• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis wacana pesan dakwah pada rubrik uswah majalah didik edisi Januari-April 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis wacana pesan dakwah pada rubrik uswah majalah didik edisi Januari-April 2007"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH

MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI – APRIL 2007

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I )

Disusun Oleh:

SITI LAELATUN KOMARIAH 203051001442

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH

MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI – APRIL 2007

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I )

Oleh :

Siti Laelatun Komariah NIM : 203051001442

Pembimbing

Drs. Masran, MA NIP. 150275384

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

ANALISIS PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH

MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI-APRIL 2007

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana

Oleh

SITI LAELATUN KOMARIAH NIM. 203051001442

Pembimbing

Drs. Masran MA. NIP:150275384

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

ANALISIS PESAN DAKWAH PADA RUBRIK USWAH

MAJALAH DIDIK EDISI JANUARI-APRIL 2007

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Oleh

SITI LAELATUN KOMARIAH NIM. 203051001442

Pembimbing

Drs. Masran MA. NIP:150275384

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(5)

ABSTRAK

SITI LAELATUN KOMARIAH

Analisis Wacana Pesan Dakwah pada Rubrik Uswah Majalah Didik Edisi

Januari-April 2007

Analisis wacana adalah studi tentang pengkajian fungsi, pragmatik bahasa yang dilakukan secara sistematis terhadap suatu kalimat teks dan konteks, sehingga makna yang terkandung dalam kalimat dapat di tafsirkan. Karya sastra seperti majalah merupakan media alternatif penyampaian pesan. Selain menghibur juga ada banyak muatan pesan / kisah yang diambil dalam pelajarannya.

Pemilihan dan pemakaian bahasa dalam membuat karangan seperti Majalah menjadi hal yang wajib di lakukan, karena jika pemilihan bahasa tersebut baik, maka kualitas majalah tersebut tidak dapat diragukan lagi, di cintai pembacanya bahkan menjadi Best Seller. Dalam majalah “Didik” muatan pesan moral yang dapat kita jadikan pelajaran hidup, penyajian kisah nyata yang cukup sederhana, membuat majalah ini menjadi majalah yang berkualitas. Menurut van Dijk, untuk menganalisa pemakaian bahasa dan untuk mengungkap makna yang terdapat dalam majalah tersebut, maka diperlukan skema/kerangka wacana agar mempermudah dalam menganalisa baik itu teks, kognisi sosial dan konteks sosial.

Mengingat bahwa rubrik Uswah dalam majalah Didik berisi hal-hal yang positif untuk diteladani dan bersifat mendidik bagi anak-anak, maka hal itu layak untuk diteliti.

Untuk itu penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui analisis wacana model Teun A. van Dijk. Dari penelitian ini didapat kesimpulan bahwa dari segi kognisi sosial, rubrik ini menceritakan kisah para nabi dan dalam konteks sosial adalah untuk membuktikan bahwa sastra dalam bidang agamapun banyak menarik peminat, sedangkan struktur makro, superstruktur dan struktur mikronya dapat dinilai sebagai hal yang positif.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb. segala puji dan puja bagi Allah SWT

Tuhan semesta alam yang menurunkan kitab pedoman (al-Quran)

kepada rasul mulia Muhammad SAW. bagi umat manusia pembawa

misi dakwah islamiyah bagi seluruh umat manusia, khususnya umat

beriman. Dengan inayah dan maunah serta ridha Allah SWT.

alhamdulillah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan bagi junjungan

nabi besar kita Muhammad SAW. Beliaulah yang telah merevolusi

peradaban dunia dari zaman zahiliyah yang gelap gulita menuju

zaman yang terang benderang.

Penulis menyadarai bahwa penyususnan laporan ini sampai

dengan selsainya tidak terlepas dukungan dan dorongan dari berbagi

pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan

beribu-ribu terimakasih atas semua bantuan baik moril maupun materiil,

maka sudah selayaknya pada kesempatan ini penulis ucapkan rasa

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

(7)

2.

Bapak Dr. Murodi, M.A Dekan fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

3.

Ibu Dra. Asriati Jamil, M. Hum, Dra.Musfirah Nurlaily, M.

A, Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam Program Non Reguler Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.

Bpk. Drs. Masran MA. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengoreksi

serta memberikan motivasi pada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5.

Segenap bapak / ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komuikasi

yang telah sabar dan ikhlas dalam mendidik dan

membimbing penulis dalam proses kegiatan belajar

mengajar, semoga jasa bapak/ ibu dibalas oleh Allah SWT

dengan pahala yang berlipat ganda.

6.

Seluruh staf majalah Didik khususnya ibu Cut Ummi

Kalsum selaku Pemimpin Redaksi Majalah Didik yang telah

memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian dan

wawancara juga telah meluangkan waktunya untuk

memberikan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan

skripsi ini.

(8)

7.

Teman-temanku jurusan KPI Ekstensi angkatan 2003.

jangan lupakan saat-saat kita bersma menuntut ilmu : Ifah,

Ani, titi, Eva, T’ocha, Widi, Cemir, Bq, Zai, Novi, Izi, Rifky,

Bani serta teman-temanku maaf yang tidak bisa penulis

sebutkan semua. Tapi tidak mengurangi rasa hormatku.

Semoga kasih sayang kita selalu terjalin dalam ikatan

silaturahim.

8.

Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu, namun jasanya tidak pernah terlupakan dan rasa

hormat penulis yang tidak akan pernah pudar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai hasil yang

memuaskan dan memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kritik serta

saran smua pihak sangat penulis harapkan dalam menyempurnakan

skripsi ini. Seiring doa penulis mengharapkan semoga skripsi ini

bermanfaat.

Jakarta, Juni 2008

Penulis

Siti Laelatun Komariah

NIM. 203051001442

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ABSTARK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Metodologi Penelitian ... 6

F. Tinjauan Pustaka ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KERANGKA TEORI

A. Majalah sebagai Media Dakwah ... 12

1. Pengertian Dakwah ... 13

2. Unsur-unsur Dakwah ... 15

B. Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk ... 19

(10)

2. Superstruktur ... 22

3. Struktur Mikro... 25

C. Kognisi Sosial ... 26

D. Konteks Sosial... 26

E. Majalah Sebagai Media Dakwah Bi al-Qalam... 34

BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH DIDIK

A. Sejarah Berdirinya... 37

B. Rubrikasi Majalah Didik ... 38

C. Visi dan Misi ... 39

D. Struktur Redaksi Majalah Didik ... 39

BAB IV ANALISIS WACANA RUBRIK USWAH

MAJALAH DIDIK

A.

Dialog Khodijah dengan Waraqah….………

42

B.

Lahirnya Nabi Isa a.s……….……….

47

(11)

D.

Salawat untuk Nabi Muhammad S.A.W ………….…..

59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran-saran... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 74

DAFTAR LAMPIRAN

Surat

keterangan

bimbingan

skripsi

Surat keterangan wawancara

Surat tanda bukti wawancara

[image:11.595.112.513.173.563.2]

Hasil wawancara

Gambaran Majalah Didik

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Anak-anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan prlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan fisik, mental dan social secara utuh dan seimbang.

Anak-anak adalah individu yang masih labil, mereka mudah sekali terombang ambing oleh keadaan lingkungan sekitar. Hal yang menghawatirkan adalah jika mereka salah disikapi, dapat menimbulkan tingkah laku yang kurang baik.

(13)

Pendidikan agama pada anak-anak seharusnya dilakukan oleh orang tua sejak dini yaitu dengan membiasakannya pada tingkah laku dan akhlak yang diajarkan agama. Dalam menumbuhkan kebiasaan berakhlak baik orang tua harus memberikan contoh karena anak-anak belum dapat dimengerti, mereka hanya meniru.

Usaha untuk menanamkan pengetahuan agama dapat dilakukan dengan berdakwah. Namun untuk berdakwah pada anak-anak, dai harus menguasai psikologi anak untuk mengetahui materi-materi yang diinginkan, media yang disukai serta cara penyampaian pesan dakwah sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi anak baik dari segi fisik, psikis maupun sosiologinya.

Dongeng merupakan cerita yang sangat digemari anak-anak, terlebih lagi jika cara penyampaiannya sangat bagus dan menarik perhatian, tentu anak-anak akan mendengarkan dengan antusias. Biasanya dongeng diminta anak-anak untuk diceritakan menjelang tidur. Dalam pendidikan Islam, dongeng sangat dihargai karena mempunyai pengaruh terhadap kejiwaan anak dan dapat digunakan sebagai alat pendidikan.

Selain alat pendiddikan, dongeng juga dapat berfungsi sebagi media dakwah untuk anak-anak. Saat ini anak-anak lebih menyukai film-film kartun di televisi yang belum tentu bermanfaat dan bernilai bagi dirinya, dari pada cerita (dongeng) yang bernuansa Islam.

Salah satu media yang memiliki peluang yang cukup besar di era informasi ini adalah media cetak, berdakwah melalui media cetak berarti berdakwah melalui tulisan atau dikenal dengan metode dakwah bil qalam.

(14)

Dengan cara persuasi dan argumentasi yang baik melalui tulisan, da’i dapat berdakwah baik secara tersirat (implisit) maupun terang-terangan.1

Salah satu media yang memiliki sasaran pembaca khusus adalah majalah, seperti adanya majalah khusus anak-anak, remaja, wanita dan sebagainya.

Majalah Didik sebagai majalah anak-anak yang bertema nilai-nilai islam memiliki sebuah rubrik tentang cerita-cerita yang memiliki pesan moral bagi anak-anak. Rubrik tersebut adalah rubrik uswah (cerita). Majalah Didik ini bertujuan membantu orang tua dan guru menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada anak-anak Islam sejak dini dengan memperkenalkan konsep-konsep dasar hidup atau aqidah dan pembentukan intelektual yang selaras dengan masa usia perkembangan serta kemampuan daya serap maksimal.

Majalah merupakan salah satu media yang cukup digemari dan banyak pula yang menjadikan sebagai konsumsi pokok. Salah satu majalah anak yang menghadirkan tulisan-tulisan tentang pemahaman agama Islam adalah majalah Didik. Dengan mottonya “Kreatif Berilmu dan Berakhlak” yang mencoba memberikan pemahaman agama.

Dari sekian rubrik yang terdapat dalam majalah Didik, satu rubrik yang mendidik anak-anak dalam mengenai pemahaman agama yang di kemas dalam bentuk dongeng antara lain tentang Rasulullah, keluarga atau para sahabat- sahabat Rasulullah.

1

(15)

Melalui rubrik ini, Didik berupaya memberikan edukasi dan informasi bagaimana seharusnya anak-anak dapat mengetahui dan memahami tentang agama, khususnya agama Islam. Penulis berfokus untuk menganalisa rubrik tersebut, karena didalamnya terdapat pesan-pesan dakwah yang dikemas dalam bentuk cerita dalam kisah nyata tentang para Nabi. Kisah-kisah tesebut memiliki tema yang beragam, dikemas menjadi tampilan yang menarik. Pembaca diajak untuk memahami alur yang diceritakan dan dapat mengambil hikmah dari apa yang di bacanya.

Selain itu, penelitian ini menggunakan analisa wacana sebagai metode dalam meneliti pesan-pesan dakwah dalam rubrik Uswah karena dengan metode tidak hanya akan diketahui bagaimana isi dari teks tersebut, namun juga bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa sehingga sampai kepada pembaca.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai rubrik Uswah pada majalah Didik dan teknik analisa dengan menggunakan analisa wacana dalam mengungkap pesan-pesan dakwah yang terkandung didalamnya, penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul: “Analisis Wacana Pesan Dakwah Pada Rubrik Uswah Majalah Didik Edisi Januari - April 2007”.

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

(16)

rubrik Uswah pada majalah Didik Edisi Januari-April 2007 sebanyak empat edisi. Kemudian untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, penulis merumuskan permasalahan menjadi:

1. Bagaimana struktur makro rubrik uswah Majalah Didik edisi Januari-April 2007?

2. Bagaimana suprastruktur rubrik Uswah Majalah Edisi Januari-April 2007? 3. Bagaimana struktur mikro rubrik Uswah Majalah Didik edisi Januari-April

2007?

C. Tujuan Penelitian

1 Untuk memperoleh gambaran tentang struktur makro rubrik uswah majalah Didik edisi Januari-April 2007.

2 Untuk mengetahui superstruktur rubrik uswah majalah Didik edisi Januari-April 2007.

3 Untuk mengetahui struktur mikro rubrik Uswah majalah Didik Edisi Januari-April 2007

D. Kegunaan Penelitian

1. Segi Akademis

(17)

menjadi tambahan referensi mengenai penyampaian pesan dakwah pada anak-anak melalui media cetak.

2. Segi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa majalah didik sebagai sebuah media dapat mengemban misi dakwah yang selalu memberikan kesejukan dan transformasi nilai-nilai Islam sesuai dengan perkembangan zaman agar terealisasinya pesan dengan media cetak sebagai sarana dakwah.

E. Metodologi Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Analisis Wacana, yang mengacu pada model van Dijk. Berupa : tema, skema tulisan, pilihan kata, koherensi dan gaya penulisan.2

1. Subjek dan Obyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah majalah Didik

sedangkan obyek penelitian adalah pesan-pesan dakwah dan

rubrik Uswah edisi Januari – April 2007.

2.

Teknik pengumpulan data

a.

Dokumentasi

2

(18)

Mengumpulkan data-data yang terkait dengan penelitian

ini terutama majalah Didik edisi rubrik Uswah Januari-April

2007.

b. Observasi Teks

Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu cara

penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan

dan pencatatan dengan sistematis, fenomena yang diselidiki.

3

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi teks

yaitu pengamatan untuk menganalisis isi makna pesan yang

terdapat di dalamnya. Kemudian dilakukan pengamatan

dengan sistematis fenomena yang terdapat teks tersebut

dengan obyek penelitiannya yaitu teks cerita dalam rubrik

Uswah edisi Januari – April 2007.

c. Interview (wawancara)

Wawancara merupakan pengumpulan data dengan jalan

tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan

berdasarkan kepada tujuan penelitian.

4

Penulis melakukan

wawancara bebas terpimpin, yaitu pertanyaan yang diajukan

penulis tidak hanya berpedoman pada sistematika.

3

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Off, 1989). 1992

4

(19)

pertanyaan yang telah disediakan penulis data dapat

menjawab dengan bebas dan terbuka.

Pada penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara

dengan Redaksi Majalah Didik pada tanggal 19 November

2007 bertempat di kediaman pimpinan Redaksi majalah Didik

di Jl. Timbul No. 18 A RT. 06/05 Cipedak Jagakarsa – Depok.

3.

Teknik Olah Data

Untuk penelitian ini, pengolahan data akan di sesuaikan

dengan kerangka analisis wacana yang dimukakan oleh Teun A.

van Dijk yaitu meneliti dari analisis teks, kognisi sosial dan

konteks sosial.

4.

Analisis Data

Kemudian setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul,

langkah berikutnya adalah menganalisa data sesuai dengan

rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam penelitian ini

penulis menggunakan analisis wacana, yang merupakan salah

satu alternatif teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi

pesan.

(20)

karena analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan.

Dalam analisisnya, analisis lebih bersifat kualitatif, lebih

menekankan pada pemaknaan teks dari pada penjumlahan unit

kategori seperti dalam analisis

kualitatif.

Unsur penting dalam

analisis wacana adalah kepaduan (

coherence

) dan kesatuan unit

(

unity

) serta peneliti.

5

Adapun elemen analisis wacana menurut

van Dijk berupa tema, skema tulisan, semantic, sintaksis,

stilistik, dan retoris.

a.

Proses Penafsiran Data

Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena

analisis wacana merupakan bagian dari metode

interpretative yang mengandalkan interpretasi dan

penafsiran peneliti.

Dalam tahap ini, penulis akan memperhatikan data-data

yang terdapat dalam data utama yaitu rubrik uswah pada

edisi Januari-April 2007, kemudian akan di tafsirkan oleh

peneliti dengan disesuaikan pada kerangka dalam analisis

wacana.

b.

Penyimpulan hasil penelitian

5

(21)

Dalam tahap ini, kesimpulan yang akan diambil oleh

peneliti berdasarkan pada semua data yang diperoleh dalam

kegiatan penelitian

Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini menggunakan

pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif

Hidyatullah Jakarta, cetakan I, januari 2007.

F. Tinjauan Pustaka

Memang banyak sekali penelitian yang mengangkat tentang

majalah khususnya tentang isi pesan yang disajikan. Ada beberapa

penelitian analisis wacana yang juga mengangkat tentang pesan,

misalnya Skripsi yang berjudul Analisis Wacana Pesan Dakwah

dalam album religi Ust. Jefri Al Bukhori oleh Diana Syauqiyah,

2006. Namun, hal ini jelas berbeda, jika yang dilakukan sendiri.

Diana adalah mengangkat pesan dakwah yang hanya berkaitan

dengan keagamaan saja, penulis dalam penelitian ini juga

mengungkap pesan-pesan yang lebih baik menyangkut aspek

kehidupan sosial.

(22)

ini penulis menggunakan teori van Dijk, sedangkan Yosef

menggunakan teori Van Leeuwen.

Sebagai buku referensi/pegangan, penulis menggunakan

buku Eriyanto yang diterbitkan oleh LKIS berjudul Analisis

Wacana : Pengantar Analisis, teks media. Dalam buku ini disajikan

secara lengkap penjelasan wacana menurut teori van Dijk, mulai

dari segi teks (tema, skema, bentuk kalimat, dan lain-lain). Segi

kognisi sosial (kesadaran pengarang dalam membuat teks), sampai

pada kontak sosial (faktor eksternal yang berkembang), sehingga

mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian

yang penulis lakukan diharapkan memberi tambahan / pelengkap

dari penelitian yang dilakukan sebelumnya.

G.

Sistematika Penulisan

Sebagai karya tulis ilmiah penulisan skripsi ini akan disusun

secara sistematis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I

Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian,

(23)

BAB II Merupakan tinjauan teoritis, yang didalamnya

membahas mengenai majalah sebagai media dakwah,

analisis wacana model Teun A. van Dijk. Serta majalah

sebagai media dakwah bil al qalam

BAB III

Membahas gambaran umum majalah Didik yang

meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi serta struktur

redaksi majalah Didik.

BAB IV Uraian mengenai analisis wacana rubrik Uswah majalah

Didik yang terdiri dari dialog Kardijal dengan Waraqah,

lahirnya nabi Isa a.s., Pembantu Rasulullah dan sholawat

untuk nabi Muhammad SAW.

(24)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Majalah Sebagai Media Dakwah

Berdakwah adalah menyeru dan mengajak orang lain untuk

memeluk agama Islam atau untuk memperdalam pengetahuan

tentang agama islam. Materi atau bahan yang akan disampaikan

dalam berdakwah tentu harus sesuai dengan al-Quran dan Hadits.

Selain itu ditambah dengan sebuah pemikiran tokoh dan ulama,

ilmuan dan lain-lain. Materi yang akan disampaikan juga

seharusnya di sesuiakan dengan usia mad’u, tingkat pendidikan,

problem yang dihadapi, wilayah tempat tinggal dan lain

sebagainya. Oleh karena itu, dewasa ini dakwah tidak hanya

dilakukan dengan cara ceramah didepan mad’u atau tatap muka

antara da’i dengan mad’u melainkan dapat melalui media massa

sebagai sarana yang dipergunakan untuk berdakwah seperti

majalah. Majalah sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan

dakwah, karena dijual ditempat umum dan dinikmati oleh pembaca

berulang-ulang sehingga memberikan pemahaman secara

mendalam dibandingkan jika seorang mad’u hanya mendengarkan

(25)

Berdakwah melalui majalah yang memiliki ciri khusus sesuai

dengan saran pembaca sangat tepat dilakukan. Karena isi pesan

yang disampaikan tidak jauh dari pandangan dan pengalaman

pihak pembaca, serta sumber isi pesan memiliki nilai kredibilitas

(actual dan sebagainya) dan sesuai dengan kehidupan pembaca

melihat efeknya media massa dalam hal ini majalah sangat

membantu dalam menyebarkan

1.

Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi etimologi, atau asal kata (bahasa), dakwah

berasal dari bahasa Arab, yang berari “panggilan, ajakan atau

seruan”.

6

Kata dakwah berbentuk sebagai “isim masdar”. Kata ini

berasal dari fi’il (kata kerja) “”, artinya memanggil, mangajak atau

menyeru. Adapun orang yang melakukan dakwah atau yang

memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, atau mendorong

disebut

da’i

. Seringkali dalam proses memanggil, mengundang atau

mengajak terdapat proses penyampaian

(tabligh)

atas pesan-pesan

tertentu sehingga pelakunya disebut dengan istilah

mubaligh

.7

Menurut istilah/ terminology, banyak pendapat mengenai

pengertian atau definisi dakwah, diantaranya:

6

Rafi’Udin, Djaleiel Maman Abdul Prinsip & Strategi Dakwah (Bandung : Pustaka Setia) h. 21

7

(26)

Menurut M. Natsir, dakwah adalah usaha-usaha

menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan

seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup

di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi mungkar, dengan

berbagai media dan cara yang di perbolehkan akhlak dan

membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perorangan,

perikehidupan berumah tangga, perikehidupan bermasyarakat dan

perikehidupan bernegara.

8

Menurut Drs. Hamzah Yaqub dalam bukunya “Publisistik

Islam” memberikan pengertian dakwah dalam Islam ialah

“Mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk

mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya”.

Menurut Toha Yahya Omar dakwah adalah mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan

mereka di dunia dan di akhirat.

9

Menurut A. Hasjmy, dakwah (islamiyah) adalah mengajak

orang lain untuk meyakini dan mengamalkan akidah dan syariat

8

Syukir Asmuni, Dasar-dasra Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al- Ikhlas) h. 17

9

(27)

Islam yang terlebih dahulu telah di yakini dan diamalkan oleh

pendakwahan sendiri.

10

Sedangkan menurut M. Bahri Ghazali, penyampaian ajaran

agama Islam yang tujuannya agar orang tersebut melaksanakan

ajaran agama dengan sepenuh hati.

11

Dalam berbagai pengertian diatas, dapat diperoleh hal pokok

dari dakwah yaitu:

a.

Dakwah adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara sadar,

sengaja dan terencana untuk mempengaruhi pihak lain.

b.

Dalam kegiatan dakwah ditujukan agar dalam diri orang timbul

suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta

pengamalan terhadap ajaran agama dengan sepenuh hati tanpa

danya unsur paksaan, sehingga tercapai kemaslahatan dan

kebahagiaan didunia dan akhirat.

c.

Dalam kegiatan dakwah ada usaha untuk:

- Mengajak umat manusia untuk mengikuti agama Allah

- Mengajak manusia pada kebajikan, memperbaiki kehidupan

yang lebih baik dan layak, dan mencegah mereka berbuat

keburukan.

12

2. Unsur-unsur dakwah

10A Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al- Qur’an ( Jakarta: Bulan Bintang,1994),

11

M Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, membangun kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah

12

(28)

a.

Subjek dakwah

Subjek Dakwah adalah orang yang melakukan

dakwah yang dalam bahasa Arab disebut da’i. Dalam

konteks keindonesiaan para da’i memiliki banyak sebutan

lain diantaranya maballigh, ustadh, kyai, ajengan, tuan guru,

teungku dan sebagainya. Hal ini didasarkan atas

efektifitasnya sama seperti da’i. Pada hal hakekatnya

tiap-tiap sebutan tersebut memiliki kadar kharisma dan keilmuan

berbeda-beda dalam pemahaman masyarakat Islam di

Indoneisa .

13

b.

Objek dakwah

Objek dakwah (

Mad’u

) adalah manusia yang menjadi

sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik

individu maupun kelompok, baik yang beragama Islam atau

pun bukan yang beragama Islam.

Pada pokoknya objek dakwah adalah manusia secara

keseluruhan bagi mereka yang sudah beragama Islam,

dakwah di maksudkan meningkat derajat dan kualitas

keimanan dan ketakwaan; sedang bagi yang belum masuk

Islam, yaitu jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Di

13

(29)

dalam aktifitas dakwah, pengenalan terhadap karakteristik

objek dakwah merupakan satu keharusan tanpa hal ini

niscaya dakwah akan mengalami kegagalan.

c. Materi dakwah

Pada dasarnya materi dakwah islam tergantung pada

tujuan yang hendak dicapai. Namun secara gelobal dapatlah

dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan

menjadi tiga hal pokok, yaitu; aqidah, syariah, akhlakul

karimah.

Keseluruhan

materi

dakwah pada dasarnya bersumber

dari dua sumber, yaitu al- Qur’an, al- Hadist, dan rakyu

ulama.

14

d. Media dakwah

Pengertian media dakwah

Arti istilah media bila dilihat dari katanya (

etimologi

),

berasal dari bahasa latin yaitu “median”, yang berarti alat

perantara. Sedangkan kata media merupakan jamak dari

pada kata median tersebut.

Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu

yang dapat dijadikan sebagai alat (

perantara

) untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

14

(30)

Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu

yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai

tujuan dakwah yang telah di tentukan. Media dakwah ini

dapat berupa barang (

material

), orang, tempat, kondisi

tertentu dan sebagainya.

Beberapa media dakwah:

Lembaga-lembaga pendidikan formal

Lingkungan keluarga

Organisasi-organisasi Islam

Hari-hari besar Islam

Media massa (radio, televisi, surat kabar dan majalah)

Seni budaya

15

e. Metode dakwah

Metode dakwah adalah suatu cara yag bisa ditempuh atau

cara yang di tentukan secara jelas untuk mencapai dan

menyelesaikan suatu tujuan, rencana, sistem cara pikir

manusia. Dapat pula di artikan sebagai kerangka kerja dan

dasar-dasar pemikiran untuk mendapatkan cara yang sesuai

dan tepat untuk mencapai suatu tujuan. Maka metode

dakwah adalah suatu cara yang bisa di tempuh atau cara yang

(31)

di tentukan secara jelas oleh da’i untuk mencapai dan

menyelesaikan suatu tujuan, rencana, system dan tata pikir

manusia dalam dakwah.

16

f. Efek dakwah

Efek dakwah merupakan akibat dari pelaksanaan proses

dakwah dalam objek dakwah. Posistif atau negatif efek

dakwah itu berkaitan dengan unsur-unsur dakwah lainnya,

tidak bisa terlepas hubungannya. Akan tetapi keberhasilan

berdakwah tidak tampak jelas seperti seorang dokter

mengobati suatu penyakit. Penelitian permasalahan mengenai

efek dakwah akan menjadi umpan balik dan bermanfaat bagi

evaluasi unsur-unsur dakwah tersebut, agar dapat

mengimprovisasi proses dakwah selanjutnya.

Efek dakwah ada tiga aspek berikut :

1). Efek kognitip

Terjadi bila ada perubahan pada apa yang di ketahui, di

fahami atau di persepsi oleh objek dakwah, setelah mereka

menerima pesan / materi dakwah.

2). Efek afektip

Timbul bila ada perubahan pada apa yang di rasakan, di

senangi atau di benci, oleh objek dakwah yang terkait dengan

(32)

emosi, sikap serta nilai, setelah objek dakwah menerima

dakwah.

3). Efek behavior

Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang

berkaitan dengan pola tingkah laku objek dakwah dalam

merealisasikan materi dakwah yang telah di sajikan dalam

kehidupan sehari-hari.

17

B. Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk

Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi

selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai.Jika

analisis isi kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa”

(

what

), analisis wacana lebih melihat pada ‘bagaimana” (

how

) dari

pesan teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya

mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan

itu disampaikan. Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai

terjemahan dari perkataan bahasa Inggris discourse, kata discourse

inipun berasal dari bahasa latin discurus, dis: dari dalam arah yang

berbeda dan currere: lari, sehingga berarti lari kian kemari.

18
(33)

Model yang dipakai van Dijk kerap disebut sebagai “kognisi

sosial’. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan

psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses

terbentuknya suatu teks. Nama pendekatan semacam ini tidak dapat

dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang dikenalkan oleh van

Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada

analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik

produksi yang harus juga diamati. Melalui berbagai karyanya, van

Dijk membuat karangka analisis wacana yang dapat

didayagunakan. Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai

struktur / tingkatan, yang masing –amasing bagian saling

mendukung. van Djik membaginya kedalam tiga tingkatan:

19

1.

Struktur makro

Ini merupakan makna global/ umum dari suatu teks yang

dapat di pahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema ini

bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari peristiwa.

Topik menggambarkan apa yang ingin di ungkapkan oleh

wartawan dalam pemberitaannya. Topik menunjukan konsep

(34)

dominan, sentral dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh

karena itu, ia sering di sebut sebagai tema atau topik.

20

Kata tema secara harfiah berarti “sesuatu yang telah di

uraikan” atau “sesuatu yang telah di tempatkan”. Kata ini berasal

dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau

“meletakan”. Tema mempunyai beberapa pengertian menurut para

pakar sebagai berikut:

Menurut Keraf, “jika dilihat dari sudut sebuah tulisan yang

telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang di sampaikan

oleh penulis melalui tulisannya”.

21

Budiman menjelaskan pengertian tema yaitu:

“Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat

elemen yang spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang dapat

kita lihat di dalam teks atau bagi cara-cara yang kita lalui agar

beraneka kode dapat berkumpul dan koheren. Tematisasi

merupakan proses pengaturan tekstual yang di harapkan pembaca

sedemikian sehingga dia dapat memberikan perhatian pada

bagian-bagian terpenting dari isi teks, yaitu tema”.

22

Menurut Alex Sobur, tema adalah sebagai berikut:

“Kata tema sering disandingkan dengan apa yang di sebut

topik.kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat.

Topik secara teoritis dapat di gambarkan sebagai dalil (

proposisi

),

sebagai bagian dari informasi penting dari suatu wacana dan

memainkan peranan penting sebagai pembentuk kesadaran sosial.

20

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakart : LKIS, 2006), h.229

21 Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Penghantar Kemahiran Bahasa, ( Ende-Flores: Nusa Indah, 1980), h 107

(35)

Topik menunjukan informasi yang paling penting atau inti pesan

yang ingin di sampaikan oleh komunikator.”

23

Teun A.van Dijk mendefinisikan tema atau topik di bawah

ini:

“Topik adalah sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari

topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang di ambil

oleh komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan,

keputusan, atau pendapat dapat di amati pada struktur makro dari

suatu wacana.”

24

Gagasan penting van Dijk, wacana umumnya dibentuk

dalam tata aturan umum (

macrorule

). Teks tidak hanya

didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik

tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren.

25

Koheren

atau koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata atau

kalimat dalam teks.jadi, pandangan umum yang koheren berarti

sebuah kesimpulan dari suatu wacana yang merupakan isi cerita itu

sendiri dan merupakan pertalian dari satu subtopik dengan

subtopik lainya. van Dijk menyebutnya sebagai koherensi global

(

global coherence

), yakni bagian-bagian dalam teks kalau dirunut

menunjuk pada suatu titik gagasan umum,dan gagasan itu saling

mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum

tersebut. Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks berita,

23 Alex Sobur, Analisis Teks media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis F raming, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h 75

24Ibid.

(36)

topik ini akan di dukung oleh sub topik lain yang saling mendukung

terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga di dukung oleh

serangkaian fakta yang di tampilkan yang menunjuk dan

menggambarkan subtopik, sehingga, dengan sebagian yang saling

mendukung antara satu bagian dengan bagian yang lain, teks

secara keseluruhan membentuk teks koheren dan utuh.

2.

Superstruktur

Superstruktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana

struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh.

Struktur skematik atau superstruktur pada elemen wacana

van Dijk adalah bagaimana bagian-bagian dalam teks di susun dan

di urutkan sehingga membentuk kesatuan arti.”

26

“Struktur skematik menggambarkan bentuk umum dari

suatu teks. Bentuk wacana umum itu di susun dengan kategori atau

pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan

masalah, menutup, dan sebagainya. Dengan kata lain, menurut

Alex Sobur:

(37)

“Struktur skematika memberikan tekanan: bagian mana

yang di dahulukan, dan bagian mana yang bisa dikemudikan

sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.”

27

Menurut van Dijk, dalam konteks penyajian berita

umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar,

yaitu:

Summary

Sumary pada umumnya ditandai dengan dua elemen yakni

judul dan lead (teras berita). Elemen skema ini merupakan elemen

yang dipandang paling penting. Judul dan lead umumnya

menunjukan tema yang ingin ditampilkan oleh wartawan dalam

pemberitaanya.

Judul biasanya dibuat semenarik mungkin,

to attrack the

reader

. Menurut Anwar, “judul berita (

head line

) pada dasarnya

mempunyai tiga fungsi, yaitu mengiklankan cerita atau berita,

meringkaskan atau mengiktisarkan cerita, dan memperbagus

halaman surat kabar.”

28

Judul berita berfungsi membantu pembaca agar dapat

dengan cepat mengetahui apa topik yang di berikan dalam suatu

27 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar UntukAnalisis Wacana, Analisis Semiotik dan AnalisisFraming, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),h. 76

(38)

berita.selain itu, dengan pilihan bentuk dan jenis huruf tertentu

(

tipografi

), judul berita berfungsi menarik perhatian pembaca

dengan cepat.

29

Selain judul, elemen skema

summary

satu lagi yaitu

lead

.

Lead merupakan salah satu bagian dari berita selain

body

(

tubuh

berita

). Kunci untuk penulisan berita yang baik, sebagaimana

halnya penulisan featue, terletak pada paragraf pertama, yaitu lead.

Setiap reporter selalu sadar akan pentingnya lead. Begitu

pentingnya penulisan lead, sehingga banyak wartawan yang

terpaku agak lama di depan komputernya untuk mencari dan

memilih bagian mana yang paling pokok dalam suatu berita untuk

di jadikan lead.

30

Lead

umumnya sebagian pengantar ringkasan apa

yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara

lengkap.”

31

Lead

adalah intisari berita yang menurut Alex Sobur

mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a.

Menjawab rumus 5W+1H (

who;what,where,when,why + how

).

b.

Menekankan

newsfeature of the story

dengan menempatkan

pada posisi awal

c.

Memberikan identifikasi cepat tentang orang, tempat dan

kejadian yang di butuhkan bagi pemahaman cepat berita itu

29 Ina Ratna Mariani dan June Kuncoro, Teknik Mencari dan Menulis Berita, (

Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 203

30 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.77

(39)

Berita yang sifatnya langsung biasanya di tulis dengan gaya

piramida terbalik, di mana semua yang di anggap paling penting di

letakan pada lead atau intro dan mencakup semua unsur berita

yang lazim disebut 5W + 111 (

what, who, where, when, why, how

).

Tetapi, untuk berita yang berbentuk feature, lead tidak harus

menggunakan konsep seperti itu. Adalah karangan kreatif,

terkadang subjektif yang di rancang untuk menginformasikan

secara mendalam dan lengkap. Berbeda dengan new (berita),

feature menuntut kecakapan seseorang untuk menulis.

Pengetahuan yang luas tentang masalah yang di garap juga amat

membantu keunikan pokok bahasa features dan kemenarikan

penulisan karangan tersebut.

32

Menurut Sudirman Tebba, jika semua tulisan menggunakan

gaya seperti itu, maka akan terlihat gaya penulisan berita yang

monoton, seragam, tidak bervariasi, sehingga mungkin tidak

menarik dan membosankan.

33

Story

Story adalah isi berita secara keseluruhan.secara hipotetik,

elemen ini juga mempunyai dua subkategori, yaitu situasi (proses

32 Ina Ratna Mariani dan June Kuncoro, Teknik Mencari dan Menulis Berita,

(Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 50

(40)

atau jalannya peristiwa) dan komentar yang di tampilkan dalam

teks.

Subkategori situasi yang menggambarkan kisah suatu

peristiwa, terdiri atas dua bagian: episode atau kisah utama dan

latar untuk mendukung episode yang di sajikan kepada khalayak.

Selanjutnya adalah tentang komentar yang di tampilkan

dalam teks. Menurut Erianto, subkategori komentar

menggambarkan bagai mana pihak-pihak yang terlibat

memberikan komentar atas suatu peristiwa, secara hipotetik terdiri

atas dua bagian. Pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokoh

yang di kutip oleh wartawan, dan kedua, kesimpulan yang di ambil

oleh wartawan dari komentar berbagai tokoh.

34

3.

Struktur mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat di amati

dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,

parafrase yang dipakai dan sebagainya. Struktur mikro terdiri dari

empat pengamatan, yakni: semantik, sintaksis, stilistik, dan

retoris.

35

C. Kognisi Sosial

34

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta: LKIS, 2001), h.232

35

(41)

Pemahaman si penulis teks terhadap apa yang di tulisnya

yakni ; seberapa banyak sebenarnya pengetahuan yang dimiliki

penulis khususnya teks yang ditulisnya.

Struktur ini menekankan pada bagaimana peristiwa

dipahami, didefinisikan, kemudian di tampilkan dalam suatu

model. Proses terbentuknya teks pada tahap ini, memajukan

informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu wacana.

D. Konteks Sosial

Kondisi realita masyarakat atau faktor-faktor mempengaruhi

cerita atau teks yang berasal dari luar. Menurut van Dijk struktur

ini melihat bagaimana teks dihubungkan lebih jauh dengan

struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam publik

atau suatu wacana. Kontek sosial berusaha memasukan semua

situasi dan hal yang berbeda di luar teks dan mempengaruhi

pemaikan bahasa.

Contoh : Dari judul pembantu Rasulullah

(42)

Rasulullah, yaitu dengan tidak memperlakukan kasar pada

seseorang pembantu.

Judul dialog Waraqah dan Khadijah “Rasulullah makan

sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang” artinya kita sebagai

manusia harus mengikuti ajaran Rasulullah yang seperti dilakukan

di atas karena itu sangat baik pun untuk kesehatan kita juga.

[image:42.595.111.512.266.747.2]

Berikut ini adalah uraian elemen wacana van Dikj :

Tabel 1

Elemen Wacana Van Dijk

Struktur

Wacana

Hal yang diamati

Elemen

Struktur

makro

TEMATIK

(Apa yang dikatakan?)

Topik

Superstruktur

SKEMATIK

(Bagaimana Pendapat disusun dan

dirangkai?)

Skema

Struktur

Mikro

SEMANTIK

(Makna yang ingin ditekankan

dalam teks berita)

(43)

Tematik

Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari satu

teks.bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan,atau dari suatu

teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh

wartawan dalam pemberitaannya. Topik menunjukan konsep

dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh

karenanya,ia sering disebut sebagai tema atau topik. Topik

menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti

dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa.

Skematik

Menurut van Dijk, arti dari skematik adalah strategi wartawan

untuk mendukung topik tertentu dari skematik adalah strategi

Sruktur

Mikro

SINTAKSIS

(Bagaimana pendapat

disampaikan?)

bentuk

kalimat,

koherensi,

kata ganti

STILISTIK

(Pilihan kata apa yang dipakai?)

Leksikon

RETORIS

(Bagaimana dan dengan cara apa

penekanan dilakukan?)

(44)

wartawan untuk mendukung topik tertentu. Skematik menunjukan

tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang

disembunyikan sebagai bagian dari strategi penting. Upaya

penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan dibagian akhir

agar terkesan kurang menonjol . meskipun mempunyai dua kategori

skema besar. Pertama,

summary

yang umumnya ditandai dengan dua

elemen yakni judul dan

lead

. Kedua,

story

yakni isi berita secara

keseluruhan.

Semantik

Semantic berkaitan dengan makna yang ingin di tekankan

dalam berita. Semantic yang di maksud adalah bagaimana

menampilkan elemen latar, detil, dan maksud.

Sintaksis

Secara etimologis, kata sintaksis berasal dari kata yunani

(sun=’dengan’+

tattein

+’menempatkan’). Jadi kata sintaksis secara

etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi

kelompok kata atau kalimat(padeta,1994:85).

Latar

(45)

menulis latar belakang peristiwanya. Latar belakang tersebut

menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar

dipakai dibagian awal sebelum opini wartawan yang sebenarnya

muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa

opininya itu memiliki alasan yang kuat.

Latar digunakan untuk menyediakan dasar hendak kemana teks

dibawa. Ini merupakan cerminan ideologis, dimana wartawan

mwnyajikan latar belakang dapat juga tidak, tergantung pada

kepentingan mereka.

Detil

Elemen ini berkaitan dengan kontrol informasi yang berguna

bagi dirinya, dan akan meredam informasi yang merugikannya. Ini

merupakan strategi dimana wartawan mengemukakan sikap secara

implisit. Hal ini akan menggambarkan pengembangan wacana yang

dilakukan oleh media. Hal ini layak untuk dipertimbangkan sehingga

efek yang muncul pada khalayak sudah dapat diprediksi.

Maksud

(46)

menonjolkan praktek berbahasa tertentu untuk menyampaikan

maksudnya.

Sintaksis

Pra-anggapan

Pernyataan pra-anggapan (

presupposition

) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.

Pra-anggapan ini merupakan sebuah fakta yang belum terbukti

kebenarannya terutama bila dikaitkan dengan wacana yang sedang

dikembangkan.

Pengingkaran

Pengingkaran adalah suatu bentuk praktek wacana yang

menggambarkan bagaimana wartawan menolak suatu gagasan

meskipun pada mulanya terkesan menyetujui gagasan tersebut.

Pengingkaran ini biasanya ditandai dengan pengguanaan kata

tetapi,

namun, akan tetapi, walaupun demikian, dan sejenisnya

.

Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah pengertian sederhana dari prinsip

kalimat yang berpolakan subjek-objek-predikat, bentuk kalimat ini

(47)

menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam

kalimat berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari

pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi

objek dari pernyataannya. Dengan permaianan pertukaran ini

struktur kalimat bisa dibuat menjadi aktif maupun pasif.

Koherensi

Koherensi adalah jalinan antar kata, kalimat dalam teks. Dua

kalimat yang berbeda secara factual dapat digabungkan sehingga

kelihatan berhubungan. Koherensi ini berciri khas menggunakan kata

penghubung (

konjungsi

). Kata penghubung inilah yang akan

membentuk suatu koherensi yang diinginka oleh wartawan.

Koherensi Kondisional

Koherensi kondisional ditandai dengan penggunaan anak

kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan induk kaliamat sehingga

ada atau tidak adanya anak kalimat itu tidak akan mengurangi arti

kalimat. Anak kalimat itu menjadi cermin kepentingan komunikator

karena ia dapat memberi keterangan yang baik / buruk terhadap suatu

(48)

Koherensi Pembeda

Kalau koherensi kondisional berhubungan dengan pertanyaan

bagaimana dua peristiwa dihubungkan / dijelaskan, maka koherensi

pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa

atau fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat seolah

dibuat seolah-olah saling bertentangan dan bersebrangan (

contrast

)

dengan menggunakan koherensi ini.

Kata Ganti

Kata ganti adalah sebuah elemen yang digunakan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan sebuah gambaran

komunitas yang imajinatif. Dengan teknik ini komunikator

menunjukan posisinya didalam suatu wacana. Seperti menggunakan

kata

kita, mereka, kami, dan dia.

Stilistik

Stilistik berhubungan dengan pilihan kata yanga dipakai dalam

sebuah berita yang disebut juga dengan leksikon. Pemilihan kata yang

tersedia bukan hanya didasari factor ideologis, pemilihan makna

kalimat dan ekspresi yag ditimbulkan.’’’’(gorie kraf, diksi dan gaya

(49)

Retoris

Retoris berkaitan dengan bagaimana dan dengan cara apa

penekanan dilakukan. Ini berhubumgam dengan grafis (membedakan

tulisan satu kalimat dengan kalimat lain) yang dilakukan dengan

tulisan miring, huruf tebal, diperbesar, huruf besar.

Leksikon

Elemen ini digunakan untuk menandakan cara seseorang

melakukan seleksi kata, diantara beberapa kata itu seseorang dapat

memilih diantara kata yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata

yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi pilihan itu

merefleksikan ideologinya terhadap sebuah realita.

Grafis

Elemen ini merupakan upaya penonjolan akan sesuatu hal yang

dianggap penting dalam suatu teks. Misalnya ditandai dengan

penggunaan huruf tebal, huruf miring, garis bawah,

font

yang lebih

[image:49.595.112.503.198.554.2]

besar dari normal,

caption

, raster grafik, gambar, agka, table, foto,

gambar dan sejenisnya, untuk memberikan efek kognitif, dimana ia

(50)

menunjukan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan

menarik sehingga perhatian harus difokuskan padanya.

Metafora

Dalam suatu wacana, seorang wartaan tidak hanya

dimenyampaikan pesan lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan,

metafora yang diamaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu

berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi

petunjuk utama untuk megerti makna suatu teks. Metafora tertentu

dipakai oleh wartawan secara strategis sebagi landasan berfikir, alasan

pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.

Biasanya menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan yang

diambil dari ayat-ayat suci, semuanya dipakai untuk memperkuat

pesan utama.

Sumber : Diadopsi dari Eriyanto

36

Menurut van Dijk, meskipun terdiri atas berbagai elemen,

semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan

dan mendukung satu sama lainnya. Makna global dari suatu teks

36 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta: LkiS,

(51)

(tema) didukung oleh kerangka teks dan pada akhirnya pilihan kata

dan kalimat yag dipakai.

37

E. Majalah Sebagai Media Dakwah

Bi al-Qalam

Berdakwah adalah menyeru dan mengajak orang lain untuk

memeluk agama Islam atau untuk memperdalam pengetahuan

tentang agama Islam. Materi atau bahan yang akan disampaikan

dalam berdakwah tentu harus sesuai dengan al-qur’an dan hadis.

Selain itu, ditambah dengan buah pemikiran tokoh dan ulama,

problem yang dihadapi, wilayah tempat tinggal, dan seterusnya.

Oleh karena itu, dewasa ini dakwah tidak hanya dilakukan dengan

cara ceramah di depan mad’u atau tatapan muka antara da’i

dengan mad’u malainkan sudah melalui media masa sebagai sarana

yang di pergunakan dalam dakwah. Salah satu media yang di

gunakan untuk berdakwah adalah majalah. Majalah sangat efektif

untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah, karena dijual ditempat

umum dan dinikmati oleh pembaca secara umum, jadi

jangkauannya lebih luas. Selain itu, majalah juga dapat dibaca

berulang-ulang sehingga memberikan pemahaman secara

(52)

mandalam dibandingkan jika seorang mad’u hanya mendengarkan

ceramah saja.

Majalah biasanya mempunyai segmentasi pasar yang

berbeda-beda, misalnya ada majalah khusus remaja, majalah

wanita, kesehatan, entertainmen, dsb. Tetapi pada penelitian ini

akan dibahas tentang majalah sebagai media dakwah

bi al-qalam

,

khusus majalah sebagai media dakwah muslimah.

Pengertian majalah adalah terbitan berkala yang isinya

meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik

actual yang patut diketahui oleh pembaca. Majalah memuat

beragam artikel berupa informasi, dan hiburan yang dilengkapi

ilustrasi seperti foto dan gambar.

38

Berdakwah melalui majalah yang memiliki ciri khusus sesuai

dengan sasaran pembacanya sangat tepat di lakukan, karena isi

pesan yang di sampaikan tidak jauh dari pandangan dan

pengalaman pihak pembaca, serta sumber isi pesan memilki nilai

kredibilitas (aktual, dsb) dan sesuai dengan kehidupan pembaca.

39

Melihat efektifnya media masa, dalam hal ini majalah, sangat

membantu dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. Setelah membaca

majalah, maka orang akan mengetahui sebuah berita. Apalagi jika

38

“Majalah” Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, Jakarta : PT Ikhtiar Baru van Hoeve, Cet. Ke-1, Jilid 6, h. 122

39

(53)

mengkonsumsi majalah sesuai dengan usia atau kebutuhan, bagi

seorang ibu misalnya membaca majalah khusus kaum ibu, maka

akan sangat membantu dalam menemukan informasi-informasi

penting seputar ibu. Dan bagi seorang muslimah secara umum,

majalah dengan sasaran pembaca muslimah sangat sesuai untuk

dibaca. Majalah seperti ini dapat dijadikan referensi dalam mencari

informasi up to date, mengembangkan pengetahuan Islam, juga

sangat membantu perannya sebagai seorang muslimah yang ber

ilmu pengetahuan.

Pesan-pesan dalam majalah pada dasarnya merupakan

ungkapan hati penulisnya, mewakili visi misi majalah tersebut, dan

bagi majalah dengan tujuan dakwah maka salah satu tujuannya

adalah mendapat ridho Allah SWT.

Maka jika materi dalam majalah dakwah dikemas secara

baik, pasti akan diminati pembaca. Pesan-pesan yang mengena

dihati penbaca tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan

(54)

BAB III

GAMBARAN UMUM MAJALAH DIDIK

A.

Sejarah Berdirinya

Sejarah berdirinya sebuah majalah adalah momen yang

tidak bisa dilupakan karena merupakan awal dari perjalanan karir

majalah tersebut. Di mulai dari sejarah. Edisi demi edisi di rintis

dan terus berkembang menjadi sebuah majalah “berhasil” begitu

juga dengan majalah Didik. Sebagai sebuah majalah anak-anak

yang sangat di gemari oleh anak-anak. Majalah Didik ini

mempunyai Readers Club, yakni sebuah komonitas dimana

membahas isi dari rubrik-rubrik yang terdapat pada majalah ini

rutin diadakan setiap setelah bulan penerbitan. Misalnya majalah

didik terbit bulan Januari. Maka bulan Februari Majalah Didik

menerbitkan edisi perdana pada bulan Maret 2006. majalah

bulanan akan diadakan pertemuan Didik Club. Jadi majalah ini

tidak sekedar menjual melainkan juga memberikan tindak lanjut

yang bermanfaat bagi pembaca Majalah. Ini didirikan oleh

beberapa muslim atau muslimah (Doktor, Ekonomi, Pengacara, dll)

(55)

Majalah Didik pertama kali terbit dengan tiras 4.200 eksemplar

dengan wilayah sebaran hingga berbagai kota besar di Indonesia.

Tiras majalah telah meningkat hingga 5.000-6.000 eksemplar yang

seluruhnya diserap oleh pelanggan dan mulai didistribusikan di

berbagai toko buku dan agen penyalur majalah.

B.

Rubrikasi Majalah Didik

a.

Rubrik sirah : menceritakan kisah para Nabi.

b.

Cergam :(cerita bergambar)

c.

Sebuah cerita anak lalu berisikan doa tetapi dikemas dalam

sebuah cerita.

d.

Rubrik uswah : menceritakan suatu keteladanan para Nabi

e.

Kitabah huruf arab : Belajar membaca atau menulis huruf

arab.

f.

Ciptaan Allah : Sebuah ilmu pengetahuan yang dikemas dalam

sebuah cerita.

g.

Bahasa Inggris : mengajarkan bahasa Inggris

h.

Kisah : yaitu rubrik yang menceritakan suatu kejadian penting

dalam sejarah Islam.

i.

Sohib didik : fens club yang ingin berbagi pengalaman.

j.

Surat dinda : beberapa surat pembaca

(56)

k.

Rubrik fasion : yaitu rubrik mengimformasikan tentang gaya

baju terbaru.

l.

Hikayah : Memuat pengetahuan dalam bidang apa saja .

C.

Visi dan misi

Visi

Yaitu menciptakan generasi muda yang robani yang kreatif,

berilmu, dan berakhlak.

Misi

Mencoba melahirkan anak-anak islami dan mengembangkan

nilai-nilai islami dalam kehidupan dunia anak-anak.

Rubrikasi majalah Didik

Rubrikasi Majalah Didik saat pertama kali terbit pada bulan Maret

2006 terdiri dari 8 rubrik.

D.

Struktur redaksi Majalah didik

(57)

staf-staf, tetapi struktur redaksi berikut nomenklatur untuk nama

jabatan sangat berbeda sekali dengan kebanyakan perusaan non

media, struktur redaksi Didik yaitu terdiri atas:

Penerbit :

PT. VARIAPOP GROUP

Penasehat :

Mustafa bin H.Ton

Penasehat bidang agama :

Prof. DR. Buya Sidi Ibrahim

Penasehat Ilustrasi :

NBC Sukma

Pemimpin Umum :

Wirdaningsih Aminudin Yunus

Wakil Pemimpin Umum :

Eddy Syahwardi Aminuddin yunus

Kuasa Hukum :

Raja Arliusmar, SH.

General manager Promosi Iklan :

Mahjudin Mansur

Pemimpin Redaksi :

Cut Ummi Kalsum

Wakil Pemred/koordinator illustrator :

Ali Yoppy

Sekretaris Redaksi :

Rima Julian Sari

Staf Redaksi:

M. Imran Laha

Illustrator :

Abd. Razak, Malik Ridwan

Team Grafis :

M. Yossy

Fotografer :

Dewi, Taufik, Fahri, Iqbal

Sirkulasi:

Roni Wardhana

EDP :

Tubagus Yusuf, Tubagus Ai

(58)

Berikut adalah biodatadari penulis teks pada “Rubrik

Uswah” edisi Maret-April 2007. Majalah Didik.

Nama

: Cut umi kalsum

Tempat/tgl lahir

: 5 Februari 1979

Status

:

Menikah

Pekerjaan

: Penulis, Wartawan Majalah Didik, Guru.

Pendidikan :

1.

SDN kali baru kulo 1 banyu wangi

2.

SMPN 1 Kali Baru Banyuwangi

3.

SMAN2 Banyuwangi

4.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Aktivitas

: Pemimpin Redaksi Majalah Didik

Staf Devisi Media HTI

(59)

BAB IV

ANALISIS WACANA RUBRIK USWAH MAJALAH DIDIK

A.

Dialog Khodijah dengan Waraqah

Edisi 12 januari 2007

Saat Rasulullah tertidur, khadijah berjalan tergesa-esa kerumah

anak pamannya Waraqah bin Naufal. Ia pendeta Nasrani yang sudah

menerjemahkan Bible ke dalam bahasa Arab. Khadijah ingin

berdiskusi dengan Naufal tentang peristiwa yang dialami suaminya.

“Suamiku baru menerima wahyu dari jibril. Apa komentarmu?”

kata Khadijah. “Dimana ia sekarang?” Tanya Waraqah. “Sedang

istirahat di rumah” kata Khadijah. “Jagalah ia dengan

sebaik-baiknya!” kata Waraqah.

“Kenapa kau berbicara begitu?” kata Khadijah. “Suamimu itu

telah dipilih Tuhan,” kata Waraqah. “Maksudmu?” tanya Khadijah.

“Ia memenuhi tanda sebagai utusan Tuhan!”. Jawab Waraqah.

Khadijah pamit kepada Waraqah bin Naufal dan pulang ke

rumahnya dengan jalan agak tergesa-gesa. Di rumah ia melihat

Rasulullah masih tertidur pulas.

(60)

lapar dan berhenti sebelum kenyang. Sehingga selalu sehat dan jarang

sakit.

Kemudian Kadijah berkata: “Tadi aku berdiskusi dengan Waraqah

bin Naufal”. “Tentang apa? Tanya Rasulullah. “Peristia yang kakanda

alami’ kata Khadijah. “Apa komentarnya?” tanya Rasulullah. “Itu

wahyu adari Allah,” ujar Khadijah.

No. Struktur

Wacana

Elemen

Hal yang diamati

1 Struktur

Makro

Tematik

* Dialog Khadijah dengan Waraqah

2 Superstrukt

ur

Skematik

*Percakapan istri Nabi Muhamad

dengan anak pamanya Waraqah

bin Naufal

3 Struktur

Mikro

Semantik

(Latar)

*Paragraf 1 : Saat rasulullah

tertidur, Khadijah berjalan

tergesa-gesa kerumah anak pamanya

Waraqah bin Naufal. Ia pendeta

Nasrani yang sudah

menerjemahkan Bible kedalam

(61)

peristiwa yang dialami suaminya.

*Paragraf 2 : “Suamiku baru

menerima wahyu dari jibril. Apa

komentarmu?” kata Khadijah.

“Dimana ia sekarang ?” Tanya

Waraqah. “Jagalah ia dengan

sebaik-baiknya !” kata Waraqah.

*Paragraf 3 : “Kenapa kau bicara

begitu?” kata Khadijah. “Suamimu

itu telah dipilih Tuhan.” Kata

Waraqah. “Maksudmu?” tanya

Khadijah, “Ia memenuhi tanda

sebagai utusan Tuhan!” Jawab

Waraqah.

4

Struktur

Mikro

Semantik

(Detil)

*Paragraf 3 : “Kenapa kau bicara

begitu?” kata Khadijah. “Suamimu

itu telah dipilih Tuhan” kata

Waraqah, “Maksudmu?” tanya

Khadijah, “Ia memenuhi tanda

sebagai utusan Tuhan!” jawab

(62)

*Paragraf 5 : Saat malam

Rasulullah sudah pulih. Bersama

Khadijah dan anak-anaknya

Rasulullah makan malam.

Rasulullah selalu makan sebelum

lapar dan berhenti sebelum

kenyang. Sehingga selalu sehat dan

jarang sakit.

5 Struktur

Mikro

Semantik

(Maksud)

*Paragraf 5 : Saat malam

Rasulullah sudah pulih. Bersama

Khadijah dan anak-anak….

Rasulullah selalu makan sebelum

lapar dan berhenti sebelum

kenyang. Sehingga selalu sehat dan

jarang sakit.

6 Struktur

Mikro

Sintaksis

(Bentuk

Kalimat)

*Paragraf 2 : “Suamiku baru

menerima wahyu dari Jibril. Apa

komentarmu? “tanya Waraqah.

“Sedang istirahat dirumah.” Kata

(63)

* Paragraf 3 : “Kenapa kau bicara

begitu?” kata Khadijah.”Suamimu

itu telah dipilih Tuhan” kata

Waraqah. “Maksudmu?” tanya

Khadijah. “ia memenuhi tanda

sebagai utusan Tuhan!” jawab

Waraqah.

7 Struktur

Mikro

Sintaksis

(Koherens

i)

*Paragraf 1 : Saat Rasulullah

tertidur. Khadijah berjalan

tergesa-gesa kerumah anak pamanya

Waraqah bin Naufal…

*Paragraf 5 : Saat malam

Rasulullah sudah pulih. Bersama

Khadijah dan anak-anaknya

Rasulullah makan malam.

8 Struktur

Mikro

Sintaksis

(Kata

Ganti)

*Paragraf 1 :…..Ia pendeta Nasrani

yang sudah menerjemahkan Bible

kedalam bahasa Arab.

*Paragraf 2 : “Dimana ia

sekarang?”…”Jagalah ia dengan

(64)

*Paragraf 3 : …Ia memenuhi tanda

sebagai utusan Tuhan!

*Paragraf 4 : Dirumah ia melihat

Rasulullah masih tertidur.

*Paragraf 6 : Kemudian Khadijah

berkata : “Tadi Aku berdiskusi

dengan Waraqah bin

Naufal”…”Peristiwa yang Kakanda

alami.”

Kita bisa melihat dari kejadian ini kita bisa tahu apa yang dialami

dan pada awal dari Muhammad yang di pilih Tuhan untuk menjadi

Nabi dan Rasul, yang Pada saat itu pendeta Nasrani yaitu Waraqah

bin Naufal meberitahu kepada Siti Khadijah, Ia adalah istri

Rasulullah. Mereka berdialog tentang bahwa suaminya telah

menerima wahyu dari malaikat Jibril. Rasulullah telah di pilih Tuhan

karena ia telah memenuhi tanda sebagi utusan Tuhan. Disamping itu

Rasulullah mempunyai kebiasaan yang sangat baik yang patut kita

tiru, yaitu Rasulullah selalu makan sebelum lapar dan berhenti

sebelum ia merasa kenyang.

(65)

o

Tematik, sebagaimana sudah di bahas diatas tema judul ini yaitu

tentang peristiwa Rasulullah yang telah menerima wahyu dari

Allah melalui perantara malaikat jibril yaitu tentang tanda dari

Rasulullah yang telah menjadi utusan Tuhan.

o Skematik, tulisan ini bersifat piramida terbalik yang diawali dengan pendahuluan lalu penjelasan tentang Rasulullah yang merupakan inti dari tulisan dan sekaligus menjadi penutup.

o Semantik (Latar, detail, maksud) dalam tulisan ini latarnya bersifat positif karena dalam hal ini penulisan judul rubrik ingin memberitahukan peristiwa yang dialami suaminya siti khodijah yaitu Nabi Muhammad yang telah menerima wahyu dari Allah.

o Sintaksis (bentuk kalimat, koherensi, kata ganti) pada tulisan ini menggunkan bahasa ilmiah (formal) dan didukung dengan gambar, caption dan huruf tebal.

B.

Lahirnya Nabi Isa a.s.

Edisi 11 febuari 2007

Pada suatu hari datanglah malaikat Jibril dalam bentuk manusia

mendekati Mariyam dipengabdiannya “Sesungguhnya aku berlindung

(66)

Gambar

Gambaran Majalah Didik
Tabel 1 Elemen Wacana Van Dijk
gambar dan sejenisnya, untuk memberikan efek kognitif, dimana ia
Grafik, 1996)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memajukan pendidikan, Desa Jlegiwinangun akan secara bertahap merencanakan dan mengganggarkan bidang pendidikan baik melalui ADD, swadaya masyarakat

Dari metode yang dipakai dalam penelitian ini tampak, bahwa metode yang dipergunakan Lynch (1960), Nasar (1978) maupun Kotler et al (1993) saling melengkapi dan

Penegakan hukum yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik terhadap pencemaran udara di Kecamatan Gresik dan Kebomas berjalan tidak efektif,

Problematika pendidikan agama dalam keluarga Muslim di Desa Pulutan dapat teratasi dengan baik apabila orang tua bisa menerapkan peran orang tua dengan sebaik- baiknya dan anak

Sesuai latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang akan diselesaikan dalam tugas akhir ini adalah bagaimana panduan audit (tujuan, ruang

Dita Ristiana Permatasari, 2010, The Activity of Order Taker in the Housekeeping Department at Agas International Hotel Solo, English Diploma Program, Faculty

Pada kehidupan yang semakin modern menuntut manusia untuk menjalani hidup serba praktis, sehingga dalam kehidupan sehari hari masyarakat sering menerapkan pola makan yang tidak

Berangkat dari fenomena sosial pelajar SMA Negeri 1 Tapen, banyak yang sudah memiliki telepon genggam padahal dilihat dari fungsinya, mereka belum benar-benar membutuhkan