SKRIPSI
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
DEBORAH ARSITA PURBA
120522066
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI 2.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1 Teori Dasar Corporate Social Responsibility ... 8
2.1.2 Pengertian Corporate Social Responsibility ... 10
2.1.3 Komponen Dasar Corporate Social Responsibility ... 12
2.1.4 Tujuan Corporate Social Responsibility ... 14
2.1.5 Faktor –faktor yang menpengaruhi Corporate Social Responsibility...16
2.1.6 Manfaat Corporate Social Responsibility...17
2.2 Nilai Perusahaan... 18
2.3 Firm SIZE ... 19
2.4 Growth Opportunity ... 20
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
2.6 Kerangka Konseptual ... 22
2.7 Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 24
3.2 Batasan Operasional dan Defenisi Variabel ... 25
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 26
3.4 Jenis Dan Sumber Data ... 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 23
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik... 31
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 34
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 37
4.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 41
4.2.3 Uji Auto Korelasi... 43
4.2.4 Uji Multikolinearitas ... 44
4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Uji Koefisien Determinasi ... 45
4.3.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 46
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 50
5.2 Keterbatasan ... 51
5.3 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan,
kekuatan, dan kebijaksanaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan
judul: “PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” ini dengan baik guna memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara pada
Program Studi Akuntansi.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan doa dan
semangat terkhususnya dari orang tua tercinta, Marlina Hutagalung, Spd dan
pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen
dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi., Ak selaku pembimbing penulis yang telah
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. dan Ibu Dra. Mutia
Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Arifin Lubis MM, Ak dan Ibu Dra. Sri Mulyani MBA, Ak selaku
Dosen Penguji dan Dosen Pembanding penulis yang banyak membantu dan
memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Teman-teman khususnya S1 Akuntansi Ekstensi stambuk 2012 yang telah
memberikan dukungan moril, doa, dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan
mungkin skripsi ini banyak memiliki kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membaca.
Medan,
Deborah Arsita Purba
NIM 120522066
ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility dan Size Firm dan Opportunity Growth
sebagai variabel kontrol serta variabel independen diproksikan dengan Tobin’s Q.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan 2013 serta menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah di publikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan total sampel yang di peroleh per tahun sebanyak 20 perusahaan. Metode analisis dari penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis, uji T, dan uji Determinan (R2) dimana data tersebut dianalisis menggunakan software SPSS versi 21.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility, Growth Opportunity memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Size tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
ABSTRACT
EFFECT OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY FOR FIRM VALUE IN MANUFACTURING COMPANY
LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to test the influence of Corporate Social Responsibility to firm value. Corporate Social Responsibility is independent variables in this study, Firm Size and Growth Opportunity as control variables and
the firm value as dependent variables which is proxied by Tobin’s Q.
The population of this research are manufacture companies that listed in the year 2012 up to 2013, which publishes an annual report and audited on the Indonesia Stock Exchange (BEI). By using purposive sampling method and obtained a total sample of 20 companies per year. Methods of analysis of this research include test classic assumptions, hypothesis testing, the t test, and determinant test so the data could analyzed by using SPSS software version 21.
Results from this study indicate that the Corporate Social Responsibility, Growth Opoportunity has a positive and significant effect on firm value. Meanwhile, Size members has no effect on firm value.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi era globalisasi, keberlangsungan perusahaan menjadi
hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Perdagangan bebas menimbulkan
persaingan bisnis yang semakin ketat dan mendorong perusahaan mengejar
keuntungan sebesar – besarnya tanpa memperhatikan keadaan lingkungan sekitar.
Adanya ketidak seimbangan anatara perusahaan, karyawan, lingkungan dan
ekosistem yang merupakan suatu kesatuan pendukung eksistensi perusahaan dapat
merusak keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu, diperlukan
adanya tanggung jawab sosial.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep
terintegrasi yang menghubungkan aspek bisnis dan sosial selaras agar perusahaan
dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders, serta dapat mencapai
profit maksimum sehingga dapat meningkatkan harga saham. CSR merupakan
kepedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah
Tripple Bottom Lines, yaitu : Profit (Keuntungan), People (Masyarakat), dan
Planet (Lingkungan).
Kegiatan CSR diindonesia didasari oleh undang – undang No 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas pasal 74 yang intinya menyatakan bahwa
perusahaan yang melaksanakan kegiatan dibidang atau berkaitan dengan sumber
menunjukkan bahwa keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat luas. Dengan
adanya Undang – Undang tersebut diharapkan CSR bukan hanya menjadi
kesukarelaan perusahaan melainkan menjadi kewajiban setiap perusahaan.
Banyak peristiwa yang ikut menyadarkan pentingnya penerapan tanngung
jawab sosial perusahaan khusunya didukung oleh semakin besarnya kepedulian
masyarakat global terhadap produk – produk yang ramah lingkungan. Kasus
Lumpur Lapindo merupakan contoh paling nyata yang menyadarkan bahwa
konsep Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial) perusahaan
memang sangat penting untuk diterapkan . Dampak yang ditimbulkan sangat luas
mulai dari kerusakan sarana pabrik, infrastuktur, jalan tol Surabaya – Gempol
yang ditutup total, bahkan perusahaan yang tergolong kecil menengah dan industri
besar ikut terkena dampaknya. Ditambah lagi dengan korban jiwa baik yang tewas
maupun dinyatakan hilang. Fenomena tersebut menunjukan dampak yang negatiof
terhadap kinerja operasional dan citra PT. Lapindo Brantas Sidoarjo karena
kurangnya kesadaran tanggung jawab sosialnya. Contoh lainnya PT. Petrokimia
Gresik terpaksa menghentikan operasi pabrik ammonia dan ureanya untuk
beberapa bulan, serta PLN yang terpaksa menurunkan dayanya dan mensubstitusi
bahan bakarnya dengan solar yang mana biayanya empat kali lipat dibandingkan
dengan gas.
` Program CSR sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap tanggung
jawab sosialnya merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan agar
peristiwa tersebut tidak sampai terjadi. Tidak hanya alas an tersebut diatas yang
stelah disahkannya Undang – Undang Perseroan Terbatas (UUPT) terutama pasal
74 Tahun 2007. Beberapa contoh perusahaan yang telah menerapkan program
Tanggung Jawab Sosial antara lain :
PT. Unilever Indonesia, Tbk.
Salah satu Program CSR yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia
adalah Gerakan Jakarta Green and cleen (JGC) yang kegiatannya adalah
mengelola sampah menjadi komoditi yang lebih produktif, misalnya sampah
basah yang dahulu tidak berguna dapat diolah menjadi kompos yang dapat
digunakan sendiri atau dapat dijual, sampah kering dapat diolah menjadi
barang kerajinan. Melalui program ini dapat menginspirasi pihak lain untuk
mengelola sampah dengan baik, tidak hanya terkait dengan aspek lingkungan
saja tetapi dapat mengangkat ekonomi masyarakat kecil. Program CSR yang
telah dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut sangat memperhatikan dan sangat perduli terhadap kesehatan serta
kebersihan masyarakat Indonesia. Dan dengan diadakannya program tersebut
terciptanya tali silaturrahmi antar warga serta meningkatkan pendapatan
masyarakat. Diharapkan program ini bisa terus berlanjut bahkan lebih baik
lagi. Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap PT Unilever semakin tinggi.
PT Astra Internasional, Tbk
PT. Astra International, Tbk melakukan Kunjungan lapangan pada lokasi
binaan PT Astra International Tbk untuk program kesehatan (kader kesehatan,
dan konservasi lingkungan serta sanitasi berbasis masyarakat di DAS
Ciliwung, hasil penilaian memuaskan.
Program CSR sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap tanggung
jawab sosialnya merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan agar
peristiwa tersebut tidak sampai terjadi. Dewasa ini, masyarakat lebih pintar dalam
memilih produk yang akan mereka konsumsi. Masyarakat cenderung memilih
produksi oleh perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan atau yang
melaksanakan CSR. Banyak manfaat yang didapat perusahaan dalam melakukan
CSR, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan semakin
diminati investor.
Corporate Social Responsibility diharapkan akan mampu menaikkan nilai perusahaan. Karena kegiatan CSR merupakan keberpihakan perusahaan terhadap
masyarakat. Sehinggan masyarakat akan lebih mampu memilih produk yang baik
yang dinilai tidak hanya barangnya saja, tetapi juga melalui tata kelola
perusahaannya. Kegiatan CSR merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang
baik. Pada saat masyarakat yang menjadi pelanggan memiliki penilaian positif
terhadap perusahaan, maka mereka akan loyal terhadap produk yang dihasilkan
sehingga hal ini akan mampu menaikkan citra perusahaan yang direfleksikan
melalui harga saham yang meningkat.
Penelitian tentang penerapan program CSR dan pengaruhnya serta
hubungannya dengan nilai perusahaan telah banyak dilakukan oleh peneliti
terdahulu. Dari hasil penelitian Kusumadilaga (2010) yang menyatakan bahwa
perusahaan. Nilai perusahaan dengan profitabilitas perusahaan merupakan rasio
yang menggambarkan profit manajemen. Apabila performa manajemen baik,
maka ini akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas
perusahaan.
Shinta (2010) dalam penelitiannya pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap nilai perusahaan menyatakan bahwa nilai perusahaan
dipengaruhi oleh CSR disclousure pada tahun pengungkapan dan satu tahun
setelah pengungkapan dan variabel kontrol yang berpengaruh hanya tipe
perusahaan.
Hasil penelitian terdahulu Ramadhani (2012) menyatakan
bahwaCorporate Social Responsibility, prosentase kepemilikan dan interaksinya
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, tetapi secara
parsial hanya interaksi antara Corporate Social Responsibility dan prosentase
kepemilikan manajemen yang memiliki pengaruh sebagai variabel moderasi yang
memperkuat hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai
perusahaan.
Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahan. Penelitian
ini menggunakan variabel kontrol untuk mengendalikan agar pengaruh Corporate
Social responsibility terhadap nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal ataupun lainnya. Penelitian ini menggunakan varibel kontrol yaitu
size dan opportunity Growth yang dilakukan pada lebih dari satu perusahaan,
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti
hubungan CSR dengan nilai perusahaan dengan judul “Pengaruh Corporate
Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah Corporate Social Responsibility perusahaan
berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, laporan keuangan tahun 2012
– 2013.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Corporate Social Responsibility perusahaan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dari bidang yang diteliti dan
2. Bagi Perusahan
Dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya tanggung
jawab sosial perusahaan dan sebagai pertimbangan dalam pembuatan
kebijakan perusahaan untuk meningkatkan kepedulian pada lingkungan
sosial.
3. Bagi Akademis
Memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan hasil dari penelitian ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Corporate Social Responsibility
2.1.1 Teori Dasar Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR), pada dasarnya sudah
diperkenalkan oleh Andrew Carniegie (1835 – 1919) dalam bukunya yang
berjudul “The Gospel of Wealth” (1899). Perusahaan USA merumuskan
konsepsi CSR nerdasarkan 2 prinsip dasar antara lain : (1) Prinsip kemurahan
hati (charity principle) dan (2) Prinsip melayani sesama (stewardship
principle).Charity Principle, menuntut para anggota masyarakat lebih beruntung membantu para anggota masyarakat yang kurang beruntung. Sementara
Stewardship principle, menuntut para pebisnis dan individu – individu yang
mampu untuk memperlakukan diri mereka sebagai stewards (pelayan) atas
kekayaan yang, mereka miliki untuk masyarakat lain.
Seiring dengan krisis keuangan yang menimpa perisahaan di USA tahun
1940-an hingga 1960-an prinsip Carnegie ditinggalkan dan dikritik oleh Ekonom
Milton Friedman peraih hadiah nobel Bidang Ekonomi tahun 1976. Dengan
mengajukan konsepsi baru tentang CSR dalam bukunya “Capitalism and
Freedom” (1963) dan dipertegas lagi awal tahun 1970 – an yang intinya
menyatakan bahwa adanya kemajuan dalam perolehan profit dari sebuah
perusahaan dengan sendirinya akan terjadi penciptaan lapangan kerja baru yang
CSR pertama kali muncul dalam diskursus resmi akademok sejak Howard
S Bowen menerbitkan bukunya berjudul Social Responsibility of the Bussinesman
pada tahun 1953. Ide dasar CSR yang dikemukakan Bowen mengacu pada
kewajiban pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya sejalan dengan nilai – nilai
dan tujuan yang hendak dicapai mayarakat di tempat perusahaan beroperasi. Ia
menggunakan istilah sejalan dalam konteks meyakinkan dunia usaha tentang
perlunya mereka memiliki visi melampui kinerja finansial perusahaan. Ia
mengemukakan prinsip – prinsip tanggung jawab sosial perusahaan (budi
untung,2008:37). Prinsip – prinsip yang dikemukakannya mendapatkan
pengakuan publik dan akademisi sehingga Howard R Bowen dinobatkan sebagai
“Bapak CSR”.
Bibit CSR berawal dari semangat filantropik (kedermawanan) perusahaan
namun karena adanya tekanana yang kuat dari masyarakat, terutama di tengah
masyarakat yang kritis seperti masyarakat Eropa, CSR menjadi seperti social
licensi to operation bagi sebuah perusahaan. CSR mengandung pengertian yang
lebih luas daripada sekedar menyisihkan dana untuk kegiatan sosial. Awalnya
CSR memang lebih banyak diwujudkan dalam bentuk karitas dan filantropi
perusahaan. Kini mulai ada upaya untuk mendorong agar CSR bergeser dari
filantropi menjadi corporate citizenship yang berarti terdapat rekonsiliasi dengna
ketertiban sosial dan lebih memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Selanjutnya menurut John Elkington (1977), agar tumbuh secara
laba (profit) dengan kinerja sosial (people) dan kinerja lingkungan (planet)
secara berkesinambungan.
2.1.2 Pengertian Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau
dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan anatar perhatian terhadap aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan (budi untung, 2008 : 1). Konsep tanggung jawab sosial
perusahaan telah mulai dikenal sejak tahun 1979 secara umum dapat diartikan
sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan
stakeholder nilai – nilai pemenuhan hukum, penghargaan masyarakat terhadap
lingkungan serta komitmen dunia usaha. CSR bukan hanya kegiatan karikatif
perusahaan dan kegiatannya tidak bertujuan untuk memenuhi hukum dan
aturan yang berlaku. Lebih dari itu CSR diharapkan memberikan manfaat dan
nilai guna bagi pihak – pihak yang mempunyai kepentingan dengan
perusahaan.
Corporate Social Responsibility dapat dikatakan juga sebagai
komitmenperusahaan dalam pengembangan ekonomi dengan tetap
memperhatikan pada keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di indonesia telah diatur dalam
Undang – Undang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 tahun 2007 yang terdiri
Ayat 1 : Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
Ayat 2 : Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan kewajibanperseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Ayat 3 : Perseroan yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai dimaksud
pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.
Ayat 4 : ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.
Pelaporan CSR terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja
lingkungan, dan kinerja sosial. Kinerja sosial didalamnya termasuk kepuasan
pelanggan, karyawan, penyedia modal dan sektor publik. Kinerja lingkungan
didalamnya termasuk bahan baku, energi, air keragaman hayati, emisi sungai,
sampah, pemasok dan jasa, pelaksana dan angkutan. Kinerja sosial dibagi lagi
menjadi empat kategori yaitu :
A. Praktik kerja yang terdiri dari keamanan dan keselamatan tenaga kerja,
pendidikan dan training, kesempatan kerja.
B. Hak manusia yang terdiri dari strategi dan manjemen, non diskriminasi,
kebebasan berserikat dan berkumpul, tenaga kerja dibawah umur,
C. Sosial terdiri dari komunitas, korupsi kompetisi dan penetapan harga
D. Tanggung jawab terhadap produk terdiri dari kesehatan dan keamanan
pelanggan, iklan yang peduli terhadap hak pribadi.
2.1.3 Komponen Dasar Corporate Social Responsibility
John Elkingkton(1997) yang dikutip oleh Hasibuan dan sedyono (2006),
menyatakan bahwa corporate social responsibility dibagi menjadi 3 komponen
utama yaitu : people, profit dan planet. Ketiga komponen inilah yang dijadikan
sebagai dasar perencanaan dan implementasi dan evaluasi program corporate
social responsibility yang kemudian dikenal dengan Triple Bottom line
Tabel 2.1
The Triple Bottom Line of Corporate Social Responsibility
People Profit Planet
Contoh a. Beasiswa Sumber : CSR Communication : A challange On Its Own, Economics Business
Accounting Review
Triple bottom line merupakan sinergi dari tiga elemen yang merupakan
komponen dasar dari pelaksanaan dasar corporate social responsibility. Triple
bottom line sering dijadikan acuan dalam program corporate social
responsibility. Program – program Corporate Social Responsibility dapat
dikelompokkan atas tiga aspek yaitu :
A. Program sosial
Program sosial merupakan program perusahaan yang melakukan kegiatan
kedermawanan untuk membangun masyarakat dan meningkatkan taraf
hidup manusia. Didalam program sosial ada berbagai program yang dapat
dijalankan oleh perusahaan, diantaranya : sumbangan kepada korban
bencana alam, beasiswa pendidikan, dan pelayanan kesehatan umum.
B. Program lingkungan
Program lingkungan merupakan program perusahaan yang bertujuan untuk
menjaga ekosistem dan lingkungan agar terjaga dari kerusakan dan
meminimalisir terjadinya polusi akibat dari aktivitas perusahaan. Program
lingkungan memiliki bernagai program yang dapat dijalankan oleh
perusahaan, yaitu penanaman pohon, kampanye lingkungan hidup dan
C. Program ekonomi
Pada ssat ini, prusahaan pada aktivitasnya tidak lagi berusaha untuk
meningkatkan nilai keuntungan sebesar – besarnya, akan tetapi harus
dapat memberikan kemajuan ekonomi bagi para stakeholdernya. Program
ekonomi merupakan program perusahaan yang melakukan tindakan untuk
terjun langsung didalam masyarakat yang mandiri.
2.1.4 Tujuan Corporate Social Responsibility
Pada dasarnya tujuan dari Tanggung Jawab Sosial ( Corporate Social
Responsibility) perusahaan adalah untuk menyediakan informasi mengenai
kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh perusahaan yang berguna bagi
masyarakat. Pengaruh kegiatan perusahaan ini bisa negatif, yang berarti
menimbulkan biaya sosial pada masyarakat atau positif yang menimbukan
manfaat sosial pada masyarakat.
Ada beberapa manfaat yang diperoleh perusahaan dengan
mengimplementasikan CSR, yaitu :
1. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan
mendapat citra (image) yang positif dari masyarakat luas.
2. Perusahaan dapat lebih mudah memperoleh akses kapital (modal)
3. Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources)
4. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal – hal yang
kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen
resiko (risk management)
Dengan demikian konsep tanggung jawab sosial lebih menekankan pada
tanggung jwab perusahaan atas tindakan dan kegiatan usahanya yang berdampak
pada orang – orang tertentu, masyarakat dan lingkungan dimana perusahaan –
perusahaan melakukan aktivitas usahanya sedemikian rupa, sehingga tidak
berdampak negatif pada pihak – pihak tertentu dalam masyarakat. Sedangkan
secara positif hal ini mengandung makna bahwa perusahaan harus menjalankan
kegiatannya sedemikian rupa, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang
lebih baik dan sejahtera.
Selain manfaat, terdapat juga beberapa faktor beberapa faktor yang dapat
menghambat perusahaan dalam menjalankan tanggungjawab sosial perusahaan.
Beberapa faktor penghambat tersebut seperti kualitas sumber daya manusia yang
rendah, jumlah staf yang kurang memadai, kurangnya dukungan pemerintahan
dan perbedaan persepsi di internal perusahaan dan atau dengan para pihak
eksternal terhadap praktek tanggung jawab sosial perusahaan (Rudito,2007 :
2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Corporate Social Responsibility Perusahaan
1) Komitmen Kepemimpinan Perusahaan
Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dalam masalah sosial tidak
akan mempedulikan aktivitas sosial. Perusahaan secara keseluruhan
sebaiknya meyakini bahwa program tanggung jawab sosial merupakan
investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan usaha.
2) Ukuran dan Kematangan Perusahaan
Perusahaan besar dan mapan memiliki peran yang lebih besar untuk
memberikan kontribusi daripada perusahaan kecil dan belum mapan.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah wujud kesadaran perusahaan yang
merupakan bagian dari mayarakat, dimana sebaiknya antara perusahaan dan
masyarakat memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisme sehingga
tercipta harminisasi hubungan bahkan meningkatkan citra dan kinerja
perusahaan.
3) Regulasi dan Sistem Perpajakan yang Diatur oleh Pemerintah
Regulasi dan penataan sistem pajak yang kacau akan memperkecil
ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial
kepada masyarakat. Peran aktif pemerintah sangat diperlukan sehingga
perusahaan dapat menjadi penolong dalam mengatasi masalah sosial yang ada
2.1.6 Manfaat Program Corporate Social Responsibility Perusahaan 1) Manfaat bagi individu karyawan
Manfaat Corporate social Responsibility bagi individu yang bekerja di
perusahaan adalah :
a. Belajar metode alternatif dalam berbisnis
b. Menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam
lingkungan baru
c. Mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan baru
d. Memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan
memberi kontribusi bagi komunitas lokal
e. Mendapatkan persepsi baru atas bisnis
2) Manfaat bagi Penerima Program
Dengan adanya program Corporate social Responsibilitymanfaat yang
dapat dirasakan oleh penerima program adalah :
a. Mendapatkan keahlian dan keterampilan profesional yang tak
dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana untuk mengadakannya.
b. Mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa pendekatan
yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah.
c. Memperoleh pengalaman dari organisasi besar sehingga melahirkan
pengelolaan organisasi seperti menjalankan bisnis.
3) Manfaat bagi Perusahaan
a. Memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas
bekerja sama komunitas
b. Peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas.
c. Meningkatkan pengetahuan tentang komunitas lokal
d. Meningkatkan citra dan profil perusahaan karena para karyawan
menjadi duta besar bagi karyawan. (wibisono, 2007 : 132)
2.2 Nilai Perusahaan
Tujuan utama suat perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk
memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (salvatore, 2005). Nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan, nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan dan
kinerja manjemen dalam mengelola perusahaan serta prospek perusahaan tersebut
dimasa yang akan datang.
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan
terbuka, yang sering dikaitkan dengan haraga saham (sujoko dan soebintoro,
2007). Harga saham yang tinggi mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi.
Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada
kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan dimasa depan
(Hardiyanti, 2012).
Indikator Rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan dalam
penelitian ini adalah Tobins Q. Rasio Tobins Q dikembangkan oleh James Tobin
Tobins’Q dinilai dapat memberikan informasi yang paling baik karena dapat
menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan.
Tobins’Q dapat diukur dengan Rumus :
Q =
Dimana :
Q : Nilai Perusahaan
EMV (Equity Market Value) : Closing Price x jumlah saham yang beredar
D : Nilai buku dari total hutang
EBV(Equity Book Value) : Total Aset – Total Kewajiban
2.3 F irm Size (Ukuran Perusahaan)
Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki.
penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Ukuran
perusahaan diukur dengan Log of total assets. Log of total assets digunakan untuk
mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang besar dengan
ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka total nilai asset dibentik menjadi
liogaritma natural.
Size = Log Of total assets
Kartika (2009 : 112) menyatakan bahwa “perusahaan – perusahaan besar
biasanya lebih suka melakukan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan –
perusahaan kecil dan memiliki kemungkinan untuk bangkrut yang lebih kecil
Selain itu juga perusahaan memiliki total assets yang besar, maka pihak
manajemen akan lebih leluasa dalam mempergunakan asset yang ada di
perusahaan tersebut. Kebiasaan itu tentunya dimanfaatkan untuk dapat mencapai
tujuan perusahaan, meningkatkan kegiatan operasional perusahaan dan tentu saja
untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
2.4 Growth Opportunity
Kesempatan yang dimiliki untuk berkembang melakukan investasi pada
masa mendatang menyebabkan niali perusahaan akan meningkat, perusahaan
dengan tingkat pertmbuhan potensial yang tinggi tentunya memiliki tingkat
kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi dimasa yang akan datang
sehigga memungkinkan perusahaan memiliki biaya modal rendah.
Perusahaan yang mempunyai growth opportunity yang tinggi akan
menghadapi kesenjangan informasi yang tinggi antara merger dan investor tentang
kualitas proyek investasi perusahaan (seftianne dan handayani , 2011). Adanya
kesenjangan informasi tersebut menyebabkan biaya modal ekuitas saham
dibandingkan biaya modal karena dipandang dari sudut investor, modal saham
dipandang lebih beresiko dibandingkan utang. Kesenjangan informasi tersebut
akan membuat para investor bersyarat negatif tentang prospek perusahaan dimasa
mendatang.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu
2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual memberikan dasar konseptual bagi penelitian yang
mengidentifikasi hubungan antara variabel yang dianggap penting bagi penelitian
yang akan dilakukan.
Dengan memperhatikan variabel – variabel baik variabel dependen,
independen maupun kontrol yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka
Variabel Independen Variabel Dependen
Corporate Social Nilai Perusahaan
Responsibility *Tobins Q
Variabel Kontrol : Size
Oppourtunity Growth
Gambar 2.1
Skema Kerangka Konseptual
Sumber : diolah penulis, 2014
2.7 HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang
masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Berdasarkan perumusan
masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :
Hipotesis : Corporate Social Responsibility perusahaan berpengaruh positif
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplantif asosiatif, dimana
hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian yang
akan diuji kebenarannya. Hubungan antar variabelnya bersifat kausalitas.
Desain kasual berguna untuk menganalisis hubungan antar satu variabel
dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi
variabel lainnya. (Husein 2008 : 35)
3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel independen
Variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas, variabel stimulus,
variabel predictor. Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan variabel
dependen lainnya. (Erlina 2011 : 37).
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Corporate Social Responsibility (CSR). Pengukurannya dilakukan dengan
pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan
dalam laporan tahunan perusahaan mengenai CSR perusahaan, apabila
diberi skor nol. Dan jika item informasi yang ditentukan dilaporkan dalam
laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1.
b. Variabel dependen
Variabel ini sering juga disebut variabel terikat atau variabel tidak bebas.
Variabel ini dijelaskan atau dipegaruhi oleh variabel independen. (Erlina
2011 : 36) .
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol ialah variabel yang ditetapkan peneliti untuk mengontrol
supaya variabel diluar yang diteliti tidak mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dan dependen. (Sugiyono 2006 : 35)
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Size dan Opportunity
Growth.
TABEL 3.1
Batasan, Defenisi dan Skala Operasional
Jenis Variabel
Nama Variabel
Defenisi Pengukuran Skala
pasar ekuitas dan nilai buku dari total hutang dengan niali buku dari total aktiva dan
Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset
Kesempatan yang dimiliki
perusahaan untuk
berkembang dan melakukan investasi
3.3 Populasi dan Sample Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh perusahaan telekomunikasi yang ada di indonesia.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili
populasi penelitian. Sample yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengumpulan
sampel dengan pertimbangan kriteria tertentu (Kuncoro 2003 : 107)
Pertimbangan sebagai kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan tidak sedang dalam proses
delisting dari BEI pada tahun 2012 – 2013.
