ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR
Oleh
AYIP MUHAMAD IKHWAN H24102131
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gumati Cafe Bogor. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Makanan atau pangan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia semakin menginginkan nilai lebih dari hanya sekedar makan sebagai pemuas kebutuhan fisiologis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia akan mencari bentuk kepuasan yang lain seperti rasa yang berbeda, suasana yang berbeda, maupun kepuasan lainnya. Dengan latar belakang inilah terjadi peningkatan permintaan masyarakat terhadap tersedianya jasa penyediaan makanan jadi atau biasa disebut restoran atau rumah makan.
Seiring dengan pertumbuhan rumah makan khususnya di Kota Bogor, maka semakin tinggi pula tingkat persaingan yang dihadapi oleh Gumati Cafe. Untuk menjadi unggul dalam menghadapi persaingan yang ketat, diperlukan jasa pelayanan yang baik agar dapat memuaskan pelanggan. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui karakteristik pelanggan Gumati Cafe, (2) Menganalisa tingkat kepuasan pelanggan Gumati Cafe terhadap mutu jasa pelayanan yang diberikan oleh Gumati Cafe, (3) Menganalisa hubungan antara karakteristik pelanggan dengan hasil penelitian, dan (4) Merekomendasikan alternatif strategi dalam memperbaiki strategi pemasaran secara keseluruhan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari penyebaran kuesioner dan wawancara dengan pihak perusahaan serta data sekunder yang diperoleh dari profil perusahaan, studi pustaka, dan internet. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), dan analisis Customer Satisfaction Index (CSI). Melalui IPA akan diperoleh informasi yang berhubungan dengan atribut kualitas jasa yang perlu diperbaiki, sehingga dapat diketahui prioritas perbaikan dalam hal kepuasan pelanggan. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja pelayanan Gumati Cafe juga didapat dari analisis CSI.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
AYIP MUHAMAD IKHWAN H24102131
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
AYIP MUHAMAD IKHWAN H24102131
Menyetujui, Agustus 2007
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
v
III.METODOLOGI PENELITIAN ... 13
3.1. Kerangka Pemikiran... 13
3.2. Desain Penelitian... 15
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 15
3.4. Metode Pengambilan Data ... 16
3.4.1.Importance Performance Analysis... 17
3.4.2.Customer Satisfaction Index... 21
vi
4.7. Analisa strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
Menggunakan Importance Performance Analysis ... 38
4.8. Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index)... 42
4.9. Hubungan Antara Karakteristik Pelanggan Dengan Tingkat Kepuasan... 42
4.10. Uji Korelasi Chi Square... 43
4.11. Implikasi Terhadap Aspek Manajemen... .. 44
KESIMPULAN DAN SARAN... 46
1 Kesimpulan... 46
2 Saran... 47
DAFTAR PUSTAKA... 49
vii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Penilaian tingkat kepentingan pelayanan ... 2
2. Usia responden ... 29
3. Pendidikan terakhir responden ... 30
4. Penilaian tingkat kepentingan pelayanan ... 35
5. Penilaian tingkat kinerja pelayanan ... 36
viii
No. Halaman
1. Penentuan nilai yang diterima pelanggan ... 8
2. Kerangka pemikiran konseptual... . 13
3. Alur pikir penelitian... 14
4. Koordinat kartesius kepuasan pelanggan... 20
5. Struktur organisasi ... 26
6. Jenis kelamin responden... 28
7. Status pernikahan responden... 29
8. Pekerjaan responden... 30
9. Pendapatan per bulan responden... 31
10. Pengeluaran per bulan Responden... 31
11. Lama waktu pelanggan mengetahui ... 32
12. Informasi keberadaan ... 32
13. Kunjungan dalam satu bulan terakhir... 33
14. Alasan responden mengunjungi ... 33
15. Minat pelanggan mengunjungi kembali ... 34
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Lembar kuesioner ... 51
2. Uji validitas reliabilitas kuesioner... 55
3. Karakteristik responden... 59
4. Hasil penghitungan Importance Performance Analysis ... 63
iii
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 September 1984. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Ir. H. Ayip Erri Qodri Rughby dan Ibu Poppy Aryani. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Bina Insani Bogor pada tahun 1996, kemudian melanjutkan pendidikannya ke SLTP Bina Insani Bogor dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMU Bina Insani Bogor dan selesai pada tahun 2002.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebagai mahasiswa Program Sarjana Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR
Oleh
AYIP MUHAMAD IKHWAN H24102131
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gumati Cafe Bogor. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Makanan atau pangan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia semakin menginginkan nilai lebih dari hanya sekedar makan sebagai pemuas kebutuhan fisiologis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia akan mencari bentuk kepuasan yang lain seperti rasa yang berbeda, suasana yang berbeda, maupun kepuasan lainnya. Dengan latar belakang inilah terjadi peningkatan permintaan masyarakat terhadap tersedianya jasa penyediaan makanan jadi atau biasa disebut restoran atau rumah makan.
Seiring dengan pertumbuhan rumah makan khususnya di Kota Bogor, maka semakin tinggi pula tingkat persaingan yang dihadapi oleh Gumati Cafe. Untuk menjadi unggul dalam menghadapi persaingan yang ketat, diperlukan jasa pelayanan yang baik agar dapat memuaskan pelanggan. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui karakteristik pelanggan Gumati Cafe, (2) Menganalisa tingkat kepuasan pelanggan Gumati Cafe terhadap mutu jasa pelayanan yang diberikan oleh Gumati Cafe, (3) Menganalisa hubungan antara karakteristik pelanggan dengan hasil penelitian, dan (4) Merekomendasikan alternatif strategi dalam memperbaiki strategi pemasaran secara keseluruhan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari penyebaran kuesioner dan wawancara dengan pihak perusahaan serta data sekunder yang diperoleh dari profil perusahaan, studi pustaka, dan internet. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), dan analisis Customer Satisfaction Index (CSI). Melalui IPA akan diperoleh informasi yang berhubungan dengan atribut kualitas jasa yang perlu diperbaiki, sehingga dapat diketahui prioritas perbaikan dalam hal kepuasan pelanggan. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja pelayanan Gumati Cafe juga didapat dari analisis CSI.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
AYIP MUHAMAD IKHWAN H24102131
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
AYIP MUHAMAD IKHWAN H24102131
Menyetujui, Agustus 2007
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
v
III.METODOLOGI PENELITIAN ... 13
3.1. Kerangka Pemikiran... 13
3.2. Desain Penelitian... 15
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 15
3.4. Metode Pengambilan Data ... 16
3.4.1.Importance Performance Analysis... 17
3.4.2.Customer Satisfaction Index... 21
vi
4.7. Analisa strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
Menggunakan Importance Performance Analysis ... 38
4.8. Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index)... 42
4.9. Hubungan Antara Karakteristik Pelanggan Dengan Tingkat Kepuasan... 42
4.10. Uji Korelasi Chi Square... 43
4.11. Implikasi Terhadap Aspek Manajemen... .. 44
KESIMPULAN DAN SARAN... 46
1 Kesimpulan... 46
2 Saran... 47
DAFTAR PUSTAKA... 49
vii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Penilaian tingkat kepentingan pelayanan ... 2
2. Usia responden ... 29
3. Pendidikan terakhir responden ... 30
4. Penilaian tingkat kepentingan pelayanan ... 35
5. Penilaian tingkat kinerja pelayanan ... 36
viii
No. Halaman
1. Penentuan nilai yang diterima pelanggan ... 8
2. Kerangka pemikiran konseptual... . 13
3. Alur pikir penelitian... 14
4. Koordinat kartesius kepuasan pelanggan... 20
5. Struktur organisasi ... 26
6. Jenis kelamin responden... 28
7. Status pernikahan responden... 29
8. Pekerjaan responden... 30
9. Pendapatan per bulan responden... 31
10. Pengeluaran per bulan Responden... 31
11. Lama waktu pelanggan mengetahui ... 32
12. Informasi keberadaan ... 32
13. Kunjungan dalam satu bulan terakhir... 33
14. Alasan responden mengunjungi ... 33
15. Minat pelanggan mengunjungi kembali ... 34
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Lembar kuesioner ... 51
2. Uji validitas reliabilitas kuesioner... 55
3. Karakteristik responden... 59
4. Hasil penghitungan Importance Performance Analysis ... 63
iii
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 September 1984. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Ir. H. Ayip Erri Qodri Rughby dan Ibu Poppy Aryani. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Bina Insani Bogor pada tahun 1996, kemudian melanjutkan pendidikannya ke SLTP Bina Insani Bogor dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMU Bina Insani Bogor dan selesai pada tahun 2002.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebagai mahasiswa Program Sarjana Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
iv
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang layak kita haturkan selain mengucap rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala kesempatan dan kemudahan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Gumati Cafe Bogor’ dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini tak lupa penulis haturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Papa, mama, dan adikku tercinta yang tidak terbatas rasa kasih sayangnya, semoga Allah SWT selalu memberi kesempatan untuk senantiasa membahagiakan mereka.
2. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. atas bimbingannya yang sangat berarti.
3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor dan seluruh staf dosen beserta bagian tata usaha yang banyak membantu selama ini.
4. Ibu Ir. Suryani yang telah memberikan ijin dan membimbing peneliti untuk melakukan penelitian di Gumati Cafe Bogor beserta seluruh staf dan karyawan Gumati Cafe Bogor.
5. Seluruh keluarga besar Ayip Rughby(alm) dan keluarga besar Arwani Latif(alm).
6. Sahabat-sahabatku di Manajemen 39, 40, 41 serta sahabat-sahabatku di Saung Cikuray.
7. Dan semua pihak, yang tidak bisa kami sebutkan satu-satu, atas semua kontribusinya terhadap usulan penelitian ini.
Akhir kata, semoga usulan penelitian yang jauh dari sempurna ini nantinya dapat terealisasi dengan baik, sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Bogor, Agustus 2007
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makanan atau pangan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Makanan selalu dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi setiap hari, sehingga sebagian besar pendapatan penduduk Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2004), rata-rata pengeluaran per bulan penduduk Indonesia yang digunakan untuk membeli makanan sebesar 54,59 %, sedangkan sisanya 45,41 % digunakan untuk membeli selain makanan. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya kebutuhan makanan akan berdampak pada semakin besarnya peluang pengembangan usaha pada industri jasa boga di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman, manusia semakin menginginkan nilai lebih dari hanya sekedar makan sebagai pemuas kebutuhan fisiologis. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, manusia akan mencari bentuk kepuasan yang lain seperti rasa yang berbeda, suasana yang berbeda, maupun kepuasan lainnya. Dengan latar belakang inilah terjadi peningkatan permintaan masyarakat terhadap tersedianya jasa penyediaan makanan jadi atau biasa disebut restoran atau rumah makan.
2
unit usaha pada industri jasa boga di Kota Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya persaingan yang semakin tinggi pada industri tersebut.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor dari Tahun 2000-2004
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bogor, 2006
Jumlah restoran yang terus meningkat, khususnya di Kota Bogor menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat antar restoran. Persaingan tersebut mengharuskan para pengusaha restoran menerapkan strategi pasar dengan menitik beratkan kepada konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen sangatlah memegang peranan yang sangat penting di dalam menentukan keberhasilan suatu usaha. Setiap restoran harus bisa menciptakan kualitas produk dan pelayanan yang sebaik mungkin untuk dapat memuaskan dan memenuhi harapan dari para konsumen. Kualitas produk disini berarti produk tersebut telah dapat memuaskan konsumennya, dengan kata lain produk tersebut menawarkan mutu, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik dan unggul.
Gumati Cafe hadir di Kota Bogor sebagai sebuah restoran dengan berbagai fasilitas pelengkap seperti ruang rapat, live music, dan butik. Gumati Cafe hadir dengan suasana alam yang dipadukan dengan budaya Bali serta sunda. Letaknya yang berada pada tebing dengan pemandangan gunung salak membuat para konsumennya menikmati suasana yang ditawarkan. Gumati Cafe hadir dengan menerapkan konsep restoran yang bebas dari alkohol. Jenis makanan yang
Jenis Hidangan
ditawarkan tentunya beraneka ragam, dimulai dari makanan Indonesia, makanan khas tradisional, sampai dengan makanan Eropa dan Amerika. Sebagai salah satu restoran yang tergolong besar di Kota Bogor, sangatlah penting bagi pihak perusahaan untuk selalu menjaga mutu dari pelayanan demi memuaskan para pelanggannya.
Pelayanan yang berkualitas dan memuaskan akan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk selalu menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan Gumati Cafe. Pihak Gumati Cafe tentunya dapat meningkatkan kualitas dan kepuasan para pelanggannya dengan cara memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan mereka dan meminimumkan ataupun menghilangkan pengalaman yang kurang menyenangkan bagi para konsumen tersebut. Bila konsumen telah merasa puas dengan apa yang mereka dapatkan, tak jarang konsumen akan memberikan informasi kepara rekan dan kerabatnya mengenai apa yang telah mereka dapatkan di Gumati Cafe. Secara tidak langsung hal ini akan sangat membantu Gumati Cafe dalam mempromosikan produknya.
Tentunya didalam memperoleh konsumen yang loyal terhadap suatu
merek tertentu, restoran tersebut haruslah memiliki kelebihan atau keunggulan tertentu yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya, salah satu keunggulan tersebut adalah jasa pelayanan yang diberikan kepada para konsumen. Kepuasan yang dirasakan konsumen merupakan kunci keberhasilan dalam suatu kegiatan usaha.
4
1.2. Perumusan Masalah
Seiring dengan pertumbuhan rumah makan khususnya di Kota Bogor, maka semakin tinggi pula tingkat persaingan yang dihadapi oleh Gumati Cafe. Untuk menjadi unggul dalam menghadapi persaingan yang ketat, diperlukan jasa pelayanan yang baik agar dapat memuaskan konsumen. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan berhubungan dengan perbedaan antara harapan dan kinerja yang diterima dan dirasakan oleh pelanggan. Memuaskan konsumen adalah hal terbaik yang dapat dilakukan dalam menghadapi persaingan, diantaranya dilihat dari segi mutu pelayanan. Semakin baik pelayanan yang diberikan, maka akan membuat konsumen semakin percaya dan loyal terhadap pilihan produknya. Selain itu, mutu pelayanan yang diberikan tentunya juga akan berpengaruh dalam tingkat penjualan.
Melihat dari kondisi tersebut, maka dapat disusun serangkaian pertanyaan berikut untuk merumuskan masalah pada penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik pelanggan Gumati Cafe?
2. Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu jasa pelayanan yang
diberikan oleh Gumati Cafe?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik pelanggan Gumati Cafe dengan tingkat kepuasan pelanggan?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisa karakteristik pelanggan Gumati Cafe.
2. Menganalisa tingkat kepuasan pelanggan Gumati Cafe terhadap mutu jasa pelayanan yang diberikan oleh Gumati Cafe.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan guna meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan pada konsumen dalam upaya meningkatkan kinerja Gumati Cafe dalam mengembangkan pelayanan di masa yang akan datang.
2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang perkembangan mengenai rumah makan dewasa ini.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada:
1. Menganalis tingkat kepuasan pelanggan Gumati Cafe yang berfokus kepada atribut-atribut yang terdapat pada Gumati Cafe.
2. Penilaian pelanggan terhadap Gumati Cafe.
3. Memberikan saran dan masukkan bagi pihak Gumati Cafe.
Pelanggan yang dijadikan sebagai responden adalah konsumen Gumati Cafe yang telah mengunjungi Gumati Cafe minimal tiga kali. Pada penelitian ini juga tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jasa
Menurut Rangkuti (2003), jasa adalah pemberian suatu kinerja atau tindakan tidak kasat mata dari suatu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Sedangkan menurut Kottler ( 2000), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Jasa dinilai dari mutu pengalaman dan kepercayaan konsumen, apabila seorang konsumen merasakan puas terhadap jasa yang dibeli atau digunakannya maka ia akan mengulangi pemakaian jasa tersebut dan menyampaikannya kepada orang lain. Menurut Kottler (2002), karakteristik jasa meliputi:
a. Intangiable (tidak berwujud)
Dimana suatu jasa mempunyai sifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen.
b. Inseparibility (tidak dapat dipisahkan)
Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu yang bersamaan dan apabila dikehendaki oleh sesorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut. c. Variability (bervariasi)
Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa, penerima jasa, dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan.
d. Perishability (tidak tahan lama)
Daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.
Dalam memproduksi jasa terdapat empat hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Pelanggan
2. Manusia 3. Strategi 4. Sistem
Keempat hal tersebut memiliki hubungan yang erat. Strategi mempengaruhi manusia dan sistem yang ada di perusahaan, sedangkan manusia itu sendiri tergantung pada sistem yang ada dan bekerja untuk memenuhi keinginan para pelanggan.
2.2. Kepuasan
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dengan harapannya (Kottler, 1997). Kepuasan pelanggan sangatlah erat kaitannya dengan layanan yang diharapkan dan kenyataan layanan yang telah diberikan (Supranto, 2001). Menurut Rangkuti (2003) kepuasan
pelanggan adalah respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian.
8
2.3. Nilai Pelanggan
Nilai pelanggan adalah sesuatu yang diterima pelanggan dari barang atau jasa yang digunakannya. Menurut Kottler (1997), nilai yang diterima pelanggan adalah sebagai selisih antara jumlah nilai bagi pelanggan (total customer value) dan biaya total pelanggan (total customer cost). Jumlah nilai bagi pelanggan merupakan kumpulan manfaat yang diharapkan diperoleh konsumen dari produk atau jasa tertentu. Biaya total pelanggan adalah kumpulan pengorbanan yang diperkirakan pelanggan akan terjadi dalam mengevaluasi, memperoleh, dan menggunakan barang atau jasa tersebut.
Nilai yang diterima pelanggan dari suatu produk atau jasa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya bagi pelanggan. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat melalui gambar dibawah ini :
Penjelasan :
a. Nilai produk adalah manfaat yang diperoleh pelanggan atas penggunaan suatu barang atau jasa.
b. Nilai pelayanan adalah keadaan atau kepedulian perusahaan terhadap pelanggan dalam penggunaan suatu barang atau jasa.
c. Nilai karyawan adalah kualitas dan kredibilitas yang dimiliki karyawan dalam proses produksi dan pelayanan terhadap pelanggan.
d. Nilai citra adalah kemampun suatu barang atau jasa memberikan kesan positif dari penggunaan suatu barang atau jasa.
e. Biaya moneter adalah total kas yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.
f. Biaya waktu adalah besarnya waktu yang dikorbankan pelanggan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.
g. Biaya tenaga adalah besarnya tenaga yang harus dikorbankan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.
h. Biaya psichys adalah korbanan mental kejiwaan yang harus dikorbankan
sesorang untuk mendapatkan barang atau jasa.
2.4. Restoran
Menurut Departemen Kesehatan (1995), definisi restoran adalah jenis jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kottler (2000), bahwa usaha restoran termasuk pada pelayanan jasa yang bersifat campuran. Menurutnya usaha restoran merupakan suatu bentuk usaha yang dalam pelaksanaannya mengkombinasikan antara produk dan jasa. Adapun tujuan operasionalnya adalah mencari keuntungan dan memberikan kepuasan bagi para konsumen.
10
1. Gourmet (Restoran Ala Ruang Makan di Rumah Mewah)
Restoran jenis ini menawarkan suasana yang tenang, kebanyakan terdapat di hotel-hotel bercita rasa tinggi. Biasanya restoran semacam ini berbiaya operasional tinggi karena membutuhkan dekorasi yang berkelas dan butuh banyak pelayan terlatih. Restoran jenis ini rata-rata memiliki konsumen orang tertentu saja.
2. Fast Food (Restoran Layanan Cepat)
Restoran jenis ini hanya dapat menyajikan makanan tertentu saja. Jenis restoran ini sangatlah populer di kota-kota besar. Agar makanan dapat disajikan dengan cepat biasanya bahan mentah telah dibumbui terlebih dahulu. Sebagian besar restoran fast food juga menyediakan delivery order (layanan pesan antar) /take out (dibungkus untuk makan di luar restoran). 3. Bistro/Grill (Restoran Keluarga)
Jenis restoran ini umumnya memiliki banyak menu makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Pelayanan yang ramah dan kekeluargaan untuk memuaskan pelanggan menjadi ciri khas restoran ini. Namun dari sisi
dekorasi tidak semewah Restoran Jenis Gourmet. 4. Buffet (Prasmanan/masak sendiri)
Restoran jenis ini memiliki Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan pada buffet. Pelanggan dengan leluasa memilih dan masak sendiri menu-menunya. Sentuhan pelayanan dari waiters relatif minim di jenis restoran ini.
5. Restoran Padang
Merupakan restoran yang menyediakan makanan-makanan khas padang. Restoran jenis ini biasanya dimiliki oleh sebagian besar orang padang. Saat ini restoran padang sudah meluas sampai keberbagai belahan dunia seperti Eropa dan Amerika.
6. Restoran Sederhana
higienis, dan relatif lebih murah bila dibandingkan dengan jenis restoran lainnya.
7. Restoran Istimewa
Restoran jenis ini biasanya terdapat jauh dari keramaian dan memberikan kesan khusus, seperti di daerah pegunungan yang indah dan mudah dijangkau banyak orang.
8. Restoran Etnik
Restoran jenis ini menyajikan masakan daerah tertentu yang spesifik. Dekorasi disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan ditambah dengan alunan musik etnik, bahkan pakaian seragam para pekerja juga biasanya bernuansa etnik.
2.5. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai kepuasan pelanggan telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Dadi Kurniawan (2006) meneliti tentang kepuasan pendengar PT. Radio Lesmana menggunakan Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index. Hasil
analisa pada penelitiannya menyatakan bahwa tingkat kepuasan responden terhadap kinerja dan kualitas layanan perusahaan tinggi dengan angka Customer Satisfaction Index sebesar 86.01%.
Penelitian lain mengenai kepuasan pelanggan dilakukan oleh Susanti (2004) dengan judul Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan (pada Hotel Sofyan Betawi, Menteng Jakarta). Metode yang digunakan adalah analisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut pelayanan hotel dengan Importance Performance Analysis dan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan pelayanan pada Hotel Sofyan Betawi ditinjau dari dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy pada umumnya telah dilaksanakan dengan baik.
12
3.1. Kerangka Pemikiran
Makanan atau pangan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia
yang paling mendasar dan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia
untuk mempertahankan hidupnya. Kepuasan pelanggan sangatlah erat
kaitannya dengan layanan yang diharapkan dan kenyataan layanan yang telah
diberikan (Supranto, 2001). Kepuasan konsumen akan terpenuhi bila
pelayanan yang diberikan dirasakan telah sesuai dengan harapan mereka.
Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
Meningkatnya persaingan Industri Jasa Restoran
Saran untuk Gumati Cafe
Kepuasan Pelanggan Metode Importance
Performance Analysis (IPA)
Metode Costumer Satisfaction Index
Berkembangnya Industri Jasa Restoran
Gumati Cafe
Pengetahuan Karakteristik Pelanggan Gumati Cafe
15
Dari Gambar 3 dapat dilihat alur pikir dari penelitian ini yang terdiri
dari faktor berpengaruh yang dapat dikendalikan, faktor berpengaruh yang
tidak dapat dikendalikan. Keduanya berpengaruh dalam kondisi tentang
penelitian ini yang terdapat dalam data atau informasi aktual melalui
wawancara atau kuesioner dan survey atau pengumpulan data sekunder yang
akan menjadi input dalam proses analisa dengan menggunakan metode IPA
dan CSI.
Terdapat faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah dan
persaingan dengan restoran lain, terdapat juga parameter kontrol seperti
peraturan pemerintah dan peraturan perusahaan. Hal diatas akan
menghasilkan output berupa nilai atribut kualitas jasa, kesemuanya berguna
untuk menyusun strategi pemasaran yang pada akhirnya akan menghasilkan
keuntungan berupa bertambahnya jumlah pelanggan Gumati Cafe.
3.2. Desain Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah survei
dengan melakukan riset pada konsumen untuk mendapatkan data primer.
Data tersebut diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lapangan,
penyebaran kuesioner, dan wawancara dengan pelanggan Gumati Cafe.
Dengan melakukan survei konsumen diharapkan dapat memberikan
gambaran keadaan secara jelas dari objek yang diteliti.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan didalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner pada
responden dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan, sedangkan
data sekunder diperoleh melalui studi literatur, baik yang diperoleh dari data
dan dokumen perusahaan, studi pustaka, internet, dan berbagai sumber
3.4. Metode Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung,
wawancara, dan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data primer,
sedangkan untuk mendapatkan data sekunder berasal dari studi pustaka.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Wawancara dengan pihak manajemen perusahaan, hal ini dilakukan
dalam bentuk diskusi dan melalui percakapan dua arah atas inisiatif
penulis dengan terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan sebelumnya
untuk memudahkan memperoleh informasi dari perusahaan.
2. Kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pelayanan
yang diharapkan oleh para konsumen dan bagaimana tingkat kepuasan
terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh Gumati Cafe. Sebelum
kuesioner disebarkan, dilakukan uji coba kuesioner terlebih dahulu
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat validitas realibilitas kuesioner.
3. Studi Pustaka dengan cara mengumpulkan data dan informasi baik yang
berasal dari data internal perusahaan maupun pihak eksternal seperti
pustaka, literatur, laporan-laporan, serta penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.
Metode pengambilan secara sampling yang merupakan suatu cara
pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup
seluruh obyek penelitian, akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja. Dari
hasil wawancara dengan pihak manajemen Gumati Cafe didapatkan bahwa rata-rata jumlah konsumen Gumati Cafe per bulannya mencapai 5000 orang. Dalam penelitian ini jumlah responden yang akan dijadikan sampel adalah
sebanyak 100 responden, jumlah ini dianggap dapat mewakili perilaku dan
kepuasan para konsumen Gumati Cafe. Jumlah sampel dapat diperoleh
melalui perhitungan Slovin, dengan rumus:
17
Dimana : n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir (10%)
3.4.1. Importance - Performance Analysis
Metode yang dipergunakan untuk menganalisis data tingkat kepuasan
pelanggan terhadap mutu pelayanan restoran Gumati Cafe adalah metode
Importance and Performance Analysis. Metode ini menentukan apakah suatu atribut dianggap penting atau tidak oleh konsumen, dan apakah atribut
tersebut memuaskan konsumen atau tidak, sehingga dapat prioritas
peningkatan kinerja untuk masing-masing atribut. Analisis tersebut juga
tidak menjelaskan hubungan antar atribut, sehingga tidak bisa dijelaskan
apakah atribut yang satu berpengaruh terhadap atribut yang lain atau tidak.
Penentuan prioritas perbaikan kinerja hanya ditentukan oleh nilai relatif,
yaitu nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kepuasan, belum
mempertimbangkan sumberdaya dan kemampuan perusahaan untuk
melakukan perbaikan kinerja tersebut.
Analisis importance-performance digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan
dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanannya.
Tingkat kepentingan dari kualitas pelayanan adalah seberapa penting suatu
peubah pelayanan bagi pelanggan terhadap kinerja pelayanan. Untuk tingkat
kepentingan digunakan skala likert 5 tingkat, yaitu sangat penting, penting,
cukup penting, kurang penting, dan tidak penting. Kelima tingkat tersebut
diberi skor sebagai berikut:
a. Jawaban sangat penting diberi skor 5.
b. Jawaban penting diberi skor 4.
c. Jawaban cukup penting diberi skor 3.
d. Jawaban kurang penting diberi skor 2.
e. Jawaban tidak penting diberi skor 1.
Tingkat pelaksanaan adalah kinerja aktual dari mutu pelayanan yang
tingkat pelaksanaan digunakan skala likert 5 tingkat yaitu sangat baik, baik,
cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Kelima tingkat tersebut diberi skor
sebagai berikut:
a. Jawaban sangat baik diberi skor 5
b. Jawaban baik diberi skor 4.
c. Jawaban cukup baik diberi skor 3.
d. Jawaban kurang baik diberi skor 2.
e. Jawaban tidak baik diberi skor 1.
Dalam analisis data ini terdapat dua buah variabel yang diwakili oleh
huruf X dan Y, dimana X adalah tingkat kinerja suatu produk sementara Y
adalah tingkat kepentingan konsumen.
Rumus untuk tingkat kesesuaian responden yang digunakan adalah :
X100%
Yi = Bobot penilaian pelanggan terhadap tingkat kepentingan terhadap atribut Gumati Cafe.
Bobot penilaian kinerja atribut produk adalah bobot tanggapan atau
penilaian responden terhadap kinerja atribut-atribut yang telah dilakukan
atau dirasakan oleh responden. Bobot yang dimaksud adalah total bobot
dari 100 responden. Sementara bobot penilaian tingkat kepentingan adalah
total bobot tanggapan atau penilaian dari 100 responden terhadap besarnya
harapan responden pada kinerja atribut-atribut. Responden untuk penilaian
terhadap kinerja dan responden untuk penilaian terhadap atribut adalah
sama.
Kinerja Gumati Cafe dianggap telah memenuhi kepuasan pelanggan
jika TKi > 100%. Dan sebaliknya, jika besar TKi < 100% maka kinerja
19
diketahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan setiap peubah untuk
seluruh responden, selanjutnya adalah memetakan hasil perhitungan yang
telah didapat kedalam diagram Kartesius. Masing-masing atribut
diposisikan dalam sebuah diagram, dimana skor rata-rata penilaian terhadap
tingkat kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X,
sementara posisi atribut pada sumbu Y, ditunjukkan oleh skor rata-rata
tingkat kepentingan terhadap atribut (Y).
Xi= ΣXi dan Yi= ΣYi ...(3)
∑
Xi = Total skor setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari seluruh responden.∑
Yi = Total skor setiap peubah i pada tingkat kepentingan dari seluruh responden.n = Total responden.
Diagram Kartesius adalah diagram yang terdiri dari empat bagian
yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik
(X dan Y), dimana X adalah rata-rata dari bobot tingkat kinerja atribut
produk, sedangkan Y merupakan rata-rata dari tingkat kepentingan seluruh
faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Rumusnya adalah:
Dimana:
x = Rataaan dari total rataan bobot tingkat pelaksanaan.
y = Rataan dari total rataan bobot tingkat kepentingan.
k = Jumlah peubah yang ditetapkan.
Nilai X dan Y digunakan sebagai pasangan koordinat titik-titik atribut
yang memposisikan suatu atribut terletak dimana pada diagram kartesius.
Penjabaran dari diagram kartesius dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Y Kepentingan
y
x X Kinerja
Gambar 4. Koordinat kartesius kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2003)
Keterangan :
a.Kuadran A (prioritas utama)
Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat
kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah
yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan kinerjanya. Perusahaan
harus secara terus menerus melaksanakan perbaikan.
b.Kuadran B (pertahankan prestasi)
Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor
yang dianggap pelanggan telah sesuai dengan apa yang dirasakannya,
sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Peubah-peubah yang
masuk pada kuadran ini harus tetap dipertahankan dan harus terus dikelola
Prioritas Utama Pertahankan Prestasi A B
21
dengan baik, hal ini dikarenakan semua peubah ini menjadikan produk
atau jasa tersebut unggul dimata pelanggan.
c.Kuadran C (prioritas rendah)
Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah mutu pelayanan
yang termasuk dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh
pelanggan dan pihak perusahaan hanya melaksanakan dengan biasa saja.
Pihak perusahaan belum merasa terlalu perlu mengalokasikan biaya dan
investasi untuk memperbaiki kinerjanya (prioritas rendah). Namun
perusahaan juga perlu tetap mewaspadai, mencermati, dan mengontrol
setiap peubah pada kuadran ini, karena tingkat kepentingan pelanggan
dapat berubah seiring meningkatnya kebutuhan.
d.Kuadran D (berlebihan)
Faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan
dirasakan terlalu berlebihan. Peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran
ini dapat dikurangi, agar perusahaan dapat menghemat biaya.
3.4.2. Indeks Kepuasaan Pelanggan (Customer Satisfaction Index)
Menurut Irawan (2003), pengukuran terhadap indeks kepuasaan
pelanggan (Customer Satisfaction Index) diperlukan karena hasil dari pengukuran tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
sasaran-sasaran di tahun-tahun mendatang. Tanpa adanya indeks kepuasan
pelanggan tidak mungkin top management dapat menentukan target dalam peningkatan kepuasan pelanggan. Selain itu indeks juga diperlukan karena
proses pengukuran kepuasan pelanggan bersifat kontinus. Cara menghitung
Indeks Kepuasan Pelanggan adalah:
1.Menghitung Weighting Factors (WF)
Yaitu fungsi dari media importance score atau skor median tingkat
kepentingan masing-masing atribut dalam bentuk % dari total median
importance score atau skor median tingkat kepentingan untuk seluruh
2.Menghitung Weighted Score (WS)
Yaitu fungsi dari median satisfaction score atau skor median tingkat
kepuasan masing-masing atribut dikalikan dengan Weighting Factors
(WF) masing-masing atribut.
3.Menghitung Weighted Median Total (WMT)
Yaitu total dari nilai Weighted Score (WS) keseluruhan. 4.Indeks Kepuasaan Pelanggan
Yaitu perhitungan dari Weighted Median Total (WMT) dibagi skala maksimum atau highest scale dikali 100%.
Tingkat kepuasaan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari
kriteria tingkat kepuasan pelanggan atau konsumen, dengan kriteria sebagai
berikut:
3.4.3 Uji Chi Square
Uji Chi Square merupakan salah satu uji statistic non parametric. Karena
termasuk dalam uji non parametric, maka uji chi square dapat diterapkan untuk
pengujian data nominal atau kategorik.
Pengujian chi square biasa digunakan untuk mengetahui frekwensi dua
data observasi terhadap frekwensi data observasi yang diharapkan (expected value). Berdasarkan sebaran data tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh suatu observasi terhadap observasi lainnya (Santoso, 1999).
Rumus dari uji chi square adalah :
(
)
23
Keterangan : χ2
= Chi square
Oj = Frekwensi hasil observasi
Ej = Frekwensi yang diharapkan
Hipotesa dari uji chi square adalah H0 menyatakan frekwensi data
observasi bersifat bebas atau tidak terdapat pengaruh atau hubungan antara dua
observasi yang diuji, sedangkan H1 menyatakan terdapat pengaruh atau hubungan
antara kedua observasi tersebut. Penulisan hipotesa tersebut adalah :
H0 : ρ11 = ρ12 = ρ13 … = ρjj
H1 : ρ11≠ρ12≠ρ13 …≠ρjj
Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai chi squarehitung lebih besar
dari chi squaretabel atau nilai Probability chi square lebih kecil dari α (5%), maka
H0 ditolak. Sebaliknya, penerimaan H0 terjadi jika nilai chi squarehitung lebih kecil
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Profil Gumati Cafe
Gumati Cafe dan Restoran didirikan berawal dari warung yang
menjual makanan berciri masakan khas sunda, yang mana dari tahun ke
tahun terus tumbuh dan berkembang. Gumati Cafe didirikan oleh Ibu
Ganis Gumati pada 20 Oktober 1999. Lokasi Gumati Cafe terletak di Jalan
Paledang nomor 26 Bogor. Bentuk bangunan yang memiliki tiga tingkat
dengan dominasi warna cokelat, jingga, dan merah merupakan salah satu
identitas yng dapat mempermudah pengunjung untuk mengetahui
keberadaan restoran ini.
Lokasi restoran yang strategis yaitu mudah dijangkau dari pusat
kota, menjadikan restoran ini salah satu tempat yang dikunjungi para
karyawan setelah bekerja maupun para pengunjung dari luar kota yang
pada umumnya datang pada saat weekend maupun hari-hari libur.
Lokasi restoran yang langsung berhadapan dengan Gunung Salak
dan Gunung Gede merupakan salah satu daya tarik yang dimiliki oleh
Restoran ini. Jadi, para pengunjung dapat melihat pemandangan kedua
gunung yang menjadi salah satu kawasan pariwisata daerah Jawa Barat
sambil menikmati makanan dan minuman. Untuk Jenis makanan, restoran
ini menyediakan berbagai menu yang beraneka ragam, mulai dari
makanan nasional, tradisional, maupun internasional. Untuk jenis
minuman, restoran ini menyediakan berbagai macam jenis minuman tanpa
alkohol. Gumati Cafe juga melayani para pelanggan yang ingin
mengadakan acara ulang tahun, resepsi pernikahan, Gathering, Meeting,
dan lain-lain. Gumati Cafe masuk ke dalam jenis restoran istimewa dan
25
memberikan kesan khusus serta memiliki dekorasi etnik, alunan musik
etnik, dan pakaian seragam para pekerja juga bernuansa etnik.
4.1.2. Visi dan Komitmen
Gumati Cafe memiliki visi: “Menjadi Restoran Keluarga terbaik dan
menjadi tujuan bagi masyarakat Jakarta, Bogor, dan sekitarnya”.
General Manager selaku manajemen puncak Gumati Cafe memiliki
komitmen dalam mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen
mutu secara berkesinambungan melalui:
1. Senantiasa mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan atas
pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan sesuai peraturan yang
berlaku.
2. Menerapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu pada setiap
bagian/fungsi yang relevan.
3. Senantiasa melakukan peninjauan terhadap aspek-aspek yang terkait
dengan ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu.
4. Memastikan integritas sistem manajemen mutu terpelihara dan
dikembangkan sesuai dengan perkembangan kegiatan perusahaan dan
perkembangan sistem manajemen mutu itu sendiri.
4.1.3. Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi Gumati Cafe merupakan struktur organisasi lini.
Hal ini dapat dilihat melalui aliran kekuasaan secara langsung dari seorang
General Manager kepada kepala bagian dan kemudian ke sub bagian
dibawahnya.
General Manager merupakan pimpinan unit usaha yang bertanggung
jawab langsung kepada pemilik restoran mengenai segala aktivitas di
restoran ini. Tugas utama General Manager adalah bertanggung jawab
secara menyeluruh untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang
manajemen mutu secara efektif dan efisien, penyediaan sumberdaya,
pelatihan dan peningkatan kompetensi karyawan serta pemenuhan
persyaratan pelanggan.
Pelaksanaan tugas sehari-hari General Manager dibantu oleh asisten
General Manager, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Pemasaran,
dan Kepala Bagian Personalia. Tugas seorang asisten General Manager
adalah membantu General Manager dalam mengawasi pelaksanaan
kegiatan Kepala bagian dan karyawan serta mewakili General Manager
jika berhalangan. Kepala bagian pemasaran bertugas memonitor seluruh
kegiatan karyawan dan merencanakan kegiatan-kegiatan pemasaran
perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala bagian pemasaran
dibantu oleh kepala sub bagian operasional, kepala sub bagian makanan
dan minuman, dan kepala sub bagian umum. Kepala personalia
merupakan salah satu pimpinan sub unit yang bertugas merekrut dan
melatih karyawan, mengatur jadwal kerja, dan menyusun laporan
penggajian.
Gambar 5. Struktur Organisasi Gumati Cafe.
Sumber: Kepala Personalia Gumati Cafe Makanan & Minuman
27
4.1.4. Strategi Promosi Perusahaan
Pada awal berdirinya Gumati Cafe, promosi yang dilakukan
perusahaan banyak dilakukan melalui periklanan antara lain di Surat
Kabar Radar Bogor, majalah-majalah (seperti Swa dan Tempo), dan
penyebaran brosur-brosur ke kantor-kantor pemerintah, Bank, perumahan
penduduk, dan Hotel. Periklanan ini dilakukan dengan selang waktu
tertentu, seperti untuk surat kabar yang dilakukan tiap minggu sedangkan
untuk majalah dilakukan hanya dua kali terbitan ditiap majalah.
Pada saat ini, kegiatan pemasaran melalui periklanan yang dilakukan
pihak perusahaan adalah dengan menggunakan berbagai media, antara lain
promosi melalui Radio, spanduk, dan billboard. Semuanya itu dilakukan
oleh pihak perusahaan dengan harapan bahwa Gumati Cafe dapat lebih
dikenal lagi oleh masyarakat luas yang berada di Kota Bogor pada
khususnya, maupun pengunjung yang berasal dari luar Kota Bogor pada
umumnya.
4.1.5. Operasional Perusahaan
Jam operasional Gumati Cafe adalah jam 10:00 WIB sampai dengan
jam 23:00 WIB, namun jam kerja restorannya dimulai pada jam 09:00
WIB sampai dengan jam 23:00 WIB. Dengan masa kerja sekitar 14 jam
tersebut maka pihak perusahaan membagi sistem kerja menjadi dua
giliran, yaitu pada jam 09:00 WIB sampai dengan jam 15:00 WIB dan jam
15:00 WIB sampai dengan jam 23:00 WIB.
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 25 responden yang berkunjung ke
Gumati Cafe. Setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan metode
product moment pearson, maka diperoleh hasil korelasi setiap pernyataan untuk
masing-masing atribut tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Seluruh butir
valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung validitasnya yang lebih besar dari
nilai r tabel (ryx > 0,398).
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan
metode-metode statistik yang relevan dengan informasi yang ingin didapatkan dari hasil
penelitian. Pengolahan hasil penelitian ini menggunakan alat bantu komputer
dengan perangkat lunak SPSS. Proses analisis data diawali dengan melakukan
coding (pengkodean) terlebih dahulu, yang dilanjutkan dengan proses tabulasi
data. Setelah proses tabulasi data selesai dilakukan, kemudian analisis data
dilakukan dan dilanjutkan dengan interpretasi data serta pembahasan dari
analisis data tersebut.
4.3 Karakteristik Pelanggan
a) Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, sebagian besar
responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 66 orang atau sebesar
66% dan sebanyak 34 orang atau sebesar 34% berjenis kelamin perempuan.
Perempuan 34%
Laki-laki 66%
29
b) Status Pernikahan
Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 orang responden, sebanyak
76 responden menikah, 16 responden duda/janda, dan sebanyak 8 responden
belum menikah. Jadi dapat dikatakan bahwa hampir seluruh pelanggan
Gumati Cafe telah berkeluarga.
8%
76% 16%
Belum Menikah Menikah Duda/Janda
Gambar 7. Status Pernikahan Responden
c) Usia
Usia seseorang dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap barang
dan jasa (Kottler, 1997). Berdasarkan data yang dikumpulkan dapat dilihat
bahwa 15% responden berusia 21-30 tahun, 43% berusia 31-40 tahun, 39%
berusia 41-50 tahun, dan 3% berusia diatas 50 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah responden terbanyak berada pada usia dewasa. Hal ini sesuai
dengan target pasar Gumati Cafe yaitu keluarga.
Tabel 2 . Usia Responden
Kategori Usia Jumlah Presentase (%)
21 - 30 tahun 15 15
31 - 40 tahun 43 43
41 - 50 tahun 39 39
d) Pekerjaan
Sebagian besar pekerjaan dari pelanggan Gumati Cafe adalah
pelanggan yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebanyak 44 orang,
wiraswasta sebanyak 23 orang, pegawai negeri sebanyak 12 orang, ibu
rumah tangga sebanyak 9 orang, pelajar/mahasiswa sebanyak 9 orang, dan
pensiunan sebanyak 3 orang.
Dari 100 orang responden yang memiliki pendidikan terakhir sebagai
Sarjana S1 sebanyak 70 orang, 18 orang berpendidikan terakhir Sarjana
S2/S3, 7 orang berpendidikan terakhir SMU, dan 5 orang berpendidikan
terakhir DIPLOMA. Jadi dapat dikatakan bahwa mayoritas pelanggan
31
f) Pendapatan Per Bulan
Pendapatan per bulan pelanggan Gumati Cafe dari 100 responden
dapat dihat pada Gambar 9 dibawah ini.
7%
10%
18%
44%
21% < Rp. 500.000
Rp. 500.001 - Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.001 - Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 > Rp. 5.000.000
Gambar 9. Pendapatan Per Bulan Responden
g)Pengeluaran Per Bulan
Pengeluaran per bulan pelanggan Gumati Cafe dari 100 responden
dapat dilihat pada Gambar 10 dibawah ini.
3% 6%
10%
46% 35%
< Rp. 500.000
Rp. 500.001 - Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.001 - Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.001 - Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.000
h) Lama Waktu Pelanggan Mengetahui Gumati Cafe
Gumati Cafe telah beroperasi kurang lebih selama tujuh tahun,
mayoritas responden telah mengetahui keberadaan Gumati Cafe selama 3
tahun sebanyak 41%, selama ≥ 5 tahun sebanyak 34%, selama 1 tahun
sebanyak 22%, dan selama ≤ 6 bulan sebanyak 3%. Seperti terlihat pada
Gambar 11 berikut.
3%
22%
41%
34% <= 6 bulan
1 tahun
3 tahun
>= 5 tahun
Gambar 11. Lama waktu pelanggan mengetahui keberadaan Gumati Cafe
i) Sumber Informasi Mengetahui Keberadaan Gumati Cafe
Dari 100 responden, sebagian besar pelanggan mengetahui keberadaan
Gumati Cafe dari Teman/Saudara, seperti yang terlihat pada Gambar 12
dibawah ini.
73% 3%
20%
4%
Teman/Saudara Media Elektronik Media Cetak Billboard/Spanduk
33
j) Kunjungan dalam satu bulan terakhir
Banyaknya jumlah kunjungan responden dalam satu bulan terakhir ke
Gumati Cafe dapat terlihat pada Gambar 13 dibawah ini.
83%
16% 1%
1 Kali
2 Kali
3 Kali
Gambar 13. Kunjungan dalam satu bulan terakhir
k) Alasan mengunjungi Gumati Cafe
Alasan responden datang ke Gumati Cafe dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
4.9% 57.7%
37.4% Lokasi Strategis
Makanan yg enak
Suasana yg nyaman
Gambar 14. Alasan responden datang ke Gumati Cafe
l) Minat Pelanggan Mengunjungi Kembali Gumati Cafe
Dari 100 responden, semuanya berkeinginan untuk kembali
mengunjungi Gumati Cafe di lain waktu, berarti dapat kita ambil
kesimpulan bahwa tingkat loyalitas pelanggan Gumati Cafe tinggi. Seperti
yang terlihat pada Gambar 15 berikut.
100% 0%
Mengunjungi kembali Tidak akan kembali
Gambar 15. Minat pelanggan mengunjungi kembali Gumati Cafe
4.4. Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan Gumati Cafe
Responden yang telah menjadi pelanggan Gumati Cafe tentunya
mempunyai harapan mengenai bagaimana kinerja dan kualitas dari layanan
yang akan mereka terima dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Dari
hasil wawancara dengan pihak manajemen Gumati Cafe, didapatkan
pernyataan bahwa pada dua tahun terakhir Gumati Cafe mengalami penurunan
pelanggan. Harapan dari para pelanggan mengenai kinerja dan kualitas
pelayanan yang diinginkan dari Gumati Cafe tersebut dapat dilihat pada
atribut yang dianggap penting bagi mereka. Hal ini dapat diperoleh melalui
kuesioner yang menanyakan mengenai seberapa penting atribut-atribut
layanan tersebut. Tabel 4 berikut memperlihatkan nilai rata-rata tingkat
35
Tabel 4. Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan Gumati Cafe
No Atribut Kualitas Jasa Rata-rata
1 Fasilitas yang diperoleh 3,90
2 Lokasi yang strategis 3,88
3 Suasana/lingkungan restoran yang nyaman 3,87
4
Keramahan/komunikasi karyawan dalam melayani
pelanggan 3,86
5 Menu makanan dan minuman yang bervariasi 3,86
6
Karyawan yang berpenampilan menarik, rapi, dan
sopan 3,85
7 Harga yang terjangkau 3,85
8 Kebersihan dan kenyamanan secara umum 3,85
9 Rasa makanan dan minuman yang enak 3,84
10
Jaminan produk (halal, higienis, dan aman untuk
dikonsumsi) 3,69
11
Lama waktu dari mulai pemesanan sampai pesanan
datang 3,64
Dari Tabel 4 diatas dapat terlihat bahwa atribut kualitas jasa
pelayanan yang dianggap paling penting oleh pelanggan Gumati Cafe adalah
Fasilitas yang diperoleh oleh para pelanggan Gumati Cafe, yaitu dengan nilai
rata-rata tingkat kepentingan sebesar 3,90. Sedangkan untuk atribut yang
memiliki nilai rata-rata paling rendah dibandingkan dengan atribut kualitas
jasa lainnya adalah Lama waktu dari mulai pemesanan sampai pesanan
datang.
4.5 Penilaian Tingkat Kinerja Pelayanan Gumati Cafe
Dalam tahap ini pelanggan diminta untuk menilai kinerja Gumati
Cafe berdasarkan layanan yang telah diberikan oleh Gumati Cafe. Hasil
Tabel 5. Penilaian Tingkat Kinerja Pelayanan Gumati Cafe
No Atribut Kualitas Jasa Rata-rata
1 Lokasi restoran yang strategis 3,83
2 Suasana/lingkungan restoran yang nyaman 3,77
3 Kebersihan dan kenyamanan secara umum 3,74
4 Fasilitas yang diperoleh 3,72
5
Jaminan produk (Halal, higienis, dan aman untuk
dikonsumsi) 3,70
6
Keramahan/komunikasi karyawan dalam melayani
pelanggan 3,69
7
Karyawan yang berpenampilan menarik, rapi, dan
sopan 3,67
8 Menu makanan dan minuman yang bervariasi 3,62
9 Rasa makanan dan minuman yang enak 3,34
10
Lama waktu dari mulai pemesanan sampai pesanan
datang 3,31
11 Harga yang terjangkau 3,27
Dari Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa Lokasi yang strategis
memiliki nilai rata-rata tertinggi dibandingkan dengan atribut layanan lainnya
pada kinerja pelayanan Gumati Cafe, yaitu sebesar 3,83. Artinya tingkat
kepuasan yang paling tinggi didapat oleh pelanggan Gumati Cafe yaitu lokasi
yang strategis dari Gumati Cafe tersebut.
Untuk atribut Harga yang terjangkau memiliki tingkat kinerja yang
paling rendah dibandingkan dengan atribut lainnya, yaitu sebesar 3,27.
Artinya pihak Gumati Cafe kurang dapat memberikan harga yang terjangkau
bagi para pelanggan.
4.6. Analisa Tingkat Kepuasan
4.6.1. Customer Satisfaction Index (CSI)
Nilai mean (rata-rata) untuk tingkat kepentingan dan tingkat
kepuasan masing-masing atribut digunakan untuk menghitung
Customer Satisfaction Index (CSI). Dari hasil perhitungan yang
37
(CSI) untuk atribut kualitas jasa dari Gumati Cafe adalah sebesar
72,14 %.
Tabel 6. Analisis Tingkat Kepuasan Customer Satisfaction Index
Kode Atribut MIS WF (%) MSS WS
1 Lokasi yang strategis 3.88 9.22 3.83 0.35
2
Suasana/ lingkungan restoran
yang nyaman 3.87 9.19 3.77 0.35
3
Karyawan yang berpenampilan
menarik 3.85 9.15 3.67 0.34
Rasa makanan dan minuman yang
enak 3.84 9.12 3.34 0.30
9 Jaminan produk 3.69 8.77 3.70 0.32
10 Fasilitas yang diperoleh 3.90 9.27 3.72 0.34
11
Kebersihan dan kenyamanan secara
umum 3.85 9.15 3.74 0.34
Jumlah 42.09 100 3.61
CSI 72.14%
Dari penilaian yang dilakukan oleh pelanggan Gumati Cafe,
tingkat kepuasan secara keseluruhan terhadap atribut kualitas jasa
yang diberikan Gumati Cafe sudah tinggi. Hal ini dapat dilihat dari
indeks kepuasan pelanggan (CSI) yang memiliki nilai sebesar 72,14%,
artinya adalah tingkat kepuasan total berada pada 0,66 – 0,80 yang
berarti para pelanggan telah puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh
4.7. Analisa Strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
menggunakan Importance Performance Analysis.
Selanjutnya untuk mengetahui secara jelas penempatan dari 11
atribut kualitas jasa yang telah dianalisa tersebut, maka 11 atribut tersebut
akan dikelompokkan menjadi empat kuadran. Kuadran pertama terletak di
sebelah kiri atas, Kuadran kedua berada di sebelah kanan atas, Kuadran ketiga
berada di sebelah kiri bawah, dan Kuadran keempat berada di sebelah kanan
bawah. Posisi masing-masing atribut pada keempat kuadran tersebut dapat
dijadikan sebagai alat bantu dalam memberikan alternatif strategi untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan Gumati Cafe.
Dengan menggunakan Importance and Performance Analysis maka
perusahaan dapat mengkaitkan antara pentingnya atribut-atribut kualitas jasa
tersebut dengan kenyataan yang dirasakan oleh pelanggan Gumati Cafe,
sehingga memungkinkan pihak Gumati Cafe untuk memfokuskan
usaha-usaha yang harus mereka lakukan.
3.00 3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40
39
Keterangan:
1. Lokasi restoran yang strategis
2. Suasana/lingkungan restoran yang nyaman
3. Karyawan yang berpenampilan menarik, rapi, dan sopan
4. Keramahan/komunikasi karyawan dalam melayani pelanggan
5. Lama waktu dari mulai pemesanan sampai makanan datang
6. Harga yang terjangkau
7. Menu masakan dan minuman yang bervariasi
8. Rasa makanan dan minuman yang enak
9. Jaminan produk (halal, higienis, dan aman untuk dikonsumsi)
10.Fasilitas yang diperoleh (parkir luas, kamar mandi, tempat cuci tangan,
musholla, meeting room, free hot spot, entertainment/live music)
11.Kebersihan dan kenyamanan secara umum
Pada Gambar 15 dapat dilihat posisi masing-masing atribut yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan Gumati Cafe dalam kuadrannya
masing-masing. Interpretasi dari Importance and Performance Analysis itu dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Kuadran A (Prioritas Utama)
Kuadran A menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap
mempengaruhi kepuasan pelanggan, namun pihak manajemen Gumati
Cafe belum dapat melaksanakannya sesuai dengan keinginan pelanggan.
Oleh karena itu penanganannya perlu untuk diprioritaskan dan
ditingkatkan agar dapat masuk ke dalam kuadran B. Atribut-atribut yang
masuk dalam kuadran ini adalah:
a) Harga yang terjangkau (Atribut 6)
b) Rasa makanan dan minuman yang enak (Atribut 8)
Pelanggan menilai bahwa harga yang terjangkau kurang diperhatikan
oleh pihak restoran. Walaupun jika dilihat dari karakteristik respondennya
sebagian besar dari pelanggan Gumati Cafe berpenghasilan cukup besar,
namun mereka beranggapan harga yang diberikan oleh Gumati Cafe masih
kurang terjangkau, dengan kata lain termasuk mahal. Untuk dapat
memperbaikinya, hendaknya pihak Gumati Cafe meninjau kembali harga
yang selama ini diberikan kepada pelanggan.
Atribut kedua yang dianggap penting oleh pelanggan dan dalam
pelaksanaannya masih kurang diperhatikan adalah rasa makanan dan
minuman yang enak. Pihak dari Gumati Cafe harus terus memperbaiki
rasa makanan dan minuman untuk dapat merubah atribut ini masuk
kedalam kuadran B. Pihak manajemen dapat memperbaiki hal ini dengan
meninjau kembali bagian dapur khususnya untuk juru masaknya.
2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi)
Kuadran B menunjukkan atribut yang dianggap penting oleh
pelanggan Gumati Cafe dan telah dilaksanakan dengan baik oleh pihak
manajemen Gumati Cafe, sehingga pelanggan menyatakan puas terhadap
atribut yang berada pada kudran B tersebut. Oleh sebab itu,
atribut-aribut yang terdapat pada kuadran ini perlu dipertahankan kinerjanya oleh
pihak manajemen restoran. Dalam hal ini Gumati Cafe sudah melakukan
hal-hal yang tepat terhadap atribut-atribut yang memang dinilai penting
bagi pelanggan. Atribut-atribut tersebut adalah sebagai berikut:
a) Lokasi restoran yang strategis (Atribut 1)
b) Suasana/lingkungan restoran yang nyaman (Atribut 2)
c) Karyawan yang berpenampilan menarik, rapi, dan sopan (Atribut 3)
d) Keramahan/komunikasi karyawan dalam melayani pelanggan (Atribut
4)
e) Menu masakan dan minuman yang bervariasi (Atribut 7)
f) Fasilitas yang diperoleh (Atribut 10)
41
Lokasi restoran memiliki peranan yang sangat penting bagi
pelanggan, terutama bagi pelanggan yang ingin menikmati makan siang
dengan waktu yang terbatas. Dengan lokasi Gumati Cafe yang strategis
memudahkan pelanggan baik dari dalam maupun luar Kota Bogor untuk
mencapai lokasi ini sehingga dapat menghemat waktu.
Suasana/lingkungan restoran yang nyaman dan merupakan ciri khas
Gumati Cafe juga sangatlah penting untuk menciptakan kesan yang
berbeda dari restoran lainnya, suasana yang menjual ini perlu untuk terus
dipertahankan karena merupakan suatu hal yang utama dalam memuaskan
pelanggan.
Hal yang sama juga berlaku pada atribut-atribut lain yang berada
pada kuadran B antara lain karyawan yang berpenampilan menarik,rapi,
dan sopan, keramahan/komunikasi karyawan dalam melayani pelanggan,
menu masakan dan minuman yang bervariasi, fasilitas yang diperoleh,
serta kebersihan dan kenyamanan secara umum. Atribut-atribut tersebut
dalam pelaksanaannya telah dapat memuaskan pelanggan Gumati Cafe.
Tugas dari pihak manajemen Gumati Cafe adalah untuk tetap
mempertahankan kinerja dari atribut-atribut tersebut.
3. Kuadran C (Prioritas Rendah)
Pada kuadran ini terdapat atribut yang memiliki performance dan
importance yang relatif rendah, dengan kata lain atribut ini dirasakan
kurang penting pengaruhnya oleh pelanggan. Atribut tersebut adalah lama
waktu dari mulai pemesanan sampai pesanan datang (Atribut 5). Atribut
ini perlu untuk lebih diperhatikan dan dikelola dengan baik oleh pihak
manajemen restoran, khususnya pada saat dimana Gumati Cafe ramai oleh
pelanggan.
4. Kuadran D (Berlebihan)
Kuadran D ini menunjukkan atribut yang dirasa kurang penting oleh
konsumen, tetapi kinerjanya dilakukan dengan baik sehingga pelanggan
kuadran ini adalah atribut 9, yaitu Jaminan Produk (Halal, higienis, dan
aman untuk dikonsumsi). Salah satu hal yang menyebabkan atribut
tersebut berlebihan adalah mayoritas dari mereka telah percaya terhadap
jaminan produk yang diberikan oleh Gumati Cafe. Langkah yang dapat
diambil oleh pihak manajemen dari Gumati Cafe adalah untuk tetap fokus
dalam mempertahankan kinerja atribut tersebut, dengan alasan bahwa
tingkat kepentingan ini akan meningkat di masa yang akan datang. Pihak
restoran berarti sudah mampu mendapatkan keunggulan bersaing karena
sudah memiliki tingkat kinerja yang baik untuk atribut tersebut.
4.8. Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index)
Perhitungan dalam lndeks Kepuasan Pelanggan atau Customer
Satisfaction Index mempertimbangkan nilai kepentingan suatu atribut dalam
menentukan tingkat kepuasan atribut tersebut, yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada tingkat kepuasan total konsumen Gumati Cafe.
Berdasarkan Customer Satisfaction Index (CSI), diketahui bahwa nilai CSI
adalah sebesar 72,14 %, yaitu berada pada range 0,66-0,80. Dengan demikian
keseluruhan atribut dari Gumati Cafe dapat dikatakan sudah memuaskan
pelanggannya.
4.9. Hubungan Antara Karakteristik Pelanggan Dengan Tingkat Kepuasan.
Karakteristik pelanggan dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
Visi Gumati Cafe yaitu “Menjadi Restoran Keluarga terbaik dan menjadi tujuan
bagi masyarakat Jakarta, Bogor dan sekitarnya” telah sesuai dengan hasil yang
dicapai. Ini dibuktikan dengan 76% dari responden telah berkeluarga, dan 43%
dari responden berumur diantara 31-40 tahun, dengan kata lain mayoritas