SKRIPSI
PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, PERTUMBUHAN ASET DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2011-2013
OLEH :
NENCI YULINA BR SIMANJUNTAK 130522030
PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Agustus 2015 Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, PERTUMBUHAN ASET DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP STRUKTUR MODAL
PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013, baik secara parsial maupun simultan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen, sedangan variabel dependennya adalah struktur modal.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2013 sebanyak 39 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 13 perusahaan yang menjadi objek penelitian dengan 39 jumlah pengamatan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, analisis statistic dan model regresi telah diuji asumsi klasik.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangan secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, risiko bisnis berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan aset berpengaruh positif dan tidak sinifikan terhadap struktur modal dan kebijakan dividen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
ABSTRACT
THE INFLUENCEOF PROFITABILITY, BUSINESS RISK, GROWTH OF ASSETS AND DIVIDEND POLICY OF THE CAPITAL STRUCTURE ON
MINING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to determine the influence of profitability, business risk, growth of assets and dividend policy of the capital structure both partially and simultaneously on a mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. Variables used in this study is profitability, business risk,growth of assets and dividend policy as independent variabel, whereas, the capital structure as dependent variable.
The population used in this study is the mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) during the period 2011 to 2013 as many as 39 companies. Sampling method used is purposive sampling method and there are 13 sample companies that will be research objects with 39 the number of observations. Multiple regression technique used to analyse the data regression models were tested first in the classical assumption test.
The results of this study indicated that simultaneously profitability, business risk, growth of assets and dividend policies have a positive and significant influence on the capital structure. In partially, profitability has a negative and significant influence on capital structure, business risk has a positive and no significant influence on capital structure, growth of assets has a positive and no signifikan influence on the capital structure and dividend policy has a negative and no significant influence on the capital structure.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah
senantiasa memberikan berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh Sarjana Ekonomi Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak
menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua
Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Firman Syarif, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Mutia Ismail,
S.E., M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M, Ak., selaku Dosen Pembimbing saya yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengaruhan, dan perbaikan
5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
6. Bapak Drs. Sucipto, M.M., Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah
memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
7. Kedua orangtua penulis Bismar Simanjuntak dan Resta Boru Sinambela, abang
penulis Aston Heri Armando Simanjuntak, kakak penulis Elisa Monika
Simanjuntak, juga adik penulis Rizky Simanjuntak serta keluarga besar. Terima
kasih atas segala curahan kasih sayang melalui perhatian, doa, dukungan, dan
pengorbanan yang selama ini telah diberikan, motivasi utama penulis untuk terus
berprestasi dan berusaha menjadi yang terbaik.
Penulis skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat ba gi banyak
pihak.
Medan, Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 9
2.1.2 Teori Struktur Modal ... 10
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 16
2.2.1 Profitabilitas ... 16
2.2.2 Risiko Bisnis ... 17
2.2.3 Pertumbuhan Aset ... 19
2.2.4 Kebijakan Dividen ... 20
2.3 Penelitian Terdahulu ... 21
2.4 Kerangka Konseptual ... 25
2.5 Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
3.3 Batasan Operasional ... 30
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
3.4.1 Variabel Dependen ... 31
3.4.2 Variabel Independen ... 32
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3.5.1 Populasi Penelitian ... 34
3.5.2 Sampel Penelitian ... 34
3.8 Teknik Analisis ... 37
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 37
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 37
3.8.2.1 Uji Normalitas ... 37
3.8.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 39
3.8.2.3 Uji Autokorelasi ... 40
3.8.2.4 Uji Multikolinearitas ... 41
3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 42
3.8.3.1 Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... 42
3.8.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 43
3.8.3.3 Uji Simultan (Uji F) ... 43
3.8.3.4 Uji Signifikasi Parsial (Uji t) ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 46
4.2 Hasil Penelitian ... 46
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 46
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 48
4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 48
4.2.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 51
4.2.2.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 52
4.2.2.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53
4.2.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 54
4.2.3.1 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda .. 54
4.2.3.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 56
4.2.3.3 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 57
4.2.3.4 Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji t) ... 58
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Keterbatasan ... 66
5.3 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
3.1 Definisi Operasional variabel ... 34
3.2 Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ... 35
3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Turbin – Wetson ... 41
4.1 Hasil Statistika Penelitian ... 47
4.2 One-Sample Kolmogorov-Smimov Test ………. 50
4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 52
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53
4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 54
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinan (R2) ... 56
4.7 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 57
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 25
4.1 Hasil Uji Normalitas : grafik histogram ... 48
4.2 Hasil Uji Normalitas : grafik normal probability plot... 49
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, PERTUMBUHAN ASET DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP STRUKTUR MODAL
PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013, baik secara parsial maupun simultan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen, sedangan variabel dependennya adalah struktur modal.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2013 sebanyak 39 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 13 perusahaan yang menjadi objek penelitian dengan 39 jumlah pengamatan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, analisis statistic dan model regresi telah diuji asumsi klasik.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangan secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, risiko bisnis berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan aset berpengaruh positif dan tidak sinifikan terhadap struktur modal dan kebijakan dividen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
ABSTRACT
THE INFLUENCEOF PROFITABILITY, BUSINESS RISK, GROWTH OF ASSETS AND DIVIDEND POLICY OF THE CAPITAL STRUCTURE ON
MINING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to determine the influence of profitability, business risk, growth of assets and dividend policy of the capital structure both partially and simultaneously on a mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. Variables used in this study is profitability, business risk,growth of assets and dividend policy as independent variabel, whereas, the capital structure as dependent variable.
The population used in this study is the mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) during the period 2011 to 2013 as many as 39 companies. Sampling method used is purposive sampling method and there are 13 sample companies that will be research objects with 39 the number of observations. Multiple regression technique used to analyse the data regression models were tested first in the classical assumption test.
The results of this study indicated that simultaneously profitability, business risk, growth of assets and dividend policies have a positive and significant influence on the capital structure. In partially, profitability has a negative and significant influence on capital structure, business risk has a positive and no significant influence on capital structure, growth of assets has a positive and no signifikan influence on the capital structure and dividend policy has a negative and no significant influence on the capital structure.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk dapat memperluas usahanya
dan berkembang demi tercapainya tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya. Nilai
perusahaan, dapat kita lihat pada titik struktur modal yang optimal. Untuk
meningkatkan nilai perusahaan maka perusahaan memerlukan peran para
manajer terutama manajer keuangan yang diharapkan mampu melihat
pemenuhan modal perusahaan yang di keluarkan untuk aktivitas perusahaan.
Keputusan pendanaan seorang manajer harus mampu meminimalkan biaya
modal yang ditanggung oleh perusahaan. Biaya modal yang timbul dari
keputusan pendanaan tersebut adalah konsekuensi langsung dari keputusan yang
diambil oleh manajer. Penggunaan hutang perusahaan menimbulkan biaya modal
sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh pihak kreditur. Sedangkan,
penggunaan dana internal (modal sendiri) dapat menimbulkan opportunity cost.
Keputusan pendanaan yang tidak tepat, dapat menimbulkan tingginya biaya modal
dan mengakibatkan rendahnya profitabilitas perusahaan. (Prabansari dan Hadri,
2005).
Dana yang dipergunakan perusahaan dapat diklasifikasikan atas dasar
sumbernya. Klasifikasi berdasarkan sumber dana ada dua yaitu sumber dana
internal dan sumber dana eksternal perusahaan. Dana internal perusahaan
operasi perusahaan yang terdiri atas laba ditahan, dan amortisasi dan dana
penyusutan (depresiasi). Sedangkan sumber ekstrernal dana perusahaan adalah
sumber dana yang berasal dari luar perusahaan yaitu dana yang tidak diperoleh
dari kegiatan operasi perusahaan. Sumber dana tersebut terdiri atas pinjaman
pihak ketiga (loan financing) dan modal sendiri berupa modal saham disetor,
laba yang tidak dibagi (retained earning), modal saham biasa dan saham
preferen yang disetor pemilik perusahaan (Sugiarto, 2009 : 10).
Masalah struktur modal merupakan masalah sangat penting bagi setiap
perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang
langsung terhadap posisi keuangan di perusahaan. Suatu perusahaan memiliki perusahaan tidak baik akan memiliki hutang yang besar. “Struktur modal
merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari :
utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari : saham preferen dan saham biasa”. (Sjahrial,
2007: 213). Struktur modal dapat diukur dengan rasio perbandingan antara total
utang dengan modal sendiri diproxykan melalui Debt Equity Ratio (DER).
Melalui rasio ini kita dapat melihat kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan utangnya dengan melihat modal yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin besar nilai dari debt to equity ratio maka ini menunjukkan semakin
besar risiko yang harus dihadapi perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian
hutang sebagai sumber pendanaan jauh lebih besar dari modal sendiri.
Penentuan kebijakan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan.
Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian. “Perusahaan yang mengunakan lebih banyak hutang
berarti memperbesar risiko yang ditanggung oleh pemegang saham serta memperbesar tingkat pengembalian nvestasi” (Brigham dan Houston, 2001:5).
Menurut Brigham dan Houston (2001:34) teori trade-off mengemukakan
perusahaan diharuskan mempertimbangkan risiko kebangkrutan antara
pembiayaan dengan menggunakan hutang (pengurangan pajak atas
pemabayaran bunga) dengan pembiayaan melalui penerbitan saham.
Keuntungan yang lebih tinggi dari sebuah perusahaan menurunkan biaya yang
diestimasikan dari kesulitan keuangan dan membiarkan perusahaan
meningkatkan manfaat pajak mereka dengan meningkatkan leaverage. Ketika
manfaat pegurangan pajak masih lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan
agency cost maka perusahaan masih bisa meningkatkan utangnya dan
peningkatan utang harus dihentikan ketika pengurangan pajak atas tambahan
utang tersebut sudah lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan agency
cost.
Menurut Flydenberg dalam Kartini dan Arianto (2008) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap,
profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, pajak, struktur kepemilikan, dan
pertumbuhan. Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang
akan dibahas pada penelitian ini yaitu antara lain : profitabilitas, risiko bisnis,
pertumbuhan aset dan kebijakan deviden.
Profitabilitas (profitability) merupakan variabel yang mempengaruhi struktur
modal. Dalam penelitian ini profitabilitas diwakili oleh ROA, yaitu
membandingkan laba bersih dengan total aktiva perusahaan. Menurut Weston dan
Brigham (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat ROA yang tinggi,
biasanya menggunakan hutang yang relatif sedikit. Hal ini dikarenakan dengan
ROA yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai kebutuhan
pendanaannya dengan dana yang dihasilkan secara internal (laba ditahan).
Hubungan antara profitabilitas dengan struktur modal diprediksikan bernilai
positif karena perusahaan dengan tingkat profitabilitas cenderung rendah
menggunakan pembiayaan dengan internal fund daripada dengan hutang.
Risiko bisnis juga berpengaruh terhadap struktur modal. Hal tersebut
dikarenakan risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian yang dihadapi
perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Ketidakpastian tersebut
membuat risiko bisnis yang ada pada perusahaan berubah-ubah, sehingga struktur
modal yang dihasilkan juga bervariasi.
Menurut Weston dan Brigham (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal
eksternal. Floating cost (biaya emisi) pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi
dibanding pada emisi obligasi. Oleh karena itu, perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi)
Kebijakan dividen juga berpengaruh terhadap struktur modal. Hal tersebut
dikarenakan kebijakan dividen adalah jumlah laba yang dapat ditahan dalam
perusahaan sebagai sumber pendanaan. Artinya bahwa pembayaran dividen akan
mengurangi modal sendiri perusahaan dan untuk mempertahankan struktur modal
optimal perusahaan perlu menerbitkan sekuritas yang paling rendah risikonya,
yaitu utang.
Hasil penelitian terdahulu telah meenmukan beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal, yaitu menurut Lanang Saputra (2014)
melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
pada perusahaan industri jasa. Variabel dependen yang digunakan adalah rasio
struktur modal. Pertumbuhan aset, risiko bisnis, dan profitabilitas sebagai
variabel independen. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan asset
tidak berpengaruh signifikan pada struktur modal, risiko bisnis berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal.
Ranti Agus Astuti (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh
pertumbuhan aset, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur
modal. Variabel dependen yang digunakan adalah rasio struktur modal. bahwa
pertumbuhan aset, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan sebagai variabel
independen. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan aset, profitabilitas
dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Laurdes Sinurat (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
dependen yang digunakan adalah rasio struktur modal. Variabel independen yang
digunakan adalah pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis dan profitabilitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, kebijakan dividen
berpenaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, dan profitabilitas
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap strktur modal.
Septian Debora Tinambunan (2008) yang melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur.
Variabel dependen yang digunakan adalah rasio struktur modal. Kebijakan
dividen dan profitabilitas sebagai variabel independen. . Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen dan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.
Berdasarkan empat penelitian terdahulu diatas penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Lanang Saputra (2014) dengan objek
penelitian yang berbeda yaitu perusahaan pertambangan, tahun 2011-2013.
Variabel independen penelitian ini menggunakan profitabilitas, risiko bisnis,
pertumbuhan aset dan kebijakan dividen dan struktur modal sebagai variabel
dependen yang sama dengan penelitian Lanang. Penelitian ini juga melakukan
modifikasi pada indikator variabel independen yaitu risiko bisnis dalam penelitian
ini menggunakan (DOL (Degree Of Operating Leverage) dan penambahan
variabel independen yaitu kebijakan dividen.
Peneliti menggunakan data dari perusahaan pertambangan sebagai objek
berkembang pesat sehingga banyak para investor yang ingin melakukan investasi
saham di Bursa Efek Indonesia khususnya perusahaan pertambangan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset Dan Kebijakan DividenTerhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah, yaitu: apakah profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan
kebijakan dividen berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan
terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah
untuk mengetahui profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kebijakan
dividen berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap
struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, antara lain :
1. Bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
mengenai profitabilitas, pertumbuhan aset, risiko bisnis, kebijakan dividen
dan struktur modal pada perusahaan pertambangan.
2. Bagi pihak lain, khususnya praktisi bisnis dapat dijadikan sebagai referensi
atau masukan dalam pengambil keputusan pendanaan (modal) perusahaan.
3. Bagi kalangan akademik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dan kajian karya ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal mempunyai definisi yang berbeda dengan struktur
keuangan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur kuangan. Menurut Warsono (2003: 235) “struktur keuangan merupakan kombinasi
bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perushaan (sisi) pasiva”. Menurut Weston dan Copeland (1996: 165)
“struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai
aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri
dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham”. Sedangkan menurut Horne dan Wachowicz (2005 : 232) :
“Struktur modal merupakan bauran (proporsi) pendanaan jangka panjang
perusahaan yang diwakili oleh hutang, saham preferen dan ekuitas saham biasa”.
Menurut Martono dan Agus (2001: 239) “ struktur modal (capital
structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang
perusahaan yang ditujukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendri.”
harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Agus, 2001 : 239).
Menurut Brigham dan Houston (2001 : 6) terdapat empat faktor yang
mempengaruhi keputusan struktur modal, antara lain :
a. Risiko bisnis
Tingkat risiko yang terdapat dalam operasi perusahaan apabila tidak menggunakan utang. Semakin besar risiko bisnis perusahaan, semakin rendah rasio utang yang optimal.
b. Posisi pajak perusahaan
Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam penghitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya.
c. Fleksibilitas keuangan
Kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyedia modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, dan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang. d. Konservatisme atau agresivitas manajemen
Sebagian manajemen lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan atauyang telah ditetapkan manajer.
2.1.2 Teori Struktur Modal 2.1.2.1 Teori MM
Pada tahun 1958 Franco Modigliani dan Merton Miller
menerbitkan tulisannya pada journal of finance, yang membahas
struktur modal. Teori struktur modal yang dikemukakan oleh Franco
a. Perusahaan dengan kelas yang sama mempunyai resiko bisnis yang dapat diukur dengan standar deviasi dari laba sebelum bunga dan pajak (SEBIT).
b. Investor mempunyai harapan yang sama atau homogeny terhadap laba dan resiko perusahaan serta memiliki ekspektasi yang sama terhadap EBIT di masa mendatang.
c. Surat hutang seperti obligasi dan penyertaan dalam bentuk saham diperdagangkan pada pasar yang sempurna (perfect capital market) dengan kriteria sebagai berikut :
1. Tidak adanya pajak pribadi dan pajak perusahaan.
2. Adanya informasi yang merata dan dapat diakses dengan tanpa biaya.
3. Tidak adanya biaya transaksi.
4. Adanya tingkat bunga pinjaman dan meminjamkan dalam jumlah yang sama besarnya, yaitu tingkat bunga bebas resiko (risk free rate).
5. Semua hutang perusahaan tidak mengandung resiko (risk free rate), sehingga berapapun jumlah hutang perusahaan tingkat bunga dari hutang tersebut sama.
6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang.
Tahun 1958 Franco Modigliani dan Merton Miller menyatakan
pemikirannya bahwa dengan asumsi kondisi pasar sempurna (tidak ada
pajak), struktur modal dari suatu perusahaan tidak mempengaruhi nilai
perusahaan tersebut. Karena beberapa asumsi tersebut tidak realistik,
maka pendapat Franco Modigliani dan Merton Miller hanya dipandang
sebagai permulaan munculnya teori truktur modal.
2.1.2.2 Teori Trade-Off
Argumen-argumen terdahulu mengarah pada perkembangan
yang disebut dengan teori trade-off dari leverage, perusahaan
menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang (perlakuan
pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku bunga dan biaya
Asumsi dasar yang digunakan dalam teori trade-off adalah
adanyainformasi asimetris yang menjelaskan keputusan struktur modal
yang diambil oleh suatu perusahaan, yaitu adanya informasi yang
dimiliki oleh pihak manajemen suatu perusahaan dimana perusahaan
dapat menyampaikan informasi kepada publik.
Model ini secara implisit menyatakan bahwa perusahaan yang
tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan yang
menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya
merupakan keputusan pendanaan yang tidak baik. Keputusan terbaik
adalah keputusan yang moderat dengan mempertimbangkan kedua
instrumen pembiayaan.
2.1.2.3 Pecking Order theory
Teori ini pertama kali dikenal oleh Donaldson pada tahun 1961,
sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada
tahun 1984. Teori ini disebut juga dengan pecking order karena teori ini
menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber
dana yang paling disukai. Menurut Brealy and Mayers (2007:25) secara
ringkas teori tersebut menyatakan bahwa:
1. Perusahaan menyukai pendaan internal. karena dana ini terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapatmenurunkan harga saham.
Pecking order theory menjelaskan mengapa
perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam
dana dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan dikarenakan debt
ratio yang rendah, melainkan karena perusahaan memerlukan sumber
dana eksternal yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang
profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena
sumber dana internal tidak cukup. Penggunaan dana eksternal dalam
bentuk hutang lebih disukai daripada sumber dana internal berupa
modal sendiri karena dua alasan, yaitu : pertama, pertimbangan biaya
emisi dimana biaya emisi obligasi akan lebih murah daripada biaya
emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru
akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir
penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai keputusan yang buruk
oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini
disebabkan oleh kemungkinan adanya ketidaksamaan informasi antara
pihak manajemen dengan pihak pemodal (Husnan dalam Hapsari,
2010:30).
2.1.2.4 Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun
1976. Pendekatan ini menjelaskan bahwa struktur modal disusun
sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok
kepentingan (Hanafi dalam Hapsari, 2010: 30). Manajemen sebagai
pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan
mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Agar dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan
imbalan dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dilakukan dengan
cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan
pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen.
Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya yang disebut sebagai biaya
agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
pengawasan manajemen untuk memastikan bahwa manajemen
berperilaku dalam cara yang konsisten dengan kesepakatan kontraktual
perusahaan dengan para kreditor serta pemegang saham (Van Horne
dan Wachowicz, 2007: 243).
Agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan
perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik, yang pada
kenyataannya bahwa manajer profesional bukanlah agen yang
sempurna dari pemilik perusahaan. Para manajer perusahaan belum
tentu akan bertindak untuk kepentingan pemilik, tetapi bisa saja dalam
pengambilan keputusan hanya untuk memaksimalkan kepuasan dirinya
sendiri.
2.1.2.5 Signaling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001:36) teori signal (isyarat)
adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang
memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara
lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal
yang normal. Sedangkan perusahaan dengan prospek yang kurang
menguntungkan cenderung menjual sahamnya, yang berarti mencari
investor baru untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh
suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa
manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram, karena
apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih
sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun.Karena
menerbitkan saham, berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian
dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
Dalam keadaan normal, perusahaan harus mempertahankan adanya
kapasitas cadangan untuk meminjam (reserve borrowing capacity) yang
dapat digunakan sewaktu-waktu apabila ada peluang investasi yang
baik.Dengan kata lain, dalam keadaan normal perusahaan harus
menggunakan lebih banyak ekuitas dan lebih sedikit hutang.
2.1.2.6 Asymetric Information Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001) Asymetric Information
(Ketidaksamaan informasi) adalah situasi dimana manajer memiliki
perbedaan informasi (lebih baik) mengenai prospek perusahaan
mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para pemodal
(Husnan dalam Hapsari, 2010: 33). Apabila harga saham saat ini terlalu
mahal, manajemen akan berfikir lebih baik menawarkan saham baru
dengan harga yang lebih mahal dari yangseharusnya. Para pemodal
akan berfikir, jika perusahaan menawarkan saham baru, kemungkinan
harga saham saat ini terlalu mahal sesuai persepsi pihak manajemen.
Akibatnya para pemodal akan menawar harga saham baru tersebut
dengan harga yang lebih rendah.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Brigham (2001 : 39) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keputusan struktur modal, antara lain : stabilitas penjualan, struktur aktiva,
leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sifat
manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi
pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah profitabilitas, risiko
bisnis, pertumbuhan asset dan kebijakan dividen sebagai faktor yang
mempengaruhi struktur modal.
2.2.1 Profitabilitas
Menurut Sudana (2011:22) rasio profitability bertujuan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan
sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti : aktiva, modal, atau
return on assets. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan
menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah
pajak. Semakin besar return on assets, berarti semakin efisien penggunaan
aktiva perusahaan atau dengan kata lain dalam jumlah aktiva yang sama bisa
dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.
Menurut teori pecking order, perusahaan lebih memilih untuk dibiayai
oleh sumber daya internal mereka (modal sendiri). Hal ini menandakan
bahwa pada saat profitabilitas yang dihasilkan tinggi manajemen memutuskan
untuk menurunkan penggunaan hutang. Sehingga apabila penggunaan utang
menurun maka rasio utang pun akan ikut menurun yang akan mengakibatkan
strkutur modal pun menurun karena rasio struktur modal dihitung
menggunakan rasio utang.
2.2.2 Risiko Bisnis
Menurut Hamada dalam Saidi (2002), risiko bisnis merupakan risiko
yang mencakup intrinsic business risk, financial leverage risk dan operating
leverage risk. Perusahaan dengan risiko bisnis yang besar harus
menggunakan hutang yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang
mempunyai risiko bisnis yang rendah. Hal tersebut dikarenakan semakin
besar risiko bisnis, akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan
hutang-hutang mereka.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko bisnis suatu
perusahaan. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh karakteristik
mengendalikannya. Faktor-faktor tersebut antara lain (Brigham dan Houston,
2001) :
1. Variabilitas permintaan. Semakin stabil permintaan akan produk sebuah
perusahaan, jika hal-hal lain dianggap konstan, maka semakin rendah
risiko bisnisnya.
2. Variabilitas harga jual. Perusahaan yang produk-produknya dijual di
pasar yang sangat tidak stabil terkena risiko bisnis yang lebih tinggi
daripada perusahaan yang sama yang harga produknya lebih stabil.
3. Variabilitas biaya input. Perusahaan yang inputnya sangat tidak pasti
akan terkena tingkat risiko bisnis yang tinggi.
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk
perubahan-perubahan pada biaya input. Beberapa perusahaan memiliki
kemampuan yang lebih baik daripada yang lain untuk menaikkan harga
output mereka ketika biaya input naik. Semakin besar kemampuan
melakukan penyesuaian harga output untuk mencerminkan kondisi
biaya, semakin rendah tingkat risikonya.
5. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu
yang tepat waktu dan efektif dalam hal biaya. Perusahaan-perusahaan di
bidang industri yang menggunakan teknologi tinggi seperti obat-obatan
dan komputer tergantung pada arus konstan produk-produk baru.
Semakin cepat produknya menjadi usang, semakin tinggi risiko bisnis
6. Eksposur risiko asing. Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar
labanya dari operasi luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat
fluktuasi nilai tukar. Begitu pula jika perusahaan beroperasi di wilayah
yang secara politis tidak stabil, perusahaan dapat terkena risiko politik.
Komposisi biaya tetap: leverage operasi. Jika sebagian besar biaya
adalah biaya tetap, sehingga akibatnya tidak mengalami penurunan
ketika permintaan turun, maka perusahaan terkena tingkat risiko bisnis
yang relatif tinggi.
2.2.3 Pertumbuhan Aset
Weston dan Brigham (1991) mengatakan perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan aktiva capat harus banyak mengandalkan modal external,
floating cost. Pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding pada
emisi obligasi, dengan menggunakan hutang (obligasi) disbanding perusahaan
yang lambat pertumbuhannya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
tinggi, kemungkinan akan kekurangan pendapatan untuk mendanai
pertumbuhan tinggi tersebut secara internal. Sedangkan untuk menerbitkan
saham baru memerlukan biaya yang tinggi, maka perusahaan lebih menyukai
sebagai sumber pembiayaan.
Pertumbuhan menurut Mardiyah (2001) didefinisikan sebagai
perubahan tahunan dari total aktiva. Bagi perusahaan, kesempatan untuk
bertumbuh atau melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan akan
tambahan dana yang berasaldari luar persahaan termasuk utang (Hendri
Setyawan dan Sutapa, 2006).
2.2.4 Kebijakan Dividen
Dividen adalah pembagian kepada para pemegang saham dari suatu
perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang
dipegang oleh masing-masing pemilik (Stice, Stice, Skousen, 2005 : 902).
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung
dari kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan ditentukan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dari segi perusahaan membagikan
dividen kepada para investor memerlukan pertimbangan yang mendalam
karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perusahaan.
Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba
yang menjadi hak pemegang saham. Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi
sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Gitosudarmo (2002 : 227) menyatakan bahwa : ”kebijaksanaan perusahaan untuk membagi
keuntungan kepada pemegang saham membawa arti dalam dua hal: (1) dana
yang dibagikan kepada para pemegang saham. Hal ini ditunjukkan oleh
pembayaran kepada para pemegang saham, (2) dana untuk membelanjai
kebutuhan perkembangan usaha. Hal ini tercermin dalam neraca pada pos laba yang ditahan”.
Kebijakan Dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan.
Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan
untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan
pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen
(Keown, 2000 : 496)
Dividend Pay Out Ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen
yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan
dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend pay out ratio akan
menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan
memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi
sebaliknya DPR semakin kecil akan merugikan para pemegang saham
(investor) tetapi internal financia l perusahaan semakin kuat (Gitosudarmo,
2002 : 232).
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Lanang Saputra (2014) menganalisis tiga faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal, yaitu pertumbuhan aset, risiko bisnis, dan
profitabilitas. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan asset tidak
berpengaruh signifikan pada struktur modal, sedangkan risiko bisnis dan
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian Ranti Agus Astuti (2014) menganalisis tiga faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal, yaitu pertumbuhan aset, profitabilitas dan
profitabilitas dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
Laurdes Sinurat (2010) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel independen yang digunakan adalah pertumbuhan perusahaan, risiko
bisnis dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis dan profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap strktur modal.
Septian Debora Tinambunan (2008) menggunakan kebijakan dividen dan
profitabilitas sebagai variabel independen untuk menguji pengaruh
variabel-variabel tersebut terhadap struktur modal. Kesimpulan yang diperoleh adalah
variabel profitabilitas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap struktur
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Lanang
Saputra (2014) Analisis Pertumbuhan Aset, Risiko Bisnis, Dan Profitabilitas Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Industri Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 (Studi Kasus Pada Sektor Restaurant, Hotel And Tourism). Variabel independen: pertumbuhan aset, dan profitabilitas Variabel dependen: Struktur modal Variabel pertumbuhan aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan risiko bisnis dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
2. Ranti Agus Astuti (2014) Pengaruh Pertumbuhan Aset, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Struktur Modal Pada
Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di
Bursa Efek
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
3. Laurdes Sirait (2009) Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia . Variabel Independen : pertumbuhan perusahaan, kebijakan dividen, profitabilitas Variabel Dependen : struktur modal Variabel pertumbuhan perusahaan, kebijakan dividen dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
4. Septian
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan
teoritis dan penelitian terdahulu yang mencermikan keterkaitan antara variabel
yang diteliti dan merupakan untuk memecahkan masalah penelitian serta
merumuskan hipotesis. Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka konseptual dari
pola hubungan antar variabel dapat digunakan sebagai berikut :
H1
H2
H5
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal ada bermacam-macam.
Dalam penelitian ini variabel dependen berupa struktur modal, sedangkan variabel
independen yang dipakai dalam penelitian ini adalah profitabilitas, risiko bisnis,
pertumbuhan asset dan kebijakan dividen.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan atau memperoleh laba. Jika dihubungkan dengan struktur modal,
profitabilitas yang juga merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh dari
ekuitas yang ditanamkan dalam perusahaan memberikan pengaruh terhadap
Profitabilitas (X1)
Pertumbuhan Aset (X2)
Struktur Modal (Y) Risiko Bisnis (X3)
[image:39.595.132.500.276.528.2]struktur modal perusahaan. Jadi semakin tinggi profitabilitas semakin banyak laba
yang ditahan sehingga struktur modal semakin rendah.
Pecking order theory menyebutkan bahwa perusahaan menyukai internal
financing (pendanaaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan.
Brigham dan Houston (2006) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil.
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai
sebagian besar kebutuhan dana dengan denan yang dihasilakan secara internal.
enelitian yang dilakukan oleh Indrajaya (2011), Salehi (2011), Viviani (2008),
dan Shanmugasundaram (2008) menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap strukturl modal, sedangkan Hardianto (2008) dan Najjar
(2011) menyatakan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal. Berdasarhan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut :
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Dalam teori agensi juga disebutkan bahwa manajer cenderung tdak menyukai
risiko karena terdapat ketidakpastian di dalamnya. Menurut Brigham dan Houston
(2006) menyatakan bahwa dalam perusahaan resiko bisnis akan meningkat jika
menggunakan hutang yang tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan
kebangkrutan. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed, Indrajaya, Seftianne (2011)
dalam penelitiannya menyatakan risiko berpengaruh negatif signifikan terhadap
adanya pengaruh positif signifikan antara risiko bisnis dengan struktur modal.
Berdasarhan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H2 : Risiko bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal
Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan
dana eksternal berupa hutang. Terjadinya peningkatan asset yang diikuti
peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar
terhadap perusahaan.
Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap
perusahaan, maka proporsi hutang akan semakin lebih besar daripada modal
sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan
ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan
(Robert Ang,1997). Adanya peningkatan proporsi hutang yang lebih besar
daripada modal sendiri menunjukkan DER yang semakin meningkat. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan Arianto (2008) menyatakan bahwa
pertumbuhan asset berpengaruh positif terhadap struktur modal. Penelitian
lainnya yang dilakukan oleh Saidi (2004) juga menyatakan bahwa pertumbuhan
aset mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarhan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
Secara tidak langsung kebijakan dividen akan memiliki pengaruh
terhadap tingkat penggunaan hutang suatu perusahaan kebijakan dividen yang
stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan
sejumlah dana guna membayar sejumlah dividen yang tetap tersebut. Dan apabila
persuahaan menggunakan tingkat hutang yang tinggi maka ada kemungkinan
bahwa dalam jangka panjang perusahaan mampu membayar dividen yang stabil
serta memenuhi struktur modal. Penelitian Paramu (2006) menunjukkan bahwa
kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010)
menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap
struktur modal. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
kebijakan dividen mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
H4: Kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Menurut beberapa kesimpulan sementara yng telah disebutkan sebelumnya
tentang hubungan pengaruh profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan
kebijakan dividen terhadap struktur modal maka peneliti mengasumsi bahwa
secara simultan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan
diividen berpengaruh terhadap struktur modal.
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dihadapi
dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
H2 : Risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
H3 : Pertumbuhan aset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
H4 : Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
H5 : Profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kebijakan dividen
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut
Sugiyono (2008:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan
menganalisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh profitabilitas, risiko bisnis,
pertumbuhan aset dan kebijakan dividen terhadap struktur modal pada
perusahaan sector pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2011-2013.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mengambil data melalui media internet dari website
Indonesia Stock Exchange (IDX), www.idx.co.id yaitu berupa laporan keuangan
perusahaan yang akan diteliti. Periode yang diteliti adalah periode tahun
2011-2013.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian hanya dilakukan pada pertambangan yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia (BEI).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu profitabilitas
meliputi Return On Asset (ROA), risiko bisnis meliputi BRISK,
pertumbuhan aset meliputi PA dan kebijakan dividen (DPR) pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011 - 2013.
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Erlina (2013:48), pengoperasian konsep (operationalizing the
concept) atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional
adalah menjelaskan karakterisktik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat
diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke
dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio (DER) sebagai
variabel dependen dan menggunakan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan
aset dan kebijakan dividen sebagai variabel independen.
3.4.1 Variabel Dependen (Y) : Struktur Modal
Variabel dependen sering juga disebut variabel terikat atau variable
tidak bebas yang menjadi fokus dalam suatu pengamatan. Variabel ini
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi, variabel dependen
adalah konsekuensi dari variabel independen (Erlina, 2011:36). Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal yang
diproxykan dengan debt to equity ratio (DER) yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
Struktur Modal/DER =
� x100%
3.4.2 Variabel Independen (X)
Menurut Sugiyono (2008:59) variabel independen adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah :
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan,
seperti : aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Ukuran dari
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan
Retutn On Asset (ROA) yang dapat dihitung sebagai berikut :
Return On Asset = � �
� x100%
b. Risiko Bisnis
Risiko bisnis menurut Brigham dan Houston (2001:7) “sebagai
ketidakpastian yang melekat dalam proyeksi tingkat pengembalian aktiva
masa depan, merupakan satu - satunya determinan terpenting dari
penentuan struktur modal”. Dalam penelitian ini, proksi risiko bisnis
menurut Indriyanto (2002) yaitu dengan rumus DOL (Degree Of Operating
Leverage). Skala variabel yang digunakan pada risiko bisnis adalah variabel
rasio yang merupakan variabel perbandingan dapat diukur dengan :
DOL = Pe h �
Keterangan:
DOL = Tingkat Leverage Operasi/ Degree of Operating Leverage
EBIT = Earnings Before Interest and Taxes (laba sebelum bunga dan
pajak)
c. Pertumbuhan Aset
Pertumbuhan aset menunjukkan pertumbuhan aktiva yang digunakan
untuk aktivitas operasional perusahaan. Aset merupakan aktiva yang dapat
digunakan untuk semua aktivitas operasional suatu perusahaan. Menurut
Masdupi (2005:5), pertumbuhan perusahaan diukur dengan perubahan total
asset, dilambangkan dengan PA yaitu perbandingan setiap aset setiap periode.
Adapun rumusannya sebagai berikut:
Pertumbuhan aset= Total Aset t −Total Aset t−
� −1 x 100 %
Keterangan :
Total aset (t) : total aset tahun t
Total aset (t-1) : total aset tahun sebelumnya
d. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil mengenai
seberapa besar tingkat dividen kas yang akan dibagikan, artinya bahwa
tingkat dividen mempengaruhi jumlah dana internal yang tersedia dalam
perusahaan dan akan mempertimbangkan dana eksternal. Dividend pay out
ratio merupakan rasio yang digunakan dalam kebijakan dividen, yaitu
digunakan untuk mengukur berapa besar bagian dari laba bersih perusahaan
sebagai dividen. Rasio ini menurut Warsono (2003:275).
Dividen Payout Ratio = � � � ℎ
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian Indikator Formula Skala
Struktur Modal (Variabel Dependen)
DER ��� �� �
��� � ��� � %
Rasio
Profitabilitas (Variabel Independen)
ROA � �
� ×100%
Rasio
Risiko Bisnis (Variabel Independen)
DOL Pe h �
� ℎ e e x 100% Rasio
Pertumbuhan Aset (Variabel Independen)
PA � − � −1
� −1 ×100%
Rasio
Kebijakan Dividen (Variabel Independen)
DPR � � ℎ
� ℎ x 100 %
Rasio
Sumber : Hasil Olahan Penulis
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2008:115) adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
untuk periode 2011-2013 yang berjumlah 39 perusahaan.
3.5.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2013 : 82). Pengambilan Sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara
purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dilakukan berdasarkan kriteria sampel yang harus dipenuhi dengan
tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative menurut Sugiyono
(2008) dalam (Hapsari, 2010:63).
Beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan
sampel, antara lain :
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011–2013.
2. Perusahaan tersebut tidak di-delisting dari BEI pada tahun 2011- 2013.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit
selama tahun 2011–2013.
4. Perusahaan yang menghasilkan laba (earnings) setiap tahun selama
2011-2013.
5. Perusahaan harus melakukan pembayaran dividen kepada pemegang
saham setiap tahun selama 2011-2013.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diatas , maka sampel dalam
penelitian ini berjumlah 13 data perusahaan pertambangan dari 39 populasi
dengan 39 jumlah pengamatan (13 x 3 tahun). Daftar perusahaan yang
[image:49.595.134.508.619.756.2]dijadikan sampel dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2 Perusahaan yang menjadi sampel penelitian
NO. Nama Perusahaan KODE
1. Adaro Energy Tbk ADRO
2. Aneka Tambang (Persero), Tbk ANTM
3. Central Omega Resources Tbk DKFT
4. Harum Energy Tbk HRUM
5. Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG
6. Medco Energi International Tbk MEDC
Tabel 3.2 Perusahaan yang menjadi sampel penelitian
NO. Nama Perusahaan KODE
8. Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS
9. Ratu Prabu Energi Tbk ARTI
10. Resource Alam Indonesia Tbk KKGI
11. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA
12. Timah (Persero) Tbk TINS
13. Vale Indonesia Tbk INCO
Sumber : Hasil Olahan Penulis
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak,
dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Sumber data
sekunder, misalnya buku, laporan perusahaan, jurnal, internet dan sebagainya.
(Erlina, 2011:31). Data sekunder tersebut diperoleh dari situs www.idx.co.id dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap
yaitu studi pustaka dan dstudi dokumentasi. Metode pengumpulan tahap
pertama melalui studi pustaka, yaitu buku-buku dan jurnal akuntansi yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data tahap ke dua melalui
studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan
3.8 Teknik Analisis
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan
(Erlina, 2011 : 94). Penyajian data statistik deskriptif antara lain melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,
mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil,
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar
deviasi, perhitungan presentase (Sugiyono, 2008:207).
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik
Menurut Pratomo dan Hidayat (2007 : 88) sebelum pengujian
hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap
gejala penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah berdistribusi normal, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinieritas.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2006 : 110). Cara yang digunakan untuk melihat apakah
data normal atau tidak adalah dengan melakukan analisis grafik
dengan melihat grafik histogram dan probability plot, dan dengan
dengan melihat grafik histogram dan probability plot. Sedangkan
analisis statistik dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun
demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat
membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode
lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot
sebagai berikut:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui
analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui
Kolmogrorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ha = Data residual tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :
a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik
maka Ho ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.
b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik
maka Ho diterima, yang berarti data terdistribusi normal.
Pedoman pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Nilai sig. atau signifikan atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi
adalah tidak normal.
b. Nilai sig. atau signifikan atau nilai probabilitas > 0.05 distribusi
adalah normal.
3.8.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006:105), Uji heterokedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasti