ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI – APRIL 2007
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I )
Disusun Oleh:
SITI LAELATUN KOMARIAH 203051001442
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI – APRIL 2007
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I )
Oleh :
Siti Laelatun Komariah NIM : 203051001442
Pembimbing
Drs. Masran, MA NIP. 150275384
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ANALISIS PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI-APRIL 2007
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh
SITI LAELATUN KOMARIAH NIM. 203051001442
Pembimbing
Drs. Masran MA. NIP:150275384
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANALISIS PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI-APRIL 2007
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh
SITI LAELATUN KOMARIAH NIM. 203051001442
Pembimbing
Drs. Masran MA. NIP:150275384
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRAK
SITI LAELATUN KOMARIAH
Analisis Wacana Pesan Dakwah pada Rubrik Uswah Majalah Didik Edisi
Januari-April 2007
Analisis wacana adalah studi tentang pengkajian fungsi, pragmatik bahasa yang dilakukan secara sistematis terhadap suatu kalimat teks dan konteks, sehingga makna yang terkandung dalam kalimat dapat di tafsirkan. Karya sastra seperti majalah merupakan media alternatif penyampaian pesan. Selain menghibur juga ada banyak muatan pesan / kisah yang diambil dalam pelajarannya.
Pemilihan dan pemakaian bahasa dalam membuat karangan seperti Majalah menjadi hal yang wajib di lakukan, karena jika pemilihan bahasa tersebut baik, maka kualitas majalah tersebut tidak dapat diragukan lagi, di cintai pembacanya bahkan menjadi Best Seller. Dalam majalah “Didik” muatan pesan moral yang dapat kita jadikan pelajaran hidup, penyajian kisah nyata yang cukup sederhana, membuat majalah ini menjadi majalah yang berkualitas. Menurut van Dijk, untuk menganalisa pemakaian bahasa dan untuk mengungkap makna yang terdapat dalam majalah tersebut, maka diperlukan skema/kerangka wacana agar mempermudah dalam menganalisa baik itu teks, kognisi sosial dan konteks sosial.
Mengingat bahwa rubrik Uswah dalam majalah Didik berisi hal-hal yang positif untuk diteladani dan bersifat mendidik bagi anak-anak, maka hal itu layak untuk diteliti.
Untuk itu penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui analisis wacana model Teun A. van Dijk. Dari penelitian ini didapat kesimpulan bahwa dari segi kognisi sosial, rubrik ini menceritakan kisah para nabi dan dalam konteks sosial adalah untuk membuktikan bahwa sastra dalam bidang agamapun banyak menarik peminat, sedangkan struktur makro, superstruktur dan struktur mikronya dapat dinilai sebagai hal yang positif.
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb. segala puji dan puja bagi Allah SWT
Tuhan semesta alam yang menurunkan kitab pedoman (al-Quran)
kepada rasul mulia Muhammad SAW. bagi umat manusia pembawa
misi dakwah islamiyah bagi seluruh umat manusia, khususnya umat
beriman. Dengan inayah dan maunah serta ridha Allah SWT.
alhamdulillah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan bagi junjungan
nabi besar kita Muhammad SAW. Beliaulah yang telah merevolusi
peradaban dunia dari zaman zahiliyah yang gelap gulita menuju
zaman yang terang benderang.
Penulis menyadarai bahwa penyususnan laporan ini sampai
dengan selsainya tidak terlepas dukungan dan dorongan dari berbagi
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan
beribu-ribu terimakasih atas semua bantuan baik moril maupun materiil,
maka sudah selayaknya pada kesempatan ini penulis ucapkan rasa
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
2.
Bapak Dr. Murodi, M.A Dekan fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
3.
Ibu Dra. Asriati Jamil, M. Hum, Dra.Musfirah Nurlaily, M.
A, Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Program Non Reguler Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bpk. Drs. Masran MA. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengoreksi
serta memberikan motivasi pada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5.
Segenap bapak / ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komuikasi
yang telah sabar dan ikhlas dalam mendidik dan
membimbing penulis dalam proses kegiatan belajar
mengajar, semoga jasa bapak/ ibu dibalas oleh Allah SWT
dengan pahala yang berlipat ganda.
6.
Seluruh staf majalah Didik khususnya ibu Cut Ummi
Kalsum selaku Pemimpin Redaksi Majalah Didik yang telah
memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian dan
wawancara juga telah meluangkan waktunya untuk
memberikan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan
skripsi ini.
7.
Teman-temanku jurusan KPI Ekstensi angkatan 2003.
jangan lupakan saat-saat kita bersma menuntut ilmu : Ifah,
Ani, titi, Eva, T’ocha, Widi, Cemir, Bq, Zai, Novi, Izi, Rifky,
Bani serta teman-temanku maaf yang tidak bisa penulis
sebutkan semua. Tapi tidak mengurangi rasa hormatku.
Semoga kasih sayang kita selalu terjalin dalam ikatan
silaturahim.
8.
Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu, namun jasanya tidak pernah terlupakan dan rasa
hormat penulis yang tidak akan pernah pudar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai hasil yang
memuaskan dan memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kritik serta
saran smua pihak sangat penulis harapkan dalam menyempurnakan
skripsi ini. Seiring doa penulis mengharapkan semoga skripsi ini
bermanfaat.
Jakarta, Juni 2008
Penulis
Siti Laelatun Komariah
NIM. 203051001442
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ABSTARK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian ... 5
E. Metodologi Penelitian ... 6
F. Tinjauan Pustaka ... 9
G. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II KERANGKA TEORI
A. Majalah sebagai Media Dakwah ... 121. Pengertian Dakwah ... 13
2. Unsur-unsur Dakwah ... 15
B. Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk ... 19
2. Superstruktur ... 22
3. Struktur Mikro... 25
C. Kognisi Sosial ... 26
D. Konteks Sosial... 26
E. Majalah Sebagai Media Dakwah Bi al-Qalam... 34
BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH DIDIK
A. Sejarah Berdirinya... 37B. Rubrikasi Majalah Didik ... 38
C. Visi dan Misi ... 39
D. Struktur Redaksi Majalah Didik ... 39
BAB IV ANALISIS WACANA RUBRIK USWAH
MAJALAH DIDIK
A.
Dialog Khodijah dengan Waraqah….………
42
B.
Lahirnya Nabi Isa a.s……….……….
47
D.
Salawat untuk Nabi Muhammad S.A.W ………….…..
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran-saran... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
LAMPIRAN ... 74
DAFTAR LAMPIRAN
Surat
keterangan
bimbingan
skripsi
Surat keterangan wawancara
Surat tanda bukti wawancara
[image:11.595.112.513.173.563.2]Hasil wawancara
Gambaran Majalah Didik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Anak-anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan prlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan fisik, mental dan social secara utuh dan seimbang.
Anak-anak adalah individu yang masih labil, mereka mudah sekali terombang ambing oleh keadaan lingkungan sekitar. Hal yang menghawatirkan adalah jika mereka salah disikapi, dapat menimbulkan tingkah laku yang kurang baik.
Pendidikan agama pada anak-anak seharusnya dilakukan oleh orang tua sejak dini yaitu dengan membiasakannya pada tingkah laku dan akhlak yang diajarkan agama. Dalam menumbuhkan kebiasaan berakhlak baik orang tua harus memberikan contoh karena anak-anak belum dapat dimengerti, mereka hanya meniru.
Usaha untuk menanamkan pengetahuan agama dapat dilakukan dengan berdakwah. Namun untuk berdakwah pada anak-anak, dai harus menguasai psikologi anak untuk mengetahui materi-materi yang diinginkan, media yang disukai serta cara penyampaian pesan dakwah sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi anak baik dari segi fisik, psikis maupun sosiologinya.
Dongeng merupakan cerita yang sangat digemari anak-anak, terlebih lagi jika cara penyampaiannya sangat bagus dan menarik perhatian, tentu anak-anak akan mendengarkan dengan antusias. Biasanya dongeng diminta anak-anak untuk diceritakan menjelang tidur. Dalam pendidikan Islam, dongeng sangat dihargai karena mempunyai pengaruh terhadap kejiwaan anak dan dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Selain alat pendiddikan, dongeng juga dapat berfungsi sebagi media dakwah untuk anak-anak. Saat ini anak-anak lebih menyukai film-film kartun di televisi yang belum tentu bermanfaat dan bernilai bagi dirinya, dari pada cerita (dongeng) yang bernuansa Islam.
Salah satu media yang memiliki peluang yang cukup besar di era informasi ini adalah media cetak, berdakwah melalui media cetak berarti berdakwah melalui tulisan atau dikenal dengan metode dakwah bil qalam.
Dengan cara persuasi dan argumentasi yang baik melalui tulisan, da’i dapat berdakwah baik secara tersirat (implisit) maupun terang-terangan.1
Salah satu media yang memiliki sasaran pembaca khusus adalah majalah, seperti adanya majalah khusus anak-anak, remaja, wanita dan sebagainya.
Majalah Didik sebagai majalah anak-anak yang bertema nilai-nilai islam memiliki sebuah rubrik tentang cerita-cerita yang memiliki pesan moral bagi anak-anak. Rubrik tersebut adalah rubrik uswah (cerita). Majalah Didik ini bertujuan membantu orang tua dan guru menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada anak-anak Islam sejak dini dengan memperkenalkan konsep-konsep dasar hidup atau aqidah dan pembentukan intelektual yang selaras dengan masa usia perkembangan serta kemampuan daya serap maksimal.
Majalah merupakan salah satu media yang cukup digemari dan banyak pula yang menjadikan sebagai konsumsi pokok. Salah satu majalah anak yang menghadirkan tulisan-tulisan tentang pemahaman agama Islam adalah majalah Didik. Dengan mottonya “Kreatif Berilmu dan Berakhlak” yang mencoba memberikan pemahaman agama.
Dari sekian rubrik yang terdapat dalam majalah Didik, satu rubrik yang mendidik anak-anak dalam mengenai pemahaman agama yang di kemas dalam bentuk dongeng antara lain tentang Rasulullah, keluarga atau para sahabat- sahabat Rasulullah.
1
Melalui rubrik ini, Didik berupaya memberikan edukasi dan informasi bagaimana seharusnya anak-anak dapat mengetahui dan memahami tentang agama, khususnya agama Islam. Penulis berfokus untuk menganalisa rubrik tersebut, karena didalamnya terdapat pesan-pesan dakwah yang dikemas dalam bentuk cerita dalam kisah nyata tentang para Nabi. Kisah-kisah tesebut memiliki tema yang beragam, dikemas menjadi tampilan yang menarik. Pembaca diajak untuk memahami alur yang diceritakan dan dapat mengambil hikmah dari apa yang di bacanya.
Selain itu, penelitian ini menggunakan analisa wacana sebagai metode dalam meneliti pesan-pesan dakwah dalam rubrik Uswah karena dengan metode tidak hanya akan diketahui bagaimana isi dari teks tersebut, namun juga bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa sehingga sampai kepada pembaca.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai rubrik Uswah pada majalah Didik dan teknik analisa dengan menggunakan analisa wacana dalam mengungkap pesan-pesan dakwah yang terkandung didalamnya, penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul: “Analisis Wacana Pesan Dakwah Pada Rubrik Uswah Majalah Didik Edisi Januari - April 2007”.
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
rubrik Uswah pada majalah Didik Edisi Januari-April 2007 sebanyak empat edisi. Kemudian untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, penulis merumuskan permasalahan menjadi:
1. Bagaimana struktur makro rubrik uswah Majalah Didik edisi Januari-April 2007?
2. Bagaimana suprastruktur rubrik Uswah Majalah Edisi Januari-April 2007? 3. Bagaimana struktur mikro rubrik Uswah Majalah Didik edisi Januari-April
2007?
C. Tujuan Penelitian
1 Untuk memperoleh gambaran tentang struktur makro rubrik uswah majalah Didik edisi Januari-April 2007.
2 Untuk mengetahui superstruktur rubrik uswah majalah Didik edisi Januari-April 2007.
3 Untuk mengetahui struktur mikro rubrik Uswah majalah Didik Edisi Januari-April 2007
D. Kegunaan Penelitian
1. Segi Akademis
menjadi tambahan referensi mengenai penyampaian pesan dakwah pada anak-anak melalui media cetak.
2. Segi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa majalah didik sebagai sebuah media dapat mengemban misi dakwah yang selalu memberikan kesejukan dan transformasi nilai-nilai Islam sesuai dengan perkembangan zaman agar terealisasinya pesan dengan media cetak sebagai sarana dakwah.
E. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Analisis Wacana, yang mengacu pada model van Dijk. Berupa : tema, skema tulisan, pilihan kata, koherensi dan gaya penulisan.2
1. Subjek dan Obyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah majalah Didik
sedangkan obyek penelitian adalah pesan-pesan dakwah dan
rubrik Uswah edisi Januari – April 2007.
2.
Teknik pengumpulan data
a.
Dokumentasi
2
Mengumpulkan data-data yang terkait dengan penelitian
ini terutama majalah Didik edisi rubrik Uswah Januari-April
2007.
b. Observasi Teks
Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu cara
penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan
dan pencatatan dengan sistematis, fenomena yang diselidiki.
3Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi teks
yaitu pengamatan untuk menganalisis isi makna pesan yang
terdapat di dalamnya. Kemudian dilakukan pengamatan
dengan sistematis fenomena yang terdapat teks tersebut
dengan obyek penelitiannya yaitu teks cerita dalam rubrik
Uswah edisi Januari – April 2007.
c. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan pengumpulan data dengan jalan
tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan
berdasarkan kepada tujuan penelitian.
4Penulis melakukan
wawancara bebas terpimpin, yaitu pertanyaan yang diajukan
penulis tidak hanya berpedoman pada sistematika.
3
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Off, 1989). 1992
4
pertanyaan yang telah disediakan penulis data dapat
menjawab dengan bebas dan terbuka.
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara
dengan Redaksi Majalah Didik pada tanggal 19 November
2007 bertempat di kediaman pimpinan Redaksi majalah Didik
di Jl. Timbul No. 18 A RT. 06/05 Cipedak Jagakarsa – Depok.
3.
Teknik Olah Data
Untuk penelitian ini, pengolahan data akan di sesuaikan
dengan kerangka analisis wacana yang dimukakan oleh Teun A.
van Dijk yaitu meneliti dari analisis teks, kognisi sosial dan
konteks sosial.
4.
Analisis Data
Kemudian setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul,
langkah berikutnya adalah menganalisa data sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam penelitian ini
penulis menggunakan analisis wacana, yang merupakan salah
satu alternatif teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi
pesan.
karena analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan.
Dalam analisisnya, analisis lebih bersifat kualitatif, lebih
menekankan pada pemaknaan teks dari pada penjumlahan unit
kategori seperti dalam analisis
kualitatif.
Unsur penting dalam
analisis wacana adalah kepaduan (
coherence
) dan kesatuan unit
(
unity
) serta peneliti.
5Adapun elemen analisis wacana menurut
van Dijk berupa tema, skema tulisan, semantic, sintaksis,
stilistik, dan retoris.
a.
Proses Penafsiran Data
Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena
analisis wacana merupakan bagian dari metode
interpretative yang mengandalkan interpretasi dan
penafsiran peneliti.
Dalam tahap ini, penulis akan memperhatikan data-data
yang terdapat dalam data utama yaitu rubrik uswah pada
edisi Januari-April 2007, kemudian akan di tafsirkan oleh
peneliti dengan disesuaikan pada kerangka dalam analisis
wacana.
b.
Penyimpulan hasil penelitian
5
Dalam tahap ini, kesimpulan yang akan diambil oleh
peneliti berdasarkan pada semua data yang diperoleh dalam
kegiatan penelitian
Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini menggunakan
pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif
Hidyatullah Jakarta, cetakan I, januari 2007.
F. Tinjauan Pustaka
Memang banyak sekali penelitian yang mengangkat tentang
majalah khususnya tentang isi pesan yang disajikan. Ada beberapa
penelitian analisis wacana yang juga mengangkat tentang pesan,
misalnya Skripsi yang berjudul Analisis Wacana Pesan Dakwah
dalam album religi Ust. Jefri Al Bukhori oleh Diana Syauqiyah,
2006. Namun, hal ini jelas berbeda, jika yang dilakukan sendiri.
Diana adalah mengangkat pesan dakwah yang hanya berkaitan
dengan keagamaan saja, penulis dalam penelitian ini juga
mengungkap pesan-pesan yang lebih baik menyangkut aspek
kehidupan sosial.
ini penulis menggunakan teori van Dijk, sedangkan Yosef
menggunakan teori Van Leeuwen.
Sebagai buku referensi/pegangan, penulis menggunakan
buku Eriyanto yang diterbitkan oleh LKIS berjudul Analisis
Wacana : Pengantar Analisis, teks media. Dalam buku ini disajikan
secara lengkap penjelasan wacana menurut teori van Dijk, mulai
dari segi teks (tema, skema, bentuk kalimat, dan lain-lain). Segi
kognisi sosial (kesadaran pengarang dalam membuat teks), sampai
pada kontak sosial (faktor eksternal yang berkembang), sehingga
mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian
yang penulis lakukan diharapkan memberi tambahan / pelengkap
dari penelitian yang dilakukan sebelumnya.
G.
Sistematika Penulisan
Sebagai karya tulis ilmiah penulisan skripsi ini akan disusun
secara sistematis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun
sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I
Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian,
BAB II Merupakan tinjauan teoritis, yang didalamnya
membahas mengenai majalah sebagai media dakwah,
analisis wacana model Teun A. van Dijk. Serta majalah
sebagai media dakwah bil al qalam
BAB III
Membahas gambaran umum majalah Didik yang
meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi serta struktur
redaksi majalah Didik.
BAB IV Uraian mengenai analisis wacana rubrik Uswah majalah
Didik yang terdiri dari dialog Kardijal dengan Waraqah,
lahirnya nabi Isa a.s., Pembantu Rasulullah dan sholawat
untuk nabi Muhammad SAW.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Majalah Sebagai Media Dakwah
Berdakwah adalah menyeru dan mengajak orang lain untuk
memeluk agama Islam atau untuk memperdalam pengetahuan
tentang agama islam. Materi atau bahan yang akan disampaikan
dalam berdakwah tentu harus sesuai dengan al-Quran dan Hadits.
Selain itu ditambah dengan sebuah pemikiran tokoh dan ulama,
ilmuan dan lain-lain. Materi yang akan disampaikan juga
seharusnya di sesuiakan dengan usia mad’u, tingkat pendidikan,
problem yang dihadapi, wilayah tempat tinggal dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, dewasa ini dakwah tidak hanya
dilakukan dengan cara ceramah didepan mad’u atau tatap muka
antara da’i dengan mad’u melainkan dapat melalui media massa
sebagai sarana yang dipergunakan untuk berdakwah seperti
majalah. Majalah sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan
dakwah, karena dijual ditempat umum dan dinikmati oleh pembaca
berulang-ulang sehingga memberikan pemahaman secara
mendalam dibandingkan jika seorang mad’u hanya mendengarkan
Berdakwah melalui majalah yang memiliki ciri khusus sesuai
dengan saran pembaca sangat tepat dilakukan. Karena isi pesan
yang disampaikan tidak jauh dari pandangan dan pengalaman
pihak pembaca, serta sumber isi pesan memiliki nilai kredibilitas
(actual dan sebagainya) dan sesuai dengan kehidupan pembaca
melihat efeknya media massa dalam hal ini majalah sangat
membantu dalam menyebarkan
1.
Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi etimologi, atau asal kata (bahasa), dakwah
berasal dari bahasa Arab, yang berari “panggilan, ajakan atau
seruan”.
6Kata dakwah berbentuk sebagai “isim masdar”. Kata ini
berasal dari fi’il (kata kerja) “”, artinya memanggil, mangajak atau
menyeru. Adapun orang yang melakukan dakwah atau yang
memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, atau mendorong
disebut
da’i
. Seringkali dalam proses memanggil, mengundang atau
mengajak terdapat proses penyampaian
(tabligh)
atas pesan-pesan
tertentu sehingga pelakunya disebut dengan istilah
mubaligh
.7Menurut istilah/ terminology, banyak pendapat mengenai
pengertian atau definisi dakwah, diantaranya:
6
Rafi’Udin, Djaleiel Maman Abdul Prinsip & Strategi Dakwah (Bandung : Pustaka Setia) h. 21
7
Menurut M. Natsir, dakwah adalah usaha-usaha
menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan
seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup
di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi mungkar, dengan
berbagai media dan cara yang di perbolehkan akhlak dan
membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perorangan,
perikehidupan berumah tangga, perikehidupan bermasyarakat dan
perikehidupan bernegara.
8Menurut Drs. Hamzah Yaqub dalam bukunya “Publisistik
Islam” memberikan pengertian dakwah dalam Islam ialah
“Mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk
mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya”.
Menurut Toha Yahya Omar dakwah adalah mengajak
manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka di dunia dan di akhirat.
9Menurut A. Hasjmy, dakwah (islamiyah) adalah mengajak
orang lain untuk meyakini dan mengamalkan akidah dan syariat
8
Syukir Asmuni, Dasar-dasra Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al- Ikhlas) h. 17
9
Islam yang terlebih dahulu telah di yakini dan diamalkan oleh
pendakwahan sendiri.
10Sedangkan menurut M. Bahri Ghazali, penyampaian ajaran
agama Islam yang tujuannya agar orang tersebut melaksanakan
ajaran agama dengan sepenuh hati.
11Dalam berbagai pengertian diatas, dapat diperoleh hal pokok
dari dakwah yaitu:
a.
Dakwah adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara sadar,
sengaja dan terencana untuk mempengaruhi pihak lain.
b.
Dalam kegiatan dakwah ditujukan agar dalam diri orang timbul
suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta
pengamalan terhadap ajaran agama dengan sepenuh hati tanpa
danya unsur paksaan, sehingga tercapai kemaslahatan dan
kebahagiaan didunia dan akhirat.
c.
Dalam kegiatan dakwah ada usaha untuk:
- Mengajak umat manusia untuk mengikuti agama Allah
- Mengajak manusia pada kebajikan, memperbaiki kehidupan
yang lebih baik dan layak, dan mencegah mereka berbuat
keburukan.
122. Unsur-unsur dakwah
10A Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al- Qur’an ( Jakarta: Bulan Bintang,1994),
11
M Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, membangun kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah
12
a.
Subjek dakwah
Subjek Dakwah adalah orang yang melakukan
dakwah yang dalam bahasa Arab disebut da’i. Dalam
konteks keindonesiaan para da’i memiliki banyak sebutan
lain diantaranya maballigh, ustadh, kyai, ajengan, tuan guru,
teungku dan sebagainya. Hal ini didasarkan atas
efektifitasnya sama seperti da’i. Pada hal hakekatnya
tiap-tiap sebutan tersebut memiliki kadar kharisma dan keilmuan
berbeda-beda dalam pemahaman masyarakat Islam di
Indoneisa .
13b.
Objek dakwah
Objek dakwah (
Mad’u
) adalah manusia yang menjadi
sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik
individu maupun kelompok, baik yang beragama Islam atau
pun bukan yang beragama Islam.
Pada pokoknya objek dakwah adalah manusia secara
keseluruhan bagi mereka yang sudah beragama Islam,
dakwah di maksudkan meningkat derajat dan kualitas
keimanan dan ketakwaan; sedang bagi yang belum masuk
Islam, yaitu jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Di
13
dalam aktifitas dakwah, pengenalan terhadap karakteristik
objek dakwah merupakan satu keharusan tanpa hal ini
niscaya dakwah akan mengalami kegagalan.
c. Materi dakwah
Pada dasarnya materi dakwah islam tergantung pada
tujuan yang hendak dicapai. Namun secara gelobal dapatlah
dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan
menjadi tiga hal pokok, yaitu; aqidah, syariah, akhlakul
karimah.
Keseluruhan
materi
dakwah pada dasarnya bersumber
dari dua sumber, yaitu al- Qur’an, al- Hadist, dan rakyu
ulama.
14d. Media dakwah
Pengertian media dakwah
Arti istilah media bila dilihat dari katanya (
etimologi
),
berasal dari bahasa latin yaitu “median”, yang berarti alat
perantara. Sedangkan kata media merupakan jamak dari
pada kata median tersebut.
Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu
yang dapat dijadikan sebagai alat (
perantara
) untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
14
Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan dakwah yang telah di tentukan. Media dakwah ini
dapat berupa barang (
material
), orang, tempat, kondisi
tertentu dan sebagainya.
Beberapa media dakwah:
•
Lembaga-lembaga pendidikan formal
•
Lingkungan keluarga
•
Organisasi-organisasi Islam
•
Hari-hari besar Islam
•
Media massa (radio, televisi, surat kabar dan majalah)
•
Seni budaya
15e. Metode dakwah
Metode dakwah adalah suatu cara yag bisa ditempuh atau
cara yang di tentukan secara jelas untuk mencapai dan
menyelesaikan suatu tujuan, rencana, sistem cara pikir
manusia. Dapat pula di artikan sebagai kerangka kerja dan
dasar-dasar pemikiran untuk mendapatkan cara yang sesuai
dan tepat untuk mencapai suatu tujuan. Maka metode
dakwah adalah suatu cara yang bisa di tempuh atau cara yang
di tentukan secara jelas oleh da’i untuk mencapai dan
menyelesaikan suatu tujuan, rencana, system dan tata pikir
manusia dalam dakwah.
16f. Efek dakwah
Efek dakwah merupakan akibat dari pelaksanaan proses
dakwah dalam objek dakwah. Posistif atau negatif efek
dakwah itu berkaitan dengan unsur-unsur dakwah lainnya,
tidak bisa terlepas hubungannya. Akan tetapi keberhasilan
berdakwah tidak tampak jelas seperti seorang dokter
mengobati suatu penyakit. Penelitian permasalahan mengenai
efek dakwah akan menjadi umpan balik dan bermanfaat bagi
evaluasi unsur-unsur dakwah tersebut, agar dapat
mengimprovisasi proses dakwah selanjutnya.
Efek dakwah ada tiga aspek berikut :
1). Efek kognitip
Terjadi bila ada perubahan pada apa yang di ketahui, di
fahami atau di persepsi oleh objek dakwah, setelah mereka
menerima pesan / materi dakwah.
2). Efek afektip
Timbul bila ada perubahan pada apa yang di rasakan, di
senangi atau di benci, oleh objek dakwah yang terkait dengan
emosi, sikap serta nilai, setelah objek dakwah menerima
dakwah.
3). Efek behavior
Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang
berkaitan dengan pola tingkah laku objek dakwah dalam
merealisasikan materi dakwah yang telah di sajikan dalam
kehidupan sehari-hari.
17B. Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk
Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi
selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai.Jika
analisis isi kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa”
(
what
), analisis wacana lebih melihat pada ‘bagaimana” (
how
) dari
pesan teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya
mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan
itu disampaikan. Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai
terjemahan dari perkataan bahasa Inggris discourse, kata discourse
inipun berasal dari bahasa latin discurus, dis: dari dalam arah yang
berbeda dan currere: lari, sehingga berarti lari kian kemari.
18Model yang dipakai van Dijk kerap disebut sebagai “kognisi
sosial’. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan
psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses
terbentuknya suatu teks. Nama pendekatan semacam ini tidak dapat
dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang dikenalkan oleh van
Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada
analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik
produksi yang harus juga diamati. Melalui berbagai karyanya, van
Dijk membuat karangka analisis wacana yang dapat
didayagunakan. Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai
struktur / tingkatan, yang masing –amasing bagian saling
mendukung. van Djik membaginya kedalam tiga tingkatan:
191.
Struktur makro
Ini merupakan makna global/ umum dari suatu teks yang
dapat di pahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema ini
bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari peristiwa.
Topik menggambarkan apa yang ingin di ungkapkan oleh
wartawan dalam pemberitaannya. Topik menunjukan konsep
dominan, sentral dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh
karena itu, ia sering di sebut sebagai tema atau topik.
20Kata tema secara harfiah berarti “sesuatu yang telah di
uraikan” atau “sesuatu yang telah di tempatkan”. Kata ini berasal
dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau
“meletakan”. Tema mempunyai beberapa pengertian menurut para
pakar sebagai berikut:
Menurut Keraf, “jika dilihat dari sudut sebuah tulisan yang
telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang di sampaikan
oleh penulis melalui tulisannya”.
21Budiman menjelaskan pengertian tema yaitu:
“Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat
elemen yang spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang dapat
kita lihat di dalam teks atau bagi cara-cara yang kita lalui agar
beraneka kode dapat berkumpul dan koheren. Tematisasi
merupakan proses pengaturan tekstual yang di harapkan pembaca
sedemikian sehingga dia dapat memberikan perhatian pada
bagian-bagian terpenting dari isi teks, yaitu tema”.
22Menurut Alex Sobur, tema adalah sebagai berikut:
“Kata tema sering disandingkan dengan apa yang di sebut
topik.kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat.
Topik secara teoritis dapat di gambarkan sebagai dalil (
proposisi
),
sebagai bagian dari informasi penting dari suatu wacana dan
memainkan peranan penting sebagai pembentuk kesadaran sosial.
20
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakart : LKIS, 2006), h.229
21 Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Penghantar Kemahiran Bahasa, ( Ende-Flores: Nusa Indah, 1980), h 107
Topik menunjukan informasi yang paling penting atau inti pesan
yang ingin di sampaikan oleh komunikator.”
23Teun A.van Dijk mendefinisikan tema atau topik di bawah
ini:
“Topik adalah sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari
topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang di ambil
oleh komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan,
keputusan, atau pendapat dapat di amati pada struktur makro dari
suatu wacana.”
24Gagasan penting van Dijk, wacana umumnya dibentuk
dalam tata aturan umum (
macrorule
). Teks tidak hanya
didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik
tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren.
25Koheren
atau koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata atau
kalimat dalam teks.jadi, pandangan umum yang koheren berarti
sebuah kesimpulan dari suatu wacana yang merupakan isi cerita itu
sendiri dan merupakan pertalian dari satu subtopik dengan
subtopik lainya. van Dijk menyebutnya sebagai koherensi global
(
global coherence
), yakni bagian-bagian dalam teks kalau dirunut
menunjuk pada suatu titik gagasan umum,dan gagasan itu saling
mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum
tersebut. Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks berita,
23 Alex Sobur, Analisis Teks media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis F raming, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h 75
24Ibid.
topik ini akan di dukung oleh sub topik lain yang saling mendukung
terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga di dukung oleh
serangkaian fakta yang di tampilkan yang menunjuk dan
menggambarkan subtopik, sehingga, dengan sebagian yang saling
mendukung antara satu bagian dengan bagian yang lain, teks
secara keseluruhan membentuk teks koheren dan utuh.
2.
Superstruktur
Superstruktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana
struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh.
Struktur skematik atau superstruktur pada elemen wacana
van Dijk adalah bagaimana bagian-bagian dalam teks di susun dan
di urutkan sehingga membentuk kesatuan arti.”
26“Struktur skematik menggambarkan bentuk umum dari
suatu teks. Bentuk wacana umum itu di susun dengan kategori atau
pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan
masalah, menutup, dan sebagainya. Dengan kata lain, menurut
Alex Sobur:
“Struktur skematika memberikan tekanan: bagian mana
yang di dahulukan, dan bagian mana yang bisa dikemudikan
sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.”
27Menurut van Dijk, dalam konteks penyajian berita
umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar,
yaitu:
•
Summary
Sumary pada umumnya ditandai dengan dua elemen yakni
judul dan lead (teras berita). Elemen skema ini merupakan elemen
yang dipandang paling penting. Judul dan lead umumnya
menunjukan tema yang ingin ditampilkan oleh wartawan dalam
pemberitaanya.
Judul biasanya dibuat semenarik mungkin,
to attrack the
reader
. Menurut Anwar, “judul berita (
head line
) pada dasarnya
mempunyai tiga fungsi, yaitu mengiklankan cerita atau berita,
meringkaskan atau mengiktisarkan cerita, dan memperbagus
halaman surat kabar.”
28Judul berita berfungsi membantu pembaca agar dapat
dengan cepat mengetahui apa topik yang di berikan dalam suatu
27 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar UntukAnalisis Wacana, Analisis Semiotik dan AnalisisFraming, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),h. 76
berita.selain itu, dengan pilihan bentuk dan jenis huruf tertentu
(
tipografi
), judul berita berfungsi menarik perhatian pembaca
dengan cepat.
29Selain judul, elemen skema
summary
satu lagi yaitu
lead
.
Lead merupakan salah satu bagian dari berita selain
body
(
tubuh
berita
). Kunci untuk penulisan berita yang baik, sebagaimana
halnya penulisan featue, terletak pada paragraf pertama, yaitu lead.
Setiap reporter selalu sadar akan pentingnya lead. Begitu
pentingnya penulisan lead, sehingga banyak wartawan yang
terpaku agak lama di depan komputernya untuk mencari dan
memilih bagian mana yang paling pokok dalam suatu berita untuk
di jadikan lead.
30Lead
umumnya sebagian pengantar ringkasan apa
yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara
lengkap.”
31Lead
adalah intisari berita yang menurut Alex Sobur
mempunyai tiga fungsi, yaitu:
a.
Menjawab rumus 5W+1H (
who;what,where,when,why + how
).
b.
Menekankan
newsfeature of the story
dengan menempatkan
pada posisi awal
c.
Memberikan identifikasi cepat tentang orang, tempat dan
kejadian yang di butuhkan bagi pemahaman cepat berita itu
29 Ina Ratna Mariani dan June Kuncoro, Teknik Mencari dan Menulis Berita, (
Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 203
30 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.77
Berita yang sifatnya langsung biasanya di tulis dengan gaya
piramida terbalik, di mana semua yang di anggap paling penting di
letakan pada lead atau intro dan mencakup semua unsur berita
yang lazim disebut 5W + 111 (
what, who, where, when, why, how
).
Tetapi, untuk berita yang berbentuk feature, lead tidak harus
menggunakan konsep seperti itu. Adalah karangan kreatif,
terkadang subjektif yang di rancang untuk menginformasikan
secara mendalam dan lengkap. Berbeda dengan new (berita),
feature menuntut kecakapan seseorang untuk menulis.
Pengetahuan yang luas tentang masalah yang di garap juga amat
membantu keunikan pokok bahasa features dan kemenarikan
penulisan karangan tersebut.
32Menurut Sudirman Tebba, jika semua tulisan menggunakan
gaya seperti itu, maka akan terlihat gaya penulisan berita yang
monoton, seragam, tidak bervariasi, sehingga mungkin tidak
menarik dan membosankan.
33•
Story
Story adalah isi berita secara keseluruhan.secara hipotetik,
elemen ini juga mempunyai dua subkategori, yaitu situasi (proses
32 Ina Ratna Mariani dan June Kuncoro, Teknik Mencari dan Menulis Berita,(Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 50
atau jalannya peristiwa) dan komentar yang di tampilkan dalam
teks.
Subkategori situasi yang menggambarkan kisah suatu
peristiwa, terdiri atas dua bagian: episode atau kisah utama dan
latar untuk mendukung episode yang di sajikan kepada khalayak.
Selanjutnya adalah tentang komentar yang di tampilkan
dalam teks. Menurut Erianto, subkategori komentar
menggambarkan bagai mana pihak-pihak yang terlibat
memberikan komentar atas suatu peristiwa, secara hipotetik terdiri
atas dua bagian. Pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokoh
yang di kutip oleh wartawan, dan kedua, kesimpulan yang di ambil
oleh wartawan dari komentar berbagai tokoh.
343.
Struktur mikro
Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat di amati
dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,
parafrase yang dipakai dan sebagainya. Struktur mikro terdiri dari
empat pengamatan, yakni: semantik, sintaksis, stilistik, dan
retoris.
35C. Kognisi Sosial
34
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta: LKIS, 2001), h.232
35
Pemahaman si penulis teks terhadap apa yang di tulisnya
yakni ; seberapa banyak sebenarnya pengetahuan yang dimiliki
penulis khususnya teks yang ditulisnya.
Struktur ini menekankan pada bagaimana peristiwa
dipahami, didefinisikan, kemudian di tampilkan dalam suatu
model. Proses terbentuknya teks pada tahap ini, memajukan
informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu wacana.
D. Konteks Sosial
Kondisi realita masyarakat atau faktor-faktor mempengaruhi
cerita atau teks yang berasal dari luar. Menurut van Dijk struktur
ini melihat bagaimana teks dihubungkan lebih jauh dengan
struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam publik
atau suatu wacana. Kontek sosial berusaha memasukan semua
situasi dan hal yang berbeda di luar teks dan mempengaruhi
pemaikan bahasa.
Contoh : Dari judul pembantu Rasulullah
Rasulullah, yaitu dengan tidak memperlakukan kasar pada
seseorang pembantu.
Judul dialog Waraqah dan Khadijah “Rasulullah makan
sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang” artinya kita sebagai
manusia harus mengikuti ajaran Rasulullah yang seperti dilakukan
di atas karena itu sangat baik pun untuk kesehatan kita juga.
[image:42.595.111.512.266.747.2]Berikut ini adalah uraian elemen wacana van Dikj :
Tabel 1
Elemen Wacana Van Dijk
Struktur
Wacana
Hal yang diamati
Elemen
Struktur
makro
TEMATIK
(Apa yang dikatakan?)
Topik
Superstruktur
SKEMATIK
(Bagaimana Pendapat disusun dan
dirangkai?)
