• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Kualitas Pelayanan dalam Meningkatkan Kepuasan Masyarakat di Badan Pelayanan Perijinan terpadu Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pentingnya Kualitas Pelayanan dalam Meningkatkan Kepuasan Masyarakat di Badan Pelayanan Perijinan terpadu Medan"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

OLEH

112103142

MUTIARA BASARIA SIHOMBING

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : MUTIARA BASARIA SIHOMBING

NIM : 112103142

PROGRAM STUDI : DIPLOMAIII KESEKRETARIATAN

JUDUL : PENTINGNYA KUALITAS PELAYANAN

DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN

MASYARAKAT DI BADAN PELAYANAN

PERIJINAN TERPADU MEDAN

Tanggal :………….. 2014 Ketua Program Studi DIII Kesekretariatan

( Dr.Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM) NIP. 19741012200003 2 003

Tanggal :………….. 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(3)

NAMA : MUTIARA BASARIA SIHOMBING

NIM : 112103142

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : PENTINGNYA KUALITAS PELAYANAN DALAM

MENINGKATKAN KEPUASAN MASYARAKAT

DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

MEDAN

Medan,………. 2014 Menyetujui

Dosen Pembimbing

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena kasih

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan studi pada Program Diploma III

Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Adapun

judul Tugas Akhir ini adalah “PENTINGNYA KUALITAS PELAYANAN DALAM

MENINGKATKAN KEPUASAN MASYARAKAT DI BADAN PELAYANAN

PERIJINAN TERPADU MEDAN”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna baik

dari segi isi pembahasan maupun dari segi penyajiannya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk kesempurnaan tugas

akhir ini. Selama perkuliahan hingga selesainya tugas akhir ini, penulis telah banyak

menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Maka dalam

kesempatan ini,dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu,D.T.M.&H,M.Sc.(C.T.M.),Sp.A.(K.) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr.AzharMaksum,M.Ec,Ac,Ak,CAselaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr.Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM selaku Ketua Program Studi

Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara yang telah senantiasa memberikan motivasi dan arahan kepada penulis

selama masa perkuliahan.

4. Ibu Magdalena LL Sibarani SE,MSi selaku Sekretaris Program Studi D-III

Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara

5. Ibu Dr.Endang Sulistya Rini,SE,MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan dorongan kepada

(5)

7. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh Staff dan Pegawai kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Medan

yang berinteraksi langsung maupun tidak langsung dengan penulis. Terkhusus

Bagian Bidang Perijinan I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis.

9. Teman-teman di Program Studi Diploma III Kesekretariatan Stambuk 2011,

sertaseluruh teman-teman DIII Kesekretariatan lainnya di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

10.Yang teristimewa kepada Kedua Orang Tua penulis Panahatan Sihombing,ST

(Ayahanda) dan Rosmaida Rajagukguk,Spd (Ibunda) tercinta yang telah

membesarkan, mendidik, dan memberikan kasih sayang, doa, dukungan

,semangat, serta kesabaran kepada penulis yang telah mendukung selama masa

perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

11.Kepada sahabat-sahabat terbaik Penulis, Febriany Permatasari Pakpahan,Spd,

Devi Amori Ginting,SE, Sari Bernadetta LumbanGaol,Spd, Rista Dewi

Sihombing, Leny Br.Sembiring, Anggita C.L Tobing, dan Julita Sianturi

terimakasih sudah memberikan motivasi serta doa kepada penulis selama masa

perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

12.Kepada Sahabat Spesial Penulis Hendra Syahfftra Sembiring,Amd terimakasih

sudah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama masa

penulisan tugas akhir.

13.Kepada teman-teman organisasi gereja penulis, terimakasih kepada NHKBP

Dame yang telah memberikan doa, dukungan, serta semangat kepada penulis

(6)

14.Untuk teman-teman Organisasi GMKI Fedita di Fakultas Ekonomi dan

BisnisUnversitas Sumatera Utara, terimakasih telah memberikan arahan,

semangat dan motivasi kepada penulis sehingga penulis semakin lebih semangat

dalam menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga TugasAkhir ini dapat memberikan

manfaat bagi penulis dan pembacanya, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmat dan karuniaNya.

Medan, Juni2014

(7)

Kata Pengantar……… i

Daftar Isi………... iv

Daftar Tabel………. v

Daftar Gambar……… vi

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Perumusan Masalah………. 5

C. Tujuan Penelitian……….. 5

D. Manfaat Penelitian……… 5

E. SistematikaPenelitian………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 7

A. Sejarah BPPT Medan ……….….…….. 7

B. Jenis Kegiatan BPPT Medan ………. 17

C. Struktur Organisasi BPPT Medan……...……….. 25

D. Uraian Teoritis………..……… 30

BAB III PEMBAHASAN…….………... 45

A. Tempat dan WaktuPenelitian……….….…….. 45

B. Hasil Penelitian Kualitas Pelayanan Dalam Meningkatkan Kepuasan Masyarakat………... 46

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………... 57

A. Kesimpulan………..……….….…….. 57

B. Saran…..………... 57

(8)

DAFTAR TABEL

NO. Judul Halaman

1. Tabel 2.6 Profil SDM Aparatur 26

2. Tabel 2.7 Jumlah SDM Perbidang 28

3. Tabel 2.8 Rencana Kerja Tahun2012 Pada Rencana Strategis 39

4. Tabel 2.9 Rencana Kerja Tahun 2012 42

5. Tabel 3.1 Waktu Penelitian 45

6. Tabel 3.2 Prasarana dan sarana BPPT Medan 47

7. Tabel 3.3 Metode Pengolahan Data 53

8. Tabel 3.4 Keterangan Nilai Persepsi, Interval IKM 54

(9)

NO. Judul Halaman

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang

bersifat jasa.Di bidang pemerintahan tidaklah kalah pentingnya masalah pelayanan

itu, bahkan perannya lebih besar karena menyangkut kepentingan umum, bahkan

kepentingan rakyat secara keseluruhan.Tujuan utama dibentuknya pemerintahan

adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban dimana masyarakat bisa menjalani

kehidupan secara wajar.Pemerintahan modern pada hakekatnya adalah pelayanan

kepada masyarakat.Pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri,

tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai

kemajuan bersama.

Dalam ilmu pemerintahan, Ndraha (2000:7) mengemukakan bahwa: sebagai unit

kerja publik, pemerintah bekerja guna memenuhi (memproduksi, mentransfer,

mendistribusikan) dan melindungi kebutuhan, kepentingan dan tuntutan pihak yang

diperintah sebagai konsumer dan sovereign(tertinggi) , akan jasa-publik dan layanan

civil, dalam hubungan pemerintahan.

Dengan demikian, masyarakat sebagai konsumer produk-produk pemerintahan

berhadapan dengan pemerintah sebagai produser dan distributor dalam posisi sejajar,

yang satu tidak berada dibawah yang lain. Oleh karena itu posisi yang diperintah

sebagai konsumer erat sekali berkaitan dengan posisi tertinggi.Melalui posisi

tertinggi, masyarakat memesan, mengamanatkan, menuntut dan mengontrol

pemerintah, sehingga jasa publik dan layanan civil bisa dirasakan oleh setiap orang

pada saat dibutuhkan dalam jumlah dan mutu yang memadai.

Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah bertujuan untuk mencapai kepuasan

(11)

penting bagi penyedia layanan apabila produk atau jasanya ingin dihargai dan terus

dipergunakan oleh pengguna layanan atau masyarakat.Semua perusahaan, lembaga

badan atau institusi penyelenggara layanan selalu dituntut untuk dapat meningkatkan

kualitas pelayanannya karena kualitas merupakan sasaran yang terus berubah. Suatu

alat yang sekarang dianggap efektif mungkin saja di waktu yang akan datang tidak

lagi memuaskan pengguna karena adanya inovasi teknologi sehingga perbaikan dan

peningkatan perlu terus dilakukan (Hardjosoedarmo, 1996: 61).

Tuntutan itu tentu saja tidak hanya berlaku bagi perusahaan-perusahaan saja,

melainkan juga sangat penting diterapkan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

sebagai penyedia dan penyelenggara pelayanan terhadap masyarakat. Tuntutan akan

pelayanan terhadap masyarakat semakin meningkat, dimana masyarakat bukan hanya

mengharapkan terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan yang baik dari pemerintah,

tetapi lebih dari itu masyarakat mulai mempertanyakan kualitas pelayanan publik

yang diberikan oleh pemerintah.

Kualitas pada dasarnya terkait dengan pelayanan yang terbaik, yaitu suatu sikap

atau cara aparat dalam melayani pelanggan atau masyarakat secara memuaskan,

menurut Saefullah (1999:9) bahwa “Penilaian tentang kualitas pelayanan bukan

berdasarkan pengakuan dari yang memberi pelayanan, tetapi diberikan oleh

langganan atau pihak yang menerima pelayanan“. Pelayanan yang berkualitas sangat

tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola penyelenggaraannya (tata

laksana), dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan.

Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya, pelayanan publik masih memiliki

berbagai kelemahan antara lain:

1. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur

pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan

tingkatan penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi,

maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.

2. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada

(12)

3

3. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari

jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan

pelayanan tersebut.

4. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya

sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun

pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan

lain yang terkait.

5. Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya dilakukan

dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan

penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. Dalam kaitan dengan penyelesaian

masalah pelayanan, kemungkinan staf pelayanan (front line staff) untuk dapat

menyelesaikan masalah sangat kecil, dan dilain pihak kemungkinan masyarakat

untuk bertemu dengan penanggungjawab pelayanan, dalam rangka menyelesaikan

masalah yang terjadi ketika pelayanan diberikan, juga sangat sulit. Akibatnya,

berbagai masalah pelayanan memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan.

6. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya

aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/

aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya,

tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu

7. Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan

perijinan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.

Dilihat dari sisi sumber daya manusianya, kelemahan utamanya adalah berkaitan

dengan profesionalisme, kompetensi, empathy dan etika.Dilihat dari sisi

kelembagaan, kelemahan utama terletak pada disain organisasi yang tidak dirancang

khusus dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat, penuh dengan hirarki

yang membuat pelayanan menjadi berbelit-belit (birokratis), dan tidak terkoordinasi,

kecenderungan untuk melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi pengaturan dan

fungsi penyelenggaraan, masih sangat kental dilakukan oleh pemerintah, yang juga

(13)

Secara umum, ada dua pola utama yang digunakan untuk memperoleh aspirasi

penggunapelayanan.Pola pertama adalah pernyataan kepuasanpengguna pelayanan

terhadap kinerja pelayanan itu sendiri.Pola kedua adalah pernyataan

ketidakpuasanpengguna pelayanan terhadap kinerja pelayanan.Pernyataan

ketidakpuasan diungkapkan dalam bentuk keluhan (pengaduan) dari pengguna

pelayanan.

Pengamatan menunjukkan bahwa para pengguna pelayanan umumnya lebih

mudahmengungkapkan dan menyampaikan pernyataan ketidakpuasan

(keluhan/pengaduan) daripadapernyataan kepuasan terhadap kinerja

pelayanan.Sejumlah pimpinan organisasi penyedia pelayanan publik telah

menyediakan saluran langsungkhusus untuk menerima keluhan masyarakat pengguna

pelayanan terhadap kinerja pelayanan publik yang berada dalam tanggungjawabnya.

Sejak tahun 2001 Proyek Support for Good Governance (SfGG) yang merupakan

proyek kerjasamaantara Pemerintah RI dengan Pemerintah Republik Federasi Jerman yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Kementerian PAN) dengan BadanKerjasama Bantuan Teknis Jerman (GTZ) telah mengembangkan suatu metode peningkatan kualitas pelayanan publik yang dimulai dari pengelolaan pengaduan (keluhan) masyarakat terhadap kinerja

pelayanan. Manfaat dan tingkat keterterapan metode ini telah dikonfirmasi lebih

lanjut dengan memperluas penggunaannya ke berbagai daerah, sektor dan jenis

pelayanan bekerjasama dengan Lembaga Adminsitrasi Negara (LAN).Terbitnya

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik semakin

menegaskan pentingnya metode tersebut karena sebagian besar instrumen (metode)

dan atau teknik yang ada di dalamnya merupakan alat bantu untuk melaksanakan

berbagai perintah/amanah penting UU Pelayanan Publik itu.

Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa Kualitas pelayanan untuk mencapai

kepuasan masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung

(14)

5

penulis melakukan observasi yakni mengenai :“Pentingnya Kualitas Pelayanan dalam

Meningkatkan Kepuasan Masyarakat di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Medan.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan ikhtisar latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka

dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Kualitas Pelayanan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Medan?

2. Bagaimana Kepuasan Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan di Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu Medan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Medan.

2. Untuk mengetahui Kepuasan Masyarakat di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Kualitas Pelayanan Publik dalam menciptakan kepuasan masyarakat di Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

2. Bagi instansi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Medan ,penelitian diharapkan

dapat memberikan informasi mengenai kualitas pelayanan

3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang pelayanan terhadap

masyarakat yang ada di suatu organisasi ataupun sebuah perusahaan.

4. Sebagai bahan referensi Tugas Akhir bagi peneliti lain yang ingin meneliti

mengenai pentingnya kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat.

E. Sistematika Penelitian

Sistematika pembahasan dari tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab dan

(15)

BAB I : PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penelitian.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

Membahas tentang sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi

dan personalia, job description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja

usaha terkini dan rencana kegiatan.juga masalah yang terdiri dari

pengertian pelayanan, karakteristik pelayanan, kualitas pelayanan.

BAB III : PEMBAHASAN

Membahas mengenai tempat dan waktu penelitian juga hasil

penelitian Pelayanan dalam meningkatkan kepuasan masyarakat di

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas mengenai kesimpulan pembahasan, dan saran yang

berkaitan dengan pentingnya kualitas pelayanan terhadap kepuasan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah BPPT Medan

Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi Nasional Indonesia,

menunjukan bahwa tuntunan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur

pemerintah kepada masyarakat merupakan suatu keharusan dan tidak dapat diabaikan

lagi, karena hal ini adalah merupakan bagian dari tugas dan fungsi pemerintah.

Pelayanan prima kepada masyarakat tersebut diatas tertuang antara lain dalam :

1. GBHN Republik Indonesia Tahun 1999 Bab III

2. INPRES Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintah

Kepada Masyarakat.

3. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata laksana

Pelayanan Umum.

4. Surat Edaran Menkoswasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998, antara lain

menyebutkan bahwa langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan masyarakat

diupayakan dengan menerapkan pola pelayanan terpadu (satu atap dan satu pintu)

bagi unit-unit kerja kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau

menghasilkan suatu produk pelayanan.

5. Keputusan Menpan No. KEP/24/M.PAN/2004 Tentang Pedoman umum

penyusun Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan instansi pemerintah.

6. Keputusan Menpan No.KEP/24/M.PAN/2004 tentang petunjuk teknis

transparansi dan akuntabilitas penyelenggara pelayanan public.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya

memberikan peningkatan pelayanan dan kesehjateraan yang semakin baik kepada

masyarakat,pengembangan kehidupan demokrasi,keadilan dan pemerataan. Jadi

(17)

keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan dengan hal tersebut diatas,maka

Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)

sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No.3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

Adapun maksud didirikannya BPPT Kota Medan adalah untuk

menyelenggarakan pelayanan perijinan yang prima dan satu pintu.Hal tersebut

diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman

modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan.

Adapun prinsip dari pelayanan prima adalah sebagaimana yang tertuang dalam

Keputusan Menpam Nomor 81 Tahun 1993, antara lain :

Sederhana,jelas,aman,transparan,effisien,ekonomis,adil dan tepat waktu

Sedangkan tujuan didirikannya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

antara lain :

1. Mewujudkan pelayanan prima.

2. Melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perijinan dengan baik yang

didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu

responsivitas,kesederhanaan,

transparansi,dan kepastian hukum.

3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja aparatur Pemerintah Kota Medan,

khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.

4. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat,yang pada gilirannya

masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai

kegiatan pembangunan.

Dalam setiap organisasi ataupun instansi memiliki visi dan misi. Adapun visi

dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah Terwujudnya Pelayanan

Prima Perijinan untuk mewujudkan Medan Kota Metropolitan yang modern,madani,

dan religius.

(18)

9

1. Mewujudkan Pelayanan Perijinan yang optimal dan professional serta kepuasan

masyarakat.

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur yang professional .

3. Meningkatkan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan yang berbasis Informasi

Teknologi.

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Kota Medan.

5. Meningkatkan hubungan kerja antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

lingkungan Pemko Medan.

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Perda Kota Medan No.3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan

Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan

Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok

dan Fungsi sesuai dengan struktur Organisasi adalah :

1) Kepala Badan

Kepala Badan bertugas untuk :

a. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang dan

tugasnya.

b. Merumuskan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

c. Melaksanakan pemberian bimbingan,pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan

perijinan.

(19)

2) Sekretariat/Badan

a. Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota

melalui Sekretaris Daerah.

b. Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh sekretariat yang dipimpin oleh

Kepala.

c. Kepala sekretariat sebagaimana dimaksud karena jabatannya adalah Kepala

Badan.

Sekretariat/Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menye

-lenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu dengan

prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.

Fungsi Badan :

1. Pelaksanaan penyusunan program;

2. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan;

3. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan;

4. Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan;

5. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

3) Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Badan.Tugas pokok Bagian Tata Usaha

melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup ketata usahaan yang meliputi

pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.

Fungsi

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bagian Tata Usaha;

2. Pengelolaan administrasi Badan yang meliputi administrasi keuangan,

kepegawaian, tata persuratan, perlengkapan, dan rumah tangga;

3. Pengkoordinasian penyusunan, perencanaan, dan program Badan;

(20)

11

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

4) Tupoksi Sub Bagian Umum

Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepadaKepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup administrasi umum.

Fungsi

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;

3. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas,

penataan kearsipan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan;

4. Penyiapan pertemuan/rapat-rapat Badan; 5. Pelaporan lingkup administrasi umum;

6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

5) Tupoksi Sub Bagian Keuangan

Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

Fungsi

1. Penyusunan rencana,program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan;

2. Penyiapan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan;

3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan

rencana, penyusunan bahan, pemrosesan,penyusulan, verifikasi;

4. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan;

5. Penyusunan laporan keuangan Badan;

(21)

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

6) Tupoksi Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Programdipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup penyusunan

program dan pelaporan.

Fungsi

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program;

2. Pengumpulan bahan petunjuk teknik lingkup penyusunan rencana dan program

Badan;

3. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Badan;

4. Pengembangan sistem informasi pelayanan;

5. Pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan pengaduan masyarakat;

6. Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan dan pengendalian;

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

7) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan I

Bidang Pelayanan Perijinan I dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.Bidang pelayanan Perijinan I

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan

perijinan yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan dan Perindustrian.

Dalam pelaksanaan tugas pokok,Bidang Pelayanan Perijinan Imenyelenggarakan

fungsi :

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan I;

2. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan I;

3. Pelaksanaan persiapan fasilitas program kerja Bidang Pelayanan Perijinan I;

(22)

13

5. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan

Ijin;

6. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan

ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

7. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi, penetapan

SKPD/SKRD,dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

8. Pelaksanaan Koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

9. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di

Bidang Pelayanan Perijinan I;

10.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Pada Bidang Pelayanan Perijinan I mencakup beberapa bagian antara lain :

a. Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

b. Ijin Usaha Industri (IUI)

c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Tugas Bidang Pelayanan Perijinan I :

Melaksanakan tugas dibidang perdagangan dan perindustrian yang meliputi

pembinaan dan pengembangan sarana usaha serta peningkatan mutu produksi.

8) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan II

Bidang Pelayanan Perijinan II dipimpin oleh Kepala Bidang,yang berada dibawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Pelayanan Perijinan II

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan

perijinan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan II

menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan II;

(23)

3. Pelaksanaan persiapan fasilitas program kerja Bidang Pelayanan Perijinan II;

4. Pelaksanaan pelayanan perijinan;

5. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan

Ijin;

6. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

7. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan

ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

8. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi, penetapan

SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

9. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang pelayanan

perijinan;

10.Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di

Bidang Pelayanan Perijinan II;

11.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Pada Bidang Pelayanan Perijinan II mencakup beberapa bagian,antara lain :

a. Ijin Gangguan Perusahaan Industri (HO.IN)

b. Ijin Gangguan Bukan Perusahaan Industri (HO)

c. Ijin Usaha Jasa Teknik (IUJK)

d. Ijin Usaha Perdagangan (IUP)

e. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Tugas Bidang Pelayanan Perijinan II :

Melaksanakan tugas dibidang Ketentraman dan Ketertiban yang meliputi Pengawasan

(24)

15

9) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan III

Bidang Pelayanan Perijinan III dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.Bidang Pelayanan Perijinan III

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan

perijinan yang berkaitan dengan tata ruang, perhubungan, dan lingkungan hidup.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan III

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan III;

2. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan III;

3. Pelaksanaan persiapan fasilitas program kerja Bidang Pelayanan Perijinan III;

4. Pelaksanaan Pelayanan Perijinan;

5. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan

Ijin;

6. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

7. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan

ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

8. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi, penetapan

SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

9. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang pelayanan

perijinan;

10.Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di

Bidang Pelayanan Perijinan III;

11.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Bidang Pelayanan Perijinan III mencakup beberapa bagian, antara lain :

a. Ijin Pemasangan/Penyelenggaraan Reklame/Merek Usaha

b. Ijin Pemakaian dan Penutupan jalan

c. Ijin Pengeboran Air Bawah Tanah

(25)

Tugas Bidang Pelayanan Perijinan III:

Melaksanakan tugas dibidang Tata Ruang,perhubungan dan lingkungan hidup

yang meliputi pengawasan terhadap konsumen serta memberikan penyuluhan.

10)Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan IV

Bidang Pelayanan Perijinan IV dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.Bidang Pelayanan Perijinan

IV mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup Pelayanan

Perijinan yang berkaitan dengan konstruksi, kesehatan dan lain-lain.

Dalam melaksanakan tugas pokok,Bidang Pelayanan Perijinan IV

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan IV;

2. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan IV;

Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Badan

yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan; Melaksanakan tugas lain

yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pada Bidang Pelayanan Perijinan IV mencakup beberapa bagian, antara lain :

a. Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

b. Ijin Praktik Dokter Umum

c. Ijin Praktek Dokter Spesialis

d. Ijin Praktek Bidan

e. Ijin Optik

Tugas Bidang Pelayanan Perijinan IV

Melaksanakan tugas dibidang Konstruksi,kesehatan, dan lain-lain yang meliputi

pengawasan terhadap konsumen serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat

luas.

11)Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur

(26)

17

Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang dihunjuk.Jumlah tenaga

fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.Jenis dan jenjang

jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

12)Tim Teknis

Tim Teknis mempunyai tugas :

a. Meneliti permohonan ijin.

b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin.

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apa bila

diperlukan.

d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep

Surat Keputusan/Perijinan.

e. Memberikan sarana-sarana atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala

Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

B. Jenis Kegiatan BPPT Medan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya

memberikan peningkatan pelayanan dan kesehjateraan yang semakin baik kepada

masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan. Jadi

kualitas layanan aparatur Pemerintah kepada masyarakat merupakan indicator

keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan dengan hali tersebut diatas, maka

Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)

pada tahun 2009 dengan dasar pembentukan :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

(27)

3. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

Kesederhanaan, kepastian hokum, transparan dalam pelayanan perijinan itulah

harapan dari dibentuknya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan yang

merupakan unit kerja pelayanan perijinan dan non perijinan. Dalam rangka Good

Governance maka pelayanan prima kepada masyarakat secara sederhana,jelas, aman,

transparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu mutlak harus dilaksanakan agar

dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat serta menciptakan iklim usaha yang

kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi

masyarakat Kota Medan.

Memasuki tahun ke-4 pembentukan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

Medan proses pelayanan perijinan yang ada semakin mengalami kesempurnaan baik

dari segi Hardware berupa gedung dan peralatan (sarana/prasarana pendukung

pelayanan perijinan prima),Software berupa ketentuan dan peraturan ijin-ijin yang

diproses, Brainware berupa kapabilitas Aparatur (SDM) dan System berupa

kapabilitas aparatur. Adapun hal-hal yang telah dicapai Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Kota Medan sampai saat ini antara lain:

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Penyusunan kode etik dan pedoman perilaku pegawai di lingkungan Perijinan

Terpadu Kota Medan Nomor 900/02/156 Tahun 2012 tentang Kode Etik dan

Pedoman Perilaku Pegawai di Lingkungan Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Kota Medan.

b. Tersedianya system penilaian yang obyektif dan terukur (selain DP3)

menyangkut kinerja pegawai berupa pemotongan uang tambahan penghasilan

bagi yang tidak mengikuti apel pagi,tidak masuk, cepat pulang dan tidak

masuk tanpa alasan dengan sistem absen onlineke Badan Kepegawaian daerah

(28)

19

2. Kualitas Pelayanan

1. Tata laksana layanan

a) Membuat pengumuman diruang layanan agar masyarakat mengurus

ijinnya secara langsung berupa :

Banner, papan pengumuman, Pop-Up televise secara terus menerus.Motto

slogan,himbauan tersebut berisi kemudahan bagi pemohon langsung

dalam mengurus ijin diantaranya:

1. Lebih cepat selesainya proses ijin dari standar waktu pemrosesan ijin

yang ada di SOP;

2. Pemohon langsung terus menerus dapat dilayani walaupun pada jam

istirahat, loket tetap dibuka untuk pemohon langsung;

3. Memisahkan loket untuk pemohon langsung dan tidak langsung

sehingga meminimalisasi antrian pada pemohon langsung dan

memperbanyak loket pemohon langsung sebanyak 4 loket dan

pemohon tidak langsung 2 loket.

b) Memantau kegiatan layanan yang dilakukan melalui perantara/calo

berupa:

1. Membuat kebijakan 1 (satu) pemohon 1(satu) berkas dalam 1 (satu)

hari sehingga pada perantara/calo tidak dapat mendominasi loket

dengan berkas yang banyak.

2. Membuat surat kuasa bagi perantara /calo

3. Menuliskan besaran retribusi pada ijin yang dikeluarkan sekalipun itu

gratis (o) rupiah

4. Sebelum pemberian nomor antrian perantara /calo harus

memperlihatkan Formulir permohonan dan Surat Kuasa yang sah,

apabila tidak sesuai maka nomor antrian tidak diberikan oleh petugas

security.

c) Mengoptimalkan keamanan (security) dalam memantau kegiatan

(29)

1. Security menjaga sistem antrian dan meneliti berkas untuk

menghindari agar 1 (satu) berkas tidak lebih dari 1 (satu) nomer

antrian.

2. Melarang /menegur pemohon yang merokok, memakai sandal jepit

atau celana pendek, membuang sampah sembarangan, rebut, makan,

tidur-tiduran dan berbuat diluar kesopanan lainnya,

d) Menerapkan pelayanan pada jam istirahat.

e) Sejak tanggal 6 Februari 2012 dilaksanakan penerapan penerimaan dan

proses ijin dengan sistem permohonan ijin parallel (dapat dimohon

beberapa ijin terkait sekaligus) dengan mempercepat proses penerbitan ijin

(maksimal 10 hari kerja untuk sekaligus ijin gangguan, IUP dan TDP)

dibandingkan dengan apabila dilakukan bertahap/berjenjang yang

memakan waktu minimal 14 hari.

2. Loket Pelayanan

a. Melakukan pemisahan yang tegas antara front office dan back office,

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan telah melakukan

pemisahan tersebut pada awal proses perijinan tahun 2010 dan

dipermanenkan pada tahun anggaran 2012.

b. Persyaratan kelengkapan berkas juga di cek secara berlapis dari petugas

loket, tim teknis, kepala bidang,sekretaris dan kepala badan.

3. Transparansi Layanan berupa sistem elektronik yang memberikan fasilitas

kepada pengguna layanan untuk dapat memantau proses pelaksanaan layanan

berupa touch screen yang ditempatkan di ruang tunggu dimana masyarakat

tahu posisi ijin yang sedang diproses dan retribusi yang harus dibayar.

4. Pemanfaatan IT

a. Membangun dan menerapkan sistem antrian elektronik telah dilaksanakan

sejak November 2011. Nomor antrian muncul di TV secara terus menerus

bergantian dengan slogan, himbauan dan motto Badan Pelayanan Perijinan

(30)

21

b. Membangun sistem manajemen informasi berbasis elektronik. Sejak

tanggal 16 Januari 2012 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

telah seluruhnya menerapkan aplikasi sistem informasi Teknologi yang

sangat memudahkan pegawai dalam memproses ijin dan mempercepat

penyelesaian ijin bagi masyarakat. Dengan system IT maka semua proses

ijin dapat dipantau dari ruangan Sekretaris dan Kepala Badan serta

masyarakat juga dapat mengetahui proses berkas permohonan ijinnya dan

retribusi yang akan dibayar melalui touch screen di ruang tunggu.

c. Penerapan sistem pemantauan menggunakan CCTV di 14 titik dilantai 2

dan lantai 3 juga adanya CCTV pada tahun 2012 khusus untuk memantau

kehadiran pegawai dengan menggunakan sistem Absensi Sensor Sidik Jari

yang online dengan Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan.

5. Pengukuran indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dilaksanakan pada tahun

anggaran 2012 dimana nilai IKM Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

rata-rata adalah 70 hal ini dilakukan pada kegiatan Sertifikasi ISO 9001:2008

Pelayanan Perijinan Tahun 2012 dan telah menerima sertifikat pada tanggal

14 Desember 2012.

6. Ketersediaan media informasi yang terbuka bagi public,sudah dilaksanakan

melalui :

a. Website Pemko Medan

b. Website khusus Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan pada

tahun anggaran 2012 dan Launching pada tanggal 14 Desember 2012.

c. Leaflet/brosur

d. Papan pengumuman

e. Touch Screen

f. TV/PopUp secara terus menerus bergantian antara informasi dan nomor

antrian

(31)

7. Sertifikat ISO 9001:2008 Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.

3. Sistem Pengaduan

1) Menyediakan media pengaduan masyarakat

a. Kotak pengaduan/kotak saran yang terdapat di ruang tunggu

b. Telepon hotline 061 7852253

c. SMS Center Pemko Medan

d. Faximili (061) 7852254

e. Kotak Pos : Alamat surat menyurat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Kota Medan Jl. A.H. Nasution No.32 Lt. 2-3 Sisi Timur Kota Medan

f. Ruang/ meja penerimaan pengaduan pada Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Kota Medan tersedia Meja Customer Service dan Front Office.

g. Pengaduan melalui Web Pemko Medan dan Web khusus Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Kota Medan.

h. Petugas khusus yang melayani pengaduan adalah petugas Customer

Service yang dilakukan secara bergantian secara ramah dan siap

membantu.

2) Tersedianya database tentang kumpulan pengaduan yang diterima dan usaha

tindak lanjutnya.

4. Secara garis besar hal-hal yang telah dilakukan untuk peningkatan pelayanan perijinan dan untuk mendukung dunia usaha dapat disimpulkan :

1. Sejak November 2011 diterapkan sistem antrian elektronik;

2. Sejak tanggal 9 Januari 2012 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu mulai

menerapkan pembebasan retribusi Ijin Usaha Perdagangan (IUP), Ijin Usaha

Industri(IUI) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Hal ini sesuai dengan :

a. Surat Walikota Medan nomor 188.342/16213 tanggal 12 Agustus 2011

perihal Menghentikan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor

10 tahun 2002 tentang retribusi Ijin Usaha Industri,

(32)

23

b. Surat Walikota Medan No. 188.342/10175 tanggal 21 Juni 2012 perihal :

menghentikan pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 27

tahun 2002 tentang Retribusi Ijin Pengelolaan Pengeboran Pengambilan

dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah di Kota Medan.

3. Sejak tanggal 16 Januari 2012 diterapkan secara penuh Teknologi Informasi

(IT) dalam seluruh proses ijin dan penyediaan touch screen di ruang tunggu

sebagai sarana informasi bagi masyarakat untuk melihat proses permohonan

ijin (posisi berkas permohonan), jumlah retribusi/pajak yang harus dibayar

dan permohonan yang ditolak (disurati).

4. Tanggal 27 Januari 2012 penetapan kode Etik Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Kota Medan sesuai Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Kota Medan Nomor 900/02/156 Tahun 2012 tentang Kode Etik dan

pedoman perilaku pegawai di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Kota Medan.

5. Sejak tanggal 6 Februari 2012 diterapkan permohonan dan pemprosesan ijin

secara parallel (permohonan ijin dapat dilakukan sekaligus untuk beberapa ijin

terkait,misalnya ijin Gangguan,IUP,TDP,IUI dan IUJK)

6. Sejak tanggal 7 Februari 2012 diterapkan pembukaan loket pada jam istirahat

khusus untuk pemohon langsung.

7. Tanggal 14 Desember 2012 Penyerahan Sertifikat ISO 9001:2008 Pelayanan

Perijinan Terpadu dan Launching Website Pelayanan Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Kota Medan.

Dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 159 dan 160 Peraturan Daerah

Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota maka ditetapkan pengaturan mengenai

pendelegasian sebagian kewenangan proses dan penandatanganan perijinan

kepada kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan melalui

Peraturan Walikota Medan Nomor 7 Tahun 2010 tentang pendelegasian

(33)

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tetapi setelah keluar

Peraturan Walikota Medan Nomor 36 Tahun 2010 tentang pendelegasian

sebagian Kewenangan Proses dan penandatanganan Perijinan kepada Kepala

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tanggal 18 November 2010

dari 8 (delapan) ijin menjadi 11 (sebelas) ijin maka secara otomatis Peraturan

Walikota Medan Nomor 7 Tahun 2010 tentang pendelegasian sebagian

Kewenangan Proses dan penandatanganan Perijinan kepada Kepala

BadanPelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tidak berlaku lagi.

Adapun ijin yang ditangani mulai pada tahun 2012 adalah:

1. Ijin Usaha Perdagangan;

2. Ijin Usaha Industri Kecil dan Menengah;

3. Tanda Daftar Perusahaan;

4. Ijin Gangguan Perusahaan Industri;

5. Ijin Gangguan Bukan Perusahaan Industri;

6. Ijin Pelataran Parkir;

7. Ijin Optik;

8. Ijin Kerja Petugas Kesehatan;

9. Ijin Reklame khusus umbul-umbul dan spanduk;

10.Ijin Usaha Jasa Konstruksi;

11.Ijin Pengelolaan, Pengeboran, Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah.

C. Struktur Organisasi BPPT Medan

Untuk meningkatkan mutu hasil kerja, maka BPPT Medan senantiasa

mengembangkan diri baik dari segi teknis maupun nonteknis. Pengembangan bidang

manajemen yang merupakan pengembangan non-teknis ditujukan untuk

meningkatkan sistem manajemen yang telah ada yang dirasa perlu adanya

penyempurnaan. Salah satu bidang manajemen yang terus berkembang adalah

struktur organisasi yang terus bertambah dan diperbaharui. Struktur organisasi BPPT

(34)

25

1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah;

3. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

1. Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan

Penyelenggaraan urusan pelayanan perijinan terpadu selama tahun 2012

[image:34.612.108.534.366.680.2]

secara kelembagaan digerakkan oleh sumberdaya kepegawaian sebagai berikut :

Tabel 2.1 Profil SDM Aparatur

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KOTA MEDAN TAHUN 2012

NO URAIAN JUMLAH (ORANG)

1.

2.

3.

4.

Jumlah Pegawai

Kualifikasi menurut Pendidikan :

1.1SLTA sederajat

1.2D-III

1.3S1

1.4S2

Kualifikasi menurut Golongan :

1. Golongan II

2. Golongan III

3. Golongan IV

Kualifikasi menurut Jabatan

1.1Eselon II

1.2Eselon III

1.3Eselon IV

81 23 3 50 5 13 56 12 1 5 3

(35)

Sesuai dengan Perda Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan paragrap 2 tentang

organisasi pasal 161 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan terdiri dari :

1. Kepala Badan eselon llb;

2. Sekretaris eselon llla;

3. 4 orang Kabid eselon lllb;

4. 3 orang Kasubbag eselon IVa.

Jumlah ijin yang dikeluarkan perhari terus bertambah dimana tahun 2011 dengan

pegawai sebanyak 87 orang dapat mengeluarkan ijin sebanyak 17.905 ijin atau ± 75

ijin dan pada tahun 2012 mencapai 24.731 ijin atau ± 95 ijin dengan 81 pegawai.

Tahun 2012 pegawai mengalami pengurangan karena ada pegawai yang pindah ke

SKPD lain tetapi karena dibantu oleh system IT yang terintegrasi di Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu menyebabkan seluruh ijin dapat diselesaikan tepat waktu sesuai

SOP. Pegawai tetap bekerja ekstra karena telah memiliki acuan standard waktu

penyelesaian ijin yang yang ditetapkan dalam SOP. Kondisi ini harus didukung oleh

SDM yang lebih banyak lagi terutama untuk aparat yang memiliki keahlian dalam

bidang konputerisasi dan petugas lapangan.Hal ini merupakan masalah yang prioritas

guna menambah jumlah ijin yang dapat diproses dan percepatan penyelesaian ijin

menuju pelayanan prima yang bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme sesuai dengan

(36)
[image:36.612.115.544.172.549.2]

27

Tabel 2.2 Jumlah SDM Perbidang

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KOTA MEDAN

TAHUN 2012

NO URAIAN JUMLAH

(ORANG) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kepala Badan Sekretaris

a. Kasubbag Umum

b. Kasubbag Keuangan

c. Kasubbag Program

d. Staf Sekretariat

Kabid Pelayanan Perijinan I :

Tim Teknis

Kabid Pelayanan Perijinan II :

Tim Teknis

Kabid Pelayanan Perijinan III :

Tim Teknis

Kabid Pelayanan Perijinan IV :

Tim Teknis

Kelompok Jabatan Fungsional

1 1 1 1 1 28 1 12 1 20 1 4 1 8 0

Total 81

(37)
[image:37.612.111.583.114.632.2]

Gambar 2.1Struktur Organisasi

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Sumber : BPPT Kota Medan,2014

SEKRETARIAT

BAGIAN TATA USAHA

SUB BAGIAN UMUM

TIM TEKNIS

SUB BAGIAN PENYUSUNAN

PROGRAM SUB BAGIAN

KEUANGAN

BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (Konstruksi dan

lain-lain) BIDANG PELAYANAN

PERIJINAN III (T.Ruang,Perhubung an,dan Lingk.Hidup) BIDANG PELAYANAN

PERIJINAN II (Ketentraman dan

Ketertiban ) BIDANG

PELAYANAN PERIJINAN I (Usaha

Perdagangan,dan Industri ) KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

TIM TEKNIS TIM TEKNIS

TIM TEKNIS

(38)

29

D. Uraian Teoritis 1. Pelayanan

Pengertian Pelayanan

Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” Moenir (2002:26-27)

mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya

dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada

kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.”

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses

pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh

kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan

sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi

pelayanan.

Selanjutnya Moenir A(2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan

pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk

membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.

Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang

dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang

menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan.

1.1Pelayanan Publik

Pengertian Pelayanan Publik

Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai

berikut:

a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.

b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang

(39)

c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam

hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan

kesehatan tertentu.

d. Publik berarti orang banyak (umum).

Pengertian publik menurut Inu Syafi’ie, dkk (1999:18) yaitu : “Sejumlah manusia

yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang

benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka miliki”.

Pengertian lain berasal dari pendapat Moenir (1995:7) menyatakan bahwa :

“Pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang atau

birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai

suatu tujuan tertentu”.

Pelayanan merupakan kegiatan utama pada orang yang bergerak di bidang jasa,

baik itu orang yang bersifat komersial ataupun yang bersifat non-komersial.Namun

dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan antara pelayanan yang dilakukan oleh

orang yang bersifat komersial yang biasanya dikelola oleh pihak swasta dengan

pelayanan yang dilaksanakan oleh organisasi non komersial yang biasanya adalah

pemerintah. Kegiatan pelayanan yang bersifat komersial melaksanakan kegiatan

dengan berlandaskan mencari keuntungan, sedangkan kegiatan pelayanan yang

bersifat non- komersial kegiatannya lebih tertuju pada pemberian layanan kepada

masyarakat (layanan publik atau umum) yang sifatnya tidak mencari keuntungan

akan tetapi berorientasikan kepada pengabdian.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk jasa

pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya

menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di

daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik

(40)

31

1.2 Unsur-unsur Pelayanan Publik

Dalam proses kegiatan pelayanan publik terdapat beberapa faktor atau unsur yang

mendukung jalannya kegiatan. Menurut Moenir (1995:8), unsur-unsur tersebut antara

lain :

a. Sistem, Prosedur dan Metode

Yaitu di dalam pelayanan publik perlu adanya sistem informasi, prosedur dan

metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan.

b. Personil, terutama ditekankan pada perilaku aparatur; dalam pelayanan publik

aparatur pemerintah selaku personil pelayanan harus profesional, disiplin dan

terbuka terhadap kritik dari pelanggan atau masyarakat.

c. Sarana dan prasarana

Dalam pelayanan publik diperlukan peralatan dan ruang kerja serta fasilitas

pelayanan publik.Misalnya ruang tunggu, tempat parker yang memadai.

d. Masyarakat sebagai pelanggan

Dalam pelayanan publik masyarakat sebagai pelanggan sangatlah heterogen baik

tingkat pendidikan maupun perilakunya.

1.3Jenis- jenis Pelayanan Publik

Timbulnya pelayanan umum atau publik dikarenakan adanya kepentingan, dan

kepentingan tersebut bermacam- macam bentuknya sehingga pelayanan publik yang

dilakukan juga ada beberapa macam.Berdasarkan keputusan MENPAN No. 63/ KEP/

M. PAN/ 7/ 2003 kegiatan pelayanan umum atau publik antara lain :

a. Pelayanan administratif

Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang

dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi,

kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya.

Dokumendokumen ini antara lain Kartu Tanda Pendudukan (KTP), akte

Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat

(41)

Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat kepemilikan atau penguasaan

Tanah dan sebagainya.

b. Pelayanan barang

Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang

digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air

bersih dan sebagainya.

c. Pelayanan jasa

Yaitu pelayanan yang menghasikan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh

publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan

transportasi, pos dan sebagainya.

Untuk menciptakan kegiatan pelayanan publik yang berkualitas, maka Menteri

Pendayagunaan Negara menerbitkan keputusan No. 63/ KEP/ M. PAN/ 7/ 2003

mengenai pola penyelenggaraan pelayanan publik, yang antara lain :

a. Fungsional

Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai dengan

tugas, fungsi dan kewenangannya.

b. Terpusat

Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan

berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait lainnya

yang bersangkutan.

c. Terpadu

1) Terpadu Satu Atap

Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu tempat yang

meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses

dan dilayani melelui beberapa pintu. Terhadap jenis pelayanan yang sudah

(42)

33

2) Terpadu Satu pintu

Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang

meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan

dilayani melalui satu pintu.

3) Gugus Tugas

Petugas pelayanan secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas

ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanan

tertentu.

1.4 Karakteristik Pelayanan Publik

Berbagai aktivitas pelayanan pada dasarnya memiliki karakteristik tertentu dan

terbagi ke dalam beberapa jenis pelayanan. Karakteristik pelayanan publik menurut

Lembaga Adminstrasi Negara (2003) adalah sebagai berikut:

a. memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya;

b. memiliki kelompok kepentingan yang luas, termasuk kelompok sasaran yang

ingin dicapai;

c. memiliki tujuan sosial;

d. dituntut untuk akuntabel kepada public

e. memiliki konfigurasi indikator kinerja yang perlu kelugasan; dan

f. seringkali menjadi sasaran isu politik.

Dasar hukum yang jelas itulah, yang menjadikan variabel penyelenggara

pelayanan publik, seperti BUMN/BUMD: Telkom, PLN, dan lain-lain; target sasaran

kelompok yang luas, yaitu masyarakat; adanya tujuan sosial, yakni mementingkan

kepentingan umum, misalnya PT Kereta Api (Persero) menyediakan jasa angkutan

untuk semua lapisan masyarakat dengan harga yang terjangkau; melaporkan

akuntabilitas kinerja kepada publik (keberhasilan dan kegagalannya) seperti LAKIP

(43)

Dalam hal ini, penyelenggaraan pelayanan publik adalah instansi pemerintah yang

meliputi :

1. Satuan kerja/satuan organisasi Kementrian;

2. Departemen;

3. Lembaga Pemerintah Non Departemen

4. Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, misalnya : Sekretariat

Dewan (Sekwan), Sekretariat Negara (Setneg), dan sebagainya;

5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN);

6. Badan Hukum Milik Negara (BHMN);

7. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

8. Instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun Daerah termasuk dinas-dinas dan

badan.

Dengan demikian, dalam penyelenggaraan pelayanan publik, aparatur pemerintah

bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat

dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat berhak untuk

mendapatkan pelayanan yang terbaik dari pemerintah karena masyarakat telah

memberikan dananya dalam bentuk pembayaran pajak, retribusi, dan berbagai

pungutan lainnya.

Hakekat pelayanan publik seperti dijelaskan Keputusan Menpan Nomor 63 tahun

2003 bahwa hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada

masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi

masyarakat.

Kendati pun, kewajiban pemberian pelayanan publik terletak pada pemerintah,

pelayanan publik juga dapat diberikan oleh pihak swasta dan pihak ketiga, yaitu

organisasi nonprofit, relawan (volunteer), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Bila memang penyelenggaraan pelayanan publik tertentu diserahkan kepada swasta

atau pihak ketiga, maka yang terpenting dilakukan oleh pemerintah adalah

memberikan regulasi, jaminan keamanan, kepastian hukum, dan lingkungan yang

(44)

35

Seiring dengan itu, penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah.

Instansi pemerintah sebagaimana dituliskan di dalam Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 adalah sbeagai berikut:

1. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan unit kerja/satuan

organisasi Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen,

Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah

lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan

Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.

2. Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi pemerintah

yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan publik.

3. Pemberi Pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah yang

melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

4. Penerima Pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan

badan hukum.

5. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun )

sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik yang besaran dan tata cara

pembayaran ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

6. Indeks kepuasan masyarakat adalah tingkat kepuasan masyarakat dalam

memperoleh pelayanan yang diperoleh dari penyelenggara atau pemberi

pelayanan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat.

Beriringan dengan pelayanan publik tersebut di atas, berarti mengandung arti

bahwa pelayanan tersebut menyangkut pelayanan barang dan jasa publik.

1.5Kualitas Pelayanan

Istilah “kualitas” ini, menurut Tjiptono (1996 : 55) mencakup pengertian ;

(45)

2. kecocokan untuk pemakaian ;

3. perbaikan berkelanjutan ;

4. bebas dari kerusakan/cacat ;

5. pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat ;

6. melakukan segala sesuatu secara benar ; dan

7. sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Pada prinsipnya pengertian-pengertian tersebut di atas dapat diterima bila

dikaitkan dengan kebutuhan atau kepentingan masyarakat yang menginginkan

kualitas pelayanan dalam takaran tertentu.Namun demikian setia jenis pelayanan

publik yang diselenggarakan oleh instansi-instansi pemerintahan tentu mempunyai

kritaria kualitas tersendiri.Hal ini tentu terkait erat dengan atribut pada

masing-masing jenis pelayanan. Ciri-ciri atau atribut-atribut yang ada dalam kualitas tersebut

menurut Tjiptono (1996 : 56) adalah :

Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses.

Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan-kesalahan.Kesopanan dan

keramahan dalam memberikan pelayanan.Kemudahan mendapatkan pelayanan,

misalnya banyaknya petugas yang melayani dan banyaknya fasilitas pendukung

seperti komputer.Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan

lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, dan lain-lain.

Tuntutan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik (service

excellence) tidak dapat dihindari oleh penyelenggara pelayanan jasa.Tuntutan para

penerima layanan untuk memperoleh pelayanan yang lebih baik harus disikapi

sebagai upaya untuk memberikan kepuasan kepada penerima layanan.Kepuasan

penerima layanan sangat berkaitan dengan kualitas pelayanan yang diberikan, seperti

yang diungkapkan Tjiptono (1996:56), bahwa kualitas memiliki hubungan yang

sangat erat dengan kepuasan pelanggan.

Kotler (dalam Tjiptono, 1996:147) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan

adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia

(46)

37

menghendaki kepuasan dalam menerima suatu layanan. Menurut Ratminto dan Atik

(2005:28) :Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat

kepuasan penerima layanan. Kepuasan penerima layanan dicapai apabila penerima

layanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan.

Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan itu sesuai dengan apa yang

diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika

pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan

dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.Sebaliknya jika pelayanan yang diterima

lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan

buruk.Dengan demikian baik buruknya kualitas pelayanan tergantung kepada

kemampuan penyedia layanan dalam memenuhi harapan masyarakat (para penerima

layanan) secara konsisten.

Maka pengertian kualitas pelayanan adalah totalitas karakteristik suatu konsep

pelayanan yang mencakup seluruh aspek pelayanan, dan tolak ukur kualitas

pelayanan itu adalah dapat memberi kepuasan kepada para pelanggan atau penerima

layanan.

1.6Rencana Strategis

Pemerintah Kota Medan telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2015 yang memuat visi, misi, tujuan,

sasaran, strategi, kebijakan dan program pembangunan untuk mewujudkan

percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

lingkungan Pemerintahan Kota Medan perlu menyusun Rencana Strategis SKPD

dengan berpedoman pada RPJMD Kota Medan Tahun 2011-2015.

Rencana Strategis (Renstra) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Tahun

2011-2015telah disusun pada tahun 2010 dan merupakan bagian dari pelaksanaan sistem

(47)

pembangunan daerah Tahun 2011-2015, dan pertanggungjawaban kinerja

(akuntabilitas) kepada Publik. Rencana Strategis tersebut telah menjadi pedoman

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan telah dituangkan ke dalam Rencana

Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan untuk tahun 2011 dan tahun

2012 dan sejalan dengan dinamika perkembangan kebutuhan pelayanan prima

kegiatan pada rencana strategis tersebut hampir 95% terealisasi.

Pada tahun 2010 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu telah menyusun Visi Misi

yang telah ditetapkan kedalam Rencana Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

tahun 2011 dan 2012.Untuk mewujudkan kebijakan dibidang pelayanan perijinan,

maka secara operasional dijabarkan kedalam program-program berdasarkan prioritas

Kota dan SKPD untuk tahun 2011-2015 sebagai berikut :

Tabel 2.3 RENCANA KERJA TAHUN 2012 PADA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2011-2015 TAHUN KE-2 (DUA) BADAN PELAYANAN

PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

NO. Program dan Kegiatan

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan pokok

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran pelayanan

Administrasi yang ada pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

dengan kegiatan-kegiatan berupa :

1. Penyediaan Jasa Komunikasi,Sumber Daya Air dan Listrik;

2. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan;

(48)

39

[image:48.612.106.534.175.705.2]

Lanjutan

Tabel 2.3 RENCANA KERJA TAHUN 2012 PADA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2011-2015 TAHUN KE-2 (DUA) BADAN PELAYANAN

PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

NO. Program dan Kegiatan

4. Penyediaan Alat Tulis Kantor;

5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;

6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor;

7. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan;

8. Penyediaan Makanan dan Minuman;

9. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program ini bertujuan untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor

serta pemeliharaan gedung dan peralatan kantor dalam rangka meningkatkan

kinerja proses Pelayanan kepada masyarakat dengan kegiatan-kegiatan

berupa:

1. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor;

2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor;

3. Pengadaan Komputer dan Perlengkapannya;

4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;

5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor;

6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor.

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Program ini bertujuan untuk meningkatkan semangat dan kinerja pegawai

dalam melakukan Pelayanan kepada masyarakat dengan kegiatan-kegiatan

berupa:

1. Pengadaan pakaian Dinas beserta Perlengkapannya;

(49)
[image:49.612.106.530.168.595.2]

Lanjutan

Tabel 2.3 RENCANA KERJA TAHUN 2012 PADA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2011-2015 TAHUN KE-2 (DUA) BADAN PELAYANAN

PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

NO. Program dan Kegiatan

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas

aparatur guna Pelayanan Perijinan Prima meliputi:

1. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan dimulai Tahun 2012 di Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu.

Gambar

Tabel 2.1 Profil SDM Aparatur
Tabel 2.2 Jumlah SDM Perbidang
Gambar 2.1Struktur Organisasi
Tabel 2.3 RENCANA KERJA TAHUN 2012 PADA RENCANA STRATEGIS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan pada tiga informan pasien Ny.Ja, Ny.Ik dan Ny.Ri menunjukkan bahwa penerapan teknik pijat Effleurage bisa mengurangi rasa nyeri saat bersalin

Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) melalui Surat Nomor: B/2163/M.PAN-RB/06/2015 tanggal 30 Juni 2015

Namun, BPPT Kota Medan telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dengan kemampuan yang dimiliki demi memberikan suatu pelayanan perijinan

Namun, BPPT Kota Medan telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dengan kemampuan yang dimiliki demi memberikan suatu pelayanan perijinan

Wawancara mendalam, yaitu proses pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan pihak terkait untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cara melakukan Tanya jawab

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

“Polres Solok Kota berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia sebagai unit penyelenggaraan

Salah satu prinsip pelayanan publik berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M-PAN/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan