PARTITION DIMENSION OF AMALGAMATION OF STARS GRAPH Abstract
by Ana Istiani
Given graph G = (V,E), and . The distance between v and
S is d(v,S) = { }, where is the distance from v to x. Let = { } as the partition of V(G). The representation of v with respect
to is the k-vectors r(v| Π) = (d(v, S1), d(v, S2),..., d(v, Sk)).The partition is called as a resolving partition of if ∣ ∣ for every two different vertices of V(G). The partition dimension of G, written as pd(G) is the minimum k
for which there is a resolving k-partition. The amalgamation of star graphs obtained from n copies of amalgamation stars by connecting a leaf from each
through a path. The result of the research is ( ) {
for k ≥ m.
DIMENSI PARTISI GRAF AMALGAMASI BINTANG
Abstrak
Oleh Ana Istiani
Misalkan G = (V,E) suatu graf, dan . Jarak dari titik v ke himpunan S, dinotasikan dengan d(v,S) adalah { } dengan adalah jarak dari titik v ke x. Misalkan { } adalah partisi dari V(G). Representasi v terhadap dinotasikan dengan ∣ adalah
k - pasang terurut ( ). Selanjutnya disebut partisi pembeda dari V(G) jika ∣ ∣ untuk setiap dua titik berbeda u, . Dimensi partisi dari G, dinotasikan dengan pd (G), adalah nilai k terkecil sehingga G mempunyai partisi pembeda dengan k kelas. Graf amalgamasi bintang
diperoleh dari n buah graf amalgamasi bintang dengan cara menghubungkan sebuah daun dari setiap melalui sebuah lintasan. Hasil dari
penelitian ini adalah ( ) {
untuk k ≥ m.
DIMENSI PARTISI GRAF AMALGAMASI BINTANG
Oleh
Ana Istiani
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Magister Sains
Pada
Jurusan Matematika Program Studi Magister Matematika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
MAGISTER MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
DIMENSI PARTISI GRAF AMALGAMASI BINTANG
TESIS
Oleh
Ana Istiani
MAGISTER MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Jembatan Konigsberg ... 1
2. Graf ... 4
3. Contoh graf dengan 5 titik dan 7 sisi ... 6
4. Contoh graf lengkap ... 8
5. Contoh graf tak lengkap ... 8
6. Contoh Lintasan ... 8
7. Graf Terhubung ... 9
8. Graf Tak Terhubung ... 9
9. Contoh pohon G dengan enam titik ... 10
10. Contoh Hutan ... 10
11. Graf Bintang ... 12
12. Graf Bintang Ganda ... 13
13. Contoh graf Ulat ... 13
14. Dimensi Partisi Graf G ... 14
15. Dimensi Partisi Graf Bintang ... 17
16. Dimensi Partisi Graf Ulat , ... 18
17. Dimensi Partisi Graf Ulat ... 19
19. Partisi Pembeda pada Graf untuk n ≤ 4 ... 26
20. Partisi Pembeda pada Graf untuk n lainnya ... 27
21. Partisi Pembeda pada Graf ... 28
22. Partisi Pembeda pada Graf untuk n = 1 ... 29
23. Partisi Pembeda pada Graf ... 30
24. Partisi Pembeda pada Graf untuk n = 1 ... 31
25. Partisi Pembeda pada Graf untuk n ≥ 1 ... 32
26. Partisi Pembeda pada Graf untuk n = 1 ... 33
27. Partisi Pembeda pada Graf untuk n ≥ 2 ... 34
28. Partisi Pembeda pada Graf untuk n ≤ 4 ... 35
29. Partisi Pembeda pada Graf untuk n lainnya ... 36
30. Partisi Pembeda pada graf nS2,2 ... 38
31. Partisi Pembeda pada graf S2,3 untuk n = 1 ... 39
32. Partisi Pembeda pada graf nS2,3 untuk n ≥ 2 ... 40
33. Partisi Pembeda pada graf nS2,4 untuk n = 1 ... 41
34. Partisi Pembeda pada graf nS2,4 untuk n ≥ 2 ... 42
35. Partisi Pembeda pada graf nS2,k untuk n =1 ... 43
36. Partisi Pembeda pada graf nS2,k untuk n lainnya ... 44
37. Partisi Pembeda pada graf nS3,1 ... 45
38. Partisi Pembeda pada graf nS3,2 ... 47
39. Partisi Pembeda pada graf nS3,3 ... 48
40. Partisi Pembeda pada graf nS3,4 ... 49
41. Partisi Pembeda pada graf nS3,5 untuk n ≥ 1 ... 50
43. Partisi Pembeda pada graf nS3,kuntuk n ≥ ... 52
44. Partisi Pembeda pada graf nS5,1 untuk n = 1 ... 54
45. Partisi Pembeda pada graf nS5,1 untuk n ≥ 2 ... 55
46. Partisi Pembeda pada graf nS5,2 untuk n = 1 ... 56
47. Partisi Pembeda pada graf nS5,2 untuk n ≥ 2 ... 57
48. Partisi Pembeda pada graf nS5,3 untuk n ≥ 1 ... 58
49. Partisi Pembeda pada graf nS5,4 untuk n ≥ 1 ... 59
50. Partisi Pembeda pada graf nS5,5 untuk n ≥ 1 ... 61
51. Partisi Pembeda pada graf nS5,kuntuk 1≤ n ≤ ... 63
52. Partisi Pembeda pada graf nS5,kuntuk n ≥ ... 64
53. Partisi Pembeda pada graf nS5,8untuk 1≤ n ≤ ... 65
54. Partisi Pembeda pada graf nSm,kuntuk kasus 1≤ n ≤ - ... 68
55. Partisi Pembeda pada graf nSm,k untuk kasus n lainnya ... 70
56. Kontruksi graf ... 70
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISIi
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Graf ... 6
2.2 Graf Pohon dan Beberapa Sifatnya ... 10
2.3 Dimensi Partisi Graf ... 13
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 26
4.2 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 28
4.3 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 29
4.4 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 31
4.5 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 33
4.6 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 35
4.7 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 37
4.8 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 39
4.9 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 41
4.10 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 43
4.11 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 45
4.12 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 46
4.13 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 48
4.14 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 49
4.15 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 50
4.16 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 51
4.17 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 52
4.18 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 54
4.19 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 56
4.20 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 58
4.22 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 61 4.23 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 63 4.24 Dimensi Partisi Graf ( ) ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Saran ... 73
MOTO
Jika kita meringankan beban kesulitan hidup orang lain
InsyaAlloh Alloh akan meringankan beban kita di dunia dan
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan untuk suamiku Eko Kusmiran
Buah hatiku
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di desa Pandansari pada tanggal 24 Desember 1983 merupakan
anak kedua dari lima bersaudara pasangan bapak Suyut dan ibu Sugini. Pada tanggal
22 September 2005 penulis menikah dengan Eko Kusmiran dan diberi karunia tiga
orang anak, Naswa Larissa Baiduri (8 tahun), Apta Ghani Yudhistira (5 tahun),
Danendra Labib Bayusuta (2 tahun).
Pendidikan formal yang pernah ditempuh :
1. Sekolah Dasar Negeri 1 Pandansari pada tahun 1990-1996
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sukoharjo pada tahun 1996-1999
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pringsewu pada tahun 1999-2002
4. S1 Pendidikan Matematika di STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
pada tahun 2002-2006
Pada tahun 2008 sampai dengan 2014 penulis bekerja sebagai guru di SD
Muhammadiyah Pringsewu dan sebagai tenaga pengajar di STKIP Muhammadiyah
SANWACANA
Rasa syukur terucap kepada Alloh SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan S2 dengan gelar Magister Sains di Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak.
Terimakasih penulis ucapkan kepada :
1. Ibu Dr. Asmiati, M.Si. selaku pembimbing 1 yang telah sabar dan telaten dalam
memberikan arahan dan sumbangan pemikiran dalam penulisan tesis ini.
2. Ibu Dra. Wamiliana,M.A, Ph.D. selaku pembimbing 2 yang begitu teliti dalam
memeriksa penulisan tesis ini.
3. Bapak Drs. Suharsono, M.S.,M.Sc., Ph.D. selaku pembahas yang telah
memberikan saran yang terbaik untuk penulisan tesis ini.
4. Bapak Drs. Mustofa Usman, M.A., Ph.D., selaku ketua program studi yang telah
memberikan motivasi.
5. Seluruh staf pengajar Universitas Lampung yang telah membantu penyelesaian
proses studi.
6. Ibu Dr. Triyuni Hendrowati, M.Pd yang selalu memberikan semangat dan
motivasi untuk melanjutkan studi.
7. Teman-teman STKIP Muhammadiyah Pringsewu yang memberikan dukungan
8. Kepada Orang tuaku terimakasih atas doa yang tak henti-hentinya, mbak dan
Adek-adekku yang telah mendukung studi ini.
9. Suamiku, anak-anakku Naswa, Apta, Suta yang selalu menjadi motivasi dan
penyemangat hidup terimakasih atas pengertiannya selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan OR Club‟s (Suly, Mbak Ayu, Mbak Ike, Agus Mbak Uty, Mbak Fita, Pak Edy, Kak Permata) dan teman-teman Statistik
(Mbak Herly, Mbak Ade, Mbak Dwi, Ayu, Viviana, Rini, Pak War, Kris, Ibnu,
Rahman, Nurman, Pak Anton) yang selalu menjalin kerjasama dan kebersamaan
dalam sedih maupun senang, pengalaman kuliah yang tak terlupakan.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna sehingga saran maupun kritik
yang membangun sangat diharapkan . Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat
dan semoga Alloh SWT memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah
membantu terselesainya studi ini. Aamiin Yaa Robal „Alamin.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan
pokok bahasan yang relatif muda jika dibandingkan dengan cabang ilmu
matematika yang lain seperti aljabar dan geometri. Teori graf pertama kali
dikenalkan pada tahun 1736 oleh seorang matematikawan Swiss yang bernama
Leonard Euler untuk menyelesaikan permasalahan jembatan Konigsberg
(sekarang bernama Kaliningrad). Konigsberg merupakan suatu kota yang terletak
di bagian utara Jerman dan memberikan pengaruh besar tehadap sejarah
perkembangan teori graf. Sungai Pregel yang melalui Konigsberg membagi
wilayah daratan menjadi empat bagian. Di atas sungai Pregel dibangun tujuh
jembatan yang menghubungkan keempat wilayah tersebut. Berikut gambar dari
jembatan Konigsberg.
