• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi dan Pola Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Tiga Kelurahan Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, 2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi dan Pola Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Tiga Kelurahan Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, 2005"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

H

HHAAASSSIIILLLPPPEEENNNEEELLLIIITTTIIIAAANNN

PREVALENSI DAN POLA PENYAKIT INFEKSI SALURAN

PERNAFASAN AKUT DI TIGA KELURAHAN KECAMATAN

MEDAN BARU, KOTA MEDAN, 2005

Nerseri Barus

Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

ABSTRACT

Acute Respiratory Infection (ARI) is considered as one of major health problem in both Developing and Under developing Coutry. It is number one out of ten leading causes of morbidity ini Padang Bulan Healt Center, Medan Baru Subregency Medan City. A cluster survey within Cross Sectional Study was conducted to estimate the prevalence and to learn the pattern of ARI in a population at Padang Bulan Health Center working area. There are three villages around tihs Health Center namely; Merdeka, Padang Bulan and Darat. A sample size of 210 household would be needed, drawn from those three villages proportionally. The data were collected by face to face interviwed using questionnaire. The descriptive epidemiology were use for data analyzes.

The study showed that total number of people was 852, male and female proportion was 51% and 49% respectively. One month period prevalence rate of ARI was 50.1%; the highest was at Padang Bulan village, it was 52.4%. The pattern of ARI was as follow, the highest group of specific morbidity rate were as follow; group ≤ 5 years old 70.4%; male 52.9%, grandma/grandpa 91.7%. Chinese 60% and Hinduism 56.3%. In order to improve controlling and prevention measures of ARI, it is suggested that population target should be children under 5 years old.

Keywords: ARI, Prevalence, Specific morbidity rate

PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Dalam satu tahun rata-rata seorang anak di pedesaan dapat terserang ISPA tiga kali, sedangkan di daerah perkotaan sampai enam kali (Depkes RI, 1993).

Pencemaran udara seperti asap karena kebakaran hutan, gas buang sarana transportasi sudah dikenal merupakan ancaman terhadap kesehatan masyarakat terutama ISPA. Ancaman itu diperkuat oleh adanya polusi udara didalam rumah oleh pembakaran di dapur maupun asap rokok. Demikian pula perubahan iklim global terutama suhu, kelembaban udara, curah hujan merupakan beban ganda dalam pencegahan penyakit ISPA.

Isilah ISPA yang diadaptasi dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respiratory Infection (ARI), terdiri dari tiga unsur, yaitu Infeksi, Saluran Pernapasan dan Akut. Infeksi adalah masuknya mikro organisme ke dalam tubuh manusia, berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Adapun saluran pernapasan adalah organ tubuh, dimulai dari hidung sampai alveoli beserta organ adneksa seperti sinus-sinus, rongga telinga dan pleura. Dengan demikian, ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernapasan (respiratory tract), sedangkan infeksi akut adalah proses infeksi yang berlangsung sampai 14 hari.

(2)

beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA, proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Depkes RI, 2002).

Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan RI telah menetapkan 10 program prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat guna mencapai tujuan Indonesia Sehat 2010. Salah satu diantaranya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular, termasuk ISPA (Depkes RI, 2004).

Angka kesakitan di Kota Medan berdasarkan kunjungan rawat jalan puskesmas selama tahun 2004, jumlah seluruh sepuluh penyakit utama adalah 825.947. Proporsi ISPA 55.3% (Profil Kekesahatan Kota Medan, 2004).

Di Puskesmas Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, ISPA merupakan penyakit yang menduduki urutan pertama dari sepuluh penyakit utama setiap bulan sepanjang tahun 2004. Jumlah kasus (episode) 16918 dengan proporsi 69.4%, jumlah kasus rata-rata 1410 per bulan (catatan di Puskesmas Padang Bulan).

Agar dapat melakukan suatu progam penanggulangan ISPA yang lebih tepat dan rasional, perlu diketahui berapa besar masalah ISPA di masyarakat dan siapa penderitanya ataupun target populasi program. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui prevalensi dan pola ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum:

Untuk mengetahui besarnya masalah ISPA dan polanya di masyarakat sekitar Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan.

Tujuan Khusus:

1. Mengetahui Prevalensi Rate ISPA di masyarakat sekitar Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan.

2. Mengetahui Specific Morbidity Rate ISPA ditinjau dari karakteristik host, yaitu: umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, suku dan agama.

3. Mengetahui Specific Morbidity Rate ISPA berdasarkan tempat (kelurahan).

MANFAAT PENELITIAN

Sebagai bahan masukan untuk Dinas Kesehatan Kota Medan dalam upaya penanggulangan ISPA, khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian adalah field survey (Cross Sectional Study). Populasi adalah seluruh penduduk di sekitar Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan, yaitu yang bertempat tinggal di Kelurahan Merdeka, Padang Bulan dan Darat. Puskesmas ini berada di Kecamatan Medan Baru. Besar sampel yang dibutuhkan dihitung dengan metode Estimating a population with specified absolute precision (Lwanga and Lameshow, 1991) dengan rumus: N = Z2 1- ά/2 P(1 - P)/d2

Di mana:

P = Anticipated population proportion, ditentukan 50%. Ini ditentukan karena angka inilah yang akan dicari pada penelitian ini yang merupakan penentuan yang paling aman. Dengan P=50% akan diperoleh jumlah sampel terbesar.

ά = 5% (confidence level 95%)

d = Absolute precision (40% - 60%) = 10 percentage point

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan 96 rumah tangga; ditambah 10% menjadi 105 rumah tangga. Karena metode sampling dalam penelitian ini adalah cluster sampling dengan design effect diperkirakan adalah 2, maka besar sampel yang dibutuhkan adalah 210 rumah tangga.

Penentuan Sampel

Besar sample dari setiap kelurahan berdasarkan proportional jumlah rumah tangga dari masing-masing kelurahan. Ditentukan jumlah rumah tangga di Kelurahan Merdeka 89, Padang Bulan 86 dan Kelurahan Darat 35 rumah tangga.

Pengumpulan Data

(3)

ataupun ibu) menggunakan kuesioner tertutup. Analisa data dengan cara descriptive epidemiology.

Definisi Operasional: ISPA adalah penyakit Pneumonia dan bukan Pneumonia (Batuk, Pilek bukan pneumonia mencakup Common Cold, Pharyngitis, Tonsilitis, Otitis).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari 210 rumah tangga yang diwawancarai ditemukan jumlah seluruh anggita rumah tangga (ART) 852 jiwa dengan proporsi 51% laki-laki dan 49% perempuan, seperti pada Tabel 1.

Perincian rumah tangga menurut suku, pendidikan dan agama pada setiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Distribusi proporsi anggota rumah tangga menurut jenis kelamin di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005

Kelurahan Jenis Kelamin

Merdeka Padang Bulan Darat Total

F % F % F % F % Laki - laki 193 51.7 171 52.1 71 47 435 51

Perempuan 180 48.3 157 47.9 80 53 417 49

Tabel 2. Distribusi proporsi responden menurut karakteristik suku, pendidikan, dan agama di tiga kelurahan, Kecamatan Medan Baru, 2005

Kelurahan Karakteristik

Merdeka Padang Bulan Darat Total

Suku F % F % F % F %

Melayu 14 15.7 6 7 2 5.6 2.2 105

Batak 50 56.3 57 66.3 17 48.6 124 59

Minang 8 9 3 3.4 1 2.9 12 5.7

Jawa 8 9 15 17.5 14 40 37 17.6

Aceh 1 1.1 1 1.2 0 0 2 1

Tionghoa 5 5.6 0 0 0 0 5 2.4

India 1 1.1 1 2.3 0 0 3 1.4

Sunda 2 2.2 2 2.3 1 29 5 2.4

Total 89 100 86 100 35 100 210 100

Pendidikan

Tidak Sekolah 1 1.1 0 0 2 5.8 3 1.4

SD 6 6.8 5 5.8 8 22.9 19 9.1

SMP 25 28.1 35 40.7 14 40 74 35.2

SMU 21 23.6 27 31.4 2 5.8 50 23.8

Akademi/ Perg. Tinggi 34 38.2 14 16.3 4 1.2 52 24.8

Total 89 100 86 100 35 100 210 100

Agama

Islam 43 48.3 39 45.3 23 65.7 105 50

Kristen 38 42.7 42 48.8 11 31.4 91 43.4

Katolik 4 4.5 3 3.5 1 2.9 8 3.8

Hindu 1 1.1 2 2.4 3 1.4

Budha 3 3.4 3 1.4

(4)

Dari seluruh ART yang berjumlah 852 jiwa, ditemukan 427 kasus (episode) ISPA selama periode satu bulan. Periode prevalens rate satu bulan = 50.1%. Angka ini mengindikasikan bahwa ISPA sering sekali terjadi di tengah-tengah rumah tangga. Kejadian ini sesuai dengan kunjungan rawat jalan ke Puskesmas Padang Bulan di mana ISPA menduduki peringkat teratas setiap bulan dari sepuluh penyakit utama sepanjang tahun 2004. Perincian angka prevalens rate ISPA dapat dilihat pada Tabel 3.

Karakteristik Menurut Umur

Kelompok umur > 19 tahun merupakan ART terbanyak yaitu 568 jiwa (66.7%), demikian juga kasus ISPA terbanyak pada kelompok umur ini, yaitu 280 kasus. Namun bila dihitung angka Age Specific Morbidity Rate tertinggi adalah pada kelompok ≤ 5 tahun. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa target populasi pada penanggulangan ISPA adalah penduduk kelompok umur ≤ 5 tahun. Ini sesuai dengan kebijakan P2 ISPA bahwa pelaksanaan pemberantasan penyakit ISPA ditujukan pada kelompok ≤ 5 tahun,

didasarkan pada kenyataan bahwa morbiditas ISPA pada kelompok umur balita di Indonesia termasuk tinggi (Depkes RI, 2002). Target populasi berikutnya adalah kelompok umur > 5 - 12 tahun.

Karakteristik Menurut Jenis Kelamin

Ditemukan jumlah ART jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari jenis kelamin perempuan. Jumlah kasus ISPA juga lebih banyak laki-laki dari perempuan. Specific Morbidity Rate laki-laki lebih tinggi angkanya dari jenis kelamin perempuan. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 5.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa target populasi pada penanggulangan ISPA adalah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki.

Status dalam Keluarga

Berdasarkan status ART dalam rumah tangga, terbanyak adalah dengan status anak kandung sebesar 43.3%. Jumlah kasus ISPA juga terbanyak pada status anak kandung, yaitu 40.7%. Namun angka Specific Morbidity Rate tertinggi pada status kakek/nenek. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 3. Jumlah kasus dan period prevalens rate ISPA (Satu Bulan) di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005

No. Kelurahan F % Periode Prevalens Rate/100

1 Merdeka 182 42.6 48.8

2 Padang Bulan 172 40.3 52.4

3 Darat 73 17.1 48.3

Total 427 100 50.1

Tabel 4. Distribusi ART dan ISPA menurut umur di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005 ART ISPA

No. Kelompok Umur (tahun)

F % F %

Age Specific Morbidity Rate per 100

1 < 5 68 8 54 126 79.4

2 > 5 - 12 109 12.8 53 12.4 50

3 > 12 - 19 107 12.5 40 9.4 37.4

4 > 19 568 66.7 280 65.6 49.3

5 Total 852 100 427 100 50.1

Tabel 5. Distribusi ART dan ISPA menurut jenis kelamin di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005

Anggota

Keluarga ISPA

No. Jenis kelamin

F % F % Specific Morbidity Rate/100

1 Laki-laki 435 51 230 539 52.9

2 Perempuan 417 49 197 46.1 47.2

(5)

Tabel 6. Distribusi anggota keluarga dan ISPA menurut status dalam keluarga di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005

Status dalam Keluarga ISPA

No. Nama F % F % Morbidity Rate per 100

1 Ayah 117 20.8 106 24.9 59.

2 Ibu 192 22.5 101 23.8 52.6

3 Anak Kandung 370 43.4 174 40.8 47

4 Anak Tiri 1 0.1 0 0 0

5 Kakek/ Nenek 12 1.4 11 2.7 91.7

6 Enen 31 3.6 17 4 54.8

7 Pembantu 23 2.7 7 1.6 30.4

8 Keponakan 8 0.9 1 0.2 12.5

9 Lain-lain 38 4.6 10 2 26.3

Jumlah 852 100 427 100 50.1

Tabel 7. Distribusi ART dan ISPA menurut suku di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005

Suku ISPA

No Nama F % F % Specific Morbidity Rate per 100

1 Melayu 76 89 40 9.5 52.6

2 Batak 474 55.6 237 55.5 50

3 Minang 56 6.6 23 5.4 41.1

4 Jawa 182 21.4 92 21.5 50.5

5 Aceh 6 0.7 1 0.2 16.7

6 Tionghoa 15 1.7 9 2.1 60

7 India 16 1.9 9 2.1 56.3

8 Sunda 27 3.1 16 3.7 59.1

Jumlah 852 100 427 100 50.1

Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa target populasi berdasarkan status dalam keluarga adalah kakek/ nenek. Dalam hal ini harus berhati-hati dalam menginterpretasikan data yang ada. Jumlah anggota keluarga dengan status kakek/nenek menduduki urutan ke delapan, yaitu hanya 1.4% dari seluruh jiwa yang ada di lokasi penelitian.

Suku

Suku yang terbanyak adalah Batak, yaitu 474 jiwa (55.6%), demikian juga jumlah kasus terbanyak, yaitu 237 kasus (55.5%). Namun demikian Morbidity Rate tertinggi adalah pada suku Tionghoa. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 7.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa target populasi pada program penanggulangan ISPA adalah suku Tionghoa. Menetapkan suku Tionghoa sebagai target populasi pada pelaksanaan program nantinya harus berhati-hati. Dapat dilihat bahwa jumlah suku ini di lokasi penelitian sedikit, hanya 1.7% dari seluruh jiwa yang ada disana.

Agama yang Dianut

(6)

Tabel 8. Distribusi ART Dan ISPA menurut agama di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005

Agama ISPA

No Nama F % F % Specific Morbidity Rate per 100

1 Islam 439 51.5 217 50.8 49.4

2 Kristen 347 40.7 175 41 50.4

3 Katolik 37 4.3 19 4.4 51.4

4 Hindu 16 1.9 9 2.1 56.3

5 Budha 13 1.6 7 1.7 53.8

Jumlah 852 100 427 100 50.1

Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa target populasi pada Program Penanggulangan ISPA adalah pada penganut agama Hindu. Menetapkan agama Hindu sebagai target populasi salam pelaksanaan program nantinya harus berhati-hati. Hal ini dikarenakan jumlah penganut agama Hindu hanya 1.9% dari seluruh jiwa yang ada di sana.

KESIMPULAN

1. Dari 210 rumah tangga ditemukan 852 jiwa dengan proporsi laki-laki 51% dan perempuan 49%.

2. Periode Prevalens Rate ISPA satu bulan 50.1%; tertinggi di kelurahan Padang Bulan, yaitu 52.4%.

3. Specific Morbidity Rate yang tertinggi menurut:

3.1.Umur: Kelompok ≤ 5 tahun (79.4%). 3.2.Jenis Kelamin: Laki-laki (52.9%). 3.3.Status dalam keluarga: Kakek/ nenek

(91.7%).

3.4.Suku: Tionghoa (60%). 3.5.Agama: Hindu (56.3%.

SARAN

Dalam pelaksanaan Program Penang-gulangan ISPA target populasi adalah kelompok umur ≤ 5 tahun di Kelurahan Padang Bulan.

KEPUSTAKAAN

Abramson, J.H, 1988, Making Sense of Data, 2nd Edition Oxford University Press, Inc.

Depkes RI, 1993, Buku Pedoman Pemberantasan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), untuk kader, Dirjend PPM & PLP, Jakarta.

Depkes RI, 2002, Pedoman Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit ISPA Untuk Petugas Kesehatan, Dirjend PPM & PLP, Jakarta.

Depkes RI, 2002, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Dinas Kesehatan RI, 2004, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta.

Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2003, Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2003, Medan.

Dinas kesehatan Kota Medan, 2004, Profil Dinas Kesehatan Kota Medan, 2004, Medan.

Lwanga SK, Lameshon S, 1991, Sample Size Determination in Health Studies, WHO, Geneva Roht Lewis H et all, 1982, Principles of Epidemiology, Academic Press, Inc.

Gambar

Tabel 1. Distribusi proporsi anggota rumah tangga menurut jenis kelamin di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005
Tabel 5.  Distribusi ART dan ISPA menurut jenis kelamin di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005
Tabel 6.  Distribusi anggota keluarga dan ISPA menurut status dalam keluarga di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005
Tabel 8.  Distribusi ART Dan ISPA menurut agama di tiga kelurahan Kecamatan Medan Baru, 2005

Referensi

Dokumen terkait

Melihat fenomena tersebut, perlu adanya model matematika pada penyebaran penyakit malaria, sehingga dari model tersebut dapat dianalisis kestabilan penyebaran penyakit

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan augerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menuangkan apa yang dirancang didalam laporan

karakter termasuk upaya yang dilakukan oleh guru sejarah di SMA Negeri 1 Tibawa.. SMA Negeri 1 Tibawa dipilih oleh peneliti sebagai objek penelitian karena

Oleh karena itu, seringkali perlu untuk memperluasnya ke seluruh sumbu

Dengan memanjatkan puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWt, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat mengadakan penelitian

(2005) mengenai kekerabatan antar anggrek spesies berdasarkan sifat morfologi tanaman dan bunga, hasil analisis cluster memperlihatkan bahwa anggrek yang berasal

Penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Rush yang terjadi di BMT Mitra Usaha Sruwen terjadi karena adanya marketing yang bermasalah, hal ini membuat para anggota

informasi berupa kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu ada diskusi kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah yang