• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik Rakyat(Studi Pada Perkebunan Salak Di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik Rakyat(Studi Pada Perkebunan Salak Di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan )"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1. Penyebaran Kebun Salak dan Jumlah keluarga di Kecamatan Angkola                       Barat Tahun 2008
Tabel  3. Bidang Tanah Perkebunan Salak Yang  Sudah Dan Belum Terdaftar                 Di Kecamatan Angkola Barat
Tabel  6. Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 8. Penerapan Tarif Pengukuran Dan Pemetaan Serta Pengembalian Batas                Bidang Tanah Di Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan
+6

Referensi

Dokumen terkait

“Dalam hal suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata

Secara lengkap bunyi ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyatakan : Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah

Menurut pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah menentukan bahwa pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat

Perlindungan hukum tersebut dengan jelas disebutkan dalam Pasal 32 ayat 2 PP 24/1997 bahwa suatu bidang tanah yang sudah diterbitkan sertifikatnya secara sah atas

24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dinyatakan bahwa dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan

Kemudian dalam Pasal 32 ayat (2) disebutkan bahwa dalam hal suatu bidang tanah telah diterbitkan sertifpikat secara sah atas nama orang yang memperoleh tanah tersebut dengan

Apabila atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah, atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik, dan secara

teori yang digunakan maka pada ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyatakan : “Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah