• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

L A P O R A N P B L K

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi

di Kelurahan Gedung Johor

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Mata Ajar Pengalaman Belajar Lapangan Komprehensif

Oleh

Elisabeth Stefani, S.Kep 071101057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERSTAHAP PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur serta kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus atas

berkat dan kasihNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan

laporan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) dengan judul

Pengelolaan ”Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor” yang menjadi salah satu syarat bagi penulis untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada lembaran ini, penulis mengucapkan terima kasih setulusnya

kepada mereka yang telah memberikan perhatian dan apresiasi terhadap

pembuatan laporan ini. Ucapan terima kasih kepada keluarga binaan yang

berada di Lingkungan V Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

atas kerjasama dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis selama

mengikuti kegiatan PBLK. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih

atas arahan dan dukungan yang sangat berharga dalam pembuatan laporan

ini yaitu kepada Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS sebagai dosen

pembimbing. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan

kepada kedua orang tua dan kedua adik tercinta atas dukungan melalui doa

serta perhatian yang selalu diberikan. Selanjutnya ucapan terima kasih juga

penulis ucapkan kepada Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Ibu Erniyati, S.Kp,

(4)

Utara. Seluruh dosen, staf pengajar, staf administrasi di Fakultas

Keperawatan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan

berbagai pihak yaitu kepada Tirolyn, Marliyani, Wahyu, Monica, Restiana,

Nuraidar, dan teman-teman profesi ners yang tidak dapat disebutkan satu

persatu. Semoga Tuhan selalu mencurahkan berkat dan kasih karuniaNya

yang melimpah kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung

penulis. Harapan penulis semoga laporan ini dapat memberikan manfaat

bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Medan, Juli 2012

(5)

Judul : Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

Nama Mahasiswa : Elisabeth Stefani

NIM : 071101057

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep) Tahun Akademik : 2011/2012

Abstrak

Promosi kesehatan adalah sebuah program yang sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya pola hidup atau kebiasaan hidup sehat sehingga diharapkan akan terjadi perubahan sikap dan perilaku masyarakat menjadi perilaku yang sehat. Salah satu upaya promosi kesehatan yang perlu mendapat perhatian adalah klien dengan hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Di PuskesmasMedan Johor pada tahun 2011 menunjukkan bahwa hipertensi menduduki peringkat ketiga dari 10 penyakit yang terbanyak di masyarakat dengan 1654jumlah kunjungan.Pada tahun 2012 diperoleh kunjungan masyarakat dari bulan Januari hingga Februari terdapat 166 kunjungan masyarakat ke Puskesmas Medan Johor.

Tujuan dari PBLK ini adalah untuk mengaplikasikan konsep/teori asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai diet hipertensi yang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pasien dan keluarga dalam upaya mengikuti diet hipertensi sebagai upaya menerapkan pola hidup sehat. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya promosi kesehatan bagi pasien hipertensi adalah penyuluhan kesehatan, dengan media leaflet, pengaturan menu dengan media booklet, dan pengukuran tanda-tanda vital.Kegiatan praktek belajar lapangan komprehensif (PBLK) komunitas dilakukan selama 4 minggu di lingkungan VI Kelurahan Gedung Johor mulai tanggal 11 Juni 2012 sampai dengan 7 Juli 2012. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi adalah terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap positif dan perubahan perilaku pasien menjadi pelaku diet hipertensi.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur serta kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus atas

berkat dan kasihNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan

laporan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) dengan judul

Pengelolaan ”Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor” yang menjadi salah satu syarat bagi penulis untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada lembaran ini, penulis mengucapkan terima kasih setulusnya

kepada mereka yang telah memberikan perhatian dan apresiasi terhadap

pembuatan laporan ini. Ucapan terima kasih kepada keluarga binaan yang

berada di Lingkungan V Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

atas kerjasama dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis selama

mengikuti kegiatan PBLK. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih

atas arahan dan dukungan yang sangat berharga dalam pembuatan laporan

ini yaitu kepada Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS sebagai dosen

pembimbing. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan

kepada kedua orang tua dan kedua adik tercinta atas dukungan melalui doa

serta perhatian yang selalu diberikan. Selanjutnya ucapan terima kasih juga

penulis ucapkan kepada Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Ibu Erniyati, S.Kp,

(7)

Utara. Seluruh dosen, staf pengajar, staf administrasi di Fakultas

Keperawatan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan

berbagai pihak yaitu kepada Tirolyn, Marliyani, Wahyu, Monica, Restiana,

Nuraidar, dan teman-teman profesi ners yang tidak dapat disebutkan satu

persatu. Semoga Tuhan selalu mencurahkan berkat dan kasih karuniaNya

yang melimpah kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung

penulis. Harapan penulis semoga laporan ini dapat memberikan manfaat

bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Medan, Juli 2012

(8)

DAFTAR ISI

Lembar Sampul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 5

C. Manfaat ... 5

II. PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN ... 7

A. Konsep Dasar ... 7

B. Analisa Wilayah Binaan Kelurahan Gedung Johor ... 10

1. Pengkajian ... 10

2. Analisa Situasi ... 20

3. Perumusan Masalah ... 22

4. Rencana Penyelesaian Masalah ... 23

5. Implementasi ... 23

6. Evaluasi ... 24

C. Pembahasan ... 24

III. PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN ... 27

A. Landasan Teori ... 27

1. Promosi Kesehatan ... 27

2. Konsep Pengetahuan ... 29

a. Pengertian Pengetahuan ... 29

b. Tingkat Pengetahuan ... 30

3. Konsep Sikap ... 32

4. Konsep Praktek atau Tindakan ... 34

5. Konsep Hipertensi ... 35

a. Pengertian Hipertensi ... 35

b. Penyebab penyakit Hipertensi ... 38

c. Gejala Penyakit Hipertensi ... 41

d. Patofisiologi Hipertensi ... 42

e. Penatalaksanaan ... 43

f. Pengobatan pada Hipertensi ... 46

g. Pemeriksaan Penunjang ... 47

h. Komplikasi... 47

6. Penatalaksanaan Diet bagi Penderita Hipertensi ... 48

a. Pola Makan pada Klien hipertensi ... 49

1) Diet Rendah garam ... 50

(9)

3) Diet Tinggi Serat ... 52

4) Diet Kalori ... 53

a. Daftar Diet Rendah Garam ... 53

b. Daftar Makanan untuk Penderita Hipertensi ... 54

c. Mengatur Menu Makanan ... 55

B. Tinjauan Kasus ... 59

1. Pengkajian ... 59

2. Perumusan Masalah ... 67

3. Menyusun Rencana Tindakan ... 68

4. Implementasi ... 69

5. Evaluasi ... 70

IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

1. Pengelolaan Manajemen Asuhan Keperawatan ... 77

a. Manajemen Asuhan keperawatan Komunitas di Lingkungan secara Kelompok ... 77

b. Manajemen Asuhan keperawatan Komunitas di Lingkungan secara Individu ... 78

2. Pengelolaan Manajemen Pelayanan Keperawatan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kontrak Belajar PBLK Lampiran 2 : Lembar Pengkajian

Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Hipertensi Lampiran 3 : Leaflet Hipertensi

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa... 37

Tabel 2 Klasifikasi Tekanan darah pada Orang dewasa Usia > 18 tahun ... 38

Tabel 3 Pembagian Makanan Sehari ... 50

Tabel 4 Daftar Diet Rendah garam ... 53

Tabel 5 Makanan yang Dianjurkan ... 54

(11)

Judul : Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

Nama Mahasiswa : Elisabeth Stefani

NIM : 071101057

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep) Tahun Akademik : 2011/2012

Abstrak

Promosi kesehatan adalah sebuah program yang sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya pola hidup atau kebiasaan hidup sehat sehingga diharapkan akan terjadi perubahan sikap dan perilaku masyarakat menjadi perilaku yang sehat. Salah satu upaya promosi kesehatan yang perlu mendapat perhatian adalah klien dengan hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Di PuskesmasMedan Johor pada tahun 2011 menunjukkan bahwa hipertensi menduduki peringkat ketiga dari 10 penyakit yang terbanyak di masyarakat dengan 1654jumlah kunjungan.Pada tahun 2012 diperoleh kunjungan masyarakat dari bulan Januari hingga Februari terdapat 166 kunjungan masyarakat ke Puskesmas Medan Johor.

Tujuan dari PBLK ini adalah untuk mengaplikasikan konsep/teori asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai diet hipertensi yang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pasien dan keluarga dalam upaya mengikuti diet hipertensi sebagai upaya menerapkan pola hidup sehat. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya promosi kesehatan bagi pasien hipertensi adalah penyuluhan kesehatan, dengan media leaflet, pengaturan menu dengan media booklet, dan pengukuran tanda-tanda vital.Kegiatan praktek belajar lapangan komprehensif (PBLK) komunitas dilakukan selama 4 minggu di lingkungan VI Kelurahan Gedung Johor mulai tanggal 11 Juni 2012 sampai dengan 7 Juli 2012. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi adalah terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap positif dan perubahan perilaku pasien menjadi pelaku diet hipertensi.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita

oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga

banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

hipertensi. Gejalanya terkadang tidak terasa, maka hipertensi menjadi salah

satu penyakit yang disebut sebagai silent killer, karena penyakit hipertensi mengakibatkan berbagai komplikasi pembuluh darah yang dapat

menyebabkan penyakit jantung koroner, ginjal dan stroke dikemudian hari

(Peter, 2006).

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi

faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang

dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan

(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor

risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan

makan garam), alkohol, stres dan kelebihan berat badan (obesitas)(Peter, 2006).

Penyakit hipertensi ini terjadi karena salah satu akibat masalah yang

sering muncul dari perubahan gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan

yang tinggi garam, stress yang dialami, obesitas. Bagi laki-laki kebiasaan

merokok, minum-minuman beralkohol akan memacu timbulnya hipertensi.

(13)

hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet / pola makan seperti

rendah garam, rendah kolesterol dan lemak, dan tidak mengkomsusi alkohol

dan rokok(Peter, 2006).

Berkaitan dengan gaya hidup, maka pengetahuan, sikap dan

kepatuhan menjadi faktor utama agar penyakit hipertensi ini tidak

berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah. Kepatuhan terhadap diet

yang meliputi diet rendah garam, rendah kolesterol dan rendah lemak sangat

diperlukan.Kepatuhan sendiri sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan

sikap penderita.Pengetahuan akan mempengaruhi kompetensi perasaan

dalam mengatur gejala. Seseorang yang faham tentang hipertensi dan

berbagai penyebabnya maka akan melakukan tindakan sebaik mungkin agar

penyakitnya tidak berlanjut (Schere dan Bruce, 2001). Faktor kepatuhan

yang lain adalah sikap. Sikap menjadi faktor yang paling kuat, karena

dengan sikap ingin sembuh dan keinginan untuk menjaga kondisi tubuh

tetap sehat akan berpengaruh terhadap penderita untuk mengontrol diri

dalam berperilaku sehat. Kemampuan penderita hipertensi agar tidak

menjadikan penyakitnya semakin parah adalah menjaga perilaku pola

makan yang salah satunya adalah melakukan diet rendah garam

(Notoatmodjo, 2007).

Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%.

Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan

(14)

terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di

tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005,

kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar

26,3% dengan faktor utama adalah hipetensi. Prevalensi hipertensi di

Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-21%. Data secara

nasional yang ada belum lengkap, karena sebaguan besar penderita

hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi

umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya (Kusuma, 2010).

Profil kesehatan Puskesmas Medan Johor pada tahun 2011

menunjukkan bahwa hipertensi menduduki peringkat ketiga dari 10

penyakit yang terbanyak di masyarakat dengan 1654jumlah kunjungan di

tahun 2011.Pada tahun 2012 diperoleh kunjungan masyarakat dari bulan

Januari hingga Februari terdapat 166 kunjungan masyarakat ke Puskesmas

Medan Johor. (Profil Kesehatan Puskesmas Medan Johor, 2012)

Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan terhadap 5 orang

penderita hipertensi diketahui bahwa pada dasarnya para pasien ini

mengetahui bahwa mereka harus mengurangi konsumsi garam. Namun

demikian, ternyata mereka menunjukkan sikap yang kurang mendukung

dimana setiap hari kandungan garam yang dikonsumsi masih cukup tinggi.

Hal ini terjadi karena sudah menjadi kebiasaan selera makan bahwa kalau

masakan yang dirasakan kurang asin maka akan mengurangiselera makan

(15)

mendapat dukungan dari keluarga dimana anggota keluarga mereka

memang menyukai masakan yang terasa asin daripada masakan yang manis.

Sikap dan dukungan keluarga di atas yang menyebabkan penderita

hipertensi ini tidak dapat melakukan diet rendah garam secara sempurna.

Perilaku pasien yang ditemukan adalah tidak pernah mengontrol

kesehatannya dan tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi menyebabkan

pasien terkena serangan stroke pertama.

Berdasarkan hal di atas, penulis sangat tertarik untuk memberikan

promosi kesehatan mengenai diet hipertensi pada Praktik Belajar Lapangan

Komprehensif ini dengan anggota keluarga hipertensi di Lingkungan VI

Kelurahan Gedung Johor dimulai dari tanggal 11 Juni 2012 s/d 7 Juli 2012

sebagai suatu praktik pembelajaran pada penulis yang bermanfaat untuk

meningkatkan kemampuan dan mengaplikasikan teori dan konsep yang

telah didapat dari proses belajar di pendidikan. Pengelolaan pelayanan

keperawatan yang dapat diberikan yakni promosi kesehatan mengenai

hipertensi yaitu penatalaksanaan perawat melalui program pengaturan diet

yaitu tentang pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dalam kepatuhan

melaksanakan diet. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya

promosi kesehatan bagi pasien hipertensi adalah penyuluhan kesehatan,

memberikan booklet dan leaflet, pengaturan menu, dan pengukuran

(16)

B. Tujuan

Tujuan dari PBLK ini adalah untuk mengaplikasikan konsep/teori

asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi untuk meningkatkan

pengetahuan mengenai diet hipertensi yang akan berpengaruh terhadap

sikap dan perilaku pasien dan keluarga dalam upaya mengikuti diet

hipertensi sebagai upaya menerapkan pola hidup sehat.

C. Manfaat

1. Mahasiswa

Melatih mahasiswa dalam melaksanakan keperawatan komunitas

khususnya pada pasien hipertensi sehingga mahasiswa dapat secara

langsung memberikan intervensi kepada anggota keluarga yang menderita

hipertensi sehingga hal ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan

mahasiswa.Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

menyusun kebijaksanaan yang dapat mencegah kejadian hipertensi pada

masyarakat.

2. Pendidikan Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi

pendidikan keperawatan pada aspek aplikatifnya dan menjadi referensi

tersendiri untuk meningkatkan asuhan keperawatan dalam ruang lingkup

Keperawatan Komunitas khususnya perawatan pasien hipertensi.

3. Komunitas

Diharapkan secara langsung dapat menambah pengetahuan bagi

pasien dan keluarga dalam melaksanakan diet hipertensi sehingga dapat

menjaga kebugaran tubuhnya dengan menjaga diet rendah garam dengan

(17)

BAB II

PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Konsep Dasar

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu unit organisasi

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat

yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberi pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam suatu

wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok. Di Indonesia

puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat

pertama. Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh

(promotive, preventive, curative dan rehabilitative) (Depkes RI, 1991). Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional

yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Effendy, 1998).

Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yang bertempat di

kecamatan-kecamatan dimaksudkan sebagai pengganti keberadaan rumah

sakit dan klinik-klinik kesehatan yang bertanggung jawab atas pelayanan

kesehatan rakyat. Puskesmas juga sebagai instansi pemerintah yang wajib

bertanggung jawab atas kesejahteraan kesehatan masyarakat terutama ibu

(18)

pedalaman yang sulit untuk menjangkau rumah sakit dikarenakan akses

terhadap infrastruktur desa ang masih sangat kurang (Rahmat, 2010).

Puskesmas menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang

merupakan pusat pelayanan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Hal ini meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang

bersifat pribadi dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan

pemulihan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan publik dengan tujuan

utamanya memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit (Effendi, 1998).

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah tercapaianya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.

Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang

ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup

dalam lingkungan dan dengan berperilaku sehat, memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator

Kecamatan Sehat 2012 yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama

yakni: (1) Lingkungan Sehat; (2) Perilaku Sehat; (3) Cakupan pelayanan

kesehatan yang bermutu; (4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan. Misi

pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional

(19)

Fungsi pokok puskesmas menurut Mburak dan Chayatin (2009)

adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya,

membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, dan memberikan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

kerjanya. Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas melakukan beberapa

cara, yaitu merangsang masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dalam

rangka menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat

tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya secara efektif

dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat bimbingan dan rujukan

medis kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuantidak menimbulkan

ketergantungan, memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada

masyarakat, bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam

melaksanakan program kesehatan.

Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II dan

bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada

Kepala Dinas Kesehatan Dati II, dan dalam urutan hierarki pelayanan

kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), puskesmas

berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama (Hatmoko, 2006).

Wilayah kerja puskesmas, berupa kecamatan, faktor kepadatan

penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaaan infra sturuktur

lainnya. Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas berupa satu kelurahan

(20)

yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga

mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh

sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk/ luas wilayah yang masih

efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan adalah suatu area

dengan jarak 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal

adalah area dengan jarak 3 km (Notoadmodjo, 2007).

Upaya tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas

dibagi atas 2 kelompok yaitu upaya kesehatan wajib (upaya promosi

kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta

keluarga berencana, upaya peningkatan gizi masyarakat, upaya pencegahan

dan pemberantasan penyakit menular (P2M), upaya pengobatan, dan upaya

pencatatan dan pelaporan) dan upaya pengembangan yaitu upaya kesehatan

sekolah, upaya kesehatan olah raga, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan

gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya

kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan pengobatan tradisional

(Effendy, 1998).

B. Analisa Wilayah Binaan Kelurahan Gedung Johor 1. Pengkajian

Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor memiliki wilayah

dengan luas 315 Ha yang terdiri dari 13 lingkungan. Jumlah seluruh

penduduk sebanyak 27.617 jiwa yang terdiri dari 5.749 kepala keluarga.

Dari jumlah tersebut terdapat jumlah balita 6781 orang dengan jumlah balita

(21)

Johor tidak memiliki Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes), tetapi terdapat

program PKK (Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga) yang salah satu

programnya adalah tentang kesehatan, di dalam pelaksanaannya PKK

bekerja sama dengan Puskesmas Medan Johor. Beberapa kegiatan PKK

tentang kesehatan ditujukan pada kesehatan ibu dan anak, pasangan usia

subur, ibu hamil, ibu menyusui dan lanjut usia. Untuk mendekatkan sistem

pelayanan kesehatan kepada golongan ini, dibentuk Pos Pelayanan Terpadu

(POSYANDU), dengan kader Posyandu yang terlatih.

Terdapat 5 Pelayanan Dasar di Posyandu, yaitu : Imunisasi, Gizi,

Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Penanggulangan

Diare. Secara teratur ibu hamil memeriksakan diri ke Posyandu dan

membawa anak balitanya untuk pemeriksaan kesehatan (penimbangan

berata badan anak dan imunisasi). Penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan

keluarga berencana diadakan di Posyandu, bahkan diadakan pula pemberian

makanan tambahan serta demonstrasi tentang makanan bergizi.

Puskesmas Medan Johor terletak di Jln.Karya Jaya no.5 Kelurahan

Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, kode pos 20143. Puskesmas

ini membawahi 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Pangkalan Masyhur yang

terdiri dari 15 lingkungan, Kelurahan Kwala Bekala yang terdiri dari 20

lingkungan dan Kelurahan Gedung Johor yang terdiri dari 13 lingkungan.

Adapun batas wilayah Puskesmas Medan Johor yaitu Kecamatan Medan

(22)

Kecamatan Maimun di sebelah Timur dan Kecamatan Medan

Selayang/Medan Tuntungan di sebelah Barat.

Sarana fisik yang dimiliki puskesmas Medan Johor meliputi :

Ruangan jaga petugas, ruang Lab, ruangan kartu, ruangan pili KIA/KB,

ruangan poli umum, ruangan poli gigi, ruang Kapus, ruang TB paru, ruang

pengobatan, kamar suntik, ruang pencatatan, gudang obat, kamar mandi, dan

westafel.

Tabel 1. Jumlah Sarana Kesehatan Tahun 2011

NO SARANA KESEHATAAN JUMLAH

1 R.S SWASTA 2

2 BALAI PENGOBATAN 8

3 KLINIK 6

4 APOTIK 15

5 PUSKESMAS 1

6 PUSKESMAS PEMBANTU 2

Sumber : Profil Puskesmas Medan Johor 2011

Visi Puskesmas Medan Johor adalah ”Terwujudnya kecamatan sehat sejahtera tahun 2012”, misinya adalah (1) Menggerakkan pembangunan berwawasan nusantara, (2) Mendorong kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat, (3) Meningkatkan kesehatan yang bermutu

dan merata serta terjangkau, (4) Meningkatkan kesehatan individu, keluarga

dan masyarakat, dan motto puskesmas POPULER (Peduli, Optimis,

Prioritas, Unggul, Loyal, Efektif, Responsif). Adapun tujuan puskesmas

antara lain (1) Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas Medan Johor, (2) Membina peran serta masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Medan Johor dalam rangka meningkatkan

(23)

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Medan Johor.

Selain itu Puskesmas Medan Johor juga memiliki norma yang

harus dipatuhi oleh setiap pegawai puskesmas antara lain: 1) Iman dan

taqwa, 2) Setia dan taat, 3) Disiplin, 4) Jujur, 5) Bertanggungjawab, 6)

Kreatif dan berprestasi, 7) Kepedulian dan, 8) Ramah, sopan dan berbudi

luhur.

Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan untuk tujuan pokok

pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan Medan Kota melaksanakan

berbagai upaya kesehatan dengan meningkatkan fungsi Puskesmas melalui

kegiatan pokok Puskesmas. Ada 7 program wajib Puskesmas yang

dilaksanakan di Pukesmas Medan Johor antara lain:

1. Promosi Kesehatan, program promosi kesehatan secara tidak langsung

telah dilakukan oleh Puskesmas Medan Johor dengan menempatkan

poster-poster di dalam ruangan puskesmas. Promosi kesehatan

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program

Puskesmas. Hal ini sesuai dengan pendapat Muninjaya (1999). Dari

hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan promosi kesehatan di

Puskesmas Medan Johor dilakukan dengan penyuluhan pada saat

kegiatan posyandu, UKS ke sekolah-sekolah, kegiatan P2P, maupun

kegiatan yang dilakukan didalam Puskesmas itu sendiri.

2. Kesehatan Lingkungan, untuk memperbaiki lingkungan hidup yang

(24)

pencegahan. Kegiatan yang dilakukan berupa: a) Memberi penyuluhan

tentang kesehatan yang optimal dalam usaha peningkatan kesehatan

perorangan dan lingkungan, b) Memberi penyuluhan tentang

syarat-syarat rumah yang baik, c) Memberi penyuluhan tentang penggunaan

sumber air bersih dan penggunaan pembuatan jamban yang memenuhi

syarat kesehatan, d) Memberi penyuluhan tentang cara-cara

pembuangan sampah limbah rumah tangga yang memenuhi syarat

kesehatan dan , e) Melaksanakan pengawasan kesehatan di

tempat-tempat umum dan penyajian makanan.

3. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KIA adalah upaya kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi

dan balita serta anak pra sekolah yang menjadi tanggung jawab

Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan

bangsa pada umumnya. Pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam

KIA yaitu: a) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil, b) Pelayanan

kesehatan terhadap bayi dan balita sehat dengan memberikan imunisasi

di Puskesmas pada tanggal 4 dan 18 setiap bulannnya, c) Memberikan

imunisasi terhadap bayi di setiap posyandu pada wilayah kerja

Puskesmas Medan Johor, d) Memberikan vitamin A setiap 6 bulan pada

balita yaitu bulan Februari dan Agustus dan pada ibu nifas sebanyak 1

kapsul, e) Melakukan penimbangan berat badan bayi, balita dan ibu

(25)

hamil, g) Pemberian makanan tambahan kepada bayi dan balita dan, h)

Melakukan pemeriksaan ibu hamil.

4. Peningkatan gizi, kegiatan berupa: a) Memberikan penyuluhan

makanan bergizi, baik lintas program maupun lintas sektoral, b)

Memberikan vitamin A pada bayi dan balita, c) Memberikan zat besi

pada ibu hamil, d) Memberikan makanan tambahan pada kegiatan

posyandu dan, e) Pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk

murid-murid SD.

5. Program Pencegahan Penyakit (P2P), Usaha pencegahan dan

pemberantasan penyakit meliputi kegiatan pasif, dimana kegiatan pasif

adalah penderita mengunjungi puskesmas. Sedangakan kegiatan aktif

dimana petugas melakukan kunjungan ke rumah-rumah pasien untuk

melakukan penyuluhan dan pengobatan. Kegiatan P2P yang dilakukan

di Puskesmas Medan Johor meliputi: a) Penyuluhan mengenai bahaya

dan cara menularnya penyakit di puskesmas, posyandu dan balai desa,

terutama tentang DBD, ISPA, Diare, Tuberculosis Paru, Flu Burung,

HIV/ AIDS, b) Menemukan dan memberantas sumber infeksi, c)

Menemukan dan mengobati penyakit, d) Menggerakkan masyarakat

dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah merupakan

upaya yang dilakukan meliputi 3M + 1T (Menguras, Menutup,

Mengubur, Telungkup) dan, e) Bila ada kasus DBD melakukan PE dan

Fogging diwilayah kerja yang dilakukan di kecamatan, kelurahan,

(26)

6. Pengobatan, Pengobatan dan perawatan adalah menegakkan diagnosa

penyakit. Tujuan dari pengobatan itu sendiri adalah memberikan

pertolongan segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang

ditemukan untuk mengembalikan fungsi vital tubuh serta meringankan

penderita dari sakitnya. Kegiatan yang dilakukan dalam pengobatan

adalah memeriksa dan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat

kepada pasien melalui apotik yang terdapat pada puskesmas. Pelayanan

pengobatan gratis diberikan kepada pasien yang mempunyai KTP/KRT,

ASKES, JAMKESMAS. Selain memberikan obat diberikan juga

penyuluhan kepada pasien tentang aturan memakan obat. Di bagian

ruang perawatan juga dilakukan pengobatan dan tindakan bila ada

kecelakaan seperti membersihkan luka dan hecting sesuai kondisi pasien.

7. Pencatatan dan Laporan, Pencatatan dan pelaporan sangat penting bagi

mutu suatu unit organisasi antara lain Puskesmas. Pencatatan dan

pelaporan bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan atau

kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: a)

Pencatatan, berupa administrasi, registrasi imunisasi dan registrasi

kegiatan-kegiatan lain, b) Pelaporan, berupa laporan mingguan, laporan

dilakukan pada kasus diare, laporan bulanan, laporan tahunan dan

(27)

Sedangkan untuk program pengembangan Puskesmas Medan Johor

ada enam program yaitu:

1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), UKS adalah salah satu program

pengembangan yang ada pada Puskesmas dimana salah satu tujuannya

adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan sedini mungkin di

lingkungan sekolah terhadap peserta didik dan lingkungan yang sehat di

sekolah, sehingga dengan demikian tercipta budaya sehat terhadap

siswa dan akan berkembang di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Kegiatannya: a) Memberikan penyuluhan di sekolah, b) Melaksanakan

BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah), c) Mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk berperan aktif dalam pelayanan

kesehatan (dokter kecil, dokter remaja, PMR).

2. Usaha kesehatan olahraga, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

penerangan kepada pengunjung agar menjaga kesehatan kebugaran

tubuh dengan berolahraga di Puskesmas Medan Johor sendiri, kegiatan

kesehatan olah raga sampai saat ini belum berjalan baik. Berdasarkan

pengkajian didapatkan bahwa usaha kesehatan olah raga sampai sejauh

ini belum dilaksanakan di Puskesmas Medan Johor, dibuktikan dengan

tidak adanya kegiatan serta laporan kegiatan tersebut.

3. Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS). Kegiatan yang

dilakukan berupa: a) Memberikan pelayanan keperawatan secara

menyuluruh kepada pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan

(28)

Membantu keluarga dan masyarakat mengenai kebutuhan kesehatannya

sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan

batas-batas kemampuan mereka, c) Menunjang program kesehatan lainnya

dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan

kesehatan, individu dan keluarga.

4. Kesehatan Usia Lanjut, Kegiatan yang dilakukan antara lain: a)

Melakukan pendataan terhadap jumlah usila dalam wilayah kerja, b)

Memberikan makanan tambahan dan vitamin disertai senam lansia

setiap hari minggu di Lingkungan III, c) Posyandu lansia di wilayah

kerja Puskesmas Medan Johor ada tiga posyandu lansia, di setiap

lingkungan ada satu.

5. Program Pendukung laboratorium, di Puskesmas Medan Johor

pelayanan laboratorium meliputi pemeriksaan asam urat, gula darah,

BTA, Hb, LED, Trombosit, planotest.

6. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut, dilaksanakan di klinik gigi

Puskesmas Medan Johor dibawah pimpinan dokter gigi dalam bentuk

pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan penyuluhan.

Pola makan adalah cara-cara individu dan kelompok individu

memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang tersedia, yang

didasarkan faktor-faktor sosial dan budaya dimana mereka hidup. Pola

makan tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kebiasaan,

kesenangan, agama, ekonomi, lingkungan sesuatu yang kompak yag dapat

(29)

hipertensi melalui pengaturan makanan pada dasarnya dengan mengurangi

konsumsi garam/diet garam rendah, diet rendah lemak, dan diet rendah

kalori bila obesitas serta diet tinggi serat (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004).

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan.

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau

pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,

tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku.

Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan/promosi

kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencehagan dari Leavel

and Clark yaitu:

1. Promosi kesehatan, pendidikan kesehatan yang diperlukan adalah

peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan,

kesehatan perorangan dll

2. Perlindungan khusus, seperti imunisasi

3. Diagnosis segera dan pengobatan segera, secara umum penyakit-penyakit

yang terjadi di masyarakat sering sulit terdeteksi karena informasi

tentang hal tersebut minimal. Oleh sebab itu peran pendidikan kesehatan

sangat diperlukan pada tahap ini terutama penyebarluasan informasi

kesehatan dan penyakit.

4. Pembatasan cacat, pendidikan kesehatan diperlukan agar masyarakat yang

telah sakit tidak jatuh ke dalam kecacatan, misalnya penyakit Diabetes

(30)

5. Rehabilitasi, bila masyarakat telah sembuh dari penyakitnya,

kadang-kadang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya diperlukan

latihan-latihan untuk tetap mempertahankan kualitas hidupnya (Sharon, 2007)

Pendidikan kesehatan yang berupa penyuluhan kesehatan mengenai

diit hipertensi diberikan agar masyarakat dapat menjaga kestabilan tekanan

darah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa

keluarga dengan hipertensi mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi

makanan seperti biasanya tanpa ada pengaturan atau pembatasan garam

pada masakan yang dihidangkan. Penyuluhan kesehatan ini diharapkan

dapat mengubah kebiasaan makan masyarakat dengan hipertensi untuk

mulai menghindari makanan yang dapat memperburuk kondisi kesehatan

klien (Hayens, 2003).

2. Analisa Situasi

Berdasarkan data yang diperoleh dari identifikasi awal terhadap

pelaksanaan program prioritas Puskesmas Medan Johor, diketahui bahwa

dalam pengembangan program Promosi Kesehatan, dikenal pula istilah

PendidikanKesehatan yaitu segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Hasil yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan adalah perilaku

kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

(31)

menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tidak mampu mencapai

tujuannya, apabila memfokuskan pada upaya-upaya perubahan perilaku

saja. Pendidikan kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan.

Salah satu upaya promosi kesehatan yang perlu mendapat perhatian

adalah klien dengan hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab kematian

nomor 3 setelah stroke da

kematian pada semua umur di Indonesia

sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas

normal, yaitu 140/90 mmHg. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi

hipertensi di Indonesia (berdasarkan pengukuran tekanan darah) sangat

tinggi, yaitu 31,7 persen dari total penduduk dewasa. Prevalensi ini jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan Singapura (27,3 persen), Thailand (22,7

persen), dan Malaysia (20 persen).

Upaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan nilai kesehatan, sehingga dengan sadar mau mengubah

perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasarannya yaitu kelompok-kelompok

masyarakat yang beresiko tertular penyakit maupun masyarakat umum.

Upaya ini dilakukan melalui penyuluhan, baik di klinik, ke rumah-rumah

maupun balai pertemuan, tidak saja melalui ceramah, tetapi juga

menggunakan alat peraga. (Muninjaya, 2004)

Di Puskesmas Medan Johor pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

(32)

masyarakat dengan 1654jumlah kunjungan.Pada tahun 2012 diperoleh

kunjungan masyarakat dari bulan Januari hingga Februari terdapat 166

kunjungan masyarakat ke Puskesmas Medan Johor. Penanganan pasien yang

datang berobat dengan keluhan hipertensi meliputi anamnesa mengenai

tanda dan gejala, pemeriksaan tekanan darah, pemberian obat untuk

menurunkan tekanan darah tinggi serta anjuran untuk menjauhi makanan

pemicu meningkatnya tekanan darah (Profil Kesehatan Puskesmas Medan

Johor, 2012).

3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dilakukan dengan melihat adanya kesenjangan

antara pencapaian dengan target/tujuan yang ditetapkan oleh puskesmas.

Adapun masalah yang ditemukan adalah 1) penemuan kasus hipertensi

masih rendah, 2) penyuluhan kesehatan kepada masyarakat (promosi

kesehatan)di Puskesmas Medan Johor mengenai diet hipertensi belum

dilakukan secara maksimal, 3) belum adanya media yang digunakan oleh

petugas dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien hipertensi

yang berkunjung ke puskesmas.Program promosi kesehatan mengenai

hipertensi masih perlu dikembangkan karena belum mencapai aspek

promotif dan preventif. Belum terdapat penyuluhan tentang gizi pada

(33)

4. Rencana Penyelesaian Masalah

Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi, seperti penyuluhan

(promosi kesehatan) dan pendekatan penemuan berbasis masyarakat dan

penemuan berbasis masyarakat (community based approach = CBA) yang dilakukan pada sekelompok masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Medan

Johor dengan menggunakan media leaflet, dan booklet. Optimalisasi

pelayanan dapat dilakukan dengan mengembangkan program preventif dan

promosi kesehatan, dalam hal ini dapat dilakukan dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga pada saat kegiatan di

komunitas dengan metode kunjungan ke rumah (home visit), mengajarkan pasien dan keluarga tentang pengaturan menu makanan dan pengolahan

makanan, menyampaikan informasi tentang diet hipertensi melalui

komunikasi dan pendidikan kesehatan.

5. Implementasi

Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu langkah yang diambil

yaitu dengan mengadakan pembuatan leaflet. Leaflet yang dibuat yaitu

tentang diet hipertensi, karena dalam memberikan asuhan keperawatan

seorang perawat harus memberikan perawatan secara komprehensif. Selain

itu, juga dilakukan kegiatan lainnya seperti mengukur tingkat pengetahuan

pasien tentang diet hipertensi, mengukur tekanan darah, serta menjelaskan

kepada pasien dan keluarga dalam mengatur dan mengolah makanan untuk

(34)

kebutuhan gizi pasien terpenuhi. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam bentuk

leaflet dan booklet.

6. Evaluasi

Evaluasi kegiatan akan dilakukan melalui pengamatan langsung,

wawancara dan diskusi tentang pendidikan kesehatan yang telah diberikan

tentang pengetahuan keluarga terhadap diethipertensi, pengukuran tekanan

darahpasien hipertensi setelah dilakukan intervensi dan implementasi. Hal

ini dilakukan untuk melihat keefektifan komunikasi, informasi, dan

pendidikan kesehatan. Hasil yang diperoleh berdasarkan evaluasi

pengetahuan keluargadan pasien tentang diet hipertensi yang telah diberikan

adalah keluargadan pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

sekitar 75%, meningkatnya pengetahuan pasien, terjadinya perubahan sikap

yang positif dan perubahan perilaku pasien. Pasien juga mengajukan

pertanyaan tentang diet hipertensi serta mampu mengulang apa yang telah

dijelaskan.

C. Pembahasan

Berdasarkan analisa masalah telah ditemukan masalah yaitu

pelaksanaan program peningkatan gizi khususnya peningkatan gizi keluarga

yang dilakukan melalui puskesmas dan posyandu bayi dan balita kurang

maksimal dan belum merata.

Promosi kesehatan adalah sebuah program yang sangat penting

(35)

Promosi kesehatan termasuk dalam tujuh program pokok atau wajib yang

harus dilaksanakan di Puskesmas. Promosi kesehatan memberikan

pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya pola hidup atau kebiasaan

hidup sehat sehingga diharapkan akan terjadi perubahan sikap dan perilaku

masyarakat menjadi perilaku yang sehat.

Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa 93,6 persen penduduk

Indonesia kurang makan buah dan sayur. Keripik kentang (potato chips) dan sejenisnya yang merupakan jajanan berkadar garam tinggi juga menjadi

kegemaran anak-anak.Riskesdas 2007 melaporkan, hampir seperempat (24,5

persen) penduduk Indonesia yang berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi

makanan asin setiap hari. Maka, konsumsi garam di masyarakat kita masih

terbilang tinggi, yaitu 15 gram per orang per hari. Angka ini jauh dari batas

maksimal yang dianjurkan, yaitu 6 gram atau sekitar 1 sendok teh per orang

per hari. Garam adalah salah satu bahan yang harus dikurangi jika seseorang

ingin terhindar dari hipertensi.

Pendidikan kesehatan dimaksudkan agar masyarakat mengetahui

penyebab, tanda dan gejala, faktor resiko, penatalaksanaan dan komplikasi

yang akan terjadi bila tidak ditangani secara tepat. Pendidikan kesehatan

yang berupa penyuluhan kesehatan mengenai diit hipertensi diberikan agar

masyarakat dapat menurunkan tekanan darahnya dan melalui diit hipertensi

ini diharapkan masyarakat dapat menjaga kestabilan tekanan darah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa keluarga

(36)

seperti biasanya tanpa ada pengaturan atau pembatasan garam pada masakan

yang dihidangkan. Penyuluhan kesehatan ini diharapkan dapat mengubah

kebiasaan makan masyarakat dengan hipertensi untuk mulai menghindari

(37)

BAB III

PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Landasan Teori 1. Promosi Kesehatan

Ada dua pengertian dari promosi kesehatan, yaitu yang pertama

peningkatan kesehatan dan yang kedua promosi kesehatan diartikan sebagai

upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenal atau menjual kesehatan.

Dengan perkataan lain promosi kesehatan adalah memasarkan atau menjual

atau memperkenalkan pesan-pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan

sehingga masyarakat menerima atau membeli dalam arti menerima perilaku

kesehatan, atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya

masyarakat mau berperilaku hidup sehat. Dari pengertian yang kedua ini,

maka sebenarnya promosi kesehatan sebenarnya sama dengan pendidikan

kesehatan (health education) karena pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

(Notoatmodjo, 2007)

Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan

secara global terdiri dari 3 (tiga) hal, yaitu:

a. Advokasi (advocacy) yaitu kehiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang

diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi dilakukan

kepada pejabat yang merupakan penentu kebijakan di berbagai sector,

dan diberbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung

(38)

b. Dukungan social (social support) yaitu kegiatan untuk mencari dukungan social melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh

masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama dari kegiatan ini

adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sector

kesehatan sebagai program kesehatan dengan masyarakat (penerima

program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan social melalui

toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program

kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi

terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga

dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana atau membina suasana

kondusif terhadap kesehatan.

c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yaitu strategi promosi di kesehatan yang ditujukan langsung pada masyarakat. Tujuan utama

pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Visi Promosi

Kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan

dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyulluhan kesehatan,

pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk,

misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan

pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan tampak terhadap kemampuan dan

(39)

2. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari

tahu dan ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang

baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang beruntun yaitu:

1) Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut disini sikap subjek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya) hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

(40)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan

penelitian yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Roger, 1974).

b. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

Menurut Notoatmodjo dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat

(1997) pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall), terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

(41)

4) Analisis (Analysis)

Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas

(Notoatmodjo, 1993).

3. Konsep Sikap (Attitude)

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa

(42)

An enduring system of positive or negative evaluations, emotional feelings, and pro or conection tendencies will resepect to social object” (Krech et al, 1982).

“An individual’s social attitude in an syndrome of respons consistency with regard to social objects” (Campbell, 1950).

“ A mental and neural state of rediness, organized through experlence, excerting derective or dynamic influence up on the individual’s respons to all objects and situations with which it is related” (Allport, 1954).

“Attitude with situational and other dispositional variables guides and direct the obsert behavior of the individual” (Cardno, 1955).

Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa manifestasi

sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih

dahulu dan perilaku yang tertutup stimulus tertentu. Dalam kehidupan

sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sosial.

Newcomb (Notoatmodjo, 2007) adalah seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum

(43)

dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu objek.

Dalam kegiatan lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terahdap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkat, yakni:

a. Menerima (receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang

terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap

ceramah-ceramah.

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan

suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti

(44)

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

4. Konsep Praktek atau Tindakan (Practice)

Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujudnya

dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu

kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor

fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (guided respons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

(45)

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai praktek tingkat tiga.

d. Adaptasi (adaption)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya sendiri

tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut (Notoatmodjo, 2007).

5. Konsep Hipertensi a. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh

nadi dari peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah

di bedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.

Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten di

mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90

mmHg, pada populasi manula hipertensi di defenisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg(Brunner & Suddarth vol 2 :200).

Hipertensi menurut Mansjoer dkk (2001) hipertensi adalah tekanan

(46)

pasien memakai obat anti hipertensi. Hipertensi (HTN) adalah peningkatan

tekanan darah arteial abnormal yang langsung terus-menerus.

Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung

menguncup (sistole). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali (diastole). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan darah

diastolik.tekanan darah manusia selalu berayun-ayun antara tinggi dan

rendah sesuai dengan detak jantung.

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di

mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan

meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka

yang lebih tinggi di peroleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka

yang lebih rendah akan di peroleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).

Tekanan darah di tulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan

diastolik,misalnya 120/80 mmHg, di baca seratus dua puluh per delapan

puluh.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140

mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan

tekanan diastolik dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan

pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang

(47)

usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampao usia 55-60

tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun drastis.

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila

tidak diobati akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.

Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan

anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah

daripada orang dewasa. Tekanan darah juga diperngaruhi oleh aktivitas

fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih

rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda;

paling tinggi di waktu pagi ahri dan paling rendah pada saat tidur malam

[image:47.595.121.474.459.636.2]

hari.

Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah pada dewasa

Kategori Tekanan darah

sistolik

Tekanan Darah Diastolik

Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg Stadium I

(hipertensi ringan)

140-159 mmHg 90-99 mmhg

Stadium 2 (hipertensi sedang)

160-179 mmHg 100-109 mmHg

Stadium 3 (hipertensi berat)

180-209 mmHg 110-119 mmHg

Stadium 4 (hipertensi maligna)

(48)
[image:48.595.88.510.121.245.2]

Tabel 2 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa usia > 18 tahun

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal < 130 < 85

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi

a. Stadium I (ringan) 140-159 90-99

b. Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109

c. Stadium 3 (berat) 180-209 110-119

d. Stadium 4 (sangat berat) > 210 < 120

b. Penyebab Penyakit Hipertensi

Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau

disebabkan oleh hipertensi primer, maka secara umum yang disebut

hipertensi primer. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti

penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang

sering menyebabkan hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor

keturunan, ciri perseorangan dan kebiasaan hidup.

1) Faktor Keturunan

Dari data statistik terbukti seseorang akan memiliki kemungkinan lebih

besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita

hipertensi.

2) Ciri Perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah

umur, jenis kelamin dan umur yang bertambah akan menyebabkan

terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih

tinggi dibandingkan wanita. Juga statistik di Amerika menunjukkan

prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih

(49)

3) Kebiasaan Hidup

Kebiasaan hirup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan (makan berlebihan) stres

dan pengaruh lain.

1) Konsumsi garam yang tinggi

Dari data statistik ternyata dapat diketahui bahwa hipertensi jarang

diderita oleh suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam yang

rendah. Dunia kedokteran juga telah membuktikan bahwa pembatasan

konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah dan pengeluaran

garam (natrium) oleh obat diuretik (pelancar kencing) akan menurunkan

tekanan darah.

2) Kegemukan atau makan berlebihan

Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau

lebih dari berat badan ideal obesitas adalah penumpukan jaringan lemak

tubuh yang berlebihan dengan perhitungan IMT ≥ 27,0. Pada orang yang

menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih

berat oleh sebab itu lebih cepat merasa gerah dan kelelahan akibat dari

obesitas para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler,

hipertensi dan diabetes mellitus.

3) Stres atau ketegangan jiwa

Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf

(50)

intermiten (tidak menentu) stress yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.

Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam

rasa takut) dapat merangsang belajar anak ginjal melepaskan hormone

adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,

sehingga tekanan darah akan meningkat, jika stress berlangsung cukup

lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul

kelainan organis atau perubahan patologis, gejala yang muncul dapat

berupa hipertensi atau penyakit maag. (Arora, 2008).

4) Pengaruh lain

Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah yaitu.

a) Merokok

Nikotin penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung,

saraf, otak dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin

juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan

tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi otot jantung selain

itu meningkatkan kebutuhan oksigen jantung dan dapat

menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) serta berbagai

kerusakan lainnya. (Arora, 2008)

b) Olahraga

Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan

(51)

tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan angkat besi. (Sarwono,

1994).

Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah

jalan kaki, bersepeda, senam, berenang dan aerobic, olahraga yang

bersifat kompetisi dan meningkatkan kekuatan tidak dibolehkan bagi

penderita hipertensi karena akan memacu emosi sehingga akan

mempercepat peningkatan tekanan darah.

c) Minum obat-obatan, misal ephedrin, prednison,

epinefrin,minumanberalkohol.(Gunawan, 2001)

c Gejala Penyakit Hipertensi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya

tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,

pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada

penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang

normal.

Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan

yang lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali

hipertensi disebut sebagai silent killer karena dua hal yaitu:

1) Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki

(52)

kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi,

hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur.

2) Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko

besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti strike,

serangan jantung, gagal jantung dan gagal ginjal.

Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa

timbul gejala berikut: Sakit kepala,kelelahan,jantung berdebar-debar,

mual,muntah,sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi

karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal,.telinga

berdenging, sering buang air kecil terutama di malam hari.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran

dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini

disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. (Macnair, 2007).

d Patosifisiologi

ACE (Angiotensin Converting Enzyme), memegang peran fisiologi penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen

yang diproduksi di hati selanjutnya oleh hormone, rennin akan diubah

menjadi angiotensin 1, oleh ACE yang terdapat di paru-paru angiotensin 1

diubah menjadi angiotensin II (peranan kunci dalam menaikkan tekanan

darah melalui dua aksi utama.

1) Meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus, ADH

(53)

untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya

ADH sangat sedikit urin yang dieksresikan keluar tubuh sehingga

menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya untuk mengencerkanya volume

cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan di

bagian intra seluler akibatnya volume darah meningkat yang pada

akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

2) Menstimulasi sekrsi aldosteron dari korteks adrenal, aldosteron

merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal

untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan

mengurangi eksresi NaCl dengan cara mengabsorbsinya dari tubulus

ginjal. Naiknya kosentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara

meningkatkan volume cairan ekstra seluler yang pada giliranya akan

meningkatkan volume dan tekanan darah. (Shadine, 2010).

e Penatalaksanaan

Bagi penderita tekanan darah tinggi penting mengenal hipertensi

dengan membuat gaya hidup positif. Jika anda baru saja menemukan

tekanan darah anda tinggi atau tidak normal, tidak perlu khawatir ada 7

langkah untuk mengatasinya antara lain:

1) Mengatasi Risiko

Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan berikut: apakah anda memiliki

sejarah keluarga penderita hipertensi? Apakah anda memiliki berat

badan berlebihan? Apakah anda makan makanan berkadar garam tinggi?

(54)

anda ya pada salah satu pertanyaan diatas anda berisiko memiliki

tekanan darah tinggi.

2) Mengontrol pola makan

Apabila anda ingin terhindar dari risiko hipertensi jauhi makanan

berlemak dan mengandung garam.

3) Tingkat konsumsi potassium (K) dan magnesium (mg)

Pola makan yang rendah potassium dan magnesium menjadi salah satu

faktor pemicu tekanan darah tinggi, buah-buahan dan sayur segar adalah

sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut.

4) Makan makanan jenis padi-padian

Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal Clinical Nutrition ditemukan pria yang makan sedikitnya satu porsi perhari sereal dari jenis padi-padian kecil kemungkinan terkena penyakit hingga 20%.

5) Tingkat aktifitas

Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap

tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya

menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan

tekanan darah. Jika anda menyandang tekanan darah tinggi, latihan

aerobic sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari setiap

minggu dapat menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang dapat

mengontrol tekanan darah adalah : berjalan kaki, bersepeda, berenang,

(55)

Tidak diragukan meningkatk

Gambar

Tabel 1.  Jumlah Sarana Kesehatan Tahun 2011
Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah pada dewasa
Tabel 2 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa usia > 18 tahun
Tabel 3 Pembagian Makanan Sehari
+3

Referensi

Dokumen terkait

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Klien TB paru di Komunitas 1.. Konsep Dasar

dengan ibu belum pernah mendapat informasi tentang tumbuh kembang balita. Resiko tinggi gangguan integritas kulit pada balita berhubungan dengan kurangnya pengetahuan akan

Bab II Pengelolaan Kasus 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Klien TB Paru di

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada Klien Diabetes Melitus di Komunitas 1. Konsep Dasar Asuhan Keperawata Kasus

Dapat memperkaya konsep atau teori dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi kurang dari

Bab II Pengelolaan Kasus 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Klien TB Paru di

usia remaja adalah usia rentan mengalami masalah karena pada masa ini adalah masa pencarian identitas dan ingin dikenal oleh remaja lainnya, dengan melakukan apa saja

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan yaitu, melakukan penyuluhan kesehatan mengenai konsep penyakit hipertensi, diet yang baik untuk penderita hipertensi, setelah itu