2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan audited yang lengkap pada
tahun 2012 – 2013.
3. Perusahaan yang menyediakan informasi mengenai pelaksanaan CSR dalam
Berdasarkan kriteria diatas maka didapatlah perusahaan sebagai sampel
untuk 5 tahun pengamatan sebagaimana tercantum pada tabel 3.2.
No Nama Perusahaan Kode Kriteria Sample
No Nama Perusahaan Kode Kriteria Sample
93 Pionerindo Gourmet International, Tbk PTSP √ √ √ Sample 16 94 Polychem Indonesia Tbk VOKS √ - -
104 Bentoel International Investama Tbk RMBA √ √ √ Sample 17 105 Selamat Sempurna Tbk SMSM √ √ √ Sample 18
115 Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk
SCCO √ √ -
116 Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk
No Nama Perusahaan Kode Kriteria Sample
126 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 136 Industri Jamu dan Farmasi Sodo
Muncul, Tbk
SIDO √ √ -
137 Pan Asia Filament Inti Tbk PAFI √ √ - Sumber Peneliti 2014
3.4Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif
dan data sekunder. Data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala
numerik ( Kuncoro 2003 : 124) dan data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang dikumpulkan dari sumber – sumber tercetak dimana data itu telah
dikumpulkan oleh pihak – pihak lain sebelumnya. Sumber data sekunder misalnya
buku, laporan perusahaan, jurnal, dan sebagainya.
diunduh dari situs http://www.idx.co.id/. Data yang diperlukan adalah informasi
keuangan yang berhubungan dengan variabel – variabel penelitian ini yaitu :
1. Informasi mengenai Corporate Social Responsibility
2. Informasi mengenai ukuran perusahaan
3. Informasi mengenai nilai perusahaan
4. Informasi mengenai Growth opportunity
3.5Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi,
yaitu dengan mengumpulkan data sekunder laporan keuangan, dokumen –
dokumen, catatan – catatan dan informasi lainnya yang diunduh dengan
menggunakan media internet, yaitu dengan mengakses situs http://www.idx.co.id/.
3.6Metode Analisis Data
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis statistik menggunakan SPSS. Peneliti melakukan Uji asumsi
klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian
asumsi klasik dilakukan terdiri atas uji normalitas, uji heterokedastisitas, dan
uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Erlina (2007 : 100 ) “ Tujuan uji normalitas adalah ingin
residual memiliki distribusi normal”. Uji normalitas menguji apakah
dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas perlu dilakukan
untuk menentukan alat staatistik yang digunakan sehingga kesimpulan
yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak adalah desain
grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian
sebaliknya. Selain itu dapat digunakan uji statistik Kolmogorov – Smirnov (K-S) yang dijelaskan oleh Ghozali (2013). Bila nilai signifikan > 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila nanti signifikan < 0,05
berarti distribusi data normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan grafik histogram, normal probability plot, dan uji
Kolmogorov Smirnov.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dan residual dari suatu pengamatan lain
pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Salah satu cara mendeteksi terjadinya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
Scatter-Plot. Dasar analisis menurut Ghozali (2013) adalah :
1. Jika pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur ( bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013 : 110), uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya). Auto korelasi ini muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak
bebas dari observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
data runtun waktu (Time series) karena “gangguan” pada seorang
individu/ kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
Penggunaan program SPSS bertujuan untuk mendeteksi adanya
problen autokorelasi dengan melihat DURBIN – WATSON yaitu panduan mengenai angka D-W (Durbin – Watson) pada tabel D-X.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
a. Angka D-W dibawah -2 berarti autokorelasi positif
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
c. Angka D-W diatas +2 berarti autokorelasi positif
Autokorelasi bisa diatasi dengan berbagai cara misalnya dengan
melakukan transformasi data dan menambah data observasi.
d. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolienaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi
korelasi, berarti terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk
melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam (VIF), serta dengan
menganalisa matrik korelasi variabel – variable independen. Nilai Cuttof
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 dan untuk matrik
korelasi adanya indikasi multikolinearitas dapat dilihat jika diantara
3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Pengujian ini bertujuan
untuk menguji apakah variabel independen yaitu Corporate Social
Responsibility perusahaan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu
Nilai Perusahaan.
a. Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengukur
proporsi atau persentase sumbangan independen yang diteliti terhadap
variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi R2 berkisar
antara nol sampai dengan satu. Hal ini berarti bila koefisien determinasi R2
sama dengan nol, menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel
independen terhadapan variabel dependen. Dan bila koefisien R2 semakin
kecil mendekati nol, maka dapattg dikatakan semakin kecil pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
Model yang digunakan dalam menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen adalah model regresi linear
sederhana sebagai berikut :
Model : Tobins Q = a + b1CSR + b2SIZE + b3GO + e
Keterangan :
Tobins Q = Nilai Perusahaan
CSR = PenerapanCorporate social responsibility
GO = Growth Opportunity
a = konstanta
b = Koefisien Regresi
e = error (tingkat kesalahan)
b. Uji Signifikan Parsial (T-test)
Pengujian t – test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen.
Hipotesa yang digunakan :
H0 : b1 = b2 = b3 = 0 ; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
H1 : b1 = b2 = b3 ≠ 0 ; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel
dengan ketentuan sebagai berikut :
Penelitian ini menggunakan level signifikan 95% atau α = 5%
H0 ditolak bila : probabilitas nilai t hitung < probabilitas nilai t tabel
BAB IV
ANALISI HASIL PENELITIAN
4.1Deskripsi Data Penelitian
Populasi dalam sample penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 – 2013 dimana jumlah
populasi penelitian berjumlah 131 perusahaan. Jumlah sample yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan. Berikut ini merupakan statistic secara
umum dari seluruh data yang digunakan :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Corporate Social
Responsibility
40 .33 1.00 .6508 .15898
Size 40 10.80 18.02 13.7250 1.83548
Growth Opportunity 40 -.40 .89 .3333 .41275
Nilai Perusahaan 40 419.25 5978.76 1098.9120 1078.71608
Valid N (listwise) 40
Sumber : Output SPSS, 2015
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel Corporate Social
Responsibility memiliki nilai minimum 0.33, nilai maksimum 1.00, nilai mean
(nilai rata – rata) 0,6508, dan standar deviasi (simpangan baku) adalah 0.15898.
Variabel Size memiliki nilai minimum 10.80, nilai maksimum 18.02, nilai mean
Variabel Growth Opportunity memiliki nilai minimum -0.40, nilai maksimum
0.89, nilai mean (nilai rata – rata) 0.3333, dan standar deviasi (simpangan baku)
adalah 0.41275. Variabel Nilai Perusahan memiliki nilai minimum 419.25, nilai
maksimum 5978.76, nilai mean (nilai rata – rata) 1098.9120, dan standar deviasi
(simpangan baku) adalah 1078. 71608.
4.2Pengujian Asumsi Klasik
Analisa dilakukan dengan metode analisi linear berganda. Sebelum
dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam
penelitian sudah normal, serta bebas dari segala multikolinearitas,
heterokedastisitas serta autokorelasi. Asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah
berdidtribusi normal. Non-multikolinearitas, artinya antara variable independen
dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna
ataupun mendekati sempurna, non – autokorelasi, artinyakesalahn pengganggu
dalam model regresi tidak saling korelasi, homokesdastisitas, artinya Variance
Variabel Independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan
atau sama.
4.2.1 Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun
uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis grafik dan
Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.1
Uji Normalitas Histogram
Gambar 4.2
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat yaitu grafik histogram
dan grafik P-Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi
normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi
normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-Plot, sebuah
data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tiak menceng ke kiri
atau ke kanan, melainkan menyebar disekitar garis diagonal. Berikut hasil uji
normalitas dengan menggunakan analisis grafik.
Degan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 diatas kita
dapat melihat bahwa gambar grafik berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kiri
dan ke kanan yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Pada
grafik P-P Plot pada gambar 4.2 di atas terlihat titik-titik menyebar disepanjang
garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak
menyalahi asumsi normalitas.
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan
kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas
data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan
apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji
Kolmogrov-Smirnov (1 sampel KS) dengan melihat data residualnya apakah
berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05
maka data tersebut terdistribusi secara normal. Jika nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Pengujian normalitas
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1012.07766573
Most Extreme Differences
Absolute .193
Positive .193
Negative -.125
Kolmogorov-Smirnov Z 1.218
Asymp. Sig. (2-tailed) .103
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : output spss, 2015
Hasil uji Kolmogrov-Smirnov pada tabel diatas dapat diketahui bahwa
signifikan 0.103. Nilai ini > 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa data yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki distribusi normal.
4.2.2 Uji Heterokedastisidas
Uji Heterokedastisidas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan
variance Residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain (Ghozali 2013
: 139). Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisidas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala hetero kedastisidas
menggunakan program software statistic. Dasar pengambilan keputusannya
menurut Ghozali (2013 : 139) adalah sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka o
dan y, maka tidak heterokedastisitas.
Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot,
dimana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Gambar 4.3
Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas dapat terlihat titik-titik
menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta
tersebar baik diatas maupun dibwah angka nol 0 pada sumbu y. Hal ini berarti
tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak
dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokolrelasi.
Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series.
Untuk mendeteksi masalah autokorelsi dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin Waston. Mengacu kepada pendapat Suntoyo (2009:91), pengambilan
kepada keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .346a .120 .146 1053.40383 1.900
a. Predictors: (Constant), Growth Opportunity, Corporate Social Responsibility, Size
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber ; Output Spss, 2015
Tabel 4.3 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.900. Angka
ini terletak diantara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
4.2.4. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel
independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir,
yaitu : Tolerance > 0,10 dan VIP < 10. Uji multikolinearitas dengan
melihat nilai tolerance dan VIP menunjukkan hasil seperti pada tabel
berikut :
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut memperlihatkan bahwa penelitian ini bebas
adanya multikolinearitas, hal ini dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF.
Masing masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
tolerance yang lebih besar dari 0,1 yaitu Corporate Social Responsibility
memiliki nilai tolerance 0.953, Size memiliki nilai tolerance 0.952. Growth
Opportunity nilai tolerance 0.998. Jika dilihat VIP-nya, bahwa masing-masing
variabel bebas lebih kecil dari 10 yaitu untuk VIF Corporate Social Responsibility
1.049, VIF Size Firm 1.050, VIF Growth Opportunity 1002. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas pada variabel
bebas.
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi
Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah nilai
Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel
independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini
Adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
perubahan laba akuntansi dan perubahan arus kas operasi terhadap perubahan
harga saham. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 kerena nilai Adjusted R2
dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan kedalam
Tabel 4.5 Adjusted R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .346a .120 .146 1053.40383 1.900
a. Predictors: (Constant), Growth Opportunity, Corporate Social Responsibility, Size
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
SUmber : Output SPss, 2015
Besar nya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan
software statistic diperoleh sebesar 0,146. Dengan demikian besarnya pengaruh
yang diberikan Corporate Social Responsibility, Size, Growth Opportunity
terhadap Nilai Perusahaan adalah sebesar 14,6 %. Sedangkan sisanya sebesar 85,4
% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.3.2Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Uji t ini
dilakukan dengan membandingkan nila P-value dari t dengan α. Kesimpulan yang
dapat diambil dari uji t ini adalah :
a. Bila nilai P value dari t masing-masing variabel independen ≥ α = 5%,
artinya secara individual variabel independen Xi tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Sebaliknya bila P value dari t masing-masing variabel independen < α
artinya secara individual masing-masing variabel independen Xi
Hasil uji parsial ini dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Sumber : Output SPss 2015
Pada tabel 4.6 berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan.
Corporate Social Responsibility memiliki nilai P value (sig) sebesar 0.29.
(lebih kecil dari 0,05) dan dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai thitung >
ttabel ( 2.283 > 2.0227). Nilai tersebut menyimpulkan bahwa perubahan
Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan .
2. Pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan.
Nilai P value variabel Size adalah sebasar 0.621 (lebih besar dari 0,05) dan
dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai thitung < ttabel (-0.429 < 2,032), hal
ini menyimpulkan bahwa Size tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1652.303 1344.703 1.229 .227
Corporate Social
Responsibility
307.929 1086.931 .045 2.283 .029
Size -46.994 94.187 -.080 -.499 .621
Growth Opportunity 876.174 409.004 .335 2.142 .039
3. Pengaruh Growth Opportunity terhadap nilai perusahaan.
Nilai P value variabel Growth Opportunity adalah sebasar 0.39 (lebih kecil
dari 0,05) dan dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel
(2.142 < 2,032), hal ini menyimpulkan bahwa Growth Opportunity
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Corporate Social
Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility serta
variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan dan varibel
control dalam penelitian ini adalah Size dan Opportunity Growth.. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2013 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak
137 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah 20 sampel dengan 40 (20x2) data amatan. Pengujian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heterokedastisitas,
autokorelasi dan multikolinearitas) dan uji hipotesis (uji t, dan uji determinasi).
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R
Square sebesar 0.146. hal ini berarti besarnya pengaruh yang diberikan Corporate
Sedangkan sisanya sebesar 85,4% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa Corporate Social
Responsibility berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan Reny (2012) yang menunjukkan tidak signifikansi
terhadap CSR. Nilai signifikansi Size adalah sebasar 0.621 (lebih besar dari 0,05).
Ini menunjukkan bahwa Size tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai
perusahaan. Dan berdasarkan hasil pengujian variable Growth Opportunity
terhadap Nilai perusahaan , Growth Opportunity adalah sebasar 0.39 (lebih kecil
dari 0,05) hal ini menyimpulkan bahwa Growth Opportunity berpengaruh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel Corporate Social Responsibility berpengaruh signifkan terhadap
Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Variabel Size tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Variabel Opportunity Growth berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur tang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
4. Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar
0.146. Hal ini berarti bahwa 14,6% variabel dependen, yaitu Nilai
Perusahaan dipengaruhi oleh variabel independen Corporate Social
Responsibility dengan Variabel control SIze dan Opportunity Growth..
Sisanya 85,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki memiliki berbagai keterbatasan yang memerlukan
perbaikan dan pembangunan dalam penelitian penelitian berikutnya.
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian terhadap nilai perusahaan hanya dengan CSR serta ukuran
perusahaan sebagai variabel kontrol dengan mengabaikan faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Periode pengamatan yang singkat selama dua tahun yaitu 2012 dan 2013.
3. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya
menganalisis perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan jumlah populasi 137 perusahaan dan jumlah sampel
sebanyak 20 perusahaan dengan N observasi sebanyak 40.
5.3 Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Penulis menyarankan bagi peneliti selanjutnya agar dalam melakukan
penelitian sejenis peneliti sebaiknya menambah jumlah variabel yang
digunakan dalam penelitian sejenis sehingga penelitian dapat lebih
generalisasi.
2. Penulis menyarankan peneliti berikutnya untuk dapat menambah jumlah
periode yang yang digunakan untuk lebih meningkatkan nilai hasil
3. Penulis menyarankan agar peneliti berikutnya untuk memperbesar jumlah
sampel yang digunakan dengan tidak memperbesar jumlah kriteria yang
digunakan dalam pengambilan sampel sehinga hasil penelitian lebih
menunjukkan keadaan perusahaan khususnya perusahaan manufaktur
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua, Penerbit USU PRESS, Medan.
Husein, Umar. 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada , Jakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumater Utara, Departemen Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.
Ghozali, Imam.2013. Aplikasi Multivariant dengan Program IBM SPSS 21, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Murtanto, 2006. “Menciptakan Nilai Tambah Melalui Corporate Social Responsibility”, Media Akuntansi, Edisi 53.
Rudito, Bambang dan Melia Famiola, 2007.Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Indonesia, Rekayasa Sains, Bandung.
Sugiyono, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sunyoto, Danang, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Edisi Pertama, Media Pressindo, Yogyakarta.
Solihin, Ismail, 2009. Corporate Social Responsibility : from Charity to Sustainability, Salemba Empat, Jakarta.
Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, 2005. Pengantar Manajemen, Edisi ke-1, Fajar Interpratama Offset, Jakarta.
Susanto, A.B. 2007. Corporate Social Responsibility. The Jakarta Consulting Group Partner In Change. Jakarta. The World Business Council for Sustainable
Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Jakarta : Salemba Empat.