• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF: VIA LETTING GO TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA GRIYA ASIH LAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF: VIA LETTING GO TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA GRIYA ASIH LAWANG"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat dibandingkan dengan di negara-negara berkembang, namun secara absolut jumlah lansia di negara berkembang jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara maju. Pertumbuhan jumlah lansia di Indonesia tercatat sebagai yang paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990- 2025 (Nugroho, 2008).

Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Pada tahap ini biasanya individu tersebut sudah mengalami kemunduran fungsi fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit yang prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia. Makin panjangnya umur harapan hidup merupakan tantangan yang sangat berat akibat dampak penuaan. Perubahan-perubahan secara fisik maupun mental banyak terjadi saat seseorang memasuki usia senja. Penyakit-penyakit mental akibat penuaaan, seperti depresi, hipokondriasis, dimensia, delirium, ansietas, paranoid dan sebagainya meningkat secara signifikan pada lansia lebih besar pada usia lebih dari 60 tahun pada negara maju dan negara berkembang (Wijeratne & Davenport, 2006).

(2)

2

waktu yang lampau. Prevalensi depresi pada lansia di Indonesia cukup tinggi. Kejadian diruang geriatric sebanyak 76,3% dengan proporsi pasien geriatri yang mengalami depresi ringan adalah 44,1%, depresi sedang sebanyak 18%, depresi berat sebanyak 10,8% dan depresi sangat berat sebanyak 3,2% (Soejono dalam Sari, 2006). Pada tahun 2020 depresi menduduki urutan teratas dinegara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). Prevalensi depresi di antara penghuni panti lebih tinggi dari kalangan yang lansia yang hidup di masyarakat. Diperkirakan 10-15% lansia yang tinggal dalam masyarakat memperlihatkan gejala depresi, Sedangkan lansia yang berada dipanti menunjukan angka depresi ringan sampai sedang antara 50% sampai 70% (Huang, 2011).

(3)

3

pada peran dan faktor aspek psikologi dan sosial. Aspek psikologis dan sosial pada usia lanjut dapat merupakan masa yang menimbulkan depresi seperti halnya kehilangan keluarga, teman, status dan penghargaan. Hal-hal tersebut lebih besar terjadi pada usia lanjut yang tinggal dipanti (Semiun, 2006).

Lansia yang tinggal dipanti sering kali menganggap bahwa tinggal dipanti merupakan bentuk pengasingan dan pemisahan dari keluarga. Perasaan-perasaan negativakan muncul dalam benak lansia seperti halnya, perasaan kecewa, tidak dihargai, sedih, marah, dendam dan sebagainya. Perasaan seperti itu akan muncul dan menimbulkan depresi.Depresi yang tidak ditangani dapat menimbulkan masalah gangguan jiwa yang lebih serius, lansia akan mengalami kehilangan minat dan kesenangan, sulit berkonsentrasi, dan lansia akan bunuh diri (Casey, 2013). Salah satu penanganan depresi dapat dilakukan dengan menerapkan terapi psikologik atau psikoterapi. Beberapa psikoterapi yang dapat dilakukan untuk menurunkan depresi pada lansia, diantaranya adalah dengan terapi relaksasi otot progresif. Relaksasi merupakan kegiatan untuk mengendurkan ketegangan, ketegangan jiwa yang akan berdampak pada penurunan ketegangan jasmani (Richmond, 2007).

(4)

4

Dari hasil studi pendahuluan di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang, yang dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2013, diperoleh hasil sementara dari pengujian skala Depresi Geriatric Yesavage (GDS), dari 10 lansia yang diambil secara acak, terdapat 5 lansia mengalami depresi ringan, 3 lansia mengalami depresi sedang dan 2 lansia tidak mengalami depresi. Sebelumnya terapi relaksasi otot pogresif via letting go tidak pernah dilakukan di Panti ini. Berdasarkan uraian tersebut peneliti terdorong untuk meneliti “ Hubungan terapi relaksasi otot progresif via letting go terhadap

tingkat depresi pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya asih Lawang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan terapi Relaksasi otot progresif : via letting go terhadap tingkat depresi pada lansia di Rumah Asuh Anak dan

Lansia Griya Asih Lawang. 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui hubungan terapi Relaksasi otot progresif: via letting go terhadap tingkat depresi pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang

1.3.2 Tujuan Khusus

(5)

5

b. Mengidentifikasi tingkat depresi pada lansia yang tinggal di Rumah

Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang sebelum dilakukan terapi Relaksasi otot progresif: via letting go.

c. Mengidentifikasi tingkat depresi pada lansia yang tinggal di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Tingkat depresi sesudah dilakukan terapiRelaksasi otot progresif: via letting go.

d. Menganalisis hubungan terapi relaksasi otot progresif: via letting go

terhadap tingkat depresi pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Lansia

Sebagai intervensi bagi lansia yang mengalami ketegangan akibat depresi, agar lansia dapat tetap mempertahankan keberfungsiannya dalam kehidupan sehari- hari, serta dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik. 1.4.2 Bagi Pengelola Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang

Sebagai referensi dan sumber informasi dalam melakukan usaha- usaha untuk mengatasi depresi pada lansia sehingga lansia dapat menjalankan fungsinya sehari-hari dan menjaga agar kualitas hidupnya terjaga dengan baik. 1.4.3 Bagi Penelitian selanjutnya

Sebagai informasi untuk dijadikan bahan penelitian berikutnya yang akan mengembangkan topik yang berkaitan dengan depresi pada lansia 1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

(6)

6

progresif via letting go terhadap kemampuan mengurangi ketegangan akibat depresi pada pasien lansia.

1.5 Keaslian Penelitian

1.5.1 Windarti (2011) Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif (via tension relaxation) terhadap penurunan skor depresi pada lansia di UPT Pelayanan

Sosial Lanjut Usia Pandaan Kabupaten Pasuruan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif jenis tension relaxation terhadap penurunan skor depresi lansia. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi-experimental dengan rancangan rangkaina waktu ( Times Serias Design). Sampel penelitian ini adalah lansia dengan depresi di UPT Pelayanan

sosial lanjut usia pandaan. Sampel dipilih menggunakan teknik pengambilan sampel non probability sampling dengan cara total sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 orang lansia. Didapatkan hasil penelitian ini menunjukan adanya penurunan pada nilai mean skor depresi lansia, dimana diperoleh mean pretest sebesar 10,9 sedangkan mean posttest 1 dan 2 menurun menjadi 6,4 dan 5,7 berdasarkan uji hipotesa menggunakan uji repeated ANOVA (parametritl dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05), sehingga dapat diartikan bahwa terapi relaksasi otot progresif berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya penurunan skor depresi lansia di UPT Pelayanan Sosial Lansia Pandaan.

1.5.2 Agustin (2008) Perbedaan Tingkat Depresi pada lansia sebelum dan sesudah

(7)

7

pendekatan cross sectional dan purposive sampling metode. Bentuk perlakuan yang diberikan adalah senam bugar lansia sebanyak 6 sesi. Hasil uji Z menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi pada lansia antara sebelum dan sesudah dilakukan senam bugar lansia dimana Z = -3,276 dan p value = 0,001 (p < 0,05). Jumlah keseluruhan lansia yang mengalami penurunan depresi adalah 66,7 % dan diklasifikasikan sebagai depresi fisiologis. Ada perbedaan tingkat depresi lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam bugar lansia. 1.5.3 Ayu (2011). Kejadian Dan Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia: Studi

perbandingan dipanti werdha dan komunitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kejadian dan tingkat depresi serta faktor risiko yang berperan terhadap kejadian depresi pada lanjut usia di panti wreda dan komunitas. Metode yang digunakan yaitu Studi cross sectional dengan melibatkan 52 lanjut usia dari panti wreda dan 50 lanjut usia dari komunitas sebagai subyek penelitian. Data depresi, usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, partisipasi sosial, status kesehatan, obat berefek samping depresif, status kognitif, status fungsional, gangguan pendengaran, dan gangguan penglihatan dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Nilai Geriatric Depresion Scale–Short Form (GDS-SF)≥5

(8)

8

Semua faktor risiko yang diteliti mendapatkan nilai p>0,05 pada uji hubungan dengan kejadian depresi pada lanjut usia di komunitas. Terdapat perbedaan kejadian dan tingkat depresi pada lanjut usia yang tinggal dipanti wreda dan komunitas. Partisipasi sosial kurang, partisipasi sosial cukup, gangguan fungsional sedang berhubungan dengan kejadian depresi pada lanjut usia di panti wreda.

Perbedaaan dari penelitian yang akan dilakukan dengan beberapa penelitian diatas yaitu peneliti akan memberikan perlakuan kepada klien yang mengalami depresi ringan sampai depresi sedang dengan terapi relaksasi otot progresif: via letting go pada lansia yang ada di Panti Werdha Griya Asih. Pada penelitian ini peneliti akan megukur tingkat depresi lansia yang ada di panti werdha griya asih sebelum dilakukan perlakuan relaksasi otot progresif: via letting go dan setelah diberikan perlakuan terapi relaksasi otot progresif: via

letting go. Dimana relaksasi otot progresif: via letting go memiliki tujuan untuk

(9)

HUBUNGAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF:

VIA

LETTING GO

TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

DI RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA GRIYA ASIH LAWANG

SKRIPSI

OLEH :

KIKY AQIDATUS ZAHRO

NIM. 08060166

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MLANG

(10)

HUBUNGAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF: VIA LETTING GO TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI RUMAH ASUH ANAK

DAN LANSIA GRIYA ASIH LAWANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH :

KIKY AQIDATUS ZAHRO NIM. 08060166

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MLANG

(11)
(12)
(13)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : KIKY AQIDATUS ZAHRO

NIM : 08060166

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Judul Skripsi : Hubungan Terapi Relaksasi Otot Progresif: Via Letting Go Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar- benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pirkiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan saya atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 26 Maret 2015 Yang Membuat Pernyataan

(14)

KATA PENGANTAR

Assalamualikum WR. WB

Alhamdulillah, puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjajtkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “ Hubungan Terapi Relaksasi Otot Progresif: Via

Letting Go Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia diRumah Asuh Anak dan Lansia Griya

Asih Lawang “ sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan pada

program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku pembimbing I, terimakasih telah meluangkan waktu, serta memberikan bimbingan, dukungan, arahan serta motivasi selama penyusunan skripsi.

4. Tutu April Ariani S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing II, terimakasih telah

(15)

5. Henik Tri Rahayu, S.Kep, Ns, M.S selaku penguji I, terimakasih telah

meluangkan waktu, serta memberikan bimbingan, dukungan,serta arahan selama pengerjaan skripsi.

6. Edi purwanto S.Kep, Ns, M.Ng selaku penguji II, terimakasih telah meluangkan waktu, serta memberikan bimbingan, dukungan,serta arahan selama pengerjaan skripsi.

7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, terimakasih atas ilmu, dukungan dan motivasi selama ini.

8. Seluruh lansia yang tinggal di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang serta seluruh pengurus RAAL Griya Asih Lawang yang telah membantu proses penelitian dapat terlaksana dan terselesaikan.

9. Kedua orang tua, keluarga dan teman yang selalu mendoakan, mendukung serta

menjadi semangat selama proses skripsi.

Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Mohon maaf atas segala kesalahan yang tidak berkenaan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT, memberikan imbalan atas amal, bantuan dan kebaikan-kebaikannya dan semoga Allah senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugrahkan kasih sayangNya untuk kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.

Malang, 26 Maret 2015

(16)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Pernyataan Keaslian Penelitian ... iii

Kata Pengantar ... iv

Abstrak ... vi

Abstrack ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Lansia ... 5

1.4.2 Bagi Pengelola RAAL Griya Asih ... 5

1.4.3 Bagi penelitian selanjutnya ... 5

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan ... 5

1.5 Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Konsep Relaksasi Otot Progresif ... 9

2.1.1 Definisi Relaksasi Otot Progresif ... 10

2.1.2 Fisiologi Relaksasi Otot Progresif ... 10

2.1.3 Jenis-jenis Terapi Relaksasi Otot Progresif ... 10

2.2 Konsep Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go ... 10

2.2.1 Definisi Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go ... 10

2.2.2 Dasar Teori Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go ... 11

2.2.3 Tujuan Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go ... 11

2.2.4 Prosedur Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go ... 12

2.2.5 Kriteria Evaluasi ... 16

2.3 Konsep Depresi pada Lansia ... 17

2.3.1 Definisi Depresi Pada Lansia ... 17

2.3.2 Fisiologi Depresi Pada Lansia ... 18

(17)

2.3.4 Dampak Depresi Pada Lansia ... 21

2.3.5 Jenis-jenis Depresi Pada Lansia ... 22

2.3.6 Faktor-Faktor Depresi pada lansia ... 23

2.3.7 Tanda dan Gejala Depresi Pada Lansia ... 25

2.3.8 Gambaran Klinis Depresi Pada Lansia ... 27

2.3.9 Skrining Depresi pada Lansia ... 27

2.4 Hubungan Terapi Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go terhadap depresi pada lansia……….28

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 31

3.1 Hipotesis Penelitian ... 30

3.2 Kerangka Konsep ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN ... 32

4.1 Desain Penelitian ... 32

4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 33

4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 34

4.3.1 Populasi ... 34

4.3.2 Sampel ... 34

4.3.3 Teknik Sampling ... 34

4.3.3.1 Kriteria Inklusi ... 35

4.3.3.2 Kriteria Eksklusi ... 35

4.4 Variabel Penelitian ... 36

4.4.1 Variabel Independen ... 36

4.4.2 Variabel Dependen ... 36

4.5 Definisi Operasional ... 36

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

4.7 Instrumen Penelitian ... 37

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 38

4.9 Pengolahan Data ... 39

4.10 Analisa Data ... 40

4.11 Etika Penelitian ... 41

a. Lembar Persetujuan atau Informed Consent ... 41

b. Tanpa Nama atau Anonimity ... 41

c. Kerahasiaan atau Confidentality ... 42

BAB V HASIL PENELITIAN ... 43

5.1 Data Umum ... 43

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Penyakit ... 44

5.2 Data Khusus ... 44

(18)

5.2.2 Hasil Pengukuran Tingkat Depresi Sesudah Dilakukan Terapi

Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go ... 45

5.2.3 Analisis Hubungan Terapi Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Tahun 2015 ... 46

BAB VI PEMBAHASAN ... 47

6.1 Hasil Analisa Deskriptif ... 47

6.1.1 Indentifikasi Karakteristik Responden ... 49

6.1.2 Identifikasi Skala Depresi Sebelum Diberikan Terapi Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go ... 49

6.1.3 Skala Depresi Setelah Diberikan Terapi Relaksasai Otot Progresif Via Letting Go ... 53

6.1.4 Analisa Hubungan Terapi Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang ... 54

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 56

6.3 Implikasi Keperawatan... 57

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

7.1 Kesimpulan ... 58

7.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kerangka Konsep ... 31

Tabel 4.1 Desain Penelitian ... 32

Tabel 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 33

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 37

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang, 2015 ... 43

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Penyakit Responden di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang, 2015 ... 44

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gerakan 1 dan 2 (otot-otot tangan) ... 13

Gambar 1.2 Gerakan 3 (otot-otot biceps) ... ... 13

Gambar 1.3 Gerakan 4 (otot-otot bahu)... ... 14

Gambar 1.4 Gerakan 5-8 (otot-otot wajah, rahang, dan sekitar mulut) ... ... 14

Gambar 1.5 Gerakan 9-12 (otot-otot leher, punggung dan dada) ... ... 15

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Ijin Peneltian ... 65

Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 66

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden... 67

Lampiran 4 Lembar Skala Depresi Lansia (GDS) ... 68

Lampiran 5 Lembar Hasil Geriatric Depression Scale (GDS) ... 69

Lampiran 6 SOP (Standar Opreasional Prosedur Terapi Relaksasi Otot Progresif Via Letting Go ... 71

Lampiran 7 Master Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan Lama Tinggal di Panti Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang, 2015 ... 75

Lampiran 8 Hasil Uji Wilcoxon... 76

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian ... 78

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D. & Ulliya, S. (2008). Perbedaan tingkat depresi pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam bugar lansia di panti werdha wening wardoyo ungaran.

Media Ners, volume 2., nomor 1., Mei 2008 hal 1-44.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/view/738 (diakses 4 Juli 2014).

Alexopoulos. GD. (2005). Depression in the elderly. Lancet,365:1961-70. (Diperoleh Januari 2015).

Alimul, Aziz. (2009). Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Amir, N. (2005). Depresi: Aspek Neurobiologi diagnosis dan tatalaksana. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anwar, Zainul. (2012). A-Z Psikologi. Yogyakarta: Andi Offset.

Ayu, F Sekar. (2011). Kejadian dan tingkat depresi pada lanjut usia: studi perbandingan di panti werda dan komunitas.

Azizah, L. Ma’rifatul.(2010). Keperawatan Jiwa Aplikasai Praktek Klinik. Jakarta: Graha Ilmu

Blazer, D.G. (2004) Depression in late life: Review and commentary. Journal of Gerontology: Medical Sciences. (Diperoleh 15 Desember 2014).

Casey. (2013). Depression in the elderly. Southern Medical Journal, 0038- 4348, 1994 May, Vol. 87, Issue 5.

Emy. (2011). Pengaruh Terapi Musik Relaksasi Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati Singaraja. Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar: Program Studi Ilmu

Georgive. (2012). Jacobson progressive muscle relaxation: a modified approach. (Diperoleh 20 Agustus 2014).

Guyton, Arthut & Hall. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC

Hawari, D, (2007). Sejahtera di usia senja: dimensia psikoreligi pada lanjut usia. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

(23)

Huang, Yachien & Carpentera, Iain. (2011). Identifying elderly depression using the Depression Rating Scale as part of comprehensive standardised care assessment in nursing homes. Journal of Aging and Mental Health Vol. 15, No. 8,. (diperoleh 10 november 2013).

Irawan, H. (2013). Gangguan Depresi pada Lanjut Usia. CDK-210/vol 40 no.11,th 2013. Kaplan HI. Sadock BJ. (2007). Sypnosis of Psichiatry Waham secara klinik. Handout

Departemen psikatri fakultas kedokteran Universitas Sumatra Medan. http://usu.ac.id. (diakses 18 juni 2014).

Kaplan. (2010). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta:EGC

Kushariyadi. (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika Maryam, R. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Mashudi. (2012). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012. (diperoleh 23 desember 2014).

Maslim, Rusdi. (2002). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. PT Nuh Jaya: Jakarta

Miller, C.A. (2004). Nursing For Wellness in older adults: theory and practice. Philadelphia: Lippincontt Williams&Wilkin. (Diperoleh 24 Desember 2014) Nonik. 2011. Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Banjar Karang

Suwung Sading. Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nugroho, H. Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3. Jakarta:EGC Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

________ (2012). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

(24)

Potter P.A and Perry, A.G (2005). Buku Ajar Fundamental Keperwatan, proses dan praktik (edisi ke-4). Jakarta: EGC

Purwanto & Zulaekah. (2007). Pengaruh pelatihan relaksasi religius untuk menguragi gangguan insomnia, (online), (Sebastian Schmieg Blog at WordPress.com, (diakses 28 Februari 2011).

Ramdhani. Neyla. (2004). Studi pendahuluan multimedia interaktif “pelatihan rileksasi”

Ranjita, L & Sarada, N. (2014). Progressive Muscle Relaxation therapy in Anxiety: A Neurophysiological Study. OSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS) e-ISSN: 2279-0853, p-ISSN: 2279-0861. Volume 13, Issue 2 Ver. I. (Feb. 2014), PP 25-28. http://www.iosjournals.org. (diakses 28 Agustus 2014).

Richmond, R.L. (2007). A guide to psychology and its practice. http://www.guideto psychology.com/ pmr.htm. (diakses 20 April 2010).

Rifqi, A.W.(2012). Pengaruh Terapi Relaksasi Ototb Progresif (Progressive Muscle Relaxation) Terhadap Derajat Insomnia Pada Lansia di Shetler Gondang Dukuh Petung dan Gondang II Dukuh Gondang Pusung Wukirsari Cangkringan Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Rosdiatun.(2010). Pengaruh terapi rileksasi otot progresif terhadap kebutuhan tidur.

Santoso, Singgih. (2006). Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta.

Sekaran, Uma. (2006). Metodelogi Penelitian untuk bisnis. Edisi 4. Jakarta: Salemba. Semiun Y. (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Kasinius Media

Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika

Stanley, M. & Beare, PG (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. (Nety Juniarti, Sari K,penerjemah). Edisi ke-2. Jakarta:EGC

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

(25)

Wahyunita, Dwi Vina & Fithrah (2010). Memahami Kesehatan Pada Lansia. Jakarta : CV.Trans Info Media.

Wartonah. T. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Westbrook, D., Kennerley, H. & Kirk, J. (2007). An introduction to cognitive behaviour therapy: skills and application (5th ed.). Los Angeles: Sage

WHO. Depression. World Health Organization.2010. http://depressionintheelderly. (diperoleh 20 Agustus 2014).

Wijeratne,C.Hickie & Davenport T (2006). Is there an independent somatic symptom dimension in older people? J Psychosom Res

Windarti, Heni D,dkk. (2011). Pengaruh terapi rileksasi otot progresif jenis tension rilexation terhadap penurunan skor depresi pada lansia di UPT Pelayanan sosial lanjut usia pandaan kabupaten pasuruan. Seminar Nasional Keperawatab PPNI Jawa Tengah. http://Jurnal.unimus.ac.id. (Diakses Mei 2013).

Gambar

Tabel 4.1 Desain Penelitian .............................................................................................
Gambar 1.1 Gerakan 1 dan 2 (otot-otot tangan) ................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak &amp; Lansia (RAAL)

Kesimpulan : Terapi relaksasi otot progresif berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik namun tidak berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah

Teknik relaksasi progresif dapat dilakukan dengan melakukan peregangan otot yang mengalami ketegangan pada lansia sehingga ketegangan otot yang terjadi sebelumnya

Kesimpulan : Terapi relaksasi otot progresif berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik namun tidak berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah

selanjutnya menggunakan desain penelitian berbeda untuk membedakan pengaruh pada responden yang mendapat terapi relaksasi otot progresif dengan responden yang tidak

Terapi relaksasi otot progresif adalah salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan tingkat insomnia pada lansia dan merupakan salah satu teknik untuk mengurangi

3 LEMBAR PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : GAMBARAN PENERAPAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI

Pada relaksasi otot progresif menimbulkan kontraksi-kontraksi pada otot sehingga pada orang yang melakukan relaksasi ini akan merasa rileks, hasil penelitian ini di dukung dengan