis klasifikasi ayam

penghasil daging, yaitu ayam kampung, ayam ras dan cult. (Sugiono dan Tien

Muchtadi, 1992) :

a. Ayam kampung

Ayam kampung atau ayam lokal adalah jenis ayam yang tidak atau belum

(37)

ras). Berat badan rata-rata ayam berumur dua tahun 2,5 kg bagi ayam betina dan

3-3,25 kg bagi ayam jantan.

Penamaan ayam kampung dengan sebutan ayam lokal didasarkan pada

kenyataan bahwa jenis-jenis ayam kampung sering diidentifikasi dengan nama

daerah atau tempat asal ayam tersebut terdapat. Contoh ayam kampung yang

telah banyak dikenal: ayam Sumatera, ayam kedu, ayam nunukan, dan ayam

pelung. Namun yang dikenal sebagai ayam penghasil daging adalah ayam

Sumatera dan ayam kedu.

Ciri-ciri fisik ayam kedu tipe pedaging adalah bentuk kepala panjang dan

rata, panjang leher sedang, bulunya tebal dan banyak. Bentuk punggung rata atau

miring sedikit ke ekor. Dada lebar dengan kedua sayap tertutup kuat, perutnya

lebar, besar dan dalam. Kaki pendek, kulit halus dengan tapak kaki berdaging

tebal. Jengger biasanya sebuah, bergerigi 6-7 pada betina dan 5-7 pada ayam

jantannya.

b. Ayam Cull

Ayam cull adalah ayam yang sebenarnya bukan tipe pedaging, tetapi

dijadikan sebagai ayam penghasil daging dengan alasan tertentu. Umumnya ayam

”Cull” berasal dari ayam petelur dilakukan karena ayam yang bersangkutan

terdapat cacat atau tidak berfungsi normal, misalnya produktivitas turun. Mutu

daging ayam cull umumnya lebih rendah dari ayam ras karena sudah tua dan

ukurannya tidak seragam serta jumlahnya sedikit.

c. Ayam ras (Broiler)

Ayam ras adalah jenis ayam yang sudah mengalami upaya pemuliaan,

(38)

warna yang seragam. Ayam pedaging di Amerika dipanen pada umur 8-12

minggu dengan berat 1,59-2,05 kg/ekor. Di Indonesia ayam dipanen pada umur

yang lebih muda yaitu enam minggu dengan berat sekitar 1,33 kg per ekor.

Pemanenan ayam pedaging pada saat beratnya masih rendah disebabkan oleh

kesediaan konsumen yang cenderung membeli ayam utuh yang tidak terlalu besar.

Selain itu dagingnya cukup lunak, lemak belum banyak, dan tulang tidak begitu

keras.

2.2 Penelitian Terdahulu

Peramalan tentang daging ayam telah dilakukan oleh Azmi (2004)

mengenai peramalan permintaan daging ayam di PT Sierad Produce Tbk. Azmi

melakukan pemilihan model peramalan kuantitatif yang paling tepat dengan

menggunakan metode time series dan kausal. Pola data yang digunakan adalah

data time series mingguan permintaan dan harga daging ayam yang dimiliki PT

Sierad Produce Tbk, mulai minggu pertama bulan Januari 2001 hingga minggu ke

empat bulan Mei 2003. Hasil dari penelitian ini adalah metode yang terbaik untuk

melakukan peramalan terhadap permintaan daging ayam pada PT. Sierad Produce

Tbk, adalah metode ARIMA (1,1,2).

Puji (2008) melakukan penelitian dengan judul Peramalan Penjualan

Ayam Broiler di Perdana Putra Chicken. Peramalan ini dilakukan untuk

menentukan model peramalan penjualan ayam broiler yang sesuai untuk

perusahaan PPC dan mendapatkan peramalan untuk dua belas periode (tahun

2008). Pola data yang digunakan adalah pola data bulanan, dimulai dari bulan

(39)

layak untuk digunakan dalam peramalan penjualan ayam broiler yang sesuai

untuk perusahaan PPC adalah ARIMA (1,1,1).

Analisis perilaku dan peramalan harga ayam pada enam kota besar di kota

besar di Jawa dan Bali dengan studi kasus pengendalian harga ayam pada Badan

Ketahanan Pangan Departemen Pertanian Republik Indonesia telah dilakukan oleh

Arianto (2007). Penelitian tersebut bertujuan utuk menganalisis perilaku harga

ayam di enam kota besar Jawa-Bali dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Selain itu untuk mendapatkan metode peramaln time series yang paling akurat,

serta meramalkan harga ayam beberapa periode kedepan dengan menggunakan

metode tersebut.

Data yang digunakan Arianto dalam penelitiannya adalah data sekunder

yang harga bulanan ayam selama kurun waktu 58 bulan (Januari2002-Oktober

2006) pada enam kota besar di Jawa-Bali. Dari penelitiannya Arianto

mendapatkan model yang terbaik digunakan untuk meramalkan harga ayam di

kota besar Jawa-Bali adalah model time series, SARIMA (0,1,0)(2,1,1)12 untuk

kota DKI Jakarta, SARIMA (0,1,0)(2,1,0)12 untuk kota Bandung, SARIMA

(0,1,1)(2,1,1)12 untuk kota Semarang, SARIMA (1,1,0)(2,1,1)12 untuk kota

Yogyakarta, SARIMA (1,0,0)(2,1,0)12 untuk kota Surabaya dan (0,0,2)(0,1,1)12

untuk kota Denpasar.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan harga untuk

masing-masing kota besar Jawa-Bali berbeda satu dan yang lain. Kota DKI Jakarta harga

ayam dipengaruhi oleh harga pada periode sebelumnya dan wabah flu burung.

Harga ayam di Bandung, Semarang, dan Surabaya dipengaruhi oleh harga ayam

(40)

tingkat konsumsi pada Kota Semarang dan wabah flu burung pada Kota Surabaya.

Harga ayam di Kota Yogyakarta dan Denpasar dipengaruhi oleh tingkat konsumsi

daging ayam, tetapi di Yogyakarta harga ayam juga dipengaruhi oleh wabah flu

burung.

Tabel 3 Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun/Judul Penelitian Hasil

1 Azmi/2004/

Peramalan

Permintaan Daging Ayam di PT Sierad Produc TBK

Melaukan pemilihan model peramaln kuantitatif dengan

metode time series.

Menggunakan data mingguaan dari minggu pertama Januari 2001 sampai minggu keempat

Menentukan model peramaln penjualan ayam broiler yang sesuai untuk perusahaan PPC dan mendapatkan peramaln

untuk dua belas periode

kedepan.

Menggunakan data bulanan

dari Maret 2004 sampai

Menganalisi perilaku harga ayam dienam kota besar

Jawa-meramalkan ayam beberapa periode kedepan.

Menggunakan data bulanan dari Januari 2002 sampai

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada alat

analisis, menggunakan metode kuantitatif yaitu metode time series sedangkan

(41)

dengan penelitian sebelumnya adalah data harga sekunder dan periode data yang

digunakan. Peramalan ini menggunakan data dua mingguan ayam broiler dari

minggu kedua bulan Januari 2005 sampai minggu ke empat bulan November

2008. Data yang dijadikan data sekunder didapat dari lima kota di Sumatera Barat

yang sudah memiliki pencatatan yang baik pada Dinas Peternakan dan

diasumsikan dapat mewakili harga ayam broiler di Sumatera Barat.

Dari penilitian-penelitian terdahulu (Tabel ), terlihat bahwa metode terbaik

meramalkan harga ayam broiler adalah metode Box Jenkins. Hal tersebut

memberikan gambaran sementara yang akan dibuktikan selanjutnya bahwa

metode terbaik untuk meramalkan harga ayam di Sumatera Barat adalah metode

Box Jenkins. Pola data harga ayam broiler di Sumatera Barat dianggap memiliki kesamaan dengan pola data di daerah Jawa Bali yaitu pola data tren dengan

(42)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Konsep Harga

Harga suatu komoditas biasanya dikaitkan kepada sejumlah uang yang

harus dikeluarkan untuk memperoleh satu unit komoditas tersebut (Libsey et al,

1995). Dalam teori harga, perubahan harga suatu komoditas adalah perubahan dari

jumlah uang yang harus dikorbankan untuk memperoleh komoditas tersebut bagi

konsumen dan perubahan jumlah uang yang diterima sebagai kompensasi dari

komoditas yang dikorbankan bagi produsen.

Dalam teori ekonomi mikro, harga terbentuk oleh keseimbangan antara

kurva permintaan dan kurva penawaran. Kedua kekuatan tersebut saling

berinteraksi dalam membentuk harga pada suatu pasar yang bersaing sempurna.