Skema
Struktur
Mikro
SEMANTIK
(Makna yang ingin ditekankan
dalam teks berita)
Tematik
Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari satu
teks.bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan,atau dari suatu
teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh
wartawan dalam pemberitaannya. Topik menunjukan konsep
dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh
karenanya,ia sering disebut sebagai tema atau topik. Topik
menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti
dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa.
Skematik
Menurut van Dijk, arti dari skematik adalah strategi wartawan
untuk mendukung topik tertentu dari skematik adalah strategi
Sruktur
Mikro
SINTAKSIS
(Bagaimana pendapat
disampaikan?)
bentuk
kalimat,
koherensi,
kata ganti
STILISTIK
(Pilihan kata apa yang dipakai?)
Leksikon
RETORIS
(Bagaimana dan dengan cara apa
penekanan dilakukan?)
wartawan untuk mendukung topik tertentu. Skematik menunjukan
tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang
disembunyikan sebagai bagian dari strategi penting. Upaya
penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan dibagian akhir
agar terkesan kurang menonjol . meskipun mempunyai dua kategori
skema besar. Pertama,
summary
yang umumnya ditandai dengan dua
elemen yakni judul dan
lead
. Kedua,
story
yakni isi berita secara
keseluruhan.
Semantik
Semantic berkaitan dengan makna yang ingin di tekankan
dalam berita. Semantic yang di maksud adalah bagaimana
menampilkan elemen latar, detil, dan maksud.
Sintaksis
Secara etimologis, kata sintaksis berasal dari kata yunani
(sun=’dengan’+
tattein
+’menempatkan’). Jadi kata sintaksis secara
etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat(padeta,1994:85).
Latar
menulis latar belakang peristiwanya. Latar belakang tersebut
menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar
dipakai dibagian awal sebelum opini wartawan yang sebenarnya
muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa
opininya itu memiliki alasan yang kuat.
Latar digunakan untuk menyediakan dasar hendak kemana teks
dibawa. Ini merupakan cerminan ideologis, dimana wartawan
mwnyajikan latar belakang dapat juga tidak, tergantung pada
kepentingan mereka.
Detil
Elemen ini berkaitan dengan kontrol informasi yang berguna
bagi dirinya, dan akan meredam informasi yang merugikannya. Ini
merupakan strategi dimana wartawan mengemukakan sikap secara
implisit. Hal ini akan menggambarkan pengembangan wacana yang
dilakukan oleh media. Hal ini layak untuk dipertimbangkan sehingga
efek yang muncul pada khalayak sudah dapat diprediksi.
Maksud
menonjolkan praktek berbahasa tertentu untuk menyampaikan
maksudnya.
Sintaksis
Pra-anggapan
Pernyataan pra-anggapan (
presupposition
) merupakan
pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.
Pra-anggapan ini merupakan sebuah fakta yang belum terbukti
kebenarannya terutama bila dikaitkan dengan wacana yang sedang
dikembangkan.
Pengingkaran
Pengingkaran adalah suatu bentuk praktek wacana yang
menggambarkan bagaimana wartawan menolak suatu gagasan
meskipun pada mulanya terkesan menyetujui gagasan tersebut.
Pengingkaran ini biasanya ditandai dengan pengguanaan kata
tetapi,
namun, akan tetapi, walaupun demikian, dan sejenisnya
.
Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah pengertian sederhana dari prinsip
kalimat yang berpolakan subjek-objek-predikat, bentuk kalimat ini
menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam
kalimat berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari
pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi
objek dari pernyataannya. Dengan permaianan pertukaran ini
struktur kalimat bisa dibuat menjadi aktif maupun pasif.
Koherensi
Koherensi adalah jalinan antar kata, kalimat dalam teks. Dua
kalimat yang berbeda secara factual dapat digabungkan sehingga
kelihatan berhubungan. Koherensi ini berciri khas menggunakan kata
penghubung (
konjungsi
). Kata penghubung inilah yang akan
membentuk suatu koherensi yang diinginka oleh wartawan.
Koherensi Kondisional
Koherensi kondisional ditandai dengan penggunaan anak
kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan induk kaliamat sehingga
ada atau tidak adanya anak kalimat itu tidak akan mengurangi arti
kalimat. Anak kalimat itu menjadi cermin kepentingan komunikator
karena ia dapat memberi keterangan yang baik / buruk terhadap suatu
Koherensi Pembeda
Kalau koherensi kondisional berhubungan dengan pertanyaan
bagaimana dua peristiwa dihubungkan / dijelaskan, maka koherensi
pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa
atau fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat seolah
dibuat seolah-olah saling bertentangan dan bersebrangan (
contrast
)
dengan menggunakan koherensi ini.
Kata Ganti
Kata ganti adalah sebuah elemen yang digunakan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan sebuah gambaran
komunitas yang imajinatif. Dengan teknik ini komunikator
menunjukan posisinya didalam suatu wacana. Seperti menggunakan
kata
kita, mereka, kami, dan dia.
Stilistik
Stilistik berhubungan dengan pilihan kata yanga dipakai dalam
sebuah berita yang disebut juga dengan leksikon. Pemilihan kata yang
tersedia bukan hanya didasari factor ideologis, pemilihan makna
kalimat dan ekspresi yag ditimbulkan.’’’’(gorie kraf, diksi dan gaya
Retoris
Retoris berkaitan dengan bagaimana dan dengan cara apa
penekanan dilakukan. Ini berhubumgam dengan grafis (membedakan
tulisan satu kalimat dengan kalimat lain) yang dilakukan dengan
tulisan miring, huruf tebal, diperbesar, huruf besar.
Leksikon
Elemen ini digunakan untuk menandakan cara seseorang
melakukan seleksi kata, diantara beberapa kata itu seseorang dapat
memilih diantara kata yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata
yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi pilihan itu
merefleksikan ideologinya terhadap sebuah realita.
Grafis
Elemen ini merupakan upaya penonjolan akan sesuatu hal yang
dianggap penting dalam suatu teks. Misalnya ditandai dengan
penggunaan huruf tebal, huruf miring, garis bawah,
font
yang lebih
[image:49.595.112.503.198.554.2]besar dari normal,
caption
, raster grafik, gambar, agka, table, foto,
gambar dan sejenisnya, untuk memberikan efek kognitif, dimana ia
menunjukan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan
menarik sehingga perhatian harus difokuskan padanya.
Metafora
Dalam suatu wacana, seorang wartaan tidak hanya
dimenyampaikan pesan lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan,
metafora yang diamaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu
berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi
petunjuk utama untuk megerti makna suatu teks. Metafora tertentu
dipakai oleh wartawan secara strategis sebagi landasan berfikir, alasan
pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.
Biasanya menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan yang
diambil dari ayat-ayat suci, semuanya dipakai untuk memperkuat
pesan utama.
Sumber : Diadopsi dari Eriyanto
36Menurut van Dijk, meskipun terdiri atas berbagai elemen,
semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan
dan mendukung satu sama lainnya. Makna global dari suatu teks
36 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta: LkiS,
(tema) didukung oleh kerangka teks dan pada akhirnya pilihan kata
dan kalimat yag dipakai.
37E. Majalah Sebagai Media Dakwah
Bi al-Qalam
Berdakwah adalah menyeru dan mengajak orang lain untuk
memeluk agama Islam atau untuk memperdalam pengetahuan
tentang agama Islam. Materi atau bahan yang akan disampaikan
dalam berdakwah tentu harus sesuai dengan al-qur’an dan hadis.
Selain itu, ditambah dengan buah pemikiran tokoh dan ulama,
problem yang dihadapi, wilayah tempat tinggal, dan seterusnya.
Oleh karena itu, dewasa ini dakwah tidak hanya dilakukan dengan
cara ceramah di depan mad’u atau tatapan muka antara da’i
dengan mad’u malainkan sudah melalui media masa sebagai sarana
yang di pergunakan dalam dakwah. Salah satu media yang di
gunakan untuk berdakwah adalah majalah. Majalah sangat efektif
untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah, karena dijual ditempat
umum dan dinikmati oleh pembaca secara umum, jadi
jangkauannya lebih luas. Selain itu, majalah juga dapat dibaca
berulang-ulang sehingga memberikan pemahaman secara
mandalam dibandingkan jika seorang mad’u hanya mendengarkan
ceramah saja.
Majalah biasanya mempunyai segmentasi pasar yang
berbeda-beda, misalnya ada majalah khusus remaja, majalah
wanita, kesehatan, entertainmen, dsb. Tetapi pada penelitian ini
akan dibahas tentang majalah sebagai media dakwah
bi al-qalam
,
khusus majalah sebagai media dakwah muslimah.
Pengertian majalah adalah terbitan berkala yang isinya
meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik
actual yang patut diketahui oleh pembaca. Majalah memuat
beragam artikel berupa informasi, dan hiburan yang dilengkapi
ilustrasi seperti foto dan gambar.
38Berdakwah melalui majalah yang memiliki ciri khusus sesuai
dengan sasaran pembacanya sangat tepat di lakukan, karena isi
pesan yang di sampaikan tidak jauh dari pandangan dan
pengalaman pihak pembaca, serta sumber isi pesan memilki nilai
kredibilitas (aktual, dsb) dan sesuai dengan kehidupan pembaca.
39Melihat efektifnya media masa, dalam hal ini majalah, sangat
membantu dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. Setelah membaca
majalah, maka orang akan mengetahui sebuah berita. Apalagi jika
38
“Majalah” Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, Jakarta : PT Ikhtiar Baru van Hoeve, Cet. Ke-1, Jilid 6, h. 122
39
mengkonsumsi majalah sesuai dengan usia atau kebutuhan, bagi
seorang ibu misalnya membaca majalah khusus kaum ibu, maka
akan sangat membantu dalam menemukan informasi-informasi
penting seputar ibu. Dan bagi seorang muslimah secara umum,
majalah dengan sasaran pembaca muslimah sangat sesuai untuk
dibaca. Majalah seperti ini dapat dijadikan referensi dalam mencari
informasi up to date, mengembangkan pengetahuan Islam, juga
sangat membantu perannya sebagai seorang muslimah yang ber
ilmu pengetahuan.
Pesan-pesan dalam majalah pada dasarnya merupakan
ungkapan hati penulisnya, mewakili visi misi majalah tersebut, dan
bagi majalah dengan tujuan dakwah maka salah satu tujuannya
adalah mendapat ridho Allah SWT.
Maka jika materi dalam majalah dakwah dikemas secara
baik, pasti akan diminati pembaca. Pesan-pesan yang mengena
dihati penbaca tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJALAH DIDIK
A.
Sejarah Berdirinya
Sejarah berdirinya sebuah majalah adalah momen yang
tidak bisa dilupakan karena merupakan awal dari perjalanan karir
majalah tersebut. Di mulai dari sejarah. Edisi demi edisi di rintis
dan terus berkembang menjadi sebuah majalah “berhasil” begitu
juga dengan majalah Didik. Sebagai sebuah majalah anak-anak
yang sangat di gemari oleh anak-anak. Majalah Didik ini
mempunyai Readers Club, yakni sebuah komonitas dimana
membahas isi dari rubrik-rubrik yang terdapat pada majalah ini
rutin diadakan setiap setelah bulan penerbitan. Misalnya majalah
didik terbit bulan Januari. Maka bulan Februari Majalah Didik
menerbitkan edisi perdana pada bulan Maret 2006. majalah
bulanan akan diadakan pertemuan Didik Club. Jadi majalah ini
tidak sekedar menjual melainkan juga memberikan tindak lanjut
yang bermanfaat bagi pembaca Majalah. Ini didirikan oleh
beberapa muslim atau muslimah (Doktor, Ekonomi, Pengacara, dll)
Majalah Didik pertama kali terbit dengan tiras 4.200 eksemplar
dengan wilayah sebaran hingga berbagai kota besar di Indonesia.
Tiras majalah telah meningkat hingga 5.000-6.000 eksemplar yang
seluruhnya diserap oleh pelanggan dan mulai didistribusikan di
berbagai toko buku dan agen penyalur majalah.
B.
Rubrikasi Majalah Didik
a.
Rubrik sirah : menceritakan kisah para Nabi.
b.
Cergam :(cerita bergambar)
c.
Sebuah cerita anak lalu berisikan doa tetapi dikemas dalam
sebuah cerita.
d.
Rubrik uswah : menceritakan suatu keteladanan para Nabi
e.
Kitabah huruf arab : Belajar membaca atau menulis huruf
arab.
f.
Ciptaan Allah : Sebuah ilmu pengetahuan yang dikemas dalam
sebuah cerita.
g.
Bahasa Inggris : mengajarkan bahasa Inggris
h.
Kisah : yaitu rubrik yang menceritakan suatu kejadian penting
dalam sejarah Islam.
i.
Sohib didik : fens club yang ingin berbagi pengalaman.
j.
Surat dinda : beberapa surat pembaca
k.
Rubrik fasion : yaitu rubrik mengimformasikan tentang gaya
baju terbaru.
l.
Hikayah : Memuat pengetahuan dalam bidang apa saja .
C.
Visi dan misi
Visi
Yaitu menciptakan generasi muda yang robani yang kreatif,
berilmu, dan berakhlak.
Misi
Mencoba melahirkan anak-anak islami dan mengembangkan
nilai-nilai islami dalam kehidupan dunia anak-anak.
Rubrikasi majalah Didik
Rubrikasi Majalah Didik saat pertama kali terbit pada bulan Maret
2006 terdiri dari 8 rubrik.
D.
Struktur redaksi Majalah didik
staf-staf, tetapi struktur redaksi berikut nomenklatur untuk nama
jabatan sangat berbeda sekali dengan kebanyakan perusaan non
media, struktur redaksi Didik yaitu terdiri atas:
Penerbit :
PT. VARIAPOP GROUP
Penasehat :
Mustafa bin H.Ton
Penasehat bidang agama :
Prof. DR. Buya Sidi Ibrahim
Penasehat Ilustrasi :
NBC Sukma
Pemimpin Umum :
Wirdaningsih Aminudin Yunus
Wakil Pemimpin Umum :
Eddy Syahwardi Aminuddin yunus
Kuasa Hukum :
Raja Arliusmar, SH.
General manager Promosi Iklan :
Mahjudin Mansur
Pemimpin Redaksi :
Cut Ummi Kalsum
Wakil Pemred/koordinator illustrator :
Ali Yoppy
Sekretaris Redaksi :
Rima Julian Sari
Staf Redaksi:
M. Imran Laha
Illustrator :
Abd. Razak, Malik Ridwan
Team Grafis :
M. Yossy
Fotografer :
Dewi, Taufik, Fahri, Iqbal
Sirkulasi:
Roni Wardhana
EDP :
Tubagus Yusuf, Tubagus Ai
Berikut adalah biodatadari penulis teks pada “Rubrik
Uswah” edisi Maret-April 2007. Majalah Didik.
Nama
: Cut umi kalsum
Tempat/tgl lahir
: 5 Februari 1979
Status
:
Menikah
Pekerjaan
: Penulis, Wartawan Majalah Didik, Guru.
Pendidikan :
1.
SDN kali baru kulo 1 banyu wangi
2.
SMPN 1 Kali Baru Banyuwangi
3.
SMAN2 Banyuwangi
4.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aktivitas
: Pemimpin Redaksi Majalah Didik
Staf Devisi Media HTI
BAB IV
ANALISIS WACANA RUBRIK USWAH MAJALAH DIDIK
A.
Dialog Khodijah dengan Waraqah
Edisi 12 januari 2007
Saat Rasulullah tertidur, khadijah berjalan tergesa-esa kerumah
anak pamannya Waraqah bin Naufal. Ia pendeta Nasrani yang sudah
menerjemahkan Bible ke dalam bahasa Arab. Khadijah ingin
berdiskusi dengan Naufal tentang peristiwa yang dialami suaminya.
“Suamiku baru menerima wahyu dari jibril. Apa komentarmu?”
kata Khadijah. “Dimana ia sekarang?” Tanya Waraqah. “Sedang
istirahat di rumah” kata Khadijah. “Jagalah ia dengan
sebaik-baiknya!” kata Waraqah.
“Kenapa kau berbicara begitu?” kata Khadijah. “Suamimu itu
telah dipilih Tuhan,” kata Waraqah. “Maksudmu?” tanya Khadijah.
“Ia memenuhi tanda sebagai utusan Tuhan!”. Jawab Waraqah.
Khadijah pamit kepada Waraqah bin Naufal dan pulang ke
rumahnya dengan jalan agak tergesa-gesa. Di rumah ia melihat
Rasulullah masih tertidur pulas.
lapar dan berhenti sebelum kenyang. Sehingga selalu sehat dan jarang
sakit.
Kemudian Kadijah berkata: “Tadi aku berdiskusi dengan Waraqah
bin Naufal”. “Tentang apa? Tanya Rasulullah. “Peristia yang kakanda
alami’ kata Khadijah. “Apa komentarnya?” tanya Rasulullah. “Itu
wahyu adari Allah,” ujar Khadijah.
No. Struktur
Wacana
Elemen
Hal yang diamati
1 Struktur
Makro
Tematik
* Dialog Khadijah dengan Waraqah
2 Superstrukt
ur
Skematik
*Percakapan istri Nabi Muhamad
dengan anak pamanya Waraqah
bin Naufal
3 Struktur
Mikro
Semantik
(Latar)
*Paragraf 1 : Saat rasulullah
tertidur, Khadijah berjalan
tergesa-gesa kerumah anak pamanya
Waraqah bin Naufal. Ia pendeta
Nasrani yang sudah
menerjemahkan Bible kedalam
peristiwa yang dialami suaminya.
*Paragraf 2 : “Suamiku baru
menerima wahyu dari jibril. Apa
komentarmu?” kata Khadijah.
“Dimana ia sekarang ?” Tanya
Waraqah. “Jagalah ia dengan
sebaik-baiknya !” kata Waraqah.
*Paragraf 3 : “Kenapa kau bicara
begitu?” kata Khadijah. “Suamimu
itu telah dipilih Tuhan.” Kata
Waraqah. “Maksudmu?” tanya
Khadijah, “Ia memenuhi tanda
sebagai utusan Tuhan!” Jawab
Waraqah.
4
Struktur
Mikro
Semantik
(Detil)
*Paragraf 3 : “Kenapa kau bicara
begitu?” kata Khadijah. “Suamimu
itu telah dipilih Tuhan” kata
Waraqah, “Maksudmu?” tanya
Khadijah, “Ia memenuhi tanda
sebagai utusan Tuhan!” jawab
*Paragraf 5 : Saat malam
Rasulullah sudah pulih. Bersama
Khadijah dan anak-anaknya
Rasulullah makan malam.
Rasulullah selalu makan sebelum
lapar dan berhenti sebelum
kenyang. Sehingga selalu sehat dan
jarang sakit.
5 Struktur
Mikro
Semantik
(Maksud)
*Paragraf 5 : Saat malam
Rasulullah sudah pulih. Bersama
Khadijah dan anak-anak….
Rasulullah selalu makan sebelum
lapar dan berhenti sebelum
kenyang. Sehingga selalu sehat dan
jarang sakit.
6 Struktur
Mikro
Sintaksis
(BentukKalimat)
*Paragraf 2 : “Suamiku baru
menerima wahyu dari Jibril. Apa
komentarmu? “tanya Waraqah.
“Sedang istirahat dirumah.” Kata
* Paragraf 3 : “Kenapa kau bicara
begitu?” kata Khadijah.”Suamimu
itu telah dipilih Tuhan” kata
Waraqah. “Maksudmu?” tanya
Khadijah. “ia memenuhi tanda
sebagai utusan Tuhan!” jawab
Waraqah.
7 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Koherens
i)
*Paragraf 1 : Saat Rasulullah
tertidur. Khadijah berjalan
tergesa-gesa kerumah anak pamanya
Waraqah bin Naufal…
*Paragraf 5 : Saat malam
Rasulullah sudah pulih. Bersama
Khadijah dan anak-anaknya
Rasulullah makan malam.
8 Struktur
Mikro
Sintaksis
(Kata
Ganti)
*Paragraf 1 :…..Ia pendeta Nasrani
yang sudah menerjemahkan Bible
kedalam bahasa Arab.
*Paragraf 2 : “Dimana ia
sekarang?”…”Jagalah ia dengan
*Paragraf 3 : …Ia memenuhi tanda
sebagai utusan Tuhan!
*Paragraf 4 : Dirumah ia melihat
Rasulullah masih tertidur.
*Paragraf 6 : Kemudian Khadijah
berkata : “Tadi Aku berdiskusi
dengan Waraqah bin
Naufal”…”Peristiwa yang Kakanda
alami.”
Kita bisa melihat dari kejadian ini kita bisa tahu apa yang dialami
dan pada awal dari Muhammad yang di pilih Tuhan untuk menjadi
Nabi dan Rasul, yang Pada saat itu pendeta Nasrani yaitu Waraqah
bin Naufal meberitahu kepada Siti Khadijah, Ia adalah istri
Rasulullah. Mereka berdialog tentang bahwa suaminya telah
menerima wahyu dari malaikat Jibril. Rasulullah telah di pilih Tuhan
karena ia telah memenuhi tanda sebagi utusan Tuhan. Disamping itu
Rasulullah mempunyai kebiasaan yang sangat baik yang patut kita
tiru, yaitu Rasulullah selalu makan sebelum lapar dan berhenti
sebelum ia merasa kenyang.
o
Tematik, sebagaimana sudah di bahas diatas tema judul ini yaitu
tentang peristiwa Rasulullah yang telah menerima wahyu dari
Allah melalui perantara malaikat jibril yaitu tentang tanda dari
Rasulullah yang telah menjadi utusan Tuhan.
o Skematik, tulisan ini bersifat piramida terbalik yang diawali dengan pendahuluan lalu penjelasan tentang Rasulullah yang merupakan inti dari tulisan dan sekaligus menjadi penutup.
o Semantik (Latar, detail, maksud) dalam tulisan ini latarnya bersifat positif karena dalam hal ini penulisan judul rubrik ingin memberitahukan peristiwa yang dialami suaminya siti khodijah yaitu Nabi Muhammad yang telah menerima wahyu dari Allah.
o Sintaksis (bentuk kalimat, koherensi, kata ganti) pada tulisan ini menggunkan bahasa ilmiah (formal) dan didukung dengan gambar, caption dan huruf tebal.
B.
Lahirnya Nabi Isa a.s.
Edisi 11 febuari 2007
Pada suatu hari datanglah malaikat Jibril dalam bentuk manusia
mendekati Mariyam dipengabdiannya “Sesungguhnya aku berlindung