L A P O R A N P B L K
Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi
di Kelurahan Gedung Johor
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Mata Ajar Pengalaman Belajar Lapangan Komprehensif
Oleh
Elisabeth Stefani, S.Kep 071101057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERSTAHAP PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur serta kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus atas
berkat dan kasihNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan
laporan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) dengan judul
Pengelolaan ”Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor” yang menjadi salah satu syarat bagi penulis untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Pada lembaran ini, penulis mengucapkan terima kasih setulusnya
kepada mereka yang telah memberikan perhatian dan apresiasi terhadap
pembuatan laporan ini. Ucapan terima kasih kepada keluarga binaan yang
berada di Lingkungan V Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor
atas kerjasama dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis selama
mengikuti kegiatan PBLK. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih
atas arahan dan dukungan yang sangat berharga dalam pembuatan laporan
ini yaitu kepada Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS sebagai dosen
pembimbing. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan
kepada kedua orang tua dan kedua adik tercinta atas dukungan melalui doa
serta perhatian yang selalu diberikan. Selanjutnya ucapan terima kasih juga
penulis ucapkan kepada Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Ibu Erniyati, S.Kp,
Utara. Seluruh dosen, staf pengajar, staf administrasi di Fakultas
Keperawatan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan
berbagai pihak yaitu kepada Tirolyn, Marliyani, Wahyu, Monica, Restiana,
Nuraidar, dan teman-teman profesi ners yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Semoga Tuhan selalu mencurahkan berkat dan kasih karuniaNya
yang melimpah kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
penulis. Harapan penulis semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Medan, Juli 2012
Judul : Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor
Nama Mahasiswa : Elisabeth Stefani
NIM : 071101057
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep) Tahun Akademik : 2011/2012
Abstrak
Promosi kesehatan adalah sebuah program yang sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya pola hidup atau kebiasaan hidup sehat sehingga diharapkan akan terjadi perubahan sikap dan perilaku masyarakat menjadi perilaku yang sehat. Salah satu upaya promosi kesehatan yang perlu mendapat perhatian adalah klien dengan hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Di PuskesmasMedan Johor pada tahun 2011 menunjukkan bahwa hipertensi menduduki peringkat ketiga dari 10 penyakit yang terbanyak di masyarakat dengan 1654jumlah kunjungan.Pada tahun 2012 diperoleh kunjungan masyarakat dari bulan Januari hingga Februari terdapat 166 kunjungan masyarakat ke Puskesmas Medan Johor.
Tujuan dari PBLK ini adalah untuk mengaplikasikan konsep/teori asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai diet hipertensi yang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pasien dan keluarga dalam upaya mengikuti diet hipertensi sebagai upaya menerapkan pola hidup sehat. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya promosi kesehatan bagi pasien hipertensi adalah penyuluhan kesehatan, dengan media leaflet, pengaturan menu dengan media booklet, dan pengukuran tanda-tanda vital.Kegiatan praktek belajar lapangan komprehensif (PBLK) komunitas dilakukan selama 4 minggu di lingkungan VI Kelurahan Gedung Johor mulai tanggal 11 Juni 2012 sampai dengan 7 Juli 2012. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi adalah terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap positif dan perubahan perilaku pasien menjadi pelaku diet hipertensi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur serta kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus atas
berkat dan kasihNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan
laporan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) dengan judul
Pengelolaan ”Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor” yang menjadi salah satu syarat bagi penulis untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Pada lembaran ini, penulis mengucapkan terima kasih setulusnya
kepada mereka yang telah memberikan perhatian dan apresiasi terhadap
pembuatan laporan ini. Ucapan terima kasih kepada keluarga binaan yang
berada di Lingkungan V Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor
atas kerjasama dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis selama
mengikuti kegiatan PBLK. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih
atas arahan dan dukungan yang sangat berharga dalam pembuatan laporan
ini yaitu kepada Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS sebagai dosen
pembimbing. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan
kepada kedua orang tua dan kedua adik tercinta atas dukungan melalui doa
serta perhatian yang selalu diberikan. Selanjutnya ucapan terima kasih juga
penulis ucapkan kepada Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Ibu Erniyati, S.Kp,
Utara. Seluruh dosen, staf pengajar, staf administrasi di Fakultas
Keperawatan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan
berbagai pihak yaitu kepada Tirolyn, Marliyani, Wahyu, Monica, Restiana,
Nuraidar, dan teman-teman profesi ners yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Semoga Tuhan selalu mencurahkan berkat dan kasih karuniaNya
yang melimpah kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
penulis. Harapan penulis semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Medan, Juli 2012
DAFTAR ISI
Lembar Sampul ... i
Halaman Pengesahan ... ii
Abstrak ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... viii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 5
C. Manfaat ... 5
II. PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN ... 7
A. Konsep Dasar ... 7
B. Analisa Wilayah Binaan Kelurahan Gedung Johor ... 10
1. Pengkajian ... 10
2. Analisa Situasi ... 20
3. Perumusan Masalah ... 22
4. Rencana Penyelesaian Masalah ... 23
5. Implementasi ... 23
6. Evaluasi ... 24
C. Pembahasan ... 24
III. PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN ... 27
A. Landasan Teori ... 27
1. Promosi Kesehatan ... 27
2. Konsep Pengetahuan ... 29
a. Pengertian Pengetahuan ... 29
b. Tingkat Pengetahuan ... 30
3. Konsep Sikap ... 32
4. Konsep Praktek atau Tindakan ... 34
5. Konsep Hipertensi ... 35
a. Pengertian Hipertensi ... 35
b. Penyebab penyakit Hipertensi ... 38
c. Gejala Penyakit Hipertensi ... 41
d. Patofisiologi Hipertensi ... 42
e. Penatalaksanaan ... 43
f. Pengobatan pada Hipertensi ... 46
g. Pemeriksaan Penunjang ... 47
h. Komplikasi... 47
6. Penatalaksanaan Diet bagi Penderita Hipertensi ... 48
a. Pola Makan pada Klien hipertensi ... 49
1) Diet Rendah garam ... 50
3) Diet Tinggi Serat ... 52
4) Diet Kalori ... 53
a. Daftar Diet Rendah Garam ... 53
b. Daftar Makanan untuk Penderita Hipertensi ... 54
c. Mengatur Menu Makanan ... 55
B. Tinjauan Kasus ... 59
1. Pengkajian ... 59
2. Perumusan Masalah ... 67
3. Menyusun Rencana Tindakan ... 68
4. Implementasi ... 69
5. Evaluasi ... 70
IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
1. Pengelolaan Manajemen Asuhan Keperawatan ... 77
a. Manajemen Asuhan keperawatan Komunitas di Lingkungan secara Kelompok ... 77
b. Manajemen Asuhan keperawatan Komunitas di Lingkungan secara Individu ... 78
2. Pengelolaan Manajemen Pelayanan Keperawatan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kontrak Belajar PBLK Lampiran 2 : Lembar Pengkajian
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Hipertensi Lampiran 3 : Leaflet Hipertensi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa... 37
Tabel 2 Klasifikasi Tekanan darah pada Orang dewasa Usia > 18 tahun ... 38
Tabel 3 Pembagian Makanan Sehari ... 50
Tabel 4 Daftar Diet Rendah garam ... 53
Tabel 5 Makanan yang Dianjurkan ... 54
Judul : Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor
Nama Mahasiswa : Elisabeth Stefani
NIM : 071101057
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep) Tahun Akademik : 2011/2012
Abstrak
Promosi kesehatan adalah sebuah program yang sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya pola hidup atau kebiasaan hidup sehat sehingga diharapkan akan terjadi perubahan sikap dan perilaku masyarakat menjadi perilaku yang sehat. Salah satu upaya promosi kesehatan yang perlu mendapat perhatian adalah klien dengan hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Di PuskesmasMedan Johor pada tahun 2011 menunjukkan bahwa hipertensi menduduki peringkat ketiga dari 10 penyakit yang terbanyak di masyarakat dengan 1654jumlah kunjungan.Pada tahun 2012 diperoleh kunjungan masyarakat dari bulan Januari hingga Februari terdapat 166 kunjungan masyarakat ke Puskesmas Medan Johor.
Tujuan dari PBLK ini adalah untuk mengaplikasikan konsep/teori asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai diet hipertensi yang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pasien dan keluarga dalam upaya mengikuti diet hipertensi sebagai upaya menerapkan pola hidup sehat. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya promosi kesehatan bagi pasien hipertensi adalah penyuluhan kesehatan, dengan media leaflet, pengaturan menu dengan media booklet, dan pengukuran tanda-tanda vital.Kegiatan praktek belajar lapangan komprehensif (PBLK) komunitas dilakukan selama 4 minggu di lingkungan VI Kelurahan Gedung Johor mulai tanggal 11 Juni 2012 sampai dengan 7 Juli 2012. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi adalah terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap positif dan perubahan perilaku pasien menjadi pelaku diet hipertensi.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita
oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga
banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita
hipertensi. Gejalanya terkadang tidak terasa, maka hipertensi menjadi salah
satu penyakit yang disebut sebagai silent killer, karena penyakit hipertensi mengakibatkan berbagai komplikasi pembuluh darah yang dapat
menyebabkan penyakit jantung koroner, ginjal dan stroke dikemudian hari
(Peter, 2006).
Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi
faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang
dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor
risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan
makan garam), alkohol, stres dan kelebihan berat badan (obesitas)(Peter, 2006).
Penyakit hipertensi ini terjadi karena salah satu akibat masalah yang
sering muncul dari perubahan gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan
yang tinggi garam, stress yang dialami, obesitas. Bagi laki-laki kebiasaan
merokok, minum-minuman beralkohol akan memacu timbulnya hipertensi.
hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet / pola makan seperti
rendah garam, rendah kolesterol dan lemak, dan tidak mengkomsusi alkohol
dan rokok(Peter, 2006).
Berkaitan dengan gaya hidup, maka pengetahuan, sikap dan
kepatuhan menjadi faktor utama agar penyakit hipertensi ini tidak
berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah. Kepatuhan terhadap diet
yang meliputi diet rendah garam, rendah kolesterol dan rendah lemak sangat
diperlukan.Kepatuhan sendiri sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan
sikap penderita.Pengetahuan akan mempengaruhi kompetensi perasaan
dalam mengatur gejala. Seseorang yang faham tentang hipertensi dan
berbagai penyebabnya maka akan melakukan tindakan sebaik mungkin agar
penyakitnya tidak berlanjut (Schere dan Bruce, 2001). Faktor kepatuhan
yang lain adalah sikap. Sikap menjadi faktor yang paling kuat, karena
dengan sikap ingin sembuh dan keinginan untuk menjaga kondisi tubuh
tetap sehat akan berpengaruh terhadap penderita untuk mengontrol diri
dalam berperilaku sehat. Kemampuan penderita hipertensi agar tidak
menjadikan penyakitnya semakin parah adalah menjaga perilaku pola
makan yang salah satunya adalah melakukan diet rendah garam
(Notoatmodjo, 2007).
Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%.
Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan
terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di
tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005,
kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar
26,3% dengan faktor utama adalah hipetensi. Prevalensi hipertensi di
Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-21%. Data secara
nasional yang ada belum lengkap, karena sebaguan besar penderita
hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi
umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya (Kusuma, 2010).
Profil kesehatan Puskesmas Medan Johor pada tahun 2011
menunjukkan bahwa hipertensi menduduki peringkat ketiga dari 10
penyakit yang terbanyak di masyarakat dengan 1654jumlah kunjungan di
tahun 2011.Pada tahun 2012 diperoleh kunjungan masyarakat dari bulan
Januari hingga Februari terdapat 166 kunjungan masyarakat ke Puskesmas
Medan Johor. (Profil Kesehatan Puskesmas Medan Johor, 2012)
Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan terhadap 5 orang
penderita hipertensi diketahui bahwa pada dasarnya para pasien ini
mengetahui bahwa mereka harus mengurangi konsumsi garam. Namun
demikian, ternyata mereka menunjukkan sikap yang kurang mendukung
dimana setiap hari kandungan garam yang dikonsumsi masih cukup tinggi.
Hal ini terjadi karena sudah menjadi kebiasaan selera makan bahwa kalau
masakan yang dirasakan kurang asin maka akan mengurangiselera makan
mendapat dukungan dari keluarga dimana anggota keluarga mereka
memang menyukai masakan yang terasa asin daripada masakan yang manis.
Sikap dan dukungan keluarga di atas yang menyebabkan penderita
hipertensi ini tidak dapat melakukan diet rendah garam secara sempurna.
Perilaku pasien yang ditemukan adalah tidak pernah mengontrol
kesehatannya dan tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi menyebabkan
pasien terkena serangan stroke pertama.
Berdasarkan hal di atas, penulis sangat tertarik untuk memberikan
promosi kesehatan mengenai diet hipertensi pada Praktik Belajar Lapangan
Komprehensif ini dengan anggota keluarga hipertensi di Lingkungan VI
Kelurahan Gedung Johor dimulai dari tanggal 11 Juni 2012 s/d 7 Juli 2012
sebagai suatu praktik pembelajaran pada penulis yang bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan dan mengaplikasikan teori dan konsep yang
telah didapat dari proses belajar di pendidikan. Pengelolaan pelayanan
keperawatan yang dapat diberikan yakni promosi kesehatan mengenai
hipertensi yaitu penatalaksanaan perawat melalui program pengaturan diet
yaitu tentang pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dalam kepatuhan
melaksanakan diet. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya
promosi kesehatan bagi pasien hipertensi adalah penyuluhan kesehatan,
memberikan booklet dan leaflet, pengaturan menu, dan pengukuran
B. Tujuan
Tujuan dari PBLK ini adalah untuk mengaplikasikan konsep/teori
asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai diet hipertensi yang akan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku pasien dan keluarga dalam upaya mengikuti diet
hipertensi sebagai upaya menerapkan pola hidup sehat.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
Melatih mahasiswa dalam melaksanakan keperawatan komunitas
khususnya pada pasien hipertensi sehingga mahasiswa dapat secara
langsung memberikan intervensi kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi sehingga hal ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan
mahasiswa.Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
menyusun kebijaksanaan yang dapat mencegah kejadian hipertensi pada
masyarakat.
2. Pendidikan Keperawatan
Diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi
pendidikan keperawatan pada aspek aplikatifnya dan menjadi referensi
tersendiri untuk meningkatkan asuhan keperawatan dalam ruang lingkup
Keperawatan Komunitas khususnya perawatan pasien hipertensi.
3. Komunitas
Diharapkan secara langsung dapat menambah pengetahuan bagi
pasien dan keluarga dalam melaksanakan diet hipertensi sehingga dapat
menjaga kebugaran tubuhnya dengan menjaga diet rendah garam dengan
BAB II
PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN
A. Konsep Dasar
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu unit organisasi
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberi pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam suatu
wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok. Di Indonesia
puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh
(promotive, preventive, curative dan rehabilitative) (Depkes RI, 1991). Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Effendy, 1998).
Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yang bertempat di
kecamatan-kecamatan dimaksudkan sebagai pengganti keberadaan rumah
sakit dan klinik-klinik kesehatan yang bertanggung jawab atas pelayanan
kesehatan rakyat. Puskesmas juga sebagai instansi pemerintah yang wajib
bertanggung jawab atas kesejahteraan kesehatan masyarakat terutama ibu
pedalaman yang sulit untuk menjangkau rumah sakit dikarenakan akses
terhadap infrastruktur desa ang masih sangat kurang (Rahmat, 2010).
Puskesmas menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang
merupakan pusat pelayanan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Hal ini meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat pribadi dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan publik dengan tujuan
utamanya memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit (Effendi, 1998).
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah tercapaianya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan dengan berperilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator
Kecamatan Sehat 2012 yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama
yakni: (1) Lingkungan Sehat; (2) Perilaku Sehat; (3) Cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu; (4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan. Misi
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional
Fungsi pokok puskesmas menurut Mburak dan Chayatin (2009)
adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya,
membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, dan memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya. Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas melakukan beberapa
cara, yaitu merangsang masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat
tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya secara efektif
dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat bimbingan dan rujukan
medis kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuantidak menimbulkan
ketergantungan, memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada
masyarakat, bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program kesehatan.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II dan
bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada
Kepala Dinas Kesehatan Dati II, dan dalam urutan hierarki pelayanan
kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), puskesmas
berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama (Hatmoko, 2006).
Wilayah kerja puskesmas, berupa kecamatan, faktor kepadatan
penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaaan infra sturuktur
lainnya. Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas berupa satu kelurahan
yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga
mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh
sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk/ luas wilayah yang masih
efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan adalah suatu area
dengan jarak 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal
adalah area dengan jarak 3 km (Notoadmodjo, 2007).
Upaya tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas
dibagi atas 2 kelompok yaitu upaya kesehatan wajib (upaya promosi
kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta
keluarga berencana, upaya peningkatan gizi masyarakat, upaya pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular (P2M), upaya pengobatan, dan upaya
pencatatan dan pelaporan) dan upaya pengembangan yaitu upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatan olah raga, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan
gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya
kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan pengobatan tradisional
(Effendy, 1998).
B. Analisa Wilayah Binaan Kelurahan Gedung Johor 1. Pengkajian
Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor memiliki wilayah
dengan luas 315 Ha yang terdiri dari 13 lingkungan. Jumlah seluruh
penduduk sebanyak 27.617 jiwa yang terdiri dari 5.749 kepala keluarga.
Dari jumlah tersebut terdapat jumlah balita 6781 orang dengan jumlah balita
Johor tidak memiliki Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes), tetapi terdapat
program PKK (Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga) yang salah satu
programnya adalah tentang kesehatan, di dalam pelaksanaannya PKK
bekerja sama dengan Puskesmas Medan Johor. Beberapa kegiatan PKK
tentang kesehatan ditujukan pada kesehatan ibu dan anak, pasangan usia
subur, ibu hamil, ibu menyusui dan lanjut usia. Untuk mendekatkan sistem
pelayanan kesehatan kepada golongan ini, dibentuk Pos Pelayanan Terpadu
(POSYANDU), dengan kader Posyandu yang terlatih.
Terdapat 5 Pelayanan Dasar di Posyandu, yaitu : Imunisasi, Gizi,
Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Penanggulangan
Diare. Secara teratur ibu hamil memeriksakan diri ke Posyandu dan
membawa anak balitanya untuk pemeriksaan kesehatan (penimbangan
berata badan anak dan imunisasi). Penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan
keluarga berencana diadakan di Posyandu, bahkan diadakan pula pemberian
makanan tambahan serta demonstrasi tentang makanan bergizi.
Puskesmas Medan Johor terletak di Jln.Karya Jaya no.5 Kelurahan
Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, kode pos 20143. Puskesmas
ini membawahi 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Pangkalan Masyhur yang
terdiri dari 15 lingkungan, Kelurahan Kwala Bekala yang terdiri dari 20
lingkungan dan Kelurahan Gedung Johor yang terdiri dari 13 lingkungan.
Adapun batas wilayah Puskesmas Medan Johor yaitu Kecamatan Medan
Kecamatan Maimun di sebelah Timur dan Kecamatan Medan
Selayang/Medan Tuntungan di sebelah Barat.
Sarana fisik yang dimiliki puskesmas Medan Johor meliputi :
Ruangan jaga petugas, ruang Lab, ruangan kartu, ruangan pili KIA/KB,
ruangan poli umum, ruangan poli gigi, ruang Kapus, ruang TB paru, ruang
pengobatan, kamar suntik, ruang pencatatan, gudang obat, kamar mandi, dan
westafel.
Tabel 1. Jumlah Sarana Kesehatan Tahun 2011
NO SARANA KESEHATAAN JUMLAH
1 R.S SWASTA 2
2 BALAI PENGOBATAN 8
3 KLINIK 6
4 APOTIK 15
5 PUSKESMAS 1
6 PUSKESMAS PEMBANTU 2
Sumber : Profil Puskesmas Medan Johor 2011
Visi Puskesmas Medan Johor adalah ”Terwujudnya kecamatan sehat sejahtera tahun 2012”, misinya adalah (1) Menggerakkan pembangunan berwawasan nusantara, (2) Mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, (3) Meningkatkan kesehatan yang bermutu
dan merata serta terjangkau, (4) Meningkatkan kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat, dan motto puskesmas POPULER (Peduli, Optimis,
Prioritas, Unggul, Loyal, Efektif, Responsif). Adapun tujuan puskesmas
antara lain (1) Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Medan Johor, (2) Membina peran serta masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Medan Johor dalam rangka meningkatkan
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Medan Johor.
Selain itu Puskesmas Medan Johor juga memiliki norma yang
harus dipatuhi oleh setiap pegawai puskesmas antara lain: 1) Iman dan
taqwa, 2) Setia dan taat, 3) Disiplin, 4) Jujur, 5) Bertanggungjawab, 6)
Kreatif dan berprestasi, 7) Kepedulian dan, 8) Ramah, sopan dan berbudi
luhur.
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan untuk tujuan pokok
pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan Medan Kota melaksanakan
berbagai upaya kesehatan dengan meningkatkan fungsi Puskesmas melalui
kegiatan pokok Puskesmas. Ada 7 program wajib Puskesmas yang
dilaksanakan di Pukesmas Medan Johor antara lain:
1. Promosi Kesehatan, program promosi kesehatan secara tidak langsung
telah dilakukan oleh Puskesmas Medan Johor dengan menempatkan
poster-poster di dalam ruangan puskesmas. Promosi kesehatan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program
Puskesmas. Hal ini sesuai dengan pendapat Muninjaya (1999). Dari
hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan promosi kesehatan di
Puskesmas Medan Johor dilakukan dengan penyuluhan pada saat
kegiatan posyandu, UKS ke sekolah-sekolah, kegiatan P2P, maupun
kegiatan yang dilakukan didalam Puskesmas itu sendiri.
2. Kesehatan Lingkungan, untuk memperbaiki lingkungan hidup yang
pencegahan. Kegiatan yang dilakukan berupa: a) Memberi penyuluhan
tentang kesehatan yang optimal dalam usaha peningkatan kesehatan
perorangan dan lingkungan, b) Memberi penyuluhan tentang
syarat-syarat rumah yang baik, c) Memberi penyuluhan tentang penggunaan
sumber air bersih dan penggunaan pembuatan jamban yang memenuhi
syarat kesehatan, d) Memberi penyuluhan tentang cara-cara
pembuangan sampah limbah rumah tangga yang memenuhi syarat
kesehatan dan , e) Melaksanakan pengawasan kesehatan di
tempat-tempat umum dan penyajian makanan.
3. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KIA adalah upaya kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi
dan balita serta anak pra sekolah yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan
bangsa pada umumnya. Pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam
KIA yaitu: a) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil, b) Pelayanan
kesehatan terhadap bayi dan balita sehat dengan memberikan imunisasi
di Puskesmas pada tanggal 4 dan 18 setiap bulannnya, c) Memberikan
imunisasi terhadap bayi di setiap posyandu pada wilayah kerja
Puskesmas Medan Johor, d) Memberikan vitamin A setiap 6 bulan pada
balita yaitu bulan Februari dan Agustus dan pada ibu nifas sebanyak 1
kapsul, e) Melakukan penimbangan berat badan bayi, balita dan ibu
hamil, g) Pemberian makanan tambahan kepada bayi dan balita dan, h)
Melakukan pemeriksaan ibu hamil.
4. Peningkatan gizi, kegiatan berupa: a) Memberikan penyuluhan
makanan bergizi, baik lintas program maupun lintas sektoral, b)
Memberikan vitamin A pada bayi dan balita, c) Memberikan zat besi
pada ibu hamil, d) Memberikan makanan tambahan pada kegiatan
posyandu dan, e) Pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk
murid-murid SD.
5. Program Pencegahan Penyakit (P2P), Usaha pencegahan dan
pemberantasan penyakit meliputi kegiatan pasif, dimana kegiatan pasif
adalah penderita mengunjungi puskesmas. Sedangakan kegiatan aktif
dimana petugas melakukan kunjungan ke rumah-rumah pasien untuk
melakukan penyuluhan dan pengobatan. Kegiatan P2P yang dilakukan
di Puskesmas Medan Johor meliputi: a) Penyuluhan mengenai bahaya
dan cara menularnya penyakit di puskesmas, posyandu dan balai desa,
terutama tentang DBD, ISPA, Diare, Tuberculosis Paru, Flu Burung,
HIV/ AIDS, b) Menemukan dan memberantas sumber infeksi, c)
Menemukan dan mengobati penyakit, d) Menggerakkan masyarakat
dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah merupakan
upaya yang dilakukan meliputi 3M + 1T (Menguras, Menutup,
Mengubur, Telungkup) dan, e) Bila ada kasus DBD melakukan PE dan
Fogging diwilayah kerja yang dilakukan di kecamatan, kelurahan,
6. Pengobatan, Pengobatan dan perawatan adalah menegakkan diagnosa
penyakit. Tujuan dari pengobatan itu sendiri adalah memberikan
pertolongan segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang
ditemukan untuk mengembalikan fungsi vital tubuh serta meringankan
penderita dari sakitnya. Kegiatan yang dilakukan dalam pengobatan
adalah memeriksa dan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat
kepada pasien melalui apotik yang terdapat pada puskesmas. Pelayanan
pengobatan gratis diberikan kepada pasien yang mempunyai KTP/KRT,
ASKES, JAMKESMAS. Selain memberikan obat diberikan juga
penyuluhan kepada pasien tentang aturan memakan obat. Di bagian
ruang perawatan juga dilakukan pengobatan dan tindakan bila ada
kecelakaan seperti membersihkan luka dan hecting sesuai kondisi pasien.
7. Pencatatan dan Laporan, Pencatatan dan pelaporan sangat penting bagi
mutu suatu unit organisasi antara lain Puskesmas. Pencatatan dan
pelaporan bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan atau
kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: a)
Pencatatan, berupa administrasi, registrasi imunisasi dan registrasi
kegiatan-kegiatan lain, b) Pelaporan, berupa laporan mingguan, laporan
dilakukan pada kasus diare, laporan bulanan, laporan tahunan dan
Sedangkan untuk program pengembangan Puskesmas Medan Johor
ada enam program yaitu:
1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), UKS adalah salah satu program
pengembangan yang ada pada Puskesmas dimana salah satu tujuannya
adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan sedini mungkin di
lingkungan sekolah terhadap peserta didik dan lingkungan yang sehat di
sekolah, sehingga dengan demikian tercipta budaya sehat terhadap
siswa dan akan berkembang di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kegiatannya: a) Memberikan penyuluhan di sekolah, b) Melaksanakan
BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah), c) Mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk berperan aktif dalam pelayanan
kesehatan (dokter kecil, dokter remaja, PMR).
2. Usaha kesehatan olahraga, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan
penerangan kepada pengunjung agar menjaga kesehatan kebugaran
tubuh dengan berolahraga di Puskesmas Medan Johor sendiri, kegiatan
kesehatan olah raga sampai saat ini belum berjalan baik. Berdasarkan
pengkajian didapatkan bahwa usaha kesehatan olah raga sampai sejauh
ini belum dilaksanakan di Puskesmas Medan Johor, dibuktikan dengan
tidak adanya kegiatan serta laporan kegiatan tersebut.
3. Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS). Kegiatan yang
dilakukan berupa: a) Memberikan pelayanan keperawatan secara
menyuluruh kepada pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan
Membantu keluarga dan masyarakat mengenai kebutuhan kesehatannya
sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan
batas-batas kemampuan mereka, c) Menunjang program kesehatan lainnya
dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan, individu dan keluarga.
4. Kesehatan Usia Lanjut, Kegiatan yang dilakukan antara lain: a)
Melakukan pendataan terhadap jumlah usila dalam wilayah kerja, b)
Memberikan makanan tambahan dan vitamin disertai senam lansia
setiap hari minggu di Lingkungan III, c) Posyandu lansia di wilayah
kerja Puskesmas Medan Johor ada tiga posyandu lansia, di setiap
lingkungan ada satu.
5. Program Pendukung laboratorium, di Puskesmas Medan Johor
pelayanan laboratorium meliputi pemeriksaan asam urat, gula darah,
BTA, Hb, LED, Trombosit, planotest.
6. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut, dilaksanakan di klinik gigi
Puskesmas Medan Johor dibawah pimpinan dokter gigi dalam bentuk
pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan penyuluhan.
Pola makan adalah cara-cara individu dan kelompok individu
memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang tersedia, yang
didasarkan faktor-faktor sosial dan budaya dimana mereka hidup. Pola
makan tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kebiasaan,
kesenangan, agama, ekonomi, lingkungan sesuatu yang kompak yag dapat
hipertensi melalui pengaturan makanan pada dasarnya dengan mengurangi
konsumsi garam/diet garam rendah, diet rendah lemak, dan diet rendah
kalori bila obesitas serta diet tinggi serat (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004).
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau
pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,
tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku.
Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan/promosi
kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencehagan dari Leavel
and Clark yaitu:
1. Promosi kesehatan, pendidikan kesehatan yang diperlukan adalah
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan,
kesehatan perorangan dll
2. Perlindungan khusus, seperti imunisasi
3. Diagnosis segera dan pengobatan segera, secara umum penyakit-penyakit
yang terjadi di masyarakat sering sulit terdeteksi karena informasi
tentang hal tersebut minimal. Oleh sebab itu peran pendidikan kesehatan
sangat diperlukan pada tahap ini terutama penyebarluasan informasi
kesehatan dan penyakit.
4. Pembatasan cacat, pendidikan kesehatan diperlukan agar masyarakat yang
telah sakit tidak jatuh ke dalam kecacatan, misalnya penyakit Diabetes
5. Rehabilitasi, bila masyarakat telah sembuh dari penyakitnya,
kadang-kadang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya diperlukan
latihan-latihan untuk tetap mempertahankan kualitas hidupnya (Sharon, 2007)
Pendidikan kesehatan yang berupa penyuluhan kesehatan mengenai
diit hipertensi diberikan agar masyarakat dapat menjaga kestabilan tekanan
darah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa
keluarga dengan hipertensi mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi
makanan seperti biasanya tanpa ada pengaturan atau pembatasan garam
pada masakan yang dihidangkan. Penyuluhan kesehatan ini diharapkan
dapat mengubah kebiasaan makan masyarakat dengan hipertensi untuk
mulai menghindari makanan yang dapat memperburuk kondisi kesehatan
klien (Hayens, 2003).
2. Analisa Situasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari identifikasi awal terhadap
pelaksanaan program prioritas Puskesmas Medan Johor, diketahui bahwa
dalam pengembangan program Promosi Kesehatan, dikenal pula istilah
PendidikanKesehatan yaitu segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Hasil yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan adalah perilaku
kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tidak mampu mencapai
tujuannya, apabila memfokuskan pada upaya-upaya perubahan perilaku
saja. Pendidikan kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan.
Salah satu upaya promosi kesehatan yang perlu mendapat perhatian
adalah klien dengan hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab kematian
nomor 3 setelah stroke da
kematian pada semua umur di Indonesia
sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas
normal, yaitu 140/90 mmHg. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi
hipertensi di Indonesia (berdasarkan pengukuran tekanan darah) sangat
tinggi, yaitu 31,7 persen dari total penduduk dewasa. Prevalensi ini jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan Singapura (27,3 persen), Thailand (22,7
persen), dan Malaysia (20 persen).
Upaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan nilai kesehatan, sehingga dengan sadar mau mengubah
perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasarannya yaitu kelompok-kelompok
masyarakat yang beresiko tertular penyakit maupun masyarakat umum.
Upaya ini dilakukan melalui penyuluhan, baik di klinik, ke rumah-rumah
maupun balai pertemuan, tidak saja melalui ceramah, tetapi juga
menggunakan alat peraga. (Muninjaya, 2004)
Di Puskesmas Medan Johor pada tahun 2011 menunjukkan bahwa
masyarakat dengan 1654jumlah kunjungan.Pada tahun 2012 diperoleh
kunjungan masyarakat dari bulan Januari hingga Februari terdapat 166
kunjungan masyarakat ke Puskesmas Medan Johor. Penanganan pasien yang
datang berobat dengan keluhan hipertensi meliputi anamnesa mengenai
tanda dan gejala, pemeriksaan tekanan darah, pemberian obat untuk
menurunkan tekanan darah tinggi serta anjuran untuk menjauhi makanan
pemicu meningkatnya tekanan darah (Profil Kesehatan Puskesmas Medan
Johor, 2012).
3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dilakukan dengan melihat adanya kesenjangan
antara pencapaian dengan target/tujuan yang ditetapkan oleh puskesmas.
Adapun masalah yang ditemukan adalah 1) penemuan kasus hipertensi
masih rendah, 2) penyuluhan kesehatan kepada masyarakat (promosi
kesehatan)di Puskesmas Medan Johor mengenai diet hipertensi belum
dilakukan secara maksimal, 3) belum adanya media yang digunakan oleh
petugas dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien hipertensi
yang berkunjung ke puskesmas.Program promosi kesehatan mengenai
hipertensi masih perlu dikembangkan karena belum mencapai aspek
promotif dan preventif. Belum terdapat penyuluhan tentang gizi pada
4. Rencana Penyelesaian Masalah
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi, seperti penyuluhan
(promosi kesehatan) dan pendekatan penemuan berbasis masyarakat dan
penemuan berbasis masyarakat (community based approach = CBA) yang dilakukan pada sekelompok masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Medan
Johor dengan menggunakan media leaflet, dan booklet. Optimalisasi
pelayanan dapat dilakukan dengan mengembangkan program preventif dan
promosi kesehatan, dalam hal ini dapat dilakukan dengan pemberian
pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga pada saat kegiatan di
komunitas dengan metode kunjungan ke rumah (home visit), mengajarkan pasien dan keluarga tentang pengaturan menu makanan dan pengolahan
makanan, menyampaikan informasi tentang diet hipertensi melalui
komunikasi dan pendidikan kesehatan.
5. Implementasi
Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu langkah yang diambil
yaitu dengan mengadakan pembuatan leaflet. Leaflet yang dibuat yaitu
tentang diet hipertensi, karena dalam memberikan asuhan keperawatan
seorang perawat harus memberikan perawatan secara komprehensif. Selain
itu, juga dilakukan kegiatan lainnya seperti mengukur tingkat pengetahuan
pasien tentang diet hipertensi, mengukur tekanan darah, serta menjelaskan
kepada pasien dan keluarga dalam mengatur dan mengolah makanan untuk
kebutuhan gizi pasien terpenuhi. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam bentuk
leaflet dan booklet.
6. Evaluasi
Evaluasi kegiatan akan dilakukan melalui pengamatan langsung,
wawancara dan diskusi tentang pendidikan kesehatan yang telah diberikan
tentang pengetahuan keluarga terhadap diethipertensi, pengukuran tekanan
darahpasien hipertensi setelah dilakukan intervensi dan implementasi. Hal
ini dilakukan untuk melihat keefektifan komunikasi, informasi, dan
pendidikan kesehatan. Hasil yang diperoleh berdasarkan evaluasi
pengetahuan keluargadan pasien tentang diet hipertensi yang telah diberikan
adalah keluargadan pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
sekitar 75%, meningkatnya pengetahuan pasien, terjadinya perubahan sikap
yang positif dan perubahan perilaku pasien. Pasien juga mengajukan
pertanyaan tentang diet hipertensi serta mampu mengulang apa yang telah
dijelaskan.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisa masalah telah ditemukan masalah yaitu
pelaksanaan program peningkatan gizi khususnya peningkatan gizi keluarga
yang dilakukan melalui puskesmas dan posyandu bayi dan balita kurang
maksimal dan belum merata.
Promosi kesehatan adalah sebuah program yang sangat penting
Promosi kesehatan termasuk dalam tujuh program pokok atau wajib yang
harus dilaksanakan di Puskesmas. Promosi kesehatan memberikan
pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya pola hidup atau kebiasaan
hidup sehat sehingga diharapkan akan terjadi perubahan sikap dan perilaku
masyarakat menjadi perilaku yang sehat.
Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa 93,6 persen penduduk
Indonesia kurang makan buah dan sayur. Keripik kentang (potato chips) dan sejenisnya yang merupakan jajanan berkadar garam tinggi juga menjadi
kegemaran anak-anak.Riskesdas 2007 melaporkan, hampir seperempat (24,5
persen) penduduk Indonesia yang berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi
makanan asin setiap hari. Maka, konsumsi garam di masyarakat kita masih
terbilang tinggi, yaitu 15 gram per orang per hari. Angka ini jauh dari batas
maksimal yang dianjurkan, yaitu 6 gram atau sekitar 1 sendok teh per orang
per hari. Garam adalah salah satu bahan yang harus dikurangi jika seseorang
ingin terhindar dari hipertensi.
Pendidikan kesehatan dimaksudkan agar masyarakat mengetahui
penyebab, tanda dan gejala, faktor resiko, penatalaksanaan dan komplikasi
yang akan terjadi bila tidak ditangani secara tepat. Pendidikan kesehatan
yang berupa penyuluhan kesehatan mengenai diit hipertensi diberikan agar
masyarakat dapat menurunkan tekanan darahnya dan melalui diit hipertensi
ini diharapkan masyarakat dapat menjaga kestabilan tekanan darah.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa keluarga
seperti biasanya tanpa ada pengaturan atau pembatasan garam pada masakan
yang dihidangkan. Penyuluhan kesehatan ini diharapkan dapat mengubah
kebiasaan makan masyarakat dengan hipertensi untuk mulai menghindari
BAB III
PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Landasan Teori 1. Promosi Kesehatan
Ada dua pengertian dari promosi kesehatan, yaitu yang pertama
peningkatan kesehatan dan yang kedua promosi kesehatan diartikan sebagai
upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenal atau menjual kesehatan.
Dengan perkataan lain promosi kesehatan adalah memasarkan atau menjual
atau memperkenalkan pesan-pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan
sehingga masyarakat menerima atau membeli dalam arti menerima perilaku
kesehatan, atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya
masyarakat mau berperilaku hidup sehat. Dari pengertian yang kedua ini,
maka sebenarnya promosi kesehatan sebenarnya sama dengan pendidikan
kesehatan (health education) karena pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
(Notoatmodjo, 2007)
Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan
secara global terdiri dari 3 (tiga) hal, yaitu:
a. Advokasi (advocacy) yaitu kehiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang
diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi dilakukan
kepada pejabat yang merupakan penentu kebijakan di berbagai sector,
dan diberbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung
b. Dukungan social (social support) yaitu kegiatan untuk mencari dukungan social melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh
masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama dari kegiatan ini
adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sector
kesehatan sebagai program kesehatan dengan masyarakat (penerima
program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan social melalui
toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program
kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi
terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga
dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana atau membina suasana
kondusif terhadap kesehatan.
c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yaitu strategi promosi di kesehatan yang ditujukan langsung pada masyarakat. Tujuan utama
pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Visi Promosi
Kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan
dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyulluhan kesehatan,
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk,
misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan
pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan tampak terhadap kemampuan dan
2. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang
baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang beruntun yaitu:
1) Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2) Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut disini sikap subjek sudah mulai timbul.
3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya) hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan
penelitian yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Roger, 1974).
b. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif
Menurut Notoatmodjo dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat
(1997) pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall), terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
4) Analisis (Analysis)
Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas
(Notoatmodjo, 1993).
3. Konsep Sikap (Attitude)
Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa
“An enduring system of positive or negative evaluations, emotional feelings, and pro or conection tendencies will resepect to social object” (Krech et al, 1982).
“An individual’s social attitude in an syndrome of respons consistency with regard to social objects” (Campbell, 1950).
“ A mental and neural state of rediness, organized through experlence, excerting derective or dynamic influence up on the individual’s respons to all objects and situations with which it is related” (Allport, 1954).
“Attitude with situational and other dispositional variables guides and direct the obsert behavior of the individual” (Cardno, 1955).
Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa manifestasi
sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih
dahulu dan perilaku yang tertutup stimulus tertentu. Dalam kehidupan
sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial.
Newcomb (Notoatmodjo, 2007) adalah seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu objek.
Dalam kegiatan lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok, yakni :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terahdap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkat, yakni:
a. Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang
terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap
ceramah-ceramah.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
4. Konsep Praktek atau Tindakan (Practice)
Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujudnya
dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor
fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adaptasi (adaption)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya sendiri
tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut (Notoatmodjo, 2007).
5. Konsep Hipertensi a. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh
nadi dari peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah
di bedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten di
mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg, pada populasi manula hipertensi di defenisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg(Brunner & Suddarth vol 2 :200).
Hipertensi menurut Mansjoer dkk (2001) hipertensi adalah tekanan
pasien memakai obat anti hipertensi. Hipertensi (HTN) adalah peningkatan
tekanan darah arteial abnormal yang langsung terus-menerus.
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung
menguncup (sistole). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali (diastole). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan darah
diastolik.tekanan darah manusia selalu berayun-ayun antara tinggi dan
rendah sesuai dengan detak jantung.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di
mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka
yang lebih tinggi di peroleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka
yang lebih rendah akan di peroleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah di tulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan
diastolik,misalnya 120/80 mmHg, di baca seratus dua puluh per delapan
puluh.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140
mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan
tekanan diastolik dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan
pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampao usia 55-60
tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila
tidak diobati akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.
Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada orang dewasa. Tekanan darah juga diperngaruhi oleh aktivitas
fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih
rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda;
paling tinggi di waktu pagi ahri dan paling rendah pada saat tidur malam
[image:47.595.121.474.459.636.2]hari.
Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah pada dewasa
Kategori Tekanan darah
sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg Stadium I
(hipertensi ringan)
140-159 mmHg 90-99 mmhg
Stadium 2 (hipertensi sedang)
160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 (hipertensi berat)
180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (hipertensi maligna)
Tabel 2 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa usia > 18 tahun
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
a. Stadium I (ringan) 140-159 90-99
b. Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109
c. Stadium 3 (berat) 180-209 110-119
d. Stadium 4 (sangat berat) > 210 < 120
b. Penyebab Penyakit Hipertensi
Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau
disebabkan oleh hipertensi primer, maka secara umum yang disebut
hipertensi primer. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor
keturunan, ciri perseorangan dan kebiasaan hidup.
1) Faktor Keturunan
Dari data statistik terbukti seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
2) Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur, jenis kelamin dan umur yang bertambah akan menyebabkan
terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih
tinggi dibandingkan wanita. Juga statistik di Amerika menunjukkan
prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih
3) Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hirup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan (makan berlebihan) stres
dan pengaruh lain.
1) Konsumsi garam yang tinggi
Dari data statistik ternyata dapat diketahui bahwa hipertensi jarang
diderita oleh suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam yang
rendah. Dunia kedokteran juga telah membuktikan bahwa pembatasan
konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah dan pengeluaran
garam (natrium) oleh obat diuretik (pelancar kencing) akan menurunkan
tekanan darah.
2) Kegemukan atau makan berlebihan
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau
lebih dari berat badan ideal obesitas adalah penumpukan jaringan lemak
tubuh yang berlebihan dengan perhitungan IMT ≥ 27,0. Pada orang yang
menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih
berat oleh sebab itu lebih cepat merasa gerah dan kelelahan akibat dari
obesitas para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler,
hipertensi dan diabetes mellitus.
3) Stres atau ketegangan jiwa
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf
intermiten (tidak menentu) stress yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam
rasa takut) dapat merangsang belajar anak ginjal melepaskan hormone
adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,
sehingga tekanan darah akan meningkat, jika stress berlangsung cukup
lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul
kelainan organis atau perubahan patologis, gejala yang muncul dapat
berupa hipertensi atau penyakit maag. (Arora, 2008).
4) Pengaruh lain
Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah yaitu.
a) Merokok
Nikotin penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung,
saraf, otak dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin
juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan
tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi otot jantung selain
itu meningkatkan kebutuhan oksigen jantung dan dapat
menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) serta berbagai
kerusakan lainnya. (Arora, 2008)
b) Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan
tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan angkat besi. (Sarwono,
1994).
Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah
jalan kaki, bersepeda, senam, berenang dan aerobic, olahraga yang
bersifat kompetisi dan meningkatkan kekuatan tidak dibolehkan bagi
penderita hipertensi karena akan memacu emosi sehingga akan
mempercepat peningkatan tekanan darah.
c) Minum obat-obatan, misal ephedrin, prednison,
epinefrin,minumanberalkohol.(Gunawan, 2001)
c Gejala Penyakit Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan
yang lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali
hipertensi disebut sebagai silent killer karena dua hal yaitu:
1) Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki
kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi,
hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur.
2) Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko
besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti strike,
serangan jantung, gagal jantung dan gagal ginjal.
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa
timbul gejala berikut: Sakit kepala,kelelahan,jantung berdebar-debar,
mual,muntah,sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi
karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal,.telinga
berdenging, sering buang air kecil terutama di malam hari.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini
disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. (Macnair, 2007).
d Patosifisiologi
ACE (Angiotensin Converting Enzyme), memegang peran fisiologi penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen
yang diproduksi di hati selanjutnya oleh hormone, rennin akan diubah
menjadi angiotensin 1, oleh ACE yang terdapat di paru-paru angiotensin 1
diubah menjadi angiotensin II (peranan kunci dalam menaikkan tekanan
darah melalui dua aksi utama.
1) Meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus, ADH
untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya
ADH sangat sedikit urin yang dieksresikan keluar tubuh sehingga
menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya untuk mengencerkanya volume
cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan di
bagian intra seluler akibatnya volume darah meningkat yang pada
akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
2) Menstimulasi sekrsi aldosteron dari korteks adrenal, aldosteron
merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal
untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi eksresi NaCl dengan cara mengabsorbsinya dari tubulus
ginjal. Naiknya kosentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstra seluler yang pada giliranya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. (Shadine, 2010).
e Penatalaksanaan
Bagi penderita tekanan darah tinggi penting mengenal hipertensi
dengan membuat gaya hidup positif. Jika anda baru saja menemukan
tekanan darah anda tinggi atau tidak normal, tidak perlu khawatir ada 7
langkah untuk mengatasinya antara lain:
1) Mengatasi Risiko
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan berikut: apakah anda memiliki
sejarah keluarga penderita hipertensi? Apakah anda memiliki berat
badan berlebihan? Apakah anda makan makanan berkadar garam tinggi?
anda ya pada salah satu pertanyaan diatas anda berisiko memiliki
tekanan darah tinggi.
2) Mengontrol pola makan
Apabila anda ingin terhindar dari risiko hipertensi jauhi makanan
berlemak dan mengandung garam.
3) Tingkat konsumsi potassium (K) dan magnesium (mg)
Pola makan yang rendah potassium dan magnesium menjadi salah satu
faktor pemicu tekanan darah tinggi, buah-buahan dan sayur segar adalah
sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut.
4) Makan makanan jenis padi-padian
Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal Clinical Nutrition ditemukan pria yang makan sedikitnya satu porsi perhari sereal dari jenis padi-padian kecil kemungkinan terkena penyakit hingga 20%.
5) Tingkat aktifitas
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap
tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya
menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan
tekanan darah. Jika anda menyandang tekanan darah tinggi, latihan
aerobic sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari setiap
minggu dapat menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang dapat
mengontrol tekanan darah adalah : berjalan kaki, bersepeda, berenang,
Tidak diragukan meningkatk