HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA PEMBELI DAN PEDAGANG DENGAN PENGGUNAAN KANTONG
PLASTIK DI PASAR TRADISIONAL FIRDAUS KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
TAHUN 2014
SKRIPSI
OLEH MIRA GUSLAIDA
NIM. 101000273
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA PEMBELI DAN PEDAGANG DENGAN PENGGUNAAN KANTONG
PLASTIK DI PASAR TRADISIONAL FIRDAUS KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
MIRA GUSLAIDA 101000273
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL SKRIPSI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN
SIKAP PADA PEMBELI DAN PEDAGANG DENGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK
DI PASAR TRADISIONAL FIRDAUS
KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2104
NAMA MAHASISWA : MIRA GUSLAIDA
NIM : 101000273
PROGRAM STUDI : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN : KESEHATAN LINGKUNGAN
TANGGAL LULUS : 27 JANUARI 2015
Disahkan Oleh: Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Evi Naria, Mkes dr. Devi Nuraini Santi, Mkes NIP. 196803201993032001 NIP. 197002191998022001
Medan, Januari 2015 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
ABSTRAK
Kantong plastik merupakan kemasan yang sering digunakan untuk membawa beberapa keperluan sehari-hari, khususnya ketika berbelanja. Penggunaan kantong plastik yang terus-menerus akan berdampak terhadap pencemaran lingkungan karena kantong plastik membutuhkan waktu 500-1000 tahun untuk bisa terdegradasi secara sempurna oleh mikroorganisme tanah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014.
Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik dengan desain cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembeli yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus kecamatan Medan Tembung. Jumlah sampel sebanyak 60 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji chi square dan exact fisher.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu adanya hubungan antara pekerjaan (p = 0,001) pengetahuan (p= 0,034) dan sikap (p= 0,037) dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung.
Dari hasil penelitian disarankan adanya penerapan biaya untuk kantong plastik yang diberikan oleh perusahaan atau pengusaha kantong plastik kepada konsumen yang menggunakan kantong plastik. Adanya kegiatan kampanye, penyuluhan, serta media informasi lainnya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan kepedulian masyarakat agar mengurangi atau membatasi penggunaan kantong plastik dan memulai untuk tidak menggunakan kantong plastik setiap berbelanja sehingga penggunaan kantong plastik dapat dikurangi dan pencemaran lingkungan akibat kantong plastik bisa diminimalisir serta bagi responden yang sudah memulai mengurangi, menggunakan kembali dan membatasi penggunaan kantong plastik untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan.
ABSTRACT
Plastic bags are often used to bring some daily necessities. The plastic bags usage will continually impact on environmental pollution because the plastic bag takes 500-1000 years to be completely degraded by soil microorganisms.
The purpose of this study was to determine the characteristics knowledge correlation and attitudes of consumers and merchants with the usage of plastic bags in firdaus traditional market subdistric medan tembung in 2014.
Type of research is analityc survey with a cross sectional study design. Population in this study are all consumers who shop and merchants who sell in firdaus traditional market subdistric medan tembung. Total sample is 60 peoples. Technical sampling is using purposive sampling and though of data obtained process using the chi square test and Fisher's exact.
The results obtained by the existence of the correlation between occupation (p= 0,001) knowledge (p= 0,034)and attitudes (p= 0,037)with usage of plastic bags in firdaus tradisional market subdistric medan tembung.
Based on research, suggested that the application of the costs to the plastic bags provided by the company or company who produce plastic bags to consumer who usage plastic bags. their campaign activities, counseling and other information media to increase knowledge, attitudes and public awareness to reduce or limit the usage of plastic bags and start to not use plastic bags in order to usage plastic bags can be reduced and the environmental pollution caused by plastic bags can be minimized and for respondents who have starts reduce, reuse, and limit the usage of plastic bags to retain concern for the environment.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Mira Guslaida
Tempat/Tanggal Lahir : Mandailing Natal, 10 November 1992
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara
Alamat Rumah : Desa Sumber Makmur Kecamatan Tapung Kabupaten
Kampar Provinsi Riau
Riwayat Pendidikan
1. TK Himmatul Ummah : 1997-1998
2. SD Negeri 029 Sumber Makmur : 1998-2004
3. MTS Swasta Darul Mursyid Simanosor Julu : 2004-2007
4. SMA Swasta Darul Mursyid Simanosor Julu : 2007-2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT, yang selalu
memberikan rahmat dan kuasa-Nya, yang melimpahkan kasih sayang dan
petunjuk-Nya dan dengan izin-petunjuk-Nya pula penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Hubungan Karakteristik Pengetahuan dan Sikap pada Ibu Rumah
Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014” Shalawat beriring salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang menjadi suritauladan
bagi kita ummat islam.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara (USU). Dalam Penulisan Skripsi ini, penulis menyadari dan mengetahui bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan
keterbatasan pengetahuan penulis sebagai manusia.
Selama penulisan skripsi ini penulis sangat banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Drs. Surya Utama, MS, Selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr.Ir. Zulhaida Lubis, M.kes Selaku Dosen Pembimbing Akademik.
3. Ir. Evi Naria, Mkes, selaku ketua Departemen Kesehatan Lingkungan di
FKM-USU beserta Staf bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan
4. Ir. Evi Naria, Mkes dan dr. Devi Nuraini Santi, Mkes Selaku Dosen
Pembimbing I dan pembimbing II.
5. Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH dan Ir. Indra Chahaya S, MSi Selaku Dosen
Penguji I dan Penguji II.
6. dr. Taufik Ashar, MKM Selaku Dosen Penguji II Pengganti.
7. Seluruh dosen dan staf/pegawai yang banyak membantu penulis dalam proses
perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
8. Bapak Muktar Lubis, SE selaku lurah di Kelurahan Bandar Selamat beserta
stafnya.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang begitu besar dan tidak
terhingga kepada:
1. Ayahanda tercinta, Alm.H. Darwis Lubis, yang menjadi pendidik dan
penyemangat hidup penulis dan Ibunda terkasih Hj. Lili Gusriati yang selalu
mendoakan dan memotivasi penulis lahir dan batin dan tak henti-hentinya
memberikan kasih sayang, kesabaran, nasehat, didikannya baik berupa materil
maupun moril.
2. Bapak Samsir alam dan etek Juliana selaku orangtua dan keluarga yang
mendidik penulis selama masa perkuliahan hingga selesai.
3. Kakak dan Abang tercinta Nora Efrida Lubis, AmKep, Indra Gunawan Lubis,
S.pd, dan Rinaldi Nasution serta keponakan tersayang Rafif atas segala
dukungan, perhatian, kasih sayang dan do’a untuk penulis.
4. Abangda Riki Satria Perdana, ST, Muhammad Rohiyan, SP, Khadijah, S.pd,
Sry Hinayah lubis serta sepupu dan keluarga besar yang telah banyak
5. Sahabat hati terbaik, yang selalu mendoakan, memberi dukungan, membantu
dan menyemangati penulis.
6. Sahabat-sahabat terbaik saya Syahraeni Ayu Pasaribu, Romaito Hasibuan, Siti
Hardinisah, Damayani, Aminah Arfah Pulungan, SKM, Susianita Pangaribuan
Elinsa Sihotang, SKM dan Olivya Glantika yang selalu ada bersama penulis
baik dalam suka maupun duka.
7. Teman Mahasiswa Angkatan Tahun 2010 peminatan Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya untuk Ira Putri Lan Lubis,SKM,
Nurul Hidayah Nst, SKM, kakak Nurmala Syari Lubis, Samuel Marganda dan
Epi Rela.
8. Teman Mahasiswa Angkatan Tahun 2010 khususnya kepada kakak Devi Eni
Pohan, Evi Sriwahyuni, Rosalyn dan secara keseluruhan.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat untuk semua kalangan.
Medan, Januari 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... .iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... .iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI... .viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pencemaran Lingkungan ... 8
2.2Sampah ... 9
2.3Plastik ... 9
2.3.1 Sejarah Plastik ... 10
2.3.2 Jenis Plastik ... 11
2.3.3 Kantong Plastik ... .15
2.3.4 Bahan dan Kandungan yang Terdapat dalam Plastik ... 16
2.3.5 Plastik sebagai Kemasan ... 17
2.3.6 Penggunaan Kantong Plastik di Masyarakat... 19
2.3.7 Bahaya Penggunaan Kantong Plastik ... 19
2.4Dampak Plastik ... 21
2.4.1 Dampak Plastik terhadap Lingkungan ... 21
2.4.2 Dampak plastik terhadap Kesehatan ... 22
2.5Upaya Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik ... 23
2.6Solusi Mengatasi Penggunaan Kantong Plastik ... 24
2.7Peran Pemerintah dalam Upaya Mengurangi penggunaan kantong plastik ... ...25
2.8Kebijakan Dalam Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik ... 25
2.9Hambatan Bagi Pedagang Dalam Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik ... 26
2.10 Prilaku ... 27
2.10.1 Pengetahuan ... 28
2.10.2 Pengetahuan dalam Bentuk Prilaku ... 30
2.10.3 Sikap ... 32
2.11 Kerangka Konsep ... 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian... ..37
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 37
3.2.2 Waktu Penelitian ... 37
3.3Populasi dan Sampel ... 38
3.3.1 Populasi Penelitian ... 38
3.3.2 Sampel Penelitian... 38
3.4Teknik Pengambilan Sampel ... 39
3.5Metoda Pengumpulan Data ... 39
3.5.1 Data Primer ... 39
3.5.2 Data Sekunder ... 39
3.6Defenisi Operasional ... 39
3.7Instrumen dan Aspek Pengukuran ... 41
3.7.1 Instrumen ... 41
3.7.2 Aspek Pengukuran ... 41
3.8Tehnik Analisis Data... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44
4.1.1 Keadaan Geografis Lokasi Penelitian ... 44
4.1.2 Data Demografi ... 44
4.2 Karakteristik Responden ... 45
4.2.1 Umur Responden ... 45
4.2.2 Pendidikan Responden ... 46
4.2.3 Pekerjaan Responden ... 47
4.2.4 Penghasilan Responden ... 47
4.3 Tingkat Pengetahuan Responden ... 48
4.3.1 Tingkat pengetahuanPembeli ... 48
4.3.2 Tingkat pengetahuan Pedagang ... 50
4.3.3 Kategori Tingkat pengetahuan pada Pembeli dan Pedagang ... 53
4.4 Sikap Responden ... 53
4.4.1 Sikap Pembeli ... 53
4.4.2 Sikap Pedagang ... 55
4.4.3 Kategori Sikap pada pembeli dan Pedagang ... 56
4.5 Penggunaan Kantong Plastik ... 56
4.5.1 Penggunaan Kantong Plastik pada Pembeli ... 57
4.5.2 Penggunaan Kantong plastik pada Pedagang ... 58
4.5.3 Kategori penggunaan Kantong plastik pada Responden ... 60
4.6 Hubungan Karakteristik Responden dengan penggunaan Kantong Plastik ... 60
4.6.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan
Penggunaan Kantong Plastik ... 61 4.6.3 Hubungan Pekerjaan Responden dengan
Penggunaan Kantong Plastik ... 62
4.6.4 Hubungan Jumlah Penghasilan Responden dengan
Penggunaan Kantong Plastik ... 62
4.7 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Penggunaan
Kantong Plastik ... 63 4.8 Hubungan Sikap Responden dengan penggunaan
Kantong Plastik ... 64
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan karakteristik Responden dengan Penggunaan
Kantong Plastik ... 65 5.2 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Penggunaan
Kantong Plastik ... 67
5.3 Hubungan Sikap Responden dengan Penggunaan
Kantong Plastik ... 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 72
6.2 Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN :
- Kuesioner Penelitian - Lampiran Data SPSS - Dokumentasi Penelitian - Lembar Bimbingan Skripsi
- Surat Izin Permohonan Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
- Surat Pemberian Izin Penelitian dari Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel distribusi penduduk Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung berdsarkan Jenis Kelamin
Tahun 2014 ... 44
Tabel 4.2. Tabel distribusi penduduk kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Berdasarkan Pendidikan
Tahun 2014 ... 45
Tabel 4.3 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 berdasarkan
Umur ... 46
Tabel 4.4 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 berdasarkan
pendidikan ... 46
Tabel 4.5 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 berdasarkan
Pekerjaan ... 47
Tabel 4.6 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 berdasarkan
Penghasilan ... 48
Tabel 4.7 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga berdasarkan Indikator Pengetahuan tentang Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun
2014 ... 48
Tabel 4.8 Tabel distribusi Pedagang berdasarkan Indikator Pengetahuan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun
2014 ... 51
Tabel 4.9 Tabel Kategori Tingkat Pengetahuan pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang tentang penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung
tahun 2014 ... 53
Tabel 4.10 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga berdasarkan Indikator Sikap tentang Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014 ... 53
Tabel 4.12 Tabel Kategori Sikap pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang tentang penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014 ... 56
Tabel 4.13 Tabel distribusi Ibu Rumah tangga berdasarkan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan
Medan Tembung Tahun 2014... 57
Tabel 4.14 Tabel distribusi pedagang berdasarkan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan
Medan Tembung Tahun 2014... 58
Tabel 4.15 Tabel Kategori Penggunaan Kantong Plastik pada Ibu Rumah Tangga dan Pedagang tentang penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan
Tembung tahun 2014 ... 60
Tabel 4.16 Tabel Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014
berdasarkan Umur... 60
Tabel 4.17 Tabel Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014
berdasarkan Pendidikan ... 61
Tabel 4.18 Tabel Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014
berdasarkan Pekerjaan ... 62
Tabel 4.19 Tabel Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014 berdasarkan Penghasilan... 63
Tabel 4.20 Tabel Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar
Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014 ... 64
Tabel 4.21 Tabel Hubungan Sikap Ibu Rumah Tangga dan Pedagang dengan Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Tradsional
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Lembar Kuesioner Penelitian pada Pembeli ...77
Lampiran II Lembar Kuesioner Penelitian Pada Pedagang ...86
Lampiran III Master Data ...96
Lampiran IV Print Out data SPSS ...98
Lampiran V Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 109
Lampiran VI Lembar Bimbingan Skripsi ...113
Lampiran VII Surat Izin Permohonan Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ...115
Lampiran VIII Surat Pemberian Izin Penelitian dari Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan ...116
Lampiran IX Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan ...117
ABSTRAK
Kantong plastik merupakan kemasan yang sering digunakan untuk membawa beberapa keperluan sehari-hari, khususnya ketika berbelanja. Penggunaan kantong plastik yang terus-menerus akan berdampak terhadap pencemaran lingkungan karena kantong plastik membutuhkan waktu 500-1000 tahun untuk bisa terdegradasi secara sempurna oleh mikroorganisme tanah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di pasar Tradsional Firdaus Kecamatan Medan Tembung tahun 2014.
Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik dengan desain cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembeli yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Firdaus kecamatan Medan Tembung. Jumlah sampel sebanyak 60 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji chi square dan exact fisher.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu adanya hubungan antara pekerjaan (p = 0,001) pengetahuan (p= 0,034) dan sikap (p= 0,037) dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung.
Dari hasil penelitian disarankan adanya penerapan biaya untuk kantong plastik yang diberikan oleh perusahaan atau pengusaha kantong plastik kepada konsumen yang menggunakan kantong plastik. Adanya kegiatan kampanye, penyuluhan, serta media informasi lainnya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan kepedulian masyarakat agar mengurangi atau membatasi penggunaan kantong plastik dan memulai untuk tidak menggunakan kantong plastik setiap berbelanja sehingga penggunaan kantong plastik dapat dikurangi dan pencemaran lingkungan akibat kantong plastik bisa diminimalisir serta bagi responden yang sudah memulai mengurangi, menggunakan kembali dan membatasi penggunaan kantong plastik untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan.
ABSTRACT
Plastic bags are often used to bring some daily necessities. The plastic bags usage will continually impact on environmental pollution because the plastic bag takes 500-1000 years to be completely degraded by soil microorganisms.
The purpose of this study was to determine the characteristics knowledge correlation and attitudes of consumers and merchants with the usage of plastic bags in firdaus traditional market subdistric medan tembung in 2014.
Type of research is analityc survey with a cross sectional study design. Population in this study are all consumers who shop and merchants who sell in firdaus traditional market subdistric medan tembung. Total sample is 60 peoples. Technical sampling is using purposive sampling and though of data obtained process using the chi square test and Fisher's exact.
The results obtained by the existence of the correlation between occupation (p= 0,001) knowledge (p= 0,034)and attitudes (p= 0,037)with usage of plastic bags in firdaus tradisional market subdistric medan tembung.
Based on research, suggested that the application of the costs to the plastic bags provided by the company or company who produce plastic bags to consumer who usage plastic bags. their campaign activities, counseling and other information media to increase knowledge, attitudes and public awareness to reduce or limit the usage of plastic bags and start to not use plastic bags in order to usage plastic bags can be reduced and the environmental pollution caused by plastic bags can be minimized and for respondents who have starts reduce, reuse, and limit the usage of plastic bags to retain concern for the environment.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan yang merupan faktor penentu status
kesehatan seseorang. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, apabila keempat
faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal juga. Perilaku
kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan serta lingkungan.
Perilaku menjaga kesehatan bagi manusia dapat dilihat dari perilaku terhadap
kesehatan lingkungannya, Perilaku menjaga kesehatan lingkungan salah satunya
mecakup perilaku terhadap sampah dan pengelolaannya (Notoatmodjo,2003).
Bertambahnya penduduk dan berubahnya pola konsumsi masyarakat
menyebabkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah termasuk
kantong plastik. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada
pendekatan akhir, yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat
pemrosesan akhir sampah (Suwerda, 2012).
Kantong plastik atau lebih dikenal sebagai kantong kresek terutama yang
berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di
masyarakat dengan masa pakai yang singkat atau sering dibuang begitu saja setelah
sekali pemakaian. Penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari
merupakan hal yang biasa terjadi. Hal ini karena kantong plastik mempunyai
keunggulan dibanding bahan lain, sifatnya yang ringan, tembus pandang, praktis,
memperoleh kantong plastik dari pasar tradisional, supermarket, minimarket, warung,
toko, atau tempat- tempat yang melakukan kegiatan jual beli lainnya. Kantong plastik
tidak terdegradasi secara sempurna dalam waktu singkat seperti sampah organik
lainnya. Situasi seperti ini akan menyebabkan sampah-sampah kantong plastik terus
menumpuk dari tahun ke tahun jika kita tidak mulai mengurangi penggunaannya dari
sekarang (Wijaya, 2009).
Penggunaan kantong plastik yang berlebihan dapat berdampak buruk baik
terhadap kesehatan maupun lingkungan. Secara kesehatan, kantong plastik ada yang
mengandung dioxin yang bersifat karsinogenik. Jika dibakar, akan menghasilkan asap
beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak
sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioxin dan sangat berbahaya bila
terhirup manusia. Secara lingkungan, kantong plastik memiliki tekstur dan sifat yang
tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, tidak
dapat berkarat, dan pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. Saat terurai,
partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air dalam tanah. Jika dibuang ke
sungai, sampah kantong plastik dapat menyumbat aliran air yang berakibat pada
pendangkalan sungai sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya banjir.
Dibutuhkan waktu 500-1000 tahun bagi sampah plastik untuk dapat terdegradasi
dengan sempurna oleh mikroorganisme tanah. (Yustia, 2013).
Pembeli merupakan seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau
sejumlah barang dan jasa. Pedagang merupakan orang yang berperan penting dalam
aktifitas di pasar. Interaksi antara pedagang dan pembeli di pasar tradisional
merupakan aktifitas utama. Pedagang merupakan orang yang melakukan aktifitas
jual-beli barang dagangannya untuk mendapatkan keuntungan. Dengan kondisi ramainya
keperluan membungkus barang kebutuhan yang diperdagangkan. Kantong plastik
tersebut akan menjadi sampah yang berbahaya bagi lingkungan (Amhariputra dkk,
2014).
Pasar tradisional adalah tempat terjadinya kegiatan antara penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar tradisional merupakan tempat yang ramai
akan pedagang dengan bermacam-macam barang dagangannya. Pasar tradisional
menjual barang kebutuhan sehari- hari seperti sayuran, lauk-pauk, beras, serta
kebutuhan pokok rumah tangga lainnya. Keadaan lingkungan di pasar tradisional
kurang terjaga kebersihannya, karena adanya sampah yang dihasilkan oleh pedagang
dari barang-barang dagangan. Penggunaan kantong plastik di kawasan ini sangat
mudah dijumpai karena kegiatan jual beli dan kemudahan untuk mendapatkan
kantong plastik dari pedagang yang menjual barang dagangannya (Rosidafatma,
2011)
Dunia bisa menghasilkan sampah plastik dalam satu hari dengan jumlah yang
sangat besar. Konsumsi plastik di dunia sekitar 1 trilyun kantong plastik dalam satu
tahunnya. Data dunia pada tahun 2004, tingkat konsumsi plastik tertinggi di dunia
adalah Eropa Barat (14,1 kg per kapita) dan Amerika Serikat (15,5 kg per kapita).
Menurut data kelautan research foundation, ribuan ton sampah plastik yang berasal
dari AS mengapung di Samudera Pasifik, sampah-sampah plastik ini membunuh
ribuan ton ikan dan merusak biota laut. Ribuan ton sampah plastik menjadi polutan
yang mengancam pencemaran lingkungan di dunia (Silitonga, 2008)
Beberapa negara sudah mempunyai dan melakukan usaha untuk mengurangi
penggunaan kantong plastik diantaranya, Denmark menerapkan pajak kepada usaha
ritel sejak tahun 1994. Taiwan melarang penggunaan kantong plastik serta
produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan. Jepang pada tahun 2006,
mampu memeningkatkan pemanfaatan tingkat efektifitas sebanyak 72% sampah
plastik diolah dengan dengan baik, 20% dari sampah plastik dikelola dengan mendaur
ulang sedangkan 52% di bakar untuk tujuan pemulihan energi yaitu pembangkit listrik
atau pembangkit tenaga panas. Hongkong mengkampanyekan ”No Plastic Bag Day”
atau ”Hari Tanpa Kantong Plastik” sejak 2006. Singapura mengkampanyekan ”Bring
Your Own Bag” atau ”Bawa Kantong Anda Sendiri” sejak April 2007, konsumen
harus mengeluarkan biaya tambahan jika menggunakan kantong plastik sehingga
menurunnya konsumsi kantong plastik sampai dengan 60%. Belanda hanya
memperbolehkan toko ritel non makanan yang memberikan kantong plastik secara
gratis sedangkan untuk toko ritel makanan harus mengenakan biaya ekstra bagi
konsumen yang menginginkan kantong plastik. Belgia menerapkan pajak kepada
usaha ritel atas kantong plastik sejak tahun 2007. China mengenakan sanksi kepada
usaha ritel yang memberikan kantong plastik secara gratis sejak bulan Juni 2008.
India menerapkan pelarangan penggunaan kantong plastik serta penerapan pajak
kantong plastik pada usaha ritel sejak januari 2009 serta kriteria standar untuk
produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan (Amhariputra, 2014).
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia menyatakan konsumsi
plastik penduduk Indonesia setiap harinya mencapai 26.500 ton/hari. Menurut survey
yang dilakukan tahun 2008 komposisi sampah non organik termasuk sampah plastik
sudah meningkat 35%, pasar tradisional menyumbang 70% sampah plastik yang
tersebar di seluruh Indonesia artinya, sebagian besar sampah plastik yang sudah jelas
berbahaya terhadap lingkungan itu berasal dari pasar tradisional.
Pada bulan Mei 2008, pemerintah mengeluarkan UU No 18/2008 tentang
produsen mendaur ulang sampah sehingga lingkungan menjadi bersih serta mengatur
pengusaha ritel untuk membatasi penggunaan tas plastik. Sejalan dengan peraturan
tersebut, upaya pengurangan kantong plastik telah dilakukan di berbagai ritel dan
pusat perbelanjaan seperti Carrefour, Superindo, Giant, dan Indomaret. Strategi yang
digunakan adalah disediakannya produk pengganti kantong plastik yaitu tas kain, tas
kertas dan tas plastik biodegradable yang lebih ramah lingkungan.
Berdasarkan penelitian Sya’diyah (2014) tentang pengetahuan konsumen
tentang prinsip reduce dan reuse serta partisipasinya dalam menggunakan tas belanja
sebagai pengganti kantong plastik di Carrefour Medan Fair tahun 2014, hasil yang di
dapat yaitu partisipasi responden yang menggunakan tas belanja masih rendah
sebanyak 7 orang (8,2%) dari 85 responden.
Menurut data yang di peroleh dari Dinas Kebersihan kota Medan rata-rata
jumlah sampah yang terangkut setiap tahunnya di Tahun 2013 adalah 500.910,19
ton/tahun, Sedangkan jumlah sampah per bulan adalah 45.537.29 ton/bulan atau
1.517.91 ton/hari.
Berdasarkan data BPS Kota Medan tahun 2010 terdapat 3 kecamatan yang padat
penduduk yaitu : Kecamatan Medan Perjuangan 22.974 km2, Kecamatan Medan
Tembung 18.866 km2 dan Kecamatan Medan Area 17.462 km2. Pasar Tradisional
Firdaus merupakan salah satu pasar Tradisional yang terletak di Kecamatan Medan
Tembung yang merupakan tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari dan selalu ramai
pengunjung terutama para ibu, selain itu pasar Firdaus mulai melakukan aktifitas
pasar sejak pagi hinga sore, sehingga besar peluang ibu rumah tangga berbelanja ke
pasar.Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti dalam waktu 5 hari,
hanya 32 orang yang menggunakan keranjang dari sekian banyak pembeli yang
Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian mengenai
hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan pedagang dengan
penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung
Tahun 2014.
1.2 Rumusan Masalah
Penggunaan kantong plastik yang semakin meningkat dikalangan masyarakat
terutama dikalangan pembeli dapat menghasilkan ratusan sampah plastik yang
berdampak buruk terhadap lingkungan. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada
pembeli dan pedagang dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional
Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan karakteristik pengetahuan dan sikap pada pembeli dan
pedagang dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus
Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik pada responden (meliputi umur, pendidikan,
pekerjaan dan penghasilan) di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan
Tembung Tahun 2014.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan pada responden di Pasar Tradisional Firdaus
Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
3. Mengetahui sikap responden di di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan
4. Mengetahui hubungan karakteristik pada responden (meliputi umur, pendidikan,
pekerjaan dan penghasilan) dengan penggunaan kantong plastik di Pasar
Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
5. Mengetahui hubungan Pengetahuan pada responden dengan penggunaan
kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung
Tahun 2014.
6. Mengetahui hubungan sikap pada responden dengan penggunaan kantong di
Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung Tahun 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pengurus Pasar Tradisional Firdaus, sebagai data yang diperlukan untuk
kegiatan membina partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kepedulian
terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan kantong plastik.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan, sebagai masukan untuk membuat kebijakan
tentang larangan penggunaan kantong plastik untuk meningkatkan kelestarian
lingkungan.
3. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada masyarakat khususnya pembeli
dan pedagang tentang penggunaan penggunaan kantong plastik .
4. Sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencemaran Lingkungan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Lingkungan merupakan sumber yang penting dalam menjamin kelangsungan
dan kelestarian hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Semakin hari dari waktu ke
waktu terjadi pencemaran dan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia
melalui aktivitas-aktivitas manusia yang secara langsung maupun tidak langsung serta
kegiatan alam yang juga menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan
dampak yang besar bagi kesehatan maupun kelangsungan hidup manusia serta mahluk
hidup lainnya. Hal ini mengakibatkan penurunan dari kualitas lingkungan hidup.
Lingkungan hidup sangat mempengaruhi kualitas kehidupan. Beberapa
komponen yang sangat erat dalam kehidupan kita ialah udara yang kita hirup setiap
saat, air yang kita gunakan sehari-hari serta tanah yang memberi kehidupan sehingga
dapat menjalani aktivitas untuk melakukan dan menghasilkan hal yang positif. Tetapi
apabila komponen lingkungan tercemar maka pencemaranya akan menimbulkan
perubahan terhadap kualitas kehidupan yang ada dan berpengaruh terhadap penurunan
2.2 Sampah
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai
saat ini masih tetap menjadi masalah yang belum bisa diselesaikan di Indonesia
adalah faktor pembuangan sampah, terutama sampah plastik. Sampah merupakan
material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Tumpukan
sampah yang ada berasal dari berbagai sumber, seperti: pasar, pertokoan, restoran,
perumahan, sekolah, rumah sakit, perkantoran, dan sumber yang lainnya. Benda yang
menjadi sampah dapat mendatangkan berbagai jenis masalah di lingkungan.
Klasifikasi sampah berdasarkan sifat dan asalnya terdiri atas sampah organik dan
anorganik. Sampah Organik merupakan sampah yang berasal dari bahan organik atau
alami yang bersifat biodegradable, yaitu sampah yang dapat didegradasi atau
diuraikan secara sempurna melalui proses biologi, contohnya sisa makanan, sampah
yang berasal dari tumbuhan, sampah pertanian dan perkebunan. Sampah Anorganik
bersifat non biodegradable yaitu sampah yang tidak dapat didegradasi atau diuraikan
secara sempurna melalui proses biologi. Sampah Anorganik ada yang dapat diolah
dan digunakan kembali karena memiliki nilai ekonomi, seperti plastik, kertas bekas,
dan kain perca (Suwerda, 2012).
2.3. Plastik
Plastik merupakan bahan yang mempunyai derajat kekristalan yang lebih rendah
dari pada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi. Plastik adalah
kantong pembungkus yang dibuat dari poliolefin atau polivinil klorida. Kemudahan
dan keistimewaan dari plastik mampu menggantikan fungsi dari bahan seperti logam
dan kayu dalam membantu kehidupan manusia.
Plastik merupakan material yang baru dikembangkan dan digunakan sejak abad
dibentuk, namun, dalam istilah modern menyebutkan bahwa plastik adalah semua
yang mencakup bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastik setelah
dipanaskan dan dapat dibentuk dibawah tekanan. Plastik merupakan bahan pengemas
yang sangat praktis penggunaannya serta mudah didapat dan ditemui mulai dari
wadah makanan, pengemasan, botol minum, kantong plastik, dan alat makan (Rinrin,
2009).
2.3.1. Sejarah Plastik
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di
sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut
parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa
temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih
murah. Parkes juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan
mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuan Parkes tidak bisa
dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Sejak
tahun 1950 plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia karena plastik
digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat
elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti
bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976
plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan (Whyman, 2006).
2.3.2 Jenis Plastik
Menurut victor (2012) secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan bersifat thermoset. Tetapi,
plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk
a) Thermoplastic
Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang atau dicetak lagi dengan proses
pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), polikarbonat (PC).
b) Thermoset
Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau dicetak lagi.
Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh:
resinepoksi, bakelit, resin melamin, urea -formaldehida.
untuk memudahkan proses daur ulang maka plastik dibagi kembali menjadi
beberapa jenis dengan diberikan nomor pada tiap-tiap jenis plastiknya. Kode plastik
terdiri atas nomor 1 sampai dengan 7 yang terletak di tengah segitiga panah. Simbol
kode ini didesain oleh Society of the Plastics Industry (SPI) tahun 1988. Pengkodean
plastik bertujuan untuk:
a. Memudahkan kosumen dan pedaur ulang dalam menyortir jenis plastik yang
akan didaur ulang.
b. Menyediakan sistem pengkodean plastik yang seragam bagi produsen plastik.
1. PETE (Polyethylene Terephthalate)
Merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk
ketika panas. Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur
ulang dengan angka 1 ditengahnya dan tulisan PETE dibawah segitiga.
a. PETE dapat ditemukan pada botol minuman, botol soda, botol minyak goreng,
kemasan makanan, dan digunakan untuk botol plastik yang jernih atau
trasparan.
b. Tidak disarankan untuk mewadahi pangan dengan suhu > 60° C, hal ini akan
mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
2. HDPE ( High Density Polyethylene)
Merupakan resin yang kuat dan kaku yang berasal dari minyak bumi. HDPE
dapat ditemukan pada botol susu, botol detergen,galon air minum, botol obat, botol oli
mesin, botol shampoo, botol sabun cair, dan botol sabun bayi.
a. Plastik dengan label no 2 dapat didaur-ulang.
b. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan
HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
c. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras hingga semifleksibel, buram,
lebih tahan terhadap bahan kimia, dan kelembapan.
3. PVC (Polyvinyl Chloride)
Tertera logo daur ulang dengan angka 3 di tengahnya, dan merupakan jenis
plastik yang paling sulit didaur ulang.
a. PVC ini merupakan resin yang keras yang tidak terpengaruh oleh zat
kimia lain.
b. PVC dapat dijumpai pada tanda lalu lintas, kabel listrik, botol pembersih kaca,
pipa air, dan kemasan makanan cepat saji.
4. LDPE (Low Density Polyethylene)
a. Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya.
b. Sifat dari jenis plastik LDPE adalah kuat, fleksibel, kedap air tetapi tembus
cahaya.
c. Plastik berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi baik untuk tempat makanan
karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan
d. LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas, yang terbuat dari
minyak bumi.
e. LDPE dapat dijumpai pada kantong plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan,
perangkat komputer dan wadah yang dicetak.
5. PP (polyprophylene)
a. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.
b. PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang
berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan
makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
c. Polypropylene merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk ketika panas,
yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak.
d. Polypropylene dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, pot tanaman,
tutup botol obat, tutup margarin, sedotan, mainan, tali, dan berbagai macam
botol.
e. Karakteristik dari plastik ini adalah botolnya transparan yang tidak jernih atau
berawan, keras tetapi fleksibel. Poliprophylene lebih kuat dan ringan dengan
daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, minyak,
stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
6. PS (polystryrene)
a. Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah dibentuk bila dipanaskan.
Sangat kaku dalam suhu ruangan.
b. Tertera logo daur ulang dengan angka 6 ditengahnya, serta tulisan PS di
tengahnya, dan terdapat dua macam PS yaitu yang kaku dan lunak/berbentuk
c. Polystyrene dapat dijumpai pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas plastik,
wadah makanan.
d. PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku, mudah terpengaruh lemak dan
pelarut (seperti alkohol), mudah dibentuk, contohnya wadah plastik bening
berbentuk kotak untuk wadah makanan.
e. PS yang lunak berbentuk seperti busa, biasanya berwarna putih, lunak, mudah
terpengaruh lemak dan pelarut lain (seperti alkohol). Bahan ini dapat
melepaskan styrene jika kontak dengan pangan. Contohnya yang sudah sangat
terkenal Styrofoam.
f. Kemasan Styrofoam biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau
minuman sekali pakai, karton wadah telur.
g. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan
styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan, selain itu
styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan
konstruksi gedung.
h. Jenis plastik ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera
kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara
dibakar. Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api bewarna
kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
7. OTHER
a. Tertera logo daur ulang dengan angka 7 ditengahnya, serta tulisan other (SAN/
styrene acrylonitrile, ABS/acrylonitrile butadiene styrene, PC/ polycarbonate,
nylon)
b. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum
c. SAN dan ABS memiliki resitensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu
serta biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring dan
alat makan.
2.3.3 Kantong Plastik
Kantong plastik merupakan plastik yang termasuk ke dalam jenis plastik LDPE
(Low Density Polyethylene) dan termasuk ke dalam kode daur ulang nomor 4. Sifat
LDPE ini kuat, tembus cahaya, fleksibel dan daya proteksi terhadap uap air tergolong
baik. LDPE dapat didaur ulang tetapi sulit dihancurkan alami oleh alam sehingga
dalam jangka panjang dapat menimbulkan pencemaran bagi lingkungan.
Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene.
Kantong plastik yang beredar di masyarakat memiliki bagian ukuran dari mulai 15
cm, 17 cm, 24 cm, 28 cm, 40 cm hingga 50 cm dengan ketebalan 0,01 mm dan 0,03
mm. Kantong plastik pun memiliki berbagai warna yaitu hitam, putih, biru, merah,
kuning, merah putih dan hitam putih
Kantong plastik pada umumnya berbahaya bagi lingkungan, kantong plastik
berwarna memiliki ketebalan yang lebih tipis dibandingkan kantong plastik berwarna
hitam. Sehingga, kantong plastik berwarna lebih memungkinkan untuk hancur degan
cepat dibandingkan kantong plastik hitam. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari
kantong plastik yang sangat sering digunakan oleh masyarakat adalah kantong plastik
hitam karena lebih kuat, ini disebabkan karena kandungan zat kimia dan pewarna
yang tedapat pada kantong plastik hitam lebih banyak dibandingkan kantong plastik
berwarna, sehingga kantong plastik hitam tidak mudah robek dan sangat berbau
plastik. Kantong plastik yang paling sering digunakan adalah kantong keresek hitam,
Kantong plastik dapat mencemari lingkungan karena kandungan zat kimia yang
terdapat pada kantong plastik ini dapat diserap lingkungan (Rinrin, 2009)
2.3.4. Bahan dan Kandungan yang Terdapat Dalam Plastik
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami sampai ke
material kimia dan akhirnya ke molekul buatan manusia seperti polyethylene. Plastik
yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, klorin atau
belerang. Untuk membuat plastik dibutuhkan 12 juta berel minyak per tahun, dan 14
juta pohon ditebang, karena kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak
yang disebut ethylene. (Achmad, 2004)
2.3.5 Plastik Sebagai Kemasan
Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni
rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer
yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan
bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut
amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan
tegar (Syarief dkk, 1989).
Klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu :
1. Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan
terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu
tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible)
kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.
2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat polimerisasi
berantai, akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat
mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi
Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai
tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom
karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang
dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras. Bahan
kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebut polimerisasi dengan
menggunakan bahan mentah monomer yang tersusun sambung-menyambung menjadi
satu dalam bentuk polimer. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu
sifatnya kuat tapi ringan, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat
diberi warna. Kelemahan bahan ini adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil
lain yang terkandung dalam plastik yang dapat berpindah ke dalam bahan makanan
yang dikemas. (Winarno, 1997).
Plastik berisi beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat
fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja ditambahkan itu disebut
komponen non plastik, diantaranya berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap
cahaya ultraviolet, penstabil panas, penurun viskositas, penyerap asam, pengurai
peroksida, pelumas, dan peliat.
Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebut
polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun
sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Dalam plastik juga terkandung
beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu
sendiri. Bahan aditif yang ditambahkan tersebut disebut komponen nonplastik yang
berupa senyawa anorganik atau organik yang memiliki berat molekul rendah. Bahan
aditif dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar UV, dan anti lekat
2.3.6 Penggunaan Kantong Plastik di Masyarakat
Kantong plastik sangat membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
terutama bagi ibu rumah tangga yang setiap harinya berbelanja, khususnya yang
berbelanja di pasar tradisional. Kepraktisan dan kemudahan memperoleh kantong
plastik membuat ibu rumah tangga sangat bergantung pada keberadaannya, bahkan
jika berbelanja 1-2 barang pun masih menggunakan kantong plastik.
Kantong plastik yang telah digunakan, jika masih bersih sebagian besar
disimpan untuk digunakan kembali dan jika kotor atau rusak biasanya langsung
dibuang. Karena setiap hari rumah tangga menghasilkan sampah, maka setiap hari
pula kantong plastik digunakan untuk tempat sampah di rumah dan akhirnya dibuang
ke tempat penampungan sementara (TPS), setelah dibuang ke TPS masyarakat seolah
lepas tangan atau tidak peduli dengan apa yang terjadi pada sampah-sampah tersebut
(Yustia, 2013).
2.3.7 Bahaya Penggunaan Kantong Plastik
Beberapa alasan mengapa masyarakat harus mengurangi penggunaan kantong
plastik (Amhariputra, 2014).
1. Kantong plastik adalah salah satu bagian dari sampah yang memenuhi daratan
dimana kondisi dari kantong plastik yang ringan sehingga memudahkan untuk
terbang kemana–mana dan mudah kita temukan sampah kantong plastik yang
berserakan baik di fasilitas umum, fasilitas niaga, maupun komplek perumahan
yang dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan penyakit dari lingkungan
yang kotor.
2. Kantong plastik terbuat dari bahan yang tidak dapat diuraikan secara alami
tentunya juga berdampak pada konsumsi minyak bumi dan berujung pada
semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia.
3. Kantong plastik membahayakan bagi lingkungan dimana plastik yang terbakar
akan menghasilkan polusi udara sedangkan plastik yang terbuat dari bahan
polythene membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk dapat diuraikan secara
alamiah di tanah dan membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk dapat
diuraikan di air.
4. Kantong plastik jika bisa terurai sekalipun maka partikel dari plastik tersebut
tetap akan mencemari air dan tanah.
5. Kantong plastik yang terdapat di air dapat membunuh kehidupan mamalia air
dan juga burung yang mencari makan di permukaan air.
6. Kantong plastik dapat secara tidak sengaja termakan oleh hewan di darat dan
mati karena tidak dapat mencerna plastik tersebut.
7. Jarangnya ditemukan pasar untuk produk hasil daur ulang plastik sehingga
hanya sedikit organisasi yang bersedia untuk melakukan daur ulang sampah
plastik yang ada karena tidak memiliki nilai tambah.
8. Meskipun banyak usaha ritel seperti supermarket yang menerima kembali dan
memberikan kompensasi atas pengembalian kantong plastik atau botol plastik
tetapi hanya sedikit yang melakukan daur ulang atas produk plastik tersebut.
2.4 Dampak Plastik
2.4.1 Dampak Plastik Terhadap Lingkungan
Menurut Riama (2010) sampah kantong plastik merupakan limbah yang
membahayakan lingkungan karena materialnya sulit diurai oleh alam. Dibutuhkan
waktu 500 sampai 1000 tahun agar sampah kantong plastik terurai secara alami.
1. Kantong plastik dapat menganggu kesuburan tanah karena dapat menghalangi
sirkulasi udara di dalam tanah.
2. Kantong plastik dapat menganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
3. Tercemarnya tanah, dan air dalam tanah.
4. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yg menyebabkan banjir.
5. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, ringan dan
mudah diterbangkan angin.
6. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut & anjing laut menganggap
plastik tersebut makanan dan mati karena tidak dapat mencernanya.
7. PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai meskipun termakan oleh
binatang dan akan menjadi pembunuh berantai sesuai urutan rantai makanan.
8. Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh
hewan-hewan pengurai seperti cacing.
2.4.2 Dampak Plastik Bagi Kesehatan
Adapun zat-zat penyusun plastik yang berbahaya bagi kesehatan adalah (yanti,
2011) :
1. Monomer vinil klorida, dapat bereaksi dengan sitosin pada DNA dan
mengalami metabolisme dalam tubuh, sehingga memiliki potensi yang cukup
tinggi untuk menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker
hati.
2. Monomer vinil asetat, telah terbukti pada hewan percobaan yaitu menimbulkan
kanker tiroid, uterus dan hati (liver) pada hewan.
3. Monomer lainnya, seperti akrilat,stirena, metakriat dan senyawa turunannya
isosianat organic, heksa metilandiamin, melamin, epodilokkloridin, bispenol
dan akrilonitril yang dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan
terutama mulut, tenggorokan dan lambung.
Selain monomer, zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya:
4. Dibutil ptalat (DBP) dan Dioktil ptalat (DOP), merupakan zat aditif yang
popular digunakan dalam proses plastisasi ,namun di balik ke pepuleran itu
ternyata DBP dan DOP ternyata menyimpan suatu zat kimia yaitu zat benzen.
Benzen termasuk larutan kimia yang sulit di cerna oleh sistem pencernaan.
Benzen juga tidak dapat dikeluarkan melalui feses atau urin. Akibatnya, zat ini
semakin lama semakin menumpuk dan berbalut lemak. Hal tersebut bisa
memicu kanker pada darah atau leukemia
5. Timbal (Pb) merupakan racun bagi ginjal dan cadmium (Cd) yang merupakan
pemicu kanker dan racun bai ginjal dimana keduanya merupakan bahan adiktif
untuk mencegah kerusakan pada plastik.
6. Senyawa nitrosamine, yang timbul akibat reaksi antara komponen dalam plastik
yang bersifat karsinogenik.
7. Ester ptalat, yang digunakan untuk melenturkan ternyata dapat mengganggu
system endokrin.
8. Bisphenol -A (BPA) yang terdapat pada plastik polikarbonat (PC) merupakan
zat aditif yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar
resiko pada kehamilan.
9. Bahan aditif senyawa penta kloro bifenil (PCB) yang di tambahkan sebagai
bahan pelembut. PCB berfungsi sebagai agent dan ikut menentukan kualitas plastik.
Bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah di larang pemakaiannya karena dapat
gejala keracunan PCB ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan,
gangguan pencernaan, serta tangan dan kaki lemas. pada wanita hamil PCB dapat
mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. pada keracunan
menahun, PC dapat menyebabkan kematian jaringan hati dan kanker hati.
Berdasarkan survey di Amerika Serikat tahun 1986 menunjukkan 100%
jaringan lemak penduduk amerika mengandung styrene yang berasal dar Styrofoam.
Pada penelitain dua tahun kemudian menyebutkan kandungan styrene sudah mencapai
ambang batas sehingga menimbulkan gangguan syraf. Penelitian di New Jersey, New
York 75% ASI terkontaminasi styrene karena ibu mengggunakan wadah Styrofoam
saat mengkonsums makanan. Styrene bisa perpindah ke janin melalui plasenta pada
ibu-ibu hamil. Keracunan PCB di Jepang menimbulkan penyakit yusho, yaitu
penyakit dengan gejalan dari keracunan berupa pigmentasi pada kulit dan
benjolan-benjolan, gangguan pada perut, tangan dan kaki lemas (Greenaction, 2011).
2.5 Upaya Meminimalisir Penggunaan Kantong Plastik
1. Cara pertama untuk mengurangi penggunaan kantung plastik adalah dengan
berhenti menggunakannya. Mulailah membawa tas sendiri saat berbelanja,
gantungkan didekat pintu agar tidak lupa membawanya, pilihlah bahan yang
cukup tipis sehingga bisa dilipat dan dimasukkan ke ransel atau tas sehari-hari
Anda.
2. Sebarkan Informasi tentang bahaya kantong plastik.
3. Reduse (Pengurangan) langkah ini dapat dilakukan dengan mengurangi
penggunaan kantung plastik saat berbelanja.
4. Reuse (pemakaian kembali) langkah ini dilakukan dengan cara menggunakan
5. Recycle (daur ulang) merupakan cara yang mengolah kembali plastik menjadi
bahan lain yang bermanfaat dan lebih berguna serta layak pakai.
6. Kumpulkanlah tas-tas plastik yang bisa ditemukan, lalu serahkan ke pemulung
atau tempat pengumpul plastik agar bisa diolah dengan baik.
7. Gunakan Reusable bag yang bisa dilipat dan ditaruh dalam tas.
8. Sadarkan/ajarkan anak-anak kita untuk menghindari/mengurangi pemakaian
kantong plastik.
9. Daur ulang kantong plastik dengan berbagai cara kreatif.
10. Hindari penggunaan kontong plastik khusus sampah, gunakan kantong plastik
yang tersisa dirumah.
2.6 Solusi Mengatasi Penggunaan Kantong Plastik
1. Beberapa solusi mengatasi penggunaan kantong plastik yaitu dengan:
melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global
serta dengan adanya peraturan tentang larangan maupun batasan penggunaan
kantong plastik.
2. Mulai melakukan tindakan mengurangi penggunaan kantong plastik dari diri
sendiri dan dilakukan sekarang juga serta menggunakan tas berbelanja atau
keranjang setiap kali berbelanja.
3. Apabila berbelanja dengan jumlah yang kecil atau sedikit, masukan barang
belanjaan ke dalam tas.
4. Ingatkan keluarga maupun orang dekat atau teman untuk selalu membawa tas
kain saat belanja.
5. Mulai lah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dengan cara mengurangi
2.7 Peran Pemerintah Dalam Upaya Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik
Pemerintah sudah menerapkan Undang-Undang No 18/2008 tentang
pengelolaan sampah melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH). Salah
satu isi dari Undang-Undang setiap pemilik usaha ritel modern agar membatasi
penggunaan kantong plastik. Namun ini hanya untuk ritel modern saja seperti
hypermarket, supermarket dan pasar modern. Untuk pasar tradisional tidak diterapkan
peraturan seperti itu, padahal penyumbang terbesar sampah plastik yakni berasal dari
pasar tradisonal. Indonesia pada faktanya sudah mengkomunikasikan akan berusaha
untuk menekan volume sampah dan pengelolaan sampah sejak tahun 1970-an dengan
meluncurkan program 3-R , yakni Reduce atau mengurangi dan membatasi, reuse atau
menggunakan kembali dan recycle atau mendaur ulang kembali. Namun realisasi
program tersebut tidak tampak, program itu hanya tampak sebagai teori dan wacana
yang tidak ada tindakannya. (Silitonga, 2008).
2.8 Kebijakan dalam Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik
Beberapa kebijakan-kebijakan mengenai pengaturan penggunaan kantong plastik.
Secara umum beberapa kebijakan yang bisa dilakukan dan ditegakkan mengenai
pembatasan penggunaan kantong plastik adalah (Adiwijaya, 2014) :
1. Menerapkan pajak bagi penggunaan kantong plastik
2. Menetapkan standar kantong plastik yang aman bagi lingkungan
3. Bekerja sama dengan semua usaha ritel untuk membatasi kantong plastik
4. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan kantong
plastik
5. Bekerja sama dengan LSM atau Organisasi kepemudaan untuk bersama-sama
2.9 Hambatan Bagi Pedagang dalam Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik
Adanya peraturan sepertinya tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar
tradisional, ada beberapa hambatan bagi pedagang pasar tradisional untuk
melaksanakan hal tersebut diantaranya (Adiwijaya, 2014) :
1. Budaya pedagang pasar yang sudah sering membagikan secara gratis dengan
langsung memasukan barang dagangan kedalam kantong plastik dan tanpa
batasan kepada konsumen
2. Rasa takut pedagang pasar tradisional akan kehilangan pelanggannya karena
menghentikan atau membatasi pemberian kantong plastik
3. Pola pandang konsumen yang pada umumnya meminta kantong plastik dalam
berbelanja
4. Wawasan akan kecintaan terhadap lingkungan hidup pasar tradisional masih
rendah, Masyarakat yang telah menjadi pembeli atau konsumen di pasar
tradisional saat ini ada beberapa yang sadar untuk mengurangi penggunaan
kantong plastik, mereka biasanya membawa tas belanja sendiri yang dapat
mereka pergunakan kembali saat berbelanja di lain waktu.
Beberapa alasan konsumen yang tidak mengurangi penggunaan terhadap
sampah plastik adalah :
1. Kantong plastik masih dianggap sebagai pembungkus paling praktis yang mereka
biasa pakai
2. Kantong plastik tidak perlu dibersihkan, cukup dibuang setelah selesai dipakai
3. Mereka tidak mengetahui atau tidak peduli akan bahaya limbah kantong plastik
bagi lingkungan.
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon
dapat bersifat pasif (tanpa tindakan seperti berfikir, berpendapat dan bersikap)
maupun aktif (melakukan tindakan).
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara,
bereaksi, berfikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas
organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung
(Notoadmodjo, 2007).
Menurut Notoadmodjo (2005), merumuskan bahwa prilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia
terjadi melalui proses stimulus, organisme, dan respon sehingga teori skinner ini
disebut “S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons). Bentuk operasional dari perilaku
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan
rangsangan.
2. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau
rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan mencetak
perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam
tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial budaya yang bersifat
non fisik tetap mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku
manusia. Lingkungan ini merupakan keadaan masyarakat dan segala budi daya
3. Perilaku dalam bentuk tindakan, yaitu sudah konkrit berupa perbuatan terhadap
situasi dan rangsangan dari luar.
2.10.1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi
yang disampaikan orang lain, di dapat dari buku, surat kabar, atau media massa,
elektronik. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour)
(Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kongnitif mempunyai 6 tingkat,
yakni :
1. Tahu (know)
Tahu artikan sebagai mengigat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengigat kembali (recail) terdapat
suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang pelajari atau rangsangan yang harus
diterima. Oleh sebab itu, ”tahu” ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpre