• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

Nindy Profithasari

Mengacu pada peningkatan mutu pendidikan, maka seorang siswa harus memiliki

kemampuan berpikir yang baik, salah satunya kemampuan berpikir kreatif.

Kemampuan berpikir kreatif perlu dimiliki siswa guna menghasilkan ide-ide

kreatif dan mencari solusi sehingga mampu untuk mengembangkan kemampuan

dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan, baik di sekolah maupun di

lingkungan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

berpikir kreatif siswa pada konsep pencemaran lingkungan.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana.

Penelitian ini dilakukan terhadap 169 siswa kelas VII semester genap yang

berasal dari 5 kelas yaitu VII.1, VII.2, VII.3, VII.4, dan VII.5 di SMP Negeri 3

Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014 yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data penelitian berupa data kualitatif yang diperoleh berdasarkan penilaian LKS, poster, dan tes tertulis, yang dinilai berdasarkan aspek kelancaran

(2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa SMP

Negeri 3 Pringsewu pada konsep pencemaran lingkungan memiliki kriteria

Rendah, dengan persentase 58,87± 4,77. Ditinjau dari penilaian LKS,

kemampuan yang dimiliki siswa berkriteria rendah, dengan persentase 59,20±

15,16. Namun bila ditinjau dari penilaian poster, kemampuan yang dimiliki siswa

berkriteria sangat rendah, dengan persentase 50,29±6,29,sedangkan dari penilaian

tes tertulis kemampuan yang dimiliki siswa berkriteria sedang, dengan persentase

67,01±11,65.

(3)

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

Nindy Profithasari Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, Kelurahan Ganjar Asri,

Kecamatan Metro Barat, Kota Metro pada 24 Agustus 1992,

yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan

Drs. Edi Marsono dan Ir. Dwi Purnamaningsih. Penulis

beralamat di Jl. Jendral Sudirman, No. 240, Kelurahan

Ganjar Asri, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Al. Qur’an Metro (1996-1998), SD

Negeri 9 Metro Barat (1998-2004), SMP Negeri 1 Metro (2004-2007), SMA

Negeri 2 Metro (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melaui jalur SNMPTN.

Pada tahun 2013 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMP Negeri 1 Sumberjaya dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi

(KKN-KT) di Desa Sukapura, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung

Barat, dan melaksanakan penelitian di SMP Negeri 3 Pringsewu untuk meraih

(8)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah mendidik dan merawatku dengan penuh keikhlasan dan

kasih sayang, serta selalu memberikan yang terbaik untukku, mereka adalah motivasi terbesar

dalam hidupku dalam meraih kesuksesan, kesuksesanku adalah kebahagiaan bagi mereka, dan

kebahagiaan mereka adalah senyuman terindah untukku.

Kakakku tersayang dan Keluarga besarku yang selalu mengiringi langkahku dengan doa,

memotivasiku disaat aku terpuruk dan menghiburku di saat lelah.

Guru dan dosenku yang telah menjadikanku lebih baik , yang telah menuntunku di dunia

(9)

----

M O T O

----“

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”

___Al l ah S W T . (Q.S As y-s yar h : 6 )___

“Siapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil.”

___ H R Mus l im___

“Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukanhal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

menyukainya atau tidak”

___Al dus h uxl ey___

(10)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini

berjudul “DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Deskriptif pada Siswa

Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran

2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi

dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini;

5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembahas yang telah

(11)

6. Kepala Sekolah dan guru yang telah memberikan izin penelitian di SMP

Negeri 3 Pringsewu, terima kasih untuk bimbingan dan masukkannya selama

saya penelitian.

7. Orang tua dan keluarga besar, yang telah mendidik dan membesarkan ku

dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang, serta selalu memberikan yang

terbaik dalam kehidupanku.

8. Rekan seperjuangan Ervin Hidayat dan Gadis Pratiwi, yang selama ini

bersama-sama merasakan suka duka menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat terbaik selama di kampus (Gadis, Destra, Hanni, Yuliani, Eli, Renita,

Aini, Arinta, Mayvena, Rosiana, Novi, Sisca, Ervin, dan Aji) yang selalu

memberikan semangat dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

10.Teman-teman seperjuangan (Pendidikan Biologi 2010), kakak dan adik

tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA terimakasih atas bantuan, dukungan

dan persahabatan yang sangat berharga;

11.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

Akhir kata, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi

kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis

(12)

xviii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 8

B. Konsep Pencemaran Lingkungan ... 12

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

B. Populasi dan Subjek Penelitian ... 17

C. Desain Penelitian ... 17

D. Prosedur Penelitian ... 18

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 19

F. Teknik Analisis Data ... 22

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28

B. Pembahasan ... 31

V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 58

B. Saran ... 58

(13)

xviii LAMPIRAN

1. Silabus ... 62

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65

3. Lembar Kerja Siswa ... 73

4. Kunci Jawaban LKS ... 77

5. Soal Tes ... 79

6. Kisi-kisi Soal ... 82

7. Kunci Jawaban Soal ... 89

8. Rubrik Soal ... 92

(14)

xiii

Tabel Halaman

1. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS ... 21

2. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster.... 22

3. Kriteria Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. ... 24

4. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.... 26

5. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif ... 27

6. Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Penilaian LKS ... 29

7. Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Penilaian Poster ... 29

8. Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Penilaian Tes Tertulis ... 30

9. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa... 30

10. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS Kelas VII.1... 94

11. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS Kelas VII.2... 95

(15)

xiv

13. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS Kelas

VII.4... 97

14. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif LKS Kelas VII.5... 98

15. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.1... 99

16. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.2... 100

17. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.3... 101

18. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.4... 102

19. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Poster Kelas VII.5... 103

20. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.1 ... 104

21. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.2 ... 105

22. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.3 ... 106

23. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.4 ... 107

24. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes Tertulis Kelas VII.5 ... 108

25. Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas VII.1 ... 109

26. Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas VII.2 ... 110

27. Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas VII.3 ... 111

28. Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas VII.4 ... 112

(16)

Gambar Halaman

1. Contoh rumusan masalah yang tidak tepat (LKS no. A)... 34

2. Contoh rumusan masalah yang tepat (LKS no. A)... 34

3. Contoh hipotesis yang tidak tepat (LKS no. B)... 35

4. Contoh hipotesis yang benar (LKS no. B)... 36

5. Contoh rancangan langlah-langkah percobaan yang kurang tepat …… 37

6. Contoh rancangan langkah-langkah pengamatan siswa yang benar... 37

7. Contoh jawaban siswa yang kurang tepat (LKS no.6)... 38

8. Contoh jawaban siswa yang tepat (LKS no. 6)... 38

9. Contoh jawaban siswa yang tidak tepat (LKS no. 4)... 39

10. Contoh jawaban siswa yang tepat (LKS no.4)... 40

11. Contoh jawaban siswa yang tepat (LKS no. 4)... 41

12. Contoh jawaban siswa yang tepat (LKS no.5)... 42

13. Contoh jawaban siswa yang tepat ( LKS no.5)... 43

14. Contoh jawaban LKS siswa yang kurang tepat pada aspek KBK elaborasi (LKS soal no.3)... 44

15. Contoh jawaban LKS siswa yang menjawab dengan tepat pada aspek KBK elaborasi (LKS soal no.3)... 45

16. Contoh poster yang dibuat siswa... 47

(17)

xvi

18. Contoh jawaban siswa yang benar pada aspek kelancaran (soal tes no.

1a)... 50

19. Contoh jawaban siswa yang tidak tepat pada aspek keaslian (soal tes no 1b)... 51

20. Contoh jawaban siswa yang tepat pada aspek keaslian (soal tes no 1b).. 52

21. Contoh jawaban siswa yang kurang tepat (soal tes no 2a)... 53

22. Contoh jawaban siswa yang kurang tepat membuat alur cerita (soal tes no 2b) ... 53

23.Contoh jawaban tepat siswa pada aspek elaborasi (soal tes no.2a)... 54

24.Contoh jawaban siswa yang membuat alur cerita dengan tepat (soal tes no 2b)... 54

25. Contoh jawaban siswa yang salah (soal tes no 2c) ... 55

26. Contoh jawaban siswa yang tepat (soal tes no 2c) ... 56

27. Siswa saat mengamati video ... 113

28. Siswa saat mengerjakan LKS ... 113

29. Siswa saat mempresentasikan poster ... 113

30. Siswa saat mengerjakan soal tes... 113

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara

(Depdiknas, 2003: 5-6).

Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam membentuk karakter

dan budaya bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan tujuan

pendidikan adalah dengan merevisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) menjadi Kurikulum 2013 yang merupakan bagian dari strategi

peningkatan mutu pendidikan agar dapat lebih meningkatkan kualitas sumber

(19)

2

Terdapat beberapa perubahan pada kurikulum 2013 diantaranya konsep

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP dikembangkan sebagai

mata pelajaran IPA Terpadu yang memadukan konsep dari aspek fisika,

biologi, kimia dan IPBA, yang keseluruhannya berorientasi pada kemampuan

aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin

tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap

lingkungan sosial dan alam (Wahono 2013: iii).

Pengembangan kemampuan berpikir penting dimiliki peserta didik guna

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk

menunjang kehidupannya di masa depan. Salah satu kemampuan berpikir

yang harus dimilki peserta didik adalah kemampuan berfikir kreatif.

Suryadi dan Herman (2008: 23) berpendapat bahwa berpikir kreatif

merupakan suatu proses berpikir untuk mengungkapkan hubungan-hubungan

baru, melihat sesuatu dari sudut pandang baru dan membentuk kombinasi

baru dari dua konsep atau lebih yang sudah dikuasai sebelumnya.

Bagi peserta didik, kemampuan berfikir kreatif perlu dimiliki guna

menghasilkan ide-ide kreatif dan mencari solusi sehingga mampu untuk

mengembangkan kemampuan dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan,

baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini sesuai dengan

pendapat Chang & Cheah dalam Sudargo (2012:3), yaitu siswa yang mampu

berpikir kreatif dapat memecahkan masalah secara efektif dalam mengerjakan

tugas proyek, seperti menentukan topik yang akan diteliti, mengumpulkan

(20)

gagasan.

Gardner dalam Beetlestone (2011: 28) memandang kreativitas sebagai salah

satu dari ‘multipel intelejensi’ yang meliputi berbagai macam fungsi otak.

Kreatifitas merupakan sebuah komponen penting dan memang perlu. Tanpa

kreatifitas pelajar hanya akan bekerja pada sebuah tingkat kognitif yang

sempit. Aspek kreatif otak dapat membantu menjelaskan dan

menginterpretasikan konsep-konsep yang abstrak, sehingga memungkinkan

anak untuk mencapai penguasaan yang lebih besar, khususnya dalam mata

pelajaran matematika dan sains yang seringkali sulit dipahami.

Pentingnya memiliki kreativitas juga didukung oleh hasil penelitian

Setyabudi (2011:5) yang menunjukkan adanya korelasi positif yang sangat

signifikan antara adversiti dan inteligensi dengan kreativitas. Semakin tinggi

adversiti (kemampuan merespon kesulitan yang dihadapi) seorang siswa

mempunyai kemampuan untuk bertahan dan kemampuan mengatasi kesulitan

yang dihadapi serta didukung oleh kecerdasan yang cukup tinggi,maka

semakin tinggi pula kreativitas atau semangat berkreasinya. Demikian pula

peran berpikir kreatif dalam pendidikan juga diteliti oleh Supardi (2012:260)

yang menuliskan bahwa siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif tinggi

maka prestasi belajar matematika juga tinggi. Sebaliknya siswa yang

memiliki tingkat berpikir kreatif rendah maka prestasi belajar matematika

yang dicapainya kurang.

Akan tetapi pentingnya pengembangan kemampuan berpikir kreatif di

(21)

4

Alfi (2009:192) di SMPN 2 Moyudan menyebutkan bahwa sebagian besar

siswa mempunyai kreativitas yang rendah yang dapat terlihat dengan

sedikitnya siswa yang berani maju ke depan untuk mengerjakan soal.

Berdasarkan hasil penelitian Fardah (2012:1) juga didapati bahwa pola

berpikir kreatif siswa kategori tinggi hanya sebanyak 20% dari jumlah siswa,

sedang sebanyak 33,3%, dan rendah sebanyak 46,67%. Rendahnya

kreativitas siswa dapat terlihat dari gejala yang nampak pada peserta didik

yang jarang mengemukakan ide-ide kreatif pada saat mengikuti pelajaran

dikelas, kebanyakan pasif dan hanya melakukan apa yang ditugaskan guru.

Dampak yang muncul dari kondisi tersebut membuat siswa terbiasa tidak

aktif sehingga menjadi kurang kreatif.

Salah satu materi yang dipelajari dalam IPA khususnya dalam mata pelajaran

biologi yakni dampak pencemaran bagi kehidupan merupakan materi yang

sangat erat hubungannya dengan peserta didik. Dalam hal ini, materi

pencemaran merupakan pokok bahasan berwawasan lingkungan yang harus

betul-betul dipahami oleh siswa tidak hanya untuk ketercapaian kurikulum

tetapi juga untuk kemudian secara sadar menjaga lingkungannya dari sesuatu

yang menjadi pencemar lingkungan itu sendiri.

Sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) 3 dan Kompetensi Dasar (KD) 3.9 pada

mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII, konsep pencemaran lingkungan pada

materi dampak pencemaran bagi makhluk hidup dirasa mampu

menggambarkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini dikarenakan

(22)

dengan pencemaran lingkungan, yang dapat dijumpai peserta didik dalam

kehidupannya sehari-hari. Peserta didik dapat melakukan pengamatan secara

langsung ke lingkungan dengan mengumpulkan data dan mencari informasi

tentang permasalahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan manusia yang

membahayakan lingkungan, mencari informasi tentang dampak pencemaran

bagi kehidupan, macam-macam dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan,

siapa saja yang terkena dampak pencemaran serta usaha pencegahan dampak

pencemaran dan pengelolaan limbah yang dilakukan manusia untuk

mengatasi permasalahan yang banyak terjadi di lingkungan sekitar. Sehingga

siswa akan lebih mudah memahami pelajaran tersebut dengan mengaitkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, dengan adanya

masalah yang diangkat dari kehidupan sekitar peserta didik diharapkan

peserta didik memiliki kemampuan berpikir kreatif yang cukup baik sehingga

mampu menyumbangkan ide-ide kreatif yang dimilikinya untuk mencegah

bahkan mengatasi masalah pencemaran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep

Pencemaran Lingkungan (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester

Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

(23)

6

pencemaran lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan

berpikir kreatif siswa pada konsep pencemaran lingkungan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman terutama dalam

bidang pendidikan yang berguna untuk dijadikan bekal penulis sebagai

calon guru biologi.

2. Bagi guru

Memberikan informasi kepada guru mengenai deskripsi kemampuan

berpikir kreatif siswa pada konsep pencemaran lingkungan.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah

dalam upaya meningkatkan pembelajaran yang berorientasi terhadap

(24)

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan dan memperjelas masalah yang akan dibahas

maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kreatif yang dinilai dalam penelitian ini adalah

kemampuan 1) Kelancaran (fluency), 2) Keluesan (Flexibility), 3) Keaslian

(Originality), dan 4) Elaborasi (Elaboration).

2. Materi pokok yang diteliti adalah dampak pencemaran bagi kehidupan

yang terdapat pada KD 3.9 Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya

bagi makhluk hidup.

3. Penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan tentang kemampuan berpikir

kreatif siswa pada konsep pencemaran lingkungan pada siswa kelas VII di

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Berpikir Kreatif

Kreativitas menurut Semiawan (1987: 8) adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar

unsur, data atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Dari penjelasan tersebut

tampak bahwa kreativitas tidak selalu menghasilkan produk yang benar-benar

baru.

Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita

mendatangkan/ memunculkan suatu ide baru. Dengan berpikir kreatif, siswa

akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Suryadi dan Herman

(2008: 23) berpendapat bahwa berpikir kreatif merupakan suatu proses

berpikir untuk mengungkapkan hubungan-hubungan baru, melihat sesuatu

dari sudut pandang baru dan membentuk kombinasi baru dari dua konsep atau

lebih yang sudah dikuasai sebelumnya.

Munandar (1992: 47) mendefinisikan berpikir kreatif sebagai kemampuan

yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas

(keaslian) dalam berpikir, secara kemampuan untuk mengelaborasi

(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.

(26)

kreatif anak didik meliputi tiga segi, yaitu:

1. Pengembangan kognitif, antara lain dilakukan dengan

merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berpikir

2. Pengembangan afektif, dilakukan dengan memupuk sikap dan

minat untuk bersibuk diri secara kreatif

3. Pengembangan psikomotorik, dilakukan dengan menyediakan

sarana dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa

mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya

yang produktif inovatif.

Treffinger dalam Semiawan (1987: 34) berpendapat bahwa belajar kreatif

adalah (a) menjadi peka dan sadar akan masalah, kekurangan-kekurangan,

kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada,

ketidakharmonisan dan sebagainya; (b) mengumpulkan informasi yang ada;

(c) menentukan atau mengidentifikasi unsur yang tak ada; (d) mencari

jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya; (e)

menyempurnakan; dan (f) akhirnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya.

Siswa dapat dikatakan berpikir kreatif jika memenuhi indikator-indikator dan

ciri-ciri berpikir kreatif. Sund dalam Slameto (2010 : 147) menyatakan

bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar

b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru

(27)

10

d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti

e. Cenderung lebih menyukai tugas yang sulit

f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

g. Memiliki dedikasi bergairah secara aktif dalam melaksanakan tugas

h. Berpikir fleksibel

i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban

lebih banyak.

j. Kemampuan membuat analisis dan sintesis

k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti

l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik

m.Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas

Williams dalam Kruse (2011:4-5) mengungkapkan ciri-ciri berpikir kreatif,

yaitu:

1. Kelancaran (fluency) yaitu kemampuan untuk membangkitkan sebuah ide

sehingga terjadi peningkatan solusi atau hasil karya.

2. Fleksibilitas (Flexibility) yaitu kemampuan untuk memproduksi atau

menghasilkan suatu produk, persepsi, atau ide yang bervariasi terhadap

masalah.

3. Elaborasi (Elaboration) yaitu kemampuan untuk mengembangkan atau

menumbuhkan suatu ide atau hasil karya.

4. Orisinalitas (Originality) yaitu kemampuan menciptakan ide-ide, hasil

karya yang berbeda atau betul-betul baru.

5. Kompleksitas (Complexity) yaitu kemampuan memasukkan suatu konsep,

(28)

ditinjau dari berbagai segi.

6. Keberanian mengambil resiko (Risk-taking) yaitu kemampuan bertekad

dalam mencoba sesuatu yang penuh resiko.

7. Imajinasi (Imagination) yaitu kemampuan untuk berimajinasi, menghayal,

menciptakan barang-barang baru melalui percobaan yang dapat

menghasilkan produk sederhana, dan

8. Rasa ingin tahu (Curiosity) yaitu kemampuan mencari, meneliti,

mendalami, dan keinginan mengetahui tentang sesuatu lebih jauh.

Ciri-ciri berpikir kreatif di atas juga didukung oleh Ambarjaya (2008:55)

yang menyatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dibagi menjadi dua aspek yaitu:

a. Aspek kognitif

Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif

atau ciri-ciri aptitude, yaitu :

1) Keterampilan berpikir lancar (fluency).

2) Keterampilan berpikir fleksibel (flexibility).

3) Keterampilan berpikir orisinal (originality).

4) Keterampilan memperinci (elaboration), dan

5) Keterampilan meilai (evaluation).

b. Aspek afektif

Ciri-ciri kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang

atau ciri-ciri non-aptitude, yaitu :

1) Rasa ingin tahu.

(29)

12

3) Merasa tertantang oleh kemajemukan.

4) Sifat berani mengambi lresiko.

5) Sifat menghargai.

6) Percaya diri.

7) Keterbukaan terhadap pengalaman baru, dan

8) Menonjol dalam salah satu bidang seni.

B. Konsep Pencemaran Lingkungan

Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, Pasal 1 butir (14) menyatakan :

“Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan

hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan

hidup yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan definisi pencemaran lingkungan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya

zat-zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan sehingga

kualitas lingkungan menurun sebagai akibat dari kegiatan manusia ataupun

proses alami. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat penanganan secara

serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat menimbulkan

gangguan terhadap kesejahteraan dan kesehatan manusia, serta makhluk

hidup lainnya.

(30)

Saktiyono (2007 : 154) menyebutkan bahwa lingkungan yang tercemar

(terpolusi) adalah lingkungan atau ekosistem yang keadaanya menjadi tidak

murni lagi. Hal itu berati lingkungan atau ekosistem tersebut keadaannya

tidak seimbang akibat adanya polutan yang mencemari lingkungan tersebut.

Akibat adanya polutan, lingkungan menjadi kurang atau bahkan tidak sesuai

lagi dengan fungsinya. Sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan

lingkungan.

Proses pencemaran lingkungan dapat terjadi secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung

berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan

tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun

tanah. Proses tidak langsung yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air

maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran. Dampak pencemaran

ada yang langsung terasa, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung

(penyakit akut) atau gangguan kesehatan yang akan dirasakan setelah jangka

waktu tertentu (penyakit kronis).

Berdasarkan sifat zat pencemar (polutan), pencemaran dapat dibedakan

menjadi tiga kelompok yaitu pencemaran kimiawi, pencemaran fisik dan

pencemaran biologis. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang

disebabkan oleh zat-zat kimia misalnya jenis logam berat yang terdapat pada

limbah pabrik seperti raksa dan timbal. Pencemaran fisik adalah pencemaran

yang disebabkan oleh zat cair, padat atau gas. Zat cair yang menyebabkan

(31)

14

sakit. Zat padat yang menyebabkan pencemaran misalnya sampah, sedangkan

gas yang menyebabkan pencemaran misalnya asap dari pabrik. Pencemaran

biologis adalah pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam

mikroorganisme penyebab penyakit misalnya sumur atau sumber air yang

digunakan sehari-hari tercemar kuman penyebab penyakit (Saktiyono, 2007 :

156).

Berdasarkan dampak langsung yang ditimbulkan pencemaran, menurut

Wardhana (2004:27) pencemaran lingkungan dibedakan menjadi tiga yaitu

pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran daratan.

1) Pencemaran Udara

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing

di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara

dari keadaan normalnya.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu:

a. faktor internal (secara alamiah)

b. faktor eksternal (karena ulah manusia)

Komponen yang paling berpengaruh dalam pencemaran udara antara lain:

1. Karbon Monoksida (CO)

2. Nitrogen Oksida (NOx)

3. Belerang Oksida (SOx)

4. Hidro Karbon (HC)

(32)

Dampak pencemaran udara:

- dampak pencemaran oleh karbon monoksida

- dampak pencemaran oleh nitrogen oksida

- dampak pencemaran oleh belerang oksida

- dampak pencemaran oleh hidrokarbon

- dampak pencemaran oleh partikel ( penyakit silikosis, asbestosis,

bisinosis, antrakosis, biriliosis)

-Dampak pencemaran udara lainnya (dampak kebisingan, dampak

pemakaian insektisida, dampak kerusakan ozon dan efek rumah kaca)

2) Pencemaran Air

Air tercemar apabila air tersebut telah menyimpang dari keadaan

normalnya. Keadaan normal air tergantung pada faktor penentu, yaitu

kegunaan air dan asal sumber air.

Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan

atau tanda yang dapat diamati melalui:

- Adanya perubahan suhu air

- Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen

- Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air

- Timbulnya endapan, koloidal bahan terlarut

- Adanya mikroorganisme

(33)

16

Komponen pencemar air dikelompokkan sebagai berikut:

- Bahan buangan padat

- Bahan buangan organik

- Bahan buangan anorganik

- Bahan buangan olahan bahan makanan

- Bahan buangan cairan berminyak

- Bahan buangan zat kimia

- Bahan buangan berupa panas

Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa:

- Air menjadi tidak bermanfaat lagi

- Air menjadi penyebab timbulnya penyakit

Usaha penanggulangan dampak pencemaran lingkungan:

1. Penanggulangan secara non-teknis

- penyajian informasi lingkungan

- analisi mengenai dampak lingkungan

- perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi

- pengaturan dan pengawasan kegiatan

- menanamkan perilaku disiplin

2. Penanggulangan secar teknis

- mengubah proses

- mengganti sumber energi

(34)

- menambah alat bantu (filter udaar, pengendap silikon, filter basah,

(35)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri 3

Pringsewu.

B. Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Negeri 3

Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014. Adapun subjek penelitian ini adalah

siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014, yang

ditentukan menggunakan teknik purposive sampling, dimana penentuan

subjek penelitiandidasarkan pada tujuan penelitian peneliti (Sukardi, 2011:

64). Berdasarkan teknik tersebut, maka kelas VII1, VII2, VII3, VII4, dan VII5,

di SMP Negeri 3 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014 diambil sebagai

subjek penelitian.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

deskriptif sederhana yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis

(36)

diselidiki (Nazir, 2005:54). Metode penelitian yang digunakan adalah metode

survei. Ali dalam Koestoro dan Basrowi (2006: 99) menyebutkan metode

survei adalah suatu metode penelitian yang dilakukan sekumpulan objek yang

cukup banyak dalam suatu jangka waktu tertentu.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu:

(1) Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya

penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, serta

melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian

d. Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi dan soal tes

untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

(2) Pelaksanaan Penelitian

a. Mengikuti kegiatan pembelajaran materi dampak pencemaran bagi

(37)

20

b. Melakukan observasi dengan cara merekam kegiatan belajar

mengajar dan mencatatnya dalam lembar observasi.

c. Memberikan soal tes pada siswa untuk melihat kemampuan berfikir

kreatif siswa setelah proses pembelajaran konsep pencemaran

lingkungan berakhir.

d. Mendeskripsikan kemampuan berfikir kreatif peserta didik.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data

Data penelitian yang diambil dalam penelitian ini berupa data kualitatif.

Data kualitatif berupa deskripsi kemampuan berfikir kreatif siswa pada

konsep pencemaran lingkungan yang diperoleh dari dokumentasi, lembar

observasi dan jawaban soal tes siswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penilaian

terhadap LKS dan Poster yang dibuat oleh siswa pada konsep

pencemaran lingkungan sesuai dengan aspek yang telah ditentukan

(38)

Tabel 1. Lembar penilaian KBK LKS 1. Kelancaran (fluency)

0) Tidak menjawab

1) Tidak lancar memberikan jawaban

2) Kurang mampu mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, dengan lancar.

3) Mampu mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, dengan lancar.

2. Keluwesan (flexibility) 0) Tidak menjawab

1) Tidak memberikan jawaban sesuai permasalahan.

2) Mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.serta mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda- beda namun kurang sesuai dengan permasalahan.

3) Mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.serta mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda- beda sesuai dengan permasalahan.

3. Keaslian (originality) 0) Tidak menjawab

1) Tidak memberikan jawaban dengan ungkapan baru 2) Kurang mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik 3) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik , memberikan jawaban yang lain dari yang sudah biasa.

4. Elaborasi (elaboration) 0) Tidak menjawab

(39)

22

Tabel 2. Lembar penilaian KBK poster siswa

No Nama Persentase KBK Siswa Jumlah Nilai

Keterangan kriteria penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa: A. Kelancaran (fluency)

(Dimodifikasi dari Williams dalam Kruse, 2011: 5).

2. Tes Tertulis

(40)

terhadap subjek penelitian setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Tes tertulis digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam pembelajaran biologi pada konsep pencemaran

lingkungan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari

hasil observasi dan tes. Data yang diperoleh dari dokumentasi berupa

Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, daftar nilai siswa,

foto-foto , serta video pelaksanaan proses pembelajaran yang memberikan

gambaran keadaan pelaksanaan pembelajaran.

F . Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Data-data yang diperoleh dideskripsikan tanpa memberikan

perlakuan khusus terhadap subjek penelitian dan dilaporkan sesuai dengan

apa adanya. Hasil deskripsi data diperoleh dari nilai observasi dan nilai tes

tertulis. Analisis data yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Data hasil observasi yang diperoleh melalui lembar penilaian kemampuan

berpikir kreatif siswa yaitu menggunakan rubrik penilaian poster dan

rubrik penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa). Selanjutnya data dianalisis

(41)

24

untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa adalah sebagai

berikut.

a). Analisis penilaian KBK LKS

1). Menentukan nilai kemampuan berpikir kreatif setiap siswa dengan

menggunakan rumus:

(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).

2). Menentukan persentase kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

satu kelas dengan menggunakan rumus:

R

(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102).

3). Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria

pada Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Persentase KBK siswa

(42)

b). Analisis penilaian KBK Poster

1). Menentukan nilai kemampuan berpikir kreatif setiap siswa dengan

menggunakan rumus:

Keterangan:

S2 = Nilai KBK poster yang dicari;

R2 = Jumlah skor KBK poster yang diperoleh;

N2= Jumlah skor KBK poster maksimum

(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).

2). Menentukan persentase kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

satu kelas dengan menggunakan rumus:

R

(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102).

3). Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria

pada tabel 3.

2. Tes tertulis

Menghitung skor tes tertulis kemampuan berpikir kreatif yang telah

dikerjakan oleh siswa. Hasil pekerjaan siswa pada tes masing-masing

diberi skor sesuai dengan pedoman atau rubrik kemampuan berpikir

kreatif. Untuk melihat kemampuan berpikir kreatif siswa pada tes tertulis

digunakan tabel 4 berikut. R2

S2 = x 100

(43)

26

Tabel 4. Kemampuan berpikir kreatif siswa

No Nama siswa

Kemudian data dianalisis sehingga didapat nilai dan persentase yang

dicari. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan nilai pada setiap indikator kemampuan berpikir kreatif

menggunakan rumus:

Keterangan:

S3 = Nilai KBK yang diharapkan (dicari);

R3 = Jumlah skor KBK yang diperoleh;

N3= Jumlah skor KBK maksimum

(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).

2. Menentukan persentase kemampuan berpikir kreatif siswa dalam satu

kelas dengan menggunakan rumus:

R

(Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102).

R3

S3 = x 100

(44)

3. Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria

pada tabel 4.

Kemudian setelah diperoleh nilai kemampuan berpikir kreatif setiap siswa

dari nilai LKS, nilai poster dan nilai tes tertulis, peneliti menentukan

kriteria KBK siswa dengan menggabungkan nilai KBK yang diperoleh

dengan rumus:

Keterangan:

KBK= Kemampuan Berpikir Kreatif S1 = Nilai KBK lembar observasi LKS

S2 = Nilai KBK lembar observasi poster

S3 = Nilai KBK tes tertulis

( Dimodifikasi dari Kemendikbud, 2013: 14).

Dengan demikian maka akan diperoleh nilai akhir kemampuan berpikir

kreatif siswa dari nilai gabungan tersebut. Selanjutnya nilai yang

diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria kemampuan berpikir

kreatif pada tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif

Interval Kriteria 86 – 100 Sangat Tinggi

76 – 85 Tinggi 60 – 75 Sedang 55 – 59 Rendah

≤ 54 Sangat Rendah (Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 103).

S1+S2+S3 KBK =

(45)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu

pada konsep pencemaran lingkungan memiliki kriteria rendah.

1. Kemampuan berpikir kreatif siswa dilihat dari LKS berkriteria rendah.

Kriteria aspek kelancaran dan elaborasi sangat rendah, sedangkan kriteria

aspek keluwesan dan keaslian sedang.

2. Kemampuan berpikir kreatif siswa dilihat dari penilaian poster berkriteria

sangat rendah. Kriteria aspek kelancaran dan elaborasi sangat rendah,

sedangkan kriteria aspek keaslian rendah.

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa dilihat dari penilaian tes tertulis

berkriteria sedang. Kriteria aspek kelancaran, keaslian dan elaborasi sedang,

sedangkan kriteria aspek keluwesan sangat rendah.

4. Pembelajaran biologi pada materi pencemaran lingkungan dengan metode

pendekatan saintifik dan pembelajaran berbasis masalah tidak berjalan

dengan baik, sehingga kurang mampu memunculkan kemampuan berpikir

(46)

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dirumuskan di atas, maka peneliti

mengajukan saran sebagai berikut.

1. Kemampuan berpikir kreatif siswa perlu ditingkatkan dalam

pembelajaran biologi. Upaya peningkatan ini dapat menggunakan

metode pembelajaran seperti Problem Posing, Problem Solving, Open

Ended, serta metode-metode pembelajaran lain yang mampu memberikan

kesempatan siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif.

2. Dalam proses pembelajaran, sebaiknya guru mampu memahami dan

menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dalam RPP, sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai dan diharapkan dapat memunculkan

serta meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

3. Dalam membuat soal evaluasi kemampuan berpikir kreatif siswa,

sebaiknya dibuat setelah proses pembelajaran berlangsung, sehingga

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, Beni. 2008. Model-model Pembelajaran Kreatif. Tinta Emas: Bandung

Beetlestone, Florance. 2011. Creative Learning. Nusa Media: Bandung

Darryn Kruse. 2011. Thinking Strategies for the Inquiry Classroom. Tersedia Online di http://kkim.wmwikis.net/file/view/Kim_2011_Creativity_ Crisis.pdf. Tanggal akses: 12 Desember 2013, pukul 19.38 WIB

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Dikdasmen: Jakarta

Fardah, Dini Kinanti. 2012. Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa dalam Matematika Melalui Tugas Open-Ended. Jurnal Kreano, ISSN:

2086-2234 Volume 3 Nomor 2 Desember 2012. Tersedia Online di

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/2616. Tanggal akses: 10 Maret 2014, pukul 20.33 WIB

Kemendikbud. 2013. Buku 2Penilaian Portofolio. Tersedia online di

http://aula.unair.ac.id/file.php/1/SERDOS_2013/Asesor_Serdos_2014/buku _ii_penilaian_portofolio_serdos_tahun_2013.pdf. Tanggal akses: 21 April 2014,, pukul 16.26 WIB

Koestoro, B dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan.

Yayasan Kampusina: Surabaya

Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Gramedia: Jakarta

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung

Saktiyono. 2007. IPA Biologi SMP dan MTs. PT. Gelora Aksara Pratama: Jakarta

(48)

Setyabudi, Iman. 2011. Hubungan Antara Adversiti dan Inteligensi dengan

Kreativitas. Jurnal Psikologi Volume 9 Nomor 1, Juni 2011. Tersedia online di http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/article/download/91/88. Tanggal akses 10 Februari 2014, pukul 21.35 WIB

Sudargo, Fransisca. 2012. Metapedagogi dalam pendidikan Guru Biologi:

Membangun Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Melalui Pembelajaran Berbasis Praktikum. Terdia Online di http://berita.upi.edu/2012/04/25/. Tanggal akses 12 Desember 2013, pukul 17.45 WIB

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. UNY Press: Yogyakarta

Sukardi. 2011 . Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta

Supardi. Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran Matematika. Tersedia online di http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1598/1/ 9.%20Supardi%20248-262.pdf. Tanggal akses: 9 Februari 2014, pukul 21.35 WIB

Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bangung: Alfabeta

Suryadi, Didi dan Tatang Herman. 2008. Eksplorasi Matematika Pembelajaran

Pemecahan Masalah. Karya Duta Wahana: Jakarta

Tarnoto, Nissa dan Alfi Purnamasari. 2009. Perbedaan Kreativitas Siswa SMP N 2 MoyudanDditinjau dari Tingkat Pendidikan Ibu. Jurnal Humanitas, Vol. VI No.2 Aguastus 2009. Tersedia Online di http://core.kmi.open.ac.uk/ download /pdf /11820170.pdf. Tanggal akses: 10 Maret 2014, pukul 22.32 WIB

Wahono, dkk. 2013. Buku guru Ilmu Pengetahuan AlamSMP. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta

(49)

62

63

SILABUS

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pringsewu Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VII (Tujuh)/ Genap Tahun Pelajaran : 2013 / 2014

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar 3.9 Mendeskripsikan

 Mengamati gambar atau tayangan tentang peristiwa pencemaran lingkungan (udara, air, tanah) dan dampaknya bagi

Tugas

(50)

63

kehidupan

Menanya:

 Menanyakan apakah yang dimaksud dengan

pencemaran?

 Menanyakan bahan/zat apa saja yang dapat

menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah ?  Menanyakan

bagaimanakah bahan/zat tersebut dihasilkan ?  Menanyakan pakah efek

bahan/zat tersebut bagi lingkungan?

Eksperimen/eksplorasi :  Mendata berbagai jenis

zat/bahan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Mengsosiasi :

 Mengolah data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel.

Laporan tertulis kelompok dan hasil penugasan.

Tes

Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda

Contoh soal PG :

Kegiatan industri dapat menimbulkan panas yang umumnya berasal dari gerakan mesin. Jika air hasil industri tersebut dibuang ke perairan maka suhu perairan menjadi panas. Panasnya suhu perairan

dapat berakibat …………

a. kandungan oksigen di pera iran menjadi rendah

(51)

64

63

yang dicemarinya beserta efek yang ditimbulkan bagi lingkungan tersebut.

Komunikasi :

 Diskusi kelompok untuk membahas hasil eksplorasi eksplorasi di depan kelas.  Menyampaikan informasi

lebih jauh tentang pencemaran lingkungan.

b. kandungan zat organik diperairan berkurang c. kandungan zat anorganik

diperairan bertambah d. kadar pH air menjadi

bertambah

Pringsewu, Mei 2014 Mengetahui,

Kepala SMPN 3 Pringsewu Guru Mata Pelajaran

Suprapto, M.Pd Isti Maryani, Amd. Pd

(52)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMPN 3 Pringsewu Mata Pelajaran : IPA

Kelas/semester : VII/2

Materi Pokok : Dampak Pencemaran bagi Kehidupan Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (5 JP)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1. 1.1. Mengagumi keteraturan

dan kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang aspek fisik

dan kimiawi, kehidupan

dalam ekosistem, dan

peranan manusia dalam

1.1.1 Menjaga kelestarian

lingkungan (biotik dan

abiotik) sebagai ciptaan Tuhan

merupakan wujud pengamalan

(53)

66

lingkungan serta

mewujudkannya dalam

pengamalan ajaran agama

yang dianutnya

dan bahan untuk menjaga

kesehatan diri dan

lingkungan

2.3.1 Menunjukkan sikap peduli

terhadap kesehatan diri sendiri

dan lingkungan

4. 3.9. Mendeskripsikan

pencemaran dan

dampaknya bagi makhluk

hidup

3.9.1 Menjelaskan pencemaran

3.9.2 Membedakan jenis-jenis

pencemaran

3.9.3 Menjelaskan dampak

pencemaran pada makhluk

hidup

3.9.4 Menjelaskan upaya pencegahan

dan penanggulangan terjadinya

dampak pencemaran pada

makhluk hidup

5. 4.12.Menyajikan hasil

observasi terhadap

4.12.2 Mengomunikasikan hasil

penyelidikan tentang

pengaruh pencemaran

(54)

C. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 1

1) Selama proses pembelajaran, peserta didik mampu menjaga lingkungan

belajar agar tetap bersih.

2) Disajikan suatu kasus otentik, peserta didik mampu mengidentifikasi jenis

pencemaran.

3) Peserta didik mampu menyebutkan ciri-ciri pencemaran.

4) Peserta didik mampu merumuskan masalah sesuai dengan kasus yang

diberikan.

5) Peserta didik mampu merumuskan hipotesis dari permasalahan tersebut.

6) Setelah merumuskan hipotesis, peserta didik mampu menguji hipotesis

melalui kegiatan eksperimen.

7) Peserta didik mampu melakukan kegiatan eksperimen.

8) Dalam melakukan kegiatan eksperimen, peserta didik mampu bekerja

sama.

9) Peserta didik mampu menyimpulkan hasil eksperimen sesuai dengan

hipotesis yang telah dirumuskan.

10) Peserta didik mampu mempresentasikan hasil eksperimen sebelumnya

secara lisan atau tertulis.

Pertemuan 2

1) Peserta didik mampu menjelaskan dampak pencemaran.

2) Peserta didik mampu memberi contoh lingkungan yang tercemar.

3) Peserta didik mampu menampilkan poster yang telah dibuat di rumah yang

berisi ajakan kepada masyarakat dalam upaya mencegah terjadinya

pencemaran lingkungan.

4) Peserta didik mampu memberikan komentar terhadap poster yang

(55)

68

5) Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas.

Pertemuan 3 Ulangan Harian

D. Materi Pembelajaran 1. Pertemuan 1

 Pengertian pencemaran

 Jenis-jenis pencemaran lingkungan  Ciri-ciri lingkungan tercemar

 Eksperimen pengaruh pencemaran terhadap makhluk hidup

2. Pertemuan 2

 Ciri-ciri pencemaran

 Dampak pencemaran lingkungan

 Upaya pencegahan pencemaran lingkungan

E. Metode Pembelajaran 1) Pendekatan Saintifik

2) Pembelajaran Berbasis Masalah

F. Sumber Belajar

1. Wahono, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Buku

Siswa. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal. 192-197.

2. Wahono, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Buku

Guru. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal. 234-236.

3. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan

Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

(56)

G. Media Pembelajaran Media

 Video pencemaran lingkungan  Poster

(disiapkan oleh peserta didik)

Alat

 Toples atau gelas plastik 4 buah  Stopwatch

 Gelas ukur 250 ml

 Kertas lakmus, pH Universal  Alat tulis

 Pipet tetes  Bahan

 Air

 Ikan lele 4 ekor

 Sabun mandi cair, sabun cuci piring cair, sabun cuci pakaian cair atau

deterjen cair

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan 1 (2 JP)

a. Pendahuluan (10 menit )

1) Guru menyampaikan salam dan menanyakan kehadiran peserta

didik.

2) Guru meminta peserta didik untuk memeriksa kolong meja

masing-masing dan mengambil sampah yang ditemukan, dan

meletakkan di tempatnya.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

(57)

70

b. Kegiatan inti (60 menit) 1) Mengamati:

Peserta didik mencermati permasalahan otentik yang disajikan

guru (video tentang pencemaran air dan udara).

2) Menanya:

Setelah mencermati permasalahan otentik, peserta didik diminta

untuk memberikan ciri-ciri lingkungan yang tercemar

3) Merumuskan pertanyaan sebagai masalah penelitian.

4) Guru membagi siswa dalam kelompok (4-5 siswa/kelompok)

4) Mengumpulkan data:

Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk merancang

eksperimen berdasarkan hipotesis yang mereka buat (LKS).

5) Setiap kelompok melakukan eksperimen berdasarkan rancangan

yang telah mereka buat.

6) Mengasosiasi:

Peserta didik berdiskusi untuk menganalisis hasil eksperimen

dengan menggunakan LKS dan menyimpulkannya.

7) Mencipta:

Peserta didik menyiapkan laporan hasil eksperimen serta

membuat poster yang berisi ajakan upaya mencegah terjadinya

pencemaran (tugas diselesaikan di rumah).

8) Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil eksperimen yang

telah mereka lakukan.

c. Penutup (10 menit)

1) Guru mengingatkan peserta didik untuk menyelesaikan tugas

yang diberikan dan menyampaikan rubrik penilaian tugas

sehingga peserta didik dapat berusaha untuk memperoleh nilai

maksimum.

2) Peserta didik membersihkan lantai kelas dan membuang sampah

(58)

2. Pertemuan 2 (1 JP)

a. Pendahuluan (5 menit )

1) Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar peserta didik.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan inti (30 menit)

1) Secara berkelompok, peserta didik menyiapkan poster yang telah

dibuat di rumah.

2) Mengomunikasikan:

Masing-masing kelompok menampilkan poster yang mereka buat

pada pertemuan sebelumnya.

3) Peserta didik mendapat umpan balik dari teman maupun guru dari

hasil presentasinya.

4) Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelas.

5) Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap hasil eksperimen serta poster yang telah mereka

buat.

c. Penutup (5 menit)

1) Guru memberi penghargaan untuk kelompok dengan penampilan

terbaik.

2) Peserta didik memastikan kelas dalam keadaan rapi dan bersih.

3. Pertemuan 3 (2 JP)

Ulangan Harian (25 menit)

Mengerjakan soal uraian sejumlah 2 butir soal

Pembahasan/Refleksi (20 menit)

Membahas soal/melakukan refleksi terhadap indikator pencapaian

(59)

72

Perbaikan/Pengayaan (25 menit) Hasil analisis Ulangan Harian:

a. Tuntas secara klasikal

Melaksanakan program pengayaan, sementara peserta didik yang

tidak tuntas mengikuti program perbaikan.

b. Tidak tuntas secara klasikal

Melaksanakan program perbaikan, sementara peserta didik yang

tuntas mengikuti program pengayaan.

I. Penilaian

1. Pengetahuan

a. Teknik Penilaian: tes tertulis

b. Bentuk Instrumen: soal uraian

2. Keterampilan

a. Teknik Penilaian: observasi

b. Bentuk Instrumen: lembar observasi

Pringsewu, Mei 2014

Mengetahui,

Kepala SMPN 3 Pringsewu Guru Mata Pelajaran

Suprapto, M.Pd Isti Maryani, Amd. Pd

(60)

Pengaruh Jenis Sabun terhadap Perilaku Ikan

Tujuan

Siswa mampu menjelaskan dampak pencemaran pada makhluk hidup.

Masalah

Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan adaptif terhadap perubahan

lingkungan di habitatnya. Misalnya, ikan lele dapat hidup pada habitat air dengan

derajat keasaman yang relatif normal dengan nilai pH 7. Perubahan lingkungan

perairan yang dicemari limbah sabun atau deterjen, pH air lingkungan itu akan

meningkat lebih dari 7.

A.Rumusan masalah

Dari pernyataan tersebut, tuliskan sebuah rumusan masalah penelitian.

...

...

...

...

: ...

...

...

...

...

: ...

(61)

74

B.Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tuliskan hipotesis kalian!

...

...

...

...

Alat

 Toples atau gelas plastik 4 buah  Stopwatch

 Gelas ukur 250 ml

 Kertas lakmus, pH Universal  Alat tulis

C.Merancang Langkah-langkah Eksperimen

Rancanglah langkah-langkah yang diperlukan untuk menguji hipotesismu.

Gunakan berbagai alat dan bahan yang sudah disediakan.

(62)

...

...

Melakukan Eksperimen

Setelah merancang langkah-langkah eksperimen, laksanakanlah eksperimen

dengan baik dan benar.

D.Pertanyaan

1. Bagaimanakah perilaku ikan pada tiap perlakuan setelah 2 menit?

...

...

...

...

2. Dari ketiga jenis sabun yang diuji, urutkan jenis sabun yang memiliki

dampak negatif paling berat ke yang paling ringan!

...

...

...

...

3. Apakah semua ikan merespon terhadap perbedaan air dengan cara yang

sama ? Jika ya, jelaskan!

...

...

...

...

4. Adakah upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya

pencemaran yang disebabkan oleh limbah tersebut?Bagaimana caranya?

...

...

...

...

5. Bagaimanakah perilaku ikan jika di perairan tercemar oleh limbah yang

(63)

76

...

...

...

...

6. Apakah limbah sabun atau deterjen tersebut berpengaruh pada makhluk

hidup yang lain? Jika ada, jelaskan bagaimana pengaruhnya.

...

...

...

(64)

KUNCI JAWABAN LKS

A. Rumusan masalah

1). Apakah sabun berpengaruh terhadap perilaku ikan?

2). Apakah perubahan pH berpengaruh terhadap perilaku ikan?

B. Hipotesis

1). Sabun berpengaruh terhadap peilaku ikan

2. Perubahan ph berpengaruh terhadap perubahan ikan

C. Langkah-langkah percobaan

1). Menyiapkan alat dan bahan

2). Mengisi toples atau gelas plastik dengan air

3). Memasukkan masing-masing jenis sabun ke dalam toples/gelas plastik yang

berbeda

4). Mengaduk sabun pada masing-masing toples/gelas plastik sampai

tercampur rata

5). Memasukkan 1 ekor ikan pada masing-masing toples/gelas plastik

6). Mengamati perilaku ikan setelah 2 menit di dalam toples/gelas plastik

tersebut

7). Mencatat hasil pengamatan

D. Pertanyaan

1. Pergerakan ikan melambat dan hampir pingsan, pergerakan operculum

lambat, melompat ke permukaan air

2. Sabun cuci pakaian cair-sabun cuci piring cair-sabun mandi cair

3. Tidak, karena ikan diberi perlakuan yang berbeda-beda. Semua ikan pada air

yang berisi sabun pergarakannya melambat, mulut membuka dan menutup

dengan lambat, dan pingsan. Sedangkan untuk ikan yang berada pada air

(65)

78

4. Ada.

-Menggunakan sabun yang ramah lingkungan

-Menggunakan sabun secukupnya

5. Akan menggangu pernapasan ikan, Pergerakan ikan terganggu, Proses

metabolisme ikan terganggu dan Ikan akan mati

6. Ya.

Pada manusia: Air yang tercemar akan mengakibatkan gatal-gatal dan

menyebarnya wabah penyakit kulit.

Pada tumbuhan: Air yang tercemar akan diserap akar tumbuhan sehingga

mengakibatkan keracunan, menggangu proses metabolisme dan

menyebabkan kematian.

Pada organisme perairan sungai/laut: air yang tercemar akan menggangu

(66)

Lampiran 4. Soal Tes

SOAL

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi)

Sub Materi : Dampak Pencemaran Lingkungan

Alokasi Waktu : 20 menit

Jumlah Soal : 2 butir soal uraian

Nama :………. Nilai : ………

Kelas : ………

Petunjuk Soal

 Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!

 Setiap jawaban benar diberi skor sesuai keterangan skor per item soal, dan jika

tidak menjawab diberi skor 0.

1. Amatilah gambar berikut!

A B

a. Dari kedua gambar di atas, manakah yang menunjukkan terjadinya

pencemaran? Berikan alasanmu (minimal1)! (skor 2)

b. Analisislah minimal 2 masalah yang dapat berdampak terhadap lingkungan

dan makhluk hidup berdasarkan kondisi pada gambar B! (skor 4)

...

...

(67)

80

...

...

...

...

...

...

...

...

2. Perhatikan gambar berikut!

Keterangan : Pabrik X, merupakan pabrik yang menggunakan batu bara

sebagai bahan bakarnya.

a. Dari gambar tersebut, jenis pencemaran apa yang dapat terjadi? (skor 2)

b. Buatlah alur cerita terjadinya pencemaran sesuai gambar! (skor 4)

(68)

c. Buatlah minimal 4 rencana untuk menanggulangi dampak pencemaran yang

mungkin terjadi! (skor 4)

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

(69)

82

Kisi – Kisi Soal

Jenis Sekolah : SMP Alokasi Waktu : 20 Menit

Mata Pelajaran : Biologi Jumlah Soal : 2

Kelas / Semester : VII / 2 Penulis : Nindy Profithasari

Kompetensi Inti (KI) : 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

Kompetensi Dasar (KD) : 3.9 Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup

Materi Pelajaran

Indikator Pencapaian

Aspek Kemampuan

Berpikir Kreatif

Bentuk Soal

Butir Soal dan Kunci Jawaban

Dampak Pencemaran bagi

Kehidupan

Uraian 2. Amatilah gambar berikut!

A B

(70)

Menjelaskan

a. Dari kedua gambar di atas, manakah yang menunjukkan terjadinya

pencemaran? Berikan alasanmu (minimal1)! (skor 2)

Jawaban:

Dari gambar tersebut gambar B menunjukkan terjadinya

pencemaran,

Alasannya :

o Pada gambar B pencemar berupa kepulan asap putih dari

kendaraan,

o Udara disekitarnya menjadi berbau asap knalpot, terlihat dari

pejalan kaki yang mengenakan masker saat melintas disekitar

kendaraan tersebut

b. Analisilah minimal 2 masalah yang dapat berdampak terhadap

lingkungan dan makhluk hidup berdasarkan kondisi pada gambar B!

(skor 4)

Jawaban:

Berdasarkan kondisi pada gambar tersebut maka masalah yang dapat

timbul dari kondisi tersebut adalah :

o Dapat mengakibatkan kecelakaan karena tebalnya asap knalpot 84

Gambar

Tabel 1. Lembar penilaian KBK LKS
Tabel 2. Lembar penilaian KBK poster siswa
Tabel 3. Kriteria Persentase KBK siswa
Tabel 5. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis dari : (1) kelompok siswa dengan kategori Locus of Control Internal mampu berpikir dengan lancar

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa dengan prestasi rendah masih kurang baik dalam memberikan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, belum

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa S-6 sudah mampu menuliskan model persamaan linear satu variable, namun jawaban yang dia peroleh kurang tepat yaitu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Subur (2013) didapatkan data bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dengan tingkat kemampuan matematika rendah hanya mampu

Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa subjek T1 dapat menyelesaikan soal tes kreatifitas dengan banyak jawaban yang bervariasi sejumlah 8 jawaban. Pada jawaban nomor lima,

Sesuai dengan hasil pembahasan dan temuan-temuan yang diperoleh selama proses penelitian diperoleh kesimpulan bahwa seluruh subjek penelitian mampu memenuhi

Mereka juga kurang percaya diri, kurang bersifat otonom, kurang mandiri, mudah putus asa, memiliki minat dan hubungan sosial yang kurang baik, kurang demokratis

Siswa sudah mencantumkan gambar, namun terdapat kesalahan dalam perhitungan dan penulisan kurang sistematis, A6 Siswa mampu menulis penjelasan dengan baik, namun kurang mampu