PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI SUMATERA BARAT
Oleh ASMIRA AMRI
A14105655
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
ASMIRA AMRI. Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Sumatera
Barat. (Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA)
Pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sub sektor peternakan sebagai salah satu usaha peningkatan pendapatan masyarakat. Dari berbagai jenis usaha peternakan yang ada, pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sapi potong dan ayam broiler sebagai komoditi unggulan. Penetapan kedua komoditi tersebut dikarenakan kedua komoditi ini mempunyai tingkat pemanfaatan sumberdaya lokal yang tinggi dan memberikan sumbangan yang besar bagi kebutuhan pangan protein hewani masyarakat Sumatera Barat.Usaha peternakan ayam broiler menempati urutan kedua setelah sapi potong, namun menempati tingkat yang paling tinggi dibandingkan usaha peternakan komoditi unggas lainnya seperti ayam buras, ayam petelur ataupun itik.
Harga ayam broiler sangat berfluktuatif. Fluktuasi harga ayam broiler dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi produsen dan konsumen. Dampak positifnya adalah ketika harga broiler sedang tinggi, maka penjual broiler akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar, namun konsumen harus mengeluarkan biasa besar untuk memenuhi kebutuhan protein hewani mereka. Sedangkan dampak negative yang ditimbulkan bagi produsen adalah keuntungan yang rendah pada saat harga sedang rendah, namun konsumen mendapatkan dampak positif karena tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk memenuhi kebutuhan protein hewani mereka. Adanya fluktuasi harga memerlukan tindakan pemerintah untuk mengendalikan fluktuasi harga yang terjadi saat ini dan pencegahan agar fluktuasi harga tidak berdampak buruk bagi sub sektor peternakan di Sumatera Barat. Salah satu upaya untuk menganhadapi ketidakpastian pada periode mendatang diperlukan suatu peramalan. Peramalan yang dimaksud disini adalah upaya untuk memperkirakan harga ayam broiler pada waktu tertentu dimasa depan dengan harapan nilainya dapat mendekati atau sama dengan harga sebenarnya yang terjadi pada waktu tersebut.
Sampai saat ini pemerintah provinsi Sumatera Barat belum memiliki model peramalan yang tepat untuk memperkirakan harga ayam broiler dan hanya mengandalkan analisis harga pada bulan tertentu dengan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebagai pengendali harga perlu dibantu untuk mengidentifikasi pola fluktuasi harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat, mendapatkan metode peramalan terbaik untuk meramalkan harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat dan meramalkan kecenderungan harga ayam broiler dimasa yang akan datang di Sumatera Barat.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Data tersebut berasal dari lima kota di Sumatera Barat yaitu Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Solok dan Tanah Datar. Data yang digunakan merupakan data periode dua mingguan harga ayam broiler dari minggu ke dua bulan Januari 2005 sampai minggu ke empat bulan November
2008. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft excel
Model yang digunakan adalah model time series terdiri dari metode trend,
PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI SUMATERA BARAT
Oleh : ASMIRA AMRI
A14105655
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Judul Skipsi : Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Provinsi Sumatera Barat
Nama : Asmira Amri
NRP : A14105655
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP. 132 133 965
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI SAYA YANG
BERJUDUL PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI
SUMATERA BARAT BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI
DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA
SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Januari 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pekan Kamis pada 12 Agustus 1984 sebagai anak
pasangan Amri, S.Ag dan Musnimar, S.Ag. Penulis adalah anak ke dua dari empat
bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD 26 Padang Barat
lulus tahun1996. Pendidikan menengah tingkat pertama di SLTP 25 Padang Utara
lulus tahun 1999. Pendidikan menengah tingkat atas di SMU 1 Padang Panjang
lulus tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan di Program
Diploma III Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH, Sang Maha Rahman dan Rahim, yang telah
memberikan segala kecerdasan dan petunjuk kepada penulis, sehingga akhirnya
karya sederhana ini terselesaikan. Alhamdulillah, ini sebuah barakah bagi penulis
karena dalam dua bulan skripsi ini rampung.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode peramalan terbaik
terhadap harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun demikian penulis berharap agar hasil
yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat.
Bogor, Januari 2009
UCAPAN TERIMAKASIH
Telah beberapa kali penulis mencoba berkarya, namun hasilnya selalu
membuat penulis merenung habis-habisan, bahkan sampai menangis ditengah
malam dan bertanya “Kenapa keinginan tak selalu terwujud?” Tetapi, dalam
perenungan itu akhirnya penulis mendapat satu jawaban bahwa dalam kegagalan
pasti ada cinta, dalam ketidakpastian pasti ada hikmah. Ya, rahmat Ilahi selalu
datang dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan. Inilah sebaris
kalimat yang senantiasa menginspirasi penulis selama menuliskan kata demi kata
dalam skripsi sederhana ini.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang telah
memberikan bantuan moral maupun materil, dorongan semangat, bimbingan,
sumbangan pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Allah SWT Sang Pencipta yang telah memberikan kekuatan, membekaliku
dengan ilmu, kertas dan pena. Sungguh rasa syukur mendalam, jalan lurus
dan lapang selalu bagian dari do`a.
2. Kepada sepasang cinta Papa dan Mama yang telah membesarkanku hingga
mandiri. Tetaplah iringi ananda dengan do`a dan kasih sayang kalian.
3. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan bimbingan, dukungan, pengarahan dan waktunya, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Bapak Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MM selaku dosen evaluator pada saat
kolokium atas masukan, koreksi dan saran.
5. Ibu Lina Marni, Spt dan pihak Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat
atas informasi dan data-data yang telah diberikan.
6. Ibu Ir. Harmini, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberikan
banyak masukan dan koreksi, sehingga skripsi ini lebih baik dan lebih
bermanfaat.
7. Mas Arif Karyadi, selaku dosen penguji dan komisi pendidikan atas
koreksi dan sarannya, sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih sempurna
8. Saudara-saudaraku tercinta, Erismar Amri MSi, Fauzan Ismara Amri,
Salim Isfayama Amri terimakasih atas segala kasih sayang dan perhatian
serta “pengertian” yang amat berharga dan sangat berarti.
9. Mas Baka Senjaya SP yang memberikan banyak masukan, saran dan
pinjaman bukunya dan Fajar Sumarto Putro SP, yang telah banyak
membantu dalam pengolahan data pada skripsi ini.
10. De Aulia Rahman yang telah banyak mengoreksi skripsi ini saat menjadi
pembahas.
11. Mbak Nur, Mbak Maya, Mbak Rahmi dan Mbak Liesca yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
12. Sahabat-sahabat tersayang, Dhahiri Hagyar Siwi, Ratih Tanjungsari, dan
Lucia Dewi Manurung, untuk kesediaannya menemani ketika kurasa sulit
berdiri dan sendiri
13. Rekan-rekan seperjuangan di Ekstensi yang tidak bisa kusebut satu
persatu, semangat itu terbit dari ulasan senyum kalian.
14. Keluarga besar KPP IPB Baranangsiang 3 Blok B no 11, yang terus
memberi semangat secara “ngak jelas dan ngak karuan” membuat hidup
lebih hidup dengan semua canda kita.
15. Murid-murid kebanggaanku, keceriaan kalian senantiasa memberiku
inspirasi.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak bisa disebutkan satu
PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI SUMATERA BARAT
Oleh ASMIRA AMRI
A14105655
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
ASMIRA AMRI. Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Sumatera
Barat. (Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA)
Pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sub sektor peternakan sebagai salah satu usaha peningkatan pendapatan masyarakat. Dari berbagai jenis usaha peternakan yang ada, pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sapi potong dan ayam broiler sebagai komoditi unggulan. Penetapan kedua komoditi tersebut dikarenakan kedua komoditi ini mempunyai tingkat pemanfaatan sumberdaya lokal yang tinggi dan memberikan sumbangan yang besar bagi kebutuhan pangan protein hewani masyarakat Sumatera Barat.Usaha peternakan ayam broiler menempati urutan kedua setelah sapi potong, namun menempati tingkat yang paling tinggi dibandingkan usaha peternakan komoditi unggas lainnya seperti ayam buras, ayam petelur ataupun itik.
Harga ayam broiler sangat berfluktuatif. Fluktuasi harga ayam broiler dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi produsen dan konsumen. Dampak positifnya adalah ketika harga broiler sedang tinggi, maka penjual broiler akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar, namun konsumen harus mengeluarkan biasa besar untuk memenuhi kebutuhan protein hewani mereka. Sedangkan dampak negative yang ditimbulkan bagi produsen adalah keuntungan yang rendah pada saat harga sedang rendah, namun konsumen mendapatkan dampak positif karena tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk memenuhi kebutuhan protein hewani mereka. Adanya fluktuasi harga memerlukan tindakan pemerintah untuk mengendalikan fluktuasi harga yang terjadi saat ini dan pencegahan agar fluktuasi harga tidak berdampak buruk bagi sub sektor peternakan di Sumatera Barat. Salah satu upaya untuk menganhadapi ketidakpastian pada periode mendatang diperlukan suatu peramalan. Peramalan yang dimaksud disini adalah upaya untuk memperkirakan harga ayam broiler pada waktu tertentu dimasa depan dengan harapan nilainya dapat mendekati atau sama dengan harga sebenarnya yang terjadi pada waktu tersebut.
Sampai saat ini pemerintah provinsi Sumatera Barat belum memiliki model peramalan yang tepat untuk memperkirakan harga ayam broiler dan hanya mengandalkan analisis harga pada bulan tertentu dengan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebagai pengendali harga perlu dibantu untuk mengidentifikasi pola fluktuasi harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat, mendapatkan metode peramalan terbaik untuk meramalkan harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat dan meramalkan kecenderungan harga ayam broiler dimasa yang akan datang di Sumatera Barat.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Data tersebut berasal dari lima kota di Sumatera Barat yaitu Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Solok dan Tanah Datar. Data yang digunakan merupakan data periode dua mingguan harga ayam broiler dari minggu ke dua bulan Januari 2005 sampai minggu ke empat bulan November
2008. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft excel
Model yang digunakan adalah model time series terdiri dari metode trend,
PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI SUMATERA BARAT
Oleh : ASMIRA AMRI
A14105655
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Judul Skipsi : Peramalan Harga Ayam Broiler di Lima Kota di Provinsi Sumatera Barat
Nama : Asmira Amri
NRP : A14105655
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP. 132 133 965
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI SAYA YANG
BERJUDUL PERAMALAN HARGA AYAM BROILER DI LIMA KOTA DI
SUMATERA BARAT BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI
DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA
SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Januari 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pekan Kamis pada 12 Agustus 1984 sebagai anak
pasangan Amri, S.Ag dan Musnimar, S.Ag. Penulis adalah anak ke dua dari empat
bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD 26 Padang Barat
lulus tahun1996. Pendidikan menengah tingkat pertama di SLTP 25 Padang Utara
lulus tahun 1999. Pendidikan menengah tingkat atas di SMU 1 Padang Panjang
lulus tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan di Program
Diploma III Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH, Sang Maha Rahman dan Rahim, yang telah
memberikan segala kecerdasan dan petunjuk kepada penulis, sehingga akhirnya
karya sederhana ini terselesaikan. Alhamdulillah, ini sebuah barakah bagi penulis
karena dalam dua bulan skripsi ini rampung.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode peramalan terbaik
terhadap harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun demikian penulis berharap agar hasil
yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat.
Bogor, Januari 2009
UCAPAN TERIMAKASIH
Telah beberapa kali penulis mencoba berkarya, namun hasilnya selalu
membuat penulis merenung habis-habisan, bahkan sampai menangis ditengah
malam dan bertanya “Kenapa keinginan tak selalu terwujud?” Tetapi, dalam
perenungan itu akhirnya penulis mendapat satu jawaban bahwa dalam kegagalan
pasti ada cinta, dalam ketidakpastian pasti ada hikmah. Ya, rahmat Ilahi selalu
datang dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan. Inilah sebaris
kalimat yang senantiasa menginspirasi penulis selama menuliskan kata demi kata
dalam skripsi sederhana ini.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang telah
memberikan bantuan moral maupun materil, dorongan semangat, bimbingan,
sumbangan pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Allah SWT Sang Pencipta yang telah memberikan kekuatan, membekaliku
dengan ilmu, kertas dan pena. Sungguh rasa syukur mendalam, jalan lurus
dan lapang selalu bagian dari do`a.
2. Kepada sepasang cinta Papa dan Mama yang telah membesarkanku hingga
mandiri. Tetaplah iringi ananda dengan do`a dan kasih sayang kalian.
3. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan bimbingan, dukungan, pengarahan dan waktunya, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Bapak Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MM selaku dosen evaluator pada saat
kolokium atas masukan, koreksi dan saran.
5. Ibu Lina Marni, Spt dan pihak Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat
atas informasi dan data-data yang telah diberikan.
6. Ibu Ir. Harmini, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberikan
banyak masukan dan koreksi, sehingga skripsi ini lebih baik dan lebih
bermanfaat.
7. Mas Arif Karyadi, selaku dosen penguji dan komisi pendidikan atas
koreksi dan sarannya, sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih sempurna
8. Saudara-saudaraku tercinta, Erismar Amri MSi, Fauzan Ismara Amri,
Salim Isfayama Amri terimakasih atas segala kasih sayang dan perhatian
serta “pengertian” yang amat berharga dan sangat berarti.
9. Mas Baka Senjaya SP yang memberikan banyak masukan, saran dan
pinjaman bukunya dan Fajar Sumarto Putro SP, yang telah banyak
membantu dalam pengolahan data pada skripsi ini.
10. De Aulia Rahman yang telah banyak mengoreksi skripsi ini saat menjadi
pembahas.
11. Mbak Nur, Mbak Maya, Mbak Rahmi dan Mbak Liesca yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
12. Sahabat-sahabat tersayang, Dhahiri Hagyar Siwi, Ratih Tanjungsari, dan
Lucia Dewi Manurung, untuk kesediaannya menemani ketika kurasa sulit
berdiri dan sendiri
13. Rekan-rekan seperjuangan di Ekstensi yang tidak bisa kusebut satu
persatu, semangat itu terbit dari ulasan senyum kalian.
14. Keluarga besar KPP IPB Baranangsiang 3 Blok B no 11, yang terus
memberi semangat secara “ngak jelas dan ngak karuan” membuat hidup
lebih hidup dengan semua canda kita.
15. Murid-murid kebanggaanku, keceriaan kalian senantiasa memberiku
inspirasi.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak bisa disebutkan satu
DAFTAR ISI
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 17
3.1.1. Konsep Harga ... 17
4.3. Metode Pengambilan Sampel ... 36
4.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 36
4.5. Identifikasi Pola Data ... 37
4.6. Metode Peramalan Time Series ... 37
4.6.1. Metode Regresi Sederhana ... 38
4.6.2. Metode Rata-rata Sederhana ... 38
4.6.3. Metode Rata-rata Bergerak Sederhana ... 39
4.6.4. Metode Dekomposisi ... 39
BAB V. GAMBARAN AGRIBISNIS AYAM BROILER DI
SUMATERA BARAT ... 50
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56
6.1. Hasil ... 6.1.1. Peramalan Harga Ayam Broiler di Kota
Padang ... 56
6.1.2. Peramaln Harga Ayam Broiler di Kota
Payakumbuh ... 60
6.1.3. Peramalan Harga Ayam Broiler di Kota
Bukittinggi ... 64
6.1.4. Peramalan Harga Ayam Broiler di Kota Solok .. 68
6.1.5. Peramalan Harga Ayam Broiler di kabupaten
Tanah Datar ... 71
6.2. Pembahasan ... 75
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
7.1. Kesimpulan ... 78
7.2. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... 79
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jumlah Produksi dan Konsumsi Daging Ternak di Sumbar
Tahun 2007 (dalam Kg) ... 2
2. Perkembangan Populasi dan Pemotongan Ternak Unggas
di Sumatera Barat ... 3
3. Penelitian Terdahulu ... 15
4. Pola ACF dan PACF Model Seasonal ARIMA ... 47
5. Rumah Tangga Pemelihara Ternak Pada Lima Kota Di
Sumatera Barat ... 53
6. Populasi Ayam Broiler pada Lima Kota di Sumatera Barat 54
7. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada
Harga Ayam Broiler di Kota Padang ... 58
8. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada
Harga Ayam Broiler di Kota Payakumbuh ... 62
9. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada
Harga Ayam Broiler di Kota Bukittinggi ... 66
10. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada
Harga Ayam Broiler di Kota Solok ... 68
11. Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Grafik fluktuasi harga ayam di lima kota di Sumatera Barat
tahun 2007 ... 3
2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34
3. Gamabaran Rantai Pemasaran Ayam Broiler di Sumatera
Barat ...
52
4. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Padang ... 59
5. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Payakumbuh ...63
6. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Bukittinggi ...67
7. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Solok ... 71
8. Ramalan Harga Ayam Broiler di Kabupaten Tanah Datar ...74
9. Peramalan Harga Ayam Broiler Pada Lima Kota di
Sumatera Barat ... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Harga Dua Mingguan Ayam Broiler di Lima Kota di Sumatera
Barat ... 81
2 Plot Data Time Series ... 82
3 Model Peramalan Terbaik Harga Ayam Broiler di Lima Kota
di Sumatera Barat ... 88
4 Ramalan Harga Ayam Broiler 24 Periode Kedepan di Lima
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah Indonesia menetapkan otonomi daerah bagi setiap provinsi di
Indonesia demi pemerataan pembangunan ekonomi masyarakat di seluruh pelosok
tanah air. Pelaksanaan otonomi daerah menuntut kemandirian daerah dalam
menanggulangi keunggulan daerah, peningkatan taraf hidup masyarakat,
pemerataan hasil pembangunan, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam
aktivitas pembangunan daerah. Otonomi daerah mengharuskan pemerintah
provinsi mampu memberikan informasi mengenai aspek-aspek ekonomi yang
lebih dapat dikembangkan oleh masyarakat terutama dunia usaha.
Sumatera Barat merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sub sektor peternakan
sebagai salah satu usaha peningkatan pendapatan masyarakat terutama pada masa
krisis ekonomi belakangan ini. Dari berbagai jenis usaha peternakan yang ada,
pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan sapi potong dan ayam broiler
sebagai komoditi unggulan.
Penetapan komoditi sapi dan ayam broiler sebagai komoditi unggulan
dikarenakan kedua komoditi ini mempunyai tingkat pemanfaatan sumber daya
lokal yang tinggi dan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi kebutuhan
pangan protein hewani masyarakat Sumatera Barat. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah produksi dan konsumsi daging ternak di Sumatera Barat pada tahun 2007
Tabel 1 Jumlah Produksi dan Konsumsi Daging Ternak di Sumatera Barat Tahun 2007 (dalam Kg)
Jenis Ternak Produksi Daging Ternak Konsumsi Daging Ternak
Sapi Potong 16.367.892 9.339.524
Ayam Broiler 13.004.376 8.843.436
Ayam Buras 4.882.376 2.445.627
Ayam Ras Petelur 4.650.059 -
Kerbau 2.828.488 1.551.205
Kambing 2.168.545 1.117.902
Babi 992.466 537.517
Itik 629.160 323.019
Domba 21.184 11.009
Kuda 16.154 9.243
Sumber : Data Base Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat 1998-2007
Pemanfaatan sumber daya lokal dapat dilihat dari data produksi daging
ternak sedangkan kebutuhan protein hewani dapat dilihat dari data konsumsi
daging ternak. Usaha peternakan ayam broiler menempati urutan kedua setelah
sapi potong, namun menempati tingkat yang paling tinggi dibandingkan usaha
peternakan komoditas unggas lainnya seperti ayam buras, ayam ras petelur
ataupun itik.
Statistik data yang tecatat oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat
Tabel 1, memperlihatkan bahwa pada tahun 2007 produksi ternak sapi potong
16.367.892 kg, ayam broiler 13.004.376 kg, ayam buras 4.882.376 kg, ayam ras
petelur 4.650.059 kg, kerbau 2.828.488 kg, kambing 2.168.545 kg, babi 992.446
kg, itik 629.160 kg, domba 21.184 kg dan kuda 16.154 kg. Sedangkan ternak yang
telah dikonsumsi tahun 2007 diantaranya: sapi potong 9.339.524 kg, ayam broiler
8.843.436 kg, ayam buras 2.445.627 kg, kerbau 1.551.205 kg, kambing 1.117.902
kg, babi 537.517 kg, itik 323.019 kg, domba 11.009 kg, dan kuda 9.243 kg.
Secara umum dapat dilihat kebutuhan akan daging ternak di Sumatera Barat
sudah dapat dipenuhi oleh produksi daerah sendiri, dimana produksi daging ternak
kenapa pemerintah Provinsi Sumatera Barat menetapkan peternakan sebagai
komoditi unggulan untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakatnya.
Penyediaan pasokan daging ayam broiler di Sumatera Barat dapat
dikatakan cukup baik dibandingkan dengan pasokan daging unggas yang lain.
Menurut data base Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat populasi dan
pemotongan ayam broiler dari tahun 2004 sampai tahun 2007 selalu menempati
urutan tertinggi dibandingkan populasi dan pemotongan ternak unggas lainnya.
Perbandingan populasi dan pemotongan berbagai jenis unggas di Sumatera Barat
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Perkembangan Populasi dan Pemotongan Ternak Unggas di
2004 Populasi 12.804.118 7.737.703 5.337.225 852.141
Pemotongan 12.419.996 11.606.560 2.668.631 426.075
2005 Populasi 11.357.881 5.725.515 5.608.482 985.442
Pemotongan 11.017.048 8.588.276 2.804.242 492.725
2006 Populasi 12.847.327 5.107.278 6.397.331 1.050.752
Pemotongan 12.461.906 5.150.191 3.198.157 630.449
2007 Populasi 12.648.143 4.529.106 6.347.337 1.003.445
Pemotongan 12.644.349 6.340.748 3.808.402 602.067
Sumber: Data Base Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat 1998-2007
Populasi ternak yang dimaksud disini adalah jumlah ternak yang disuplai
oleh peternak ke pasar, sedangkan yang dimaksud dengan pemotongan disini
adalah jumlah ternak yang dipotong untuk dikonsumsi oleh konsumen. Populasi
ayam broiler, ayam petelur dan itik di Sumatera Barat selalu melebihi
pemotongannya, berbeda dengan ayam buras dimana pemotongannya lebih tinggi
daging ayam buras di Sumatera Barat harus dipasok dari daerah lain sehingga
kebutuhan akan daging ayam buras dapat terpenuhi.
Dari Tabel 2 terlihat bahwa populasi dan pemotongan ayam broiler
menempati urutan tertinggi disbanding komoditi unggas lainya. Tingginya
populasi dan pemotongan ayam broiler menunjukkan bahwa peternakan ayam
broiler memiliki peluang pasar yang sangat besar serta keuntungan yang
menjanjikan. Usaha ayam broiler memiliki laju perputaran modal yang cepat dan
waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Harga ayam broiler relatif terjangkau
dan hampir selalu tersedia dipasar-pasar tradisional maupun supermarket.
Bappenas (2006) menjelaskan bahwa banyaknya peternak yang memilih
beternak ayam broiler, karena 1) cepatnya perputaran modal, disebabkan panen
ayam broiler relatif cepat, 2) penyedia kebutuhan protein hewani, 3) pengisi
waktu luang dimasa pensiun, 4) pendidikan dan latihan keterampilan dikalangan
remaja, 5) tabungan dihari tua, 6) mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif).
1.2 Perumusan Masalah
Ayam broiler merupakan salah satu komoditi yang harganya sangat
fluktuatif. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap fluktuatif harga
adalah ketidakseimbangan antara supply dan demand ayam broiler. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1),
harga daging ayam sempat mengalami penurunan mencapai harga Rp 3.500/ekor
pada bulan Januari 2007 di Kota Solok. Penurunan harga terjadi akibat
pemberitaan berkembangnya wabah flu burung di Kabupaten Sawahlunto
jumlah yang cukup banyak. Harga ayam broiler juga sempat melonjak hingga Rp
22.500/ekor pada Desember 2007 di kota Padang. Peningkatan harga terjadi
akibat seringnya gempa di Sumatera Barat dan mendekati hari raya Idul Adha.
Index
Time Series Plot of padang; payakumbuh; bukittinggi; solok; ...
Gambar 1 Grafik fluktuasi harga ayam broiler di lima kota di Sumatera Barat tahun 2007
Tingkat populasi ayam yang tidak seimbang dibandingkan dengan jumlah
pemotongannya dapat menyebabkan adanya fluktuasi harga yang cukup besar.
Fluktuasi harga yang cukup besar ini terjadi akibat adanya penawaran produsen
yang diwakili oleh jumlah populasi ayam, bertemu dengan permintaan konsumen
yang diwakili oleh tingkat pemotongan ayam. Pertemuan penawaran dan
permintaan ini terjadi di pasar terbuka yang nantinya akan menghasilkan harga
keseimbangan antara produsen dan konsumen.
Ketidakstabilan harga yang terjadi memerlukan tindakan pemerintah untuk
mengendalikan fluktuasi harga, agar tidak berimbas buruk bagi konsumen
harga yang telah dilakukan oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat adalah
dengan pengadaan informasi pasar. Bentuk penyajian informasi yang diberikan
adalah berupa pelayanan informasi harga pasar yang bertujuan menyebarluaskan
informasi perkembangan harga komoditi peternakan termasuk komoditi ayam
broiler.
Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat memanfaatkan internet sebagai
saran pengiriman data perkembangan harga komoditi peternakan secara tepat dan
efektif dengan membuat e-mail pada kabupaten/kota. Kerjasama pengiriman data
perkembangan harga komoditi peternakan ini telah dibuat untuk seluruh dinas
yang menangani fungsi peternakan di kabupaten/kota di Sumatera Barat, namun
yang baru dapat berjalan dengan baik baru pada lima kabupaten/kota, yaitu
Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Solok, dan Tanah Datar.
Data perkembangan harga komoditi peternakan yang dikumpulkan oleh
petugas kabupaten/kota dikirim ke e-mail Dinas Peternakan Provinsi. Data
perkembangan harga komoditi peternakan yang dikirim ke Dinas Peternakan
Provinsi Sumatra Barat dianalisi dan disajikan untuk dipublikasikan melalui TVRI
dan RRI Padang secara berkala dan juga dimuat dalam Selebaran Informasi Pasar
yang diterbitkan oleh Sub Dinas Bina Usaha Dinas Peternakan Provinsi Sumatra
Barat yang terbit setiap dua minggu sekali.
Program pelayanan informasi pasar yang sudah berlangsung sampai saat
ini dianggap belum dapat berjalan sebagaimana mestinya. Informasi
perkembangan harga komoditi pertanian yang disampaikan baru terbatas pada
harga yang berlangsung dipasar belum ada perkiraan harga untuk beberapa
produsen baru dalam mengetahui harga yang terbentuk sesuai dengan mekanisme
pasar. Namun mengingat harga ayam broiler yang berfluktuatif stakeholder tidak
hanya membutuhkan harga dipasar saat ini tetapi juga membutuhkan perkiraan
harga mendatang guna melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam
mengambil peluang yang ada.
Organisasi usaha peternakan senantiasa terkait dengan waktu yang tepat
untuk melakukan kegiatan usaha peternakan dan pemasaran. Namun pendapatan
peternak tidak dapat diprediksi karena harga komoditi yang dihasilkan sangat
berfluktuasi, akibat kondisi lingkungan dan factor lain yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas out put dari produk. Disamping itu juga dipengaruhi oleh
cuaca, penyakit, harga DOC, harga pakan dan harga produk itu sendiri.
Untuk mengantisipasi ketidakpastian pada periode mendatang diperlukan
suatu peramalan. Peramalan yang dimaksud disini adalah upaya untuk
memperkirakan harga ayam broiler pada waktu tertentu dimasa depan dengan
harapan nilainya dapat mendekati atau sama dengan harga sebenarnya yang terjadi
pada waktu tersebut. Namun sampai saat ini Dinas Peternakan Provinsi Sumatera
Barat belum memliki model peramalan yang tepat untuk memperkirakan harga
ayam broiler dan hanya mengandalkan analisis harga berdasarkan hasil proyeksi
perilaku harga. Proyeksi harga yang dilakukan adalah dengan menyamakan
perilaku harga pada bulan tertentu dengan bulan-bulan yang sama pada
tahun-tahun sebelumnya. Oleh sebab itu Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat
perlu dibantu untuk menemukan :
2. Bagaimana membuat suatu peramalan terbaik untuk meramalkan harga
ayam broiler dmeramalkan kecenderungan perubahan harga ayam broiler
di Sumatera Barat.
Sasaran yang diharapkan dengan adanya peramalan harga ini adalah dapat
menyempurnakan informasi pasar yang ada dalam memberikan informasi kepada
peternak ayam broiler di Sumatera Barat. Informasi pasar yang memadai, cepat,
tepat sasaran dan tepat waktu didukung oleh informasi perkiraan pasar ternak
periode mendatang dapat digunakan peternak sebagai produsen dalam strategi
penguasaan pasar dan peningkatan usaha sehingga dapat bersaing dengan
kompetitor.
1.3 Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang dihadapi, maka penelitian ini bertujuan :
1. Mengidentifikasi gambaran umum agribisnis ayam broiler di Sumatera
Barat.
2. Mengidentifikasi pola fluktuasi harga ayam broiler di Sumatera Barat.
3. Mendapatkan metode peramalan terbaik untuk meramalkan harga ayam
broiler di Sumatera Barat.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan peramalan harga ayam broiler, selama dua
puluh empat periode kedepan dengan menggunakan metode time series
berdasarkan data dua mingguan harga ayam broiler dari minggu ke dua bulan
data dua mingguan dilakukan dengan asumsi peramalan dua mingguan memiliki
keunggulan menggambarkan pola yang lebih baik dibandingkan dengan data
bulanan. Data harga yang didapat berasal dari Dinas Peternakan Provinsi
Sumatera Barat bagian Bina Usaha. Data tersebut berasal dari lima kota di
Sumatera Barat yaitu Padang, Payakumbuh, Solok, Bukittinggi dan Tanah Datar.
Kelima kota ini diambil karena kota-kota ini dianggap dapat mewakili kota-kota
lain yang ada di Sumatera Barat.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
Dinas Perternakan Sumatera Barat bagian Bina Usaha, para pelaku perdagangan
komoditas ayam broiler dan peneliti. Adapun manfaat yang dapat diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang sudah
didapat selama kuliah dengan fakta yang terjadi dilapangan, serta
menambah wawasan dan pengalaman dalam menganalisis, mengkaji dan
memberikan alternatif pemecahan pada suatu masalah yang tejadi.
2. Bagi para produsen, hasil ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
perencanaan dalam berproduksi dan ditingkat harga berapa ayam broiler
tersebut akan dijual.
3. Bagi pedagang besar, dapat melihat kota-kota mana saja yang menjadi
tujuan distribusi ayam broiler dengan jumlah yang disesuaikan dengan
4. Bagi Dinas Peternakan Sumatera Barat, hasil ini dapat dijadikan sebagai
bahan masukan serta alterrnatif metode peramalan harga ayam yang terjadi
di pasar, selain itu juga dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan
terhadap ayam broiler dengan memberikan pemahaman menganai pola
fluktuasi harga ayam broiler, serta dapat dijadikan acuan untuk membuat
tujuan distribusi ayam broiler agar jumlah pasokan lebih merata ditiap-tiap
kota di Sumatera Barat.
5. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Ayam Pedaging
Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang baik, karena
mengandung asam amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah
yang baik. Ayam memiliki serat-serat daging yang pendek dan lunak sehingga
mudah untuk dicerna. Daging ayam menghasilkan jumlah kalori yang rendah
apabila dibandingkan dengan nilai kalori dari daging sapi. Oleh karena itu daging
ayam dapat dipakai sebagai bahan makanan yang baik untuk mengawasi
pertambahan berat badan, penyembuhan dari orang sakit dan untuk orang tua yang
tidak aktif bekerja lagi. Hidangan daging ayam digunakan sebagai sumber protein
dalam diet, yang dimaksud untuk mengurangi jumlah kalori yang diterima dalam
tubuh.
Ayam termasuk keluarga ungas. Pada prinsipnya hampir semua ayam
dapat digunakan sebagai sumber daging. Karena pertimbangan effisiensi dan
ekonomi, hanya jenis ayam tertentu saja yang dikembangkan secara intensif. Jenis
ayam yang potensial sebagai sumber daging dikenal sebagai ayam pedaging.
Berdasarkan aspek pemuliaannya terdapat tiga jenis klasifikasi ayam
penghasil daging, yaitu ayam kampung, ayam ras dan cult. (Sugiono dan Tien
Muchtadi, 1992) :
a. Ayam kampung
Ayam kampung atau ayam lokal adalah jenis ayam yang tidak atau belum
ras). Berat badan rata-rata ayam berumur dua tahun 2,5 kg bagi ayam betina dan
3-3,25 kg bagi ayam jantan.
Penamaan ayam kampung dengan sebutan ayam lokal didasarkan pada
kenyataan bahwa jenis-jenis ayam kampung sering diidentifikasi dengan nama
daerah atau tempat asal ayam tersebut terdapat. Contoh ayam kampung yang
telah banyak dikenal: ayam Sumatera, ayam kedu, ayam nunukan, dan ayam
pelung. Namun yang dikenal sebagai ayam penghasil daging adalah ayam
Sumatera dan ayam kedu.
Ciri-ciri fisik ayam kedu tipe pedaging adalah bentuk kepala panjang dan
rata, panjang leher sedang, bulunya tebal dan banyak. Bentuk punggung rata atau
miring sedikit ke ekor. Dada lebar dengan kedua sayap tertutup kuat, perutnya
lebar, besar dan dalam. Kaki pendek, kulit halus dengan tapak kaki berdaging
tebal. Jengger biasanya sebuah, bergerigi 6-7 pada betina dan 5-7 pada ayam
jantannya.
b. Ayam Cull
Ayam cull adalah ayam yang sebenarnya bukan tipe pedaging, tetapi
dijadikan sebagai ayam penghasil daging dengan alasan tertentu. Umumnya ayam
”Cull” berasal dari ayam petelur dilakukan karena ayam yang bersangkutan
terdapat cacat atau tidak berfungsi normal, misalnya produktivitas turun. Mutu
daging ayam cull umumnya lebih rendah dari ayam ras karena sudah tua dan
ukurannya tidak seragam serta jumlahnya sedikit.
c. Ayam ras (Broiler)
Ayam ras adalah jenis ayam yang sudah mengalami upaya pemuliaan,
warna yang seragam. Ayam pedaging di Amerika dipanen pada umur 8-12
minggu dengan berat 1,59-2,05 kg/ekor. Di Indonesia ayam dipanen pada umur
yang lebih muda yaitu enam minggu dengan berat sekitar 1,33 kg per ekor.
Pemanenan ayam pedaging pada saat beratnya masih rendah disebabkan oleh
kesediaan konsumen yang cenderung membeli ayam utuh yang tidak terlalu besar.
Selain itu dagingnya cukup lunak, lemak belum banyak, dan tulang tidak begitu
keras.
2.2 Penelitian Terdahulu
Peramalan tentang daging ayam telah dilakukan oleh Azmi (2004)
mengenai peramalan permintaan daging ayam di PT Sierad Produce Tbk. Azmi
melakukan pemilihan model peramalan kuantitatif yang paling tepat dengan
menggunakan metode time series dan kausal. Pola data yang digunakan adalah
data time series mingguan permintaan dan harga daging ayam yang dimiliki PT
Sierad Produce Tbk, mulai minggu pertama bulan Januari 2001 hingga minggu ke
empat bulan Mei 2003. Hasil dari penelitian ini adalah metode yang terbaik untuk
melakukan peramalan terhadap permintaan daging ayam pada PT. Sierad Produce
Tbk, adalah metode ARIMA (1,1,2).
Puji (2008) melakukan penelitian dengan judul Peramalan Penjualan
Ayam Broiler di Perdana Putra Chicken. Peramalan ini dilakukan untuk
menentukan model peramalan penjualan ayam broiler yang sesuai untuk
perusahaan PPC dan mendapatkan peramalan untuk dua belas periode (tahun
2008). Pola data yang digunakan adalah pola data bulanan, dimulai dari bulan
layak untuk digunakan dalam peramalan penjualan ayam broiler yang sesuai
untuk perusahaan PPC adalah ARIMA (1,1,1).
Analisis perilaku dan peramalan harga ayam pada enam kota besar di kota
besar di Jawa dan Bali dengan studi kasus pengendalian harga ayam pada Badan
Ketahanan Pangan Departemen Pertanian Republik Indonesia telah dilakukan oleh
Arianto (2007). Penelitian tersebut bertujuan utuk menganalisis perilaku harga
ayam di enam kota besar Jawa-Bali dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Selain itu untuk mendapatkan metode peramaln time series yang paling akurat,
serta meramalkan harga ayam beberapa periode kedepan dengan menggunakan
metode tersebut.
Data yang digunakan Arianto dalam penelitiannya adalah data sekunder
yang harga bulanan ayam selama kurun waktu 58 bulan (Januari2002-Oktober
2006) pada enam kota besar di Jawa-Bali. Dari penelitiannya Arianto
mendapatkan model yang terbaik digunakan untuk meramalkan harga ayam di
kota besar Jawa-Bali adalah model time series, SARIMA (0,1,0)(2,1,1)12 untuk
kota DKI Jakarta, SARIMA (0,1,0)(2,1,0)12 untuk kota Bandung, SARIMA
(0,1,1)(2,1,1)12 untuk kota Semarang, SARIMA (1,1,0)(2,1,1)12 untuk kota
Yogyakarta, SARIMA (1,0,0)(2,1,0)12 untuk kota Surabaya dan (0,0,2)(0,1,1)12
untuk kota Denpasar.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan harga untuk
masing-masing kota besar Jawa-Bali berbeda satu dan yang lain. Kota DKI Jakarta harga
ayam dipengaruhi oleh harga pada periode sebelumnya dan wabah flu burung.
Harga ayam di Bandung, Semarang, dan Surabaya dipengaruhi oleh harga ayam
tingkat konsumsi pada Kota Semarang dan wabah flu burung pada Kota Surabaya.
Harga ayam di Kota Yogyakarta dan Denpasar dipengaruhi oleh tingkat konsumsi
daging ayam, tetapi di Yogyakarta harga ayam juga dipengaruhi oleh wabah flu
burung.
Tabel 3 Penelitian Terdahulu
No Nama/Tahun/Judul Penelitian Hasil
1 Azmi/2004/
Peramalan
Permintaan Daging Ayam di PT Sierad Produc TBK
Melaukan pemilihan model peramaln kuantitatif dengan
metode time series.
Menggunakan data mingguaan dari minggu pertama Januari 2001 sampai minggu keempat
Menentukan model peramaln penjualan ayam broiler yang sesuai untuk perusahaan PPC dan mendapatkan peramaln
untuk dua belas periode
kedepan.
Menggunakan data bulanan
dari Maret 2004 sampai
Menganalisi perilaku harga ayam dienam kota besar
Jawa-meramalkan ayam beberapa periode kedepan.
Menggunakan data bulanan dari Januari 2002 sampai
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada alat
analisis, menggunakan metode kuantitatif yaitu metode time series sedangkan
dengan penelitian sebelumnya adalah data harga sekunder dan periode data yang
digunakan. Peramalan ini menggunakan data dua mingguan ayam broiler dari
minggu kedua bulan Januari 2005 sampai minggu ke empat bulan November
2008. Data yang dijadikan data sekunder didapat dari lima kota di Sumatera Barat
yang sudah memiliki pencatatan yang baik pada Dinas Peternakan dan
diasumsikan dapat mewakili harga ayam broiler di Sumatera Barat.
Dari penilitian-penelitian terdahulu (Tabel ), terlihat bahwa metode terbaik
meramalkan harga ayam broiler adalah metode Box Jenkins. Hal tersebut
memberikan gambaran sementara yang akan dibuktikan selanjutnya bahwa
metode terbaik untuk meramalkan harga ayam di Sumatera Barat adalah metode
Box Jenkins. Pola data harga ayam broiler di Sumatera Barat dianggap memiliki kesamaan dengan pola data di daerah Jawa Bali yaitu pola data tren dengan
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Konsep Harga
Harga suatu komoditas biasanya dikaitkan kepada sejumlah uang yang
harus dikeluarkan untuk memperoleh satu unit komoditas tersebut (Libsey et al,
1995). Dalam teori harga, perubahan harga suatu komoditas adalah perubahan dari
jumlah uang yang harus dikorbankan untuk memperoleh komoditas tersebut bagi
konsumen dan perubahan jumlah uang yang diterima sebagai kompensasi dari
komoditas yang dikorbankan bagi produsen.
Dalam teori ekonomi mikro, harga terbentuk oleh keseimbangan antara
kurva permintaan dan kurva penawaran. Kedua kekuatan tersebut saling
berinteraksi dalam membentuk harga pada suatu pasar yang bersaing sempurna.
Kondisi keseimbangan (equilibrium condition) akan tercapai, jika jumlah yang
diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Pada kondisi ini kedua belah pihak
(produsen dan konsumen) akan terpuaskan.
Kekurangan produk yang ditawarkan akan mendorong terjadinya
kelebihan permintaan (exses demand) sehingga menyebabkan peningkatan harga,
sedangkan kelebihan penawaran (exses supply) terjadi bila jumlah produk yang
ditawarkan mengalami surplus sehingga mendorong penurunan harga. Harga
suatu komoditas akan berfluktuasi dengan adanya perubahan permintaan dan
Fluktuasi produksi akibat perubahan faktor input perusahaan akan
menyebabkan pergeseran kurva penawaran. Jika produksi turun, maka kurva
penawaran akan bergeser ke kiri atas. Sebaliknya, jika produksi naik maka kurva
penawaran akan bergeser ke kanan bawah. Fluktuasi konsumsi akibat perubahan
banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat
pendapatan tertentu dalam periode tertentu akan menyebabkan pergeseran kurva
permintaan. Jika konsumsi naik maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan
atas, sebaliknya jika konsumsi turun maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri
bawah. Terjadinya pergeseran kurva, menyebabkan harga baru akan terbentuk.
3.1.2 Konsep Peramalan
Peramalan adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan
terjadi di masa mendatang. Menurut Mulyono (2000), peramalan merupakan suatu
proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi
di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar
kesalahan dapat diperkecil. Peramalan juga dapat diartikan sebagai usaha
memperkirakan jawaban yang pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan
mencari apa yang sedekat mungkin dengan yang akan terjadi.
Peramalan menjadi salah satu hal yang penting dalam pengambilan
keputusan manajemen. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam
perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis et al.,1999). Peramalan
merupakan suatu dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau
peristiwa pada waktu yang akan datang, yang dapat membantu dalam melakukan
Keberhasilan dalam bidang bisnis/ekonomi sangat ditentukan oleh
kemampuan meramalkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Adanya
ramalan memungkinkan manajemen menyusun perencanaan/keputusan untuk
mengantisipasinya. Peramalan bisnis/ekonomi dibutuhkan mengingat kondisi
bisnis/ekonomi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang bersifat sangat
dinamis & tidak pasti (tidak deterministik). Banyak faktor yang berpengaruh
terhadap gejolak perkembangan bisnis dan ekonomi.
Peramalan yang baik membutuhkan pendekatan yang tepat, yang
tercermin dalam metode peramalan yang dipilih yaitu metode peramalan
terakurat, sehingga dapat digunakan untuk menyusun perencanaan dan
pengambilan keputusan bisnis/ekonomi. Menurut Hanke (2003), teknik peramalan
pada data menghasilkan kejadian historis mengarah ke identifikasi lima tahap
proses peramalan sebagai berikut: 1) pengumpulan data, 2) pemadatan atau
pengurangan data, 3) penyusunan model dan evaluasi, 4) ekstrapolasi atau
peramalan aktual, 5) evaluasi peramalan.
Menurut jangka waktu ramalan yang disusun Mulyono (2000) menyatakan
bahwa peramalan dapat dibedakan atas tiga. Ramalan jangka pendek yaitu
peramalan yang dilakukan untuk hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang
dari setengah tahun atau sekitar 3 bulan. Peramalan jangka menengah yaitu
peramalan yang dilakukan untuk menyusun hasil ramalan tiga bulan sampai dua
tahun. Peramalan jangka panjang yaitu peramlan yang dilakukan untuk menyusun
hasil ramalan jangka waktu lebih dari dua tahun.
Menurut sifat peramalannya Mulyono (2000) menjelaskan bahwa
a. Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang ditentukan berdasar
pemikiran yang bersifat judgement, pengetahuan, pengalaman & intuisi si
peramal. Peramalan ini digunakan apabila data historis maupun data empiris
dari variabel yang diramalkan tidak cukup, tidak ada, atau tidak dapat
dipercaya karena kurang akurat. Peramalan ini tetap membutuhkan data
kuantitatif, tetapi data kuantitatif ini hanya digunakan sebagai informasi
untuk menganalisa dan meramalkan data tesebut tanpa proses kuantitatif.
Proses yang digunakan adalah mencatat kebiasaan vaiabel lalu
meramalkannya menggunakan perasaan peneliti. Sehingga pandangan atau
”judgemen” dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya
hasil ramalan tersebut.
Peramalan kualitatif jika dilakukan oleh beberapa orang terpisah,
hasilnya akan bervariasi cukup besar, sedangkan jika dilakukan oleh
sekelompok orang, hasilnya bisa jadi tidak diperoleh kesamaan pendapat
tentang hasil ramalan, atau hasil ramalan umumnya merupakan pendapat
pribadi dari orang yang paling berpengaruh dalam kelompok. Peramalan
kualitatif relatif bersifat subyektif.
Untuk situasi manajemen dan industri/pasar yang kompleks,
peramalan kualitatif relatif sukar dilaksanakan, karena kemampuan otak
manusia terbatas untuk mengelola informasi dan hubungan kausal yang
kompleks. Namun untuk situasi yang sederhana ditambah judgement,
pengetahuan, pengalaman dan intuisi yang kuat dari orang atau kelompok
Metode untuk peramalan kualitatif dibagi atas metode ekploratoris
dan normatif. Metode eksploratoris terdiri dari metode Delphi, kurva S
analogi dan penelitian morfologis, yang dimulai dari masa lalu dan masa kini
sebagai titik awalnya dan bergerak secara heuristik dengan melihat semua
kemungkinan yang ada. Sedangkan metode normatif terdiri dari matriks
keputusan, pohon relevansi dan analisis sistem, dimulai dengan menetapkan
sasaran dan tujuan yang akan datang kemudian melihat kemasa lalu apakah
hal ini dapat dicapai berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang
tersedia (Makridakis et al.,1999)
b. Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan pada
data kuantitatif masa lalu. Peramalan ini memiliki sifat yang lebih objektif
berdasarkan pada keadaan aktual (data) yang diolah dengan menggunakan
metode-metode tertentu. Penggunaan suatu metode juga harus didasarkan
pada fenomena manajemen atau bisnis apa yang diramalkan dan tujuan yang
ingin dicapai melalui peramalan. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila
terdapat tiga kondisi berikut (Makridakis et al.,1999) :
1. tersedia informasi masa lalu
2. informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik
3. dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa
yang akan datang.
Pada dua kondisi pertama merupakan suatu keharusan bagi penerapan
metode peramalan kuantitatif. Kondisi ketiga merupakan syarat kecukupan,
dapat digunakan. Hal tersebut akan memberikan kesalahan peramalan yang
relatif besar bila perubahan pola data ataupun bentuk hubungan fungsional
tersebut terjadi secara sistematis.
Data yang digunakan dalam peramalan kuantitatif hendaknya 1)
reliable dan akurat (berasal dari sumber yang andal dengan memperhatikan akurasinya), 2) relevan, 3) konsisten (jika ada perubahan
definisi harus ada penyesuaian), 4) cukup (tidak terlalu sedikit sebagai
basis data atau tidak terlalu banyak sehingga ada bagian yang tidak
relevan). Pada data kuantitatif jika terjadi perubahan pola, maka hasil
ramalan relatif kurang akurat. Jika pola data historis terjadi perubahan
struktural, relatif sulit upaya penyesuaiannya, kecuali telah tersedia data
historis yang cukup untuk menentukan pola yang baru.
Metode peramalan kuantitatif terbagi menjadi dua, yaitu metode
time series dan metode kausal. Metode time series menggunakan data yang memiliki deret waktu yang dikumpulkan, dicatat, atau diamati dari
rangkaian waktu (Hanke et al.,2003). Sedangkan metode kausal didasarkan
atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan
diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, metode ini
disebut juga dengan model regresi.
3.1.3 Konsep Metode Peramalan Model Time Series
Metode peramalan time series merupakan bagian dari metode peramalan
dengan pendekatan kuantitatif. Metode peramalan time series merupakan metode
diambil selama beberapa periode dan digunakan sebagai dasar dalam menyusun
suatu ramalan untuk beberapa metode dimasa depan (Assauri, 1984).
Metode peramalan time series didasarkan pada analisis perilaku atau nilai
masa lalu suatu variabel yang disusun menurut urutan waktu. Alasan penggunaan
model ini adalah karena sederhana, cepat dan murah. Model ini cocok untuk
meramalkan variabel dalam tempo singkat dan sumber data yang terbatas
(Mulyono, 2000). Menurut Makridakis et, al (1999) ada tiga alasan kenapa
menggunakan metode deret waktu, yaitu:
a. sistem kemungkinan tidak dipahami, dan sekalipun dipahami, hubungan–
hubungan yang mengatur perilaku sistem tersebut kemungkinan sulit
sekali diungkapkan.
b. perhatian utama hanyalah memprediksi apa yang akan, bukan bagaimana
hal tersebut terjadi.
c. saat mengetahui sesuatu terjadi dan memprediksi apa yang akan terjadi,
nilainya tidak terlalu berarti, padahal biaya untuk mengetahui tetang
mengapa terjadi kemungkinan sangat tinggi, sementara biaya untuk
memprediksi apa yang akan terjadi lebih rendah.
Menurut Hanke et al., (2003), persyaratan esensial dalam memilih suatu
teknik peramalan tidak terletak pada metode peramalan yang menggunakan proses
matematika yang rumit atau menggunakan metode yang canggih, akan tetapi
metode terpilih harus menghasilkan suatu ramalan yang akurat, tepat waktu,
maanfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya penggunaannya dan dipahami oleh
manajemen, sehingga ramalan dapat membantu menghasilkan keputusan yang
Peramalan harus menyadari bahwa mereka menghadapi persoalan dan
keputusan yang berbeda-beda dimana tidak setiap metode peramalan dapat
dikembangkan. Pertimbangan yang cermat dalam memilih metode peramalan
diperlukan agar ramalan dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Makridarkis (1999), mengemukakan enam faktor utama yang
menggambarkan kemampuan dan kesesuaian dalam memilih suatu metode
peramalan. Enam faktor tersebut adalah horizon waktu, pola data, daya tarik
metode itu sendiri, ketepatan, biaya dan waktu, serta ketersediaan perangkat lunak
komputer.
1. Horizon waktu
Metode peramalan berhubungan dengan dua aspek horizon waktu, yaitu:
cakupan waktu dimasa yang akan datang dan jumlah periode ramalan yang
diinginkan. Beberapa teknik metode hanya dapat sesuai untuk peramalan satu
periode kedepan, sedangkan teknik lainnya dapat dipergunakan untuk
meramalkan beberapa periode kedepan.
2. Pola data
Setiap metode peramalan memiliki perbedaan kemampuan dalam
mengidentifikasi pola atau karakteristik data secara umum. Serial data dapat
dikelompokkan dalam empat pola. Pola pertama adalah pola stasioner, yaitu jika
pola data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Pola yang kedua
adalah pola musiman, yaitu jika data membentuk fluktuasi konstan dan
proporsional dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun) yang disebabkan oleh
faktor musiman. Pola data ketiga adalah pola siklis, yaitu jika data dipengaruhi
keempat adalah pola tren, yaitu jika data menunjukkan kenaikan atau penurunan
secara sekuler dalam jangka panjang.
Perbedaan dari keempat pola data itu memerlukan penyesuaian antara pola
data dengan metode analisis yang akan digunakan. Usaha penyesuaian itu
biasanya dilakukan dengan membuat sebuah asumsi bahwa ada suatu bentuk pola
data dalam serial data yang harus berkelanjutan, kemudian dipilih metode yang
sesuai dengan pola tersebut.
