BIODATA PENULIS
Nama Lengkap
: Jonmedi Tarigan
NIM
: 10909023
Tempat / Tanggal Lahir
: Karo, 20 Desember 1989
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Katolik
Alamat Lengkap
: Jl. Maleber Utara No. 107A
Kec. Andir Kel. Garuda. Bandung 40184
No_Hp
: 081312074957
: jons.tarigan@yahoo.com
Pendidikan :
1995-2001
: SD Mutiara 1 Bandung
2001-2004
: SMPN 23 Bandung
2004-2007
: SMK Angkasa Bandung
2009-2012
: Program Diploma III (D3) Program Studi
Nama Lengkap
: Ratna Ayu Puspitasari
NIM
: 10909044
Tempat / Tanggal Lahir
: Bandung, 31 Agustus 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Lengkap
: Jl. Neptunus Timur blok R2 no.66 . rt02/rw11
Kec. Buah batu Kel. sekejati. Bandung 40286
No_Hp
: 081312112702
: ratnanutzz@ymail.com
Pendidikan :
1997-2003
: SD Mutiara YLPI-DURI,Riau
2003-2006
: SMPN 15 Bandung
2006-2009
: SMA BPI 1 Bandung
2009-2012
: Program Diploma III (D3) Program Studi
SISTEM INFORMASI PENGINPUTAN
DATA PENERBANGAN PADA
PT. ANGKASA PURA II
BANDUNG
Laporan Kerja Praktek
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Diploma III Program Studi Manajemen Informatika
Oleh:
Jonmedi Tarigan NIM. 10909023 Ratna Ayu P. NIM. 10909044
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ii
BANDUNG
Laporan Kerja Peraktek
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Diploma III Program Studi Manajemen Informatika
Oleh:
Jonmedi Tarigan NIM. 10909023 Ratna Ayu P. NIM. 10909044
Bandung, 8 Agustus 2011
Pembimbing Prodi Pembimbing Lapangan
Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. A. Djuarya S, S.E.
NIP. 4127.70.26.014 NIP. 9410.5908.91A
Ketua Prodi Manajemen Informatika
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan kepada kami dalam menyelesaikan Laporan ini dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, tabiin-tabiinnya dan sampailah kepada kita selaku umatnya sampai akhir zaman, dan kepada keluarga yang sangat membantu dalam setiap kendala yang terjadi, Amiin.
Laporan yang berjudul “Sistem Informasi Penginputan Data Penerbangan Pada PT. ANGKASA PURA II Bandung” ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kerja Praktek. Selama proses pengerjaan laporan ini tidak sedikit kendala yang kami hadapi akan tetapi kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Kami selalu berusaha mengintrospeksi diri dan kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan laporan ini. Tetapi tetap saja laporan ini banyak kekurangannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan ini dengan senang hati akan kami terima. Namun harapan besar dari kami semoga laporan ini bermanfaat untuk semua orang yang membacanya.
Bandung, 3 Agustus 2011
iv
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR SIMBOL ... ix
LEMBAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 11
1.1. Latar Belakang Masalah ... 11
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 12
1.2.1. Identifikasi Masalah ... 12
1.2.2. Rumusan Masalah ... 12
1.3. Maksud dan Tujuan Kerja Peraktek ... 12
1.3.1. Maksud Kerja Peraktek ... 12
1.3.2. Tujuan Kerja Peraktek ... 12
1.4. Batasan Masalah ... 13
1.5. Lokasi dan Waktu Kerja Peraktek ... 13
1.5.1. Lokasi Kerja Peraktek ... 13
1.5.2. Waktu Kerja Peraktek ... 13
BAB II LANDASAN TEORI ... .. 14
v
2.1.2 Elemen Sistem ... 15
2.1.3.Karakterisitik Sistem ... 16
2.1.4. Klasifikasi Sistem ... 18
2.2. Pengertian Informasi ... 19
2.3. Pengertian Sistem Informasi ... 20
2.4. Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur ... 20
2.4.1. Metode Pendekatan Sistem ... 21
2.4.2. Alat Bantu Analisis ... 22
1) Flow Map ... 23
2) Diagram Kontek ... 23
3) Data Flow Diagram ... 23
BAB III PROFIL PERUSAHAAN ... . 25
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan ... 25
3.2. Visi dan Misi Perusahaan ... . 32
3.2.1. Tujuan Perusahaan ………...……..……... 33
3.2.2. Himpunan Istilah Penerbangan Sipil ...…....…... 34
3.3. Jenis Pelayanan Perusahaan ... 44
3.4. Struktur Organisasi Perusahaan... 46
BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK ... 47
4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan ... 47
4.1.1. Analisis Dokumen ... ... 47
vi
4.1.5. Data Flow Diagram ... 53
4.1.5.1. Data Flow Diagram level 2 proses 1.0 ... 54
4.1.6. Kamus Data ... 54
4.1.6.1. Data Penerbangan ... 54
4.1.6.2. Backup Data Angkutan Penerbangan ... 55
4.1.6.3. Laporan Data Angkutan Udara ... 55
4.2. Evaluasi Sistem Yang Berjalan ... 56
4.2.1. Kekuatan Sistem ... 56
4.2.2. Kelemahan Sistem ... 56
4.2.3. Kesempatan ... 56
4.2.4. Tantangan ... 56
BAB V KESIMPULAN ... 57
5.1. Kesimpulan ... 57
5.2. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang PT Angkasa
Pura II Bandung ... 46
Gambar 4.1 Login User yang akan melakukan Peginputan Data Angkutan Udara ... 48
Gambar 4.2 Tampilan Penginputan Data Penerbangan ... 49
Gambar 4.3 Hasil Penginputan Data Angkutan Udara ... 51
Gambar 4.4 Flow Map Data Angkutan Udara ... 52
Gambar 4.5 Diagram Konteks Pembuatan Laporan Data Angkutan Udara ... 53
Gambar 4.6 Diagram Konteks Pembuatan Laporan Data Penerbangan level 1.0. ... 53
viii
ix DAFTAR SIM BOL
Flow M ap
58
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto. 2001. Analisis & Desain Sistem Informasi. Pendekatan terstruktur teoridan praktek aplikasi
bisnis. Andi. Yogyakarta.
