• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU TENAGA KEBIDANAN HONORER DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU TENAGA KEBIDANAN HONORER DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA YOGYAKARTA."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

52 BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaksanaan

perjanjian kerja waktu tertentu, terdapat beberapa faktor yang

menyebabkan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda masih

terdapat bidan honorer yang melebihi batas waktu yang di tentukan oleh

UU No. 13 Tahun 2003 sebagai berikut :

Ketidaktahuan dan keterbatasan pengetahuan dari bidan honorer

akan ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang mengenai

perjanjian kerja, waktu kerja dan pengupahan, menyebabkan bidan

honorer merasa bahwa perjanjian kerja yang diberikan sudah baik dan

sesuai. Alasannya karena bidan honorer merasa sistem perjanjian kerja

yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda

merupakan system kekeluargaan.

Dari pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda

menganggap perjanjian kerja yang dibuat sesuai dengan UU No. 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Namun dalam pelaksanaannya

perjanjian kerja yang dibuat menyimpang dengan peraturan

(2)

53

Ada ketentuan dari Pasal 58 ayat (1), Pasal 59 ayat (4) dan (6),

Pasal 77 dan Pasal 88 Uu No. 13 Tahun 2003 tidak memuat sanksi yang

tegas mengenai pelanggaran dalam pembuatan isi perjanjian kerja. Hal

ini dapat mengurangi sifat memaksa undang-undang, karena suatu

aturan apabila tidak dilengkapi dengan sanksi yang tegas, maka

penyimpangan-penyimpangan dapat dilakukan. Seharusnya pemerintah

dalam membentuk undang-undang dilengkapi dengan sanksi yang tegas,

sehingga dapat mengurangi penyimpangan-penyimpangan hak yang

dialami oleh bidan honorer.

Sementara Dinas Tenaga Kerja tidak mengambil tindakan

apapun mengenai kasus yang terjadi di Rumah Sakit Ibu dan Anak

Permata Bunda. Dari pihak Dinas Tenaga Kerja menganggap bahwa UU

No. 13 Tahun 2003 sebagai pedoman untuk membuat perjanjian kerja.

Namun kenyataannya peraturan yang dibuat dikembalikan lagi kepada

kebijakan dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda.

Faktor kondisi sosial dan ekonomi juga yang menyebabkan

bidan honorer merasa bahwa pekerjaan dan dengan upah yang diterima

saat ini lebih baik dari pada tidak bekerja sama sekali.

B. Saran

1. Pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda harus memahami

(3)

54

Ketenagakerjaan terutama mengenai ketentuan-ketentuan

pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu, waktu kerja dan upah.

2. Pihak Rumah Sakit Ibu dan Anaka Permata Bunda harus

memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada bidan honorer

mengenai ketentuan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketengakerjaan terurama mengenai pelaksanaan perjanjian kerja

waktu tertentu, waktu kerja dan upah.

3. Pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda harus memenuhi

hak pekerja atas waktu istirahat dan waktu lembur yang diberikan.

4. Pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Bunda harus meninjau

kembali mengenai upah lembur yang diberikan kepada tenaga bidan

(4)

55

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Djumadi, 1995, Perjanjian Kerja, Rajawali Pcrs, Jakarta

Satrio, J, Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan Kebendaan, PT Citra Adyta Bakti, 1993, Bandung

Satrio J, Hukum Perjaniian, PT Citra Adyta Bakti, 1992, Bandung

Suharnoko, SH., MLI, 2007, Hukum Perjanjian Teori dan Analisis Kasus, Kencana, Jakarta.

Subekti, R. dan R, Tjitrosudibio, Ktiba Undang-undang Hukum Perdata, PT Pradnya Paramitha, 1999, Jakarta

Subekti, R, Hukum Perjanian, PT Intermasa, Jakarta, 1998, Jakarta

Website

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2133843, pengertian bidan, tanggal 5 Maret 2012

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan mengenai gambaran penyebab kejadian penyakit pneumonia pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang

Maka, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen pemasaran adalah meningkatkan penjualan produk, baik barang maupun jasa dari suatu perusahaan yang tepat untuk

Tasikmalayameningkat.Paparanhasilpenelitiandari data awal yang barumencapai28% telahmengalamipeningkatanpadasiklus I mencapai42,2%, siklusIImencapai 57,9%,padasiklus III

Penelitian ini meliputi pencampuran larutan elektrolit (infus larutan natrium klorida 0,9% atau larutan Ringer) dan sediaan emulsi lemak intravena (Intralipid 20%) dalam satu wadah

Penggunaan teknik token economy bukan tanpa resiko. Resiko di dalam token economy adalah sama halnya dengan teknik pengubahan perilaku yang lain. Pekerja Sosial atau Petugas

Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Jampersal yang dilakukan oleh Bidan Praktik Mandiri (BPM). Bidan Praktik Mandiri sebagai unsur dalam pemberian pelayanan Jampersal pada

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Solok dalam rangka memberikan perlindungan hukum dan pengakuan terhadap Pedagang Kaki Lima dan untuk

Bapedalitbang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017 mengadakan kegiatan lomba bidang Karya Tulis Ilmiah yang berupa hasil penelitian maupun gagasan tertulis dari sebuah inovasi