Berdasarkan keempat tipe pola tersebut, menurut Hanke (1999) ada empat
teknik peramalan yang umum digunakan yaitu:
a. Teknik peramalan untuk data stasioner (pola horisontal)
Pola horisontal terjadi ketika data observasi berfluktuasi disekitar nilai
rata-rata yang konstan atau dengan kata lain nilai meannya tidak berubah
sepanjang waktu. Situasi seperti ini muncul ketika pola data yang mempengaruhi
deret relatif stabil. Teknik peramalan yang perlu dipertimbangkan pada peramalan
deret stasioner adalah metode naive, simple average, moving average, single
exponential smooting, dan auto regressive integrated moving average (ARIMA)
b. Teknik peramalan untuk data musiman (seasonality)
Pola musiman terjadi ketika data-data observasi dipengaruhi faktor
musiman. Deret bermusim didefinisikan sebagai deret waktu dengan pola
perubahan yang berulang dengan sendirinya dari tahun ke tahun. Komponen
musiman merupakan fluktuasi yang terjadi kurang dari setahun dan berulang pada
tahun-tahun beriktnya. Komponen musiman relatif dominan pada peubah-peubah
yang besarannya tergantung pada musim atau cuaca, seperti produk pertanaian.
c. Teknik peramalan untuk data siklus (cyclus)
Pola siklus terjadi ketika data observasi terlihat naik atau turun dalam
periode waktu yang tidak tetap setiap dua tahun, tiga tahun, atau lebih. Siklik
didefinisikan sebagai fluktuasi seperti gelombang disekitar tren. Komponen siklus
umumnya ditemukan pada analisis jangka panjang seperti peramalan yang
menyangkut siklus hidup produk. Teknik-teknik yang perlu dipertimbangkan
adalah dekomposisi indikator ekonomi, regresi berganda dan model ARIMA.
d. Teknik peramalan untuk data kecenderungan (tren)
Pola tren terbentuk ketika data observasi terlihat meningkat atau menurun
dalam periode waktu yang lebih panjang. Tren merupakan komponen jangka
panjang yang mendasari pertumbuhan dan penurunan data time series. Komponen
tren dapat terjadi akibat adanya pertumbuhan penduduk, perubahan teknologi,
inflasi, produktivitas dan sebagainya. Teknik peramalan yang perlu
dipertimbangkan pada peramalan deret stasioner adalah metode naive, linier
regression, growt curve, moving average, single exponential smoothing, dan ARIMA.
Langkah yang harus dilakukan untuk menganalisis data historis adalah
dengan memplotkan data tersebut secara grafis. Dari hasil plot data tersebut dapat
diketahui apakah pola data stasioner, musiman, siklik atau tren. Dengan
mengetahui secara jelas pola dari suatu data historis maka dapat dipilih
teknik-teknik peramalan yang mampu secara efektif mengektrapolasi pola data.
3. Daya tarik metode peramalan
Daya tarik yang dimiliki oleh sebuah metode peramalan akan menjadi
tarik mencakup kekuatan atau kelemahan dari metode peramalan, kesederhanaan
dan kemudahan aplikasi. Selain itu juga daya tarik intuitif yang dirasakan oleh
peramal.
4. Ketepatan
Ketepatan menunjukkan kemampuan metode untuk meramalkan suatu
variabel yang dilihat dari besarnya selisih antara hasil ramalan dan kenyataan.
Setelah dilakukan analisis residual, akan diperoleh dua atau lebih model yang
cocok dan akan dipakai untuk peramalan. Untuk memilih model yang dipakai,
maka perlu diukur besarnya kesalahan residual. Besaran yang umum dipakai
untuk menentukan kesalahan peramalan adalah MAD (Mean Absolute Deviation),
MSE (Mean Square Error) dan MAP (Mean Absolute Procentage).
MAPE menunjukkan persentase tingkat kesalahan secara absolut. MSE
menunjukkan kuadrat dari kesalahan peramalan, kedua cara ini memberikan
kesalahan ekstrim yang berat ketika membandingkan model-model peramalan.
Pada saat tak ada kecocokan, maka nilai MSE menjadi sangat besar, sehingga
ukuran yang paling banyak dipilih adalah MAD. Jika model memiliki kecocokan
yang sempurna, maka MAD = 0, sedangkan jika model tidak memiliki kecocokan,
maka MAD adalah besar. Dengan demikian pada saat membandingkan beberapa
model peramalan, yang dipilih adalah model dengan MAD minimum (Hanke et
al, 2003). Pengukuran ketepatan metode peramalan ini pada akhirnya memang
dipakai sebagai kriteria dalam memilih metode peramalan.
5. Biaya dan waktu
Pemilihan metode peramalan juga dipengaruhi oleh biaya yang harus
tercakup dalam penggunaan suatu prosedur ramalan, yaitu biaya pengembangan,
biaya penyimpanan data, operasi pelaksanaan dan kesempatan untuk
menggunakan teknik-teknik lainnya.
6. Ketersediaan perangkat lunak komputer
Ketersediaan perangkat lunak komputer penting untuk membantu
menyusun metode peramalan kuantitatif. Penetapan metode peramalan
menggunakan program komputer yang sesuai. Program tersebut harus mudah
digunakan, bebas dari kesalahan-kesalahan besar, sehingga dapat dipahami dan
diinterpretasikan hasilnya.
Berdasarkan dari pola data yang telah diuraikan di atas maka, metode
peramalan model time series terdiri dari beberapa metode peramalan. Beberapa
metode peramalan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Model Regresi Sederhana (Trend)
Model trend menggambarkan pergerakkan jangka panjang didalam deret
waktu yang seringkali dijelaskan sebagai garis lurus atau kurva halus. Model ini
menunjukkan hubungan antara periode dan variabel yang diramal. Pola data yang
mengandung unsur musiman dapat dimasukkan dalam teknik ini.
2. Model Rata-rata Sederhana (Moving Average)
Teknik rata-rata sederhana menggunakan rata-rata semua pengamatan
historis yang relevan sebagai ramalan periode mendatang. Model yang tepat
apabila gejolak yang membentuk deretan waktu telah distabilkan dan lingkungan
dimana deret-deret berada secara umum tidak berubah. Model ini tidak terlalu
memperhatikan fluktuasi dari deret waktu, cocok untuk data stationer.
serta kurang praktis karena peramal harus menyimpan seluruh data historisnya.
Setiap penyusunan ramalan periode yang baru akan menggunakan data yang
semakin banyak (Hanke et al,. 2003).
3. Model Rata-rata Bergerak Sederhana (Center Moving Average)
Model rata-rata bergerak digunakan untuk menghilangkan kekurangan
pada teknik rata-rata sederhana. Model ini meramal metode yang akan datang
menggunakan nilai rataan, mengeluarkan nilai dari periode yang lama dan
memasukkan nilai dari periode terbaru dari sekelompok data yang jumlahnya
konstan. Kelebihan teknik ini adalah fleksibel dengan jumlah data yang
dimasukkan ke dalam nilai rataan sehingga dapat divariasikan sesuai dengan pola
datanya. Model ini sangat cocok untuk data stationer yang cenderung bergerak
tidak menaik atau menurun (Makridakis et al., 1999).
4. Model Dekomposisi
Dekomposisi adalah salah satu pendekatan yang berupaya
mengidentifikasi faktor komponen yang mempengaruhi setiap nilai pada deret.
Setiap komponen diidentifikasi secara terpisah. Proyeksi setiap komponen
kemudian dapat dikombinasikan yang menghasilkan nilai ramalan masa depan
deret waktu. Model ini digunakan hanya sekedar menampilkan pertumbuhan dan
penurunan suatu deret, atau untuk menyesuaikan deret dengan cara
menghilangkan satu atau beberapa komponen. Secara umum teknik dekomposisi
dibagi atas dua macam yaitu dekomposisi aditif dan dekomposisi multiplikatif.
5. Model Single Exponential Smoothing
Model pemulusan eksponensial adalah prosedur yang dapat merevisi hasil