• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebijakan Bisnis dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Usaha Mikro Kecil Menengah UD.Rezeki Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kebijakan Bisnis dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Usaha Mikro Kecil Menengah UD.Rezeki Baru"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBIJAKAN BISNIS DALAM UPAYA

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN

USAHA MIKRO KECILMENENGAH UD.REZEKI BARU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (SI) Pada Program Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

100907066 RUDY LESMANA

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Rudy Lesmana

NIM : 100907066

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Analisis Kebijakan Bisnis dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Usaha Mikro Kecil Menengah UD.Rezeki Baru

Medan, Juni 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Dharmawan Sryanto, SE, M.Si

NIDN : 0106057202 NIP : 195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Kebijakan Bisnis dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Usaha Mikro Kecil Menengah UD.Rezeki Baru”.

Skiripsi ini disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S-1) pada Program Studi Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan dari berbagai pihak, terutama penulis khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tua tersayang Alm. Mardi dan Tiomas atas kasih sayang, pengorbanan, financial, dukungan dan doa tulus sertaabang tersayang Arry Wiranata yang telah memberikan dukungan dan hiburan untuk penulis. Pada kesempatan inijuga penulis ingin mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan penelitian ini.

(4)

3. Bapak M. Arifin Nasution Sos. M.sp, Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan penelitian ini.

4. Bapak Dharmawan Sryanto, SE, M.Si, Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, yang telah memberikan bekal ilmu yang tidak ternilai harganya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 6. Kak Siswanti, yang selau memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan

dukungan serta hal-hal positif untuk menjadikan penulis menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.

7. Bang Farid dan seluruh Staf karyawan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah memberikan kemudahan dalam persiapan berkas-berkas selama perkuliahan.

8. Bapak Misli, Ibu Tiny dan Kak Ira serta seluruh karyawan yang telah membantu penulis dengan memberikan izin untuk melakukan penilitian ini. 9. Teman seperjuanganAbdi Agus Herlambang, Okky Novendra, Ichwannul

Muslimin, Frans Kristanto, Amar Mira, Pandi Jufri Marpaung dan Agus Septian yang telah memberikan hiburan dan semangat kepada penulis.

(5)

11.Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Medan, Mei 2012

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Daftar isi ... v

DaftarTabel ... vii

DaftarGambar ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Batasan Masalah ... 10

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Manfaat Penelitan ... 10

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kewirausahaan ... 11

2.2 Pengertian dan kriteria UMKM ... 12

2.3 Kebijakan ... 13

2.3.1 Pengertian Kebijakan ... 13

2.3.2 Proses Penerapan Kebijakan ... 14

2.4 Bisnis ... 16

2.4.1 Pengertian Bisnis ... 16

2.4.2 Tujuan Bisnis` ... 17

2.5 Kebijakan Bisnis ... 18

2.5.1 Pengertian Kebijakan Bisnis ... 18

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengharui Kebijakan Bisnis ... 19

(7)

2.7 Analisis SWOT ... 22

2.8 Pemasaran ... 23

2.8.1 Pengertian Pemasaran ... 23

2.8.2 Proses Pemasaran ... 24

2.8.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 26

2.9 Volume penjualan ... 34

2.9.1 Volume ... 34

2.9.2 Penjualan ... 34

2.9.3 Volume Penjualan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitan... 38

3.3 Lokasi Penelitian... 39

3.3 Infoman Penelitian... 39

3.4 Defenisi Konsep... 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 41

3.6 Teknik Analisis Data... 42

BAB IV HASIL PENELITAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Profil Singkat UD.Rezeki Baru ... 44

4.1.2 Visi dan Misi ... 47

(8)

4.1.4 Deskripsi Tugas dan Fungsi bidang... 50

4.2 Penyajian Data... 51

4.2.1 Hasil Wawancara... 53

4.2.1.1 Konsep Kebijakan Bisnis di UD RezekiBaru... 54

4.2.1.2 Peran KebijakanBisnis dalam Meningkatkan Volume penjualan... 60

4.2.2 Analisi SWOT UD.RezekiBaru... 64

4.3. Analisis data……….... 66

4.3.1 Implementas i Kebijakan Bisnis di UD.RezekiBaru………….... 66

4.3.2 Peran Kebijakan Bisnis dalam Meningkatkan Penjualan…….... 75

4.3.3. Rancangan Kebijakan Promosi………. 81

4.3.4 Manfaat Kebijakan Bisnisbagi UD.Rezeki Baru………... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 85

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan UKM di Indonesia`... 2

Tabel 2.1 Kriteria UMKM... 13

Tabel 4.1 Daftar Rincian Produk keripik Ubi. Rezeki Baru... 45

Tabel 4.2 Bidang Kerja dan Tugas pada UD.Rezeki Baru... 50

Tabel 4.3 Daftar Informan Peneltian... 52

Tabel 4.4 Implementasi kebijakan Bisnis ... 67

Tabel 4.5 Implementasi Kebijakan Produk UD.Rezeki baru ... 69

Tabel 4.6 Harga Kemasan Produk... 70

Tabel 4.7. Jenis Kebijakan Bisnis yang Mempengharui Penjualan pada Pelanggan... 75

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Simpel dari Proses Marketing... 25

Gambar 4.1 Ukuran Kemasan Produk... 46

Gambar 4.2 Struktur Organisasi UD.Rezeki Baru... 49

Gambar 4.3 Perumusan Kebijakan Bisnis di UD.Rezeki Baru... 55

Gambar 4.4 Grafik Volume Penjualan UD.Rezeki Baru Tahun 2011-2013... 63

Gambar 4.5 Analasis SWOT UD.Rezeki Baru ... 69

Gambar 4.6 Implementasi Kebijakan Harga UD.Rezeki Baru... 71

(11)

PERAN KEBIJAKAN BISNIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

UD.REZEKI BARU Nama : Rudy Lesmana

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dharmawan Sryanto, SE, M.Si

ABSTRAK

Keberhasilan dalam menetapkan dan melaksanakan Kebijakan bisnis berasal dari proses manajemen strategis yang baik. Peningkatan volume penjualan merupakan hasil akhir yang diharapkan setiap bisnis dalam hal apakah usaha tersebut mengalami keuntungan atau tidak. Adapun tujuan penetian ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai kebijakan produk, harga, promosi dan pemilihan tempat dalam meningkatkan volume penjualan pada tahun 2011-2013 yang telah dilaksanakan pada UD.Rezeki Baru JL.Pelajar Medan.

Bauran Pemasaran merupakan salah satu hal yang penting yang dapat melahirkan kebijakan bisnis yang tepat bagi suatu perusahaan. Menurut Koetler dan Amstrong (2003:78) bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga, tempat, promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. Koetler (2000:195) volume penjualan adalah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk jangka waktu tertentu dan didalamnya mempunyai strategi pelayanan yang baik.

Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian menggunakan teknik penarikan sampel secara Non Probability Sampling yakni purposif (purposif sampling). Seluruh informan berjumlah 13 orang yang terdiri dari informan kunci, informan utama dan informan tambahan.Teknik Analisa yang digunakan oleh peneliti adalah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi data.

Secara umum UD.Rezeki Baru memang menerapkan kebijakan bisnis pada bauran pemasaran. Kebijakan bisnis tersebut tidak dibuat secara tertulis, namun lebih kepada penyampaian secara lisan pemilik UD.Rezeki Baru kepada para karyawan. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran mampu meningkatkan volume penjualan pada UD.Rezeki Baru dari tahun 2011-2013.Kebijakan bisnis yang paling berperan dalam meningkatkan volume penjualan adalah produk yang mencakup variasi produk dan ukuran kemasan produk. Kebijakan promosi merupakan kebijakan yang harus di tingkatkan oleh UD.Rezeki Baru untuk lebih meningkatkan volume penjualan.

(12)

THE ROLE OF BUSINESS IN AN EFFORT TO INCREASE SALES VOLUME MICRO SMALL MEDIUM UD.REZEKI BARU MEDAN

Name : Rudy Lesmana

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science Advisor : Dharmawan Sryanto, SE, M.Si

ABSTRACT

Success in establishing and implementing business Policies come from a good strategic management process. An increase in the volume of sales is the expected end result of any business in terms of whether the business suffered a profit or not. As for the purpose of penetian is to provide a description of the product, pricing policy, promotion and selection of place in increasing the volume of sales in 2011-2013, which was held on UD. Rezeki Baru Pelajar Street Medan.

The marketing mix is one of the important things that can give birth to a business policy that is right for a company. According to Koetler and Armstrong (2003: 78) the marketing mix is a series of tactical marketing tools that can be controlled product, price, place, promotion of combined by the company to produce the desired response company in the target market. Koetler (2000: 195) the sales volume of goods that are sold in the form of money for a certain period of time and it has good service strategy.

This research was conducted by using descriptive and qualitative approachment. It applied Purposive Sampling as a part of Non Probability Sampling technique. There were 13 informants for this research who were divided into key informant, main informant and additional informants. In order to analyze the data, this research also used reduction, display and verification data technique.

In general, UD.Rezeki Baru applied business policy in marketing mix. Applied business policy is not officially written, nevertheless orally notified by yhe owner to all employees. This research indicates that marketing mix able to increase sales volume at UD.Rezeki Baru from 2011 to 2013. The most business Policies play a role in increasing the volume of sales is a product that includes variations of the product and the size of the product packaging . Promotion policy is a policy that needs to be increase by UD.Rezeki Baru to further improve the sales volume.

(13)

PERAN KEBIJAKAN BISNIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

UD.REZEKI BARU Nama : Rudy Lesmana

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dharmawan Sryanto, SE, M.Si

ABSTRAK

Keberhasilan dalam menetapkan dan melaksanakan Kebijakan bisnis berasal dari proses manajemen strategis yang baik. Peningkatan volume penjualan merupakan hasil akhir yang diharapkan setiap bisnis dalam hal apakah usaha tersebut mengalami keuntungan atau tidak. Adapun tujuan penetian ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai kebijakan produk, harga, promosi dan pemilihan tempat dalam meningkatkan volume penjualan pada tahun 2011-2013 yang telah dilaksanakan pada UD.Rezeki Baru JL.Pelajar Medan.

Bauran Pemasaran merupakan salah satu hal yang penting yang dapat melahirkan kebijakan bisnis yang tepat bagi suatu perusahaan. Menurut Koetler dan Amstrong (2003:78) bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga, tempat, promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. Koetler (2000:195) volume penjualan adalah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk jangka waktu tertentu dan didalamnya mempunyai strategi pelayanan yang baik.

Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian menggunakan teknik penarikan sampel secara Non Probability Sampling yakni purposif (purposif sampling). Seluruh informan berjumlah 13 orang yang terdiri dari informan kunci, informan utama dan informan tambahan.Teknik Analisa yang digunakan oleh peneliti adalah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi data.

Secara umum UD.Rezeki Baru memang menerapkan kebijakan bisnis pada bauran pemasaran. Kebijakan bisnis tersebut tidak dibuat secara tertulis, namun lebih kepada penyampaian secara lisan pemilik UD.Rezeki Baru kepada para karyawan. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran mampu meningkatkan volume penjualan pada UD.Rezeki Baru dari tahun 2011-2013.Kebijakan bisnis yang paling berperan dalam meningkatkan volume penjualan adalah produk yang mencakup variasi produk dan ukuran kemasan produk. Kebijakan promosi merupakan kebijakan yang harus di tingkatkan oleh UD.Rezeki Baru untuk lebih meningkatkan volume penjualan.

(14)

THE ROLE OF BUSINESS IN AN EFFORT TO INCREASE SALES VOLUME MICRO SMALL MEDIUM UD.REZEKI BARU MEDAN

Name : Rudy Lesmana

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science Advisor : Dharmawan Sryanto, SE, M.Si

ABSTRACT

Success in establishing and implementing business Policies come from a good strategic management process. An increase in the volume of sales is the expected end result of any business in terms of whether the business suffered a profit or not. As for the purpose of penetian is to provide a description of the product, pricing policy, promotion and selection of place in increasing the volume of sales in 2011-2013, which was held on UD. Rezeki Baru Pelajar Street Medan.

The marketing mix is one of the important things that can give birth to a business policy that is right for a company. According to Koetler and Armstrong (2003: 78) the marketing mix is a series of tactical marketing tools that can be controlled product, price, place, promotion of combined by the company to produce the desired response company in the target market. Koetler (2000: 195) the sales volume of goods that are sold in the form of money for a certain period of time and it has good service strategy.

This research was conducted by using descriptive and qualitative approachment. It applied Purposive Sampling as a part of Non Probability Sampling technique. There were 13 informants for this research who were divided into key informant, main informant and additional informants. In order to analyze the data, this research also used reduction, display and verification data technique.

In general, UD.Rezeki Baru applied business policy in marketing mix. Applied business policy is not officially written, nevertheless orally notified by yhe owner to all employees. This research indicates that marketing mix able to increase sales volume at UD.Rezeki Baru from 2011 to 2013. The most business Policies play a role in increasing the volume of sales is a product that includes variations of the product and the size of the product packaging . Promotion policy is a policy that needs to be increase by UD.Rezeki Baru to further improve the sales volume.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan perekonomian dan pendapatan per kapita Indonesia yang cukup pesat setiap tahunnya ini dibuktikan dengan data dari Badan Pusat Statistik, dalam perkembangannya dibandingkan dengan Negara-negara tetangga di ASEAN, tercatat Indonesia berhasil mengalami pertumbuhan perekonomian dan pendapatan per kapita sebesar 12,9% selama tiga tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2010 hingga 2012. (//http: fokus.news.viva.co.id/news). Pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari para pelaku aktivitas perekonomian di Indonesia. Baik mulai dari individu pelaku usaha sektor kecil dan menengah hingga perusahaan yang berskala besar.

Memasuki era perdagangan bebas dan otonomisasi daerah, Pemerintah Indonesiamemanfaatkan hal tersebut sebagai peluang untuk mengembangkan sejumlah sektor perdagangan sebagai modal untuk bersaing.Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) pun dewasa ini sudah diarahkan untuk memasarkan produknya secara luas.Hal itu dikarenakan Usaha Kecil Menengah dianggap sebagai Industri kecil yang stabil dan menguntungkan serta memiliki peluang untuk tumbuh lebih besar. Selain itu,Usaha Kecil Menengahdianggapsebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis produk yang dihasilkan yang mampu meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi di Indone

(16)

Prestasi UMKM sebagai sektor penting dibuktikan pada tahun 2013. Pada tahun tersebut,Kontribusi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai 57%. Sisanya 43% dikontribusikan oleh usaha besar(http://www.indonesiafinancetoday.com)

Kesuksesan UKM dalam menyumbang nilai pertumbuhan perekonomian di Indonesia telah mendorong pemerintah dalam memberikan sejumlah bantuan, baik dari segi fasilitas maupun pinjaman modal untuk terus menggiatkan masyarakat agar ingin berpartisipasi dalam bidang UKM.Dorongan pemerintah tidak memungkiri tingginya pertumbuhan sejumlah pelaku-pelaku usaha baru.

Tabel 1.1.Pertumbuhan UKM di Indonesia

INDIKATOR

TAHUN2011 *) TAHUN2012**) JUMLAH

Tabel 1.1 memperlihatkan pada tahun 2012 terdapat lebih dari 52 juta unit usaha di Indonesia yang terdiri dari usaha mikro, kecil dan mengengah (UMKM) atau 99,98 persen dari total unit usaha Indonesia.

(17)

bisnis yang sesuai dengan kualifikasi pelanggan yang dituju sehingga akan membantu meningkatkan volume penjualan usaha tersebut.Sebagaimana yang diutarakan oleh Kotler (2000 :195), volume penjualan adalah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk jangka waktu tertentu dan didalamnya mempunyai strategi pelayanan yang baik.

Volume penjualan sangat didukung oleh penerapan strategi pelayanan suatu usaha dalam bersaing. Dimana strategi tersebut diperlukan untuk meraih pasar dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan dari usaha sejenis. UMKM dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Menurut Tobing (dalam Skripsi: Analisis Faktor-Faktor Pendorong Keberhasilan Usaha Baru Pada

Rumah Makan Mie Sop Kampung Di Jalan Dr.Mansyur Medan, 2013 :2), Faktor pendorong keberhasilan usaha tidak luput dari faktor rencana pemasaran, faktor produksi, faktor rencana organisasi dan faktor manajemen, serta adanya faktor rencana keuangan. Adapun keempat faktor utama tersebut juga merupakan kebijakan bisnis yang mempengaruhi kemampuan bersaing UMKM dalam gejolak pasar.

(18)

hemat dan efisien namun mampu memberikan dampak besar pada pertumbuhan volume penjualannya.

Prinsip ekonomi tersebut persis seperti apa yang dijalankan oleh salah satu UMKM Produsen Kripik di Kota Medan bernama UD Rejeki Baru. UD Rezeki Baru merupakan salah satu UMKM yang dapat digolongkan cukup berhasil dalam mengaplikasikan strategi pemasaran produk kripiknya hampir di seluruh kota besar di Sumatera Utara. Berdasarkan hasil observasi peneliti didapatkan informasi bahwa, UD Rejeki Baru yang telah berdiri selama 26 tahun tersebut mampu mencapai omset penjualan sebesar Rp 9.000.000( Sembilan juta rupiah) per hari. Pencapaian tersebut didukung oleh beberapa strategi bisnis UD Rejeki Baru yaitu mengoptimalkan kinerja lebih kurang 30 orang karyawannyadan memaksimalkan pendistribusian hasil produksi kripikUD Rezeki Baruhingga ke luar kota khususnya untuk kawasan Sumatera Utara.

Bukan merupakan hal yang mudah bagi UD Rezeki Baru bertahan sebagai salah satu UKM dengan perolehan omset yang besar diantara sederetan UMKM pesaing sejenis yang tidak sedikit jumlahnya di Sumatera Utara. Berdasarkan data UKM Centre, terdapat sekitar 1,2 Juta UKM yang menjual produk makanan yang tersebar di seluruh Sumatera Utara. Hal tersebut mendorong UD Rezeki Baru menentukan kebijakan strategi pemasaran pada usahanya.

(19)

yang saling terkait. Kelima elemen tersebut adalah Pemilihan pasar yang akan dilayani, Perencanaan produk yang akan dijual, Penetapan harga, Sistem distribusi, dan Promosi.

Untuk melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti mencari tahu kebijakan bisnis yang dijalankan UD. Rezeki Baru dalam menjalankan bisnisnya. Untuk itu, adapun peneliti melakukan observasi ke UD Rezeki Baru dan melakukan wawancara dengan pemilik usaha UD. Rezeki Baru. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, peneliti memperoleh informasi bahwa UD. Rezeki baru mengaplikasikan bauran pemasaran bentuk kebijakan bisnisnya, diantaranya adalah dengan membuat variasi rasa pada keripik, memisahkan antara lokasi pemasaran dengan lokasi produksi keripik,membangun kemitraan dan banyak lagi. Keseluruhan kebijakan strategi bisnis yang dijalankan oleh UD Rezeki Baru tersebut harus dilaksanakan dengan pengelolaan yang tepat untuk pencapaian volume penjualan yang maksimal.

Untuk mendukung hasil penelitian, peneliti dibantu oleh sejumlah hasil penelitian terkait. Adapun beberapa penelitian tentang masalah terkait adalah

1. Marissa Catelliya Arifin, 2013 dalam skripsi yang berjudul “ Peran Kebijkan Bisnis dalam meningkatkan Kepuasan Pelanggan Kopi Baba.

(20)

inovasi dan kreasi dalam menciptakan menu baru sehingga pelanggan tidak akan merasa bosan dan mau terus berkunjung ke kopi Baba. Oleh karena itu, pemillik sering mengumpulkan informasi dari para karyawan mengenai minat pelanggan terhadap menu-menu tertentu. Berdasarkan dari sepuluh informan yang diwawancarai, hanya dua orang pelanggan yang memliki tingkat kepuasan di bawah pelanggan lainnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebijakan bisnis Kopi Baba mampu meningkatkan kepuasan pelanggan.

2. Meta Winda S, 2013 dalam skripsi yang berjudul “ Aplikasi Strategi Marketing Mix terhadap Pengembangan Produksi (studi kasus pada usaha kerajinan tangan rotan sinar langitr rotan Medan)

(21)

3. Heri Prasuhanda Manurung, 2013 dalam skripsi yang berjudul “ Analisis Kebijkan Marketing Mix dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Produk jasa Asuransi (studi pada AJB Bumiputera cabang Kisaran)

Dalam penelitian ini didapat bahwa AJB Bumiputera sebagai asurasni iwa tertua di Indonesia memilki konsep “mutualisme” artinya pemilik perusahaan adalah pemegang polis, dmana aset dikelola melalui badan perwakilan anggota. Lalu otoritas AJB Bumiputera cabang kisaran dalam membuat kebijkan pemasaran lebih menekankan pada metode dalam memsarkan produk, hal tersebut sinergi dengan funsi kantor cabang sebagai garda terdepan dalam pemasaran produk. Serta Strategi pemasaran yang dilakukan AJB Bumiputera Kisaran lebih mengedepankan personal selling dengan menggunakan sistem agen dalam memasarakan produknya, dengan harapan dapat menciptakan kedekatan emosional dengan nasabah serta pelayanan yan baik demi kepuasan pelanggan, hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan efektifitas dan efisiensi biaya mengingat masih terbatasnya anggaran dalam melakukan promosi. Tingakat penjuaan AJB Bumiputera Kisaran tiga tahun terakhir masih fluktuasi, mesikpun di tahun 2012 dapat mengukir prestasi yang baik dari segi tingkat penjualan produk.

4. Tobing, Hendry Gerald, 2013 dalam Skripsi berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pendorong Keberhasilan Usaha Baru Pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Di Jalan Dr.Mansyur Medan”,

(22)

kampung di jalan Dr. Mansyur Medan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor yang mendorong keberhasilan wirausahawan terhadap keberhasilan usaha baru pada rumah makan mie sop kampung. populasi dalam penelitian ini adalah pemilik rumah makan mie sop kampung. teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara langsung kepada pemilik rumah makan mie sop kampung. metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban adalah positif atau “Ya”, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima

Dari uraian di atas danberlatar belakang profil UD Rezeki Baru sebagai UKM yang telah cukup lama dalam menjalankan kebijakan bisnisnya dan keberhasilannya dalam mencapai nilai omset harian yang cukup tinggi, peneliti tertarik untuk menganalisis bagaimana kebijakan bisnis UD Rezeki Baru mampu berpengaruh terhadap volume penjualannyaselama ini. Sehingga peneliti memutuskan untuk penelitian berjudul“Analisis Kebijakan Bisnis (marketing mix) Dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan UMKM Produksi Keripik Pada UD.Rezeki Baru JL. Pelajar Medan”.

(23)

Mengingat cakupan kebijakan bisnis yang luas, penulis dalam hal ini membatasi penelitian yaitu menganalisis kebijakanbisnis pada marketing mix di UD.Rezeki baru selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2011-2013 dalam meningkatkan volume penjualan

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah membantu peneliti untuk menentukan teori dan metode yang akan digunakan untuk pemecahan permasalahan penelitian.Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“Apakah kebijakan bisnis (bauran pemasaran) yang dilakukan UD.Rezeki Baru dapat meningkatkan volume penjualan ?”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penetian ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai kebijakan produk, harga, promosi dan pemilihan tempat dalam meningkatkan volume penjualan pada tahun 2011-2013 yang telah dilaksanakan pada UD.Rezeki Baru JL.Pelajar Medan

1.5 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah :

a) Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan mengenai kebijakan bisnis khususnya tentang bauran pemasaran sebagai upaya untuk meningkatkan volume penjualan.

(24)
(25)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 kewirausahaan

Richard Cantillon dalam Winardi (2008:25) memahami kewirausahaan secara klasik sebagai ‘bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausaha membeli barang pada saat ini dengan harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga yang tida menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian

Richard T. Elly dan Ralph H.Hessdalam Winardi(2008:26) menyatakan bahwa secara singkat seorang entrepreneur mengorganisasi dan mengoperasikan sebuah perusahaan untuk mencapai keuntungan pribadi. Ia membayar harga-harga yang berlaku untuk bahan-bahan yang digunakannya di dalam perusahaannya, misalnya untuk penggunaan tanah, di mana perusahaannya didirikan untuk sejumlah jasa-jasa pribadi yang dimanfaatkannya dan untuk modal yang digunakannya (modal pinjaman). Kemudian ia menyumbangkan inisiatifnya, keterampilannya, serta upayanya dalam hal merencanakan, mengorganisasi, dan mengorganisasi dan mengelola perusahaannya. Ia menghadapi kemungkinan rugi atau laba sehubungan dengan kejadian-kejadian yang tidak diduga semula dan yang tidak dapat dikendalikannya.

(26)

produk lama dengan cara baru, membuka sumber pasokan bahan baku baru, atau sebuah gerai baru untuk produk, dengan mengorganisasi sebuah industri baru.

2.2. Pengertian dan Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentangUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yaitu:

a) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

(27)

Tabel 2.1.Kriteria UMKM

Kebijakan adalah alat untuk mencapai tujuan tahunan. Kebijakan mencakup pedoman, peraturan, dan prosedur yang dibuat untuk mendukung usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan adalah pedoman untuk pengambilan keputusan dan memberi jawaban atas situasi rutin dan berulang. Kebijakan kebanyakan dinyatakan dalam bentuk aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen

(28)

produk pesaing. Menurut Assauri (2007:197) kebijakan pemasaran adalah kegiatan pemasaran dengan menetapkan garis-garis besar pedoman atau panduan umum perusahaan dalam bidang pemasaran. Kebijakan pemasaran tentunya sejalan dengan konsep pemasaran yang menekankan pemberian pelayanan yang dapat memuaskan konsumen, melalui kegiatan pemasaran yang terpadu dan memungkinkan diperolehnya keuntungan dalam jangka panjang.

2.3.2. Proses Penetapan kebijakan

Menurut Anderson(dalam Subarsono, 2005:12) ada beberapa proses menetapkan kebijakan yaitu, formulasi masalah, formulasi kebijakan, penentuan kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan.

1. Formulasi masalah yaitu proses penentuan apa yang menjadi titik permasalahan dan bagaimana masaah tersebut bisa terjadi

2. Formulasi kebijakan yaitu pengembangan dan sinteis terhadap alternative-alternatif pemecahan masalah

3. Penentuan kebijakan adalah proses penentuan isi dari kebijakan yang ditetapkan dan penentuan elemen yang melakukan kebijakan tersebut

4. Implementasi kebijakan yaitu pelaksanaan pengendalian aksi-aksi kebijakan dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Edwards (dalam Subarsono, 2005:90) implementasi kebijakan dipengharui 4 hal antara lain.

1) Komunikasi

(29)

2) Sumber daya

Hal ini menyangkut dengan kemampuan atau sumber daya manusia pelaksana kebijakan

3) Disposisi

Watak atau karakteristik yang dimiliki oleh implementor seperti komitmen, kejujuran dan sebagainya

4) Struktur Birokrasi

Yaitu struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan

5. Evaluasi kebijakan menurut Dunn (2003:132) adalah prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan informasi mengenai nilai atau manfaat dari serangkaian aksi dimasa lalu atau dimasa depan

Ada beberapa tujuan evaluasi menurut Subarsono (2005:120) antara lain : 1) Menentukan tingkat kerja suatu kebijakan serta mengukur tingkat efesiensi

suatu kebijakan.

2) Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan serta dampak suatu kebijakan.

3) Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan yang digunakan sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang.

(30)

2.4.1. Pengertian Bisnis

Menurut Skinner dalam Anoraga(2007:6) bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Dahulu bisnis dilakukan dengan carabarter, yaitu pertukaran barang tanpa menggunakan uang. Jika seseorang membutuhkan sepatu, maka ia dapat menukarnya dengan orang yang membutuhkan jagung misalnya. Namun kemudian disadari banyaknya kendala seperti perbedaan kebutuhan antar orang yang memiliki kebutuhan, perbedaan nilai barang yang akan ditukarkan dan sebagainya.Hal ini kemudian menjadi lebih mudah setelah ada alat untuk saling melakukan pertukaran, yaitu uang

Kismono (2001:4) mendefenisikan bisnis sebagai proses sosial yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melaui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu. Produk yang ditukar tersebut adalah produk yang telah memliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan.

Setiap individu memiliki kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, setiap individu akan mengupayakan atau melakukan usaha untuk memperoleh kebutuhan dan keinginan tersebut. Produk merupakan alat yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan serta produk dapar berupa barang atau jasa.

(31)

swasta dimana usaha yang dimiliki pihaak swasta bisa berskala besar seperti Perseroan Terbatas dan dapat juga berskala kecil seperti UMKM . hal ini tergantung dari besarnya modal yang dimiliki dan besar kecilnya kapasitas produksi yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan sebagai upaya untuk memperbesar modal dan kapasitas produksi, organisasi bisnis yang dimiliki pihak swasta dapat mengabungkan usahanya dari beberapa orang yang memiliki kepentingan yang sama yaitu visi dan misi.

2.4.2. Tujuan bisnis

Tujuan bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis termasuk pelaku usaha dalam UMKM dimana mereka mengarapkan tujuan bisnisnya dapat terpenuhi. Tujuan bisnis sangat diperlukan bagi setiap bisnis agar tetap beroperasi dan memiiki kelangsungan hidup bisnis yang dijalankan oleh masing-masing pelaku bisnis. Ada beberapa tujuan binis Menurut Skinner dalam Anoraga( 2007:12) diantaranya adalah :

1) Mencari keuntungan

2) Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan 3) Pertumbuhan perusahaan

4) Tanggung jawab sosial

(32)

2.5. Kebijakan bisnis

2.5.1. Pengertian kebijakan bisnis

Awalnya istilah kebijkan bisnis digunakan pada sekolah bisnis Harvard sebagai salah satu mata kuliah. Namun, istilah kebijkan bisnis saat ini telah digantikan dengan istilah manajemen strategis. Manajemen strategis lebih bersifat mengintegrasikan kebijakan bisnis dengan menambahkan penekanan terhadap pengawasan lingkungan dan mencakup keseluruhan kinerja suatu perusahaan dalam jangka panjang mencakup pengamatan lingkungan ( eksternal dan Internal), formulasi strategi, implementasi strategi, evaluasi dan pengawasan yang terintegrasi. Seluruh strategi tersebut diintegrasikan dengan tujuan, visi dan misi perusahaan.

Selanjutnya Hunger dan Wheelen (2003:2) menjelaskan bahwa kebijakan bisnis lebih menekankan bahwa tujuan manajemen secara umum dan lebih menekankan pada lingkungan internal organisasi sehingga kebijakan bisnis lebih bertujuan mengintegrasikan kegiatan fungsional perusahaan

Kebijakan bisnis berawal dari perumusan strategi Hunger dan Wheelen (2003:12). Kebijakan-kebijakan tersebut dapat bersifat eksternal maupun internal, misalnya kebijakan yang bersifat internal mengenai produksi, harga, pemasaran, sumber daya manusia. Sementara kebijakan eksternal dapat berupa lingkungan dan persaingan (kompetisi)

(33)

ke tahapan strategi yang terdiri dari perumusan dari visi dan misi, tujuan, strategi dan kebijakan. Setelah proeses perumusan strategi tahapan selanjutnya adalah implementasi strategi yang terdiri dari pembuatan program , anggaran, dan prosedur. Tahapan akhir adalah evaluasi strategi dan pengendalian kinerja. Seluruh proses tersebut akan memperoleh umpan balik (feed back) agar mampu menghasilkan strategi baru yang lebih baik dari sebelumnya.

2.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengharui Kebijakan Bisnis

Saat ini ada banyak faktor-faktor yang dapat mempengharui kebijakan bisnis yang ada di suatu usaha besar seperti perusahaan ataupun usah kecil seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM )sehingga suatu usaha perlu melaksanakan analisis strategis dan menetapkan tujuan bisnis sebelum menetapkan kebijakan bisnisnya. Spulber (2004:5) menjelaskan bahwa tujuan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengharui kebijakan bisnis. Suatu organisasi bisnis dituntut untuk melakukan pengamatan/observasi dan analisis lingkungan baik itu eksternal maupun lingkungan internal sendiri sebelum menetapkan suatu kebijakan di orgasnisasi bisnis tersebut. Oleh karena itu, faktor lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk di pertimbangkan.

(34)

pelanggan (costomer), dan lembaga keuangan baik milik swasta ataupun pemerintah yang menyediakan pinjaman (debtholder) merupakan pemangku kepentingan di eksternal organisasi bisnis. Kebijakan bisnis yang akan diambil tentu tidak boleh merugikan para pihak-pihak yang terlibat tersebut sehinngga perlu adanya manajemen strategis dalam pembuatan kebijakan tersebut.

Kebijakan bisnis bukan hanya sebatas memberikan pelayanan terhadap pasar (market) tertentu, namun juga memenangkan pasar yang mereka layani tersebut dari persaingan. Triton (2007:21) juga menyatakan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan perusahaan juga bertujuan agar perusahaan tersebut dapat seoptimal mungkin memiliki arah, cakupan dan perspektif jangka panjang secara keseluruhan sehingga dalam merumuskan kebijakan bisnis, diperlukan identifikasi yang jeli dan tidak boeh bertentangan dengan arah, cakupan , perspektif jangka panjang tersebut.

Dari penjelasan di atas memberikan gambaran tentang dampak yang akan diterima oleh suatu perusahaan apabila tidak menetapkan kebijakan bisnis dan manajemen strategis yang tepat guna. Tujuan perusahaan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen dan kepentingan para pemangku kepentingan tidak akan tercapai dan juga perusahaan dapat menderita kerugian dengan adanya kebijakan bisnis yang salah dan tidak tepat. Dampak lain yang dapat dirasakan oleh perusahaan adalah posisi perusahaan yang lemah di pasar dibandingkan dengan para pesaingnya.

(35)

tujuan perusahaan tersebut. Langkah-langkah atau prosedur tersebut dirumuskan dengan mempertimbangkan serta mengacu kepada kepentingan dari pemangku kepentingan. Seperti misalnya peusahaan yang berorientasi laba memilliki karyawan yang harus memperoleh gaji atau upah, para pemegang saham yang harus memeperoleh keuntungan maupun pemasok yang harus memperoleh pembayaran atas bahan baku yang disediakannya dan kepentingan lain dari pihak terlibat.

2.6. Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari kata yunani strategia (stratos= militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan untuk memenangkan perang.menurut stoner , freeman, dan gilbert dalam fandy (2005:3), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda,yaitu:

a. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), strategi dapat di definisikan sebagai program untuk . menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya

b. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.

(36)

ancaman ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi.

2.7 Analisis SWOT

Dalam merumuskan kebijakan diperlukan suatu usaha bisnis perlu melakukan pengamatan terhadap lingkungan baik itu lingkungan internal ataupun eksternal usaha bisnis tersebut. Untuk melakukan pengamatan tersebut perlu dilakukan suatu analisis yang disebut analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan suatu analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.

Tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan faktor-faktor internal dan eksternalperusahaan yang telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu harus mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.

(37)

kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.

2.8. Pemasaran

2.8.1. Pengertian pemasaran

Kesuksesan suatu bisnis sering bergantung pada kemampuan pemasaran. Di dalam lingkungan bisnis seperti produksi, keuangan, operasional dan sebagainya tidak akan berarti apabila tidak ada cukup permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan bisa menghasilkan keuntungan. Harus ada pendapatan agar mendapatkan laba untuk menunjang kebutuhan bisnis. Saat ini banyak perusahaan kini telah menciptakan posisi Chief Marketing Officer atau CMO untuk meletakkan pemasaran pada posisi yang penting di suatu perusahaan hal ini membukt ikan pemasaran memegang peranan yang penting. Sebagai seorang pemasar/marketers dituntut untuk bisa mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan penjualan produk, dan mempromosikan produk secara efektif, mendistibusikan produk serta mengkombinasikannya dengan data-data pasar yang didapat seperti tingkat pendapatan masyarakat di suatu daerah untuk dapat melakukan penetrasi ke pasar. Pemasaran telah didefinisikan dalam banyak cara dan dikemukakan oleh beberapa ahli pemasaran

(38)

harga, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan indivdu dan organisasi.

Lalu menurut Kotler dan Amstrong (2003:7) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Dari defenisi yang ada dapat disimpulkan bahwa pemasaran mencakup mencakup segala proses untuk dapat memperoleh apa yang diinginkan individu maupun organisasi melalui pertukaran dan penciptaan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan dari individu maupun organisasi tersebut.

2.8.2. Proses Pemasaran

Proses Pemasaran merupakan suatu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran. Langkah-langkah tersebut terdiri dari:

1. Pertama, pemasar harus memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan

2. Berikutnya, pemasar merancang strategi pemasaran yang digerakkan pelanggan dengan tujuan mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran

3. Dalam langkah ketiga, pemasar membangun program pemasaran yang benar-benar memberikan nilai unggul

(39)

5. Pada langkah terakhir, perusahaan mendapatkan hasil dari hubungan pelanggan yang kuat dengan menangkap nilai dari pelanggan.

Menciptakan nilai untuk pelanggan dankembali membangun hubungan pelanggan nilai dari pelanggan

Gambar 2.1

Model simpel dari proses marketing Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong

2.8.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Pemasaran membutuhkan suatu program atau rencana pemasaran dalam melaksanakan kegiatannya guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan , Program pemasaran tersebut terdiri dari sejumlah keputusan tentang bauran alat pemasaran disebut bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan marketing mix.Bauran pemasaran juga merupakan kebijakan bisnis yang digunakan pada perusahaan untuk mampu memasarkan produknya dan mencapai keuntungan. Menurut Koetler dan Amstrong (2003:78) bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga , tempat

(40)

(distrubusi), promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaaran.Menurut Assauri (2007 : 198) marketing mix adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengarui reaksi para pembeli atau konsumen. Downey & Erickson (2002:230) menjelaskan hubungan antara pemasaran dan penjualan sebagai berikut, Rencana pemasaran strategik memadukan semuakegiatan dan nara sumber daya bisnis secara logisguna memenuhi kebutuhan pelanggan dan menghasilkan laba. Rencana tersebut terdiri dari beberapavariabel yang sering melengkapi sebagai langkah yangharus diambil oleh suatu perusahaan sering disebutsebagai bauran pemasaran ataumarketing mix.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran dapat mempengharui keputusan pembelian konsumen yang mempengharui penjualan sehingga secara langsung akan memberikan pengaruh pada volume penjualan pada perusahaan tersebut.

a. Produk

Menurut Assauri (2007:200) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimilliki, digunakan, atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah fikiran.

(41)

penyalurannya. Tujuan utama dari strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan.

Dalam bukunya Tjiptono (2006:96) mengatakan seorang pemasar perlu memahami lima tingkatan produk :

1. Produk utama/inti ( core benefit ), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

2. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi)

3. Produk harapan ( expected product ), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli

4. Produk pelengkap ( augemented product ), yakni berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing

5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa yang akan datang.

(42)

1. Analisis Situasi

Analisis situasi dilakukan terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain apakah perushaan dapat memanfaatkan peluang yang ditwarkan oleh lingkungan eksternalnya melalui sumberdaya yang dimiliki, seberapa besar permintaan terhadap produk tertentu, dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan tersebut.

2. Penentuan Tujuan Produk

Selain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, produk yang dihasilkan perusahaan dimaksudkan pula untuk memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan apakah produk yang dihasilkan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan perusahaan.

3. Penentuan Sasaran Pasar/Produk

Perushaan dapat berusaha melayani pasar secara keseluruhan ataupun melakukan segmentasi.

4. Penentuan Anggaran

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penyusunan anggaran. Anggaran ini bisa bermanfaat sebagi alat perencanaan, kordinasi sekaligus pengendalian

(43)

Dalam tahap ini, alternatif-alternatif strategi produk dianalis dan dinilai keunggulan dan kelemahannya, kemudian dipilih yang paling baik dan layak.

6. Evaluasi Pelaksanaan Strategi

Aktivitas yang terakhir adalah evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang telah disusun

b. Harga

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang memberikan pemasukan dan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk,promosi, dan distribusi) menyebabkan timbulnya biaya (Tjiptono, 2006:151). Menurut Koetler dan Amstrong (2003:430), harga merupakan jumlah seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa.

Dari definisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga yang diterapkan oleh suatu produk harus mampu mewakili nilai yang terkandung pada produk tersebut. Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan dalam menetapkan harganya, secara umum dalam bukunya Tjiptono (2006:152) merumuskan ada empat jenis tujuan penetapan harga , yaitu :

1. Tujuan Berorientasi Pada Laba

(44)

a. Tidak ada pesaing.

b. Perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi maksimum. c. Harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli. 2. Tujuan Berorientasi Pada Volume

Pemelihan tujuan berorientasi pada volume dilandaskan pada strategi mengalahkan atau mengatasi pesaing.

3. Tujuan Berorientasi Pada Citra

Tujuan penetepan harga dalam hal ini adalah untuk menciptakan imageyang diinginkan oleh perusahaan

4. Tujuan Stabilitas Harga

Menurut Penetapan harga suatu produk baik barang atau jasa pada umumnya dapat terjadi karena faktor internal dan eksternal perushaan. Faktor internal perushaan terdiri atas :

a) Tujuan Pemasaran Perusahaan

Perusahaan harus mengetahui lebih dahulu tujuan utama perushaan sebelum menetapkan harga . Misalnya, perushaan bertujuan untuk memaksimalkan laba, mempertahankan kelangsungan perushaan, menarik pangsa pasar atau tujuan lainnya. Tujuan yang berbeda akan menghasilkan penetapan harga yang berbeda.

b) Strategi Bauran Pemasaran

Harga adalah salah satu komponen dalam bauran pemasaran. Oleh karena itu harga perlu dikordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya.

(45)

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu perusahaan menaruh perhatian besar tehadap aspek stuktur biaya (tetap dan variabel)

Faktor eksternal perusahaan yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan penetapan harga adalah :

a) Sifat Pasar dan Permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistic, oligopoly, atau monopoli.

b) Persaingan

Menurut Porter dalam Tjiptono (2006:`156), terdapat lima kekuatan pokok yang berpengharuh dalam persaingan suatu industry, yakni persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru.

c) Unsur-unsur Lingkungan Eksternal Lainnya

Faktor eksternal lain yang dimaskud di sini adalah kondisi ekonomi (inflasi, perpajakan, bom atau resesi, tingkat bunga), kebijakan pemerintah dan peraturan pemerintah serta aspek sosial yang berkaitan dengan lingkungan.

c. Promosi

(46)

pemasaran yang banyak digunkan oleh perusahaan, terutama untuk memberitahukan informasi mengenai produk, menarik minat beli, menciptakan citra perusahaan , meningkatkan volume penjualan. Menurut koetler (2002:658), perusahaan dapat melakukan promosi terdiri dari beberapa kegiatan yang disebut dengan bauran promosi :

i. Periklanan (advertising)

Merupakan semua bentuk persentasi non personal dan promosi ide barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapatkan bayaran.

ii. Penjualan Personal (personal selling)

Merupakan interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

iii. Promosi penjualn (sales promotion)

Merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk atau jasa.

iv. Hubungan Masyarakat (public relations)

Merupakan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

v. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Yaitu penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung non-personal lainnya untuk berkomunikasi dengan mendapatkan respon dari calon pelanggan dan pelanggan lainnya.

(47)

Tempat (place) merupakan berbagai aktivitas untuk membuat produk, dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Pemilihan tempat merupakan salah satu aspek yang juga menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Pemilihan tempat dapat dikatakan sebagai salah satu upaya distribusi produk bagi perusahaan tersebut. Pelanggan akan cenderung memilih lokasi yang mudah dijangkau daripada lokasi yang jauh. Selain itu, pelanggan akan cenderung memilih lokasi yang menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, terutama untuk kenyamanan berkendara, misalnya adanya area parker yang luas yang dapat menampung kendaraan konsumen yang datang.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah lokasi pesaing, karena akan memungkinkan pelanggan untuk lebih luas dalam membuat pilihan terhadap tempat yang menawarkan nilai dan manfaat lebih, sehingga lebih memilih lokasi dari pesaing.

2.9. Volume Penjualan 2.9.1. Volume

(48)

yang direncanakan, karena masalah ini dapat diinterpretasikan dengan berbeda-beda, maka pengertiannya harus ditetapkan menurut konteksnya.

2.9.2. Penjualan

Menurut Swastha (2001:403) penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian. Menurut Swastha (2001:404) tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu :

1. Mencapai volume penjualan 2. Mendapatkan laba tertentu

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Menurut Swasta (2001:129) dalam kenyataanya sebuah kegiatan penjualan sangat dipengharui oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun luar, beberapa faktor tersebut antara lain :

1. Kondisi dan Kemampuan Pasar

Disini penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud tertentu, penjual harus memahami masalah penting yang sangat berkaitan yaitu :

a. Jenis dan karekteristik yang ditawarkan b. Harga pokok

(49)

2. Kondisi Pasar

Hal yang perlu diperhatikan pada kondisi pasar antara lain:

a. Jenis pasarnya, apakah psar konsumen, pasar industry, pasar pemerintah atau pasar internasional

b. Kelompok pembeli c. Daya beli

d. Frekuensi pembelian e. Keinginan dan kebutuhan 3. Modal

Apakah modal kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan yang dianggarkan seperti untuk :

a. Kemampuan untuk membiyai penellitian pasar yang dilakukan

b. Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan c. Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target

penjualan

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil seperti UMKM dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melaksanakan fungsi lain.

5. Faktor-faktor lain

(50)

diharapkan dengan dilakukan hal tersebut pembeli akan membeli kembali barang tersebut.

2.9.3. Volume penjualan

Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai perusahaan dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Volume penjualan dihitung secara keseluruhan dari total yang dicapai oleh perusahaan. Seandainya volume penjualan meningkat dan biaya distribusi menurun maka tingkat pencapaian laba perusahaan meningkat. Menurut Koetler (2000:195) volume penjualan adalah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk jangka waktu tertentu dan didalamnya mempunyai strategi pelayanan yang baik. Ada beberapa usaha untuk meningkatkan volume penjualan, diantaranya adalah :

1. Menjajakan produk dengan sedemikian rupa sehingga konsumen melihatnya

2. Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut akan menarik perhatian konsumen

3. Mengadakan analisa pasar

4. Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial 5. Mengadakan pameran

6. Mengadakan potongan harga

(51)
(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong dalam bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. menurutAzuar Juliandi (2003: 14), penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis. Jadi dapat disimpulkan tujuan utama dalam menggunakan metode deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tertentu.

(53)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan bisnis yaitu bauran pemasaran yang ada pada UD.Rezeki Baru, serta untuk memberikan penjelesan (deksripsi) yang mendalam mengenai bagaimana bentuk kebijakan bisnis khususnya pada bauran pemasaran di UD.Rezeki baru sebagai salah satu UMKM yang memproduksi keripik di Medan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada UD. Rezeki Baru yang beralamat di JL. Pelajar No. 26 Medan.

3.3. Informan Penelitian

Menurut Tohirin (2012:68) bahwa penelitian kualitatif umumnya jarang menggunakan sampel dalam jumlah besar, terutama dalam pendekatan studi kasus. Dalam penelitian ini penulis menggunakan non probability sampling .yakni purposive (purposive sampling).Pengambilan secara purposif merupakan penarikan sampel yang bertujuan. Sampel yang akan dipilih sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh informasi, data dan fakta yang tepat agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, Menurut Suyanto (2005:172), informan penelitan meliputi beberapa macam, yaitu :

1. Informan kunci (key information), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penellitian. 2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

(54)

Berdasrkan uraian di atas maka penulis menggunakan informan kunci, informan utama dan informan tambahan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Informan kunci yaitu pemilik dari UD. Rezeki Baru 2. Informan utama yaitu karyawan dari UD. Rezeki Baru 3. Informan tambahan yaitu pelanggan dari UD. Rezeki Baru

3.3. Defenisi Konsep

definisi konsep yang dikemukakan oleh penulis adalah

1. Kebijakan bisnis

Kebijakan (policy) dapat didefenisikan pernyataan keinginan dan kehendak manajemen untuk mengatur kegiatan guna mencapai tujuan perusahaan (Steiner, 1997:22)

2. Volume penjualan

(55)

3.4. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Menurut Tohirin (2012:62)Teknik pengumpulan data akan dilakukan den-gan pengamatan dan wawancara mendalam

a. Pengamatan

Pengamatan yang bias digunakan peneliti kualitatif dalam melakukan penelit -iannya adalah dengan berperan serta secara lengkap. Dalam teknik ini peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya. b. Wawancara

Dalam penelitian kualitatif, wawancara mendalam biasanya dilakukan secara tidak berstruktur. Namun demikian, peneliti boleh melakukan wawa-ncara untuk penelitian kualitatif secara tidak berstruktur.Data yang dikump-ulkan melalu iwawancara adalah data verbal yang diperoleh melalui percak apan atau tanya jawab.Menurut Nasution dalam Tohirin (2012:66) dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tigapola pendekatan.

1. Dalam bentuk percakapan informal yang dilakukan secara spontanitas, santai, tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya.

2. Menggunakan lembaran berisi garis besar

pokok-pokok topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam melakukan wawancara.

(56)

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara: a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca sumber tertulis seperti buku, arsip, artikel ilmiah yang relavan dengan permasalahan kebijakan bisnis. b. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari catatan atau dokumen lain yang ditemukan di lapangan yang mendukung pemecahan permasalahan penelitian.

3.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis akan dilakukan sesuai dengan teknik analisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2005:91), analisa data kualitatif akan dilakukan dengan tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian dan kesimpulan/verifikasi data.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses merangkum data-data yang telah dikumpulkan di lapangan selama waktu penelitian. Data-data yang diperlukan dan berhubungan dengan permasalahan akan dipilih, sementara yang tidak diperlukan akan dipisahkan oleh peneliti

b. Penyajian Data

(57)

c. Kesimpulan/Verifikasi

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Profil Singkat UD. Rezeki Baru

UD Rezeki Baru berlokasi di Jl. Pelajar gg. Kelapa Medan. UD.Rezeki Baru mulai didirikan pada tahun 1990 dan dijalankan langsung oleh pemiliknya yaitu Bapak Misli dan Ibu Tiny. Usaha keripik ini diawali oleh Ibu Tiny yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan Bapak Misli yang bekerja sebagai supir truk. Dengan berlatar belakang ekonomi yang dirasa kurang mencukupi dan adanya keinginan untuk menambah penghasilan keluarga, Ibu Tiny dan Bapak Misli berinisiatif untuk membuka usaha dengan modal minim dan bahan baku yang sederhana. Dan pada saat itu timbul ide untuk menjalankan usaha makanan ringan keripik berbahan baku ubi sebagai bahan dasar keripik karena ubi mudah didapat dan harganya yang murah.

(59)

Beberapa tahun setelah usaha Rezeki Baru berdiri, tepatnya pada tahun 1996 usaha pembuatan keripik Rezeki Baru mulai dibuat menjadi bentuk usaha Unit Dagang atau biasa disebut UD. Sehingga usaha Rezeki Baru dikenal menjadi UD.Rezeki Baru. Seiring dengan digemarinya keripik hasil produksi UD.Rezeki Baru, maka UD Rezeki Baru mulai mengembangkan produk keripiknya kedalam beragam variasi rasa, ukuran dan harga yang disesuaikan dengan minat konsumen. Berikut ini adalah tabel daftar rincian produk yang disajikan oleh UD.Rezeki Baru.

Tabel 4.1 Daftar Rincian Produk Keripik Ubi UD. Rezeki Baru No. Daftar Varian Rasa

Produk

Harga Sesuai Ukuran

Spesial 1 Spesial 2 Biasa Kiloan /Kg 1 Keripik Original

Rp 1000 Rp 1500 Rp 5000 Rp 15000 2 Keripik Jagung Bakar

3 Keripik Sapi Panggang 4 Keripik Lada Hitam 5 Keripik Keju

6 Keripik Balado 7 Keripik Balado Jeruk

8 Keripik Rumput Laut 9 Keripik Kari Chili 10 Keripik Balado Ijo

(60)

Gambar 4.1 Ukuran Kemasan Produk

Sumber : UD.Rezeki Baru (2014)

(61)

Dengan meningkatnya permintaan yang seiring dengan peningkatan jumlah produksi, maka UD. Rezeki Baru berusaha menyeimbangkannya dengan melakukan pengembangan lokasi pendistribusian guna meningkatkan penjualan hasil produksi. Pendistribusian UD. Rezeki Baru turut dibantu dengan agen distributor dan reseller.

4.1.2. Visi dan misi

Setiap jenis usaha terutama bisnis yang berskala besar tentu memiliki visi dan misi. Namun, bukan berarti bisnis dengan skala kecil maupun menengah tidak memiliki visi dan misi. Beberapa di antara bisnis tersebut memiliki visi dan misi meskipun tidak seluruhnya. Pada awalnya UD.Rezeki Baru tidak memiliki visi dan misi namun seiring berkembangnya usaha ini maka UD.Rezeki Baru merumuskan visi dan misinya.

1) Visi

Ingin Menjadi Salah satu usaha bisnis yang produk nya dapat diterima seluruh Indonesia

2) Misi

Misi dari UD.Rezeki baru terdiri dari beberapa poin yang saling bersinergi dengan visi yang telah dirumuskan,yakni:

a. Menjalin kerjasama dengan agen distrubutor di beberapa daerah sehingga membantu perluasan usaha

(62)

4.1.3. Struktur organisasi

Pada dasarnya, UD.Rezeki baru merupakan bentuk usaha yang dijalankan perorangan yaitu seluruh kegiatannya dikendalikan oleh pemilik, hal ini membuat UD.Rezeki Baru memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dibandingkan seperti kebanyakan bisnis lainnya. Seluruh Manajemen dari UD.Rezeki Baru dikendalikan oleh pemilik yaitu Pak Misli dan Ibu Tiny serta dibantu dengan anak-anaknya dikarenakan modal yang seluruhnya berasal dari pemilik. UD.Rezeki Baru memisahkan lokasi antara divisi pemasaran dan divisi produksi.

Untuk Divisi Produksi, berlokasi di Tanjung Morawa, Sumatera Utara dan dikelola oleh Bapak Misli. Divisi Produksi yang dikelola tersebut yaitu pabrik pengolahan yang bertanggung jawab atas produksi keripik ubi yang terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian yang Pengupasan, Pencucian, penggorengan, pengawas proses penggorengan, pengeringan dan pembumbuan dengan total pegawai 25 orang yang sebagian pegawai merupakan pekerja harian.

(63)

Gambar 4.2 Struktur Organisasi UD.Rezeki Baru

Gambar 4.2 Stuktur Organisasi UD.Rezeki Baru

Sumber : UD.Rezeki Baru 2014

UD. Rezeki Baru

Divisi Produksi

Divisi

Pemasaran

Cashier/

Keuangan

Pengemasan

Pengeleman

pengupasan

Pencucian dan pemotongan

penggorengan

pengawasan

pengeringan

(64)

4.1.4. Deskripsi Tugas dan fungsi Bidang

Berikut ini merupakan deskripsi tugas dan fungsi bidang yang ditetepkan di UD.Rezeki Baru kepada seluruh karyawannya yang dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2. Bidang Kerja dan Tugas UD. Rezeki Baru

No. Bidang Kerja Tugas

1 Pemilik Membuat rencana kerja UD.Rezeki Baru, Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional sehari-hari, merekrut calon pegawai baru,memberikan bimbingan dan pengarahan serta memberikan evaluasi terhadap kerja karyawan. 2 Pengupas ubi Bertanggung jawab atas ubi yang masuk untuk

dikupas sampai bersih

3 Penyuci ubi Bertanggung jawab atas ubi yang telah dikupas untuk dicuci samapi bersih

4 Penggoreng ubi Bertanggung jawab atas ubi yang telah dicuci untuk digoreng hingga matang

5 Penjaga api Bertanggung jawab untuk menjaga suhu api agar tetap nyala sehingga ubi digoreng dengan matang 6 Pengeringan dan

pembumbuan

Bertanggung jawab atas ubi yang telah digoreng lalu dikeringkan dengan kondisi yang pas lalu dibumbuin sesuai dengan kadarnya

(65)

pabrik yang ada di tanhung morawa ke kantor pemasaran di jl. Pelajar medan

8 Pengemasan Bertanggung jawab untuk memasukkan ubi kedalam plastik dan menimbang apakah berat ubi yang dimasukan sudah sesuai dengan ukuran plastik

9 Pengeleman Bertanggung jawab untuk mengelem plastik yang telah diisi oleh ubi dan melukakan cek ulang agar ubi yang telah dimasukkan pas dengan ukuran plastik

10 Kasir Bertanggung jawab atas keungan UD.Rezeki Baru Sumber : hasil wawancara dengan pemilik dan karyawan UD.Rezeki Baru

4.2. Penyajian data

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari lapangan sewaktu melaksanakan penelitian. Bersarkan meetode yang telah ditentukan sebelumnya, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara dan pengamatan langsung.

(66)

Tabel 4.3.Daftar Informan Penelitian

Nama Status Tingakat

pendidikan

Keterangan

Suhartiny Informan kunci SD Pemilik

Misli Informan kunci SD Pemilik

Ira Informan utama Strata 1 Kasir

Strata 1 Konsumen

Atik Informan

Tamabahan

Gambar

Tabel 1.1.Pertumbuhan UKM  di Indonesia
Tabel 2.1.Kriteria UMKM
Tabel 4.1  Daftar Rincian Produk Keripik Ubi UD. Rezeki Baru
Gambar 4.1 Ukuran Kemasan Produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

dari pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik yang. sudah ada maupun

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana inovasi produk pada UD.Rezeki Baru, Keunggulan Bersaing pada UD.Rezeki Baru dan untuk mengetahui pengaruh inovasi

Ide- ide baru dapat tercipta terutama dari kebutuhan konsumen yang tersampaikan kepada salah satu karyawan dalam perusahaan yang dapat mengembangkannya menjadi

Permohonan Izin Magang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara di PT. Segala biaya yang timbul berkaitan dengan Magang dimaksud (

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh

Sehingga dapat disimpulkan bahwa masih terdapat permasalahan dalam melakukan pemasaran produk, maka perlu adanya strategi dalam mempertahankan kontak pelanggan

1.. Hal ini dikarenakan pemasaran produk yang berkualitas dan penawaran harga yang menarik serta pelayanan yang baik akan menjadi kunci untuk mendapatkan pelanggan. Dengan