2
Graf merupakan kumpulan dari titik (vertex) dan sisi (edge) didefinisikan sebagai
G = (V,E). V menyatakan himpunan titik yang tak kosong dan E menyatakan
himpunan sisi yang merupakan pasangan sisi tak terurut dari titik-titik V. Setiap
sisi menghubungkan satu titik ke titik yang lain, dan setiap titik dapat
mempunyai banyak sisi yang menghubungkannya ke titikyang lain.
Banyak penelitian telah dilakukan pada graf, diantaranya pelabelan sisi,
pelabelan titik,pewarnaan graf, teori Ramsey pada graf, dimensi partisi pada graf,
dan lain-lain. Pada teori graf, terdapat cabang kajian yang disebut dimensi
metrik. Dimensi metrik pertama kali dikenalkan oleh Harary dan Melter pada
tahun 1976, kemudian dikembangkan menjadi dimensi partisi pertama kali oleh
Chartrand dkk. pada tahun 1998. Konsep dimensi partisi juga merupakan salah
satu konsep yang melatar belakangi munculnya konsep bilangan kromatik lokasi.
Misalkan G = (V,E) suatu graf, dan . Jarak dari titik v ke himpunan S, dinotasikan dengan d(v,S) adalah { } dengan
adalah jarak dari titik v ke x. Misalkan { } adalah partisi dari V(G) dengan adalah kelas-kelas partisi dari . Representasi v
terhadap dinotasikan dengan | adalah k pasang terurut
( ). Selanjutnya disebut partisi pembeda dari
V(G) jika ∣ ∣ untuk setiap dua titik berbeda u, .
Dimensi partisi dari G, dinotasikan dengan pd (G), adalah nilai k terkecil sehingga
3
Penentuan dimensi partisi dari graf terhubung sebelumnya telah dilakukan oleh
Chartrand dkk.(1998), khusus untuk kelas pohon diperoleh dimensi partisi dari
graf lintasan Pn, n ≥ 2, yaitu pd(Pn) = 2 dan graf bintang K 1,n, yaitu pd(K1,n) = n.
Dimensi Partsisi Graf bintang ganda T berorde n ≥ 6, dengan x dan y dua titik yang bukan daun, maka pd(T) = { } . Selain itu mereka mendapatkan batas atas dan batas bawah dimensi partisi dari graf ulat. Graf ulat
adalah graf pohon yang mempunyai sifat jika semua daunnya dihapus maka akan
menghasilkan lintasan (Asmiati,2012b). Penelitian terus dilakukan untuk
mendapatkan dimensi partisi graf terhubung lainnya. Kelas graf tertentu dapat
ditentukan dimensi partisinya secara tepat, tetapi pada kelas graf yang lain baru
dapat ditentukan batas atas atau batas bawahnya.
Chartrand dkk. (2000) telah mengkaji dimensi partisi pada graf bipartit Km,n dan
Tomescu dkk. (2007) untuk graf roda Wn untuk n tertentu, dimensi partisi graf
roda Wntelah dapat dilakukan secara tepat. Misalnya, pd(Wn) = 3 untuk 4 ≤ n ≤ 7 dan pd(Wn) = 4 untuk 8 ≤ n ≤ 19. Pada tahun 2011 dan 2012, Asmiati dkk. telah berhasil menentukan bilangan kromatik lokasi graf amalgamasi bintang . Selanjutnya Asmiati (2012) telah mendapatkan dimensi partisi pada graf
Amalgamasi Bintang.
Ketertarikan penulis pada penelitian ini adalah terkait masalah penentuan dimensi
4
1.2 Batasan Masalah
Graf amalgamasi bintang adalah graf yang diperoleh dengan mengidentifikasi sebuah daun dari setiap bintang. Titik hasil identifikasi disebut
pusat amalgamasi, dinotasikan dengan . Titik yang berjarak satu dari pusat
amalgamasi disebut titik tengah, dinotasikan dengan , dan titik daun ke- dari titik tengah adalah , . Jika dengan
untuk semua , graf bintang amalgamasi dinotasikan sebagai .
Diberikan graf sebagai berikut
1
x
1
m
l
11l
111l
112l
1131 1k
l m1
l
12l
121l
122l
1231 2k
l
l
131 3k
l
l
133l
132l
131l
m1 1
l
1(m1)1l
m 1 2 ) 1 (l
m 1 3 ) 1 ( l
m k1 ) 1 (
l
12l
112l
122l
1322 1k
l
m1l
22l
221l
222l
223l
322 3k
l
l
332l
232l
312l
m2 1
l
2(m1)1l
m 2 2 ) 1 ( l
m 2 3 ) 1 ( l
m k2 ) 1 ( 2
x
m2 2 2kl
1 m n x n ml
1m1
l
11m1
l
12m1
l
13m1
l
mk1 1
l
m21
l
m211 l
m221
l
m231 l
mk1 2
l
m31
l
31m1 l
32m1
l
m331l
mk1 3
l
mm k1 ) 1 (
l
mk m 1 ) 1 (
l
mm k1 ) 1 (
l
mm k1 ) 1 (
l
nm1Gambar 2. Graf
Pada penelitian ini akan ditentukan dimensi partisi graf nSm,k , untuk setiap n,m,k
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah menentukan dimensi partisi dari graf
amalgamasi bintang nSm,k untuk n,m,k sebarang bilangan asli.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan wawasan tentang teori graf terutama tentang dimensi partisi
dari graf amalgamasi bintang .
2. Memberikan sumbangan pemikiran untuk memperluas dan memperdalam
ilmu matematika dalam bidang teori graf terutama tentang dimensi partisi dari
graf amalgamasi bintang .
3. Sebagai bahan kajian untuk referensi penelitian lanjutan mengenai dimensi
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dijabarkan tentang dasar teori graf dan dimensi partisi pada
suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.
2.1 Konsep Dasar Graf
Teori dasar mengenai graf yang akan digunakan dalam penelitian ini diambil dari
Deo, (1998).
Graf G adalah himpunan terurut , dengan menyatakan himpunan titik (vertex) { } yang tak kosong dari , dan menyatakan himpunan sisi (edge) { } yakni pasangan tak terurut dari
. Berikut contoh graf dengan 5 titik dan 7 sisi.
7
Banyaknya himpunan titik disebut orde dari graf , jika dan dihubungkan oleh sisi maka dan dikatakan bertetangga (adjacent),
sedangkan titik dan dikatakan menempel (incident) dengan sisi , demikian
juga sisi dikatakan menempel dengan titik dan . Himpunan tetangga dari v,
dinotasikan dengan N(v) adalah himpunan titik-titik yang bertetangga dengan v.
Pada Gambar 3 titik v1 bertetangga dengan v2 dan v3. Sisi e3 menempel pada titik
v2dan v4. Derajat (degree) dari adalah banyaknya sisi yang menempel pada titik
. Derajat dari titik dinotasikan . Daun (pendant vertex) adalah titik digraf yang berderajat satu. Pada Gambar 3 d(v1) = 2, d(v2) = 3, d(v3) = 3,
d(v4) = 5, d(v5) = 3 dan graf tersebut tidak mempunyai daun karena setiap titiknya
memiliki derajat lebih dari satu.
Loop adalah sisi yang memiliki titik awal dan titik akhir yang sama. Pada
Gambar 3 terdapat loop pada titik v2yaitu e8. Sedangkan e3,e5,e6 dan e7
merupakan sisi paralel. Sisi paralel adalah sisi yang memiliki dua titik ujung yang
sama. Graf sederhana adalah graf yang tidak memiliki dua atau lebih sisi yang
menghubungkan dua titik yang sama (multiple edge) dan loop. Graf pada Gambar
3 bukan merupakan graf sederhana karena terdapat loop (e8) dan sisi ganda (e7).
Suatu graf G disebut graf lengkap (complete graph) jika graf tersebut
merupakan graf sederhana dan setiap titik terhubung ke setiap titik yang lain.
Sedangkan pada graf tak lengkap terdapat pasangan titik yang tidak
dihubungkan oleh sisi. Banyaknya sisi pada graf lengkap dengan n titik
8
b
c d
Graf T a
a b
c d
Graf U
Gambar 4. Contoh graf lengkap Gambar 5. Contoh graf tak lengkap
Jalan (walk) adalah barisan berhingga dari titik dan sisi dimulai dan diakhiri
dengan titik sedemikian sehingga setiap sisi menempel dengan titik sebelum dan
sesudahnya. Lintasan (path) adalah jalan yang melewati titik yang berbeda-beda Contoh lintasan yang ditunjukkan pada Gambar 6 adalah .
a
b
c
e
3d
e
2e
4e
5e
1Gambar 6. Contoh lintasan
Siklus (cycle) adalah lintasan tertutup (closed path), yaitu lintasan yang memiliki
titik awal dan titik akhir yang sama. Contoh siklus pada Gambar 3 adalah
.
Suatu graf G dikatakan terhubung jika terdapat sekurang-kurangnya satu lintasan
antara sembarang dua titik berbeda, jika tidak demikian G disebut tak terhubung.
9
s
p q
r
Gambar 7. Graf terhubung Gambar 8. Graf tidak terhubung
Graf G Graf H
a b
c d
e
f g
h
Pada Gambar 8 tidak terdapat lintasan dari titik a,b,c,d ke titik e,f,g,h sehingga
graf tersebut tak terhubung.
Lemma 2.1 (Deo dkk. 1989) Jumlah derajat semua titik pada graf G adalah genap, yaitu dua kali jumlah sisi pada graf tersebut. Dengan kata lain jika
G(V,E), maka :
∑
Jumlah derajat seluruh titik graf pada Gambar 3 adalah +
= = 14 = dua kali jumlah sisi .
Teorema 2.1 (Deo dkk. 1989) Untuk sembarang graf G, banyaknya titik yang berderajat ganjil, selalu genap.
Bukti : Misalkan Vgenap dan Vganjil masing – masing adalah himpunan himpunan titik yang berderajat genap dan berderajat ganjil pada G(V,E). Persamaan (2.1.1)
dapat ditulis sebagi berikut :
∑
∑ ( )
∑
10
Karena ( ) untuk setiap , maka suku pertama dari ruas kanan persamaan harus bernilai genap. Ruas kiri persamaan (2.1.2) juga harus bernilai
genap. Nilai genap pada ruas kiri hanya benar bila suku kedua dari ruas kanan
juga harus genap. Karena untuk setiap , maka banyaknya titik di dalam harus genap agar jumlah seluruh derajatnya bernilai genap. Jadi banyaknya titik yang berderajat ganjil selalu genap.
2.2 Graf Pohon dan Beberapa Sifatnya
Graf pohon (Tree) adalah suatu graf terhubung yang tidak memuat siklus.
Sedangkan hutan (forest) merupakan gabungan dari beberapa pohon.
v1
v2
v3 v4
v5
v6
Gambar 9. Contoh pohon G dengan enam titik
11
Selanjutnya akan diberikan teorema mengenai graf pohon.
Teorema 2.1 (Harsfield dan Ringel, 1994) Jika adalah pohon dengan titik dan sisi , maka .
Bukti: Jika adalah pohon dengan satu sisi maka teorema benar untuk . Asumsikan teorema benar untuk semua pohon dengan sisi kurang dari , artinya
untuk maka . Misal pohon dengan sisi. Pilih satu lintasan terpanjang di G dari a ke b. Titik harus berderajat . Karena kalau tidak
lintasan akan menjadi lebih panjang atau terbentuk siklus di . Selanjutnya buang titik , akibatnya sisi terhubung titik terbuang. Sehingga, pohon
terbentuk dengan (p – 1) dan (n – 1) sisi dengan asumsi diperoleh atau
Teorema 2.2 (Harsfield dan Ringel, 1994) Graf adalah pohon jika dan hanya jika ada terdapat tepat satu lintasan diantara kedua titik tersebut.
Bukti:
Akan ditunjukkan graf adalah pohon maka ada terdapat tepat satu
lintasan diantara kedua titik . Asumsikan adalah pohon. Misal
12
lihat pada . Untuk beberapa , , karena ada dua lintasan sebagai asumsi. Selanjutnya dari sampai ditemukan suatu titik yang terkandung dalam dan , selanjutnya ambil kembali ke
, dan didapatkan siklus lagi. Tetapi adalah pohon, sehingga tidak ada siklus. Jadi asumsi bahwa ada dua lintasan salah.
Akan ditunjukkan ada terdapat tepat satu lintasan diantara kedua titik
maka graf adalah pohon . Asumsikan adalah graf dengan tepat satu
lintasan diantara dua titik. Pertama perhatikan terhubung. Anggaplah
bahwa mengandung siklus. . Jelas bahwa ada dua lintasan dari ke . Ini kontradiksi , karena mempunyai tepat satu lintasan diantara dua titik. Jadi graf tidak mengandung siklus dan adalah pohon.
Kelas graf pohon yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Graf bintang (Star)
Graf bintang adalah suatu graf tehubung yang mempunyai satu titik berderajat yang disebut pusat atau titik lainnya berderajat satu (Chartrand
[image:30.595.252.371.595.705.2]dkk.,1998).
13
2. Graf Bintang Ganda
Suatu graf pohon disebut graf bintang ganda (double star) jika graf pohon
tersebut mempunyai tepat dua titik dan berderajat lebih dari satu. Jika
[image:31.595.210.424.232.323.2]dan berturut-turut berderajat dan , dinotasikan dengan (Chartrand dkk.,1998).
Gambar 12. Graf Bintang Ganda
3. Graf Ulat (Caterpillar Graf)
Graf ulat adalah graf pohon yang memiliki sifat apabila dihapus semua
daunnya akan menghasilkan lintasan (Chartrand dkk.,1998).
Gambar 13. Contoh Graf ulat
2.3. Dimensi Partisi Graf
Pada bagian ini akan diberikan definisi dan sifat-sifat dari dimensi partisi pada
suatu graf yang diambil dari Chartrand dkk. (1998).
[image:31.595.138.488.466.537.2]14
adalah jarak dari titik v ke x. Misalkan { } adalah partisi dari V(G). Representasi v terhadap dinotasikan dengan ∣ adalah k
pasang terurut ( ). Selanjutnya disebut partisi pembeda dari V(G) jika ∣ ∣ untuk setiap dua titik berbeda
u, . Dimensi partisi dari G, dinotasikan dengan pd (G), adalah nilai k
terkecil sehingga G mempunyai partisi pembeda dengan k kelas.
[image:32.595.202.403.310.497.2]Berikut ini akan diberikan graf G dan akan ditentukan dimensi partisinya.