Kondisi keseimbangan (equilibrium condition) akan tercapai, jika jumlah yang

diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Pada kondisi ini kedua belah pihak

(produsen dan konsumen) akan terpuaskan.

Kekurangan produk yang ditawarkan akan mendorong terjadinya

kelebihan permintaan (exses demand) sehingga menyebabkan peningkatan harga,

sedangkan kelebihan penawaran (exses supply) terjadi bila jumlah produk yang

ditawarkan mengalami surplus sehingga mendorong penurunan harga. Harga

suatu komoditas akan berfluktuasi dengan adanya perubahan permintaan dan

(43)

Fluktuasi produksi akibat perubahan faktor input perusahaan akan

menyebabkan pergeseran kurva penawaran. Jika produksi turun, maka kurva

penawaran akan bergeser ke kiri atas. Sebaliknya, jika produksi naik maka kurva

penawaran akan bergeser ke kanan bawah. Fluktuasi konsumsi akibat perubahan

banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat

pendapatan tertentu dalam periode tertentu akan menyebabkan pergeseran kurva

permintaan. Jika konsumsi naik maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan

atas, sebaliknya jika konsumsi turun maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri

bawah. Terjadinya pergeseran kurva, menyebabkan harga baru akan terbentuk.

3.1.2 Konsep Peramalan

Peramalan adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

terjadi di masa mendatang. Menurut Mulyono (2000), peramalan merupakan suatu

proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi

di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar

kesalahan dapat diperkecil. Peramalan juga dapat diartikan sebagai usaha

memperkirakan jawaban yang pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan

mencari apa yang sedekat mungkin dengan yang akan terjadi.

Peramalan menjadi salah satu hal yang penting dalam pengambilan

keputusan manajemen. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam

perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis et al.,1999). Peramalan

merupakan suatu dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau

peristiwa pada waktu yang akan datang, yang dapat membantu dalam melakukan

(44)

Keberhasilan dalam bidang bisnis/ekonomi sangat ditentukan oleh

kemampuan meramalkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Adanya

ramalan memungkinkan manajemen menyusun perencanaan/keputusan untuk

mengantisipasinya. Peramalan bisnis/ekonomi dibutuhkan mengingat kondisi

bisnis/ekonomi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang bersifat sangat

dinamis & tidak pasti (tidak deterministik). Banyak faktor yang berpengaruh

terhadap gejolak perkembangan bisnis dan ekonomi.

Peramalan yang baik membutuhkan pendekatan yang tepat, yang

tercermin dalam metode peramalan yang dipilih yaitu metode peramalan

terakurat, sehingga dapat digunakan untuk menyusun perencanaan dan

pengambilan keputusan bisnis/ekonomi. Menurut Hanke (2003), teknik peramalan

pada data menghasilkan kejadian historis mengarah ke identifikasi lima tahap

proses peramalan sebagai berikut: 1) pengumpulan data, 2) pemadatan atau

pengurangan data, 3) penyusunan model dan evaluasi, 4) ekstrapolasi atau

peramalan aktual, 5) evaluasi peramalan.

Menurut jangka waktu ramalan yang disusun Mulyono (2000) menyatakan

bahwa peramalan dapat dibedakan atas tiga. Ramalan jangka pendek yaitu

peramalan yang dilakukan untuk hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang

dari setengah tahun atau sekitar 3 bulan. Peramalan jangka menengah yaitu

peramalan yang dilakukan untuk menyusun hasil ramalan tiga bulan sampai dua

tahun. Peramalan jangka panjang yaitu peramlan yang dilakukan untuk menyusun

hasil ramalan jangka waktu lebih dari dua tahun.

Menurut sifat peramalannya Mulyono (2000) menjelaskan bahwa

(45)

a. Peramalan Kualitatif

Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang ditentukan berdasar

pemikiran yang bersifat judgement, pengetahuan, pengalaman & intuisi si

peramal. Peramalan ini digunakan apabila data historis maupun data empiris

dari variabel yang diramalkan tidak cukup, tidak ada, atau tidak dapat

dipercaya karena kurang akurat. Peramalan ini tetap membutuhkan data

kuantitatif, tetapi data kuantitatif ini hanya digunakan sebagai informasi

untuk menganalisa dan meramalkan data tesebut tanpa proses kuantitatif.

Proses yang digunakan adalah mencatat kebiasaan vaiabel lalu

meramalkannya menggunakan perasaan peneliti. Sehingga pandangan atau

judgemen” dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya

hasil ramalan tersebut.

Peramalan kualitatif jika dilakukan oleh beberapa orang terpisah,

hasilnya akan bervariasi cukup besar, sedangkan jika dilakukan oleh

sekelompok orang, hasilnya bisa jadi tidak diperoleh kesamaan pendapat

tentang hasil ramalan, atau hasil ramalan umumnya merupakan pendapat

pribadi dari orang yang paling berpengaruh dalam kelompok. Peramalan

kualitatif relatif bersifat subyektif.

Untuk situasi manajemen dan industri/pasar yang kompleks,

peramalan kualitatif relatif sukar dilaksanakan, karena kemampuan otak

manusia terbatas untuk mengelola informasi dan hubungan kausal yang

kompleks. Namun untuk situasi yang sederhana ditambah judgement,

pengetahuan, pengalaman dan intuisi yang kuat dari orang atau kelompok

(46)

Metode untuk peramalan kualitatif dibagi atas metode ekploratoris

dan normatif. Metode eksploratoris terdiri dari metode Delphi, kurva S

analogi dan penelitian morfologis, yang dimulai dari masa lalu dan masa kini

sebagai titik awalnya dan bergerak secara heuristik dengan melihat semua

kemungkinan yang ada. Sedangkan metode normatif terdiri dari matriks

keputusan, pohon relevansi dan analisis sistem, dimulai dengan menetapkan

sasaran dan tujuan yang akan datang kemudian melihat kemasa lalu apakah

hal ini dapat dicapai berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang

tersedia (Makridakis et al.,1999)

b. Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan pada

data kuantitatif masa lalu. Peramalan ini memiliki sifat yang lebih objektif

berdasarkan pada keadaan aktual (data) yang diolah dengan menggunakan

metode-metode tertentu. Penggunaan suatu metode juga harus didasarkan

pada fenomena manajemen atau bisnis apa yang diramalkan dan tujuan yang

ingin dicapai melalui peramalan. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila

terdapat tiga kondisi berikut (Makridakis et al.,1999) :

1. tersedia informasi masa lalu

2. informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik

3. dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa

yang akan datang.

Pada dua kondisi pertama merupakan suatu keharusan bagi penerapan

metode peramalan kuantitatif. Kondisi ketiga merupakan syarat kecukupan,

(47)

dapat digunakan. Hal tersebut akan memberikan kesalahan peramalan yang

relatif besar bila perubahan pola data ataupun bentuk hubungan fungsional

tersebut terjadi secara sistematis.

Data yang digunakan dalam peramalan kuantitatif hendaknya 1)

reliable dan akurat (berasal dari sumber yang andal dengan memperhatikan akurasinya), 2) relevan, 3) konsisten (jika ada perubahan

definisi harus ada penyesuaian), 4) cukup (tidak terlalu sedikit sebagai

basis data atau tidak terlalu banyak sehingga ada bagian yang tidak

relevan). Pada data kuantitatif jika terjadi perubahan pola, maka hasil

ramalan relatif kurang akurat. Jika pola data historis terjadi perubahan

struktural, relatif sulit upaya penyesuaiannya, kecuali telah tersedia data

historis yang cukup untuk menentukan pola yang baru.

Metode peramalan kuantitatif terbagi menjadi dua, yaitu metode

time series dan metode kausal. Metode time series menggunakan data yang memiliki deret waktu yang dikumpulkan, dicatat, atau diamati dari

rangkaian waktu (Hanke et al.,2003). Sedangkan metode kausal didasarkan

atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan

diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, metode ini

disebut juga dengan model regresi.

3.1.3 Konsep Metode Peramalan Model Time Series

Metode peramalan time series merupakan bagian dari metode peramalan

dengan pendekatan kuantitatif. Metode peramalan time series merupakan metode

(48)

diambil selama beberapa periode dan digunakan sebagai dasar dalam menyusun

suatu ramalan untuk beberapa metode dimasa depan (Assauri, 1984).

Metode peramalan time series didasarkan pada analisis perilaku atau nilai

masa lalu suatu variabel yang disusun menurut urutan waktu. Alasan penggunaan

model ini adalah karena sederhana, cepat dan murah. Model ini cocok untuk

meramalkan variabel dalam tempo singkat dan sumber data yang terbatas

(Mulyono, 2000). Menurut Makridakis et, al (1999) ada tiga alasan kenapa

menggunakan metode deret waktu, yaitu:

a. sistem kemungkinan tidak dipahami, dan sekalipun dipahami, hubungan–

hubungan yang mengatur perilaku sistem tersebut kemungkinan sulit

sekali diungkapkan.

b. perhatian utama hanyalah memprediksi apa yang akan, bukan bagaimana

hal tersebut terjadi.

c. saat mengetahui sesuatu terjadi dan memprediksi apa yang akan terjadi,

nilainya tidak terlalu berarti, padahal biaya untuk mengetahui tetang

mengapa terjadi kemungkinan sangat tinggi, sementara biaya untuk

memprediksi apa yang akan terjadi lebih rendah.

Menurut Hanke et al., (2003), persyaratan esensial dalam memilih suatu

teknik peramalan tidak terletak pada metode peramalan yang menggunakan proses

matematika yang rumit atau menggunakan metode yang canggih, akan tetapi

metode terpilih harus menghasilkan suatu ramalan yang akurat, tepat waktu,

maanfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya penggunaannya dan dipahami oleh

manajemen, sehingga ramalan dapat membantu menghasilkan keputusan yang

(49)

Peramalan harus menyadari bahwa mereka menghadapi persoalan dan

keputusan yang berbeda-beda dimana tidak setiap metode peramalan dapat

dikembangkan. Pertimbangan yang cermat dalam memilih metode peramalan

diperlukan agar ramalan dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan. Makridarkis (1999), mengemukakan enam faktor utama yang

menggambarkan kemampuan dan kesesuaian dalam memilih suatu metode

peramalan. Enam faktor tersebut adalah horizon waktu, pola data, daya tarik

metode itu sendiri, ketepatan, biaya dan waktu, serta ketersediaan perangkat lunak

komputer.

1. Horizon waktu

Metode peramalan berhubungan dengan dua aspek horizon waktu, yaitu:

cakupan waktu dimasa yang akan datang dan jumlah periode ramalan yang

diinginkan. Beberapa teknik metode hanya dapat sesuai untuk peramalan satu

periode kedepan, sedangkan teknik lainnya dapat dipergunakan untuk

meramalkan beberapa periode kedepan.

2. Pola data

Setiap metode peramalan memiliki perbedaan kemampuan dalam

mengidentifikasi pola atau karakteristik data secara umum. Serial data dapat

dikelompokkan dalam empat pola. Pola pertama adalah pola stasioner, yaitu jika

pola data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Pola yang kedua

adalah pola musiman, yaitu jika data membentuk fluktuasi konstan dan

proporsional dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun) yang disebabkan oleh

faktor musiman. Pola data ketiga adalah pola siklis, yaitu jika data dipengaruhi

(50)

keempat adalah pola tren, yaitu jika data menunjukkan kenaikan atau penurunan

secara sekuler dalam jangka panjang.

Perbedaan dari keempat pola data itu memerlukan penyesuaian antara pola

data dengan metode analisis yang akan digunakan. Usaha penyesuaian itu

biasanya dilakukan dengan membuat sebuah asumsi bahwa ada suatu bentuk pola

data dalam serial data yang harus berkelanjutan, kemudian dipilih metode yang

sesuai dengan pola tersebut.

Berdasarkan keempat tipe pola tersebut, menurut Hanke (1999) ada empat

teknik peramalan yang umum digunakan yaitu:

a. Teknik peramalan untuk data stasioner (pola horisontal)

Pola horisontal terjadi ketika data observasi berfluktuasi disekitar nilai

rata-rata yang konstan atau dengan kata lain nilai meannya tidak berubah

sepanjang waktu. Situasi seperti ini muncul ketika pola data yang mempengaruhi

deret relatif stabil. Teknik peramalan yang perlu dipertimbangkan pada peramalan

deret stasioner adalah metode naive, simple average, moving average, single

exponential smooting, dan auto regressive integrated moving average (ARIMA)

b. Teknik peramalan untuk data musiman (seasonality)

Pola musiman terjadi ketika data-data observasi dipengaruhi faktor

musiman. Deret bermusim didefinisikan sebagai deret waktu dengan pola

perubahan yang berulang dengan sendirinya dari tahun ke tahun. Komponen

musiman merupakan fluktuasi yang terjadi kurang dari setahun dan berulang pada

tahun-tahun beriktnya. Komponen musiman relatif dominan pada peubah-peubah

yang besarannya tergantung pada musim atau cuaca, seperti produk pertanaian.

(51)

c. Teknik peramalan untuk data siklus (cyclus)

Pola siklus terjadi ketika data observasi terlihat naik atau turun dalam

periode waktu yang tidak tetap setiap dua tahun, tiga tahun, atau lebih. Siklik

didefinisikan sebagai fluktuasi seperti gelombang disekitar tren. Komponen siklus

umumnya ditemukan pada analisis jangka panjang seperti peramalan yang

menyangkut siklus hidup produk. Teknik-teknik yang perlu dipertimbangkan

adalah dekomposisi indikator ekonomi, regresi berganda dan model ARIMA.

d. Teknik peramalan untuk data kecenderungan (tren)

Pola tren terbentuk ketika data observasi terlihat meningkat atau menurun

dalam periode waktu yang lebih panjang. Tren merupakan komponen jangka

panjang yang mendasari pertumbuhan dan penurunan data time series. Komponen

tren dapat terjadi akibat adanya pertumbuhan penduduk, perubahan teknologi,

inflasi, produktivitas dan sebagainya. Teknik peramalan yang perlu

dipertimbangkan pada peramalan deret stasioner adalah metode naive, linier

regression, growt curve, moving average, single exponential smoothing, dan ARIMA.

Langkah yang harus dilakukan untuk menganalisis data historis adalah

dengan memplotkan data tersebut secara grafis. Dari hasil plot data tersebut dapat

diketahui apakah pola data stasioner, musiman, siklik atau tren. Dengan

mengetahui secara jelas pola dari suatu data historis maka dapat dipilih

teknik-teknik peramalan yang mampu secara efektif mengektrapolasi pola data.

3. Daya tarik metode peramalan

Daya tarik yang dimiliki oleh sebuah metode peramalan akan menjadi

(52)

tarik mencakup kekuatan atau kelemahan dari metode peramalan, kesederhanaan

dan kemudahan aplikasi. Selain itu juga daya tarik intuitif yang dirasakan oleh

peramal.

4. Ketepatan

Ketepatan menunjukkan kemampuan metode untuk meramalkan suatu

variabel yang dilihat dari besarnya selisih antara hasil ramalan dan kenyataan.

Setelah dilakukan analisis residual, akan diperoleh dua atau lebih model yang

cocok dan akan dipakai untuk peramalan. Untuk memilih model yang dipakai,

maka perlu diukur besarnya kesalahan residual. Besaran yang umum dipakai

untuk menentukan kesalahan peramalan adalah MAD (Mean Absolute Deviation),

MSE (Mean Square Error) dan MAP (Mean Absolute Procentage).

MAPE menunjukkan persentase tingkat kesalahan secara absolut. MSE

menunjukkan kuadrat dari kesalahan peramalan, kedua cara ini memberikan

kesalahan ekstrim yang berat ketika membandingkan model-model peramalan.

Pada saat tak ada kecocokan, maka nilai MSE menjadi sangat besar, sehingga

ukuran yang paling banyak dipilih adalah MAD. Jika model memiliki kecocokan

yang sempurna, maka MAD = 0, sedangkan jika model tidak memiliki kecocokan,

maka MAD adalah besar. Dengan demikian pada saat membandingkan beberapa

model peramalan, yang dipilih adalah model dengan MAD minimum (Hanke et

al, 2003). Pengukuran ketepatan metode peramalan ini pada akhirnya memang

dipakai sebagai kriteria dalam memilih metode peramalan.

5. Biaya dan waktu

Pemilihan metode peramalan juga dipengaruhi oleh biaya yang harus

(53)

tercakup dalam penggunaan suatu prosedur ramalan, yaitu biaya pengembangan,

biaya penyimpanan data, operasi pelaksanaan dan kesempatan untuk

menggunakan teknik-teknik lainnya.

6. Ketersediaan perangkat lunak komputer

Ketersediaan perangkat lunak komputer penting untuk membantu

menyusun metode peramalan kuantitatif. Penetapan metode peramalan

menggunakan program komputer yang sesuai. Program tersebut harus mudah

digunakan, bebas dari kesalahan-kesalahan besar, sehingga dapat dipahami dan

diinterpretasikan hasilnya.

Berdasarkan dari pola data yang telah diuraikan di atas maka, metode

peramalan model time series terdiri dari beberapa metode peramalan. Beberapa

metode peramalan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Model Regresi Sederhana (Trend)

Model trend menggambarkan pergerakkan jangka panjang didalam deret

waktu yang seringkali dijelaskan sebagai garis lurus atau kurva halus. Model ini

menunjukkan hubungan antara periode dan variabel yang diramal. Pola data yang

mengandung unsur musiman dapat dimasukkan dalam teknik ini.

2. Model Rata-rata Sederhana (Moving Average)

Teknik rata-rata sederhana menggunakan rata-rata semua pengamatan

historis yang relevan sebagai ramalan periode mendatang. Model yang tepat

apabila gejolak yang membentuk deretan waktu telah distabilkan dan lingkungan

dimana deret-deret berada secara umum tidak berubah. Model ini tidak terlalu

memperhatikan fluktuasi dari deret waktu, cocok untuk data stationer.

(54)

serta kurang praktis karena peramal harus menyimpan seluruh data historisnya.

Setiap penyusunan ramalan periode yang baru akan menggunakan data yang

semakin banyak (Hanke et al,. 2003).

3. Model Rata-rata Bergerak Sederhana (Center Moving Average)

Model rata-rata bergerak digunakan untuk menghilangkan kekurangan

pada teknik rata-rata sederhana. Model ini meramal metode yang akan datang

menggunakan nilai rataan, mengeluarkan nilai dari periode yang lama dan

memasukkan nilai dari periode terbaru dari sekelompok data yang jumlahnya

konstan. Kelebihan teknik ini adalah fleksibel dengan jumlah data yang

dimasukkan ke dalam nilai rataan sehingga dapat divariasikan sesuai dengan pola

datanya. Model ini sangat cocok untuk data stationer yang cenderung bergerak

tidak menaik atau menurun (Makridakis et al., 1999).

4. Model Dekomposisi

Dekomposisi adalah salah satu pendekatan yang berupaya

mengidentifikasi faktor komponen yang mempengaruhi setiap nilai pada deret.

Setiap komponen diidentifikasi secara terpisah. Proyeksi setiap komponen

kemudian dapat dikombinasikan yang menghasilkan nilai ramalan masa depan

deret waktu. Model ini digunakan hanya sekedar menampilkan pertumbuhan dan

penurunan suatu deret, atau untuk menyesuaikan deret dengan cara

menghilangkan satu atau beberapa komponen. Secara umum teknik dekomposisi

dibagi atas dua macam yaitu dekomposisi aditif dan dekomposisi multiplikatif.

5. Model Single Exponential Smoothing

Model pemulusan eksponensial adalah prosedur yang dapat merevisi hasil

Gambar

Tabel 1 Jumlah Produksi dan Konsumsi Daging Ternak di Sumatera Barat Tahun 2007 (dalam Kg)
Gambar 1 Grafik fluktuasi harga  ayam broiler di lima kota di Sumatera  Barat tahun 2007
Tabel 3 Penelitian Terdahulu
Gambaran Umum Agribisnis Ayam Broiler pada Lima Kota di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tenaga kerja yang ikut serta dalam mengelola usaha peternakan ayam broiler adalah dirinya sendiri dan anggota keluarganya (istri, anak, ibu, bapak atau kerabat dekat

Penelitian ini dilakukan di peternakan ayam broiler Bagus Farm yang terletak di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dengan ketinggian lokasi 170

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dugaan sementara atau hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor-faktor seperti harga daging ayam broiler, harga telur ayam

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan daging ayam broiler di Sumatera Utara, yaitu

Hasil uji ADF serial harga daging ayam broiler dapat diketahui bahwa data serial waktu harga daging ayam broiler pada order satu semua daerah yaitu Jombang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pola persebaran peternakan ayam ras petelur di Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota. 2) Pola usahatani

Ketinggian lokasi kandang di peternakan Bagus Farm yang tidak sesuai dengan ketinggian ideal peternakan ayam broiler dapat menyebabkan ayam broiler mengalami

Peternakan Satya merupakan perusahan plasma yang bergerak pada usaha budidaya ayam broiler dengan pola kemitraan dimana perusahaan intinya PT. Ciomas Adisatwa sebagai mitra