Peran Keluarga dan Sekolah dalam Proses Sosialisasi Pada
Anak Down Syndrome Di Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB) NO. 167713 Tebing Tinggi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Abet Nego Terkelin Bangun
Nim: 3113122003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
i ABSTRAK
Abet Nego Terkelin Bangun, NIM. 3113122003. Tahun 2015. Judul Skripsi Peran Keluarga dan Sekolah dalam Proses Sosialisasi pada Anak Down Syndrome di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) No. 167713 Tebing Tinggi.
Penelitian mengenai Peran Keluarga dan Sekolah dalam Proses Sosialisasi pada Anak Down Syndrome di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) No. 167713 Tebing Tinggi bertujuan Untuk mengetahui perilaku sosial anak down syndrome, permasalahan apa saja yang dialami anak down syndrome dalam proses interaksi dalam lingkungan sekolah dan rumah, peran orang tua dan sekolah dalam melakukan sosialisasi pada anak down syndrome, persepsi orang lain terhadap peran orang tua dalam proses Sosialisasi pada anak down syndrome.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumplan data yang digunakan dengan melakukan wawancara, observasi, studi pustaka serta penelusuran data secara online.
Hasil yang didapat dalam penelitian tersebut adalah : (a) Keempat anak down syndrome yang menjadi subjek penelitian peneliti telah berperilaku baik dilingkungan sekolah dan rumahnya. (b) Pada saat berinteraksi dengan orang lain anak down syndrome mengalami permasalahan yang sama, yaitu permasalahan dalam berkomunikasi dimana mereka sulit berbicara seperti anak normal lainnya. Dua dari keempat anak down sydrome tersebut memiliki permasalahan khusus, yaitu Hotma yang selalu berpikir bahwa teman seperti boneka sehingga ia tidak diizinkan orang tua untuk bermain diluar rumah serta ganguan pada penglihatan (rabun) Marisa. (c) Orang tua serta pihak sekolah sebagai suatu lembaga yang terstruktur dari ke empat anak ini melakukan fungsi sosialisasinya kepada anak-anak down syndrome. orang tua dan pihak sekolah mengenalkan nilai-nilai serta norma dan aturan serta mengajarkan ajaran agama yang berlaku dilingkungan rumah dan sekolah.(d) Pandangan (persepsi) orang lain terhadap peran orang tua sangan baik, orang lain menganggap bahwa orang tua telah melakukan fungsinya dalam melakukan sosialisasi.
ii KATA PENGANTAR
Skripsi yang berjudul “Peran Keluarga dan Sekolah dalam Proses
Sosialisasi pada Anak Down Syndrome di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) No.
167713 Tebing Tinggi” ini tidak mungkin bisa diselesaikan dengan baik tanpa
berkat dan karunia dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Oleh karena itu penulis
panjatkan segala hormat, puji dan syukur kepada-Nya. Skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan oleh penulis tanpa mengandalkan-Nya. Kepada Mamak dan
Almarhum Bapak penulis ucapakan banyak terimakasih untuk cinta kasih dan
dukungannya semasa penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun oleh penulis guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan
Antropologi di Fakultas Ilmu sosial (FIS) Universitas Negeri Medan. Penulis
berharap, dengan adanya skripsi ini dapat menambah refrensi para pembaca secara
khusus Mahasiswa Pendidikan Antropologi dan secara umum bagi kalangan
umum. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini melibatkan
banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta jajarannya.
2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan beserta jajarannya.
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
iii I penulis yang telah memberikan bimbingan berupa masukan dan kritik
yang membangun bagi penulis hingga skripsi dan perkuliahan penulis
dapat selesai tepat waktu.
4. Ibu Sulian Ekomila, MSP selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan serta saran-saran kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dra. Trisni Handayani, M.Si selaku dosen Penguji II yang telah
memberikan bimbingan serta kritik dan saran yang membangun kepada
penulis.
6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku disen Penguji III yang telah
memberikan bimbingan serta Kritik dan saran yang membangun kepada
penulis.
7. Bapak M. Iqbal S.Sos yang sering penulis panggil dengan sebutan Bang
Iqbal yang telah menjadi teman diskusi selama penulis kuliah.
8. Seluruh Dosen Pendidikan Antropologi yang telah membagikan ilmunya
kepada penulis.
9. Teristimewa keluarga besar penulis, Mamak, Almarhum Bapak, Abang
dan Kakak ipar serta kemanakan penulis yang telah memberikan
dukungan, semangat serta perhatian kepada penulis. Tanpa cinta dari
keluarga mungkin skripsi ini tidak dapat diselesaikan.
10.Ibu Lulu Kurniasih, S.Pd Selaku Kepala Sekolah, SDLB No. 167713
Tebing Tinggi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
iv
menyelesaikan berkas-berkas menuju seminar sampai wisuda. Semoga S2
nya dengan cepat terselesaikan.
13.Teman spesial penulis Desyanti Girsang, terimakasih untuk cinta, sayang
dan perhatiannya kepada penulis, semoga berkat-berkat Bapa tak pernah
berhenti bagi mu.
14.Anggota OPJ, yaitu : Viktor Sinaga, Giot M. Marbun, Agus Riyaf, Osi
Karina Saragih, Mei Santi Napitupulu, Siti Yuni Fadlina Amin, Desyanti
Girsang. Terima Kasih telah menjadi tempat berbagai suka, duka dan
diskusi selama 4 tahun penulis berkuliah. Semoga persahabatan ini terus
bertahan. Tetap semangat bagi kita semua untuk mengejar gelar S.Pd
bersama.
15.Roy Masda B. Ginting serta Lisna Verodika Barus sebagai teman satu
pembimbing skripsi dan juga pemberi semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman diskusi lainnya selama penulis
kuliah, Safri Lubis, bang Ilham Illahi, Hendwit Alan, Jojor Anna Theresia
Nababan. Serta Ayu Lusoi M Siburian, teman seperjuangan untuk
sama-sama seminar dan juga sama-sama-sama-sama sidang dan seluruh teman-teman
Pendidikan Antropologi stambuk 2011 yang tak dapat disebut namanya
v 16.Teman-teman PPLT di SMA Neg. 1 Sei Bamban.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini
dapat bermanfaat bagi Orang tua, Sekolah, serta Mahasiswa. Sekali lagi penulis
ucapkan Terima Kasih. Selamat Membaca.!
Medan, Juni 2015
vii
2.3.4 Down Syndome ... 22
2.3.5 Perilaku Sosial ... 23
2.3.6 Persepsi ... 23
2.4 Kerangka Berpikir ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
3.1 Jenis Penelitian ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
viii
4.5 Peran Sekolah Dalam Proses Sosialisasi Pada anak Down Syndrome ... 49
4.6 Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi Pada anak Down Syndrome... 52
4.7 Persepsi Orang Lain terhadap Peran Orang Tua dalam Proses Sosialisasi pada Anak Down Syndrome ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 62
ix DAFTAR TABEL
1. Data Siswa Berdasarkan Kelas ... 36
x DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Berpikir ... 24
2. Lingkungan Sekolah ... 35
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik
baik itu positif maupun negatif (Setiadi, 2007:176)
Bisa juga dikatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak bisa
lepas dari manusia lainnya. Hal itu dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari
manusia itu sendiri, dimana manusia selalu tunduk dalam aturan hukum, secara
sederhana dapat dlihat ketika manusia yang memiliki status mahasiswa pergi ke
kampus atau individu lain yang ingin pergi kemana saja maka ia akan
menggunakan pakaian yang layak dipandang oleh orang lain.
Selama manusia hidup, ia tidak akan pernah bisa lepas dari manusia
lainnya, maka dari itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial. Manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial juga dikarenakan pada diri manusia itu sendiri
memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan untuk dapat diterima oleh lingkungannya (hidup berkelompok).
Manusia memiliki kebutuhan dasar untuk hidup dengan orang lain, untuk itu
2
Lembaga keluarga sendiri adalah lembaga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Anak merupakan bagian yang sangat diinginkan oleh suatu lembaga
keluarga. Sebagaimana fungsi dari lembaga keluarga adalah melakukan
reproduksi. Anak merupakan ‘harta’ yang paling berharga bagi orang tua.
Sehingga segala upaya akan dilakukan orang tua untuk memperoleh anak
(keturunan).
Anak merupakan individu yang sama dengan manusia dewasa yang
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan memahami aturan-aturan (norma)
yang berlaku dalam lingkungannya sehingga ia dapat diterima oleh
lingkungannya. Proses tumbuh kembangnya, anak sangat membutuhkan orang
tuanya dalam memahami lingkungan sekitarnya.
Untuk itu orang tua sangat berperan penting dalam proses interaksi si anak
terhadap lingkungan sekitarnya. hal itu yang menjadikan lembaga keluarga
merupakan unit kelompok yang kecil dalam masyarakat tapi keluarga memiliki
kedudukan yang cukup penting. Tumbuh kembang anak sifatnya sangat khas,
namun tetap saja perkembangan anak harus tetap diawasi apakah
perkembangannya sesuai dengan anak pada umumnya.
Anak yang lahir dengan tumbuh kembang yang tepat sangat mudah untuk
diajari dalam proses berinteraksi dan memahami aturan-aturan yang berlaku pada
lingkungan sekitarnya lalu bagaimana dengan anak yang memiliki kebutuhan
khusus, anak yang mengidap down syndrome (Sindrom Down) misalnya.
Dalam buku yang ditulis Hassan & Alatas (ed) yang berjudul Buku Kuliah
Ilmu Kesehatan Anak, John Langdon adalah dokter yang pertama kali
Anak-3
anak down syndrome adalah anak yang memiliki kecacatan pada fisik dan
mentalnya. Anak down syndrome memiliki julukan dari kaum awam, yaitu anak
yang berwajah serupa.
Memang secara fisik anak-anak down syndrome memiliki kesamaan fisik,
kecacatan pada fisik itu yang mampu membantu kita dalam mengidentifikasi anak
yang mengidap down syndrome atau tidak. Anak down syndrome berbeda dengan
anak autis. Anak autis selintas terlihat seperti anak normal pada umumnya,
sedangkan anak down syndrome memang bisa langsung terlihat perbedaannya
dengan anak normal.
Dahulu penyakit ini disebut dengan sebutan Mongoloid atau Mongoloism
karena penderita penyakit ini memiliki ciri fisik yaitu wajah seperti bangsa
Mongoloid. Ciri utama dari down syndrome adalah kecacatan pada pada mental
dan fisik dari pengidapnya. Down syndrome menyebabkan kemampuan intelektual
yang rendah dalam upaya penyesuaian diri (adaptif).
Peranan orangtua sangat diperlukan dalam perkembangan anak down
syndrome, seperti yang dikutip dalam laman
www.detik.com/health/read/2013/03/25/082829/2202407/1301/ (diakses pada
tanggal 11 maret 2014) menyatakan bahwa terkadang anak down syndrome
‘disembunyikan’ oleh keluarganya. Penyebab keluarga menyembunyikan anak
down syndrome dikarenakan kekhawatiran masyarakat tidak dapat menerima
mereka.
Peranan orang tua dan juga sekolah sebagai lembaga penting dalam
masyarakat sangat diharapkan untuk dapat membantu tumbuh kembang anak
4
sederhana, memberikan suasana rumah yang damai serta menyenangkan, serta
memberikan sosialisasi mengenai norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Pihak sekolah berperan dalam memberikan pendidikan tambahan kepada anak
down syndrome dalam proses tumbuh kembangnya.
Pernyataan diatas diperkuat oleh pernyataan ibu Dini Priharti yang
memiliki anak down syndrome, dalam laman detik.com ibu Dini mengatakan
bahwa anak down syndrome punya hak sosialisasi. Mereka punya kemampuan
mampu didik dan mampu latih. Mampu didik maksudnya adalah bisa dididik
sedangkan mampu latih artinya bisa dididik mandiri dan berprestasi melalui gerak
seperti menari atau main drum.
Sesuai dengan pernyataan ibu Dini, bahwa seorang anak down syndrome
yang mendapatkan sosialisasi dan dididik dan dilatih, dapat memberikan prestasi
yang tak kalah dengan anak normal lainnya, Alessandro Aurel Amadeo misalnya.
Seperti yang dikutip dalam laman
www.liputan6.com/news/read/327602/down-syndrome-tak-halangi-aurel-untuk-berprestasi (diakses pada tanggal 11 Maret
2015). Alessandro mampu memainkan alat musik jimbe. Alessandro menjadikan
alat musik asal Afrika ini sebagai obsesi dan penyemangatnya. Alessandro juga
menjadi guru untuk teman-temanya. Selain mampu bermain jimbe, Alessandro
juga mampu melukis, sudah ada 16 lukisan dalam setahuan terakhir yang
dihasilkan oleh Alessandro.
Berdasarkan dari uraian yang telah dijabarkan dalam latar belakang, maka
peneliti melakukan penelitian dengan judul : “Peran Keluarga dan Sekolah
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Lembaga keluarga adalah lembaga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
2. Lembaga sekolah sebagai agen sosialisasi
3. Keluarga memiliki fungsi sosialisasi.
4. Anak down syndrome memiliki kebutuhan memperoleh sosialisasi dari
keluarga untuk berinteraksi.
5. Anak down syndrome memiliki masalah-masalah dalam proses interaksi.
6. Pandangan orang lain terhadap peranan orang tua (keluarga) dalam proses
sosialisasi pada anak down syndrome.
1.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi
masalah dan pembatasan masalah (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,
2009:27). Berdasarkan uraian yang sudah dijabarkan didalam latar belakang,
maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perilaku sosial anak Down Syndrome dalam lingkungan
sekolah dan rumah?
2. Permasalahan apa saja yang dialami anak Down Syndrome dalam proses
interaksi dalam lingkungan sekolah dan rumah?
3. Bagaimana peran orang tua dan sekolah dalam melakukan sosialisasi pada
6
4. Bagaimana persepsi oranglain terhadap peran orang tua dalam proses
Sosialisasi pada anak Down Syndrome?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perilaku sosial anak down syndrome dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
2. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dialami anak Down
Syndrome dalam proses interaksi dalam lingkungan sekolah dan rumah.
3. Untuk mengetahui peran orang tua dan sekolah dalam melakukan
sosialisasi interaksi pada anak down syndrome?
4. Persepsi orang lain terhadap peran orang tua dalam proses Sosialisasi pada
anak Down Syndrome?
1.5 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan memberi manfaat kepada orang lain. Manfaat
yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah :
1. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dalam
penulisan karya ilmiah, serta bahan bacaan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan secara umum dan bagi mahasiswa
Pendidikan Antropologi secara khusus serta Institusi pendidikan anak
Difabel (down syndrome). Untuk mengetahui peran orang tua dan sekolah
7
2. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta pengetahuan
bagi mahasiswa Pendidikan Antropologi dan para guru yang mengajar di
lembaga pendidikan difabel.
3. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai informasi
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Black, James A. dan Dean J. Champion.2009. Metode dan Masalah Penelitian
Sosial. Bandung:PT. Refika Aditama
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana
Daryanto. 1997. Sekolah Bukan Pasar, Jakarta: Rineka Cipta.
Dediknas. 2009, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Dwi Narwoko, J dan Bagong Suyanto (ed). 2007. Sosiologi :Teks Pengantar dan
Terapan, Jakarta: kencana
Goode, William J. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara
Hassan, Rusepno dan Husein Alatas (ed). 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak, Jakarta: Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Henslin, James M. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Jakarta:
Erlangga
Hortomo, Drs. H dan Dra. Arnicun Aziz. 2004. MKDU: Ilmu Sosial Dasar,
Jakarta: Bumi Aksara
Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. 1984. Sociology. Six Edition. Sinaga,
Herman (ed). Sosiologi, Jilid I Edisi Keenam. Jakarta: Bumi Aksara
Horton, Paul B dan Chester L. Hunt.Penerjemah (Aminuddin Ram dan Tita
Sobari). 1999, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Erlangga.
Moleong, Lexy J. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy, J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Muhammad, Jamila K.A 2007, Special Education For Special Children Panduan
Pendidikan Khusus Anak-Anak dengan Ketunaan dan Learning Disabilities,
Jakarta: Hikmah
Nazir, Narullah. 2008. Teori-Teori Sosiologi. Bandung: Widjaya Padjajaran.
Poloma, Margaret M. 2000, Sosiologi Kontemporer, Jakarta: RajaGrafindo
Persada
Rahman, Agus Abdul. 2013. Integrasi Pengetahuan wahyu dan Pengetahuan
Empirik, Jakarta: RajaGrafindo Persada
Republik Indonesia, 1989, Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta: Sekretariat Negara
Republik Indonesia, 2002, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Jakarta: Sekretariat Negara
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2004, Teori Sosiologi Modern, Jakarta:
Prenada Media.
Ritzer, George. 2003, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Setiady, Elly M. 2007. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar, Jakarta: Kencana
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang anak, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R dan D, Bandung:
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi, Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Suyanto, Bagong dan Sutinah.2007. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:Kencana
Syamsudin Makmur, Abin. 2003. Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya
Remaja
Usman, Husaini dan Purnomo Stiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial,
Bandung: Bumi Aksara
Walgito, Bimo. 2003, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta Andi Offset
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial : Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Sumber Skripsi :
Juwariah. 2009. Dukungan Sosial Keluarga terhadap Anak Down Sindrom di
Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC) Medan: Skripsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Kardina, Syahfiyah. 2012. Peran dan Sikap Keluarga Terhadap Anak Down
Syndrome di Sekolah Luar Biasa-C Yayasan Pembinaan Anak Cacat
Medan: Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sumber Internet :
Anonim. 2015. Available at http://isdi-online.org/id/informasi/tentang-down-syndrome.html. Diakses pada 10 Februari 2015.