Tiketpesawat.me/journal.ac.id/
Bandaraonline.com/airport./fids-jadwal-penerbangan-di-bandara. Jadwalpenerbangan.net/about.aspx.
Id.wikipedia.org/wiki/sistem_tampilan_informasi_penerbangan.
11 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, menjadikan informasi memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan kemajuan disemua bidang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi informasi telah banyak dirasakan kemudahan dalam mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.
Perkembangan teknologi informasi pada saat ini sangat pesat, sehingga
manusia dalam mengerjakan setiap pekerjaan selalu membutuhkan komputer.
Komputer memiliki peranan yang sangat vital dalam pemecahan masalah khusus
dalam pengolahan data, karena komputer memiliki kecepatan tingkat akurasi yang
tinggi dalam pemrosesan data, sehingga dapat mempermudah pekerjaan manusia.
12
perlengkapan. Di divisi ini, terdapat sub-bagian yang lebih spesifik lagi, yaitu bagian Komersil. Di bagian Komersil, sistem informasi yang diterapkannya masih terbatas, hal ini diindikasikan dari penggunaan komputer sebagai pendukung yang masih kurang optimal.
1.2. Identifikasi Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
a. Masih kurang optimalnya penggunaan beberapa komputer, komputer
yang dipakai pun masih Pentium IV, aplikasi yang digunakan masih banyak kekurangannya.
b. Software yang digunakan kurang efisien dan kurang akurat. 1.2.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana sistem pembuatan laporan kerja yang berjalan? b. Bagaimana penggunaan software yang efisien?
1.3. Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek
1.3.1 Maksud dilaksanakan Kerja Praktek adalah untuk
mengimplementasikan pengetahuan sesungguhnya yang didapat di perkuliahan dengan kenyataan yang sesungguhnya dilapangan. Berikut adalah maksud permasalahan yang akan diselesaikan : a. Mengoptimalkan penggunaan komputer sebagai alat pembuatan laporan
kerja.
adalah untuk mengetahui sistem informasi yang berjalan di bagian Administrasi dan Komersil PT. ANGKASA PURA II Bandung. Berikut adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai :
a. Membantu mempercepat kinerja karyawan di Bagian Komersil. b. Mengoptimalkan penggunaan komputer dan softwarenya.
1.4. Batasan Masalah
Pembatasan Ruang lingkup kerja praktek terkait sistem informasi mengenai penginputan data penerbangan. Hal ini agar isi laporan tidak keluar dari pembahasan yang dituju.
1.5. Lokasi Dan Waktu Kerja Praktek
PT. ANGKASA PURA II berlokasi di Jalan Pajajaran No. 156 Bandung 40174. Waktu Kerja Praktek berlangsung di bulan Juli 2011 selama satu bulan.
No Aktivitas Waktu (minggu)
1 2 3 4
1 Orientasi X X
2 Praktek X
3 Analisis X
4 Mengumpulkan Data X
14 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem
Sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Kata sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani
(sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energy. Sistem menurut LUDWIG VON BARTALANFY mengatakan bahwa : “Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan”.
Sistem menurut ANATOL RAPOROT mengatakan bahwa :
“Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain”.
Sistem menurut L. ACKOF mengatakan bahwa :
“Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya”.
Pada dasarnya suatu sistem mempunyai komposisi-komposisi sistem yang terdiri dari :
1. Input (masukan)
2. Output (keluaran)
Merupakan variabel yang keluar dari sistem dan kembali ke lingkungannya atau sistem lain. Sebagai keluaran ini adalah kriteria yang merupakan objek yang mewakili state sistem, atau efensiensi pelaksanaan fungsi yang dilakukan sistem tersebut.
3. Operator
Bagian sistem yang menghubungkan dan mengubah (transformasi) variable masukan menjadi variable keluaran. Ada 3 operator yang secara internal terdapat dalam suatu sistem yaitu :
a. Operator Logika (yang bersifat eksplisit matematika). b. Operator Sosiologika.
c. Operator Fisik.
2.1.2. Elemen sistem
1. Tujuan
Tujuan dari sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem.
2. Batasan
16
Kontrol merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem yang dapat berupa asal ,masukan, frekuensi, masukan data dan jenis masukan.
4. Input
Input merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data dapat berupa asal masukan, frekuensi masukan data dan jenis masukan data.
5. Proses
Proses merupakan bagian yang mengolah data menjadi informasi sesuai dengan keinginan pemakai.
6. Output
Output merupakan keluaran atau tujuan dari sistem yang didapat dari input dan proses yang dilakukan.
7. Umpan Balik
Dalam suatu sistem yang baik dibutuhkan adanya umpan balik yang tujuannya sebagai perbaikan dan pemeliharaan.
2.1.3. Karakteristik Sistem
Sistem mempunyai beberapa macam karakteristik, yaitu :
1. Mempunyai Komponen ( components )
2. Mempunyai Batas ( boundary )
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem.
3. Mempunyai Lingkungan ( environments )
Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya, lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem.
4. Mempunyai Penghubung / Antar Muka ( interface )
Antar komponen penghubung /antar muka merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antar muka merupakan sarana yang memungkinkan setiap komponen saling berinteraksi dalam rangka menjalankan fungsi masing-masing komponen.
5. Mempunyai Masukan ( input )
Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna.
6. Mempunyai Pengolahan ( processing )
18
7. Mempunyai Keluaran ( output )
Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.
8. Mempunyai Sasaran
Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem. 9. Mempunyai Kendali ( control )
Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
10. Mempunyai Umpan Balik ( feed back )
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali ( control ) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan mengembalikannya ke dalam kondisi normal.
2.1.4. Klasifikasi Sistem
1. Sebagai sistem abstrak (abstract sistem) 2. Sebagai sistem alamiah (natural sistem)
3. Sebagai sistem tertentu (determinate sistem) dan sistem tak tentu (probabilistic sistem).
4. Sebagai sistem tertutup (closed sistem) dan sistem terbuka (open
2.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerima dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang .
Informasi dan data merupakan komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Informasi merupakan hasil dari pengolahan data yang memberi arti dan bermanfaat sedangkan data adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi yang berkualitas.
Ciri-ciri informasi menurut [Jog01] : 1. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan yang biasanya terjadi dan selain itu harus jelas maksud dan tujuannya, sehingga output (keluaran) bisa dipertanggungjawabkan.
2. Tepat Waktu
Informasi yang datang pada konsumen selaku pemakai tidak boleh terlambat karena informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai lagi dalam pengambilan suatu keputusan.
3. Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat dan informasi yang diterima si konsumen selaku pemakai dengan yang lainnya bisa berbeda-beda.
4. Lengkap
20
pasti harus tepat dan benar.
2.3 Pengertian Sistem informasi
Sistem informasi adalah suatu jaringan kerja yang merupakan kumpulan dari elemen – elemen yang saling berhubungan dan berinteralsi untuk mencapai tujuan tertentu yaitu berupa informasi yang diperlukan dalam mengambil keputusan baik untuk waktu sekarang maupun diwaktu yang akan dating.
Suatu sistem informasi berisi himpunan terintergrasi dari komponen manual dan komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi untuk pemakai.
Dalam sistem informasi mempunyai komponen-komponen yang saling berhubungan, antara lain :
1. Perangkat Keras (Hardware)
Merupakan kompoenen fisik berupa peralatan input, peralatan proses, dan peralatan output.
2. Perangkat Lunak (Software)
Merupakan instruksi yang membuat komputer melakukan pekerjaan tertentu.
3. SDM (Brainware)
Sebagai user atau pengoperasi sistem.
Alasan penting mengawali analisis sistem :
1. Problem Solving : sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
2. Kebutuhan baru, adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau
lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung organisasi
3. Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
2.4.1. Metode Pendekatan Sistem
Terdapat dua metode yaitu dengan pendekatan :
a. Prosedur
Yaitu :”Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Prosedur adalah “Rangkaian operasi klerikal (tulis menulis), yang melibatkan beberapa orang di dalam satu/lebih departemen yang
digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam dari
transaksi-transaksi yang terjadi serta untuk menyelesaikan suatu kegiatan tertentu”
22
b. Komponen/elemen
Yaitu “Kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu”
Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa sub-sub sistem dan sub-sub sistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa sub-sub-sub sistem yang lebih kecil.
Teori sistem umum terutama menekankan perlunya memeriksa seluruh bagian sistem. Seringkali seorang analis terlalu memusatkan perhatian hanya pada satu komponen sistem, yang berarti dia telah mengambil tindakan yang mungkin tidak efektif, karena beberapa komponen yang penting diabaikan.
Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen, yaitu pekerjaan, kegiatan, misi atau bagian-bagian sistem yang dibentuk untuk mewujudkan tujuan. Untuk komponen misi/tujuan, seringkali sukar untuk dilihat. Manajemen suatu sistem terdiri dari kegiatan-kegiatan yang diarahkan pada perencanaan dan pengendalian (feedback).
Tujuan suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit.
1. Flow Map
Flow map digambarkan untu mendefinisikan dan mengintusikan organisasi informasi yang berjenjang dalam bentuk modul dan sub modul yang menjelaskan mengenai elemen data, elemen data, elemen kontrol, modul dan hubungan antara modul.
2. Diagram Konteks
Diagram konteks digunakan untuk memprentasikan sistem melalui sebuah lingkaran.
Elemen penting dari sistem yang ada di dalam diagram konteks adalah sebagai berikut :
1. Manusia, organisasi atau sistem yang berkomunikasi dengan sistem
disebut terminator.
2. Data yang diterima sistem dari lingkungan luar. 3. Data hasil proses diberikan ke lingkungan luar. 4. Batasan antara sistem dan lingkungan.
3. Data Flow Diagram
24
25 3.1. Tinjauan umum perusahaan
Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung.
a. Bandara / Kota : Husein Sastranegara Bandung
b. Letak : Terletak 5 KM dari Pusat Kota
Bandung.
c. Alamat : Jalan Pajajaran 156 Bandung 40174
d. Sarana Komunikasi : Telepon ( 022 ) 6041221 Pax ( 022 ) 6033971 dan Telex WIIB PAP X ( AFTN )
e. Kode ICAO/IATA : WIIB/BDO
f. Luas Lahan : 145 Hektar
g. Landasan Pacu : R/W 2.500 x 45 M
h. Apron : 80 M x 430 M
i. Kasitas Apron : 8 F-28
j. Gedung Terminal : 2.411,85 M2
26
l. Elevasi : 741 M
m. Jam Operasi : 06.00 – 18.00
n. Katagori PKPPK : VII
o. Panjang Landasan : 2,500 meter
p. Lebar : 45 meter
Sekilas Sejarah Bandara Husein Sastranegara Bandung
Pada awalnya lapangan terbang Husein Sastranegara, merupakan lapangan terbang peninggalan Pemerintah Hindia Belanda ( sebelum PD II ) dengan sebutan Lapangan Terbang Andir yaitu suatu nama lokasi/daerah dimana lapangan terbang tersebut berada.
Nama Husein Sastranegara diambil dari nama seorang penerbang militer ( TNI AU ) yang telah gugur pada saat latihan terbang di Yogjakarta tangal 26 SePTember 1946.
Pada masa penjajahan Jepang daerah tersebut dijadikan basis Angkatan Udara Kekaisran Jepang.
Sekitar tahun 1955 walaupun merupakan Pangkalan TNI AU, sudah pernah dilakukan kegiatan penerbangan sipil secara tidak berjadwal oleh perusahaan GIA namun tidak dapat berlangsung lama ( terhenti ) karena adanya kendala yaitu fasilitas keselamatan penerbangan yang dipersyaratkannya oleh Anex ( Anek I s/d Anex 18 ), IATA dan ICAO ( Organisasi penerbangan Sipil Dunia ) karena tidak sesuai dengan aturan dimaksud terutama pada saat kondisi cuaca buruk yang justru mutlak diperlukan oleh suatu Lapangan Terbang. Bandung mempunyai Topografis yang kurang menguntungkan bagi adanya suatu Lapangan Terbang.
Pada tahun 1974 mulai dilakukan kegiatan pelayanan lalulintas dan angkutan udara komersial secara resmi yaitu dengan berdirinya kantor Perwakilan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan nama Stasiun Udara Husein sastranegara Bandung untuk kepentingan kegiatan penerbangan komersial sipil.
28
Menteri Pertahanan Kemanan/Panglima Angkatan Bersenjata, Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan Dengan SKB Nomor Kep/30/IX/1975, Nomor : KM 393/S/PHB-75, Nomor Kep 927A/MK/IV/8/1975 ;
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 50/OT.002/PHB 1978 Kantor Perwakilan Ditjen Perhubungan Udara tersebut menjadi Pelabuhan Udara Husein Sastranegara Bandung sebagai unit Pelaksana Teknis Kantor Wilayah Ditjen Perhubungan Udara dengan Klasifikasi Pelabuhan Udara Klas III
Selanjutnya pada tahun 1983 berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 68/HK 207/PHB-83 tanggal 19 Pebruari 1983 klasifikasi Pelabuhan Udara ditingkatkan dari kelas III mejadi klas II. Pada Tahun 1994 dilaksanakan Pengalihan Pengelolaan Bandar Udara dari Dephub kepada PT AP II sesuai PP RI Nomor 26 Thn 1994 tanggal 30 Agustus 1994 tentang Penambahan Penyertaan modal Negara RI ke dalam Modal sahan PT AP II.
Sejarah Singkat Berdirinya PT ( Persero ) Angksa Pura II
Tanggal 13 Agustus 1984 berdasarkan PP Nomor 20 tahun 1984 berdirinya Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng.
Tanggal 16 – 31 Maret 1985 Pemindahan Operasi Penerbangan Berjadwal dari bandara Kemayoran dan Halim Perdana Kusumah ke Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng.
Tanggal 01 April 1985 Pengoperasian secara penuh Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng dan pengalihan managemen Bandara Halim P dari perum Angkasa Pura ke Perum Pelabuhan Udara Jakarta cengkareng. Tanggal 03 juli 1985 Penggantian nama Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno Hatta, berdasarkan Keputusan Presiden No 54 / 1985.
Tanggal 19 Mei 1986 Perubahan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II berdasarkan PP No 26/1986. Tanggal 14 Maret 1987 Penetapan kembali Organisasi tata Kerja Perum Angkasa Pura II berdasarkan KM Perhubungan No SK 21/OT.001/Phb-87. Tanggal 19 Pebruari 1991 Penambahan Penyertaan Modal negara di Bandara halim P ke dalam modal Perum AP II berdasarkan PP No 07/1992.
Tahun 1991 PP Nomor 10 Tahun 1991 Tentang Tambahan Pengelolaan Bandara sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Sipadio Pontianak.
Tanggal 17 Maret 1992 PP Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Peubahan Status Hukum dari Perum menjadi Persero.
30
Tanggal 22 Januari 1994 Keputusan Mentri Keuangan Nomor 5.33/MK/94 tentang Tambahan Pengelolaan Bandara Polonia Medan.
Tanggal 09 April 1994 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5.33/MK016/94 dan Keputuisan Menteri Perhubungan Nomor A 270/AU.001/SKJ/94 Tentang Tambahan Pengelolaan Bandara Sultan Syarif Kasim-Palembang II-Pekanbaru, Tabing-Padang, Sultan iskandar Muda Aceh dan Bandara Husein Sastranegara Bandung
Tahun 2000 KM….. tentang Tambahan Pengelolaan Bandara Kijang Tanjung Pinang
Bandara – Bandara yang dikelola Oleh PT ( Persero ) Angkasa Pura II :
a. Bandara Internasional Soekarno Hatta di Tanggerang b. Bandara Halim Perdana Kusumah di Jakarta
c. Bandara Husein Sastranegara di Bandung d. Bandara Polonia di Medan
e. Bandara Sultan Syarif Kasim di Palembang
f. Bandara Supadio Pontianak g. Bandara Simpang Tiga Pekanbaru h. Bandara MIA Padang
Usaha Patungan :
1. PT ANGKASA PURA SCHIPHOL
Perusahaan patungan antara PT Angkasa Pura II dengan Amsterdam Airport ini bergerak dibidang jasa konsultasi managemen Bandara, pendidikan pelatihan teknis, perdagang dan penyediaan barang, pengelolaan ruangan secara komersial, pengolaan perbaikan bangunan serta pengadaan teknologi imformasi. Saham Angkasa Pura II dalam perusahaan ini sebesar 50 %
2. PT GAPURA ANGKASA
Merupakan perusahaan patungan antara PT Angkasa Pura II, Angkasa Pura I dan PT Garuda Indonesia yang bergerak dibidang pelayanan Ground Hnadling dan Pergudangan. Angkasa Pura II mempunyai saham sebesar 31, 5 %.
3. PT PURANTARA MITRA ANGKASA DUA
32
3.2 Visi , Misi Dan Falsafah Perusahaan PT ( Persero ) Angkasa Pura II
VISI PERUSAHAAN : “Menjadi Pengelola Bandar Udara bertaraf Internasional yang mampu bersaing
dikawasan Regional “
MISI PERUSAHAAN : “ Mengelola Jasa Kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan
keselamatan penerbangan dan kepuasan
pelanggan dalam upaya memberikan manfaat
oPTimal kepeda pemegang sahan, mitra kerja,
pegawai, masyarkat dan lingkungan dengan
memegang teguh etika bisnis”
Falsafah Perusahaan yaitu “ peduli “:
P = Pelayanan Prima
E = Efektifitas dan Effesiensi
D = Dedikasi Tinggi
U = Ungul
I = Internasiona
Dengan “ Pelayanan Prima, Effektif dan Effesien berdedikasi Tinngi, Unggul dalam Lingkungan Internasional “
3.2.1 Tujuan Perusahaan :
A Melaksanakan serta menunjang kebijaksanaan Program Pemerintah di Bidang Ekonomi dan Pembangunan.
B. Memupuk keuntungan bagi Perseroan dengan menyelenggarakan
usaha jasa kebandarudaraan dalam arti seluas – luasnya serta melakukan usaha – usaha lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan jasa kebandarudaraan.
Ruang Lingkup Usaha Secara keseluruhan :
1. Penyediaan, Pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan
pelayanan pendaratan, lepas landas , parkir dan penyimpanan pesawat udara.
2. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas terminal untuk
pelayanan angkutan penumpang, cargo dan pos.
3. Penyediaan, pengushaan dan pengembangan fasilitas elektronika,
navigasi, listrik, air dan instalasi limbah. 4. Jasa pelayanan penerbangan
34
6. Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan serta indrustri dan
gedung/bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara.
7. Jasa konsultasi, pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan
kebandarudaraan.
8. Usaha – usaha lain yang berkaitan dengan jasa kebandarudraan yang
dapat menunjang tjuan perusahaan.
3.2.2 Himpunan Istilah Penerbangan Sipil:
1. Apron : ialah suatu daerah atau tempat di Bandar Udara yang telah
ditentukan guna menempatkan pesawat udara, menurunkan dan menaikan, kargo, pos, pengisian bahan bakar, parkir dan perawatan. 2. Bandar Udara : Ialah daerah tertentu didaratan atau perairan
termasuk setiap bangunannTake Off : Tingal landas, Prosedur yang ditempuh pesawat dalam melakukan take off atau tinggal landas. 3. Take Off Mnimum : Kondisi cuaca yang dinyatakan dalam visibility
dan ceiling, dalam mana pesawat komersial sudah tidak lagi diizinkan untuk melekukan tinggal landas.
4. Taxi Way : Landas – gelinding atau landsan penghubung anatara
5. Visibility : Jarak penglihatan. Kemampuan untuk melihat dan
mengindentifikasi benda – benda yang mencolok, dinyatakan dalam satuan jarak atau satuan panjang. Selain tergantung dari keadaan afmisfer, visibility tergantung juga dari waktu dilakukannya pengamatan : pagi,siang sore, malam.
6. ICAO : suatu organisasi yang didirikan untuk melaksanakn
beberapa usul tertentu yang diajukan dalam Konvensi Chicago yang diselenggarakan dalam tahun 1944.
7. ILS ( Instrumen Landing Systim ) Fasilitas alat Bantu navigasi yang
direncanakan dan dipasang untuk membantu penerbang mendaratkan pesawatnya tepat pada landing area terutama dalam cuaca buruk.
8. Lading : Pemuatan cargo,pos,bagasi dan stores disuatu bandara kedalam pesawat untuk diangkut dalam penerbangan.
9. Landing : Pesawat yang melakukan pendaratan di Bandara atau
diatas kapal induk.
10. Forced Landing : Pendaratan yang dipaksakan/pendaratan darurat yang terpaksa dilakukan penerbanang dilingkungan Bandara yang mestinya bukan tempat pendaratan pesawat.
11. Landing Roll : Gerakan pesawat dilandasan pacu dari saat roda
36
12. Land Side : Daerah di Bandara disisi luar bangunan terminal yang
terbuka untuk umum.
13. Load Faktor : Jumlah tempat duduk yang terjual dinyatakan dalam prosentasi dari total tempat duduk yang tersedia dalam pesawat. 14. Locator : Fasilitas alat Bantu navigasi NDB dengan daya pancar
rendah, yang dipasang pada perpanjangan sumbu landasan pacu untuk memandu penerbang dalam melaksanakan pendaratan.
15. Passengger Lounge : Ruang tungu bagi penumpang yang akan
berangkat sampai diumumkannya pemberitahuan untuk naik pesawat.
16. Lounggage : koper – koper dan barang – barang bawaan milik
penumpang dan crew.
17. Left Luggage : Bagasi yang masih akan diambil oleh pemiliknya kemudian, dan yang dititipkannya untuk disimpan ditempat khusus yang disediakan oleh Banadara.
18. Markers : Petunjuk arah pendaratan , arah angin dan bendera –
bendera yang dipoergunakan untuk menandai adanya penghalang – penghalang atau pemberitahuan hal- hal yang ada hubungannnya dengan aeronautika pada siang hari.
19. Marking : Tanda, rambu atau symbol – symbol yang dicat pada
20. Threshold Marking : Garis – garis putih sejajar dengan sumbu
ruanway yang dicat pada awal dan akhir runwai itu.
21. Maximum Weight : Berat maksimum yang diizinkan bagi suatu pesawat untuk melakukan tinggal landas.
22. Meterological Informasion : laporan kadaan cuaca berisi analisis,
prakiraan dan segala pernyataan lainnya yang berkaitan dengan kedaan cuaca pada waktu itu serta prakiraanya.
23. Navigasi : Ilmu dan metode untk menentukan posisi dan arah
kendaraan ( Darat, Laut, Udara ) dan mengemudikannya dari tempat yang satu dengan tempat lainnya.
24. NDB : ( Non Directional Beacon ) : Fasilitas alat bantu navigasi
elektronika yang memancarkan isyarat ke semua jurusan yang bila diterima oleh pesawat dapat digunakan oleh penerbang untuk mengatur posisi pesawatnya relatif terhadap fasilitas tersebut. 25. NOTAM : ( Notice To AirMen ) : pemberitahuan berisi informasi
penting yang perlu segera diketahui oleh penerbang.
26. NVD : ( No Value Declared ) : digunakan oleh pengirim barang yang tidak menyatakan atau melaporkan nilai barang kirimannya kepada pabean.
27. Overshoot : Pesawat yang mendarat melampau daerah pendaratan
yang ditetapkan di runway.
28. Parking Lot : Tempat tententu didaerah bandara yang disediakan
38
29. Pessenger : Penumpang pesawat yang melakukan suatu perjalanan 30. Arriving Pasenger : Penumpang yang datang digedung terminal
bandara dari suatu penerbangan.
31. Boarding Passenger ( Embarking Passengger ) : penumpang yang
naik ke pesawat untuk diangkut dalam suatu penerbangan.
32. Departing Passenger : Penumpang yang akan berangkat dari
gedung terminal bandara untuk suatu penerbangan.
33. Disembarking Passengger : Penumpang yang turun dari pesawat
setelah tiba di Bandara tujuan.
34. Interling Passengger : ( Trasnsfer Passenger ) : Penumpang yang
datang disuatu bendara dengan suatu pesawat dan yang akan melanjutkan perjalanan dari bandara itu dengan pesawat lain. 35. Transit Passengger : Penumpang yang datang digedung terminal
bendara dan yang akan berangkat lagi dari bandara itu dengan pesawat dan penerbangan yang sama.
36. Passenger Yield : Penghasilan yang diperoleh perusahaan
penerbangan dari penumpang, biasanya dinyatakan dalam rata – rata sen dollar per mil .
37. Pay Load : Berat angkutan yang menghasilkan revenue, misalnya
penumpang, barang dan pos.
38. Performance : Kinerja.,Sifat – sifat kemampuan terbang suatu
kecepatan terbang maksimum, menajak, ketinggian maksimum yang dapat dicapai jangkauan terbang muatan.
39. Alert phase : suatu keadaan yang menimbulkan kehawatiran mengenai kesealamatan pesawat dan penumpangnya.
40. Distres phase : suatu kedaan yang hampir pasti dan patut diduga
bahwa suatu pesawat beserta penumpangnya sedang dalam kedaan bahaya dan memerlukan pertolongan segera.
41. Uncertainty phase : suatu keadaan dimana terdapat ketidak pastian
mengenai nasib pesawat beserta penumpangnya.
42. Push Back : istilah yang digunakan penerbang waktu meminta
pesawatnya didorong ke belakang dari tempat parkir sebelum melakukan taxiing.
43. RADAR ( Radio Ditection And Rangging ) Fasilitas elektronika yang berfungsi sebagai sarana pemantau dan pengendalian lalul lintas udara.
44. Radius Of Action : jarak berangkat dan sampai kembali ke Bandara
yang mampu ditempuh oleh suatu pesawat udara tampa menambah lagi bahan bakar.
45. Range : Jankauan terbang secara nosnstop
46. Rate of Climb : Kecapatan terbang menanjak setelah lepas landas
yang mampu dilakukan oleh suatu jenis peswat.
47. Rating { Suatu wewenang yang diberikan kepada seseorang (
40
license ) dimana tercantum kondisi khusus, Hak- hak Khusus maupun batasan – batasan khusus yang diberlakukan kepada sipenerima ijasah.
48. Reservation sistem : prosedur pemesanan tempat atau ruangan di
pesawat untuk penerbangan tertentu baik bagi penumpang yang akan berpergian maupun untuk pengangkutan barang.
49. Revenue Block Housr :Pengahasilan atau pendapatan yang diperoleh
dari suatu pesawat dalam suatu block time.
50. Revenue Airtcraft Miles : Jumlah mil yang ditempuh oleh pesawat
dalam penerbangan yang memungut bayaran dari muatan yang diangkut .
51. Revenue Passenger : Penumpang yang membayar kepada
perusahaan penerbangan untuk jasa angkutan udara yang diterimanya
52. Revenue Traffic : Penumpang, muatan barang dan angkutan pos
yang membayar jasa angkutan kepada perushaan penerbangan 53. Ruoute Penerbangan : Suatu jalur penerbangan yang telah
ditetapkan oleh yang berwenang dan yang terdiri dari suatu jurusan atau lebih
54. Ruote Segment : Suatu rute penerbangan dari bandara
55. Route Structure : Kesluruhan dari pola rute yang dijalani oleh suatu
perusahaan penerbang
56. Stopover : Singgah disuatu bandara dengan memutuskan perjalanan. Misalnya seorang penumpang yang memilki tiket penerbangan Jakarta-Ujung Pandang-Manado dan dia berhenti diUjungPandang selama bebrapa waktu /hari untuk kemudian melajutkan perjalannnya ke Manado dengan penerbangan lain
57. Take Off Clerance : Izin yang diberikan oleh control tower kepada
penerbang untuk melakukan tinggal landas
58. Take Off minimum : kondisi cuaca yang dinyatakan dalam visibility
dan ceiling dalam mana pesawat komersial sudah tidak lagi diizinkan untuk melakukan tinggal landas
59. Taxxing : Gerak maju dengan kecapatan rendah dari pesawat didarat atas dorongan mesinnya sendiri, kcuali dalam hal waktu pesawat melakukan tinggal landas
60. Taxiway : Landasan gelinding atau landasan penghunung anatara
tempat yang satu ketempat lainnya dibandara yang digunakan untuk taxiing pesawat
61. Terminal : Bangunan yang terdapat dibandara tempat para
42
62. Airport Terminal : Bangunan terminal yang terdapat dibandara. ,
para penumpang yang telah diproses dicity terminal tidakdiproses lagi di airport terminal dan langsung disalurkan keruang tunggu pemberangkatan.
63. City Terminal : Bangunan terminal yang terdapat dikota, biasanya
hanya penumpang yang akan berpergian yang diproses dicity terminal ,sedangkan bagi penumpang yang datang pemosresannya dilakukan diairport terminal.
64. Wait Listing : Mencantumkan nama calon penumpang dalam daftar
cadangan suatu rencana penerbangan yang telah terisi penuh, dengan maksud utnuk menyertkana calon penumpng tersbut apabila nanti ternya ada penumpang yang telah mendapat tempat mebatalkan niay berpergian.
65. Waving Base : Suatu daerah dibandara yang husus disediakan bagi keluarga para penumpang yang akan berpergian.
66. Free Zone : suatu kawasan dibandara tempat memasukan menaruh,
menyimpan, mengemas, memanufaktur dan menjual barang dagangan, baik yang beral Dari dalam maupun dari luar negeri. 67. Abort : Membatalkan, menggagalkan suatu pembatalan oleh
68. Abort Take Off : Kegagalan dalam rangka lau lepas landas suatu
pesawat udara oleh karena berbagai sebab adanya halangan ditengah landasan.
69. Airborne : Pesawat yang telh dan sedang dalam kondisi terbang
penuh, sudaj tidak ada lgi roda pesawat yang menyentuh landasan. 70. Aircraft Catering : Pelayanan tenaga kerja, akomondasi, fasilitas
dan peralatan bagi penyediaan dan penytiapan makanan dan minuman untuk penumpang dan awak pesawat untuk dikomsimsi dalam penerbangan.
71. Aircraft Loadsheet : suatu daftar isian atau yang sejenisatau rencaa
atau gabungan dari kesemuanya yang digunakan untuk menentukan jumlah berat titik, berat suatu pesawat5 uadar sebelum terbang 72. Airport Sercice Charge : Pungutan oleh airpost authority kepada
penumpang yang akan naik pesawat. Hasil pungutan trsebut dikembalikan kepada para penumpang brupa penyediaan berbagai pelayanan dibandara.
73. Airport Tax : Pajak yang dipungut oleh Pengelola Bandara dari penumpang yang akan melakukan perjalanan dengan pesawat di Bandara Pemberangkatan.
44
3.3. Jenis Pelayan Bandara Husein Sastranegara Bandung
A.Pelayanan Aeronotika :
1.Pengendalian lalu Lintas Udara 2.Fasi;itas Telekomunikasi Penerbangan 3.Faslitas Navigasi Udara
4.Fasilitas Pendaratan Visual 5.Pelayanan Meteologi
B. Pelayanan Non Aeronotika :
1.Sewa Ruang 2.Sewa Gudang 3.Sewa Tanah
4.Sewa Tanah Diperkeras 5.Agro Busines
6.Konsesi
7.Parkir Kendaraan 8.Pas Bandara 9.Sewa Listrik 10.Sewa Telepon 11.Sewa Air 12.Sewa Telepon
14.Jasa Pelayanan Marsheling 15.Sewa AMAC
16.Ground Handling 17.Sewa Gudang Cargo 18.Pendapatan diluar usaha
C. Fasilitas dan Pelayanan Lainnya
1.Pemadam Kebakaran katagori V 2.Pelayanan Gawat darurat Penerbangan 3.Sistim Mobil Tangki bahan Bakar 4.Terminal Cargo
5.Pelayanan Bongkar muat Penerbangan
Visi Dan Misi PT ( Persero ) Angkasa Pura Ii Cabang Bandara Husein
SASTRANEGARA BANDUNG TAHUN 2003 S/D 2008 :
VISI “ Menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional ”.
46
pelanggan dalam upaya memberikan mafaat oPTimal kepada
pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan
lingkungan dengan memgang teguh etika bisnis “.
3.4. Struktur Organisasi Perusahaan
BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang PT Angkasa Pura II Bandung
DINAS AKUTANSI DINAS
PELAYANAN PKPPK & PENGAMANAN
DINAS TEKNIK UMUM
DINAS KEUANGAN &
DINAS YAN OPS BANDARA DINAS TEKNIK LMP DINAS KOM ERSIAL
DINAS TEKNIK ELETRO
DINAS KEPEG & UM DINAS
YAN OPS LLU
KEPALA CABANG
[image:49.612.111.538.284.628.2]47 BAB IV
ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-baian komponennya dengan melakukan desain sistem pemecahan masalah secara rinci. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau menjabarkan cara kerja sistem dan proses yang terjadi pada Sistem Informasi yang ada. Hasil analisis sistem ini merupakan gambaran awal yang nantinya akan digunakan untuk merancang program aplikasi.
4.1.1. Analisis Dokumen
Tujuan dari analisis dokumen adalah untuk mengetahui dokumen apa saja yang menjadi input, proses, dan output dari sistem ini. Dokumen input adalah dokumen yang akan diproses oleh sistem yang bisanya dilakukan oleh entitas luar sistem, Dokumen proses adalah dokumen yang diperlukan oleh sistem dalam melakukan kegiatan absensi, sedangkan dokumen output adalah dokumen yang dihasilkan oleh proses olahan sistem, yang biasanya dari dalam sistem ke entitas luar.
4.1.2. Analisis Sistem Penginputan Data Penerbangan
48
penerbangan. Sistem ini meliputi analisa prosedur sistem informasi penginputan data penerbangan, flow map sistem informasi penginputan data penerbangan, dan analisa dokumen data penginputan data penerbangan. Cara pengisian data penerbangan dan prosedur pengolahan data sesuai hal yang ditentukan :
Di bawah ini adalah salah satu software berbasis web yang digunakan oleh PT Angkasa Pura. Software berbasis web ini adalah salah satu penghubung antara Divisi Umum dengan Kantor pusat yang berada di Jakarta.
[image:51.612.134.492.339.600.2]Sumber: Data Angkutan Udara Angkasa Pura II, 2011
Gambar 4.1 Login User yang akan melakukan Peginputan Data Angkutan Udara.
b) lalu mengatur data penerbangan yang didapat secara manual dari Operator Lapangan.
c) Proses 2 : Setelah password dan username di submit, user hanya tinggal menginputkan data yang di dapat dari Operator lapangan tadi secara manual.
[image:52.612.134.509.237.651.2]
Sumber: Data Angkutan Udara Angkasa Pura II, 2011
50
Di bawah ini adalah cara Bagian Penginputan Data Penerbangan:
Pada bagian ini cara penginputan data yang dilakukan oleh petugas melalui website PT.ANGKASA PURA II yaitu DATA ANGKUTAN UDARA. Aktivitas penginputan yang dilakukan petugas ini antara sebagai berikut :
1. Masuk ke website DATA ANGKUTAN UDARA Pusat.
2. Login menggunakan id dan password user.
3. Mulai meginputkan data, mengubah data, mengirimkan data ke DATA
ANGKUTAN UDARA Pusat.
4. Data yang telah dikirimkan ke DAU Pusat kemudian di simpan di DAU PT.ANGKASA PURA II Bandung sebagai backup data yang berguna bila
ada kesalahan dalam data yang telah dikirimkan ke DAU Pusat juga dalam laporan tiap bulan dan tahun.
d) Proses 3 : Bila penginputan data sudah selesai maka data yang
sudah di inputkan maka langsung di submit.
e) Di bawah ini merupakan sub-menu yang terdapat di dalam
Sumber: Data Angkutan Udara Angkasa Pura II, 2011 Gambar 4.3 Hasil Penginputan Data Angkutan Udara
4.1.3 Flow Map
52
[image:55.612.129.512.104.539.2]Operator lapangan Admin Kantor Pusat
Gambar 4.4 Flow Map Data Angkutan Udara Mulai
Mengisi Data Penerbangaan
Data Penerbangan
Proses Data Penerbangan
Hasil Data Penerbangan Data
Penerbangan
Data Angkutan
Udara
selesai Data
Penerbangan
Input Data Angkutan
4.1.4 Diagram Konteks
Diagram konteks berikut ini menggambarkan mengenai alur data proses pembuatan data angkutan penerbangan.
Data Penerbangan
[image:56.612.126.513.189.305.2]Laporan Data Angkutan Udara
Gambar 4.5 Diagram Konteks Pembuatan Laporan Data Angkutan Udara
4.1.5 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) dibawah ini menggambarkan lebih rinci lagi mengenai alur data pembuatan laporan Data Angkutan Udara:
DFD level 1
Input Jadwal Penerbangan
Data Penerbangan Gambar 4.6 Diagram Konteks Pembuatan Laporan Data Penerbangan level 1.0.
Sistem Informasi Penginputan
Data Penerbangan Admin
Admin
[image:56.612.127.509.485.658.2]54
4.1.5.1 Data Flow Diagram level 2 proses 1.0
Input Jadwal Penerbangan
[image:57.612.131.503.193.482.2]Data Angkutan Udara Data Penerbangan
Gambar 4.7 DFD Pembuatan Laporan Data Penerbangan level 2.
4.1.6 Kamus Data
4.1.6.1 Data Penerbangan
a) Nama arus Data : Data Penerbangan b) Sumber : Admin
c) Tujuan : Proses 1.1, Input Data Penerbangan, proses 1.2 Backup
Data Penerbangan Admin
1.1 Input Data Penerbangan
1.2 Backup Data
d) Bentuk : variabel / field e) Periode : harian f) Volume : 10
g) Penjelasan : Jumlah Penginputan.
4.1.6.2 Backup Data Angkutan Penerbangan
a) Nama arus Data : Backup Data Angkutan Penerbangan b) Sumber : Data Penerbangan
c) Tujuan : Data Angkutan Udara d) Bentuk : variabel
e) Periode : harian f) Volume : 10
g) Penjelasan : Data yang telah disimpan dan akan di kirim ke pusat 4.1.6.3 Nama arus Data : Laporan Data Angkutan Udara
a) Sumber : Storage DAU b) Tujuan : Kantor Pusat c) Bentuk : variabel / field
d) Periode : harian e) Volume : 10
56
4.2 Evaluasi Sistem yang Berjalan 4.2.1 Kekuatan sistem
1. Memiliki software original aman dan terpercaya, yaitu Microsoft Excel.
2. Waktu dalam menyelesaikan laporan relatif singkat. 4.2.4 Kelemahan sistem
1. Kurang cepatnya akses ke internet dan bandwith masih sangat terbatas.
2. Sistem menggunakan perangkat komputer dengan spesifikasi komputer yang masih tergolong biasa.
4.2.5 Kesempatan
1. Dengan tersedianya SDM yang berpengalaman dalam komputerisasi, memungkinkan pengguna software-sofware lain yang lebih efisien.
2. Dengan adanya server lokal yang besar memungkinkan SI berkembang secara lebih efektif.
4.2.6 Tantangan
57
Dari hasil analisa dalam laporan ini dapat diambil kesimpulan dan saran seperti yang dijeaskan sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Tingkat keefektifan dan keefisiensian sistem penginputan data penerbangan di divisi ADKOM PT. ANGKASA PURA II Bandung masih belum optimal.
Hal ini bisa mengakibatkan kurang baiknya kinerja karyawan. Padahal masih banyak potensi teknologi yang bisa digunakan oleh karyawan-karyawan di divisi ADKOM ini. Semakin canggihnya teknologi komunikasi menuntut karyawan divisi ADKOM untuk bekerja
lebih maksimal lagi dalam sesuai dengan bidang yang dikerjakan, dalam hal ini adalah sistem penginputan data penerbangan di divisi ADKOM PT. ANGKASA PURA II Bandung.
5.2 Saran
58