• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Pengetahuan dan Sikap pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Karakteristik Pengetahuan dan Sikap pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA PEMBELI DAN PEDAGANG DENGAN PENGGUNAAN KANTONG

PLASTIK DI PASAR TRADISIONAL FIRDAUS KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

TAHUN 2014

SKRIPSI

OLEH MIRA GUSLAIDA

NIM. 101000273

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA PEMBELI DAN PEDAGANG DENGAN PENGGUNAAN KANTONG

PLASTIK DI PASAR TRADISIONAL FIRDAUS KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

MIRA GUSLAIDA 101000273

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL SKRIPSI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN

SIKAP PADA PEMBELI DAN PEDAGANG DENGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK

DI PASAR TRADISIONAL FIRDAUS

KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2104

NAMA MAHASISWA : MIRA GUSLAIDA

NIM : 101000273

PROGRAM STUDI : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN : KESEHATAN LINGKUNGAN

TANGGAL LULUS : 27 JANUARI 2015

Disahkan Oleh: Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Evi Naria, Mkes dr. Devi Nuraini Santi, Mkes NIP. 196803201993032001 NIP. 197002191998022001

Medan, Januari 2015 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

Kantong plastik merupakan kemasan yang sering digunakan untuk membawa beberapa keperluan sehari-hari, khususnya ketika berbelanja. Penggunaan kantong plastik yang terus-menerus akan berdampak terhadap pencemaran lingkungan karena kantong plastik membutuhkan waktu 500-1000 tahun untuk bisa terdegradasi secara sempurna oleh mikroorganisme tanah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014.

Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik dengan desain cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembeli yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus kecamatan Medan Tembung. Jumlah sampel sebanyak 60 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji chi square dan exact fisher.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu adanya hubungan antara pekerjaan (p = 0,001) pengetahuan (p= 0,034) dan sikap (p= 0,037) dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung.

Dari hasil penelitian disarankan adanya penerapan biaya untuk kantong plastik yang diberikan oleh perusahaan atau pengusaha kantong plastik kepada konsumen yang menggunakan kantong plastik. Adanya kegiatan kampanye, penyuluhan, serta media informasi lainnya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan kepedulian masyarakat agar mengurangi atau membatasi penggunaan kantong plastik dan memulai untuk tidak menggunakan kantong plastik setiap berbelanja sehingga penggunaan kantong plastik dapat dikurangi dan pencemaran lingkungan akibat kantong plastik bisa diminimalisir serta bagi responden yang sudah memulai mengurangi, menggunakan kembali dan membatasi penggunaan kantong plastik untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan.

(5)

ABSTRACT

Plastic bags are often used to bring some daily necessities. The plastic bags usage will continually impact on environmental pollution because the plastic bag takes 500-1000 years to be completely degraded by soil microorganisms.

The purpose of this study was to determine the characteristics knowledge correlation and attitudes of consumers and merchants with the usage of plastic bags in firdaus traditional market subdistric medan tembung in 2014.

Type of research is analityc survey with a cross sectional study design. Population in this study are all consumers who shop and merchants who sell in firdaus traditional market subdistric medan tembung. Total sample is 60 peoples. Technical sampling is using purposive sampling and though of data obtained process using the chi square test and Fisher's exact.

The results obtained by the existence of the correlation between occupation (p= 0,001) knowledge (p= 0,034)and attitudes (p= 0,037)with usage of plastic bags in firdaus tradisional market subdistric medan tembung.

Based on research, suggested that the application of the costs to the plastic bags provided by the company or company who produce plastic bags to consumer who usage plastic bags. their campaign activities, counseling and other information media to increase knowledge, attitudes and public awareness to reduce or limit the usage of plastic bags and start to not use plastic bags in order to usage plastic bags can be reduced and the environmental pollution caused by plastic bags can be minimized and for respondents who have starts reduce, reuse, and limit the usage of plastic bags to retain concern for the environment.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mira Guslaida

Tempat/Tanggal Lahir : Mandailing Natal, 10 November 1992

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Alamat Rumah : Desa Sumber Makmur Kecamatan Tapung Kabupaten

Kampar Provinsi Riau

Riwayat Pendidikan

1. TK Himmatul Ummah : 1997-1998

2. SD Negeri 029 Sumber Makmur : 1998-2004

3. MTS Swasta Darul Mursyid Simanosor Julu : 2004-2007

4. SMA Swasta Darul Mursyid Simanosor Julu : 2007-2010

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT, yang selalu

memberikan rahmat dan kuasa-Nya, yang melimpahkan kasih sayang dan

petunjuk-Nya dan dengan izin-petunjuk-Nya pula penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Hubungan Karakteristik Pengetahuan dan Sikap pada Ibu Rumah

Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014” Shalawat beriring salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang menjadi suritauladan

bagi kita ummat islam.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara (USU). Dalam Penulisan Skripsi ini, penulis menyadari dan mengetahui bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan

keterbatasan pengetahuan penulis sebagai manusia.

Selama penulisan skripsi ini penulis sangat banyak mendapat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS, Selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr.Ir. Zulhaida Lubis, M.kes Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

3. Ir. Evi Naria, Mkes, selaku ketua Departemen Kesehatan Lingkungan di

FKM-USU beserta Staf bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan

(8)

4. Ir. Evi Naria, Mkes dan dr. Devi Nuraini Santi, Mkes Selaku Dosen

Pembimbing I dan pembimbing II.

5. Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH dan Ir. Indra Chahaya S, MSi Selaku Dosen

Penguji I dan Penguji II.

6. dr. Taufik Ashar, MKM Selaku Dosen Penguji II Pengganti.

7. Seluruh dosen dan staf/pegawai yang banyak membantu penulis dalam proses

perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Muktar Lubis, SE selaku lurah di Kelurahan Bandar Selamat beserta

stafnya.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang begitu besar dan tidak

terhingga kepada:

1. Ayahanda tercinta, Alm.H. Darwis Lubis, yang menjadi pendidik dan

penyemangat hidup penulis dan Ibunda terkasih Hj. Lili Gusriati yang selalu

mendoakan dan memotivasi penulis lahir dan batin dan tak henti-hentinya

memberikan kasih sayang, kesabaran, nasehat, didikannya baik berupa materil

maupun moril.

2. Bapak Samsir alam dan etek Juliana selaku orangtua dan keluarga yang

mendidik penulis selama masa perkuliahan hingga selesai.

3. Kakak dan Abang tercinta Nora Efrida Lubis, AmKep, Indra Gunawan Lubis,

S.pd, dan Rinaldi Nasution serta keponakan tersayang Rafif atas segala

dukungan, perhatian, kasih sayang dan do’a untuk penulis.

4. Abangda Riki Satria Perdana, ST, Muhammad Rohiyan, SP, Khadijah, S.pd,

Sry Hinayah lubis serta sepupu dan keluarga besar yang telah banyak

(9)

5. Sahabat hati terbaik, yang selalu mendoakan, memberi dukungan, membantu

dan menyemangati penulis.

6. Sahabat-sahabat terbaik saya Syahraeni Ayu Pasaribu, Romaito Hasibuan, Siti

Hardinisah, Damayani, Aminah Arfah Pulungan, SKM, Susianita Pangaribuan

Elinsa Sihotang, SKM dan Olivya Glantika yang selalu ada bersama penulis

baik dalam suka maupun duka.

7. Teman Mahasiswa Angkatan Tahun 2010 peminatan Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya untuk Ira Putri Lan Lubis,SKM,

Nurul Hidayah Nst, SKM, kakak Nurmala Syari Lubis, Samuel Marganda dan

Epi Rela.

8. Teman Mahasiswa Angkatan Tahun 2010 khususnya kepada kakak Devi Eni

Pohan, Evi Sriwahyuni, Rosalyn dan secara keseluruhan.

Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat untuk semua kalangan.

Medan, Januari 2015

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... .iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... .iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... .viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pencemaran Lingkungan ... 8

2.2Sampah ... 9

2.3Plastik ... 9

2.3.1 Sejarah Plastik ... 10

2.3.2 Jenis Plastik ... 11

2.3.3 Kantong Plastik ... .15

2.3.4 Bahan dan Kandungan yang Terdapat dalam Plastik ... 16

2.3.5 Plastik sebagai Kemasan ... 17

2.3.6 Penggunaan Kantong Plastik di Masyarakat... 19

2.3.7 Bahaya Penggunaan Kantong Plastik ... 19

2.4Dampak Plastik ... 21

2.4.1 Dampak Plastik terhadap Lingkungan ... 21

2.4.2 Dampak plastik terhadap Kesehatan ... 22

2.5Upaya Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik ... 23

2.6Solusi Mengatasi Penggunaan Kantong Plastik ... 24

2.7Peran Pemerintah dalam Upaya Mengurangi penggunaan kantong plastik ... ...25

2.8Kebijakan Dalam Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik ... 25

2.9Hambatan Bagi Pedagang Dalam Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik ... 26

2.10 Prilaku ... 27

2.10.1 Pengetahuan ... 28

2.10.2 Pengetahuan dalam Bentuk Prilaku ... 30

2.10.3 Sikap ... 32

2.11 Kerangka Konsep ... 36

(11)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian... ..37

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 37

3.2.2 Waktu Penelitian ... 37

3.3Populasi dan Sampel ... 38

3.3.1 Populasi Penelitian ... 38

3.3.2 Sampel Penelitian... 38

3.4Teknik Pengambilan Sampel ... 39

3.5Metoda Pengumpulan Data ... 39

3.5.1 Data Primer ... 39

3.5.2 Data Sekunder ... 39

3.6Defenisi Operasional ... 39

3.7Instrumen dan Aspek Pengukuran ... 41

3.7.1 Instrumen ... 41

3.7.2 Aspek Pengukuran ... 41

3.8Tehnik Analisis Data... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

4.1.1 Keadaan Geografis Lokasi Penelitian ... 44

4.1.2 Data Demografi ... 44

4.2 Karakteristik Responden ... 45

4.2.1 Umur Responden ... 45

4.2.2 Pendidikan Responden ... 46

4.2.3 Pekerjaan Responden ... 47

4.2.4 Penghasilan Responden ... 47

4.3 Tingkat Pengetahuan Responden ... 48

4.3.1 Tingkat pengetahuanPembeli ... 48

4.3.2 Tingkat pengetahuan Pedagang ... 50

4.3.3 Kategori Tingkat pengetahuan pada Pembeli dan Pedagang ... 53

4.4 Sikap Responden ... 53

4.4.1 Sikap Pembeli ... 53

4.4.2 Sikap Pedagang ... 55

4.4.3 Kategori Sikap pada pembeli dan Pedagang ... 56

4.5 Penggunaan Kantong Plastik ... 56

4.5.1 Penggunaan Kantong Plastik pada Pembeli ... 57

4.5.2 Penggunaan Kantong plastik pada Pedagang ... 58

4.5.3 Kategori penggunaan Kantong plastik pada Responden ... 60

4.6 Hubungan Karakteristik Responden dengan penggunaan Kantong Plastik ... 60

(12)

4.6.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan

Penggunaan Kantong Plastik ... 61 4.6.3 Hubungan Pekerjaan Responden dengan

Penggunaan Kantong Plastik ... 62

4.6.4 Hubungan Jumlah Penghasilan Responden dengan

Penggunaan Kantong Plastik ... 62

4.7 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Penggunaan

Kantong Plastik ... 63 4.8 Hubungan Sikap Responden dengan penggunaan

Kantong Plastik ... 64

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hubungan karakteristik Responden dengan Penggunaan

Kantong Plastik ... 65 5.2 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Penggunaan

Kantong Plastik ... 67

5.3 Hubungan Sikap Responden dengan Penggunaan

Kantong Plastik ... 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 72

6.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN :

- Kuesioner Penelitian - Lampiran Data SPSS - Dokumentasi Penelitian - Lembar Bimbingan Skripsi

- Surat Izin Permohonan Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

- Surat Pemberian Izin Penelitian dari Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel distribusi penduduk Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung berdsarkan Jenis Kelamin

Tahun 2014 ... 44

Tabel 4.2. Tabel distribusi penduduk kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Berdasarkan Pendidikan

Tahun 2014 ... 45

Tabel 4.3 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 berdasarkan

Umur ... 46

Tabel 4.4 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 berdasarkan

pendidikan ... 46

Tabel 4.5 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 berdasarkan

Pekerjaan ... 47

Tabel 4.6 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 berdasarkan

Penghasilan ... 48

Tabel 4.7 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga berdasarkan Indikator Pengetahuan tentang Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun

2014 ... 48

Tabel 4.8 Tabel distribusi Pedagang berdasarkan Indikator Pengetahuan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun

2014 ... 51

Tabel 4.9 Tabel Kategori Tingkat Pengetahuan pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang tentang penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung

tahun 2014 ... 53

Tabel 4.10 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga berdasarkan Indikator Sikap tentang Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 ... 53

(14)

Tabel 4.12 Tabel Kategori Sikap pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang tentang penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014 ... 56

Tabel 4.13 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga berdasarkan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan

Medan Tembung Tahun 2014... 57

Tabel 4.14 Tabel distribusi pedagang berdasarkan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan

Medan Tembung Tahun 2014... 58

Tabel 4.15 Tabel Kategori Penggunaan Kantong Plastik pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang tentang penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan

Tembung tahun 2014 ... 60

Tabel 4.16 Tabel Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014

berdasarkan Umur... 60

Tabel 4.17 Tabel Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014

berdasarkan Pendidikan ... 61

Tabel 4.18 Tabel Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014

berdasarkan Pekerjaan ... 62

Tabel 4.19 Tabel Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014 berdasarkan Penghasilan... 63

Tabel 4.20 Tabel Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar

Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014 ... 64

Tabel 4.21 Tabel Hubungan Sikap Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Kuesioner Penelitian pada Pembeli ...77

Lampiran II Lembar Kuesioner Penelitian Pada Pedagang ...86

Lampiran III Master Data ...96

Lampiran IV Print Out data SPSS ...98

Lampiran V Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 109

Lampiran VI Lembar Bimbingan Skripsi ...113

Lampiran VII Surat Izin Permohonan Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ...115

Lampiran VIII Surat Pemberian Izin Penelitian dari Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan ...116

Lampiran IX Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan ...117

(16)

ABSTRAK

Kantong plastik merupakan kemasan yang sering digunakan untuk membawa beberapa keperluan sehari-hari, khususnya ketika berbelanja. Penggunaan kantong plastik yang terus-menerus akan berdampak terhadap pencemaran lingkungan karena kantong plastik membutuhkan waktu 500-1000 tahun untuk bisa terdegradasi secara sempurna oleh mikroorganisme tanah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014.

Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik dengan desain cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembeli yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus kecamatan Medan Tembung. Jumlah sampel sebanyak 60 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji chi square dan exact fisher.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu adanya hubungan antara pekerjaan (p = 0,001) pengetahuan (p= 0,034) dan sikap (p= 0,037) dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung.

Dari hasil penelitian disarankan adanya penerapan biaya untuk kantong plastik yang diberikan oleh perusahaan atau pengusaha kantong plastik kepada konsumen yang menggunakan kantong plastik. Adanya kegiatan kampanye, penyuluhan, serta media informasi lainnya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan kepedulian masyarakat agar mengurangi atau membatasi penggunaan kantong plastik dan memulai untuk tidak menggunakan kantong plastik setiap berbelanja sehingga penggunaan kantong plastik dapat dikurangi dan pencemaran lingkungan akibat kantong plastik bisa diminimalisir serta bagi responden yang sudah memulai mengurangi, menggunakan kembali dan membatasi penggunaan kantong plastik untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan.

(17)

ABSTRACT

Plastic bags are often used to bring some daily necessities. The plastic bags usage will continually impact on environmental pollution because the plastic bag takes 500-1000 years to be completely degraded by soil microorganisms.

The purpose of this study was to determine the characteristics knowledge correlation and attitudes of consumers and merchants with the usage of plastic bags in firdaus traditional market subdistric medan tembung in 2014.

Type of research is analityc survey with a cross sectional study design. Population in this study are all consumers who shop and merchants who sell in firdaus traditional market subdistric medan tembung. Total sample is 60 peoples. Technical sampling is using purposive sampling and though of data obtained process using the chi square test and Fisher's exact.

The results obtained by the existence of the correlation between occupation (p= 0,001) knowledge (p= 0,034)and attitudes (p= 0,037)with usage of plastic bags in firdaus tradisional market subdistric medan tembung.

Based on research, suggested that the application of the costs to the plastic bags provided by the company or company who produce plastic bags to consumer who usage plastic bags. their campaign activities, counseling and other information media to increase knowledge, attitudes and public awareness to reduce or limit the usage of plastic bags and start to not use plastic bags in order to usage plastic bags can be reduced and the environmental pollution caused by plastic bags can be minimized and for respondents who have starts reduce, reuse, and limit the usage of plastic bags to retain concern for the environment.

(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling

berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan yang merupan faktor penentu status

kesehatan seseorang. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, apabila keempat

faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal juga. Perilaku

kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan serta lingkungan.

Perilaku menjaga kesehatan bagi manusia dapat dilihat dari perilaku terhadap

kesehatan lingkungannya, Perilaku menjaga kesehatan lingkungan salah satunya

mecakup perilaku terhadap sampah dan pengelolaannya (Notoatmodjo,2003).

Bertambahnya penduduk dan berubahnya pola konsumsi masyarakat

menyebabkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah termasuk

kantong plastik. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada

pendekatan akhir, yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat

pemrosesan akhir sampah (Suwerda, 2012).

Kantong plastik atau lebih dikenal sebagai kantong kresek terutama yang

berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

masyarakat dengan masa pakai yang singkat atau sering dibuang begitu saja setelah

sekali pemakaian. Penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari

merupakan hal yang biasa terjadi. Hal ini karena kantong plastik mempunyai

keunggulan dibanding bahan lain, sifatnya yang ringan, tembus pandang, praktis,

(19)

memperoleh kantong plastik dari pasar tradisional, supermarket, minimarket, warung,

toko, atau tempat- tempat yang melakukan kegiatan jual beli lainnya. Kantong plastik

tidak terdegradasi secara sempurna dalam waktu singkat seperti sampah organik

lainnya. Situasi seperti ini akan menyebabkan sampah-sampah kantong plastik terus

menumpuk dari tahun ke tahun jika kita tidak mulai mengurangi penggunaannya dari

sekarang (Wijaya, 2009).

Penggunaan kantong plastik yang berlebihan dapat berdampak buruk baik

terhadap kesehatan maupun lingkungan. Secara kesehatan, kantong plastik ada yang

mengandung dioxin yang bersifat karsinogenik. Jika dibakar, akan menghasilkan asap

beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak

sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioxin dan sangat berbahaya bila

terhirup manusia. Secara lingkungan, kantong plastik memiliki tekstur dan sifat yang

tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, tidak

dapat berkarat, dan pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. Saat terurai,

partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air dalam tanah. Jika dibuang ke

sungai, sampah kantong plastik dapat menyumbat aliran air yang berakibat pada

pendangkalan sungai sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya banjir.

Dibutuhkan waktu 500-1000 tahun bagi sampah plastik untuk dapat terdegradasi

dengan sempurna oleh mikroorganisme tanah. (Yustia, 2013).

Pembeli merupakan seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau

sejumlah barang dan jasa. Pedagang merupakan orang yang berperan penting dalam

aktifitas di pasar. Interaksi antara pedagang dan pembeli di pasar tradisional

merupakan aktifitas utama. Pedagang merupakan orang yang melakukan aktifitas

jual-beli barang dagangannya untuk mendapatkan keuntungan. Dengan kondisi ramainya

(20)

keperluan membungkus barang kebutuhan yang diperdagangkan. Kantong plastik

tersebut akan menjadi sampah yang berbahaya bagi lingkungan (Amhariputra dkk,

2014).

Pasar tradisional adalah tempat terjadinya kegiatan antara penjual dan pembeli

untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar tradisional merupakan tempat yang ramai

akan pedagang dengan bermacam-macam barang dagangannya. Pasar tradisional

menjual barang kebutuhan sehari- hari seperti sayuran, lauk-pauk, beras, serta

kebutuhan pokok rumah tangga lainnya. Keadaan lingkungan di pasar tradisional

kurang terjaga kebersihannya, karena adanya sampah yang dihasilkan oleh pedagang

dari barang-barang dagangan. Penggunaan kantong plastik di kawasan ini sangat

mudah dijumpai karena kegiatan jual beli dan kemudahan untuk mendapatkan

kantong plastik dari pedagang yang menjual barang dagangannya (Rosidafatma,

2011)

Dunia bisa menghasilkan sampah plastik dalam satu hari dengan jumlah yang

sangat besar. Konsumsi plastik di dunia sekitar 1 trilyun kantong plastik dalam satu

tahunnya. Data dunia pada tahun 2004, tingkat konsumsi plastik tertinggi di dunia

adalah Eropa Barat (14,1 kg per kapita) dan Amerika Serikat (15,5 kg per kapita).

Menurut data kelautan research foundation, ribuan ton sampah plastik yang berasal

dari AS mengapung di Samudera Pasifik, sampah-sampah plastik ini membunuh

ribuan ton ikan dan merusak biota laut. Ribuan ton sampah plastik menjadi polutan

yang mengancam pencemaran lingkungan di dunia (Silitonga, 2008)

Beberapa negara sudah mempunyai dan melakukan usaha untuk mengurangi

penggunaan kantong plastik diantaranya, Denmark menerapkan pajak kepada usaha

ritel sejak tahun 1994. Taiwan melarang penggunaan kantong plastik serta

(21)

produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan. Jepang pada tahun 2006,

mampu memeningkatkan pemanfaatan tingkat efektifitas sebanyak 72% sampah

plastik diolah dengan dengan baik, 20% dari sampah plastik dikelola dengan mendaur

ulang sedangkan 52% di bakar untuk tujuan pemulihan energi yaitu pembangkit listrik

atau pembangkit tenaga panas. Hongkong mengkampanyekan ”No Plastic Bag Day”

atau ”Hari Tanpa Kantong Plastik” sejak 2006. Singapura mengkampanyekan ”Bring

Your Own Bag” atau ”Bawa Kantong Anda Sendiri” sejak April 2007, konsumen

harus mengeluarkan biaya tambahan jika menggunakan kantong plastik sehingga

menurunnya konsumsi kantong plastik sampai dengan 60%. Belanda hanya

memperbolehkan toko ritel non makanan yang memberikan kantong plastik secara

gratis sedangkan untuk toko ritel makanan harus mengenakan biaya ekstra bagi

konsumen yang menginginkan kantong plastik. Belgia menerapkan pajak kepada

usaha ritel atas kantong plastik sejak tahun 2007. China mengenakan sanksi kepada

usaha ritel yang memberikan kantong plastik secara gratis sejak bulan Juni 2008.

India menerapkan pelarangan penggunaan kantong plastik serta penerapan pajak

kantong plastik pada usaha ritel sejak januari 2009 serta kriteria standar untuk

produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan (Amhariputra, 2014).

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia menyatakan konsumsi

plastik penduduk Indonesia setiap harinya mencapai 26.500 ton/hari. Menurut survey

yang dilakukan tahun 2008 komposisi sampah non organik termasuk sampah plastik

sudah meningkat 35%, pasar tradisional menyumbang 70% sampah plastik yang

tersebar di seluruh Indonesia artinya, sebagian besar sampah plastik yang sudah jelas

berbahaya terhadap lingkungan itu berasal dari pasar tradisional.

Pada bulan Mei 2008, pemerintah mengeluarkan UU No 18/2008 tentang

(22)

produsen mendaur ulang sampah sehingga lingkungan menjadi bersih serta mengatur

pengusaha ritel untuk membatasi penggunaan tas plastik. Sejalan dengan peraturan

tersebut, upaya pengurangan kantong plastik telah dilakukan di berbagai ritel dan

pusat perbelanjaan seperti Carrefour, Superindo, Giant, dan Indomaret. Strategi yang

digunakan adalah disediakannya produk pengganti kantong plastik yaitu tas kain, tas

kertas dan tas plastik biodegradable yang lebih ramah lingkungan.

Berdasarkan penelitian Sya’diyah (2014) tentang pengetahuan konsumen

tentang prinsip reduce dan reuse serta partisipasinya dalam menggunakan tas belanja

sebagai pengganti kantong plastik di Carrefour Medan Fair tahun 2014, hasil yang di

dapat yaitu partisipasi responden yang menggunakan tas belanja masih rendah

sebanyak 7 orang (8,2%) dari 85 responden.

Menurut data yang di peroleh dari Dinas Kebersihan kota Medan rata-rata

jumlah sampah yang terangkut setiap tahunnya di Tahun 2013 adalah 500.910,19

ton/tahun, Sedangkan jumlah sampah per bulan adalah 45.537.29 ton/bulan atau

1.517.91 ton/hari.

Berdasarkan data BPS Kota Medan tahun 2010 terdapat 3 kecamatan yang padat

penduduk yaitu : Kecamatan Medan Perjuangan 22.974 km2, Kecamatan Medan

Tembung 18.866 km2 dan Kecamatan Medan Area 17.462 km2. Pasar Tradisional

Firdaus merupakan salah satu pasar Tradisional yang terletak di Kecamatan Medan

Tembung yang merupakan tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari dan selalu ramai

pengunjung terutama para ibu, selain itu pasar Firdaus mulai melakukan aktifitas

pasar sejak pagi hinga sore, sehingga besar peluang ibu rumah tangga berbelanja ke

pasar.Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti dalam waktu 5 hari,

hanya 32 orang yang menggunakan keranjang dari sekian banyak pembeli yang

(23)

Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian mengenai

hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan

penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung

Tahun 2014.

1.2 Rumusan Masalah

Penggunaan kantong plastik yang semakin meningkat dikalangan masyarakat

terutama dikalangan pembeli dapat menghasilkan ratusan sampah plastik yang

berdampak buruk terhadap lingkungan. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada

pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional

Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan

pedagang dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus

Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik pada responden (meliputi umur, pendidikan,

pekerjaan dan penghasilan) di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan

Tembung Tahun 2014.

2. Mengetahui tingkat pengetahuan pada responden di Pasar Tradisional Firdaus

Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.

3. Mengetahui sikap responden di di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan

(24)

4. Mengetahui hubungan karakteristik pada responden (meliputi umur, pendidikan,

pekerjaan dan penghasilan) dengan penggunaan kantong plastik di Pasar

Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.

5. Mengetahui hubungan Pengetahuan pada responden dengan penggunaan

kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung

Tahun 2014.

6. Mengetahui hubungan sikap pada responden dengan penggunaan kantong di

Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pengurus Pasar Tradisional Firdaus, sebagai data yang diperlukan untuk

kegiatan membina partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kepedulian

terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan kantong plastik.

2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan, sebagai masukan untuk membuat kebijakan

tentang larangan penggunaan kantong plastik untuk meningkatkan kelestarian

lingkungan.

3. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada masyarakat khususnya pembeli

dan pedagang tentang penggunaan penggunaan kantong plastik .

4. Sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Lingkungan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan kehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Lingkungan merupakan sumber yang penting dalam menjamin kelangsungan

dan kelestarian hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Semakin hari dari waktu ke

waktu terjadi pencemaran dan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia

melalui aktivitas-aktivitas manusia yang secara langsung maupun tidak langsung serta

kegiatan alam yang juga menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan

dampak yang besar bagi kesehatan maupun kelangsungan hidup manusia serta mahluk

hidup lainnya. Hal ini mengakibatkan penurunan dari kualitas lingkungan hidup.

Lingkungan hidup sangat mempengaruhi kualitas kehidupan. Beberapa

komponen yang sangat erat dalam kehidupan kita ialah udara yang kita hirup setiap

saat, air yang kita gunakan sehari-hari serta tanah yang memberi kehidupan sehingga

dapat menjalani aktivitas untuk melakukan dan menghasilkan hal yang positif. Tetapi

apabila komponen lingkungan tercemar maka pencemaranya akan menimbulkan

perubahan terhadap kualitas kehidupan yang ada dan berpengaruh terhadap penurunan

(26)

2.2 Sampah

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai

saat ini masih tetap menjadi masalah yang belum bisa diselesaikan di Indonesia

adalah faktor pembuangan sampah, terutama sampah plastik. Sampah merupakan

material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Tumpukan

sampah yang ada berasal dari berbagai sumber, seperti: pasar, pertokoan, restoran,

perumahan, sekolah, rumah sakit, perkantoran, dan sumber yang lainnya. Benda yang

menjadi sampah dapat mendatangkan berbagai jenis masalah di lingkungan.

Klasifikasi sampah berdasarkan sifat dan asalnya terdiri atas sampah organik dan

anorganik. Sampah Organik merupakan sampah yang berasal dari bahan organik atau

alami yang bersifat biodegradable, yaitu sampah yang dapat didegradasi atau

diuraikan secara sempurna melalui proses biologi, contohnya sisa makanan, sampah

yang berasal dari tumbuhan, sampah pertanian dan perkebunan. Sampah Anorganik

bersifat non biodegradable yaitu sampah yang tidak dapat didegradasi atau diuraikan

secara sempurna melalui proses biologi. Sampah Anorganik ada yang dapat diolah

dan digunakan kembali karena memiliki nilai ekonomi, seperti plastik, kertas bekas,

dan kain perca (Suwerda, 2012).

2.3. Plastik

Plastik merupakan bahan yang mempunyai derajat kekristalan yang lebih rendah

dari pada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi. Plastik adalah

kantong pembungkus yang dibuat dari poliolefin atau polivinil klorida. Kemudahan

dan keistimewaan dari plastik mampu menggantikan fungsi dari bahan seperti logam

dan kayu dalam membantu kehidupan manusia.

Plastik merupakan material yang baru dikembangkan dan digunakan sejak abad

(27)

dibentuk, namun, dalam istilah modern menyebutkan bahwa plastik adalah semua

yang mencakup bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastik setelah

dipanaskan dan dapat dibentuk dibawah tekanan. Plastik merupakan bahan pengemas

yang sangat praktis penggunaannya serta mudah didapat dan ditemui mulai dari

wadah makanan, pengemasan, botol minum, kantong plastik, dan alat makan (Rinrin,

2009).

2.3.1. Sejarah Plastik

Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di

sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut

parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa

temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih

murah. Parkes juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan

mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuan Parkes tidak bisa

dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Sejak

tahun 1950 plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia karena plastik

digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat

elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti

bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976

plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan (Whyman, 2006).

2.3.2 Jenis Plastik

Menurut victor (2012) secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi

dua jenis, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan bersifat thermoset. Tetapi,

plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk

(28)

a) Thermoplastic

Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang atau dicetak lagi dengan proses

pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), polikarbonat (PC).

b) Thermoset

Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau dicetak lagi.

Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh:

resinepoksi, bakelit, resin melamin, urea -formaldehida.

untuk memudahkan proses daur ulang maka plastik dibagi kembali menjadi

beberapa jenis dengan diberikan nomor pada tiap-tiap jenis plastiknya. Kode plastik

terdiri atas nomor 1 sampai dengan 7 yang terletak di tengah segitiga panah. Simbol

kode ini didesain oleh Society of the Plastics Industry (SPI) tahun 1988. Pengkodean

plastik bertujuan untuk:

a. Memudahkan kosumen dan pedaur ulang dalam menyortir jenis plastik yang

akan didaur ulang.

b. Menyediakan sistem pengkodean plastik yang seragam bagi produsen plastik.

1. PETE (Polyethylene Terephthalate)

Merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk

ketika panas. Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur

ulang dengan angka 1 ditengahnya dan tulisan PETE dibawah segitiga.

a. PETE dapat ditemukan pada botol minuman, botol soda, botol minyak goreng,

kemasan makanan, dan digunakan untuk botol plastik yang jernih atau

trasparan.

b. Tidak disarankan untuk mewadahi pangan dengan suhu > 60° C, hal ini akan

mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan

(29)

2. HDPE ( High Density Polyethylene)

Merupakan resin yang kuat dan kaku yang berasal dari minyak bumi. HDPE

dapat ditemukan pada botol susu, botol detergen,galon air minum, botol obat, botol oli

mesin, botol shampoo, botol sabun cair, dan botol sabun bayi.

a. Plastik dengan label no 2 dapat didaur-ulang.

b. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena

kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan

HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

c. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras hingga semifleksibel, buram,

lebih tahan terhadap bahan kimia, dan kelembapan.

3. PVC (Polyvinyl Chloride)

Tertera logo daur ulang dengan angka 3 di tengahnya, dan merupakan jenis

plastik yang paling sulit didaur ulang.

a. PVC ini merupakan resin yang keras yang tidak terpengaruh oleh zat

kimia lain.

b. PVC dapat dijumpai pada tanda lalu lintas, kabel listrik, botol pembersih kaca,

pipa air, dan kemasan makanan cepat saji.

4. LDPE (Low Density Polyethylene)

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya.

b. Sifat dari jenis plastik LDPE adalah kuat, fleksibel, kedap air tetapi tembus

cahaya.

c. Plastik berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi baik untuk tempat makanan

karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan

(30)

d. LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas, yang terbuat dari

minyak bumi.

e. LDPE dapat dijumpai pada kantong plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan,

perangkat komputer dan wadah yang dicetak.

5. PP (polyprophylene)

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.

b. PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang

berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan

makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.

c. Polypropylene merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk ketika panas,

yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak.

d. Polypropylene dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, pot tanaman,

tutup botol obat, tutup margarin, sedotan, mainan, tali, dan berbagai macam

botol.

e. Karakteristik dari plastik ini adalah botolnya transparan yang tidak jernih atau

berawan, keras tetapi fleksibel. Poliprophylene lebih kuat dan ringan dengan

daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, minyak,

stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

6. PS (polystryrene)

a. Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah dibentuk bila dipanaskan.

Sangat kaku dalam suhu ruangan.

b. Tertera logo daur ulang dengan angka 6 ditengahnya, serta tulisan PS di

tengahnya, dan terdapat dua macam PS yaitu yang kaku dan lunak/berbentuk

(31)

c. Polystyrene dapat dijumpai pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas plastik,

wadah makanan.

d. PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku, mudah terpengaruh lemak dan

pelarut (seperti alkohol), mudah dibentuk, contohnya wadah plastik bening

berbentuk kotak untuk wadah makanan.

e. PS yang lunak berbentuk seperti busa, biasanya berwarna putih, lunak, mudah

terpengaruh lemak dan pelarut lain (seperti alkohol). Bahan ini dapat

melepaskan styrene jika kontak dengan pangan. Contohnya yang sudah sangat

terkenal Styrofoam.

f. Kemasan Styrofoam biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau

minuman sekali pakai, karton wadah telur.

g. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan

styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan, selain itu

styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan

konstruksi gedung.

h. Jenis plastik ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera

kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara

dibakar. Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api bewarna

kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

7. OTHER

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 7 ditengahnya, serta tulisan other (SAN/

styrene acrylonitrile, ABS/acrylonitrile butadiene styrene, PC/ polycarbonate,

nylon)

b. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum

(32)

c. SAN dan ABS memiliki resitensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu

serta biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring dan

alat makan.

2.3.3 Kantong Plastik

Kantong plastik merupakan plastik yang termasuk ke dalam jenis plastik LDPE

(Low Density Polyethylene) dan termasuk ke dalam kode daur ulang nomor 4. Sifat

LDPE ini kuat, tembus cahaya, fleksibel dan daya proteksi terhadap uap air tergolong

baik. LDPE dapat didaur ulang tetapi sulit dihancurkan alami oleh alam sehingga

dalam jangka panjang dapat menimbulkan pencemaran bagi lingkungan.

Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene.

Kantong plastik yang beredar di masyarakat memiliki bagian ukuran dari mulai 15

cm, 17 cm, 24 cm, 28 cm, 40 cm hingga 50 cm dengan ketebalan 0,01 mm dan 0,03

mm. Kantong plastik pun memiliki berbagai warna yaitu hitam, putih, biru, merah,

kuning, merah putih dan hitam putih

Kantong plastik pada umumnya berbahaya bagi lingkungan, kantong plastik

berwarna memiliki ketebalan yang lebih tipis dibandingkan kantong plastik berwarna

hitam. Sehingga, kantong plastik berwarna lebih memungkinkan untuk hancur degan

cepat dibandingkan kantong plastik hitam. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari

kantong plastik yang sangat sering digunakan oleh masyarakat adalah kantong plastik

hitam karena lebih kuat, ini disebabkan karena kandungan zat kimia dan pewarna

yang tedapat pada kantong plastik hitam lebih banyak dibandingkan kantong plastik

berwarna, sehingga kantong plastik hitam tidak mudah robek dan sangat berbau

plastik. Kantong plastik yang paling sering digunakan adalah kantong keresek hitam,

(33)

Kantong plastik dapat mencemari lingkungan karena kandungan zat kimia yang

terdapat pada kantong plastik ini dapat diserap lingkungan (Rinrin, 2009)

2.3.4. Bahan dan Kandungan yang Terdapat Dalam Plastik

Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami sampai ke

material kimia dan akhirnya ke molekul buatan manusia seperti polyethylene. Plastik

yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, klorin atau

belerang. Untuk membuat plastik dibutuhkan 12 juta berel minyak per tahun, dan 14

juta pohon ditebang, karena kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak

yang disebut ethylene. (Achmad, 2004)

2.3.5 Plastik Sebagai Kemasan

Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni

rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer

yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan

bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut

amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan

tegar (Syarief dkk, 1989).

Klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu :

1. Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan

terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu

tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible)

kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.

2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat polimerisasi

berantai, akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat

mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi

(34)

Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai

tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom

karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang

dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras. Bahan

kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebut polimerisasi dengan

menggunakan bahan mentah monomer yang tersusun sambung-menyambung menjadi

satu dalam bentuk polimer. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu

sifatnya kuat tapi ringan, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat

diberi warna. Kelemahan bahan ini adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil

lain yang terkandung dalam plastik yang dapat berpindah ke dalam bahan makanan

yang dikemas. (Winarno, 1997).

Plastik berisi beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat

fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja ditambahkan itu disebut

komponen non plastik, diantaranya berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap

cahaya ultraviolet, penstabil panas, penurun viskositas, penyerap asam, pengurai

peroksida, pelumas, dan peliat.

Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebut

polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun

sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Dalam plastik juga terkandung

beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu

sendiri. Bahan aditif yang ditambahkan tersebut disebut komponen nonplastik yang

berupa senyawa anorganik atau organik yang memiliki berat molekul rendah. Bahan

aditif dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar UV, dan anti lekat

(35)

2.3.6 Penggunaan Kantong Plastik di Masyarakat

Kantong plastik sangat membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

terutama bagi ibu rumah tangga yang setiap harinya berbelanja, khususnya yang

berbelanja di pasar tradisional. Kepraktisan dan kemudahan memperoleh kantong

plastik membuat ibu rumah tangga sangat bergantung pada keberadaannya, bahkan

jika berbelanja 1-2 barang pun masih menggunakan kantong plastik.

Kantong plastik yang telah digunakan, jika masih bersih sebagian besar

disimpan untuk digunakan kembali dan jika kotor atau rusak biasanya langsung

dibuang. Karena setiap hari rumah tangga menghasilkan sampah, maka setiap hari

pula kantong plastik digunakan untuk tempat sampah di rumah dan akhirnya dibuang

ke tempat penampungan sementara (TPS), setelah dibuang ke TPS masyarakat seolah

lepas tangan atau tidak peduli dengan apa yang terjadi pada sampah-sampah tersebut

(Yustia, 2013).

2.3.7 Bahaya Penggunaan Kantong Plastik

Beberapa alasan mengapa masyarakat harus mengurangi penggunaan kantong

plastik (Amhariputra, 2014).

1. Kantong plastik adalah salah satu bagian dari sampah yang memenuhi daratan

dimana kondisi dari kantong plastik yang ringan sehingga memudahkan untuk

terbang kemana–mana dan mudah kita temukan sampah kantong plastik yang

berserakan baik di fasilitas umum, fasilitas niaga, maupun komplek perumahan

yang dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan penyakit dari lingkungan

yang kotor.

2. Kantong plastik terbuat dari bahan yang tidak dapat diuraikan secara alami

(36)

tentunya juga berdampak pada konsumsi minyak bumi dan berujung pada

semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia.

3. Kantong plastik membahayakan bagi lingkungan dimana plastik yang terbakar

akan menghasilkan polusi udara sedangkan plastik yang terbuat dari bahan

polythene membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk dapat diuraikan secara

alamiah di tanah dan membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk dapat

diuraikan di air.

4. Kantong plastik jika bisa terurai sekalipun maka partikel dari plastik tersebut

tetap akan mencemari air dan tanah.

5. Kantong plastik yang terdapat di air dapat membunuh kehidupan mamalia air

dan juga burung yang mencari makan di permukaan air.

6. Kantong plastik dapat secara tidak sengaja termakan oleh hewan di darat dan

mati karena tidak dapat mencerna plastik tersebut.

7. Jarangnya ditemukan pasar untuk produk hasil daur ulang plastik sehingga

hanya sedikit organisasi yang bersedia untuk melakukan daur ulang sampah

plastik yang ada karena tidak memiliki nilai tambah.

8. Meskipun banyak usaha ritel seperti supermarket yang menerima kembali dan

memberikan kompensasi atas pengembalian kantong plastik atau botol plastik

tetapi hanya sedikit yang melakukan daur ulang atas produk plastik tersebut.

2.4 Dampak Plastik

2.4.1 Dampak Plastik Terhadap Lingkungan

Menurut Riama (2010) sampah kantong plastik merupakan limbah yang

membahayakan lingkungan karena materialnya sulit diurai oleh alam. Dibutuhkan

waktu 500 sampai 1000 tahun agar sampah kantong plastik terurai secara alami.

(37)

1. Kantong plastik dapat menganggu kesuburan tanah karena dapat menghalangi

sirkulasi udara di dalam tanah.

2. Kantong plastik dapat menganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.

3. Tercemarnya tanah, dan air dalam tanah.

4. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai akan mengakibatkan

pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yg menyebabkan banjir.

5. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, ringan dan

mudah diterbangkan angin.

6. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut & anjing laut menganggap

plastik tersebut makanan dan mati karena tidak dapat mencernanya.

7. PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai meskipun termakan oleh

binatang dan akan menjadi pembunuh berantai sesuai urutan rantai makanan.

8. Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh

hewan-hewan pengurai seperti cacing.

2.4.2 Dampak Plastik Bagi Kesehatan

Adapun zat-zat penyusun plastik yang berbahaya bagi kesehatan adalah (yanti,

2011) :

1. Monomer vinil klorida, dapat bereaksi dengan sitosin pada DNA dan

mengalami metabolisme dalam tubuh, sehingga memiliki potensi yang cukup

tinggi untuk menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker

hati.

2. Monomer vinil asetat, telah terbukti pada hewan percobaan yaitu menimbulkan

kanker tiroid, uterus dan hati (liver) pada hewan.

3. Monomer lainnya, seperti akrilat,stirena, metakriat dan senyawa turunannya

(38)

isosianat organic, heksa metilandiamin, melamin, epodilokkloridin, bispenol

dan akrilonitril yang dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan

terutama mulut, tenggorokan dan lambung.

Selain monomer, zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya:

4. Dibutil ptalat (DBP) dan Dioktil ptalat (DOP), merupakan zat aditif yang

popular digunakan dalam proses plastisasi ,namun di balik ke pepuleran itu

ternyata DBP dan DOP ternyata menyimpan suatu zat kimia yaitu zat benzen.

Benzen termasuk larutan kimia yang sulit di cerna oleh sistem pencernaan.

Benzen juga tidak dapat dikeluarkan melalui feses atau urin. Akibatnya, zat ini

semakin lama semakin menumpuk dan berbalut lemak. Hal tersebut bisa

memicu kanker pada darah atau leukemia

5. Timbal (Pb) merupakan racun bagi ginjal dan cadmium (Cd) yang merupakan

pemicu kanker dan racun bai ginjal dimana keduanya merupakan bahan adiktif

untuk mencegah kerusakan pada plastik.

6. Senyawa nitrosamine, yang timbul akibat reaksi antara komponen dalam plastik

yang bersifat karsinogenik.

7. Ester ptalat, yang digunakan untuk melenturkan ternyata dapat mengganggu

system endokrin.

8. Bisphenol -A (BPA) yang terdapat pada plastik polikarbonat (PC) merupakan

zat aditif yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar

resiko pada kehamilan.

9. Bahan aditif senyawa penta kloro bifenil (PCB) yang di tambahkan sebagai

bahan pelembut. PCB berfungsi sebagai agent dan ikut menentukan kualitas plastik.

Bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah di larang pemakaiannya karena dapat

(39)

gejala keracunan PCB ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan,

gangguan pencernaan, serta tangan dan kaki lemas. pada wanita hamil PCB dapat

mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. pada keracunan

menahun, PC dapat menyebabkan kematian jaringan hati dan kanker hati.

Berdasarkan survey di Amerika Serikat tahun 1986 menunjukkan 100%

jaringan lemak penduduk amerika mengandung styrene yang berasal dar Styrofoam.

Pada penelitain dua tahun kemudian menyebutkan kandungan styrene sudah mencapai

ambang batas sehingga menimbulkan gangguan syraf. Penelitian di New Jersey, New

York 75% ASI terkontaminasi styrene karena ibu mengggunakan wadah Styrofoam

saat mengkonsums makanan. Styrene bisa perpindah ke janin melalui plasenta pada

ibu-ibu hamil. Keracunan PCB di Jepang menimbulkan penyakit yusho, yaitu

penyakit dengan gejalan dari keracunan berupa pigmentasi pada kulit dan

benjolan-benjolan, gangguan pada perut, tangan dan kaki lemas (Greenaction, 2011).

2.5 Upaya Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik

1. Cara pertama untuk mengurangi penggunaan kantung plastik adalah dengan

berhenti menggunakannya. Mulailah membawa tas sendiri saat berbelanja,

gantungkan didekat pintu agar tidak lupa membawanya, pilihlah bahan yang

cukup tipis sehingga bisa dilipat dan dimasukkan ke ransel atau tas sehari-hari

Anda.

2. Sebarkan Informasi tentang bahaya kantong plastik.

3. Reduse (Pengurangan) langkah ini dapat dilakukan dengan mengurangi

penggunaan kantung plastik saat berbelanja.

4. Reuse (pemakaian kembali) langkah ini dilakukan dengan cara menggunakan

(40)

5. Recycle (daur ulang) merupakan cara yang mengolah kembali plastik menjadi

bahan lain yang bermanfaat dan lebih berguna serta layak pakai.

6. Kumpulkanlah tas-tas plastik yang bisa ditemukan, lalu serahkan ke pemulung

atau tempat pengumpul plastik agar bisa diolah dengan baik.

7. Gunakan Reusable bag yang bisa dilipat dan ditaruh dalam tas.

8. Sadarkan/ajarkan anak-anak kita untuk menghindari/mengurangi pemakaian

kantong plastik.

9. Daur ulang kantong plastik dengan berbagai cara kreatif.

10. Hindari penggunaan kontong plastik khusus sampah, gunakan kantong plastik

yang tersisa dirumah.

2.6 Solusi Mengatasi Penggunaan Kantong Plastik

1. Beberapa solusi mengatasi penggunaan kantong plastik yaitu dengan:

melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global

serta dengan adanya peraturan tentang larangan maupun batasan penggunaan

kantong plastik.

2. Mulai melakukan tindakan mengurangi penggunaan kantong plastik dari diri

sendiri dan dilakukan sekarang juga serta menggunakan tas berbelanja atau

keranjang setiap kali berbelanja.

3. Apabila berbelanja dengan jumlah yang kecil atau sedikit, masukan barang

belanjaan ke dalam tas.

4. Ingatkan keluarga maupun orang dekat atau teman untuk selalu membawa tas

kain saat belanja.

5. Mulai lah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dengan cara mengurangi

(41)

2.7 Peran Pemerintah Dalam Upaya Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik

Pemerintah sudah menerapkan Undang-Undang No 18/2008 tentang

pengelolaan sampah melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH). Salah

satu isi dari Undang-Undang setiap pemilik usaha ritel modern agar membatasi

penggunaan kantong plastik. Namun ini hanya untuk ritel modern saja seperti

hypermarket, supermarket dan pasar modern. Untuk pasar tradisional tidak diterapkan

peraturan seperti itu, padahal penyumbang terbesar sampah plastik yakni berasal dari

pasar tradisonal. Indonesia pada faktanya sudah mengkomunikasikan akan berusaha

untuk menekan volume sampah dan pengelolaan sampah sejak tahun 1970-an dengan

meluncurkan program 3-R , yakni Reduce atau mengurangi dan membatasi, reuse atau

menggunakan kembali dan recycle atau mendaur ulang kembali. Namun realisasi

program tersebut tidak tampak, program itu hanya tampak sebagai teori dan wacana

yang tidak ada tindakannya. (Silitonga, 2008).

2.8 Kebijakan dalam Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik

Beberapa kebijakan-kebijakan mengenai pengaturan penggunaan kantong plastik.

Secara umum beberapa kebijakan yang bisa dilakukan dan ditegakkan mengenai

pembatasan penggunaan kantong plastik adalah (Adiwijaya, 2014) :

1. Menerapkan pajak bagi penggunaan kantong plastik

2. Menetapkan standar kantong plastik yang aman bagi lingkungan

3. Bekerja sama dengan semua usaha ritel untuk membatasi kantong plastik

4. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan kantong

plastik

5. Bekerja sama dengan LSM atau Organisasi kepemudaan untuk bersama-sama

(42)

2.9 Hambatan Bagi Pedagang dalam Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik

Adanya peraturan sepertinya tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar

tradisional, ada beberapa hambatan bagi pedagang pasar tradisional untuk

melaksanakan hal tersebut diantaranya (Adiwijaya, 2014) :

1. Budaya pedagang pasar yang sudah sering membagikan secara gratis dengan

langsung memasukan barang dagangan kedalam kantong plastik dan tanpa

batasan kepada konsumen

2. Rasa takut pedagang pasar tradisional akan kehilangan pelanggannya karena

menghentikan atau membatasi pemberian kantong plastik

3. Pola pandang konsumen yang pada umumnya meminta kantong plastik dalam

berbelanja

4. Wawasan akan kecintaan terhadap lingkungan hidup pasar tradisional masih

rendah, Masyarakat yang telah menjadi pembeli atau konsumen di pasar

tradisional saat ini ada beberapa yang sadar untuk mengurangi penggunaan

kantong plastik, mereka biasanya membawa tas belanja sendiri yang dapat

mereka pergunakan kembali saat berbelanja di lain waktu.

Beberapa alasan konsumen yang tidak mengurangi penggunaan terhadap

sampah plastik adalah :

1. Kantong plastik masih dianggap sebagai pembungkus paling praktis yang mereka

biasa pakai

2. Kantong plastik tidak perlu dibersihkan, cukup dibuang setelah selesai dipakai

3. Mereka tidak mengetahui atau tidak peduli akan bahaya limbah kantong plastik

bagi lingkungan.

(43)

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi seorang

individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon

dapat bersifat pasif (tanpa tindakan seperti berfikir, berpendapat dan bersikap)

maupun aktif (melakukan tindakan).

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu

sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara,

bereaksi, berfikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas

organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung

(Notoadmodjo, 2007).

Menurut Notoadmodjo (2005), merumuskan bahwa prilaku merupakan respon

atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia

terjadi melalui proses stimulus, organisme, dan respon sehingga teori skinner ini

disebut “S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons). Bentuk operasional dari perilaku

dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan

rangsangan.

2. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau

rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan mencetak

perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam

tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial budaya yang bersifat

non fisik tetap mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku

manusia. Lingkungan ini merupakan keadaan masyarakat dan segala budi daya

(44)

3. Perilaku dalam bentuk tindakan, yaitu sudah konkrit berupa perbuatan terhadap

situasi dan rangsangan dari luar.

2.10.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi

yang disampaikan orang lain, di dapat dari buku, surat kabar, atau media massa,

elektronik. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour)

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kongnitif mempunyai 6 tingkat,

yakni :

1. Tahu (know)

Tahu artikan sebagai mengigat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengigat kembali (recail) terdapat

suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang pelajari atau rangsangan yang harus

diterima. Oleh sebab itu, ”tahu” ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

(45)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpre

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Kelurahan Bandar Selamat Berdasarkan
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Kelurahan Bandar Selamat Berdasarkan
Tabel 4.3 Distribusi Pembeli dan Pedagang yang Berbelanja di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 berdasarkan Umur
Tabel 4.5   Distribusi Pembeli dan Pedagang di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung  Tahun 2014 Berdasarkan Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kerangka konsep dalam penelitian ini akan menjabarkan tentang efektifitas metode penyuluhan dan media leaflet tentang pengetahuan dan sikap ibu balita tentang gizi buruk

Kesimpulan: Penyuluhan dengan metode diskusi lebih efektif daripada metode ceramah dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang kelainan refraksi anak.. Kata kunci:

Judul : Efektivitas Penyuluhan dengan Metode Diskusi Kelompok dalam Meningkatkan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu tentang Pencegahan Pneumonia pada Balita (Studi di

Intervensi dengan leaflet berbahasa daerah lebih efektif dibandingkan dengan leaflet berbahasa Indonesia dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang PHBS

Oleh karena itu penulis berupaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan menjadi kategori baik dengan memberikan penyuluhan tentang potensi cemaran bahan

1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia e-ISSN : 2615-109X 390 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Media Audio Visual Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu