S K R I P S I
ANALISIS PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN DAN
KINERJA PASAR TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTY YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
FERINA RAISA SASKIA
080503058
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: ―Analisis
Pengaruh Kinerja Perusahaan dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia‖ adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari penyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Mei 2012 Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil„alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT Rabb semesta alam, yang telah melimpahkan berbagai nikmat, hidayah dan kasih sayangNya kepada penulis, sehingga penulisan skripsi yang berjudul ―Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia‖ dapat diselesaikan dengan baik dan lancar dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan, semangat, nasihat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rustam, Msi, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.
6. Kedua orang tua saya, H. Muhammad Adi dan Hj. Sari Komala Dewi, dan saudara-saudari saya yang selama ini senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Mei 2012 Peneliti,
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN DAN KINERJA PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan dan kinerja pasar terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI selama Periode 2008-2010.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 41 Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI diperoleh 19 Perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara rasio-rasio dari Profitabilitas (Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin dan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap harga saham. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM)dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan baik Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earnings Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
THE INFLUENCE ANALYSIS OF COMPANIES AND MARKET PERFORMANCE TO STOCKS PRICE IN REAL ESTATE AND PROPERTY
COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to empirically study the effect of company performance and market performance on stock price. This research is classified as causal research and replication of former researches.
Population of this research are real estate and property firms which go public during the Period of 2008 to 2010. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 41 go public real estate and property firms, 19 are used as the samples of this study. The statistic method being used is double linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.
The result indicates that partially Return on Assets (ROA) variables significantly influence on stock price, whereas Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), and Composite Stock Price Index have no significant influence on stock price. Nevertheless, Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt and Composite Stock Price Index have no simultaneously influenced the stock price of real estate and property firms.
2.7 ... H etode Pengumpulan Data... 31
3.5 ... D efinisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
3.5.1 Variabel Independen ... 32
3.5.1.1 Return on Assets ... 32
3.5.1.2 Return on Equity ... 32
3.5.1.3 Net Profit Margin ... 32
3.5.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan ... 33
3.5.2 Variabel Dependen ... 33
3.6 ... M etode Analisis Data ... 34
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 34
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 35
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas ... 37
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 38
3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39
3.6.2.1 Model Regresi Linier Berganda ... 39
3.6.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 40
3.6.2.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1Data Penelitian ... 42
4.2Analisis Hasil Penelitian ... 42
4.2.1.Statistik Deskriptif ... 42
4.2.2.Pengujian Asumsi Klasik ... 44
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 44
4.2.2.2 Uji Multikolineritas ... 45
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 46
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 48
4.2.3.Analisis Regresi ... 49
4.2.3.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 51
4.2.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 52
4.2.3.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 53
4.3Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1Kesimpulan ... 57
5.2Keterbatasan Penelitian ... 58
5.3Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
3.1 Populasi Perusahaan Real Estate dan Property ... 29
3.2 Sampel Perusahaan Real Estate dan Property ... 30
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33
3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Autokolerasi ... 39
4.1 Descriptive Statistics ... 43
4.2 Tabel Hasil Uji Normalitas (1) ... 44
4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 46
4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 48
4.5 Run Test ... 49
4.6 Koefisien Regresi ... 50
4.7 Koefisien Determinasi ... 51
4.8 Hasil Uji-F ... 53
4.9 Hasil Uji-t ... 54
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
Halaman
i Daftar Populasi Perusahaan Real Estate dan Property ... 64
ii Daftar Sampel Perusahaan Real Estate dan Property ... 65
iii Daftar Variabel Dependen dan Independen 2008 ... 66
iv Daftar Variabel Dependen dan Independen 2009 ... 67
v Daftar Variabel Dependen dan Independen 2010 ... 68
vi Statistik Deskriptiv ... 69
vii Hasil Uji Normalitias (1) ... 69
viii Hasil Uji Normalitas (2)... 70
ix Hasil Uji Multikolinieritas ... 71
x Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 71
xi Hasil Uji Autokorelasi ... 72
xii Hasil Uji Run Test ... 72
xiii Koefisien Regresi ... 73
xiv Koefisien Determinasi ... 73
xv Hasil Uji F ... 74
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN DAN KINERJA PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan dan kinerja pasar terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI selama Periode 2008-2010.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 41 Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI diperoleh 19 Perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara rasio-rasio dari Profitabilitas (Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin dan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap harga saham. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM)dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan baik Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earnings Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
THE INFLUENCE ANALYSIS OF COMPANIES AND MARKET PERFORMANCE TO STOCKS PRICE IN REAL ESTATE AND PROPERTY
COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to empirically study the effect of company performance and market performance on stock price. This research is classified as causal research and replication of former researches.
Population of this research are real estate and property firms which go public during the Period of 2008 to 2010. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 41 go public real estate and property firms, 19 are used as the samples of this study. The statistic method being used is double linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.
The result indicates that partially Return on Assets (ROA) variables significantly influence on stock price, whereas Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), and Composite Stock Price Index have no significant influence on stock price. Nevertheless, Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt and Composite Stock Price Index have no simultaneously influenced the stock price of real estate and property firms.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal merupakan tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan instrumen-instrumen keuangan jangka panjang (saham, obligasi, right, derivatif, dan instrumen keuangan lainnya) yang terdaftar di bursa efek. Setiap instrumen keuangan jangka panjang tersebut terangkum dalam istilah sekuritas. Di Indonesia, sekuritas ditetapkan dan diawasi kegiatan pasar modalnya oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Pasar modal memiliki peran penting sebagai lembaga perantara dalam kegiatan ekonomi sebab pasar modal dapat menghubungkan pihak-pihak yang saling berkepentingan dan dapat menciptakan alokasi dana yang lebih efisien, karena dengan adanya pasar modal maka para investor dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Pasar modal juga dijadikan sebagai sumber dana alternatif bagi perusahaan dan dijadikan tolak ukur kemodernan suatu negara.
Seorang calon investor membutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai analisis harga dari saham yang ingin dibeli sebelum memutuskan untuk berinvestasi di pasar modal. Saham adalah surat berharga yang menyatakan kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan go public. Harga saham ini ditentukan oleh penerbitnya. Jika perusahaan penerbitnya mampu menghasilkan keuntungan/laba yang tinggi maka akan memungkinkan perusahaan memberikan dividen yang tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi dapat menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, dan akhirnya, harga saham tersebut akan meningkat. Pada akhirnya ini akan memberikan capital gain yang cukup besar untuk para pemegang saham.
Perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan/laba yang tinggi mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan tersebut baik. Ada beberapa metode mengukur kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga buah rasio yakni Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Net Profit Margin (NPM)
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba bersih. Return on Assets (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari total aset yang dimilikinya. Dan Return on Equity (ROE) menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari total Equity yang dimilikinya.
Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Net Profit Margin (NPM) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial
variabel Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan baik Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),
dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdapat di BEI.
Debora (2009) meneliti pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2004-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin dan Earnings Per Share berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara
parsial Return on Assets dan Return on Equity tidak berpengaruh, hanya Net Profit Margin dan Earnings Per Share yang berpengaruh.
Tarigan (2010) meneliti pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan makan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Earnings Per Share, Net Profit Margin, dan Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Nainggolan (2008) meneliti pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dan parsial Return on Assets, Return on Equity, dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
Ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti variabel-variabel dari penelitian terdahulu tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya penambahan variabel kinerja pasar, jenis perusahaan dan periode pengamatannya.
Kinerja perusahaan bukanlah satu-satunya hal yang memungkinkan terjadinya peningkatan harga pada saham. Kinerja pasar juga menentukan naik dan turunnya harga saham suatu perusahaan. Kinerja pasar yang dimaksud adalah kinerja pasar modal yang menunjukkan sebuah totalitas, sebuah akumulasi, resultante dari keseluruhan kinerja masing-masing saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Kinerja saham diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jika IHSG naik, berarti kinerja pasar naik. Dan jika IHSG turun, berarti kinerja pasar sedang merosot.
pertumbuhan penduduk yang juga terus meningkat jumlahnya. Peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah pendapatan penduduk per kapita penduduk Indonesia, juga menambah keberagaman permintaan akan kebutuhan properti di Indonesia. Selain itu, tingginya angka urbanisasi dan telah adanya beberapa bank di Indonesia yang dengan berani memberikan tarif bunga flat selama 5 tahun untuk membeli properti, semakin memudahkan masyarakat untuk memiliki tempat tinggal idaman yang mereka inginkan dan pada akhirnya, semakin meningkat pula permintaan akan properti di Indonesia.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh kinerja perusahaan dan kinerja pasar terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan dan kinerja pasar berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat berguna bagi berbagai pihak seperti: 1. Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan peneliti di dalam bidang
akuntansi khususnya mengenai pengaruh kinerja perusahan dan kinerja pasar terhadap harga saham bagi investor, sehingga dapat menjadi referensi bagi peneliti jika sewaktu-waktu dimintai pendapatnya.
2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan pertimbangan sebelum melakukan investasi saham.
3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan di pasar bursa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasar Modal
Pasar modal menurut Tendelilin (2001 : 13) adalah ―pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjual belikan sekuritas‖. Dengan demikian, pasar modal
juga dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Selain itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal.
Pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar (Samsul, 2006 : 46), yaitu:
milik perorangan atau beberapa pihak saja, dan sekarang menawarkan kepada masyarakat umum. Penawaran umum awal ini, yang disebut juga initial public offering (IPO), telah mengubah status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka (Tbk.). Terbuka di sini berarti perseroan dapat dimiliki oleh masyarakat luas dan mempunyai kewajiban untuk membuka semua informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat, kecuali yang bersifat rahasia untuk menjaga persaingan. Penawaran Umum didefinisikan oleh UUPM tahun 1995
sebagai: ―Kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk
menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.‖
2. Pasar Kedua (Sekunder). Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada dalam satu gedung di lantai perdagangan (trading floor). Dikatakan sarana karena para perantara efek tidak berada dalam satu gedung, tetapi dalam satu jaringan sistem perdagangan dan kantor perantara efek tersebar di beberapa kota. Terbentuknya harga pasar oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para investor ini disebut juga dengan instilah order driven market.
3. Pasar Ketiga. Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa. Para market maker ini akan bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market maker.
4. Pasar Keempat. Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Dengan kemajuan teknologi, mekanisme ini dapat terjadi melalui electronic communication network (ECN) asalkan para pelaku memenuhi syarat, yaitu memiliki efek dan dana.
Saham menurut (Tendelilin, 2001 : 18) merupakan ―surat bukti
kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham‖. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjual belikan di pasar modal.
Menurut Bambang Riyanto (2000:5), perusahaan tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan.
b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan dan perkembangan perusahaan.
c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan perusahaan.
Saham secara umum dapat dibedakan menjadi dua (Samsul, 2006 : 45), yaitu:
1. Saham Preferen. Saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasokkan dana ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan.
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham seperti yang dikemukakan oleh Fakhruddin (2001), yaitu:
1) Dividen
Dividen merupakan keuntungan yang diberikan oleh perusahaan penerbit saham atas laba yang diperoleh perusahaan. Jika seorang pemegang saham tersebut harus menyimpan saham tersebut dalam kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dengan persetujuan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemegang saham akan bertambah.
2) Capital Gain
Capital gain merupakan selisih harga saham yang diperoleh pemegang saham dimana harga saham ketika dijual lebih besar dari pada harga belinya. Capital gain merupakan keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham untuk investasi jangka pendek.
2.3 Kinerja Perusahaan
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.
Menurut Sawir (2005:1), ―Pengertian kinerja keuangan adalah ukuran
mengenai seberapa jauh perusahaan-perusahaan berada dari batas normal agar perusahaan dapat dikatakan sehat dan berjalan baik sehingga dapat memenuhi
kewajibannya dan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang‖.
Menurut Hanafi (2003:69), ―Pengukuran kinerja keuangan didefinisikan
sebagai ―financial performing measurement― (pengukuran kinerja keuangan)
adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam
pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.‖
keuangan adalah suatu nilai dari usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi keeefisienan dan keefektivitasan keuangan dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
Perusahaan menggunakan nilai kinerja keuangan dimasa lalu untuk memprediksikan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga evaluasi terhadap nilai perusahaan dapat dilakukan dan keputusan investasi dapat dilaksanakan pada saat ini.
Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan melalui analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknis analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. (Wild, 2004:3)
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.
2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.
4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya 5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
2.3.1 Return on Assets (ROA)
Return on Assets merupakan rasio yang membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva. Assets atau disebut juga aktiva
didefinisikan FASB dalam Harahap (2007 : 206) sebagai ―kemungkinan
keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang
sudah berlalu‖.
Return on Asset digunakan untuk mengukur efisiensi aktivitas
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi Return on Assets suatu perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula. Investor cenderung lebih memilih saham dengan Return on Assets yang tinggi.
2.3.2 Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan rasio yang membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan total ekuitas. Equity atau ekuitas menurut Harahap (2007 : 209) adalah ―suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan, equity adalah
modal pemilik‖.
Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas perusahaan dari sudut pandang pemegang saham. Return on Equity digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam pengelola modal yang tersedia untuk memperoleh laba bersih. Semakin tinggi Return on Equity maka semakin baik pula manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.
2.3.3 Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin menurut Alexandri (2008 : 200) adalah rasio
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu menurut Kodrat dan Kurniawan (2010 : 31). Net Profit Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Net Profit Margin yang rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Net Profit Margin yang tinggi juga menandakan bahwa kinerja
perusahaan yang produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hubungan antara laba bersih setelah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi untuk para investor yang telah memberikan modalnya untuk suatu risiko.
2.4 Kinerja Pasar
Kinerja pasar tidak selalu bergerak seiring dan seirama dengan kinerja saham. Ada dua kemungkinan. Pertama kinerja saham bergerak sejalan dengan kinerja pasar. Artinya, jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut naik. Kedua, kinerja saham bergerak berlawanan dengan kinerja pasar. Artinya, jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut justru akan turun.
IHSG yang tumbuh pesat, bukan berarti setiap investor yang berinvestasi di saham akan pasti akan mendapatkan keuntungan besar. Hal ini tergantung dari portofolio yang dimiliki si investor, apakah kinerja saham-saham yang dikelolanya selalu sejalan dengan gerakan IHSG atau tidak. Jika saham yang dimiliki itu senantiasa bergerak seirama dengan IHSG, maka dapat dipastikan jika kinerja pasar bagus maka si investor akan meraih keuntungan (imbal hasil) yang juga bagus.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai harga saham telah beberapa kali dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Penelitian Siregar (2011) dengan judul ―Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Earnings Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Barang
Konsumsi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009‖ menunjukkan hasil Secara parsial variabel Net Profit Margin (NPM) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial
Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),
dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Di mana variabel independen yang digunakan adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio
(DER), dan Earnings Per Share (EPS).
Penelitian Debora (2009) dengan judul ―Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia‖ menunjukkan hasil Secara simultan ada pengaruh antara
Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Earnings Per
Share terhadap harga saham. Secara parsial Return on Assets, Return on
Equity memiliki pengaruh yang tidak signifikan, sedangkan Net Profit Margin
dan Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan. Di mana variabel independen yang digunakan adalah Return on Asstes (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),dan Earnngs Per Share (EPS).
Penelitian Nainggolan (2008) dengan judul ―Pengaruh Variabel
Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia‖ menunjukkan hasil Secara simultan Return on Assets
(ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value Per Share tidak
berpengaruh secara signifikan. Secara parsial Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara
Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value Per Share.
Adapun penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat selengkapnya pada tabel 2.1 berikut. simultan baik Return
No. Peneliti /
Secara parsial, rasio
Return on Equity simultan Debt Equity Ratio (DER), Return
No. Peneliti /
Secara parsial Return
on Equity (ROE)
Secara simultan Cash Dividend Coverage,
No. Peneliti /
No. Peneliti /
Secara parsial Return
on Assets (ROA),
Debt to Equity Ratio
(DER), dan Beta
saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan Book
Secara parsial Return
on Assets (ROA),
Sumber: Diolah oleh penulis (2012)
2.6 Kerangka Konseptual
hal-Harga Saham (Y)
hal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Kerangka Teoretis menurut Erlina (2011 : 33) adalah ―suatu model yang
menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalah suatu masalah tertentu. Kerangka teoretis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu,
antara variabel bebas dan variabel terikat‖. Berdasarkan latar belakang masalah
dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
H5
H1
H2
H3
H6
H4
H7
Kinerja Perusahaan
Return on Assets
(X1)
Return on Equity
(X2)
Net Profit Margin
(X3)
Kinerja Pasar
Sumber: Diolah oleh penulis (2012)
Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan. Return perusahaan akan semakin meningkat apabila laba perusahaan
meningkat. Apabila return perusahaan tinggi makan akan menyebabkan harga saham bergerak naik. Jadi, Return on Assets berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan dihasilkan perusahaan. Return perusahaan yang tinggi akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut bergerak naik. Jadi, Return on Equity berpengaruh terhadap harga saham.
Net Profit Margin (NPM) merupakan sebuah rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur persentase dari sisa setiap rupiah setelah semua biaya dan beban, termasuk bunga, pajak, dan dividen saham preferen dikurangi. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba yang pada akhirnya menyebabkan harga saham perusahaan meningkat. Jadi, Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham.
Gabungan menunjukkan semakin banyak investor yang mempercayakan modalnya di pasar modal. Ada dua kemungkinan mengenai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Pertama, kinerja saham bergerak sejalan dengan kinerja pasar yang berarti jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut naik. Kedua, kinerja saham bergerak berlawanan dengan kinerja pasar yang berarti jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut justru akan turun. Oleh karena itu, Indeks Harga Saham Gabungan berpengaruh terhadap harga saham.
Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Harga saham senantiasa bergerak dan pergerakan tersebut ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri di pasar modal. Bagi investor, harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan.
2.7 Hipotesis
Hipotesis menurut Erlina (2011 : 30) adalah ―proposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris‖. Berdasarkan dari uraian kerangka
konseptual diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1 : terdapat pengaruh Return on Assets terhadap harga saham.
H2 : terdapat pengaruh Return on Equity terhadap harga saham.
H3 : terdapat pengaruh Net Profit Margin terhadap harga saham.
H4 : terdapat pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan terhadap harga
H5 : terdapat pengaruh kinerja perusahaan terhadap harga saham. H6 : terdapat pengaruh kinerja pasar terhadap harga saham.
H7 : terdapat pengaruh Return on Assets, Return on Equity, Net Profit
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Desain penelitian kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menguji pengaruh kinerja perusahaan (Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin) dan kinerja pasar (Indeks Harga Saham Gabungan) terhadap
harga saham.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder menurut Erlina (2011 : 31) adalah ― data yang dikumpulkan dari
sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak
lainnya‖. Sumber data diperoleh dari buku, jurnal, internet, laporan keuangan,
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari setap objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ridwan & Kuncoro, 2008). Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, 2009, dan 2010, yaitu berjumlah 41 perusahaan.
Sampel merupakan bagian dari sampel yang memiliki karakteristik yang sama yang telah dipilih sesuai dengan kriteria. Teknik pengambilan sampel dari perusahaan ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling menurut Erlina (2011 : 87) yaitu ―teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan
pertimbangan (judgement) atau berdasarkan kuota tertentu‖. Kriteria yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah:
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2008 hingga 2010.
3. Perusahaan tersebut menghasilkan laba (earnings) positif dalam tahun 2008 hingga 2010.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel berjumlah 19 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan yang berati berjumlah 57 unit analisis.
Tabel 3.1
Populasi Perusahaan Real Estate dan Property
No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel
21 DILD Intiland Development Tbk. √ √ √ 10
22 JAKA Jaka Inti Realtindo Tbk. √ X X
No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
Sumber: Diolah oleh penulis (2012)
Tabel 3.2
Sampel Perusahaan Real Estate dan Property
No Kode Nama Perusahaan
1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 2 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 3 CTRA Ciputra Development Tbk. 4 CTRP Ciputra Property Tbk. 5 CTRS Ciputra Surya Tbk.
7 DART Duta Anggada Realty Tbk. 8 DUTI Duta Pertiwi Tbk.
9 GMTD Gowa Makassar Tourism Dev. Tbk.
No Kode Nama Perusahaan
11 JRPT Jaya Real Property Tbk. 12 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk. 13 LPCK Lippo Cikarang Tbk. 14 LPKR Lippo Karawaci Tbk.
15 MDLN Modernland Realty Ltd. Tbk. 16 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk.
17 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 18 SMRA Summarecon Agung Tbk.
19 SIPP Suryainti Permata Tbk. Sumber: Diolah oleh penulis (2012)
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu metode mengumpulkan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengunduh data-data yang diperlukan dari www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.5.1 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, dapat berupa hubungan positif ataupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Indeks Harga Saham
Gabungan.
3.5.1.1Return on Assets
Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang
membandingkan laba bersih penjualan setelah pajak dengan total aktiva.
ROA =
X 100 %
3.5.1.2Return on Equity
Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang
membandingkan laba bersih penjualan setelah pajak dengan total ekuitas.
ROE =
X 100 %
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.
NPM =
X 100 %
3.5.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Indeks Harga Saham Gabungan yang dipakai adalah indeks pasar saham pada saat penutupan perdagangan (closing index).
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen menurut Erlina (2011 : 36) adalah ―variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau
variabel bebas‖. Variabel yang digunakan adalah harga saham. Harga
Saham yang dipakai adalah harga pasar per lembar saham pada saat penutupan (closing price).
Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1 Return on Assets (X1)
Rasio yang
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.
ROA= X100%
No Variabel Konsep Variabel Indikator
2 Return on
Indeks rata-rata pada saat penutupan (closing index).
Sumber: data diolah oleh penulis (2012)
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS 18.0 (Statistical Product and Services Solution). Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa statistik dengan menggunakan SPSS. Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk memenuhi kriteria dimana tidak terjadi penyimpangan yang signifikan dari asumsi-asumsi yang telah ditentukan dan agar pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Pengujian asumsi klasik juga dilakukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinieritas, dan gejala autokorelasi.
Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinieritas, dan tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinieritas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias namun tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik yang dilakukan peneliti meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2006 : 110) adalah
―bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residul memiliki distribusi normal‖. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), atau angka signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,
2. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standizzed residual variabel independen, dimana:
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas menurut Ghozali (2006 : 91) bertujuan
―untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen)‖. Multikolinieritas menurut Umar (2003 : 132) adalah ―ada tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya‖. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya (Ghozali, 2005 : 91). Cara untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas, yaitu:
1) nilai R2 pada estimasi model regresi,
2) menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, 3) menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance.
Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih dari 5 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.
Uji Heteroskedastisitas menurut Ghozali (2006 : 105)
bertujuan ―untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain‖. Jika variance dari satu pengamatan ke
pengamatan lain sama, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati pola grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya.
Menurut Ghozali (2006: 105), dasar analisisnya adalah:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar, kemudian menyempit) maka telah mengindikasikan heteroskedatisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menurut Ghozali (2006 : 95) bertujuan
―untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara
periode sebelumnya. Metode regresi yang baik apabila tidak terdapat autokorelasi.
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi (Situmorang, 2010) yaitu: Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian
3.6.2.1 Model Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis regresi berganda, yaitu metode statistik yang digunakan untuk menguji hubungan satu variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Persamaan regresi linier berganda yaitu :
Dimana:
Y = Harga saham
α = konstanta
X1 = Return on Assets (ROA)
X2 = Return on Equity (ROE)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
X4 = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
β1 , β2 , β 3, β 4 = koefisien regresi
e = variabel penganggu (error) 3.6.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji siginifikansi parsial menurut Ghozali (2006 : 87)
―menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependennya‖.
Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.
Hipotesis yang diajukan:
Ho : bi = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh.
Ha : bi ≠ 0 menunjukkan ada pengaruh.
a. Ha diterima apabila t hitung > t tabel, pada α = 5% dan nilai
probabilitas < level of significant sebesar 0,05,
b. Ha ditolak apabila t hitung < t tabel, pada α = 5% dan nilai
probabilitas > level of significant sebesar 0,05.
4.6.1.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) apabila dimasukkan ke dalam model terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji: Ho : bi = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0 semua variabel independen
tidak berpengaruh secara simultan.
Ha : bi = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 ≠ 0 semua variabel independen
berpengaruh secara simultan.
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :
a. Ha diterima apabila F hitung > F tabel, pada α = 5% dan nilai
probabilitas < level of significant sebesar 0,05,
b. Ha ditolak apabila F hitung < F tabel, pada α = 5% dan nilai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data penelitian
Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian
menggunakan regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18 for windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Penelitian ini menggunakan perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, 2009, 2010 sebagai objek penelitian. Berdasarkan hasil penyeleksian menggunakan kriteria yang telah ditetapkan, maka diperoleh sampel sebanyak 19 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan sehingga berjumlah 57 unit analisis.
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
penelitian. Statistik deskriptif dari variabel penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 57 .02 8.03 3.1798 2.17050
ROE 57 .06 21.50 6.7632 4.64551
NPM 57 .89 1164.75 37.0772 152.53019
IHSG 57 1355.41 3703.51 2531.0933 967.13174
HS 57 50.00 2100.00 389.0000 374.04025
Valid N (listwise) 57
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Variabel ROA (Return on Assets) memiliki nilai minimum 0,02 dan nilai maksimum 8,03 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 3,1798 dan standar deviasi variabel ini adalah 2,17050 dengan jumlah sampel sebanyak 57,
b. Variabel ROE (Return on Equity) memiliki nilai minimum 0,06 dan nilai maksimum 21,50 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 6,7632 dan standar deviasi variabel ini adalah 4,64551 dengan jumlah sampel sebanyak 57,
c. Variabel NPM (Net Profit Margin) memiliki nilai minimum 0,89 dan nilai maksimum 1164,75 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 37,0772 dan standar deviasi variabel ini adalah 152,53019 dengan jumlah sampel sebanyak 57,
perputaran persediaan sebesar 2531,0933 dan standar deviasi variabel ini adalah 967,13174 dengan jumlah sampel sebanyak 57, e. Variabel HS (Harga Saham) memiliki nilai minimum 50 dan nilai
maksimum 2100 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 389 dan standar deviasi variabel ini adalah 374,04025 dengan jumlah sampel sebanyak 57.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas pada penelitian ini menggunakan model Kolmogrov-Smirnov dan grafik histogram. Pada tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,126 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas (1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 57
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 332.36795507
Most Extreme Differences Absolute .156
Positive .156
Negative -.099
Kolmogorov-Smirnov Z 1.176
Asymp. Sig. (2-tailed) .126
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (2)
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012)
Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel HS (Harga Saham) berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.
4.2.2.2 Uji Multikolonieritas
1) VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas 2) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas
3) Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
4) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas Dari hasil output terlihat bahwa semua data (variabel) tidak terkena multikolinieritas.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012) 4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y terlihat dari grafik scatterplot yang disajikan pada gambar 4.2. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independennya.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada table 4.4 berikut. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil Durbin Watson (DW) adalah sebesar 2,498 dan berada pada daerah No Autocorelation yaitu du<d<4-du (1,73<2,098<2,27) yang artinya tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
a. Predictors: (Constant), IHSG, NPM, ROE, ROA b. Dependent Variable: HS
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012)
Hasil ini didukung dengan pengujian autokorelasi lainnya yaitu dengan menggunakan runs test. Runs test menurut Ghozali (2006 : 103) digunakan ―untuk melihat apakah data residual terjadi
secara random atau tidak‖. Jika antar residual tidak terdapat
signifikansi dibawah 0,05 disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut. Hasil pengujian:
Tabel 4.5 Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -82.63596
Cases < Test Value 28
Cases >= Test Value 29
Total Cases 57
Number of Runs 35
Z 1.473
Asymp. Sig. (2-tailed) .141
a. Median
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012)
Dari tabel 4.5 (Runs Test) tersebut dapat dilihat nilai tes sebesar -82,63596 dengan probabilitas signifikan adalah 0,141 diatas 0,05, berarti tidak terdapat gejala autokorelasi pada model regresi.
4.2.3 Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil berikut ini:
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier barganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.628 137.567 .121 .904
ROA 83.560 43.349 .485 1.928 .059
ROE -11.563 20.170 -.144 -.573 .569
NPM -.252 .303 -.103 -.832 .409
IHSG .077 .049 .198 1.577 .121
a. Dependent Variable: HS
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012)
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut :
Harga Saham = 16,628 + 83,560 (ROA) – 11,563 (ROE) – 0,252 (NPM) + 0,077 (IHSG) + e
Keterangan:
2. β1 sebesar 83,56 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Return on Assets sebesar 1 % akan diikuti oleh kenaikan Harga Saham sebesar 83,56 dengan asumsi varabel lain tetap.
3. β2 sebesar -11,563 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Return on Equity sebesar 1 % akan diikuti oleh penurunan Harga Saham sebesar 11,563 dengan asumsi variabel lain tetap.
4. β3 sebesar -0,252 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Net Profit Margin sebesar 1 % akan diikuti oleh penurunan Harga Saham sebesar 0,252 dengan asumsi variabel lain tetap. 5. β4 sebesar 0,077 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Indeks
Harga Saham Gabungan sebesar 1 % akan diikuti oleh kenaikan Harga Saham sebesar 0,077 dengan asumsi variabel lain tetap.
4.2.3.2 Analisis Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7
a. Predictors: (Constant), IHSG, NPM, ROE, ROA
Pada model summary tersebut dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,459 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham (variabel dependen) dengan Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin dan Indeks Harga Saham (variabel independen) mempunyai hubungan yang cukup erat yaitu sebesar 45,9%.
Tipe hubungan antar variabel dapat dipastikan sebagai berikut (Situmorang, 2010 : 145):
1) 0,0 – 0,19 : sangat tidak erat 2) 0,2 – 0,399: tidak erat 3) 0,4 – 0,59 : cukup erat 4) 0,6 – 0,79 : erat 5) 0,8 – 0,99 : sangat erat
Nilai adjusted R square sebesar 0,15 atau 15% mengindikasikan bahwa variasi dari keempat variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 15% dan sisanya 85% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
4.2.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen, untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). Jika F hitung> F tabel maka H0 ditolak
dan Ha diterima, sedangkan jika F hitung< F tabel maka H0 diterima
ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.8
terlihat hasil sebagai berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1648513.456 4 412128.364 3.464 .014a
Residual 6186228.544 52 118965.934
Total 7834742.000 56
a. Predictors: (Constant), IHSG, NPM, ROE, ROA
b. Dependent Variable: HS
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012)
Tabel di atas mengungkapkan bahwa nilai F hitung< F tabel (3,464 < 2,55) yang berarti bahwa H0 diterima dan Ha ditolak,
artinya variabel bebas Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Indeks Harga Saham Gabungan secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.2.3.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
atau ditolak jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak,
sedangkan jika thitung < ttabel maka Ha ditolak atau H0 diterima. Jika
tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.628 137.567 .121 .904
ROA 83.560 43.349 .485 1.928 .059
ROE -11.563 20.170 -.144 -.573 .569
NPM -.252 .303 -.103 -.832 .409
IHSG .077 .049 .198 1.577 .121
a. Dependent Variable: HS
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012)
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Nilai signifikansi ROA = 0,059, hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (1,972>1,67469), yang berarti bahwa Ha
diterima dan H0 ditolak artinya Return on Assets secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
b) Nilai signifikansi ROE = 0,569, hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel (-0,573 <1,67469), yang berarti bahwa H0
diterima dan Ha ditolak artinya Return on Equity secara parsial
c) Nilai signifikansi NPM = 0,409, hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel (-0,832 <1,67469), yang berarti bahwa H0
diterima dan Ha ditolak artinya Net Profit Margin secara parsial
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
d) Nilai signifikansi IHSG = 0,121, hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel (1,577 < 1,67469), yang berarti bahwa H0
diterima dan Ha ditolak artinya Indeks Harga Saham Gabungan
secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,150. Hal ini berarti bahwa 15% variasi
atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Indeks Harga Saham
Gabungan, sedangkan sisanya sebesar 85% dijelaskan oleh sebab-sebab atau variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Variabel lain yang dapat juga mempengaruhi harga saham adalah Deviden Payout Ratio (DPR), Earnings Per Share (EPS), Debt to Equity Ration (DER),
Price Earnings Ratio (PER), Market to Book Value, ataupun juga dari