ABSTRAK
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap
SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh
Nindy Profithasari
Mengacu pada peningkatan mutu pendidikan, maka seorang siswa harus memiliki
kemampuan berpikir yang baik, salah satunya kemampuan berpikir kreatif.
Kemampuan berpikir kreatif perlu dimiliki siswa guna menghasilkan ide-ide
kreatif dan mencari solusi sehingga mampu untuk mengembangkan kemampuan
dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan, baik di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
berpikir kreatif siswa pada konsep pencemaran lingkungan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana.
Penelitian ini dilakukan terhadap 169 siswa kelas VII semester genap yang
berasal dari 5 kelas yaitu VII.1, VII.2, VII.3, VII.4, dan VII.5 di SMP Negeri 3
Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014 yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data penelitian berupa data kualitatif yang diperoleh berdasarkan penilaian LKS, poster, dan tes tertulis, yang dinilai berdasarkan aspek kelancaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa SMP
Negeri 3 Pringsewu pada konsep pencemaran lingkungan memiliki kriteria
Rendah, dengan persentase 58,87± 4,77. Ditinjau dari penilaian LKS,
kemampuan yang dimiliki siswa berkriteria rendah, dengan persentase 59,20±
15,16. Namun bila ditinjau dari penilaian poster, kemampuan yang dimiliki siswa
berkriteria sangat rendah, dengan persentase 50,29±6,29,sedangkan dari penilaian
tes tertulis kemampuan yang dimiliki siswa berkriteria sedang, dengan persentase
67,01±11,65.
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap
SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh
Nindy Profithasari Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro, Kelurahan Ganjar Asri,
Kecamatan Metro Barat, Kota Metro pada 24 Agustus 1992,
yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan
Drs. Edi Marsono dan Ir. Dwi Purnamaningsih. Penulis
beralamat di Jl. Jendral Sudirman, No. 240, Kelurahan
Ganjar Asri, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Al. Qur’an Metro (1996-1998), SD
Negeri 9 Metro Barat (1998-2004), SMP Negeri 1 Metro (2004-2007), SMA
Negeri 2 Metro (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melaui jalur SNMPTN.
Pada tahun 2013 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP Negeri 1 Sumberjaya dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi
(KKN-KT) di Desa Sukapura, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung
Barat, dan melaksanakan penelitian di SMP Negeri 3 Pringsewu untuk meraih
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah mendidik dan merawatku dengan penuh keikhlasan dan
kasih sayang, serta selalu memberikan yang terbaik untukku, mereka adalah motivasi terbesar
dalam hidupku dalam meraih kesuksesan, kesuksesanku adalah kebahagiaan bagi mereka, dan
kebahagiaan mereka adalah senyuman terindah untukku.
Kakakku tersayang dan Keluarga besarku yang selalu mengiringi langkahku dengan doa,
memotivasiku disaat aku terpuruk dan menghiburku di saat lelah.
Guru dan dosenku yang telah menjadikanku lebih baik , yang telah menuntunku di dunia
----
M O T O
----“
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
___Al l ah S W T . (Q.S As y-s yar h : 6 )___
“Siapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil.”
___ H R Mus l im___
“Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukanhal yang
harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak”
___Al dus h uxl ey___
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini
berjudul “DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Deskriptif pada Siswa
Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran
2013/2014)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi
dalam proses penyelesaian skripsi ini;
4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini;
5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembahas yang telah
6. Kepala Sekolah dan guru yang telah memberikan izin penelitian di SMP
Negeri 3 Pringsewu, terima kasih untuk bimbingan dan masukkannya selama
saya penelitian.
7. Orang tua dan keluarga besar, yang telah mendidik dan membesarkan ku
dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang, serta selalu memberikan yang
terbaik dalam kehidupanku.
8. Rekan seperjuangan Ervin Hidayat dan Gadis Pratiwi, yang selama ini
bersama-sama merasakan suka duka menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat terbaik selama di kampus (Gadis, Destra, Hanni, Yuliani, Eli, Renita,
Aini, Arinta, Mayvena, Rosiana, Novi, Sisca, Ervin, dan Aji) yang selalu
memberikan semangat dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi.
10.Teman-teman seperjuangan (Pendidikan Biologi 2010), kakak dan adik
tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA terimakasih atas bantuan, dukungan
dan persahabatan yang sangat berharga;
11.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
Akhir kata, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis
xviii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 8
B. Konsep Pencemaran Lingkungan ... 12
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17
B. Populasi dan Subjek Penelitian ... 17
C. Desain Penelitian ... 17
D. Prosedur Penelitian ... 18
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 19
F. Teknik Analisis Data ... 22
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28
B. Pembahasan ... 31
V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 58
B. Saran ... 58
xviii LAMPIRAN
1. Silabus ... 62
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65
3. Lembar Kerja Siswa ... 73
4. Kunci Jawaban LKS ... 77
5. Soal Tes ... 79
6. Kisi-kisi Soal ... 82
7. Kunci Jawaban Soal ... 89
8. Rubrik Soal ... 92
xiii
Tabel Halaman
1. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS ... 21
2. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster.... 22
3. Kriteria Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. ... 24
4. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.... 26
5. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif ... 27
6. Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Penilaian LKS ... 29
7. Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Penilaian Poster ... 29
8. Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Penilaian Tes Tertulis ... 30
9. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa... 30
10. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS Kelas VII.1... 94
11. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS Kelas VII.2... 95
xiv
13. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS Kelas
VII.4... 97
14. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS Kelas VII.5... 98
15. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.1... 99
16. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.2... 100
17. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.3... 101
18. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.4... 102
19. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.5... 103
20. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.1 ... 104
21. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.2 ... 105
22. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.3 ... 106
23. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.4 ... 107
24. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.5 ... 108
25. Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas VII.1 ... 109
26. Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas VII.2 ... 110
27. Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas VII.3 ... 111
28. Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas VII.4 ... 112
Gambar Halaman
1. Contoh rumusan masalah yang tidak tepat (LKS no. A)... 34
2. Contoh rumusan masalah yang tepat (LKS no. A)... 34
3. Contoh hipotesis yang tidak tepat (LKS no. B)... 35
4. Contoh hipotesis yang benar (LKS no. B)... 36
5. Contoh rancangan langlah-langkah percobaan yang kurang tepat …… 37
6. Contoh rancangan langkah-langkah pengamatan siswa yang benar... 37
7. Contoh jawaban siswa yang kurang tepat (LKS no.6)... 38
8. Contoh jawaban siswa yang tepat (LKS no. 6)... 38
9. Contoh jawaban siswa yang tidak tepat (LKS no. 4)... 39
10. Contoh jawaban siswa yang tepat (LKS no.4)... 40
11. Contoh jawaban siswa yang tepat (LKS no. 4)... 41
12. Contoh jawaban siswa yang tepat (LKS no.5)... 42
13. Contoh jawaban siswa yang tepat ( LKS no.5)... 43
14. Contoh jawaban LKS siswa yang kurang tepat pada aspek KBK elaborasi (LKS soal no.3)... 44
15. Contoh jawaban LKS siswa yang menjawab dengan tepat pada aspek KBK elaborasi (LKS soal no.3)... 45
16. Contoh poster yang dibuat siswa... 47
xvi
18. Contoh jawaban siswa yang benar pada aspek kelancaran (soal tes no.
1a)... 50
19. Contoh jawaban siswa yang tidak tepat pada aspek keaslian (soal tes no 1b)... 51
20. Contoh jawaban siswa yang tepat pada aspek keaslian (soal tes no 1b).. 52
21. Contoh jawaban siswa yang kurang tepat (soal tes no 2a)... 53
22. Contoh jawaban siswa yang kurang tepat membuat alur cerita (soal tes no 2b) ... 53
23.Contoh jawaban tepat siswa pada aspek elaborasi (soal tes no.2a)... 54
24.Contoh jawaban siswa yang membuat alur cerita dengan tepat (soal tes no 2b)... 54
25. Contoh jawaban siswa yang salah (soal tes no 2c) ... 55
26. Contoh jawaban siswa yang tepat (soal tes no 2c) ... 56
27. Siswa saat mengamati video ... 113
28. Siswa saat mengerjakan LKS ... 113
29. Siswa saat mempresentasikan poster ... 113
30. Siswa saat mengerjakan soal tes... 113
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara
(Depdiknas, 2003: 5-6).
Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam membentuk karakter
dan budaya bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan tujuan
pendidikan adalah dengan merevisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjadi Kurikulum 2013 yang merupakan bagian dari strategi
peningkatan mutu pendidikan agar dapat lebih meningkatkan kualitas sumber
2
Terdapat beberapa perubahan pada kurikulum 2013 diantaranya konsep
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP dikembangkan sebagai
mata pelajaran IPA Terpadu yang memadukan konsep dari aspek fisika,
biologi, kimia dan IPBA, yang keseluruhannya berorientasi pada kemampuan
aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin
tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial dan alam (Wahono 2013: iii).
Pengembangan kemampuan berpikir penting dimiliki peserta didik guna
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk
menunjang kehidupannya di masa depan. Salah satu kemampuan berpikir
yang harus dimilki peserta didik adalah kemampuan berfikir kreatif.
Suryadi dan Herman (2008: 23) berpendapat bahwa berpikir kreatif
merupakan suatu proses berpikir untuk mengungkapkan hubungan-hubungan
baru, melihat sesuatu dari sudut pandang baru dan membentuk kombinasi
baru dari dua konsep atau lebih yang sudah dikuasai sebelumnya.
Bagi peserta didik, kemampuan berfikir kreatif perlu dimiliki guna
menghasilkan ide-ide kreatif dan mencari solusi sehingga mampu untuk
mengembangkan kemampuan dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan,
baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
pendapat Chang & Cheah dalam Sudargo (2012:3), yaitu siswa yang mampu
berpikir kreatif dapat memecahkan masalah secara efektif dalam mengerjakan
tugas proyek, seperti menentukan topik yang akan diteliti, mengumpulkan
gagasan.
Gardner dalam Beetlestone (2011: 28) memandang kreativitas sebagai salah
satu dari ‘multipel intelejensi’ yang meliputi berbagai macam fungsi otak.
Kreatifitas merupakan sebuah komponen penting dan memang perlu. Tanpa
kreatifitas pelajar hanya akan bekerja pada sebuah tingkat kognitif yang
sempit. Aspek kreatif otak dapat membantu menjelaskan dan
menginterpretasikan konsep-konsep yang abstrak, sehingga memungkinkan
anak untuk mencapai penguasaan yang lebih besar, khususnya dalam mata
pelajaran matematika dan sains yang seringkali sulit dipahami.
Pentingnya memiliki kreativitas juga didukung oleh hasil penelitian
Setyabudi (2011:5) yang menunjukkan adanya korelasi positif yang sangat
signifikan antara adversiti dan inteligensi dengan kreativitas. Semakin tinggi
adversiti (kemampuan merespon kesulitan yang dihadapi) seorang siswa
mempunyai kemampuan untuk bertahan dan kemampuan mengatasi kesulitan
yang dihadapi serta didukung oleh kecerdasan yang cukup tinggi,maka
semakin tinggi pula kreativitas atau semangat berkreasinya. Demikian pula
peran berpikir kreatif dalam pendidikan juga diteliti oleh Supardi (2012:260)
yang menuliskan bahwa siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif tinggi
maka prestasi belajar matematika juga tinggi. Sebaliknya siswa yang
memiliki tingkat berpikir kreatif rendah maka prestasi belajar matematika
yang dicapainya kurang.
Akan tetapi pentingnya pengembangan kemampuan berpikir kreatif di
4
Alfi (2009:192) di SMPN 2 Moyudan menyebutkan bahwa sebagian besar
siswa mempunyai kreativitas yang rendah yang dapat terlihat dengan
sedikitnya siswa yang berani maju ke depan untuk mengerjakan soal.
Berdasarkan hasil penelitian Fardah (2012:1) juga didapati bahwa pola
berpikir kreatif siswa kategori tinggi hanya sebanyak 20% dari jumlah siswa,
sedang sebanyak 33,3%, dan rendah sebanyak 46,67%. Rendahnya
kreativitas siswa dapat terlihat dari gejala yang nampak pada peserta didik
yang jarang mengemukakan ide-ide kreatif pada saat mengikuti pelajaran
dikelas, kebanyakan pasif dan hanya melakukan apa yang ditugaskan guru.
Dampak yang muncul dari kondisi tersebut membuat siswa terbiasa tidak
aktif sehingga menjadi kurang kreatif.
Salah satu materi yang dipelajari dalam IPA khususnya dalam mata pelajaran
biologi yakni dampak pencemaran bagi kehidupan merupakan materi yang
sangat erat hubungannya dengan peserta didik. Dalam hal ini, materi
pencemaran merupakan pokok bahasan berwawasan lingkungan yang harus
betul-betul dipahami oleh siswa tidak hanya untuk ketercapaian kurikulum
tetapi juga untuk kemudian secara sadar menjaga lingkungannya dari sesuatu
yang menjadi pencemar lingkungan itu sendiri.
Sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) 3 dan Kompetensi Dasar (KD) 3.9 pada
mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII, konsep pencemaran lingkungan pada
materi dampak pencemaran bagi makhluk hidup dirasa mampu
menggambarkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini dikarenakan
dengan pencemaran lingkungan, yang dapat dijumpai peserta didik dalam
kehidupannya sehari-hari. Peserta didik dapat melakukan pengamatan secara
langsung ke lingkungan dengan mengumpulkan data dan mencari informasi
tentang permasalahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan manusia yang
membahayakan lingkungan, mencari informasi tentang dampak pencemaran
bagi kehidupan, macam-macam dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan,
siapa saja yang terkena dampak pencemaran serta usaha pencegahan dampak
pencemaran dan pengelolaan limbah yang dilakukan manusia untuk
mengatasi permasalahan yang banyak terjadi di lingkungan sekitar. Sehingga
siswa akan lebih mudah memahami pelajaran tersebut dengan mengaitkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, dengan adanya
masalah yang diangkat dari kehidupan sekitar peserta didik diharapkan
peserta didik memiliki kemampuan berpikir kreatif yang cukup baik sehingga
mampu menyumbangkan ide-ide kreatif yang dimilikinya untuk mencegah
bahkan mengatasi masalah pencemaran tersebut.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep
Pencemaran Lingkungan (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester
Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
6
pencemaran lingkungan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan
berpikir kreatif siswa pada konsep pencemaran lingkungan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman terutama dalam
bidang pendidikan yang berguna untuk dijadikan bekal penulis sebagai
calon guru biologi.
2. Bagi guru
Memberikan informasi kepada guru mengenai deskripsi kemampuan
berpikir kreatif siswa pada konsep pencemaran lingkungan.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah
dalam upaya meningkatkan pembelajaran yang berorientasi terhadap
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahan dan memperjelas masalah yang akan dibahas
maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif yang dinilai dalam penelitian ini adalah
kemampuan 1) Kelancaran (fluency), 2) Keluesan (Flexibility), 3) Keaslian
(Originality), dan 4) Elaborasi (Elaboration).
2. Materi pokok yang diteliti adalah dampak pencemaran bagi kehidupan
yang terdapat pada KD 3.9 Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya
bagi makhluk hidup.
3. Penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan tentang kemampuan berpikir
kreatif siswa pada konsep pencemaran lingkungan pada siswa kelas VII di
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemampuan Berpikir Kreatif
Kreativitas menurut Semiawan (1987: 8) adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar
unsur, data atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Dari penjelasan tersebut
tampak bahwa kreativitas tidak selalu menghasilkan produk yang benar-benar
baru.
Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita
mendatangkan/ memunculkan suatu ide baru. Dengan berpikir kreatif, siswa
akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Suryadi dan Herman
(2008: 23) berpendapat bahwa berpikir kreatif merupakan suatu proses
berpikir untuk mengungkapkan hubungan-hubungan baru, melihat sesuatu
dari sudut pandang baru dan membentuk kombinasi baru dari dua konsep atau
lebih yang sudah dikuasai sebelumnya.
Munandar (1992: 47) mendefinisikan berpikir kreatif sebagai kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas
(keaslian) dalam berpikir, secara kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.
kreatif anak didik meliputi tiga segi, yaitu:
1. Pengembangan kognitif, antara lain dilakukan dengan
merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berpikir
2. Pengembangan afektif, dilakukan dengan memupuk sikap dan
minat untuk bersibuk diri secara kreatif
3. Pengembangan psikomotorik, dilakukan dengan menyediakan
sarana dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa
mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya
yang produktif inovatif.
Treffinger dalam Semiawan (1987: 34) berpendapat bahwa belajar kreatif
adalah (a) menjadi peka dan sadar akan masalah, kekurangan-kekurangan,
kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada,
ketidakharmonisan dan sebagainya; (b) mengumpulkan informasi yang ada;
(c) menentukan atau mengidentifikasi unsur yang tak ada; (d) mencari
jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya; (e)
menyempurnakan; dan (f) akhirnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya.
Siswa dapat dikatakan berpikir kreatif jika memenuhi indikator-indikator dan
ciri-ciri berpikir kreatif. Sund dalam Slameto (2010 : 147) menyatakan
bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar
b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
10
d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti
e. Cenderung lebih menyukai tugas yang sulit
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
g. Memiliki dedikasi bergairah secara aktif dalam melaksanakan tugas
h. Berpikir fleksibel
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban
lebih banyak.
j. Kemampuan membuat analisis dan sintesis
k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti
l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik
m.Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas
Williams dalam Kruse (2011:4-5) mengungkapkan ciri-ciri berpikir kreatif,
yaitu:
1. Kelancaran (fluency) yaitu kemampuan untuk membangkitkan sebuah ide
sehingga terjadi peningkatan solusi atau hasil karya.
2. Fleksibilitas (Flexibility) yaitu kemampuan untuk memproduksi atau
menghasilkan suatu produk, persepsi, atau ide yang bervariasi terhadap
masalah.
3. Elaborasi (Elaboration) yaitu kemampuan untuk mengembangkan atau
menumbuhkan suatu ide atau hasil karya.
4. Orisinalitas (Originality) yaitu kemampuan menciptakan ide-ide, hasil
karya yang berbeda atau betul-betul baru.
5. Kompleksitas (Complexity) yaitu kemampuan memasukkan suatu konsep,
ditinjau dari berbagai segi.
6. Keberanian mengambil resiko (Risk-taking) yaitu kemampuan bertekad
dalam mencoba sesuatu yang penuh resiko.
7. Imajinasi (Imagination) yaitu kemampuan untuk berimajinasi, menghayal,
menciptakan barang-barang baru melalui percobaan yang dapat
menghasilkan produk sederhana, dan
8. Rasa ingin tahu (Curiosity) yaitu kemampuan mencari, meneliti,
mendalami, dan keinginan mengetahui tentang sesuatu lebih jauh.
Ciri-ciri berpikir kreatif di atas juga didukung oleh Ambarjaya (2008:55)
yang menyatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dibagi menjadi dua aspek yaitu:
a. Aspek kognitif
Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif
atau ciri-ciri aptitude, yaitu :
1) Keterampilan berpikir lancar (fluency).
2) Keterampilan berpikir fleksibel (flexibility).
3) Keterampilan berpikir orisinal (originality).
4) Keterampilan memperinci (elaboration), dan
5) Keterampilan meilai (evaluation).
b. Aspek afektif
Ciri-ciri kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang
atau ciri-ciri non-aptitude, yaitu :
1) Rasa ingin tahu.
12
3) Merasa tertantang oleh kemajemukan.
4) Sifat berani mengambi lresiko.
5) Sifat menghargai.
6) Percaya diri.
7) Keterbukaan terhadap pengalaman baru, dan
8) Menonjol dalam salah satu bidang seni.
B. Konsep Pencemaran Lingkungan
Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pasal 1 butir (14) menyatakan :
“Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan definisi pencemaran lingkungan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang dimaksud pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya
zat-zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan sehingga
kualitas lingkungan menurun sebagai akibat dari kegiatan manusia ataupun
proses alami. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat penanganan secara
serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat menimbulkan
gangguan terhadap kesejahteraan dan kesehatan manusia, serta makhluk
hidup lainnya.
Saktiyono (2007 : 154) menyebutkan bahwa lingkungan yang tercemar
(terpolusi) adalah lingkungan atau ekosistem yang keadaanya menjadi tidak
murni lagi. Hal itu berati lingkungan atau ekosistem tersebut keadaannya
tidak seimbang akibat adanya polutan yang mencemari lingkungan tersebut.
Akibat adanya polutan, lingkungan menjadi kurang atau bahkan tidak sesuai
lagi dengan fungsinya. Sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan.
Proses pencemaran lingkungan dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung
berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan
tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun
tanah. Proses tidak langsung yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air
maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran. Dampak pencemaran
ada yang langsung terasa, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung
(penyakit akut) atau gangguan kesehatan yang akan dirasakan setelah jangka
waktu tertentu (penyakit kronis).
Berdasarkan sifat zat pencemar (polutan), pencemaran dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok yaitu pencemaran kimiawi, pencemaran fisik dan
pencemaran biologis. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang
disebabkan oleh zat-zat kimia misalnya jenis logam berat yang terdapat pada
limbah pabrik seperti raksa dan timbal. Pencemaran fisik adalah pencemaran
yang disebabkan oleh zat cair, padat atau gas. Zat cair yang menyebabkan
14
sakit. Zat padat yang menyebabkan pencemaran misalnya sampah, sedangkan
gas yang menyebabkan pencemaran misalnya asap dari pabrik. Pencemaran
biologis adalah pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme penyebab penyakit misalnya sumur atau sumber air yang
digunakan sehari-hari tercemar kuman penyebab penyakit (Saktiyono, 2007 :
156).
Berdasarkan dampak langsung yang ditimbulkan pencemaran, menurut
Wardhana (2004:27) pencemaran lingkungan dibedakan menjadi tiga yaitu
pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran daratan.
1) Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing
di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara
dari keadaan normalnya.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu:
a. faktor internal (secara alamiah)
b. faktor eksternal (karena ulah manusia)
Komponen yang paling berpengaruh dalam pencemaran udara antara lain:
1. Karbon Monoksida (CO)
2. Nitrogen Oksida (NOx)
3. Belerang Oksida (SOx)
4. Hidro Karbon (HC)
Dampak pencemaran udara:
- dampak pencemaran oleh karbon monoksida
- dampak pencemaran oleh nitrogen oksida
- dampak pencemaran oleh belerang oksida
- dampak pencemaran oleh hidrokarbon
- dampak pencemaran oleh partikel ( penyakit silikosis, asbestosis,
bisinosis, antrakosis, biriliosis)
-Dampak pencemaran udara lainnya (dampak kebisingan, dampak
pemakaian insektisida, dampak kerusakan ozon dan efek rumah kaca)
2) Pencemaran Air
Air tercemar apabila air tersebut telah menyimpang dari keadaan
normalnya. Keadaan normal air tergantung pada faktor penentu, yaitu
kegunaan air dan asal sumber air.
Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan
atau tanda yang dapat diamati melalui:
- Adanya perubahan suhu air
- Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen
- Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
- Timbulnya endapan, koloidal bahan terlarut
- Adanya mikroorganisme
16
Komponen pencemar air dikelompokkan sebagai berikut:
- Bahan buangan padat
- Bahan buangan organik
- Bahan buangan anorganik
- Bahan buangan olahan bahan makanan
- Bahan buangan cairan berminyak
- Bahan buangan zat kimia
- Bahan buangan berupa panas
Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa:
- Air menjadi tidak bermanfaat lagi
- Air menjadi penyebab timbulnya penyakit
Usaha penanggulangan dampak pencemaran lingkungan:
1. Penanggulangan secara non-teknis
- penyajian informasi lingkungan
- analisi mengenai dampak lingkungan
- perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi
- pengaturan dan pengawasan kegiatan
- menanamkan perilaku disiplin
2. Penanggulangan secar teknis
- mengubah proses
- mengganti sumber energi
- menambah alat bantu (filter udaar, pengendap silikon, filter basah,
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri 3
Pringsewu.
B. Populasi dan Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Negeri 3
Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014. Adapun subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014, yang
ditentukan menggunakan teknik purposive sampling, dimana penentuan
subjek penelitiandidasarkan pada tujuan penelitian peneliti (Sukardi, 2011:
64). Berdasarkan teknik tersebut, maka kelas VII1, VII2, VII3, VII4, dan VII5,
di SMP Negeri 3 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014 diambil sebagai
subjek penelitian.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
deskriptif sederhana yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis
diselidiki (Nazir, 2005:54). Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survei. Ali dalam Koestoro dan Basrowi (2006: 99) menyebutkan metode
survei adalah suatu metode penelitian yang dilakukan sekumpulan objek yang
cukup banyak dalam suatu jangka waktu tertentu.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu:
(1) Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:
a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya
penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, serta
melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian
d. Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi dan soal tes
untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.
(2) Pelaksanaan Penelitian
a. Mengikuti kegiatan pembelajaran materi dampak pencemaran bagi
20
b. Melakukan observasi dengan cara merekam kegiatan belajar
mengajar dan mencatatnya dalam lembar observasi.
c. Memberikan soal tes pada siswa untuk melihat kemampuan berfikir
kreatif siswa setelah proses pembelajaran konsep pencemaran
lingkungan berakhir.
d. Mendeskripsikan kemampuan berfikir kreatif peserta didik.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
Data penelitian yang diambil dalam penelitian ini berupa data kualitatif.
Data kualitatif berupa deskripsi kemampuan berfikir kreatif siswa pada
konsep pencemaran lingkungan yang diperoleh dari dokumentasi, lembar
observasi dan jawaban soal tes siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penilaian
terhadap LKS dan Poster yang dibuat oleh siswa pada konsep
pencemaran lingkungan sesuai dengan aspek yang telah ditentukan
Tabel 1. Lembar penilaian KBK LKS 1. Kelancaran (fluency)
0) Tidak menjawab
1) Tidak lancar memberikan jawaban
2) Kurang mampu mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, dengan lancar.
3) Mampu mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, dengan lancar.
2. Keluwesan (flexibility) 0) Tidak menjawab
1) Tidak memberikan jawaban sesuai permasalahan.
2) Mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.serta mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda- beda namun kurang sesuai dengan permasalahan.
3) Mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.serta mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda- beda sesuai dengan permasalahan.
3. Keaslian (originality) 0) Tidak menjawab
1) Tidak memberikan jawaban dengan ungkapan baru 2) Kurang mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik 3) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik , memberikan jawaban yang lain dari yang sudah biasa.
4. Elaborasi (elaboration) 0) Tidak menjawab
22
Tabel 2. Lembar penilaian KBK poster siswa
No Nama Persentase KBK Siswa Jumlah Nilai
Keterangan kriteria penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa: A. Kelancaran (fluency)
(Dimodifikasi dari Williams dalam Kruse, 2011: 5).
2. Tes Tertulis
terhadap subjek penelitian setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tes tertulis digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam pembelajaran biologi pada konsep pencemaran
lingkungan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari
hasil observasi dan tes. Data yang diperoleh dari dokumentasi berupa
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, daftar nilai siswa,
foto-foto , serta video pelaksanaan proses pembelajaran yang memberikan
gambaran keadaan pelaksanaan pembelajaran.
F . Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Data-data yang diperoleh dideskripsikan tanpa memberikan
perlakuan khusus terhadap subjek penelitian dan dilaporkan sesuai dengan
apa adanya. Hasil deskripsi data diperoleh dari nilai observasi dan nilai tes
tertulis. Analisis data yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:
1. Observasi
Data hasil observasi yang diperoleh melalui lembar penilaian kemampuan
berpikir kreatif siswa yaitu menggunakan rubrik penilaian poster dan
rubrik penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa). Selanjutnya data dianalisis
24
untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa adalah sebagai
berikut.
a). Analisis penilaian KBK LKS
1). Menentukan nilai kemampuan berpikir kreatif setiap siswa dengan
menggunakan rumus:
(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).
2). Menentukan persentase kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
satu kelas dengan menggunakan rumus:
R
(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102).
3). Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria
pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria Persentase KBK siswa
b). Analisis penilaian KBK Poster
1). Menentukan nilai kemampuan berpikir kreatif setiap siswa dengan
menggunakan rumus:
Keterangan:
S2 = Nilai KBK poster yang dicari;
R2 = Jumlah skor KBK poster yang diperoleh;
N2= Jumlah skor KBK poster maksimum
(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).
2). Menentukan persentase kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
satu kelas dengan menggunakan rumus:
R
(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102).
3). Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria
pada tabel 3.
2. Tes tertulis
Menghitung skor tes tertulis kemampuan berpikir kreatif yang telah
dikerjakan oleh siswa. Hasil pekerjaan siswa pada tes masing-masing
diberi skor sesuai dengan pedoman atau rubrik kemampuan berpikir
kreatif. Untuk melihat kemampuan berpikir kreatif siswa pada tes tertulis
digunakan tabel 4 berikut. R2
S2 = x 100
26
Tabel 4. Kemampuan berpikir kreatif siswa
No Nama siswa
Kemudian data dianalisis sehingga didapat nilai dan persentase yang
dicari. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nilai pada setiap indikator kemampuan berpikir kreatif
menggunakan rumus:
Keterangan:
S3 = Nilai KBK yang diharapkan (dicari);
R3 = Jumlah skor KBK yang diperoleh;
N3= Jumlah skor KBK maksimum
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).
2. Menentukan persentase kemampuan berpikir kreatif siswa dalam satu
kelas dengan menggunakan rumus:
R
(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102).
R3
S3 = x 100
3. Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria
pada tabel 4.
Kemudian setelah diperoleh nilai kemampuan berpikir kreatif setiap siswa
dari nilai LKS, nilai poster dan nilai tes tertulis, peneliti menentukan
kriteria KBK siswa dengan menggabungkan nilai KBK yang diperoleh
dengan rumus:
Keterangan:
KBK= Kemampuan Berpikir Kreatif S1 = Nilai KBK lembar observasi LKS
S2 = Nilai KBK lembar observasi poster
S3 = Nilai KBK tes tertulis
( Dimodifikasi dari Kemendikbud, 2013: 14).
Dengan demikian maka akan diperoleh nilai akhir kemampuan berpikir
kreatif siswa dari nilai gabungan tersebut. Selanjutnya nilai yang
diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria kemampuan berpikir
kreatif pada tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif
Interval Kriteria 86 – 100 Sangat Tinggi
76 – 85 Tinggi 60 – 75 Sedang 55 – 59 Rendah
≤ 54 Sangat Rendah (Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 103).
S1+S2+S3 KBK =
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu
pada konsep pencemaran lingkungan memiliki kriteria rendah.
1. Kemampuan berpikir kreatif siswa dilihat dari LKS berkriteria rendah.
Kriteria aspek kelancaran dan elaborasi sangat rendah, sedangkan kriteria
aspek keluwesan dan keaslian sedang.
2. Kemampuan berpikir kreatif siswa dilihat dari penilaian poster berkriteria
sangat rendah. Kriteria aspek kelancaran dan elaborasi sangat rendah,
sedangkan kriteria aspek keaslian rendah.
3. Kemampuan berpikir kreatif siswa dilihat dari penilaian tes tertulis
berkriteria sedang. Kriteria aspek kelancaran, keaslian dan elaborasi sedang,
sedangkan kriteria aspek keluwesan sangat rendah.
4. Pembelajaran biologi pada materi pencemaran lingkungan dengan metode
pendekatan saintifik dan pembelajaran berbasis masalah tidak berjalan
dengan baik, sehingga kurang mampu memunculkan kemampuan berpikir
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dirumuskan di atas, maka peneliti
mengajukan saran sebagai berikut.
1. Kemampuan berpikir kreatif siswa perlu ditingkatkan dalam
pembelajaran biologi. Upaya peningkatan ini dapat menggunakan
metode pembelajaran seperti Problem Posing, Problem Solving, Open
Ended, serta metode-metode pembelajaran lain yang mampu memberikan
kesempatan siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif.
2. Dalam proses pembelajaran, sebaiknya guru mampu memahami dan
menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dalam RPP, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dan diharapkan dapat memunculkan
serta meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
3. Dalam membuat soal evaluasi kemampuan berpikir kreatif siswa,
sebaiknya dibuat setelah proses pembelajaran berlangsung, sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya, Beni. 2008. Model-model Pembelajaran Kreatif. Tinta Emas: Bandung
Beetlestone, Florance. 2011. Creative Learning. Nusa Media: Bandung
Darryn Kruse. 2011. Thinking Strategies for the Inquiry Classroom. Tersedia Online di http://kkim.wmwikis.net/file/view/Kim_2011_Creativity_ Crisis.pdf. Tanggal akses: 12 Desember 2013, pukul 19.38 WIB
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Dikdasmen: Jakarta
Fardah, Dini Kinanti. 2012. Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa dalam Matematika Melalui Tugas Open-Ended. Jurnal Kreano, ISSN:
2086-2234 Volume 3 Nomor 2 Desember 2012. Tersedia Online di
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/2616. Tanggal akses: 10 Maret 2014, pukul 20.33 WIB
Kemendikbud. 2013. Buku 2Penilaian Portofolio. Tersedia online di
http://aula.unair.ac.id/file.php/1/SERDOS_2013/Asesor_Serdos_2014/buku _ii_penilaian_portofolio_serdos_tahun_2013.pdf. Tanggal akses: 21 April 2014,, pukul 16.26 WIB
Koestoro, B dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
Yayasan Kampusina: Surabaya
Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Gramedia: Jakarta
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung
Saktiyono. 2007. IPA Biologi SMP dan MTs. PT. Gelora Aksara Pratama: Jakarta
Setyabudi, Iman. 2011. Hubungan Antara Adversiti dan Inteligensi dengan
Kreativitas. Jurnal Psikologi Volume 9 Nomor 1, Juni 2011. Tersedia online di http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/article/download/91/88. Tanggal akses 10 Februari 2014, pukul 21.35 WIB
Sudargo, Fransisca. 2012. Metapedagogi dalam pendidikan Guru Biologi:
Membangun Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Melalui Pembelajaran Berbasis Praktikum. Terdia Online di http://berita.upi.edu/2012/04/25/. Tanggal akses 12 Desember 2013, pukul 17.45 WIB
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. UNY Press: Yogyakarta
Sukardi. 2011 . Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta
Supardi. Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran Matematika. Tersedia online di http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1598/1/ 9.%20Supardi%20248-262.pdf. Tanggal akses: 9 Februari 2014, pukul 21.35 WIB
Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bangung: Alfabeta
Suryadi, Didi dan Tatang Herman. 2008. Eksplorasi Matematika Pembelajaran
Pemecahan Masalah. Karya Duta Wahana: Jakarta
Tarnoto, Nissa dan Alfi Purnamasari. 2009. Perbedaan Kreativitas Siswa SMP N 2 MoyudanDditinjau dari Tingkat Pendidikan Ibu. Jurnal Humanitas, Vol. VI No.2 Aguastus 2009. Tersedia Online di http://core.kmi.open.ac.uk/ download /pdf /11820170.pdf. Tanggal akses: 10 Maret 2014, pukul 22.32 WIB
Wahono, dkk. 2013. Buku guru Ilmu Pengetahuan AlamSMP. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
62
63
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pringsewu Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII (Tujuh)/ Genap Tahun Pelajaran : 2013 / 2014
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar 3.9 Mendeskripsikan
 Mengamati gambar atau tayangan tentang peristiwa pencemaran lingkungan (udara, air, tanah) dan dampaknya bagi
Tugas
63
kehidupan
Menanya:
 Menanyakan apakah yang dimaksud dengan
pencemaran?
 Menanyakan bahan/zat apa saja yang dapat
menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah ?  Menanyakan
bagaimanakah bahan/zat tersebut dihasilkan ?  Menanyakan pakah efek
bahan/zat tersebut bagi lingkungan?
Eksperimen/eksplorasi :  Mendata berbagai jenis
zat/bahan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Mengsosiasi :
 Mengolah data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel.
Laporan tertulis kelompok dan hasil penugasan.
Tes
Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda
Contoh soal PG :
Kegiatan industri dapat menimbulkan panas yang umumnya berasal dari gerakan mesin. Jika air hasil industri tersebut dibuang ke perairan maka suhu perairan menjadi panas. Panasnya suhu perairan
dapat berakibat …………
a. kandungan oksigen di pera iran menjadi rendah
64
63
yang dicemarinya beserta efek yang ditimbulkan bagi lingkungan tersebut.
Komunikasi :
 Diskusi kelompok untuk membahas hasil eksplorasi eksplorasi di depan kelas.  Menyampaikan informasi
lebih jauh tentang pencemaran lingkungan.
b. kandungan zat organik diperairan berkurang c. kandungan zat anorganik
diperairan bertambah d. kadar pH air menjadi
bertambah
Pringsewu, Mei 2014 Mengetahui,
Kepala SMPN 3 Pringsewu Guru Mata Pelajaran
Suprapto, M.Pd Isti Maryani, Amd. Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMPN 3 Pringsewu Mata Pelajaran : IPA
Kelas/semester : VII/2
Materi Pokok : Dampak Pencemaran bagi Kehidupan Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (5 JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1. Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang aspek fisik
dan kimiawi, kehidupan
dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam
1.1.1 Menjaga kelestarian
lingkungan (biotik dan
abiotik) sebagai ciptaan Tuhan
merupakan wujud pengamalan
66
lingkungan serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
dan bahan untuk menjaga
kesehatan diri dan
lingkungan
2.3.1 Menunjukkan sikap peduli
terhadap kesehatan diri sendiri
dan lingkungan
4. 3.9. Mendeskripsikan
pencemaran dan
dampaknya bagi makhluk
hidup
3.9.1 Menjelaskan pencemaran
3.9.2 Membedakan jenis-jenis
pencemaran
3.9.3 Menjelaskan dampak
pencemaran pada makhluk
hidup
3.9.4 Menjelaskan upaya pencegahan
dan penanggulangan terjadinya
dampak pencemaran pada
makhluk hidup
5. 4.12.Menyajikan hasil
observasi terhadap
4.12.2 Mengomunikasikan hasil
penyelidikan tentang
pengaruh pencemaran
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1) Selama proses pembelajaran, peserta didik mampu menjaga lingkungan
belajar agar tetap bersih.
2) Disajikan suatu kasus otentik, peserta didik mampu mengidentifikasi jenis
pencemaran.
3) Peserta didik mampu menyebutkan ciri-ciri pencemaran.
4) Peserta didik mampu merumuskan masalah sesuai dengan kasus yang
diberikan.
5) Peserta didik mampu merumuskan hipotesis dari permasalahan tersebut.
6) Setelah merumuskan hipotesis, peserta didik mampu menguji hipotesis
melalui kegiatan eksperimen.
7) Peserta didik mampu melakukan kegiatan eksperimen.
8) Dalam melakukan kegiatan eksperimen, peserta didik mampu bekerja
sama.
9) Peserta didik mampu menyimpulkan hasil eksperimen sesuai dengan
hipotesis yang telah dirumuskan.
10) Peserta didik mampu mempresentasikan hasil eksperimen sebelumnya
secara lisan atau tertulis.
Pertemuan 2
1) Peserta didik mampu menjelaskan dampak pencemaran.
2) Peserta didik mampu memberi contoh lingkungan yang tercemar.
3) Peserta didik mampu menampilkan poster yang telah dibuat di rumah yang
berisi ajakan kepada masyarakat dalam upaya mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan.
4) Peserta didik mampu memberikan komentar terhadap poster yang
68
5) Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas.
Pertemuan 3 Ulangan Harian
D. Materi Pembelajaran 1. Pertemuan 1
 Pengertian pencemaran
 Jenis-jenis pencemaran lingkungan  Ciri-ciri lingkungan tercemar
 Eksperimen pengaruh pencemaran terhadap makhluk hidup
2. Pertemuan 2
 Ciri-ciri pencemaran
 Dampak pencemaran lingkungan
 Upaya pencegahan pencemaran lingkungan
E. Metode Pembelajaran 1) Pendekatan Saintifik
2) Pembelajaran Berbasis Masalah
F. Sumber Belajar
1. Wahono, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Buku
Siswa. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal. 192-197.
2. Wahono, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Buku
Guru. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal. 234-236.
3. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
G. Media Pembelajaran  Media
 Video pencemaran lingkungan  Poster
(disiapkan oleh peserta didik)
 Alat
 Toples atau gelas plastik 4 buah  Stopwatch
 Gelas ukur 250 ml
 Kertas lakmus, pH Universal  Alat tulis
 Pipet tetes  Bahan
 Air
 Ikan lele 4 ekor
 Sabun mandi cair, sabun cuci piring cair, sabun cuci pakaian cair atau
deterjen cair
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1 (2 JP)
a. Pendahuluan (10 menit )
1) Guru menyampaikan salam dan menanyakan kehadiran peserta
didik.
2) Guru meminta peserta didik untuk memeriksa kolong meja
masing-masing dan mengambil sampah yang ditemukan, dan
meletakkan di tempatnya.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
70
b. Kegiatan inti (60 menit) 1) Mengamati:
Peserta didik mencermati permasalahan otentik yang disajikan
guru (video tentang pencemaran air dan udara).
2) Menanya:
Setelah mencermati permasalahan otentik, peserta didik diminta
untuk memberikan ciri-ciri lingkungan yang tercemar
3) Merumuskan pertanyaan sebagai masalah penelitian.
4) Guru membagi siswa dalam kelompok (4-5 siswa/kelompok)
4) Mengumpulkan data:
Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk merancang
eksperimen berdasarkan hipotesis yang mereka buat (LKS).
5) Setiap kelompok melakukan eksperimen berdasarkan rancangan
yang telah mereka buat.
6) Mengasosiasi:
Peserta didik berdiskusi untuk menganalisis hasil eksperimen
dengan menggunakan LKS dan menyimpulkannya.
7) Mencipta:
Peserta didik menyiapkan laporan hasil eksperimen serta
membuat poster yang berisi ajakan upaya mencegah terjadinya
pencemaran (tugas diselesaikan di rumah).
8) Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil eksperimen yang
telah mereka lakukan.
c. Penutup (10 menit)
1) Guru mengingatkan peserta didik untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan dan menyampaikan rubrik penilaian tugas
sehingga peserta didik dapat berusaha untuk memperoleh nilai
maksimum.
2) Peserta didik membersihkan lantai kelas dan membuang sampah
2. Pertemuan 2 (1 JP)
a. Pendahuluan (5 menit )
1) Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar peserta didik.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti (30 menit)
1) Secara berkelompok, peserta didik menyiapkan poster yang telah
dibuat di rumah.
2) Mengomunikasikan:
Masing-masing kelompok menampilkan poster yang mereka buat
pada pertemuan sebelumnya.
3) Peserta didik mendapat umpan balik dari teman maupun guru dari
hasil presentasinya.
4) Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelas.
5) Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap hasil eksperimen serta poster yang telah mereka
buat.
c. Penutup (5 menit)
1) Guru memberi penghargaan untuk kelompok dengan penampilan
terbaik.
2) Peserta didik memastikan kelas dalam keadaan rapi dan bersih.
3. Pertemuan 3 (2 JP)
Ulangan Harian (25 menit)
Mengerjakan soal uraian sejumlah 2 butir soal
Pembahasan/Refleksi (20 menit)
Membahas soal/melakukan refleksi terhadap indikator pencapaian
72
Perbaikan/Pengayaan (25 menit) Hasil analisis Ulangan Harian:
a. Tuntas secara klasikal
Melaksanakan program pengayaan, sementara peserta didik yang
tidak tuntas mengikuti program perbaikan.
b. Tidak tuntas secara klasikal
Melaksanakan program perbaikan, sementara peserta didik yang
tuntas mengikuti program pengayaan.
I. Penilaian
1. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian: tes tertulis
b. Bentuk Instrumen: soal uraian
2. Keterampilan
a. Teknik Penilaian: observasi
b. Bentuk Instrumen: lembar observasi
Pringsewu, Mei 2014
Mengetahui,
Kepala SMPN 3 Pringsewu Guru Mata Pelajaran
Suprapto, M.Pd Isti Maryani, Amd. Pd
Pengaruh Jenis Sabun terhadap Perilaku Ikan
Tujuan
Siswa mampu menjelaskan dampak pencemaran pada makhluk hidup.
Masalah
Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan adaptif terhadap perubahan
lingkungan di habitatnya. Misalnya, ikan lele dapat hidup pada habitat air dengan
derajat keasaman yang relatif normal dengan nilai pH 7. Perubahan lingkungan
perairan yang dicemari limbah sabun atau deterjen, pH air lingkungan itu akan
meningkat lebih dari 7.
A.Rumusan masalah
Dari pernyataan tersebut, tuliskan sebuah rumusan masalah penelitian.
...
...
...
...
: ...
...
...
...
...
: ...
74
B.Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tuliskan hipotesis kalian!
...
...
...
...
Alat
 Toples atau gelas plastik 4 buah  Stopwatch
 Gelas ukur 250 ml
 Kertas lakmus, pH Universal  Alat tulis
C.Merancang Langkah-langkah Eksperimen
Rancanglah langkah-langkah yang diperlukan untuk menguji hipotesismu.
Gunakan berbagai alat dan bahan yang sudah disediakan.
...
...
Melakukan Eksperimen
Setelah merancang langkah-langkah eksperimen, laksanakanlah eksperimen
dengan baik dan benar.
D.Pertanyaan
1. Bagaimanakah perilaku ikan pada tiap perlakuan setelah 2 menit?
...
...
...
...
2. Dari ketiga jenis sabun yang diuji, urutkan jenis sabun yang memiliki
dampak negatif paling berat ke yang paling ringan!
...
...
...
...
3. Apakah semua ikan merespon terhadap perbedaan air dengan cara yang
sama ? Jika ya, jelaskan!
...
...
...
...
4. Adakah upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
pencemaran yang disebabkan oleh limbah tersebut?Bagaimana caranya?
...
...
...
...
5. Bagaimanakah perilaku ikan jika di perairan tercemar oleh limbah yang
76
...
...
...
...
6. Apakah limbah sabun atau deterjen tersebut berpengaruh pada makhluk
hidup yang lain? Jika ada, jelaskan bagaimana pengaruhnya.
...
...
...
KUNCI JAWABAN LKS
A. Rumusan masalah
1). Apakah sabun berpengaruh terhadap perilaku ikan?
2). Apakah perubahan pH berpengaruh terhadap perilaku ikan?
B. Hipotesis
1). Sabun berpengaruh terhadap peilaku ikan
2. Perubahan ph berpengaruh terhadap perubahan ikan
C. Langkah-langkah percobaan
1). Menyiapkan alat dan bahan
2). Mengisi toples atau gelas plastik dengan air
3). Memasukkan masing-masing jenis sabun ke dalam toples/gelas plastik yang
berbeda
4). Mengaduk sabun pada masing-masing toples/gelas plastik sampai
tercampur rata
5). Memasukkan 1 ekor ikan pada masing-masing toples/gelas plastik
6). Mengamati perilaku ikan setelah 2 menit di dalam toples/gelas plastik
tersebut
7). Mencatat hasil pengamatan
D. Pertanyaan
1. Pergerakan ikan melambat dan hampir pingsan, pergerakan operculum
lambat, melompat ke permukaan air
2. Sabun cuci pakaian cair-sabun cuci piring cair-sabun mandi cair
3. Tidak, karena ikan diberi perlakuan yang berbeda-beda. Semua ikan pada air
yang berisi sabun pergarakannya melambat, mulut membuka dan menutup
dengan lambat, dan pingsan. Sedangkan untuk ikan yang berada pada air
78
4. Ada.
-Menggunakan sabun yang ramah lingkungan
-Menggunakan sabun secukupnya
5. Akan menggangu pernapasan ikan, Pergerakan ikan terganggu, Proses
metabolisme ikan terganggu dan Ikan akan mati
6. Ya.
Pada manusia: Air yang tercemar akan mengakibatkan gatal-gatal dan
menyebarnya wabah penyakit kulit.
Pada tumbuhan: Air yang tercemar akan diserap akar tumbuhan sehingga
mengakibatkan keracunan, menggangu proses metabolisme dan
menyebabkan kematian.
Pada organisme perairan sungai/laut: air yang tercemar akan menggangu
Lampiran 4. Soal Tes
SOAL
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi)
Sub Materi : Dampak Pencemaran Lingkungan
Alokasi Waktu : 20 menit
Jumlah Soal : 2 butir soal uraian
Nama :………. Nilai : ………
Kelas : ………
Petunjuk Soal
 Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!
 Setiap jawaban benar diberi skor sesuai keterangan skor per item soal, dan jika
tidak menjawab diberi skor 0.
1. Amatilah gambar berikut!
A B
a. Dari kedua gambar di atas, manakah yang menunjukkan terjadinya
pencemaran? Berikan alasanmu (minimal1)! (skor 2)
b. Analisislah minimal 2 masalah yang dapat berdampak terhadap lingkungan
dan makhluk hidup berdasarkan kondisi pada gambar B! (skor 4)
...
...
80
...
...
...
...
...
...
...
...
2. Perhatikan gambar berikut!
Keterangan : Pabrik X, merupakan pabrik yang menggunakan batu bara
sebagai bahan bakarnya.
a. Dari gambar tersebut, jenis pencemaran apa yang dapat terjadi? (skor 2)
b. Buatlah alur cerita terjadinya pencemaran sesuai gambar! (skor 4)
c. Buatlah minimal 4 rencana untuk menanggulangi dampak pencemaran yang
mungkin terjadi! (skor 4)
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
82
Kisi – Kisi Soal
Jenis Sekolah : SMP Alokasi Waktu : 20 Menit
Mata Pelajaran : Biologi Jumlah Soal : 2
Kelas / Semester : VII / 2 Penulis : Nindy Profithasari
Kompetensi Inti (KI) : 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Kompetensi Dasar (KD) : 3.9 Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup
Materi Pelajaran
Indikator Pencapaian
Aspek Kemampuan
Berpikir Kreatif
Bentuk Soal
Butir Soal dan Kunci Jawaban
Dampak Pencemaran bagi
Kehidupan
Uraian 2. Amatilah gambar berikut!
A B
Menjelaskan
a. Dari kedua gambar di atas, manakah yang menunjukkan terjadinya
pencemaran? Berikan alasanmu (minimal1)! (skor 2)
Jawaban:
Dari gambar tersebut gambar B menunjukkan terjadinya
pencemaran,
Alasannya :
o Pada gambar B pencemar berupa kepulan asap putih dari
kendaraan,
o Udara disekitarnya menjadi berbau asap knalpot, terlihat dari
pejalan kaki yang mengenakan masker saat melintas disekitar
kendaraan tersebut
b. Analisilah minimal 2 masalah yang dapat berdampak terhadap
lingkungan dan makhluk hidup berdasarkan kondisi pada gambar B!
(skor 4)
Jawaban:
Berdasarkan kondisi pada gambar tersebut maka masalah yang dapat
timbul dari kondisi tersebut adalah :
o Dapat mengakibatkan kecelakaan karena tebalnya asap knalpot 84