• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Direktorat jenderal Pajak Dan Kepuasaan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Direktorat jenderal Pajak Dan Kepuasaan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega)"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega)

APPLICATION EFFECT OF INFORMATION SYSTEM DIRECTORATE GENERAL OF TAXATION AND JOB STATISFACTION ON EMPLOYEE PERFORMANCE

(Case Study in Tax Office Pratama Bandung Tegallega)

Oleh :

Yelti Septiria 21111070

PROGRAM STUDI AKUNTANSI, FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)

2

ABSTRACT

Tax Office (KPP) Pratama been using Application Program SIP (System Information Taxation), where SIP is only connected in one department KPP or using the local server, causing the data processing is not effective and takes a long time and make the employee's performance is less than optimal (Adhi Winarto , 2012). In practice, many taxpayers complaints relating to the provision of administrative services by tax officials. (Delis, 2009: 2) The purpose of the study was conducted to analyze the results of the effect of adoption of the Tax Directorate General Information Systems (SIDJP) and Job Satisfaction on Employee Performance.

The sampling technique used in this study is sampling survey respondents saturated with as many as 33 employees SIDJP users. Data collected through questionnaires. Data were analyzed using a SEM analysis with PLS approach, calculators using SEM-PLS 2.0 program.

The results of this study the effect of the Tax Directorate General Information Systems on employee performance affects 21.6%. While the influence of Job Satisfaction on Employee Performance impact of 24.7%. This study provides empirical evidence which the Tax Directorate General Information Systems and job satisfaction have a significant effect on employee performance on STO Bandung Tegallega.

Keywords: SIDJP, Job Satisfaction, Employee Performance

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

(3)

3

sangat mempengaruhi pelaksanaan administrasi pengelolaan pajak, sebelum menggunakan Program Aplikasi SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak), Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama telah menggunakan Program Aplikasi SIP (Sistem Informasi Perpajakan), dimana SIP hanya terkoneksi di satu departemen KPP atau menggunakan server lokal sehingga menyebabkan pengolahan data tidak efektif dan memakan waktu yang lama dan membuat kinerja pegawai kurang optimal (Adhi Winarto, 2012)

Pajak dianggap sebagai sumber dana yang paling potensial bagi pembiayaan negara namun dalam realisasinya pemungutan pajak masih sulit dilakukan oleh negara. Hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kepatuhan dan kepercayaan wajib pajak kepada administrasi pengelolaan pajak (Banyu Ageng, 2011:22). Pada praktiknya, banyak keluhan wajib pajak yang berhubungan dengan pemberian pelayanan administrasi oleh pegawai pajak. Kebanyakan dari wajib pajak mengeluh atas lamanya waktu penyelesaian, prosedur birokrasi yang berbelit-belit, dan penentuan biaya administrasi diluar biaya resmi yang dipungut (Delis, 2009:2)

Selain sistem informasi, hal lain seperti kepuasan kerja pegawai juga merupakan masalah penting karena juga memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai (Sutrisno, 2012:24). Menurut Hani Handoko (2010:193) kepuasan kerja sebagai respon emosional menunjukan perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan pegawai terhadap pekerjaannya. Kusnilawati (2013:66) pegawai yang kurang diperhatikan oleh organisasi dapat menyebabkan ketidakpuasan. Ketidakpuasan tersebut sering ditimbulkan dalam bentuk sering unjuk rasa, tingkat keluar masuk tinggi, sering tidak masuk kantor, enggan mempelajari job description, motivasi rendah, cepat lelah dan bosan, serta tidak peduli dengan lingkungan.

(4)

4

pintar-pintar dan laku di swasta. Pegawai merasa tidak puas sebab gajinya rendah. Namun secara internal masih ada ketidakpuasan dibeberapa level, ini yang harus diselesaikan secara bijaksana. Meski demikian, faktor keadilan mengacu beban kerja semestinya juga menjadi bagian dari pertimbangan yang intergral (Yustinus Prastowo, 2015).

Pentury (2010) menyatakan bahwa kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai dapat menurunkan atau meningkatkan kinerja pegawai. Pegawai yang merasa puas dengan pekerjaan yang diperoleh akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja sehingga akan berdampak pada meningkatnya keberhasilan organisasi. Switser dan Waters (2004) menyatakan bahwa setiap pimpinan selalu berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan dari para pegawainya sehingga pekerjaannya dapat menghasilkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik berkaitan erat dengan faktor individu, dan budaya kerja yang berlaku.

Dengan memperhatikan hal tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul

“Pengaruh penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan pengidentifikasian masalah di atas, maka penulis membuat rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1) Bagaimana pengaruh penerapan sistem informasi Direktorat Jederal Pajak terhadap Kinerja Pegawai KPP Pratama Bandung Tegallega.

(5)

5

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ada :

1) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan sistem informasi Direktorat Jederal Pajak terhadap Kinerja Pegawai KPP Pratama Bandung .

2) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai KPP Pratama Bandung .

Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi semua pihak yang berkepentingan. Dengan adanya penelitian ini penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Kegunaan Praktis

Sebagai tambahan informasi mengenai pengaruh penerapan Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak dan kepuasan kerja dalam meningkatkan produktivitas aparat pajak pada kantor p elayanan pajak pratama, disamping dapat dijadikan masukan dan dapat memberikan sumbangan pemikiran guna perbaikan dan perkembangan usaha serta untuk membantu pihak DJP dalam melaksanakan Sistem Informasi untuk meningkatkan produktivitas aparat pajak.

Kegunaan Akademis

1) Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis mengenai Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan kepuasan kerja bagi kinerja Direktorat Jenderal Pajak,

2) Bagi Pihak Lain

(6)

6

Direktorat Jenderal Pajak, kepuasan kerja, d a n kinerja Direktorat Jendral Pajak serta sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam bidang yang sama.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka

Pengertian Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak

Pengertian Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak menurut Surat Edaran (19/PJ/2007, 2007) Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak adalah sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan kantor modern Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di Kantor Pusat.

Indikator Sistem Direktorat Jenderal Pajak

Menurut Wilkinson dalam Husein Umar (2011:184) menyatakan bahwa ada beberapa indikator sistem informasi, yaitu:

1) Relevance (sesuai kebutuhan) 2) Capacity (kapasitas dari sistem) 3) Efficiency (efisiensi dari sistem)

4) Timeliness (ketepatan waktu menghasilkan informasi) 5) Accessibility (kemudahan akses)

6) Flexibility (keluwesan sistem)

(7)

7

Pengertian Kepuasan Kerja

Pengertian Kepuasan Kerja menurut Susilo Martoyo, (2000: 141) adalah keadaan emosional pegawai dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara lain nilai balas jasa kerja pegawai dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh pegawai ini, baik yang berupa finansial maupun non finansial.

Indikator Kepuasan Kerja

Adapaun indikator-indikator kepuasan kerja menurut Robbins (2008: 148) antara lain : 1) Pekerjaan

2) Upah 3) Promosi 4) Pengawas 5) Rekan kerja

Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja menurut Lijan Poltak Sinambela (2012:5) adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Indikator Kinerja

Suyadi Prawirosentono (2008: 27) menyatakan bahwa kinerja dapat dinilai atau diukur dengan beberapa indikator yaitu:

1) Efektifitas 2) Tanggung jawab 3) Disiplin

(8)

8

Kerangka Pemikiran

Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan dan sangat diperlukan untuk mempermudah dan menunjang aktivitas organisasi. Hal ini didukung oleh semakin berkembangnya program aplikasi atau perangkat lunak (software). Dimana hal ini menunjukan bahwa program aplikasi sangat penting bagi suatu instansi, organisasi atau perusahaan. Teknologi informasi sebagai bagian dalam sistem informasi digunakan untuk memperlancar

business process suatu intansi, organisasi, atau perusahaan dimana data diolah menjadi suatu informasi yang berkualitas yang digunakan user dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi merupakan dasar dalam pelaksanaan kebijakan business process yang dijalankan organisasi untuk dapat menghasilkan suatu informasi yang akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap.

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak terhadap Kinerja Pegawai

Proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi tidak akan berjalan dengan sempurna, efektif dan efisien apabila tidak didukung oleh sistem informasi yang andal (Muhammad Ridha Suaib, 2008). Keandalan sistem informasi, merupakan kondisi ketahanan terhadap gangguan terhadap fungsi-fungsi, proses-proses normal dari kinerja elemen, struktur, maupun perilaku di dalam sistem informasi (Witarto, 2005:14).

(9)

9

Partisipasi dalam penerapan sebuah sistem informasi dapat mempengaruhi kinerja karena partisipasi merupakan perilaku dan aktivitas yang dapat menunjang tercapainya penerapan sebuah sistem informasi yang baik agar memiliki tujuan yang jelas dari Sistem Informasi tersebut (Jon Arvid Borretzen, 2006).

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Kepuasan kerja sebagai perasaan positif pada suatu pekerjaan, yang merupakan dampak atau hasil evaluasi dari berbagai aspek pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja merupakan penilaian dan sikap seseorang atau pegawai terhadap pekerjaannya dan berhubungan dengan lingkungan kerja, jenis pekerjaan, hubungan antar teman kerja, dan hubungan sosial di tempat kerja (Robbins & Judge : 2011).

Kepuasan kerja pegawai merupakan masalah penting yang diperhatikan dalam hubungannya dengan produktivitas kerja pegawai dan ketidakpuasan sering dikaitkan dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerjaan yang tinggi. Pekerja dengan tingkat ketidakpuasan yang tinggi lebih mungkin untuk melakukan sabotase (Sutrisno, 2012:21).

Kepuasan kerja yang dialami oleh setiap pegawai berbeda-beda. Tetapi ada kondisi yang dapat memberikan kepuasan kerja dalam diri setiap pegawai. Sikap-sikap pegawai terhadap pekerjaannya dapat didasarkan atas berbagai karakteristik yang menjadi pertimbangan setiap pekerja (pegawai) seperti gaji/upah, kondisi kerja dan kesempatan promosi. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-harapannya terhadap masa depan. Selain itu, dengan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk berpastisipasi lebih besar dalam penetapan sasaran, mereka mulai merasa dirinya lebih menjadi bagian dari organisasi (Muh. Yunus Amar : 2010).

(10)

10

kepuasan kerja pegawainya karena kalau pegawainya merasa puas maka yang akan merasa untung adalah perusahaannya itu sendiri. Dan hal ini sangat berpengaruh pada tujuan dari perusahaan. Selain itu pegawai yang merasa puas dalam bekerja senantiasa akan selalu bersikap positif dan selalu mempunyai kreativitas yang tinggi.

Berdasarkan paparan diatas maka dikembangkan suatu paradigma penelitian ini sebagai berikut:

- Witarto (2005)

- Jon Arvid Borretzen (2006) - Muhammad Ridha Suaib (2008)

- Robbins & Judge (2011) - Sutrisno (2012)

- Muh.Yunus Amar (2010)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Sistem Informasi DJP (X1) Surat Edaran (19/PJ/2007, 2007)

Kepuasan Kerja (X2) Susilo Martoyo, (2000: 141)

Kinerja Pegawai (Y)

(11)

11

Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Umi Narimawati (2008) adalah jawaban sementara atau dugaan sementara terhadap pertanyaan penelitian.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 = Penerapan sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

H2 = Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

III. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitan menurut Sugiyono (2012:2) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Arif Furchan (2007:39), menyatakan bahwa metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang dihadapi.

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Operasionalisasi Variabel

(12)

12

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Dalam operasionalisasi variabel ini, semua variabel diatas menggunakan konsep skala ordinal, yaitu baik variabel indepandent (X1) dan (X2) dan variabel dependent (Y) menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Sugiyono (2009) adalahsebagai berikut:

“Skala ordinal, adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu lebih atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari pengukuran dengan skala ini disebut dengan data ordinal

yaitu data yang berjenjang yang jarak antara satu data dengan yang lain tidak sama.”

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data Primer menurut Sugiyono (2012:137) adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yaitu pada pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah menggunakan metode survey. Menurut Sugiyono (2012:6) metode survey adalah sebagai berikut:

“Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah

(bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur”.

(13)

13

Populasi dan Penarikan Sampel Populasi

Populasi merupakan obyek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pengguna SIDJP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega sebanyak 33 orang.

Penarikan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014:85) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Oleh karena itu dalam penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan sama dengan jumlah populasi yaitu seluruh pegawai pengguna SIDJP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega yang berjumlah 33 pegawai.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggumpukan data secara primer dengan menyebarkan kuisioner, dari data yang diperoleh dari responden maka perlu dilakukan uji kebenaranya. Untuk menguji kebenaran dan kesungguhan dari jawaban responden diperlukan pengujian yaitu Uji Validitas dan Uji Reabilitas.

Uji Validitas

Menurut Cooper yang dikutip Umi Narimawati, dkk. (2010:42), validitas didefinisikan sebagai berikut:

(14)

14

Menurut Sugiyono (2012:2), validitas didefinisikan sebagai berikut yaitu menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhya terjadi pada obyek dengan data yang dapat

dikumpulkan oleh peneliti”.

Uji Reliabilitas

Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010:43), realibitas adalah sebagai berikut:

Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy, precision, and concistency”.

Metode Pengujian Data

A. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010:44) menerangkan bahwa analisis deskriptif (kualitatif) adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian deskriptif (kualitatif) itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat

laporan penelitian secara mendetail.”

B. Analisis Verifikatif

Menurut Sugiyono (2010:8) menjelaskan bahwa analisis verifikatif (kuantitatif) adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

(15)

15

Analisis verifikatif dalam penelitian ini dengan menggunakan alat uji statistik yaitu dengan uji persamaan strukturan berbasis variance atau yang lebih dikenal dengan nama Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS 2.0.

Menurut Imam Ghozali (2006:1), metode Partial Least Square (PLS) dijelaskan sebagai berikut:

“Model persamaan strukturan berbasis variance (PLS) mampu menggambarkan variabel laten (tak terukur langsung) dan diukur menggunakan indikator-indikator (variable manifest)”.

Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan alasan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel laten (tidak terukur langsung) yang dapat diukur berdasarkan pada indikator-indikatornya (variable manifest), serta secara bersama-sama melibatkan tingkat kekeliruan pengukuran (error). Sehingga penulis dapat menganalisis secara lebih terperinci indikator-indikator dari variabel laten yang merefleksikan paling kuat dan paling lemah variabel laten yang mengikutkan tingkat kekeliruannya.

Beberapa istilah umum yang berkaitan dengan SEM menurut Hair et al (1995), diuraikan sebagai berikut:

a) Konstruk Laten

Pengertian konstrak adalah konsep yang membuat peneliti mendefinisikan ketentuan konseptual namun tidak secara langsung (bersifat laten), tetapi diukur dengan perkiraan berdasarkan indikator. Konstruk merupakan suatu proses atau kejadian dari suatu amatan yang diformulasikan dalam bentuk konseptual dan memerlukan indikator untuk memperjelasnya.

b) Variabel Manifest

(16)

16

mengukurnya. Indikator-indikator tersebut dinamakan variabel manifest. Dalam format kuesioner, variabel manifest tersebut merupakan item-item pertanyaan dari setiap variabel yang dihipotesiskan.

c) Variabel Eksogen, Variabel Endogen, dan Variabel Error

Variabel eksogen adalah variabel penyebab, variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel eksogen memberikan efek kepada variabel lainnya. Dalam diagram jalur, variabel eksogen ini secara eksplisit ditandai sebagai variabel yang tidak ada panah tunggal yang menuju kearahnya. Variabel endogen adalah variabel yang dijelaskan oleh variabel eksogen. Variabel endogen adalah efek dari variabel eksogen. Dalam diagram jalur, variabel endogen ini secara eksplisit ditandai oleh kepala panah yang menuju kearahnya.

Adapun langkah-langkah metode Partial Least Square (PLS) yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Merancang Model Pengukuran

Model pengukuran (outer model) adalah model yang menghubungkan variabel laten dengan variabel manifest. Untuk variabel laten Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari 4 variabel manifest, kemudian untuk variabel laten Kepuasan Kerja terdiri dari 3 variabel manifest, dan untuk variabel laten Kinerja terdiri dari 3 variabel manifest.

2) Merancang Model Struktural

Model struktural (inner model) pada penelitian ini terdiri dari dua variabel laten eksogen (SIDJP dan kepuasan kerja) dan satu variabel laten endogen (kinerja pegawai). Inner model

(17)

17

structural model dan substantive theory, yaitu untuk menggambarkan pengaruh antar variabel laten berdasarkan pada substantive theory, dengan model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:

�= Σ � + Σ ��� + �

Sumber: Imam Ghozali (2006:22)

Dimana dan � adalah koefisien jalur yang menghubungkan prediktor endogen dan variabel laten eksogen � dan � sepanjang range indeks i dan b dan � adalah inner residual

variabel.

3) Membangun Diagram Jalur

Pengaruh antar variabel pada sebuah diagram alur yang secara khusus dapat membantu dalam menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat antar konstruk dari model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama. Diagram alur menggambarkan pengaruh antar konstruk dengan anak panah yang digambarkan lurus menunjukkan pengaruh kausal langsung dari suatu konstruk ke konstruk lainnya. Konstruk eksogen, dikenal dengan independent variable yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah.

4) Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit)

(18)

18

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian secara parsial dilakukan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut :

H0 : γ1.1 = 0 : Pengaruh ξ terhadap η tidak signifikan H1 : γ 1.1 ≠ 0 : Pengaruh ξ terhadap η signifikan H1 : γ 2.1 = 0 : Pengaruh ξ terhadap η tidak signifikan H1 : γ 2.1 ≠ 0 : Pengaruh ξ terhadap η signifikan

Statistik uji yang digunakan adalah :

t = ў31 SE(ў31)

Tolak Ho jika thitung > ttabel pada taraf signifikan. Dimana ttabel untuk α = 0,1 sebesar 1,645

Pengujian secara parsial Hipotesis :

H01 ; γ1.1 = 0, Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai

H11 ;γ1.1≠0, Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. H02 ;γ2.1 = 0, Kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

H12 ;γ2.1 ≠0, Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Kriteria Pengujian :

(19)

19 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak terhadap Kinerja Pegawai menunjukan bahwa koefisien jalur sebesar 0,461 dengan koefisien determinasi 21,6%. Artinya, sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Hasil Penelitian ini memberikan bukti empiris bawa sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak yang baik akan meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Berdasarkan fenomena yang disampaikan oleh Adhi Winarto, (2012) menyatakan bahwa Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama telah menggunakan Program Aplikasi SIP (Sistem Informasi Perpajakan), dimana SIP hanya terkoneksi di satu departemen KPP atau menggunakan server

lokal sehingga menyebabkan pengolahan data tidak efektif dan memakan waktu yang lama dan membuat kinerja pegawai kurang optimal.

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega

(20)

20

faktor keadilan mengacu beban kerja semestinya juga menjadi bagian dari pertimbangan yang intergral (Yustinus Prastowo, 2015).

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak dan kepuasaan kerja terhadap kinerja pegawai pada KPP Pratama Bandung Tegallega, maka pada bagian akhir penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak memberikan pengaruh yang cukup kuat (moderat) terhadap kinerja pegawai, dimana sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak yang baik akan meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

2. Kepuasaan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Kepuasaan kerja memiliki pengaruh yang cukup kuat (moderat) terhadap kinerja pegawai, dimana kepuasaan kerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut:

(21)

21

sebaiknya meningkatkan dan menyempurnakan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan cara memperbaharui perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dan adanya pelatihan bagi pegawai pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak tersebut.

(22)

22

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara,. 2011. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Agus Dwiyanto. 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Arbie, E. 2000. Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Edisi Ke-7. Jilid 1, Bina Alumni Indonesia,Jakarta

Azhar Susanto. 2010. Konsep Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Linggar Jaya

Azhar Susanto. 2011. Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya.

Banyu Ageng Wahyu Utomo. 2011. Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak,dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Bonnie Soeherman, Marion Pinontoan. 2011. Designing Information System. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Bodnar, George H dan William S. Hoopwood (amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Penerjemah). 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Darmini, Sagung Rai. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan dan Kepercayaan terhadap Teknologi Informasi

pada Kinerja Individual pada bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tabanan” Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.

Delis. 2009. Reformasi Administrasi Perpajakan. Vol.1 no.1. Medan.

Fuad Rahmany. 2014. Tergiur Gaji Tinggi, PNS Pajak Banyak yang Resign. m.liputan6.com Gordon B. Davis. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1, PT Pustaka Binamas

(23)

23

Hani Handoko. 2010. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia (Edisi 2). Yogyakarta: BPFE

Heny Sulistyaningsih. 2008. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (diklat), Lingkungan Kerja, Tingkat Pendidikan dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar

Hidayati. 2007. Metode Pencarian Data Dengan Meggunakan IAFS. CCIT Journal Vol.1 No.1 Tanggerang : Perguruan Tinggi Raharja

Husein Umar. 2011. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu Yogyakarta Jogianto HM. 2011. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.

Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Disain Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset

Kusrini. Andri Kinoyo. 2010. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi Offset

Laudo, Kenneth. 2005 Bussines Informasi System. The Drdenn Press United State of America Mcleod, Raymond, 2001, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta, PT. Prenhallindo

Meokijat. Sistem Informasi, Prasojo 2011

Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetisi. Jakarta:Rajawali.

Muhammad Suaib. 2008. Pengaruh Lingkungan, Perilaku, Struktur Organisasi dan Implementasi Sistem Informasi Berbasis Komputer terhadap Kinerja Karyawan Pemerintah Kabupaten Sorong, Papua,

Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2010. Analisi dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset

Muhyuzir T.D., 2001, Analisa Perancangan Sistem Pengolahan Data, Cetakan Kedua, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

O’Brein, James A., 2005. Pengantar Sistem Informasi. Penerbit : Salemba 4, Jakarta.

(24)

24

Robbins, Stephen P, Timothy A.Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Salemba Empat Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susilo Martoyo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 5). Yogyakarta: BPFE

Siti Kurnia Rahayu. 2010, Perpajakan Indonesia, Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yokyakarta : Ekonisia

Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, 2005, Yogyakarta, Andi

Tata Sutarbi, 2004. Analisa Sistem Informasi, Edisi Ke-1, Yogyakarta. Penerbit: Andi

Umi Narimawati. 2011. Metodologi Penelitian: Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta: Genesis.

Witarto. 2005. Memahami Sistem Informasi. Penerbit: Salemba 4 Yakub.2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta:Graha Ilmu

Yeni Sucipto. 2015. PNS DJP Level Pelaksana Belum Puas, Meski Tunjangan Naik.

(25)

25 LAMPIRAN Diagram Jalur - Koefisien

(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah bahasan atau bahan-bahan bacaan yang terkait

dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian, kajian pustaka disebut juga

dengan kajian literatur.

2.1.1 Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SI DJP)

Suatu Sistem Informasi dalam administrasi perpajakan dilingkungan

kantor modern Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan menggunakan perangkat

keras dan perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja dikantor

pusat.

2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Mustakini, (2010:22) sistem dapat didefiniskan sebagai

pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Pendekatan prosedur dapat

didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan

tertentu. Hal tersebut dikemukakan oleh Yakub, (2012:1) bahwa sistem adalah

suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.

(27)

10

“Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu

kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai sistem, dapat diartikan

bahwa sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan pengertian informasi menurut Tata Sutabri, (2012:1) adalah data yang

telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan

mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan

mendatang. Sutarman, (2012:14) menyatakan bahwa informasi adalah

sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga

mereka mempunyai arti bagi si penerima. Informasi juga didefinisikan sebagai

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya (McLeod

dalam Yakub, 2012:8).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat diartikan

bahwa Informasi merupakan data yang telah diolah, dibentuk, ataupun

dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu bagi penggunanya.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

informasi merupakan jaringan atau kumpulan dari sub-sub sistem, yang saling

hubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan, yang memiliki organisasi,

(28)

11

2.1.1.2. Ciri – Ciri Sistem

Menurut Azhar Susanto (2010:18) terdapat beberapa ciri sistem,

diantaranya:

1) Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh

suatu sistem.

2) Batas sistem merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara sistem dan

lingkungannya.

3) Sub sistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, subsistem ini

bisa fisik ataupun abstrak.

4) Hubungan sistem merupakan hubungan yang terjadi antar sub sistem dengan

sub sistem lainnya yang setingkat atau antara sub sistem dengan sistem yang

lebih besar. Ada dua macam hubungan sistem, yaitu hubungan horizontal dan

hubungan vertikal. Hubungan vertikal disebut sebagai hubungan khirarki

yang menggambarkan tingkatan, sedangkan hubungan horizontal

menggambarkan hubungan antara sub sistem dengan sub sistem lain yang

setingkat. Khirarki sistem pada dasarnya menggambarkan hubungan sistem

dengan sistem yang lebih besar yang disebut sebagai super sistem dan

hubungan dengan sistem yang lebih kecil yang disebut sebagai subsistem.

5) Input – Proses –Output. Ciri lain dari sistem adalah melihat dari sudut fungsi

dasarnya yaitu : Input, Proses dan Output. Fungsi ini juga menunjukan bahwa

sistem sebagai proses tidak bisa berdiri sendiri, harus ada input dan output.

(29)

12

Gambar 2.1. Fungsi dasar suatu sistem

a. Input adalah segala sesuatu yang masuk kedalam suatu sistem. Input ini

bervariasi bisa berupa energi, manusia, data, modal, bahan baku,

layanan atau lainnya. Input merupakan pemicu bagi sistem untuk

melakukan proses yang diperlukan. Input dapat diklasifikasikan

kedalam tiga kategori, yaitu : Serial input, Probabel input dan

Feedback input.

b. Proses merupakan perubahan dari input menjadi output. Proses ini

mungkin dilakukan oleh mesin, orang atau komputer.

c. Output merupakan hasil dari suatu proses yang merupakan tujuan dari

keberadaan sistem. Berdasarkan penggunaannya suatu output dapat

diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :

a) Output yang langsung diberikan ke konsumen untuk dikonsumsi

atau untuk diproses lebih lanjut, sebagai contoh multiplek bias

langsung digunakan atau dibuat lemari.

b) Output suatu sistem yang dikonsumsi oleh subsistem yang lain

dalam sistem yang sama dalam suatu siklus produksi sebagai contoh

adalah barang setengan jadi.

c) Output yang merupakan bagian dari output secara keseluruhan yang

dapat dikonsumsi oleh system yang lain atau oleh sistem yang

bersangkutan, tapi menjadi tidak berguna kalau dibuang ke

(30)

13

lingkungan. Sebagai contoh adalah limbah gergajian, limbah tersebut

tidak bermanfaat kalau dibuang ke lingkungan tapi akan bermanfaat

kalau dibuat papan partikel.

6) Lingkungan Sistem adalah faktor – faktor di luar sistem yang mempengaruhi

sistem. Lingkungan sistem ada dua macam, yaitu : lingkungan eksternal

(diluar sistem) dan lingkungan internal (didalam sistem).

2.1.1.3 Indikator Sistem Informasi Diektorat Jendera Pajak (SIDJP)

Menurut Wilkinson dalam Husein Umar (2011:184) menyatakan bahwa

ada beberapa indikator sistem informasi, yaitu:

1) Relevance (sesuai kebutuhan)

2) Capacity (kapasitas dari sistem)

3) Efficiency (efisiensi dari sistem)

4) Timeliness (ketepatan waktu menghasilkan informasi)

5) Accessibility (kemudahan akses)

6) Flexibility (keluwesan sistem)

7) Accuracy (ketepatan nilai dari informasi)

8) Reliability (keandalan dari sistem)

9) Security (keamanan dari sistem)

10) Simplicity (kemudahan dari sistem)

Menurut Kusrini & Andri Kuniyo (2010:8) menyatakan bahwa ada

bebrapa indikator sistem, yaitu sebagai berikut:

(31)

14

Informasi harus bebas dari kesalahan, tidak bias ataupun menyesatkan.

2) Tepat pada waktunya (Timelines)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, karena akan

berakibat fatal untuk pengambilan keputusan.

3) Relevan (relevance)

Informasi yang disampaikan harus mempunyai keterkaitan dengan masalah

yang akan dibahas dengan informasi tersebut.

Menurut Jogiyanto (2011:11) indikator-indikator sistem informasi sebagai

berikut:

1) Keunggulan (usefulness)

Yaitu suatu sistem yang harus dapat menghasilkan informasi yang tepat dan

relevan untuk mengambil keputusan manajemen dan personil operasi dalam

organisasi.

2) Ekonomis

Kemampuan sistem yang mempengaruhi sistem harus bernilai manfaat

minimal, sebesar biayanya.

3) Kehandalan (Reliability)

Keluaran dari sistem harus mempunyai tingkat ketelitian tinggi dan sistem

tersebut harus beroperasi secara efektif.

4) Pelayanan (Customer Service)

Yakni suatu sistem memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada para

(32)

15

5) Kapasitas (Capacity)

Setiap sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani

setiap periode sesuai yang dibutuhkan.

6) Sederhana dalam kemudahan (Simplicity)

Sistem tersebut lebih sederhana ( umum ) sehingga struktur dan operasinya

dapat dengan mudah dimengerti dan prosedure mudah diikuti.

7) Fleksibel (Fleksibility)

Sistem informasi ini harus dapat digunakan dalam kondisi sebagaimana yang

diinginkan oleh organisasi tersebut atau pengguna tertentu.

Menurut Bonnie Soeherman & Marion Pinontoan (2011:5)

indikator-indikator sistem informasi sebagai berikut:

1) Relevan atau sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2) Akurat atau dapat dipercaya

3) Tepat waktu

4) Mudah dipahami atau tidak membingungkan

5) Terintegrasi, sehinggah dapat diakses dimana saja ketika dibutuhkan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengambil beberapa

indikator yang akan dijadikan tolak ukur dari sistem informasi (SIDJP), yaitu

sebagai berikut:

1) Relevance (sesuai kebutuhan)

2) Efficiency (efisiensi dari sistem)

3) Accessibility (kemudahan akses)

(33)

16

5) Reliability (kehandalan dari sistem)

6) Security (keamanan dari sistem)

7) Simplicity (sederhana dalam kemudahan dari sistem)

8) Integrasi (sistem yang saling terhubung)

2.1.1.4 Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)

Suatu program aplikasi digunakan untuk menyediakan informasi seluruh

kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi organisasi.

Adapun pengertian Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak menurut Surat

Edaran (19/PJ/2007, 2007) menyatakan bahwa :

“Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak adalah sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan kantor modern Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak

yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di Kantor Pusat”.

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa dalam program aplikasi

perpajakan dari semua bagian terintegrasi dalam satu aplikasi, sehingga proses

pengolahan data maupun pertukaran informasi dapat dilakukan lebih cepat dan

efisien yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yaitu

dengan meningkatkan kinerja pegawai.

2.1.2 Kepuasan Kerja

Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dari pimpinan organisasi

atau perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia adalah masalah kepuasan

kerja pegawai. Karena tanpa merasakan kepuasan kerja, pegawai kurang

memberikan sumbangan yang optimal bagi pencapaian tujuan perusahaan.

(34)

17

“Kepuasan kerja (job statsfaction) adalah keadaan emosional pegawai dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara lain nilai balas jasa kerja pegawai dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh pegawai ini, baik yang berupa finansial

maupun non finansial”

Pengertian kepuasan kerja menurut Kreitner & Kinicki (2005) adalah

efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Hani

Handoko (2010) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah respon emosional yang

menunjukan perasaan menyenangkan berkaitan dengan pandangan pegawai

terhadap pekerjaannya.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah

suatu perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, dimana pegawai akan merasa

puas apabila ada kesesuaian antara kemampuan, ketrampilan, dan harapannya

dengan pekerjaan yang hadapi. Kepuasan akan menghasilkan hasil yang

semaksimal mungkin antara interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya.

Dengan demikian pegawai akan memberikan sumbangan yang optimal untuk

mencapai tujuan perusahaan.

2.1.2.1 Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja tidak hanya dipengaruhi oleh pekerjaan semata melainkan

juga faktor-faktor sosial dan diri individu pegawai itu sendiri. Menurut Sopiah

(2008: 172) Aspek kerja yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah

promosi, gaji, pekerjaan itu sendiri, supervisi, teman kerja, keamanan kerja,

kondisi kerja, kebijakan perusahaan, komunikasi, tanggung jawab, pengakuan,

prestasi kerja, dan kesempatan untuk berkembang.

(35)

18

1) Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan)

Model ini dimaksudkan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingakatan

karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk

memenuhi kebutuhannya.

2) Discrepancies (perbedaan)

Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi

harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang

diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaan. Apabila harapan

lebih besar daripada apa yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya

diperkirakan individu akan puas apabila mereka menerima manfaat di atas

harapan.

3) Value attainment (pencapaian nilai)

Gagasan value attainment adalah bahwa kepuasan merupakan hasil dari

persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang

penting.

4) Equity (keadilan)

Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari

seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja. Kepuasan merupakan

hasil dari persepsi orang bahwa perbandingan antara hasil kerj adan inputnya

relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara

(36)

19

5) Dispositional/denetic components (komponen genetik)

Beberapa rekan kerja atau teman tampak puas terhadap variasi lingkungan

kerja, sedangkan linnya kelihatan tidak puas. Model ini didasarkan pada

keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan

faktor genetik. Model ini menyiratkan perbedaan individu hanya mempunyai

arti penting untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik

lingkungan pekerjaan (Wibowo 2007 : 302).

Menurut Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi (2011: 247) menyatakan bahwa

ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja seseorang, antara

lain: kedudukan, pangkat atau jabatan, masalah umur, jaminan finansial dan

jaminan sosial, serta mutu pengawasan.

Dari faktor-faktor di atas, semuanya merupakan faktor yang sangat

berpengaruh dalam mencapai kepuasan kerja pegawai. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan antara lain: kepuasan pegawai terhadap pekerjaan,

kepuasan pegawai terhadap interaksi sosial sesama pegawai, kepuasan pegawai

terhadap interaksi dengan atasannya, kepuasan pegawai terhadap jaminan-jaminan

yang diberikan dan kepuasan pegawai terhadap fasilitas-fasilitas yang diberikan.

Dengan demikian pegawai yang merasa puas dalam bekerja senantiasa akan selalu

(37)

20

2.1.2.2 Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Handoko (2000;197) indikator tingkat kepuasan dapat dilihat dari:

1) Tingkat perputaran pegawai

Kepuasan kerja yang lebih rendah biasanya akan mengakibatkan perputaran

pegawai lebih tinggi. Mereka lebih mudah meninggalkan perusahaan dan

mencari kesempatan di perusahaan lain.

2) Tingkat absensi pegawai

Para pegawai yang kurang mendapatkan kepuasan kerja cenderung lebih

sering absen.

3) Umur pegawai

Semakin tua umur pegawai, mereka cenderung lebih terpuaskan dengan

pekerjaan-pekerjaan mereka. Pada pegawai yag lebih muda cenderung

kurang terpuaskan, karena berbagai pengharapan yang lebih tinggi, kurang

penyesuaian, dan penyebab-penyebab lainnya.

4) Jenjang pekerjaan

Orang-orang dengan jenjang pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih

mendapatkan kepuasan kerja. Mereka biasanya memperoleh kompensasi

lebih baik, kondisi kerja lebih nyaman, dan pekerjaan-pekerjaan mereka

memungkinkan penggunaan segala kemampuan yang mereka punyai,

sehingga mereka mempunyai alasan-alasan untuk lebih terpuaskan.

5) Ukuran organisasi

Ukuran organisasi perusahaan cenderung mempunyai hubungan secara

(38)

21

cenderung turun secara moderat kecuali manajemen mengambil berbagai

tindakan koreptip. Tanpa tindakan koreksi, organisasi besar akan menjauhkan

pegawainya dalam berbagai proses seperti partisipasi, komunikasi dan

koordinasi kurang lancar.

Adapaun indikator-indikator kepuasan kerja menurut Robbins (2008: 148)

antara lain :

1) Pekerjaan

Isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang

memuaskan.

2) Upah

Jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja

pakah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan adil.

3) Promosi

Kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.

4) Pengawas

Seseorang yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk dalam

pelaksanaan kerja.

5) Rekan kerja

Teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam

pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat

(39)

22

Menurut A.A Anwar Mangkunegara (2011:118) indikator kepuasan kerja adalah:

1) Turnover (intensi keluar)

2) Umur

3) Tingkat Pekerjaan

4) Ukuran Organisasi Perusahaan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengambil beberapa indikator

yang akan dijadikan tolak ukur dari sistem informasi (SIDJP), yaitu sebagai

pegawai diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Pengertian kinerja menurut Lijan Poltak Sinambela (2012:5) sebagai berikut:

“Kinerja adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral dan etika.”

Pengertian kinerja menurut Rivai dan Basri (2005:14) dalam Lijan Poltak

Sinambela (2012:6) menyatakan bahwa:

“Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau

keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

(40)

23

Pengertian kinerja menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) adalah

perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah

ditentukan. Sedangkan pengertian kinerja menurut Hadari Nawawi (2006: 63)

adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja.

Pengertian kinerja pegawai menurut Mangkunegara (2009:9) adalah:

“Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.”

Dari beberapa pengertian diatas, dapat diartikan bahwa kinerja pegawai

adalah kemampuan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan, dimana suatu

target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas

waktu yang disediakan sehingga tujuannya akan sesuai dengan moral maupun

etika perusahaan. Dengan demikian kinerja pegawai dapat memberikan kontribusi

bagi perusahaan tersebut.

2.1.3.1 Faktor-faktor Kinerja Pegawai

Malayu S.P. Hasibuan (2006: 94) mengungkapkan bahwa kinerja

merupakan gabungan tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang

pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran

serta tingkat motivasi pekerja.

Apabila kinerja tiap individu atau pegawai baik, maka diharapkan kinerja

perusahaan akan baik pula. Menurut Alex Soemadji Nitisemito (2001: 109),

terdapat berbagai faktor kinerja pegawai, antara lain:

1) Jumlah dan komposisi dari kompensasi yang diberikan

2) Penempatan kerja yang tepat

(41)

24

4) Rasa aman di masa depan (dengan adanya pesangon dan sebagainya)

5) Hubungan dengan rekan kerja

6) Hubungan dengan pemimpin

Dari beberapa faktor di atas, maka dapat diartikan bahwa ada banyak faktor

yang mempengaruhi kinerja pegawai yaitu, Pertama faktor internal antara lain:

kemampuan intelektualitas, disiplin kerja, kepuasan kerja dan motivasi pegawai.

Kedua faktor eksternal meliputi: gaya kepemimpinan, lingkungan kerja,

kompensasi dan sistem manajemen yang terdapat di perusahaan tersebut.

Faktor-faktor tersebut hendaknya perlu diperhatikan oleh pimpinan sehingga kinerja

pegawai dapat optimal.

2.1.3.2 Indikator Kinerja Pegawai

Suyadi Prawirosentono (2008: 27) menyatakan bahwa kinerja dapat dinilai

atau diukur dengan beberapa indikator yaitu:

1) Efektifitas

Efektifitas yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai dengan kebutuhan yang

direncanakan.

2) Tanggung jawab

Merupakan bagian yang tak terpisahkan atau sebagai akibat kepemilikan

wewenang.

3) Disiplin

Yaitu taat pada hukum dan aturan yang belaku. Disiplin pegawai adalah

ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja

(42)

25

4) Inisiatif

Berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk suatu ide yang

berkaitan tujuan perusahaan. Sifat inisiatif sebaiknya mendapat perhatian

atau tanggapan perusahaan dan atasan yang baik. Dengan perkataan lain

inisiatif pegawai merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan

mempengaruhi kinerja pegawai.

Indikator Kinerja menurut Agus Dwiyanto (2008 : 50-51) adalah sebagai

berikut.

1) Produktivitas

2) Kualitas Pekerjaan

3) Responsivitas

4) Responsibilitas

Anwar Prabu Mangkunegara (2011:75) mengemukakan bahwa indikator

kinerja sebagai berikut:

1) Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang pegawai mengerjakan apa yang

harus dikerjakan.

2) Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu

harinya.

3) Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh pegawai mampu melakukan

(43)

26

4) Tanggung Jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban

pegawai untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengambil beberapa

indikator yang akan dijadikan tolak ukur dari sistem informasi (SIDJP), yaitu

sebagai berikut:

1) Tanggung jawab

2) Disiplin

3) Inisiatif

2.2 Kerangka Pemikiran

Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan dan sangat diperlukan

untuk mempermudah dan menunjang aktivitas organisasi. Hal ini didukung oleh

semakin berkembangnya program aplikasi atau perangkat lunak (software).

Dimana hal ini menunjukan bahwa program aplikasi sangat penting bagi suatu

instansi, organisasi atau perusahaan. Teknologi informasi sebagai bagian dalam

sistem informasi digunakan untuk memperlancar business process suatu intansi,

organisasi, atau perusahaan dimana data diolah menjadi suatu informasi yang

berkualitas yang digunakan user dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi

merupakan dasar dalam pelaksanaan kebijakan business process yang dijalankan

organisasi untuk dapat menghasilkan suatu informasi yang akurat, tepat waktu,

(44)

27

2.2.1 Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak

terhadap Kinerja Pegawai

Proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi tidak akan berjalan

dengan sempurna, efektif dan efisien apabila tidak didukung oleh sistem informasi

yang andal (Muhammad Ridha Suaib, 2008). Keandalan sistem informasi,

merupakan kondisi ketahanan terhadap gangguan terhadap fungsi-fungsi,

proses-proses normal dari kinerja elemen, struktur, maupun perilaku di dalam sistem

informasi (Witarto, 2005:14).

Pentingnya aspek perilaku dalam penerapan sistem informasi, ditegaskan

bahwa aspek perilaku harus diperhatikan baik dalam perancangan sistem maupun

implementasi sistem (Muhammad Ridha Suaib, 2008). Kemampuan memproses

data dan menggunakan informasi secara efektif merupakan keperluan vital bagi

organisasi bisnis, organisasi pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan (Amsyah,

2000). Organisasi pemerintah apabila tidak mempunyai data atau informasi

mengenai perkembangan ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan-keamanan

dan lain-lainnya, di dalam maupun luar negeri secara global maka berarti

pemerintah tidak akan menjalankan fungsinya dengan baik (Amsyah, 2000).

Partisipasi dalam penerapan sebuah sistem informasi dapat mempengaruhi

kinerja karena partisipasi merupakan perilaku dan aktivitas yang dapat menunjang

tercapainya penerapan sebuah sistem informasi yang baik agar memiliki tujuan

(45)

28

2.2.2 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Kepuasan kerja sebagai perasaan positif pada suatu pekerjaan, yang

merupakan dampak atau hasil evaluasi dari berbagai aspek pekerjaan tersebut.

Kepuasan kerja merupakan penilaian dan sikap seseorang atau pegawai terhadap

pekerjaannya dan berhubungan dengan lingkungan kerja, jenis pekerjaan,

hubungan antar teman kerja, dan hubungan sosial di tempat kerja (Robbins &

Judge :2011).

Kepuasan kerja pegawai merupakan masalah penting yang diperhatikan

dalam hubungannya dengan produktivitas kerja pegawai dan ketidakpuasan sering

dikaitkan dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerjaan yang tinggi. Pekerja

dengan tingkat ketidakpuasan yang tinggi lebih mungkin untuk melakukan

sabotase (Sutrisno, 2012:21).

Kepuasan kerja yang dialami oleh setiap pegawai berbeda-beda. Tetapi

ada kondisi yang dapat memberikan kepuasan kerja dalam diri setiap pegawai.

Sikap-sikap pegawai terhadap pekerjaannya dapat didasarkan atas berbagai

karakteristik yang menjadi pertimbangan setiap pekerja (pegawai) seperti

gaji/upah, kondisi kerja dan kesempatan promosi. Sikap seseorang terhadap

pekerjaannya mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak

menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-harapannya terhadap masa

depan. Selain itu, dengan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk

berpastisipasi lebih besar dalam penetapan sasaran, mereka mulai merasa dirinya

(46)

29

Kepuasan kerja dalam hal apapun sangat penting karena kecenderungan

untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam perusahaan tidak akan dapat tercapai

tanpa adanya kepuasan kerja pegawai. Dimana pihak perusahaan memang harus

selalu memperhatikan kepuasan kerja pegawainya karena kalau pegawainya

merasa puas maka yang akan merasa untung adalah perusahaannya itu sendiri.

Dan hal ini sangat berpengaruh pada tujuan dari perusahaan. Selain itu pegawai

yang merasa puas dalam bekerja senantiasa akan selalu bersikap positif dan selalu

mempunyai kreativitas yang tinggi.

Berdasarkan paparan diatas maka dikembangkan suatu paradigma

penelitian ini sebagai berikut:

- Witarto (2005)

- Jon Arvid Borretzen (2006) - Muhammad Ridha Suaib (2008)

(47)

30

2.3 Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Umi Narimawati (2008) adalah jawaban

sementara atau dugaan sementara terhadap pertanyaan penelitian.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

H1 = Penerapan sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh terhadap

kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

H2 = Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor

(48)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega)

APPLICATION EFFECT OF INFORMATION SYSTEM DIRECTORATE GENERAL OF TAXATION AND JOB STATISFACTION ON EMPLOYEE

PERFORMANCE

(Case Study in Tax Office Pratama Bandung Tegallega)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

Nama: Yelti Septiria

Nim: 21111070

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(49)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian... 6

1.4.1 Maksud Penelitian ... 6

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5.1 Kegunaan Praktis ... 7

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 7

(50)

vii

2.1.1 Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ... 9

2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi ... 9

2.1.1.2 Ciri-ciri Sistem ... 11

2.1.1.3 Indikator Sistem Informasi DJP ... 13

2.1.1.4 Penerapan Sistem Informasi DJP ... 16

2.1.2 Kepuasan Kerja ... 16

2.1.2.1 Faktor-faktor Kepuasan Kerja ... 17

2.1.2.2 Indikator Kepuasan ... 20

2.1.3 Kinerja Pegawai ... 22

2.1.3.1 Faktor-faktor Kinerja Pegawai ... 23

2.1.3.2 Indikator Kinerja Pegawai ... 24

2.2 Kerangka Pemikiran... 26

2.2.1 Pengaruh Penerapan Sistem Informasi DJP terhadap Kinerja Pegawai ... 27

2.2.2 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai ... 28

2.3 Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 31

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 32

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.4 Populasi, Sample dan Tempat serta Waktu Penelitian... 37

3.4.1 Populasi ... 38

(51)

viii

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.4.3.1 Tempat Penelitia ... 39

3.4.3.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 40

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.5.1 Uji Validitas ... 40

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 42

3.6 Metode Pengujian Data ... 43

3.6.1 Metode Analisis Data... 43

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 Analisis Deskriptif ... 67

4.1.2 Analisis Verifikatif ... 81

4.1.2.1 Analisis Pengaruh SIDJP Dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai ... 81

4.1.2.2 Pengujian Model Pengukuran (Outer Model) ... 83

4.1.2.3 Pengujian Kecocokan Model Struktural (Inner Model) .. 89

4.1.2.4 Pengujian Kecocokan Model Gabungan ... 91

4.1.2.5 Pengujian Hipotesis ... 91

4.2 Pembahasan... 96

4.2.1 Pengaruh Penerapan SIDJP Terhadap Kinerja Pegawai ... 96

(52)

ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 101

5.2 Saran ... 101

5.2.1 Saran Operasional ... 101

5.2.2 Saran Akademis ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(53)

103

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara,. 2011. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Agus Dwiyanto. 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Arbie, E. 2000. Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Edisi Ke-7. Jilid 1, Bina Alumni Indonesia,Jakarta

Azhar Susanto. 2010. Konsep Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Linggar Jaya

Azhar Susanto. 2011. Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya.

Banyu Ageng Wahyu Utomo. 2011. Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak,dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Bonnie Soeherman, Marion Pinontoan. 2011. Designing Information System. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Bodnar, George H dan William S. Hoopwood (amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Penerjemah). 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Darmini, Sagung Rai. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan dan Kepercayaan terhadap Teknologi Informasi pada Kinerja Individual pada

bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tabanan” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.

Delis. 2009. Reformasi Administrasi Perpajakan. Vol.1 no.1. Medan.

Fuad Rahmany. 2014. Tergiur Gaji Tinggi, PNS Pajak Banyak yang Resign. m.liputan6.com

Gordon B. Davis. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1, PT Pustaka Binamas Pressindo, Jakarta: 1991

Hani Handoko. 2010. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia (Edisi 2). Yogyakarta: BPFE

(54)

104

Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar

Hidayati. 2007. Metode Pencarian Data Dengan Meggunakan IAFS. CCIT Journal Vol.1 No.1 Tanggerang : Perguruan Tinggi Raharja

Husein Umar. 2011. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu Yogyakarta

Jogianto HM. 2011. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.

Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Disain Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset

Kusrini. Andri Kinoyo. 2010. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi Offset

Laudo, Kenneth. 2005 Bussines Informasi System. The Drdenn Press United State of America

Mcleod, Raymond, 2001, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta, PT. Prenhallindo

Meokijat. Sistem Informasi, Prasojo 2011

Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetisi. Jakarta:Rajawali.

Muhammad Suaib. 2008. Pengaruh Lingkungan, Perilaku, Struktur Organisasi dan Implementasi Sistem Informasi Berbasis Komputer terhadap Kinerja

Karyawan Pemerintah Kabupaten Sorong, Papua,

Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2010. Analisi dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset

Muhyuzir T.D., 2001, Analisa Perancangan Sistem Pengolahan Data, Cetakan Kedua, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

O’Brein, James A., 2005. Pengantar Sistem Informasi. Penerbit : Salemba 4, Jakarta.

Prawirosentono, Suyadi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan Knerja Pegawai. Yogyakarta: BPFE

Robbins, Stephen P, Timothy A.Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Salemba Empat

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(55)

105

Siti Kurnia Rahayu. 2010, Perpajakan Indonesia, Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yokyakarta : Ekonisia

Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, 2005, Yogyakarta, Andi

Tata Sutarbi, 2004. Analisa Sistem Informasi, Edisi Ke-1, Yogyakarta. Penerbit: Andi

Umi Narimawati. 2011. Metodologi Penelitian: Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta: Genesis.

Witarto. 2005. Memahami Sistem Informasi. Penerbit: Salemba 4

Yakub.2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta:Graha Ilmu

Gambar

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Gambar 2.1.
Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN:. DIREKT

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister. Program Studi

Apakah Anda merekomendasikan calon penerima beasiswa terkait untuk menerima program BANTUAN PENDIDIKAN TINGKAT UNIVERSITAS BAGI MASYARAKAT BOJONEGORO ini.

“Bagaimana membuat suatu bentu k game untuk menunjang cara befikir anak-anak serta sebagai sarana pembelajaran menggunakan bahasa pemrograman AS2?”. 1.4

Menggunakan 2 buah set pengirim dan penerima untuk mengakomodasi kanal.. kanal dan kiri

Salah seorang ibu di desa Taramana yang pernah melahirkan dengan jasa dukun beranak..

Perkembangan bisnis diera digital semakin dinamis dan sulit untuk diprediksi.Kompleksitas dan sifatnya yang tidak pasti mengharuskan setiap pelaku bisnis mampu berfikir

Dalam rangka menyesuaikan kurikulum dengan karakteristik satuan pendidikan SMK, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka