• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KELUARGA DAN SEKOLAH DALAM PROSES SOSIALISASI PADA ANAK DOWN SYNDROME DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) NO.167713.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KELUARGA DAN SEKOLAH DALAM PROSES SOSIALISASI PADA ANAK DOWN SYNDROME DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) NO.167713."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Keluarga dan Sekolah dalam Proses Sosialisasi Pada

Anak Down Syndrome Di Sekolah Dasar Luar Biasa

(SDLB) NO. 167713 Tebing Tinggi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Abet Nego Terkelin Bangun

Nim: 3113122003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Abet Nego Terkelin Bangun, NIM. 3113122003. Tahun 2015. Judul Skripsi Peran Keluarga dan Sekolah dalam Proses Sosialisasi pada Anak Down Syndrome di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) No. 167713 Tebing Tinggi.

Penelitian mengenai Peran Keluarga dan Sekolah dalam Proses Sosialisasi pada Anak Down Syndrome di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) No. 167713 Tebing Tinggi bertujuan Untuk mengetahui perilaku sosial anak down syndrome, permasalahan apa saja yang dialami anak down syndrome dalam proses interaksi dalam lingkungan sekolah dan rumah, peran orang tua dan sekolah dalam melakukan sosialisasi pada anak down syndrome, persepsi orang lain terhadap peran orang tua dalam proses Sosialisasi pada anak down syndrome.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumplan data yang digunakan dengan melakukan wawancara, observasi, studi pustaka serta penelusuran data secara online.

Hasil yang didapat dalam penelitian tersebut adalah : (a) Keempat anak down syndrome yang menjadi subjek penelitian peneliti telah berperilaku baik dilingkungan sekolah dan rumahnya. (b) Pada saat berinteraksi dengan orang lain anak down syndrome mengalami permasalahan yang sama, yaitu permasalahan dalam berkomunikasi dimana mereka sulit berbicara seperti anak normal lainnya. Dua dari keempat anak down sydrome tersebut memiliki permasalahan khusus, yaitu Hotma yang selalu berpikir bahwa teman seperti boneka sehingga ia tidak diizinkan orang tua untuk bermain diluar rumah serta ganguan pada penglihatan (rabun) Marisa. (c) Orang tua serta pihak sekolah sebagai suatu lembaga yang terstruktur dari ke empat anak ini melakukan fungsi sosialisasinya kepada anak-anak down syndrome. orang tua dan pihak sekolah mengenalkan nilai-nilai serta norma dan aturan serta mengajarkan ajaran agama yang berlaku dilingkungan rumah dan sekolah.(d) Pandangan (persepsi) orang lain terhadap peran orang tua sangan baik, orang lain menganggap bahwa orang tua telah melakukan fungsinya dalam melakukan sosialisasi.

(6)

ii KATA PENGANTAR

Skripsi yang berjudul “Peran Keluarga dan Sekolah dalam Proses

Sosialisasi pada Anak Down Syndrome di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) No.

167713 Tebing Tinggi” ini tidak mungkin bisa diselesaikan dengan baik tanpa

berkat dan karunia dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Oleh karena itu penulis

panjatkan segala hormat, puji dan syukur kepada-Nya. Skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan oleh penulis tanpa mengandalkan-Nya. Kepada Mamak dan

Almarhum Bapak penulis ucapakan banyak terimakasih untuk cinta kasih dan

dukungannya semasa penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun oleh penulis guna memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan

Antropologi di Fakultas Ilmu sosial (FIS) Universitas Negeri Medan. Penulis

berharap, dengan adanya skripsi ini dapat menambah refrensi para pembaca secara

khusus Mahasiswa Pendidikan Antropologi dan secara umum bagi kalangan

umum. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini melibatkan

banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan beserta jajarannya.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(7)

iii I penulis yang telah memberikan bimbingan berupa masukan dan kritik

yang membangun bagi penulis hingga skripsi dan perkuliahan penulis

dapat selesai tepat waktu.

4. Ibu Sulian Ekomila, MSP selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan serta saran-saran kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Trisni Handayani, M.Si selaku dosen Penguji II yang telah

memberikan bimbingan serta kritik dan saran yang membangun kepada

penulis.

6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku disen Penguji III yang telah

memberikan bimbingan serta Kritik dan saran yang membangun kepada

penulis.

7. Bapak M. Iqbal S.Sos yang sering penulis panggil dengan sebutan Bang

Iqbal yang telah menjadi teman diskusi selama penulis kuliah.

8. Seluruh Dosen Pendidikan Antropologi yang telah membagikan ilmunya

kepada penulis.

9. Teristimewa keluarga besar penulis, Mamak, Almarhum Bapak, Abang

dan Kakak ipar serta kemanakan penulis yang telah memberikan

dukungan, semangat serta perhatian kepada penulis. Tanpa cinta dari

keluarga mungkin skripsi ini tidak dapat diselesaikan.

10.Ibu Lulu Kurniasih, S.Pd Selaku Kepala Sekolah, SDLB No. 167713

Tebing Tinggi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

(8)

iv

menyelesaikan berkas-berkas menuju seminar sampai wisuda. Semoga S2

nya dengan cepat terselesaikan.

13.Teman spesial penulis Desyanti Girsang, terimakasih untuk cinta, sayang

dan perhatiannya kepada penulis, semoga berkat-berkat Bapa tak pernah

berhenti bagi mu.

14.Anggota OPJ, yaitu : Viktor Sinaga, Giot M. Marbun, Agus Riyaf, Osi

Karina Saragih, Mei Santi Napitupulu, Siti Yuni Fadlina Amin, Desyanti

Girsang. Terima Kasih telah menjadi tempat berbagai suka, duka dan

diskusi selama 4 tahun penulis berkuliah. Semoga persahabatan ini terus

bertahan. Tetap semangat bagi kita semua untuk mengejar gelar S.Pd

bersama.

15.Roy Masda B. Ginting serta Lisna Verodika Barus sebagai teman satu

pembimbing skripsi dan juga pemberi semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman diskusi lainnya selama penulis

kuliah, Safri Lubis, bang Ilham Illahi, Hendwit Alan, Jojor Anna Theresia

Nababan. Serta Ayu Lusoi M Siburian, teman seperjuangan untuk

sama-sama seminar dan juga sama-sama-sama-sama sidang dan seluruh teman-teman

Pendidikan Antropologi stambuk 2011 yang tak dapat disebut namanya

(9)

v 16.Teman-teman PPLT di SMA Neg. 1 Sei Bamban.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang

tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini

dapat bermanfaat bagi Orang tua, Sekolah, serta Mahasiswa. Sekali lagi penulis

ucapkan Terima Kasih. Selamat Membaca.!

Medan, Juni 2015

(10)
(11)

vii

2.3.4 Down Syndome ... 22

2.3.5 Perilaku Sosial ... 23

2.3.6 Persepsi ... 23

2.4 Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

(12)

viii

4.5 Peran Sekolah Dalam Proses Sosialisasi Pada anak Down Syndrome ... 49

4.6 Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi Pada anak Down Syndrome... 52

4.7 Persepsi Orang Lain terhadap Peran Orang Tua dalam Proses Sosialisasi pada Anak Down Syndrome ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

(13)

ix DAFTAR TABEL

1. Data Siswa Berdasarkan Kelas ... 36

(14)

x DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Berpikir ... 24

2. Lingkungan Sekolah ... 35

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan

potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,

pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta

berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik

baik itu positif maupun negatif (Setiadi, 2007:176)

Bisa juga dikatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak bisa

lepas dari manusia lainnya. Hal itu dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari

manusia itu sendiri, dimana manusia selalu tunduk dalam aturan hukum, secara

sederhana dapat dlihat ketika manusia yang memiliki status mahasiswa pergi ke

kampus atau individu lain yang ingin pergi kemana saja maka ia akan

menggunakan pakaian yang layak dipandang oleh orang lain.

Selama manusia hidup, ia tidak akan pernah bisa lepas dari manusia

lainnya, maka dari itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial. Manusia

dikatakan sebagai makhluk sosial juga dikarenakan pada diri manusia itu sendiri

memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia memiliki

kebutuhan untuk dapat diterima oleh lingkungannya (hidup berkelompok).

Manusia memiliki kebutuhan dasar untuk hidup dengan orang lain, untuk itu

(16)

2

Lembaga keluarga sendiri adalah lembaga yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak. Anak merupakan bagian yang sangat diinginkan oleh suatu lembaga

keluarga. Sebagaimana fungsi dari lembaga keluarga adalah melakukan

reproduksi. Anak merupakan ‘harta’ yang paling berharga bagi orang tua.

Sehingga segala upaya akan dilakukan orang tua untuk memperoleh anak

(keturunan).

Anak merupakan individu yang sama dengan manusia dewasa yang

memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan memahami aturan-aturan (norma)

yang berlaku dalam lingkungannya sehingga ia dapat diterima oleh

lingkungannya. Proses tumbuh kembangnya, anak sangat membutuhkan orang

tuanya dalam memahami lingkungan sekitarnya.

Untuk itu orang tua sangat berperan penting dalam proses interaksi si anak

terhadap lingkungan sekitarnya. hal itu yang menjadikan lembaga keluarga

merupakan unit kelompok yang kecil dalam masyarakat tapi keluarga memiliki

kedudukan yang cukup penting. Tumbuh kembang anak sifatnya sangat khas,

namun tetap saja perkembangan anak harus tetap diawasi apakah

perkembangannya sesuai dengan anak pada umumnya.

Anak yang lahir dengan tumbuh kembang yang tepat sangat mudah untuk

diajari dalam proses berinteraksi dan memahami aturan-aturan yang berlaku pada

lingkungan sekitarnya lalu bagaimana dengan anak yang memiliki kebutuhan

khusus, anak yang mengidap down syndrome (Sindrom Down) misalnya.

Dalam buku yang ditulis Hassan & Alatas (ed) yang berjudul Buku Kuliah

Ilmu Kesehatan Anak, John Langdon adalah dokter yang pertama kali

(17)

Anak-3

anak down syndrome adalah anak yang memiliki kecacatan pada fisik dan

mentalnya. Anak down syndrome memiliki julukan dari kaum awam, yaitu anak

yang berwajah serupa.

Memang secara fisik anak-anak down syndrome memiliki kesamaan fisik,

kecacatan pada fisik itu yang mampu membantu kita dalam mengidentifikasi anak

yang mengidap down syndrome atau tidak. Anak down syndrome berbeda dengan

anak autis. Anak autis selintas terlihat seperti anak normal pada umumnya,

sedangkan anak down syndrome memang bisa langsung terlihat perbedaannya

dengan anak normal.

Dahulu penyakit ini disebut dengan sebutan Mongoloid atau Mongoloism

karena penderita penyakit ini memiliki ciri fisik yaitu wajah seperti bangsa

Mongoloid. Ciri utama dari down syndrome adalah kecacatan pada pada mental

dan fisik dari pengidapnya. Down syndrome menyebabkan kemampuan intelektual

yang rendah dalam upaya penyesuaian diri (adaptif).

Peranan orangtua sangat diperlukan dalam perkembangan anak down

syndrome, seperti yang dikutip dalam laman

www.detik.com/health/read/2013/03/25/082829/2202407/1301/ (diakses pada

tanggal 11 maret 2014) menyatakan bahwa terkadang anak down syndrome

‘disembunyikan’ oleh keluarganya. Penyebab keluarga menyembunyikan anak

down syndrome dikarenakan kekhawatiran masyarakat tidak dapat menerima

mereka.

Peranan orang tua dan juga sekolah sebagai lembaga penting dalam

masyarakat sangat diharapkan untuk dapat membantu tumbuh kembang anak

(18)

4

sederhana, memberikan suasana rumah yang damai serta menyenangkan, serta

memberikan sosialisasi mengenai norma-norma yang ada dalam masyarakat.

Pihak sekolah berperan dalam memberikan pendidikan tambahan kepada anak

down syndrome dalam proses tumbuh kembangnya.

Pernyataan diatas diperkuat oleh pernyataan ibu Dini Priharti yang

memiliki anak down syndrome, dalam laman detik.com ibu Dini mengatakan

bahwa anak down syndrome punya hak sosialisasi. Mereka punya kemampuan

mampu didik dan mampu latih. Mampu didik maksudnya adalah bisa dididik

sedangkan mampu latih artinya bisa dididik mandiri dan berprestasi melalui gerak

seperti menari atau main drum.

Sesuai dengan pernyataan ibu Dini, bahwa seorang anak down syndrome

yang mendapatkan sosialisasi dan dididik dan dilatih, dapat memberikan prestasi

yang tak kalah dengan anak normal lainnya, Alessandro Aurel Amadeo misalnya.

Seperti yang dikutip dalam laman

www.liputan6.com/news/read/327602/down-syndrome-tak-halangi-aurel-untuk-berprestasi (diakses pada tanggal 11 Maret

2015). Alessandro mampu memainkan alat musik jimbe. Alessandro menjadikan

alat musik asal Afrika ini sebagai obsesi dan penyemangatnya. Alessandro juga

menjadi guru untuk teman-temanya. Selain mampu bermain jimbe, Alessandro

juga mampu melukis, sudah ada 16 lukisan dalam setahuan terakhir yang

dihasilkan oleh Alessandro.

Berdasarkan dari uraian yang telah dijabarkan dalam latar belakang, maka

peneliti melakukan penelitian dengan judul : “Peran Keluarga dan Sekolah

(19)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Lembaga keluarga adalah lembaga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

2. Lembaga sekolah sebagai agen sosialisasi

3. Keluarga memiliki fungsi sosialisasi.

4. Anak down syndrome memiliki kebutuhan memperoleh sosialisasi dari

keluarga untuk berinteraksi.

5. Anak down syndrome memiliki masalah-masalah dalam proses interaksi.

6. Pandangan orang lain terhadap peranan orang tua (keluarga) dalam proses

sosialisasi pada anak down syndrome.

1.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci

mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi

masalah dan pembatasan masalah (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,

2009:27). Berdasarkan uraian yang sudah dijabarkan didalam latar belakang,

maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perilaku sosial anak Down Syndrome dalam lingkungan

sekolah dan rumah?

2. Permasalahan apa saja yang dialami anak Down Syndrome dalam proses

interaksi dalam lingkungan sekolah dan rumah?

3. Bagaimana peran orang tua dan sekolah dalam melakukan sosialisasi pada

(20)

6

4. Bagaimana persepsi oranglain terhadap peran orang tua dalam proses

Sosialisasi pada anak Down Syndrome?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perilaku sosial anak down syndrome dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

2. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dialami anak Down

Syndrome dalam proses interaksi dalam lingkungan sekolah dan rumah.

3. Untuk mengetahui peran orang tua dan sekolah dalam melakukan

sosialisasi interaksi pada anak down syndrome?

4. Persepsi orang lain terhadap peran orang tua dalam proses Sosialisasi pada

anak Down Syndrome?

1.5 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memberi manfaat kepada orang lain. Manfaat

yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah :

1. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dalam

penulisan karya ilmiah, serta bahan bacaan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan secara umum dan bagi mahasiswa

Pendidikan Antropologi secara khusus serta Institusi pendidikan anak

Difabel (down syndrome). Untuk mengetahui peran orang tua dan sekolah

(21)

7

2. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta pengetahuan

bagi mahasiswa Pendidikan Antropologi dan para guru yang mengajar di

lembaga pendidikan difabel.

3. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai informasi

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Black, James A. dan Dean J. Champion.2009. Metode dan Masalah Penelitian

Sosial. Bandung:PT. Refika Aditama

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana

Daryanto. 1997. Sekolah Bukan Pasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Dediknas. 2009, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Dwi Narwoko, J dan Bagong Suyanto (ed). 2007. Sosiologi :Teks Pengantar dan

Terapan, Jakarta: kencana

Goode, William J. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara

Hassan, Rusepno dan Husein Alatas (ed). 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan

Anak, Jakarta: Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

Henslin, James M. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Jakarta:

Erlangga

Hortomo, Drs. H dan Dra. Arnicun Aziz. 2004. MKDU: Ilmu Sosial Dasar,

Jakarta: Bumi Aksara

Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. 1984. Sociology. Six Edition. Sinaga,

Herman (ed). Sosiologi, Jilid I Edisi Keenam. Jakarta: Bumi Aksara

Horton, Paul B dan Chester L. Hunt.Penerjemah (Aminuddin Ram dan Tita

Sobari). 1999, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Erlangga.

(23)

Moleong, Lexy J. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Remaja

Rosdakarya

Moleong, Lexy, J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Muhammad, Jamila K.A 2007, Special Education For Special Children Panduan

Pendidikan Khusus Anak-Anak dengan Ketunaan dan Learning Disabilities,

Jakarta: Hikmah

Nazir, Narullah. 2008. Teori-Teori Sosiologi. Bandung: Widjaya Padjajaran.

Poloma, Margaret M. 2000, Sosiologi Kontemporer, Jakarta: RajaGrafindo

Persada

Rahman, Agus Abdul. 2013. Integrasi Pengetahuan wahyu dan Pengetahuan

Empirik, Jakarta: RajaGrafindo Persada

Republik Indonesia, 1989, Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia, 2002, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak. Jakarta: Sekretariat Negara

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2004, Teori Sosiologi Modern, Jakarta:

Prenada Media.

Ritzer, George. 2003, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Setiady, Elly M. 2007. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar, Jakarta: Kencana

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang anak, Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R dan D, Bandung:

(24)

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi, Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

Suyanto, Bagong dan Sutinah.2007. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:Kencana

Syamsudin Makmur, Abin. 2003. Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya

Remaja

Usman, Husaini dan Purnomo Stiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial,

Bandung: Bumi Aksara

Walgito, Bimo. 2003, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta Andi Offset

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial : Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi

Yogyakarta

Sumber Skripsi :

Juwariah. 2009. Dukungan Sosial Keluarga terhadap Anak Down Sindrom di

Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC) Medan: Skripsi. Medan: Universitas

Sumatera Utara

Kardina, Syahfiyah. 2012. Peran dan Sikap Keluarga Terhadap Anak Down

Syndrome di Sekolah Luar Biasa-C Yayasan Pembinaan Anak Cacat

Medan: Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sumber Internet :

Anonim. 2015. Available at http://isdi-online.org/id/informasi/tentang-down-syndrome.html. Diakses pada 10 Februari 2015.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembuatan cilok dengan daging ayam jumlah air yang ditambahkan lebih banyak dibandingkan dengan cilok dengan bahan daging sapi sehingga menyebabkan rasa

[r]

Sindroma Hyper-IgE (HIEs) adalah suatu immunodefisiensi primer kompleks yang jarang dengan karakteristik eksim , abses kulit , infeksi paru , kadar eosinofil dan kadar

[r]

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Motif Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Maṣlaḥah ḍ arūriyyah (kebutuhan primer), yaitu segala sesuatu yang harus ada demi tegaknya kehidupan manusia untuk menopang kemaslahatan agama dan dunia di mana

Peranan administrasi perkantoran sangat penting pada suatu kantor yang.. berfungsi sebagai alat mencapai