• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Semangat Kerja, Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Di Akademi Pariwisata Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Semangat Kerja, Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Di Akademi Pariwisata Medan"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SEMANGAT KERJA, DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

DI AKADEMI PARIWISATA MEDAN

TESIS

Oleh

MUHAMMAD HIRSAN HANAFI

077019088/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E K O L A H

P A

S C

(2)

 

PENGARUH SEMANGAT KERJA, DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

DI AKADEMI PARIWISATA MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUHAMMAD HIRSAN HANAFI

077019088/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

 

Judul Tesis : PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISIPLIN

KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI AKADEMI PARIWISATA MEDAN

Nama Mahasiswa : Muhammad Hirsan Hanafi

Nomor Pokok : 077019088

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si) (Prof. Dr. Rismayani, SE, MS)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc)

(4)

 

Telah diuji pada

Tanggal : 30 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si

Anggota : 1. Prof. Dr. Rismayani, SE, MS

2. Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si

3. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

(5)

 

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

“PENGARUH SEMANGAT KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI AKADEMI PARIWISATA MEDAN”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan benar dan jelas.

Medan, September 2009 Yang membuat pernyataan,

Muhammad Hirsan Hanafi NIM. 077019088/IM  

(6)

 

ABSTRAK

Keberadaan sebuah instansi dalam bentuk apapun, baik dalam skala besar maupun kecil tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia. Sumber daya manusia dengan produktivitas kerja yang tinggi memungkinkan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah semangat dan disiplin kerja, tingkat pendidikan, ketrampilan, gizi dan kesehatan, sikap dan etika, motivasi, iklim kerja, teknologi, sarana produksi, kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi pimpinan perusahaan harus memperhatikan semangat dan disiplin kerja pegawai. Permasalahan dalam penelitian adalah 1). sejauhmana pengaruh semangat kerja dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan 2). Sejauhmana pengaruh kepemimpinan, dan iklim organisasi terhadap semangat kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan. Sedangkan hipotesis yang diajukan adalah 1). Semangat kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan, dan

2). Kepemimpinan dan iklim kerja berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian antara lain adalah teori yang berkaitan dengan semangat, disiplin dan produktivitas kerja. Disamping teori-teori tersebut juga digunakan teori-teori yang berhubungan dengan kepemimpinan dan iklim organisasi.

Penelitian dilakukan melalui pendekatan sensus, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari seluruh populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok serta data yang terkait dengan variabel penelitian secara umum dengan menggunakan metode statistik, sedangkan metode statistik yang digunakan dalam analisis data adalah regresi linier berganda. Penelitian tergolong pada jenis deskriptif kuantitatif, dimana sifatnya adalah deskriptif explanatory.

Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien regresi Yˆ = 4.906 + 0.524X1 +

0.203X2, R2 = 0.914, F hitung = 206.929, t hitung (X1) = 10.994 dan t hitung (X2) sebesar

3.731 dari hasil pengujian hipotesis pertama. Sedangkan pada pengujian hipotesis kedua diperoleh persamaan regresi Yˆ = -8.856 + 1.096X1 + 1.194X2, R2 = 0.868, F hitung sebesar 127.964, t hitung (X1) = 4.290 dan t hitung (X2) = 6.281. Dengan mengacu pada

harga kritik F tabel 3.27 dan t tabel 2.042 maka pada taraf kritik 95%, keputusannya

(7)

 

ABSTRACT

It is acknowledged that available an organization in whatever existence either in large or small scale should be concerned with the human resources, means in a highly productivity with human resources is absolutely and possible to achieve the goals as targeted. There are many factors influencing in gaining a highly productivity such as enthusiasm and discipline in work, education level, skillful, nutrition and health, also behavior and ethics, motivation, working climate, technology, production facilities, chance to serve and chance for performance. In order to achieve a highly productivity, the management of organization have to regard the spirit and discipline to work. The main point to this study are in what far the effect of working enthusiasm and their discipline to affect their working productivity as employee who serve on Akademi Parawisata Medan, in what far the influence of leadership and organization climate on the spirit to work as employee on the organization. The hypothesis to this study such as the working spirit and discipline is influencing to their working productivity on the organization and the leadership and working climate influencing to their enthusiasm to work on the organization.

The theories adopted to this research perhaps those matters relating with the enthusiasm, discipline and working productivity. In addition, there is also some theories relating with the leadership and working climate on organization.

The research has been executed with census approach, namely a research taking sample from all population and distribute them a questionnaire as media to collect the primary data, one important thing is also to gather the data relating with the factors connecting to the variable of research in general, also use the statistic method. Fortunately, the statistic method used to analyze the data is with a multiple linear regression technique. This study completed with quantitative descriptive as explanatory method.

According to the result of hypothesis obtained the regression coefficient rate of Y = 4.906 + 0.524X2 + 0.203X2 with R2 as 0.914 and the simultaneously test is significantly of Fcount of 206.929, tcount of 10.994 and tcount (X1) of 10.994 and tcount (X2) is 3.731, from the result of first hypothesis at the second test of second hypothesis regression coefficient rate of Y = -8.856 + 1.096X1 + 1.194X2 with R2 as 0.868 and the simultaneously test is significantly of Fcount of 127.964, tcount (X1) of 4.290 and tcount (X2) of 6.281. In the point of critical value F table 3.27 and t table 2.042, so that on F critical rate 95% the conclusion is receive Ha and reject Ho.

In reference to the critical value of Ftable 3.27 and ttable 2.042 so that on a critical rate 95% the conclusion is to reject the Ho rate and receive Ha.

Refers to the result of study is concluded that their enthusiasm and working discipline, either to have it jointly or separately is influencing significantly to the improvement of working productivity on the organization. In way to get a highly spirit to work is required a well and reliable leadership and working climate is supporting highly.

(8)

 

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang atas segala karunia-Nya, sehingga penulis menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian penulis adalah : “Pengaruh Semangat Kerja, dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Akademi Pariwisata Medan”.

Selama melakukan penulisan dan penelitian tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan moril maupun meteril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan hingga selesainya penulisan tesis ini.

4. Ibu Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan hingga selesainya penulisan tesis ini. 5. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si, Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, Bapak

Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan untuk perbaikan tesis ini.

6. Bapak dan ibu Dosen serta pegawai di Sekolah Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara.

(9)

 

8. Seluruh rekan-rekan angkatan XIII dan mahasiswa di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Semoga ALLAH SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada Penulis ketika masa kuliah dan saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat bermanfaat kepada seluruh pembaca.

Medan, September 2009 Penulis,

(10)

 

RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD HIRSAN HANAFI, lahir di Medan pada tanggal 23 Juni

1973, anak kedua dari empat bersaudara dari Ayahanda Rusdi (alm) dan Ibunda Hj.Wardiana (almh). Menikah pada tahun 2000 dengan Dian Ekawati dan dikaruniai 3 putra/i bernama Muhammad Rofiif Mehdi, Putri Ashiilah Mehdi, dan Naylah Ramadhani.

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Perguruan Islam SD Al’Ulum Medan pada tahun 1986, melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Perguruan Islam SMP AL’Ulum Medan dan selesai pada tahun 1989, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMAN 6 Medan dan selesai pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan studi Diploma III di Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Medan (sekarang Akademi Pariwisata Medan) dan selesai tahun 1995, lalu melanjutkan studi starata S-1 ke Universitas Dharmawangsa Medan pada tahun 1998 untuk program studi Administrasi Niaga jurusan FISIPOL dan selesai tahun 2001, kemudian tahun 2007 melanjutkan studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Ilmu Manajemen.

(11)

 

DAFTAR ISI  

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 4

I.3. Tujuan Penelitian ... 4

I.4. Manfaat Penelitian ... 5

I.5. Kerangka Berpikir ... 5

I.6. Hipotesis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

II.1. Penelitian Terdahulu ... 9

II.2. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 11

II.2.1. Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 11

II.3. Teori Tentang Semangat Kerja ... 13

II.3.1. Pengertian dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja ... 13

II.3.2. Indikasi Turunnya Semangat Kerja ... 18

(12)

 

II.4.2. Tipe Gaya Kepemimpinan ... 22

II.5. Iklim Organisasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya 25 II.6. Teori Tentang Disiplin Kerja ... 28

II.6.1. Pengertian dan Jenis-jenis Disiplin Kerja ... 28

II.7. Teori Tentang Produktivitas Kerja ... 30

II.7.1. Pengertian Produktivitas Kerja ... 30

II.7.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 33

II.7.3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Turunnya Produktivitas Kerja ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

III.2. Metode Penelitian ... 38

III.3. Populasi dan Sampel ... 38

III.4. Metode Pengumpulan Data ... 39

III.5. Jenis dan Sumber Data ... 39

III.6. Identifikasi Variabel, Definisi Operasional Variabel dan Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 40

III.6.1. Identifikasi Variabel ... 40

III.6.2. Model Analisis Data ... 41

III.7. Identifikasi Variabel, Definisi Operasional Variabel dan Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 42

III.7.1. Identifikasi Variabel ... 42

III.7.2. Model Analisis Data ... 43

III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 45

III.8.1. Uji Validitas Instrumen ... 45

III.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 50

III.9. Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Berganda... 52

III.9.1. Uji Normalitas ... 52

(13)

 

III.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

IV.1. Hasil Penelitian ... 54

IV.1.1. Gambaran Umum Akademi Pariwisata Medan ... 54

IV.1.2. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Akademi Pariwisata Medan ... 55

IV.1.3. Visi, Misi, Tujuan dan Komposisi Pegawai ... 57

IV.1.4. Struktur Organisasi Akademi Pariwisata Medan ... 58

IV.1.5. Susunan dan Tata Kerja Akademi Pariwisata Medan 59 IV.2. Analisis Karakteristik Responden ... 61

IV.2.1. Karakteristik Berdasarkan Usia ... 61

IV.2.2. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

IV.2.3. Karakteristik Berdasarkan Status ... 62

IV.2.4. Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja ... 63

IV.2.5. Karakteristik Berdasarkan Golongan ... 64

IV.2.6. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 64

IV.3. Analisis Deskripsi Variabel ... 65

IV.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Semangat Kerja ... 65

IV.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Disiplin Kerja 67 IV.3.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Produktivitas Kerja ... 68

IV.3.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepemimpinan ... 69

IV.3.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Iklim Organisasi ... 71

IV.4. Pengujian Asumsi Klasik Analisis Regresi Berganda ... 72

IV.4.1. Uji Normalitas ... 72

IV.4.2. Uji Multikolinearitas ... 75

(14)

 

IV.5. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 78

IV.5.1. Pengujian Hipotasis Pertama ... 78

IV.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

V.1. Kesimpulan ... 89

V.2. Saran ... 89

(15)

 

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 40

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 43

III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Semangat Kerja ... 46

III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja ... 47

III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Produktivitas Kerja ... 48

III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan ... 49

III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Iklim Organisasi ... 50

III.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 51

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 62

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 63

IV.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan ... 64

IV.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 64

IV.7. Penjelasan Responden Terhadap Semangat Kerja ... 66

IV.8. Penjelasan Responden Terhadap Disiplin Kerja ... 67

IV.9. Penjelasan Responden Terhadap Produktivitas Kerja ... 69

IV.10. Penjelasan Responden Terhadap Kepemimpinan ... 70

IV.11. Penjelasan Responden Terhadap Iklim Organisasi ... 71

(16)

 

IV.13. Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Pertama ... 76

IV.14. Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Kedua... 76

IV.15. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama... 77

IV.16. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Kedua ... 78

IV.17. Nilai Koefisien Regresi Berganda ... 79

IV.18. Nilai Koefisien Determinasi ... 79

IV.19. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Serempak ... 80

IV.20. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Parsial ... 82

IV.21. Nilai Koefisien Regresi Berganda ... 84

IV.22. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua... 85

IV.23. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Secara Serempak... 86

(17)

 

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir... 8

IV.1. Bagan Struktur Organisasi Akpar Medan ... 58

IV.2. Hasil Uji Normalitas Variabel Produktivitas Kerja ... 73

(18)

 

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Surat Izin Penelitian ... 93

2. Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 94

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 95

4. Data Hasil Jawaban Responden Penelitian ... 105

5. Analisis Regresi Berganda Hipotesis Pertama ... 107

6. Analisis Regresi Berganda Hipotesis Kedua ... 111

7. Pearson Product Moment Correlation Coeficient ... 114

8. Table of F-statistics P=0.05... 116

9. t Table ... 118

(19)

 

ABSTRAK

Keberadaan sebuah instansi dalam bentuk apapun, baik dalam skala besar maupun kecil tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia. Sumber daya manusia dengan produktivitas kerja yang tinggi memungkinkan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah semangat dan disiplin kerja, tingkat pendidikan, ketrampilan, gizi dan kesehatan, sikap dan etika, motivasi, iklim kerja, teknologi, sarana produksi, kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi pimpinan perusahaan harus memperhatikan semangat dan disiplin kerja pegawai. Permasalahan dalam penelitian adalah 1). sejauhmana pengaruh semangat kerja dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan 2). Sejauhmana pengaruh kepemimpinan, dan iklim organisasi terhadap semangat kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan. Sedangkan hipotesis yang diajukan adalah 1). Semangat kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan, dan

2). Kepemimpinan dan iklim kerja berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian antara lain adalah teori yang berkaitan dengan semangat, disiplin dan produktivitas kerja. Disamping teori-teori tersebut juga digunakan teori-teori yang berhubungan dengan kepemimpinan dan iklim organisasi.

Penelitian dilakukan melalui pendekatan sensus, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari seluruh populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok serta data yang terkait dengan variabel penelitian secara umum dengan menggunakan metode statistik, sedangkan metode statistik yang digunakan dalam analisis data adalah regresi linier berganda. Penelitian tergolong pada jenis deskriptif kuantitatif, dimana sifatnya adalah deskriptif explanatory.

Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien regresi Yˆ = 4.906 + 0.524X1 +

0.203X2, R2 = 0.914, F hitung = 206.929, t hitung (X1) = 10.994 dan t hitung (X2) sebesar

3.731 dari hasil pengujian hipotesis pertama. Sedangkan pada pengujian hipotesis kedua diperoleh persamaan regresi Yˆ = -8.856 + 1.096X1 + 1.194X2, R2 = 0.868, F hitung sebesar 127.964, t hitung (X1) = 4.290 dan t hitung (X2) = 6.281. Dengan mengacu pada

harga kritik F tabel 3.27 dan t tabel 2.042 maka pada taraf kritik 95%, keputusannya

(20)

 

ABSTRACT

It is acknowledged that available an organization in whatever existence either in large or small scale should be concerned with the human resources, means in a highly productivity with human resources is absolutely and possible to achieve the goals as targeted. There are many factors influencing in gaining a highly productivity such as enthusiasm and discipline in work, education level, skillful, nutrition and health, also behavior and ethics, motivation, working climate, technology, production facilities, chance to serve and chance for performance. In order to achieve a highly productivity, the management of organization have to regard the spirit and discipline to work. The main point to this study are in what far the effect of working enthusiasm and their discipline to affect their working productivity as employee who serve on Akademi Parawisata Medan, in what far the influence of leadership and organization climate on the spirit to work as employee on the organization. The hypothesis to this study such as the working spirit and discipline is influencing to their working productivity on the organization and the leadership and working climate influencing to their enthusiasm to work on the organization.

The theories adopted to this research perhaps those matters relating with the enthusiasm, discipline and working productivity. In addition, there is also some theories relating with the leadership and working climate on organization.

The research has been executed with census approach, namely a research taking sample from all population and distribute them a questionnaire as media to collect the primary data, one important thing is also to gather the data relating with the factors connecting to the variable of research in general, also use the statistic method. Fortunately, the statistic method used to analyze the data is with a multiple linear regression technique. This study completed with quantitative descriptive as explanatory method.

According to the result of hypothesis obtained the regression coefficient rate of Y = 4.906 + 0.524X2 + 0.203X2 with R2 as 0.914 and the simultaneously test is significantly of Fcount of 206.929, tcount of 10.994 and tcount (X1) of 10.994 and tcount (X2) is 3.731, from the result of first hypothesis at the second test of second hypothesis regression coefficient rate of Y = -8.856 + 1.096X1 + 1.194X2 with R2 as 0.868 and the simultaneously test is significantly of Fcount of 127.964, tcount (X1) of 4.290 and tcount (X2) of 6.281. In the point of critical value F table 3.27 and t table 2.042, so that on F critical rate 95% the conclusion is receive Ha and reject Ho.

In reference to the critical value of Ftable 3.27 and ttable 2.042 so that on a critical rate 95% the conclusion is to reject the Ho rate and receive Ha.

Refers to the result of study is concluded that their enthusiasm and working discipline, either to have it jointly or separately is influencing significantly to the improvement of working productivity on the organization. In way to get a highly spirit to work is required a well and reliable leadership and working climate is supporting highly.

(21)

 

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup

kegiatannya dan menginginkan terciptanya produktivitas yang tinggi dalam bidang

pekerjaannya. Untuk mewujudkan operasinya tersebut dibutuhkan beberapa faktor

produksi yaitu, tenaga kerja, modal, dan keahlian, dimana keempat faktor tersebut

tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus saling mendukung untuk mencapai tujuan

secara efektif dan efisisen dam diantara keempat faktor utama tersebut faktor tenaga

kerja atau manusia dalam hal ini adalah pegawai, merupakan hal yang terpenting

karena manusia merupakan pemakai dan penggerak serta penentu dari semua

aktivitas.

Keberadaan sebuah instansi dalam bentuk apapun, baik dalam skala besar

maupun kecil tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia. Sumber daya manusia

yang dimaksud adalah orang–orang yang memberikan tenaga, pikiran, bakat,

kreativitas dan usahanya pada tempatnya bekerja. Sumber daya manusia dengan

produktivitas kerja yang tinggi memungkinkan untuk pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan oleh organisasi/instansi. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi

produktivitas kerja, diantaranya adalah semangat dan disiplin kerja, tingkat

(22)

 

teknologi, sarana produksi, kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi. Untuk

mencapai produktivitas yang tinggi pimpinan perusahaan harus memperhatikan

semangat kerja.

Semangat kerja merupakan sikap mental yang mampu memberikan dorongan

bagi seseorang untuk dapat bekerja lebih giat, cepat, dan baik. Semangat kerja

karyawan yang tinggi akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas kerja.

Faktor lain yang menentukan produktivitas adalah disiplin kerja. Hilangnya disiplin

akan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas penyelesaian tugas dan dengan adanya

kedisiplinan diharapkan pekerjaan dapat dilakukan seefektif mungkin. Bilamana

kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan

tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Pencapaian tujuan organisasi juga sangat dipengaruhi oleh kinerja para

pemimpinnya. Kombinasi kualitas kepemimpinan dengan kekuatan yang ada dalam

posisinya sebagai pimpinan untuk menciptakan pengaruh yang kuat kepada bawahan

dan koleganya dipandang sebagai indikator dari pemimpin yang baik. Kepemimpinan

diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap

tercapainya tujuan organisasi, atau dengan kata lain pemimpin merupakan orang yang

memiliki kewenangan untuk memberi tugas dan kemampuan untuk mempengaruhi

orang lain melalui pola hubungan yang baik guna mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Di dalam sebuah instansi terdapat berbagai macam sistem sosial yang

(23)

 

tujuan tertentu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan

nya sehingga membentuk perilaku dari hasil hubungan individu dengan individu

maupun dengan lingkungannya. Suasana kerja yang kondusif, kinerja kelompok

yang memupuk iklim kerjasama yang kuat, menjaga kebersihan lingkungan kerja

akan menunjang pekerjaan yang baik serta pencapaian tujuan dari suatu organisasi.

Iklim organisasi itu sendiri merupakan seperangkat karakteristik yang membedakan

antara individu satu dengan individu lainnya yang dapat mempangaruhi perilaku

individu itu sendiri, perilaku merupakan hasil dari hubungan antara individu dengan

lingkungannya.

Ilustrasinya adalah apabila suatu organisasi hanya memperhatikan tentang

pendidikan, keahlian dan teknologi tanpa memikirkan semangat dan disiplin kerja

karyawan, maka pendidikan, keahlian dan teknologi yang tinggi sekalipun tidak akan

memberikan hasil yang optimal, karena yang bersangkutan tidak dapat

memanfaatkannya secara teratur dan mempunyai kesungguhan disiplin kerja yang

tinggi. Oleh karena itu peningkatan semangat kerja dan disiplin kerja merupakan

faktor yang perlu untuk diperhatikan dalam usaha mencapai produktivitas yang

tinggi, dengan didukung dengan kepemimpinan dan iklim organisasi didalam

meningkatkan semangat kerja tersebut.

Eksistensi Akademi Pariwisata Medan sebagai salah satu institusi negeri milik

negara memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, utamanya dalam

bidang penyediaan sumber daya manusia yang pengelolannya dapat memfasilitasi

(24)

 

sektor pariwisata maupun perhotelan. Peran strategis ini perlahan dirasakan kian

memudar, hal ini disebabkan oleh melemahnya semangat dan disiplin dari para staf

pengajar dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hal tersebut diindikasikan oleh

persentase tingkat kehadiran mengajar para staf pengajar yang rata-rata hanya

mencapai 70%. Pada sisi lain terlihat kenyataan, dimana dosen dengan tingkat

kemampuan yang baik dan didorong oleh kuatnya semangat dan disiplin kerja

cenderung mampu menunjukkan produktivitas kerja yang tinggi.

Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan

mencari tahu secara dasar penyebab kurangnya semangat kerja dan disiplin kerja

yang mempengaruhi produktiviatas kerjanya.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana pengaruh semangat kerja, dan disiplin kerja terhadap

produktivitas kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan ?

2. Sejauhmana pengaruh kepemimpinan, dan iklim organisasi terhadap

semangat kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan ?

I.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka dilaksanakan penelitian yang

(25)

 

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh semangat kerja, dan disiplin

kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan, dan iklim

organisasi terhadap semangat kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapakan dari penelitianan ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Akademi Pariwisata Medan di dalam

mengelola manajemen sumber daya manusia melalui semangat kerja, dan

disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pegawai.

2. Sebagai menambah khazanah dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi

Magister Ilmu Manajemen.

3. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang Ilmu

Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh semangat

kerja, dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Akademi

Pariwisata Medan.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji

masalah yang sama di masa mendatang.

I.5. Kerangka Berpikir

Semangat Kerja berasumsi terhadap sikap individu ataupun kelompok yang

(26)

 

kerja adalah sikap dari individu ataupun sekelompok orang terhadap kesukarelaannya

untuk bekerjasama agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh”.

Sedangkan Moekijat (1983) menyatakan bahwa ”Semangat kerja menggambarkan

perasaan berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan kegiatan.

Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan tugas, serta

ramah satu sama lain, maka karyawan itu dikatakan mempunyai semangat yang

tinggi. Sebaliknya, apabila karyawan tampak tidak puas, lekas marah, sering sakit,

suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka reaksi ini dikatakan sebagai bukti

semangat yang rendah”.

Didalam semangat kerja itu sendiri terdapat beberapa faktor yang

mendukung diantaranya dalam hal kepemimpinan. Kepemimpinan dapat 

mempengaruhi orang‐orang yang diarahkan dalam pencapaian tujuan sebagaimana 

menurut Mulyasa (2004) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai kegiatan untuk 

mempengaruhi orang‐orang yang diarahkan terhadap tercapainya tujuan organisasi. 

Sedangkan kepemimpinan menurut  Hasibuan (2005) menyatakan bahwa 

“Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, 

agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan 

organisasi”.  

Kemudian Sergiovanni (2001) menyatakan bahwa “Iklim mempengaruhi

kinerja pegawai. Iklim sebagai pengaruh subyektif yang dapat dirasakan dari sistem

(27)

 

menyangkut sikap/keyakinan dan kemampuan memotivasi orang-orang yang bekerja

pada organisasi tersebut”. Sedangkan menurut Steers (1995) menyatakan

bahwa “Iklim Organisasi merupakan lingkungan internal yang mewakili faktor-faktor

dalam organisasi yang menciptakan kultur dan lingkungan sosial dimana

aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan berlangsung.

Di samping Semangat Kerja, faktor lain yang menentukan produktivitas

adalah Disiplin Kerja. Disiplin adalah sebagai sikap mental yang tercermin dalam

perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok/masyarakat berupa

ketaatan-ketaatan yang ditetapkan pemerintah/etika, norma, kaidah-kaidah yang berlaku

untuk tujuan tertentu (Sinungan, 1995) yang berarti kesediaan untuk mematuhi

peraturan / ketentuan yang berlaku dalam lingkungan organisasi kerja masing-masing

sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi kerja.

Kemudian produktivitas itu sendiri dapat dilihat sebagai penggunaan secara

intensif terhadap semua tenaga kerja yang efisien seperti halnya Sinungan (1995)

menyatakan sebagai berikut: ”Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai

penggunaan secara intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan

mesin yang diukur secara tepat dan benar-benar menunjukan suatu penampilan yang

efisiensi”. Lalu Hasibuan (2005) menyatakan : ”Produktivitas adalah perbandingan

antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya

dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem

(28)

 

Dengan kata lain suatu organisasi kerja akan tinggi produktivitasnya dalam

segi kuantitas maupun kualitasnya, apabila personal pengelolaannya dari tenaga kerja

yang berkualitas / mutu. Dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga jenis

usaha yaitu dengan meningkatkan mutu yang rendah, mempertahankan mutu yang

tinggi, dan meningkatkan mutu yang sudah tinggi agar semakin tinggi. Adapun

kerangka pemikiran dalam penyusunan usulan penelitian dapat dilihat pada Gambar

I.1. sebagai berikut :

Gambar I.1.Kerangka Berpikir

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut : SEMANGAT

KERJA

DISIPLIN KERJA

PRODUKTIVITAS KERJA

KEPEMIMPINAN

IKLIM ORGANISASI

(29)

 

1. Semangat kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja

pegawai di Akademi Pariwisata Medan.

2. Kepemimpinan dan iklim organisasi berpengaruh terhadap semangat kerja

(30)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Kepuasan kerja sangat penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia

(SDM). Kepuasan kerja merupakan jembatan untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepuasan kerja akan berpengaruh terhadap (1) absensi karyawan; (2) perputaran (turn

over tenaga kerja; (3) semangat kerja; (4) keluhan-keluhan; dan (5) masalah-masalah

personalia yang vital lainnya (Susilo, 1994:132).

Bila kepuasan kerja menurun, maka dipastikan produktivitas kerjanya juga

akan menurun. Oleh karena itu, kebijakan penenampatan. kerja harus melalui proses

yang matang, terencana, tepat, efektif dan efisien agar menghasilkan kepuasan kerja

yang baik bagi guru PNS. lni dimaksudkan agar produktivitas kerja menjadi

meningkat.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh KARYANA, Aang (2007) dengan

judul Pengaruh Penempatan dan Kepuasan Terhadap Produktivitas Kerja Guru (Studi

Kasus pada Guru PNS SLTPN di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Tanjungsari,

Sukasari dan Pamulihan Kabupaten Sumedang) yang dilakukan di (SLTPN 1,2,3,4,5

Tanjungsari) Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang kuat antara penempatan dan kepuasan kerja dengan produktivitas

kerja guru, yang ditunjukkan oleh adanya hubungan sebesar 33,1%. ini didukung oleh

(31)

 

Produktivitas Kerja yaitu dengan dk = 4 dan α = 0,05, maka X2 tab (4,0,95) = 1,67,

dan X2 hit = 5,0531 dan 5,434. Jadi X2 hit > X2 tab, dapat dikatakan bahwa terdapat

korelasi yang signifikaisi antara Penempatan kerja dan Kepuasan Kerja dengan

Produktivitas Kerja.

Selanjutnya Sumaryadi (2007) dengan penelitian berjudul Hubungan dan

Pengaruh Kepemimpinan, Pengalaman Kerja, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja

Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai / Guru SMP PGRI 1 Dan 2 Kecamatan

Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara, menyimpulkan bahwa variabel produktivitas

kerja, kepemimpinan, motivasi kerja dan disiplin kerja dinyatakan valid dan realibel,

dan hasil uji hipotesis pertama yang berbunyi kepemimpinan, pengalaman kerja,

motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama sama berpengaruh terhadap

produktivitas kerja pegawai/guru SMP PGRI 1 dan 2 Kecamatan Semboja kabupaten

Kutai Kartanegara dapat diterima. Demikian juga hipotesis kedua yang menyatakan

bahwa kepemimpinan berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja

pegawai/guru SMP PGRI 1 dan 2 Kecamatan Semboja kabupaten Kutai Kartanegara

dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut selanjutnya disarankan bahwa

untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai/guru SMP PGRI 1 dan 2

Kecamatan Semboja kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilakukan dengan cara

mengefektifkan kepemimpinan, memperhatikan pengalaman kerja pegawai/guru,

meningkatkan motivasi kerja, dan meningkatkan disiplin kerja pegawai/ guru SMP

(32)

 

II.2. Manajemen Sumber Daya Manusia

II.2.1. Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang

khusus mempelajari hubungan peranan manusia dalam organisasi publik atau

perusahaan. Dengan demikian, fokus yang dipelajari manajemen sumber daya

manusia mengkaji karakterisitik dan segala seluk beluk tenaga kerja manusia.

Pengertian manajemen sumber daya manusia terdiri atas dua kalimat;

manajemen dan sumber daya. Manajemen adalah the art of getting things done trough

the effort of other people. Sumber daya manusia atau personalia adalah tenaga kerja,

buruh atau pegawai yang mengandung arti keseluruhan orang orang yang bekerja

pada suatu organisasi tertentu. (Hasibuan, 2005). Sehingga manajemen personalia

atau manajemen sumber daya manusia adalah manajemen terhadap tenaga kerja atau

pegawai, yaitu bagaimana mengatur pegawai didalam perusahaan atau pengaturan

tenaga kerja dalam suatu organisasi dan lembaga, dimana pengaturan ini dalam arti

seluas luasnya. Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai

perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan kegiatan

pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemiliharaan

dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu organisasi

dan masyarakat (Terry, 1993)

Sumber daya manusia merupakan faktor yang unik baik fisik ataupun psikis.

Dalam keadaan biasa manusia hanya menggunakan sebagian kecil dari

(33)

 

sumber daya manusia itu di kembangkan kualitasnya, mereka akan mempunyai

pengaruh pada perubahan pengatahuan, perubahan sikap, perubahan kemampuan,

perubahan tingkah laku individu dan perubahan tingkah laku kelompok. Apabila hal

ini terjadi maka akan sangat mendorong tercapai tujuan organisasi maupun tujuan

individu secara optimal. Menurut Handoko (1996) menyatakan bahwa : ”sumber

daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembang, pemelihara dan penggunaan

sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan tujuan individu maupun

organisasi”. Manajemen sumber daya manusia sangat diperlukan guna meningkatkan

produktivitas serta efektivitas dan efesiensi di dalam penggunaan sumber daya

manusia. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi akan dapat tercapai

sebagaimana mestinya.

Tujuan manajemen sumber daya manusia menurut Handoko (1996)

menyatakan bahwa ”Tujuan manajemen sumber daya manusia pada prinsipnya ada

dua jenis, yaitu:

1. Production Minded

Merupakan usaha usaha pihak organisasi atau perusahan agar para tenaga kerja atau pegawai bersedia memberikan prestasi yang sebesar besarnya (mencapai produktivitas maksimum). Ini dapat dicapai dengan melalui fungsi fungsi manajemen yang ada dalam organisasi atau perusahaan.

2. People Minded

(34)

 

II.3. Teori Tentang Semangat Kerja

II.3.1. Pengertian dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Semangat kerja digunakan untuk menggambarkan suasana keseluruhan yang

dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah, bahagia,

optimis menggambarkan bahwa karyawan tersebut mempunyai semangat kerja tinggi

dan jika karyawan suka membantah, menyakiti hati, kelihatan tidak tenang maka

karyawan tersebut mempunyai semangat kerja rendah. Dengan kata lain bahwa

individu ataupun kelompok dapat bekerjasama secara menyeluruh, seperti halnya

Westra (1980) menyatakan bahwa ”Semangat kerja adalah sikap dari individu

ataupun sekelompok orang terhadap kesukarelaannya untuk bekerjasama agar dapat

mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh”. Lalu Menurut Nitisemito (1982)

menyatakan gairah kerja adalah ”kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan

yang dilakukan”. Meskipun semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh kegairahan

kerja, tetapi kegairahan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap

semangat kerja. Oleh karena itu, antara semangat kerja dan kegairahan kerja sulit

dipisahkan. Sedangkan menurut Moekijat (1995) menyatakan bahwa :

”Semangat kerja menggambarkan perasaan berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan kegiatan. Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan tugas, serta ramah satu sama lain, maka karyawan itu dikatakan mempunyai semangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila karyawan tampak tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka reaksi ini dikatakan sebagai bukti semangat yang rendah”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dilihat bahwa yang dimaksud dengan

(35)

 

orang untuk saling bekerjasama dengan giat dan disiplin serta penuh rasa tanggung

jawab disertai kesukarelaan dan kesediaannya untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi

untuk mengetahui tinggi rendahnya semangat kerja karyawan suatu organisasi adalah

melalui presensi, kerjasama, tanggung jawab, kegairahan dan hubungan yang

harmonis (Westra, 1980).

Untuk memahami pengertian diatas penjelasannya sebagai berikut :

A. Presensi

Presensi merupakan kehadiran karyawan yang berkenaan dengan tugas dan

kewajibannya. Pada umumnya suatu instansi / organisasi selalu mengharapkan

kehadiran karyawannya tepat waktu dalam setiap jam kerja sehingga pekerjaannya

akan mempengaruhi terhadap produktivitas kerja, sehingga suatu organisasi tidak

akan mencapai tujuannya secara optimal.

Presensi / kehadiran karyawan dapat diukur melalui :

1. Kehadiran karyawan ditempat kerja

2. Ketepatan karyawan datang / pulang kerja

3. Kehadiran karyawan apabila mendapat undangan mengikuti kegiatan / acara

dan organisasi

B. Kerjasama

Kerjasama adalah sikap dari individu atau sekelompok untuk saling

membantu atau menginformasikan agar dapat mencurahkan kemampuannya secara

menyeluruh (Westra, 1980). Kerjasama dapat menimbulkan dampak positif apabila

(36)

 

Kerjasama ini sangat bermanfaat dan digunakan untuk memecahkan berbagai

masalah dengan berorganisasi sedangkan bekerjasama yang negatif yaitu adalah

kerjasama yang dilakukan dengan niat dan tujuan yang tidak baik. Yaitu untuk

mendapatkan kepentingan pribadi dengan cara yang dapat merugikan orang lain.

Untuk mengukur adanya kerjasama dalam kantor digunakan kriteria sebagai

berikut :

a. Kesediaan karyawan untuk bekerjasama baik dengan teman sejawat maupun

pimpinan berdasarkan kesadaran untuk mencapai tujuan.

b. Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan pekerjaan.

c. Adanya kemauan untuk memberikan kritik atau menerima kritik dan saran

sehingga diperoleh cara yang baik.

d. Cara mengatasi kesulitan didalam menyelesaikan pekerjaan.

C. Tanggung Jawab

Selanjutnya Moekijat (1995) menyatakan bahwa ”Tanggung jawab

merupakan suatu kewajiban untuk melaksanakan suatu tugas dan untuk apa seseorang

dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan tugas yang diserahkan. Tanggung

jawab adalah penting dan harus ada dalam setiap pelaksanaan”. Penyelesaian

pekerjaan karena tangung jawab dan mempunyai semangat kerja karyawan. Dengan

adanya tanggung jawab yang diberikan pimpinan maka karyawan terdorong untuk

melaksanakan pekerjaan tersebut apalagi jika karyawan merasa ikut memiliki

(37)

 

pekerjaan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk

mengukur daya tangung jawab dapat diukur dari :

a. Kesanggupan karyawan melaksanakan perintah dan kesanggupan dalam

bekerja.

b. Kemampuan karyawan menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat.

c. Melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya.

d. Mempunyai perasaan bahwa pekerjaan yang diberikan tidak hanya untuk

kepentingan kantor / organisasi tetapi juga untuk kepentingan sendiri.

D. Kegairahan Kerja

Setiap karyawan yang memiliki kesenangan yang mendalam (minat) terhadap

pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, pada umumnya memiliki semangat kerja

yang positif atau tinggi. Karena beban kerja, jenis dan sifat volume pekerjaannya

sesuai dengan minat dan perhatiannya yang akan menimbulkan rasa senang dan

bergairah dalam arti tidak merasa terpaksa dan tertekan dalam bekerja.

E. Hubungan yang Harmonis

Pergaulan antara pimpinan dan karyawan yang dipimpin sangat besar

pengaruhnya terhadap semangat kerja. Pimpinan yang memperlakukan karyawan

secara manusiawi, dengan sikap saling menghormati, saling menghargai, saling

mempercayai dan saling menerima satu sama lain, baik selama melakukan pekerjaan

maupun di luar jam kerja akan menimbulkan rasa senang yang dapat meningkatkan

(38)

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Didalam melaksanakan aktivitas kerjanya maka sangat perlu diketahui tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja tersebut. Sebagaimana Westra

(1980) menyatakan bahwa ”faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah

sebagai berikut :

1) Hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan, yaitu adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara pimpinan dan bawahan sehingga dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.

2) Kepuasan para karyawan pada tugas dan pekerjaannya, yaitu adanya rasa percaya diri para karyawan untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya secara sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan organisasi.

3) Terdapatnya sesuatu suasana dan iklim kerja yang bersahabat dengan anggota-anggota lain dalam organisasi, yaitu tercapainya suatu kondisi yang dapat memberikan semangat kerja dan mendukung terselesainya tugas dan pekerjaannya dengan rasa senang kondisi semacam ini akan tercipta jika hubungan kerja terjalin semestinya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta hal dan kewajibannya masing-masing.

4) Adanya tingkat kepuasan ekonomi sebagai imbalan untuk jerih payahnya Yaitu adanya upah yang sesuai dengan pekerjaan yang diberikan sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan nyaman yang mampu memenuhi kebutuhannya secara layak.

5) Rasa kemanfaatan bagi tercapainya tujuan organisasi yang juga merupakan tujuan bersama,yaitu adanya tujuan yang jelas yang ingin dicapai yang pada akhirnya akan berguna untuk kepentingan bersama.

6) Adanya ketenangan jiwa, jaminan kepastian serta perlindungan dari organisasi Yaitu adanya perlindungan kerja dan jaminan keselamatan pada setiap kecelakaan yang terjadi pada karyawan saat dia menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehingga karyawan merasa aman dan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

7) Adanya lingkungan fisik suatu kantor yaitu adanya suatu kondisi fisik dimana karyawan melaksanakan tugas dan kewajiban serta mempengaruhi dirinya dalam memberikan tugas yang diberikan kepadanya”.

Kemudian Nawawi (1990) menyatakan bahwa ”faktor yang mempengaruhi

(39)

 

status sosial berdasarkan jabatan, tujuan yang mulia dan pengabdian, susana

lingkungan kerja, dan hubungan manusiawi”. Beberapa faktor lain yang

mempengaruhi semangat kerja menurut Anoraga (1998) menyatakan bahwa ”faktor

yang mempengaruhi semangat kerja adalah keamanan kerja, kesempatan untuk

mendapatkan kemajuan, lingkungan kerja, rekan sekerja yang baik, dan gaji atau

pendapatan”.

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan,

maka faktor yang sama dikelompokkan menjadi satu sehingga dapat dikatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah penempatan karyawan, minat kerja,

kesempatan berprestasi, kesempatan berpartisipasi, hubungan kerja, kepemimpinan,

kompensasi, lingkungan kerja, karakteristik pekerjaan, kebijakan manajemen, dan

kepribadian.

II.3.2. Indikasi Turunnya Semangat Kerja

Indikasi turunnya semangat kerja penting untuk diketahui oleh setiap

perusahaan, karena dengan pengetahuan tentang indikasi ini akan dapat diketahui

sebabnya turun semangat kerja. Dengan demikian perusahaan akan dapat mengambil

tindakan-tindakan pencegahan masalah seawal mungkin.

Apabila dilihat dari indikasi-indikasi turunnya Semangat Kerja maka

Nitisemito (1991), menyatakan bahwa ”indikasi-indikasi turunnya semangat kerja

(40)

 

1. Turun/Rendahnya produktivitas kerja

Turun/Rendahnya semangat kerja ini dapat diukur atau dipertimbangkan dengan waktu sebelumnya. Produktivitas kerja yang turun ini dapat terjadi karena kemalasan atau penundaan pekerjaan.

2. Tingkat absensi yang naik/tinggi

Untuk melihat apakah naiknya tingkat absensi tersebut merupakan indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja maka kita tidak boleh melihat naiknya tingkat absensi ini secara perseorangan tapi harus dilihat secara rata-rata.

3. Tingkat perpindahan pegawai yang tinggi

Keluar masuknya karyawan yang meningkat tersebut terutama adalah disebabkan karena ketidak senangan mereka bekerja pada perusahaan tersebut, sehingga mereka berusaha untuk mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih sesuai. Tingkat keluar masuknya buruh yang tinggi selain dapat menurunkan produktivitas kerja, juga dapat mengganggu kelangsungan jalannya perusahaan.

4. Tingkat kerusakan yang naik/tinggi

Naiknya tingkat kerusakan sebetulnya menunjukkan bahwa perhatian dalam pekerjaan berkurang, terjadi kecerobohan dalam pekerjaan dan sebagainya. 5. Kegelisahan dimana-mana

Kegelisahan dilingkungan kerja akan terjadi bila mana semangat dan kegairahan kerja menurun. Seorang pemimpin harus dapat mengetahui adanya kegelisahan-kegelisahan. Kegelisahan itu dapat terwujud dalam bentuk ketidak tenangan kerja, keluh kesah serta hal-hal yang lain.

6. Tuntutan yang sering terjadi

Tuntutan sebetulnya merupakan perwujudan dari ketidak puasan, dimana pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan tuntutan. 7. Pemogokan

Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat dan kegairahan kerja adalah bila mana terjadi pemogokan. Hal ini disesabkan bila terjadi pemogokan merupakan perwujudan dari ketidak puasan dan kegelisahan para karyawan”.

Lain halnya menurut Zainun (2004) menyatakan bahwa ”ada beberapa faktor

yang mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja karyawan dalam suatu

organisasi yaitu : komunikasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, partisipasi, motivasi

(41)

 

II.4. Teori tentang Kepemimpinan

II.4.1. Pengertian Kepemimpinan dan Peran yang Efektif

Didalam suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian

besar ditentukan oleh kepemimpinan. Seorang pemimpinlah yang bertanggung

jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Sebagaimana Thoha (2007)

menyatakan bahwa “Kepemimpinan merupakan suatu ungkapan yang

mendudukan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang

terpenting dan akan selalu mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.

1) Pengertian Pemimpin

Sebelum membahas tentang kepemimpinan arti kepemimpinan tersebut

dapat diketahui pengertian pemimpin tersebut sebelumnya. Sebagaimana

Handoko (1996) menyatakan bahwa :

“Pemimpin adalah orang yang membina dan menggerakkan seseorang atau kelompok orang lain agar mereka bersedia, komitmen dan setia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya”

Kemudian Timple yang dikutip oleh Umar (2003) menyatakan

“Pemimpin merupakan orang yang menerangkan prinsip dan teknik yang

memastikan motivasi, disiplin, dan produktivitas jika bekerja sama dengan orang

lain, tugas, dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan”.

Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan

semangat kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat

(42)

 

pemimpin adalah orang yang membina dan menggerakkan seseorang atau

sekelompok orang lain dengan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi,

disiplin dan produktivitas sehingga dapat mempengaruhi moral dan kepuasan

kerja agar tercapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

2) Pengertian Kepemimpinan

Dalam menjalankan roda organisasi peran seorang pemimpin harus dapat

menunjukkan karakter kepemimpinannya demi pengembangan alur kerja

organisasi menuju kearah tujuan organsasi yang telah ditetapkan Sebagaimana

Thoha (2007) menyatakan “Lebih jauh lagi dirumuskan bahwa kepemimpinan

itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan

mencapai tujuan organisasi”.

Kemudian komitmen dan setia juga turut mewujudkan tujuan perusahaan

tersebut. Menurut Thoha (2007) menyatakan bahwa :

“Kepemimpinan adalah sifat, karakter, atau cara seseorang dalam upaya membina dan menggerakkan seseorang atau sekelompok orang agar mereka bersedia, komitmen dan setia untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Kepemimpinan diartikan juga suatu inisiatif untuk bertindak yang akan

menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka unyuk mencari jalan

pemecahan dari suatu persoalan bersama baik dalam tugas maupun mengubah

prilaku. Sebagaimana Yukl (2001) menyatakan bahwa “Kepemimpinan adalah

(43)

 

usaha lebih banyak dalam sejumlah tugas atau mengubah perilakunya (Yuki,

2001).

3) Fungsi Kepemimpinan

Menurut Thoha (2007), fungsi kepemimpinan dalam hubungannya dengan

peningkatan aktivitas dan efisiensi perusahaan menyatakan sebagai berikut :”

a) Fungsi kepemimpinan sebagai innovator

Sebagai innovator, pemimpin mampu mengadakan berbagai inovasi-inovasi baik yang menyangkut pengembangan produk, sistem manajemen yang efektif dan efisien, maupun dibidang konseptual yang keseluruhannya dilaksanakan dalam upaya mempertahankan dan atau meningkatkan kinerja perusahaan. b) Fungsi kepemimpinan sebagai komunikator

Sebagai komunikator, maka pimpinan harus mampu menyampaikan maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan secara baik kepada seseorang dan atau sekelompok karyawan sehingga timbul pengertian di kalangan mereka.

Mampu menyampaikan maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan secara baik kepada seseorang dan atau sekelompok karyawan sehingga timbul pengertian di kalangan mereka.

Pemimpin harus mampu memahami, mengerti dan mengambil intisari pembicaraan-pembicaraan orang lain.

c) Fungsi kepemimpinan sebagai motivator

Sebagai motivator, pemimpin merumuskan dan melaksanakan berbagai kebijaksanaan yang mengarah kepada upaya mendorong karyawan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan tertentu sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya yang mampu memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan.

d) Fungsi kepemimpinan sebagai kontroler

Sebagai kontroler (pengendali) pemimpin melaksanakan fungsi pengawasan terhadap berbagai aktivitas perusahaan agar terhindar dari penyimpangan baik terhadap pemakaian sumber daya maupun didalam pelaksanaan rencana dan atau program kerja perusahaan sehingga pencapaian tujuan menjadi efektif dan efisien.

II.4.2. Tipe Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi

(44)

 

otokratis, demokratis atau partisifatif dan laisseez-faire yang semuanya pasti

mempunyai kelemahan-kelemahan dan kelebihan. Menurut Mangkunegara

(2007) menyatakan bahwa « ketiga tipe gaya kepemimpinan tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

1) Otokratis

a) Semua penentuan kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin.

b) Teknik-teknik dan langkah-langkah kegiatan didikte oleh atasan setiap waktu sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkat lurus.

c) Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.

d) Pemimpin cendrung menjadi “pribadi” dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota, mengambil jarak dari partisipasi kelompok kecuali bila menunjukkan keahliannya.

2) Demokratis

a) Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.

b) Kegiatan-kegiatan didiskusikan langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyerahkan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.

c) Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

d) Pemimpin adalah obyek atau “fact-minded” dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok bisa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

3) Laizzez-Faire

a) Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu, dengan partisipasi minimal dari pemimpin.

b) Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya. Dia tidak mengambil bagian dalam diskusi kerja.

c) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas. d) Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota

(45)

 

Kebanyakan manajer menggunakan ketiganya pada suatu waktu, tetapi

gaya yang paling sering digunakan akan dapat dipakai untuk membedakan

seorang manajer sebagai pemimpin yang otokratis, demokratis atau

laissez-faire.

Dalam praktek, sulit untuk menentukan gaya apa yang sedang dipakai

oleh seorang pemimpin. Suatu saat pimpinan bisa keras (otokratis) dan di saat

lain menunjukkan sikap yang lunak (demokratis). Memang, tidak selamanya

gaya lunak itu baik begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu gaya kepemimpinan

keras-lunak nampaknya menentukan kesuksesan seorang pemimpin.

Perbedaan tipe gaya kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai

pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi individual dan perilaku kelompok.

Sebagai contoh partisipasi dalam pengambilan keputusan pada gaya

kepemimpinan demokratis akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan

manajer dengan bawahan, menaikkan moral dan kepuasan kerja serta

menurunkan ketergantungan terhadap pemimpin.

Hal ini kadang-kadang menimbulkan kerugian dengan menurunnya

produktivitas dan sulit mengambil keputusan yang dapat memuaskan semua

pihak. Ini akan dapat dihindari dari pada gaya kepemimpinan otokratis.

Kepemimpinan otokratis lebih banyak menghendaki masalah pemberian perintah

kepada bawahan. Kepemimpinan demokrasi cenderung mengikuti pertukaran

pendapat antara orang-orang yang terlibat. Kepemimpinan laissez-faire, pemimpin

(46)

 

II.5. Iklim Organisasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Para ahli dari Barat mengartikan iklim organisasi sebagai suatu unsur fisik, di

mana iklim dapat sebagai suatu atribusi dari organisasi atau sebagai suatu atribusi

daripada persepsi individu sendiri. Robbins (1986) mencirikan iklim organisasi

sebagai keseluruhan faktor-faktor fisik dan sosial yang terdapat dalam sebuah

organisasi. Menurutnya iklim kerja sebuah organisasi dapat diukur melalui empat

dimensi sebagai berikut :

a. Dimensi Psikologikal, yaitu meliputi variabel seperti beban kerja, kurang otonomi, kurang pemenuhan sendiri (self-fulfilment clershif), dan kurang inovasi.

b. Dimensi Struktural, yaitu meliputi variabel seperti fisik, bunyi dan tingkat keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik.

c. Dimensi Sosial, yaitu meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi kuantitas dan ciri-ciri permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan dan kerja sama), dan penyelia-penyelia (dukungan dan imbalan).

d. Dimensi Birokratik, yaitu meliputi Undang-undang dan peraturan-peraturan konflik peranan dan kekaburan peranan”.

Kemudian dikemukakan oleh Handoko (1996) yang menyatakan bahwa

“iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi”. Iklim

organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh

anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim

organisasi yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam

organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut.

Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen SDM.

Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan

(47)

 

dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara yang positif dan

bijaksana. Iklim keterbukaan, bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota

memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan.

Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang

tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan

tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota

diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi.

Batasan pengertian iklim organisasi itu bisa dilihat dalam dimensi iklim

organisasi. Handoko (1996) sebagaimana menyebutkan enam dimensi iklim

organisasi sebagai berikut : “

1. Flexibility conformity. Fleksibilitas dan comfomity merupakan kondisi organisasi yang untuk memberikan keleluasan bertindak bagi karyawan serta melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang ada.

2. Responsibility; Penerimaan terhadap ide-ide yang baru merupakan nilai pendukung di dalam mengembangkan iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi. Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai pelaksanaan tugas organisasi yang diemban dengan rasa tanggung jawab atas hasil yang dicapai, karena mereka terlibat di dalam proses yang sedang berjalan.

3. Standards ; Perasaan karyawan tentang kondisi organisasi dimana manajemen memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang baik.

4. Reward ; Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan dan pengakuan atas pekerjaan yang baik.

5. Clarity Terkait dengan perasaan pegawai bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan pekerjaan, peranan dan tujuan organisasi.

(48)

 

Sementara itu Kusriyanto (1996) mengatakan sejelasnya yaitu :”

1. Struktur, merupakan tingkat paksaan yang dirasakan pegawai karena adanya peraturan dan prosedur yang terstruktur atau tersusun.

2. Responbility, merupakan tingkat pengawasan yang dilakukan organisasi dan dirasakan oleh para pengawai.

3. Reward, merupakan tingkat penghargaan yang diberikan atas usaha karyawan. 4. Warmt, berkaitan dengan tingkat kepuasan karyawan yang berkaitan

dengan kekaryawanan dalam organisasi.

5. Support, berkaitan dengan dukungan kepada pegawai di dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi. Dukungan seperti dapat berasal dari pimpinan ataupun rekan kerja.

6. Organizational identity and loyalty, berkaitan dengan perasaan bangga akan keberadaannya dalam organisasi dan kesetiaan yang ditunjukkan selama masa kerjanya.

7. Risk, berkaitan dengan pegawai diberi ruang untuk melakukan atau mengambil resiko dalam menjalankan tugas sebagai sebuah tantangan”.

Sedangkan menurut Steers (1995) menyatakan bahwa “iklim organisasi

merupakan lingkungan internal yang mewakili faktor-faktor dalam organisasi yang

menciptakan kultur dan lingkungan sosial dimana aktivitas-aktivitas pencapaian

tujuan berlangsung”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Iklim Organisasi

Iklim kerja yang positif dapat terjadi dengan terjalinnya hubungan yang baik

dan harmonis antara pimpinan dengan seluruh pegawainya dan seluruh peserta didik.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Owens (1991) bahwa :

(49)

 

Sedangkan Menurut Steers (1995) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

Iklim Organisasi adalah :

”(1). Struktur tugas, (2). Imbalan dan hukuman yang diberikan, (3). Sentralisasi keputusan, (4). Tekanan pada prestasi, (5). Tekanan pada latihan dan pengembangan, (6). Keamanan dan resiko pelaksanaan tugas, (7). Keterbukaan dan Ketertutupan individu, (8). Status dalam organisasi, (9). Pengakuan dan umpan balik, (10). Kompetensi dan fleksibilitas dalam hubungan pencapaian tujuan organisasi secara fleksibel dan kreatif”.

II.6. Teori Tentang Disiplin Kerja

II.6.1. Pengertian dan Jenis-jenis Disiplin Kerja

Disiplin merupakan suatu keadaan tertib karena orang-orang yang tergbung

dalam suatu organisasi tunduk dan taat pada pertauran yang ada serta melaksanakan

dengan senang hati (Nitisemeto, 1982). Disiplin dalam arti yang positif seperti yang

dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini, Hodges (dalam Asnawi, 2002)

menyatakan bahwa “disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok

yag berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan”. Dalam kaitannya

dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku yang

menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi.

Berikutnya Disiplin Kerja dapat didefinisikan sebagai “suatu sikap

menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku,

baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak

mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan

Gambar

Tabel III.1 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Tabel III.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Tabel III.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Semangat Kerja
Tabel III.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk sementara dapat dihipotesakan bahwa dalam kasus Arendt kita bisa menelusuri konsistensi antara aspek kognitif (konsep tentang sosialitas), emosi/afeksi (kagum, cinta

Dari hasil simulasi model ruang panggang oven dengan menggunakan program COSMOSFloWorks diketahui bahwa, model desain ruang panggang yang terbaik adalah desain ruang panggang

Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih menerapkan standar mutu yang tinggi melalui aplikasi ISO 9001:2008, ISO 14001:2007, OHSAS 18001:2007, dan juga sebagai anggota dari RSPO standar

Penelitian terapan dengan judul “ peran gambar sketsa untuk menggali karakter disain bangunan dalam pengembangan pelestarian kawasan dengan kasus KOTA LAMA ” adalah

job dibangkitkan secara random. 3) Perhitungan fungsi tujuan, dihitung berdasarkan nilai makespan. 4) Penentuan sampel elit, maka nilai makespan dari semua sampel diurutkan

tamu dengan kemampuan standar atau lebih, mempunyai pendidikan atau jenjang yang tinggi, serta pengalaman tambahan akan mempunyai pengaruh untuk dosen lama yang

Penjadwalan Flow Shop dengan Penerapan Cross Entropy-Genetic Algorithm untuk Meminimasi Makespan : JEMIS.. Metode dan

Masyarakat Desa Pesantren yang lokasinya berada di pesisir laut belum menyadari akan potensi yang dimiliki wilayahnya, banyak yang hanya mengganggap desa tersebut