Skripsi Sarjana
PERKEMBANGAN FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1970-1990
Dikerjakan
O l e h
NAMA : GARDNER PATAR M NIM : 030706029
DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Skripsi Sarjana
PERKEMBANGAN FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1970-1990
Dikerjakan O
l e h
NAMA : GARDNER PATAR M NIM : 030706029
Pembimbing,
Dra. Fitriaty Harahap, S.U. NIP. 131284309
DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lembar Persetujuan Ujian Skripsi
PERKEMBANGAN FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1970-1990
Yang diajukan oleh:
Nama : Gardner Patar M Nim : 030706029
Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh: Pembimbing,
Dra. Fitriaty Harahap, S.U. Tanggal: NIP. 131284309.
Ketua Departemen Ilmu Sejarah.
Dra. Fitriaty Harahap, S.U. Tanggal: NIP. 131284309.
DEPARTEMEN ILMU SEJARAH F A K U L T A S S A S T R A UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi
PERKEMBANGAN FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1970-1990
SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O
L E H
GARDNER PATAR M NIM. 030706029
Pembimbing,
Dra. Fitriaty Harahap, S.U. NIP 131284309
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Sastra USU Medan, Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra
Dalam bidang Ilmu Sejarah
DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lembar Persetujuan Ketua Jurusan
DISETUJUI OLEH:
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
DEPARTEMEN ILMU SEJARAH Ketua Departemen.
Dra. Fitriaty Harahap, S.U. NIP. 131284309
Lembar Pengesahan Skripsi Oleh Dekan dan Panitia Ujian
PENGESAHAN
Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra Dalam bidang Ilmu Sejarah pada Fakultas Sastra USU Medan
Pada : Tanggal : Hari :
Fakultas Sastra USU Dekan,
Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D. NIP. 132098531
Panitia Ujian
No Nama Tanda Tangan
1. ( )
2. ( )
3. ( )
4. ( )
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada dia Tuhan Yesus Kristus, karena
atas kasih dan karunianya penulis dapat menyelesaikan seluruh proses penulisan
skripsi ini baik dari mulai pengumpulan data, pengkritikan sumber, hingga sampai
kepada penulisan skripsi.
Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana. Penulisan skripsi juga merupakan
kewajiban akademis untuk meraih gelar Sarjana Sastra di Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara di bidang Ilmu Sejarah. Dan untuk memenuhi syarat
tersebut, penulis mengangkat sebuah permasalahan yang ditulis menjadi sebuah
skripsi yang berjudul: “ Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera
Utara (1970-1990) “.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna
dan masih banyak kekurangan baik itu pengkajian maupun bahan data pengkajian.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memperbaiki
penulisan skripsi ini.
Medan, Juni 2009
Penulis
Ucapan Terima Kasih
Saat mengerjakan skripsi, penulis mendapatkan banyak masalah dan
rintangan yang membuat penulis kesulitan dalam mengerjakan skripsi ini. Tatapi
berkat kasih dan karunia Tuhan Yesus Kristus, dan dorongan serta bantuan dari
banyak pihak, baik itu bantuan moral dan materill skripsi ini akhirnya selesai
dikerjakan. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesarnya-besarnya kepada mereka:
1. Kedua orangtua yang saya cintai (A. Sagala dan R. Sijabat ), papa dan
mama sungguh tidak terhingga pengorbanan yang kalian berikan
kepada anakmu ini. Dorongan semangat, doa, dan materi yang selalu
papa dan mama berikan ketika anakmu ini membutuhkan. Biarlah
kiranya dengan menyelesaikan skripsi ini dan mendapatkan gelar
Sarjana Sastra dapat menjadi obat pelipur dan menjadi kebanggaan
bagi papa dan mama.
2. Adik-adik saya David Edwin Sagala, Hasian Marthin Sagala, dan Eva
Yunita Sarah Sagala. Terima kasih abang ucapkan kepada kalian
semua yang juga selalu mendoakan abang untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini. Kepada David dan Marthin, abang mengucapkan terima
kasih untuk setiap usaha kalian yang membantu papa dan mama
mencari uang dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarga, dan juga
membantu kebutuhan hidup abang.
3. Mamatua dan Bapatua Edu, dan juga sepupu saya Keke yang banyak
sekali membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini, terima kasih
untuk komputer yang patar gunakan untuk mengetik skripsi. kepada
Keke patar ucapkan juga terima kasih untuk setiap bantuan yang
diberikan.
4. Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Drs. Syaifuddin,
MA, Ph.d.
5. Ketua Departemen Ilmu Sejarah, Dra. Fitriaty Harahap, S. U. yang
juga merupakan dosen pembimbing penulis. Saya ucapkan terima
kasih kepada ibu untuk setiap saran, nasehat, dan waktu yang ibu
6. Sekretaris Departemen Ilmu Sejarah, Dra. Nurhabsyah, ibu caca baik
deh.
7. Dra. Redita Lubis, saya ucapkan terima kasih kepada ibu yang banyak
membantu dalam proses pengumpulan data.
8. Dra. Haswita selaku dosen wali saya.
9. Teman-teman stambuk 03 dan 04, Bisler, Ciplik, lia, oriza, deny,
nando, ganda, tongam, dan lain-lain yang tidak disebutkan namanya.
Terima kasih untuk setiap kebersaman kita dalam menyelesaikan
skripsi kita masing-masing.
10.Teman-teman dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia koms’
Fakultas Sastra USU, Yogi, hara, swasti, supriadi, dan teman-teman
yang lain yang tidak disebutkan namanya. Abang ucapkan terima kasih
yang sebesarnya-besarnya untuk setiap bantuan, saran, nasehat, dan
doa yang kalian berikan kepada abang.
11.Teman-teman kos berdikari 33 a, lae gultom. Manroe, tahir, dan
butong jinak. Terima kasih juga saya ucapkan untuk semangat yang
kalian berikan kepada saya.
Penulis tidak dapat membalas bantuan yang begitu besar dari semua pihak
yang telah penulis sebutkan. Penulis hanya bisa mendoakan semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa memberikan berkatnya kepada semua pihak yang membantu penulis,
dan mudah-mudahan skripsi ini berguna bagi kita semua dan terkhusus bagi
mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah.
Medan Juni 2009
Penulis.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……… i
Ucapan Terima Kasih ……… ii
Daftar Isi ……… iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……… 1
1,2. Rumusan Masalah ……… 6
1.3. Tujuan dan Manfaat ……… 7
1.4. Tinjauan dan Pustaka ……… 7
1.5. Metode Penelitian ……… 10
BAB II Gambaran Umum Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 2.1. Latar Belakang Pendidikan di Sumatera Utara ….. 12
2.2. Awal Berdirinya Fakultas Sastra ….. 17
2.3. Aktivitas Perkuliahan Pada Awal Berdirinya Fakultas Sastra …. 21 BAB III Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 3.1. Program Studi Yang Dikelola Fakultas Sastra …. 27 3.2. Sistem Pendidikan …. 48 3.2.1. Sistem Penerimaan Dosen …. 53 3.2.2. Sistem Penerimaan Mahasiswa …. 54 3.2.3. Pemakaian Kurikulum …. 55
4.1.1. Melahirkan Sarjana Sastra dan Ahli Madya Dalam Berbagai
Disiplin Ilmu … 61
4.2. Bagi Masyarakat … 62
4.2.1. Memberikan Kesempatan Untuk Memilih Dalam Berbagai
Disiplin Ilmu …. 62
4.2.2. Menciptakan Lapangan Kerja …. 64
BAB V Kesimpulan ………. 66
DAFTAR PUSTAKA ………. 70
DAFTAR INFORMAN ………. 72
Abstrak
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.yang diresmikan pada tanggal
25 Agustus 1965, merupakan Fakultas yang ke tujuh dijajaran Universitas
Sumatera Utara. Pada awal berdirinya, kegiatan ataupun aktivitas perkuliahan
menggunakan gedung Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas
Sumatera Utara, kemudian berpindah-pindah ke bererapa gedung. Baru pada
tahun 1972 mendapatkan gedung sendiri beruapa 3 unit gedung kuliah di Jalan
Universitas Nomor. 32. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara telah
mengembangkan diri dengan menghasilkan Sarjana ataupun Ahli Madya yang ahli
dalam berbagai disiplin ilmu misalnya, ahli dalam bidang Sastra dan Bahasa
Indonesia, ahli dalam bidang Bahasa dan Sastra Inggris, ahli dalam bidang
Sejarah, ahli dalam bidang musik dan kebudayaan musik, ahli dalam bidang
bahasa dan kebudayan daerah,ahli dalam bidang kepustakaan, ahli dalam bidang
Bahasa Jepang, dan lain-lain. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dengan
berbagai Program Studi yang dikelola, sampai dengan tahun 1990 Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara telah mengelola 13 Program Studi. Hal tersebut
sangatlah bermanfaat bagi masyarakat luas. Masyarakat diberikan kesempatan
untuk dapat menuntut pendidikan tinggi untuk melanjutkan pendidikan
sebelumnya yang diperoleh dari sekolah menengah. Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara juga memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan sosial
ekonomi masyarakat di sekitar kampus Fakultas Sastra Universitas Sumatera
Utara di daerah Padang Bulan dan sekitarnya. Dengan berdirinya Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara maka memberikan kesempatan kepada masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena
pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang
menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Pendidikan juga di pandang sebagai
pencipta Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa dalam rangka
mempersiapkan masa depan generasi muda kearah mencapai kemampuan dan
daya saing bangsa pada lingkungan global1
Perjalanan panjang perkembangan pendidikan di Indonesia sebelum
kemerdekaan dapat ditelusuri sejak zaman Hindu dan Budha pada abad ke 5
(Kerajaan Kutai di Kalimantan, Tarumanegara di Jawa, dan Sriwijaya di
Sumatera). Dari perkembangannya saat itu, diperoleh gambaran bahwa keadaan
pendidikannya berlangsung sesuai dengan tuntutan zaman yang berbeda-beda
dengan penyesuaian pada Ideologi, tujuan, serta sistem penyampaiannya.
Penyelenggaraan pendidikan saat itu dipelopori oleh kaum Brahmana ataupun
kaum Agamais. Mereka mengenalkan sistem pendidikan dengan cara India, yaitu
Sistem Guru Kula.
. Pendidikan sebagai sarana sosialisasi
merupakan kegiatan manusia yang melekat dalam kehidupan masyarakat,
sehingga usia pendidikan dapat dikatakan hampir sama tuanya dengan usia
manusia dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai rentang peradaban.
2
1
Wardiman Djojonegoro, Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, hlm. 2.
2
Demikian juga pada zaman permulaan masuk dan berkembangnya agama
Islam, pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dalam rangka penyebaran agama
Islam. Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan pendidikan dan pengajaran
Islam mulai berpengaruh terhadap tumbuhnya pusat-pusat kekuasaan baru yang
secara perlahan-perlahan menggantikan pusat-pusat kekuasaan Hindu dan Budha.
Pada zaman penjajahan, sistem pendidikan di tanah air lebih banyak disesuaikan
dengan kepentingan penjajah dalam mempertahankan dan memperluas
kekuasaannya.
Pendidikan juga sangatlah berperan dalam memajukan suatu bangsa,
karena dengan kualitas pendidikan yang baik maka suatu bangsa akan menjadi
bangsa yang besar. Untuk itulah dalam era sekarang ini diperlukan sebuah usaha
untuk membentuk manusia modern. Pembentukan manusia Indonesia modern
menjadi tujuan utama dari pembangunan. Adapun ciri-ciri manusia Indonesia
modern yang diharapkan antara lain: lebih mudah menerima dan menyesuaikan
diri kepada perubahan-perubahan, lebih ahli menyatakan pendapatnya, memiliki
rasa tanggung jawab, lebih berorientasi kemasa depan, lebih mempunyai
kesadaran mengenai waktu, organisasi, teknologi, dan ilmu pengetahuan.
Di dalam konteks inilah pendidikan tinggi merupakan sebagai lapisan
terdepan pendidikan formil dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut. Dari
pendidikan tinggi itu diharapkan karya-karya yang dapat menunjang dan
memberikan pengarahan dinamis bagi proses modernisasi. Hal ini dapat dipahami
mengingat kenyataan bahwa salah satu yang melandasi perubahan-perubahan
Dengan demikian maka pendidikan tinggi hendaknya menghasilkan tenaga
ahli sesuai dengan peran dan fungsinya dalam dinamika pengarahan proses
modernisasi untuk pembangunan masyarakat Indonesia, sesuai dengan tujuan
Bangsa Indonesia yang dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Selain daripada
itu tenaga-tenaga yang dihasilkan harus memiliki nilai-nilai sosial dan budaya
yang hidup, dan kemampuan mengembangkan perspektif kebudayaan yang
memberi wadah untuk mengisi secara khas kepribadian Bangsa Indonesia.
Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi yang berbentuk Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut,
dan Universitas. Pendidikan Tinggi diselenggarakan oleh Pemerintah. Dalam hal
ini Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (Perguruan Tinggi Negeri/PTN),
Departemen atau Lembaga Pemerintah yang lain (Perguruan Tinggi
Kedinasan/PTK), dan oleh masyarakat (Perguruan Tinggi Swasta/PTS).
Salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang tetap eksis
menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia yang
pertama pada tanggal 20 November 1957 menjadi Universitas Negeri. Peresmian
ini dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor. 48/1957. tentang
pendirian Universitas Negeri di Medan. Pada saat peresmian tersebut terdiri atas
tiga fakultas yaitu, Fakultas Kedokteran (20 Agustus 1952), Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat (12 Januari 1954), dan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (22 Oktober 1956)3
3
Seiring dengan berjalannya waktu, Universitas Sumatera Utara mengalami
perkembangan dengan berdirinya fakultas-fakultas lain, salah satunya adalah
Fakultas Sastra. Fakultas Sastra di diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1965
bersama dengan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (kini menjadi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 190/1965. Sebenarnya
pada tahun 1964 Fakultas Sastra telah ada dengan jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, akan tetapi ditumpangkan di Fakultas Hukum dan Ilmu
Kemasyarakatan USU4
- Tujuan umum: Menghasilkan Sarjana Sastra yang berjiwa Pancasila,
memiliki integritas kepribadian yang tinggi, mempunyai tanggung
jawab ilmiah dan sosial, baik dalam tugas-tugas maupun pengalaman
ilmunya.
. Mulai dari awal berdiri sampai dengan tahun 1990,
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara telah mengelola 7 Departemen dan 13
Program Studi baik Sarjana maupun Diploma. Dekan pertama dari Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara adalah Bapak Dr. Septy Ruzui (1964-1969).
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara memilki tujuan Pendidikan,
adapun tujuan Pendidikan Tinggi Fakultas Sastra USU adalah:
Tujuan khusus: Menghasilkan Sarjana yang mampu menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dan menyiapkan tenaga ahli
untuk dapat melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu sastra, yaitu dengan alat
analisis ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu sastra dan seni, ilmu filsafat, dan ilmu
linguistik.
4
Laporan Pidato Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Pada Upacara
Mulai dari awal berdiri sampai dengan tahun 1990, Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara telah mengelola 7 Departemen dan 13 Program Studi
baik Sarjana maupun Diploma. Berikut adalah daftar tabel perkembangan
Program Studi yang ada di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Tabel 1.1 Departemen dan Program Studi di FS USU sampai tahun 19905
No
.
Departemen Program Studi Strata Tahun
1
Bahasa dan Sastra
Indonesia Sastra Indonesia S-1 1964
2
Bahasa dan Sastra
Inggris
Sastra Inggris S-1 1965
Bahasa Inggris D-3 1980
3 Ilmu Sejarah Ilmu Sejarah S-1 1968
4 Etnomusikologi Etnomusikologi S-1 1979
5 Sastra Daerah
Sastra Melayu S-1 1979
Sastra Batak S-1 1979
6 Ilmu Perpustakaan
Ilmu Perpustakaan S-1 1980
Perpustakaan D-3 1984
7 Antropologi Antropologi S-1 1980
8 Bahasa Arab S-1 1980
9 Bahasa Jepang D-3 1980
10 Pariwisata D-3 1980
5
1.2 Rumusan Masalah
Alasan menulis tentang perkembangan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara, karena penulis tertarik mengkaji masalah perkembangan
pendidikan, khususnya mengenai masalah Perkembangan suatu Fakultas dengan
harapan generasi yang akan datang mengetahui bahwa telah tercatat Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah menghasilkan Sumber Daya
Manusia yang ahli dan terampil. Selain itu saat ini penulis juga terdaftar sebagai
salah satu mahasiwa yang mengecap pendidikan di Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara
Alasan menetapkan periodesasi dari tahun 1970-1990, karena pada masa
itu merupakan masa perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara,
yang sebelum tahun 1970 hanya memiliki 3 Departemen dan 3 Program studi,
pada tahun 1970-1990 telah mengalami perkembangan dengan memiliki 7
Departemen dan 13 Program Studi. Selain itu, baru pada tahun 1972 Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara mendapatkan 3 unit gedung kuliah dan
administrasi di Jalan Universitas Nomor 19, yang sekarang menjadi gedung A, B,
dan K yang sebelumnya menempati 3 gedung pada lokasi yang berbeda yaitu, di
Jalan Universitas Nomor 32 (gedung suara USU dan pramuka USU), Jalan Prof.
M. Yusuf (eks gedung PU), dan gedung Pancasila (sekarang Pendopo USU).
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
pada tahun 1970-1990.
2. Bagaimana peranan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dalam
1.3 Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian
untuk mengetahui:
1. Perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara pada tahun
1970-1990.
2. Peranan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dalam
meningkatkan Sumber Daya Manusia.
Sedangkan yang menjadi manfaat dari penelitian adalah:
1. Menambah wawasan pembaca dalam mengetahui perkembangan
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2. Menambah literatur dalam penulisan sejarah lokal
3. Memberi informasi tentang perkembangan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara
4. Menjadi acuan bagi penulis lain.
1.4 Tinjauan Pustaka
Untuk dapat menyusun kepustakaan yang baik, tidak ada cara lain selain
mengumpulkan dan mengusahakan bahan sebanyak-banyaknya, sehingga
nantinya harus relevan dengan topik masalah yang akan dikaji. Kemudian
melakukan seleksi sebelum dituangkan kedalam bentuk tulisan. Adapun beberapa
buku ataupu referensi yang dikemukakan dalam mendukung penelitian ini yang
dapat dijadikan sebagai pedoman adalah sebagai berikut:
Menurut Prof.Dr.Ing.Wardiman Djojonegoro, dalam buku yang berjudul
Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia menjelaskan bahwa
bangsa dari waktu ke waktu sebelum kemerdekaan sampai sekarang.
Perkembangan ini mengandung implikasi bagi pembangunan pendidikan pada
masa yang akan datang. Dalam rangka peringatan 50 tahun kemerdekaan
Republik Indonesia, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan menyajikan
perkembangan kemajuan pendidikan ditanah air. Perkembangan sejarah
pendidikan ditanah air dapat digolongkan kedalam lima tahap yaitu:
1. Sebelum kemerdekaan, yang lebih didasari oleh penyebaran ajaran
agama, mulai dari agama Hindu, Budha, Islam, Khatolik, dan Kristen.
2. Pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang, pendidikan lebih dilandasi
oleh kepentingan penjajah pada waktu itu.
3. Pada jaman perjuangan kemerdekaan, pendidikan lebih dilandasi oleh
transformasi wawasan kedaerahaan menjadi semangat kebangsaan
Indonesia hingga mencapai detik – detik proklamsi kemerdekaan 1945.
4. Pada masa awal kemerdekaan, mulai dicari bentuk sistem pendidikan
nasional sebagai upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan
5. Pada masa PJP lima tahun, pendidikan diselenggarakan untuk mengisi
kemerdekaan Indonesia melalui kegiatan pembangunan dalam berbagai
bidang secara sistematis dan terencana.
Pada masa selanjutnya sistem pendidikan dianggap sebagai sarana
perjuangan bangsa untuk mencapai keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM)
dalam menguasai Iptek sehingga dapat memacu produktivitas nasional yang dapat
bersaing secara global menjelang tahun 2020. hal ini sejalan dengan keyakinan
pengembangan kualitas SDM merupakan faktor yang paling dominan dalam
memacu kemajuan suatu bangsa.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution, M. A. dalam buku yang berjudul Sejarah
Pendidikan Indonesia dapat memberikan gambaran bagaimana sulitnya bangsa
Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan layak. Dapat
membandingkan pendidikan yang ada dimasa sekarang dengan pendidikan yang
ada dimasa lalu, pada masa lalu tidak semua orang Indonesia bisa mendapatkan
pendidikan, hanya orang golongan ataslah yang bisa mendapatkan pendidikan,
bedanya dengan sekarang, semua orang Indonesia dari berbagai golongan dapat
mengecap pendidikan. Perbandingan dilakukan agar dapat melakukan hal yang
lebih baik dari yang sebelumnya. Khususnya menjelaskan tentang pendidikan dan
sekolah-sekolah yang ada pada zaman Belanda, pelaksanaan kurikulum pelajaran,
fasilitas, guru, dan lain-lain.
Menurut Sjarif Thajeb dalam buku berjudul Kebijakan Dasar
Pengembangan Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa peran Pendidikan Tinggi
merupakan garda terdepan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional
yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mewujudkan suatu masyarakat
yang adil dan makmur baik secara materiil maupun spritual berdasarkan Pancasila
di dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat dan
bersatu. Dan juga menghasilkan manusia Indonesia yang modern yang memiliki
ciri-ciri yaitu, mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi, ahli dalam menyatakan pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab, lebih
berorientasi ke masa depan, dan mempunyai kesadaran mengenai waktu,
Menurut Masjkuri Sutrisno Kutoyo dalam buku berjudul Sejarah
Pendidikan Daerah Sumatra Utara, menjelaskan bagaimana latar belakang dan
budaya masyarakat Sumatera Utara, pendidikan bermula dan berkembang di
Sumatera, disetiap daerah di Sumatera mempunyai cerita yang berbeda tentang
masuk dan berkembangnya pendidikan. Pendidikan tradisional daerah Sumatera
Utara pada masa Agama Hindu, Budha, terbukti dengan adanya peninggalan candi
Hindu Budha yang terletak di Tapanuli Selatan dekat kota Gunung Tua.
Datangnya Belanda menyebabkan adanya sistem pendidikan yang baru, yaitu
sistem pendidikan yang berdasarkan golongan penduduk.
Selain itu referensi lain yang digunakan oleh penulis adalah Katalog
Universitas Sumatera Utara yang menyajikan profil tentang Universitas, Fakultas,
ataupun Departemen mulai dari sejarah singkat, nama-nama staf pengajar,
program studi yang ditawarkan, visi dan misi, sistem pendidikan dan pengajaran,
pemakaian kurikulum, dan lain lain. Referensi lain adalah dalam bentuk laporan
seperti Laporan Pidato Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Pada
Upacara Peringatan Lustrum ke-8 (Ulang Tahun ke-40), yang diterbitkan pada
tahun 2005 oleh Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
1.5 Metode Penelitian
Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan-aturan yang
dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu
sejarah.6
6
Louis Gotschalk, Understanding History, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985, hlm. 143.
Untuk dapat menulis sejarah maka memerlukan metode agar tulisan
menjadi baik dan benar. Ada beberapa tahap dalam metode sejarah yang harus
a). pengumpulan data–data historis (heuristic) yaitu kegiatan yang dilakukan
dalam usaha untuk menemukan dan mengumpulkan informasi yang berhubungan
langsung dengan masalah yang akan diteliti. Metode ini menggunakan dua cara
yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka biasanya dilakukan
diperpustakaan dengan mengumpulkan buku-buku ataupun arsip ataupun buletin
atau laporan penelitian yang mendukung penelitian. Studi lapangan dilakukan
dengan menggunakan metode wawancara.
b). melakukan kritik terhadap sumber yang telah didapat, melakukan kritik
ekstern yaitu mengkritik terhadap keaslian sumber yang didapat. Dan kritik intern,
yaitu kritik terhadap isi data yang telah didapat, setelah itu kemudian data tersebut
dikelompokan dalam dua kelompok yaitu data primer (pokok), data sekunder
(pendukung)
c). melakukan interpretasi, yaitu tahap dimana akan melakukan penafsiran
terhadap fakta dari sumber yang telah didapat, sehingga dapat memberikan
gambaran tentang objek penelitian dimasa lalu.
d). melakukan penulisan atau historiografi, dimana dapat menuliskan dan
menceritakan bagaimana kondisi dan situasi objek yang diteliti pada masa lalu.
Penulisan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan dan ejaan yang telah
BAB II
GAMBARAN UMUM FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1 Latar Belakang Pendidikan di Sumatera Utara
Sebelum masuknya pengaruh pendidikan Barat, yang diperkenalkan oleh
pemerintah Belanda melalui politik etisnya, di Sumatera Utara pada umumnya
telah berkembang pendidikan yang berakar pada ajaran-ajaran Islam.
Pendidikan-pendidikan Islam inipun ikut berkembang dengan masuknya pengaruh Pendidikan-pendidikan
Barat, mulai dari perubahan dalam sistem pengajaran sampai kepada perubahan
kurikulum. Perubahan yang terlihat dari pengaruh tersebut ialah diperkenalkannya
sarana pendidikan seperti papan tulis, meja, kursi belajar dan lain sebagainya.
Pendidikan Belanda pertama kali di Sumatera Utara adalah Europese
Lagere School (ELS) yang didirikan pada tahun 1920. sekolah ini umumnya
diperuntukkan bagi anak-anak bangsa Eropa, anak-anak pegawai bangsa
Indonesia yang dianggap sederajat dengan bangsa Belanda dan anak-anak Cina
dari kalangan Mayor dan Kapten7. Kurikulum sekolah ELS mengikuti kurikulum
yang berlaku di negeri Belanda8. Dengan demikian murid yang banyak diterima di
ELS biasanya murid yang menggunakan bahasa Belanda di rumahnya. Sekolah ini
terdapat di Medan dan Pematang Siantar9
Di tahun yang sama muncul juga sekolah Hollaands Inlandse School
(HIS) yang diperuntukan bagi anak-anak pegawai, anak-anak serdadu KNIL, .
7
Pangkat Mayor dan Kapten bukan pangkat kemiliteran, tetapi pangkat pimpinan orang-orang China yang mengurus golongannya.
8
Sanusi, Sejarah Pendidikan Sumatera Utara, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah 1980/1981, hlm. 48-51.
9
anak-anak raja dan juga anak pedagang. Murid-murid yang masuk di sekolah ini
biasanya disesuaikan dengan keadaan gaji orang tuanya mengingat pembayaran
uang sekolah yang tinggi. Sekolah ini terdapat di kota-kota Medan, Binjai,
Perbaungan dan Tanjung Balai.
Kurikulum tidak sama dengan sekolah dasar di negeri Belanda namun
bahasa Belanda tetap merupakan bahasa pengantar dan menjadi mata pelajaran
yang penting. Pelajaran lain meliputi: bahasa Melayu, membaca, menulis,
berhitung, ilmu bumi, sejarah dan ilmu hayat. Semua pelajaran diajarkan dengan
menggunakan bahasa Belanda kecuali pelajaran bahasa Melayu. HIS dikelola oleh
pemerintah dan ada juga yang di bawah naungan yayasan-yayasan yang mendapat
subsidi.
Sekolah untuk masyarakat bawah baru didirikan pada pertengahan abad
ke-20 dengan nama Volkschool (Sekolah Rakyat). Sekolah ini mengajarkan
membaca dan menulis bahasa Melayu dan huruf latin, berhitung serta bahasa
daerah. Tujuan pendirian sekolah ini sekedar untuk membebaskan rakyat dari buta
huruf dan juga untuk mengisi kedudukan pegawai rendahan di kerajaan atau di
perkebunan seperti Mandor atau Kerani.
Lulusan-lulusan ELS dan HIS bisa melanjutkan pendidikannya ke tingkat
yang lebih tinggi yaitu disekolah Meer Uitgebreid Lager Onderwus (MULO)
yang didirikan pada tahun 1920. sekolah ini terdapat di Medan yang terletak di
jalan Cut Meutiah sekarang atau dahulu Jan Lighart Laan10
10
Ibid. hlm. 51-52.
. Untuk masuk di
sekolah ini, murid-murid harus menjalani testing terlebih dahulu. Bagi murid yang
pada Voorklas atau kelas pendahuluan. Di Medan, MULO terbagi atas Afdeling A
yaitu untuk jurusan bahasa dan kebudayaan dan Afdeling B untuk jurusan ilmu
pasti.
Alumni dari sekolah MULO Medan salah satunya adalah Chairil Anwar11.
Selain MULO, ada juga sekolah lanjutan yang menerima lulusan dari ELS yaitu
Hogere Burger School (HBS). Sekolah ini didirikan pada tahun 1925 dan terletak
di jalan Seram12. Sekolah ini juga merupakan sekolah yang paling lengkap karena
memiliki lapangan olah raga dan asrama. Bagi pegawai disediakan rumah
disekitar sekolah itu. HBS merupakan satu-satunya sekolah tingkat atas di Pulau
Sumatera pada masa itu. Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan di Sumatera
Utara khususnya mengalami penurunan bila dibandingkan dengan masa
pemerintahan Hindia Belanda. Jumlah sekolah menurun dari 21.500 sekolah
menjadi 13.500 sekolah, sekolah lanjutan dari 850 menjadi 20 sekolah. Jumlah
murid merosot 30%, murid sekolah menengah merosot 90 %. Dengan
menurunnya bidang pelajaran ini, maka angka buta huruf tinggi sekali13
1. Sekolah umum terdiri :
.
Pemerintah militer Jepang menggabungkan pendidikan tingkat sekolah
dasar menjadi satu macam saja sehingga mempermudah pengawasan sekolah
tersebut. Sekolah-sekolah pada masa pemerintahan Jepang antara lain :
a. Sekolah rakyat 6 tahun (kokumin gakko)
b. Sekolah menengah 3 tahun
c. Sekolah menengah tinggi 3 tahun
11
Seorang Sastrawan Indonesia yang terkemuka pada zaman revolusi fisik. 12
Sanusi, Loc.cit. 13
2. Sekolah guru terdiri dari :
a. Sekolah guru 2 tahun (syoto syihan gakko)
b. Sekolah guru 4 tahun (guto syihan gakko)
c. Sekolah guru 6 tahun (koto syihan gakko)
Semua sekolah memakai bahasa pengantar bahasa Indonesia dan dianggap
sebagai mata pelajaran utama. Bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib.
Bahasa daerah juga diajarkan pada murid kelas 1 dan kelas 2 sebagai bahasa
pengantar sampai murid mengerti bahasa Indonesia. Pelajaran bahasa Indonesia
baru diajarkan pada murid kelas 3. Di samping proses belajar-mengajar, murid
juga diharuskan melakukan kerja bakti (kinrohosyi) dan latihan jasmani serta
latihan kemiliteran14
Di masa pemerintahan militer Jepang, semua perguruan tinggi sempat
ditutup, meskipun akhirnya ada beberapa yang dibuka kembali seperti perguruan
Tinggi Kedokteran (Ika Daigaku) di Jakarta pada bulan April 1943 dan Perguruan
Tinggi Teknik (Kogyo Daigaku) di Bandung. Jepang membuka Perguruan Tinggi
Pamongpraja (Kenkoku Gakuin) di Jakarta dan Perguruan Tinggi Kedokteran
Hewan di Bogor pada tahun 1943 .
15
Pada umumnya pendidikan mengalami perubahan kembali setelah
Indonesia merdeka. Pendidikan berada dibawah Menteri Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan yang berpusat di Jakarta untuk membenahi masalah-masalah
pendidikan di Indonesia dari pendidikan kanak-kanak hingga perguruan tinggi, .
14
Ibid. hlm. 175. 15
Pada saat itu, Jabatan dipegang oleh Ki Hajar Dewantara kira-kira selama 3 bulan (17 Agustus-14 November 1945). Beliau kemudian digantikan oleh Mr. T.G.S.G. Mulia ( 14
dibentuk Panitia Penyelidikan Pengajaran Republik Indonesia di Yogyakarta di
bawah Ki Hajar Dewantara16
16
Sartono Kartodirdjo, Op.cit. hlm. 226. .
Badan ini terdiri dari 52 anggota yang berasal dari semua lapisan dan
aliran yang ada dan mencakup semua lapangan dan tingkatan. Di awal
kemerdekaan tujuan pendidikan dan pengajaran mengarah kepada usaha
membimbing anak didik untuk menjadi warga negara yang mempunyai rasa
tanggung jawab dan berjiwa intelektual sehingga pendidikan harus dilanjutkan
sampai ke perguruan tinggi.
Menyangkut perguruan tinggi, maka kebijakan yang dikeluarkan pada
waktu itu adalah agar perguruan tinggi diadakan seluas-luasnya. Dan bila perlu
dapat merekrut pengajar dari tenaga-tenaga asing sebagai guru besar untuk dapat
mengajar di perguruan tinggi yang akan dikembangkan di Sumatera.
Banyaknya anak usia sekolah dan kurangnya daya tampung dapat
disediakan oleh pemerintah mengakibatkan banyaknya anak usia sekolah yang
sekolahnya terputus atau tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi karena untuk melanjutkan pendidikan terpaksa harus keluar dari pulau
Sumatera. Untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut maka pemerintah
mengharapkan kesedian masyarakat atau kaum terpelajar saat itu untuk
mendirikan lembaga pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.
Pendidikan Tinggi di Sumatera baru muncul pada tahun 1950-an,
diantaranya adalah Universitas Sumatera Utara (USU) yang kemudian berstatus
sebagai Perguruan Tinggi Negeri, dan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU)
2.2 Berdirinya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Salah satu Universitas di Indonesia yang tetap eksis menyelenggarakan
Pendidikan Tinggi adalah Universitas Sumatera Utara. Sejarah Universitas
Sumatera Utara dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara
pada tanggal 4 Juni 195217
Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung
oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim
(Ketua), Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua), Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara),
Ir. R.S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong
Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota) . Pendirian Yayasan ini dipelopori oleh Gubernur
Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara
khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
18
Langkah berikutnya Yayasan Universitas Sumatera Utara mendirikan
Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, pada tanggal 12 Januari 1954. .
Guna merealisasi tujuannya, Yayasan Universitas Sumatera Utara pertama kali
mendirikan Fakultas Kedokteran, pada tanggal 20 Agustus 1952. Hasil kerja
yayasan ini mendapat sambutan dan dukungan sepenuhnya dari seluruh lapisan
masyarakat Sumatera Utara.
Dalam peresmian pembukaan Fakultas Kedokteran ini hadir lima orang
Menteri yaitu, Menteri PP dan K, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri
Pertanian, dan Menteri Dalam Negeri. Peristiwa ini merupakan kejadian penting
dalam sejarah perkembangan Propinsi Sumatera Utara pada umumnya,
Pendidikan Tinggi pada khususnya.
17
Katalog USU 1988-1990, Loc.cit. 18
Kemudian pada tanggal 1 September 1955, kedua Fakultas tersebut oleh Yayasan
Universitas Sumatera Utara diserahkan kepada Pemerintah melalui Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI, dijadikan Fakultas Negeri19
Agar dapat diresmikan menjadi Universitas Negeri, Yayasan Universitas
Sumatera Utara segera mempersiapkan pembukaan dua Fakultas lagi yaitu
Fakultas Pertanian dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Kedua Fakultas
ini diresmikan pendiriannya masing-masing pada tanggal 22 Oktober 1956 untuk
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan pada tanggal 16 November 1956
untuk Fakultas Pertanian. Pada tanggal 20 November 1957, Presiden Republik
Indonesia meresmikan pendirian Universitas Sumatera Utara menjadi Universitas
Negeri. Peresmian ini dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48/1957,
tentang pendirian Universitas Sumatera Utara di Medan
. Sementara itu
Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara, bekerjasama dengan Panglima
TT.I/SU (sekarang KODAM I/BB), telah menyediakan satu areal tanah seluas 120
Ha untuk dijadikan Kampus Universitas Sumatera Utara. Tanah tersebut terletak
di Padang Bulan (Kampus sekarang ini).
20
19
Katalog USU 1992-1994, hlm. 1. 20
Ibid. hlm. 2.
.
Pada saat peresmian tersebut Universitas Sumatera Utara terdiri atas tiga
Fakultas yaitu, (1) Fakultas Kedokteran, (2) Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat, (3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Peraturan Pemerintah
No. 48/1957 tanggal 20 Oktober 1957 tentang pendirian Universitas Sumatera
Utara tersebut berlaku surut terhitung tanggal 1 September 1957. Itulah sebab dan
alasannya selama ini tanggal 1 September setiap tahun dijadikan atau ditetapkan
Namun berdasarkan Keputusan Menteri DEPDIKBUD RI No.
0554/U/1984, tanggal 17 November 1984, yang kemudian diralat dengan suratnya
No. 273/B/I-F/85, tanggal 22 Januari1985, ditetapkan hari jadi atau Dies Natalis
Universitas Sumatera Utara diperingati setiap tahunnya pada tanggal 20
November (sesuai dengan tanggal peresmian pendirian USU).
Berikutnya pada tanggal 1 september 1958 Fakultas Pertanian diresmikan
menjadi Fakultas Negeri dan langsung bernaung dibawah panji-panji Universitas
Sumatera Utara. Pada tanggal 1 September 1959 dibuka pula Fakultas Ekonomi di
Kutaraja (sekarang Banda Aceh) yang diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia. Sementara itu pada saat yang bersamaan di Medan dibuka juga
Fakultas Teknik. Pada saat Universitas Sumatera Utara diresmikan menjadi
Universitas Negeri (yang ke-7), pimpinan dipegang oleh suatu Presidium dengan
susunan sebagai berikut:
Ketua Presidum : Soetan Kumala Pontas (GUBSU)
Wakil Ketua : Prof. Dr. Maas
Sekretaris : J. Arnold Simanjuntak
Anggota : C. Marpaung (Kepala Perwakilan Kementerian PP
dan K Sumatera Utara), Prof. Mr. Ny. A. Abas
Manopo, Prof. Dr. Achmad Sofian21
Universitas Sumatera Utara terus membina dan mengembangkan dirinya
dengan mendirikan Fakultas-Fakultas baru. Pada tanggal 19 oktober 1961 dibuka
Fakultas Kedokteran Gigi dengan Surat Keputusan Menteri PTIP No.
0048/Sek/PU dan dinegerikan pada tanggal 4 November 1961. Pada tahun 1961 .
21
itu juga Fakultas Ekonomi yang berada di Banda Aceh memisahkan diri dan
bergabung dengan Universitas Syahkuala. Sebagai tindak lanjut pada tahun itu
juga Yayasan Universitas Sumatera Utara mendirikan Fakultas Ekonomi di
Medan, yang kemudian dengan Surat Keputusan Menteri PTIP No. 34/1961
tanggal 24 November 1961 diresmikan menjadi Fakultas Negeri.
Pada tahun 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sumatera Utara, berdasarkan ketentuan Pemerintah, dipisahkan dari USU dan
selanjutnya menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Medan.
Kemudian Fakultas Sastra didirikan pada tahun 1964 dan diresmikan oleh Menteri
PTIP dengan Surat Keputusan No. 190/1965 tanggal 25 Agustus 1965,
bersama-sama dengan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (kini menjadi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)22
Berdirinya Fakultas Sastra Itu sendiri adalah karena adanya gagasan dari
dua belas orang staf Pengajar Universitas Sumatera Utara dan IKIP Negeri Medan
yakni: Almarhum. Prof. Mahadi, S.H., Almarhum. Prof. A. Hamid Hasan Lubis.,
Dr. Septy Ruzui., Almarhum. Drs. Chairuddin Rahman., Almarhum. Drs.
Sabaruddin Ahmad., Drs. Danil Ahmad, DPFE., Almarhum. T. Mahmuddin.,
Almarhum. Drs Syahdan Manurung, DPFE., Dr. Rustam Amir Effendi, M.A.,
Drs. Abubakar., Almarhum. Drs. Burhanuddin Ch. Usman., Almarhum. Drs.
Tasrir Ismail
. Demikian pula pada tahun
ajaran 1980/1981 dibuka pula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang untuk
sementara dicangkokkan pada Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat.
23
22
Ibid.hlm. 3. 23
Pada awalnya Fakultas Sastra hanya mempunyai satu jurusan yakni
jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan jumlah Mahasiswa 45 orang24
Pada tahun ini juga dibuka jurusan Etnomusikologi dan merupakan
satu-satunya yang ada di Indonesia sampai tahun 1989. Jurusan ini banyak sekali
mendapat perhatian dan bantuan terutama dari Ford Foundation Jakarta antara lain
beasiswa dan staf pengajar serta bantuan tenaga konsultan
. Pada
tahun 1966 jurusan Sastra Inggris dibuka. Pada tahun 1968 dibuka jurusan Sejarah
tetapi belum ada kegiatan karena mahasiswanya belum ada, dan baru pada tahun
1970 adalah tahun pertama menerima mahasiswa. Pada tahun 1972 Fakultas
Sastra memperoleh tiga unit gedung permanen. Tahun 1979 dibuka jurusan Sastra
Daerah untuk Sastra Melayu dan Sastra Daerah untuk Sastra Batak.
25
. Selanjutnya pada
tahun 1980 dibuka Program Studi Sastra S1 Bahasa Arab, jurusan Antropologi,
jurusan Ilmu Perpustakaan, dan beberapa Program Studi D3 seperti Bahasa
Inggris, Bahasa Jepang, dan Pariwisata. Namun pada tahun 1983 jurusan Ilmu
Perpustakaan ditutup dan sebagai gantinya dibuka Program studi D3
Perpustakaan, sedangkan Jurusan Antropologi dipindahkan ke Fisip USU sesuai
dengan SK Rektor USU No. 163/PTO5/SK/O?86 tanggal 4 Mei 198626
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang didirikan pada tanggal 25
Agustus 1965, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan Nomor 190/1965
.
2.3 Aktivitas Perkuliahan Pada Awal Berdirinya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
27
24
Ibid. 25
Ibid. 26
Ibid. 27
Prospektus Universitas Sumatera Utara, Loc.cit.
ruang lingkup Universitas Sumatera Utara. Perjalanan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara sendiri dimulai pada tahun 1964, dengan satu-satunya jurusan,
yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditumpangkan di Fakultas Hukum
dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Sumatera Utara28
Kegiatan ataupun aktivitas perkuliahan pada awal berdirinya ialah dengan
menggunakan gedung Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas
Sumatera Utara, kemudian pada tahun 1966 Fakultas Sastra mendapat gedung
sendiri di gedung kecil yang sekarang ditempati oleh UKM ( Unit Kegiatan
Mahasiswa ) Suara USU dan Pramuka USU yang berada di Jalan Universitas
Nomor 32
.
Kemudian pada 1966 dibuka Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, dan pada
tahun 1968 Jurusan Ilmu Sejarah dibuka, tetapi baru pada tahun 1970 memulai
kegiatan perkuliahan. Ketiga jurusan inilah yang merupakan awal dari
perkembangan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, yang kemudian
sampai pada tahun 1990 berkembang menjadi tiga belas ( 13 ) Program Studi.
29
Setahun setelah itu Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara mendapat
tambahan gedung untuk perkuliahan dengan menempati gedung eks Dinas
Pekerjaan Umum di Jalan Prof. M.Yusuf, yang sekarang gedung tersebut berubah
menjadi rumah tinggal yang ditempati oleh keluarga Drs. Bapak Abizar.
Sementara itu kegiatan administarasi tetap dipusatkan di Jalan Universitas Nomor
32
.
30
28
Laporan Pidato Dekan, Loc.cit. 29
Ibid. 30
Wawancara dengan Drs. Abizar, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 20 Mei 2009.
Pada tahun 1967, kegiatan perkuliahan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara dipindahkan ke Gedung Pancasila ( sekarang Pendopo USU ),
yang relatif lebih luas dan lebih dekat dari pusat kegiatan administrasi Fakultas.
Pada waktu itu Perpustakaan Fakultas ditempatkan di bagian belakang gedung
Jalan Universitas Nomor 22 sehingga kegiatan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara menempati tiga gedung pada tiga lokasi yang berbeda walaupun
masih relative berdekatan31
Baru pada tahun 1972 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
mendapatkan 3 unit gedung kuliah dan administrasi di Jalan Universitas Nomor
19, yang sekarang menjadi gedung A,B, dan K. Sejak saat itu kegiatan
perkuliahan dan administrasi terpusat pada satu lokasi dan menempati
gedung-gedung baru. Seterusnya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara mengalami
perkembangan infrastruktur yang pesat sampai dengan tahun 1990-an dengan
dialihkannya eks gedung BAAK dan Perpustakaan Pusat Universitas Sumatera
Utara yang sekarang menjadi Gedung D dan K .
32
Mengenai cara penyampaian perkuliahan sendiri pada saat itu ialah
melalui ceramah dan diskusi-diskusi, kemudian materi yang telah disampaikan
oleh staf pengajar diterapkan dalam bentuk kuis dan ada juga dengan model
presentasi kelompok
.
33
Keadaan tenaga/staf pengajar yang ada di Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara pada saat itu merupakan para staf pengajar yang berasal dari . Sementara itu kegiatan perkuliahan pada saat itu
berlangsung pada pagi hari dan sore hari.
31
Laporan Pidato Dekan, Loc.cit. 32
Ibid. 33
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Medan dan juga dari Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Yogyakarta. Hal ini disebabkan pada saat
itu Fakultas Sastra hanya memiliki tiga staf pengajar tetap, mereka adalah: Drs.
Daniel Ahmad, Drs. Chairuddin Rahman, dan Drs. Syahdan Manurung34.
Sedangkan para staf pengajar yang berasal dari luar, mereka dikatakan sebagai
Dosen luar biasa. Pada saat itu juga terdapat staf pengajar asing, mereka sangat
professional dalam bekerja. Tenaga pengajar asing ini merupakan para staf di
Konsulat Negara mereka masing-masing yang ada di Medan35
Sampai dengan tahun 1978, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
hanya memiliki 3 jurusan yaitu Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra
Inggris, dan Ilmu Sejarah. Saat itu minat mahasiswa untuk menuntut ilmu di
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara belum belum begitu tinggi, hanya
peminat Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris yang peminatnya cukup tinggi. Hal ini
memang dikarenakan prospek Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris yang ketika
menyelesaikan bangku kuliah dapat langsung mengajar les Bahasa Inggris.
Sedangkan peminat Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia terbilang sedang, akan
tetapi peminat Jurusan Ilmu Sejarah sangatlah minim
.
36
Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Fakultas mulai merangsang para
peminat calon mahasiswa dengan memberikan beasiswa untuk mempromosikan
Jurusan yang kurang peminatnya. Beasiswa yang diberikan yaitu dari Dinas PdK
(Pendidikan dan Kebudayaan) dan Beasiswa Pelita. Sesuai dengan Surat .
34
Wawancara dengan Dra. Peraturen Sukapiring, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 25 Mei 2009.
35
Wawancara dengan Drs J. Fachruddin Daulay, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 20 Mei 2009.
36
Keputusan PdK No.1992/K/1975, maka untuk Fakultas-Fakultas yang ada di
Universitas Sumatera Utara ada dua Jurusan yang mahasiswanya berhak
mendapatkan beasiswa, yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Jurusan
Ilmu Sejarah37
Mengenai sistem pendidikannya sendiri, pada saat itu tidak menggunakan
sistem semester, sistem semester sendiri resmi digunakan pada tahun 1984.
sebelumnya dikenal dengan istilah Sistem Tingkat .
38
Hal lain yang menyebabkan banyak mahasiswa yang lama menamatkan
diri pada saat itu, banyak dari mereka yang terlibat dalam kegiatan di luar kampus
seperti kegiatan berorganisasi, bekerja, dan lain-lain. Mereka sendiri pada
umumnya menunjukan diri pada saat kegiatan perploncoan, sebuah catatan
menarik dari kegiatan perploncoan pada saat itu ialah setiap calon mahasiswa
mempunyai gelar atau panggilan masing-masing seperti nama binatang, nama
bunga, dan lain-lain
, mulai dari Tingkat I sampai
dengan seterusnya. Waktu itu juga dikenal istilah Sarjana Muda, yang menarik
ialah dengan sistem pendidikan yang berlaku pada saat itu banyak sekali
mahasiswa/i yang lama menamatkan dari bangku kuliah. Hal ini juga didukung
dengan tidak adanya peraturan Drop Out (DO) dari pihak Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara pada saat itu.
39
37
Ibid. 38
Wawancara dengan Drs.Abizar, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 20 Mei 2009.
39
Wawancara dengan Dra. Redita Lubis, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 6 Mei 2009.
. Kegiatan perploncoan juga merupakan tempat mencari
pacar antara mahasiswa lama dengan mahasiswa baru, melalui kegiatan
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sampai pada tahun 1990-an
telah melahirkan Sarjana-Sarjana dan Diploma-Diploma yang handal dalam
berbagai disipilin ilmu, yang telah menyebar diseluruh penjuru Nusantara dalam
berbagai profesi. Pada awalnya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
menghasilkan tujuh orang alumni pertama, mereka antara lain secara berurutan
dari yang pertama sampai yang ketujuh ialah: Bapak Ahmad Samin Siregar, Ibu
Peraturen Sukapiring, Ibu Ani Krisna Siregar, Ibu Fatimah, Bapak Muhsin, Ibu
Redita Lubis, dan Ibu Asti Siahaan, serta Bapak Zainal Abidin yang selanjutnya40
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Dekan
dan dibantu oleh tiga orang Pembantu Dekan yaitu Pembantu Dekan bidang
Akademik, Pembantu Dekan bidang Administrasi dan Keuangan dan Pembantu
Dekan bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Tugas pokok Pimpinan Fakultas
adalah memimpin pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan
pelayananan kepada masyarakat berdasarkan peraturan, kaidah, dan tolak ukur
penyelenggaraan kegiatan akademik Universitas serta menyusun rencana strategis
Fakultas berdasarkan rencana strategis Universitas
.
41
40
Wawancara dengan Dra. Redita Lubis, staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, pada tanggal 6 Mei 2009.
41
Portofolio Institusi Program Studi Sastra Arab, Departemen Pendidikan Nasional Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, 2008. hlm. 8.
. Fakultas Sastra sendiri dari
awal berdiri sampai dengan tahun 1990 telah mengalami delapan kali pergantian
Pimpinan Fakultas, Pimpinan Fakultas pertama adalah Dr. Septi Ruzui sebagai
Dekan, Dr. Rustam Amir Effendi sebagai Pembantu Dekan I, Drs. Burhanuddin
ch. Usman sebagai Pembantu Dekan II, dan Drs. Abdul Hamid Lubis sebagai
BAB III
PERKEMBANGAN FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1 Program Studi yang Dikelola Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Dari tahun 1970 sampai dengan 1990, Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara telah mengelola dua belas (12) Program Studi. Berikut adalah
ke-12 (duabelas) Program Studi yang dikelola oleh Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
1. Bahasa dan Sastra Indonesia Profil
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia semula merupakan bagian dari
Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (1964).
Sejak tanggal 25 Agustus 1965, Program Studi ini kemudian dipindahkan ke
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Visi dan Misi Visi
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia akan mempunyai reputasi
yang terkenal di Sumatera Utara dalam pengembangan di bidang bahasa dan
sastra Indonesia karena mampu menghasilkan sarjana yang bermutu tinggi melalui
kegiatan-kegiatan Tridharma perguruan tinggi dengan selalu mempertahankan
nilai-nilai luhur bangsa serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
Pelopor dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang bahasa dan
sastra Indonesia melalui kegiatan penelitian untuk menghasilkan sumber daya
manusia mandiri yang bermutu tinggi, berkemampuan menerapkan, menemukan,
dan mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan konsep-konsep ilmiah42
Keadaan Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 1970-1990
[image:40.595.107.517.277.619.2].
Tabel 3.1.1
43
Tahun
.
Jumlah Mahasiswa Baru Jumlah Alumni/lulusan
1970 - -
1971 - -
1972 - -
1973 - -
1974 - -
1975 - -
1976 - 1
1977 - -
1978 - 1
1979 - 1
1980 - 1
1981 - 13
1982 - 18
1983 42 33
1984 29 22
1985 30 18
1986 30 26
1987 33 29
1988 36 28
1989 32 24
1990 39 31
2. Bahasa dan Sastra Inggris Profil
42
Prospektus Universitas Sumatera Utara,Op.cit, hlm. 113. 43
Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara berdiri pada tahun 1965. Kurikulum Program Studi Bahasa dan
Sastra Inggris merujuk pada keputusan Mendiknas, sedangkan kurikulum dengan
muatan local sudah direvisi dan disusun berdasarkan kebutuhan yang ada pada
saat ini.
Visi dan Misi
Jurusan Sastra Inggris mempunyai suatu komitmen yang kuat untuk
menghasilkan para lulusan yang berkualitas dalam bahasa Inggris terlebih lagi
dalam menghadapi era kesejagatan (global). Bersaing dengan para lulusan dari
jurusan sejenis di luar Universitas Sumatera Utara. Jurusan ini memiliki dua
program studi yaitu bahasa (linguistics) dan sastra (literature). Untuk
memperlancar proses belajar44
Keadaan Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris Tahun 1970-1990
[image:41.595.107.516.350.723.2].
Tabel 3.1.2
45
Tahun
.
Jumlah Mahasiswa Baru
Jumlah Alumni/lulusan
1970 - 5
1971 - 4
1972 - 2
1973 - 6
1974 - 5
1975 - 17
1976 - 24
1977 - 37
1978 - 22
1979 - 26
1980 - 36
44
Prospektus Universitas Sumatera Utara, Op.cit, hlm. 114. 45
1981 - 26
1982 28
1983 49 32
1984 30 24
1985 26 20
1986 32 27
1987 33 28
1988 50 40
1989 34 28
1990 36 30
3. Ilmu Sejarah Profil
Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dibuka tahun
1968. Pada tahun 1970 secara resmi jurusan sejarah menerima mahasiswa untuk
tahun akademik 1970-1971. Alumni jurusan ilmu sejarah dapat bekerja di
berbagai instansi seperti wiraswasta, pendidik, menjadi anggota TNI dan Peneliti.
Disiplin ilmu memakai metode sejarah dengan konsep-konsep ilmu bantu
sosialnya: ilmu antropologi, sosiologi, geografi, dan lainnya. Dengan demikian
dapat mengkaji sejarah apa saja, masalah apa saja dengan kata lain secara analisis
dapat diteliti masalah apa saja46
Menghasilkan alumni yang profesional, terampil, dan siap membentuk
sarjana yang mampu menjadi peneliti(ilmuwan) dan dapat bekerja di berbagai .
Visi dan Misi Visi
Menghasilkan lulusan yang dapat diandalkan, profesional dan menjadi
peneliti, dapat bekerja di berbagai instansi.
Misi
46
instansi baik pemerintah maupun swasta. Misi yang diemban jurusan sejarah
menghasilkan sarjana yang menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan hingga
mampu menyelesaikan masalah sejarah apa saja dengan menggunakan
[image:43.595.108.517.276.622.2]konsep-konsep ilmu sejarah dan sosial lainnya.
Tabel 3.1.3
Keadaan Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Program Studi Ilmu Sejarah Tahun 1970-199047
Tahun
.
Jumlah Mahasiswa Baru
Jumlah Alumni/lulusan
1970 2 1
1971 - 1
1972 - 3
1973 - 4
1974 - 2
1975 - 3
1976 - 2
1977 - 13
1978 - 26
1979 - 33
1980 - 23
1981 - 25
1982 - 25
1983 45 34
1984 23 23
1985 29 20
1986 38 28
1987 33 23
1988 38 29
1989 35 22
1990 39 32
4. Etnomusikologi Profil
47
Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
didirikan pada tahun 1979. Hingga kini, Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara adalah satu-satunya jurusan yang mewadahi disiplin
etnomusikologi di bawah suatu universitas di Indonesia. Pembukaan Jurusan
Etnomusikologi di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dilatarbelakangi
oleh: (1) perlunya pembinaan dan pengembangan budaya (musik etnik) dalam
kontes budaya nasional sebagai salah satu tujuan berbangsa dan bernegara; (2)
perlunya pengkajian secara ilmiah terhadap seni musik etnik yang ada di Sumatera
khususnya dan dunia umumnya, untuk dapat difungsikan secara maksimal di
lingkungan sosiokultural masyarakat penggunanya; (3) adanya usulan masyarakat
untuk membuka institusi formal berupa satu jurusan di perguruan tinggi untuk
mengkaji budaya musik; dan (4) pembinaan dan pengembangan budaya adalah
sangat diperlukan sesuai dengan yang ditegaskan dalam Pasal 36 Undang-undang
Dasar 194548
Sejak awal berdirinya, Jurusan Etnomusikologi telah melakukan kerjasama
dengan beberapa institusi pendidikan tinggi di dalam maupun di luar negeri.
Sebagai tindak lanjut dari hubungan tersebut, Jurusan Etnomusikologi
mengadakan kerjasama dengan institusi dan para pakarnya, diantaranya tercatat
adalah: Prof. Bob Brown (San Diego State University); Prof. Alvin Lucier
(Wesleyan University, USA); Prof. Jdith Becker (Michigan University); Marc
Perlman, MA (Wesleyan University, USA); Prof. Harjo Susilo (Univ. of Hawai,
USA); Prof. Margaret Kartomi (Monash University, Australia); Dr. Yoshiko
Okazaki (Univ. of Sacred Heart, Japan); Larry Polansky (Frogpeak, USA); Jody .
48
Diamond (Dartmouth College, USA); Prof. Anne Rassmussen (USA); Endo
Suanda (MSPI); Ashley Turner (Monash University, Australia); Philip
Yampolsky (Smithsonion Institute dan The Ford Fondation, USA); Dr. Suka
Harjana (IKJ); dan Dr. Sri Hastanyo (STSI Surakarta)49
• menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan, metodologi serta
keterampilan dalam bidang musik etnik di seluruh dunia untuk dapat
diterapkan dalam kontesk mengenali, memahami, menganalisis,
menghayati dan menjelaskan tentang kebudayaan musik di seluruh
dunia, dengan pendekatan Etnomusikologi;
. Pada saat ini jurusan
Etnomusikologi telah didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk
gedung perkuliahan, jurnal, laporan hasil penelitian dan sejumlah rekaman
audio-video.
Visi dan Misi
Menghasilkan sarjana seni (SSn) yang berkualifikasi sebagai berikut:
• mampu menguasai metode ilmiah untuk melakukan penelitian terhadap
musik-musik etnik di dunia;
• mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya kepada
masyarakat untuk menjaga dan mempopularisasikan kebudayaan
musik etnik;
• mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya secara
ilmiah sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan bangsa Indonesia dalam
menghadapi globalisasi di semua bidang terutama di bidang seni.
49
Tabel 3.1.4
Keadaan Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Program Studi Etnomusikologi Tahun 1979-199050
Tahun
.
Jumlah Mahasiswa Baru
Jumlah Alumni/lulusan
1979 - -
1980 - -
1981 - -
1982 - -
1983 44 -
1984 23 -
1985 25 -
1986 32 -
1987 34 -
1988 36 -
1989 32 -
1990 39 -
5. Bahasa dan Sastra Daerah Profil
Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara berdiri
tahun 1979. Sejak tahun 1985 Jurusan Sastra Daerah telah dimekarkan menjadi
dua program studi, yakni Program Studi Bahasa dan Sastra Batak dan Program
Studi Bahasa dan Sastra Melayu. Objek kajian Program Studi Bahasa dan Sastra
Batak adalah bahasa, sastra, dan budaya dialek Melayu yang ada di Sumatera
Utara seperti Melayu Deli, Melayu Serdang, Melayu Langkat, dan Melayu
Asahan.
Jurusan Bahasa dan Sastra Daerah, baik Program Studi Bahasa dan Sastra
Batak maupun Program Studi Bahasa dan Sastra Melayu, memiliki tiga disiplin
50
ilmu, yakni linguistik untuk kajian bahasa, ilmu sastra untuk kajian kesusastraan,
dan budaya untuk kajian kebudayaan. Jurusan Sastra Daerah bertujuan untuk
menghasilkan sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut:
• Menguasai dasar-dasar ilmu, pengetahuan, keterampilan, dan
metodologi tentang bahasa, sastra, dan budaya sehingga mampu
mengenali, memahami, menghayati, menjelaskan, dan menyelesaikan
masalah bahasa, sastra, budaya Batak/Melayu dengan menggunakan
konsep-konsep ilmiah, terutama konsep-konsep ilmu bahasa, ilmu
sastra, dan ilmu budaya yang berkaitan erat dengan bahssa dan sastra.
• Mampu menguasai metode ilmiah untuk melakukan penelitian bahasa,
sastra, dan budaya Batak/Melayu dalam rangka pembinaan,
pelestarian, dan pemecahan masalah bahasa, sastra, dan budaya
tersebut.
• Mampu menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya kepada masyarakat untuk memelihara bahasa dan
sastra Batak/Melayu dalam menunjang pembinaan dan pengembangan
bahasa dan sastra Indonesia.
• Mampu memahami kebudayaan Batak/Melayu melalui bahasa dan
sastranya.
• Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara ilmiah
sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
Lapangan pekerjaan yang memungkinkan bagi alumni adalah: wartawan,
guru bahasa Batak dan bahasa Melayu, pegawai negeri di bidang kesra,
perpustakaan, museum, pariwisata, penerangan dan bidang lain pada pemerintah
daerah yang berhubungan dengan sosial-budaya51
Keadaan Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Program Studi Bahasa dan Sastra Daerah Tahun 1979-1990
.
Visi dan Misi Visi
Jurusan Sastra Daerah menjadi pusat kebudayaan Sumatera Utara.
Program Studi Bahasa dan Sastra Batak menjadi pusat kebudayaan Batak, dan
Program Studi Bahasa dan Sastra Melayu menjadi pusat kebudayaan Melayu.
Misi
Menawarkan pengetahuan ilmiah tentang bahasa, sastra dan budaya
[image:48.595.111.517.356.682.2]Daerah Sumatera Utara yang berorientasi pada kompetensi dan penelitian.
Tabel 3.1.5
52
Tahun Jumlah Mahasiswa Baru
Jumlah Alumni/lulusan
1979 - 6
1980 - 8
1981 - 19
1982 - 25
1983 43 26
1984 24 -
1985 49 -
1986 46 27
1987 59 42
1988 52 31
1989 54 27
1990 43 28
51
Prospektus Universitas Sumatera Utara, Op.cit, hlm. 118. 52
6. Antropologi Profil
Jurusan Antropologi di Universitas Sumatera Utara dibuka pada tahun
1980. Pada awalnya Jurusan Antropologi berada di Fakultas Sastra. Pada tahun
1986, Jurusan Antropologi berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP)53
• Menguasai persoalan-persoalan sosio-budaya yang melekat secara
inherent pada lembaga-lembaga seperti: lembaga bisnis, politik,
birokrasi, keluarga, dan lain-lain.
. Jurusan Antropologi FISIP Universitas Sumatera Utara
diproyeksikan akan menghasilkan sarjana S-1 Antropologi dengan kualifikasi:
• Menguasai implikasi isu-isu dan gerakan-gerakan internasional, seperti
hak azasi manusia, demokratisasi, dan lingkungan hidup terhadap
komunitas-komunitas lokal yang rentan.
• Memilik kemampuan untuk memberikan penjelasan secara teoritis,
melakukan pengkajian dengan teknik dan metode etnografi
kontemporer, serta kemampuan mempresentasikan solusi
persoalan-persoalan sosio-budaya tersebut diatas melalui forum-forum ilmiah,
jurnal, dan jaringan komunikasi yang ada ditingkat nasional dan
internasional.
• Memiliki kemampuan praktis sebagai peneliti, perencana, konsultan,
dan tenaga pengembang masyarakat.
Visi dan Misi Visi
53
Mendorong peran jurusan sebagai pusat kecemerlangan bagi
pengembangan peradaban manusia Indonesia yang menghargai kemajemukan
kelompok-kelompok masyarakat dan pengakuan terhadap keunggulan sumber
daya dan nilai-nilai masyarakat54
Keadaan Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Program Studi Antropologi Tahun 1980-1985
.
Misi
Mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat
untuk menghasilkan Sarjana Antropologi yang menguasai ilmu pengetahuan dan
[image:50.595.109.515.330.554.2]siap menjadi tenaga professional di era global dan pasar bebas.
Tabel 3.1.6
55
Tahun Jumlah Mahasiswa Baru
Jumlah Alumni/lulusan
1980 - -
1981 - -
1982 - -
1983 48 -
1984 28 -
1985 25 -
7. Bahasa Arab Profil
Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
didirikan pada tahun 1980. Program Studi Bahasa Arab adalah disiplin ilmu
linguistik. Program Studi Bahasa Arab bertujuan menciptakan tenaga sarjana yang
terampil, memiliki keterampilan dalam berbahasa Arab, baik lisan maupun
tulisan, dan berwawasan dalam bidang sejarah, sastra dan budaya Arab. Pasar
54 Ibid. 55
kerje bagi alumni Prgram Studi ini umumnya kurang terbuka seperti jurusan lain.
Lapangan kerja yang memungkinkan untuk alumni kebanyakan di sector
pendidikan, pers/media massa, instansi pemerintah dan swasta, militer/polisi, dan
wiraswasta56
• Mengembangkan pendidikan, penelitian, ilmu budaya, bahasa, dan
satra Arab. .
Visi dan Misi Visi
Program Studi Bahasa Arab dalam waktu 10 tahun ke depan dapat menjadi
pusat Kajian Arab untuk wilayah Sumatera, dan mampu menghasilkan alumni
yang bermutu tinggi melalui keg