• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Pada Materi Minyak Bumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Pada Materi Minyak Bumi"

Copied!
406
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

RISKA FITRIYANI 1111016200035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

v Bumi

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi masyarakat (STM) pada materi minyak bumi serta mengetahui respon guru dan siswa terhadap buku pengayaan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Proses pengembangan ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, produk, dan evaluasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Pada tahap perencanaan dilakukan analisis kebutuhan, analisis Kompetensi Dasar hingga dihasilkan indikator buku pengayaan yang telah diintegrasikan dengan ranah STM untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan buku pengayaan. Pada tahap produksi dilakukan pengembangan buku pengayaan hingga dihasilkan buku pengayaan yang telah divalidasi oleh 3 orang dosen dan 1 orang guru bidang studi kimia. Tahap evaluasi buku pengayaan dilakukan uji coba dan diperoleh data hasil respon dari 3 orang guru kimia dan 33 orang siswa kelas XI IPA 3 SMAN 6 Kota Tangerang Selatan. Produk divalidasi dan direspon berdasarkan aspek kelayakan isi, bahasa, sajian, dan grafika. Dari hasil uji coba diperoleh total skor respon guru sebesar 79,99 termasuk dalam kategori layak dengan predikat baik. Hasil respon siswa memperoleh persentase rata-rata sebesar 77,54% termasuk dalam kategori baik.

(6)

vi Petroleum Subject

The aim of this research is to produce chemistry enrichment book with Science Technology Society (STC) Based on petroleum subject and to discover responses of teacher and student regarding the enrichment book. The method of this research is qualitative descriptive. There are three steps of book development process namely planning, production, and evaluation. Acquired data are analyzed descriptively. In the planning step, requirement analysis and Basis Competency analysis are conducted until indicator of enrichment book that has been integrated with STC area is produced to be reference for developing enrichment book. In the production step, development of enrichment book is conducted until enrichment book that has been validated by 3 lecturers and 1 chemistry teacher is conducted. In the evaluation step, try out of enrichment book is conducted and response result data are acquired from 3 chemistry teacher and 33 students XI SCIENCE 3 SMAN 6 Tangerang Selatan. The product is validated and responded based on content suitability aspect, language, performance, and graphic. Score total of teacher responses from the result of try out is 79,99 and it belongs to suitable category with good predicate. Percentage of student responses is 77,54% and it belongs to good category.

(7)

vii

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Keluarga tersayang

Untuk Ayahku Drs. H. Moh. Ridwan Syafei

Semoga seluruh keluh kesah dan tetesan keringat yang dikeluarkan dalam perjuangan mencari nafkah untuk kami

senantiasan berkah dan dibalas dengan Surga.

Ibuku Retni Suminar S.E

Semoga setiap air mata yang jatuh dari matamu atas segala kepentinganku, menjadi sungai untukmu di Surga nanti.

Adik-adikku Fariz Al-Fikri dan Moh. Iqbal Rizqullah serta keluarga besarku.

Para Dosen dan Guru-guruku

(8)

viii Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat

Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai harapan dengan judul “Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada materi Minyak Bumi”.

Shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang

telah berjuang untuk membawa kebenaran dan menyempurnakan akhlak manusia,

kepada keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga

akhir zaman.

Pada dasarnya, banyak kesulitan yang penulis alami selama penyusunan

skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih atas

bimbingan dan dukungan serta bantuan yang diberikan selama penyusunan skripsi

ini. Penulis menyadari bahwa bagaimanapun usaha yang ditempuh tanpa adanya

bimbingan dan bantuan dari pihak-pihak terkait, penulisan skripsi ini tidak akan

terselesaikan dengan baik. Terima kasih yang sebesar-besrnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Tonih Feronika, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

ilmu, masukan, bimbingan, dan perhatiannya kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

(9)

ix

pengayaan, memberikan ilmu dan masukannya selama penelitian.

7. Buchori Muslim, M.Pd., selaku validator yang telah memvalidasi buku

pengayaan dan instrumen angket respon, memberikan ilmu dan masukannya

selama penelitian.

8. Adi Riyadhi, M.Si., selaku validator yang telah memvalidasi buku pengayaan,

memberukan ilmu dan masukannya selama penelitian.

9. Nita Karmilasari, S.Pd., selaku validator yang telah memvalidasi buku

pengayaan, memberikan ilmu dan masukan selama penelitia.

10. Drs. Agus Hendrawan, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 6 Kota

Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melalukan penelitian di sekolah tersebut.

11. Dra. Sri Diani Cahyaning, M.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

analisis kebutuhan hingga uji coba terbatas.

12. Bangun T Simanulang, S.Pd., Drs. Zulkarnaen, M.Pd., dan Sri Surahno, S.Pd,

M.Si., selaku Guru Bidang Studi Kimia di SMA Negeri 6 Kota Tangerang

Selatan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan uji coba terbatas,

memberikan respon guru terhadap buku pengayaan, dan menggunakan buku

pengayaan dalam pembelajaran kimia.

13. Kedua orang tua tercinta bapak Drs. H. Moh. Ridwan Syafe’i da ibu Hj. Retni Suminar, S.E., terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua kasih sayang,

pengorbanan, perhatian, pengertian, dan dorongan baik moriil serta materiil, semangat, dan do’a yang selalu kalian berikan setiap saat.

14. Nenek tercinta Ati Sumarti, terima kasih yang sebesar-besarnya selalu

(10)

x

senang maupun sedih, perhatian, pengertian, bantuan, serta dorongannya

kepada penulis .

17. Sahabatku Mira Rizki, Dwi Lestari, sesama pembuat buku pengayaan yang

selalu berbagi ilmu, diskusi, sama-sama berjuang dalam senang maupun

sedih, saling membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi

dalam mengerjakan skripsi.

18. Sahabat nongkrong Maried Ayuningtyas O, Ika Humaeroh, S.Pd, Vivi Seftari,

Dyah Indah R, Lenny Shintiawati, Amrina Alhumaira, Febriani Sofyan, dan

seluruh keluarga besar kimia 2011 yang juga sedang berjuang meraih

kesuksesannya, dimanapun kalian berada, terima kasih telah memberikan

banyak pelajaran dan pengalaman berharga kepada penulis, Semoga Allah

SWT mengumpulkan kita dalam kebaikan.

19. Sahabat Ensiklopedi Ludhiana P, Imas Siti M, Khoirunnisa H, Darojatul H,

Kartika S, Elsa Safira P, Nuning M, dan Risna Nurul I, yang telah

mengajarkan penulis untuk selalu semangat, menghargai perbedaan, dan

saling dukung dalam hal kebaikan.

20. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu hingga tersusunnya karya ini.

Mudah-mudahan segala bentuk partisipasi dari berbagai pihak terkait dapat

menjadi berkah dan semua kebaikan di balas oleh Allah SWT. Masih banyak

cacat dan cela pada skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diperlukan demi perbaikan. Semoga karya ini dapat

bermanfaat, Aamiin.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, April 2016

(11)

xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... . 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA BERPIKIR ... 7

A.Kajian Teoritis ... 7

1. Bahan Ajar ... 7

a. Pengertian Bahan Ajar ... 7

b. Fungsi Bahan Ajar ... 7

c. Jenis-jenis Bahan Ajar ... 8

d. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar ... 10

2. Buku ... 13

a. Pengertian Buku ... 13

b. Jenis-jenis Buku Bahan Belajar ... 13

3. Buku Pengayaan ... 15

a. Pengertian Buku Pengayaan ... 15

b. Perbedaan Buku Pengayaan dengan Buku Teks ... 16

c. Jenis-jenis Buku Pengayaan ... 17

d. Langkah-langkah Mengembangkan Buku Pengayaan ... 18

e. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Pengayaan .. 19

(12)

xii

e. Tahapan Sains Teknologi Masyarakat ... 27

5. Materi Minyak Bumi ... 28

a. Pengertian Minyak Bumi ... 28

b. Proses Pembentukan dan Pengeboran Minyak Bumi ... 28

c. Teknik Pemisahan Minyak Bumi ... 29

d. Kegunaan Minyak Bumi Berdasarkan Fraksi ... 30

B.Hasil Penelitian Relevan ... 31

C.Kerangka Berpikir ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

B.Metode Penelitian ... 34

C.Objek dan Subjek Penelitian ... 35

D.Desain Penelitian ... 35

1. Tahap Perencanaan ... 37

2. Tahap Produksi ... 38

3. Tahap Evaluasi ... 40

E. Teknil Pengumpulan Data ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 42

G.Teknik Pengolahan Data ... 46

H.Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A.Hasil Penelitian ... 50

B.Pembahasan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

A.Kesimpulan ... 98

B.Saran ... 99

(13)

xiii

Gambar 2.2 Tahapan Pengembangan Media dan Bahan Belajar ... 12

Gambar 2.3 Keterkaitan Sains Teknologi Masyarakat ... 22

Gambar 2.4 Ranah STM ... 26

Gambar 2.5 Tahapan STM ... 27

Gambar 2.6 Bagan Destilasi Bertingkat dan Hasilnya ... 30

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ... 33

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 36

Gambar 4.1 Buku Pengayaan yang Dianalisis ... 52

Gambar 4.2 Contoh Materi Minyak Bumi Pada Buku Teks Pelajaran ... 55

Gambar 4.3 Desain Cover Buku ... 62

Gambar 4.4 Lembar Identitas Buku ... 63

Gambar 4.5 Kata Pengantar Pada Buku Pengayaan ... 63

Gambar 4.6 Daftar Isi Pada Buku Pengayaan ... 64

Gambar 4.7 Contoh Ranah Konsep ... 65

Gambar 4.8 Contoh Ranah Proses ... 65

Gambar 4.9 Contoh Ranah Sikap ... 66

Gambar 4.10 Contoh Ranah Kreatifitas ... 66

Gambar 4.11 Contoh Ranah Aplikasi dan Keterkaitan ... 67

Gambar 4.12 Halaman Glosarium... 67

Gambar 4.13 Halaman Daftar Pustaka ... 68

Gambar 4.14 Cover Sebelum dan Sesudah Revisi ... 68

(14)

xiv

Gambar 4.19 Identitas Buku Sebelum dan Sesudah Revisi ... 74

Gambar 4.20 Struktur Kimia Sebelum dan Sesudah Revisi ... 74

Gambar 4.21 Perubahan Gambar Halaman 30 Sebelum dan Sesudah Revisi ... 75

Gambar 4.22 Perubahan Tulisan Sebelum dan Sesudah Revisi ... 75

Gambar 4.23 Tampilan Awal Bab 4 Sebelum dan Sesudah Revisi ... 76

Gambar 4.24 Perbaikan Penulisan Halaman 77 Sebelum dan Sesudah Revisi ... 76

(15)

xv

Tabel 2.2 Jenis dan Karakteritik Bahan Ajar Cetak ... 9

Tabel 2.3 Jenis dan Karakteritik Bahan Ajar Bukan Cetak ... 9

Tebel 2.4 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Pengayaan ... 16

Tabel 2.5 Komponen Dasar Pembuatan Buku Pengayaan ... 19

Tabel 2.6 Komponen Utama Pembuatan Buku Pengayaan ... 20

Tabel 2.7 Kompetensi Dasar Minyak Bumi ... 28

Tabel 2.8 Fraksi Minyak Bumi yang Diperoleh dari Destilasi Bertingkat ... 30

Tabel 3.1 Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2 Kelas XI SMA ... 37

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 40

Tabel 3.3 Indikator Wawancara ... 42

Tabel 3.4 Daftar Ketersediaan Bahan Ajar di Sekolah ... 42

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Buku ... 43

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ... 44

Tabel 3.7 Kisi-kisi Penilaian Buku Pengayaan oleh Guru ... 45

Tabel 3.8 Kriteria Penskoran Skala Guttman ... 46

Tabel 3.9 Kriteria Penskoran Skala Likert ... 47

Tabel 3.10 Kriteria Penskoran Rating Scale ... 47

Tabel 3.11 Kriteria Penskoran Rating Scale untuk Indikator Tertentu ... 47

Tabel 3.12 Kriteria Interpretasi Perentase ... 48

Tabel 3.13 Bobot pada Setiap Indikator ... 48

Tabel 3.14 Kriteria Interpretasi Skor ... 49

(16)

xvi

Tabel 4.5 Jenis dan Ukuran Huruf untuk Buku ... 59

Tabel 4.6 Materi yang ditentukan untuk Buku Pengayaan Kimia ... 60

Tabel 4.7 Hasil Validasi ... 71

Tabel 4.8 Komentar dan Saran Validator ... 71

Tabel 4.9 Daftar Revisi pada Buku Pengayaan Kimia ... 72

Tabel 4.10 Hasil Skor Rata-rata Penilaian Buku Pengayaan ... 79

Tabel 4.11 Hasil Persentase Angket Respon Siswa ... 81

(17)

xvii

Lampiran 1 Transkrip Wawancara ... 104

Lampiran 2 Hasil Analisis Buku Pengayaan ... 110

Lampiran 3 Hasil Analisis Kompetensi Dasar dan Indikator Pengayaan ... 114

Lampiran 4 Hasil Analisis Indikator dan Sub Indikator Pengayaan ... 117

Lampiran 5 Draft Buku Pengayaan Kimia ... 124

Lampiran 6 Lembar Hasil Validasi Buku dan Perhitungannya ... 218

Lampiran 7 Perbaikan Komponen Buku dan Buku Pengayaan Akhir ... 238

Lampiran 8 Data Responden ... 341

Lampiran 9 Hasil Angket Respon Guru ... 344

Lampiran 10 Perhitungan Hasil Angket Respon Guru ... 353

Lampiran 11 Kisi-kisi dan Instrumen Angket Respon Guru ... 354

Lampiran 12 Hasil Angket Respon Siswa ... 360

Lampiran 13 Perhitungan Hasil Angket Respon Siswa ... 369

Lampiran 14 Kisi-kisi dan Instrumen Angket Respon Siswa ... 372

Lampiran 15 Hasil Validasi Instrumen Angket Respon Siswa ... 376

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ... 380

Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian ... 381

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya, sehingga setiap siswa memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara (UU RI No. 20, 2003, hlm. 1).

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu tujuan

pendidikan yang ingin dicapai adalah memperoleh sumber daya manusia yang

melek sains dan teknologi (UU RI No. 20, 2003, hlm. 2).

Pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia berpedoman pada

kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelanggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Kurikulum yang digunakan di Indonesia telah mengalami

beberapa kali perubahan, mulai dari kurikulum sederhana hingga kurikulum

2013 yang saat ini mulai diterapkan di sekolah (PP RI No. 32, 2013, hlm. 4).

Kurikulum 2013 memiliki 7 karakteristik, salah satunya adalah sekolah

merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar

terencana dimana siswa harus bisa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah

ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar, selain

itu siswa diharapkan mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sehingga dapat menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah

dan masyarakat (Permendikbud RI No. 70, 2013, hlm. 6). Pada kurikulum 2013

(19)

terdapat buku guru dan buku siswa yang digunakan sebagai salah satu sumber

belajar.

Buku merupakan sarana yang penting dan strategis dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan, sehingga pemerintah membuat kebijakan

mengenai buku bagi siswa (Permendiknas RI No. 2, 2008, hlm. 1). Buku

pelajaran adalah salah satu sumber belajar yang memberikan andil cukup besar

dalam upaya memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan sekaligus

juga meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran (Sitepu, 2005, hlm.

114).

Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh guru dan siswa dalam

proses pembelajaran (Permendiknas RI No. 2, 2008, hlm. 2). Guru

mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan

mengacu sepenuhnya pada isi buku pelajaran (Sitepu, 2005, hlm. 114).

Sementara masalah yang ada pada beberapa buku teks yaitu masih banyak

yang menampilkan ilustrasi atau gambar hitam putih dan penggunaan tata

bahasa yang sulit dipahami oleh peserta didik. Sehingga diperlukan suatu

inovasi bahan ajar yang mudah dipahami dengan penggunaan kata-kata

sederhana tetapi tetap tidak mengesampingkan makna yang sesungguhnya serta

menampilkan ilustrasi-ilustrasi yang menarik, yang dapat memotivasi siswa

untuk mempelajari lebih jauh tentang suatu materi pelajaran (Astuti, 2014, hlm.

463).

Guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar

sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar yang dikembangkan

bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer

(Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hlm. 8). Selain buku teks pelajaran, guru

dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku

referensi dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan

wawasan siswa (Permendiknas RI No. 2, 2008, hlm. 4).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia diwilayah Ciputat,

beberapa guru menyebutkan belum ada buku pengayaan yang digunakan pada

(20)

pengayaan dan menganggap bahwa buku pengayaan merupakan buku yang

memuat kumpulan soal-soal atau latihan yang bersifat pengayaan. Padahal

buku pengayaan merupakan buku yang memuat materi yang dapat

memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.

(Peremendiknas No. 2 Tahun 2008, hlm. 2). Buku pengayaan tidak hanya

untuk siswa namun dapat pula digunakan oleh pihak lain atau masyarakat pada

umumnya (Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 8).

Ilmu kimia merupakan ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Manfaat

belajar ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar

dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya, sehingga kita dapat

mengontrol perubahan ini demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan

lingkungan (Purba, 2006, hlm. 2). Tujuan pembelajaran kimia salah satunya

yaitu memahami konsep-konsep kimia, saling keterkaitan dan penerapannya

untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran kimia cenderung lebih menekankan pengetahuan sains

murni, akibatnya siswa kurang memiliki kemampuan memandang sains

sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dengan lingkungan, teknologi dan

masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang

sejalan dengan tujuan pembelajaran kimia, pendekatan yang dapat

mengintegrasikan antara sains dengan teknologi serta pemanfaatannya di

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari (Nugraheni, 2013, hlm. 35).

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam kimia

adalah pendekatan berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM), pendekatan

pembelajaran STM dapat mengaitkan pembelajaran sains dengan teknologi

serta kegunaan dan kebutuhan masyarakat. Mengingat kemajuan teknologi

seperti sekarang ini, siswa diharapkan dapat memanfaatkan teknologi agar

dapat memelihara produk teknologi dan dijadikan pedoman untuk mengatasi

kesulitan yang ada. Untuk itu siswa diharapkan menjadi anggota masyarakat

yang mampu menguasai sains dan teknologi serta memanfaatkannya bagi

(21)

Pengembangan buku perlu dilakukan karena pada buku teks pelajaran

kimia SMA cenderung lebih menekankan pengetahuan konsep-konsep,

hukum-hukum dan sains murni, akibatnya siswa kurang memiliki kemampuan

memandang sains sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dengan lingkungan,

teknologi dan masyarakat. Dalam mata pelajaran kimia SMA terdapat materi

minyak bumi yang merupakan salah satu materi kimia yang berkaitan langsung

dengan teknologi dan kegunaannya di masyarakat. Kompetensi dasar yang

harus dicapai yaitu memahami serta menyajikan hasil pemahaman tentang

proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta

kegunaannya (Permendikbud, No.69, 2013, hlm. 168-169).

Minyak bumi merupakan salah satu materi yang sangat erat kaitannya

dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dimana semua masyarakat

menggunakan minyak bumi setiap harinya. Kondisi saat ini ketersediaan

minyak bumi semakin sedikit, hal ini dapat terlihat pada saat masyarakat

mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan beralihnya

penggunaan minyak tanah ke gas LPG. Tetapi tidak semua yang berkaitan

dengan minyak bumi terdapat di dalam buku teks. Sebagian besar buku teks

hanya menyajikan konsep-konsep, penjelasan kegunaan fraksi minyak bumi

dalam bentuk tabel saja, dan dampak minyak bumi terhadap lingkungan.

Sehingga perlu dikembangkan buku pengayaan yang dapat memuat materi

minyak bumi secara lebih luas, dan dapat menambah wawasan pengetahuan

tentang minyak bumi.

Bahan ajar berbentuk buku pengayaan kimia yang berbasis pada

pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) diperlukan dalam

penelitian ini. Peneliti memilih pendekatan pembelajaran STM agar siswa

mampu menerapkan konsep-konsep atau fakta-fakta sains yang didapat di

sekolah dengan fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari. Buku pengayaan yang akan dikembangkan memuat materi minyak

bumi, karena materi minyak bumi dapat mengintegrasikan antara sains

teknologi dan masyarakat. selain itu dalam materi minyak bumi tidak dibahas

(22)

masyarakat. Sehingga judul penelitian yang diajukan peneliti adalah “Pengembangan Buku pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Materi Minyak Bumi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tentang perlunya buku

pengayaan, maka dapat di identifikasi beberapa masalah, yaitu:

1. Siswa belum mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari

dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata

2. Pembelajaran kimia cenderung lebih menekankan pengetahuan sains murni

sehingga siswa kurang memiliki kemampuan memandang sains sebagai satu

kesatuan yang terintegrasi dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat

3. Kesulitan guru dalam mengembangkan bahan ajar sehingga bergantung

pada buku teks pelajaran.

4. Guru menganggap bahwa buku pengayaan merupakan buku yang memuat

kumpulan soal-soal atau latihan yang bersifat pengayaan

C.Pembatasan Masalah

Supaya terdapat kejelasan pada buku pengayaan yang akan

dikembangkan, maka dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan pembatasan

masalah yaitu sebagai berikut:

1. Buku pengayaan yang dikembangkan adalah buku pengayaan kimia yang

memperluas dan memperdalam materi minyak bumi.

2. Buku pengayaan yang dikembangkan berbasis Sains Teknologi Masyarakat

yang mencakup ranah STM (konsep, proses, sikap, kreativitas, aplikasi dan

keterkaitan).

3. Penelitian ini dibatasi hanya sampai uji coba terbatas untuk mengetahui

respon guru sebagai tenaga pendidik dan respon siswa sebagai peserta didik

(23)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses mengembangkan buku pengayaan kimia berbasis sains

teknologi masyarakat (STM) pada materi minyak bumi?

2. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap buku pengayaan kimia berbasis

sains teknologi masyarakat (STM) pada materi minyak bumi?

E. Tujuan Penelitian

Meninjau masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi

masyarakat (STM) pada materi minyak bumi.

2. Mengetahui respon guru dan siswa terhadap buku pengayaan kimia berbasis

sains teknologi masyarakat (STM) pada materi minyak bumi.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi

semua pihak, antara lain:

1. Bagi Siswa, dapat digunakan sebagai sumber belajar, dapat meningkatkan

minat belajar kimia, serta dapat mengaitkan hubungan antara konsep sains

kimia dengan teknologi dan masyarakat atau lingkungan tempat tinggalnya.

2. Bagi Guru, dapat digunakan sebagai bahan ajar dan referensi dalam proses

pembelajaran, serta memberikan contoh pengembangan buku pengayaan

untuk mengembangkan kreatifitas guru dalam membuat bahan ajar.

3. Bagi Masyarakat, dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan, menambah

wawasan mengenai minyak bumi dan kegunaannya dalam kehidupan

(24)

BAB II

KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA BERPIKIR

A.Kajian Teoritis 1. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat bahan yang disusun secara sistematis

untuk kebutuhan pembelajaran yang bersumber dari bahan berupa cetak, alat

bantu visual, audio, video, multimedia, dan animasi, serta komputer dan

jaringan (Yaumi, 2013, hlm. 244). Menurut Prastowo (2014, hlm. 17) bahan

ajar adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun

secara sistematis, yang menampilkan seutuh dari kompetensi yang akan

dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang

berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan dan cara

mengevaluasi yang didisain secara sistematis dan menarik dalam rangka

mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau sub

kompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008, hlm.

40). Bahan ajar berupa bahan atau materi harus disusun secara sistematis,

sehingga dapat digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran

(Setiawan, 2007, hlm. 5).

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan tentang bahan ajar,

dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat bahan atau materi

yang disusun secara sistematis, dan dapat digunakan oleh guru dan siswa

dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi.

b. Fungsi Bahan Ajar

Bahan Ajar memiliki fungsi yang sangat luas, sehingga dapat

dikelompokkan menjadi sebagai berikut (Setiawan, 2007, hlm. 15-18):

(25)

Tabel 2.1 Fungsi Bahan Ajar

Peran Fungsi

1) Bagi Guru

a) Menghemat waktu guru dalam mengajar

b) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator

c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif

2) Bagi Siswa

a) Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman siswa yang lain

b) Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia kehendaki

c) Membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar mandiri 3) Dalam

Pembel ajaran

a) Bahan ajar dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama

b) Bahan ajar dapat juga dianggap sebagai pelengkap/suplemen/pengayaan dari buku utama

c) Bahan ajar dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

d) Bahan ajar dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang bagaimana mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik dengan topik lainnya

Selain itu, menurut panduan pengembangan bahan ajar

(Direktorat pembinaan SMA, 2008, hlm. 6) bahan ajar berfungsi sebagai:

1) Pedoman bagi guru yang akan megarahkan semua aktivitasnya dalam

proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang

seharusnya diajarkan kepada siswa,

2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang

seharusnya dipelajari/dikuasainya,

3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

c. Jenis-Jenis Bahan Ajar

Pengelompokkan bahan ajar berdasarkan jenisnya dilakukan dengan

berbagai cara oleh beberapa ahli yang kemudian mengelompokkan bahan

ajar kedalam 2 kelompok besar, yaitu:

1) Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,

yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian

(26)

Tabel 2.2 Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak Jenis Bahan

Ajar Cetak Karakteristik

a) Buku Bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.

b) Modul Buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri

c) Handout Bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.

d) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasaya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas

2) Bahan ajar bukan cetak, berbagai jenis bahan ajar noncetak untuk

keperluan pembelajaran tersedia di pasaran dalam jumlah yang terus

meningkat, bahan ajar yang termasuk kedalam bahan ajar bukan cetak

antara lain (Setiawan, 2007, hlm. 10-14):

Tabel 2.3 Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar Bukan Cetak Jenis Bahan

Ajar Noncetak Karakteristik

a) Bahan ajar display

Semua materi tulisan maupun gambar yang dapat ditampilkan di dalam kelas, contohnya flipchart, adhesive, chart, poster, peta, foto, dan realia

b) Overhead Transparenc ies (OHT)

Biasanya berupa imej tekstual dan grafik dalam lembar transparan yang dapat dipresentasikan di depan kelas atau kelompok dengan menggunakan OHP.

c) Audio Suara, musik, dan kata-kata yang dapat digunakan untuk pembelajaran langsung, terutama untuk pengajaran bahasa. Contoh radio dan kaset audio d) Video Segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio

dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh kaset video dan siaran televise

e) Berbasis Komputer

(27)

d. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematis

berdasarkan langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan

ajar yang berkualitas. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar paling

tidak ada 5 langkah utama yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut

(Setiawan, 2007, hlm. 24-34):

1) Analisis Kebutuhan Awal

2) Perencanaan yang terdiri dari:

a) Perumusan tujuan pembelajaran

b) Pemilihan media dan sumber belajar

c) Pemilihan Strategi Pembelajaran

3) Pengembangan yang dimulai dengan menuliskan materi yang ingin

dikembangkan kemudian lengkapi materi, media, dan strateginya dan

terakhir buatlah latihan atau evaluasi terhadap materi

4) Evaluasi dan Revisi yang secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi

bahan ajar, yaitu Telaah oleh ahli materi, Telaah oleh ahli media, Uji

coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan

Gambar 2.1 Prosedur pengembangan Bahan Ajar

Selain yang telah diuraikan di atas, langkah pengembangan bahan ajar

menurut pedoman pengembangan bahan ajar (Direktorat Pembinaan SMA,

2008, hlm. 16-28) yaitu:

1) Analisis kebutuhan bahan ajar, meliputi:

a) Analisis KI/KD adalah kegiatan yang menelaah setiap kompetensi

dasar yang ada pada kompetensi inti yang diperlukan bahan ajar,

sehingga dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus

disiapkan dan jenis bahan ajar mana yang dipilih.

(28)

b) Analisis sumber belajar adalah kegiatan menginventarisasi

ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan bahan

ajar yang akan dikembangkan, sehingga diperoleh kesesuaian dan

kemudahan dalam pengembangan bahan ajar.

c) Pemilihan dan penentuan bahan ajar dilakukan agar bahan ajar yang

akan digunakan menarik dalam proses pembelajaran dan dapat

membantu siswa untuk mencapai kompetensi.

2) Penyusunan peta bahan ajar adalah pemetaan terhadap ruang lingkup dan

urutan bahan ajar yang akan dikembangkan. Pemetaan ini diperlukan

untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau

urutan bahan ajarnya. Sekuensi bahan ajar sangat diperlukan dalam

menentukan prioritas penulisan dan penentuan sifat bahan ajar apakah

dependen (tergantung) atau independen (berdiri sendiri).

3) Pembuatan/pengembangan bahan ajar memperhatikan struktur bahan ajar

dan komponen-komponen setiap jenis bahan ajar yang akan

dikembangkan yang terdiri atas identitas mata pelajaran, kompetensi

dasar, judul, petunjuk/pedoman, informasi pendukung, latihan,

tugas/langkah kerja, dan penilaian.

4) Evaluasi dan revisi dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar

telah baik atau masih ada hal yang perlu diperbaiki. komponen evaluasi

mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.

Pengembangan media dan bahan belajar dapat dikelompokkan ke

dalam tiga tahapan besar, yaitu: tahap perencanaan, tahap produksi dan

tahap evaluasi. Dalam praktiknya tentu memerlukan langkah-langkah

khusus yang lebih mendetail lagi. Berikut penjelasan dan bagan dari tahap

pengembangan media dan bahan belajar tersebut (Warsita, 2008, hlm.

(29)

Perencanaan Produksi Evaluasi

Analisis Kebutuhan Persiapan Evaluasi

Penyusunan GBIM

& JM Pelaksanaan Revisi

Penulisan Naskah Penyelesaian Uji Lapangan

Gambar 2.2 Tahapan Pengembangan Media dan Bahan Belajar 1) Perencanaan

a) Analisis Kebutuhan adalah suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan

berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi

untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan seharusnya terjadi

dengan keadaan yang senyatanya terjadi.

b) Penyusunan Garis Besar Isi Media dan Jabaran Materi merupakan

acuan utama dalam tahap pengembangan media dan bahan belajar.

Komponen GBIM minimal berisikan Kompetensi Dasar (tujuan

pembelajaran umum), Indikator keberhasilan (tujuan pembelajaran

khusus), alternatif judul media dan bahan belajar, dan referensi.

c) Penulisan Naskah ini disesuaikan dengan jenis media yang berisi

berbagai ketentuan mengenai produksi.

2) Produksi

a) Persiapan dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatunya

sehingga proses produksi berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.

b) Pelaksanaan merupakan kegiatan produksi yang secara rinci

melibatkan tenaga ahli/pembimbing.

c) Penyelesain melaksanakan kegiatan preview dan perbaikan (revisi) program serta reproduksi (penggandaan).

3) Evaluasi

a) Evaluasi prasemester minimal tiga bentuk, yaitu evaluasi oleh ahli,

evaluasi orang per orang, dan evaluasi kelompok kecil untuk

(30)

belajar yang dikembangkan. Berbagai kelemahan inilah yang akan

dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan (revisi).

b) Uji Coba Lapangan pada intinya dilakukan untuk mengetahui apakah

program media dan bahan belajar yang dilembangkan benar-benar

berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, sesuai/cocok

dengan lingkungan dimana program media dan bahan belajar tersebut

akan digunakan atau tidak, dan dapar mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan atau tidak.

2. Buku

a. Pengertian Buku

Buku adalah bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran kertas

yang dijilid dan diberi kulit (cover), yang menyajikan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis oleh pengarangnya (Prastowo, 2014, hlm.

168). Selain itu Buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk

keperluan umum dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih

membutuhkan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk menjelaskan

kandunganya (Munadi, 2008, hlm. 98-99).

Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: buku

sumber, buku bacaan, buku pegangan, dan buku bahan belajar. Buku bahan

belajar secara khusus dibagi lagi menjadi dua, yaitu buku teks utama dan

buku teks pelengkap. Buku teks pelengkap biasanya berupa buku

pengayaan/buku suplemen (Prastowo, 2014, hlm. 167-168).

b. Jenis-jenis Buku Bahan Belajar

sebenarnya jenis buku banyak sesuai dengan kegunaan dan tujuannya.

Namun penggunaan buku dalam satuan pendidikan yang digunakan sebagai

bahan belajar ada empat jenis (Permendiknas No. 2, 2008, hlm. 2-4), yaitu:

1) Buku teks yang digunakan sebagai acuan wajib guru sebagai pendidik

dan siswa sebagai peserta didik dalam proses pembelajaran.

2) Selain buku teks pelajaran, guru dapat menggunakan buku panduan

pendidik yaitu buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi

(31)

3) Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat

memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah, dan perguruan

tingg, dan

4) Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan

untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

dan budaya secara dalam dan luas.

Kemudian untuk mempermudah dalam memberikan klasifikasi dan

pengertian pada buku-buku pendidikan, dilakukan pengelompokkan menjadi

dua bagian besar yaitu: Buku teks pelajaran dan buku nonteks pelajaran

(Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 1).

1) Buku Teks Pelajaran adalah buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang

diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, di

mana buku tersebut digunakan oleh siswa untuk belajar (Prastowo, 2014,

hlm. 168). Buku teks disusun berdasarkan pada materi yang khusus atau

bidang ilmu tertentu. Biasanya buku teks disebut sebagai content oriented (Widodo & Jasmadi, 2008, hlm. 58).

2) Buku Nonteks Pelajaran adalah buku-buku berisi materi pendukung,

pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai

bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan

pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan

inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan

tingkatan kelas atau pembaca umum. Buku nonteks pelajaran berbeda

dengan buku teks pelajaran, sehingga yang termasuk kedalam buku

nonteks pelajaran adalah buku pengayaan, buku referensi dan buku

(32)

3. Buku Pengayaan

a. Pengertian Buku Pengayaan

Buku pengayaan adalah buku berisi materi yang dapat memperkaya

buku teks pendidikan dasar, pendidikan menengah dan perguruan tinggi

(Permendiknas No. 2, 2008, hlm. 2). Buku pengayaan merupakan buku yang

memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan

iptek, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik,

pengelola pendidikan, dan masyarakat pembaca lainnya. Buku jenis ini tidak

semata-mata dimaksudkan hanya untuk peserta didik namun dapat pula

digunakan oleh pihak lain atau masyarakat pada umumnya (Pusat

Perbukuan, 2008, hlm. 8).

Buku pengayaan termasuk ke dalam jenis buku nonteks. Buku nonteks

pelajaran merupakan buku-buku yang tidak digunakan secara langsung

sebagai buku sumber untuk mempelajari salah satu bidang studi pada

lembaga pendidikan (Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 2).

Ciri-ciri buku nonteks pelajaran, yaitu:

1) Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan,

namun bukan merupakan buku acuan wajib bagi peserta didik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran

2) Buku-buku yang menyajikan materi untuk memperkaya buku teks

pelajaran, atau sebagai informasi tentang Iptek secara dalam dan luas,

atau buku panduan bagi pembaca

3) Buku-buku nonteks pelajaran tidak diterbitkan secara berseri berdasarkan

tingkatan kelas atau jenjang pendidikan

4) Buku-buku nonteks pelajaran berisi materi yang tidak terkait secara

langsung dengan sebagian atau salah satu Standar Kompetensi atau

Kompetensi Dasar yang tertuang dalam Standar Isi, namun memiliki

keterhubungan dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional

5) Materi atau isi dari buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan oleh

(33)

pembaca, sehingga materi buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan

pula oleh pembaca secara umum

6) Penyajian buku nonteks pelajaran bersifat longgar, kreatif, dan inovatif

sehingga tidak terikat pada ketentuan-ketentuan proses dan sistematika

belajar, yang ditetapkan berdasarkan ilmu pendidikan dan pengajaran.

Buku pengayaan atau buku pelengkap adalah berupa informasi yang

melengkapi buku pelajaran pokok, pengayaan yang dimaksud adalah

memberikan informasi tentang bahasan pokok tertentu yang ada dalam

kurikulum secara lebih luas dan/atau lebih dalam. Buku ini tidak disusun

sepenuhnya berdasarkan kurikulum baik dari tujuan, materi pokok, dan

metode penyajiannya. Buku ini tidak wajib dipakai oleh siswa dan guru

dalam proses belajar dan pembelajaran, tetapi berguna bagi siswa yang

mengalami kesulitan memahami pokok bahasan tertentu dalam buku

pelajaran pokok (Sitepu, 2012, hlm. 16).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa

buku pengayaan adalah buku yang memberikan informasi lebih luas atau

lebih dalam mengenai suatu bahasan, dapat memperkaya wawasan

pembacanya.

b. Perbedaan Buku Pengayaan Dengan Buku Teks

Berdasarkan karakteristiknya terdapat beberapa perbedaan antara buku

teks pelajaran dengan buku pengayaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat

[image:33.595.129.512.243.535.2]

pada tabel 2.4 berikut (Maryam, 2012, hlm. 46).

Tabel 2.4 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Pengayaan

No Karakteristik Buku Teks Buku Pengayaan

1 Target Terdiri dari materi

yang ditulis dan harus dipahami siswa dalam satuan pendidikan

Menambah

pengetahuan siswa dan guru dalam satuan pendidikan

2 Kegunaan dalam

satuan pendidikan Sumber utama

Bukan sumber utama, hanya pelengkap 3 Kedudukan dalam

satuan pendidikan Wajib

Bukan sebagai sumber utama, melainkan pendukung.

(34)

No Karakteristik Buku Teks Buku Pengayaan alat pendukung

5 Keterangan penulisan

Berkaitan dengan kurikulum

Tidak terkait kurikulum (mata pelajaran sains, kebutuhan hidup, perencanaan atau pertumbuhan zaman, pengalaman hidup)

6 Bantuan guru Wajib Tidak wajib

7 Anatomi buku Selalu berisi pelajaran, diskusi, latihan, dan evaluasi secara lengkap

8 Pengguna Mayoritas siswa Tidak didominasi

siswa 9 Tempat

penggunaan

Kebanyakan di kelas/sekolah

Tidak didominasi dikelas/ sekolah (rumah, ruang tunggu, tempat umum, dll)

c. Jenis-jenis Buku Pengayaan

Buku pengayaan di masyarakat sering dikenal dengan istilah buku

bacaan atau buku perpustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya

wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Buku pengayaan

dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu buku pengayaan pengetahuan,

buku pengayaan keterampilan, dan buku pengayaan kepribadian (Pusat

Perbukuan, 2008, hlm. 8).

1) Buku Pengayaan Pengetahuan

Buku pengayaan pengetahuan adalah buku-buku yang diperuntukkan

bagi pelajar untuk memerkaya pengetahuan dan pemahamannya, baik

pengetahuan lahiriyah maupun pengetahuan batiniyah.Buku jenis ini

merupakan buku-buku yang diperlukan pelajar atau pembaca pada

umumnya agar dapat membantu peningkatan kompetensi kognitifnya.

2) Buku Pengayaan Keterampilan

Buku pengayaan keterampilan adalah buku-buku yang memuat materi

(35)

pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang praktis dan mandiri.

Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan,

mengembangkan dan memerkaya dalam kemampuan menghitung,

memberi nama, menghubungkan, dan mengkomunikasikan kepada orang

lain sehingga mendorong untuk berkarya dan bekerja secara praktis.

3) Buku Pengayaan Kepribadian

Buku pengayaan kepribadian merupakan buku-buku yang dapat

meningkatkan kualitas kepribadian, sikap, dan pengalaman batin

pembaca. Dari perspektif buku pendidikan, buku pengayaan kepribadian

diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara

umum (Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 11-15).

d. Langkah –langkah Mengembangkan Buku Pengayaan

Dalam menulis buku nonteks, penulis harus memerhatikan makna

buku nonteks bagi pembacanya dan tidak harus berhubungan secara

langsung pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Pusat kurikulum dan

perbukuan (2008, hlm. 59-64) menyebutkan bahwa ada beberapa tahapan

penulisan, yaitu:

1) Menyiapkan konsep dasar tulisan

Konsep dasar yang disiapkan berkaitan dengan jenis tulisan yang

akan disusun, contohnya pengayaan pengetahuan, keterampilan,

kepribadian, ensiklopedia, kamus, atlas, atau panduan pendidik. Dalam

menulis buku nonteks, seorang penulis lebih leluasa dalam

mengembangkan isi atau materi buku.

2) Memerhatikan proses kreatif

Menulis buku nonteks adalah sebuah proses kreatif. Dalam menulis

buku nonteks terbangun suatu aktivitas mental penulis mulai dari

merencanakan tulisan untuk menjadi buku nonteks, tahap pengolahan

informasi, tahap kemunculan berbagai gagasan, tahap memverifikasi

(36)

3) Menetapkan aspek yang akan dikembangkan

Dalam menulis buku nonteks seharusnya dapat menetapkan

aspek-aspek dari domain kognitif, afektif, atau psikomotorik yang dipandang

perlu dikembangkan dalam menulis buku nonteks pelajaran. Hal ini

dikarenakan dalam buku teks pelajaran mengacu pada ketentuan dan

tuntutan Standar Isi, sementara ketiga aspek tersebut memerlukan

pengembangan dan pendalaman materi, sehingga pembaca memeroleh

pegetahuan yang lebih luas, leih kaya, dan lebih menyeluruh.

4) Menyesuaikan dengan kemampuan berpikir pembaca

Penulisan buku nonteks khususnya buku pengayaan selayaknya

lebih menyesuaikan pada kemampuan berpikir siswa. Kemampuan

berpikir siswa dapat dipengaruhi oleh kompetensi dirinya dan lingkungan

tempat mereka berada. Kemampuan berpikir siswa juga sangat

berhubungan dengan perkembangan budaya suatu masyarakat. Dengan

demikian, seorang penulis buku nonteks seharusnya dapat menulis materi

buku nonteks yang sesuai dengan kemampuan siswa pada umumnya dan

perkembangan budaya Indonesia.

e. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Pengayaan

Dalam menulis buku nonteks, penulis harus memperhatikan makna

buku nonteks bagi pembacanya dan tidak harus berhubungan secara

langsung pada Kompetensi Dasar. Penulis juga harus memahami komponen

dasar dan komponen utama dalam pembuatan buku nonteks pelajaran (Pusat

Perbukuan, 2008, hlm. 64-83).

1) Memahami Komponen Dasar

Tabel 2.5 Komponen Dasar Pembuatan Buku Pengayaan

Komponen Dasar Kriteria

a) Karakteristik buku

(1) Materi buku yang dikembangkan bukan merupakan acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti salah satu mata pelajaran tertentu

(37)

Komponen Dasar Kriteria

(3) Penerbitan buku tidak disajikan secara serial berdasarkan tingkat kelas

(4) Pengembangan materi tidak terait secara langsung dengan atau sebagian Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar dalam Standar Isi (5) Materi buku dapat dimanfaatkan oleh pembaca

lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas b) Struktur Buku (1) Bagian awal minimal terdiri dari kata

pengantar atau prakata dan daftar isi (2) Bagian isi merupakan materi buku

(3) Bagian akhir minimal terdapat bagian daftar pustaka yang dapat dilengkapi dengan indeks, glosarium, atau lampiran

c) Komponen Grafika

(1) Buku dijilid dengan rapi dan kuat

(2) Buku menggunakan huruf dan/atau

gambar/ilustrasi yang terbaca (3) Buku dicetak dengan jelas dan rapi

(4) Buku menggunakan kertas berkualitas dan aman

2) Mengembangkan Komponen Utama

Tabel 2.6 Komponen Utama Pembuatan Buku Pengayaan Komponen

Utama

Kriteria a) Komponen

Materi

(1) Materi yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional

(2) Materi yang tidak bertentangan dengan ideologi dan kebijakan poliik negara,

(3) Materi yang menghindari masalah SARA, Bias jender, serta pelanggaran HAM

(4) Materi yang ditulis sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat

(5) Mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi di Indonesia

(6) Materi atau isi buku mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan kejujuran untuk memecahkan masalah dan mendorong jiwa kewirausahaan

(7) Materi atau isi buku harus secara maksimal membangun karakteristik kepribadian bangsa Indonesia yang diidamkan dan kepribadian yang mantap.

b) Komponen Penyajian

(38)

Komponen Utama

Kriteria

(2) Penyajian materi lebih mendalam, menyeluruh, dan meluas

(3) Penyajian materi mengembangkan kreativitas dan kemampuan berinovasi

c) Komponen Bahasa dan/atau Ilustrasi

(1) Buku yang menuntut kehadiran ilustrasi, maka penggunaan ilustrasi (gambar, foto, diagram, tabel, lambang) harus dialkukan sesuai dan proporsional (2) Dalam menggunakan istilah atau simbol harus baku

dan berlaku secara menyeluruh

(3) Dalam menggunakan bahasa, yang meliputi ejaan, kata, kalimat, dan paragraf harus tepat, lugas, dan jelas sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar yaitu Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

d) Komponen Grafika

(1) Desain kulit buku, yang meliputi tata letak, tipografi, atau ilustrasi yang menarik, sederhana, dan mencerminkan isi buku.

(2) Desain isi buku, meliputi tata letak konsisten, harmonis, dan lengkap, serta menggunakan tipografi yang sederhana, mudah dibaca dan dipahami.

4. Hakikat Sains Teknologi Masyarakat

a. Kaitan antara Sains, Teknologi dan Masyarakat

Teknologi lahir karena adanya kebutuhan manusia, hal ini berarti

manusia telah melakukan kegiatan atau proses yang menghasilkan produk

yaitu alat-alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan efesiensi serta

memberikan kemudahan pelaksanaan pekerjaan manusia. Sains berawal dari

adanya sifat ingin tahu manusia. Observasi yang sistematis terhadap

peristiwa alam serta pemikiran atau perenungan tentang sebab-sebab terjadinya peristiwa alam ini telah melahirkan “pendapat sementara” yang pada zamannya telah dianut oleh sebagian besar masyarakat. Konsep sains

teori serta hukum dikemukakan oleh para ilmuwan membawa dampak pada

penemuan teknologi. Jadi meskipun sains itu berbeda dengan teknologi,

namun antara sains dan teknologi terdapat kaitan yang erat atau hubungan

(39)

Kaitan antara teknologi dengan masyarakat yaitu karena teknologi

lahir oleh adanya kebutuhan masyarakat. penggunaan produk teknologi

memerlukan kesiapan masyarakat pengguna produk tersebut. Kesiapan yang

harus dimiliki oleh pengguna suatu produk teknologi adalah kesiapan

pengetahuan tentang produk tersebut dan kesiapan mental untuk tidak

menggunakan produk teknologi untuk tujuan yang dampaknya merugikan

orang lain atau masyarakat. Penyalahgunaan suatu produk teknologi dapat

menimbulkan dampak negatif. Dengan demikian bermanfaat atau tidaknya

penggunaan suatu produk teknologi tergantung pada moral orang yang

menggunakannya (Poedjiadi, 2010, hlm. 63).

Kaitan sains dengan masyarakat tidak seperti teknologi, sains kurang

dipahami atau dihayati secara langsung oleh masyarakat. Sains merupakan

komponen yang dapat membantu meningkatkan kesiapan pengetahuan

masyarakat tentang produk teknologi. Sains juga dapat berperan dalam

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan sumber daya

alam atau meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gejala alam dalam

kehidupan sehari-hari (Poedjiadi, 2010, hlm. 64).

[image:39.595.122.515.235.591.2]

Gambar 2.3 Keterkaitan Sains Teknologi dan Masyarakat

b. Pengertian Sains Teknologi Masyarakat

Dewasa ini beberapa istilah telah dikemukaan oleh para pendidik atau

praktisi pendidikan yaitu Science Technology Society yang diterjemahkan dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM atau SATEMAS atau ITM),

Science Environment Technology (SET) dan Science Environment SAINS

(40)

Technology Society (SETS) yang disingkat SALINGTEMAS. Dari beberapa istilah tersebut inti sebenarnya sama saja yaitu kaitan antara sains dan

teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat, lingkungan pasti terkait tetapi

yang merasakan dampak teknologi terhadap lingkungan adalah masyarakat

(Poedjiadi, 2010, hlm. 115-116)

Sains teknologi masyarakat merupakan suatu usaha untuk menyajikan

IPA dengan mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata. Sains

teknologi masyarakat adalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh

aspek pendidikan yaitu tujuan, topik/masalah yang akan di eksplorasi,

strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan/kinerja guru. Pendekatan ini

melibatkan siswa dalam menentukan tujuan, prosedur pelaksanaan,

pencarian informasi dan dalam evaluasi (Zulfiani, Feronika, T & Suartini,

K. 2009, hlm. 125).

Salah satu pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan literasi

sains adalah Sains Teknologi Masyarakat (STM). STM merupakan perekat

yang mengaitkan sains, teknologi, dan masyarakat secara terintegrasi. STM

merupakan salah satu alternatif konsep untuk penyempurnaan dan

penyesuaian pendidikan sains dewasa ini. Konsep ini dapat diwujudkan

dalam bentuk pendekatan atau materi pelajaran (Toharudin, 2011, hlm. 89)

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan, maka dapat

disimpulkan bahwa Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah suatu

pendekatan yang mengaitkan antara sains, teknologi dan manfaatnya bagi

masyarakat secara terintegrasi dengan mempergunakan masalah atau isu-isu

yang ada di masyarakat.

c. Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat

Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan sains teknologi

masyarakat adalah suatu bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan

pada penguasaan konsep-konsep sains saja tetapi juga menekankan pada

peran sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan masyarakat dan

menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap dampak sains dan

(41)

masyarakat yang ada kaitannya dengan IPA dan teknologi dirasakan lebih

dekat, dan dirasakan lebih punyan arti bila dibandingkan dengan

konsep-konsep dan teori IPA itu sendiri.

Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat memiliki karakteristik

(Zulfiani, et al., 2009, hlm. 125-126), sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah (oleh siswa) di dalam masyarakat yang mempunyai

dampak negatif dan positif

2) Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang

ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam

sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan

3) Menggunakan sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik

materi maupun manusia sebagai nara sumber untuk informasi ilmiah

maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan

masalah nyata dari kehidupan sehari-hari.

4) Meningkatkan pengajaran IPA melampaui jam pelajaran di ruang kelas

5) Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu pengetahuan alam

dan teknologi

6) Memperluas wawasan siswa mengenai ilmu pengetahuan alam lebih

dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulus ujian/tes semata

7) Mengikut sertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah maupun

informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalan

nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari.

8) Memprkenalkan peranan ilmu pengetahuan alam di dalam suatu

institusi dan dalam masyarakat

9) Fokus akan karir yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan

alam dan teknologi

10) Meningkatkan kesadaran siswa akan tanggung jawabnya sebagai warga

negara dalam menyelesaikan/memecahkan masalah yang timbul di

dalam masyarakat terutama masalah-masalah yang erat hubungannya

(42)

11) Ilmu pengetahuan alam merupakan pengalaman yang menyenangkan

bagi siswa, dan ilmu pengetahuan alam yang mengacu masa depan.

Pendekatan sains teknologi masyarakat dilandasi oleh tiga hal penting

(Zulfiani, et al., 2009, hlm. 126), yaitu :

1) Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat.

2) Dalam proses belajar menganut pandangan kontruktivisme, yang pada

pokoknya menggambarkan bahwa siswa membentuk atau membangun

pengetahuan melalui interaksinya dengan lingkungan.

3) Dalam pengajarannya terkandung enam ranah, yang terdiri atas ranah

pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreatifitas, dan

ranah hubungan dan aplikasi.

d. Ranah Sains Teknologi Masyarakat

Yager (dalam Poediadi, 2010, hlm. 105) menyebutkan bahwa ada

enam ranah untuk pengajaran dan penilain STM. Pendekatan sains teknologi

masyarakat selalu berfokus pada kelima ranah yang saling berkaitan.

Adapun ranah-ranah tersebut sebagai berikut:

1) Ranah Konsep meliputi konsep-konsep, fakta, hukum, teori yang

digunakan oleh para ilmuwan

2) Ranah proses meliputi hal-hal yang berkaitan dengan cara

memperoleh/proses yang dilakukan untuk memperoleh ilmu atau

produk sains

3) Ranah kreativitas meliputi kombinasi objek dan ide atau gagasan

dengan cara yang baru, masalah menyelesaikan masalah

4) Ranah sikap meliputi sikap positif terhadap ilmu, memandang sains

sebagai suatu cara untuk menangani masalah

5) Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi menunjukan contoh-contoh

(43)
[image:43.595.142.507.123.552.2]

Gambar 2.4 Ranah STM

Berdasarkan ranah STM, maka penggunaan pembelajaran sains

dengan menggunakan STM diharapkan akan menghasilkan hal-hal sebagai

berikut:

1) Ranah Pengetahuan

a) Siswa meihat pengetahuan sebagai hal yang berguna bagi dirinya

sendiri

b) Siswa yang belajar melalui pengelaman yang diendapkan dalam aktu

yang cukup lama dan sering dapat menghubungkannya kepada situasi

baru.

2) Ranah Sikap

a) Minat siswa meningkat dalam pembelajaran

b) Siswa menjadi lebih ingin mengetahui tentang segala yang ada di

dunia

c) Siswa memandang guru sebagai fasilitator dan memandang sains

sebagai suatu cara untuk menangani masalah

3) Ranah Proses

a) Siswa melihat proses sains sebagai keterampilan yang dapat mereka

gunakan

b) Siswa melihat proses keterampilan yang mereka butuhkan untuk

menyempurnakan dan mengembangkannya menjadi lebih mantap

untuk kepentingan mereka sendiri KONSEP

PROSE S

KREATIFITAS

SIKAP APLIKASI

KETERKAITAN

Pandangan Dunia

Siswa Pandangan

Dunia

(44)

c) Siswa siap melihat hubungan proses sains kepaada aksi mereka sendiri

d) Siswa melihat proses sains sebagai bagian yang vitas dari apa yang

mereka lakukan dalam pelajaran sains

4) Ranah Kreativitas

a) Siswa lebih banyak bertanya dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

unik yang memacu minat mereka dan guru

b) Siswa terampil dalam mengajukan sebab dan akibat dari hasil

pengamatannya dan penuh dengan ide-ide murni

5) Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

a) Siswa dapat menghubungkan studi sains mereka dengan kehidupan

sehari-hari

b) Siswa terlibat dalam pemecahan isu-isu sosial dan mencari informasi

c) Siswa turut terlibat dalam perkembangan teknologi serta

menggunakannya untuk kepentingan dan relevansi dari konsep-konsep

sains (Zulfiani, et al., 2009, hlm. 127-128). e. Tahapan Sains Teknologi Masyarakat

Tahapan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran dapat

[image:44.595.113.516.170.736.2]

digambarkan sebagai berikut (Poedjiadi, 2010, hlm. 126) :

Gambar 2.5 Tahapan STM Pendahuluan :

Inisiasi/Invitasi/Persepsi/Ekplorasi

Pembentukan/Pengembangan Konsep

Aplikasi konsep dalam kehidupan : Penyelesaian Masalah atau Analisis Isu

Pemantapan Konsep

Penilaian

Pemantapan Konsep

(45)

5. Minyak Bumi

Pada Mata pelajaran kimia SMA terdapat materi minyak bumi, Menurut

Permendikbud No. 69 (2013), Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada materi

minyak bumi yaitu :

Tabel 2.7 Kompetensi Dasar Minyak Bumi Kompetensi Dasar

3. 2

Memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya

4. 2

Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaanya

a. Pengertian Minyak Bumi

Sumber energi utama yang digunakan untuk bahan bakar rumah

tangga, kendaraan bermotor dan mesin industri berasal dari minyak bumi,

batubara dan gas alam. Minyak bumi atau minyak mentah saat keluar dari

tanah adalah campuran kompleks hidroharbon dengan berbagai bobot

molekul. Hidrokarbon ringan berbentuk gas yang larut dalam campuran

cairan, sedangkan hidrokarbon berat berbentuk padatan dengan bobot

molekul lebih tinggi yang juga larut dalam campuran cairan (Moore, 2007,

hlm. 247).

b. Proses Pembentukan dan Pengeboran Minyak Bumi

Minyak bumi terbentuk dari peruraian senyawa-senyawa organik yang

berasal dari jasad organisme kecil yang hidup dilaut jutaan tahun lalu.

Proses peruraian berlangsung lambat di bawah suhu dan tekanan tinggi, dan

menghasilkan campuran hidrokarbon kompleks. Untuk memperoleh minyak

bumi dilakukan pengeboran. (Sukarmin, 2004, hlm. 37).

Lokasi minyak bumi ditemukan oleh para ahli dengan beberapa

tahapan (Justiana & Muchtaridi, 2009, hlm. 219), yaitu:

1) Awalnya para ahli melihat petunjuk di permukaan bumi. Minyak bumi

biasanya ditemukan di bawah permukaan yang berbetuk kubah,

(46)

2) Kemudian melakukan survei seismik untuk menentukan struktur batuan di bawah permukaan tersebut.

3) Selanjutnya melakukan pengeboran kecil untuk menentukan ada tidaknya

minyak. Jika ada, maka dilakukan beberapa pengeboran untuk

memperkirakan apakah jumlah minyak bumi tersebut ekonomis untuk

diambil atau tidak.

Pengeboran untuk mengambil minyak bumi di lepas pantai dapat

dilakukan dengan dua cara (Sukarmin, 2004, hlm. 38), yaitu:

1) Menanam jalur pipa di dasar laut dan memompa miyak ke daratan. Cara

ini digunakan apabila jarak ladang minyak cukup dekat ke daratan.

2) Membuat anjungan dimana minyak bumi selanjutnya dibawa oleh kapal

tanker menuju daratan. Di darat minyak bumi di bawa ke kilang minyak

untuk diolah menjadi bahan bakar yang dapat digunakan oleh

masyarakat.

c. Teknik Pemisahan Minyak Bumi

Pada prinsipnya pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua

langkah,yaitu desalting dan distilasi.

1) Desalting merupakan proses penghilangan garam yang dilakukan dengan

cara mencampurkan minyak mentah dengan air, tujuannya adalah untuk

melarutkan zat-zat mineral yang larut dalam air. Pada proses ini juga

ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk menghilangkan

senyawa-senyawa selain hidrokarbon. Setelah melalui proses desalting,

maka selanjutnya minyak akan menjalani proses distilasi.

2) Distilasi, Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian

diolah lebih lanjut dengan proses distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran berdasar perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang

diperoleh dari proses distilasi bertingkat ini adalah campuran

hidrokarbon yang mendidih pada interval (range) suhu tertentu.

Proses distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi

bertingkat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Utami, 2009, hlm.

(47)
[image:47.595.117.513.99.721.2]

Gambar 2.6 Destilasi Bertingkat dan Hasilnya d. Kegunaan Minyak Bumi Berdasarkan Fraksi

Hasil pengolahan minyak bumi dapat digunakan untuk kepentingan

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Produk-produk yang

dihasilkan dari minyak bumi, antara lain LPG, bensin, kerosin, minyak

solar, minyak pelumas, aspal, dan bahan baku industri petrokimia (Justiana

& Muchtaridi, 2009, hlm. 222).

Tabel 2.8 Fraksi Minyak Bumi Hasil Destilasi Bertingkat

Fraksi Jumlah

Atom C

Titik Didih (°C)

Kegunaan

Gas C1 – C5 –164– 30 Bahan bakar gas

Petroleum Eter C5– C7 30– 90 Pelarut bahan kimia

Bensin C5 – C12 30– 200 Bahan bakar motor

Kerosin,

Gambar

Tabel 2.4 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Pengayaan
Gambar 2.3 Keterkaitan Sains Teknologi dan Masyarakat
Gambar 2.4 Ranah STM
Gambar 2.5 Tahapan STM
+7

Referensi

Dokumen terkait

penulis adalah salah satu arsip yang didapatkan dari Dinas Sejarah yang berjudul “Profil Kepala Staf Angkatan Darat” Arsip tersebut dibuat langsung oleh Dinas Sejarah

Dengan melihat dinamika dari beberapa hal tersebut dan mencocokkannya dengan perencanaan sumber daya manusia yang sudah tersusun maka akan diketahui jabatan apa saja yang sedang

Liberalisasi perdagangan yang makin menguat dewasa ini mendorong pasar komoditas semakin terintegrasi baik secara regional maupun internasional. Hal tersebut memberi peluang

Hasil analisis diperoleh F hitung sebesar 12,062 dengan p-value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan variabel bebas yaitu

Oleh it u Kement erian Pelaj aran Malaysia (KPM) menyediakan program pembangunan pendidikan yang dapat melahirkan warganegara yang beril mu penget ahuan, celik ICT,

Dengan memberikan kegiatan ini selain bertujuan untuk mengatasi masalah penumpukan sampah, diharapkan nantinya peserta didik memiliki sikap kreatif yang dapat menjadi bekal

Dalam pelaksanaan upacara mitoni tersebut perlengkapan yang harus disiapkan antara lain adalah kursi untuk duduk calon ibu bayi, air kembang setanam yang ditaruh di dalam bokor, dan

bahwa untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan