SKRIPSI
HENDRAYANI PUTRI HERANTO
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza Roxb) SEBAGAI
ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP
HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT
JANTAN(Mus musculus) YANG DIINDUKSI
HIPERTENSI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lembar Pengesahan
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK
(
Curcuma xanthorrhiza Roxb
) SEBAGAI ADJUVAN
TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP HISTOPATOLOGI
GINJAL MENCIT JANTAN (
Mus musculus
) YANG
DIINDUKSI HIPERTENSI
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2015
Oleh:
Hendrayani Putri Heranto
201110410311149
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
iii
Lembar Pengujian
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK
(
Curcuma xanthorrhiza Roxb
) SEBAGAI ADJUVAN
TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP HISTOPATOLOGI
GINJAL MENCIT JANTAN(
Mus musculus
) YANG
DIINDUKSI HIPERTENSI
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 31 Juli 2015
Oleh:
Hendrayani Putri Heranto
201110410311149
Tim Penguji:
Penguji I Penguji II
Dra.Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS dr. Dian Yuliarta Lestari, Sp.PA NIP. 11407040450 NIP.11308090462
Penguji III Penguji IV
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillahirrobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan pertolonganNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH PEMBERIAN
EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT JANTAN (Mus Musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra.Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS selaku dosen pembimbing I dan dr. Dian
Yuliarta Lestari, Sp.PA selaku dosen pembimbing II atas saran,
bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya
skripsi ini.
2. Nailis Syifa, S. Farm., M. Sc., Apt. DanSiti Rofida, S. Si., M.Farm., Apt.
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan
demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep., Sp. Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan yang telah memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Nailis Syifa, S. Farm., M. Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan
kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang.
5. Sovia Aprina Basuki, S. Farm., M. Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium
v
supaya bisa menyelesaikan penelitian skripsi di laboratorium Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Laboratorium Farmakologi dan Biomedik Universitas Muhammadiya
Malang, khususnya Pak Joko dan Mas Miftah dan Laboratorium Patologi
Klinik Universitas Brawijaya, khususnya Mas Mijan yang telah bersedia
meluangkan waktu dan memberikan tempat agar penulis dapat
melaksanakan penelitiannya dengan baik.
7. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang
sudah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat
bermanfaat. Terutama Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt., dan Ibu
Sendi Lia Yunita, S. Farm., Apt. yang telah susah payah membantu jalanya
ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.
8. Staff Tata Usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang terima kasih karena telah banyak
membantu dalam hal administrasi.
9. Untuk Papa (Toto Heranto) dan Mama (Nunung Nurlatifah) tercinta dan
tersayang yang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, dengan sabar
mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan putrinya. Terima kasih banyak
atas didikan dan kerja keras untuk membuat putrinya bahagia serta
mendapatkan ilmu yang bemanfaat.
10. Untuk semua kakak tersayang, terutama Aa Soden (Yoko Marjuki) dan Aa
Koko (Koko Komaruzzaman), Teteh Ika yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat kepada penulis dalam proses perampungan skripsi
ini.
11. Teman–teman seperjuangan biomedik : Kak Wawan, Mbak Mutia, Ilham,
Tanjung, Ega, Bela, Priyadi, Reni, Gita, Nining, Hasan, Opik, Lany atas
kebersamaan, bantuan, motivasi dan semangat serta kerjasamanya
sehingga skripsi ini dapat terwujud.
12. Teman-teman Farmasi 2011, terimakasih atas kebersamaannnya selama 4
13. Bapak dan Ibu kos terima kasih atas motivasi dan perhatiannya selama ini
beserta teman-teman kos Jalan Bendungan Sutami Gang 2A. No. 51 atas
kebersamaannya.
14. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf
dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput
dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.
Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis
tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak
mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini
dapat berguna bagi penelitian berikutnya ataupun bagi semua pihak yang
membaca skripsi ini, amiin.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Malang, 27 Juni 2015 Penyusun
vii
RINGKASAN
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG
DIINDUKSI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis dalam jangka waktu lama yaitu lebih dari 140/90mmHg (Kurniawati dkk, 2005). Hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% (Depkes, 2010). Hipertensi dapat menjadi penyebab kerusakan organ ginjal, misalnya adalah glomerular sclerosis, fibrosis intersisial dan inflamasi (Kandiikar& Fink, 2011). Glomerulosklerosis akibat hipertensi ditandai dengan adanya penebalan lapisan parietalis kapsula bowman karena adanya jaringan ikat fibrosa (Robbins, 1995). Sehingga untuk mencegah kerusakan ginjal akibat hipertensi digunakan terapi obat sintesis yaitu captopril. Captopril merupakan salah satu golongan ACE inhibitor yang merupakan terapi pilihan pada pasien hipertensi penyakit ginjal, dan proteinuria (Rahmawati, 2014). Studi (Wuhl, 2008) menyatakan bahwa captopril dapat berfungsi sebagai renoprotektif (Wuhl, 2008).
Selain terapi menggunakan obat-obat sintesis juga telah digunakan fitofarmaka. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan yaitu temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb). Temulawak mengandung bahan aktif kurkumin yang berkhasiat sebagai antihipertensi. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh ( Kapakos dkk, 2012) menyatakan bahwa isolat curcumin dari Kunyit yang diberikan pada mencit yang telah di induksi L-Name telah terbukti memberi efek anti-inflamasi dan antioksidan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorhriza Roxb) terhadap histopatologi ginjal mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Post Test Group Design dengan jenis penelitian eksperimental. Hewan coba yang digunakan adalah mencit jantan (Mus musculus) yang yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu P1 (aquadest) sebagai kontrol normal, P2 (diberi L-NAME 1,75mg/25gBB) sebagai kontrol negatif, P3 (diberi L-NAME + kaptopril 0,04875mg/30gBB) sebagai kontrol positif dan P4 (diberi L-NAME + kaptopril + ekstrak temulawak sebagai adjuvan dengan dosis 31,25 mg/30gBB).
Parameter yang digunakan adalah dengan menghitung jumlah glomerulus yang mengalami sklerosis pada mencit jantan (Mus musculus) dalam 5 lapang pandang dengan mikroskop perbesaran 400x.
bebas yang merupakan penyebab kerusakan jaringan (Kosjova, 2006). Sedangkan pada P4 yaitu adjuvan temulawak + captopril mengalami penurunan dibandingkan P2 karena kurkumin juga mengurangi kerusakan ginjal dengan cara menurunkan
ONOOˉ sehingga terjadi penurunan stress oxidatif yang akan mengembalikan
respon NO yang berperan dalam vasodilatasi pembuluh darah di ginjal (Boonla, 2013). Namun penurunan glomerulosklerosis pada P3 dan P4 memiliki hasil yang sama sehingga P4 yaitu kelompok adjuvan+captopril tidak lebih baik dari kontrol positif.
Pada uji normalitas didapatkan nilai sig < p(0,05) dan uji homogenitas didapatkan nilai sig=0,001 < p(0,05). Pada uji tersebut data bersifat tidak normal dan tidak homogen sehingga dilanjutkan dengan uji kruskal wallis dan didapatkan nilai sig= 0,169 > p(0,05) sehingga dari uji tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok ekstrak temulawak sebagai adjuvan terapi captopril dengan kelompok P2 dan P3 terhadap penurunan jumlah glomerulosklerosis.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai adjuvan terapi captopril (captopril 0,04875 mg/30gBB+ekstrak temulawak dosis 31,25 mg/30 g BB) selama 2 minggu tidak memberikan efek terhadap histopatologi ginjal mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi dalam menurunkan jumlah glomerulosklerosis.
ix
DAFTAR ISI
Tabel Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vii
ABSTRACT ... ix
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
DAFTAR SINGKATAN ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Ilmiah ... 4
1.4.2 Manfaat Aplikasi ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Tinjauan Tentang Hipertensi ... 5
2.1.1 Definisi Hipertensi ... 5
2.1.2 Epidemiologi ... 5
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi ... 6
2.1.4 Etiologi ... 6
2.1.5 Gejala Klinis Hipertensi ... 7
2.1.6 Patofisiologi Hipertensi ... 8
2.2 Tinjauan tentang Ginjal ... 11
2.2.1 Struktur dan Anatomi Ginjal ... 11
2.2.2 Pembuluh dan Syaraf Ginjal ... 13
2.2.3 Fungsi Ginjal ... 13
2.2.3.1 Fungsi Umum Ginjal ... 13
2.2.3.2 Fungsi Ginjal Terhadap Tekanan Darah ... 13
2.3 Tinjauan tentang Hipertensi Terkait Histopatologi Ginjal ... 15
2.3.1 Patofisiologi ... 15
2.3.2 Gambaran Histopatologi Ginjal ... 19
2.3.3 Terapi Hipertensi ... 20
2.3.3.1 Terapi non Farmakologi ... 20
2.3.3.2 Terapi Farmakologi ... 21
2.3.3.3 Captopril ... 27
2.4 Tinjauan tentang Temulawak ... 29
2.4.1 Kandungan Kimia Temulawak ... 30
2.5 Tinjauan tentang Ekstraksi Kurkumin ... 33
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 35
3.1 Kerangka Konsep ... 35
3.2 Hipotesis ... 37
BAB 4 METODE PENELITIAN... 38
4.1 Rancangan Penelitian ... 38
4.1.1 Jenis Penelitian ... 38
4.1.2 Jumlah Sampel ... 39
4.2 Variabel Penelitian ... 39
4.2.1 Klasifikasi Variabel ... 39
4.2.2 Definisi Operasional Variabel... 40
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 41
4.4 Subyek Penelitian... 41
4.4.1 Kriteria Inklusi ... 41
4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 42
4.5 Alat dan Bahan ... 42
xi
4.5.2 Bahan ... 42
4.6 Prosedur Penelitian ... 43
4.6.1 Pembuatan Ekstrak Temulawak ... 43
4.6.2 Penentuan dosis ... 44
4.6.3 Pembuatan Preparat Histopatologi Organ Ginjal ... 45
4.6.4 Pengamatan Preparat Histopatologi Organ Ginjal ... 45
4.6.5 Alur Penelitian ... 46
4.7 Analisis Data ... 47
BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 48
5.1 Gambaran Histopatologi Ginjal ... 48
5.2 Penelitian Jumlah Glomerulosklerosis ... 49
5.3 Analisis data ... 50
5.3.1 Uji Normalitas ... 50
5.3.2 Uji Homogenitas ... 51
5.3.3 Uji One Way Anova ... 51
5.3.3 Uji LSD ... 51
BAB 6 PEMBAHASAN ... 52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
7.1 Kesimpulan ... 56
7.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut ESH-2007... 6
II.2 Komplikasi Hipertensi ... 10
II.3 Obat Golongan Tiazid ... 22
II.4 Obat Golongan Loop Diuretik ... 22
II.5 Obat Golongan Angiotensin Renin Blocker ... 23
II.6 Obat Golongan ACE-Inhibitor ... 24
II.7 Obat Golongan Calcium Channel Blocker ... 25
II.8 Obat Golongan Penyekat Beta ... 26
II.9 Obat Golongan Penyekat alfa1 ... 26
II.10 Obat Golongan Agonis α2 sentral ... 27
II.11 Obat Golongan Vasodilator arteri langsung ... 27
II.12 Sifat Fisikokimia Kurkuminoid ... 31
II.13 Karateristik Pelarut pada Ekstrasi Kurkumin ... 34
V.1 Hasil Penelitian Jumlah Glomerulosklerosis ginjal mencit jantan... 49
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Patofisiologi Hipertensi ... 8
2.2 Ginjal dan Nefron ... 11
2.3 Patofisiologi Nefrosklerosis Hipertensi ... 15
2.4 Pengaruh Peningkatan Stres Oksidatif Terhadap Ginjal ... 17
2.5 Arteriosklerosis hialin ... 19
2.6 Perbedaan glomerular yang normal dan sklerosis ... 19
2.7 Histopatologi ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) dengan pewarnaan HE, perbesaran 400x... 19
2.8 Terapi Non-Farmakologi ... 21
2.9 Struktur Kimia Captopril ... 28
2.10 Mekanisme Captopril sebagai Antihipertensi ... 28
2.11 Temulawak ... 29
2.12 Struktur kurkuminoid dari rimpang temulawak ... 32
2.13 Mekanisme Kurkumin pada Ginjal ... 32
3.1 Skema Kerangka Konseptual... 35
4.1 Diagram alir ekstraksi Kurkumin menggunakan Metode Remaserasi ... 43
4.2 Skema Alur Penelitian ... 46
5.1 Miksroskopik Glomerulus Ginjal dengan Perbesaran 400x...48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup...64
2. Surat Permyataan...65
3. Perhitungan Pemberian Dosis...66
4. Analisis Statistika...67
5. Determinasi Tanaman Temulawak...69
6. Ethical Clearance...70
7. Surat Keterangan Pembacaan PA...71
xv
DAFTAR SINGKATAN
AII = Angiotensinogen II
ACE = Angiotensin Converting Enzim
ACEI = Angiotensin Converting Enzim Inhibitor
ADH = Antidiuretik Hormone
ARB = Angiotensin Renin Blocker
AT1-R = Angiotensin II Receptor Type 1
BPOM = Badan Pengawas Obat dan Makanan
BUN = Blood Urea Nitrogen
cAMP = Cyclic Adenosine Monophosphate
CCB = Calcium Channel Blocker
COX = Cyclooxygenase
CSF = Cerebrospinal Fluid
CTGF = Connective Tissue Growth Factor
DASH = Dietary Approach to Stop Hypertension
Depkes = Departemen Kesehatan
DOCA = Deoxycorticosterone acetate
ERK = Extracellular Signal-Regulated Kinases
EMT = Epitel Mesenchymal Transition
ESH = European Society of Hypertension
HE = Hematoxylin Eosin
JNC = Joint National Comittee
LFG = Laju Filtrasi Glomerulus
L-NAME = Nω-nitro-L-arginine methyl ester
NADPH = Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate
NF-kB = Nuclear factor-κB
NHANES = National Health and Nutrition Examination Survey
NO = Nitric Oxide
NSAID = Non-steroidal anti-inflammatory drug
MAP = Mean Arterial Pressure
ONOOˉ = Peroxynitrite
PGC = Pressure Glomerular Capillary
PGKT = Penyakit Ginjal Kronik Terminal
RA = Resistensi Aferen
RAAS = Renin-Angiotensin Aldosterone System
RE = Resistensi Eferen
ROS = Reactive Oxugen Spesies
SGOT =Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
SGPT =Serum Glutamic Pyruvate Transaminase
TGF = Transforming Growth Factor
TNF = Tumor Necrosis Factor
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Aini Syarifah., 2013. Ekstraksi Senyawa Kurkumin dari Rimpang Temulawak Dengan Metode Maserasi. Bogor, Skripsi Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Agoes, A., 2010. Tanaman Obat Indonesia, Jakarta : Salemba Medika.
Anand, P., Thomas, G.S., Kunnumakkara, B.A., Sundaram, C., Harikumar, B.K., Sung, B., Tharakan, T.S., Misra, K., Priyadarsini, K.I., Rajasekharan, N.K., Aggarwal, B.B., 2008. Biological activities of curcumin and its analogues(Congeners) made by man and Mother Nature. Biochemical Pharmacology, Vol.76, Hal.1590-1591.
Andrew dkk, 2003. Procedure Guideline for Diagnosis of Renovascular Hypertension. Society of Nuclear Medicine, Hal.100.
Anonim, 2011. Hyaline Arteriolosclerosis. http://meddic./hyaline_arteriosclerosis. Diakses tanggal 1 Desember 2014.
Anonim, 2013. Mengenal Temulawak. http://satwa.net/708/mengenal-temu-lawak.html . Diakses tanggal 30 September 2014.
Asriani., Burhanuddin, B., Kadrianti, E., 2014. Hubungan Hipertensi Dengan Kejadian Gagal Ginjal di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Periode Januari 2011-Desember 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, Vol.4 No.2, Hal.163-168.
Aritomi, S., Harada, E., Sugino, K., Nishimura, M., Nakamura, T., Takahara, A., 2015. Comparison of the Cardioprotective and Renoprotective Effects Of The L/N-type Calcium Channel Blcoker, Clinidipine, in Adriamycin-treated Spontaneously-Hypertension. Clinical and Experimental Pharmacology and Physiology, Vol.42, Hal. 344-343.
Averill, B.A., 2012. Principles of General Chemistry. http/lardbucket.org. Diakses tanggal 12 Oktober 2014.
Beevers, C.S., Huang, S., 2011. Pharmacological and clinical properties Of curcumin. Botanics: Target and Therapy. Vol.1, Hal. 17-18.
Betts, J.G., dkk., 2013. Anatomy adn Physiology. Texas : Openstax College
Bidani, K.A., Polichnowski, A.J., Loutzenhiser, R., and Griffin, A.K., 2013. Renal Microvascular Dysfunction Hypertension and CKD Progression.
National Institute of Health. Vol 22 No.1, Hal. 1-9
Attenuates Blood Pressure and Oxidative Stress in 2K-1C Renovascular Hypertension Rats. Srinagarind Medical Journal, SuHall.28 ,Hal. 215-218
CDC, 2011. National Chronic Kidney Disease Fact Sheet 2014. http/cdc.gov/diabetes/pubs/pdf/kidney_factsheet.pdf/. Diakses tanggal 30 September 2014
Corwin, Elizabeth.J., 2001. Buku Saku Patofisiologi, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Davey, P., 2002. At a Glane Medicine. Jakarta: Erlangga.
Departemen Kesehatan R.I, 2013. Riset Kesehatan Dasar, Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan R.I., 2011. Riset Kesehatan Dasar, Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dermawaty, D.E., 2015. Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorrizal, Roxb) As Antibacterial. Journal Majority, Vol. 4 No.1, Hal. 6-7.
Dharmeizar., 2012. Hipertensi. Medicinus. Penelitian Dexa Laboratories of Biomolecular Science, Vol.25 No.1, Hal. 4-5.
Docherty, B., Foudy, C., 2006. Homeostasis part 4 : Fluid Balance. Clinical System of Life, Vol. 102 No.17, Hal. 22-23.
European Society of Hypertension and The Europian Society of Cardiology., 2013. Guidelines for The Management of Arterial Hypertension. European
Heart Journal, Vol.28, Hal. 2165.
Fauzana, L.D., 2010. Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi dan Reperkolasi Terhadap Rendemen Ekstrak Temulawak (Curcuma canthorrhiza Roxb), Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Feng, J.H., Burnier, M., MacGregor, G.A., 2011. Nutrition in Cardiovascular Disease : Salt in Hypertenison and Heart Failure. European Heart Journal, Vol. 32, Hal. 3076-3077.
Firmansyah, M.A., 2013. Diagnosis dan Tata Laksana Nefrosklerosis Hipertensif.
xix
Firstyani., 2011. Hubungan antara Derajat Hipertensi dan Elongasi Aorta pada Pemeriksaan Foto Toraks. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Vol.2 No.1, Hal. 17-18.
Fitriani., 2013. Efektifitas Temulawak dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya, Artikel Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.
George, G L., 2013 High Blood Pressure. Merck Manual Home Health Handbook. http://www.merckmanuals.com/. Diakses tanggal 30 September 2014.
Ghosh, M.N., 1971. Fundamental of Experimental Pharmacology. Scientific Book Agency, Calcutta, Hal. 85.
Guang Yu, J., Zhou, R.R., Cai, G.J., 2011. From Hypertension to Stroke: Mechanism and Potential Prevention Strategies. Neuroscience and Therapeutics, Vol.17, Hal. 577-578.
Hermiati., Rusli., Manalu, N.Y., Sinaga, M.S., 2013. Ekstrak Daun Sirih Hijau Dan Merah Sebagai Antioksidan Pada Minyak Kelapa. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2 No.1, Hal. 39.
Harbone, J.B., 1996. Metode Fitokimia. Edisi kedua, Bandung : ITB
Heran dkk, 2009. Blood Pressure Lowering Efficacy of Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor For Primary Hypertension (Review). The Cochrane Collaboration, Hal.12.
Heusser, K., Tank, J., Luft, C.F., Jordan, J., 2005. Baroreflex Failure.
Hypertension Grand Rounds, Vol. 45, Hal. 834.
Hlavačková, L., 2011. Curcumin and Piperine Prevent Remodeling of Aorta in Expertimental L-Name Induced Hypertension. BioMed Central, Vol.8, Hal.72.
Hrenak, J., dkk., Protective Effect of Captopril, Olmesartan, Melatonin and Compound 21 on Doxorubicin-Induced Nephrotoxicity in Rats.
Physiological Research, Vol. 62 No.1, Hal. 181.
Islam, S., dkk., Drug Food Interactions In Various Therapies. Indo American Journal of Pharmaceutical Research, Vol.5 No.4, Hal. 1572.
Kapakos, G., Youreva, V., Srivastava., 2012. Cardiovascular Protection by Curcumin: Molecular Aspects. Indian Journal of Biochemistry & Biophysics, Vol.49, Hal. 306-315.
Kukongviriyapan, U., Patchareewan Pananagpetch., Veerapol Kukongviriyapan., Wanida Donpunha., Kwanjit Sompamit., Praphassom Surawattanawan., 2014. Curcumin Protects against Cadmium-Induced Vascular Dysfunction, Hypertension and Tissue Cadmium Accumulation in Mice. Nutrients, Vol.6, Hal. 1194-1208.
Kumar V., Cotran RS., Robbins SL, Buku ajar patologi. Edisi ketujuh , Vol. 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007.
Kurniawati., Estiasih, T., 2005. Efek Aantihipertensi Senyawa Bioaktif Dioscorin Pada Umbi-Umbian Keluarga Dioscorea : Kajian Pustaka. Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Vol. 3 No.2, Hal. 402.
Kosjova, E., Javanoska, E., Zafirov, D., Jakovski, K, Maleva, and Slaninka, M.M., 2006. Dual inhibition of angiotensin converting enzyme and neutral endopeptidase produces effective blood pressure control in spontaneously hypertensive rats. Bratisl Lek listy, Vol.106, No.12, Hal. 407-411.
Lawrence, M.T., McPhee, J.S., Papadakis, A.M., 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam). Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Medika.
Liang Li-Hong.,dkk., 2008. Curcumin Prevents and reverses murine cardiac hypertrphy. The Journal of Clinical Investigation, Vol. 118 No. 3, Hal 879-893.
Lubis, M., Alvarino., Tofrizal., Erkadus., 2013. Pengaruh Pemberian Captopril dan Kurkumin Terhadap Pembentukan Fibrosis di Tubulus Proksimal Ginjal Akibat Obstruksi Ureter Unilateral pada Tikus Wistar. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol.2 No.1.
Macaulay, E.T., Steven, K., 2007. Cross-Reactivity of ACE Inhibitor-Induces Angiodema with ARBs. U.S Pharmacist. http://www.uspharmacist.com/ content/d/feature/c/10394/. Diakses tanggal 30 September 2014.
Manning, R.D., Meng, N.T.S., 2005. Oxidative Stress and Antioxidant Treatment in Hypertension and the Associated Renal Damage. American Journal of Nephrology, Vol.25, Hal 311.
Mennuni, S., Rubattu, S., Pierelli, G., Tocci, G., 2014. Hypertension and Kidneys: Unraveling Complex Molecular Mechanism Underlying Hypertension Renal Damage. Journal of Human Hypertension, Vol.28, Hal. 75-76
xxi
Nadeak, Bernadetha., 2012. Hipertensi Sekunder akibat Perubahan Histologi Ginjal. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Vol.13 No.5.
Nafrialdi., 2008. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5, Jakarta : Balai Penerbit FKUI, Hal. 344-359.
Nakmareong, S., Upa, K., Poungrat, P., Veerapol, K., Bunkerd, K., Parichat, P., Kwanjit S., 2010. Effect of Curcumin on Hemodynamic Status and Aortic Elasticity in L-NAME Hypertensive Rat. Srinagarind Med. J, Hal. 240-242.
Nishijima, Y., dkk., 2014. Characterization of blood pressure and endothelial function in TRPV4-deficient mice with L-NAME- and angiotensin II-induced hypertension. Physiological Reports, Vol.2, Hal.1
Nuraini, B., 2015. Risk Factors Of Hypertension. Journal Majority, Vol. 4 No.5, Hal. 13-15.
O’callaghan, C.A., 2009. At a Glance Sistem Ginjal Edisi kedua, Jakarta : Erlangga. Hal. 16-60.
Putri, R.F., 2011. Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Dengan Penyakit Ginjla Kronis di Bangsal Penyakit Dalam RSUP.Dr.M.Djamil Padang,
Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Andalas.
Rachmawati, N., Padaga, M.C., Wuragil, D.K., 2014. Efek Terapi Water Soluble Extract(WSE) Yogurt Susu Kambing Terhadap Kadar Malondiadehyde
(MDA) dan Histopatologi Ginjal Tikus (Rattus norvegicus) Hipertensi yang di Induksi Deoxyxorticosterone acetat (DOCA) Salt, Student Journal, Vol. 1 No.4, Hal. 7-8.
Rahmawati, M., 2014. Grade II Hypertension in Elderly. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Vol. 2 No.4, Hal. 1-61.
Romauli., 2009. Karateristik Penderita Gagal Ginjal Kronik (GGK) Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 2007-2008, Skripsi Mahasiswa FKM USU.
Robbins, L.S., Kumar, V., 1995. Buku Ajar Patologi II. Edisi 4, Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Rubattu, S., Mennuni, S., Testa, M., Mennuni, M., Pierelli, G., Pagliaro, B., Gabriele, E., Coluccia, R., Autore, C.,Volpe, M., 2013. Pathogenesis of Chronic Cardiorenal Syndrome: Is There a Role for Oxidative Stress.
International Journal of Molecular Sciences, Vol.14, Hal. 23011-23032.
Setiadi., 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Shin, W., dkk., Systemic Blockage of Nitric Oxide Synthase by L-NAME Increases Left Ventricular Systolic Pressure, Which Is Not Augmented Further by Intralipid. International Journal of Biological Sciences, Vol. 10, Hal. 367.
Sofyani, S., 2002. Peran Vasodilator pada Gagal Jantung Anak. Sari Pediatri, Vol.3 No.4, Hal. 213-221.
Sugiharto, A., 2007. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat,
Tesis Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro.
Sulastri, D., Liputo, N.I .,2011. Konsumsi Antioksidan dan Ekspresi Gen eNOS3 Alel-786TC pada Penderita Hipertensi Etnik Minangkabau. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Vol.43 No.1.
Suparto., Cindy, E.B., 2014. Infark Miokard Perioperatif. Jurnal Kedokteran Meditek, Vol.20 No.53, Hal. 14.
Syamsudin., 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal, Jakarta : Salemba Medika.
Tedjasukmana, P., 2012. Tata Laksana Hipertensi. Departemen Kardiologi Rumah Sakit Premier Jatinegara, Vol.39 No.4, Hal. 251-255.
The Seventh Report of the Joint National Committee (JNC 7)., 2005. Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. United State: U.S. Department Of Health And Human Services.
Trena, A., 2009. Studi Penggunaan Antihipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) dengan Hipertensi, Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Trujillo, J., Chirino, I.Y., Molina-Jijón, E., Andérica-Romero, C.A., Tapia, E., Chaverrí, P.J., 2013. Renoprotective effect of the antioxidant curcumin: Recent findings. Redox Biology, Hal. 448-456.
Wibowo, A., Wahyuningsih, Aries., 2011. Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kejadian Komplikasi Pada Penderita Hipertensi di Ruang Rawat Inap di RS. Baptis Kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri, Vol. 4 No. 1, Hal. 31-37.
World Health Organization., 2013.A global brief on Hypertension. Switzerland.
xxiii
Yoga, P.I.,Quatly H.,dkk., 2010. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Penyakit Ginjal Kronis(Chronic Kidney Disease), Referat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis dalam jangka waktu lama (Kurniawati dkk,
2005). Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada
kriteria diagnosis (JNC VII, 2003), yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik
≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.
Berdasarkan penyebabnya dikenal dua jenis hipertensi yaitu hipertensi primer
atau esensial dan hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi primer tidak diketahui dan
mencakup 95% kasus hipertensi. Hipertensi esensial merupakan penyakit
multifaktorial yang timbul akibat interaksi beberapa faktor risiko seperti pola hidup
seperti merokok, asupan garam berlebih, obesitas, aktivitas fisik, dan stres, faktor
genetis dan usia, dan lain-lain. Hipertensi sekunder merupakan suatu keadaan dimana
peningkatan tekanan darah yang terjadi disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti
penyakit ginjal seperti glomerulonefritis akut, nefritis kronis, kelainan renovaskuler,
dan Sindrom Gordon, penyakit endokrin seperti feokromositoma, Sindrom Conn,
dan hipertiroi, serta kelainan neurologi seperti tumor otak. Hipertensi jenis ini
mencakup 5% kasus hipertensi (Firstyani, 2011).
Di Kawasan Asia Tenggara, penyakit ini telah menyebabkan kematian sekitar
1,5 juta jiwa setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh yakni pria berumur
lebih dari 25 tahun yang menderita hipertensi sekitar 37,6% sedangkan wanita
berkisar 35,4% (Krishnan dkk, 2013). Data Riskesdas 2010 juga menyebutkan
hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis,
jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di
Indonesia (Depkes, 2010).
Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur
masyarakat tidak terdiagnosis. Prevalensi hipertensi pada perempuan cenderung
lebih tinggi daripada laki-laki (Riskesdas, 2013).
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya jantung koroner,
penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal, retinopati, stroke (Wibowo dkk, 2011).
Hipertensi dapat menjadi sebab maupun akibat dari disfungsi ginjal dan penyakit
ginjal. Nefrosklerosis hipertensi juga salah satu bentuk komplikasi target akibat
hipertensi. Di Asia, Jepang melaporkan bahwa kejadian hipertensi sebagai penyebab
PGKT(Penyakit Ginjal Kronik Terminal) sekitar 6%, sedangkan di Cina sekitar 7%.
Di Indonesia sendiri, angka kejadian hipertensi sebagai etiologi Penyakit Ginjal
Kronik pada populasi berkisar 8,46% (Firmansyah, 2013).
Peningkatan RAAS (renin-angiotensin aldosterone system) sangat berperan dalam menimbulkan hipertensi sistemik. Pada ginjal, hipertensi awalnya
menimbulkan peningkatan tekanan glomerulus yang kemudian akan menyebabkan
beberapa glomeruli menjadi sklerotik yang ditandai dengan penebalan lapisan
parietalis kapsula bowman karena jaringan ikat fibrosa. Sebagai upaya untuk
mengkompensasi hilangnya fungsi ginjal, sisa-sisa glomerulus yang normal akan
meningkatkan laju filtrasi glomerulus. Resistensi arteriol baik pada aferen dan eferen
akan mengalami penurunan yang akan menyebabkan peningkatan aliran plasma renal
dan laju filtrasi glomerulus (Bidani, 2013).
Hipertensi yang berlangsung lama akan menyebabkan perubahan resistensi
arteriol aferen dan eferen yang telah menyempit akibat perubahan struktur
mikrovaskuler. Kondisi ini akan menyebabkan iskemi glomerular dan mengaktivasi
respons inflamasi yang pada akhirnya akan mengaktivasi apoptosis, meningkatkan
produksi matriks dan deposit pada mikrovaskular glomerulus dan terjadilah
glomerulosklerosis atau nefrosklerosis (Firmansyah, 2013). Nefrosklerosis yang
terjadi akibat hipertensi terbagi menjadi dua yakni nefrosklerosis maligna dan
beningna. Nefrosklerosis benigna ditandai dengan penebalan dinding arteri kecil dan
arteriol, dikenal sebagai arteriolosklerosis hialin, dan penyempitan lumen yang
3
Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya gangguan pada ginjal maka
diperlukan manajemen terapi. Secara umum, terdapat 5 golongan obat anti hipertensi
yaitu diuretik, calcium antagonists, ACE inhibitors, angiotensin receptor antagonists
dan beta blockers (European Society of Hypertension, 2007). ACE (Angiotensin Converting Enzim) inhibitor adalah terapi pilihan pada pasien dengan hipertensi penyakit ginjal kronis, dan proteinuria. ACE inhibitor mencegah konversi angiotensin
I menjadi angiotensin II dan memblokir jalur utama degradasi bradikinin dengan
menghambat ACE (Rahmawati, 2014). Salah satu obat golongan ACE inhibitor
adalah Captopril. Penelitian (Hrenak dkk, 2013) menyatakan bahwa Captopril dapat mencegah peningkatan tekanan darah sistolik dan peningkatan ukuran glomerulus
sehingga menjadikan captopril sebagai antihipertensi yang bersifat renoprotektif.
Saat ini selain terapi menggunakan obat-obat sintesis juga telah digunakan
fitofarmaka. Hal ini mendorong berkembangnya penelitian-penelitian terkait
fitofarmaka. Salah satunya yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Temulawak merupakan salah satu tanaman rempah kekayaan bumi Indonesia yang
banyak manfaat dan khasiatnya.
Temulawak mengandung bahan aktif kurkumin yang berkhasiat sebagai
antihipertensi. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh ( Kapakos
dkk, 2012) menyatakan bahwa isolat curcumin dari Kunyit yang diberikan pada mencit yang telah di induksi L-Name telah terbukti memberi efek proteksi
kardiovaskular, anti-inflamasi dan antioksidan. Penelitian (Fitriani, 2013) juga
menyimpulkan bahwa temulawak efektif untuk menurunkan tekanan darah dan
temulawak dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menurunkan tekanan darah
pada lansia.
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut terbukti bahwa kurkumin berperan
dalam menangani hipertensi sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat efek pemberian ekstrak
temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai terapi adjuvan dari terapi utama captopril terhadap histopatologi ginjal pada mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek
pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai terapi adjuvan dari terapi utama captopril terhadap histopatologi ginjal pada mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Ilmiah
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi tentang potensi
kurkumin dari ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai terapi adjuvan dari terapi utama captopril terhadap histopatologi ginjal pada mencit jantan