BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang akhir-akhir ini menjadi sangat di gemari di Indonesia. Salah satu faktornya adalah, banyak sekali Manga (Komik Jepang) yang di terbitkan di Indonesia. Dengan membaca manga, secara tidak langsung pembaca mendapatkan infoemasi-informasi mengenai Negara Jepang yang membuat mereka tertarik ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai kebudayaannya ataupun menjadi tertarik mempelajari bahasa Jepang itu sendiri.
Dalam menterjemahkan bahasa Jepang, banyak sekali kendala-kendala yang dialami oleh penerjemah. Salah satunya adalah adanya bahasa dialek, karna bahasa dialek sangat berbeda dengan bahasa Jepang yang di pelajari dalam pembelajaran umum bahasa Jepang.
Di dalam bahasa Indonesia sendiri, ragam bahasa laki-laki dan ragam bahasa perempuan tidak dibegitu dibedakan. Biasanya yang membedakannya adalah tata cara dan intonasi nada bicara si pembicara.
Berbeda dengan bahasa Indonesia, di dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali ragam danseigo dan Joseigo. Joseigo merupakan ragam bahasa yang biasa digunakan oleh para wanita yang mencerminkan feminitas sedangkan danseigo adalah ragam bahasa yang biasa digunakan oleh para pria yang mencerminkan maskulinitas. Perbedaan joseigo dengan danseigo dapat dilihat dari aspek-aspek kebahasaannya, yaitu : meishi (kata benda), :daimeishi (kata ganti), kandoushi (kata seru) dan shuujoshi (kata akhiran).
Salah satu contohnya adalah kata ganti ore dan atashi. Secara harfiah artinya sama-sama “aku”, tapi di dalam prakteknya sendiri ore di gunakan oleh laki-laki sedangkan atashi di gunakan oleh perempuan. Hal ini dapat menyebabkan kesalah pahaman dalam pengunaan kata bagi pembelajar bahasa Jepang yang mempelajari bahasa Jepang secara otodidak melalui dorama (drama Jepang), anime atapun manga. Dalam menterjemahkan komik, penulis menemukan banyak sekali ragam danseigo dan joseigo yang digunakan untuk mengungkapkan jati diri ataupun
perasaan karakter dalam manga tersebut.
1.2 Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada ragam joseigo dan danseigo yang diguanakan dalam komik “Yozakura Quartet” jilid 4.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti ragam bahasa joseigo dan danseigo yang digunakan dalam manga Ýozakura Quartet” jilid 4.
1.3.2 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang danseigo dan joseigo kepada penulis, juga kepada para pembaca yang selalu membaca komik-komik asli bahasa Jepang maupun kepada para pembelajar Bahasa Jepang yang ingin mempelajari danseigo dan joseigo itu sendiri.
1.4
Metode Penelitian
1.5 Sisematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, pembatasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi landasan teori dari permasalahan yang diteliti. Bab III Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi data-data atau profil dari perusahaan yang bersangkutan. Bab IV Ragam Danseigo dan Joseigo yang digunakan Dalam Komik “Yozakura
Quartet” jilid 4
Bab ini mengungkapkan tentang beberapa danseigo dan joseigo yang digunakan dalam komik “Yozakura Quartet” jilid 4
Bab V Kesimpulan dan Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Joseigo dan Danseigo
2.1.1 Perbedaan antara Joseigo dan Danseigo
Dalam berbicara bahasa Jepang terdapat perbedaan antara bahasa yang digunakan wanita dengan bahasa yang digunakan oleh laki-laki. Perbedaan bahasa ini sudah dapat dilihat pada anak-anak Jepang yang berumur tiga tahun.
Perebadaan bahasa yang seperti ini disebut dengan bahasa gender. Perbedaan disini merajuk pada peran sebuah gender, bukan secara gramatikal. Pada saat laki-laki berbicara menggunakan ragam joseigo bisa dianggap seperti perempuan (banci), namun tidak dianggap salah secara gramatikal. Sebaliknya, apabila seorang perempuan berbicara mengguanakan ragam danseigo, dapat memberikan kesan kasar. Perbedaan joseigo dengan danseigo dapat dilihat dari aspek-aspek kebahasaannya, yaitu : meishi (kata benda), :daimeishi (kata ganti), kandoushi (kata seru) dan shuujoshi (kata akhiran).
2.1.2 Penggunaan Joseigo dan Danseigo dalam Meishi (kata benda)
yang beragam, tetapi tidak pada kata benda dalam bahasa Jepang (Sugawara, 1985:185).
Kata-kata benda dalam bahasa Jepang yang ada kaitannya dengan perbedaan gender antara lain:
a. Bentuk Ungkapan
Danseigo Joseigo Arti
Mesi Gugo Nasi
Sake Kukon Arak Jepang
b. Penyingkatan Kata
Danseigo Joseigo Arti
Warabi Wara Sejenis tumbuhan paku
Matsutake Matsu Sejenis Jamur
c. Penyingkatan + moji
Danseigo Joseigo Arti
Koi Kumoji Sejenis Ikan
Soumen Hosomono Sejenis Mie
Shio Shiromono Garam
e. Bentuk tingkatan yang lebih rendah
Danseigo Joseigo Arti
Miso Mushi Sejenis Sup
2.1.3 Penggunaan Joseigo dan Danseigo dalam Daimeishi (kata ganti)
Kata ganti adalah kata yang menunjuk orang, sesuatu, tempat, dan sebagainya yang biasanya digunakan tanpa menyebut namanya (Drohan, 1992:30)
Bahasa Jepang memeiliki keunikan tersendiri dalam penggunaan kata ganti orang dalam percakapan pada umumnya.
a. Jishou (kata ganti orang pertama) Joseigo
Atashi Biasa dipakai anak muda, mencerminkan feminine dan lembut Atakushi Bentuk formal dari atashi
Danseigo
Boku Digunakan oleh laki-laki, terkesan praktis; namun akhir-akhir ini juga digunakan oleh perempuan
Ore Bnetuk informal untuk laki-laki Washi Untuk laki-laki yang sudah tua
Ore-sama Terkesan angkuh dan sombong (sama : akhiran untuk memanggil orang yang terhormat)
Wagahai Bahasa yang sudah kuno, terkesan sombong dan maskulin Ware Digunakan laki-laki yang agak tua
Netral
Watashi Bahasa Sopan, pada zaman Edo lebih digunakan perempuan, tapi pada saat ini netral
Watakushi Bentuk yang lebih sopan dari Watashi
Jibun Namun didalam dialek kansai, lebih mengacu kepada “anda” Uchi Lebih sering digunakan wanita, namun juga digunakan oleh
laki-laki yang sudah tua
Danseigo
Temee Merupakan bentuk penyingkatan dari temae, sangat merendahkan dan hanya digunakan kepada bawahan. Kata ini muncul pada periode Edo sekitar tahun 1603-1876 (Sugawara, 1985:32).
Koitsu Sangat kasar dan digunakan jika sedang jengkel pada seseorang Nanji Bahasa kuno, umumnya digunakan digunakan dalam terjemahan
dokumen kuno sebagai pengganti kata “kamu”
Kisama cenderung merendahkan seseorang (Sugawara, 1985:32).
Omae/Omee Digunakan hanya kepada bawahan atau teman dekat. Omee merupakan penyingkatan dari omae dan digunakan oleh para seniman di daerah Kantou.
Netral
Anata Dapat digunakan dalam berbagai situasi. Tetapi dihindari jika berbicara kepada atasan (Sugawara, 1985:32).
Anta Sangat akrab dan lebih bersifat rendah diri. Hanya digunakan dalam situasi informal kepada orang yang sederajat atau bawahan (Sugawara, 1985:32).
Sochira Bnetuk Informal, digunakan dalam teman sebaya atau seumuran Otaku-sama Merupakan bentuk sopan yang digunakan kepada orang di luar
keluarga atau orang yang baru dikenal. (Sugawara, 1985:32).
2.1.4
Penggunaan Joseigo dan Danseigo dalam Kandoushi (kata seru)
Kandoushi adalah ujaran pendek dan merupakan kata yang diucapkan secara tiba-tiba sebagai ungkapan perasaan yang seketika itu dirasakan oleh pembicaranya, dari penggunaannya dapat terlihat perbedaan jenis kelamin pembicaranya. Kandoushi dapat berdiri sendiri dan biasanya terletak di awal kalimat (Sugawara, 1985:474).
Danseigo Hoo, oi, yai, kuso,dsb
Joseigo Ara, maa
Netral Uun, nee,dsb
Keterangan :
Oi : Merupakan kata seru yang digunakan untuk memanggil atau menarik perhatian lawan bicara (Sugawara, 1985 : 477).
Yai : Merupakan kata seru yang digunakan untuk memanggil atau menarik perhatian lawan bicara, bersifat akrab atau merendahkan (Kawashima, 1992:241) Contoh: “Akio kun, yai. Chotto ojisan nit e o kashite kure.” = “ Hei, Akio. Tolong bantu paman”
Kuso : Digunakan ketika si pembiacara kesal atau jengkel (Rahayu, 2004:104). Contoh : “Kuso, namaikinaa” = “ Sial, sombong sekali”
Ara : Merupakan kata seru yang mengekspresikan feminitas, digunakan sebagai ungkapan terkejut atau heran terhadap sesuatu (Sugawara, 1985 : 476). Contoh: “Ara, kirei yo.” = “Duh, cantik loh.”
Maa : Merupakan bentuk ungkapan keterkejutan, heran atau kekaguman (Sugawara,1985:476).
Contoh: “Maa, kirei da wa.” = “Wah, cantiknya.”
Nee : Digunakan untuk memanggil atau menarik perhatian seseorang (Sugawara,1985:477).
Contoh: “Nee, nee,kimi.” = “Hey, hei, kamu.”
2.1.5
Penggunaan
Joseigo
dan
Danseigo dalam
Shuujoshi
(kata
akhiran)
Banyak partikel dlm bahasa Jepang yang terletak di akhir kalimat. Biasanya dipakai dalam percakapan. Kata-kata bantu tersebut diucapkan mengikuti nada suara yang dipakai untuk menyampaikan emosi. Bisa mempertegas atau memperhalus kalimat yang disampaikan.
Lebih jauh, partikel tersebut ada yang mutlak digunakan oleh pria, wanita, dan ada juga yang netral.
Shuujoshi yang mutlak digunakan oleh laki-laki diantaranya adalah :
Ze : Dipakai untuk pernyataan atau menunjukkan keinginan Contoh : “Saki ni iku ze.” = “Saya pergi duluan ya”
Zo: Terdengar kasar,digunakan untuk mempertegas sesuatu, juga untuk menarik perhatian orang lain.
Contoh : “Ochiru zo,Ki o tsukero!” = “Awas jatuh, hati-hatilah”
Na; Digunakan sebagai bentuk larangan, perintah, seruan. Na; Jika di ucapkan dengan intonasi rendah menjadi sebuah pendapat atau konfirmasi.
Contoh : “Zettai iku na!” = “Pokoknya jangan pergi!” (larangan)
Shuujoshi yang sering digunakan oleh perempuan adalah :
Wa: Mengindikasikn tujuan atau kebulatan tekad si pembicara. Bisa juga sebagai seruan atau bentuk emosi.
Contoh : “Ara, hareta wa.” = “Wah, ternyata cerah”
No: Digunakan untuk memperhalus bahasa, bisa juga sebagai akhiran kalimat Tanya. Contoh : “Doko e iku no?”= “Mau pergi kemana?”
Shuujoshi yang netral, antara lain adalah :
Yo: Memiliki fungsi yang sangat bervariasi, mulai dari penegasan, saran, hingga perintah. Terdengar lebih sopan dan halus jika dibandingkan dengan zo.
Contoh : “Kore wa atashino hon da yo” =”Ini adalah buku saya”
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Profil perusahaan
Acolyte publishing Co. adalah sebuah perusahaan penerbit komik yang telah berdiri resmi pada tahun 2001 di Bandung. Acolyte Publishing Co. ini merupakan regenerasi dari Comicon dan anak perusahaan Acolyte Inc., yaitu penerbit manga berlisensi Jepang, yang menjalin hubungan dengan Kodansha sebagai partner utama. Acolyte Inc. sendiri memiliki anak perusahaan lain, yaitu Illustration Factory yang merupakan agensi ilustrasi dengan jaringan hingga ke China dan Australia
.
Struktur Organisasi
a. Komisaris :
1. Mr. Willy Senjaya 2. Mr. A Ming
3. Mr. Windy Chandra 4. Mr. Tan Yue Er
b. President Direktur : Tan Yue Er
3.2 Aktivitas Perusahaan
Pada umumnya, selain menerbitkan komik, perusahaan ini juga membuka tempat kursus untuk pelatihan seni kreasi dan gambar komik. Materi-materi tersebut diajarkan oleh Mr. Nobuyuki Oku, Mr. Denny A. Djoenaid dan Mr. Yue Sheng Shi. Berikut ini adalah contoh kegiatan lain yang juga ada di perusahaan Acolyte: a. Profesional illustrator
b. Profesional Comic Artist c. Manga Doujinshi Course d. Comic 4 Kid
e. Profesional Animator f. Japanes for Manga
g. Japanes for Nouryokushiken h. Standart Japanese
3.2.1 Progam Pelatihan Bahasa Jepang khusus untuk Manga
3.2.2 Progam Pelatihan Bahasa Jepang khusus untuk Nouryokushiken
Progam pelatihan bahasa Jepang bagi yang ingin mengambil ujian Japanes Proficiency Test (Nouryokushiken) yang dikeluarkan Japan Foundation, serta materi yang disusun oleh Mr. Nobuyuki Oku
3.3 Produktivitas Perusahaan
Acolyte juga tengah menerbitkan beberapa buku yang berhubungan dengan seni animasi dan budaya, terutama dalam hal seni membuat komik dan berbagai penjelesannya, termasuk mitologi, kebudayaannya, seni arsitektur dan industri-industri yang berhubungan dengan seni. Buku-buku ini juga akan didistribusikan lewat dua penerbit utama yang ada di Amerika dan Singapura yaitu Diamond Books dan Chuang Yi Publishing sesuai dengan yang sudah direncanakan. Proyek ini juga telah didukung sepenuhnya oleh Japan Foundation sebagai kontributor dan promotor utama.
3.4 Kerjasama antar Perusahaan
1.
Kontrak kerjasama (Permanen) :
a. Acolyte Illustration Factory,Inc.- www.acolytecomics.com/illustration b. Acolyte Publishing,Inc.- www.acolytecomics.com/publishing
c. Deny Animation-www.ainaki.org
d. Megindo Tunggal Sejahtera, PT.- www.megindo.net e. Industrial Support Service Indonesia, PT.
f. Citra Sastra Media, PT. – www.komikwarna.web.id
2.
Kontrak Kerjasama (Non Permanen)
a. Lyto GameOn – Lyto Datarindo Fortuna ( Ragnarok Online, Seal Online ) b. 24 Internet Center – PlayOn Interactive ( Tantra Online )
c. Read Mango – Boleg Game – Boleh.com ( Xian Online )
3.
Sponsor :
BAB IV
PENGGUNAAN JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM MANGA
“YOZAKURA QUARTET” JILID 4 KARYA YASUDA
SUZUHITO DAN PROSES PENTERJEMAHAN
4.1 Danseigo
Berikut ini adalah beberapa ragam Danseigo yang digunakan dalam Komik “Yozakura Quartet” Jilid 4 :
[image:18.612.184.494.387.651.2]b.
Gambar di atas menceritakan tentang salah satu dewan senat kota yang sudah berumur memeberikan pendapatnya dalam rapat dewan senat. Karna sudah berumur menggunakan washi untuk kata ganti orang pertama.
[image:19.612.150.520.122.363.2]Gambar di atas menceritakan tentang paman Jinroku yang marah kepada mantan muridnya karna telah berbuat jahat. Paman Jinroku menggunakan Omee untuk kata ganti orang ke dua, karena posisi lawan bicara lebih rendah darinya.
d.
e.
Gambar di atas menceritakan ketika Akina mengajak Hime pergi karena ada urusan yang sangat mendesak. Akina menggunakan shuujoshi Zo, untuk mempertegas kata perintahnya.
[image:21.612.254.406.440.647.2]Gambar di atas menceritakan tentang seorang kakek meisterius yang sedang mengacau di kota Sakurashin. Kakek tersebut menggunakan kata oi untuk memanggil atau menarik perhatian lawan bicara.
4.2 Joseigo
Berikut ini adalah beberapa ragam Joseigo yang digunakan dalam Komik “Yozakura Quartet” Jilid 4 :
a.
[image:22.612.229.395.341.548.2]b.
Gambar di atas menceritakan ketika Ao ingin pergi membantu Kotoha chan dan berpisah dengan Shinozuka. Berbeda dengan Hime, ao menggunakan watashi untuk kata ganti orang pertama.
[image:23.612.238.458.126.345.2]Meskipun dalam joseigo tidak ada bentuk kata ganti ke dua yang khusus, para tokoh dalam komik ini lebih sering menggunakan anta untuk kata ganti orang ke dua.
[image:24.612.215.485.577.739.2]d.
Gambar di atas menceritakan ketika kohime mempunyai keinginan untuk menjadi cepat besar. Kohime menggunakan shuujoshi wa yang berfungsi untuk mengindikasikan tujuan atau kebulatan tekad si pembicara.
Gambar di atas menceritakan tentang Hime yang kaget karena Kohime diberi keramik cantik oleh paman Jinroku dan menanyakannya kepada Kohime. Hime menggunaka Shuujoshi no yang berfungsi untuk mempertegas kalimat Tanya.
4.3 Proses Penterjemahan
Penerjemahan tidak berbeda dari tindak komunikasi sehari-hari. Betapa sering kita mengungkapkan kembali pemahaman kita, baik hasil menyimak maupun hasil membaca, kepada orang lain. Demikian pula penerjemahan, kita membaca untuk memahami teks, kemudian kita menyampaikan pahaman kita kepada orang lain. Bedanya hanya dalam komunikasi sehari-hari kita memahami dan menyampaikan pahaman dalam bahasa yang sama (penerjemahan intrabahasa), sedangkan dalam penerjemahan kita memahami dalam bahasa asing dan mengungkapkan pahaman kita dalam bahasa ibu (penerjemahan antarbahasa).
Gambar 1. Data komik volume sebelumya
[image:26.612.177.468.428.648.2]Langkah selanjutnya adalah penulis mentargetkan jumlah komik yang harus diterjemahkan selama satu minggu. Karena jumlah halaman yang harus diterjrmahkan berjumlah 200 halaman. Dalam satu hari penulis mentergetkan 10 lembar halaman untuk diselesaikan
[image:27.612.163.491.317.570.2]Penulis menggunakan software Adobe Photoshop untuk mengedit komik yang akan diterjemahkan.
Gambar 4. Proses pengeditan komi yang akan diterjemhakan dengan
Software adobe photoshop
Bab V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah diteliti, terdapat banyak sekali ragam Danseigo dan Joseigo dalam bahasa Jepang. Dalam komik yang diterjemahkan pun banyak sekali ragam joseigo dan danseigo yang digunakan para tokoh untuk mengekspresikan perasaannya.
Selain itu, ragam danseigo dan joseigo memang sangat penting untuk dipahami dan dipelajari, karena akan sangat berpengaruh terhadap image yang akan melekat pada si pembicara. Seperti pada saat atau dengan siapa kita harus menggunakan ragam joseigo dan danseigo. Seperti contoh pada gambar b ( sub bab 4.1), tokoh dewan senat menggunakan jishou “washi” untuk kata ganti orang pertama saat berbicara pada akina (Posisi kedudukan Akina lebih rendah daripada dewan senat). Namun ketika berbicara kepada orang yang mempunyai posisi kedudukan yang sama, tokoh dewan senat akan menggunakan jishou “watashi” yang lebih terkesan formal. Karena itu, dalam mempelajari bahasa Jepang secara otodidak, tidak bisa menelan mentah-mentah apa yang didengar, tetapi harus mencari dulu makna dan artinya.
penggunaan jishou. Karakter Hime menggunakan jishou “atashi”, sedangkan karakter Ao menggunakan jishou “watashi” yang lebih terkesan formal dan sopan. Ini dikarenakan dalam cerita ini, karakter Ao mempunyai sifat yang lembut dan sopan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan joseigo dan danseigo juga dapat mencerminkan sikap dan karakter si pembicara.
5.2 Saran
Acolyte School sangat bermanfaat bagi para pecinta dan pembelajar komik maupun bahasa Jepang. Selain menyediakan progam untuk para pembelajar komik dan Nouryokushiken, juga memberikan progam pelatihan untuk mempelajari bahasa Manga. Hal ini sangat bermanfaat karena pada umumnya dalan bahasa manga,
banyak dipakai bahasa-bahasa dialek yang sangat berbeda baik dari segi bunpou dan penggunaan dengan bahasa Jepang umum yang diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan.
PENGGUNAAN
JOSEIGO
DAN
DANSEIGO
DALAM KOMIK
“YOZAKURA QUARTET” JILID 4 KARYA YASUDA
SUZUHITO
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah KKL Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia
Ery Dani Fitri 63807005
JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……….. i
KATA PENGANTAR………. ii
DAFTAR ISI……… iv
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1 Latar Belakang……… 1
1.2 Pembatasan Masalah……… 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ……… 3
1.3.1 Tujuan………. 3
1.3.2 Manfaat………... 3
1.4 Metode Penelitian………... 3
1.5 Sistematika Penulisan………. 4
BAB II LANDASAN TEORI………. 5
2.1 Joseigo dan Danseigo………. 5
2.1.1 Perbedaan antara Joseigo dan Danseigo……… 5
2.1.2 Penggunaan Joseigo dan Danseigo dalam Meishi... 5
2.1.3 Penggunaan Joseigo dan Danseigo dalam Daimeishi... 7
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……… 14
3.1 Profil Perusahaan………. 14
3.2 Aktivitas Perusahaan………... 15
3.2.1 Progam Pelatihan bahasa Jepang khusus untuk Manga…………. 15
3.2.2 Progam Pelatihan Bahasa Jepang khusus untuk Nouryokushiken.. 16
3.3 Produktivitas Perusahaan……… 16
3.4 Kerjasama antar Perusahaan………... 17
BAB IV PENGGUNAAN JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK “YOZAKURA QUARTET” JILID 4 KARYA YASUDA SUZUHITO DAN PROSES PENTERJEMAHAN……….... 18
4.1 Danseigo……….. 18
4.2 Joseigo……… 21
4.3 Proses Penterjemahan………. 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 29
5.1 Kesimpulan……….. 29
5.2 Saran………... 30
DAFTAR PUSTAKA……… 31
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Larson, M.L. 1988. Penerjemahan Berdasar Makna: Pedoman untuk Pemadanan Antarbahasa. Terjemahan K. Taniran (1984). Jakarta: Penerbit Arcan.
Drs Sudjianti, M.Hum dan Drs Dahidi, Ahmd, M.A. (2004) Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Penerbit Kesaint Blanc.
Adeluna. Perbedaan antara danseigo dan joseigo. [online]. Tersedia: http://adeluna.jw.lt/skripsi/b [13 September 2010]
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Ery Dani Fitri
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 8 Juni 1989 3. Nomor Induk Mahasiswa : 63807005
4. Jurusan : Sastra Jepang
5. Jenis Kelamin : Wanita 6. Kewarganegaraan : Indonesia
7. Agama : Islam
8. Alamat : Perum Griya Mangli Indah Blok AG no 12 Jember
9. Berat Badan : 68 Kg
10. Tinggi Badan : 171 Cm
11. Status : Belum menikah
12. Orang Tua
1. Nama Ayah : Poerdiyanto
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Perum Griya Mangli Indah Blok AG no 12 Jember
2. Nama Ibu : Amin Solichah
Pekerjaan : -
Pendidikan Formal
SD Al furqon Jember : 1995-2001
SMPN 6 Jember : 2001-2004
SMU Muhamadiyah 3 Jember : 2004-2007
Universitas Komputer Indonesia : 2007-
Pengalaman Organisasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam proses penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini.
Laporan KKL ini diberi judul „Penggunaan Joseigo dan Danseigo Dalam
Komik “Yozakura Quartet” Jilid 4 Karya Yasuda Suzuhito‟
Tujuan penulisan laporan KKL ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah KKL, Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Komputer Indonesia.
Karena selama penulisan laporan KKL ini, penulis masih merasa terdapat banyak sekali kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis akan dengan senang hati menerima saran dan kritiknya dari berbagai pihak.
Akhirnya penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bpk. Prof. Dr. H. Moh. Tajjuddin. M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia, atas izin yang diberikan.
4. Saori Sensei, yang telah memberikan masukan dan banyak membantu selama KKL ini berlangsung.
5. Keluarga yang selalu memberikan semangat agar penulis dapat mengerjakan laporan KKL ini sebaik-baiknya.
6. Teman-teman kampus yang banyak membantu penulis dalam pelaksanaan KKL.
7. Serta semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian laporan KKL ini.
Bandung, 20 September 2010