• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Persepsi, Perilaku Konsumsi dan Preferensi Terhadap Pangan Tradisional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Persepsi, Perilaku Konsumsi dan Preferensi Terhadap Pangan Tradisional"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

•• t!:1!:

&

lti

1

'

l

r

Vol. No. Hal. Jakarta ISSN

PANG AN

21 2 2ll-311 September 2012 0852-0607

' -

(2)

ISSN 0852 - 0607

PANG AN

Volume 21 Nomor 3, September 2012

Diterbitkan berkala empat kali setahun pada bulan Maret, Juni, September dan Desember oleh : Divisi R & D Perum BULOG

Terakreditasi B Nomor: 327/Akred-LIPI/P2MBI/04/2011

Pelindung:

Direktur Utama Perum BULOG.

Penasehat Redaksi : 1. Direksi Perum BULOG 2. Sekretaris Perusahaan

Dewan Penyunting :

1. Prof. Dr. M. Husein Sawit (Ekonomi Pertanian dan Kebijakan Pertanian)

2.

Prof. Dr. Gono Semiadi (Peternakan dan Pengelolaan Satwa Liar) 3. Dr. Hariyadi Halid (Pengendalian Hama)

4. Dr. P. Suharno (Pemasaran dan Teknologi Pertanian) 5. Dr. Mohammad lsmet (Ekonomi Pertanian)

6. lr. Agus Saifullah , M.Sc. (Kebijakan Pangan dan Analisa Harga)

Mitra Bestari :

1. Prof. Dr. lr. Endang Gumbira Said, M.A. DW 2. Prof. Dr. lr. lstiqlal Amien , M.Sc.

3. Prof. Dr. lr. Bustanul Arifin, M.Sc. 4. Prof. Dr. lr. Fransiska R. Zakaria, M.Sc.

Dewan Redaksi : Ketua :

lr. Djoni Djunarsa, M.Sc.

Sekretaris : Muhson, S.E.

Anggota:

1. lr. Maqdisa, M.M.

2. Eny Cahyaningsih, S.Si. 3. Moch. Gelar Hidayat, S.Si. 4. Nunun Damayanti, S.T

Sekretariat :

1. Ni Ketut Mulyawati, S.E. 2. Yetrin Lagandesa

Alamat Redaksi :

Divisi R & D, Gd. BULOG I Lt. XI

Jl. Gatot Subroto Kav 49, Jakarta Selatan 12950 Telp. 021-5252209, ext. 2123, 2131,2133 Fax. 021-5255047

E-mail Address : redaksi@majalahpangan .com Website : http://www.majalahpangan.com

PANGAN adalah media ilmiah yang mempublikasikan artikel ilrn iah, kajian tentang pangan baik sains maupun terapan dan tulisan lainnya y,:mg berkaitan dengan pangan . Redaksi menerima tulisan dari semua bidang ilmu yang terkait dengan komoditi pangan dari segala su mber. lsi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Redaksi panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Kuasa-Nya, akhirnya Majalah "Pangan" Vol. 21 No 3, September 2012 ini dapat diterbitkan. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada penulis yang telah menyumbangkan gagasan dan pemikirannya dalam bentuk artikel yang diterbitkan dalam majalah "Pangan". Tak lupa, ucapan terima kasih juga Redaksi sampaikan kepada dewan editor baik internal maupun mitra bestari Prof. Dr. Bustanul Arifin dan Prof. Dr. lr. Endang Gumbira Sa'id, MA.Dev yang telah membantu menelaah artikel yang akan diterbitkan.

Pada edisi ketiga di tahun 2012 ini Majalah "Pangan" menghadirkan delapan artikel. Artikel pertama mengenai pengembangan teknologi pengendalian serangga hama gudang

menggunakan pestisida alami berbasis nimba (Azadirachta indica. A.Juss) yang ditulis

oleh Sulaeman Yusuf, dkk. Artikel lain yang mengangkat topik teknologi ditulis oleh Gatot Pramuhadi dengan judul "Aplikasi Herbisida di Kebun Tebu Lahan Kering (Herbiciding at Dry Land Sugarcane Plantation)". Sugiyono, dkk mengembangkan model pendugaan umur simpan produk granula ubi kayu dengan menggunakan model isoterm sorpsi air dan pendekatan kadar air kritis. Selanjutnya Fransiska, dkk menghadirkan artikel mengenai manfaat MSMn (minyak sawit mentah) dalam meningkatkan kapasitas antioksidan plasma dan sel darah merah dengan responden di Kecamatan Dramaga, Bogar diikuti dengan artikel yang ditulis oleh Eri Purnomohadi, dkk menyajikan "Analisis Persepsi, Perilaku Konsumsi dan Preferensi Terhadap Pangan Tradisional". Artikel mengenai diversifikasi pangan diangkat oleh Yunita Siti Mardhiyyah dan C. Hanny Wijaya dengan judul "Manggulu, Pangan Lokal Berkalori Tinggi yang Kaya Serat Alami". Artikel selanjutnya ditulis oleh Noer Sutrisno mengenai analisis non konvensional dengan menyoroti aspek gizi, kerawanan pendapatan rumah tangga dan ketidaktepatan perumusan kebijakan beras. Dan yang terakhir adalah atiikel berjudul "Produksi Padi Optimum Rasional : Peluang dan Tantangan" ditulis oleh Tadjuddin Bantacut.

Pada akhirnya kami berharap majalah PANGAN senantiasa mampu memberi nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan atas informasi tentang pangan dan segala aspeknya. Dan atas dukungan anda pula semoga kami bisa menghadirkan edisi selanjutnya.

Selamat membaca.

Redaksi

(4)

PANG AN

Media Komunikasi dan Informasi

Vol. 21 No.3 September 2012

DAFTAR lSI

ARTlKEL

A. Pengembangan Tekonologi Pengendalian Serangga Hama Gudang Menggunakan Pestisida Alami Berbasis Nimba (Azadirachta indica. A.Juss)

Derelopment of Stored Product Pest Control Teclmolr:gy Using Biopesticide Based on Neem

(Azadirachta indica. A. Juss)

Sulaeman Yusut: S. Khoirul Himmi, Didi Tarmadi, Deni Zulfiana, Maya Ismayati, Atik Setyowati ... .

B. Aplikasi Herbisida di Kebun Tebu Lahan Kering Herb iciding at Dry Land Sugarcane Plantation

Gatot Pramuhadi ... ... ... .. .. .. ... .... ... ... ... ... .... .. .. ... ... ... ... .

C. Pendugaan Umur Simpan Produk Granula Ubi Kayu Menggunakan Model Isoterm Sorpsi Air

Shelf life Prediction of Cassava Granule using Moisture Sorption Isotherm Model

Sugiyono, Hoerip Satyagraha, Wiwiek Joelijani, Elvira Syamsir ... ... .

D. Kapasitas Antioksidan Plasma dan Sel Darah Merah Responden di Kecamatan Dramaga, Bogor

Plasma and Erythrocyte Antioxidant Capacity of the Respondents in Dramaga County, Bogar

Fransiska R. Zakaria, Misran,dan Waysima ... .

E. Manggulu, Pangan Lokal Berka Iori Tinggi yang Kaya Serat Alami

Manggulu, Local Food ll'ith High Calorie and Rich Natural Fiber

Halaman

211-220

221-232

233-244

245 - 258

Yunita Siti Mardhiyyab dan C. Hanny Wijaya ... .. ... 259 - 270

F. Menuju Pembangunan Pangan Efisien dan Efektif: Ketahanan Pangan Berpandu Gizi

Toward th e Development of Effective and Efficient Food: Nutrition-Guided Food Security

Noer Soetrisno ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .

G. Produksi Padi Optimum Rasional: Pcluang dan Tantangan

Rationally Optimum Paddy Production : Chance and Challenge

Tajuddin Bantacut .. ... .. ... ... ... ... .. .... .. ... ... ... ... ..

H. Analisis Persepsi, Perilaku Konsumsi dan Preferensi terhadap Pangan Tradisional

Perception Analysis, Consumption b・ィ。カゥッQセ@ and Preference toward Traditional Food

Eri Pumomohadi, Ujang Sumarwan, Ph.D,Asep Saefuddin, Ph.D, Eva Z. Yusuf, Ph.D ... .

271-280

281 -296

(5)

Analisis Persepsi, Perilaku Konsumsi dan Preferensi

Terhadap Pangan Tradisional

Perception Analysis, Consrunption Behavior, and Pre_{erence

Toward Traditional Food

Eri Purnomohadi, Ujang Sumarwan, Asep Saefuddin,

Eva Z. Yusuf

Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis lnstitut Pertanian Bogar

Gedung MB IPB -Jl. Raya Pajajaran, Bogar - Indonesia 16151

Email : epumomohadi@yahoo. com

Naskah diterima : 10 Juni 2012 Revisi Pertama : 20 J uni 2012 Revisi Terakhir : 30 Juli 2012

ABSTRAK

, . Tujuan penelitian adalah menganalisis persepsi konsumen terhadap berbagai jenis makanan ringan tradisional , pola konsumsi berbagai jenis makanan ringan tradisional , dan menganalisis faktor-faktor yang mernpengaruhi preferensi terhadap makanan ringan tradisional. Dalam studi ini diuji model Preferensi Makanan yang dikembangkan Khan (1981) yang menyatakan preferensi makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor pribadi, pendidikan, biologi dan psikologi, budaya, religi dan regional, ekstriksik dan instrinsik. Sementara faktor pribadi dan pendidikan saling dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Lokasi penelitian ini berada di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survey rnelalui penyebaran kuesioner kepada masyarakat (responden) yang berusia 16-60 tahun sebanyak 503

orang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap rnuka. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah multistage random sampling. Analisis Persamaan Model Struktural atau

Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk rnenguji faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi

konsurnen terhadap rnakanan ringan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor biologi dan psikologi (meliputi indikator usia , jenis kelamin, dan pengaruh psikologi), faktor instrinsik (meliputi rasa, aroma, SEM penampilan, dan kualitas makanan), faktor pribadi (meliputi indikator selera, emosi, dan kepribadian) memberikan pengaruh langsung yang signifikan terhadap preferensi konsumen dalam memilih dan mengonsumsi makanan ringan tradisional. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap faktor pribadi secara signifikan sedangkan faktor pribadi berpengaruh terhadap preferensi konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi berpengaruh tidak langsung terhadap preferensi konsumen melalui faktor pribadi. Demikian pula dengan faktor ektrinsik yang memiliki hubungan dengan faktor biologi dan psikologi, serta faktor intrinsik. Sedangkan faktor biologi dan psikologi, serta faktor intrinsik berpengaruh terhadap preferensi konsumen . Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor ektrinsik berpengaruh tidak langsung terhadap preferensi konsumen melalui faktor biologi dan psikologi serta faktor intrinsik.

kata kunci: SEM, sikap, preferensi, makanan tradisional, model perilaku, perilaku konsumen

ABSTRACT

The objectives of the study were to analyze the perception, preference, and consumption pattern on traditional snack foods and to determine factors influencing consumers' preference on traditional snack

foods. The study tested a model of food preferences developed by Khan (1981) which stated that food

preference was a function of personal factors, economics, education, biology and psychology, extrinsic and intrinsic factors, cultural, regional and religious factors. The data were randomly selected from the Greater Jakarta (Jakarta, Bogar, Tangerang, Depok and Jakarta) in July 2011 . The number of samples was 503 respondents. Structural Equation Model was employed to analyze factors influencing preferences toward traditional snack food. The results showed that personal factors, biology and psychology, and intrinsic factors had significant effects on consumer preferences toward traditional snack food. Socia economic factors had significant influence on personal factors which meant that socio ecvnomic factors had significant indirect effect on consumer preferences through their effer.-t on personal factor. Similar finding was also found in the effect of extrinsic factor which had indirect effect on consumer preferences through their effect of intrinsic factor and biological/psychological factors.

keywords: SEM, attitude, preference, traditional food, behavior model, consumption behavior

(6)

I.

PENDAHULUAN

M

akanan merupakan kebutuhan pokok

manusia, dan dalam memenuhi kebutuhan tersebut tiap individu mempunyai kriteria yang berbeda-beda sesuai dengan pribadi, selera, dan kemampuan masing-masing. Memasuki era globalisasi, harus disadari bahwa industri

makanan memerlukan peningkatan mutu

dan kualitas boga terutama dalam makanan tradisional. Berbagai langkah persiapan harus dimulai agar dapat menjadikan makanan tradisional Indonesia bersaing dengan makanan internasional, sehingga makanan kita dapat menjadi makanan internasional di luar negeri. Untuk · meningkatkan daya saing tersebut diperlukan peningkatan variasi dan mutu dari makanan tradisional Indonesia, sehingga dapat diterima sebagai makanan dengan cita rasa

yang tinggi. Makanan ringan tradisional

sebagai bagian dari makanan tradisional merupakan produk bercitarasa budaya tinggi yang merupakan perpaduan antara kreasi mengolah hasil sumber daya lokal dengan selera berbumbu adat istiadat dan telah diwariskan

selama beberapa generasi. Sayangnya,

makanan ringan tradisional seringkali tidak teramati keberadaannya, padahal makanan ringan tradisional merupakan salah satu aset budaya yang diwariskan secara turun temurun dengan segala kearifan yang dimilikinya. Makanan ringan tradisional memiliki rasa yang spesifik, baik karenabahan-bahannya maupun cara pengolahannya, yang mampu memberikan identitas dan karakter pada budaya bangsa. Makanan ringan tradisional yang merupakan

warisan nenek moyang telah mengalami

penempaan jaman hingga terjamin keamanan dan ketahanan pangannya dalam menghidupi

manusia sebagai penggunanya (Center of

Traditional Food).

Lebih lanjut untuk memenangkan

persaingan pasar, beberapa produsen yang pada awalnya memproduksi makanan ringan yang terkatagori tradisional, saat ini mulai banyak yang mengemas produknya menyerupai makanan ringan modern. Mereka menggunakan teknologi pengolahan yang lebih maju, teknologi pengemasan yang maju dan sehat, dan juga menerapkan kaidah-kaidah pemasaran dalam produknya, semisal memberikan merek di setiap kemasan produknya. Beberapa contoh

29 8

dari makanan tradisional tersebut adalah dodo! garut dari Jawa Barat, bakpia dari Jogjakarta , dan jenang ayu dari Kudus.

Kondisi persainga n makanan ringan

di Indonesia yang semakin ketat menuntut

perusahaan-perusahaan makanan ringa n

yang bermain dalam industri tersebut mampu

menggunakan strategi yang tepat untuk

memenangkan persaingan. Keberhasilan suatu perusahaan memenangkan persaingan di pasa r yang sangat kompetitif banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam bauran pemasaran

(marketing mix) yaitu produk, distribusi, harga,

dan promosi serta kemampuannya dalam membangun ekuitas merek. Salah satu bentuk strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam menghadapi iklim persaingan industri

adalah dengan merancang strategi yang

berorientasi pada merek. Ekuitas merek dapat mempengaruhi proses informasi konsumen, meningkatkan rasa percaya diri konsumen dalam keputusan pembelian dan pencapaian kepuasan konsumen .

Agar mampu membangun industri pangan tradisional yang kuat para pengambil keputusan perlu memahami bagaimana persepsi dan preferensi konsumen terhadap berbagai jenis pangan tradisonal. Penelitian ini akan berfokus kepada makanan ringan tradisional yang merupakan salah satu bentuk pang an tradisional yang banyak dikonsumsi penduduk Indonesia. Pemahaman yang baik mengenai persepsi dan preferensi makanan ringan tradisional akan memberikan masukan penting bagi perumusan kebijakan yang tepat untuk membangun industri pangan tradisional.

Berdasarkan latar belakang di atas

dapat dirumuskan pertanyaan utama sebagai berikut : "Bagaimana persepsi dan preferensi konsumen terhadap berbagai jenis makanan ringan tradisional dan apakah ada kaitan antara persepsi dengan preferensi. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu penelitian dengan tujuan penelitian adalah sebagai berikut: (i) Menganalisis persepsi konsumen terhadap berbagai jenis makanan ringan tradisional; (ii) Menganalisis pola konsumsi berbaga i jenis makanan ringan tradisional; dan (ii i) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi terhadap makanan ringan tradisiona l.

PANG AN, VoL 21 No.3 September 2012 : 297-311

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 . Persepsi Kon sumen

Mengadopsi pendapat dari Peter dan Olson (2003) bahwa persepsi adalah interpretasi seseorang terhadap stimulus yang berasal dari lingkungannya. Bagaimana sebuah stimulus diinterpretasikan tida k hanya ditentukan oleh stimulus itu sendiri, tetapi akan bergantung

kepada pengetahuan , pengalaman , dan

keyakinan yang tertanam dalam benak orang yang melakukan interpretasi. Sehingga persepsi konsumen dapat dimaknai sebagai salah satu bentuk respon dari adanya komunikasi antara perusahaan dan konsumennya melalui iklan yang dibuat oleh perusahaan melalui pembentukan citra positif perusahaan .

Setiap hari seorang konsumen menerima ratusan rangsangan atau stimulus yang masuk ke dalam pancaindranya . Tidak semua stimulus terse but diperhatikan atau diingat dan tersimpan di dalam ingatan konsumen. Hal ini terjadi karena

konsumen melakukan proses pengolahan

informasi . Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu pancaindra konsumen menerima input dalam bentuk stimulus. Stimulus bisa berbentuk produk, nama merek, kemasan, iklan, atau nama produsen . I klan berbagai macam produk yang ditayangkan di televisi dan radio adalah stimulus yang dirancang khusus oleh produsen agar menarik perhatian konsumen, sehingga konsumen ingin mendengarkan dan melihat iklan tersebut. Produsen mengharapkan konsumen menyukai iklan produknya, kemudian menyukai produknya dan membelinya. Produsen atau pemasar maupun pembuat iklan tidak menginginkan dana ratusan miliar yang telah dikeluarkannya untuk membuat iklan sia-sia karena konsumen tidak memperhatikan, tidak memahami, bahkan tidak mengingat produk dan merek produk yang diiklankannya. Produsen harus memahami bagaimana konsumen mengolah informasi.

Sl:nsory slimuli Sensory receptors

Si ghts --7 F..ycs セ@

Pengetahuan ini pe nting bag i produsen agar ia bisa merancang proses komunika si yang efektif bagi konsum en.

Engel , Blackwell, & Miniard (1 995) mengutip pendapat Will iam McGuire yang menyatakan bahwa ad a lima tahap pengolahan informasi (The Information-Processing Model) :

(i) Pemaparan (Expo sure) : pemaparan

stimulus, yang menyebabkan konsumen

menyadari stimulus tersebut melalui

pancaindranya ; (ii) Perhatian (Attention)

kapasitas pengolahan yang dialokasikan

konsumen terhadap stimulus yang masuk; (ii)

Pemahaman (Comprehension) : interpretasi

terhadap makna stimulus; (iii) Penerimaan

(Acceptance): dampak persuasif stimulus

kepada konsumen ; dan (iv) Retensi (Retention) :

pengalihan makna stimulus dan persuasi ke

ingatan jangka panjang (long-term memory) .

Mowen dan Minor (2002) menyebut tahap

pemaparan, perhatian , dan pemahaman

sehagai persepsi. Persepsi ini bersama

keterlibatan konsumen (/eve/ of consumer

involvement) dan memori akan mempengaruhi

pengolahan informasi. Bagaimana seorang konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya, itulah yang disebut dengan persepsi seorang konsumen .

Konsumen seringkali memutuskan

pembelian suatu produk berdasarkan

persepsinya terhadap produk tersebut.

Memahami persepsi konsumen adalah penting bagi para pemasar dan produsen. Dua orang konsumen yang menerima dan memperhatikan suatu stimulus yang sama, mungkin akan

mengartikan stimulus tersebut berbeda .

Bagaimana seseorang memahami stimulus akan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan, dan kebutuhan yang sifatnya sangat individual.

Proses persepsi didahului oleh munculnya stimulus yang kemudian diterima oleh kelima

Sounds --7 Ears Scnsatio11 ..-\leaning

Smells Tas tes

Textures

--7 --7

--7

Nose --7

rvt outh Skin 71

[image:7.611.33.571.27.779.2]

Lxpo-- ure --7 i\ !len li on --7 1 n tcrp rctal ion --7 Response

Gambar 1.Skema stimuli sensor indra dalam proses pembentu kan persepsi

Ana !isis Perseps i, Peril aku Konsumsi dan Preferensi Terhadap Pangan Tradi sional Perception Analysis, Consumption Behavior, 2 9·

(8)

Tabel 1. Faktor-faktor yang Mempengaru hi Preferensi Konsumen terhadap Makanan Ringan Trad isiona l.

Independence variable Estimate

Pribadi 0,053***

Sosial Ekonomi -0, 013

Pendidikan 0.0 19***

Biolog i dan Psikologi 0.055***

Ekstri nsik -0 .01

lntrinsik 0.007

Budaya , Re ligi, dan Reg ion al 0.122***

*Inform ation :***shown the valueless than 0. 001

Poernomo, dkk., (2012) menggunakan

Structural Equation Model (SEM) untuk menguji Model Preferensi Maka nan dari Khan ( 1981) te rsebut dapat dili hat pada Tabel 1 dan Gambar 2. Pen elitian tersebut menggunakan data survey prefere nsi konsumen terhadap berbagai ma kana n ringa n tradisional.

Analisis SEM menghipotesiskan bahwa preferensi konsumen dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosial ekonomi , pendidikan , biologis dan psikologis, ekstrinsik makanan, intrinsic makanan, budaya/agama/wilayah . Hasil analisis

SEM menunjukkan bahwa faktor pribadi ,

biologis dan psikologis , dan intrinsik makanan sangat mempengaruhi preferensi terhadap

makanan ringan tradisional. Sedangkan

faktor sosial ekonomi, pendidikan, ekstrinsik, dan faktor budaya/agama/wilayah tidak akan mempengaruhi preferensi makanan ringan tradisional.

Dalam penelitian in i akan dilakukan modifikasi model untuk analisis ulang terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Poernomo, dkk., (2012). Penelitian ini akan

menghasilkan model preferensi makanan

ringan tradisional yang baru yang merupakan modifikasi model yang telah dihasilkan tersebut.

Ill. METODOLOGI

3. 1. Lo kasi, Wa ktu dan Desain Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di wilayah Jakarta , Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi

(Jabodetabek). Penelitian dilakukan pada

bulan Juli 2011 , dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survey melalui penyebaran kuesioner kepada masyarakat (responden) yang berusia 16 - 60 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara

302

S.E. C.R. P-Value Information

0,066 2,364 0,018 Significant

0,054 -0,648 0,517 Not significant

0.062 0.849 0.396 Not significant

0.065 2.706 0.007 Significant

0.088 -0.41 0.682 Not significant

0.354 0.317 0.752 Not significant

0.083 5.394 *** Significant

tatap muka .

3.2. Metode Pengambilan Contoh

Metode sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah multistage random

sampling. Sampel penelitian ini adalah

masyrakat yang berusia antara 16 - 60 tahun sebanyak 503 sampel. Ukuran sampel yang diambil menggunakan rumus Kounter yaitu:

Hnコ セ I@

ᄋ セ Q@

=

--:----::-:---.,---::-. • ( I-/ pセ Lセ@ "'

u,; -

·1)··

+

Wセ M LL@

dengan : N

z

E

n

ェᄋセ@ |セNANNNNN NNNNNNN@ .... . MMセ@ !I ... •

Populasi sampel.

nilai pada tabel sebaran Z

nilai sampling error (batas

kesalahan pengambilan sam pel)

ukuran sampe!

Jumlah sampel untuk setiap kotamadya adalah proporsional dengan jumlah pendud uk kotamadya tersebut terhadap total jumlah penduduk Jabodetabek. Dari setiap kotamadya diambil secara acak minimal tiga kecamatan untuk kotamadya dengan jumlah sampel terkecil, yaitu Jakarta Pusat yang jumlah sampelnya 29 responden. Jumlah kecamatan untuk kotamadya yang lain adalah proporsional terhadap perbandingan jumlah sam pel Jakarta Pusat. Dari total 84 kecamatan yang ada di Jabodetabek, 51 kecamatan dipilih secara acak untuk mendapatkan 503 responden. Dari setiap kecamatan terpilih diambil secara acak satu kelurahan untuk kemudian dari tiap-tiap kelurahan yang terpilih diambil secara acak satu rukun tetangga (RT) dimana penelitian akan dilakukan. Jumlah sampel dari tiap RT adalah kurang lebih 10 orang.

[image:8.611.17.570.28.784.2]
(9)

3.3. Definisi dan Pengukuran Variabel 3.4. Metode Anal isis Data

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu preferensi konsumen sebagai variabel terikat. Sementara variabel bebas yang diduga

mempengaruhi preferensi konsumen yaitu

faktor, sosial ekonomi, pendidikan, biologi dan psikologi, budaya-agama dan daerah, ekstrinsik dan instrinsik. Tabel 2 memperlihatkan deskripsi dan pengukuran variabel.

Untuk melakukan analisis terhadap model

teori dalam diagram kerangka pemikiran

dilakukan dengan pendekatan analisis

Persamaan Model Struktural atau Structural

Equation Modeling (SEM). Adapun alasan

penggunaan tehnik analisis SEM ini karena dalam penelitian ini melibatkan pengukuran dan analisa variabellaten. Variabellaten adalah

Tabel 2. Deskripsi dan Pengukuran Variabel.

Variabel

Faktor Pribadi

lndikator

Tingkat harapan

Prioritas Keakraban

Pengaruh Orang Lain

Kepribadian lndividu

Selera

Deskripsi

Menanyakan makanan ringan/ snack basah yang memenuhi harapan responden

Menanyakan makanan ringan/ snack basah yang responden prioritaskan

Menanyakan makanan ringan/ snack basah yang disarankan oleh keluarga/teman untuk responden beli

Menanyakan makanan ringan/ snack basah yang sesuai dengan kepribadian responden

Menanyakan makanan ringan/ snack basah yang sesuai selera responden

Menanyakan makanan ringan/

Suasana Hati snack basah yang dapat

dan Emosi memperbaiki moods/perasaan

Makna yang Melekat pada Makanan

Faktor Sosial Pendapatan

Ekonomi Keluarga

Biaya makan

Arti Simbolik

responden

Menanyakan makanan ringan/ snack basah yang memiliki arti khusus bagi responden

Menanyakan makanan ringan/ snack basah yang terjangkau oleh responden

Menanyakan makanan ringan/ snack basah yang sesuai dengan anggaran responden

---Menanyakan makanan ringan/ snack basah yang memberikan makna simbolis bagi responden

Kategori

Sangat tidak setuju-sangat setuju

Sangat tidak setuju-sangat setuju

Skala

Interval

1-5

Interval

1-5

Anal isis Persepsi, Perilaku Konsumsi dan Preferensi Terhadap Pangan Tradisional Perception Analysis, Consumption Behavi01; 303

[image:9.611.28.592.25.768.2]
(10)

Varia bel lndikator Deskripsi Kategori Skala

Faktor Sosial Menanyakan makanan ringan/

Ekonomi Status Sosial snack basah yang sesuai dengan

status responden

Menanyakan makanan ringan/

Keamanan snack basah yang aman bagi

responden dan keluarganya

Menanyakan makanan ringan/

Masyarakat snack basah yang banyak

dikonsumsi masyarakat di daerah resQonden tinggal

Faktor Status Menanyakan makanan ringan/ Sangat tidak

Pendidikan snack basah yang sesuai dengan setuju- Interval

Pendidikan

lndividu tingkat pendidikan responden sangat setuju

Pendidikan Menanyakan makanan ringan/ セ@

Nutrisi snack basah yang mengandung

1-5

nutrisi yang sesuai untuk responden

Faktor Menanyakan makanan ringan/ Sangat tidak

Biologi dan Umur snack basah yang cocok setuju- Interval

Psikologi dikonsumsi oleh semua umur sangat setuju

Menanyakan makanan ringan/

Jenis Kelamin snack basah yang cocok

1-5

dikonsumsi oleh pria maupun wan ita

Perubahan Menanyakan makanan ringan/

Psikologi snack basah yang cocok

dikonsumsi pada saat kurang sehat

Menanyakan makanan

Aspek Biology ringan/ snack basah yang

menimbulkan penyakit jika sering mengkonsumsiny:a

Faktor Menanyakan makanan ringan/

Sangat tidak Budaya,

Budaya asal snack basah yang sesuai setuju- Interval

Religi dan dikonsumsi dalam berbagai acara

Regional buday:a tradisional indonesia sangat setuju

La tar Menanyakan makanan ringan/

belakang snack basah yang dapat dikonsumsi

1-5

agama oleh semua agama

Kepercayaan Menanyakan makanan ringan/

snack basah yang dapat dikonsumsi dan tradiional

oleh semua suku

Menanyakan makanan ringan/

Luas snack basah yang dapat diperoleh

di semua wilayah Indonesia

(11)

Varia bel lndikator Deskripsi Kategori Skala

Letak Menanyakan makanan ringan/

geografis snack basah yang dikenal di semua

wilayah Indonesia

Faktor Keadaan Menanyakan makanan ringan/ Sangat tidak

Ekstrinsik Linkungan snack basah yang dapat dikonsumsi setuju- Interval

sesuai kebutuhan responden sangat setuju

lklan dan Menanyakan makanan ringan/

1-5

Perdagangan snack basah yang sering diiklankan

Menanyakan makanan ringan/

Variasi waktu snack basah yang cocok

dan musiman dikonsumsi pada berbagai waktu,

saat santai acara resmi dan perjalanan

Faktor Tampilan Menanyakan makanan ringan/ Sangat tidak

lnstrinsik makananan snack basah yang penampilannya setuju- Interval

menarik selera responden sangat setuju

Menanyakan makanan ringan/

Bau makanan snack basah yang baunya 1-5

merangsang selera

Faktor Rasa Menanyakan makanan ringan/

lnstrinsik makanan snack basah yang rasanya nikmat

Suhu Menanyakan makanan ringan/

makanan snack basah yang enak dimakan

pada saat panas

Menanyakan makanan ringan/

Tekstur snack basah yang tekstur

makanan produknya nikmat dimulut

イ・ウセッョ、・ョ@

Kualitas Menanyakan makanan ringan/

makanan snack basah yang harganya sesuai

kualitas

Kuantitias Menanyakan makanan ringan/

makanan snack basah yang harganya sesuai

kuantitas

Metode Menanyakan makanan ringan/

penyusunan snack basah yang kemasannya

dan penyajian menarik

Menanyaka.1 makanan ringan/ Sangat tidak

Preferensi Tingkat snack basah yang mengambarkan menyukai Interval

Konsumen kesukaan tingkat kesukaan responden - sangat 1-10

terhadap jenis makanan tersebut menyukai

Analis is Persepsi, Perilaku Konsumsi dan Preferensi Terhadap Pangan Tradisional Perception Analysis, Consumption Behavior, 305

(12)

variabel yang tidak diukur secara langsung melainkan diukur melalui indikator-indikatornya dimana indikator-indikator inilah yang diukur

langsung I ditanyakan langsung kepada

responden sebagai objek penelitian. Dalam istilah SEM , indikator-indikator yang secara langsung diukur dari objek pengamatan sering

pula disebut sebagai variabel manifest atau

observed variable .

Pengaruh Faktor Personal, Faktor Sosial Ekonomi , Faktor Pendidikan, Faktor Biologi dan Psikologi, Faktor Eksternal, Faktor Budaya dan Agama serta Faktor lntrinsik terhadap Preferensi secara matematis dapat dinyatakan

dalam sebuah persamaan structural berikut ini :

PREF = r/ERS t y2SOS£K t r/END+ y, BIOPSI t y5£KST t y6BUDRE + y11NT t z1

Dimana, PREF PERS SOSEK PEND BIOPSI

=

Faktor Preferensi

=

Faktor Personal

=

Faktor Sosial Ekonomi

=

Faktor Pendidikan

= Faktor Biologi dan Psikologi

Faktor Preferensi

Faktor Personal

Faktor Sosial Ekonomi

Faktor Pendidikan

Faktor Biologi dan Psikoloqi

Faktor Eksternal

Budaya dan Religi/agama

Faktor lntrinsik

EKST BUDRE INT

y

(Gamma)

Z1

=

Faktor Eksternal

=

Faktor Budaya dan Religi/agama

=

Faktor lntrinsik

=

Parameter yang menunjukkan

tingkat pengaruh masing-masing faktor terhadap Preferensi

= Variabel error

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Persepsi Konsumen Terhadap Makanan Ringan Tradisional dan Merek

Persepsi konsumen terhadap produk

makanan tradisional diukur dengan tingkat

pengenalan/kesadaran konsumen terhadap

berbagai jenis makanan ringan tradisional. Terdapat tiga tingkatan persepsi responden mengenai makanan ringan tradisional, yaitu

TOM (top of mind), mengenal tanpa bantuan

(unaided), dan mengenal dengan bantuan

(aided). TOM adalah jenis makanan ringan atau

merek yang paling diingat responden atau yang terlintas pertama kali dalam benak responden

Preferensi Makanan Ringan

Tradisional

Gambar 4. Persamaan Model Struktural Faktor-faktor yang mempengaruhi Preferensi Terhadap Makanan Ringan Tradisional

306 PANGAN, Vol. 21 No. 3 September 2012 : 297-311

[image:12.611.22.593.9.766.2]
(13)

/""""'.

· - - ---·· - - -

-···-I

nr

! 30.4

I

143.9

60

!

100%

80%

60%

40.2

I

--

-1

33

I

40%

20%

- I

29.2

I

28 ; 19.9

i

8 i

i

%

n

52.5 44.5

I

31.8 35.8

11.7 j 13.9

57.5

26

8.5

セセセ@

66.2

I

I

1,?J

...

i

o Aided

o Unaided

o TOM

Dodo I Serabi Bakpia Getuk Wingko Gemblong Geplak

Gambar 5. Tingkat Persepsi Konsumen Terhadap Makanan Ringan Trad isional

Dodo! ,___,,_L_.. .. , ... _ _ 46%

Gemblong 35%

"--

.... --... ... -...

Serabi

.

31%

----c-Bakpia . ;.:__ ____

i

28%

Getuk 28%

----GQ[NQセセ@

Wingko 23%

Geplak 5%

Gambar 6. Tingkat Konsumsi Makanan Tradisional

saat ditanya mengenai makanan ringan

tradisional. Mengenal tanpa bantuan adalah kemampuan responden untuk menyebutkan berbagai jenis atau merek makanan ringan tradisional tanpa dibantu mengingatnya oleh

pewawancara . Mengenal dengan bantuan

adalah kemampuan responden untuk mengingat jenis atau merek makanan ringan tradisional dengan diberikan kata bantu oleh pewawancara.

Gambar 5 menunjukkan bahwa dodol merupakan makanan tradisional yang paling banyak dikenal dan langsung terlintas dibenak responden. Sebaliknya , geplak merupakan

makanan trad isional jarang dikenal oleh

responden. Hal ini terlihat bahwa tingkat persepsi responden pad a tingkatan TOM hanya mencapai 1 persen, dan responden harus diberikan kata kunci terlebih dahulu untuk mengenal makanan terse but (persentase tingkat pengenalan dengan bantuan tertinggi=66 persen). Jenis makanan tradisional lainnya seperti serabi, bakpia, getuk, wingko, dan gemblong relatif lebih dikenal oleh

responden jika diberikan kata bantu terhadap Makanan Ringan Tradisional.

Gambar 6 menunjukkan bahwa responden lebih banyak mengkonsumsi dodo! (46 persen) yang diikuti oleh konsumsi makanan tradisional gemblong , serabi, bakpia, getuk, dan wingko. Sedangkan geplak merupakan makanan yang memiliki tingkat konsumsi paling rendah (5 persen).

Berdasarkan persepsi merek makanan tradisional yang dikonsumsi , hanya satu persen responden yang mengetahui merek dari dodo! yang dikonsumsi , demikian pula dengan merek getuk yang hanya dikenal satu persen saja oleh responden , sedangkan 27 persen koresponden mengetahui merek bakpia yang dikonsumsi. Seluruh responden yang mengkonsumsi serabi dan gemblong tidak mengetahui merek makanan yang dikonsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran merek makanan tradisional masih tergolong sangat rendah. Menurut Durianto,

Anal is is Persepsi, Perilaku Kon sum si dan Preferensi Terhadap Panga n Tradi sional Perception Analys is, Consumption Behaviot;

and Preference toward Traditional Food (Eri Purnomohadi , Uj ang Sumarwan, Ph.D, Asep Saefuddin, Ph.D, Eva Z. Yu suf, Ph .D)

[image:13.611.30.579.13.767.2] [image:13.611.22.579.16.757.2]
(14)

;::,ug1arro, aan ;::,mnJaK セlオオᄋQI@ Kesaaaran mereK menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produ k tertentu .

mengKonsums1 makanan tradisional, seperti anggapan makanan tradisional lebih sehat (18 persen) dan suasana hati (bosan dengan makanan modern) yang mencapai 17 persen. Demikian pula dengan faktor budaya yang menjadikan makanan tradisional sebagai oleh-oleh dapat berperan sebesar 17 persen.

4.2.

Perilaku Konsumsi

Tabel 3 menunjukkan bahwa alasan utama reponden meng konsumsi makanan tradisional adalah karena ingin menikmati cita rasanya (61 persen) dan karena diperoleh dari orang lain (53 persen). Faktor pribadi memberikan pengaruh yang cukup tinggi terhadap responden untuk

Konsumsi terhadap makanan tradisional relatif masih rendah, hal ini terlihat dari waktu terakhir responden membeli makanan tradisional paling banyak adalah hampir sebulan yang lalu (28 persen) sedangkan responden yang lain

Tabel 3.Perilaku Konsumsi

No Kriteria Perilaku Konsumsi Persentase

1 Terakhir mengkonsumsi Hari ini 3%

2 Alasan mengkonsumsi

3 Frekuensi membeli

4 Tempat membeli

5 Saat membeli

308

Kemarin 18%

Seminggu yang lalu 3%

Sebulan yang lalu 28%

Lebih dari sebulan dan kurang dari tiga bulan 20%

lngin menikmati cita rasa tradisional 61%

Memperolehnya dari orang lain 53%

Makanan ringan/snack tersebut lebih sehat

Membeli sebagai oleh-oleh

Bosan dengan makanan ringan modern

1 -2 kali

3-4 kali

5 kali lebih

kurang dari 1 kali dalam 6 bulan terakhir

Di pasar tradisional dekat rumah

Di pedagang makanan pinggir jalan

Di kota asalnya

Di bandara/stasiun/terminal bus

Di supermarket/taka modern

Di bazaar/pameran makanan

Ketika berkunjung di kota tempat asal makanan terse but

18%

17%

17%

50%

32%

13%

5%

53%

38%

37%

13%

13%

9%

51%

Ketika ternan membawa makanan tersebut 43%

Ketika ada acara pertemuan 42%

Ketika acara pernikahan/selamatan 21%

Ketika teringat/merindukan kota asal makanan

terse but 18%

PANGAN, Vol. 21 No.3 September2012: 297-311 ,...--...,

[image:14.611.20.595.43.771.2]
(15)

terakhir mengkonsumsi kurang dari tiga bulan yang lalu (20 persen). Hal tersebut juga dapat terlihat dari frekuensi pembelian responden terhadap makanan tradisional paling banyak hanya 1-2 kali saja (50 persen). Sedangkan yang membeli lebih dari 5 kali hanya mencapai 13 persen .

Rendahnya konsumsi makanan tradisional diduga karena masih sulitnya akses untuk mendapatkan makanan tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa 53 persen responden membeli makanan ringan dipasar tradisional, pedagang makanan pinggir jalan (38 persen), dan di kota asalnya (37 persen). Akses makanan tradisional di tempat umum seperti supermarket dan stasiun hanya mencapai masing-masing 13 persen. -- Hal ini berbeda dengan makanan modern yang mudah diperoleh terutama di tempat-tempat umum yang ramai dikunjungi oleh masyarakat. Kurangnya akses untuk mendapatkan makanan tradisional dapat dilihat dari waktu responden membeli makanan tersebut. Sebanyak 51 persen responden membeli makanan tradisional saat berkunjung ke tempat asalnya, saat seseorang membawa makanan tersebut (43 persen), dan saat ada acara pertemuan (42 persen). Hal ini juga menunjukkan bahwa makanan tradisional belum dijadikan sebagai makanan sehari-hari.

...

4.3. Analisis Struktural Equation Model Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Makanan Ringan Tradisional

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa hasil penelitian Poernomo, dkk., (2012) menunjukkan bahwa faktor pribadi, biologis

Faktor Pribadi

Faktor Biologi dan Psikologi

Faktor Ekstrinsik

dan psikologis, dan intrinsik makanan sangat mempengaruhi preferen si terhada p makana n ringan tradisional. Sed angkan faktor sosial ekonomi , pendidikan , ekstri nsik, dan fakto r budaya/agama/wilayah tidak mempengaruhi preferensi makanan ringan tradisional.

Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui bahwa faktor sosial ekonomi , pendidikan , ekstrinsik, dan faktor budaya/agama/wilayah tidak memiliki pengaruh langsung kepada

preferensi konsumen . Dalam penelitian ini

diuji apakah faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh tidak langsung kepada preferensi konsumen melalui pengaruhnya kepada faktor lain . Selain itu juga diuji pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap faktor pribadi , kemudian menguji pengaruh faktor ekstrinsik kepada faktor biologi/psikologi dan pengaruh faktor ekstrinsik kepada faktor intrinsik. Oleh karena itu dibangun suatu model persamaan baru faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi terhadap makanan ringan tradisional yang berbeda dengan model yang telah ditemukan oleh Poernomo, dkk., (2012). Model yang diuji pada penelitian ini diperlihatkan oleh Gambar 7 yang menjelaskan bahwa faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap preferensi konsumen

melalui faktor pribadi. Sedangkan faktor

ekstrinsik beq)engaruh tidak langsung melalui faktor biologi dan psikologi serta faktor intrinsik.

Tabel 4 menunjukkan uji Goodness

of Fit pada model struktural baru , dengan

menghilangkan faktor yang tidak berpengaruh terhadap preferensi konsumen dalam memilih

makanan tradisional. Secara keseluruhan ,

model baru memiliki nilai Goodness of Fit

Faktor SosiaiEkonomi

Preferensi Konsumen

Faktor lnstrinsik

Gambar 7. Model Persamaan Struktural Baru Faktor-faktor yang mempengaruhi Preferensi Terhadap Makanan Ringan tradisional.

Ana lisis Persepsi, Peril aku Konsumsi dan Preferensi Terhadap Pangan Tradisional Perception Analys is, Cons ump tion Behavi01;

and Preference toward Traditional Food (Eri Purnomohadi, Uj ang Sumarwan , Ph.D, Asep Saefuddin , Ph.D, Eva Z. Yusuf, Ph.D)

(16)

Tabel 4. Goodness Of Fit Model Modified

Kriteria Goodness of Fit Level Penerimaan Nilai Kesimpulan

GFI Nilai >0,9 menunjukkan Good Fit 0,924 Baik

AGFI Nilai >0,9 menunjukkan Good Fit 0,917 Baik

PGFI Nilai >0,9 menunjukkan Good Fit 0,847 Kurang baik

Tabel 5. Hasil Analisis Model Persamaan Struktural (Model Penyesuaian)

Variabel Laten Hubungan Variabel Laten Estimate S.E. C.R. P-Value

Sosial ekonomi <--> Pribadi 0,3 0,003 8,288 ***

Biologi dan Psikologi <--> Ektrinsik -0,189 0,002 -5,105 ***

lntrinsik <--> Ektrinsik 0,299 0,002 6,126 ***

Preferensi Kosumen <--- Pribadi 0,045 0,062 2,314 0,021

Preferensi Konsumen <--- Biologi dan 0,066 0,066 3,349 ***

Psikologi

Preferensi Konsumen <--- lntrinsik 0,098 0,089 4,745 ***

*keterangan :***memperlihatkan nilai kurang dari 0.001

mendekati 1 dan lebih baik dibandingkan model sebelumnya sehingga dapat menggambarkan populasi yang diduga.

Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan (korelasi) antara faktor yang tidak berpengaruh (sosial ekonomi dan ekstrinsik) terhadap faktor yang berpengaruh terhadap preferensi konsumen. Faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap faktor pribadi secara signifikan (P-value kurang dari 0,001) sedangkan faktor pribadi berpengaruh terhadap preferensi konsumen (P-value=0,021 ). Hal ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi berpengaruh tidak langsung terhadap preferensi konsumen melalui faktor pribadi. Demikian pula dengan faktor ektrinsik yang memiliki hubungan dengan faktor biologi dan psikologi, serta faktor intrinsik. Sedangkan faktor biologi dan psikologi, serta faktor intrinsik berpengaruh terhadap preferensi konsumen. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor ektrinsik berpengaruh tidak langsung terhadap preferensi konsumen melalui faktor biologi dan psikolgi serta faktor intrinsik.

V. KESIMPULAN

Faktor pribadi (meliputi indikator selera, emosi, dan kepribadian) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi konsumen dalam memilih dan mengkonsumsi makanan ringan tradisional.Faktor biologi dan psikologi

310

(meliputi indikator usia, jenis kelamin, dan pengaruh psikologi) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi konsumen dalam memilih dan mengkonsumsi makanan ringan tradisional. Faktor intrinsik (meliputi rasa, aroma, penampilan, dan kualitas makanan) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi konsumen dalam memilih dan mengkonsumsi makanan ringan tradisional.

Faktor sosial ekonomi, pendidikan, budaya, religi/agama, dan daerah, serta faktor ekstrinsik tidak berpengaruh langsung terhadap preferensi

konsumen dalam memilih dan mengkonsumsi セ@

makanan rinagn tradisional. Faktor-faktor

tersebut mempengaruhi preferensi konsurnen secara tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap faktor pribadi, faktor bilogis/psikologis, serta faktor instrinsik.

Faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen seperti faktor intrinsik, pribadi, biologi dan psikologi perlu diperhatikan lebih dalam terutama oleh para pengambil keputusan dan pengusaha dalam mengembangkan produk

makanan tradisional. Terdapat beberapa

kebijakan manajerial yang dapat dilakukan adalah:

Pertama, n 1eningkatkan kualitas unsur-unsur yang membentuk faktor intrinsik seperti penampilan produk, aroma, rasa, tekstur, bahan yang sehat, tanpa pengawet, harga yang terjangkau, kemasan yang menarik, informasi

[image:16.611.22.589.17.790.2]
(17)

tanggal kadaluarsa , dan kehalalan produk.

Kedua , menguatkan unsur-unsur yang membentuk faktor pribadi seperti penyesuaian produk dengan selera dan harapan konsumen, produk berdasarkan prioritas konsumen, sebagai makanan yang dikenal dengan baik, sebagai makanan yang disarankan oleh keluarga/teman untuk dibeli , sesuai dengan kepribadian, sebagai makanan yang menggugah selera makan, sebagai makanan yang dapat memperbaiki mood/perasaan , sebagai makanan yang dapat membangkitkan kenangan terhadap suatu hal, dan sebagai makanan yang memiliki arti khusus .

Ketiga, Menguatkan unsur-unsur yang

membentuk faktor biologi dan psikologi

seperti makanan yang cocok dikonsumsi oleh semua umur, cocok dikonsumsi pada saat kurang sehat/sakit, dan sebagai makanan untuk menghilangkan Ieiah atau stres jika mengkonsumsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Borzekowski, Dina L. G. dan Thomas N. Robinson. 2001. The 30-second Effect : An Experiment Revealing The Impact of Television Commercials on Food Preferences of Preschoolders.

Christensen, Larry dan Alisa Brooks. 2006. Changing

Food Preference as Function of Mood. Journal

of Psychology: Interdisciplinary and Applied, Vol 140(4), Jul 2006, 293-306 .

Cooke, Lucy J. dan Jane Wardle. 2005. Age and Gender Differences in Children 's Food

Preferences. British Journal of Nutrition, 93 ,

741-746.

Durianto, D., Sugiarto, Sitinjak,T. 2001. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan

Perilaku Merek. Jakarta : Gramedia

.

Engel, J.F., Blackwell R.D., & Miniard P.W. 1995. Perilaku Konsumen. Jilid 2. Budiyanto FX. penerjemah . Jakarta : Bina Aksara Pulra. Terjemahan dari; Consumer Behaviour.

Khan, M.A. 1981 . Evaluation of food selection patterns and preferences . Critical Review Food Science and Nutrition , 1981, 15(2):129-153

Kotler, Philip . 1997. Marketing Management "Analysis, Planning, Implementation and Control" (9th ed.).

New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Mowen JC, Minor M. 2002 . Perilaku Konsumen. Edisi ke-5 Salim L, penerjemah; Mahanani N, editor Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Consumer Behavior.

Mullie, P., I. Guelin kx, P. Clarys , E. Degrave, M. Hu lens and G. Vasant, 2009. Cultural, Socioeconomic and Nutritional Determinants of Function al Food Consumption Patterns.

Peter, J.P., dan Ol son, J.C. , 2003 . Consumer

Behavior and Marketing Strategy, third Edition .

Boston : Irwin.

Poernomo, Erry., Ujang Sumarwan , Asep Saefuddin , Eva. Z Yusup. 2012 . A Structural Equation Modeling of Factors Influencing Preferences toward Traditional Snack Food among Indonesian Consumers. Paper presented at the 1 01

h Annual

International Conference on Marketing 2-5 July 2012, Athens, Greece .

Shepherd, R. dan Sparks , P. 1994. Modelling food choice. In: Measurement of Food Preferences (Eds .D.M .H. Thomson & H.J.H. MacFie). Blackie Academic and Professional, London. 202-226

Vermeir, Iris dan Wim Verbeke. 2005 . Sustainable Food consumption : Exploring The Consumer "attitude- behavioral intention " Gap.

Worsley, A , R Blasche , K Ball dan D Crawford . 2003.

Income Differences in Food Consumption in The 1995 Australian National Nutrition Survey.

BIODATA PENULIS:

Eri Purnomohadi , dilahirkan di Tasik, 11 Agustus 1961 . Memperoleh gelar sarjana (S 1) dari U PN Veteran Yogyakarta Fakultas Geologi tahun 1987, gelar Magister Manajemen (S2) dari Universitas Indonesia bidang konsentrasi Manajemen lnternasional tahun 1933. Saat ini menjabat sebagai Ketua Umum di Hiswana Migas dan Ketua Komite Tetap Bidang Distribusi dan Penjua!an .. Gas di KADIN Indonesia. Pernah menjadi anggota Komite Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas tahun 2007-2010 dan anggota Komite Hiswana Migas tahun 2001-2003. Saat ini sedang menulis disertasi untuk menyelesaikan Program Doktor di Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis lnstitut Pertanian Bogor.

Ujang Sumarwan, dilahirkan di Jakarta 16 September 1960.Memperoleh gelar Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian dengan konsentrasi Agribisnis dari lnstitut Pertanian Bogor pada tahun 1985, gelar Master of Science bidang Household Economics pada tahun 1990 dan gelar Doktor bidang Perilaku Konsumen pada tahun 1993 dari Iowa State University, Ames Iowa Amerika Serikat. Diangkat menjadi Guru Besar llmu Perilaku Konsumen pada 1 Mei 2005 di lnstitut Pertanian Bogor. Selain bekerja sebagai staf pengajar di Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis , Departemen llmu Keluarga

Ana l isis Persepsi, Perilaku Konsum si dan Preferens i Terhadap Pangan Tradi sion al Perception Analys is, Consumption Behavior, 311

(18)

dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, lnstitut Pertanian Bogor, saat ini jugamenjabat sebagai Asisten Direktur Akademik dan Kemahasiswaan Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis lnstitut Pertanian Bogor.

Asep Saefudin, dilahirkan di Garut, 16 Maret 1957 adalah Lektor Kepala di Departemen Statistika lnstitut Pertanian Bogor sekaligus staf pengajar di Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis lnstitut Pertanian Bogor.

Eva Z. Yusuf, adalah Marketing research consultant di sebuah perusahaan riset pemasaran. Menyelesaikan pendidikan S2 bidang Manajemen lnternasional di Universitas Indonesia tahun 1992, dan pendidikan S3 bidang Marketing di Monash University tahun 1997. Selain sebagai konsultan,bekerja juga staf pengajar Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis lnstitut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1.Skema stimuli sensor indra dalam proses pembentukan persepsi
Tabel 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen terhadap Makanan Ringan
Tabel 2. Deskripsi dan Pengukuran Variabel.
Gambar 4. Persamaan Model Struktural Faktor-faktor yang mempengaruhi Preferensi Terhadap
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan khususnya meliputi: (1) Mengidentifikasi karakteristik ibu (usia, paritas, jenis persalinan, pendidikan, dan pekerjaan) dan karakteristik bayi BBLR

Segmentasi berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin pengguna tetap media massa cetak berupa surat kabar dalam penelitian ini adalah responden dengan usia

Karakteristik respoden yang meliputi jenis kelamin, umur pendidikan dan pekerjaan tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian ISPA faktor lingkungan yang berhubungan dengan

Responden penelitian ini meliputi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMSU yang terdiri dari beberapa karakteristik baik itu dari jenis kelamin, usia, jurusan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian White Coffe adalah budaya, tingkat pendidikan, usia, dan jenis

4.1 Jenis Kelamin, Usia dan Pekerjaan Responden Laki-laki 44 4.2 Jenis Kelamin, Usia dan Pekerjaan Responden Perempuan 45 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Anamnesis pada sakit perut berulang meliputi usia, jenis kelamin, rasa sakit (lokalisasi, sifat dan faktor yang menambah atau mengurangi rasa sakit tersebut, lama sakit, dan

Data pendukung Indeks Tendensi Konsumen • Keterangan informasi meliputi status responden di rumah tangga, jenis kelamin, kelompok umur responden, dan pendidikan terakhir responden; •