MINGGU II
No KEGIATAN HARI/
TANGGAL MEDIA SASARAN TEMPAT
1.
Menganalisa masalah dari hasil pengkajian yang
Lingkungan XI Kel Gedung Johor
MINGGU III
No KEGIATAN HARI/
TANGGAL MEDIA SASARAN TEMPAT
1.
Senin, 25 Juni 2012 14.00 – 15.30 WIB
Leaflet Klien dan Keluarga Tn.S, Ny.M, dan Ny.L
Rumah warga di gg. eka wali pribadi, gg. Eka jaya IV, gg. Eka hidup sehat pada pasien diabetes
Selasa, 26 Juni 2012
Rumah warga di gg. eka wali pribadi, gg. Eka jaya IV, gg. Eka
Booklet Klien dan Keluarga Tn.S
Rumah warga di gg. Eka warni
Booklet Klien dan Keluarga Ny.M, dan Ny.
L
Rumah warga di gg. eka wali pribadi, gg. Eka
jaya IV
6. irigasi luka dan mengganti balutan
Sabtu, 30 Juni 2012 10.00 – 11.30 WIB
Booklet Klien dan Keluarga Tn.S
Rumah warga di gg. Eka warni
MINGGU IV
No KEGIATAN HARI/
TANGGAL MEDIA SASARAN TEMPAT
1.
Rumah warga di gg. eka wali pribadi, gg. Eka jaya IV, gg. Eka
warni
2.
Mengevaluasi Pola diet klien
Rabu, 3 Juli 2012
Rumah warga di gg. eka wali pribadi, gg. Eka jaya IV, gg. Eka
Rumah warga di gg. Eka warni
4.
Mengevaluasi Pola diet klien
Kamis, 4 Juli 2012
PLANNING OF ACTION (POA)
NO TUJUAN KEGIATAN PERENCANAAN
1
1. Melakukan tinjauan
lokasi
2. Mencari pasien kelolaan
3. Konsul dengan
pembimbing institusi 4. Pengkajia
n
- Membuat kontrak dengan komunitas
- Menganalisa masalah dari hasil pengkajian yang didapat - Konsul dengan
pembimbing institusi - Menetapkan prioritas masalah berdasarkan hasil pengkajian yang didapat pada pasien 6. Membuat
Intervensi
-Menetapkan langkah-langkah intervensi keperawatan - Konsul dengan
pembimbing institusi 7. Implemen
tasi
- Melakukan perawatan luka ganggren - Memberikan pendkes
keluarga
- Melakukan Asuhan Keperawatan pada klien dan keluarga 8. Evaluasi Melakukan evaluasi
setiap kegiatan yang dilakukan
Konsul dengan dosen pembimbing
9. Penyusunan laporan
PBLK
10. Pengumpulan Laporan
PBLK
Diketahui Oleh : Pembimbing PBLK
PRE PLANNING PENYULUHAN DIABETES MELLITUS
Topik : Diabetes Mellitus
Waktu Pertemuan : 1 X 30 menit A. Tujuan Instruksional
1. Umum : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat mengetahui tentang Diabetes Mellitus
2. Khusus : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat :
- Mengetahui tentang pengertian diabetes mellitus
- Mengetahui tentang penyebab diabetes mellitus - Mengetahui tentang tanda-tanda diabetes
mellitus
- Mengetahui tentang jenis-jenis diabetes mellitus
- Mengetahui tentang cara pencegahan diabetes mellitus
B. Pengorganisasian
Penyuluh : Fitri Handayani Purnama Syari
C. Sasaran Penyuluhan
Adapun sasaran penyuluhan ini adalah Tn.S, Ny.M, Ny.L dan keluarganya.
D. Waktu dan Tempat
- Hari/ Tanggal : Sabtu, 21 Juni 2012
- Waktu : Pukul 13.00-13.30
E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah metode ceramah dan diskusi.
F. Media
Media yang digunakan adalah leaflet G. Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus
H. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian DM 2. Penyebab DM
3. Tanda Dan Gejala DM 4. Jenis-jenis DM
5. Cara Pencegahan DM
I. Strategi Kegiatan
Tahap Pendidik Peserta Waktu
Pembukaan
Proses
Penutup
☺ Mengucapkan salam
☺ Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan sesuai kontrak waktu
☺ Melakukan penyuluhan tentang pengertian nyeri
☺ Melakukan penyuluhan tentang macam-macam nyeri
☺ Melakukan penyuluhan tentang rentang dan skala intensitas nyeri
☺ Melakukan penyuluhan tentang manajemen nyeri
☺ Memberikan pertanyaan pada keluarga
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penggunaan media yang lengkap dan kondisi tempat yang kondusif dapat mendukung tercapainya tujuan penyuluhan.
b. Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan kepada peserta.
c. Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan.
b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan.
c. Suasana kegiatan penyuluhan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat menjawab 70% pertanyaan yang diberikan penyuluh dengan benar.
MATERI PENYULUHAN
1. DEFENISI DIABETES MELLITUS
Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi, di mana kadar gula di dalam darah lebih
tinggi dari biasa/normal. (Normal: 60 mg/dl sampai dengan 145 mg/dl); ini
disebabkan tidak dapatnya gula memasuki sel-sel.
2. PENYEBAB DIABETES MELLITUS
• Perubahan gaya hidup (pola makan yang tidak seimbang dan kurang
aktivitas fisik).
• Stress
• Kelainan genetika
• Usia yang semakin lama semakin tua
3. TANDA-TANDA DIABETES MELLITUS
• Rasa haus yang berlebihan
• Buang air kecil yang berlebihan (dengan volume besar) • Selalu merasa lelah/kekurangan energi
• Infeksi di kulit
• Penglihatan menjadi kabur (Buta Ayam)
• Peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah
4. JENIS-JENIS DIABETES MELLITUS
1. Diabetes Mellitus yang tergantung pada insulin (IDDM atau jenis I) • Biasanya terdapat pada orang yang masih muda
• Gejala-gejalanya terjadi dengan secara tiba-tiba • Kadar glukosa (gula) darah yang tinggi
Apa yang harus dilakukan • Suntikan insulin
• Makanlah makanan sehat dan seimbang • Olahraga secara teratur
2. Diabetes Mellitus yang tidak tergantung pada insulin (NIDDM atau jenis III)
Biasanya terdapat pada orang yang berusia lebih dari empatpuluh (40) tahun
Terjadi secara perlahan-lahan, dan kemungkinannya dengan tiada
tanda-tanda/gejala biasanya
5. APA SAJA YANG HARUS DILAKUKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS
• Mempertahankan berat badan yang normal • Olahraga secara teratur
• Makanlah makanan yang seimbang
• Tablet atau pil (untuk sebagian penderita)
• Mungkin memerlukan insulin, Biasanya pada stadium terakhir
6. KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS
1. Neuropati Diabetic ( Kematian Syaraf) .
Gejala yang timbul gatal-gatal, kesemutan, rasa lemah, mual, muntah, diare
Penglihatan kabur atau buta.
3. Nefropati Diabetic ( Kerusakan Ginjal).
Gejala yang timbul lemas, mual, pucat, sesak nafas.
4. Kelainan Mikrovaskular
Bisa terjadi luka gangren, gagal jantung, penyakit jantung
koroner, dll.
5. PENCEGAHAN DIABETES MELLITUS
1. Penyakit ini dapat dicegah dengan merubah pola makan yang seimbang (hindari makanan yang banyak mengandung protein, lemak, gula, dan garam)
2. Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari (berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat), serta rajin memeriksakan kadar gula urine setiap tahun. Bila Positif diabetes sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan ikuti anjuran dokter dengan penuh disipli
PRE PLANNING PENYULUHAN
CARA MENGGANTI BALUTAN DAN IRIGASI LUKA
Topik : Cara mengganti balutan dan irigasi luka Waktu Pertemuan : 1 X 30 menit
A. Tujuan Instruksional
1. Umum : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat mengetahui tentang Cara Mengganti Balutan Dan Irigasi Luka
2. Khusus : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat :
- Mengetahui tentang tujuan tindakan
- Mengetahui tentang alat dan bahan yang dilakukan
- Mengetahui tentang prosedur tindakan
B. Pengorganisasian
Penyuluh : Fitri Handayani Purnama Syari
C. Sasaran Penyuluhan
Adapun sasaran penyuluhan ini adalah Tn.S dan keluarganya.
D. Waktu dan Tempat
- Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Juni 2012
- Waktu : Pukul 13.00-13.30
- Tempat : Eka Warni Gg. KUD
E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah metode ceramah dan diskusi.
F. Media
Media yang digunakan adalah Booklet
G. Pokok Bahasan : Cara mengganti balutan dan irigasi luka
H. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian tindakan 2. Persiapan tindakan 3.Tujuan tindakan
4. Alat dan bahan tindakan 5. Prosedur tindakan I. Strategi Kegiatan
Tahap Pendidik Peserta Waktu
Proses
Penutup
☺ Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan sesuai kontrak waktu
☺ Melakukan penyuluhan tentang pengertian tindakan
☺ Melakukan penyuluhan tentang persiapan tindakan
☺ Melakukan penyuluhan tentang tujuan tindakan
☺ Melakukan penyuluhan tentang alat dan bahan tindakan
☺ Melakukan penyuluhan tentang prosedur tindakan
☺ Memberikan pertanyaan pada keluarga
☺ Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
Mendengarkan dan memperhatikan
Mendengarkan dan memperhatikan
Menjawab pertanyaan dan Menjawab salam
15 menit
10 menit
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
d. Penggunaan media yang lengkap dan kondisi tempat yang kondusif dapat mendukung tercapainya tujuan penyuluhan.
e. Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan kepada peserta.
2. Evaluasi Proses
d. Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan.
e. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan.
f. Suasana kegiatan penyuluhan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat menjawab 70% pertanyaan yang diberikan penyuluh dengan benar.
MATERI PENYULUHAN
Membersihkan luka dari jaringan mati, dan untuk menurunkan kontaminasi bakteri serta mengoptimalkan penyembuhan luka.
2. Persiapan
1. Cairan pencuci luka, sebaiknya tidak mengandung toksik terhadap jaringan 2. Antiseptik dapat digunakan untuk mengurangi pertumbuhan bakteri 3. Periksa luka apakah ada infeksi/ pus (nanah) atau tidak
3. Tujuan
1. Membersihkan jaringan mati yang terdapat pada luka
2. Mengoptimalkan penyembuhan luka
3. Luka bebas dari infeksi
4. Alat dan Bahan
1. 1 buah sarung tangan steril/ tidak steril
2. Alat pelindung diri (baju, kacamata, masker jika diperlukan masing-masing sebanyak 1 buah)
3. 1 buah spuit ukuran 35 ml dengan jarum ukuran 19 4. 2 buah cairan pencuci luka (NaCl 0,9%)
5. 1 buah bengkok/ wadah tempat penampung sampah
6. Balutan atau kassa steril/ tidak steril (secukupnya) 7. 1 buah mangkok sebagai wadah kassa
8. 1 buah gunting 9. 1 gulung plester
5. Prosedur
1. Cuci tangan terlebih dahulu dengan air mengalir dan gunakan sabun yang
mengandung antiseptik
Tujuan: Mengurangi penyebaran mikroorganisme (bakteri/ kuman)
2. Siapkan alat/ bahan berada didekat pasien Tujuan: Meningkatkan efektivitas tindakan
3. Jelaskan prosedur (tindakan yang akan dilakukan) pada pasien/ keluarga Tujuan: Mengurangi kecemasan
4. Atur posisi pasien untuk memudahkan terjangkaunya area yang luka saat
dilakukan irigasi
Tujuan: Memfasilitasi kemudahan tindakan dan meningkatkan kenyamanan
Tujuan: Mengurangi penyebaran mikroorganisme (bakteri/ kuman)
6. Masukkan cairan pencuci luka (NaCl 0,9%) ke dalam spuit, lakukan irigasi (pembersihan atau penyiraman) ke seluruh area luka,gunakan kassa untuk menyerap cairan atau tinggikan kaki pasien dan letakkan baskom dibawah area yang luka untuk menyerap cairan yang digunakan
Tujuan: Membuang jaringan nekrotik (mati), dan mengoptimalkan penyembuhan luka
7. Lihat tanda-tanda adanya penyembuhan luka
Tujuan: Untuk membuat keputusan manajemen luka yang baik
8. Tutup luka dengan balutan/ kassa yang dilembabkan dengan menggunakan NaCl 0,9% atau balut dengan obat topikal sesuai dengan permintaan
Tujuan: Mempertahankan kondisi luka tetap lembab
9. Tutup kembali luka dengan balutan/ kassa kering Tujuan: Mengurangi penyebaran mikroorganisme
10. Rekatkan balutan dengan menggunakan plester Tujuan: Melindungi luka
11. Buka sarung tangan dan letakkan pada tempat yang disediakan, cuci kembali tangan.
Tujuan: Mengurangi penyebaran mikroorganisme
6. Evaluasi
Cara Mengganti Balutan 1. Pengertian
Mengganti balutan yang lama dengan balutan yang baru untuk mengoptimalkan penyembuhan luka
2. Persiapan
• Wet-to-Dry Dressing • Hidrogels
• Transparent film • Hydrocolloid
3. Tujuan
1. Membuang jaringan mati 2. Mencegah infeksi
3. Menyembuhkan luka
4. Alat dan bahan
1. 1 buah sarung tangan steril dan 1 buah sarung tangan non steril
2. 1 gulung balutan dalam kom steril (wet-to-dry dressing) atau sesuai permintaan 3. 2 buah larutan NaCl 0,9%
4. Obat topikal sesuai permintaan 5. 1 gulung plester
6. 1 buah bengkok/ wadah tempat sampah 7. 1 buah gunting
8. Kassa secukupnya
5. Prosedur
1. Cek permintaan penggantian balutan sesuai dengan status pasien Tujuan: Menentukan tindakan dan balutan yang tepat
2. Cuci tangan terlebih dahulu dengan air mengalir dan gunakan sabun yang
mengandung antiseptik
Tujuan: Mengurangi penyebaran mikroorganisme
3. Siapkan alat/ bahan berada didekat pasien Tujuan: Meningkatkan efektivitas tindakan
4. Atur posisi pasien untuk memudahkan akses pada area luka
Tujuan: Memfasilitasi kemudahan prosedur dan meningkatkan kenyamanan
5. Gunakan sarung tangan non steril, lepaskan balutan yang lama dan letakkan di bengkok, dan lepaskan sarung tangan non steril dan letakkan dibengkok.
Tujuan: Mengurangi penyebaran infeksi dan mikroorganisme
6. Gunakan sarung tangan steril
Tujuan: Mengurangi penyebaran mikroorganisme
8. Bersihkan tepi luka dengan menggunakan kassa
Tujuan: Mengeringkan dan mempertahankan integritas tepi luka
9. Tutup luka dengan balutan yang dilembabkan dengan menggunakan NaCl 0,9% atau balutan dengan obat topikal sesuai dengan permintaan
Tujuan: Mempertahankan area luka dalam kondisi lembab
10. Tutup kembali luka dengan balutan kering Tujuan: Mengurangi penyebaran mikroorganisme
11. Rekatkan balutan dengan menggunakan plester Tujuan: Melindungi luka
12. Buka sarung tangan dan buang pada bengkok. Cuci kembali tangan Tujuan: Mengurangi penyebaran mikroorganisme
6. Evaluasi
PRE PLANNING PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI
Topik : Manajemen Nyeri
Waktu Pertemuan : 1 X 30 menit A. Tujuan Instruksional
1. Umum : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat mengetahui tentang Manajemen Nyeri
2. Khusus : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat :
- Mengetahui tentang pengertian nyeri - Mengetahui tentang macam-macam nyeri
- Mengetahui tentang rentang dan skala intensitas nyeri
- Mengetahui tentang manajemen nyeri
B. Pengorganisasian
Penyuluh : Fitri Handayani Purnama Syari
C. Sasaran Penyuluhan
Adapun sasaran penyuluhan ini adalah Tn.S dan keluarganya.
D. Waktu dan Tempat
- Hari/ Tanggal : Jumat, 20 Juni 2012
- Waktu : Pukul 13.00-13.30
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah metode ceramah dan diskusi.
F. Media
Media yang digunakan adalah leaflet G. Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri
H. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian nyeri 2. Macam-macam nyeri
3.Rentang dan skala intensitas nyeri 4.Manajemen nyeri
I. Strategi Kegiatan
Tahap Pendidik Peserta Waktu
Pembukaan
Proses
Penutup
☺ Mengucapkan salam
☺ Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan sesuai kontrak waktu
☺ Melakukan penyuluhan tentang pengertian nyeri
☺ Melakukan penyuluhan tentang macam-macam nyeri
☺ Melakukan penyuluhan tentang rentang dan skala intensitas nyeri
☺ Melakukan penyuluhan tentang manajemen nyeri
☺ Memberikan pertanyaan pada keluarga
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
g. Penggunaan media yang lengkap dan kondisi tempat yang kondusif dapat mendukung tercapainya tujuan penyuluhan.
h. Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan kepada peserta.
i. Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
g. Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan.
h. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan.
i. Suasana kegiatan penyuluhan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
MATERI NYERI
1. PENGERTIAN NYERI
Nyeri adalah perasaan tak nyaman dan sensasi yang sangat individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri adalah sensori yang tidak nyaman dan pengalaman emosi yang dihubungkan dengan luka nyata atau potensial atau digambarkan dalam bentuk luka (IASP/International Association for the Study of Pain, 1979)
Nyeri adalah apapun yang dikatakan seseorang yang dialaminya, ada kapanpun seseorang mengatakannya (McCaffery, 1979). Nyeri merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh interaksi faktor-faktor affective (emosional), behavior, cognitive, dan physiologic-sensory.
Definisi keperawatan tentang nyeri adalah sensasi apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan oleh individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya.
2. MACAM-MACAM NYERI a. Nyeri Akut
Nyeri yang berlangsung hanya selama periode penyembuhan yang diharapkan
b. Nyeri Kronik
Berlangsung selama proses penyembuhan dan biasanya dalam periode 6 bulan
NYERI AKUT NYERI KRONIK Ringan sampai berat Ringan sampai berat Respon sistem syaraf Symphatic:
Nadi meningkat Pernafasan meningkat Peningkatan tekanan darah Diaphoresis
Dilatasi pupil
Respon sistem syaraf Parasymphatic:
Tanda-tanda vital normal Kulit kering, hangat Pupil normal atau dilatasi
Berhubungan dengan luka jaringan; hilang dengan penyembuhan
Penyembuhan berlangsung lama
Klien tampak gelisah dan cemas Klien tampak depresi dan menarik diri
Klien melaporkan nyeri Klien sering tidak menyatakan nyeri tanpa ditanya
Klien memperlihatkan perilaku yang mengindikasikan nyeri: menangis, menggaruk atau memegang area
Perilaku nyeri tidak ada
3. RENTANG DAN SKALA INTENSITAS NYERI Skala Intensitas Numerik
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. MANAJEMEN NYERI a. Farmakologis
Kolaborasi dengan dokter, obat-obatan analgesia, narkotik cute oral atau parenteral ( IM, IV, SC ) untuk mengurangi nyeri secara cepat
b. Non Farmakologis 1) Stimulasi dan pijatan
Pasien jauh lebih nyaman karena otot relaksasi, sensasi tidak nyeri memblokir menurunkan transmisi nyeri, menggosok kulit, punggung, bahu.
2) Kompres Es dan Panas
• Es : menurunkan prostaglandin, sensitivitas reseptor nyeri kuat, menghambat inflamasi
• Panas : melancarkan aliran darah, nyeri berkurang 3) Distraksi
Suatu metode yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal - hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang di alami.
Trik-trik :
Memfokuskan sesuatu selain nyeri Persepsi nyeri berkurang
Melihat film, musik, kunjungan teman–teman atau keluarga, permainan, aktivitas tertentu (misal : catur)
Beberapa teknik distraksi :
Bernafas secara pelan – pelan, massase sambil menarik nafas pelan–pelan, mendengarkan lagu, sambil menepuk – nepukkan jari/kaki.
Menonton TV atau acara kegemaran 4) Relaksasi
Ketegangan otot berkurang, nafas abdomen, frekuensi lambat, berirama
Pejamkan mata, bernafas perlahan teratur konstan Menghitung dalam hati saat udara masuk dan keluar Perlu latihan dulu.
5) Imajinasi Terbimbing
Membayangkan setiap energi dalam menarik nafas adalah energi kesembuhan.
Bayangkan saat mengeluarkan nafas, nyeri keluar dan tegang berkurang.
Sebagai tambahan dari bentuk pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung : Elemen.
Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.
G.W Garland and Joan M.E, 1999, Quickly Obstetric and ginekology of Nurses, English University Press, London
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC. Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta
Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB
Muchtar Rustam. (1998).
. Jakarta : EGC.
PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG PERENCANAAN MAKAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
Topik : Perencanaan Makan
1. Umum : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat mengetahui tentang Pengaturan Pola Makan.
2. Khusus : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat :
- Mengetahui tentang Defenisi DM - Mengetahui tentang Komplikasi DM
-Mengetahui tentang Perencanaan Makan Pada DM
- Mengetahui tentang Komponen Gizi
- Mengetahui tentang Daftar Makanan Pengganti
B. Pengorganisasian
Penyuluh : Fitri Handayani Purnama Syari
C. Sasaran Penyuluhan
Adapun sasaran penyuluhan ini adalah Tn.S, Ny.L, Ny.M dan keluarganya.
D. Waktu dan Tempat
- Hari/ Tanggal : Jumat, 20 Juni 2012
- Waktu : Pukul 13.00-13.30
- Tempat : Eka Warni dan Eka Jaya IV
E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah metode ceramah dan diskusi.
F. Media
Media yang digunakan adalah Booklet
H. Sub Pokok Bahasan : 1. Defenisi DM 2. Komplikasi DM
3. Perencanaan Makan Pada DM 4. Komponen Gizi
5. Daftar Makanan Pengganti
I. Strategi Kegiatan
Tahap Pendidik Peserta Waktu
Pembukaan
Proses
Penutup
☺ Mengucapkan salam
☺ Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan sesuai kontrak waktu
☺ Melakukan penyuluhan tentang defenisi DM
☺ Melakukan penyuluhan tentang komplikasi DM
☺ Melakukan penyuluhan tentang perencanaan makan pada DM
☺ Melakukan penyuluhan tentang komponen DM
☺ Melakukan penyuluhan tentang daftar makanan pengganti
☺ Memberikan pertanyaan pada keluarga
☺ Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
1. Evaluasi Struktur
k. Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan kepada peserta.
l. Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
j. Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan.
k. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan.
l. Suasana kegiatan penyuluhan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat menjawab 70% pertanyaan yang diberikan penyuluh dengan benar.
MATERI DIABETES MELITUS
1. DEFENISI
Diabetes melitus atau sering dikenal dikalangan mazyarakat dengan Sakit Gula atau Kencing Manis merupakan suatu keadaan abnormal dimana kadar gula darah (KGD) meningkat yaitu > 200 mg/dl.
kadar gula darah sehingga sel-sel tubuh mendapatkan nutrisi/zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk proses metabolisme.
Jika insulin mengalami penurunan jumlah atau kualitas, maka kadar gula darah akan meningkat namun sel-sel tubuh tetap tidak mendapatkan nutrisi/makanan yang cukup, lama kelamaan hal ini akan mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
2. KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
1. Neuropati Diabetic (Kematian Syaraf).
Gejala yang timbul gatal-gatal, kesemutan, rasa lemah, mual, muntah, diare.
2. Retinopati Diabetic (Kerusakan pada Mata). Penglihatan kabur atau buta.
3. Nefropati Diabetic (Kerusakan Ginjal).
Gejala yang timbul lemas, mual, pucat, sesak nafas.
4. Kelainan Mikrovaskular
Bisa terjadi luka gangren, gagal jantung, penyakit jantung koroner, dll.
3. MERENCANAKAN MAKAN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
4. KOMPONEN GIZI
a. Karbohidrat
Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat kompleks khususnya yang berserat tinggi seperti roti, gandum, sereal, nasi beras tumbuk.
b. Protein
Rencana makan dapat mencakup penggunaan beberapa makanan sumber protein nabati (tumbuhan) seperti kacang-kacangan dan biji-bijian.
c. Lemak
Pada penderita DM dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak, hal ini dapat mengurangi resiko kenaikan kadar kolesterol darah yang dapat menyebabkan penyakit koroner yang merupakan penyebab kematian.
d. Serat
Serat terlarut : beberapa jenis buah, kacang-kacangan. Serat tak terlarut : roti, gandum, sereal dan sayuran.
e. Pemanis pada Diabetes
Digunakan gula pengganti, contohnya manitol, sakarin, siklamat,dll.Sebenarnya penggunaan gula masih dapat dipakai namun tidak lebih dari 7% dari kalori, misalnya gula dapat digunakan sebagai bumbu masak.
5. DAFTAR BAHAN MAKANAN PENGGANTI
Sumber Protein Hewani
1 satuan penukar = 0,5 kalori; 10 gr protein; 6 gr lemak.
Bahan Makanan URT Berat (Gr)
Ayam Dgg sapi
1 ptg sdg 1 ptg sdg
Ikan segar
Sumber Protein Nabati
1 satuan penukar = 80 kalori; 6 gr protein, 3 gr lemak; 8 gr karbohidrat.
Bahan Makanan URT Berat (Gr)
1 satuan penukar = 175 kalori; 4 gr protein; 40 gr karbohidrat.
Roti Kandungan kalori dapat
diabaikan.
Contoh Menu Sehari
Waktu Menu
Tumis kacang panjang Pisang rebus
Nasi Pepes ikan
Sup bayam Lalap ketimun , sambel pepaya
J. REFERENSI
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002
Uripto. (2009). Pendidikan Kesehatan. Diunduh di pada tanggal 25 Februari 2012
---(2005). Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi ke 3. Jakarta : FK UI.
---. (2006). Promosi Keehatan. Diunduh di
SATUAN ACARA PENYULUHAN
”PERILAKU SEHAT PENDERITA DIABETES MELLITUS”
A. POKOK BAHASAN : Perilaku Sehat Penderita Diabetes Mellitus
A. SUBPOKOKBAHASAN :
1. Perilaku hidup sehat penderita diabetes mellitus 2. Perencanaan makanan bagi penderita diabetes mellitus 3. Manfaat latihan fisik bagi penderita diabetes mellitus 4. Cara pemberian obat penurun kadar gula dalam darah
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 15-20 menit, diharapkan pasien mampu memahami tentang perilaku sehat pada diabetes mellitus.
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup sehat pada penderita diabetes mellitus , maka diharapkan pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian perilaku hidup sehat pada pasien diabetes mellitus
2. Menjelaskan perencanaan makanan bagi penderita diabetes mellitus 3. Menyebutkan manfaat latihan fisik bagi penderita diabetes mellitus. 4. Menyebutkan cara pemberian obat penurun kadar gula dalam darah
D. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN
Hari/tanggal : Sabtu, 21 Juni 2012 Waktu : 10.30 – 10.50 WIB
Tempat : Eka Jaya IV, Eka Pribadi, Eka Warni
E. SASARAN
Peserta penyuluhan adalah keluarga penderita DM F. METODE
Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi.
G MEDIA Lembar Balik
I. PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1. Pembukaan • Memberi salam dan penguatan kontrak
• Menjelaskan tujuan dan cakupan penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat bagi penderita diabetes mellitus.
• Menjelaskan perencanaan makanan bagi penderita diabetes mellitus
• Menyebutkan manfaat
latihan fisik bagi penderita
diabetes mellitus.
• Menyebutkan cara
pemberian obat penurun kadar gula dalam darah.
3. Penutup • Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
• Mengevaluasi
pengetahuan klien mengenai materi yang disampaikan dengan memberi pertanyaan
• Menyimpulkan kegiatan penyuluhan 1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan peserta mengikuti penyuluhan b. Media dan alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan 2. Evaluasi proses
a. Kesiapan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan b. Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan 3. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi, yaitu mampu:
1. Menjelaskan perilaku hidup sehata bagi penderita diabetes mellitus
2. Menyebutkan manfaat latihan fisik bagi penderita diabetes mellitus.
MATERI PENYULUHAN
PERILAKU SEHAT PENDERITA DIABETES MELLITUS
1. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut : a. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
b. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
c. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya d. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
3. Etiologi
1. Diabetes tipe I: a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th) b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1. Katarak dan Glaukoma 2. Retinopati
3. Gatal seluruh badan 4. Pruritus Vulvae
5. Infeksi bakteri dan jamur di kulit 6. Dermatopati
7. Neuropati perifer 8. Neuropati viseral 9. Amiotropi
10. Ulkus Neurotropik 11. Penyakit ginjal
12. Penyakit pembuluh darah perifer dan Penyakit pembuluh darah otak 13. Penyakit koroner dan Hipertensi
4. Perilaku Sehat Penderita DM
Perilaku sehat pada penderita diabetes mellitus adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Makanan
Prinsip perencanaan makanan pada klien dengan diabetes mellitus antara lain:
b. Menu sama dengan menu keluarga, gula dan bumbu tidak dilarang.
c. Teratur dalam jadwal, jumlah dan jenis makanan (3J)
d. Penderita sebaiknya mengonsumsi makanan dengan karbohidrat rendah dan
lambat menjadi gula.
e. Perbanyak mengonsumsi buah dan sayuran terutama kubis, kacang panjang, dan paprika untuk memperbaiki fungsi pankreas.
2. Latihan Jasmani
Latihan jasmani yang benar dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
a. Menurunkan kadar gula darah (dengan mengurangi resistensi insulin,
meningkatkan sensivitas insulin)
b. Menurunkan berat badan.
c. Mencegah kegemukan.
d. Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
e. Olahraga yang bisa dilakukan diantaranya jogging, berlari, renang, bersepeda.
3. Menggunakan Obat Penurun Gula Darah
Obat yang berfungsi menurunkan gula darah disebut dengan obat berkhasiat hipoglikemik. Pada prinsipnya, pengendalian Diabetes Mellitus (DM) melalui obat ada 2 yaitu :
1) Obat Anti Diabetes (OAD) atau Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Berfungsi untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresi insulin. Penggunaan obat penurun gula darah diberikan setelah dengan cara pengaturan makan dan olahraga kadar gula darah belum terkontrol.
2) Suntikan insulin
Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu makananya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia. Penggunaan insulin biasanya dilakukan setelah efek yang diinginkan tidak dapat dicapai hanya dengan menggunakan obat yang diminum.
J. REFERENSI
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Uripto. (2009). Pendidikan Kesehatan. Diunduh di
tanggal 25 Februari 2012
---(2005). Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi ke 3. Jakarta : FK UI.
---. (2006). Promosi Keehatan. Diunduh di
PENYULUHAN KESEHATAN
BAHAYA MEROKOK
A. Latar Belakang
Tembakau, khususnya rokok merupakan salah satu penyebab kematian terbesar dinegara-negara berkembang. Pengguna dari rokok kebanyakan adalah para remaja . usia remaja adalah usia rentan mengalami masalah karena pada masa ini adalah masa pencarian identitas dan ingin dikenal oleh remaja lainnya, dengan melakukan apa saja seperti mengikuti prilaku dalam kelompok agar merasa dihargai dan diterima dalam kelompok.Tingkah laku yang sering dilakukan remaja saat ini adalah merokok.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Profesi Fakultas Keperawatan di Lingkungan XI Medan Johor bahwa jumlah remaja sebanyak orang. Masalah yang sering dialami remaja adalah merokok, narkoba serta pergaulan bebas. Dari ketiga masalah diatas maka remaja perlu mendapatkan perhatian khusus melalui bimbingan konseling dan kegiatan penyuluhan serta upaya-upaya lainnya mengingat bahwa merokok, narkoba dan seks bebas merupakan masalah yang dapat merusak generasi bangsa.
Karena itu perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok, agar remaja dapat mengenal lebih jauh mengenai bahaya merokok. Sehingga dapat mencegah dan menjaga kesehatannya, dengan mulai mengurangi dan secara bertahap berhenti merokok karena mengetahui bahaya yang ditimbulkannya
B. Tujuan Intruksional 1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja mampu mengaplikasikan tentang bahaya merokok dikehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
• Menjelaskan tanda dan gejala perokok
• Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang merokok • Menjelaskan dampak merokok bagi kesehatan
• Menjelasakan cara untuk berhenti merokok • Menjelasakan keuntungan berhenti merokok
C. Manfaat
Dengan penyuluhan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan remaja lingkungan XI Kecamatan Medan Johor tentang dampak buruk yang akan merugikan bagi kesehatan dari kebiasaan merokok.
D. Sasaran
Remaja lingkungan XI Kecamatan Medan Johor.
E. Metode • Ceramah • Diskusi
F. Waktu dan Tempat Penyuluhan • Hari / Tanggal :
• Waktu : 10.00 WIB s/d selesai
• Tempat :
G. Media dan Alat
Leaflet, Laptop, LCD, dan mikrofon/TOA
H. Pengorganisasian Kegiatan
• Penanggung Jawab : Silvia fithriyani • Moderator : Samsul Rizki • Penyuluh : Hafizah Isnaini • Fasilitator : Rahmi Surilesmana
Rini Sriwanda Dirayati Sarfina • Observer : Ftri Handayani
Megita Maha Putri
I. Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1. - Menjelaskan tujuan
- Menggali
- Menjelaskan tanda, gejala dan dampak merokok
- Menjelaskan strategi berhenti merokok - Menjelaskan
keuntungan berhenti merokok
- Melakukan Tanya jawab dengan peserta penyuluh
- Menutup penyuluhan dan menyimpulkan
- Menjawab salam - Mendengarkan dan
memperhatikan - Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan - Mendengarkan dan
memperhatikan
- Bertanya atau menjawab
- Mendengarkan dan memperhatikan
5 menit
15 menit
- Mengucapkan salam - Menjawab salam
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
• Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan • Media dan alat memadai
• Waktu dan tempat penyluhan sesuai dengan rencana kegiatan 2. Evaluasi Proses
• Pelaksanaan Penyuluhan sesuai dengan jadwal yang direncanakan
• Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berepartisipasi selama proses penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan maka remaja mampu menjawab 80 % pertanyaan yang diajukan penyuluh saat evaluasi.
2.1Pengertian
Rokok berasal dari daun tembakau yang dikeringkan dan dibentuk atau hanya digulung dan dimasukkan kedalam pipa. Bila rokok dibakar akan terjadi perubahan kimia.
Merokok adalah suatu kebiasaan yang diterima meluas oleh semua masyarakat dan sehingga dipandang sebagai suatu norma yang membanggakan, rokok mengandung banyak unsur kimia yang mengakibatkan banyak penyakit.
2.2Zat-Zat yang Terkandung Dalam Rokok
Sebatang rokok mengandung empat ribu bahan kimia beracun berbahaya dan dapat membawa kematian. Bahan-bahan yang paling banyak terkandung dalam rokok adalah:
• Tar • Nikotin
• Karbonmonoksida
2.3Penyebab Seseorang Merokok
• Asumsi masyarakat bahwa dengan merokok tampak gagah, mengusir kesedihan menghilangkan rasa lelah.
• Rasa ingin tahu, mencoba-coba. • Adanya permasalahan.
• Berat badan menurun.
2.5Dampak Merokok • Risiko sesak nafas. • Batuk kronis. • Serangan jantung. • Impotent.
• Peradangan paru-paru, hingga kanker paru-paru. • Wanita hamil, risiko keguguran.
2.6 STRATEGI BERHENTI MEROKOK a. Rencanakan waktu berhenti
Rencanakan kapan anda akan berhenti merokok untuk selamanya dengan niat. Waktunya mungkin saja beberapa hari ke depan atau 2 minggu lagi. Menjelang hari berhenti merokok itu, anda kurangi jumlah rokok yang dihisap setiap harinya.
b. Bantu diri anda sendiri
Dalam merencanakan dan menjaga keinginan untuk berhenti merokok, carilah informasi mengenai rokok dan penyakit yang ditimbulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti American Cancer Society, American Lung Association, Centers for Disease Control and Prevention atau situs lokal seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, Komite Nasional Penanggulangan Masalah Merokok. Bantulah diri dengan informasi yang meyakinkan untuk menjauh dari rokok setelah berhenti merokok. Buat catatan dan peringatan. Tulis catatan seperti “Anda sekarang bukan perokok” dan tempelkan pada tempat-tempat yang sering anda kunjungi seperti di tempat tidur, atas meja. Sibukkan diri anda dengan aktivitas. Ini penting supaya anda tidak selalu terpikir untuk merokok. Aktivitas yang bisa dilakukan misalnya berkebun, membaca buku
c. Kelompok pendukung
d. Konseling
Konseling merupakan pertemuan tatap muka dengan dokter yang terpercaya, psikolog, perawat atau konselor. Forum ini akan membahas hal-hal apa saja yang menghalangi anda untuk berhenti merokok dan cara-cara untuk mengatasinya.
e. Olahraga
Olahraga akan membantu anda mengatasi stres dan berat badan yang bertambah setelah anda berhenti merokok.
f. Terapi alternatif
Beberapa perokok mencoba metode hipnotis atau akupuntur untuk membantu mereka berhenti merokok, meskipun tidak banyak yang terbukti berhasil. Namun, bila metode tersebut membuat anda berhenti merokok, berarti metode tersebut cocok dengan anda. g. Lakukan terus-menerus
Tetaplah berhenti merokok pada hari yang telah tentukan untuk berbuat demikian. Jangan terputus-putus melakukannya. Pusatkan perhatian pada pekerjaan sehari-hari untuk mengalihkan keinginan merokok dan berpikir positif. Pikirkan diri sebagai seorang yang bukan perokok. Apabila ada tawaran merokok dari teman, katakan kepada teman itu dengan tegas “Saya tidak merokok”. Tarik nafas panjang selama lima detik dan lepaskan perlahan-lahan. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh atau cola. Melakukan olahraga sekurang-kurangnya tiga kali seminggu selama 20 menit setiap sesi. Membasuh tangan atau mandi ketika anda ingin merokok. Kunyah sesuatu seperti permen karet dan berdoa semoga anda diberi kekuatan dan keinginan yang tetap untuk berhenti merokok
2.6Keuntungan Berhenti Merokok
a. Menghemat dan tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli rokok dan bisa membeli barang-barang lain yang diinginkan.
b. Menghirup lebih sedikit bakteri menghisap rokok sama dengan menghirup bakteri yang bisa membuat sakit.
c. Lebih pintar karena terhindar dari kecanduan zat kimia rokok yang bisa merusak otak. d. Tidur lebih nyenyak dan lebih baik karena nikotin adalah zat yang bisa mengganggu
produksi hormon tidur.
f. Terhindar dari penyakit psoriaris karena studi terkini menyebutkan ada hubungannya antara perokok dengan penyakit kulit psoriaris.
g. Merasa lebih hangat dan tidak kedinginan karena sirkulasi darah akan berjalan dengan lancar dan menghangatkan tubuh.
h. Yang memiliki penyakit AIDS tidak akan mengalami proses kemunduran daya tahan tubuh yang lebih cepat.
Terhindar dari semua penyakit kronis yang disebabkan rokok, terutama penyakit jantung yang punya risiko 4 kali lipat.
i. Terhindar dari meninggal dunia karena tumor otak karena asap rokok yang masuk ke paru-paru bisa menyebar cepat ke dalam pembuluh darah di otak.
j. Memiliki gigi yang lebih bersih dan sehat karena zat kimia dalam rokok tidak masuk lagi ke mulut dan tidak akan merusak gigi.
k. Memiliki keriput yang lebih sedikit karena rokok bisa merusak jaringan dan elastisitas kulit setelah 10 tahun.
l. Memiliki indera penciuman yang lebih baik dan mengonsumsi makanan dengan lebih nikmat.
m. Mempunyai rambut yang lebih kuat dan tidak akan cepat mengalami kebotakan. n. Menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan produktif karena jarang sakit. o. Terhindar dari stres karena tekanan keluarga dan orang-orang
p. Terhindar dari batuk dan bronkitis yang mengganggu.
q. Menyelamatkan bayi dan anak-anak yang tidak berdosa dari gangguan asap rokok. r. Memiliki sperma yang lebih banyak dan sehat karena risiko sperma cacat akibat
bahan kimia rokok akan berkurang.
s. Lebih dicintai pasangan, menjadi pencium yang baik dan kemungkinan dicampakkan berkurang karena kebanyakan wanita tidak suka bau asap rokok.
t. Akan menjadi contoh dan figur yang baik untuk teman yang ingin berhenti merokok u. Bernafas lebih panjang karena karbonmonoksida dari rokok tidak akan masuk ke
dalam darah dan membatasi jumlah oksigen untuk bernafas.
v. Bisa punya kemungkinan untuk hamil lebih besar karena terhindar dari kanker ovarium atau rusaknya sel-sel telur dan fungsi reproduktif wanita.
w. Mempunyai risiko melahirkan anak cacat yang lebih rendah karena zat kimia dalam rokok bisa menyebabkan mutasi gen yang diturunkan pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Betz. 2002. Bahaya Rokok. EGC: Jakarta
Endang.2008. Dampak Merokok. Dibuka pada tanggal 29 Maret 2012 di website
Prasetyo. 2008. Askep pada klien Kanker Paru. Dibuka pada tanggal 3 April 2012 di website