Gambar 14. Dimensi Partisi graf G
Graf G dipartisi, sehingga diperoleh = { }, dengan S1 = {
}, S2 ={ }, S3 ={ }. Selanjutnya perhatikan bahwa
| = (0,1,1); | = (1,2,0); | = (1,0,2); | = (0,2,2);
| = (0,1,2); ( ) = (1,0,3); | = (1,0,4); | = (2,0,4);
| = (0,1,4); | = (1,0,5); | = (0,1,5); | = (0,1,6);
| = (1,0,6); | = (0,1,7). Karena representasi dari semua titik
15
Untuk menunjukkan pd (G) ≥ 3, andaikan terdapat partisi pembeda = { } dari G . Perhatikan titik , titik mempunyai 3 daun yaitu . Jika hanya terdapat dua kelas partisi pembeda, maka dua dari tiga daun tersebut akan
memiliki partisi pembeda yang sama. Akibatnya representasi kedua daun itu
akan sama, karena memiliki jarak yang sama terhadap titik-titik lainnya pada
graf G, maka hal ini kontradiksi dengan pengandaian. Jadi pd (G) ≥ 3. (2.3.2)
Berdasarkan persamaan (2.3.1) dan (2.3.2) diperoleh pd (G) = 3. Berikut ini akan diberikan lemma dan teorema penting dari dimensi partisi
yang telah dibuktikan Chartrand dkk. (1998).
Lemma 2.2.1
Diberikan G graf terhubung dengan partisi pembeda dari V(G), untuk u,v V(G), jika d(u,w) = d(v,w) untuk setiap w V(G) – { }, maka u dan v
merupakan elemen yang berbeda dari
Berikut ini akan diberikan teorema untuk menentukan dimensi partisi pada
graf bintang ganda.
Teorema 2.2.2
Jika T adalah graf bintang ganda berorde n ≥ 6 dengan x dan y dua titik yang
16
Bukti :
Misalkan r = deg(x) – 1 dan s = deg (y) -1, dengan r ≥ s. Misalkan adalah daun dari T yang bertetangga dengan x dan adalah daun yang bertetangga dengan y . Untuk membuktikannya dibagi menjadi dua khusus.
Kasus 1. Jika r = s.
Diberikan = { }, dengan { } { }
{ } untuk 3 ≤ i ≤ r. Perhatikan bahwa | = (0,2,2,2,…,2);
| = (1,0,2,2,…,2); | = (0,1,2,2,…,2); | = (2,0,2,2,…,2);
| = (0,1,1,…,1); | = (1,0,1,1,…,1); untuk 3 ≤ i≤ r,
| = (1,2,…,0,…); | = (2,1,…,0,…), komponen ke – i bernilai 0. Akibatnya semua titik mempunyai representasi yang berbeda . Jadi, pd (T) ≤ r
Kasus 2. Jika r > s. Pada kasus 2 ini, dapat dipecah lagi menjadi sub kasus.
Bagian 2.1. Jika s = 1. Maka r ≥ 3.
Diberikan = { } dengan { }, { } { }
{ }untuk 2 ≤ i≤ r. Karena | ;
| ; | |
17
Bagian 2.2 Jika s ≥ 2.
Diberikan = { } dengan { }; { }
{ }untuk 3 ≤ i≤ s, dan { }untuk s + 1 ≤ i≤ r. Pernyataan sama
yang digunakan pada bagian 2.1 menunjukkan bahwa adalah partisi pembeda
dari V(T) dan pd(T ) ≤ r. Jadi terbukti bahwa pd (T) = m { } .
Contoh penentuan dimensi partisi graf bintang ganda. Diberikan graf bintang
ganda S3,2 , akan ditentukan bahwa pd(S3,2) = 3.
v
1v
2v
3v
4v
5v
6v
71
2 1 3
3 2
[image:35.595.187.435.312.398.2]1
Gambar 15. Dimensi partisi graf bintang (S3,2)
Graf bintang ganda (S3,2) dipartisi sedemikian sehingga diperoleh = { } dengan { } { } , { } . Representasi dari graf bintang ganda (S3,2) adalah sebagai berikut : | = (1,1,0);
| = (0,1,1); | = (0,2,2); | = (1,0,2); | = (2,2,0);
| = (2,0,1); | = (0,2,1). Karena representasi dari setiap titik berbeda, maka adalah partisi pembeda dari graf S3,2dan pd(G) ≤ 3.
Untuk menunjukkan pd(G) ≥ 3, andaikan terdapat partisi pembeda = { } dari G dengan { } { }, maka titik akan memiliki representasi yang sama yaitu (2,0), hal ini kontradiksi dengan pengandaian. Jadi
18
Teorema 2.2.3
Misalkan K1,n graf bintang berorde n ≥ 1 maka pd(K1,n) = n
[image:36.595.220.406.164.344.2]Bukti :
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1 nv
2v
3v
4v
5v
6v
7v
8v
9v
10v
11v
12v
1v
1
Gambar 16. Dimensi Partisi graf bintang K1,n
Graf K1,n dipartisi sedemikian sehingga = { }, dengan
{ }, { } { }, { } { }, { }, . . ., dan { }. Perhatikan bahwa representasi dari Graf K1,n adalah sebagai berikut
| = (0,1,1,1,1,1,1,...,1); | = (0,2,2,2,2,...,2); | = (1,0,2,2,2,2,...,2); | = (1,2,0,2,2,2,...,2); | = (1,2,2,0,2,2,...,2); | = (1,2,2,2,0,2,...,2); | = (1,2,2,2,2,2,...,0). Karena representasi dari semua titik berbeda, maka adalah partisi pembeda dari
graf K1,n dan pd (K1,n) ≤ n.
Untuk menunjukkan pd (K1,n) ≥ n,andaikan terdapat partisi pembeda
19
graf K1,n, hal ini kontradiksi dengan pengandaian. Jadi pd (K1,n) ≥ n . Akibatnya
pd (K1,n) = n
Teorema 2.2.4
Jika T adalah graf ulat dengan
. Untuk membuktikan Teorema 2.2.4, perhatikan partisi pembeda pada graf ulat berikut :
v1 v2 v3
v4 v5 v6 v8 1 1 1 2 2 2 3
v1 v2
v3 v4
v5 v6 2 2 1 1 3 3
Gambar 16. Dimensi partisi graf ulat T1,T2
v
1v
2v
3v
4v
5v
6v
7v
81 2 2
1
3 2
[image:37.595.124.489.293.629.2]1 3
20
v
1v
2v
3v
4v
5v
6v
7v
8v
9v
10v
11v
12v
13v
14v
15v
161 1
1
1 1
2 2
2
2 2
3 3
3 3
3
[image:38.595.191.440.91.242.2]4
Gambar 18. Dimensi partisi graf ulat T4
Graf ulat T1 pada Gambar 16 memiliki dengan minimal partisi pembeda = { } dengan { } { } dan { }.
Graf ulat T2 pada Gambar 16 memiliki dengan minimal partisi pembeda = { } dengan { } { } dan
{ }.
Graf ulat T3 pada Gambar 17 adalah graf bintang ganda dan berdasarkan Teorema
2.2.2 maka .
Graf ulat T4 pada Gambar 18 memiliki dengan partisi pembedanya
{ } { }
{ } dan { }; { }. Untuk menunjukkan pd (T4) = 4 cukup dengan menunjukkan bahwa tidak ada partisi pembeda dengan
tiga kelas partisi dari V(T4). Misalkan = { } sebagai partisi pembeda dari
21
mengakibatkan representasinya akan sama juga. Sehingga = { } bukanlah partisi pembeda yang tepat untuk T4, hal ini kontradiksi dengan
pengandaian. Akibatnya
Selanjutnya akan diberikan beberapa Lemma hasil penelitian Asmiati dkk. tentang
dimensi partisi dari graf amalgamasi bintang.
Lemma 2.2.2 Misal adalah partisi pembeda dari graf
dan| | . Partisi pembeda adalah hasil partisi dari graf jika dan hanya jika dan dalam kelas yang sama pada kelas kombinasi pada { } dan jika { } adalah pembeda.
Bukti :
Misal adalah hasil partisi dari graf dengan | | dan
adalah kelas yang sama dari . Jika kombinasi kelas dari
dan jika adalah sama. Karena
untuk setiap {{ | } { | }}
maka representasi dari dan adalah sama. Jadi bukan hasil dari partisi.
Maka kontradiksi dengan pengandaian.
22
dimana dan . Akan ditunjukkan bahwa representasi dari setiap adalah unik.
1. Jelas, | | karena representasinya berbeda dalam m-ordinat dan n-ordinat.
2. Jika dan adalah kelas yang sama pada dengan akan ditunjukkan bahwa ( | ) | . Bagi dalam 2 kasus.
(1) Kasus 1, jika dan adalah kelas yang sama pada maka diperoleh alasan pada teorema ini, yaitu A = B. Jadi ( | ) | .
(2) Kasus 2, misal dan maka ( | ) | adalah berbeda dalam x-ordinat dan y-ordinat.
Jadi ( | ) | .
3. Jika dan dalam kelas yang sama pada maka representasi
| mempunyai setidaknya satu komponen yang bernilai 1. Sedangkan
( | ) mempunyai tepat satu komponen yang bernilai 1. Maka | ( | ).
4. Jika dan dalam kelas yang sama pada maka representasi | mempunyai setidaknya satu komponen yang bernilai 1. Sedangkan ( | ) mempunyai tepat satu komponen yang bernilai 1. Maka | ( | ). 5. Jika dan dalam kelas yang sama pada . Bagi dalam 2 kasus.
(1) Kasus . Representasi | mempunyai komponen yang bernilai 1. Sedangkan | mempunyai kurang dari
komponen yang bernilai 1. Maka | | .
23
Lemma 2.2.3. Misal adalah partisi , maka .
Bukti :
Misal adalah partisi pada , tetap untuk , misal , maka jumlah kombinasi partisi dapat digunakan oleh { | } adalah . Karena partisi dari , untuk setiap Berdasarkan Lemma 2.2.1 kita peroleh jumlah dari adalah . Akan tetapi, jika dalam kelas partisi yang sama dan maka kita harus menghilangkan , untuk memastikan bahwa semua titik akan mempunyai
representasi yang berbeda. Maka jumlah maksimum dari adalah -1
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap Tahun Akademik 2014-2015, di
Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan untuk menentukan dimensi partisi dari graf adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengkonstruksi graf tertentu
2. Memilih titik tertentu dalam graf amalgamasi bintang yaitu titik pusat graf sebagai titik awal dalam graf
3. Memberi label pada kelas-kelas partisi dengan partisi seminimal mungkin
4. Menentukan batas bawah dari pd . Berdasarkan lemma 2.2.1 dapat ditentukan batas bawah dari dimensi partisi . Hal ini dapat dilakukan karena terdapat titik pada ( ) yang mempunyai k daun, akibatnya
25
5. Menentukan batas atas dari pd . Batas atas dari pd diperoleh dengan cara mengkonstruksi graf . Himpunan titik-titik pada graf
dikelompokkan berdasarkan diameternya kedalam kelas partisi pembeda. Minimum banyaknya partisi pembeda itulah yang merupakan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil-hasil penelitian dimensi partisi pada graf amalgamasi bintang untuk bilangan asli dapat disimpulkan bahwa bentuk umum dari dimensi partisi graf ( )untuk k ≥ m adalah :
( ) { ⌊ ⌋
Berikut ini diberikan konstruksi graf untuk kasus 1≤ n ≤
-1
x
1
m l11
l
111l
112l
113 1 1kl m1
l
12l
121l122
l
1231 2k
l
l
131 3k
l
l
133l
132l
131l
m1 1
l
1(m1)1l
m 1 2 ) 1 (l
m 1 3 ) 1 ( l
m k1 ) 1 (
l
12l
112l
122l
132 2 1kl
m1l
22l
221l222
l
223l
232 3k
l
l
332l
232l
231l
m2 1
l
2(m1)1l
m 2 2 ) 1 ( l
m 2 3 ) 1 (l
m k2 ) 1 ( 2 x m2 2 2k l 1 m n x n m
l
m1 1
l
11m1
l
12m1
l
13m1
l
mk1 1
l
m21
l
m211
l
m221 l
m231
l
mk1 2
l
m31 l
m311
l
m321
l
m331l
mk1 3
l
mm k1 ) 1 (
l
mk m 1 ) 1 (
l
mm k1 ) 1 (
l
mm k1 ) 1 (
[image:44.612.124.519.508.690.2]l
nm173
Sedangkan konstruksi dari graf untuk kasus n lainnya adalah sebagai berikut :
1
x x2
1 m k x
l
m k k m11)( 1) ( 1
x
1
m
l
11l
111l
112l
1131 ) 1 ( 1k
l
l
12l
121l
122l
1231 ) 1 ( 2k
l
l
13l
131l
232l
1331 ) 1 ( 3k
l
l
m 1 1 l
m 1 2 ) 1 ( l
m 1 3 ) 1 ( l
m k2 )1 )( 1 ( 2 m
l
12l
112l
122l
1322 ) 1 ( 1k
l
l
22l
221l
222l
2232 )1 ( 2k
l
l
23l
312l
232l
2332 ) 1 ( 3k
l
l
m 2 1 l
m 2 3 ) 1 ( l
m k2 )1 )( 1 ( 2 x
l
m 1 1 ) 1 ( l
m 2 2 ) 1 (l
m 2 1 ) 1 ( n x 1 m ml
m k 1 1 1 11 m k ll
m k 1 12l
m k 1 13l
m k k11) ( 1 l
m k 1 2l
m k 1 21l
m k 1 22l
m k 1 23l
m k
k11) ( 2
l
m k 1 3l
m k k m11)(1) ( l
m k k m11)(1) ( l
m kk m11)( 1) (
l
nm1l
m k k11) ( 3 [image:45.612.116.516.117.329.2]l
m k 1 33l
m k 1 32l
m k 1 31Gambar 57. Partisi Pembeda pada graf nSm,k untuk kasus n lainnya
5.2 Saran
Penelitian ini memberikan masalah terbuka untuk penelitian selanjutnya, yaitu
DAFTAR PUSTAKA
Asmiati, Assiatun, H, Baskoro, E.T, Locating-Chromatic Number of Almagamation of Starts, ITB J.Sci., 43A, 1-8, 2011.
Asmiati. 2012. Partition Dimension of Amalgamation of Stars. Bulletin of Mathematics. Vol 04, No. 02, 161-167.
Chartrand, G, Erwin, D, Henning, M.A, Slater, P.J, dan Zhang, P.2002. The locating-chromatic number of a graph, Bull.inst. combin. Apll., 36, 89-101.
Chartrand, G., E. Salehi, dan P. Zhang. 1998. On The Partition Dimension of Graph, Congr. Numer,.130, 157-168.
Chartrand, G., E. Salehi, dan P. Zhang. 2000. The Partition Dimension of a Graph,
Aequationes Math.59, 45-54.
Deo, Narsigh. 1989. Graph Theory With Applications to Engineering And Computer Science. Prentice Hall Inc. New York.
Harsfield,N, dan G. Ringel.1994. Pearl In Graph Theory. A Comprehensive Introduction. Revised And Augmented. Academic Press Inc. USA
Harary dan Melter. (1976). ― On the Metric Dimension of Graph.
Combinatoria. Volume 2 Pages 1991-1995, Wesley Publishing, Inc.
Ristanti, Dinda. 2015. Dimensi Partisi pada Graf nS4,k . Skripsi ; Fakultas MIPA, Universitas Lampung.